Ria SUNGSANG (Autosaved)

download Ria SUNGSANG (Autosaved)

of 27

Transcript of Ria SUNGSANG (Autosaved)

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    1/27

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang/membujur

    dengan kepala di fundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa

    jenis letak sungsang, yakni: Presentasi bokong (frank breech), Presentasi bokong kaki

    sempurna (complete breech), Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki

    (incomplete or footling).

    Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal

    Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana presentasi

    bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian

    perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada

    presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi

    bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma

    persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada

    presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    2/27

    2

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIENNama : Ny. J

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 22 tahun

    Pendidikan : SMP

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Agama : Islam

    Alamat : Kalijaya, Kab. KarawangSuku : Sunda

    No. RM : 50.58.46

    IDENTITAS SUAMI

    Nama : Tn. J

    Umur : 30 thn

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : buruh

    Agama : Islam

    Alamat : Kalijaya, Kab. Karawang

    II. ANAMNESISAutoanamnesis dilakukan di kamar bersalin RSUD Karawang pada tanggal 5 Agustus

    2013 pukul 20.30 WIB

    A.Keluhan Utama

    Rujukam dari bidan dengan letak sungsang, pasien mulas sejak satu hari sebelum

    masuk rumah sakit (SMRS)

    B.Riwayat Penyakit Sekarang

    G1P0A0, datang ke kamar bersalin RSUD Karawang, rujukan dari bidan dengan letak

    sungsang. OS mengeluh mulas sejak 1 hari SMRS dan keluar air-air dari jalan lahir

    sejak 6 jam SMRS. OS tidak merasa terdapatnya keluar lendir maupun lendir darah.

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    3/27

    3

    OS merasa penuh di bagian perut atas dan gerakan janin lebih banyak terasa di bagian

    bawah perut. OS tidak merasa adanya pusing, pandangan kabur, maupun nyeri ulu

    hati.

    OS mengaku melakukan antenatal care secara teratur di bidan, dan telah dilakukan

    imunisasi TT sebanyak 2 kali.

    OS pernah melakukan USG sebanyak 2x di dokter. USG terakhir dilakukan 5 hari

    SMRS, dikatakan sungsang.

    C.Riwayat Haid

    HPHT : 11 November 2012

    Taksiran Partus : 18 Agustus 2013

    Usia Kehamilan : 40 minggu

    Menarche : 12 tahun

    Siklus Haid : Teratur (antara 28-30 hari)

    Lama Haid : 5-7 hari

    Banyaknya : 2-3 pembalut per hari

    Dismenore : (-)

    D.Riwayat Perkawinan

    Status : Menikah, 1x

    Usia saat menikah : 20 tahun

    E.Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

    I. Hamil ini

    F.Riwayat Penyakit Dahulu

    Darah Tinggi (-)

    Kencing Manis (-)

    Asma (-)

    Alergi (-)

    Riwayat operasi (-)

    G.Riwayat Keluarga Berencana

    Riwayat KB pil selama satu tahun, kemudian berhenti KB.

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    4/27

    4

    H.Riwayat Kebiasaan

    Merokok (-)

    Minum Alkohol (-)

    Jamu-jamuan (-)

    Menggunakan narkoba ataupun konsumsi obat-obatan (-)

    III.PEMERIKSAAN FISIK

    A.STATUS GENERALIS

    Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda vital :

    Tekanan Darah : 130/80 mmHg

    Nadi : 84 x/menit

    Suhu : 36.2C

    Pernapasan : 18 x/menit

    Kepala : Normochepali, deformitas (-)

    Mata : CA -/-, SI -/-

    Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar,

    Tiroid tidak teraba membesar

    Thoraks

    Cor : BJ 1 - BJ 2 regular, murmur (-), gallop (-)

    Pulmo : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

    Abdomen : Sesuai usia kehamilan, BU (+) 2x/menit

    Ekstremitas atas : Akral dingin -/-, edema -/-, capillary refill time< 2 detik

    Ekstremitas bawah : Akral dingin -/-, edema -/-

    B.STATUS OBSTETRIK

    Leopold

    o I : bulat, melenting (kepala)

    o II : punggung kanan

    o

    III : bulat, tidak melenting (bokong)

    o IV : sudah masuk PAP 3/5

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    5/27

    5

    TFU 29 cm

    TBJ = (29-12) x 155 =17 x 155= 2635 gram

    His 4x/ 10/40

    DJJ 145 dpm Genitalia

    o Inspeksi vulva membuka, perdarahan aktif (-)

    o Inspekulo: portio livid, licin, ostium uterus eksterna terbuka, fl(+), flx(-

    ), valsava (+)

    o VT: portio lunak, anterior, pembukaan lengkap, selaput ketuban (-),

    presentasi bokong di Hodge III-IV

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium tanggal 05/08/2013

    a. Hematologi

    Hb : 11,5 g/dl

    Leukosit : 11.540 /mm3

    Trombosit : 170.000 /mm3

    Hematokrit : 32 %

    Masa perdarahan : 2

    Masa pembekuan : 12

    GDS : 105 mg/dl

    b. Serologi

    HBSAg : nonreaktif

    Golongan Darah : O (+)

    c. Urin

    Protein urin (-)

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    6/27

    6

    CTG

    Interpretasi: CTG reassuring

    Baseline 130 bpm, Variabilitas 5-40 bpm, Akselerasi (+), Deselerasi (-)

    V.

    RESUMEOS G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu datang ke ruang bersalin RSUD

    Karawang, rujukan dari bidan dengan sungsang. OS mengeluh mulas sejak 1 hari

    SMRS, keluar air-air pervaginam sejak 6 jam SMRS. Keluar lendir dan perdarahan

    pervaginam negatif. OS merasa penuh di bagian perut atas dan gerakan janin lebih

    banyak terasa di bagian bawah perut. Tidak ada keluhan pusing, pandangan kabur,

    maupun nyeri ulu hati. 5 hari SMRS OS melakukan USG, dan didapatkan hasilnya

    sungsang.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tanda vital: TD: 130/80mmHg, N: 84x/menit,

    P: 18x/menit, S: 36.2 oC. Status generalis didapatkan dalam batas normal. Status

    obstetrik didapatkan Leopold I: bulat, melenting (kepala), II: punggung kanan, III:

    bulat, tidak melenting (bokong), IV: bagian bawah janin sudah masuk PAP 3/5. TFU

    29 cm, His 4x/10/40, DJJ 145 dpm. TBJ 2635 gr. Genitalia Inspeksi vulva

    membuka, perdarahan aktif (-). Inspekulo: portio livid, licin, ostium uterus eksterna

    terbuka, fl(+), flx(-), valsava (+). VT: portio lunak, anterior, pembukaan lengkap,

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    7/27

    7

    selaput ketuban (-), presentasi bokong di Hodge III-IV. Pada pemeriksaan penunjang

    didapatkan Hb:11,5 g/dl, Leukosit:11.540 /mm3, dan CTG reassuring.

    VI.DIAGNOSIS KERJAPK II pada G1P1A0 hamil aterm Janin presentasi Bokong Tunggal Hidup ketuban

    pecah 6 jam, air ketuban berkurang.

    VII.PROGNOSISAd vitam : Dubia ad bonam

    Ad fungsionam : Dubia ad bonam

    Ad sanationam : Dubia ad bonam

    VIII. PENATALAKSANAANZA score = 5dilahirkan per vaginam

    Paritas = primigravida0

    Pernah letak sungsang = tidak0

    TBJ = 2635 gr2

    Usia kehamilan = 40 minggu0

    Station= 1

    Pembukaan serviks = lengkap2

    SPONTAN BRACHT

    Tanggal : 05 Agustus 2013, 20.50

    - Ibu dibantu / didampingi meneran sesuai dengan datangnya his

    - Bokong turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva

    - Perineum meregang dilakukam episiotomi mediolateral

    - Dengan fleksi lateral dilahirkan berturut-turut bokong, tungkai atas dan bawah

    - Mengedan lagi lahir bahu depan, belakang sampai batas rambut belakang.

    - Secara spontan bracht kedua kaki dipegang ke arah perut ibu (Femuro Pelvicum), dan

    dengan bantuan perasat Wigan Martin Winckle lahir berturut turut dagu, mulut, dahi

    dan seluruh kepala.

    - Lahir spontan bayi perempuan, BB 2400 gr, PB 45 cm

    -Air ketuban jernih

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    8/27

    8

    - Tali pusat dijepit dan dipotong, bayi dibawa ke radiant warmer dikeringkan,

    diposisikan dan dilakukan rangsang taktil, bayi kemerahan, menangis kuat, AS 8/9

    - Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM

    - Dilakukan peregangan tali pusat terkendali

    - Lahir spontan plasenta lengkap, 400 gram

    - Dilakukan masase fundus, kontraksi baik

    - Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan perineum ruptur grade II, dilakukan

    perineoraphy

    - Perdarahan kala III-IV 300 cc

    FOLLOW-UP

    6/5/2013

    S : nyeri jahitan VAS II (+), mobilisasi aktif, ASI (-), BAK lancar, BAB (+)

    O : T = 110/80,

    N = 86x/menit

    S = 36.6C

    P = 18x/menit

    St. Generalis:

    -

    KU/Kes: Tampak sakit ringan/ CM

    - Mata : CA -/-, SI-/-

    - Thoraks : Cor dan pulmo dbn

    - Extremitas: Akral hangat, oedem -/-

    St. Obstetri:

    - TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik

    - V/U: Tenang, perdarahan aktif (-), lochia (+)

    A : P2A0 post partus maturus spontan bracht + perineoraphy NH1

    P : Cefadroxil 2x500 mg

    Asam Mefenamat 3 x 500 mg

    7/5/2013

    S : nyeri jahitan (-), mobilisasi aktif, ASI (+), BAK lancar, BAB (+)

    O : T = 120/80,

    N = 88x/menit

    S = 36.3C

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    9/27

    9

    P = 18x/menit

    St. Generalis:

    - KU/Kes: Tampak sakit ringan/ CM

    - Mata : CA -/-, SI-/-

    - Thoraks : Cor dan pulmo dbn

    - Extremitas: Akral hangat, oedem -/-

    St. Obstetri:

    - TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik

    - V/U: Tenang, perdarahan aktif (-), lochia (+)

    A : P2A0 post partus maturus spontan bracht + perineoraphy NH2

    P : Cefadroxil 2x500 mg

    Asam Mefenamat 3 x 500 mg

    Pasien dinyatakan boleh pulang.

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    10/27

    10

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Pada kasus ini, jika dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak

    sungsang, di mana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

    bokong di bagian bawah kavum uteri. Sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnosis pada

    pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.

    Dari anamnesis didapatkan ibu hamil merasakan perut terasa penuh di bagian atas dan

    gerakan janin lebih banyak di bagian bawah rahim. OS juga pernah melakukan USG 5

    hari SMRS, dan hasilnya dikatakan janin letak sungsang. Pada pemeriksaan luar

    berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I di fundus teraba bagianyang bulat dan melenting yakni kepala. Leopold II teraba punggung di sisi kanan dan

    bagian kecil disisi kiri. Leopold III-IV teraba bulat dan tidak melenting yakni bokong,

    sudah masuk PAP 3/5. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi

    kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut

    jantung janin (DJJ) 145x/menit ditemukan setinggi umbilikus. Dalam hal ini, setelah

    pemeriksaan abdomen dilakukan ternyata hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai

    dengan teori yang ada pada kehamilan letak sungsang. Pada pemeriksaan vaginal toucher,

    didapatkan portio lunak, tipis, anterior, pembukaan lengkap, selaput ketuban (-), dan

    teraba bokong di Hodge III.

    Dari hasil pemeriksaan fisik dan evaluasi awal pada penderita ini didapatkan

    hal-hal sebagai berikut:

    1. Persentasi bokong murni

    2. Perkiraan berat janin yang masih dalam batas normal (2635 g)

    3. Tidak ada kelainan letak pada tali pusat

    4. Tidak ada riwayat seksio sesaria

    5. Dari pengukuran dengan ZA skor didapatkan skor = 5

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    11/27

    11

    Skor Zachtuchni Andros

    Parameter Nilai

    0 1 2

    Paritas Primi Multi -Pernah letak sungsang Tidak 1 kali 2 kali

    TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g

    Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu

    Station < -3 -2 -1 atau >

    Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm

    6. Penderita tidak ada riwayat obstetrik yang buruk

    7. His yang adekuat yaitu 4x/10 menit dengan durasi selama 40 detik

    8. Denyut jantung janin yang baik yaitu 145 x/menit (regular)

    9. Kemajuan persalinan yang baik yaitu hingga mencapai pembukaan lengkap.

    Dengan adanya tanda-tanda diatas penderita ini diusahakan lahir dengan cara

    pervaginam, karena dengan lahirnya pervaginam dapat dihindari risiko-risiko pada ibu

    dan janinnya.

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    12/27

    12

    BAB IV

    TINJAUAN PUSTAKA

    PENDAHULUAN

    Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan kepala

    di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri, atau janin terletak pada

    posisi aksis longitudinal dengan kepala di fundus uteri 2,3,4,7,9

    Gambar IV.1 Letak Sungsang

    Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:

    1. Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).

    Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat

    ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan

    demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong (1,4).

    2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).

    Pada presentasi bokong kaki sempurna, disamping bokong dapat diraba kaki

    (1,4).

    3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or

    footling) (10-30%).Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di

    samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki

    bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki (1,4).

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    13/27

    13

    Gambar IV.2 Jenis-jenis letak Sungsang

    PREVALENSIKejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan

    tunggal.(1,3) Insiden terbanyak terdapat pada usia kehamilan 28 minggu, dan seiring

    dengan bertambahnya usia kehamilan, insidens semakin berkurang.(2,9) Biasanya terjadi

    koreksi spontan pada usia kehamilan 34 minggu menjadi presentasi kepala.(2)

    Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian

    perinatal pada presentasi kepala. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong

    : hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital (1,2,4).

    PATOFISIOLOGI

    Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan

    dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif

    lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian

    janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang

    (6).

    Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

    relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada

    kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,

    sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan

    demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak

    sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar

    ditemukan dalam presentasi kepala (6).

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    14/27

    14

    ETIOLOGI

    Faktorfaktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya

    adalah :

    1. Prematuritas

    2. Multiparitas

    Rahim ibu yang telah melahirkan banyak anak sudah sangat elastis dan akan membuat

    janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.

    3. Kehamilan kembar

    Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat.

    Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan

    bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.

    4. Polihidramnion

    Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak

    walau sudah memasuki trimester ketiga.

    5. Hidrosefalus

    Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin

    mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim (fundus uteri).

    6. Panggul sempit

    Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang

    (kepala bayi akan sulit berputar kea rah bawah)

    7. Kelainan bentuk uterus seperti uterus bikornus, uterus berseptum, kelemahan

    dinding uterus akibat multiparitas, dan adanya tumor uterus.

    Adanya kelainan letak implantasi plasenta ( plasenta previa ) juga menyebabkan

    terjadinya letak sungsang. Ini dikarenakan adanya plasenta yang menutupi jalan lahir

    sehingga mengurangi luas ruangan dalam rahim dan akibatnya, janin berusaha mencari

    tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim. Panjang tali pusat yang terlalu pendek

    juga akan menyebabkan terjadinya kehamilan sungsang.2,14

    DIAGNOSIS

    Diagnosis letak sungsang umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis,

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.2 Dari anamnesis, kehamilan letak

    sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa kehamilannya terasa lain dari

    kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh di bagian atas dan gerakan janin lebih

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    15/27

    15

    banyak di bagian bawah. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada

    yang sungsang.

    Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I

    di fundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba

    punggung di satu sisi dan bagian kecil di sisi lain. Leopold III-IV teraba bokong di bagian

    bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan

    seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut

    jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada

    umbilikus (1,4).

    Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat,

    misalnya karena dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air

    ketuban, maka diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan dalam.2,5Setelah ketuban pecah

    dapat lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas

    iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat

    tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-

    jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada

    presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong, sedangkan

    pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya teraba satu kaki di samping bokong.

    Pemeriksaan penunjang dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan

    luar dan dalam. Sebagai pemeriksaan penunjang, penggunaan USG dan MRI dapat

    dipertimbangkan. USG dapat menentukan ukuran kepala, diameter biparietal, derajat

    fleksi janin, adanya anomali janin, jumlah air ketuban, letak plasenta, adanya kehamilan

    ganda, abnormalitas uterus, serta taksiran berat janin dan usia gestasi.5 Selain itu USG

    juga dapat untuk mencari kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

    Sedangkan MRI merupakan jenis pemeriksaan radiologis yang relatif tidak

    membahayakan untuk janin maupun ibu.5

    Gambar IV.3 Foto pemeriksaan penunjang pada letak lintang

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    16/27

    16

    DIAGNOSIS BANDING

    Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan dengan letak

    muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan kemiripan. Ini

    dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan jari yang

    dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii

    sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan

    alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan

    dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan (1,4).

    PENATALAKSANAAN

    1. Dalam Kehamilan

    Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa dari letak sungsang yakni

    dengan USG: seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan

    uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position

    atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi) (1).

    Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya

    versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar

    janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit

    dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang.

    Gambar IV.4 Versi luar pada letak sungsang

    Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut

    jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar;

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    17/27

    17

    panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta

    previa(1,2,4). Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan

    keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan,frank breech, letak lintang.

    Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,

    penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis

    harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya

    tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar (4).

    Versi luar dihentikan bila dijumpai keadaan adanya hambatan, nyeri, dan gangguan

    denyut jantung janin, baik berupa peningkatan atau penurunan yang nyata maupun

    berupa iregularitas.2,3,4

    2. Dalam Persalinan

    Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan pervaginam atau

    perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada

    pembukaan dan penurunan bokong (1,4). Syarat persalinan pervaginam pada letak

    sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech),pelvimetri,

    klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan

    indikasi CPD, kepala fleksi.

    Jenis-jenis persalinan sungsang:

    1. Persalinan Pervaginam

    Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,

    persalinan pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:

    a) Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan

    dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.

    b) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin

    dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi

    dengan tenaga penolong.

    c) Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya

    dengan memakai tenaga penolong.

    2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).(9)

    Prosedur pertolongan persalinan spontan (spontaneous breech)

    Tahapan :

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    18/27

    18

    1. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong sampai pusat

    (skapula depan).

    2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai lahirnya mulut.

    3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.

    Teknik :

    1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali

    lagi persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran .janin

    harus selalu disediakan cunam Piper.

    2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva. Ketika

    timbul his ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal paha. Pada saat

    bokong mulai membuka vulva (crowning) disuntikan 2-5 unit oksitosin

    intramuskuler.

    3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir,

    bokong dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu

    panjang paha, sedangkan jani-jari lain memegang panggul.

    4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak

    teregang, tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis

    pada badan janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin

    didekatkan ke punggung ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa

    melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut disesuaikan dengan gaya berat

    badan janin. Bersamaan dengan dilakukannya hiperlordossis, seorang asisten

    melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul.

    Dengan gerakan hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar, perut, badan lengan,

    dagu, mulut dan akhirnya kepala.

    5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan rawat

    tali pusat.

    Keuntungan :

    Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolong

    tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati

    persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.

    Kerugian :

    Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang

    dapat dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi pada keadaan panggul sempit,

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    19/27

    19

    janin besar, jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit

    atau menunjuk. (9)

    Prosedur Manual Aid

    Indikasi :

    Dilakukan jika pada persalinan dengan cara Bracht mengalami kegagalan,

    misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang dari awal

    sudah direncanakan untuk manual aid.

    Tahapan :

    1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan

    dan tenaga ibu sendiri. Persalinan secara bracht sampai pusat lahir.

    2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.

    Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :

    a) Klasik (Deventer)

    Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan

    lengan belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas

    (sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah

    simpisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada

    pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut

    janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong

    dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk

    menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah

    dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.

    Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti dengan

    tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin

    mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.

    Keuntunga cara klasik adalah pada umumnya dapat dilakukan pada semua

    persalinan letak sungsang tetapi kerugiannya lengan janin relative tinggi

    didalam panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir

    yang dapat manimbulkan infeksi.

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    20/27

    20

    Gambar IV.5. Cara Klasik/Deventer

    b) Mueller

    Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu

    dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan

    bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuro-pelvik

    yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari

    telunjuk pada krista iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan.

    Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu

    depan tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait

    lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke

    atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam

    jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.

    Gambar IV.6. Cara Mueller

    c) Lovset

    Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam

    setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah

    sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah

    simpisis dan lengan dapat dilahirkan. Keuntungannya yaitu sederhana dan

    jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak sungsang, minimal bahay

    infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan pada sungsang dengan

    primigravida, janin besar, panggul sempit.

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    21/27

    21

    Gambar IV.7. Cara Loevset

    d) Bickenbach

    Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara

    klasik.

    3. Tahap ketiga : lahirnya kepala (after coming head),dapat dengan cara:

    a) Mauriceau (Veit-Smellie)

    Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan

    lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari

    keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram leher.

    Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin

    menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain

    mencengkeram leher janin dari punggung. Kedua tangan penolong menarik

    kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi

    kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang

    mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak

    dibawah simpisis, kepala dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai

    hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi,

    ubun-ubun besar dan akhirnya lahirnya seluruh kepala janin.

    Gambar IV.8. Cara Mauriceau

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    22/27

    22

    b) Najouks

    Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak

    dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang

    mencengkeram leher janin menarik bahu curam kebawah dan bersamaan

    dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini

    tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang berat.

    c) Wigand Martin-Winckel

    d) Prague terbalik

    Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang

    dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong

    mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak

    tangan penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan

    kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin

    sehingga perut janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion,

    kepala janin dapat dilahirkan.

    Gambar IV.9. Perasat Prague Terbalik

    e) Cunam piper

    Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan

    janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas

    sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper

    sama prinsipnya dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja

    cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang.

    Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan

    suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi

    dan akhirnya seluruh kepala lahir. (9),

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    23/27

    23

    Gambar IV.10. Perasat Mauriceau dengan cunam piper

    Prosedur Ekstraksi Sungsang

    1. Teknik ekstraksi kaki

    Tangan dimasukkan ke dalam jalan lahir mencari kaki depan dengan

    menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan

    fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang di luar

    mendorong fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi, pergelangan kaki

    dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas

    lutut. Kedua tangan memegang betis janin, kaki ditarik curam kebawah sampai

    pangkal paha lahir. Pangkal paha dipegang kemudian tarik curam ke bawah trokhanter

    depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas

    sehingga trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah bokong lahir maka

    untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks, badan

    janin ditarik curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan

    janin yang lainnya dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.

    2. Teknik ekstraksi bokong

    Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada

    di dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolong yang

    searah bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan

    paha depan. Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan ditarik curam kebawah,

    sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka jari telunjuk penolong yang lain

    segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong lahir. Setelah

    bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks kemudian janin dapat

    dilahirkan dengan cara manual aid.(9)

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    24/27

    24

    Prosedur Persalinan Sungsang Perabdominam

    Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria merupakan yang terbaik ditinjau

    dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam

    memberi trauma yang sangat berarti bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak

    baik pada waktu persalinan maupun baru di kemudian hari.

    Beberapa kriteria yang dapat menentukan bahwa letak sungsang harus dilahirkan

    perabdominam, misalnya : primigravida tua, nilai sosial janin tinggi, riwayat

    persalinan yang buruk, janin besar (lebih dari 3,5kg-4kg), dicurigai adanya

    kesempitan panggul, dan prematuritas. Zatuchni dan Andros telah membuat suatu

    indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah persalinan dapat dilahirkan

    pervaginam atau per-abdominam, sebagai berikut:

    Skor Zachtuchni Andros

    Parameter Nilai

    0 1 2

    Paritas Primi Multi -

    Pernah letak sungsang Tidak 1 kali 2 kali

    TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g

    Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu

    Station < -3 -2 -1 atau >

    Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm

    Arti nilai:

    3 : Persalinan perabdominam

    4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat

    dilahirkan pervaginam.

    >5 : Dilahirkan pervaginam.(9)

    KOMPLIKASI

    Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:

    1. Faktor ibu:

    - Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.

    - Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)

    - Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.

    2.

    Faktor bayi:

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    25/27

    25

    - Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahan alat-

    alat vital intra-abdominal.

    - Infeksi karena manipulasi

    - Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher, rupture

    alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis dan fasialis, kerusakan

    pusat vital di medulla oblongata, trauma langsung alat-alat vital (mata, telinga,

    mulut), asfiksisa sampai lahir mati (1,3,4).

    PROGNOSIS

    Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan

    dengan letak kepala. Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat terjepitnya tali

    pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul serta

    akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya placenta sebelum kepala lahir.

    Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit umbilicus dilahirkan akan

    membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut

    lahir dapat membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas.

    Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai

    pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempurna, tetapi jarang

    dijumpai pada presentasi bokong (1, 7).

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    26/27

    26

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Disebut letak sungsang apabila janin membujur dalam rahim dengan

    bokong/kaki pada bagian bawah. Tergantung dari bagian terendah dapat dibedakan

    menjadi: presentasi bokng murni, bokong kaki, kaki. Diagnosis berdasarkan

    pemeriksaan fisik yaitu palpasi Leopold I didapatkan kepala, Leopold II teraba

    punggung di satu sisi dan bagian kecil di sisi lain, Leopold III-IV bokong terba

    dibagian bawah rahim dan dilakukan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan penunjang

    dengan ultrasonografi dan MRI.

    Penanggulangan letak sungsang yakni:

    1. Waktu hamil (antenatal) yaitu untuk kehamilan 28-30 minggu dilakukan untuk

    mencari kausa dengan USG. Jika tidak ada kelainan dapat dilakukan knee chest

    positionatau dengan versi luar.

    2. Waktu persalinan yaitu dapat pervaginam dengan cara spontan Bracht, Manual

    Aid/Lovset-Mauriceau, total ekstraksi. Persalinan perabdominal (seksio sesaria)

    dipilih jika persalinan pervaginam sukar dan berbahaya (ZA skor 3), tali pusat

    menumbung pada primi/multigravida, distosia, premature/postmatur, riwayat

    obstetrik buruk, nilai janin tinggi dan terdapat komplikasi kehamilan dan

    persalinan seperti hipertensi dalam kehamilan, ketuban pecah dini.

  • 7/22/2019 Ria SUNGSANG (Autosaved)

    27/27

    BAB V

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams

    Obstetrics.22stedition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division, 509-

    536.

    2. Kampono, Nugroho, dkk. 2008. Persalinan Sungsang. Available from:http://geocities.com/abudims/cklobpt9.html.(Accessed: 2013, August 3th).

    3. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. In: Obstetrics normal and

    problem pregnancies. 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd. 2000:478-

    90.

    4. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome

    of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol

    2002;187:1694-8.

    5. Manuaba, I.B. 1995. Persalinan Sungsang dalam: Operasi Kebidanan Kandungan

    dan Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

    EGC, 174-201.

    6. Supono. Pimpinan persalinan letak sungsang. Dalam: Ilmu kebidanan bagian

    patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi/Fakultas Kedokteran Universitas

    Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin, Palembang, 1983;15-

    33.

    7. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2006. Letak Sungsang, dalam Ilmu kebidanan, edisi

    keenam. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 606-622.

    8. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of

    Obstetrics and Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh: 168-171.

    9.

    Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2005. Persalinan Sungsang, dalam Ilmu Bedah

    Kebidanan, edisi pertama cetakan keenam. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo. 104-122.

    http://geocities.com/abudims/cklobpt9.htmlhttp://geocities.com/abudims/cklobpt9.html