makalah letak sungsang

21
makalah letak sungsang BAB 1 PENDAHULUAN Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Kematian perinatal pada letak sunsang dibanding dengan letak belakang kepala rata-rata kali lebih banyak (Wiknjosastro, 2000). Angka kematian bayi pada persalinan letak sunsang lebih tinggi bila dibandingakan dengan letak kepala. Dirumah sakit Karjadi Semarang, Rumah sakit umum Dr. Pringadi Medan dan Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing- masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastman melaporkan angka-angka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah premeturitas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksi janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempuran, tetapi jarng dijumpai pada presentasu bokong (Sarwono, 2006). Bila didapatkan sipidi meskipun ringan dalam letak sunsang sangta berbahaya. Adanya kesempitan panggul sudah harus di duga waktu pemeriksaan antenatal khususnya pada primigrafida pada letak sunsang. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lebih teliti, termasuk pemeriksaan panggul rontgenologyk atau MRI untuk men yingkirkan adanya kesempitan. Multiparitas dengan riwayat obstetric yang baik, tidak selalu menjamin persalinan dalam letak sunsang akan berlangsung lancar, janin yang besar dapat menyebabakna disproporsi meskipun ukuran panggul normal (Sarwono, 2006).

description

adi

Transcript of makalah letak sungsang

makalah letak sungsang

BAB 1PENDAHULUAN

Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Kematian perinatal pada letak sunsang dibanding dengan letak belakang kepala rata-rata kali lebih banyak (Wiknjosastro, 2000). Angka kematian bayi pada persalinan letak sunsang lebih tinggi bila dibandingakan dengan letak kepala. Dirumah sakit Karjadi Semarang, Rumah sakit umum Dr. Pringadi Medan dan Rumah sakit Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing-masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastman melaporkan angka-angka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah premeturitas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksi janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak sempuran, tetapi jarng dijumpai pada presentasu bokong (Sarwono, 2006). Bila didapatkan sipidi meskipun ringan dalam letak sunsang sangta berbahaya. Adanya kesempitan panggul sudah harus di duga waktu pemeriksaan antenatal khususnya pada primigrafida pada letak sunsang. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lebih teliti, termasuk pemeriksaan panggul rontgenologyk atau MRI untuk men yingkirkan adanya kesempitan. Multiparitas dengan riwayat obstetric yang baik, tidak selalu menjamin persalinan dalam letak sunsang akan berlangsung lancar, janin yang besar dapat menyebabakna disproporsi meskipun ukuran panggul normal (Sarwono, 2006).

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1PengertianLetak sunsang adalah letak memanjang dengan bokong janin di bagian bawah uterus dan kepala di fundus uterus (Mauren Boyle, 2008; Sulaeman Sastrawinata, 1984; Sarwono, 2006).

2.2 Macama.Presentasi bokong murni: bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas dan terjadi ketika bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul.b.Presentasi bokong kaki sempurna: presentasi dengan fleksi pada pinggul dan lutut dengan kaki di samping bokong.c.Presentasi bokong kaki tak sempurna: salah satu atau kedua kaki merupakan bagian presentasi dengan ekstensi pada pingguld.Presentasi kaki: teraba nya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba 1 kaki atau 1 lutut. (Mauren Boyle, 2008; Sulaeman Sastrawinata, 1984; Sarwono, 2006; Cunningham, 2005)

2.3 Predisposisi1.Faktor Ibu: kelainan bentuk rahim, multiparitas, riwayat presentasi sungsang, panggul sempit, bentuk panggul platiloid/ android.2.Faktor Janin: prematuritas, malformasi congenital, polihidramnion, oligohidramnion, kehamilan multiple hamil kembar, plasenta previa, implantasi di daerah kornu (cuningham, 2005; Boyle, 2008; Sastrawinata, 1984; sarwono, 2006; Supriyadi, 2005).

2.4 Diagnosa1.Data Subjektifa.Ibu mengatakan perutnya terasa penuh dibagian atasb.Ibu mengatakan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah pusatc.Ibu merasa tidak nyaman karena seringnya benda keras (kepala) mendesak tulang iga (Sarwono, 2006, Sastrawinata, 1984; boyle, 2008)2.Data Objektif1)Pemeriksaan luara.PalpasaiLeopold I : menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat di fundus, memastikan letak janin longitudinal. (cunningham, 2005; Sastrawinata, 1984; sarwono, 2006; boyle, 2008).Leopold III: teraba bagian lunak dan kurang bundar dan bokong janin masih bisa digerakkan jika belum melewati PAP (cunningham, 2005; Sastrawinata, 1984; sarwono, 2006)a.AuskultasiDJJ ditemukan setinggi, di atas dan disamping umbilikus, akan tetapi jika sudah terjadi enggagement maka DJJ terdengar paling keras di bawah umbilikus (Sarwono, 2006; boyle, 2008; cunningham, 2005)1)Pemeriksaan Dalam (Vaginal touche)Apabila air ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong.Tanda-tandanya, yaitu adanya kedua tuber ossis iskii, ujung os sakrum, anus. Setelah terjadi penurunan lebih lanjut, genetalia eksterna dapat dikenali. (sarwono, 2006; cuningham, 2005; Sastrawinata, 1984).2)Pemeriksaan penunjangUltrasonografi atau M.R.I (magnetig resonance imaging) dilakukan bila masih adanya keragu-raguan (sarwono, 2006, cuningham, 2005).

2. 5 PersalinanZatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah persalinan sunsang dapat dilahirkan per vaginam atau per abdominam.Tabel 2.1 Indeks Prognosis menurutZatuchni dan AndrosNoParitas012

PrimiMulti

1

2

3

4

5Umur Kehamilan

Tafsiran Berat Janin

Pernah LetakSungsang(2500 gram)

Pembukaan Serviks

Station>39 minggu

>3630 gram

Tidak