BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan...

24
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1) Efektivitas Menurut E. Mulyasa, efektivitas merupakan adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. 5 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa efektivitas itu mempunyai pengaruh dan dapat membawa hasil yang semuanya dilakukan sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ditentukan. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan tentang usaha atau tindakan dalam model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap materi listrik dinamis. Penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ini dikatakan efektif jika : a. Minat belajar peserta didik dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) memberikan hasil lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. b. Hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) memberikan hasil lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 5 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 82.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1) Efektivitas

Menurut E. Mulyasa, efektivitas merupakan adanya

kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan

sasaran yang dituju.5 Dari definisi tersebut dapat diketahui

bahwa efektivitas itu mempunyai pengaruh dan dapat

membawa hasil yang semuanya dilakukan sesuai dengan

sasaran atau tujuan yang ditentukan.

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keberhasilan tentang usaha atau tindakan dalam model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap

materi listrik dinamis. Penerapan model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) ini dikatakan efektif jika :

a. Minat belajar peserta didik dengan model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) memberikan hasil

lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional.

b. Hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) memberikan hasil

lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional.

5 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm. 82.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

12

c. Rata-rata hasil belajar peserta didik dengan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) lebih

dari KKM. Indikator ini merujuk pada arti kata efektif

yang juga berarti sesuai dengan tujuan, dan salah satu

tujuan dari suatu pembelajaran adalah harus menguasai

kompetensi yang diharapkan. Pencapaian suatu

kompetensi dapat dilihat melalui KKM, yang mana rata-

rata hasil belajar tersebut melebihi KKM yang telah

ditetapkan

2) Pengertian Belajar

Belajar merupakan keseluruhan proses pendidikan

bagi tiap orang yang meliputi pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan dan sikap dari seseorang. Seseorang dikatakan

belajar jika pada dirinya terjadi proses perubahan sikap dan

tingkah laku. Perubahan ini biasanya berangsur-angsur dan

memakan waktu cukup lama. Banyak ahli pendidikan

mengungkapkan pengertian belajar dengan sudut pandang

masing-masing, antara lain: Menurut Lyle E. Bourne, JR.,

Bruce R. Ekstrand menyatakan bahwa “Learning as a

relatively permanent change in behaviour traceable to

experience and practice”.6 (Belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh

pengalaman dan latihan).

6 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008), hlm. 33

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

13

Belajar juga merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya7

Menurut anthony robbins senada dengan apa yang di

kemukakan oleh jerome brunner ( Romberg & Kaput, 1999),

bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa

membangun (mengkontruk) pengetahuan baru berdasarkan

pada pengalaman/ pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Dalam pendangan kontruktivisme, belajar’ bukanlah semata-

mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya

melainkan belajar lebih pada bagaiman otak memproses dan

menginterpretasikan pengalaman baru dengan pengetahuan

yang sudah dimilikinya dalam format yang baru.8

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan

pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan

karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau

karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar

sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.

Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat

kaitannya.

7 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta,2003), Cet 4, hlm.2 8 Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif Dan Kontekstual, (jakarta: prenadamedia group, 2014),hlm. 18

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

14

3) Minat Belajar

a. Pengertian minat

Definisi minat menurut Hilgard adalah “ Interest is

persisting tendency to pay attention to and enjoy some

activity or content.9

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap

untuk memperhatikan dan mengingat beberapa aktivitas

atau kegiatan.10

Sedangkan Belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat

mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada

juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

lebih buruk.11

Sehingga Minat belajar adalah suatu

pemusatan perhatian pada apa yang dipelajari agar dapat

dipahami, sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang

sebelumnya tidak dapat dilakukan. Sehingga terjadilah

suatu perubahan kelakuan meliputi seluruh pribadi siswa,

baik kognitif, psikomotor maupun afektif.12

Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar,

karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak

sesuai dengan minat belajar peserta didik, peserta didik

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak

9 Slameto, Belajar Dari Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1995).hlm.57 10

Slameto, Belajar Dari Faktor-Faktor Yang... hlm.36 11

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, Remaja

Rosda Karya, 2000), hlm. 85 12

Nasution, Didakik Asas-asas Mengajar, (Jakarta:2004), hlm.36

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

15

ada daya tarik baginya. Peserta didik enggan untuk

belajar, peserta didik tidak memperoleh kepuasan dari

pelajaran itu. Bahkan pelajaran yang menarik minat

peserta didik lebih mudah dipelajari dan disimpan,

Karena minat menambah kegiatan belajar.13

Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari

luar dan juga datang dari hati. Minat yang besar terhadap

sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk

mencapai/ memperoleh benda atau tujuan yang

diinginkan. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai

hal, antara lain keinginan kuat untuk menaikkan martabat

atau untuk memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin

hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar

cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi sebaliknya

minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi

yang rendah.14

Minat terhadap sesuatu hasil belajar yang

menyokong belajar selanjutnya. Mengembangkan minat

terhadap sesuatu pada dasarnya adalah menentukan

peserta didik melihat bagaimana hubungan antara materi

yang dihadapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri

sebagai individ u. Proses ini berarti menunjukkan pada

13

Slameto, Belajar Dari Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010).hlm.57 14

Dalyono, Pesikologi Pendidika, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),

hlm. 56

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

16

peserta didik bagaimana pengetahuan atau kecakapan

dapat mempengaruhi dirinya. Bila peserta didik

menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk

mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting. Dan

apabila peserta didik melihat bahwa hasil dari

pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada

dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan

termotivasi) untuk mempelajarinya. 15

b. Unsur unsur minat

1. Aspek kognitif

Aspek kognitif bekerja berdasarkan pada

perkembangan konsep peserta didik tentang hal-hal

yang berkaitan dengan obyek minat.16

Konsep peserta

didik tentang sekolahan misalnya. Akan

mempengaruhi aspek kognitif dan terbentuknya minat

peserta didik untuk pergi ke sekolah.

2. Aspek efektif

Aspek afektif (muatan perasaan) bekerja

berdasarkan pengekspresian konsep yang menyusun

aspek kognitif dalam suatu sikap yang memberikan

reaksi terhadap aktifitas minat. Sebagai contoh peserta

didik yang membunyai hubungan baik

(menyenangkan) dengan para gurunya biasanya akan

15

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang... hlm. 180 16

WS. Winkel pesikologi pengajaran, (Jakarta: Gramedia

1989),hlm. 105

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

17

mengembangkan sikap-sikap yang menyenangkan

terhadap sekolah, oleh karena pengalamannya yang

menyenangkan terhadap sekolah maka minatnya

terhadap sekolah menguat. Sebaliknya jika peserta

didik tidak mempunyai hubungan baik terhadap

sekolah, maka minatnya terhadap sekolahan melemah.

c. Faktor-faktor yang dapat dilihat dari minat seseorang

1. Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan dan

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditunjukkan kepada suatu sekumpulan obyek.

Misalkan individu sedang memperhatikan suatu

benda, ini berarti seluruh aktivitas individu

dicurahkan atau dikonsentrasikan pada benda tersebut.

Oleh karena itu, yang diperhatikan akan benar-benar

disadari dan dalam pusat kesadaran. Sementara suatu

obyek yang tidak sepenuhnya diperhatikan akan

berada dalam pusat kesadaran. Dan, semakin jauh

benda itu pusat kesadaran semakin kurang perhatian

dan semakin kurang disadari.17

17

Baharudin, pesikologi pengajaran (Jogjakarta: Ar-ruzz media

2010) ,hlm. 178

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

18

2. Perasaan senang

Perasaan (feeling) sebagai isrtilah suatu fungsi

psikis yang penting,dapat diartikan sebagai suatu

keadaan jiwa akibat adanya peristiwa-peristiwa yang

pada umumnya datang dari luar. Peristiwa-peristiwa

tersebut menimbulkan goncangan-goncangan pada

individu yang bersangkutan. (Bimo Walgito, 1983).18

3. Keaktifan

Berminat tidaknya seseorang terhadap suatu

aktivitas dapat dilihat dari keaktifannya dalam bidang

tersebut. Suatu contoh misalnya seseorang yang

berminat dalam mempelajari sesuatu mata pelajaran,

dia akan aktif dalam artian fisik maupun psikis. Hal

ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sardiman

A.M. bahwa ketekunan merupakan salah satu dari

minat (motifasi) dalam diri seseorang.19

4) Hasil belajar

Hasil Belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.20

Perubahan yang dulu tidak tahu menjadi tahu dan nantinya

diharapkan bisa meningkatkan nilai hingga bisa mencapai

18

Baharudin, pesikologi pengajaran... hlm. 135 19

Sadirman, AM interaksi dan motivasi belajar Mengajar, (Jakarta:

RajaGrafindo persada, 1994) hlm 83 20

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009), hlm 45

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

19

ketuntasan belajar. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata,

hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang.21

Hasil belajar pada hakikatnya merupakan refleksi dari

tujuan yang hendak dicapai dari belajar itu sendiri, sebab

tujuan itulah yang menggambarkan kemana arah

pembelajaran akan dibawa.22

Hasil belajar pada peserta

didik, dengan menggunakan klasifikasi dari Benjamin S.

Bloom dkk secara garis besar membagi menadi tiga ranah

yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif

(affective domain), dan ranah pesikomotorik (psychomotor

domain). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu: pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah

afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek

yaitu: penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Ranah pesikomotorik berkenaan dengan hasil

belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.23

21

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Pesikologi Proses

Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.102 22

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2008)

Cet. 4, hlm.40 23

Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran Konsep Dasar, Teori

dan Aplikasi, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm 19

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

20

5) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar penting sekali artinya dalam rangka

membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang

sebaik-baiknya di sekolah. Proses belajar di sekolah

diharapkan mampu memberikan hasil belajar yang di

harapkan. Akan tetapi karena banyaknya faktor yang

mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga belum

pasti hasil belajar sesuai yang diharapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal (faktor yang

ada dalam individu yang sedang belajar) dan faktor eksternal

(faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar).

Berikut adalah penjelasannya.24

a. Faktor Internal

1) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan

dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan

terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain

itu juga peserta didik akan cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya

lemah. Kurang darah ataupun ada gangguan-

24

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 64-72.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

21

gangguan fungsi alat inderanya serta tubuhnya seperti

cacat pada tubuh.

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang

tergolong ke dalam faktor psikologis yang

mempengaruhi belajar yaitu intelegensi, perhatian,

minat, bakat motif, kematangan dan kelelahan.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi

dua, yaitu kelelahan jasmani (lemah lunglainya tubuh,

kecenderungan untuk membaringkan tubuh) dan

kelelahan rohani (kelesuan, kebosanan). Kelelahan itu

mempengaruhi belajar. Agar peserta didik dapat

belajar dengan baik haruslah menghindari jangan

sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga

perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Keluarga

Peserta didik yang belajar akan menerima

pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua

mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

dari orang tua dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor Sekolah

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

22

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang

juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik.

Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya peserta

didik dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini

mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi

belajar, faktor metode mengajar yang dipakai oleh guru

mempengaruhi belajar peserta didik. Metode mengajar guru

yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang

tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat

terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang

menguasai bahan pelajaran, sikap guru terhadap peserta

didik atau terhadap mata pelajaran itu sendiri kurang baik,

sehingga peserta didik kurang senang terhadap pelajaran

atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Guru

biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Peserta didik

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

23

menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.

Guru yang progresif berani mencoba metode-metode

mengajar yang baru, yang dapat membantu meningkatkan

kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa

untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

metode mengajar harus diusahakan tepat, efisien, dan

seefektif mungkin.

Karena proses belajar disekolah sebagian besar terjadi

pada saat pembelajaran dikelas, guru dituntut untuk

memberikan model pembelajaran yang efektif. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini mencoba menerapkan model

pembelajaran yang mampu mengefektifkan proses

pembelajaran. Sehingga mampu mengembangkan

kemampuan peserta didik pada ranah kognitif yang dapat

dilihat melalui nilai tes pada akhir pembelajaran.

6) Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT)Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah

satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan

oleh Salvin (1995) untuk membantu peserta didik mereview

dan menguasai materi pelajaran. Salvin menemukan bahwa

TGT berhasil meningkatkan skil-skil dasar, pencapaian,

interaksi positif antar peserta didik, harga diri dan sikap

penerimaan pada peserta didik-peserta didik lain yang

berbeda. Dalam TGT, peserta didik mempelajari materi di

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

24

ruang kelas. Setiap peserta didik ditempatkan dalam satu

kelompok yang beranggotakan 4 orang. Dalam TGT setiap

anggota ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih

dahulu bersama anggota-anggotanya, barulah mereka diuji

secara individual melalui game akademik. Nilai yang

mereka peroleh dari game akan menentukan skor kelompok

mereka masing-masing.25

a. Penentuan Kelompok

Peserta didik memperdalam, mereview, dan

mempelajari materi secara kooperatif dalam tim ini.

Penentuan kelompok dilakukan secara heterogen dengan

langkah-langkah berikut:

1) Membatasi jumlah maksimal anggota setiap tim

adalah empat peserta didik.

2) Menomori peserta didik sesuai dengan jumlah

kelompok.

3) Membuat setiap tim heterogen dan setara secara

akademik, dan jika perlu keragaman itu dilakukan dari

segi jenis kelamin, etnis, agama dan sebagainya.

b. Turnamen

Setelah membentuk tim, peserta didik mulai

berkompetisi dalam turnamen. Penentuan turnamen

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

25

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 197.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

25

1) Memberikan kartu-kartu kepada setiap kelompok

2) Memberikan pertanyaan pada setiap kartu sebelum

dibagikan kepada peserta didik

3) Membuat lembar jawaban yang juga sudah dinomori

4) Membagikan satu amplop pada masing-masing tim

yang berisi kartu-kartu, lembar pertanyaan dan lembar

jawaban.

5) Menginstruksikan peserta didik untuk membuka kartu

dan mengerjakan sesuai dengan nomor yang telah

didapat.

Setelah waktu yang telah ditentukan habis, guru

mengklarifikasi jawaban yang benar.

c. Scoring

Scoring dilakukan untuk semua soal turnamen.

Setiap pemain bisa menyumbangkan poin kepada tim

studinya masing-masing. Poin tim studi akan ditotal

secara keseluruhan. Dan yang mendapat poin tertinggi

akan keluar sebagai pemenangnya.26

7) Materi Listrik Dinamis

Listrik adalah salah satu bentuk energi yang

ditimbulkan oleh gerak partikel-partikel bermuatan yang

disebut elektron.27

26

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan...hlm.199 27

Sri Handayani dan Ari Damari, FISIKA untuk SMA dan MA kelas

X,Semarang: Aneka Ilmu, 2009, hlm. 163.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

26

1. Kuat Arus Listrik

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang

bergerak di dalam suatu penghantar. Arus listrik adalah

aliran muatan-muatan listrik pada suatu rangkaian

tertutup. Besarnya arus listrik dinamakan kuat arus listrik

dan didefinisikan sebagai banyaknya muatan positif yang

melalui suatu titik tiap satu satuan waktu. Dari definisi

ini, kuat arus listrik dapat dirumuskan sebagai berikut,

Dengan :

I = kuat arus (A)

Q = jumlah muatan (C)

t = selang waktu (s)

Besarnya kuat arus yang mengalir melalui

rangkaian listrik dapat diukur dengan alat amperemeter.

Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik

yang melalui suatu penghantar. Dalam suatu rangkaian

listrik, dapat terjadi arus listrik jika terdapat beda

potensial listrik (beda tegangan listrik).

Semakin banyak muatan listrik yang mengalir tiap

satuan waktu dikatakan semakin besar (kuat) arus

listriknya. Arah arus listrik dalam suatu rangkaian listrik

yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah.

Kuat arus listrik dapat diukur dengan alat

amperemeter, yang dapat dirakit dari alat basic meter

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

27

yang dipasang dengan Shunt. Beda potensial listrik dapat

diukur dengan alat voltmeter, yang dapat dirakit dari alat

basic meter yang dipasang dengan Multiflier.

a. Hukum Ohm

George Simon Ohm, (1787-1854) orang yang

pertama kali menemukan hubungan kuat arus listrik

yang mengalir melalui penghantar yang berhambatan

tetap dengan beda potensial ujung-ujung penghantar

tersebut.

George Simon Ohm menemukan bahwa setiap

beda potensial ujung-ujung resistor R dinaikan maka

arus yang mengalir juga akan naik. Bila beda

potensial diperbesar 2 ternyata arusnya juga

menjadi 2 semula.28

Atau dari penyelidikan lebih

lanjut dengan menggunakan penghantar yang

berhambatan R, tenyata diperoleh:

atau V = R . I

Keterangan :

V = beda potensial (V)

I = kuat arus (A)

R = hambatan kawat penghantar (Ω)

b. Hambatan pengantar

Dari pendefinisian besaran R (hambatan) oleh

Ohm itu dapat memotivasi para ilmuan untuk

28

Sri Handayani dan Ari Damari, FISIKA untuk....hlm. 163.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

28

mempelajari sifat-sifat resistif suatu bahan dan

hasilnya adalah semua bahan di alam ini memiliki

hambatan. Berdasarkan sifat resensitivitasnya ini

bahan dibagi menjadi tiga yaitu konduktor, isolator,

dan semikonduktor. Konduktor memiliki hambatan

yang paling kecil sehingga daya hantar listriknya

baik. Isolator memiliki hambatan cukup besar

sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.

Sedangkan semikonduktor memilki sifat diantaranya.

Dari sifat-sifat yang dimiliki, kemudian

konduktor banyak digunakan sebagai penghantar

maka sifat penghantar itu dapat dirumuskan secara

matematis sebagai berikut29

.

R =

Dimana:

R = hambatan penghantar (Ω)

L = panjang (m)

A = luas penampang penghantar (m2)

= hambatan jenis (Ωm)

c. Alat ukur listrik

1. Amperemeter

Pada amperemeter memiliki dua bagian

utama yaitu skala pengukur dengan jarum

29 Sri Handayani dan Ari Damari, FISIKA untuk.... hlm. 164.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

29

penunjuknya dan batas ukur. Pembacaan hasil

pengukurannya disesuaikan dengan batas ukur

yang digunakan. Misalnya seperti pada Gambar

2.1, jika batas ukur yang digunakan 3A dan skala

maksimumnya ada yang 3A maka hasil

pengukurannya sama dengan nilai skala yang

ditunjuk jarumnya. Tetapi jika batas ukur dan skala

maksimumnya sama maka menggunakan

persamaan berikut30

:

I =

x c

Dengan :

= skala yang ditunjuk jarum

b = skala maksimum yang digunakan

c = batas ukur yang digunakan

Gambar 2.1

Amperemeter

30

Sri Handayani dan Ari Damari, FISIKA untuk.... hlm. 166.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

30

2. Voltmeter

Tegangan listrik maupun kuat arus listrik

dapat di ukur dengan alat yang dinamakan

Multitester. Nama lainnya adalah AVO meter yaitu

ampere, volt, ohm meter. Mengukur tegangan

listrik dengan voltmeter memiliki cara pembacaan

yang sama dengan ampere meter. Perbedaan yang

perlu diperhatikan adalah cara merangkai alatnya

jika ampere meter dipasang seri maka voltmeter

harus dipasang secara paralel.

Gambar 2.2

voltmeter

Gambar 2.3

pemasangan ampere dan volt meter

R2

R1

E

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

31

B. Kerangka Berfikir

Teams Games Tournament

Enggan menanggapi

soal

Enggan bertanya

kepada guru atau

peserta didik lain

Enggan mencari

informasi materi

dari buku lain

MASALAH

Bingung menentukan

rumus

Bingung menentukan

satuan yang di gunakan

Kurangnya Minat

belajar peserta didik

terhadap mata pelajaran

fisika

Bingung menerapkan

rumus kuat arus

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

32

C. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini terdiri dari penelitian yang

terdahulu. Sebagai bahan perbandingan peneliti mengkaji

beberapa peneliti terdahulu untuk menghindari kesamaan

obyek dalam penelitian ini. Adapun kajian pustaka tersebut

diantaranya :

1. Skripsi Dari Ahmad Ridho Pahlawi NIM: 043611278

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang 2010 yang berjudul

Pemanfaatan Physics Courseware Sebagai Media

Pembelajaran Fisika Guna Meningkatkan Minat belajar

Siswa Kelas IX Pada Materi Arus Listrik Di Mts

Miftahul Khoirot Ungaran31

.

2. Skripsi dari Solechah NIM 113511064 Mahasiswa

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo

Semarang yang berjudul Efektivitas Penerapan

Kombinasi Model pembelajaran The Power Of Two and

Four (PTF) dan Teams Games Tournament (TGT)

Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Materi

Pokok Perbandingan dan Skala Peserta Didik kelas VII

31

Skripsi Dari Ahmad Ridho Pahlawi (NIM: 043611278)

“Pemanfaatan Physics Courseware Sebagai Media Pembelajaran Fisika

Guna Meningkakan Minat belajar Siswa Kelas Ix Pada Materi Arus Listrik

Di Mts Miftahul Khoirot Ungaran”. Skripsi (semarang program strata 1

Jurusan Fisika, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang 2010.)

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

33

SMP Darul Ma’arif Banyuputih Batang Tahun Pelajaran

2014/201532

.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui

pembelajaran dengan metode tersebut efektif atau

berpengaruh terhadap minat dan keaktifan hasil belajar. Hal

ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata keaktifan

dan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas

eksperimen dan hasil belajar yang melebihi KKM.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah melihat keefektifan penggunaan model pembelajaran

teams Games Tournament pada mata pelajaran fisika materi

listrik dinamis.

Dari beberapa kajian penelitian tersebut, yang menjadi

perbedaan adalah pada hal materi ajar, subjek dan lokasi

penelitian. Maka dari itu Peneliti akan berfokus pada minat

dan hasil belajar peserta didik di MA NU 01 Banyuputih

Kabupaten Batang pada materi Listrik Dinamis.

32

Solechah (NIM : 113511064) “Efektivitas Penerapan Kombinasi

Model pembelajaran The Power Of Two and Four (PTF) dan Teams Games

Tournament (TGT) Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Materi

Pokok Perbandingan dan Skala Peserta Didik kelas VII SMP Darul Ma’arif

Banyuputih Batang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi (semarang : Jurusan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

yang berjudul.)

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teorieprints.walisongo.ac.id/6845/3/BAB II.pdfsejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat

34

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Dikatakan sementara karena hipotesis hanya

didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan

fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data dan penelitian.33

Berdasarkan kajian

pustaka, kerangka pemikiran dan penelitian yang relevan

maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

efektif terhadap minat belajar peserta didik materi pokok

listrik dinamis kelas X MA NU 01 Banyuputih Batang.

2. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

efektif terhadap hasil belajar peserta didik materi pokok

listrik dinamis kelas X MA NU 01 Banyuputih Batang.

33

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,

2010), hlm. 96.