BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.3. Asas Pekerjaan dalam Manajemen Perkantoran Pekerjaan kantor dapat...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.3. Asas Pekerjaan dalam Manajemen Perkantoran Pekerjaan kantor dapat...
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen Perkantoran
2.1.1. Pengertian Manajemen Perkantoran
Agar tercapai tugas suatu organisasi maka salah satu yang perlu dikelola
adalah manajemen perkantoran.
Aldag dan Stearns dalam Priansa (2014:76) mengemukan bahwa
“Manajemen perkantoran adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian dan
pengelolaan staf, kepemimpinan, dan pengawasan dalam organisasi yang
dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan tertentu”.
Menurut William Leffingwell dan Robinson dalam Umam (2014:29)
Menyatakan bahwa:
Manajemen perkantoran suatu fungsi yang merupakan cabang dari seni
dan ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
perkantoran secara efisien, bilamana, dan dimanapun pekerjaan itu harus
dilakukan.
Sedangkan Umam (2014:29) “Manajemen perkantoran merupakan bagian
dalam manajemen yang memberikan informasi layanan yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif dan memberikan dampak kelancaran pada
bidang lainnya”.
Dengan demikian, pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan
rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi,
dan mengendalikan sampai menyelenggarakan secara tertib sesuai dengan tujuan
mengenai suatu hal atau kegiatan.
7
2.1.2. Proses Manajemen Kantor
Menurut Umam (2014:32) Seperti setiap bidang manajemen lainnya,
bidang manajemenkantor dapat dilihat dari sudut pandang proses
manajemen.Setiap proses manajemen yang berstruktur dapat dianggapsebagai
pola manajemen. Proses manajemenkantor ini meliputi kegiatan, diantaranya:
1. Perencanaan kantor meliputisegala aktivitas peramalan mengenaihal ihwwal
yang harus dilaksanakan dan cara-cara pelaksanaanya dalam bidang tata usaha
kantor. Perencanaan kantor meliputi perencanaan prosedur, perbekalan, atau
tata ruang kantor.
2. Organisasi kantor adalah sistem kerja sama yangmeliput pembagian kerja,
susunan hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab antara
petugas dan strukur hubungan tersebut.
3. Kegiatan personalia tata usaha dilakukan di bawah bimbingan seorang manajer
dan berdasarkan pengarahan tertentu.
4. Pembimbingan adalah kegiatanyang tidak hanya menyatukan arah bagi
pelaksanan manajemen kantor, tetapi juga memotivasi untuk mencapai arah
yang benar.
5. Pengoordinasian merupakan kegiatan untuk menjamin kerja sama dan
partisipasi sejumlah kegiatan kantor.
6. Pengawasan merupakan fungsi rangkaian proses manajemen kantor. Fungsi ini
meliputi seluruh kegiatan pimpinan organisasi kantor, yaitu yang meneliti,
menyesuaikan, dan mengoreksi kegiatan ketatausahaan agar pelaksanaan yang
tepat seperti rencana.
8
2.1.3. Asas Pekerjaan dalam Manajemen Perkantoran
Pekerjaan kantor dapat diorganisir dengan menggunakan salah satu asas
dari dua yang bisa digunakan, Menurut Priansa (2014:88) yaitu:
1. Asas Sentralisasi
Bila digunakan asas ini, maka semua pekerjaan kantor ditangani oleh unit
tersendiri dalam organisasi yang bersangkutan. Unit-unit lainnya hanya di
fokuskan kepada pelaksanaan tugas-tugas pokok instansi. Asas sentralisasi
mempunyai beberapa kebaikan bagi pelaksanaan pekerjaan kantor,
diantaranya:
a. Cara kerja dengan mudah dapat diseragamkan;
b. Pengawasan mudah dilakukan;
c. Penggunaan peralatan dan perabotan kantor dapat dihemat;
d. Beban kerja pekerjaan kantor dapat diadakan pembagian sacara lebih
merata;
e. Penggunaan tenaga kerja dapat diadakan pengaturan yang lebih luwes,
Walapun asas ini mempunyai beberapa kebaikan, tetapi di sisi lain
mengandung beberapa kelemahan yang mendasar. Oleh karena itu dalam
hal pemilihan asas yang akan digunakan, kelemahan tersebut perlu
mendapat pertimbangan yang seksama agar tidak menimbulkan kesulitan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Asas Desentralisasi
Pengelolaan pekerjaan kantor yang menggunakan asas ini yaitu setiap unit
organisasi dalam instansi diberikan kewenang untuk mengelola pekerjaan
kantornya masing-masing. Penggunaan asas ini mempunyai kebaikan, yaitu:
9
a. Dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan pokok bagi instansi yang
mempunyai unit-unit yang tersebar di beberapa tempat;
b. Dapat melayani kebutuhan-kebutuhan khusus bagi unit-unit yang
bersangkutan;
3. Asas Campuran
Karena adanya berbagai kelemahan dalam kedua asas yang telah disebutkan
sebelumnya, maka di beberapa organisasi dilaksanakan asas campuran yang
merupakan perpaduan kedua asas diatas. Kegiatan perkantoran yang
menggunakan asas campuran yaitu:
a. Pelayanan Telepon keluar kantor (eksternal) dipusatkan sedangkan
pelayanan telepon di dalam kantor menggunakan alat komunikasi internal;
Walaupun demikian akhirnya penentuan asas yang akan dipakai secaraa
logis harus berpedoman kepada prinsip bahwa asas itu secara teknis dapat
dilaksanakan dan secara ekonomis dapat dipertanggung jawabkan dalam
pelaksanaan.
2.2. Tata Ruang Kantor
2.2.1. Pengertian Tata Ruang Kantor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KNBI), Kantor adalah balai
(gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan) tempat
bekerja. Perkataan ‘Kantor’ berasal dari Bahasa Belanda “kantoor” dan sering
dipadankan dengan perkataan “Office” dari bahasa Inggris.
Menurut Prajudi dan Yatimahdalam Asriel (2016:2) menjelaskan
pengertian “kantor” yang bisa berati: Ruang atau kamar kerja atau rung
tulis, Markas atau ruang (kompleks) dimana seorang pengusaha beserta
10
stafnya menjalankan aktivitas-aktivitas pokoknya.Biro atau tempat
kedudukan pimpinan dari suatu administrasi, Instansi, badan, jawatan,
perusahaan.
Sumanyang dalam Armiati (2016:166) mengemukan bahwa layout
adalah: Tatanan secara fisik dari suatu terminal kerja beserta peralatan
dan perlengkapan yang mengacu pada proses produksi. Jadi Layout
merupakan keseluruhan bentul dan penempatan fasilitas yang diperlukan
dalam proses produksi atau pengaturan peralatan yang ada dalam
perusahan sehingga mencapai efisiensi.
Georgre R.Terry dalam Sedarmanyanti (2017:143) menyatakan tata
ruang kantor adalah: Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai
kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaannya secara terinci
dari ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari
faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja
perkantoran dengan biaya yang layak.
Menurut Ida Nuraida, dalam Umam (2014:157) tata ruang kantor:“adalah
pengaturan ruang kantor serta penyusunan alat-alat dan perabotan kantor pada
luas lantai dan ruang kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi
pekerja”.
Berdasarkan menurut para ahli diatas tata letak ruang kantor merupakan
tempat ruang atau kamar untuk menentukan kebutuhan dalam setiap kantor dan
proses produksi atau pengaturan peralatan didalam perusahaan.
.
2.2.2. Tujuan Tata Ruang Kantor
Menurut (Mutiara 2013) Tujuan tata ruang kantor adalah untuk
mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, menjamin kelancaran
atau kemudahan bagi arus kerja atau komunikasi, memungkinkan pemakaian
ruang kerja secara efisien, memudahkan pengawasan, memberikan kondisi kerja
yang baik-baik bagi setiap orang, dan memberikan privasi dan keamanan.
11
Pengaturan tata ruang kantor yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan
pekerjaan kantor dapat diatur secara terbit dan lancar, sehingga koordinasi dan
pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efisiensi kerja.
Menurut Sedarmanyanti (2017:143) tata ruang kantor bertujuan:
1. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan;
2. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien;
3. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur
kerja dapat dipersingkat;
4. Mencegah para pegawai dibagian lain terganggu oleh public yang akan
menemui suatu bagian tertentu, atau oleh suara bising lainnya;
5. Menciptakan kenyaman bekerja bagi para pegawai;
6. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung;
7. Mengusahkan adanya keleluasaan bagi:
a. Gerakan pegawai yang sedang bekerja;
b. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu
tertentu;
c. Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan di kemudian hari.
2.2.3. Asas-Asas Pokok Tata Ruang Kantor
Sedarmayanti dalam Umam (2014:162) mengatakan bahwa asas pokok
tata ruang kantor, sebagai berikut:
1. Asas jarak Terpendek
Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik
adalah yang memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan dalam jarak
12
yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antara dua titik adalah
jarak terpendek. Dalam menyusun tempat kerja dan menempatkan alat-alat,
hendaknya asas ini dijalankan sejauh mungkin.
2. Asas Penggunan Segenap Ruang
Suatu tata ruang yang baik adalah yang mempergunakan seluruhya ruangan
yang ada. Ruangan itu tidak hanya sebatas luas ruang lantai (ruang datar),
tetapi juga ruangan yang vertikal ke atas ataupun ke bawah, jadi tidak ada
ruangan yang dibiarkan tidak terpakai.
3. Asas Perubahan Susunan Tempat Kerja
Dengan tidak mengabaikan hal-hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik
adalah yang dapat diubah atau disusun kembali, dengan tidak terlampau sukar
atau tidak memakan biaya yang besar.
4. Asas Rangkain Kerja
Menempatkan pegawai dan alat-alat kantor rangkaian yang sejalan dengan
urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan
kelengkapan dari asas jarak terpendek. Jarak terpendek tercapai kalau para
pekerja atau alat-alat ditaruh berderet-deret menurut urutan proses penyelesaian
pekerjaan. Menurut asas ini, suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju
dari permulaaan dikerjakan sampai selesai, tidak ada gerak mundur atau
menyilang. Hal ini tidak berati bahwa jalan yang ditempuh harus selalu
berbentuk garis lurus. Yang terpenting adalah proses situ selalu mengarah maju
ke muka menuju ke penyelesaian.
13
2.2.4. Langkah-Langkah dalam menyusun Tata Ruang
Sebelum dimulai membuat konsep menyusun tata ruang, maka terlebih
dahulu perlu diketahui langkah-langkah menyusun tata ruang kantor, Menurut
(Yuniarsih, 2017) sebagai berikut:
1. Mengetahui hubungan satuan yang melaksanakan Tata Usaha dengan satuan-
satuan kerja lainnya.
2. Mengetahui sifat pekerjaan (rahasia atau tidak rahasia) dan pelakari segenap
pekerjaan, tentukan urut-urtan pekerjaan, serta ketahui jumlah pegawai yang
terlibat.
a. Satuan pekerjaan yang melayani public ditempatkan pada tempat yang
mudah didatangi orang luar tanpa menggangu satuan kerja lainnya;
b. Satuan-Satuan yang sama lain saling berhubungan erat, diupayakan untuk
dikelompokan pada satu tempat;
c. Satuan pusat yang mengerjakan semua kegiatan ketatausahaan, diupayakan
ditempatkan ditengah-tengah (yang strategis);
d. Satuan yang tugas pekerjaanya menimbulkan suara gaduh, diletakkan jauh
dari satuan kerja yang membutuhkan ketenangan;
4. Membuat gambar denah ruangan dengan memakai skala, cantumkan panjang
dan lebar ruangan yang bersangkutan, serta beri tanda, tempat pintu, jendela
dan lainnya.
2.2.5 Tahapan Perencanaan.
Tahapan ini sangat penting karena akan memengaruhi seluruh tahapan
berikutnya dan yang jauh lebih penting lagi, adalah apakah layout membuat kerja
14
berlangsung secara efektif dan efisien. Sebagian besar tahapan ini adalah untuk
menilai apa yang dibutuhkan oleh organisasi melalui proses pengumpulan
informasi, kemudian ditransformasikan dalam bentuk gambar dan akhirnya ke
dalam bentuk layout yang actual. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan,
Menurut Armiati (2016:168) antara lain:
1. Tugas Pegawai.
Jenis tugas dan tingkat ekonomi yang dimiliki pegawai akan mempengaruhi
penggunaan jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan guna pengoptimalkan
kinerja mereka. Sebagai contoh, ruang kerja pegawai yang membutuhkan
tingkat interaksi yang tinggi dengan anggota timnya yang lain, akan sangat
berbeda dengan ruang kerja pegawai yang membutuhkan interaksi social.
Namun mengingat lingkungan yang selalu berubah, hendaknya perencangan
layout juga mempertimbangkan faktor fleksibilitas, sehingga layout mudah
diubah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam beradaptasi dengan
lingkungan.
2. Arus Kerja.
Analisis arus kerja (work-flaw) dengan mengacu pada pergerakan informasi
dan tugas secara horizontal atau vertikal tentunya sangat diperlukan dalam
perencangan layout. Menurut Gie, arus kerja yang efisien akan menempatkan
pegawai dan peralatan dengan pola garis lurus informasi, sehingga akan
mengeliminasu backtracking maupun crisscrossing pekerjaan. Kondisi ini
membuthkan studi dan analisis mengenai tugas, tanggung jawab dan aktivitas
masing-masing.
3. Bagan organisasi.
15
Ketika arus kerja berlangsung secara vertikal, bagan organisasi akan
menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota organisasi. Hal ini
juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar pegawai di level yang sama
dan membantu dalam menjelaskan lokasi yang tepat bagi pegawai maupun unit
kerja.
4. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja di masa datang.
Menjelaskan berapa luas area yang dibutuhkan jika perusahaan akan
melakukan perluasan atau pengurangan di masa depan.
5. Jaringan komunikasi.
Analisis bentuk interaksi maupun media yang digunakan untuk berkomunikasi
(telepon, e-mail, surat, tatap muka, dan lain-lain) yang dilakukan oleh pegawai
maupun departemen sangat membantu dalam perancangan layout kantor.
Semakin tinggi frekuensi hubungan yang dilakukan akan semakin dekat
ruangannya.
2.2.6. Jenis- Jenis Tata Ruang Kantor
Menurut (Setiowati, 2016) Jenis-jenis ruang kantor Pada dasarnya
dikenal ada empat jenis tata ruang kantor yaitu:
1. Tata ruang kantor berkamar (Cubicle Type Offices)
Tata ruangan untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam kamar-kamar kerja.
Keuntungan tata ruang kantor berkamar, adalah:
a. Konsentrasi kerja lebih terjamin;
b. Pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi;
16
c. Untuk menambah kewibawaan, status pejabat sehingga selalu terpelihara
adanya kewibawaan pejabat atau pimpinan;
d. Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas
ruangan dan merasa ikut memiliki. Kerugian tata ruang kantor berkamar:
1) Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga
kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang;
2) Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya pemeliharaan ruangan,
pengaturan penerangan dan biaya peralatan lainnya.Pemakaian ruangan
kurang kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan
organisasi.
3) Mempersulit pengawasan.
4) Memerlukan ruangan yang luas.
2. Tata ruang kantor terbuka (Open Plan Offices)
Ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang
bekerja bersama-sama diruangan termaksud tanpa oleh penyekat.
Keuntungan tata ruang kantor terbuka:
a. Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, pengaturan warna dan
dekorasi;
b. Luwes atau fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak
memerlukan biaya tinggi;
c. Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan penyeragaman
kerja dan pembagian peralatan kerja;
17
d. Biaya lebih hemat atau murah untuk pemeliharaan ruangan kerja,
penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan, penggunaan telepon, dan
lain-lain.Kerugian tata ruang kantor terbuka:
1) Kemungkinan timbul atau terjadi kegaduhan atau kebisingan;
2) Pegawai sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuhkonsentras;.
3) Batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak tampak jelas;
4) Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan;
5) Kemungkinan kertas dan peralatan kerja lainnya, sehingga
mengakibatkan pemandangan yang kurang baik;
3. Tata ruang kantor berhias atau berpanorama atau bertaman (Landscaped
Offices). Ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya.
Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahkan agar lingkungan benar-benar
merupakan lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam
pemanfaatan ruangan. Keuntungan tata ruang kantor berhias atau berpanorama:
a. Para pegawai akan merasa nyaman dan betah bekarja;
b. Ketegangan syaraf dapat berkurang atau dihindarkan;
c. Kebisingan dan kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan;
d. Produktivitas kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat mudah dicapai.Kerugian tata ruang kantor
berhias atau berpanorama:
1) Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya.
2) Biaya pemeliharaan tinggi.
3) Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah.
4) Tata ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk tata
18
ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka dan tata ruang kantor
berhias. Karena ketiga bentuk dan tata ruang mempunyai kerugian,
maka untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang ada, dapat
diciptakan tata ruang kantor gabungan.
4. Tata ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor
berkamar, tata ruang kantor terbuka, dan tata ruang kantor berhias.
2.2.7. Prinsip-Prinsip Tata Ruang Kantor
Prinsip-prinsip tata ruang dan perencanaan tata ruang kantor menurut
Soedjadi dalam Priansa (2014:314) harus diselenggarakan dengan setepat-
tepatnya, prinsip-prinsip dan pedoman dalam tata ruang kantor dan perencanaan
tata ruang kantor, adalah:
1. Aliran pekerjaan harus diusahkan bergerak menuju ke depan sehingga
mngurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan (crisscrossing), arus yang
bolak balik (back-tracking), dan tabrakan-tabrakan..
2. Tempatkan setiap pegawai sedekat mungkin dengan:
a. Pimpinan dimana dia menerima pekerjaannya;
b. Alokasi ruang harus berdasarkan posisi, pekerjaan yang dilakukan dan
peralatan khusus yang diperlukan masing-masing individu;
c. Mesin, perlengkapan dan peralatan kerja yang dengan dia harus paling
banyak menggunakanya;
d. Pimpinan dimana dia harus senantiasa mendapat bimbingan langsung
tentang pekerjaan dan tentang penggunaan mesin, perlengkapan, dan
peralatan seperti tersebut pada butir;
19
e. Pimpinan lain ke mana dia harus menyerahkan pekerjaan yang telah
diselesaikan.
2.2.8. Lingkungan dan Kondisi Fisik Tata Ruang Kantor
Menurut (Potu, 2013) Lingkungan kerja adalah tempat di mana karyawan
melakukan aktivitas setiap harinya.Lingkungan kerja dikatakkan baik atau sesuai
apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan
nyaman. Lingkuangan kerja memegang peranan penting terhadap baik buruknya
kualitas hasil kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman dan komunikasi
antar karyawan berjalan lancar.
Menurut (Nurainun, 2016) menjelaskan lingkungan fisik di dalam tata
ruang kantor antara lain, sebagai berikut:
1. Penerangan atau Cahaya.
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
a. Cahaya alam yang berasal dari sinar matahari
Pencahayaan alami yang bersumber dari cahaya matahari, sering kali
digunakan sebagai penerangan utama terutama pada siang hari disebut juga
sebagai penerangan matahari. Yang dimaksud dengan penerangan matahari
adalah proses lengkap dalam mendesain bangunan untuk memanfaatkan
cahaya alami secara maksimal,
b. Cahaya buatan, berupa lampu.
Penerangan buatan adalah memberikan cahaya yang menggantikan sinar
matahari. Namun, dipihak lain penerangan buatan ini juga bisa dirancang
sedemikian rupa untuk menciptakan suasana dan atmosfer tertentu.
20
Cahaya buatan erat kaitnya dengan lampu beserta instalasinya dan untuk
memperoleh pencahayaan yang baik dalam perencanaan.
2. Tata Warna.
Menata warna dalam ruangan kerja perlu dipelajari dan direncakan dengan
teliti dan sebaik-baiknya. Meskipun pada kenyataanya tata warna tidak dapat
dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi, karena warna
mempunyai penggaruh besarpada perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-
kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain.
3. Ventilasi atau pengaturan Udara.
Pegawai akan sulit dapat bekerja dengan baik, senang dan efisien apabila
mereka berkerja di ruang kantor yang udaranya panas, pengap sehingga sulit
bernapas, sedang pekerjaan kantor dengan suhu udara yang dianggap baik
sekitar 13-24 derajat Celcius. Oleh karena itu perlu diusahkan adanya ventilasi
cukup, yang dapat membantu pertukaran udara dengan lancar, sehingga para
pegawai di ruang kerjanya tetap mendapat udara segar dan nyaman.