BAB II KAJIAN TEORI -...

47
18 BAB II KAJIAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran 1. Konsep Belajar Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. banyak pendapat yang dikemukakan oleh ahli untuk menjelaskan tentang konsep belajar. American Heritage Dictionary mendefinisikan belajar sebagai, ”To gain knowledge, comprehension, or mastery through experience or study, sedangkan Kimble 1961 (Hergenhahn dan Olson, 2009: 2) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen di dalam behavioral potentiality yang terjadi sebagai akibat dari reinforced practice. Senada dengan itu Gagne 1970 (Sagala, 2003: 37) mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja, Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri di mana keduanya saling berintaraksi. Tidak jauh berbeda konsep belajar yang dikemukakan oleh Morgan (1978) dalam Sagala (2003 : 13) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut mengenai belajar, meskipun diantara mereka terdapat ada perbedaan mengenai pengertian belajar, namun baik secara eksplisit maupun implisit diantara

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI -...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

18

BAB II KAJIAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Konsep Belajar

Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan

proses pendidikan. banyak pendapat yang dikemukakan oleh ahli untuk

menjelaskan tentang konsep belajar. American Heritage Dictionary

mendefinisikan belajar sebagai, ”To gain knowledge, comprehension, or

mastery through experience or study, sedangkan Kimble 1961 (Hergenhahn

dan Olson, 2009: 2) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif

permanen di dalam behavioral potentiality yang terjadi sebagai akibat dari

reinforced practice. Senada dengan itu Gagne 1970 (Sagala, 2003: 37)

mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam

kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan hanya

disebabkan oleh proses pertumbuhan saja, Gagne berkeyakinan bahwa belajar

dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri di mana keduanya

saling berintaraksi. Tidak jauh berbeda konsep belajar yang dikemukakan

oleh Morgan (1978) dalam Sagala (2003 : 13) belajar adalah setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman.

Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut mengenai

belajar, meskipun diantara mereka terdapat ada perbedaan mengenai

pengertian belajar, namun baik secara eksplisit maupun implisit diantara

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

19

mereka terdapat kesamaan maknanya. Karena konsep belajar selalu

menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan perilaku,

namun demikian, setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat

manusia, yaitu hakikat manusia menurut pandangan John Locke dan hakikat

manusia menurut Leibnitz. John locke menganggap manusia adalah makhluk

yang pasif, pandangan ini melahirkan teori tabularasa yang memunculkan

aliran/teori belajar behavioristik. Leibnitz menganggap bahwa manusia

merupakan sumber dari segala kegiatan yang kemudian melahirkan

aliran/teori belajar kognitif konstruktivistik. (Sanjaya, 2006 :113 )

2. Teori Belajar

a. Teori Belajar Behavioristik

Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah

pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan

kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan Respons

(S-R). Oleh karena itu, teori ini juga dinamakan teori Stimulus-Respons.

Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respons

sebanyak-banyaknya. Teori – teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok

behavioristik diantaranya adalah :

1) Koneksionisme

Teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Thorndike sekitar tahun

1913. Menurut teori belajar ini, dasar terjadinya belajar adalah

pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindera dengan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

20

kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respons

(S-R). Dalam teori koneksionisme ini Thorndike mengemukakan hukum-

hukum belajar sebagai berikut :

a) Hukum kesiapan (law of readiness), keberhasilan belajar seseorang

sangat tergantung dari ada atau tidak adanya kesiapan

b) Hukum latihan (law of exercise), makin sering suatu pelajaran diulang,

maka akan semakin dikuasainya pelajaran itu.

c) Hukum akibat (law of effect), kuat atau lemahnya hubungan stimulus

dan respons tergantung kepada akibat yang ditimbulkannya, implikasi

dari hukum ini adalah apabila mengharapkan agar seseorang dapat

mengulangi respons yang sama, maka harus diupayakan agar

menyenangkan dirinya, sebaliknya apabila kita mengharapkan

seseorang untuk tidak mengulangi respons yang diberikan , maka harus

diberi sesuatu yang tidak menyenangkan.

d) Transfer of training, konsep ini menjelaskan bahwa apa yang pernah

dipelajari oleh anak sekarang, harus dapat digunakan untuk hal lain di

masa yang akan datang, oleh karena itu, apa yang dipelajari oleh siswa

disekolah harus berguna dan dapat digunakan di luar sekolah.

( Sanjaya, 2006 : 117)

2). Teori Belajar Classical Conditioning

Teori belajar classical conditoning ini dikembangkan oleh Pavlov dan

Watson, dimana teori ini berpandangan bahwa belajar atau pembentukan

perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu. Untuk membentuk

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

21

perilaku tertentu harus dilakukan secara berulang-ulang dengan

melakukan pengkondisian tertentu harus dilakukan secara berulang-ulang

dengan melakukan pengkondisian tertentu. Pengkondisian itu adalah

dengan melakukan semacam pancingan dengan sesutu yang dapat

menumbuhkan tingkah laku itu.(Aunurrahman, 2009 :40)

3) Operant Conditioning

Teori operant conditioning yang dikembangkan oleh Skinner merupakan

pengembangan dari teori Stimulus Respon. Skinner membedakan dua

macam respons, yakni respondent response (reflexive response) dan

operant response (instrumental response). Skinner menjelaskan belajar

adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progressif. Skinner berpendapat bahwa untuk

membentuk tingkah laku tertentu perlu diurutkan atau dipecah-pecah

menjadi bagian-bagian atau komponen tingkah laku yang spesfik. Setiap

komponen tingkah laku yang spesifik anak yang direspons maka perlu

diberikan penguatan. (Sanjaya, 2006 : 118-120)

b. Teori Belajar Kognitif

Kognitif merupakan salah satu teori belajar yang dalam pembahasan

sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang

ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya tentang sesuatu yang

berhubungan dengan tujuan-tujuan. Karen itu belajar menurut kognitivisme

diartikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. Karena teori ini lebih

menekankan kebermaknaan keseluruhan sesuatu dari pada bagian-bagian,

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

22

maka belajar dipandang sebagai proses internal yang mencakup ingatan,

retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain. Proses belajar di

sini mencakup antara lain pengaturan simulus yang diterima dan

menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang terbentuk di dalam pikiran

seseorang berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. (Aunurrahman,

2009 : 44). Beberpa teori belajar kognitif diantaranya adalah :

1). Teori Gestalt

Menurut Teori Gestalt belajar adalah ”proses mengembangkan insight”.

Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antarbagian di dalam suatu

situasi permasalahan. Belajar terjadi karena kemampuan menangkap

makna dan keterhubungan antara komponen yang ada di lingkungannya.

Insight yang merupakan inti dari belajar menurut teori Gestalt memiliki

ciri- ciri sebagai berikut :

a) Kemampuan insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar

orang tersebut.

b) Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalunya

yang relevan.

c) Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.

d) Pengertian merupakan inti dari insight.

e) Apabila insight telah diperoleh, maka dapat digunakan untuk

menghadapi persoalan dalam situasi lain.

Prinsip penerapan teori Gestalt menurut Nasution dalam Sanjaya

(2008: 121) adalah : a)Belajar itu berdasarkan keseluruhan, pembelajaran

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

23

bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti berangkat dari suatu

masalah, melalui masalah itu siswa dapat mempelajari fakta. b) Anak yang

belajar merupakan keseluruhan. Membelajarkan anak itu bukanlah hanya

mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak

seutuhnya. c) Belajar berkat insight, belajar bukanlah menghafal fakta.

Melalui persoalan yang dihadapi anak akan mendapat insight yang berguna

untuk menghadapi setiap masalah. d) Belajar berdasarkan pengalaman,

belajar adalah melakukan reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu

yang secara terus menerus disempurnakan. Dengan demikan proses

membelajarkan adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang

bermakna untuk kehidupan anak.

2). Teori Medan

Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap

bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah. Beberapa hal yang

berkaitan proses pemecahan masalah menurut Lewin dalam belajar adalah :

a) Belajar adalah perubahan struktur kognitif, dan b) Pentingnya motivasi.

c. Teori Belajar Konstruktivistik

Teori Konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget (1896-1980). Piaget

berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki

kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang

direkonstruksi akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan

pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan hanya bisa

diingat sementara (Sanjaya, 2006 :124). Dengan demikian mengajar dianggap

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

24

bukan sebagai proses di mana gagasan-gagasan guru dipindahkan kepada

siswa, melainkan sebagai proses untuk mengubah gagasan si anak yang sudah

ada yang mungkin ”salah”. Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa belajar

dalam hal ini dapat mengandung makna sebagai perubahan struktural yang

saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun

kembali dan mengubah apa yang telah diketahui melalui belajar.

d. Teori Belajar Gagne

Teori yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara

behaviorisme dan Kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan

informasi. Menurut Gagne di dalam proses belajar terdapat dua fenomena,

yaitu meningkatnya keterampilan intelektual sejalan dengan meningkatnya

umur serta latihan yang diperoleh individu, dan belajar akan lebih cepat

bilamana strategi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah secara

lebih efisien. Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar dengar yaitu :

1) keterampilan intelektual,2) strategi kognitif, 3) informasi verbal , 4)

keterampilan motorik, dan 5) Sikap. Lebih jauh menurut Gagne, belajar tidak

merupakan sesuatu yang terjadi secara ilmiah, akan tetapi hanya akan terjadi

dengan kondisi-kondisi tertentu yaitu : 1) kondisi internal, antara lain

menyangkut kesiapan peserta didik dan sesuatu yang dipelajari, 2) kondisi

eksternal, merupakan stuasi belajar yang sengaja diatur oleh pendidik dengan

tujuan memperlancar proses belajar. Tiap–tiap jenis hasil belajar memerlukan

kondisi-kondisi tertentu ysng perlu diatur dan dikontrol.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

25

3) Konsep Pembelajaran

Kata pembelajaran adalah terjemahan dari ”instruction” istilah yang

banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif. Gagne dalam Sanjaya

(2008 : 213) menyatakan bahwa ”instruction is a set o f event that effect

learners in such a way that learning is facilitated”. Dalam pembelajaran

peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau

mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan

atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Sejalan dengan itu

Dimyati dan Mudjiono (2006 :297) berpendapat bahwa pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat

siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Dalam konteks pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar

peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru di pihak lain.

Dalam istilah pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal

demikian juga halnya dengan siswa. Dalam proses pembelajaran yang

dilakukan siswa tidak mungkin terjadi tanpa perlakuan guru, yang

membedakannya hanya terletak pada peranannya saja.

Buce Weil 1980 dalam Sanjaya (2008 :216) mengemukakan tiga prinsip

penting dalam proses pembelajaran yaitu :

a) Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat

membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan

pengaturan lingkungan ini dimaksudkan untuk menyediakan

pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

26

fakta. Menurut Piaget, struktur kognitif akan tumbuh manakala siswa

memiliki pengalaman belajar. Oleh karena itu proses pembelajaran

menuntut keaktifan siswa.

b) Proses pembelajaran berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang

harus dipelajari. Ada tiga tipe pengetahuan yang masing-masing

memerlukan situasi yang berbeda dalam mempelajarinya.

Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial dan logika.

Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu

objek atau kejadian, seperti bentuk, besar, berat serta bagaimana

objek itu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Pengetahuan fisis

diperoleh melalui pengalaman indera secara langsung. Pengetahuan

sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam suatu sisem atau

hubungan antara manusia yang dapat mempengaruhi interaksi sosial.

Pengetahuan sosial tidak dapat dibentuk dari suatu tindakan

seseorang terhadap suatu objek tetapi dibentuk dari interaksi

seseorang dengan orang lain. Pengetahuan logika adalah pengetahuan

yang dibentuk berdasarkan pengalaman dengan suatu objek atau

kejadian tertentu. Pengetahuan ini diciptakan dan dibentuk oleh

pikiran individu itu sendiri, sedangkan objek yang dipelajarinya

hanya bertindak sebagai perantara. Dari penjelasan di atas diketahui

bahwa jenis pengetahuan memiliki karakteristik tersendiri, oleh

karena itu pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa

mestinya berbeda.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

27

c) Dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan

sosial. Melalui pergaulan dan hubungan sosial anak akan belajar lebih

efektif dibandingkan dengan belajar yang menjauhkan dari hubungan

sosial.

Atas dasar uraian di atas, maka proses pembelajaran harus diarahkan agar

siswa mampu mengatasi setiap tantangan, dengan kompetensi yang mereka

miliki, oleh karena itu pembelajaran bukan hanya mendorong anak agar

mampu menguasai sejumlah materi pelajaran akan tetapi bagaimana agar

anak memiliki sejumlah kompetensi.

B. Model Pembelajaran Direct Instruction

Arends (1997 :7) menyatakan “ The term teaching model refers to a

particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment,

and management system,”. Istilah model pengajaran mengarah pada suatu

pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,

lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Lebih lanjut dalam buku lain

Arends menyampaikan bahwa tidak ada satupun model pembelajaran yang

lebih baik dibanding model pembelajaran lainnya, namun beliau menekankan

bahwa model yang tepat sangat tergantung pada karakteristik siswa, materi

ataupun tujuan yang ingin dicapai oleh guru. Model pembelajaran tersebut

bisa berbentuk teaching models pendekatan yang berpusat pada guru ataupun

students modesl pendekatan yang berpusat pada siswa, lebih lanjut dijelaskan

bahwa penggunaan model tertentu membantu guru mencapai sebagian tujuan,

tetapi bukan untuk tujuan yang lain Arends (2008 :259-260 )

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

28

Brady (1985: 7) mengemukakan bahwa model pembelajaran dapat

diartikan sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membantu guru

dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Untuk lebih

memahami model pembelajaran selanjutnya ia mengemukakan 4 premis

tentang model pembelajaran yaitu : a) model memberikan arah untuk

persiapan dan implementasi kegiatan pembelajaran. Karena itu model

pembelajaran lebih bermuatan praktis implementatif daripada bermuatan teori.

b) meskipun terdapat sejumlah model pembelajaran yang berbeda, namun

pemisahan antara satu model dengan model yang lain tidak bersifat deskrit,

namun memiliki keterkaitan. c) tidak ada satupun model pembelajaran yang

memiliki kedudukan lebih penting dan lebih baik dari yang lain. Tidak

satupun model tunggal yang dapat merealisasikan berbagai jenis dan tingkatan

tujuan pembelajaran yang berbeda. d) pengetahuan guru tentang model

pembelajaran memiliki arti penting dalam mewujudkan efisiensi dan

efektivitas pembelajaran.

Lebih lanjut Joyce (2009) menjelaskan bahwa terdapat berbagai model

pembelajaran yang bisa diterapkan oleh para guru dalam upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran. Model Pembelajaran tersebut dibagi atas kelompok

model pembelajaran yang bersifat memproses informasi, kelompok

pembelajaran sosial, kelompok pembelajaran individual dan kelompok model

pembelajaran sistem perilaku.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

29

1. Konsep Model Pembelajaran Direct Instruction

Joyce (2009) menempatkan model pembelajaran direct instruction

kepada kelompok model pembelajaran sistem perilaku, sedangkan Arends

(2008) mengelompokkan model pembelajaran direct instruction kepada

salah satu model pembelajaran yang bersifat teaching models. Direct

instruction awalnya dikembangkan oleh Siegfried Engelmann dan Wesley

C. Becker dari University of Oregon dimana keduanya berusaha untuk

mengidentifikasi metode pengajaran yang akan mempercepat dan

membantu kinerja siswa di sekolah. (http://directinstruction.org/(online).

Arends (2008 :295) menjelaskan, bahwa dalam perkembangannya

model ini diarahkan untuk menuntaskan dua hasil belajar siswa yaitu :

Sumber : Arends, 2008 :295

Gambar 2.1

Dua Hasil Belajar Siswa dalam Direct Instruction

Tujuan utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk

memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Hal ini didasari oleh

beberapa temuan dalam teori perilaku di antaranya adalah, pencapaian

siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan dalam belajar/tugas

DIRECT INSTRUCTION

Penguasaan pengetahuan yang distrukturisasikan dengan baik

Penguasaan Keterampilan.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

30

sangat positif. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang

untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada

pencapaian akademik.

Sebuah pelajaran dengan model pengajaran langsung membutuhkan

orkestrasi yang cermat oleh guru dan lingkungan belajar yang praktis,

efisien dan berorientasi tugas. Dalam melakukan tugasnya, guru dapat

menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder, gambar,

peragaan, dan media lannya Lingkungan belajar untuk direct instruction

terutama difokuskan pada tugas-tugas akademis dan dimaksudkan untuk

mempertahankan keterlibatan secara aktif. (Kardi dan Nur, 2000: 57-59 )

Penjelasan tentang model direct Instruction juga dijelaskan oleh

Joyce, (2009 :427-428), beliau menjelaskan bahwa model ini mengacu pada

istilah yang digunakan oleh beberapa peneliti pada suatu model pengajaran

yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru

terhadap siswa. Penjelasan ini dilanjutkan dengan meminta siswa menguji

pemahaman mereka dengan melakukan praktik di bawah bimbingan guru

(praktik yang terkontrol, controlled practice), dan mendorong mereka

meneruskan praktik di bawah arahan guru (praktik yang dibimbing, guided

practice) dan terakhir melakukan praktik mandiri, namun penerapan model

ini harus didahului oleh diagnosis yang efektif mengenai pengetahuan atau

skill untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan dan skill untuk

menapaki beberapa proses dan mampu mendapatkan level akurasi dalam

model ini

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

31

Praktik presentasi yang muncul untuk memfasilitasi pembelajaran

mencakup (1) menyajikan materi dengan langkah-langkah yang singkat

sehingga satu point/ inti pelajaran bisa dikuasai dalam satu waktu, (2)

menyediakan beberapa bahkan beragam contoh mengenai keterampilan

atau konsep baru (3) memeragakan atau memberikan gambaran naratif,

mengenai tugas pembelajaran;(4) menghindari digresi, tetap dan konsisten

pada satu topik dan (5) menjelaskan kembali point yang sulit. (Joyce (2009

:423)

Penelitian mengenai konsep pembelajaran juga menunjukkan bahwa

ketika mengajarkan sebuah konsep baru, maka hal yang juga penting adalah

mengidentifikasi karakteristik konsep tersebut secara jelas dan memberikan

aturan penjabaran atau beberapa rangkaian langkah dalam pembelajaran

keterampilan. Sesi penjelasan dilanjutkan dengan sesi diskusi, dimana guru

menguji pemahaman siswa terhadap konsep atau skill baru yang telah

diajarkan, seorang guru yang efektif akan mengajukan pertanyaan lebih

banyk dan memastikan bahwa siswa telah paham.

Rosenshine dan Gage Berliner (1985) memberikan masukan bentuk

pertanyaan yang efektif dalam direct instruction adalah:

1. memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat konvergen

2. Memastikan bahwa seluruh siswa memiliki kesempatan untuk

merespon.

3. Memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

32

4. Selama proses pembelajaran berlangsung menghindari pertanyaan

yang tidak berhubungan dengan hal-hal akademik selama proses

instruksi berlangsung.

Setelah guru mengajukan pertanyaan dan siswa memberi respons, guru

haruslah memberi respons balik terhadap jawaban yang diberikan siswa

tersebut, ketika guru memberikan respon balik yang berupa perbaikan atau

kembali mengulang pelajaran, guru harus melakukan secara efisien (Joyce,

2009 : 425). Ketika siswa memberikan jawaban yang benar, maka guru

akan mengajukan pertanyaan baru. Pada awal-awal pembelajaran, ketika

ada jawaban yang benar namun agak sangsi, maka guru memberikan

penguatan yang tepat, namun jika siswa memberikan jawaban yang salah,

maka guru memberikan respons balik yang bersifat korektif.

Bruce Joyce, mengingatkan bahwa respon balik yang diterima siswa

selama pelaksanaan praktik sangat berpengaruh pada kesuksesan yang

mereka capai. Respons balik membantu siswa mengetahui bagaimana

mereka memahami materi baru dan apa kesalahan mereka, agar efektif,

respon balik haruslah bersifat akademik, korektif, penuh respek dan layak

hal ini karena respon balik yang diterima siswa selama pelaksanaan

pembelajaran sangat berpengaruh pada kesuksesan yang akan mereka capai

(Joyce, 2009 : 425) Respon balik membantu siswa mengetahui bagamana

mereka memahami materi baru dan apa kesalahan mereka. Sesuai dengan

namanya inti dari model ini adalah aktivitas praktik, tiga tahap dalam

model ini berkaitan erat dengan praktik dalam situasi bantuan yang

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

33

berbeda-beda.Tiga tingkatan praktik ini juga berfungsi untuk tingkatan

selanjutnya.

2. Dukungan Teoritis dan Empiris Model Pembelajaran Direct Instruction

Sejumlah akar historis dan teoritis menyatu dan menjadi dasar

pemikiran dan dukungan bagi pengajaran langsung. Landasan teoritis yang

menjadi dasar pemikiran untuk penggunaan pengajaran langsung

kontemporer, yakni :behaviorisme, teori belajar sosial, teori belajar Gagne

dan penelitian tentang efektivitas guru.

Menurut aliran behavioristik, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang

ditangkap panca indera dengan kecenderungan untuk bertindak atau

hubungan antara stimulus dan respon (S-R). Belajar adalah upaya untuk

membentuk hubungan stimulus dan respons sebanyak-banyaknya. Salah

seorang pakar Behavioristik, Thorndike(1930) mengemukakan hukum law

of exercise, dimana koneksi antara stimulus dan respons akan menguat saat

keduanya dipakai dan melemah apabila dihentikan (Hergenhahn dan Olson,

2008 :65), Skinner (1904-1990) mengemukakan teori operant

conditioning, respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang

tertentu, Skinner berpendapat,bahwa agar terbentuk tingkah laku yang

diharapkan pada setiap tingkah laku spesifik yang telah di respons, perlu

dilakukan penguatan. (Hergenhahn dan Olson, 2008 :81-101).Dari teori

belajar behavioristik di atas memperlihatkan bahwa adanya pengkondisian

lingkungan (stimulus) yang tepat, akan membantu siswa dalam belajar.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

34

Sejalan dengan itu Gagne menjelaskan bahwa belajar tidak merupakan

sesuatu yang terjadi secara ilmiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan

kondisi-kondisi tertentu yaitu : 1) kondisi internal, antara lain menyangkut

kesiapan peserta didik dan sesuatu yang dipelajari, 2) kondisi eksternal,

merupakan stuasi belajar yang sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan

memperlancar proses belajar. Tiap–tiap jenis hasil belajar memerlukan

kondisi-kondisi tertentu ysng perlu diatur dan dikontrol. (Aunurrahman,

2009 : 46-47)

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning

adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan

teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme

lainnya, Bandura sebagai tokoh social learning memandang Perilaku

individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond),

melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara

lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar

menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar

sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh

perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya

conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu

akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

(Hergenhahn dan Olson 356-360)

Data penunjang empirik yang paling jelas terhadap model

pembelajaran direct instruction berasal dari penelitian tentang keefektifan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

35

guru yang dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Penelitian Stalling

dan Kazkowitz dalam (Trianto, 2007: 32) menunjukkan pentingnya waktu

yang dialokasikan pada tugas (Time on task). Penelitian ini juga

menyumbang dukungan empirik penggunaan pengajaran langsung.

Beberapa orang guru menggunakan metode-metode yang sangat terstruktur

dan formal, sedangkan guru-guru yang lain menggunakan metode-metode

yang informal. Stalling dan koleganya ingin mengungkapkan, manakah di

antara program-program itu yang dapat berfungsi baik dalam meningkatkan

hasil belajar siswa?. Maka prilaku guru-guru dalam 166 kelas yang diamati,

siswa-siswanya dites. Banyak hal yang dapat diungkap pada penelitian itu,

namun ada dua hal yang sangat menonjol, yaitu alokasi waktu dan

penggunaan tugas (kegiatan yang menggunakan model pengajaran

langsung lebih berhasil dan memperoleh tingkat keterlibatan yang tinggi

daripada mereka yang menggunakan metode-metode informal dan berpusat

pada siswa.

Beberapa hasil penelitian tahun 1970-an, misalnya yang dilakukan oleh

Stalling dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa guru yang memiliki kelas

yang terorganisasikan dengan baik menghasilkan rasio keterlibatan siswa

(Time task ratios) yang lebih tinggi daripada guru yang menggunakan

pendekatan yang kurang formal dan kurang terstruktur. Observasi terhadap

guru-guru yang berhasil, menunjukkan bahwa kebanyakan mereka

menggunakan prosedur pengajaran langsung (Kardi dan Nur, 2000: 17).

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

36

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Direct Instruction

Model direct instruction terdiri dari lima tahap aktivitas; yakni

orientasi, presentasi, praktik yang terstruktur, praktik di bawah bimbingan,

dan praktik mandiri. Namun penerapan model ini harus didahului oleh

diagnosis yang efektif mengenai pengetahuan atau skill siswa untuk

memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan skill untuk menapaki

beberapa proses dan mampu mendapatkan level akurasi praktik, Joyce ,(

2009 :423-425) menjelaskan secara rinci langkah-langkah dalam

pelaksanaan pembelajaran yang mengunakan model direct instruction

yaitu:

Tahap pertama adalah orientasi di mana kerangka kerja pelajaran

dibangun. Selama tahap ini guru menyampaikan harapan dan keinginannya,

menjelaskan tugas-tugas yang ada dalam pembelajaran, dan menentukan

tanggung jawab siswa. Ada tiga langkah yang sangat penting dalam meng-

goalkan tujuan tahap ini, yakni (1) guru memaparkan maksud dari pelajaran

dan tingkat-tingkat performa dalam praktik; (2) guru menggambarkan isi

pelajaran dan hubungannya dengan pengetahuan dan atau pengalaman

sebelumnya; (3) guru mendiskusikan prosedur-prosedur pelajaran yakni

bagian yang berbeda antara pelajaran dan tanggung jawab siswa selama

aktivitas-aktivitas ini berlangsung.

Tahap kedua adalah presentasi- yakni menjelaskan konsep atau skill

baru dan memberikan pemeragaan serta contoh. Jika materi yang sudah ada

merupakan konsep baru, maka guru harus mendiskusikan karakteristik-

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

37

karakteristik dari konsep tersebut, aturan-aturan pendefinisian, dan

beberapa contoh. Jika materinya adalah skill baru, maka hal yang harus

disampaikan guru adalah langkah-langkah untuk memiliki skill tersebut

dengan menyajikan contoh di setiap langkah.

Tahap ketiga adalah praktik yang terstruktur. Guru menuntun siswa

melalui contoh-contoh praktik dan langkah-langkah di dalamnya. Cara

yang paling baik dalam tahap ini adalah menyajikan contoh praktik secara

transparan dan terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat bagaimana

tahap-tahap praktik dilalui. Peran guru dalam tahap ini adalah memberi

respon balik terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan respons yang

sudah tepat maupun untuk memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa

pada performa praktik yang tepat.

Tahap keempat, praktik di bawah bimbingan guru, memberikan siswa

kesempatan untuk melakukan praktik dengan kemauan mereka sendiri.

Praktik di bawah bimbingan memudahkan guru mempersiapkan bantuan

untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam dalam menampilkan tugas

pembelajaran. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara membantu

meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan siswa. Peran

guru dalam tahap ini adalah mengontrol kerja siswa, dan jika dibutuhkan

memberikan respons yang korektif ketika dibutuhkan.

Pada tahap kelima, adalah praktik mandiri. Tujuan dari praktik

mandiri ini adalah memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji

pemahaman siswa terhadap praktik-praktik sebelumnya. Dalam praktek

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

38

mandiri siswa melakukan praktik dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan

respons balik dari guru. Praktik mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin

setelah siswa menyelesaikan seluruh proses. Hal ini dilakukan untuk

memperkirakan dan mengetahui apakah level akurasi siswa telah stabil

ataukah tidak, serta untuk memberikan respons balik yang sifatnya korektif

di akhir praktik terhadap mereka yang membutuhkannya, aktivitas praktik

mandiri berguna untuk mempertahankan penyerapan siswa terhadap materi

yang telah diterimanya.

Slavin 2003 dalam Sudrajat (2011) menjelaskan beberapa situasi

yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan

dalam pembelajaran:

a. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru

dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-

konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep

tersebut.

b. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur

yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.

c. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai

keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-

kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah

(problem solving).

d. Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan

intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

39

didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak

selalu berujung pada jawaban yang logis)

e. Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk

dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan

penerapan.

f. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.

g. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur

tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.

h. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter

untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran

kelompok atau independen.

i. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi

dengan penjelasan yang sangat terstruktur.

j. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang

berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk

melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.

4. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran direct instruction

Seperti telah dijelaskan sebelumnya oleh para pakar, bahwa tidak ada

satupun model pembelajaran yang lebih baik dan lebih tinggi dari model

pembelajaran lainnya, namun masing –masing model memiliki kelebihan dan

keterbatasan masing-masing. Halil (2010:10) menjelaskan berbagai kelebihan

yang dimiliki oleh model pembelajarn direct instruction yaitu:

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

40

a. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi

dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat

mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

b. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

c. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-

kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat

diungkapkan.

d. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

e. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi

rendah.

f. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam

waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh

siswa.

g. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi

mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat

merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.

h. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan

informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak

memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.

i. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk

menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

41

siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki

pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan

dipermalukan.

j. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun

model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat

menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana

informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

k. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner

dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-

perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa akan keterbatasan

perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.

l. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar

(misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat

membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

m. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang

tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang

relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.

n. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi

siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di

antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang

mereka lihat).

o. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil

dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

42

ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau

keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.

p. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi

apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.

q. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi

guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan

memperbaikinya.

Di samping memiliki berbagai kelebihan, model pembelajaran direct

instruction juga memiliki beberapa kelemahan (Villia, 2011), menjabarkan

berbagai kelemahan model pembelajaran direct instruction yaitu :

a. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk

mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan,

mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki

keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya

kepada siswa.

b. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan

dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan

pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.

c. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara

aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

interpersonal mereka.

d. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan

strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

43

tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur,

siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran

mereka akan terhambat.

e. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali

guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi

karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif

terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan

keingintahuan siswa.

f. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi

guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran

yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi

kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi

positif.

g. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak,

model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa

kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi

yang disampaikan.

h. Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru

mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu

dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit

kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

44

i. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa

akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan

mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.

j. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan

membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua

yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung

jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.

k. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi

satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai

pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah

paham.

l. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.

Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat

melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru. (Villa, 2011).

C. Pembelajaran Akuntansi

1. Konsep Dasar Akuntansi

Akuntansi sering dijuluki sebagai bahasa bisnis (the language of

business). Perubahan yang cepat dalam masyarakat telah menyebabkan

semakin kompleknya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat,

meringkas, melaporkan, menginterpretasikan data dasar ekonomi, untuk

kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah dan anggota masyarakat

lainnya (Sadeli, 2009:2).

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

45

Untuk mengetahui akuntansi secara lebih mendalam terlebih dahulu

dijelaskan definisi atau batasan akuntansi, akuntansi telah didefinisikan secara

luas. Menurut definisi dari American Accounting Association akuntansi adalah

: “… the process of identifying, measuring and communicating economic

information to permit informed judgments and decisions by users of the

information”. Definisi ini mengandung dua pengertian:

a. Kegiatan Akuntansi, bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari

identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.

b. Kegunaan Akuntansi, bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh

akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan

mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. (Soemarso, 2000)

Sedangkan : AICPA (American Institute of Certified Public Accountans)

pada tahun 1941, mendefinisikan akuntansi sebagai : “ seni mencatat,

menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan

dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta menafsirkan hasil-

hasilnya.” Dari definisi ini ada 3 aspek penting yaitu

a. Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan, penggolongan dan

peringkasan transaksi.

b. Akuntansi memproses transaksi keuangan dengan cara yang mempunyai

pola tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) dan mengunakan satuan

uang sebagai alat pengukur.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

46

c. Akuntansi tidak sekadar proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan

belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasil dari proses

proses tersebut.

Definisi lain dinyatakan oleh Accounting Principles Board (APB) tahun

1970: Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya menyajikan informasi

kuantitatif tentang lembaga-lembaga ekonomi, terutama yang bersifat

keuangan, yang bertujuan agar berguna dalam pengambilan keputusan

ekonomis.” .Definisi menurut George A. Mac Farland : “Akuntansi adalah

suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta penafsiran secara

sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan.”Dari definisi

ini dapat ditarik pengertian bahwa :

1. Prosedur-prosedur yang digunakan dalam akuntansi adalah mencatat,

menggolongkan, menyajikan dan menafsirkan.

2. Sasaran dari akuntansi adalah data keuangan atau peristiwa yang bersifat

finansial.

3. Prosedur mencatat, menggolongkan, dan menyajikan data keuangan

haruslah disusun secara sistematis, sehingga dapat digunakan untuk

menafsirkan dan membuat analisis terhadap laporan yang dibuat. Lebih

lanjut. (Niswonger, 2009).

Berdasarkan penjelasan di atas tampak bahwa tidak salah kalau akuntansi

disebut sebagai language of business, dengan akuntansi diperoleh informasi

mengenai keadaan suatu perusahaan yang memungkinkan pihak-pihak yang

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

47

berkepentingan mengetahui dan menilai keberhasilan perusahaan tersebut

sehingga nantinya bisa mengambil keputusan yang tepat.

Pemakai informasi akuntansi tersebut dapat dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu, pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal adalah

pihak yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan sehari-hari

yaitu pimpinan/manajer perusahaan. Berdasarkan informasi akuntansi,

pemimpin perusahaan dapat membuat berbagai kebijakan dalam penalokasian

biaya yang efisien, penyusunan anggaran yang realistis, penetapan harga

pokok produksi yang rasional dan penetapan harga jual yang

menguntungkan. Pihak eksternal adalah pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai

keputusan dan kebijakan operasional perusahaan. Pihak eksternal terdiri dari

pihak-pihak sebagai berikut: a) Pemilik perusahaan/investor, investor adalah

pihak yang berkepentingan atas maju-mundurnya perusahaan karena

merekalah yang menanggung resiko atas modal yang disetornya ke dalam

perusahaan. b) Karyawan dan serikat pekerja, karyawan dan serikat pekerja

memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui maju atau mundurnya

suatu perusahaan. c) Kreditur, kreditur memerlukan informasi akuntansi

untuk memutuskan apakah akan memberikan pinjaman atau tidak kepada

suatu perusahaan. d) Badan-badan pemerintah, pemerintah memerlukan

informasi akuntansi untuk data perpajakan dan ketenagakerjaan. e)

Pelanggan, pelanggan memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui

keadaan keuangan suatu perusahaan.( S, Alam, 2007 :143)

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

48

2. Ekonomi Akuntansi di SMA

Dalam Permendiknas Tahun 2006 mengenai standar isi dijelaskan

bahwa Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang

dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,

konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu

yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi

dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta

didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi

disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang

lebih baik.

Akuntansi sebagai bahagian ilmu Ekonomi difokuskan pada perilaku

akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi

keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem

akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini

berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.

Dalam permendiknas tahun 2006 dapat diketahui Standar kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan dimiliki oleh siswa, secara

ringkas ditampilkan pada Tabel 2 berikut :

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

49

Tabel 2 : 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

KELAS XI, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit

5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum

5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar

5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa

5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Sumber : Depdiknas, 2006

Tabel 2 di atas memperlihatkan bahwa standar kompetensi yang di

harapkan di miliki oleh siswa adalah kemampuan untuk memahami

penyusunan siklus akuntansi. Berbagai ahli dan pakar akuntansi dalam

Tjahjono (2003 : 45) menjelaskan bahwa “siklus akuntansi merupakan

langkah atau proses pengerjaan akuntansi mulai dari tahap awal sampai tahap

akhir”. Lebih lanjut Tjahjono menguraikan langkah-langkah dalam siklus

akuntansi formal sebagai berikut : a) Mendokumenstasikan transaksi bisnis,

dan melakukan analisis transaksi keuangan tersebut.b) Mencatat transaksi

dalam buku jurnal, tahapan ini disebut menjurnal.c) Membukukan dalam

buku besar masing-masing akun, tahapan ini disebut posting ke buku besar. d)

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

50

Menentukan saldo-saldo buku besar diakhir periode dan menuangkannya

dalam neraca saldo. e)Menyesuaikan saldo buku besar berdasar informasi

yang paling up to date (terkini) pada akhir periode. f) Menentukan saldo buku

besar setelah penyesuaian, dan menuangkannya dalam neraca saldo

disesuaikan. g) Menyusun kertas kerja (worksheet), h) Menyusun laporan

keuangan berdasarkan daftar saldo yang telah disesuaikan, dibantu dengan

worksheet. i) Membuat jurnal penutup, dan kemudian menutup buku besar

masing-masing akun nominal.j) Menyusun neraca saldo setelah penutupan.k)

Membuat jurnal penyesuaian kembali (jurnal balik). Secara ringkas, siklus

akuntansi, baik perusahaan jasa, maupun perusahaan dagang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi

Sumber: Tjahjono, 2003 : 45

Analisis Transaksi

Keuangan Transaksi di

Jurnal

Posting Ke Masing-Masing

Akun Buku Besar

Daftar/Neraca Saldo

Jurnal Penyesuaian

Menyusun kertas Kerja (Worksheet)

Daftar/Neraca Saldo

Disesuaikan

Menyusun Laporan Keuangan

1. Lap Laba Rugi 2. Lap Ekuitas Pemilik 3. Lap Neraca 4. Lap Arus Kas

Jurnal Penutup

Neraca Saldo Setelah

Penutupan

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

51

Berikut penjelasan masing-masing siklus Akuntansi formal tersebut :

Gambar 1 di atas memeperlihatkan bahwa akuntansi merupakan sebuah

siklus, di mana satu tahap sangat tergantung pada tahap sebelumnya, berikut

dijelaskan tahap-tahap dalam akuntansi tersebut :

a. Analisis transaksi keuangan, transaksi keuangan merupakan kejadian

ekonomi yang secara langsung berpengaruh terhadap posisi keuangan

keuangan/hasil operasi perusahaan. Transaksi keuangan kemudian

didokumentasikan dalam bentuk bukti-bukti transaksi untuk kepentingan

pencatatan dalam akuntansi, terlebih dahulu transaksi keuangan tersebut

harus dianalisis untuk menentukan akun apa yang terpengaruh dari

transaksi tersebut.

b. Pencatatan dalam buku jurnal, akuntansi memerlukan sebuah catatan

setiap transaksi bisnis secara kronologis/urut sesuai dengan tanggal

terjadinya transaksi. Daftar yang menyajikan informasi transaksi secara

kronologis disebut jurnal, selain itu jurnal juga menjadi dasar penentuan

ke akun mana suatu transaksi dicatat, jumlah uang yang dicatat, di sisi

mana dicatat, dan keterangan singkat tentang transaksi (S Alam, 2007

:203). Proses pencatatan transaksi pada jurnal disebut dengan penjurnalan

(journalize).

c. Posting ke buku besar, posting adalah proses pemindahan (pentransferan)

ayat-ayat jurnal kea kun buku besar. Posting dilakukan individual secara

berkala, bisa setiap hari atau seminggu sekali. Posting dilakukan karena

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

52

jurnal hanya menujukkan urutan kronologis pencatatan atas transaksi,

tetapi tidak diklasifikasikan ke berbagai akun yang terkait, sebaliknya

buku besar menyediakan catatan berdasarkan klasifikasi akun. Kedua

catatan baik jurnal maupun akun buku besar diperlukan dalam operasi

entitas bisnis.

d. Penyusunan neraca saldo, neraca saldo adalah daftar yang memuat saldo

dari akun-akun yang terdapat dalam buku besar. Tujuan penyusunan

neraca saldo adalah untuk menguji apakah transaksi telah diposkan ke

akunnya dengan benar, selain untuk menguji apakah jumlah yang

diposkan ke buku besar telah mencerminkan nilai transaksi yang

sebenarnya. Jika buku besar yang digunakan berbentuk skontro, maka

saldo tersebut ditentukan dengan cara menjumlakan debet dan kredit, jika

jumlah debet lebih besar daripada jumlah kredit, maka pada neraca saldo

selisih tersebut dicatat di debet. Sebaliknya jika jumlah kredit lebih besar

daripada jumlah debit, maka selisihnya dicatat di sebelah kredit. Di lain

pihak, jika buku besar yang digunakan berbentuk stafel, maka hanya

saldonya saja yang dikutip.

e. Penyesuaian, beberapa akun dari neraca saldo belum menunjukkan

informasi/jumlah yang up to date (terakhir), karena beberapa informasi

baru diketahui pada akhir periode. Jurnal yang digunakan untuk

menyesuaikan saldo akun agar menjadi saldo yang up to date dan

sebenarnya disebut dengan jurnal penyesuaian. Setiap jurnal penyesuaian

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

53

paling tidak melibatkan satu akun riil (neraca) dan satu akun nominal

(laba-rugi).

f. Neraca saldo disesuaikan, setelah jurnal penyesuaian dicatat dan

diposting kea kun buku besar, maka neraca saldo setelah penyesuaian bisa

disiapkan. Dalam neraca saldo setelah penyesuaain, besarnya saldo setiap

akun telah menunjukkan kondisi terkini dan sebenarnya.

g. Penyusunan kertas kerja (worksheet), kertas kerja dapat diartikan sebagai

media pencatatan neraca saldo, jurnal penyesuaian, laporan laba rugi, dan

neraca yang disusun secara logis untuk mempermudah penyusunan

laporan keuangan. Istilah lain untuk kertas kerja (worksheet),adalah

neraca lajur (S Alam, 2007 : 237)

h. Penyusunan laporan keuangan, produk akhir dari siklus akuntansi adalah

laporan keuangan. Laporan keuangan diperlukan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap kinerja perusahaan seperti pemegang saham,

pimpinan, kreditur, bank, pemerintah, dan sebagainya. Penyusunan

laporan keuangan diawali dengan menyiapkan laporan laba rugi,

kemudian laporan ekuitas pemilik(perubahan modal), dan terakhir neraca,

laporan arus kas bersifat optional boleh ya boleh tidak.

i. Jurnal penutup (closing entries), saldo-saldo yang terdapat dalam neraca

akan terus dibawa ketahun-tahun berikutnya, akun neraca mempunyai

sifat relatif permanen, maka akun ini disebut dengan akun permanen/akun

riil ( real account). Sebaliknya saldo-saldo yang terdapat dalam laporan

laba rugi dan laporan ekuitas pemilik seperti akun pendapatan, beban dan

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

54

prive tidak akan di bawa ke tahun berikutnya. Akun pendapatan, beban

dan prive yang tergolong akun nominal, hanya akan berhubungan dengan

satu periode sehingga disebut dengan akun sementara (temporary

account). Untuk itu akun nominal harus bersaldo nol pada awal periode

berikutnya. Proses pemindahan saldo-saldo akun nominal ke akun riil

dinamakan penutupan akun. Jurnal penutup akan menjadikan semua saldo

akun pendapatan, beban dan prive bersaldo nol (nihil).

j. Neraca saldo setelah penutupan, setelah proses penutupan akun langkah

berikutnya, adalah mempersiapkan daftar saldo setelah penutupan (post

closing trial balance). Pembuatan neraca setelah penutuapan bertujuan

untuk mengkaji apakah penutupan buku telah dilakukan secara benar.

Neraca saldo setelah penutupan hanya berisi semua akun riil yaitu akun

aktiva, kewajiban/hutang, dan ekuitas/modal.

Dari paparan di atas terlihat bahwa akuntansi berisi pengetahuan faktual

dan sarat dengan pengetahuan prosedural di mana siswa harus memahami

siklus akuntansi mulai dari analisis transaksi, mencatat transaksi di jurnal,

memposting jurnal ke akun buku besar, menyusun neraca saldo, membuat

jurnal penyesuaian, menyusun neraca saldo disesuaikan, membuat worksheet,

menyusun laporan keuangan, membuat jurnal penutup, neraca saldo setelah

penutupan serta terakhir jurnal balik. Dari karakteristik akuntansi seperti ini

maka diperlukan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa memiliki

pengetahuan factual dan pengetahuan prosedural.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

55

D. Hasil Belajar

Dari proses pembelajaran akan diperoleh suatu hasil yang disebut dengan

istilah hasil belajar. Syah (2003: 195) menjelaskan bahwa “Hasil belajar

siswa merupakan tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam sebuah program”. Sejalan dengan itu Tardif dalam Syah

(2003: 195) menjelaskan bahwa evaluasi hasil belajar itu “Merupakan proses

penilaian untuk menggambarkan prestasi belajar yang dicapai siswa sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan”. Hamalik (2004: 155) mengemukakan

bahwa hasil belajar tampak pada terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,

sikap dan keterampilan. Perubahan itu dapat diartikan terjadinya peningkatan

dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Bloom membagi hasil belajar kedalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotor, yang dikenal dengan istilah Taksonomy

Bloom. Taksonomi merupakan alat yang sangat berguna untuk mengambil

keputusan tentang tujuan instruksional dan untuk mengases hasil belajar

(Arends, 2008:117). . Taksonomi ini awalnya dikembangkan oleh Bloom dan

rekan-rekan sejawatnya pada 1950-an.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup

kemampuan intelektual yang sederhana, yaitu mengingat, sampai pada

kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk

menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

56

prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan

demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yangmengungkapkan tentang

kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke

tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Taksonomi yang telah dikembangkan oleh Bloom tersebut kemudian

direvisi oleh sekolompok siswa Bloom dan diberi nama taxonomy for

learning, teaching and assessing (Anderson dan Krathwohl 2001),.

Taksonomi ini memberikan kerangka kerja untuk menghasilkan tujuan

belajar dan cara untuk mengasesnya. (Arends, 2008: 119). Taksonomi Bloom

yang telah direvisi itu bersifat dua-dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang

mendeskripsikan berbagai tipe pengetahuan yang terdiri atas pengetahuan

faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan procedural dan pengetahuan

metakognitif. Sedangkan dimensi kedua adalah dimensi proses kognitif (cara

berfikir). Dimensi Proses Kognitif berisi enam kategori yaitu : a)mengingat

(remember, b)memahami (understand), c) menerapkan (apply), d)

menganalisis (analyze), e) mengevaluasi (evaluate), f) menciptakan (create)

Mengingat menurut para kreator taksonomi, berarti mengambil informasi

yang relevan dari ingatan jangka panjang,pada tahap ini menuntut siswa

untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima

sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminology dan sebagainya.Sementara

memahami berarti mengonstruksikan makna dari berbagai pesan

instruksional, kategori memahami dihubungkan dengan kemampuan untuk

menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui, pada tahap ini

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

57

peserta didik diharapkan mampu menerjemahkan apa yang telah

disampaikan. Menerapkan berarti melaksanakan atau menggunakan suatu

prosedur, pada tahap ini siswa diharapkan mampu menggunakan atau

menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi baru, serta

memecahkan masalah/soal yang ada. menganalisis berarti menguraikan

materi menjadi bagian-bagian konstituen dan menentukan bagaimana

hubungan yang satu dengan bagian yang lain, pada tahap ini siswa

diharapkan mampu menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan

tersebut dengan standar, prinsip, atau prosedur yang telah dipelajari.

Mengevaluasi dan menciptakan/(create) dua kategori yang terletak dalam

ujung kontinum yang lebih kompleks, berarti membuat judgment berdasarkan

kriteria dan menyatukan berbagai elemen untuk membentuk sebuah pola dan

struktur baru. (Anderson dan Krathwohl 2001:89). Untuk lebih jelasnya

Anderson, mendeskripsikan dalam Tabel 2 berikut :

Tabel 2.2 6 Kategori Dimensi Proses Kognitif dan Hubungannya dengan

Proses Kognitif yang Terkait No Kategori Proses Proses Kognitif dan Contoh

1 Remember (Mengingat)

Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka Panjang

Recognizing (mengenali)

Misalnya mengenali tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah AS

Recalling (mengingat kembali)

Misalnya mengingat kembali tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah AS

2 Understand (Memahami)

Mengonstruksikan makna dari pesan-pesan

Interpreting (menginterpretasikan)

Mis, menafsirkan pidato dan dokumen penting

Exemplifying (memberi contoh)

Mis, memberikan contoh berbagai gaya lukisan artistik

Classifying Mis, mengklasifikasi kasus-kasus gangguan

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

58

(mengklasifikasikan) mental Summarizing

(merangkum) Mis, menulis ringkasan pendek dari rekaman peristiwa tertentu

Inferring (menyimpulkan)

Mis, dalam mempelajari bahasa asing, menyimpulkan prinsip gramatikal dari contoh-contoh.

Comparing (membandingkan)

Mis, membandingkan peristiwa bersejarah dengan situasi sekarang

Explaining (menjelaskan)

Mis, menjelaskan penyebab peristiwa penting abad kedelapan belas di Perancis

3 Apply (Menerapkan) Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu

Executing (melaksanakan)

Mis, membagi sebuah bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya, keduanya dengan banyak digit

Implementing (mengimplementasikan)

Mis, menentukan dalam situasi mana hukum kedua Newton yang kedua dapat diterapkan

4 Analyze (menganalisis) Memecah materi menjadi bagian-bagian konstituen dan menentukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lain dan dengan struktur atau maksud keseluruhan

Differentiating (mendiferensiasikan

Mis, membedakan antara bilangan yang relevan dan tidak relevan dalam soal kalimat matematika

Organizing (mengorganisasikan

Mis, bukti struktur dalam deskripsi historis menjadi bukti-bukti yang mendukung dan yang bertentangan dengan penjelasan historis tertentu

Attributing (mengatribusikan)

Mis, menentukan sudut pandang penulis sebuah esai dalam kaitannya dengan perspektif politisnya

5 Evaluate (Mengevaluasi)

Membuat judgment berdasarkan criteria atau standar

Checking (mengecek) Mis, menentukan apakah kesimpulan seorang ilmuwan sesuai dengan data yang terobservasi

Critiquing (mengkritik) Mis, menentukan mana di antara dua metode yang merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tertentu

6 Create (Mencipta) Memasukkan unsur-unsur bersama-sama membentuk satu kesatuan yang koheren atau fungsional, reorganisasi elemen ke dalam pola atau struktur baru

Generating (menghasilkan)

Mis, menghasilkan hipotesis untuk menjelaskan suatu fenomena yang diamati.

Planning ( perencanaan) Mis, membuat rencana sebuah penelitian dari berbagai topik sejarah tertentu

Producing (memproduksi)

Mis, memproduksi, membangun habitat bagi spesies tertentu untuk tujuan tertentu

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

59

Sumber :Anderson dan Krathwohl (2001:31)

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah

afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan

nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan

perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.

Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai

tingkah laku Bloom membagi tujuan dalam affective domain menjadi lima

kategori yaitu: a) Receiving (menerima), siswa menyadari atau

memperhatikan sesuatu di lingkungan .b) Responding, siswa memperlihatkan

perlaku baru tertentu sebagai hasil pengalaman dan respon terhadap

pengalaman. c) Valuing (menghargai) siswa memperlihatkan keterlibatan

mutlak atau komitmen terhadap pengalaman tertentu. d) Organization, siswa

telah mengintegrasikan sebuah nilai, e) Characterization, siswa bertindak

secara konsisten menurut nilainya dan memiliki komitmen yang kuat (Arends,

2008 :121),.

Receiving atau attending (= menerima atau memperhatikan), adalah

kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang

datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk

menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan

yang datang dari luar. Receiving atau attending juga sering di beri pengertian

sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

60

jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau

nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan

diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah

hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin

wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.

Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”.

Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena

tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih

tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif

responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih

jauh atau menggali lebih dalam lagi,

Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-

berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau

obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan

membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif

yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam

proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai

yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau

fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka

nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa

peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai dicamkan

(internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

61

peserta didik. Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing adalah tumbuhnya

kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik

disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-

temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang

membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan

merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk

didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan prioritas

nilai yang telah dimilikinya.

Characterization (=karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai),

Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini

peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada

waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Disini proses internalisasi nilai

telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah

tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya.

Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah

mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga

membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan

dapat diramalkan. (Zaif, 2009)

3. Alat Ukur Hasil belajar

Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam alat penilaian yang

dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah

dilakukan terhadap siswa (Purwanto, 1987 :33). Lebih Lanjut dijelaskan

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

62

bahwa penilaian adalah penerapaan berbagai cara dan penggunaan beragam

alat. Penilaian berguna untuk memperoleh ragam informasi tentang sejauh

mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian

kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab

pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar pesrta didik.(

Haryati, 2007 : 15)

Alat penilaian dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu : test dan

non test. Kedua jenis alat ini dapat dipergunakan untuk menilai ketiga sasaran

(kognitif, afektif dan Psikomotor), berikut dijelaskan alat penilaian tersebut :

a) Tes

Test adalah merupakan alat penilaian pendidikan yang digunakan untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor, diberikan dalam bentuk serangkai tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik siswa) sehingga menghasilkan suatu angka sebagai

hasil ukur. Selain itu tes juga berguna untuk melihat isi pendidikan yang telah di

berikan dalam kegiatan belajar mengajar. Test sebagai alat ukur ada yang telah

distandarisasikan dan ada yang tidak. Test yang telah distandarisasikan memiliki

tingkat validitas dan reliabilitas yang teruji, sehinngga hasil ukurnya mempunyai

derajat ketepatan dan ketetapan (keajegan) yang tinggi. Dilihat bentuk

jawabannya ,test dibagi dalam tiga macam yakni: 1). Tes lisan; Tes dimana

jawaban yang diberikan oleh peserta didik dalam bentuk lisan,

biasanyadipergunakan untuk mengukur kemampuan kognitif, juga afektif.2) Tes

tertulis; Tes dimana jawaban yang diberikan oleh peserta didik dalam bentuk

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

63

tertulis, biasanya dipergunakan untuk mengukur kemampuan kognitif. 3) Tes

tindakan; Tes jawaban yang diberikan peserta didik dalam bentuk

tindakan,seperti mengerjakan sesuatu (praktik), dengan demikian tes ini tepat

digunakan untuk mengukur kemampuan psikomotor.

Dilihat dari bentuk pertanyaan yang diberikan , tes hasil belajar dapat

dibedakan atas dua jenis yakni tes obyektif dan tes uraian (Essay test). 1) Tes

obyektif Tes obyektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan cara

memilih salah satu alternatif yang tersedia atau dengan mengisi jawaban yang

benar dengan kata atau simbul. Tes obyektif umumnya terdiri dari dua bagian

utama yakni Stem merupakan pertanyaan atau pernyataan dari masalah yang di

ukur dan bagian kedua disebut option merupakan alternatif jawaban yang harus

dipilih. 2) Tes Uraian (Essay test) Tes Essay adalah suatu bentuk tes yang

terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban berupa

uraian-uraian yang relatif panjang. Bentuk-bentuk pertanyaan dan suruhan,

meminta peserta tes untuk menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan,

mencari perbedaan dan lain sebagainya (Purwanto, 1987 : 33-36)

b. Non Test

Jenis alat non test lebih sesuai digunakan sebagai alat penilai aspek-aspek

tingkah laku yang menyangkut: sikap, minat, perhatian karakteristik dan lain-

lain yang sejenis. Alat penilaian jenis non test ini antara lain : 1) Observasi;

yakni pengamatan kepada tingkah laku pada suatu situasi tertantu. Observasi

bisa dalam situasi yang sebenarnya atau observasi langsung dan bisa pula dalam

situasi buatan atau observasi tidak langsung. Kedua observasi ini dapat

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/t_pk_0908156_chapter2(1).pdf · Teori medan dikembangkan oleh Kurt Lewin, teori medan menganggap bahwa belajar

64

dilaksanakan secara sistematis dengan menggunakan pedoman observasi. 2)

Wawancara; yakni melakukan komunikasi secara langsung antar a pewawancara

dengan yang diwawancara. Untuk memudahkan pelaksanaannya, perlu

disediakan pedoman wawancara berupa pokok-pokok yang akan ditanyakan. 3)

Studi kasus; mempelajarai perilaku individu dalam periode tertentu secara terus

menerus untuk melihat perkembangannya.4) Rating scale (Skala penilaian);

menilai dengan menggunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif

sampai keujung yang positif, sipenilai tinggal membubuhi tanda chek (V).5)

Inventory; pertanyaan dimana yang ditanya/ siswa tinggal memilih alternatif

jawaban : setuju sekali, setuju, kurang setuju, tidak setuju.Pemaparan di atas

memperlihatkan bahwa banyak jenis dan alat tes yang dapat dipergunakan oleh

guru untuk mengases siswanya, namun tes tersebut hendaknya di sesuaikan

dengan aspek/ranah yang ingin dinilai dan tujuan dari penilaian tersebut.

E. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Mumu Muzayyin Maq

(2009), yang berjudul” Pengembangan Model Pembelajaran Direct Method

untuk meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Inggris siswa SMPN

Majalengka”., dan peneliti merekomendasikan kepada peneliti lain untuk

melakukan penelitian dengan mengkaji dan mentelaah masalah yang

berhubungan dengan model pembelajaran direct method bila

diimplementasikan pada materi lain ataupun pelajaran lain, baik dilihat dari

pelibatan variabel maupun kerangka teoritis.