BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk...

36
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Etos Kerja 2.1.2 Pengertian Etos Kerja Etos sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti adat dan kebiasaan. Dalam bahasa Inggris etos dapat diterjemahkan menjadi beberapa pengertian antar lain starting point,”to appear”, disposition’ hingga disimpulkan sebagai character’ dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkannya sebagai ‘sifat dasar’, ‘pemunculan’ atau ‘disposisi/watak’. Webster Online Dictionary (2010) mendefinisikan etos sebagai, keyakinan yang menuntun seseorang, kelompok atau suatu institusi guiding beliefs of a person, group or institution. Dari sini dapat diperolehan pengertian bahwa etos merupakan seperangkat pemahaman dan keyakinan terhadap nilai-nilai yang secara mendasar mempengaruhi kehidupan, menjadi prinsif- prinsif pergerakan, dan cara berekspresi yang khas pada sekelompok orang dengan budaya serta keyakinan yang sama. Etos kerja adalah sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu di dalam melaksanakan pekerjaannya yang ukuran kesuksesannya tidak dapat disamakan begitu saja dengan individu lainnya (Munir, 2003:225). Etos adalah aspek evaluatif yang bersifat menilai. Etos antara lain: 1) nilai dan ide dari suatu kebudayaan, dan 2) karakter umum suatu kebudayaan Soekanto (2003:174). Etos berasal dari bahasa yunani (ethos), artinya watak atau karakter”. Secara lengkap etos ialah watak atau karakter dan sikap, kebiasaan serta

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Etos Kerja 2.1.2 Pengertian Etos Kerja Etos sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti

adat dan kebiasaan. Dalam bahasa Inggris etos dapat

diterjemahkan menjadi beberapa pengertian antar lain

“starting point,”to appear”, ‘disposition’ hingga disimpulkan

sebagai ‘character’ dalam bahasa Indonesia dapat

diterjemahkannya sebagai ‘sifat dasar’, ‘pemunculan’ atau

‘disposisi/watak’. Webster Online Dictionary (2010)

mendefinisikan etos sebagai, keyakinan yang menuntun

seseorang, kelompok atau suatu institusi guiding beliefs of

a person, group or institution. Dari sini dapat diperolehan

pengertian bahwa etos merupakan seperangkat

pemahaman dan keyakinan terhadap nilai-nilai yang secara

mendasar mempengaruhi kehidupan, menjadi prinsif-

prinsif pergerakan, dan cara berekspresi yang khas pada

sekelompok orang dengan budaya serta keyakinan yang

sama.

Etos kerja adalah sebagai kesuksesan yang dapat

dicapai individu di dalam melaksanakan pekerjaannya yang

ukuran kesuksesannya tidak dapat disamakan begitu saja

dengan individu lainnya

(Munir, 2003:225). Etos adalah aspek evaluatif yang

bersifat menilai. Etos antara lain: 1) nilai dan ide dari suatu

kebudayaan, dan 2) karakter umum suatu kebudayaan

Soekanto (2003:174). Etos berasal dari bahasa yunani

(ethos), artinya watak atau karakter”. Secara lengkap etos

ialah watak atau karakter dan sikap, kebiasaan serta

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

14

kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang

seorang individu atau sekelompok manusia Nurcholis

dalam Tasmara (2004:110). Etos kerja dapat diartikan

sebagai nilai kerja positif yang dimiliki seseorang dengan

ciri-ciri seperti: 1) kerja sebagai kewajiban moral dan

religius untuk mengisi hidupnya, 2) disiplin kerja yang

tinggi dan 3) kebanggaan atas hasil karyanya Siagian

(2005:4).

Etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang

berakar pada keyakinan fundamental yang disertai

komitmen total pada paradigma kerja yang integral Sinamo

(2005: 24), lebih memilih menggunakan istilah etos karena

menemukan bahwa kata etos mengandung pengertian tidak

saja sebagai perilaku khas dari sebuah organisasi atau

komunitas tetapi juga mencakup motivasi yang

menggerakan mereka, karakteristik utama, spirit dasar,

pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-

sikap, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsif-

prinsif, dan standar-standar.

Melalui pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

etos kerja diartikan sebagai sikap positif terhadap

pekerjaan yang memberikan semangat terhadap diri sendiri

sehingga dapat bekerja atau menyelesaikan pekerjaan

dengan baik. Etos kerja yang profesional penting dimiliki

oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan

hasil kerja yang unggul.

2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja Setiap manusia memiliki spirit/roh keberhasilan, yaitu

motivasi murni untuk meraih dan menikmati

keberhasilan Sinamo (2005:98). Roh inilah yang

menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

15

keras, disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional,

bertanggung jawab dan sebagainya melalui keyakinan,

komitmen, dan penghayatan atas paradigma kerja

tertentu. Dengan ini maka orang berproses menjadi

manusia kerja yang positif, kreatif dan produktif. Dari

ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat

sekarang ini, Sinamo (2005:99) menyederhanakannya

menjadi empat pilar teori utama. Keempat pilar inilah

yang sesungguhnya bertanggung jawab menopang

semua jenis dan sistem keberhasilan yang berkelanjutan

(sustainable success system) pada semua tingkatan.

Keempat elemen itu lalu dia konstruksikan dalam

sebuahkonsep besar yang disebutnya sebagai Catur

Dharma Mahardika (bahasa Sanskerta) yang berarti

Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu: 1) Mencetak

prestasi dengan motivasi superior, 2) Membangun masa

depan dengan kepemimpinan visioner, 3) Menciptakan

nilai baru dengan inovasi kreatif, 4) Meningkatkan mutu

dengan keunggulan insani.

Keempat darma ini kemudian dirumuskan pada delapan

aspek Etos Kerja sebagai berikut: a) Kerja adalah

rahmat; karena kerja merupakan pemberian dari Yang

Maha, b) Kerja adalah amanah; kerja merupakan

titipan berharga yang dipercayakan pada kita sehingga

secara moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh

tanggung jawab, c) Kerja adalah panggilan; kerja

merupakan suatu dharma yang sesuai dengan panggilan

jiwa kita sehingga kita mampu bekerja dengan penuh

integritas, d) Kerja adalah aktualisasi; pekerjaan adalah

sarana bagi kita untuk mencapai hakikat manusia yang

tertinggi sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh

semangat, e) Kerja adalah ibadah; bekerja merupakan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

16

bentuk bakti dan ketaqwaan kepada Sang Khalik,

sehingga melalui pekerjaan individu mengarahkan

dirinya pada tujuan agung Sang Pencipta dalam

pengabdian, f) Kerja adalah seni; kerja dapat

mendatangkan kesenangan dan kegairahan kerja

sehingga lahirlah daya cipta, kreasi baru, dan gagasan

inovatif, g) Kerja adalah kehormatan; pekerjaan dapat

membangkitkan harga diri sehingga harus dilakukan

dengan tekun dan penuh keunggulan, h) Kerja adalah

Pelayanan; manusia bekerja bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk

melayani sehingga harus bekerja dengan sempurna dan

penuh kerendahan hati.

Etos Kerja menggambarkan suatu sikap, maka ia

menggunakan lima indikator untuk mengukur etos kerja

Kusnan (2004:47). Menurutnya etos kerja mencerminkan

suatu sikap yang memiliki dua alternatif, positif dan

negatif. Suatu individu atau kelompok masyarakat dapat

dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi, apabila

menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia. 2. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia. 3. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia. 4. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita. 5. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.

Menurut Strauss G dan Saytes K (2000:147), terdapat

enam aspek yang mempengaruhi etos kerja adalah sebagai

berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

17

1. Pertimbangan dalam bekerja. 2. Kreativitas dalam bekerja. 3. Tanggung jawab dalam pekerjaan. 4. Kemampuan dalam melaksanakan tugas. 5. Pengetahuan tentang pekerjaan. 6. Antusias terhadap pekerjaan.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator dalam

penelitian ini adalah:

1. Pertimbangan dalam bekerja.

2. Kreativitas dalam bekerja.

3. Tanggung jawab dalam pekerjaan.

4. Kemampuan dalam melaksanakan tugas.

5. Pengetahuan tentang pekerjaan.

6. Antusias terhadap pekerjaan.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja Terdapat beberapa faktor internal yang mempengaruhi

etos kerja, yaitu:

a) Usia

Menurut hasil penelitian Buchholz’s dan Gooding’s,

(2000) pekerja yang berusia dibawah 30 tahun memiliki

etos kerja lebih tinggi dari pada pekerja yang berusia diatas

30 tahun (dalam Boatwright & Slate, 2000).

b) Jenis kelamin

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Boatwright dan

Slate (2000), wanitamemiliki etos kerja yang lebih tinggi

dari pada pria.

c) Latar belakang pendidikan

Hasil penelitian Boatwright dan Slate (2000)

menyatakan bahwa etos kerja tertinggi dimiliki oleh

pekerja dengan latar belakang pendidikan S1 dan

terendah dimiliki oleh pekerja dengan latar belakang

pendidikan SMU.

d) Lama bekerja

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

18

Menurut penelitian Boatwright dan Slate (2000)

mengungkapkan bahwa pekerja yang sudah bekerja selama

1-2 tahun memiliki etos kerja yang lebih tinggi dari pada

yang bekerja dibawah 1 tahun. Semakin lama individu

bekerja, semakin tinggilah kemungkinan individu untuk

memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan

menggunakan kapasitasnya dan memperoleh peluang

untuk pertumbuhan dan mendapatkan jaminan. Kedua hal

diatas akan membentuk persepsi seseorang terhadap

kualitas kehidupan bekerjanya

2.2 Hakikat Guru Guru adalah pendidik yang sekaligus juga sebagai

tenaga kependidikan, oleh karena itu perlu kiranya kita

bahas satu demi satu antara tenaga kependidikan, guru,

dan guru sekolah dasar

2.2.2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seperti yang tercantum dalam Bab XI pasal 39 ayat (1)

dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa:

(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan

administrasi, pengelolaan, pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknik untuk

menunjang proses pendidikan pada satuan

pendidikan.

(2) Pendidik merupakan tenaga professional yang

bertugas merencakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan, dan pelatihan, serta

melakukan penelitian, dan pengabdian kepada

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

19

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan

tinggi

Karena tugas seorang guru adalah sebagai pendidik

yang sekaligus pula sebagai tenaga kependidikan tentunya

mempunyai hak dan kewajiban yang melekat padanya.

Tentang kewajiban guru tersebut digariskan pada Bab XI

pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan

bahwa pendidik dan tenaga pendidikan berkewajiban:

a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenagkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; b. mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan c. member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan pengertian di atas, serta kaitannya dengan

judul tesis yang penulis ajukan, etos kerja yang menjadi

asumsi penulis adalah jiwa dan semangat kerja yang khas

yang dilaksanakan dengan penuh keyakinan oleh guru-

guru sekolah dasar di Kecamatan Dempet yang telah

mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) baik secara

perorangan maupun kelompok. Etos kerja dimaksud adalah

suatu semangat dan keseriusan yang penuh dengan

keyakinan, yang didasari oleh sikap disiplin, produktif,

tekun ulet, dan penuh dengan tanggung jawab dan jiwa

pengabdian serta professional dalam melaksanakan

tugasnya.

2.3 Profesionalitas Guru Guru adalah tenaga pengajar yang bertugas mengajar

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Walaupun

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

20

sudah tidak terlalu kompleks seperti halnya tenaga

pendidik maupun tenaga pengajar jika ditinjau dari

spesifikasi tugasnya, pengertian tentang guru masih

mengandung pengertian yang bersifat umum. Jika kita

mendengan istilah guru, kita belum dapat menentukan

posisinya, yakni dia guru pada jenjang pendidikan dasar

atau jenjang pendidikan menengah.

Secara umum pengertian guru adalah seorang pegawai

negeri sipil di suatu lembaga pendidikan yang diberi tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh

pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan

dengan tugas utama pengajar peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar atau jenjang pendidikan menengah

termasuk juga Taman Kanak-kanak. Atau membimbing

peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah. Pengertian tersebut adalah bagi guru yang

bertugas sebagai pegawai negeri sipil. Sedangkan untuk

guru swasta, pengertiannya kurang lebih sama, hanya

bedanya ia mengajar dan digaji oleh penyelenggara sekolah

atau yayasan tempat ia bernaung/bertugas Samana

(2004:27).

Istilah profesionalitas/profesionalisme berasal dati kata

profession yang mengandung arti pekerjaan yang

memerlukan keahlian atau kompetensi yang diperoleh

melalui pendidikan atau latihan khusus. Kompetensi dan

professional memiliki hubungan yang erat: profesi tanpa

kompetensi akan kehilangan makna, dan kompetensi tanpa

profesi akan kehilangan guna. A profession is a disciplined

group of individuals who adhere to ethical standards and

who hold themselves out as, and are accepted by the public

as, possessing special knowledge and skills in a widely recognised body of learning derived from research, education

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

21

and training at a high level, and who are prepared to apply

this knowledge and exercise these skills in the interest of

others MacBeath (2012: 15). Gibson dalam Suandi

(2008:12) menjelaskan bahwa cirri-ciri profesionalisme

adalah:

1) Masyarakat mengakui layanan yang diberikan atas dasar dimilikinya seperangkat ilmu dan keterampilan yang mendukung profesi tersebut; 2) Diperlukan proses pendidikan tertentu bagi seseorang sebelum melaksanakan tugas profesi tersebut; 3) Adanya mekanisme seleksi sehingga hanya yang berkompeten yang dapat melaksanakan profesi tersebut; dan 4) Adanya organisasi profesi untuk melindungi kepentingan anggotanya serta meningkatkan layanan kepada masyarakat termasuk adanya kode etik profesi sebagai landasan perilaku keprofesionalannya.

Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005

atau yang lebih dikenal dengan sebutan Undang-Undang

Guru dan Dosen, merupakan suatu kabar gembira di

kalangan guru sebagai tenaga pendidik yaitu diakuinya

guru sebagai tenaga professional. Pasal 1 butir (4) Undang-

Undang yang sama dinyatakan bahwa professional adalah

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukanoleh seseorang

menjadi sumber penghasilan bagi kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

memenuhi standard mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Ini artinya, di satu sisi ada

pengakuan yang sangat berharga bagi guru, namun di sisi

yang lain terdapat tuntutan kerja keras bagi para guru,

karena untuk menjadi professional sebenarnya diperlukan

beberapa persyaratan yang tidak mudah memenuhinya;

antara lain menyangkut dimilikinya kompetensi yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

22

diperlukan. Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005

secara eksplisit menyebutkan bahwa guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mengacu pada

substansi pasal 8 tersebut, jelas bahwa kepemilikan

kompetensi hukumnya adalah wajib, artinya bagi guru yang

tidak mampu memiliki kompetensi akan gugur

keguruannya. Selanjutnya pada pasal 10 ayai (1)

disebutkan bahwa kompetensi guru sebagaimana yang

disebutkan pada pasal 8 di atas mencakup kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi professional. Guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya berkewajiban meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensinya

secara berkesinambungan sejalan dengan perkembangan

ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni (UU RI No. 14 tahun

2005 pasal 20 bagian b).

Mengacu pada model pendidik professional, seorang

guru professional harus memiliki 4 (empat) kemampuan

dasar dan 4 (empat) komponen penting. 4 (empat)

kemampuan dasar tersebut adalah:

1) Kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan

menyampaikan materi pelajaran;

2) Kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan

bekerjasama dengan pihak terkait untuk

meningkatkan mutu pendidikan;

3) Kemampuan teknologi, yaitu kemampuan

menggunakan perangkat teknologi informasi dalam

pembelajaran; dan

4) Kemampuan evaluasi, yaitu kemampuan melakukan

penilaian terhadap pencapaian peserta didik.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

23

Selanjutnya, mengenai 4 (empat) komponen penting

yang harus dimiliki guru, adalah:

1) Basis pengetahuan, yaitu:

a) Guru memahami teori belajar, pengembangan

kurikulum, pengembangan peserta didik, dan

mengetahui cara menggunakan pengetahuan

tersebut di dalam merencanakan pembelajaran

untuk mencapai tujuan kurikulum;

b) Guru professional selalu aktif mencari

pengetahuan dalam pembelajaran; dan

c) Guru harus memahami kebutuhan siswa baik

berdasar budaya, komunitas, suku, ekonomi,

dan bahasa.

2) Pedagogik, yaitu:

a) Guru yang aktif selalu meningkatkan

pembelajaran untuk mencapai prestasi peserta

didik sesuai dengan harapan standard yang

ditentukan;

b) Pembelajaran yang menekankan pembelajaran

aktif yang menggunakan berbagai macam teknik,

materi, dan pengalaman belajar untuk semua

peserta didik; dan

c) Guru yang efektif mengandalkan pengetahuan

pedagogik yang berkualitas untuk penentuan

kurikulum, pemilihan strategi pembelajaran,

perencanaan pengembangan pembelajaran, dan

merumuskan penilaian untuk mengukur

kemajuan belajar peserta didik.

3) Kepemimpinan, yaitu:

a) Kepemimpinan yang fokus pada peningkatan

prestasi peserta didik yang lebih baik;

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

24

b) Sebagai pemimpin, para guru menempatkan

prioritas pada keunggulan (excellent), juga

mengandalkan pengetahuan dan

keterampilannya untuk merumuskan berbagai

strategi dalam belajar mengajar yang lebih efektif

dan efisien; dan

c) Guru menjalin kerjasama (networking) dengan

sesama pendidik dan pihak lain untuk

meningkatkan kualitas program dan berbagi

pengetahuan yang lebih maju.

4) Personal Attributes, yaitu:

a) Guru harus bersikap jujur dan adil;

b) Guru memiliki visi pribadi (personal vision) yang

bisa membimbing peserta didik untuk mencapai

tujuan belajar;

c) Guru yang efektif selalu melakukan evaluasi diri

atas sikap/tindakan yang dilakukan demi

kemajuan peserta didik.

Ada 3 (tiga) jenis kompetensi yang harus dimiliki

oleh guru, (Sudrajat, 2007), yaitu:

1) Kompetensi professional, yaitu memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya; 2) Kompetensi kemasyarakatan, yaitu mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, dengan sesama guru, maupun dengan masyarakat luas; 3) Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran: Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani

Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pemerintah

yakni kebijakan bidang pendidikan nasional, pemerintah

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

25

telah merumuskan empat jenis kompetensi guru

sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagai berikut:

1) Kompetensi Pedagogik, yaitu merupakan kemampuan

dalam pengelolaan peserta didik, yang meliputi:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

b) Pemahaman terhadap peserta didik;

c) Pengembangan kurikulum/silabus;

d) Perancangan pembelajaran;

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis;

f) Evaluasi hasil belajar; dan

g) Pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian, yaitu merupakan

kemampuan kepribadian, yang meliputi:

a) Mantap;

b) Stabil;

c) Dewasa

d) Arif dan bijaksana;

e) Berwibawa;

f) Berakhlak mulia;

g) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

h) Mengevaluasi kinerja sendiri; dan

i) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3) Kompetensi sosial, yaitu merupakan kemampuan

pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk:

a) Berkomunikasi lisan dan tulisan;

b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional;

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

26

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik; dan

d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi professional, yaitu merupakan

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang meliputi:

a) Konsep, skruktur, dan metode

keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren

dengan materi ajar;

b) Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;

c) Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

d) Penerapan konse-konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari; dan

e) Kompetisi secara professional dalam konteks global

dengan tetap melestarikan nilai dan budaya bangsa.

Dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005

dikemukakan juga, bahwa dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan guru berkewajiban sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran, yaitu melaksanakan

proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran;

2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi

akademik dan kompetensi secara berkelanjutan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni;

3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan

kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga,

dan status sosial ekonomi peserta didik dalam

pembelajaran;

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

27

4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan,

hokum, dank ode etik guru, serta nilai-nilai agama

dan etika; dan

5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan

bangsa.

2.4 Guru Sekolah Dasar Guru sekolah dasar adalah tenaga pengajar yang diberi

tugas mengajar, melatih dan membimbing peserta didik

pada sekolah dasar. Profesi guru termasuk guru SD, bukan

sekedar wahana untuk menyalurkan hoby ataupun sebagai

pekerjaan sambilan, melainkan merupakan suatu

pekerjaan yang harus ditekuni secara serius guna

mewujudkan keahlian professional secara maksimal. Guru

adalah tenaga professional, dan sebagai tenaga professional

guru harus mempunyai syarat kemampuan dasar atau

kompetensi yang jumlahnya ada lima, yaitu: menguasai

kurikulum, menguasai materi tiap-tiap mata pelajaran yang

diampunya, menguasai metode dan teknik evaluasi,

senantiasa komitmen terhadap tugas dan pengabdiannya,

serta memiliki kedisiplinan dalam arti luas. Predikat

professional atau ahli dalam tugasnya akan layak

disandang oleh guru, jika kelima kompetensi dasar tersebut

di atas benar-benar dimiliki oleh seorang guru.

Secara formal, seorang guru tugasnya adalah mengajar

di depan kelas, tetapi lebih dari pada itu, seorang guru juga

mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan,

kemanusiaan, dan harus peka dengan lingkungan sekitar.

Karena hakekat guru seperti ditulis oleh Setyowati L.S. dkk.

dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Kewargaan

Negara, mengenai guru sebagai berikut:

1) Guru adalah agen pembaruan;

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

28

2) Guru berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai dalam masyarakat yang baik; 3) Guru sebagai fasilitator yang memungkinkan tercapainya kondisi yang baik, yaitu baik bagi subjek didik untuk belajar; 4) Guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik; 5) Guru bertanggung jawab secara professional untuk terus-menerus meningkatkan kemampuannya; dan 6) Guru menjunjung tinggi kode etik professional (Landep, 2002:14).

Dengan melihat hakekat guru seperti yang telah ditulis

oleh Landep Setyowat, (2002) tersebut di atas, terkesan

bahwa guru adalah sosok manusia hebat yang ditempatkan

dan harus mampu menempatkan diri dalam berbagai sisi

kehidupan dan kegiatan baik dalam kedinasan,

kemasyarakatan, dan kemanusiaan. Dengan segala

keterbatasan yang ada padanya, guru senantiasa dituntut

untuk meningkatkan kinerjanya, profesionalismenya, serta

memiliki kreativitas yang tinggi guna menunjang dan

mewujudkan sosok yang serba mampu.

Sementara guru kreatif adalah guru yang mempunyai

kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru yang dapat

menunjang dan membantu pelaksanaan bidang tugasnya.

Yang dimaksud dengan hal baru tersebut tidak mesti baru

sama sekali, tetapi dapat juga berupa gabungan dari hal-

hal yang sudah ada sebelumnya untuk dimodifikasi lagi.

2.5 Kelompok Kerja Guru (KKG)

2.5.1 Pengertian KKG Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) termasuk dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan melalui strategi

inservice training secara penataran non kualifikasi. Lebih

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

29

spesifik KKG merupakan penataran atau pelatihan yang

bersifat penyegaran bagi guru-guru atau penyampai materi

pelajaran yang dilaksanakan di tingkat UPTD Dikpora yang

penyelenggaraannya dilakukan di daerah-daerah binaan

termasuk di wilayah Kecamatan Dempet.

KKG merupakan suatu wadah dalam pembinaan

kemampuan professional guru, pelatihan dan tukar

menukar informasi dalam suatu mata pelajaran tertentu

sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, Ginting (2004: 27).

Sependapat dengan pendapat Ginting di atas, Direktorat

Pendidikan Dasar dalam Roosilawati (2009: 7), mengatakan

bahwa KKG merupakan wadah bagi guru yang tergabung

dalam gugus sekolah yang terdapat dalam suatu wilayah

kepenilikan atau didasarkan atas kelompok sekolah yang

berdekatan yang ingin maju bersama di dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan melalui sistem pembinaan

professional.

Dengan demikian, KKG adalah sebuah forum/organisasi

atau perkumpulan guru-guru yang mempunyai kegiatan

khusus memberikan informasi-informasi pendidikan dalam

rangka meningkatkan kualitas pribadi guru dalam proses

belajar mengajar.

2.5.2 Tujuan dan Fungsi KKG Secara umum KKG bertujuan meningkatkan mutu

pendidikan dan sekaligus merupakan upaya peningkatan

penghayatan dan pengamalan Pancasila serta nilai-nilai

luhur kejuangan, sehingga semakin membudaya dan

mempribadi di kalangan para guru. Secara khusus KKG ini

bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kemampuan

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

30

peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar.

Menurut Didaksmen dalam Syofriani (2006),

mengatakan bahwa tujuan KKG adalah sebagai berikut: “Kelompok Kerja Guru (KKG) bertujuan untuk memperlancar upaya peningkatan mutu, pengetahuan, wawasan, kemampuan, dan keterampilan professional para tenaga kependidikan khususnya bagi guru sekolah dasar dalam meningkatkan mutu kegiatan/proses belajar mengajar dan mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu belajar”.

Secara umum hadirnya KKG bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dalam artian yang luas,

dan secara khusus untuk meningkatkan profesionalisme

guru Wayan (2010). Selanjutnya mengutip Depdiknas

dalam Wayan (2010) melanjutkan pendapatnya tersebut

bahwa sesungguhnya kehadiran KKG adalah untuk

meningkatkan sumber daya tenaga kependidikan yang

tersedia.

Berdasarkan beberapa pengertian yang sampaikan noleh

beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah suatu kegiatan yang

dilaksanakan oleh para guru dalam upaya meningkatan

kemampuan dan keterampilan melalui serangkaian

kegiatan yang dilaksanakan di tiap gugus sekolah atau tiap

wilayah kepenilikan atau pula dalam wilayah Daerah

Binaan (Dabin) yang kegiatannya antara lain berupa:

pendalaman materi pelajaran, analisis materi pelajaran,

penyusunan program tahunan, penyusunan program

semester, penyusunan program satuan pelajaran,

menyiapkan media dan alat pembelajaran, menyusun

rencana pembelajaran, melaksanakan program,

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

31

mengevaluasi pelaksanaan program, menyusun dan

menganalisis alat evaluasi, serta menyusun program

kegiatan Kelompok Kerja Guru itu sendiri bersama-sama

dengan peserta/guru.

2.6 Etos Kerja Guru Dalam Mengikuti KKG Etos kerja guru dalam mengikuti KKG adalah sikap

positif terhadap kegiatan KKG yang merupakan

merupakan wadah pembinaan profesional guru yang

memberikan bantuan serta layanan terhadap kemampuan

profesional guru. Segala bentuk usaha yang dilakukan oleh

guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

efektif di kelas dapat dibahas bersama-sama di KKG, dan

juga permasalahan yang muncul dalam proses belajar

mengajar dapat dicarikan solusinya melalui program bedah

masalah di KKG. “KKG adalah wadah kerjasama guru-guru

dan sebagai tempat mendiskusikan masalah yang berkaitan

dengan kemampuan profesional, yaitu dalam hal

merencanakan, melaksanakan, dan menilai kemajuan

murid

2.7 Supervisi Akademik 2.7.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervisi adalah semua usaha yang sifatnya membantu

guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki,

mengembangkan, dan bahkan meningkatkan

pengajarannya, serta dapat pula menyediakan kondisi

belajar siswa yang efektif dan efisien demi pertumbuhan

jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan

meningkatkan mutu pendidikan. Bantuan atau pelayanan

yang diberikan yang dimaksud adalah bantuan yang

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

32

diberikan dengan jalan memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada guru untuk dapat mengembangkan

pengelolaan pembelajaran yang terdiri dari penyusunan

rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan

penilaian prestasi belajar (Purwanto, 2006: 76-79).

Salah satu tugas kepala sekolah/madrasah adalah

melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan

supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan

konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al;

2007). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah/madrasah

harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik

yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-

prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi

akademik.

Supervisi akademik yang menitikberatkan pengamatan

supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal

yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan

pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses

belajar Arikunto (2004: 5). Fungsi supervisi adalah

membantu sekolah menciptakan lulusan yang baik dalam

kuantitas dan kualitatas, serta membantu para guru agar

bisa dan dapat bekerja secara profesional sesuai dengan

kondisi masyarakat tempat sekolah itu berada Pidarta

(2009: 3). Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran Daresh, (2000 Glickman, et al; 2007: 28).

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja

guru dalam mengelola pembelajaran.

2.7.2 Teknik Supervisi Akademik

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

33

Teknik supervisi akademik ada dua, yaitu teknik

supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.

1) Teknik supervisi individual Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan

supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini

hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil

supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya.

2) Macam-macam teknik supervisi individual Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu:

Kunjungan kelas, Observasi kelas, Pertemuan individual,

Kunjungan antar kelas, dan Menilai diri sendiri.

a) Kunjungan kelas Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh

kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di

kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru dalam

mengatasi masalah di dalam kelas. Cara melaksanakan

kunjungan kelas:

a. Dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

tergantung sifat tujuan dan masalahnya,

b. Atas permintaan guru bersangkutan,

c. Sudah memiliki instrumen atau catatan-catatan,

dan

d. Tujuan kunjungan harus jelas.

Tahap-tahap kunjungan kelas. Ada empat tahap

kunjungan kelas.

1) Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor

merencanakan waktu, sasaran, dan cara

mengobservasi selama kunjungan kelas.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

34

2) Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap

ini, supervisor mengamati jalannya proses

pembelajaran berlangsung.

3) Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor

bersama guru mengadakan perjanjian untuk

membicarakan hasil-hasil observasi.

4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

Kriteria kunjungan kelas, dengan menggunakan enam

kriteria yaitu:

a. Memiliki tujuan-tujuan tertentu;

b. Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat

memperbaiki kemampuan guru;

c. Menggunakan instrumen observasi untuk

mendapatkan data yang obyektif;

d. Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina

sehingga menimbulkan sikap saling pengertian;

e. Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu

proses pembelajaran; dan

f. Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak

lanjut.

b) Observasi kelas Observasi kelas adalah mengamati proses

pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah

untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi

pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha

memperbaiki proses pembelajaran. Aspek-aspek yang

diobservasi di dalam kelas, (Glickman, et al; 2007).

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:

a. Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa

dalam proses pembelajaran,

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

35

2. Cara menggunakan media pengajaran

3. Variasi metode,

4. Ketepatan penggunaan media dengan materi

5. Ketepatan penggunaan metode dengan

materi, dan

6. Reaksi mental para siswa dalam proses

belajar mengajar.

Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap:

a. Persiapan,

b. Pelaksanaan,

c. Penutupan,

d. Penilaian hasil observasi; dan

e. Tindak lanjut. Supervisor: 1) sudah siap

dengan instrumen observasi, 2) menguasai

masalah dan tujuan supervisi, dan 3)

observasi tidak mengganggu proses

pembelajaran.

Aspek-aspek yang diobservasi:

a. Usaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses

pembelajaran.

b. Cara penggunaan media pembelajaran.

c. Reaksi mental para peserta didik dalam

proses pembelajaran.

d. Keadaan media yang digunakan.

e. Lingkungan social, fisik sekolah, baik di

dalam maupun di luar kelas dan factor-

faktor penunjang lainnya.

Alat-alat Observasi:

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

36

Check-List, yakni alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-

keterangan yang lebih obyektif terhadap situasi

pembelajaran dalam kelas,

c) Pertemuan Individual Pertemuan individual adalah satu pertemuan,

percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara

supervisor guru. Tujuannya adalah:

a. Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan

guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi;

b. Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik;

c. Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan

pada diri guru; dan

d. Menghilangkan atau menghindari segala

prasangka.

Supervisor harus berusaha mengembangkan segi-

segi positif guru, mendorong guru mengatasi

kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan

melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih

meragukan.

d) Kunjungan antar kelas Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu

berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri.

Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam

pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan

antar kelas:

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

37

a. Harus direncanakan;

b. Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;

c. Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi;

d. Sediakan segala fasilitas yang diperlukan;

e. Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan

pengamatan yang cermat;

f. Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar

kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan

pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas

tertentu;

g. Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru

bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi

dan kondisi yang dihadapi;

h. Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan

kunjungan antar kelas berikutnya.

e) Menilai diri sendiri Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan

oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu

diperlukan kejujuran diri sendiri. Caranya sebagai

berikut.

a. Suatu daftar pandangan atau pendapat yang

disampaikan kepada murid-murid untuk menilai

pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun

dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup

maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut

nama.

b. Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.

c. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu

catatan, baik mereka bekerja secara individu

maupun secara kelompok.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

38

3) Teknik supervisi Kelompok Teknik supervisi kelompok adalah satu cara

melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada

dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai

dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau

kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama

dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi

satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka

diberikan layanan supervisi sesuai dengan

permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.

ada tiga belas teknik supervisi kelompok yaitu:

a. kepanitiaan-kepanitiaan,

b. kerja kelompok,

c. laboratorium dan kurikulum,

d. membaca terpimpin,

e. demonstrasi pembelajaran,

f. darmawisata,

g. kuliah/studi,

h. diskusi panel,

i. perpustakaan,

j. organisasi profesional,

k. buletin supervisi,

l. pertemuan guru,

m.lokakarya atau konferensi kelompok

Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi

individual atau kelompok di atas yang cocok atau bisa

diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah.

Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu

menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya

mampu membina keterampilan pembelajaran seorang

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

39

guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi

akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala

sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang

keterampilan yang akan dibina, juga harus

mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan

sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang

digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang

sedang dibina melalui supervisi akademik.

2.8 Teknik Supervisi Diskusi 2.8.1 Pengertian Supervisi Diskusi Diskusi adalah merupakan salah satu teknik supervisi

yang dilakukan melalui pertukaran pendapat tentang

sesuatu masalah untuk mengembangkan ketrampilan para

guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka

hadapi bersama Bafadal (2004:56) . Melalui diskusi

kelompok, guru-guru merasa turut bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kelompok, adanya interaksi antar

guru, serta kontrol yang teliti dan mantap dalam

mengemukakan pendapat mereka masing-masing. Dengan

diskusi ini pula guru-guru dapat memperoleh informasi dan

banyak pengalaman dari peserta diskusi yang besar

manfaatnya untuk pengembangan profesinya.

Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat

melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk

mencari alternatif pemecahannya. (Sagala, 2010:

213). Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi

kelompok yang digunakan supervisor untuk

mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru

dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan

cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

40

lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para

guru untuk saling mengetahui, memahami, atau

mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama–

sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan

masalah tersebut

Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk

memecahkan masalah–masalah yang dihadapi guru dalam

pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi

melaluii diskusi. Teknik supervisi ini diikuti oleh sejumlah

guru dan satu atau beberapa supervisor. Namun,

diharapkan yang terlibat dalam diskusi adalah para guru.

Di dalam setiap diskusi, supervisor diharapkan atau kepala

sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan,

nasehat-nasehat, ataupun saran-saran yang diperlukan

Pertemuan-pertemuan yang berwujud diskusi sering

terjadi, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Diskusi

terjadi pada pelbagi bentuk pertemuan, bisa dalam rapat

sekolah, dalam mimbar ilmiah, dalam laporan penelitian,

dalam pertemuan ilmiah, dan pertemuan-pertemuan

lainnya. Materi yang didiskusikan pun bermacam-macam

sesuai dengan tema dan materi yang dibahas. Pengikut

diskusi pun bisa berbagai kalangan. Bisa antar guru, bisa

antar pemuda, pemuda dengan orang-orang dewasa,

dewasa dengan orag-orang tua, guru dengan siswa, guru

dengan anggota masyarakat, dan sebagainya. Peserta

diskusi itu juga bergantung pada tema pertemuan, judul

diskusi, dan materi yang dibahas. Kalau yang dibahas

kurikulum muatan lokal misalnya, tentu yang terlibat

dalam diskusi itu adalah para guru dan para tokoh

masyarakat di daerah. Begitu pula halnya dengan

pembahasan tentang arah pendidikan masa depan yeng

dilibatkan dalam diskusi ini adalah para guru, para

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

41

pemuda, dan warga masyarakat. Menurut, Sagala (2010:

215) hal–hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai

pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau

berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus

mampu:

a) Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ; b) Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi. c) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran. d) Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama. e) Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.

2.8.2 Ciri-Ciri Teknik Supervisi Diskusi Ciri-ciri teknik supervisi diskusi adalah sebagai berikut:

1) Supervisi bersifat kelompok, yaitu sejumlah guru dan

satu atau beberapa supervisor.

2) Tempat supervisi bisa di sekolah dan bisa juga di luar

sekolah.

3) Guru yang disupervisi tidak dalam keadaan mengajar

dalam kelas atau membimbing para siswa belajar.

4) Waktu melaksanakan supervisi bisa mendadak kalau

supervisor dan atau guru menghendaki, atau waktu

sudah direncanakan sejak awal.

5) Materi yang didiskusikan adalah masalah-masalah yang

bertalian dengan upaya meningkatkan profesi guru,

mencakup proses pembelajaran, kepribadian dan

dedifikasi guru, belajar seumur hidup, study lanjut,

hubungan dengan masyarakat, memanfaatkan objek-

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

42

objek di masyarakat untuk kepentingan pembelajaran,

dan sejenisnya.

6) Proses supervisi didominasi oleh diskusi multiarah dari

para peserta baik yang disupervisi maupun supervisor.

Namun diharapkan guru-guru lebih banyak aktif

dibandingkan dengan supervisor.

7) Diskusi beakhir setelah para peserta menemukan jalan

keluar sebagai jawaban terhadap masalah yang dibahas.

Berarti supervisi telah selesai.

8) Tindak lanjut diadakan manakala para guru yang

menjadi peserta supervisi sepakat untuk menindak

lanjuti hasil supervisi itu.

2.8.3 Langkah-Langkah Teknik Supervisi Diskusi Menurut Sagala (2010: 218) langkah-langkah teknik

supervisi ini adalah sebagai berikut

1) Proses supervisi dimulai dengan ada suatu permasalahan yang bertalian dengan upaya meningkatkan profesi guru. 2) Masalah atau sejumlah masalah di atas bisa terjadi pada guru dan bisa juga ditangkap oleh supervisor. 3) Inisiatif mengadakan pertemuan atau diskusi muncul, bisa dari guru dan bisa juga dari supervisor. 4) Undangan dibuat untuk para peserta, tetapi kalau supervisi mendadak sebab membutuhkan penyelesaian masalah dengan segera, tidak dibutuhkan undangan resmi, pemberitahuan cukup secara lisan. 5) Proses supervisi terjadi. Para peserta, yaitu guru-guru dan supervisor atau para supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

43

mengemukakan informasi yang diterimanya. Wujud diskusi tidak selalu stabil, tetapi dapat dinamis, berdebat, mempertahankan pendapat, mengemukakan argumentasi, dan sebagainya. Yang perlu dijaga adalah berdebat secara ilmiah berdasarkan data dan hati tetap dingin. 6) Perdebatan atau diskusi berhenti setelah peserta menemukan jalan keluar permasalahan-permasalahan yang dibahas. Jalan keluar ini harus disepakati bersama oleh peserta. Ini berarti supervisi sudah selesai 7) Tindak lanjut diadakan kalau para peserta menghendakinya.

Langkah-langkah teknik supervisi diskusi adalah

Pidarta (2009: 80).

1. Proses supervisi dimulai dengan ada suatu permasalahan yang bertalian dengan upaya meningkatkan profesi guru. 2. Masalah atau sejumlah masalah di atas bisa terjadi pada guru dan bisa juga ditangkap oleh supervisor. 3. Inisiatif mengadakan pertemuan atau diskusi muncul, bisa dari guru dan bisa juga dari supervisor. 4. Undangan dibuat untuk para peserta, tetapi kalau supervisi mendadak sebab membutuhkan penyelesaian masalah dengan segera, tidak dibutuhkan undangan resmi, pemberitahuan cukup secara lisan. 5. Proses supervisi terjadi. Para peserta, yaitu guru-guru dan supervisor atau para supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor mengemukakan informasi yang diterimanya. Wujud diskusi tidak selalu stabil, tetapi dapat dinamis, berdebat, mempertahankan pendapat, mengemukakan argumentasi, dan sebagainya. Yang perlu dijaga adalah berdebat secara ilmiah berdasarkan data dan hati tetap dingin.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

44

6. Perdebatan atau diskusi berhenti setelah peserta menemukan jalan keluar permasalahan-permasalahan yang dibahas. Jalan keluar ini harus disepakati bersama oleh peserta. Ini berarti supervisi sudah selesai. 7. Tindak lanjut diadakan kalau para peserta menghendakinya. 8. Tukar menukar pengalaman (Sharing of Experience and Sharing of Idea)

Dari kedua indikator di atas dalam penelitian ini, kisi-

kisi supervisi diskusi adalah

1. Ada suatu permasalahan yang bertalian dengan upaya

meningkatkan profesi guru.

2. Masalah terjadi pada guru dan bisa juga ditangkap

oleh supervisor.

3. Inisiatif mengadakan pertemuan atau diskusi

4. Undangan dibuat undangan resmi, atau cukup secara

lisan.

5. Proses supervisi terjadi.

6. Adanya Solusi yang didapat

7. Tindak lanjut

8. Tukar menukar pengalaman (Sharing of Experience

and Sharing of Idea)

2.9 Penelitian Yang Relevan Sutari (2013). Pengelolaan Program Kelompok Kerja

Guru (KKG) di Gugus Kecamatan Kraton

Yogyakarta.Penelitian ini termasuk penelitian evaluasi

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Model

evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi

formatif. Penelitian dilaksanakan di Kelompok Kerja Guru

(KKG) Gugus Kecamatan Kraton Yogyakarta yang terdiri

dari lima sekolah dasar dan dilaksanakan mulai bulan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

45

Maret sampai dengan bulan April 2013. Populasi

sebanyak 78 orang terdiri dari 73 orang guru kelas dan 5

orang kepala sekolah. Sampel penelitian sama dengan

jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh data penelitian ini terdiri

dari angket dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan

adalah lembar angket dan review dokumen. Instrumen

dilakukan pengujian validitas isi dan konstruk sebelum

digunakan. Data yang diperoleh dari instrumen dianalisis

secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa pengelolaan program KKG di

Gugus Kecamatan Kraton Yogyakarta bernilai 3,75 dengan

kriterian penilaian baik pada skala nilai 5 atau 1,00 s.d.

5,00. Dilihat dari masing-masing variabel diperoleh: 1)

perencanaan program KKG bernilai 4,01 dengan kriteria

penilaian baik, 2) pengorganisasian program KKG bernilai

4,00 dengan kriteria penilaian baik, 3) penggerakan

program KKG bernilai 3,65 dengan kriteria penilaian

baik, dan 4) pengawasan program KKG bernilai 3,25

dengan kriteria penilaian cukup.

Fahrawaty.2012. Upaya Optimalisasi Kelompok Kerja

Guru di Daerah Terpencil di Provinsi Sulawesi Selatan.

Program Kelompok Kerja Guru (KKG) di sejumlah

daerah terpencil di wilayah provinsi Sulawesi Selatan

memerlukan perhatian khusus dalam pelaksanaannya

terutama menyangkut aspek administratif, finansial dan

akademik. Untuk itu, kerjasama yang baik antara pengelola

kelompok, kepala sekolah, pengawas sekolah dengan

dinas pendidikan kabupaten/kota masing-masing dan

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi

Selatan sangat diperlukan. Dengan demikian, seluruh

program yang menjadi prioritas kelompok dapat terkawal

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

46

dengan baik yang berdampak pada optimalnya peran

KKG dalam meningkatkan kompetensi dan

profesionalisme para pejuang pendidikan di daerah

terpencil.

Purnanda (2013). Pelaksanaaan Fungsi Kelpmpok Kerja

Guru ( KKG ) Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan

Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Berdasarkan temuan

dalam penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

yaitu pelaksanaan fungsi kelompok kerja guru di Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab dilihat dari aspek

wahana pengembangan profesional tenaga pendidik berada

pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,53, pelaksanaan

fungsi kelompok kerja guru di Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Sungai Tarab dilihat dari aspek wahana

penyelesaian atas berbagai masalah berada pada kategori

baik dengan skor rata-rata 4,40, pelaksanaan fungsi

kelompok kerja guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Sungai Tarab dilihat dari aspek wahana sumber belajar dan

kerjasama para anggota berada pada kategori baik dengan

skor rata-rata 4,27, pelaksanaan fungsi kelompok kerja

guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab

dilihat dari aspek wahana menemukan dan menjabarkan

gagasan baru berada pada kategori baik dengan skor rata-

rata 4,16, secara umum pelaksanaan fungsi kelompok kerja

guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sungai Tarab

berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,34.

Peneltian ini merupakan penelitian tindakan yang

berjudul supervisi teknik diskusi kelompok untuk

meningkatan etos kerja guru yang tergabung dalam Gugus

Sekolah Sultan Agung yang berpusat di SDN Kuwu dalam

mengikuti kegiatan KKG. Rumusan masalah penelitian ini

adalah Apakah supervisi teknik diskusi kelompok dapat

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

47

meningkatan etos kerja guru yang tergabung dalam Gugus

Sekolah Sultan Agung yang berpusat di SDN Kuwu dalam

mengikuti kegiatan KKG. Adapun penelitian ini dilakukan

untuk mendeskripsikan mengenai Supervisi teknik diskusi

kelompok dapat meningkatan etos kerja guru yang

tergabung dalam Gugus Sekolah Sultan Agung yang

berpusat di SDN Kuwu dalam mengikuti kegiatan KKG

2.10 Kerangka Berfikir Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan tidak dapat

lepas dari peran guru sebagai transformator ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang seiiring

dengan perkembangan jaman. Jabatan guru adalah jabatan

professional yang membutuhkan keahlian dan keterampilan

khusus dalam rangka memberikan layanan pendidikan

yang lebih baik. Layanan pendidikan ini diharapkan agar

peningkatan mutu pendidikan dapat meningkat, untuk itu

diperlukan etos kerja guru yang baik. Peningkatan kualitas

dan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar

adalah bagian integral dari upaya peningkatan mutu

pendidikan secara keseluruhan, hal ini dilihat dari

fungsinya bahwa guru adalah berperan sangat penting

sebagai dinamisator kurikulum serta bahan pelajaran.

Guna meningkatkan etos kerja guru yang baik, maka guru

perlu mendapatkan pembinaan dan latihan professional

secara tersistem dan terstruktur yang baik. Wahana

pembinaan professional ini adalah kegiatan Kelompok Kerja

Guru (KKG).

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Etos kerja yang profesional penting dimiliki oleh para karyawan untuk mengahasilkan sikap kerja dan hasil kerja yang unggul. 2.1.3 Aspek-Aspek Etos Kerja

48

Etos Kerja Guru

Dalam Mengikuti KKG

Supervisi teknik

diskusi kelompok

Profesionalisme Guru Meningkat

Mutu

Pembelajaran Meningkat