BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu...

13
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Agency Theory merupakan suatu perspektif yang sering digunakan dalam memahami hubungan tata kelola dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pada dasarnya dalam membangun sebuah perusahaan, semua insan yang terlibat dalam perusahaan tersebut kiranya memiliki tujuan yang sama dalam menyelaraskan visi dan misi perusahaan. Namun, seringkali terdapat perbedaan pendapat cara mencapai tujuan tersebut yang melibatkan kepentingan masing-masing pihak. Perbedaan cara yang dimiliki oleh manajer dan investor menimbulkan adanya persaingan yang berujung dengan memaksimalkan kekayaan saham masing-masing. Sebagai pihak yang ditunjuk oleh perusahaan, manajemen didelegasikan untuk membuat keputusan keputusan yang berkaitan dengan saham yang ditunjukkan oleh perusahaan. Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good Corporate Governance dengan Earnings Management. Teori keagenan merupakan suatu teori ekonomi yang melatarbelakangi adanya perbedaan konflik kepentingan dalam perusahaan atau organisasi. Menurut Siallagan dan dan Machfoedz (2006) adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Agency Theory merupakan suatu perspektif yang sering digunakan dalam

memahami hubungan tata kelola dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pada

dasarnya dalam membangun sebuah perusahaan, semua insan yang terlibat dalam

perusahaan tersebut kiranya memiliki tujuan yang sama dalam menyelaraskan visi

dan misi perusahaan. Namun, seringkali terdapat perbedaan pendapat cara mencapai

tujuan tersebut yang melibatkan kepentingan masing-masing pihak. Perbedaan cara

yang dimiliki oleh manajer dan investor menimbulkan adanya persaingan yang

berujung dengan memaksimalkan kekayaan saham masing-masing. Sebagai pihak

yang ditunjuk oleh perusahaan, manajemen didelegasikan untuk membuat keputusan

– keputusan yang berkaitan dengan saham yang ditunjukkan oleh perusahaan.

Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara

keterkaitan Good Corporate Governance dengan Earnings Management. Teori

keagenan merupakan suatu teori ekonomi yang melatarbelakangi adanya perbedaan

konflik kepentingan dalam perusahaan atau organisasi. Menurut Siallagan dan dan

Machfoedz (2006) adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan

pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

2

keagenan diantara principal dengan agen. Menurut Jensen and Meckling (1976), teori

keagenan adalah teori yang menjelaskan agency relationship dan masalah-masalah

yang ditimbulkannya. Agency relationship adalah hubungan yang terjadi antara

principal dan agent dalam bertransaksi dengan pihak ke tiga. Principal yang

dimaksud dalam agency theory adalah pemegang saham, sedangkan agent yang

dimaksud adalah pihak manajemen.

Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa

teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya

mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas

mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu

menghindari resiko (risk averse). Konflik keagenan terjadi ketika tujuan yang

diharapkan oleh manajer perusahaan tidak sesuai dengan kepentingan pemegang

saham. Menurut Nariastiti (2014) Pemegang saham mengharapkan pendapatan

(dividen) yang maksimal atas dana yang mereka investasikan. Pihak manajemen lebih

mementingkan aktivitas operasional perusahaan dengan tidak membagikan dividen

dan mengalokasikannya sebagai laba ditahan.

Kesinambungan hubungan yang terjalin antara pemegang saham dan

manajer perusahaan akan mempengaruhi kebijakan yang akan digunakan dijalankan

dalam perusahaan. Agent memiliki informasi mengenai perusahaan secara

keseluruhan, tidak seperti halnya dengan principal yang tidak memiliki informasi

yang cukup memadahi tentang perusahaan. Adanya hal inilah dapat menyebabkan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

3

terjadinya ketidakseimbangan informasi. Asimetri informasi akan terjadi apabila

kedua belah pihak tidak memiliki jumlah informasi yang sepadan atau seharusnya.

2.1.2 Asimetri Informasi

Laporan keuangan dibuat guna memenuhi kepentingan-kepentingan untuk

pihak internal perusahaan dan pihak eksternal. Pihak internal yang dimaksud terdiri

dari karyawan, manajer dan yang lainnya. Pihak eksternal yang dimaksud terdiri dari

pemegang saham, kreditor, masyarakat umum dan yang lainnya. Pihak internal

perusahaan tentunya lebih mengetahui kondisi keuangan dan hal-hal apa saja yang

sedang berlangsung didalam perusahaan. Salah satu permasalahan yang sering terjadi

antara pihak agent dan principal adalah adanya asimetri informasi.

Van Niekerk dan Maharaj (2011) mendefinisikan konflik asimetris dimana hal

tersebut merupakan sebuah konflik yang salah satu pesertanya memiliki keunggulan

besar atas suatu aspek dari yang lainnya. Manajer memiliki informasi pribadi tentang

perusahaan dan pendapatan saat ini sedangkan pemegang saham tidak memiliki

potensi tersebut (Richardson, 2000). Adanya kesenjangan informasi yang terjadi

diantara kedua belah pihak mendorong pihak manajemen untuk melakukan tindakan

oportunis yang akan memberikan utilitas bagi dirinya. Selain itu, pihak manajemen

hanya akan mengungkapkan informasi yang dianggap memberikan keuntungan bagi

dirinya, namun jika informasi tersebut tidak memberikan manfaat baginya maka

informasi tersebut tidak akan diungkapkan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

4

Menurut Algifari (2012) dalam Lestiyana (2014) asimetri informasi terbagi

menjadi 2 tipe, yaitu:

1) Adverse selection

Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih

yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau

transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain.

2) Moral hazard

Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih yang

melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi

usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian

transaksi-transaksi mereka, sedangkan pihak-pihak lainnya tidak.

2.1.3 Manajemen Laba

Laba adalah bagian utama dari laporan keuangan dan merupakan pengungkapan

tambahan yang digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk mengevaluasi

seberapa baik manajemen melaksanakan tugas dan pelayanannya (Randall et al,

2007). Setiawati (2002) dalam (Welvin dan Arleen, 2010) menyatakan manajemen

laba sebagai campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal

dengan tujuan menguntungkan dirinya sendiri (manajer). Manajemen laba mungkin

timbul dari dua kesulitan pengendalian terkait yakni asimetri informasi dan masalah

lembaga, yang terjadi ketika kepemilikan ekuitas dipisahkan dari hari ke hari oleh

operasi korporasi (Beatty dan David, 1998).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

5

Tindakan manajemen laba didasari oleh adanya perilaku oportunis. Bentuk

tindakan oportunis yang dilakukan pihak agen (management) adalah memaksimalkan

utilitasnya. Bentuk dari tindakan oportunis tersebut adalah direkayasanya pembuatan

laporan keuangan. Tindakan rekayasa yang dilakukan bisa berupa menaikkan laba

dan menurunkan laba. Menurut Lestiyana (2014) Jenis-jenis transaksi akrual adalah

sebagai berikut:

1) Discretionary

Transaksi discretionary memberikan kebebasan kepada manajemen menentukan

jumlah transaksi akrual secara fleksibel.

2) Non discretionary

Transaksi dicatat menggunakan satu prosedur, apabila prosedur tersebut terpilih,

maka manajemen konsisten dalam menggunakan prosedur tersebut.

Adanya tindakan manajemen laba membuat pengungkapan laporan keuangan

yang ada tidak sesuai dengan realita yang sebenarnya. Apabila dilihat dari kualitasnya

maka laporan keuangan yang telah dimanipulasi tidak menunjukkan keadaan yang

sebenarnya. Isi dari laporan keuangan tersebut lebih mencerminkan hal-hal yang

ingin ditonjolkan oleh pihak manajemen dari pada kepentingan bersama. Menurut

Wisnumurti (2010) Hal ini tidaklah aneh karena tingkat keuntungan atau laba yang

diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping memang adalah

suatu hal yang lazim bahwa besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer

tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

6

Menurut Scott (2010) terdapat beberapa pola dalam manajemen laba, yaitu:

a) Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat pengangkatan CEO baru dengan cara

melaporkan kerugian dalam jumlah besar yang diharapkan dapat

meningkatkan laba di masa datang.

b) Income Minimization

Pola ini dilakukan pada saat perusahaan memiliki tingkat profitabilitas

yang tinggi sehingga jika laba pada masa mendatang diperkirakan turun

drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

c) Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun bertujuan untuk melaporkan net

income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar.

d) Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan

sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada

umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Setiawati dan Na’im (2000) dalam Wisnumurti (2010) menyatakan teknik

dan pola manajemen laba dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:

1) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan) terhadap

estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

7

waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya

garansi, dan lain-lain.

2) Mengubah metode akuntansi

Perubahan metode akunatansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi,

contoh : merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka

tahun ke metode depresiasi garis lurus.

3) Menggeser periode biaya atau pendapatan.

Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain:

mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai

pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat/menunda pengeluaran promosi

sampai periode berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke

pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai.

2.1.4 Good Corporate Governance

GCG merupakan suatu perspektif yang paling sering digunakan untuk

menilai asimetri informasi pada manajemen laba. Menurut definisi Gabrielle O

'Donovan dalam Man (2013) tata kelola perusahaan merupakan sebuah sistem

internal meliputi kebijakan, proses, dan orang-orang yang melayani kebutuhan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya dengan mengarahkan dan

mengendalikan kegiatan manajemen melalui praktek bisnis yang baik, objektivitas,

dan integritas. Menurut Ongore dan Peter (2011) peran tata kelola perusahaan dalam

suatu perekonomian tidak dapat disangkal. Menurut FCGI (Forum For Corporate

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

8

Governance in Indonesia) dengan menerapkan GCG ke perusahaan, ada beberapa

manfaat yang bisa diperoleh. Manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Mudah untuk meningkatkan modal

2) Menurunkan biaya modal

3) Peningkatan kinerja bisnis dan kinerja ekonomi yang membaik

4) Baik berdampak pada harga saham (Karena situasi Indonesia saat ini, privatisasi

Badan Usaha Milik Negara dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap

anggaran negara)

GCG memiliki prinsip-prinsip serta mekanisme yang mampu mengatur dan

menjadi batasan perusahaan dalam melakukan tata kelola. Tata kelola perusahaan

yang baik akan membuat kinerja dan nilai perusahaan yang meningkat. Penerapan

tata kelola yang baik dan mengikuti prinsip yang ada diharapkan mampu

meminimalisir terjadinya asimetri informasi yang berujung pada tindakan manajemen

laba. Penerapan GCG yang dilakukan dengan konsisten diharapkan mampu

menciptakan suasana yang baik sehingga dapat dijadikan landasan dalam

menjalankan kegiatan operasional perusahaan yang efisien kedepannya.

Menurut pedoman Komite Nasional Kebijakan Governance atau KNKG

(2006) terdapat 5 asas Good Corporate Governance yang diperlukan untuk mencapai

kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku

kepentingan (stakeholders). Adapun kelima asas tersebut terdiri dari :

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

9

1) Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus

mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang

disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting

untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku

kepentingan lainnya.

2) Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan

dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai

dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan

prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3) Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan

tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara

kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai

good corporate citizen.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

10

4) Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara

independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan

asas kewajaran dan kesetaraan.

CGPI adalah program riset dan pemeringkatan penerapan tata kelola

perusahaan yang baik di Indonesia pada perusahaan publik yang diselenggarakan oleh

IICG (Nuswandari,2009). CGPI merupakan sebuah program yang didesain untuk

melakukan pemeringkatan mengenai penerapan tata kelola perusahaan publik oleh

IICG. Pemeringkatan tata kelola perusahaan memusatkan perhatian pada unsur-unsur

dari tata kelola perusahaan (Hermanson, 2004). Pemeringkatan CGPI dilakukan

sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG oleh

perusahaan- perusahan publik di Indonesia. Melalui program ini IICG berusaha

untuk meninjau sejauh mana perusahaan menerapkan GCG. Adapun manfaat

penggunaan CGPI menurut IICG adalah :

a) Penataan organisasi perusahaan yang belum sesuai dan belum mendukung

terwujudnya GCG

b) Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama dari internal perusahaan dan

stakeholder terhadap penerapan GCG

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

11

c) Pemetaan masalah-masalah strategis dalam praktik GCG

d) Alternatif perbaikan indikator atau standar mutu pencapaian kualitas CG

2.2Rumusan Hipotesis

2.2.1 Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba

Asimetri informasi merupakan salah satu permasalahan yang terjadi antara agen

dan prinsipal. Asimetri informasi terjadi karena karena adanya ketimpangan

informasi yang tidak merata antara pihak yang satu dan yang lainnya. Tindakan

oportunis seperti ini dapat dijadikan peluang oleh manajemen untuk mencapai

tujuannya tersendiri. Asimetri antara manajemen dan pemilik memberikan

kesempatan pada manajer untuk melakukan earnings management untuk

meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu sehingga dapat menyesatkan

pemilik (pemegang saham) mengenai nilai perusahaan sebenarnya (Herawaty,2008).

Asimetri informasi dianggap sebagai salah satu pendorong terjadinya

manajemen laba. Asimetri informasi menyebabkan pihak agen (manajemen) lebih

mengetahui informasi mengenai perusahaan. Terlihat bahwa asimetri informasi

dengan manajemen laba berhubungan positif, yang berarti semakin besar asimetri

informasi maka semakin besar dorongan bagi manajer untuk melakukan manajemen

laba (Maiyusti, 2014).

Penelitian mengenai asimetri informasi dan manajemen laba telah dilakukan

oleh Muliati (2011) dimana Asimetri informasi berpengaruh positif pada praktik

manajemen laba. Hasil penelitian beliau serupa dengan hasil penelitian yang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

12

dilakukan oleh Nariastiti (2014) yang menunjukkan bahwa asimetri informasi

memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap manajemen laba.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2013) bahwa

asimetri informasi yang diukur dengan Bid-Ask Spread tidak berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba. Penelitian mengenai asimetri informasi terhadap

manajemen laba juga dilakukan oleh Lestiyana (2014) dengan hasil Asimetri

informasi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

H1: Asimetri Informasi berpengaruh pada manajemen laba

2.2.2 Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Antara Asimetri

Informasi Pada Manajemen Laba

GCG merupakan suatu perspektif yang paling sering digunakan untuk

menilai asimetri informasi pada manajemen laba. Menurut Ongore dan Peter (2011)

peran tata kelola perusahaan dalam suatu perekonomian tidak dapat disangkal.

Menurut Monks (2003) dalam Kaihatu (2006) Good Corporate Governance (GCG)

secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan

yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder.

GCG memiliki prinsip-prinsip serta mekanisme yang mampu mengatur dan

menjadi batasan perusahaan dalam melakukan tata kelola. Tata kelola perusahaan

yang baik akan membuat kinerja dan nilai perusahaan yang meningkat. Penerapan

tata kelola yang baik dan mengikuti prinsip yang ada diharapkan mampu

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 … II.pdf · Teori keagenan merupakan suatu pemahaman yang menjadi dasar antara keterkaitan Good ... Peningkatan kinerja bisnis dan

13

meminimalisir terjadinya asimetri informasi yang berujung pada tindakan manajemen

laba. Penerapan GCG yang dilakukan dengan konsisten diharapkan mampu

menciptakan suasana yang baik sehingga dapat dijadikan landasan dalam

menjalankan kegiatan operasional perusahaan yang efisien kedepannya.

CGPI adalah program riset dan pemeringkatan penerapan tata kelola

perusahaan yang baik di Indonesia pada perusahaan publik yang diselenggarakan oleh

IICG (Nuswandari,2009). CGPI merupakan sebuah program yang didesain untuk

melakukan pemeringkatan mengenai penerapan tata kelola perusahaan publik oleh

IICG. Pemeringkatan CGPI dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas

penerapan prinsip-prinsip GCG oleh perusahaan- perusahan publik di Indonesia.

Melalui program ini IICG berusaha untuk meninjau sejauh mana perusahaan

menerapkan GCG.

H2: GCG memoderasi hubungan asimetri informasi pada manajemen laba.