BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf ·...

14
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terkait penelitian ini membahas tentang peranan Bank Sampah Malang (BSM) terhadap ekonomi masyarakat, dari beberapa penelitian terdahulu yang terdapat persamaatn dan perbedaan dengan penelitian ini, adapun penelitian-penelitian tersebut yang sama dengan tema Ekonomi Masyarakat sebagai berikut : pertama, Sedangkan menurut Prisa Ambar Shentika (2016) dalam jurnarnya yang berjudul Pengelolaan Bank Sampah di Kota Probolinggo, peneliti berusaha untuk lebih mengekplorasi pengelolaan bank sampah di Kota Probolinggo dimana menerapkan konsep 3R. Peneliiti menyimpulkan bahwa pengelolaan bank sampah di Kota Probolinggo belum mencapai hasil yang maksimal, hal ini dikarenakan program bank sampah belum mencaapai ke pelosok-pelosok daeerah/desa. Sehingga hanya pihak-pihak tertentu yang mengetahui adanya kegiatan tersebut.. Masyarakat juga hanya sebatas mengurangi sampah (reduce), belum sampai pada tahap menggunakan ulang (reuse) bahkan pada proses mendaur ulang (recyle). Kedua, Dan juga menurut Munawir (2016) dalam jurnalnya yang berjudul Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanganan Lingkungan, peneliti menyimpulkan bahwa apabila penanganan sampah dilakukan secara progresif, simultan dan terpadu/terintegrasi pada sampah basah/organic menjadi kompos (dengan melakukan komposterisasi) dan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Terkait penelitian ini membahas tentang peranan Bank Sampah

Malang (BSM) terhadap ekonomi masyarakat, dari beberapa penelitian

terdahulu yang terdapat persamaatn dan perbedaan dengan penelitian ini,

adapun penelitian-penelitian tersebut yang sama dengan tema Ekonomi

Masyarakat sebagai berikut :

pertama, Sedangkan menurut Prisa Ambar Shentika (2016) dalam

jurnarnya yang berjudul Pengelolaan Bank Sampah di Kota Probolinggo,

peneliti berusaha untuk lebih mengekplorasi pengelolaan bank sampah di

Kota Probolinggo dimana menerapkan konsep 3R. Peneliiti menyimpulkan

bahwa pengelolaan bank sampah di Kota Probolinggo belum mencapai hasil

yang maksimal, hal ini dikarenakan program bank sampah belum

mencaapai ke pelosok-pelosok daeerah/desa. Sehingga hanya pihak-pihak

tertentu yang mengetahui adanya kegiatan tersebut.. Masyarakat juga hanya

sebatas mengurangi sampah (reduce), belum sampai pada tahap

menggunakan ulang (reuse) bahkan pada proses mendaur ulang (recyle).

Kedua, Dan juga menurut Munawir (2016) dalam jurnalnya yang

berjudul Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanganan Lingkungan,

peneliti menyimpulkan bahwa apabila penanganan sampah dilakukan

secara progresif, simultan dan terpadu/terintegrasi pada sampah

basah/organic menjadi kompos (dengan melakukan komposterisasi) dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

9

sampah kering/anorganik dengan melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recyle)

menjadi barang yang lebih bermanfaat maka diharapkan dapat mereduksi

sampah dalam jumlah yang sangat besar yang dibuang ke TPA.

Ketiga, Selain itu menurut Jordan Wella De Villa (2015) dalam

skripsinya yang berjudul Implementasi Kebijakan Bank Sampah, peneliti

menyimpulkan dalam kegiatan bank sampah pemerintah berperan sebagai

regurator dan fasilitator. Namun dalam peran Pemerintah sebagai

regulator dan fasilitator belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan

kurangnya kontrol dan pengawasan dari pemerintah. Peran masyarakat

tampak dengan adanya antusiasme dan partisipasi sebagian masyarakat

yang berada disekitar lokasi bank sampah meskipun belum seluruh

masyarakat ikut berpatisipasi. Selain itu peneliti menyimpulkan bahwa

dengan adanya bank sampah terdapat pihan yang dirugikan dalam

pengelolaan sampah, pemulung merupakan pihak yang dirugikan dalam hal

ini, karena mereka tidak dapat mengambil sampah warga yang dibuang di

setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan

sampah sendiri-sendiri.

Hasil dari penelitian di atas, memiliki persamaan dan berbedaan

dengan penelitian yang akan di teliti. Persamaan lima penelitian ini dengan

yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama melakukan penelitian yang

berkaitan dengan Bank Sampah.

Sedangkan perbedaannya, yaitu:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

10

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sujiyanto terfokus kepada pengelolaan

sampah di bank sampah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mita Novianty terfokus kepada

penigkatan pendapatan masyarakat sekitar bank sampah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Prisa Ambar Shentika terfokus kepada

pengelolaan sampah di bank sampah menggunakan konsep 3 R (

Reduce, Reuse, Recyle).

4. Penelitian yang dilakukan oleh Munawir terfokus kepada

Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan konsep 3 R (Reduce,

Reuse, Recyle) di bank sampah.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Jordan De Villa terfokus kepada

kebijakan bank sampah.

Sedangkan penelitian ini terfokus kepada dampak berdirinya bank

sampah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

B. Kontribusi

1. Pengertian Kontribusi

Definisi kontribusi adalah sesuatu bentuksumbangan berupa

material (uang) yang bisa sokongan atau sumbangan. Sumbangan ini

bisa dilakukan dengan kolektif (Dany H, 2006:64).

Sedangkan menurut Yandianto (2000:152) kontribusi adalah

kumpulan adanya uang iuran yang di dapatkan dari anggota atau

masyarakat yang bentuknya berupa sumbangan. Sumbangan ini

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

11

kemudian dikelola dan diharapkan dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha

meningkatkan efisiensi dan efektifitas hidup. Hal ini dilakukan dengan

menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang

spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat

diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan,

profesionalisme, finansial, dan lainnya.

Kontribusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

suatu sumbangan atau pemberian, jadi kontribusi adalah pemberian

andil setiap kegiatan, peranan, masukan, ide dan lainnya. Sedangkan

menurut Kamus Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan

bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian

tertentu dan bersama-sama (T. Guritno,1992:32).

C. Konsep Bank Sampah

1. Pengertian Bank Sampah

Bank Sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk

mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari

pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat

pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.

Pada konteks pemberdayaan ekonomi yang bertumpu pada

kekuatan dan keberdayaan masyarakat untuk mengolahnya. Bank

sampah sebagai salah satu bagian dari pengelolaan sampah mandiri

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

12

dalam pelaksanaannya dapat membedayakan peran sertta seluruh

lapisan masyarakat. Sedangkan manfaat bank sampah antara lain:

A) Aspek Sosial

yaitu muncul rasa kepedulian dan kegotong-royongan

masyarakat dengan dibentuk Unit BSM dimasing-masing RT/RW

dan kelurahan untuk membentuk lingkungannya menjadi bersih dan

sejuk. Dari survey lapangan di beberapa tempat masyarakat yang

terbentuk dalam unit BSM ditingkat RT/RW telah memotivasi

RT/RW lainnya untuk bergabung dengan BSM karena melihat

langsung hasil atau manfaat dari pengelolaan sampah dari unit BSM

tersebut.

B) Aspek Pendidikan

yaitu terdapat pendidikan lingkungan pada masyarakat dan

siswa-siswa sekolah yang tergabung dalam unit BSM akan

mengetahui bahaya dari sampah yang tidak terolah dan manfaat

sampah dari pengelolaan sampah yang langsung dari sumber

(rumah tangga).

C) Aspek Ekonomi

yaitu terdapat sistem menabung sampah yang dihargai

rupiah oleh BSM disemua kalangan masyarakat yang tergabung

dalam unit BSM dan terdapat sistem pemijaman uang dengan

menyicil/mengangsur pakai sampah yang ditabung. Selain itu akan

menambah lapangan kerja baru akibat dari pengelolaan sampah

tersebut terutama pada ibu-ibu rumah tangga dan karang taruna.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

13

Bank sampah dapat dikelola oleh pemerintah tingkat desa,

dusun maupun organisasi yang lain misalnya organisasi pemuda,

kelompok PKK, dasawisma dan dapat juga dikelola oleh personal

yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Pihak-pihak terkait

dengan bank sampah antara lain anggota masyarakat (sebagai

nasabah bank), kepala desa/dusun/penanggung jawab program,

pengepul (pembeli sampah), pelaksana operasional pebngelolaan

sampah, pembeli hasil daur ulang sampah dan lain-lain.

Pelaksana Pengelolaan Bank sampah:

a. Penanggung jawab pelaksana program bertugas sebagai

coordinator pelaksanaan program.

b. Divisi Humas (1-3 orang), bertugas sebagai customer service,

mensosialisasikan tentang bank sampah kepada masyarakat

umum, melakukan koordinasi dan menjual sampah terpilah

maupun hasil daur ulang.

c. Divisi Penimbangan Sampah (1-2 orang), menimbang sampah

yang diantar oleh masyarakat ke bank.

d. Teller (1-2 orang), bertugas mencatat keluar masuknya sampah

dari para penyetor (nasabah bank) dan pengepul sampah.

e. Divisi Quality Conttrol (1-2 orang), bertugas mengontrol hasil

pemilahan sampah yang telah disetor ke bank sampah.

Tata cara pelaksanaan bank sampah meliputi;

a. Jam Kerja

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

14

Berbeda dengan bank konvensional, jam kerja bank sampah

sepenuhnya tergantung kepada kesepakatan pelaksana bank

sampah dan masyarakat sebagai penabung, jumlah hari kerja

bank sampah dalam seminggu pun tergantung.

b. Penarikan Tabungan

Semua orang dapat menabung sampah di bank sampah.

Setiap sampah yang ditabung akan ditimbang dan dihargai

sesuai harga pasaran. Uangnya dapat langsung diambil

penabung atau dicatat dalam buku rekening yang dipersiapkan

oleh bank.

c. Peminjam Uang

Selain menabung sampah, dalam prakteknya bank sampah

juga dapat meminjamkan uang kepada penabung dengan sistem

bagi hasil dan harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.

d. Buku Tabungan

Setiap sampah yang ditabung, ditimbang dan dihargai sesuai

harga pasaran sampah kemudian dicatat dalam buku rekening

(buku tabungan) sebagai bukti tertulis jumlah sampah dan

jumlah uang yang dimiliki setiap penabung. Dalam setiap buku

rekening tercantum kolom kredit, debit, dan balans yang

mencatat setiap transaksi yang pernah dilakukan. Untuk

membedakan sistem administrasi, buku setiap RT dan RW dapat

dibedakan warnanya.

e. Jasa Penjemputan Sampah

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

15

Sebagai bagian dari pelayanan ,bank sampah dapat

menyediakan angkutan untuk mengambil sampah dari kampung

ke kampung di seluruh daerah layanan, penabung cukup

menelpon pihak bank sambah dan meletakkan sampah di depan

rumah kemudian petugas akan menimbang, mencatat dan

mengangkut sapah tersebut.

f. Jenis Tabungan

Dalam prakteknya, pengelola bank sampah dapat

melaksanakan dua jenis tabungan, tabungan individu dan

tabungan kolektif. Tabungan individu terdiri dari: tabungan

biasa, tabungan pendidikan, tabungan lebaran, dan tabungan

sosial. Tabungan biasa dapat ditarik setelah 3 bulan, tabungan

pendidikan dapat ditarik setiap tahun ajaran baru atau setiap

bayar sumbangan pengembangan pendidikan (SPP), sementara

tabungan lebaran dapat diambil seminggu sebelum lebaran.

Tabungan kolektif biasanya ditujukan untuk keperluan

kelompok seperti kegiatan arisan, pengajian, dan pengurus

masjid.

g. Jenis Sampah

Jenis sampah yang dapat ditabung di bank sampah

dikelompokkan menjadi: 1) kertas, yang meliputi koran,

majalah, kardus, dan dupleks; 2) plastik, yang meliputi plastik

bening, botol plastik, dan plastik keras lainnya; dan 3) logam,

yang meliputi besi, aluminium, dan timah. Bank sampah dapat

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

16

menerima sampah jenis lain dari penabung sepanjang

mempunyai nilai ekonomi.

h. Penetapan Harga

Penetapan harga setiap jenis sampah merupakan

kesepakatan pengurus bank sampah. Harga setiap jenis sampah

bersifat fluktuatif tergantung harga pasaran. Penetapan harga

meliputi: 1) Untuk perorangan yang menjual langsung sampah

dan mengharapkan uang tunai, harga yang ditetapkan

merupakan harga fluktuatif sesuai harga pasar; 2) Untuk

penabung yang menjual secara kolektif dan sengaja untuk

ditabung, harga yang diberikan merupakan harga stabil tidak

tergantung pasar dan biasanya di atas harga pasar. Cara ini

ditempuh untuk memotivasi masyarakat agar memilah,

mengumpulkan, dan menabung sampah. Cara ini juga

merupakan strategi subsidi silang untuk biaya operasional bank

sampah.

i. Kondisi Sampah

Penabung didorong untuk menabung sampah dalam

keadaan bersih dan utuh. Karena harga sampah dalam keadaan

bersih dan utuh memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Penjualan plastik dalam bentuk bijih plastik memiliki nilai

ekonomi lebih tinggi karena harga plastik dalam bentuk bijih

plastik dapat bernilai 3 (tiga) kali lebih tinggi dibanding dalam

bentuk asli.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

17

j. Berat minimum

Agar timbangan sampah lebih efisien dan pencatatan dalam

buku rekening lebih mudah, perlu diberlakukan syarat berat

minimum untuk menabung sampah, misalnya 1 kg untuk setiap

jenis sampah. Sehingga penabung didorong untuk menyimpan

terlebih dahulu tabungan sampahnya di rumah sebelum

mencapai syarat berat minimum.

k. Sistem Bagi Hasil

Besaran sistem bagi hasil bank sampah tergantung pada hasil

rapat pengurus bank sampah. Hasil keputusan besarnya bagi

hasil tersebut kemudian disosialisasikan kepada semua

penabung. Besaran bagi hasil yang umum digunakan saat ini

adalah 85:15 yaitu 85% (delapan puluh lima persen) untuk

penabung dan 15% (lima belas persen) untuk pelaksana bank

sampah. Jatah 15% (lima belas persen) untuk bank sampah

digunakan untuk kegiatan operasional bank sampah seperti

pembuatan buku rekening, fotokopi, pembelian alat tulis, dan

pembelian perlengkapan pelaksanaan operasional bank sampah.

2. Kebijakan Pengelolaan Sampah Kota Malang

Kebijakan dan Strategi Nasional dalam rangka pembangunan Sistem

Pengelolaan Persampahan (KNSP-SPP) maka Pemerintah

mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

21/PRT/M/2006 tanggal 15 September 2006. Dalam Peraturan Menteri

yang dimaksud dengan kebijakan dan Strategi Nasional

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

18

Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan yang selanjutnya

disingkat dengan KNSP-SPP merupakan Pedoman untuk Pengaturan,

Penyelenggaraan dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

baik bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah, dunia usaha, dan

masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut maka dikeluarkan Keputusan

Walikota Malang Nomor 373 Tahun 2002 tentang jam pembuangan

sampah di TPS-TPS Kota Malang yang memutuskan hal-hal sebagai

berikut.

1. Jam pembuangan sampah di TPS-TPS Kota Malang adalah dari pukul

06.00 WIB- 12.00 WIB.

2. Setelah pukul 12.00 WIB, warga kota dilarang membuang sampah di

TPS-TPS.

3. Sampah dari warga Kota Malang setelah pukul 12.00 WIB harus

disimpan di rumahnya masing-masing atau kepada gerobak yang

disediakan warga.

4. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana butir 1 dan 2 akan

dikenakan sanksi dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Untuk ketertiban dan kebersihan di wilayah Kota Malang maka

dikeluarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2002 yaitu :

1. Agar tidak membuang sampah disembarang tempat.

2. Bagi rombongan yang menggunakan kendaraan baik kendaraan

kecil maupun besar diminta menyediakan tempat sampah di setiap

masing-masing kendaraan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

19

3. Ikut menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan dimana kita

berada.

Pelanggaran terhadap butir 1 dan 2 tersebut dapat dikenakan sanksi

dalam bentuk Tipiring (tindak pidana ringan) dengan tenda sebesar

RP. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) atau kurungan selama-

lamanya 3 (tiga) bulan.

D. Konsep Peningkatan Ekonomi Masyarakat

1. Pengertian Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Peningkatan adalah proses yang dimana proses tersebut

membberikan hasil terhadap usaha yang dilakukan seseorang menjadi

lebih meningkat. Sedangkan ekonomi secara umum adalah suatu benda

yang menjadi kebutuhan seseorang, sedangkan untuk mendapatkan hal

tersebut, yaitu dengan cara melakukan kegiatan untuk memanfaatkan

dan mempergunakan unsur-unsur produksi dengan sebaik-baiknya.

Dengan tujuan memenuhi berbagai kebutuhan benda atau jasa. Jadi,

peningkatkan ekonomi masyarakat adalah suatu usaha yang dilakukan

oleh masyarakat untuk mendapatkan keuntungan benda atau jasa dalam

melakukan pemenuhan kebutuhannya.

2. Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Menurut Usman Yatim dan Enny A Hendargo (1992:243)

menyatakan bahwa upaya-upaya dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat yaitu dengan cara sebagai berikut:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

20

1). Adanya modal yakni untuk memberikan bantuan dalam

membangun produksi usaha bagi orang yang tidak mampu

ekonominya.

2). memiliki keterampilan yakni membantu untuk seseorang dalam

menentukan usaha produksinya.

3). Menguasai teknologi yakni membantu seseorang untuk

mempermudah produksi usaha maupun pemasaran.

4). memiliki lahan usaha yakni untuk mendirikan suatu usaha yang

dijalankan.

3. Hasil Peningkatkan Ekonomi Masyarakat

Keberadaan industry memberikan dampak atau hasil kepada

perekonomian masyarakat. Secara umum dampak atau hasil tersebut antara

lain.:

a. Menyerap tenaga kerja

Adanya industry dapat meningkatkan pembangunan

perekonomian, sedangkan dampak dari pembangunan ini akan

semakin luas kesempatan kerja yang bersifat produktif untuk

masyarakat, yang nantinya akan berdampak menambah

pendapatan bagi masyarakat.

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Mayarakat dapat memproduksi dan menjual produksinya

sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46421/3/BAB II.pdf · setiap rumah karena masyarakat sudah mengelola dan mengumpulkan sampah sendiri-sendiri.

21

Pendapatan yang mereka dapatkan juga dapat meningkatkan

ekonomi mereka.

Sedangkan menurut Ginaanjar Kartasasmita, keberhasilan

dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat dengan melalui

pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan melalui pemberdayaan

ekonomi masyarakat yatitu sebagai berikut:

1) Meningkatnya harkat dan martabat lapisan masyarakat

yang dalam kondisinya tidak mampu untuk melepaskan

diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

Dengan kata lain, yaitu adanya kemandirian dan

keberdayaan pada diri masyarakat meningkatnya harkat

dan martabat masyarakat yang tidak mampu melepaskan

diri dari kemiskinan tersebut yakni bertambahnya

pendapatan darimasyarakat lapisann bawah dan juga

semakin baiknya pandangan sosial terhadap mereka bagi

orang lain.

2) Semakin kokoh dan berkembangnya potensi

masyarakat, yakni berupa potensi yang dimiliki

masyarakat seperti keahlian setiap individu maupun

potensi lainnya maka dapat lebih berkembang dan

menjadi semakin baik.

3) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan yang menyangkut pada diri

mereka. Meningkatnya partisipasi berikut berupa