BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan...

28
22 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menjelaskan beberapa hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tetapi masih dalam tema yang sama dengan peneliti. 1. Jurnal tentang Interaksi Sosial Wanita Pekerja Pabrik Dalam Kegiatan Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (Pkk)”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. 2013. Oleh Erfina Hapsari Widiahtuti. Menunjukkan bahwa proses interaksi sosial wanita pekerja pabrik dalam kegiatan PKK berjalan dengan baik. Mereka berusaha keras untuk mewujudkan perannya sebagai seorang wanita dan tidak lupa melaksanakan kewajiban. Dengan waktu yang terbatas, mereka berupaya untuk bisa menjadi seorang istri, ibu dan anggota masyarakat yang baik. Faktor pendorong adalah keluarga yang selalu pengertian dan memberi semangat untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik lagi dan mampu berinteraksi dengan masyarakat dengan baik. Sedangakan yang menjadi faktor penghambat yaitu jam kerja yang tidak menentu dan keterbatasan waktu yang dimiliki. Faktor penghambat yang lain yaitu masalah ekonomi, tetapi hambatan yang timbul dari keluarga ini juga dapat dijadikan sebagai penyemangat mereka.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjelaskan beberapa hasil penelitian yang sudah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tetapi masih dalam tema yang sama

dengan peneliti.

1. Jurnal tentang “Interaksi Sosial Wanita Pekerja Pabrik Dalam Kegiatan

Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (Pkk)”. Skripsi. Fakultas Ilmu

Pendidikan. 2013. Oleh Erfina Hapsari Widiahtuti. Menunjukkan bahwa

proses interaksi sosial wanita pekerja pabrik dalam kegiatan PKK berjalan

dengan baik. Mereka berusaha keras untuk mewujudkan perannya sebagai

seorang wanita dan tidak lupa melaksanakan kewajiban. Dengan waktu yang

terbatas, mereka berupaya untuk bisa menjadi seorang istri, ibu dan anggota

masyarakat yang baik. Faktor pendorong adalah keluarga yang selalu

pengertian dan memberi semangat untuk menjadikan kehidupan yang lebih

baik lagi dan mampu berinteraksi dengan masyarakat dengan baik.

Sedangakan yang menjadi faktor penghambat yaitu jam kerja yang tidak

menentu dan keterbatasan waktu yang dimiliki. Faktor penghambat yang lain

yaitu masalah ekonomi, tetapi hambatan yang timbul dari keluarga ini juga

dapat dijadikan sebagai penyemangat mereka.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

23

2. Jurnal tentang ”Pola Interaksi Sosial Home Industri Batik Erna di Kelurahan

Surodinawan Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto.” Jurnal Paradigma 2014,

oleh Hikmah Nur Abidah. Pola interaksi sosial pelaku usaha Home Industri

Batik Erna untuk mempertahankan eksistensi industri tersebut, dan

ditemukan bahwa pola hubungan atau interaksi yang antar pelaku lakukan

merupakan respon dari hadiah (stimulus) yang diberikan pengusaha Batik

Erna kepada para kolegannya.

3. Jurnal tentang “Dampak Industri Terhadap Perubahan Sosial Dan Ekonomi

Masyarakat Di Desa Tobat Kecamatan Balaraja Tangerang Banten” Skripsi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 2014, oleh Akhmad Asep

Arista. Dalam penelitian ini dampak sosial adalah nilai kekeluargaan yang

masih terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan baik, masyarakat

memiliki kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi, tunjangan kesehatan

merata. Sedangkan dari sisi ekonomi adalah penghasilan tambahan, memiliki

etos kerja yang baik yaitu disiplin dan rajin, tunjangan transport tidak merata,

tingkat kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan ekonomi tidak merata.

4. Jurnal tentang “Continuity And Change In The Everyday Lives Of Chinese

Migrant Factory Workers”. The China Journal 74(74):43-65, 2015, oleh

Kaxton Siu. Penelitian ini mengkaji tentang kehidupan sehari-hari pekerja

migran china berubah selama dekade terakhir, yang mana dalam menjaga

hubungan sosial dengan keluarga dan desa untuk mengatasi masalah dalam

waktu bekerja.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

24

5. Jurnal tentang "Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata

Pencaharian, Interaksi Sosial Dan Nilai Pendidikan pada Masyarakat

Pedesaan" Jurnal Perspektif Sosiologi, Vol 3, No 1, 2015, Oleh Ismi Andari.

Penelitian ini mengkaji tentang dampak pembangunan industri dengan

variabel diservikasi mata pencaharian, interaksi sosial, dan nilai pendidikan

yang menghasilkan data korelasi yang bersifat positif dan negatif.

pembangunan industri yang terus berkembang telah mampu memberikan

peluang kerja dan mata encaharian ganda bagi masyarakat desa, sedangkan

dalam interaksi sosial didesa tersebut mengalami perubahan dan pergesern

nilai-nilai kebersamaan selama melakukan interaksi.

Tabel 2. Penelitian terdahulu

No Judul & Penulis Hasil penelitian Relevansi

1. “Interaksi Sosial

Wanita Pekerja

Pabrik Dalam

Kegiatan

Pemberdayaan Dan

Kesejahteraan

Keluarga (Pkk)”.

Skripsi. Fakultas

Ilmu Pendidikan.

2013. Oleh Erfina

Hapsari Widiahtuti

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

proses interaksi sosial

wanita pekerja pabrik

dalam kegiatan PKK

berjalan dengan baik.

Mereka berusaha keras

untuk mewujudkan

perannya sebagai seorang

wanita dan tidak lupa

melaksanakan kewajiban.

Dengan waktu yang

terbatas, mereka berupaya

Persamaan : Penelitian ini sama-

sama meneliti tentang proses

interaksi sosial didalam sebuah

pabrik. Yang mana konsep

penelitian ini sama dengan yang

penulis teliti.

Perbedaan : Penelitian ini meneliti

tentang proses interaksi sosial

wanita pekerja pabrik dalam

kegiatan PKK sedangkan yang

penulisi teliti adalah perubahan

pola interaksi buruh pabrik dengan

masyarakat sekitar.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

25

untuk bisa menjadi

seorang istri, ibu dan

anggota masyarakat yang

baik. Faktor pendorong

adalah keluarga yang

selalu pengertian dan

memberi semangat untuk

menjadikan kehidupan

yang lebih baik lagi dan

mampu berinteraksi

dengan masyarakat dengan

baik. Sedangakan yang

menjadi faktor

penghambat yaitu jam

kerja yang tidak menentu

dan keterbatasan waktu

yang dimiliki. Faktor

penghambat yang lain

yaitu masalah ekonomi,

tetapi hambatan yang

timbul dari keluarga ini

juga dapat dijadikan

sebagai penyemangat

mereka.

2. ”Pola Interaksi

Sosial Home Industri

Batik Erna di

Kelurahan

Surodinawan Kec.

Penelitian ini mengkaji

tentang pola interaksi

sosial pelaku usaha Home

Industri Batik Erna untuk

mempertahankan

Persamaan : Persamaan penelitian

ini adalah sama-sama meneliti Pola

interaksi didalam industri

Perbedaan : Penulis meneliti

tentang perubahan pola interaksi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

26

Prajurit Kulon Kota

Mojokerto.” Jurnal

Paradigma 2014,

oleh Hikmah Nur

Abidah.

eksistensi industri tersebut,

dan ditemukan bahwa pola

hubungan atau interaksi

yang antar pelaku lakukan

merupakan respon dari

hadiah (stimulus) yang

diberikan pengusaha Batik

Erna kepada para

kolegannya

buruh pabrik dengan masyarakat

sekitar sedangkan penelitian ini

meneliti pola interaksi sosial home

industri dimana penelitian ini

terfokus pada konsumennya,

sedangkan penelitian penulis

terfokus pada masyarakatnya.

3. “Dampak Industri

Terhadap Perubahan

Sosial Dan Ekonomi

Masyarakat Di Desa

Tobat Kecamatan

Balaraja Tangerang

Banten” Skripsi

Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan

Sosial, 2014, oleh

Akhmad Asep

Arista.

Penelitian ini mengkaji

dampak sosial adalah nilai

kekeluargaan yang masih

terjalin baik, interaksi

masyarakat terjalin

dengan baik, masyarakat

memiliki kesadaran akan

mutu pendidikan yang

tinggi, tunjangan

kesehatan merata.

Sedangkan dari sisi

ekonomi adalah

penghasilan tambahan,

memiliki etos kerja yang

baik yaitu disiplin dan

rajin, tunjangan transport

tidak merata, tingkat

kesejahteraan berbeda-

Persamaan : Penelitian ini sama-

sama meneliti bagaimana

perubahan perubahan didalam

masyarakat baik itu pergeseran

nilai-nilai termasuk pola interaksi

masyarakat industrialisasi.

Perbedaan : Perbedaan dari

penelitian ini adalah fokus

penelitian dimana penelitian saya

hanya terfokus pada perubahan pola

interaksi sedangkan penelitian ini

terfokus pada kondisi sosialnya dan

ekonominya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

27

beda, pendapatan

ekonomi tidak merata.

4. Continuity And

Change In The

Everyday Lives Of

Chinese Migrant

Factory Workers.

The China Journal

74(74):43-65, 2015,

oleh Kaxton Siu.

Penelitian ini mengkaji

tentang kehidupan sehari-

hari pekerja migran china

berubah selama dekade

terakhir, yang mana

dalam menjaga hubungan

sosial dengan keluarga

dan desa untuk mengatasi

masalah dalam waktu

bekerja.

Persamaan : Persamaan penelitian

ini adalah sama-sama meneliti

tentang perubahan soial didalam

masyarakat industri dan juga

kurangnya interaksi bersama

keluarga maupun warga desa

dikarenakan jam kerja pabrik

tersebut.

Perbedaan : Fokus pada penelitian

ini mencangkup tentang hubungan

sosial dengan keluarga

5. "Dampak

Pembangunan

Industri Terhadap

Diversifikasi Mata

Pencaharian,

Interaksi Sosial Dan

Nilai Pendidikan

pada Masyarakat

Pedesaan" Jurnal

Perspektif Sosiologi,

Vol 3, No 1, 2015,

Oleh Ismi Andari.

Penelitian ini mengkaji

tentang dampak

pembangunan industri

dengan variabel

diservikasi mata

pencaharian, interaksi

sosial, dan nilai

pendidikan yang

menghasilkan data

korelasi yang bersifat

positif dan negatif.

pembangunan industri

yang terus berkembang

telah mampu memberikan

Persamaan : Penelitian ini sama-

sama meneliti dampak industri

dalam interaksi sosial yang terjadi

dimasyarakat.

Perbedaan : Perbedan penelitian

ini pada fokus penelitian yang

mana penelitian ini terfokus

beberapa kajian yaitu Mata

pencahatian, interaksi sosial dan

nilai pendidikan. Sedang penelitian

saya hanya terfokus pada interaksi

sosialnya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

28

peluang kerja dan mata

encaharian ganda bagi

masyarakat desa,

sedangkan dalam

interaksi sosial didesa

tersebut mengalami

perubahan dan pergesern

nilai-nilai kebersamaan

selama melakukan

interaksi.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Perubahan Sosial

Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi dalam

sosiologi, sudah dimulai sekitar abad 14. Ibnu khaldun, tokoh pemikir islam

dalam bidang ilmu sosial, pertama kali memperkenalkan konsep perubahan

sosial. Khaldun mengatakan bahwa masyarakat secara historis bergerak dari

masyarakat nomaden menuju masyarakat kota.

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang diterjadi

didalam atau mencangkup sistem sosial. Terdapat perbedaan antara keadaan

sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Untuk itu, konsep dasar

mengenai perubahan sosial mencangkup tiga hal yaitu: pertama, studi

mengenai perbedaan, kedua studi harus dilakukan secara berbeda dan ketiga

pengamatan pada sistem sosial yang sama (Sztompka, 1994). Artinya untuk

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

29

dapat melakukan studi perubahan sosial kita harus melihat adanya perbedaan

atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi.

Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung

pada sudut pengamatan, apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem

sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak

hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan

hasil dari berbagai komponen. Dan pengertian perubahan sosial menurut para

ahli yaitu :

a) Menurut Macionis perubahan sosial itu adalah transformasi dalam organisasi

masyarakat, dalam pola berfikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu

(Sztompka, 2010 : 5)

b) Perubahan sosial menurut Persell adalah modifikasi atau transformasi dalam

organisasi masyarakat (Sztompka, 2010:5)

c) Sedangkan Ritzer berpendapat bahwa perubahan sosial mengacu pada variasi

hubungan antaraindividu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada

waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)

d) Menurut Farley perubahan sosial adalah perubahan pola prilaku, hubungan

sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)

Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang,

organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “ pola

nilai dan norma”. Dengan demikian, istilah yang lebih lengkap mestinya

adalah “ perubahan sosial-kebudayaan” kerena memang antara manusia

sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

30

Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil

atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan

sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat. Konsep

dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk memahami

perubahan sosial. Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu

pengetahuan, sikap, prilaku individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu

masalah dianalisa tentang kekuatannya maka pemahaman tentang tingkat-

tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.

Menurut Harper (1989) Perubahan sosial didefinisikan sebagai

pergantian yang signifikan mengenai struktu sosial dalam kurun waktu

tertentu. Perbahan didalam struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan

struktural sosial, yaitu:

1) perubahan dalam personel (changes in personnel). Berkaitan dengan

perubahan peran dan individu individu baru dalam sejarah kehidupan

manusia yang berkaitan dengan keberadaan struktur.

2) Perubahan daam cara bagian bagian dari struktur berhubungan

(changes in the way parts of structures relate). Menyangkut hubungan

hubungan peran (role relationships) misalnya perubahan hubungan

peran peran dalam keluarga.

3) Perubahan dalam fungsi-fungsi struktur (changes in the functions of

structures). Berkaitan dengan apa dan bagaimana masyarakat

melakukan sesuatu. Misalnya perubahan cara penanganan terhadap

pecandu obat-obatan terlarang dll.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

31

4) Perubahan dalam hubungan antar struktur yang berbeda. (changes in

the relationships between different structures).

5) Kemunculan struktur baru (the emergence of new structures)

peristiwa munculnya struktur baru untuk menggantikan struktur

sebelumnya.

Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang

terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang

mempengaruhi system sosialmya. Tekanan pada definisi tersebut adalah

pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana

perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (soekanto, 1990).

Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang

mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan

dalam unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan.

Secara umum perubahan sosial dapat diartikan suatu proses

pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi

pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk

mendapatkan penghidupn yang lebih bermartabat. Perubahan yang terjadi di

dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks.

Tentang perubahan sosial ini beberapa sosiolog memberikan beberapa

definisi perubahan sosial, yaitu sebagai berikut :

a) William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ ruang lingkup perubahan-

perubahan social meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang materil maupun

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

32

immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsure-unsur kebudayaan

material terhadap unsure-unsur immaterial.

b) Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan

yang terjadi dalam struktur dan fungsi msyarakat.

c) Maclver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai

perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap

keseimbangan hubungan sosial.

d) JL.Gillin dan JP. Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu

variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-

perubahan kondisi georafi, kebudayaan material, komposisi penduduk,

ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuanbaru

dalam masyarakat.

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada

masyarakat yang mencakup peubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu

masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan dari factor lingkungan,

karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya

system hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatan.

a) Bentuk- bentuk perubahan sosial

Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan kedalam

beberapa bentuk yaitu :

1) Perubahan Lambat

Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama.

Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

33

mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya

tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha

menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang ditimbul

sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

2) Perubahan cepat

Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan revolusi.

Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih

dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan tanpa

kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan

sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.

Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat Karena mengubah sendi-sendi

pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan

antara manusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului

suatu pemberontakan.

Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi

dapat tercapai.

a) Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan

perubahan. Didalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas

terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan

yang lebih baik.

b) Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu

memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

34

c) Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari

rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu

program kerja.

3) Perubahan kecil

Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada

unsur-unsur struktur social yang tidak membawa pengaruh langsung atau

berarti bagi masyarakat. Seperti contohnya yaitu pada zaman dahulu, kaum

perempuan di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya. Seiring

dengan perkembangan zaman dan perubahan mode, model pakaian yang

mereka kenakan pun mengalami perubahan. Ada yang memakai rok panjang,

rok mini, celana panjang, kaos dan lain lain.

4) Perubahan besar

Perubahan besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap

masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam system kerja, system hak

milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

5) Perubahan yang dikehendaki

Perubahan ini adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah

direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan

perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak ini dinamakan agent of change,

yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan

masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

35

6) Perubahan struktural

Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang

menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.

7) Perubahan proses

Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar.

Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan

sebelumnya.

2.2.2 Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara

horisontal berdasarkan ciri-ciri tertentu. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat

diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam

lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah.

Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku

bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan

pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut

heterogenitas sosial. Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada

banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Dalam penelitian kali

ini kami melakukan di Desa Ringinanyar, di desa ini kami menemui

terjadinya diferensiasi, diferensiasi tersebut berupa perbedaan-perbedaan

antara lain dalam agama, ras, etnis, clan, pekerjaan, budaya, maupun jenis

kelamin

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

36

Diferensiasi sosial dalam masyarakat ditimbulkan oleh adanya ciri-ciri

tertentu, yaitu ciri-ciri fisik, sosial, dan budaya. Yaitu:

a) Ciri fisik berkaitan erat dengan apa yang dinamakan ras, yaitu

penggolongan manusia atas dasar persamaan ciri-ciri fisik yang

tampak dari luar, seperti warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk

mata, warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin dan seterusnya.

b) Ciri sosial berkaitan dengan fungsi para warga masyarakat dalam

kehidupan sosial. Dalam masyarakat setiap orang melakukan fungsi

atau tugas untuk kepentingan dirinya sendiri dan masyarakatnya.

Aneka macam fungsi dan tugas ini berkaitan dengan pekerjaan dan

profesi para warga masyarakat, termasuk mata pencaharian dan

okupasi.

c) Ciri budaya. Dalam ciri budaya, orang cenderung membedakan antara

masyarakat satu dan masyarakat yang lain, bangsa yang satu dengan

bangsa yang lain, suku bangsa yang satu dan suku bangsa yang lain

atas dasarperbedaan kebudayaan.

Berbagai bentuk differensiasi sosial dalam masyarakat berdasarkan

perbedaan Ras,Agama,Jenis kelamin,Profesi,Klan,dan Suku bangsa. Pada

intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat tingkatan-

tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang

lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir. Bentuk bentuk

differensiasi Sosial dalam masyarakat membentuk criteria sebagai berikut :

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

37

1. Diferensi ras (racial differentiaton) Diferensi ras merupakan

pengelompokan yang bersifat jasmaniah yang berdasarkan pada ciri

ciri fisik seperti warna kulit , warna rambut, serta bentuk bentuk

bagian wajah.

2. Diferensiasi Etnis atau Suku Bangsa (Tribal Diferentiation) Beberapa

definisi suku bangsa menurut para ahli adalah sebagai berikut.

Koentjaraningrat Menurutnya, suku bangsa sebagai grup suatu

golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan suatu

kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tadi sering kali (tetapi

tidak selalu) dikuatkan pada kesatuan bahasa. Sedangkan William

Kornblum Ia menyatakan bahwa kelompok etnis adalah suatu populasi

yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu

dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau dianggap pasti

sama.

3. Diferensiasi Agama (Religion Differentiation) Menurut Emile

Durkheim, agama adalah suatu system kepercayaan beserta

praktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sacral yang menyatukan

pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Diferensiasi agama

terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat terdiri dari orang-

orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam komunitas

atau golongan yang disebut dengan umat.

4. Diferensiasi gender/Jenis Kelamin (Sex Differentiation) Gender adalah

perbedaan secara budaya antara pria dan wanita yang dipelajari

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

38

melalui proses sosialisasi,sedangkan jenis kelamin merupakan ciri

fisik yang dibawa sejak lahir dan tidak ditentukan sendiri oleh individu

sesuai keinginannya.

5. Diferensiasi Profesi (Profession Differentiation) Diferensiasi profesi

merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis

pekerjaan atau profesinya. Diferensiasi profesi bersifat khusus yang

melahirkan diferensiasi profesi. Hal ini berarti di antara profesi-profesi

tersebut tidak ada perbedaan tinggi rendah atau terhormat tidak

terhormat. Perbedaan profesi cenderung memengaruhi perilaku

sosialnya.

6. Diferensiasi Klan (Clan Differentiation) Pengertian klan menurut

Koentjaraningrat adalah suatu kelompok kekerabatan yang terdiri dari

semua keturunan dari seorang nenek moyang yang diperhitungkan

melalui garis keturunan sejenis yaitu keturunan warga pria dan wanita.

Istilah klan disebut juga kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas

(extended family). Klan merupakan kesatuan geanologis (kesatuan

turunan), religio magis (kesatuan kepercayaan), dan tradisi (kesatuan

adat).

2.2.3 Interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

social. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk

khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

39

sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang

perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-

perorangan dengan kelompok manusia. (soekanto, 2007: 55) Interaksi adalah

tindakan, kegiatan, atau praktik dari dua orang atau lebih dari masing –

masing mempunyai orientasi dan tujuan. Jadi interaksi menghendaki adanya

tindakan saling mengetahui. Bukan masalah jarak melainkan masalah salling

mengetahui atau tidak.

Menurut Robert M.Z Lawang ( 1986 ) Interaksi sosial adalah proses

ketika orang-orang yang berkomunikasi saling memperngaruhi dalam

pikiran dan tindakan. Mengutip dari Gillin dan Gillin dalam Cultural

sosiologi (1954: 489), Soerjono Soekanto menegaskan bahwa interaksi sosial

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut

hubungan antara orang perorang antara kelompok-kelompok manusia

maupun perorang dengan kelompok manusia. Interaksi sosial merupakan

kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin

ada kehidupan bersama. Adapun faktor – faktor yang menyebabakan

interaksinsosial antara lain:

a) Imitasi (peniruan) Imitasi dapat mendorong seseorang untuk

mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku

dimasyarakat

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

40

b) Sugesti, sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu

pandangan/sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian

diterima oleh pihak lain.

c) Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam

diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain

d) Simpati meupakan suatu proses ketika seseorang merasa

tertarik pada pihak lain.

Sementara itu, agar terjadinya interaksi sosial ada syarat-syarat yang

harus dipenuhi. Dua syarat terjadinya interaksi sosial yaitu :

a) Adanya kontak sosial, yang dapat berlangsung dalam tiga

bentuk, yaitu antaraindividu, antaraindividu dengan kelompok,

antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat

langsung maupun tidak langsung.

b) Adanya komunikasi, yaitu seseorang member arti pada

perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan

kemudian member reaksi terhadap perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut (Soekanto, 2007: 62)

Ada juga bentuk-bentuk interaksi sosial yakni dapat berupa

kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan juga

berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Dimana pertikaian

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

41

mungkin mendapatkan penyelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya

akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi dan

ini berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya.

Menurut Gillin, interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang

dinamis antara perorangan, antara individu, dan antar kelompok manusia.

Dari pengertian tersebut, kita dapat membedakan pola-pola interaksi sosial

dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam wujud sebagai berikut:

1. Interaksi Sosial Antar Individu

Apabila dua individu bertemu, proses interaksipun dimulai pada saat

mereka saling menegur, berjabat tangan, dan berkomunikasi. Walaupun dua

individu yang bertatap muka itu tidak saling mengadakan aktivitas,

sebenarnya interaksi telah terjadi karena masing-masing pihak sadar akan

adanya pihak lain lain yang menyebabkan perubahan perasaan dan syaraf

orang-orang yang bersangkutan.

2. Interaksi Sosial Antar Individu dan Kelompok

Ditunjukkan dalam contoh seorang guru yang sedang mengadakan

kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada tahap awal, guru mencoba menguasai

kelasnya sehingga proses interaksi sosial akan berlangsung dan berjalan

seimbang antara guru dan kelompok-kelompok siswa.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

42

2.2.4 Buruh

Istilah buruh sangat populer dalam dunia perburuhan/ ketenagakerjaan,

selain istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai dari zaman

Belanda juga karena Peraturan Perundang-undangan yang lama (sebelum

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) menggunakan

istilah buruh. Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksudkan buruh adalah

pekerja kasar sepeti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar,

orang-orang ini disebutnya sebagai “Bule Callar”. Sedangkan yang melakukan

pekerjaan dikantor pemerintah maupun swasta disebut sebagai

“Karyawan/pegawai” (White Collar). Perbedaan yang membawa konsekuensi

pada perbedaan perlakuan dan hak-hak tersebut oleh pemerintah Belanda tidak

terlepas dari upaya untuk memecah belah orang-orang pribumi. Setelah merdeka

kita tidak lagi mengenal perbedaan antara buruh halus dan buruh kasar tersebut,

semua orang yang bekerja disektor swasta baik pada orang maupun badan

hukum disebut buruh. Hal ini disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan yakni Buruh adalah

Barang siapa yang bekerja pada majikan dengan menerima upah (pasal 1 ayat

1a).

Perkembangan Hukum Perburuhan di Indonesia, istilah buruh

diupayakan diganti dengan istilah pekerja, sebagaimana yang diusulkan oleh

pemerintah (Depnaker) pada waktu Kongres FBSI II Tahun 1985. Alasan

pemerintah karena istilah buruh kurang sesuai dengan kepribadian bangsa,

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

43

buruh lebih cenderung menunjuk pada golongan yang selalu ditekan dan

berada dibawah pihak lain yakni majikan.

Sejarah penyebutan istilah buruh seperti tersebut diatas, menurut

peneliti istilah buruh kurang sesuai dengan perkembangan sekarang, buruh

sekarang ini tidak lagi sama dengan buruh masa lalu yang hanya bekerja pada

sekitar nonformal seperti kuli, tukang dan sejenisnya, tetapi juga sektor formal

seperti Bank, Hotel dan lain-lain. Karena itu lebih menyebutkannya dengan

istilah pekerja. Istilah pekerja juga sesuai dengan penjelasan pasal 2 UUD

1945 yang menyebutkan golongan-golongan adalah badan-badan seperti

Koperasi, Serikat Pekerja dan lain-lain badan kolektif. Namun pada masa

Orde Baru istilah pekerja khususnya Serikat Pekerja yang banyak diintervensi

oleh kepentingan pemerintah, maka kalangan buruh trauma dengan

penggunaan istilah tersebut sehingga untuk mengakomodir kepentingan buruh

dan pemerintah, maka istilah tersebut disandingkan. Di dalam RUU

Ketenagakerjaan ini sebelumnya hanya menggunakan istilah pekerja saja,

namun agar selaras dangan Undang-Undang yang lahir sebelumnya yakni

Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 yang menggunakan istilah Serikat

Buruh/Pekerja.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

pasal 1 angka 4 memberikan pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang

bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun.

Pengertian agak umum namun maknanya lebih luas karena dapat mencakup

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

44

semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perorangan, persekutuan badan

hukum atau badan lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

apapun. Penegasan imbalan dalam bentuk apapun ini perlu karena upah

selama ini diidentikkan dengan uang, padahal ada pula buruh/pekerja yang

menerima imbalan dalam bentuk barang.

2.2.5 Masyarakat

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal

dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari

kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah

ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai

prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,

masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu

rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang

memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat

istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua

warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).

Semua masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup

bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan

dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan, Mac lver

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

45

dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22) memaparkan bahwa

masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan

kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah

laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk

kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga

menghasilkan suatu adat istiadat, menurut Ralph Linton (dalam Soerjono

Soekanto, 2006: 22) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang

telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat

mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan

sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas sedangkan

masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22)

adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan

mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan,

tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11)

bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri,

bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur

yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:

a) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama.

b) Bercampur untuk waktu yang cukup lama.

c) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

46

d) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994: 29-31)

keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-

prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial

diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat. Masyarakat

sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antar manusia.

Hukum adat memandang masyarakat sebagai suatu jenis hidup bersama dimana

manusia memandang sesamanya manusia sebagai tujuan bersama.

Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap

anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya (Soerjono

Soekanto, 2006: 22). Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa

Inggris disebut society. Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai

kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,

dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori Diferensiasi Struktural (Neil J. Smelser)

Penelitian ini menggunakan tinjauan teori diferensiasi struktural dari Neil

J. Smelser yang lahir pada 22 juli 1930, di Kahoka, Missouri. Ia adalah

seorang profesor sosiologi di University of California, Berkeley. Smelser

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

47

adalah salah satu pengikut Parson. Pemikiranya banyak terinspirasi banyak

dari pemikiran Parsons. Smelser mengidentifikasi sejumlah persoalan yang

harus dijelaskan dengan teori diferensiasi struktural, dan akibat lebih lanjut

setelah terjadinya diferensiasi struktural di masyarakat tradisional.

Dalam penelitian ini difokuskan pada diferensiasi struktural dan

mengkaitkan perubahan sosial dengan modernisasi karena sesuai dengan

kondisi problematika yang ada pada lokasi penelitian. Definisi untuk analisis

memusatkan pada aspek struktural. Neil Smelser , menuliskan modernisasi

sebagai transisi multidimensional yang meliputi. (1) Modernisasi di bidang

ekonomi berarti mengakarnya tekologi dan ilmu pengetahuan, penggantian

tenaga binatang dan tenaga manusia, berkembangnya bentuk pemukiman

urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu. (2) Di bidang

kehidupan keluarga ditandai oleh berkurangnya peran ikatan kekeluargaan

dan makin besarnya spesialisasi fungsional keluarga (Stompka 2007:153).

Berdasarkan hal tersebut, Smelser menjelaskan bahwa modernisasi yang

terjadi akan mengakibatkan perubahan sosial budaya pada suatu masyarakat.

Lebih lanjut Smelser (Muhtadi, 2016:129) menyatakan bahwa dengan proses

modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai

fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi

yang lebih khusus karena modernisasi seolah-olah tidak memberikan celah

terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai sumber kegagalan, tetapi

lebih menekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat itu sendiri.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

48

Selanjutnya berkaitan dengan modernisasi yang dijelaskan oleh Smelser maka

modernisasi akan selalu melibatkan diferensiasi struktural. Ini terjadi karena,

dengan proses modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang

menjalankan berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk

menjalankan satu fungsi yang lebih khusus. Konsep differensiasi adalah

generalisasi konsep pembagian kerja. Neil J Smelser mendefinisikan bahwa:

Differensiasi struktural adalah proses yang membedakan peran sosial

orang atau organisasi menjadi dua peran atau lebih. Unit-unit sosial baru itu

berbeda secara struktural tetapi secara fungsional setara terhadap unit asalnya.

Mekanisme differensiasi adalah pembentukan unit-unit khusus secara

struktural dan fungsional. Differensiasi berarti pembagian satu unit atau

struktur dalam masyarakat menjadi dua atau lebih unit atau struktur yang ciri-

ciri dan fungsi pentingnya berbeda-beda. Smelser beranggapan dengan proses

modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai

berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan

satu fungsi yang lebih khusus.

Konsep Diferensiasi Struktural Smelser tersebut dijadikan peneliti untuk

menganalisis bagaimana Perbahan pola interaksi buruh pabrik dengan

masyarakat sekitar. Untuk menjelaskan problematika dalam penelitian ini,

Yang mana penelitian ini difokuskan pada diferensiasi struktural dengan

modernisasi di desa Bukur. Karena Smelser menganggap baginya modernisasi

akan selalu melibatkan diferensiasi struktural. karena, dengan proses

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46976/3/BAB II.pdf2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Perubahan Sosial Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi

49

modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai

fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi

yang lebih khusus.