BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V...

15
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD 2.1.1 Hakikat IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari sains. Sanis (science) diambil dari kata latin scientia yang artinya harifahnya adalah pengetahuan.IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip- prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, kemudian disarankan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pengalaman dan pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar. Hakikat IPA ada 3 yaitu IPA sebagai proses, produk, dan pengembangan sikap. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA, proses IPA ada 2 yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu proses IPA yang melibatkan panca indera. Yang termasuk proses empirik adalah observasi, pengukuran, dan klasifikasi. Hakikat IPA terdiri dari 3 yaitu: 1) IPA sebagai proses yaitu: proses mendapatkan IPA melalui suatu proses atau metode ilmiah 2) Hakikat IPA sebagai produk terdiri dari: a. Fakta yaitu sesuatu yang dapat dibuktikan kebenaranya b. Konsep yaitu kumpulan dari fakta-fakta yang diberikan c. Prinsip d. Teori/hukum 3) Hakikat IPA sebagai sikap ilmiah, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan di SD yaitu:

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD

2.1.1 Hakikat IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari sains. Sanis

(science) diambil dari kata latin scientia yang artinya harifahnya adalah

pengetahuan.IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains

menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah, kemudian disarankan untuk mencari tahu dan berbuat

sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pengalaman dan pemahaman

yang mendalam tentang alam sekitar.

Hakikat IPA ada 3 yaitu IPA sebagai proses, produk, dan pengembangan

sikap. Proses IPA adalah langkah yang dilakukan untuk memperoleh produk IPA,

proses IPA ada 2 yaitu proses empirik dan proses analitik. Proses empirik suatu

proses IPA yang melibatkan panca indera. Yang termasuk proses empirik adalah

observasi, pengukuran, dan klasifikasi.

Hakikat IPA terdiri dari 3 yaitu:

1) IPA sebagai proses yaitu: proses mendapatkan IPA melalui suatu proses atau

metode ilmiah

2) Hakikat IPA sebagai produk terdiri dari:

a. Fakta yaitu sesuatu yang dapat dibuktikan kebenaranya

b. Konsep yaitu kumpulan dari fakta-fakta yang diberikan

c. Prinsip

d. Teori/hukum

3) Hakikat IPA sebagai sikap ilmiah, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan di

SD yaitu:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

8

a. Sikap ingin tahu

b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru

c. Sikap kerjasama

d. Sikap tidak putus asa

e. Sikap tidak berprasangka

f. Sikap mawas diri

g. Sikap bertanggungjawab

h. Sikap berpikir bebas

i. Sikap kedisiplinan diri

Tujuan Pembelajaran IPA menurut KTSP (Depdiknas, 2006):

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi dan

masyarakat

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu

ciptaan Tuhan

6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) mengatakan bahwa “IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”

Sutrisno (2007: 18) menjelaskan bahwa “IPA merupakan usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

9

sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true) dan dijelaskan dengan

penalaran yang salah (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth)”.

Menurut Trianto (2010: 136) “IPA dalah suatu kumpulan teoti yang

sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti, observasi dan eksperimen serta

menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dam sebagainya”.

Dari pendapat diatas dapat didimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang

mempelajari alam dan keadaan sekitar.

2.1.2 Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh

kepandaian / ilmu, berlatih, berubah tingkah laku, atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan menurut Gagne dalam Whandi (2007)

belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) “belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah

laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,

keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.Jadi

dapat diartikan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang

menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Menurut Darsono (2002: 24-25) “pembelajaran sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswwa berubah

kearah yang lebih baik”. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan

sebagai berikut:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

10

1) Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan

(stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang

diinginkan).

2) Teori kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan

memahami apa yang sedang dipelajari

3) Teori gestalt, mejelaskan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru untuk

memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih

mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi gestalt (pola bermakna)

4) Teori humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan

kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara

mempelajarinya sesuai minat dan kemampuan

Mata pelajaran IPA di SD adalah progam untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai alamiah kepada siswa

serta tidak lepas dari kecintaan kepada Tuhan YME.

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat

memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia

atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.

Sardiman (2008: 75) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya

penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat

ditinjau dari dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

intrinsik adalah kegiatan bertindak yang disebabkan pendorong dari dalam

individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaanya

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

11

karena pengaruh dari luar individu.Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh

lingkungan. Dalam penelitian ini yang peneliti tekankan yaitu pada motivasi

intrinsik saja.

Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan

kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh

energi, terarah, dan bertahan lama (Suprijono, 2009: 163). Sedangkan menurut

Bhophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon

kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang

bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari

aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan

pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bias memahaminya, dan

menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu siswa

juga meiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin

tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu

topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian bahwa motivasi belajar

adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang

memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai

tujuan yang dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi siswa dalam belajar sangat

penting, dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat, dan

mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam

belajar.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar IPA di SD

Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi

motivasi belajar siswa, yaitu :

a. Harapan guru

b. Intruksi langsung

c. Umpan balik (feedback) yang tepat

d. Penguatan dan hadiah

e. Hukuman

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

12

Sebagai pendukung kelima faktor diatas, Sadirman (2000) menyatakan

bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar adalah:

a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan

tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.

b. Persaingan / kompetisi

c. Ego-invilvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

dengan mempertaruhkan diri.

d. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat

belajar kalau mengetahui aka nada ulangan.

e. Memberikan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar

terutama kalau terjadi kemajuan.

f. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini

merupakan bentuk penguatan positif.

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki

arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki

pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau

ilmu.Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha

manusia untuk memenuhi kebutuhanya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang

belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu,

memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu

(Furdyartanto, 2002: 13)

Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami

suatu bahan yang telah diajarkan, dapat diketahui dalam penilaian yang dilakukan

oleh guru. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam proses belajar adalah hasil

belajar yang diukur melalui tes (http://wawan-junaidi.blogspot.com).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

13

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Damyanti dan Mudjiono

(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya.Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang

berrujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sugihartono, dkk.(2007: 76-77) menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang belajar. Faktor

internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diatas, peneliti

menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model kooperatif tipe Make-a

match, dengan menggunakan model ini maka siswa dituntut aktif dalam proses

pembelajaran.

2.3.3 Pengukuran Hasil Belajar

Di dalam proses belajar mengajar selalu diperlukan adanya pengukuran

hasil belajar peserta didik untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hasil belajar peserta

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

14

didik di berbagai kawasan belajar dapat diukur dengan menggunakan bermacam-

macam instrument, tergantung dari apa yang akan diukur. Di bawah ini terdapat

contoh kawasan belajar dan instrumen yang dapat dipakai untuk mengukur hasil

belajar di kawasan tersebut (Thorndike & Hagen, 1977):

Kawasan Belajar Instrumen Pengukuran

Kognitif a. pilihan ganda

b. esai

c. penjodohan

d. betul – salah

e. pengisian

Psikomotorik Tes tertulis

Laporan

Lembar observasi

Daftar check/rating scale

Lembar kerja

Afektif Kuesioner

Lembaran penilaian diri

Skala sikap

Dalam pengukuran hasil belajar IPA di SD tidak hanya menggunakan satu

instrument saja namun menggunakan lebih dari satu instrument, hal ini

dikarenakan pengukuran hasil belajar siswa untuk memperoleh hasil yang

komprehensif. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan instrument penilaian

berupa tes pilihan ganda dan observasi sehingga akan didapatkan hasil akhir.

2.4 Model Kooperatif tipe Make-a Match

2.4.1 Pengertian Model Kooperatif type Make a Match

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa

untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan

tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Model kooperatif

merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai

kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa.

Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe make-a match adalah

adanya permainan “mencari pasangan”. Permainan “mencari pasangan”

menggunakan kartu yang brisi soal dan jawaban dari kartu lain. Siswa mencoba

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

15

menemukan jawaban dari soal dalam kartunya yang terdapat pada kartu yang

dipegang siswa lain. Model pembelajaran koopeerative tipe make-a match cocok

digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena pada model

pembelajaran ini siswa dibeli kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain,

suasana belajar dikelas dapat disiptakan sebagai suasana permainan, ada

kompetisi antar siswa untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pelajaran

serta adanya penghargaan (reward), sehingga siwa dapat belajar dengan suasana

menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe make-a match merupakan

pembelajaran yang dikembangkan oleh Lome Curran pada tahun 1994. Salah satu

keuntungan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai

konsep atau dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini digunakan dalam

semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Anita Lie,

2003: 55)

2.4.2 Langkah-langkah Make-a match:

1) Guru menjelaskan materi yang ingin dicapai

2) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep / unsur yang

cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainya

adlah jawaban.

3) Setiap siswa mendapat sebuah kartu yang berisi soal atau jawaban

4) Setiap siswa memikirkan jawaban-jawaban atau soal yang dipegang

5) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (soal-jawaban)

6) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu tiba akan

mendapat poin

7) Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar semua siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya

8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainya yang memegang kartu

yang cocok

9) Bersama-sama dengan siswa guru menarik kesimpulan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

16

Akan tetapi ada sedikit penambahan/pengurangan oleh peniliti dengan

maksud menyesuaikan materi dan menyesuaikan kondisi siswa. Adapun

penerapan model kooperatif tipe Make a Match adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi

1) Memotivasi siswa dengan menyanyikan sebuah lagu yang sesuai

dengan topik yang akan dipelajari

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Tahap Penyampaiann dan Pelatihan

Pada tahap kegiatan pembelajaran inti menggunakan metode yang

disesuaikan karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Langkah-langkah pertama dalam kegiatan inti, guru:

1) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

2) Menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok

untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan kartu jawaban

3) Setiap siswa mendapatkan kartu yang tertuliskan soal/jawaban

4) Membunyikan peluit pertanda permainan make a match telah dimulai

5) Mengontrol kerja siswa dalam mencari pasanganya dan membantu siswa jika

terdapat hal-hal yang belum dipahami

b. Kegiatan inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan Eksplorasi:

(1) Menunjukkan kartu-kartu soal dan kartu-kartu jawaban

(2) Bertanya jawab seputar kartu-kartu soal dan kartu-kartu jawaban

(3) Melalui Tanya jawab guru menjelaskan tentang materi

(4) Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran make

a match

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

17

Elaborasi

Dalam kegiatan Elaborasi:

(1) Menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan

(2) Dengan tanya jawab disertai contoh, guru menjelaskan materi

yang disampaikan

(3) Menjelaskan cara permainan make a match (mencari pasangan)

(4) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban secara acak kepada

siswa, setiap siswa mendapatkan satu kartu

(5) Siswa memikirkan jawaban dari kartu jawaban kemudian mencari

pasangan kartu yang telah mereka dapatkan

(6) Memfasilitasi siswa dalam melakukan permainan make a match

(7) Memberikan poin kepada siswayang dapat mencocokan kartu

sebelum batas waktu

(8) Guru mengocok kartu-kartu yang berbeda untuk permainan make

a match untuk babak kedua

(9) Melalui Tanya jawab guru bersama siswa mengoreksi jawaban

dari masing-masing kartu soal yang telah didapat oleh masing-

masing siswa

Konfirmasi

Dalam kegiatan Konfirmasi:

(1) Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi

yang belum dipahami siswa

(2) Melalui Tanya jawab guru bersama siswa menyimpulkan materi

yang telah dipelajari

(3) Guru memberikan siswa soal evaluasi

3. Tahap Penampilan Hasil, Kesimpulan, dan Refleksi

c. Kegiatan Penutup

(1) Melalui Tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan mengulangi kesimpulan yang sudah

dibuat

(2) Memberikan PR kepada siswa

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

18

2.4.3 Manfaat make-a match:

1) Dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa baik kognitif maupun afektif

2) Karena ada unsur permainan pembelajaran ini menyenangkan

3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari

4) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

5) Efektif melatih siswa untuk menghargai waktu

6) Efektif melatih siswa untuk berpresentasi

2.4.4 Kelemahan make-a match dan Upaya Mengatasi Melalui Pembelajaran:

Jika kelas terlalu gemuk (di atas 30 siswa) akan muncul suasana seperti

pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Hal ini dapat diatasi dengan

menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa, sebelum dimulai

permainan.

Pembelajaran kooperatif tipe make a match memiliki kelemahan yaitu

sebagai berikut:

1) Diperlukan bimbingan guru untuk melakukan kegiatan

2) Waktu yang tersedia dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main

dalam pembelajaran

3) Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai

4) Pada kelas yang gemuk (> 30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang

muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali.

Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas dikiri

kananya. Apalagi jika kelas tidak kedap suara. Tetapi hal ini bias diantisipasi

dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa sebelum

„pertunjukan‟ dimulai. Pada dasarnya mengendalikan kelas itu bagaimana kita

memotivasinya pada langkah pembukaan.

2.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai acuan dalam pembuatan penelitian ini maka peneliti

menggunakan beberapa kajian sebagai perbandingan. Acuan tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

19

1) Penelitian Tindakan Kelas karya Riya Yuni Astuti pada tahun 2012, dengan

judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Type Make A Match Siswa Kelas V SD Negeri 1 Colo Kecamatan

Dawe Kabupaten Kudus Semester Genap Tahun ajaran 2011/2012. Dengan

penelitian yang telah dilaksanakan terbukti terjadi peningkatan hasil belajar

siswa yang berjumlah 12 siswa, pada kondisi awalnya yang terdapat 5 siswa

yang tuntas dari KKM atau sebesar 41,7% dan yang belum tuntas terdapat 7

siswa ataus sebesar 58,3%. Pada siklus I terdapat 9 siswa yang tuntas dalam

KKM atau sebesar 75%, dan yang belum tuntas 3 siswa atau sebesar 25%.

Sedangkan pada siklus II terdapat 12 siswa yang tuntas dalam KKM atau

sebesar 100%, dan yang belum tuntas dalam pembelajaran sebesar 0 siswa atau

sebesar 0%. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif type make a match dapat meningkatkan hasil belajar

IPA pada siswa SD kelas V.

2) Penelitian tindakan kelas karya Noviana Irianti S pada tahun 2012, dengan

judul Penerapan Metode Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 05

Mulyoharjo Jepara. Dari penelitian tersebut terjadi peningkatan hasil belajar

yang pada kondisi awalnya sekor nilai rata-rata siswa 57,5. Siklus I dengan

rata-rata nilai 66,2. Siklus II dengan rata-rata nilai 78,5. Peningkatan pada hasil

belajar pada kondisi awal siklus I sebesar 61,5% dan hasil siklus I ke sklus II

88,5%. Dengan demikian maka disimpulkan bahwa melalui model make a

match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 05

Mulyoharjo Jepara pada semester II pada tahun ajar 2011/2012.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Variabel Penelitian

No

Peneliti

Tahun

Variabel Penelitian

Hasil Belajar Motivasi

Belajar

Model kooperatif tipe

Make a Match

1 Riya Yuni Astuti 2012 √ √

2 Noviana Irianti S 2012 √ √

3 Peneliti 2014 √ √ √

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

20

Dari tabel 1 terlihat ada persamaanya yaitu penggunaan variabel

terikatnya tetapi ada perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan

penelitian ini, yang membedakan yaitu jika penelitian sebelumnya hanya meneliti

hasil belajar yang hanya fokus pada hasilnya saja, maka dari itu peneliti

menambahkan variabel yaitu motivasi belajar, jadi tidak hanya hasil belajar

namun juga motivasi belajar.

2.6 Kerangka Pikir

Dalam proses belajar teching center (berpusat pada guru) sudah dianggap

biasa bahkan cenderung membuat siswa merasa bosan dan membuat siswa kurang

aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Model kooperatif tipe Make a

match akan digunakan untuk penelitian, karena model ini memiliki keunggulan

untuk membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Berikut adalah

bagan dari kerangka pikir:

Motivasi belajar siswa sangat rendah

dan hasil belajar < KKM

Kelebihan model kooperatif tipe Make A

Match:

1. Ada unsur permainan, sehingga unsur

ini menyenangkan.

2. Dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

3. Meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi yang dipelajari.

4. Dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa, baik kognitif maupun fisik.

5. Efektif melatih kedisiplinan siswa

menghargai waktu untuk belajar

Pembelajaran menggunakan

model kooperatif tipe Make

A Match

Motivasi belajar

meningkat

Hasil Belajar > KKM

Pembelajaran IPA

Guru sebagai informator Siswa pasif dalam

mengikuti pembelajaran Pembelajaran konvensional

Guru sebagai fasilitator

Siswa aktif dalam mengikuti

pembelajaran

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8163/2/T1_292010290_BAB II… · 2.1 Pembelajaran IPA di Kelas V SD . ... Memberi

21

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan

kerangka berpikir, maka diterapkan hipotesis tindakan yang diajukan dalam

penelitian ini yaitu ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar IPA pada

siswa kelas 5 melalui pendekatan make-a match di SDN Purworejo Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang semester 2 tahun ajaran 2013/2014.