BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk...

24
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006: 161). Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu Natural Science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam. Berhubungan dengan alam atau bersangkutpaut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Usman Samatowa, 2011: 3). Sri Sulistiyorini (2007: 39) menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka pembelajaran IPA di SD adalah pemberian pengalaman belajar secara langsung, melalui fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip secara langsung kepada siswa dan menumbuhkan kesadaran siswa sejak dini tentang alam sekitar yang selalu berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006: 161).

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan terjemahan kata-kata dalam

bahasa Inggris yaitu Natural Science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam.

Berhubungan dengan alam atau bersangkutpaut dengan alam, science artinya ilmu

pengetahuan. Jadi IPA atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu

tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini

(Usman Samatowa, 2011: 3).

Sri Sulistiyorini (2007: 39) menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka pembelajaran IPA di SD

adalah pemberian pengalaman belajar secara langsung, melalui fakta-fakta,

konsep-konsep, dan prinsip-prinsip secara langsung kepada siswa dan

menumbuhkan kesadaran siswa sejak dini tentang alam sekitar yang selalu

berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

8

2.1.2 Hakikat Pembelajaran IPA di SD

Menurut Iskandar (2001: 1 – 2) hakikat pembelajaran IPA terdiri dari:

2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk

IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan

teori-teori IPA. Fakta dalam IPA adalah pertanyaan benda-benda yang benar-

benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara

objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.

Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-

konsep dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan.

2.1.2.2 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para

ilmuan diantaranya adalah:

a) Mengamati

Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat indera. Pada

tahap pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang mereka lihat,

dengar, raba, rasa, dan cium.

b) Menggolongkan/Mengklasifikasi

Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek dan/atau peristiwa

berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh kelompok sejenis

dari obyek atau peristiwa yang dimaksud.

c) Mengukur

Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur dengan satuan

ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kegiatan mengukur

diperlukan bantuan alat-alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur.

d) Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan fakta, konsep

dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual, dan/atau audio

visual.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

9

e) Menginterpretasi Data

Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari

pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan.

Menginterpretasi berarti memberi arti/makna, misal: mengartikan tabel data,

mengartikan grafik data. Menginterpretasi juga diartikan menduga dengan

pasti sesuatu yang tersembunyi dibalik fakta yang teramati.

f) Memprediksi

Memprediksi ialah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola

peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara

mengenal kesamaan dari hasil berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada,

mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola

kecenderungan.

g) Menggunakan Alat

Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat

untuk kegiatan pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.

h) Melakukan Percobaan

Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian

terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu

pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak

ide-ide itu.

i) Menyimpulkan

Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek

berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang diketahui.

2.1.2.3 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap

IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang

ilmuwan sering berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha

mencapai hasil yang diharapkan. Beberapa ciri sikap ilmiah yaitu:

a) Obyektif terhadap fakta.

Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan

senang atau tidak senang. Contoh: seorang peneliti menemukan bukti

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

10

pengukuran volume benda 0,0034 m³, maka ia harus mengatakan juga 0,0034

m³ padahal seharusnya 0,005 m³.

b) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan jika belum cukup data yang

mendukung kesimpulan tersebut.

c) Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,

walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri.

d) Tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat.

e) Bersikap hati-hati.

Sikap hati-hati ini ditunjukan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang

didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja

sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya sikap tidak cepat

mengambil kesimpulan.

f) Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi

seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu

merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.

Pembelajaran IPA dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Mata pelajaran IPA merupakan ilmu

yang nyata yang setiap harinya berkaitan dengan kehidupan manusia dan

lingkungan.

2.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan utama dari pengajaran IPA pada lingkungan SD adalah agar siswa

memahami pengertian IPA yang saling berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

serta memahami lingkungan alam, lingkungan fisik, dan mampu menerapkan

metode ilmiah yang sederhana dan bersikap ilmiah dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dengan menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Sri S (2007:

40) mengemukakan tujuan pembelajaran IPA yaitu :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan dan ciptaannya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

11

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4) Mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara, menjaga,

melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Menurut Mulyasa, (2006: 110-111) menyatakan pembelajaran IPA

sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dan berbuat untuk memperoleh pemahaman

yang mendalam tentang alam dan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja

dan bersikap ilmiah.

Menurut Mulyasa, (2006: 35) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk

SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungannya, serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3) Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Hal senada yang di ungkapkan oleh Muslichah (2006: 23) yang

menyatakan bahwa: tujuan pembelajaran IPA di SD adalah:

1) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan

masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pengembangan konsep-konsep sains yang

akan bermanfaat dan dapat diterapakan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

12

4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Dari definisi-definisi di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa tujuan

pembelajaran IPA di SD adalah menumbuhkan kesadaran siswa mengenai IPA

yang berkaitan dengan kehidupan nyata, sehingga siswa dapat memecahkan

masalah yang dihadapi dengan sikap ilmiah sehingga dalam proses pembelajaran

IPA siswa mampu mengembangkan pengetahuan yang diimiliki dengan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari siswa.

2.1.4 Pengertian CTL

2.1.4.1 CTL

CTL adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran yang

disampaikan dengan pemikiran siswa atau pengetahuan siswa yang sudah ada.

Model CTL ini mampu membantu siswa mengembangkan pemikirannya secara

luas, setelah guru mengaitkan pembelajaran dengan pemikiran dan pengetahuan

siswa.

Menurut Baharudin dan Wahyuni (2007: 137) pembelajaran CTL adalah

konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna

bagi siswa. CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu

siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari dengan

menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan

konteks kehidupan pribadi, sosial dan kultural.

Menurut Fatah Yasin (2008: 65) model pembelajaran CTL adalah konsep

belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dalam penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari. CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan

pada filosofis bahwa siswa mampu menangkap pelajaran apabila mereka mampu

menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka

menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

13

informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki

sebelumnya (Johnson Eleine B, 2010: 14).

Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Blanchard dalam Julianto dkk, 2011: 75).

Sementara itu, Johnson Eline B (2010: 67) mendefinisikan CTL sebagai

sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di

dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan

subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,

yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk mencapai

tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut : membuat

keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti,

melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerjasama, berpikir kritis

dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar

yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

CTL adalah model pembelajaran yang menghadirkan dunia nyata kedalam kelas,

dan menghubungkan dengan pengetahuan yang siswa miliki sehingga

pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas lebih menitikberatkan

kepada aktivitas siswa untuk mengembangkan pengetahuannya. Dengan model

pembelajaran CTL, siswa dituntut untuk aktif mecoba merumuskan hipotesis

melalui pemikirannya serta membuat kesimpulan dari hipotesis.

2.1.4.2 Prinsip-Prinsip CTL

Pada dasarnya model pembelajaran CTL mempunyai beberapa komponen

pokok. Jika komponen itu dilaksanakan maka dapat dijamin bahwa pembelajaran

kontekstual yang dilaksanakan akan berhasil seutuhnya. Ada tujuh komponen

utama pembelajaran yang mendasari pendekatan pembelajaran CTL di kelas.

Trianto (2010: 111) mengemukakan sebagai berikut:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

14

a. Konstruktivisme (constructivism)

b. Penemuan (inquiry)

c. Bertanya (questioning)

d. Komunitas belajar (learning community)

e. Pemodelan (modeling)

f. Refleksi (reflection)

g. Penilaian yang sebenarnya (authentic assasement).

2.1.4.3 Desain Model Pembelajaran CTL

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu membuat

desain atau gambaran pembelajaran yang akan disampaikan di kelas. Gambaran

kegiatan berguna untuk membantu guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa.

Menurut Rusman (2010: 199) dalam pembelajaran menggunakan model CTL

dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih

bermakna, apakah dengan cara belajar sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus

dimilikinya.

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang

diajarkan.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pertanyaan-pertanyaan.

d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok diskusi,

tanya jawab dan lain sebagainya.

e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,

model, dan bahkan yang sebenarnya.

f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

g. Melakukan penilaian secara obyektif, yaitu menilai kemampuan yang

sebenarnya pada setiap siswa.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

15

2.1.4.4 Keunggulan Model Pembelajaran CTL

Model pembelajaran CTL memiliki keunggulan. Rusman (2011: 199)

mengemukakan keunggulan pembelajaran CTL, sebagai berikut (a)

mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih

bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang baru dimilikinya.

(b) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang

diajarkan. (c) mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan

pertanyaan-pertanyaan. (d) menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui

kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya. (e) menghadirkan

model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan media

yang sebenarnya. (f) membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. (g) melakukan penelitian secara

objektif, yaitu penilaian kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.

2.1.4.5 Kelemahan Model Pembelajaran CTL

Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran dengan menggunakan

CTL juga memiliki kelemahan antara lain, bagi guru kelas, guru harus memiliki

kemampuan untuk memahami secara mendalam dan komprehensif tentang (a)

konsep pembelajaran dengan menggunakan CTL itu sendiri, dimana guru harus

menyiapkan pembelajaran sesuai dengan sintaks-sintaks CTL. (b) pontensi

individual siswa di kelas, dimana guru harus bisa menciptakan masyarakat belajar

di dalam menerapkan model pembelajaran CTL (c) beberapa pendekatan dalam

pembelajaran yang berorientasi kepada aktivitas siswa, dimana guru harus lebih

menampilkan aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL. (d)

sarana, media, alat bantu serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang

aktivitas siswa dalam belajar, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam hal membuat

media, alat bantu serta kelengkapan pembelajaran (Rusman, 2011: 199).

2.1.4.6 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2010: 173-174) tahapan pelaksanaan

pembelajaran kontektual terdiri dari 4 tahap yaitu : tahap invitasi, tahap

eksplorasi, tahap penjelasan dan solusi, dan tahap pengambilan tindakan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

16

1) Tahap Invitasi

Tahap di mana siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan

pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Dalam tahap ini,

guru berusaha memancing siswa dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan diajarkan dengan

pengalaman dan pendapat siswa.

2) Tahap Eksplorasi

Tahap di mana siswa diberi kesempatan menyelidiki dan menemukan

konsep melalui kegiatan pengamatan, pengumpulan, pengorganisasian dan

interpretasi data melalui kegiatan inkuiri dan diskusi yang dirancang guru.

3) Tahap Penjelasan dan Solusi

Pada tahap ini, siswa memberikan penjelasan tentang solusi berdasarkan

hasil observasinya. Guru memberikan penguatan dan memperdalam

penjelasan solusi dari siswa. Dengan demikian siswa dapat menyampaikan

gagasan dan membuat rangkuman atau hipotesis sementara.

4) Tahap Pengambilan Tindakan

Dalam tahap ini siswa membuat kesimpulan dan menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, mengajukan pertanyaan

lanjutan dan mengajukan saran baik secara individu maupun perorangan.

2.1.4.7 Sintak model pembelajaran Kontekstual

Berikut adalah sintak pembelajaran kontekstual yang digunakan pada

model pembelajaran CTL yang harus dilaksanakan oleh guru pada pelajaran IPA

di kelas 4.

Tabel 2

Sintak Model Pembelajaran Kontekstual

Tahap Kegiatan Guru

Tahap 1

Melaksanakan kegiatan inkuiri

untuk semua topik

Guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang

menimbulkan konflik kognitif dan rasa

ingin tahu siswa.

Tahap 2 Guru memberikan pertanyaan berdasarkan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

17

Mengembangkan sikap ingin tahu kejadian/topik yang disajikan.

Tahap 3

Menciptakan masyarakat belajar

Guru membimbing siswa untuk belajar

kelompok dan bekerjasama dengan teman

sekelompoknya dalam bertukar

pengalaman dan berbagai ide.

Tahap 4

Menghadirkan model

Guru menampilkan contoh pembelajaran

agar siswa dapat berfikir, bekerja, dan

belajar.

Tahap 5

Melakukan refleksi

Guru menyimpulkan contoh pembelajaran,

menganalisi manfaat pembelajaran, dan

penindak lanjutan kegiatan pembelajaran.

Tahap 6

Melakukan penilaian yang

sebenarnya

Guru mengukur kemampuan dan

pengetahuan keterampilan siswa melalui

penilaian produk dan tugas-tugas yang

relevan dan kontekstual.

2.1.4.8 Model Pembelajaran CTL dan Hasil Belajar IPA

Hubungan model pembelajaran CTL dan hasil belajar IPA sangat

berkaitan. Model pembelajaran CTL dimana siswa di arahkan untuk mampu

berpikir kristis dengan menghubungkan antara materi pelajaran dengan kehidupan

sehari-seharinya. Pembelajaran tidak hanya pada pemberian kemampuan

pengetahuan yang bersifat teori saja, melainkan bagaimana caranya agar

pengalaman belajar yang siswa miliki itu senantiasa terkait dengan permasalahan-

permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya. Dalam pelaksanaan

pembelajarannya, siswa dapat membuat suatu hubungan antara pengetahuan yang

di pelajari dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar

siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi pembelajaran yang telah di

berikan.

Dengan menerapkan model pembelajaran CTL dengan materi pelajaran

IPA yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dimana guru

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

18

menghubungkan antara materi pelajaran yang disampaikan dengan situasi dunia

nyata yang di miliki siswa.

2.1.5 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

2.1.5.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses untuk merubah tingkah laku individu yang

belajar. Proses belajar dilakukan oleh peserta didik yaitu siswa, dalam proses

belajar peserta didik menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidik yaitu guru

sebagai pembimbing. Melalui proses belajar, pengetahuan seorang pelajar atau

siswa sebagai individu yang belajar akan bertambah, dari yang tidak tahu menjadi

tahu, yang tidak bias menjadi bisa. Menurut Nasution (dalam Bruner) dalam

belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni :

1) Informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh informasi, ada yang

menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan

memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang

telah kita ketahui sebelumnya.

2) Transformasi, informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditranformasikan

kedalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan

untuk hal – hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat di

perlukan.

3) Evaluasi, kemudian kita nilai melalui fase evaluasi, hingga manakah

pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan

untuk memahami gejala-gejala lain.

Menurut Gulo (2004: 28) belajar adalah suatu proses yang berlangsung

dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya dalam berpikir, bersikap

dan berbuat. Sedangkan menurut Slameto (2003: 3-4) disebutkan beberapa ciri-

ciri perubahan tingkah laku dalam belajar yaitu :

1. Perubahan secara sadar

Seorang yang belajar akan menyadari adanya perubahan yang terjadi dalam

dirinya. Misalnya perubahan yang terjadi secara sadar adalah perubahan yang

benar-benar disadari oleh seseorang yang belajar. Perubahan tingkah laku

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

19

yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar, bukan termasuk perubahan secara

sadar.

2. Perubahan dalam belajar yang bersifat kontinyu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Misalnya seorang anak

yang baru belajar menulis, selama proses belajar menulis itu dilakukan, maka

ia akan mengalami perubahan dari tidak bias menulis menjadi dapat menulis.

Perubahan ini terus berlangsung melalui proses belajar sehingga kepandain

dalam menulis terus bertambah.

3. Perubahan dalam belajar yang bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar perbuatan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian

banyak usaha belajar itu dilakukan, semakin banyak dan semakin baik

perubahan yang dilakukan.

4. Perubahan dalam belajar yang bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.

Ini berarti perubahan tingkah laku yang terjadi dalam proses belajar bersifat

menetap.

5. Perubahan dalam belajar yang bertujuan dan terarah

Perubahan tingkah laku yang terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Proses belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6. Perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang terjadi pada seseorang setelah melalui proses belajar meliputi

seluruh perubahan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya

ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,

keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

Sedangkan menurut Martinis Yamin (2003) belajar merupakan proses

seseorang memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses untuk menambah pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu,

dan proses merubah tingkah laku sikap dan keterampilan seseorang yang belajar.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

20

2.1.5.2 Hasil Belajar

Setelah seorang individu mengalami proses belajar maka akan

memperoleh hasil belajar. Bagi guru hasil belajar adalah untuk mengetahui apakah

pembelajaran yang disampaikan berhasil, dan dapat diterima dan dicerna oleh

siswa dengan baik. Sedangkan bagi siswa hasil belajar adalah cara untuk melihat

bagaimana melalui proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa

melalui proses pembelajaran yang disampaikan, serta bagaimana siswa tersebut

dapat menerapkan dan mampu memecahkan masalah yang timbul dari proses

pembelajaran yang telah disampaikan.

Joko S (2009: 23) mengatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Dalam pengertian ini, belajar adalah

merupakan suatu proses, satu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu yakni mengalami.

Hasil belajar bukan penguasaan dan latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Menurut Omar Hamalik (2002: 154), belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.

Sedangkan menurut Depdiknas (2006: 13) hasil belajar siswa dapat

diklarifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu (1) domain kognitif pengetahuan

atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika, (2) domain afektif

(sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan

intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional) dan (3) domain psikomotor

(keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestik, kecerdasan visual-spasial

dan kecerdasan musikal).

Anni (2007: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan

tingkah atau perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

belajar.

Benjamin S. Bloom (dalam Anni 2007: 7) ada tiga ranah (domain) hasil

belajar, yaitu:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penelitian.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

21

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan dan mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus

menjadi bagian dari hasil penelitian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Dari pendapat-pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa

hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam proses

pembelajaran, sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku, sikap, dan

keterampilan pada individu yang belajar yaitu siswa didik.

2.1.6 Hubungan Model Pembelajaran CTL dan Hasil Balajar IPA

Model pembelajaran CTL secara garis besar adalah model pembelajaran

yang lebih menitikberatkan pada aktivitas siswa, dengan cara mengaitkan materi

pembelajaran dengan pemikiran siswa. Model pembelajaran CTL ini dapat

diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD. Sesuai dengan karakteristik IPA

disekolah maka diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Wasih

Djojosoediro). Dalam hal ini proses pembelajaran IPA yang berlangsung kurang

menitikberatkan pembelajaran kepada siswa sehingga hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA rendah.

Untuk mengatasi hal ini peneliti mencoba menerapkan model

pembelajaran CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 pada mata

pelajaran IPA di SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan. Model pembelajaran

CTL yang diterapkan sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA yaitu siswa

dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki melalui pemikirannya tentang

alam sekitar yang berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

22

Dengan model pembelajaran CTL diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan

Getasan serta proses pembelajaran diharapkan dapat berlangsung alamiah dalam

bentuk kegiatan siswa bekerja, mengalami sendiri, tidak hanya menerima

pengetahuan dari guru saja.

2.1.7 Hasil Penelitian Yang Relevan

1) Jurnal mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesa, yang dilakukan oleh

Putu Dewi Ariestuti, dkk (2014) dengan judul: “Penerapan Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Keaktifan

dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SDN 3 Tonja Tahun Ajaran

2014/2015”. Latar belakang perlu penerapan pendekatan CTL pada materi

IPA, di karenakan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 3 Tonja

menurun. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang

dilakukan dalam dua siklus, dengan subjek penelitian siswa kelas VI SDN 3

Tonja dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa. Data penelitian tentang hasil

belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan metode observasi.

Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan metode analisis

deskriptif kuantitatif. Pada pra siklus PTK diperoleh rata-rata keaktifan

belajar siswa 6,97 dengan persentase 34,85 yang tergolong kurang aktif. Dan

ketuntasan belajar ada pada 41,03% yang tergolong belum tuntas. Hasil

analisis data menunjukan rata-rata keaktifan belajar siswa pada siklus I=

10,27 berada pada kriteria cukup aktif dan mengalami peningkatan sebesar

4,14 pada siklus II menjadi 14,41 tergolong pada kriteria aktif. Hasil belajar

pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,00% yaitu pada

siklus I 70,30% dan siklus II mencapai 80,30% berada pada kriteria tinggi.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa dengan penerapa pendekatan CTL

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 3 Tonja.

2) Jurnal mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesa, yang dilakukan Ni Kt.

Sri Aryani Dkk, dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran CTL

(Cotextual Teaching and Learning) Berbantuan Media Gambar Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”. Penelitian ini

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

23

bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar IPA saat menerapkan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) berbantuan media

gambar pada siswa kelas V semester II SDN 2 Galungan Tahun Pelajaran

2012/2013 dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA setelah

menerapkan model pembelajaran CTL berbantuan media gambar pada siswa

kelas V semester II SDN 2 Galungan. Penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas V SDN 2

Galungan tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa.

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada

siklus I pertemuan pertama 17,5 meningkat pada pertemuan kedua 18,0.

Siklus II pertemuan pertama 18,9 meningkat pada pertemuan kedua 20,2.

Rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I 6,5 meningkat pada siklus II

8,16. Persentase rata-rata kelas pada siklus I 65 % dan pada siklus II 81,6%,

terjadi peningkatan sebesar 16,6%. Ketuntasan belajar pada siklus I 63%

sedangkan pada siklus II mencapai 100%. Dengan demikian berdasarkan data

tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa.

3) E-juernal Unesa, yang ditulis oleh Khotimah dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas I SD” Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus, dan tiap

siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi

dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam

pembelajaran juga mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa

mencapai 76,25% dan pada siklus II aktivitas siswa mencapai 86,36%.

Sementara itu hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 72,5% dan pada

siklus II meningkat menjadi 87,5%. Kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Contextual teaching and

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

24

Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA tema lingkungan di kelas I SDN Manukan Kulon II/499 Surabaya.

4) UNES Journal of Mathematics Education, yang tulis oleh Wilda Yulia

Rusyida (2013) dengan judul: “KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN

CTL DAN MEA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATERI LINGKARAN”. Penelitian ini menggunakan kelas eksperimen

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Ungaran tahun

ajaran 2012/2013. Dengan menggunakan cluster random sampling terpilih

yaitu siswa kelas VIIIG dan VIIIH. Hasil penelusuran tingkat keaktifan siswa

pada kelas eksperimen 1 melalui tiga pertemua menunjukan: 74,03% siswa

memiliki tingkat keaktifan yang tinggi di pertemuan pertama, 86,66% siswa

memiliki tingkat keaktifan yang sangat tinggi pada pertemuan kedua dan

89,43% siswa memiliki tingkat keaktifan yang sangat tinggi pada pertemuan

ketiga. Sedangkan pada kelas eksperimen 2, menunjukkan 46,51% siswa

berada pada tingkat keaktifan cukup tinggi pada pertemuan pertama, 65,81%

siswa berada pada tingkat keaktifan yang tinggi pertemuan kedua dan 70,22%

siswa berada pada tingkat keaktifan yang tinggi pada pertemuan ketiga. Rata-

rata skor keaktifan siswa pada kelas eksperimen 1 adalah 83,37 sedangkan

pada kelas eksperimen 2 adalah 60,85. Jika ratarata tersebut dibandingkan

dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen 1

dan kelas eksperimen 2, maka hasilnya senilai, dimana rata-rata kemampuan

pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi dari pada

rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen 2.

Dengan demikian, disimpulan bahwa pembelajaran CTL dan MEA pada

materi keliling dan luas lingkaran dapat mencapai nilai KKM dan

pembelajaran CTL lebih baik dari pembelajaran dengan MEA.

5) Unnes Physics Education Journal, yang di tulis oleh A.M Putri (2014) dengan

judul: “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DENGAN PENDEKATAN SNOWBALL THROWING UNTUK

MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF DAN RASA INGIN

TAHU SISWA SMP”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

25

proses penerapan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan

Snowball Throwing dapat mengembangkan karakter komunikatif dan rasa

ingin tahu siswa SMP. Hasil belajar kognitif siswa setelah tindakan yang di

lakukan menggunakan 2 siklus yaitu: siklus 1, nilai tertinggi = 100, nilai

terendah 73, nilai rata-rata= 88. Pada siklus 2, nilai tertinggi = 100, nilai

terendah 87, rata-rata = 93. Ketuntasan klasikal siklus 1 = 93,93% dan siklus

2 = 100%. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan Snowball Throwing

dapat meningkatkan perkembangan karakter komunikatif dan rasa ingin tahu

serta hasil belajar kognitif siswa karena melibatkan peran aktif siswa untuk

menemukan pengetahuannya sendiri, berdiskusi untuk menyusun pertanyaan,

menjawab pertanyaan maupun mengemukakan pendapat. Berdasarkan

analisis data hasil tes pada tiap akhir siklus, diperoleh data mengenai hasil

belajar kognitif siswa yang meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-

rata dan prosentase ketuntasan belajar klasikal.

Tabel 3

Hasil Penelitian Yang Relevan

No Peneliti Kata Kunci Variabel

Hasil Penelitian X Y

1 Putu Dewi

Ariestuti, I

Wayan

Darsana,

Rini

Kristiantari

Pendekatan

pembelajaran

CTL, keaktifan

dan hasil belajar

CTL Keaktifan

dan hasil

belajar

Nilai pra siklus

keaktifan belajar

siswa rata-rata

34,85% (kurang

aktif).

Nilai ketuntatsan

belajar siswa sebesar

41,03% (belum

tuntas).

Pada siklus 1

miningkat 4,14%,

siklus 2 menjadi 14,

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

26

41% (aktif).

Nilai hasil belajar

siklus 1 70,30%,

siklus 2 80,30%

meningkat sebesar

10,00%.

2 Ni. Kt. Sri

Aryani, I

Nym

Murda, I.

G. A. Tri

Agustianan

Pembelajaran

CTL, aktivitas,

hasil belajar

CTL Aktivitas,

hasil

belajar

Aktivitas belajar

siswa siklus 1

pertemuan 1= 17,5

meningkat peda

pertemuan 2= 18,0.

Siklus 2 pertemuan

1= 18,9 meningkat

pada pertemuan 2=

20,2. Ketuntasan

hasil belajar siswa

siklus 1= 63% dan

pada siklus 2

meningkat 100%.

3 Khotimah,

Ulhaq

Zuhdi

Model,

Contextual

Teaching and

Learning

CTL Hasil

belajar

Hasil belajar siswa

pada siklus 1

mencapai 72,5% dan

pada siklus 2

meningkat menjadi

87,5%.

4 Wilda

Yulia

Rusyida

Contextual

Teaching and

Learning (CTL)

Model Eliciting

Activities (MEA)

CTL

dan

ME

A

Kemampu

an

pemecaha

n masalah.

Tingkat keaktifan

siswa pada kelas

eksperimen 1

melalui tiga

pertemua adalah:

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

27

pertemuan satu=

74,03%, pertemuan

dua= 86,66%,

pertemuan tiga=

89,43%. Kelas

eksperimen 2

pertemuan satu=

46,51% (cukup),

pertemuan dua=

65,81% (tinggi),

pertemuan tiga=

70,22% (tinggi).

Skor rata-rata

keaktifan siswa pada

eksperimen 1=

83,37, eksperimen

2= 60,85.

5 A.M Putri Contextual

Teaching

Learning,

Snowball

Throwing

treatment,commu

nicative character

and student’s

curiosly.

CTL

dan

ST

Perkemba

ngan

karakter

komunikat

if dan rasa

ingin tahu

serta hasil

belajar

kognitif

siswa

Persentase

peningkatan hasil

belajar kognitif

siswa melalui 2

siklus adalah siklus

1= 93,93% dan

siklus 2 100%.

Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti bermaksud melakukan

penelitian yang sama dengan penerapan model pembelajaran yang sama. Dari

penelitian-penelitian terdahulu, tampak bahwa dengan menerapankan model

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

28

pembelajaran CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA di kelas yang berbeda-beda. Meskipun penelitian ini sama

dengan penelitian terdahulu dengan penerapan model pembelajaran CTL pada

mata pelajaran IPA, namun terdapat perbedaan antara penelitian ini dan

penelitian-penelitian terdahulu yaitu: 1) subjek penelitian. Penelitian terdahulu

meneliti di kelas atas dan kelas bawah bahan penelitian terdahulu meneliti di

tingkat pendidika menengah sehingga penguasaan konsep pembelajaran dan

materi pembelajaran mempengaruhi keberhasilan penerapan model pembelajaran

CTL. 2) latar belakang masalah. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan dua

permasalahan yang ada dikelas sehingga model pembelajaran CTL yang

diterapkan berbeda dengan penelitian ini. 3) lokasi penelitian. Secara umum

masing-masing penelitian terdahulu berada pada lokasi penelitian yang berbeda.

Hal tersebut dapat membuat perbedaan terhadap aplikasi model pembelajaran itu

sendiri.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

29

2.1.8 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah alur atau jalan yang dibuat untuk mengarahkan

supaya penelitian tidak menyimpang dari pokok permasalahan, berikut adalah

skema kerangka berpikir yang telah dibuat :

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

Berdasarkan Skema di atas dijelaskan bahwa kondisi awal dalam proses

pembelajaran IPA di kelas 4, hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu

perlu adanya tindakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas

4 pada mata Pelajaran IPA, tindakan yang dilakukan peneliti menggunakan dua

siklus, dimana pada tahap tindakan ini siklus I guru menerapkan model

Dengan penerapan

model pembelajaran

CTL diduga dapat

meningkat hasil

belajar IPA siswa.

Hasil belajar

siswa masih

rendah.

Pemantapan

model

Pembelajaran

CTL.

Tin

da

kan

Kondisi

Akhir

Kondisi

Awal

Proses pembelajaran masih

menggunakan model

konvensional (ceramah,

tanya jawab)

Menerapkan model pembelajaran CTL.

1. Menyajikan kegiatan yang menimbulkan rasa

ingin tahu siswa.

2. Memberikan pertanyaan berdasarkan topik

pembelajaran.

3. Membimbing siswa bekerja dalam kelompok.

4. Menghadirkan contoh pembelajaran agar

siswa dapat berpikir, bekerja dan belajar.

5. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa.

6. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

Di harapkan dapat

meningkatkan Hasil

belajar IPA siswa.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA · 2017. 5. 4. · IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan ... Beberapa ciri sikap ilmiah

30

pembelajaran CTL dalam proses pembelajaran IPA di kelas 4. Setelah dilakukan

tahap tindakan, maka diperoleh hasil akhir pada siklus 2 dengan menerapkan

model pembelajaran CTL, dengan hasil akhirnya adalah adanya peningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 4 menggunakan model

pembelajaran CTL.

2.1.9 Hipotesis

Berdasarkan kajian Teori dan kerangka berpikir diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : dengan

menggunakan model pembelajaran CTL diduga dapat meningkatkan hasil belajar

IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan.