2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep,...

29
METODE SAIN TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)

Transcript of 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep,...

Page 1: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

METODE

SAIN TEKNOLOGI MASYARAKAT

(STM)

Page 2: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

2.2 Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat

2.2.1 Hakikat Sains-Teknologi-Masyarakat (STM)

Sund (1981:40J menyatakan sains sebagai bidang ilmu (body of

knowledge) yang dibentuk melalui proses inkuari yang terus menerus, yang

diarahkan oleh masyarakat yang bergerak dalam bidang sains. Sains lebih dari

sekedar pengetahuan (knowledge). Sains merupakan suatu upaya manusia yang

meliputi operasi mental, keterampilan dan strategi memanipulasi dan menghitung,

keingintahuan (curiosity), keteguhan hati (courage), ketekunan (persistence) yang

dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta. Sains juga dapat

dikatakan sebagai hal-hal yang dilakukan oleh ahli sains ketika melakukan

kegiatan penyelidikan limiah.

Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat

komponen antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai

sikap, dan sains sebagai teknologi. Sains sebagai produk meliputi fakta-fakta,

konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan reori. Sains sebagai proses

terfokus pada cara yang digunakan untuk memperoleh sains.

Dari definisi tersebut, sain (IPA) pada dasarnya terdiri atas dua komponen

yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya yaitu sains sebagai produk dan

sains sebagai proses. Sains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi

fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang

disebut produk sains, dan sains sebagai keterampilan-keterampilan dan sikap-

sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan

disebut proses sains.

1

Page 3: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

Teknologi adalah aplikasi dari prinsip-prinsip sains sehingga

menghasilkan suatu yang berarti bagi kehidupan manusia. Aplikasi prinsip-prinsip

ini bisa terdapat dalam bidang teknik maupun sosial. Melalui aplikasi ilmiah,

sains menemukan arti sosialnya, bukan hanya demi kepuasan intelektual

ilmuawan semata-mata. Dalam perkembangan selanjutnya, bukan hanya teknologi

yang menggantungkan diri pada penemuan-penemuan sains (IPA), melainkan

sebagai perkembangan sains mengikuti irama perkembangan teknologi. Dengan

memanfaatkan hasil-hasil inovasi teknologi penelitian sains semakin berkembang

cepat, dan berbagai perspektif baru semakin terbuka lebar. Interaksi dan

interdependensi antara sains dan teknologi membuat keduanya tidak bisa

dipisahkan. Perkembangan sains dan teknologi baik langsung maupun tidak

langsung akan berpengaruh terhadap masyarakat.

Masyarakat didefinisikan sebagai kumpulan manusia yang berada pada

suatu tempat dengan berbagai fungsi dan peran masing-masing serta mempunyai

ketergantungan satu sama lain.

2.2.2 Hubungan antara Sains-Teknologi dan Masyarakat

Hubungan antara sains dan teknologi tidak dapat dipisahkan antara satu

dengan yang lainnya dalam kehidupan pada abad perkembangan sains yang sangat

pesat. Untuk mengantipasi perkembangan yang sangat pesat ini kita perlu

memberikan perhatian yang besar. Bridgstock Martin (1998: 6) menyebutkan,

Concise Oxford Dictionary mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang

sistematis dan teroganisasi. Definisi tersebut di atas dapat diartikan sebagai

pengetahuan yang diperoleh, disusun dengan cara melakukan observasi,

2

Page 4: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian

seterusnya saling kait-mengait antara yang satu dengan cara yang lain.

Sains berkiatan dengan bukti dan teori. Bukti-bukti diperoleh dari

eksperimen. Untuk menjelaskan bukti-bukti, teori-teori dikemukakan kemudian

diuji untuk melihat kebenaran teori sesuai dengan pengamatan. Hubungan yang

pasti antara teori dan bukti adalah sangat kompleks, dan pada taraf ini kita

mencatat bahwa sains melibatkan kedua-duanya. Rideng (1996:4) menyebutkan

bahwa, sains adalah merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan,

gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari

pengamatan melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Dari definisi tersebut, sains pada

dasarnya terdiri atas dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lainnya, yaitu proses dan produk. Sebagai produk sains merupakan konsep-

konsep, prinsip-prinsip dan teori-teor yang diformulasikan sedemikian rupa

sehingga membentuk suatu sistematika. Sains sebagai suatu proses (alat atau

metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan

untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.

Teknologi lebih sulit untuk melukiskannya daripada sains. Sebagian orang

memandang teknologi hanya sebagai alat sains. Mereka memandang ahli sains

menghasilkan pengetahuan dan ahli teknologi menuangkannya menjadi produk

penting seperti, komputer dan kapal angkasa. Pandangan seperti ini adalah sempit.

Antara sains dan teknologi saling melengkapi sangat erat satu dengan yang

lainnya. Penemuan dalam sains memungkinkan pengembangan teknologi, dan

teknologi menyediakan instrumen yang baru lagi yang memungkinkan

3

Page 5: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

mengadakan observasi dan eksperimen dalam sains. Jika teknologi hanya sebagai

praktek sains (applied science) kita akan menyimpulkan, bahwa tidak ada

teknologi sebelum sains. Bridgstock Martin (1998:6) menyebutkan, di Mesir

pengalaman keduniawian teknologi diperlukan untuk membangun pyramid,

tembok besar di cina, dan sistem irigasi kuno di India dan Sri Langka.

Pengetahuan seperti ini didasarkan atas keahlian lebih baik daripada sains.

Pengetahuan alamiah seperti ini lambat laun terakumulasi dan dipraktekkan

(dilakukan dengan usaha coba-coba) dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Poedjiadi (dalam Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasardan Menengah P3G

IPA 1999/2000:14) mengatakan, perkembangan teknologi dimulai dari usaha

coba-coba atau trial unci error, kemudian perkembangan berikutnya mulai abad

ke 18 teknologi memerlukan dukungan teori dan penemuan sains unluk melandasi

pengetahuan praktisnya. Lebih luas kita memandang teknologi sebagai badan dari

kecakapan (skill) dan pengetahuan untuk mengontrol dan mengubah dunia. Sains

memberi cara atau alat untuk mengetimasi perilaku benda-benda, dan sebaliknya

teknologi memberikan dukungan untuk kemajuan sains, memberi motivasi, dan

arah bagi teori-teori penelitian, sehinngga terwujud produk-produk sains yang

semakin banyak jumlahnya dan berguna bagi masyarakat luas.

Teknologi juga penting dalam urusan masyarakat. Masyarakat

memerlukan perlindungan, makanan, benda-benda bergerak dan informasi dan

tempat yang satu ke tempat yang lain. Masyarakat dituntut oleh kebutuhan-

kebutuhan dalam hidupnya, untuk hal itu diperlukan teknologi (peralatan) untuk

memudahkan memperoleh kebutuhan dengan mempertimbangkan daya dukung

sumber alam. Pengembangan atau inovasi teknologi diarahkan untuk

4

Page 6: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

kesejahteraan manusia, hampir seluruh sektor kebidupan masyarakat sudah

tersentuh oleh IPTEK. Bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, perhubungan,

perdagangan, industri maupun informasi mengalami kemajuan yang pesat berkat

kemajuan dalam bidang IPTEK. Tak sedikit biaya yang diperlukan untuk

pembangunan atau inovasi teknologi yang diarahkan untuk kesejahteraan

manusia. Karena itu kekuatan sosial dan ekonomi masyarakat sangat

mempengaruhi jenis teknologi yang dipilih dalam menunjang kehidupannya

sehari-hari. Masalah yang dihadapi masyarakat akan lebih mudah ditanggulangi

dengan menggunakan hasil teknologi.

Disatu sisi perkembangan 1PTEK. dalam segala bidang memunculkan

produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Produk-produk tersebut

ada yang kurang bersahabat dengan lingkungan. Asap kendaraan bermotor, dan

debu-debu yang dihasilkan pabrik merupakan contoh nyata dari produk yang

kurang bersahabat dengan lingkunyan. Nilai penting dalam sains, teknologi dan

masyarakat adalah kegiatan yang tidak terpisahkan. Ketiganya terlibat dalam

hubungan sosial, politik, dan konteks ekonomi. Oleh karena itu, jika kita hendak

mengerti apa itu kesenangan dalam dunia modern kita harus memahami

bagaimana sains mempengaruhi masyarakat besar. Kita juga harus mengerti

bagaimana masyarakat besar mempengaruhi sains. Dunia masyarakat dapat

mempraktekkan sains dan teknologi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

antara sains, teknologi, dan masyarakat tedapat hubungan yang timbal balik.

Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sadia, 2001: q9).

5

Page 7: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

Gambar 1. Hubungan Sains-Teknologi-Masyarakat.

2.2.3 Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran

Sains

Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) adalah istilah yang diterjemahkan dari

istilah Science-Technologi-Society (STS). Yager (1992:2) menyebutkan bahwa,

National Science Teachers Association (nSTA) di USA mendefinisikan STS

sebagai "The teaching and Learning of Science in the Context of Human

Experience". Artinya, STS dapat didefinisikan sebagai belajar dan mengajar sains

dalam konteks pengalaman manusia.

Dalam pembelajaran sain dengan pendekatan STM, siswa diarahkan untuk

literasi sains dan teknologi Artinya siswa dapat memahami dari segi sains,

teknologi, dan lingkungan sekitarnya, yang penuh dengan produk teknologi serta

dampak-dampak yang ditimbulkannya. Pada dasarnya orang yang memiliki

literasi sains dan teknologi, memiliki pemahaman dan kesadaran tentang sains dan

teknologi dan tidak sekedar dapat baca dan tulis sains dan teknologi saja.

Pemahaman mencakup pemahaman tentang konsep sains dan teknologi, saling

keterkaitannya dan dampaknya bagi umat manusia. Adapun kesadaran mencakup

unsur sikap dan perilaku yang dapat diamati melalui tindakan atau kecenderungan

bertindak.

6

SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT

Page 8: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

Poedjiadi (1996:14) menyebutkan bahwa orang yang memiliki literasi

sains adalah orang yang memiliki:

(1) Pengetahuan cukup tentang fakta, konsep, teori sains dan kemampuan

untuk mengaplikasikannya.

(2) Pemahaman tentang sains dan hakekat sains.

(3) Sikap positip terhadap sains dan teknologi

(4) Apresiasi terhadap nilai sains dan teknologi dalam masyarakat dan

pengetahuan tentang bagaimana sains, teknologi dan masyarakat saling

mempengaruhi.

(5) Kemampuan menggunakan proses sains untuk menyelesaikan masalah

dan mengambil keputusan sehari-hari.

(6) Kemampuan membuat keputusan berdasarkan nilai tentang isu-isu

masyarakat.

(7) Kemampuan keterampilan proses sains untuk dapat diaplikasikan dalam

bekerja dan dapat berperan dalam masyarakat.

(8) Pandangan dan pemahaman yang lebih baik terhadap lingkungan karena

adanya pembelajaran sains di sekolah.

Yager (1992:2-3) menyebutkan NSTA (National Science Teachers

Associution) mengajukan sebelas ciri-ciri dalam memerikan pendekatan STM

dalam mengajar, antara lain:

(1) Siswa mengidentifikasi masalah-masalah vang ada di daerahnya dan

dampaknya.

(2) Menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan) untuk

memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.

7

Page 9: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

(3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan

untuk memecahkan masalah-masalah nyata dalam kehidupannya.

(4) Perluasan untuk terjadinya belajar melebihi periode, kelas, dan sekolah.

(5) Memusatkan pada pengaruh sains dan teknologi kepada individu siswa.

(6) Pandangan mengenai sains sebagai content lebih dan sekedar yang hanya

berisi konsep-konsep dan untuk menyelesaikan ujian.

(7) Penekanan keterampilan proses sains, agar dapat digunakan oleh siswa dalam

mencari solusi terhadap masalahnya.

(8) Penekanan kepada kesadaran-kesadaran mengenai karier (careef), khususnya

karier yang berhubungan dengan sains dan teknologi.

(9) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan dalam bermasyarakat

sebagai usaha untuk memecahkan kembali masalah-masalah yang

diidentifikasikannya.

(10) Menentukan proses (ways) sains dan teknologi yang mempengaruhi masa

depan.

(11) Sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar (sebagai

masalah individu).

Pendekatan STM memberikan alternatif pembelajaran IPA yang

merupakan kecenderungan baru dalam pendidikan IPA, yang memungkinkan

siswa belajar IPA lebih baik dan dapat menggunakan IPA dalam kehidupan

sehari-hari. Pembelajaran STM mengikuti model belajar konstruktivisme dan

didukung dengan teori belajar Piaget, dan teori belajar Gagne.

Menurut konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif,

dimana pebelajar membangun sendiri pengetahuannya, pelajar mencari arti sendiri

8

Page 10: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

dari yang mereka pelajari, dan pelajar sendinlah yang bertanggung jawa atas hasil

belajarnya. Mereka membawa pengertiannya yang lama dalam situasi belajar yang

baru. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan

cara mencari magna, membandingkannya dengan apa yang telah ia ketahuai serta

menyelesaikan ketegangan antara apa vang telah ia ketahuai dengan apa yang ia

perlukan dalam pengalaman yang baru. Belajar merupakan proses aktif pelajar

mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengaiaman fisis, dan lain-lain. Belajar

juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau

bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga

pengertiannya dikembangkan. Menurut Supamo (1997:61) proses tersebut antara

lain bercirikan:

(1) Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dan apa yang

mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konsrtruksi arti itu dipengaruhi oleh

pengertian yang telah ia punyai.

(2) Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiapkali berhadapan

dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara

kuat maupun lemah.

(3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu

pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar

bukanlah hasil perkembangan, melainkan merupakan perkembangan itu

sendiri, suatu perkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan

kembali pemikiran seseorang.

9

Page 11: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

(4) Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam

keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidak seimbangan

(disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

(5) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya.

(6) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pebelajar:

konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan

bahan yang dipelajari.

Menyimak uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa

keunggulan proses pembelajaran melalui pendekatan STM jika dibandingkan

dengan proses pembelajaran konvensional, antara lain;

(1) Masalah atau isu yang terkait dengan konsep yang sedang dipelajari

diidentifikasi oleh siwa.

(2) Keterlibatan siswa lebih aktif, karena mereka harus mencari informasi yang

berguna untuk memecahkan masalah.

(3) Proses belajar dapat melampaui apa yang tertera dalam kurikulum.

(4) Proses pembelajaran dapat melampaui batas waktu, ruang kelas, dan sekolah.

Rusmansyah dan Yudha Irhasyuama (2001:195), memberikan perbedaan

antara karakteristik pembelajaran sains konvensional dengan karakteristik

pembelajaran IPA dengan pendekatan STM sebagai berikut;

Pembelajaran IPA konvensional

(1) Konsep-konsep diperoleh dari buku teks

10

Page 12: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

(2) Monodisipliner dan diajarkan secara terpisah.

(3) Topik/Arah/Fokus ditentukan oleh guru.

(4) Dalam pembelajarannya dimulai dari konsep, prinsip, baru kemudian

contohnya.

(5) Guru sebagai pemberi informasi.

(6) Menggunakan sumberdaya yang ada di sekolah.

(7) Tugas utama siswa adalah memahami isi buku teks.

Pembelajaran IPA dengan pendekatan STM

(1) Sesuai dengan kurikulum dan menjawab permasalahan di masyarakat

(2) Multidisipliner (dengan melihat permasalahannya), dan diajarkan secara

menyeluruh (integrated).

(3) Topik/Arah/Fokus ditentukan oleh siswa atau issu/masalah yang ada di

masyarakat.

(4) Dimulai dengan aplikasi sains (IPA dan Teknologi) vang ada di masyarakat

sehingga paham betul akan konsep dan prinsip IPA.

(5) Applikasi sebagai motivasi bagi siswa untuk belajar.

(5) Guru sebagai fasilitator.

(6) Menggunakan sumber daya yang ada dan lingkungannya.

(7) Tugas utama siswa adalah mencari informasi, mengolah dan menyimpulkan.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini tidak atau belum

memberi kesempatan yang maksimum kepada siswa untuk dapat mengembangkan

kreatifitasnya. Bahan ajar yang diberikan di sekolah masih terasa lepas dengan

permasalahan pokok yang timbul di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan

perkembangan teknologi dan kehadiran produk-produk teknologi di tengah-tengah

11

Page 13: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

masyarakat, serta akibat yang dapat ditimbulkannya. Kurikulum dan pengajaran

sains, termasuk kimia yang diterapkan saat ini merupakan pengajaran yang

berorientasi pada disiplin ilmu. Implikasinya, materi yang diajarkan kepada siswa

sifatnya seringkali menjadi lebih abstrak dan jauh dari pengalaman siswa. Materi

ajar yang diajarkan pada dasarnya merupakan materi yang dipersiapkan untuk

mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya. Konsekuensinya adalah timbulnya

kerugian bagi para siswa yang tidak melanjutkan studi. Konsep-konsep dan

prinsip-prinsip kimia seolah-olah hanya untuk dipelajari di sekolah, dan bukan

untuk kepentingan pemecahan masalah dalam kehidupan sehar-hari.

Dilihat dari GBPP mam pelajaran kimia kurikulum SMU 1994 maupun

kurikulum berbasis kompetensi 2003, yang memuat pokok-pokok bahasan yang

bersifat umum dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sebagai program

umum, yang disampaikan di kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 sebagai program khusus,

maka pembelajaran kimia dengan pendekatan STM dapat disisipkan dalam suatu

cawu dengan maksud untuk mengenalkan dan sebagai motivasi untuk mencapai

tujuan pengajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum tersebut. Ditinjau dari

karakteristik dan landasan pendekatan STM serta kedudukannya dalam kurikulum

SMU 1994 maupun Kurikulun Berbasis Kompetensi 2003 mata pelajaran kimia,

maka pendekatan STM dapat mengantisipasi dan menjembatani kesenjangan-

kesenjangan yang ada antara konsep-konsep kimia yang diperoleh di kelas dengan

permasalahan yang ada di lingkungan siswa. Dengan pendekatan STM, siswa

diharapkan akan mampu untuk mengolah segala informasi ilmiah, terampil dalam

proses-proses sains, berpikir kreatif, tanggap dan mengambil tindakan yang tepat

dalam meghadapi masalah-masalah yang timbul di masyarakat serta menerapkan

12

Page 14: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

segala pengetahuan yang mereka peroleh untuk kemaslahatan masyarakal

sekitarnya.

2.2.4 Penerapan Model Pembelajaran STM dalam Pembelajaran Kimia

Menurut Poedjiadi (1994:3) model atau strategi pembelajaran STM adalah

sebagai berikut:

(1) Dalam kegiatan program STM dimunculkan isu atau masalah lebih dahulu

yang digali dari pendapat peserta didik. Terlatih dalam melakukan kegiatan ini

menyebabkan peserta didik lebih peduli terhadap lingkungannya, sadar

terhadap dampak positip dan negatif suatu teknologi, rnenyadari adanya nilai

yang dianut dalam masyarakat, kreatif dalam mencari masalah dan

penyelesaian masalah. Kemampuan ini sering dikatakan merupakan ef'ek

dalam belajar sains.

(2) Selanjutnya dilakukan kegiatan eksplorasi misalnya dengan

mengumpulkan data, observasi, interpretasi, prediksi, mengukur dan membuat

model. Data eksplorasi ini kemudian didiskusikan, Dari diskusi dan

pengenalan konsep atau konsep-konsep lain yang berkaitan dengan fenomena

yang diselidiki diperoleh ide konsep yang dipelajari sehingga terjadi

pembentukan konsep pada peserta didik. Mungkin juga terjadi perubahan

konsepsi apabila peserta didik sebelumnya telah memiliki konsepsi tertentu

atau terjadi pembentukan konsep lain sebagai hasil diskusi.

(3) Konsep yang telah terbentuk ini dapat diaplikasi atau diekspansi pada situasi

lain.

13

Page 15: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

(4) Suatu hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh guru adalah sebelum

pertemuan berakhir, guru perlu memberikan rangkuman atau ulasan tentang

konsep-konsep yang benar sehingga tidak terjadi salah konsep di antara

peserta didik.

2.3 Hasil Belajar

Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil

dan kegiatan yang dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang

terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu mereka juga bekeinginan mengetahui

proses dan hasil kegiatan pembelajaran vang dilakukan. Untuk memperoleh

informasi ini, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan

evaluasi yang dilakukan oleh guru mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi

pembelajaran sekaligus. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya

informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran

yang sudah ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses

sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran

dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 16: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

Alit, Mariana I.M. 1994. Implikasi Pendekatan STS Terhadap Efek Iringan, Keterampilan Proses Sains, dan Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Biologi di SMU. Thesis (tidak diterbitkan) Program Pascasarjana (S2) IKIP Bandung.

Aly, Abdullah dan Rahma Eny. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Cetakan kesebelas. Jakarta: Bumi Aksara.

American Association For The Advancement Of Science. 1993. Benchmarks For Science Literacy. Project 2061. Oxford University Press: New York Oxford.

Anang, Wahid MD. 2001. Kondisi Pembelajaran Ilmu Kimia Dan Prospeknya Pada Era Industrialisasi. Dalam Media Komunikasi Kimia. Jurnal Ilmu Kimia dun Pembelajarannya No. 2, Tahun 5. (hlm. 13-22)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Ed. Rev. Cetakan ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Brady. J.E dan Gerard E.H. 1990. General Chemistry Principle & Strkture. 5th.ed. Singapore: John Willy & Sons.

Bridgstock, M., David B... John F., John L dan lan I. 1998. Science Teachnology and Society An Introduction. Cambridge University Press.

Cain, S..E dan Jack M.E. 1990. Sciencing An Involvement Approach to Elementar Science Methods. Merrill Publishing Company. Columbus, Ohio.

Campbell, D.T dan Julian C.S. 1966. Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research. Houghton Mifflin Company Boston Dallas Genewa, III. Hopewell, N.J. Palo Alto London.

Candiasa, I. Made. 2004. Statistik Multivariat disertai Applikasi dengan SPSS. Unit penerbitan IKIP Negeri Singaraja.

Chair, Rodger W. B., C. Edward B., Sally C., David R.H., Paul J.K., Carolee M dan Joseph D.Mc.I. 1989; Science and Technology Education For the Elementary Years : Frameworks For Curriculum and Instruction. The National Center for Improving Science Education. A Partnership of The Network.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA. Jakarta.

Departernen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. 1999/2000. Hukekat Pendekatan Science,

15

Page 17: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

Technology, and Society Dalam Pembelajaran Sains Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah P3G IPA. Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.. Cetakan pertama. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dixon, J dan Massey J. Jr (1979/ Pengantar Analisis Statistik. Terjemahan Sri Kustamtini Samiyono, Cetakan kedua 1997. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Effendy. 2002. Upaya Untuk Mengatasi Kesalahan Konsep Dalam Pengajaran Kimia Dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. Media Komunikasi Kimia. Jurnal llmu Kimia dan Pembelajarannya. Nomor 2, Tahun 6, Agustus 2002. (hlm. 2-10)

Gay, L.R. 1996. Education Research: Competencies for Analysis and Application. Fifth Edition. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs: New Jersey.

Kean, E dan Catherine M. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: P.T. Gramedia.

Kerlinger, F.N. 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pambudi, Didik Sugeng. 1996. Pendidikan Marematika Dalam Rangka Menghadapi Era Olobaiisasi. Pancaran Pendidikan No. 18 Tahun IX Januari 1996. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Poedjiadi, Anna. 1994. Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan Literasi Sains dan Teknolgi. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan MIPA Ke III di Ujung Pandang. 25 - 27 Juli 1994.

––––––– 1996. Upaya Pendidikan dalam Mengembangkan Literasi Sains dan Teknologi Bagi Masyarakat. Makalah Dalam Khazanah Pengajaran IPA. Bandung: IMAPIPA. (him. 10-17).

Purba, Michael. 1995. Buku Pelajaran Kimia Untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, M. Ngalim. 1988. Prinsip-f'rinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.

——— 2000. Psikologi pendidikan. Bandung: P.T Remaja Rosda Karya.

Ratna, Wilis Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

16

Page 18: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

Rideng, I. Made. 1996. Pengembangan Literasi Sains dan Teknologi Siswa Pendidikan Dasar (SD dan SLTP) Melalui Pendidikan Sains (IPA) dengan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat. Makalah disajikan dalam Sarasehan tentang Literasi Sains dan Teknologi untuk Pendidikan Dasar. STKIP Singaraja. Singaraja 29 Agustus 1996.

Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna. 2001. Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 029, Tahun Ke-7. Badan Penelitian dan Pengembangan Depdisnas. (hlm. 188-203).

——— 2002. Penerapan Motode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi. Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 035, Tahun Ke-8. Badan Penelitian dan Pengembangan Depdisnas. (hlm. 169-180).

Sadia, I. Wayan. 2001. Pengembangan Buku Ajar IPA Pendidikan Dasar Berwawasan STM (Studi Pembelajaran IPA Menuju Siswa Yang Literasi Sains dan Teknologi. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). STKIP Singaraja.

Setiawan, I.G.A Nyoman dan I.W Sukra W'arpala. 2001. Usaha Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas 1 SMU Laboratorium STKIP Singaraia Tahun Pelajaran 2000/2001 Melalui Aplikasi Lembar Kerja Siswa Berwawasan Sains Teknologi Masyarakat Dengan Pendekatan Konstruktivisme. Laporan Penelitian Tindakan Kelas (tidak diterbitkan). STKIP Singaraja.

Soedjadi, R. 1999/2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Spencer, N.J. -2003. Chemistry Structure and Dynamic. Second edition. Copyright: John Wiley & Sons.

Srini, M. Iskandar. 2001. Penerapan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Kimia di SMU. Dalam Media Komunikasi Kimia. Jurnal Ilmu Kimia dan Pembelajarannya. Nomor 2, Tahun 5. (hlm. 1-11).

Subagia, I.Wy., l.Md. Kirna., Siti. M., I.G.L. Wiratma., dan Masni. N. 1996/1997. Pemantaparn Penguasaan Operasi Hitung Matematika Dasar Sebagai Acuan Proses Pembelajaran Stikiometri Siswa SMU di SMU Laboratonum STKIP Singaraja Tahun Akademik 1996/1997. Laporan Penelitian Tindakan Kelas (tidak diterbitkan). STKIP Singaraja.

Sudjana. 1975. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

17

Page 19: 2 · Web viewSains merupakan kumpulan pengetahuan yamg meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai

—–––––1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sujono, 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Departemen P dan K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi P2LPTK Jakarta.

Sund, R.B., Bybee R.W., dan Trowbrige L.W. 1981, Becoming a Secondary School Science Teachers. Columbus, Ohio: Charles E. Merril Publishing Company.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi.

Suryasumantri, Jujun S. 1988. Filsafat llmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan.

Sutrisno. Hadi. 1983. Statistik. Jilid II. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

–––––––, 2000. Statistik. Jilid III. Cetakan ke -IX. Yogyakarta: Andi

Wirta, Made. 2001. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) Dengan Bantuan Diagnosis-Perspektif Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa di SMU Negeri 2 Singaraja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). STKIP Negeri Singaraja.

Yager, E.R. 1992. The Status of Science-Technology Society Reform Efforts around the World. International Council of Associations for Science Education. ICASE.

18