BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian...

15
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ruang Lingkup IPA, Prinsip Prinsip Pembelajaran IPA di SD, Manfaat dan Tujuan Pengajaran IPA di SD, Hasil Belajar dan Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together). 2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD Pada bagian ini, akan membahas Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ruang Lingkup IPA, Prinsip- Prinsip Pembelajaran IPA di SD, Manfaat dan Tinjauan Pengajaran IPA di SD. 2.1.1.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikap ilmiah” (scientific attitudes). Sejalan dengan pengertian IPA tersebut, James B. Conant yang dikutip oleh Amien (dalam Jatmiko, 2004) mendefinisikan IPA sebagai suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut. Merujuk pada pengertian IPA di atas, maka hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui 8

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada

penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), Ruang Lingkup IPA, Prinsip – Prinsip Pembelajaran IPA

di SD, Manfaat dan Tujuan Pengajaran IPA di SD, Hasil Belajar dan Model

Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together).

2.1.1 Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD

Pada bagian ini, akan membahas Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

Ruang Lingkup IPA, Prinsip- Prinsip Pembelajaran IPA di SD, Manfaat dan Tinjauan

Pengajaran IPA di SD.

2.1.1.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam.

Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta

saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang

terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai dan

“sikap ilmiah” (scientific attitudes). Sejalan dengan pengertian IPA tersebut, James

B. Conant yang dikutip oleh Amien (dalam Jatmiko, 2004) mendefinisikan IPA

sebagai suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep

yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang

bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut. Merujuk pada pengertian

IPA di atas, maka hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1) produk: berupa fakta,

prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode

ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan

eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

9

eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3)aplikasi:

penerapan metode atau kerja

ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari; (4) sikap: rasa ingin tahu

tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang

menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar;

sains bersifat open ended.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Sains adalah suatu cara atau

metode untuk dapatkan pengetahuan dengan mengamati sesuatu yang ada di dunia ini

dan pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya melalui

metode ilmiah. Pada hakekatnya IPA merupakan program untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan, sikap dan nilai-nilai ilmiah pada siswa serta salah satu

mata pelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif.

2.1.1.2 Ruang Lingkup IPA

Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA di SD menurut BSNP (2006:485)

meliputi aspek-aspek :

a) Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan,

b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas,

c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana,

d) Bumi dan alam semesta meliputi : tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup IPA di SD

adalah mahkluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, energi dan perubahannya,

serta bumi dan alam semesta.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

10

2.1.1.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi dalam

proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru SD perlu menerapkan prinsip-prinsip

pembelajaran di SD. Prinsip-prinsip pembelajaran di SD menurut Depdiknas

(dalam Maslichah, 2006:44) adalah “ Prinsip motivasi, prinsip latar, prinsip

menemukan, prinsip belajar melakukan (learning to doing), prinsip belajar sambil

bermain, prinsip hubungan sosial”. Prinsip pembelajaran di atas dapat di uraikan

sebagai berikut :

a) Prinsip motivasi, merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Jadi motivasi siswa perlu di tumbuhkan, guru harus berperan sebagai motivator

sehingga muncul rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran.

b) Prinsip latar, pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh

karena itu dalam pembelajaran sebaiknya guru perlu menggali pengetahuan,

keterampilan, pengalaman apa yang telah di miliki siswa sehingga kegiatan

pembelajaran tidak berawal dari kekosongan terhadap materi.

c) Prinsip menemukan, pada dasarnya siswa sudah memiliki rasa ingin tahu yang

besar sehingga berpotensi untuk mencari tahu guna menemukan sesuatu.

d) Prinsip belajar sambil melakukan, pengalaman yang di peroleh melalui bekerja

merupakan hasil belajar yang tidak mudah di lupakan. Oleh karena itu dalam

proses pembelajaran hendaknya siswa di arahkan untuk berkegiatan.

e) Prinsip belajar sambil bermain, bermain merupakan kegiatan yang di sukai pada

usia SD, dengan bermaian akan menciptakan suasana yang menyenangkan

sehingga akan mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan

suasana yang menyenangkan melalui kegiatan bermain sehingga memunculkan

kekreatifan siswa.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

11

f) Prinsip hubungan sosial, dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil

jika di kerjakan secara berkelompok. Dengan kegiatan berkelompok siswa tahu

kelebihan dan kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan

kerjasama dengan orang lain. Beberapa prinsip pembelajaran IPA di atas yang

paling mendasari di terapkan pada pembelajaran kooperatif adalah prinsip

hubungan sosial yang tidak terlepas dari prinsip-prinsip lainnya.

2.1.1.4 Manfaat dan Tujuan Pengajaran IPA di SD

Dalam Permen no. 22 Tahun 2006 Mata Pelajaran IPA di SD bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Adapun manfaat mempelajari IPA dikemukakan oleh UNESCO yang dikuti

Asri Budiningsih (2002) sebagai berikut :

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

12

a) IPA menolong siswa untuk dapat berpikir secara logis terhadap kejadian- kejadian

sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapinya

b) Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkankualitas hidup

manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

c) Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa

memperoleh bekal yang sangat penting

d) Jika IPA diajarkan dengan baik akan menghasilkan pola pikir siswa yang baik

pula.

e) Melalui IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata

pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.

f) Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungannya, melalui IPA

potensi anak akan dikembangkan.

Menurut Awan ( 2009 ) “tujuan pengajaran IPA adalah untuk memahami

konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan pengetahuan seharihari, memiliki

ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan alam sekitar,

mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian

dilingkungan sekitar, bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri,

bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri, mampu menerapakan berbagai konsep

IPA, mamapu menggunakan teknologi sederhana, mengenal dan memupuk rasa cinta

terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang

Maha Esa”. Dari pernyataan tersebut dapat diambil simpulan bahwa pengajaran IPA

untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan nilai positif melalui proses IPA

dalam memecahkan masalah. Siswa akan selalu tertarik dengan lingkungan dan siswa

akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi sederhana dari aplikasi IPA.

2.1.2 Hasil Belajar

Perubahan yang terjadi pada diri individu dari yang tidak mampu menjadi

mampu dan membutuhkan proses pada jangka waktu tertentu merupakan suatu hasil

belajar. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh pengalaman seseorang walaupun tidak

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

13

menutup kemungkinan bahwa proses belajar seseorang bisa disengaja maupun tidak

disengaja.

Seorang guru harus belajar mengadakan pembaruan pembelajaran dengan

memasukkan pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang

menarik adalah pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa

terlibat aktif dalam pembelajaran akan semakin berkualitas hasil belajar siswa. Jadi

siswa tidak sekedar datang, duduk, catat, dan pulang tanpa ada pengalaman belajar.

Sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah

mengalami kegiatan belajar atau aktivitas belajar (Anni 2005). Namun, faktor lain

yang mempengaruhi hasil belajar selain aktivitas siswa yaitu faktor internal yang

mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, salah satunya adalah intelegensi

dimana intelengensi merupakan suatu norma umum dalam menentukan keberhasilan

belajar. Semakin tinggi intelegensi yang dimiliki semakin besar keberhasilannya dan

sebaliknya (Dimyati 2009). Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut

tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa

mempelajari suatu konsep atau suatu materi, maka perubahan perilaku yang diperoleh

adalah berupa penguasaan materi. Untuk mengetahui seseorang telah berhasil atau

tidak dalam belajar maka harus dilakukan kegiatan evaluasi (Rifai dan Anni 2009).

Hamalik (1995: 48) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah

laku subyek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam

situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. Sependapat dengan Hamalik,

Sudjana (2005: 3) mengatakan bahwa hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

sesuatu yang dapat diperoleh siswa dari proses pembelajaran dimana dapat dilihat

dari nilai hasil dari tes saat pembelajaran dan perubahan perilaku siswa. Dalam

penelitian ini dinyatakan bahwa hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tertulis

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

14

saat penelitian. Hasil belajar dapat diukur dengan ketuntasan siswa mencapai tujuan

pembelajaran dengan indikator yang telah ditentukan.

2.1.3 Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)

“Numbered Heads Together(NHT) adalah suatu model pembelajaran yang

lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan

melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan

kelas (Nur, 2005:46)”

Menurut Zuhdi (2010:64) NHT (Numbered Heads Together) adalah suatu

model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu

kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

Adapun ciri khas Numbered Heads Together adalah guru hanya menunjuk

salah seorang siswa mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru

tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut

(Nur, 2005). Dengan cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan

merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual

dalam diskusi kelompok. Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan

kepada siswa untuk membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling

tepat. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif

terhadap hasil belajar. Siswa akan berusaha memahami konsep-konsep ataupun

pemecahan permasalahan yang disajikan oleh guru seperti diungkapkan oleh Ibrahim,

dkk (2007) bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi siswa atau

tugas-tugas akademik penting lainya serta akan memberi keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun siswa kelompok atas yang bekerjasama menyelesaikan

tugas-tugas akademisnya.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Spencer

Kagen dalam Ibrahim (2000:28) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dengan mengecek pemahaman

mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan lansung

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

15

kepada seluruh kelas, guru menggunakan empat langkah sebagai berikut : (a)

Penomoran, (b) Pengajuan pertanyaan, (c) Berpikir bersama, (d) Pemberian jawaban.

Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) ini secara tidak

langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat

serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif

dalam pembelajaran. Tahapan dalam pembelajan NHT(Numbered Heads Together)

menurut Trianto (2007 : 62):

a) Penomoran

Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi

siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan delapan orang

dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor

berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.

b) Pengajuan Pertanyaan

Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan

kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran

tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan

dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat

kesulitan yang bervariasi pula.

c) Berpikir Bersama

Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama

untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam

timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing

pertanyaan.

d) Pemberian Jawaban

Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap

kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban

untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus

menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

16

dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab

pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.

Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk pembelajaran

IPA kelas 4 SD Negeri I Karangtengah adalah sebagai berikut :

a) Langkah 1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

b) Langkah 2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap

siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang

dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis

kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok

digunakan nilai tes (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing

kelompok. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru memperkenalkan

keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar dalam pembelajaran

kooperatif yaitu :

1) Tetap berada dalam kelas

2) Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan pertanyaan

kepada guru

3) Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling

mengkritik sesama siswa dalam kelompok

c) Langkah 3. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai

bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama

untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

17

dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan

oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.

d) Langkah 4. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok

dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada

siswa di kelas.

e) Langkah 5. Memberi kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang disajikan.

Adapun kelebihan dan kelemahan NHT (Numbered Heads Together) menurut

Zuhdi (2010:65) adalah: Kelebihan 1) Setiap siswa menjadi siap semua, 2) Dapat

melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, 3) Siswa yang pandai dapat mengajari

siswa yang kurang pandai. Kelemahan 1) Kemungkinan nomor yang dipanggil,

dipanggil lagi oleh guru. 2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Peran seorang guru sangat diperlukan, sebagai pengawas dan fasilitator. Guru

tidak hanya membiarkan siswanya mengerjakan sendiri namun juga harus

membimbing jalannya diskusi. Agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai.

Hasil belajar IPA akan meningkat melalui penerapan Model pembelajaran

NHT (Numbered Heads Thogether) karena melalui penerapan model NHT, melatih

siswa bertanggung jawab secara individu dalam berkerja kelompok untuk memahami

materi pelajaran dan memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.

2.1.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian PTK yang dilakukan oleh Maimunah 2012, mahasiswa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UKSW, dengan judul ”Upaya Peningkatan Hasil

Belajar IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas IV SD

Negeri Simpar Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester II 2011/2012”.

Menunjukan Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan hasil

belajar menjadi lebih baik. Pada siklus I nilai hasil belajar siswa mengalami

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

18

peningkatan 72,73% (16 dari 22 anak). Nilai rata-rata 62,95 dengan ketuntasan

belajar 40,19% (13 dari 22 anak). Pada siklus II diperoleh nilai rata-tara 72,27 dengan

ketuntasan 83,36% (19 anak dari 22 anak). Kriteria ketuntasan adalah 65. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Simpar Kecamatan

Bandar Kabupaten Batang semester II (dua) tahun pelajaran 2011/2012 telah terbukti.

Penelitian oleh Winarti 2012, mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

UKSW, dengan judul “Penggunaan Metode NHT (Numbered Heads Together) Untuk

Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri

Banyumudal 2 Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”.

metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan kerja kelompok dan

diskusi, siswa dapat berargumentasi/ berpendapat untuk memecahkan soal masalah

dengan pengamatan/ observasi melalui pemanfaatan alat peraga yang sudah tersedia,

sehingga siswa dapat menemukan jawaban melalui pengamatan/ observasi secara

langsung tanpa menggarang atau membayangkan jawaban soal masalah tersebut,

siswa lebih antusias dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan yang

menyenangkan, kerjasama kelompok dan diskusi dapat meningkatkan pemahaman

dalam mata pelajaran IPA di kelas V di SD Negeri Banyumudal 2 Kecamatan

Sapuran Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi

pokok “Sifat - Sifat Cahaya”. Sebelum diterapkan metode pembelajaran NHT

(Numbered Heads Together) dari 32 siswa terdapat 22 siswa yang belum mencapai

ketuntasan belajar (KKM=64) dan hanya 10 siswa yang mencapai ketuntasan belajar,

pada siklus I dan siklus II peneliti memberikan patokan KKM = 65 siswa yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) dari 32 siswa sebanyak 17 siswa

atau 53,13% tuntas dan sebanyak 15 siswa atau 46,87 % belum tuntas. Nilai rata-

ratanya adalah 66,25 sedangkan nilai tertinggi adalah 88 dan nilai terendahnya adalah

52. Siklus II siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak

32 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 79,75 sedangkan nilai tertinggi adalah

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

19

100 dan nilai terendahnya adalah 68. Peneliti telah berhasil dalam menerapkan

metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan memberikan

patokan KKM ≥ 65 dan ketuntasan 80% dari jumlah siswa kelas V di SDN

Banyumudal 2 dari hasil nilai evaluasi siklus II didapatkan 100% siswa sudah

memenuhi KKM.

Penelitian yang dilakukan oleh Suyityo (2011), dengan judul penelitian:

Penerapan Model Cooperative Learning tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPA materi Gaya (Penelitian PTK pada Siswa kelas V SD

Barulaksana Kec Lembang). Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus. Pada siklus

pertama siswa belum terbiasa dengan pola belajar kelompok, sehingga dilakukan

penjelasan kepada siswa untuk mulai bekerjasama dengan anggota kelompoknya dan

berdiskusi untuk menyelesaikan tugas bersama. Dalam siklus kedua, siswa sudah

mulai terbiasa dengan pola belajar kelompok, siswa terlibat aktif dan bersemangat

pada saat kegiatan demonstrasi. Pada siklus ketiga, siswa sudah mampu memutuskan

jawaban mana yang benar berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok dan siswa

bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perolehan nilai rata-rata hasil

tes yang meningkat yaitu nilai rata- rata individu pada siklus I adalah 50.2, sedangkan

nilai rata-rata individu pada siklus II adalah 62 dan pada siklus III adalah 71.3. Dari

perolehan ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Cooperative Learning tipe NHT

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V

SDN Barulaksana Kecamatan Lembang.

Penelitian yang dilakukan oleh maimunah dan suyityo berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh winarti, perbedaan dalam penelitian tersebut adalah

penambahan 1 variabel yaitu keaktifan, sedangkan pada penelitian maimunah dan

suyityo hanya terdapat 2 variabel yaitu hasil belajar dan NHT.

Persamaan peneliti yang penulis lakukan dengan penelitian di atas adalah

sama-sama menggunakan 2 variabel yaitu hasil belajar dan model pembelajaran

NHT ( Numbered Heads Together). Sedangkan perbedaannya terletak pada masalah,

tujuan, tindakan, dan subyek penelitian.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

20

2.1.5 Kerangka Berpikir

Kondisi awal pada pembelajaran IPA pada kelas 4 yaitu pembelajaran

terkesan monoton, karena guru tidak menggunakan model pembelajaran yang

menarik. Hal ini berakibat pada aktivitas belajar siswa rendah. Kurangnya

pemahaman siswa terhadap materi IPA dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA yang rendah. Padahal agar hasil belajar siswa meningkat guru harus mampu

membuat siswa senang pada pelajaran tersebut, menarik perhatian dan antusias siswa

pada saat pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran guru diharapkan mampu membuat siswa menjadi

tertarik dan antusias mengikuti pelajaran. Model pembelajaran adalah salah satu cara

yang digunakan guru untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung. Untuk mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya

digunakan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran NHT memberikan

suasana baru dan cara baru yang menarik khususnya pada mata pelajaran IPA .

Model pembelajaran NHT merupakan pendekatan struktur informal dalam

cooperative learning. Model pembelajaran NHT merupakan struktur sederhana dan

terdiri atas 4 tahap yaitu Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan

(Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering) yang

digunakan untuk mereview fakta- fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk

mengatur interaksi para siswa. Dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-

hari dan pengalaman siswa akan memunculkan pembelajaran yang bermakana.

Prinsipnya model ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap

siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang digunakan

sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan tugasnya. Selain itu

pembagian kelompok juga dimaksudkan agar setiap siswa dapat bertukar pikiran

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

21

dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ditugaskan oleh guru secara

bersama-sama sehingga diharapkan setiap siswa akan aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Metode ini berupaya meningkatkan aktivitas siswa untuk aktif dalam

belajar secara kelompok, sehingga akan menimbulkan minat dan motivasi yang tinggi

dalam belajar baik secara individu maupun kelompok. Penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar IPA .Kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut ini:

GAMBAR 2.1 Kerangka Berpikir

Siswa tidak

konsentrasi

Pembelajaran

Konvensional

Penerapan Model NHT

Hasil Belajar ≤ KKM

Hasil Belajar ≥ KKM

Setiap siswa menjadi

siap semua menjawab

pertanyaan

melakukan diskusi

dengan sungguh-

sungguh

Siswa yang pandai dapat

mengajari siswa yang

kurang pandai

Keunggulan Model NHT

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8017/2/T1_292010228_BAB II.pdf2.1 Kajian Teori . Berikut ini akan ... antara lain Tinjauan Tentang ...

22

2.1.6. Hipotesis Tindakan

Sehubungan dengan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

apakah hasil belajar IPA dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran

NHT (Numbered Heads Together), maka diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

1. Penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dalam

pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada

siswa kelas 4 SD Negeri I Karangtengah Kecamatan Poncowarno Kabupaten

Kebumen Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/ 2014 secara signifikan minimal 8%.

2. Penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dalam

pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri

I Karangtengah Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Semester 2 Tahun

Pelajaran 2013/ 2014 secara signifikan hasil belajar IPA Mengalami ketuntasan

individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 65 dan mengalami ketuntasan klasikal

dengan nilai rata- rata hasil belajar IPA meningkat minimal 8 nilai dari KKM IPA

≥ 65 yang ditentukan dari sekolah atau mengalami ketuntasan belajar IPA klasikal

≥ 80 % dari 26 siswa.