BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB...

37
19 BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. Kajian Nilai Kepemimpinan Islami 1. Pengertian Nilai Kata value secara bahasa Indonesia menjadi nilai, berasal dari bahasa Latin valere atau bahasa Prancis Kuno valoir (Mulyana, 2011 : 7). Menurut Gordon Allport nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Nilai adalah sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak dicapai. Nilai secara praktis merupakan sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum memengaruhi sikap dan perilaku. Nilai yang menjadi rujukan cara berperilaku lahiriah dan rohaniah manusia muslim adalah nilai yang diajarkan oleh agama Islam sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada utusannya Muhammad SAW (Arifin, 1987 : 139). Nilai bersifat ideal, abstrak dan tidak dapat disentuh oleh pancaindra, sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang berbentuk kenyataan dan konkret karena masalah nilai bukan soal benar dan salah, tetapi soal dikehendaki atau

Transcript of BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB...

Page 1: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

19

BAB II

KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM

A. Kajian Nilai Kepemimpinan Islami

1. Pengertian Nilai

Kata value secara bahasa Indonesia menjadi nilai,

berasal dari bahasa Latin valere atau bahasa Prancis

Kuno valoir (Mulyana, 2011 : 7). Menurut Gordon

Allport nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang

bertindak atas dasar pilihannya. Nilai adalah sesuatu yang

dianggap berharga dan menjadi tujuan yang hendak

dicapai. Nilai secara praktis merupakan sesuatu yang

bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari

(Rahmat, 1994 : 36). Secara umum memengaruhi sikap

dan perilaku. Nilai yang menjadi rujukan cara berperilaku

lahiriah dan rohaniah manusia muslim adalah nilai yang

diajarkan oleh agama Islam sebagai wahyu Allah yang

diturunkan kepada utusannya Muhammad SAW (Arifin,

1987 : 139).

Nilai bersifat ideal, abstrak dan tidak dapat

disentuh oleh pancaindra, sedangkan yang dapat

ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang

mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang

berbentuk kenyataan dan konkret karena masalah nilai

bukan soal benar dan salah, tetapi soal dikehendaki atau

Page 2: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

20

tidak, disenangi atau tidak, sehingga bersifat subjektif.

Nilai tidak mungkin diuji, dan ukurannya terletak pada

diri yang menilai (Mujib, 1993 : 110). Bagi manusia nilai

dijadikan landasan, motivasi, atau alasan dalam bersikap

dan bertingkah laku, baik disadarinya maupun tidak.

Setiap manusia tentu melakukan semua aktivitas dan

tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

sehingga perlu adanya suatu patokan atau tolak ukur

untuk mengatur tindakan manusia. Jadi nilai itu sesuatu

yang penting dan berkualitas dalam jiwa serta tindakan

manusia yang menyempurnakan manusia sesuai dengan

hakikatnya.

2. Pengertian Kepemimpinan Islami

Dalam Islam istilah kepemimpinan dikenal dengan

khilafah, imamah, dan ulil amri. Khalifah diartikan

sebagai kepala negara dalam pemerintahan dan kerajaan

Islam di masa lalu. Sedangkan imam atau imamah

diartikan untuk menyebut pemuka agama, pemimpin

keagamaan, atau pemimpin spiritual. Lain halnya dengan

ulil amri diartikan sebagai pemerintah, ulama,

cendekiawan, pemimpin militer atau tokoh-tokoh

masyarakat yang menerima kepercayaan atau amanat dari

masyarakat (Moedjiono, 2002 : 10). Dalam bahasa

Inggris, kepemimpinan disebut leadership (Nawawi,

1993 : 16).

Page 3: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

21

Dalam pandangan Bellows, kepemimpinan

diartikan sebagai proses menciptakan situasi sehingga

para anggota kelompok, termasuk pemimpin, dapat

mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimal dalam

waktu dan kerja yang singkat, sedangkan R.C. Davis

memandang kepemimpinan sebagai kekuatan dinamik

yang merangsang motivasi dan koordinasi organisasi

dalam mencapai tujuan. Lain halnya dengan K. Davis,

yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai faktor

manusia yang mempersatukan kebersamaan kelompok

serta motivasi untuk mencapai tujuan (Moedjiono, 2002 :

7).

Dalam arti lain, kepemimpinan merupakan upaya

yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan

proses aktivitas memengaruhi antar pribadi dalam suatu

kelompok dan dalam situasi tertentu melalui proses

komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu secara

bersama (Dubrin, 2005 : 4). Definisi kepemimpinan yang

mudah dipahami, yaitu rangkaian kegiatan penataan

berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain

dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sutarto, 1991 :

25). Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan aktivitas mempengaruhi seseorang atau

kelompok untuk bekerjasama dalam mencapai suatu

Page 4: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

22

tujuan yang ditentukan bersama. Para teoris

kepemimpinan memandang bahwa kepemimpinan dalam

Islam adalah dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi

manusia sebagai khalifah di muka bumi. Selain itu juga

landasan dalam menjalankan kepemimpinan dalam Islam

harus berdasarkan atas Al qur’an dan hadits.

Menurut konsep Alqur’an sekurang-kurangnya ada

lima syarat kepemimpinan yang harus mampu

mengembangkan kepribadian dirinya sebagai pemimpin,

yaitu (Kayo, 2005 : 75)

1. Beriman dan bertakwa.

2. Berilmu pengetahuan.

3. Mempunyai kemampuan menyusun perencanaan dan

evaluasi.

4. Mempunyai kekuatan mental melaksanakan kegiatan.

5. Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab moral,

serta mau menerima kritik.

Menurut Imam Moedjiono, dikemukakan beberapa

dasar-dasar kepemimpinan Islam adalah sebagai berikut

(Moedjiono, 2002 : 53)

1. Tidak mengambil orang kafir atau orang yang tidak

beriman sebagai pemimpin bagi orang-orang muslim

karena bagaimanapun akan mempengaruhi lebih

lanjut terhadap kualitas keberagaman rakyat yang

dipimpinnya. Dalam hal ini Rasulullah pernah

Page 5: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

23

bersabda, “Keberagaman rakyat tergantung

keberagaman pemimpinnya”. Allah telah memberi

patokan, bagaimana kaum muslimin dalam

mengangkat pemimpinnya. Allah berfirman dalam

Surah An-Nisa ayat 144:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu mengambil orang-orang kafir menjadi

wali (pelindung, pemimpin) dengan

meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah

kamu ingin menjadikan hal itu sebagai

alasan bagi Allah untuk menimpakan

siksaan yang nyata?” (Departemen Agama

RI, 2002 : 133).

2. Setiap kelompok orang bahkan dalam kelompok lebih

dari tiga orang diperlukan adanya pemimpin. Guna

mencapai tujuan organisasi, disamping memiliki

anggota, juga harus mengangkat pemimpin sebagai

penanggungjawab organisasi tersebut. Nabi

Muhammad saw, bersabda :

“Jika tiga orang berjalan dalam suatu perjalanan,

angkatlah salah satu di antara mereka sebagai

pemimpin.” (H.R. Abu Dawud).

3. Pemimpin harus orang yang memiliki keahlian di

bidangnya dan kehancuran jika menyerahkan urusan

Page 6: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

24

umat kepada seseorang yang bukan ahlinya atau tidak

memiliki kemampuan untuk memimpin. Sabda Nabi

Muhammad SAW:

“Siapa yang menyerahkan urusan kepada bukan

ahlinya, tunggulah kehancurannya.” (H.R. Bukhari

dan Muslim).

4. Pemimpin harus bisa diterima (acceptable) mencintai

dan dicintai umatnya, mendoakan umat dan didoakan.

Bukan sebaliknya dibenci dan membenci, melaknat

dan dilaknat umat. Nabi bersabda :

“Sebaik-baik pemimpin adalah mereka yang kamu

cintai dan mencintai kamu, kamu berdoa untuk

mereka dan mereka berdoa untuk kamu. Seburuk-

buruk pemimpinmu adalah mereka yang kamu benci

dan mereka membenci kamu, kamu melaknati mereka

dan mereka melaknati kamu.” (H.R. Muslim).

5. Mengutamakan, membela dan mendahulukan

kepentingan umat, menegakkan keadilan,

melaksanakan syariat, berjuang menghilangkan segala

bentuk kemungkaran, kekufuran, kekacauan dan

fitnah. Allah berfirman dalam Surah An-Anfal ayat

39:

Artinya: “ Dan perangilah mereka itu (orang kafir

yang membunuh, mengusir umat Islam,

Page 7: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

25

memerangi kamu) sehingga tidak ada lagi

fitnah dan agar agama itu semata-mata

untuk Allah jika mereka berhenti

memusuhi kamu, tidak ada lagi

permusuhan kecuali terhadap orang-orang

yang aniaya” (Departemen Agama RI,

2002 : 245).

6. Di samping pemimpin harus sehat dan kuat, seorang

pemimpin juga harus menyukai persatuan dan benci

perpecahan.

7. Islam mengajarkan bahwa setiap orang mempunyai

kedudukan kepemimpinan (leadership), bertanggung

jawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Dalam

hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda:

“Tiap-tiap kamu menjadi pemimpin dan bertanggung

jawab terhadap orang-orang yang kamu pimpin.

Seorang imam (kepala negara, pemuka) menjadi

pemimpin dan bertanggung jawab kepada rakyatnya.

Seorang suami menjadi pemimpin di lingkungan

keluarganya, dia bertanggung-jawab terhadap

keseluruhannya. Seorang pesuruh (khadim) menjadi

pemimpin dari harta benda majikannya, dia

bertanggung jawab mengamankannya. Seorang anak

menjadi pemimpin harta benda ayahnya, dia

bertanggung jawab memeliharanya. Setiap kamu

menjadi pemimpin dan bertanggung jawab terhadap

orang-orang yang kamu pimpin.” (H.R. Bukhari dan

Muslim).

8. Tugas kepemimpinan adalah melaksanakan ketaatan

kepada Allah. Islam menetapkan tujuan dan tugas

Page 8: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

26

utama pimpinan adalah untuk melaksanakan ketaatan

kepada Allah dan Rasul-Nya, serta melaksanakan

perintah-perintah-Nya dan meninggalkan semua

larangan-Nya.

9. Tujuan kepemimpinan Islam adalah agar urusan

masyarakat dapat berjalan dengan lancar.

10. Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin

hendaklah mengutamakan musyawarah.

3. Nilai Kepemimpinan Islami

Nilai yang menjadi rujukan cara berperilaku

lahiriah dan rohaniah manusia muslim adalah nilai yang

diajarkan oleh agama Islam sebagai wahyu Allah yang

diturunkan kepada utusannya Muhammad SAW. Nilai-

nilai kepemimpinan merupakan sejumlah sifat-sifat

utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar

kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Islam

memandang bahwa seorang pemimpin harus mencontoh

sifat-sifat Nabi yang dapat dijadikan barometer.

Jadi nilai kepemimpinan Islami adalah nilai yang

telah diteladani oleh Rasulullah SAW yang telah

menerapkan teori manajemen dengan sifat-sifat utamanya

yang tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.

Kepemimpinan Islam yang ideal telah diteladankan oleh

sang Rosul pilihan, tentang karakteristik-karakteristik

Page 9: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

27

seorang pemimpin sebagaimana yang terdapat pada diri

Rasulullah SAW, diantaranya adalah sebagai berikut

(Rivai, 2009 : 381)

a. Siddiq

Sifat Rasulullah SAW yang benar dan jujur. Seorang

pemimpin harus senantiasa berperilaku benar dan

jujur dalam sepanjang kepemimpinannya. Kebenaran

dan kesungguhan dalam berucap, bersikap, dan

berjuang melaksanakan tugasnya. Benar juga dalam

mengambil keputusan yang menyangkut visi dan misi,

serta efektif dan efisien operasionalnya di lapangan.

b. Tabligh

Sifat Rasulullah SAW yang komunikatif dan

argumentatif. Seorang pemimpin harus mempunyai

cara penyampaian yang benar (berbobot) dan dengan

tutur kata yang tepat. Artinya, berbicara dengan orang

lain dengan sesuatu yang mudah dipahami.

c. Amanah

Sifat Rasulullah SAW yang dapat dipercaya dan

bertanggung jawab. Seorang pemimpin harus

memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Seorang

pemimpin juga harus memelihara sebaik-baiknya apa

yang diserahkan kepadanya, baik dari Tuhan maupun

Page 10: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

28

dari orang-orang yang dipimpinnya, sehingga tercipta

rasa aman bagi semua pihak.

d. Fathonah

Sifat Rasulullah SAW yang memiliki intelektual,

kecerdikan dan kebijaksanaan. Seorang pemimpin

harus dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan

untuk melakukan berbagai macam inovasi yang

bermanfaat. Serta memiliki kecerdasan yang mampu

menciptakan kemampuan untuk menghadapi dan

menanggulangi persoalan yang muncul seketika

sekalipun.

Dalam membuat sebuah keputusan, seorang

pemimpin tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai

yang dimilikinya. Menurut Guth dan R. Tagiuri yang

dikutip oleh Moedjiono mengidentifikasi 6 tipologi yang

penting dari kecenderungan nilai-nilai kepemimpinan,

antara lain (Moedjiono, 2002 : 49)

a. Teoritik, yaitu nilai-nilai yang tertarik pada usaha

mencari kebenaran dan mencari pembenaran secara

rasional.

b. Ekonomis, yaitu nilai-nilai yang praktis, tertarik pada

usaha akumulasi kekayaan.

c. Estetik, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek

kehidupan yang penuh dengan keindahan, menikmati

setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.

Page 11: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

29

d. Sosial, yaitu menaruh belas kasihan pada orang lain,

simpati, tidak mementingkan diri sendiri.

e. Politis, yaitu berorientasi pada kekuasaan dan melihat

kompetisi sebagai faktor yang sangat vital dalam

kehidupannya.

f. Religius, yaitu selalu menghubungkan setiap aktivitas

dengan kekuasaan Sang Pencipta.

4. Prinsip Kepemimpinan Menurut Islam

Kepemimpinan menurut Islam yaitu musyawarah,

adil, dan kebebasan berpikir (Rivai, 2009 : 154).

1. Musyawarah

Mengutamakan musyawarah sebagai prinsip yang

harus diutamakan dalam kepemimpinan Islam. Di dalam

Alqur’an dengan jelas menyatakan bahwa seorang yang

menyebut dirinya sebagai pemimpin wajib melakukan

musyawarah dengan orang yang berpandangan baik.

Melalui musyawarah memungkinkan seluruh

komunitas Islam akan turut serta berpartisipasi dalam

proses pembuatan keputusan, dan sementara itu pada saat

yang sama musyawarah dapat berfungsi sebagai tempat

untuk mengawasi tingkah laku para pemimpin jika

menyimpang dari tujuan semula. Pemimpin yang Islami

haruslah mencari dan mengutamakan cara-cara dan jalan

musyawarah untuk memecahkan setiap persoalan sesuai

dengan permasalahannya.

Page 12: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

30

Pemimpin harus mengikuti dan melaksanakan

keputusan yang telah disepakati dalam musyawarah dan

harus berupaya menghindari dirinya dari manipulasi atau

bermain dengan kata-kata untuk hanya menonjolkan

pendapatnya atau mengungguli keputusan yang dibuat

dalam musyawarah. Secara umum pemilihan tugas,

tanggung jawab atau delegation of authoty dapat

membantu untuk menjelaskan lingkup musyawarah,

seperti:

a. Urusan-urusan yang bersifat administrasi dan

eksekutif dapat diserahkan kepada pemimpin.

b. Persoalan yang membutuhkan keputusan segera

ditangani oleh pemimpin dan disajikan kepada

kelompok untuk ditinjau dalam pertemuan

berikutnya.

c. Semua anggota kelompok harus mampu mengkaji

dan mengoreksi tindakan pemimpin secara bebas

tanpa rasa segan dan malu.

d. Kebijakan yang hendak diambil, sasaran jangka

panjang yang direncanakan dan keputusan penting

yang harus diambil diputuskan dengan cara

musyawarah. Masalah ini tidak boleh diputuskan

oleh pemimpin seorang diri.

Page 13: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

31

2. Adil

Pemimpin sepatutnya mampu memperlakukan

semua orang secara adil, tidak berat sebelah dan tidak

memihak. Lepas dari suku bangsa, warna kulit,

keturunan, golongan, strata di masyarakat ataupun

agama. Alqur’an memerintahkan setiap muslim dapat

berlaku adil, bahkan sekalipun ketika berhadapan dengan

para penentang mereka. Allah berfirman dalam Surah

An-Nisa (4) ayat 58:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu

menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum di antara manusia

supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran

yang sebaik-baiknya kepadamu.

Sesungguhnya Allah adalah Maha

mendengar lagi Maha melihat” (Departemen

Agama RI, 2002 : 113).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada para

hamba-Nya yang beriman agar menjadi orang-orang yang

benar-benar menegakkan keadilan ditengah-tengah

masyarakat. Ajaran Allah yang baik ini, yaitu

Page 14: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

32

melaksanakan amanat dan hukum dengan seadil-adilnya,

jangan sekali-kali diabaikan tetapi hendaklah diterapkan

dalam kehidupan, untuk dapat mencapai kebahagiaan

dunia dan akhirat. Semua perintah itu jika dilakukan oleh

manusia dengan sebaik-baiknya, niscaya akan

menjadikan kebiasaan yang meresap di dalam jiwanya.

3. Kebebasan Berpikir

Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu

memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok

untuk mampu mengemukakan kritiknya. Para anggota

diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat atau

keberatan mereka dengan bebas, serta harus dapat

memberikan jawaban atas setiap masalah yang diajukan.

Agar sukses dalam memimpin, seorang pemimpin

hendaknya dapat menciptakan suasana kebebasan

berpikir dan pertukaran gagasan yang sehat dan bebas,

saling kritik dan saling menasihati satu sama lain,

sehingga para pengikutnya merasa senang mendiskusikan

masalah atau persoalan yang menjadi kepentingan

bersama.

Perkembangan globalisasi menuntut untuk pandai

memanfaatkan peluang dalam menghadapi berbagai

masalah kehidupan yang disebabkan oleh adanya

globalisasi. Kemampuan berpikir seorang pemimpin

dituntut untuk mampu beradaptasi dan berpikir secara

Page 15: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

33

kreatif serta piawai mencari pemecahan masalah. Dengan

demikian, konsep kebebasan berpikir secara kreatif pada

dasarnya mengarah kepada penemuan hal-hal baru seperti

ide, alternatif baru atau desain baru.

B. Kajian Tentang Film

1. Pengertian Film

Film atau gambar hidup atau biasa disebut dengan

movie dihasilkan dari rekaman orang dan benda dengan

menggunakan kamera (Aziz, 2004 : 425). Film memiliki

realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang

realitas masyarakat. Film sebagai komunikasi massa

merupakan gabungan dari berbagai teknologi seperti

fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan

seni teater sastra dan arsitektur seni musik. Bahan baku

dari film adalah celluloid, pita video, piringan video, dan

bahan penemuan teknologi lainnya. Bentuk, jenis, dan

ukuran film dibuat melalui proses kimiawi, proses

elektronik dan proses lainnya. Film ada yang dihasilkan

tanpa suara atau film bisu dan film bersuara. Film yang

telah selesai diproduksi ditayangkan dengan sistem

proyeksi mekanik, elektronik, dan lainnya. Film

mempunyai peran yang besar dalam pengembangan

budaya bangsa dan pembangunan nasional. Film juga

mempunyai fungsi penerangan, pendidikan,

Page 16: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

34

pembangunan budaya bangsa, dan hiburan juga

mempunyai fungsi ekonomi (Kristanto, 2004 : 469).

Film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam

bentuk gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa

dengan permainan kamera, teknik editing, dan skenario

yang ada. Film bergerak dengan cepat dan bergantian

sehingga memberikan visual yang berkelanjutan.

Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara

memberikan daya tarik tersendiri. Media ini pada

umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan,

dokumentasi, dan pendidikan. Ia dapat menyajikan

informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-

konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan,

menyingkatkan atau memperpanjang waktu, dan

memengaruhi sikap (Arsyad, 2005 : 49).

2. Sejarah Film

Film atau motion pictures ditemukan dari hasil

pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor

(Elvinaro, 2007 : 143). The Great Train Robbery

dianggap merupakan film cerita pertama yang dibuat di

Amerika Serikat pada tahun 1903 dan dibuat oleh Edwin

S. Porter. Sejarah perfilman Amerika mencatat antara

tahun 1906 sampai dengan tahun 1916 sebagai periode

penting atau disebut pula zamannya Griffith. Selain

karena pada masa itu karya-karya David Wark Griffith

Page 17: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

35

dibuat, satu diantaranya film berjudul Intorelance

memperlihatkan teknik editing yang baik serta jalan

cerita yang baik pula, juga pada masa ini ditemukannya

pusat perfilman Hollywood. Bahkan film-film komedi

yang dibintangi Charlie Chaplin dengan sutradara Mack

Sennett dibuat pada masa tersebut.

Menurut Karlinah (2014 : 36) sejarah perfilman

Indonesia pertama berjudul Lely Van Java yang diproses

di Bandung pada tahun 1926 oleh David. Selama tahun

1927/1928 dibuat film-film berjudul Eulis Atjih dan

tahun 1928/1930 dibuat film-film Lutung Kasarung, Si

Conet dan Pareh, semuanya merupakan film bisu. Film

bicara pertama di Indonesia adalah Terang Bulan yang

dibintangi oleh Roekiah dan R. Muchtar. Pada awalnya

film dikelola oleh orang-orang Belanda dan Cina. Ketika

Jepang datang, film di ambil alih oleh pemerintah Jepang

dan film digunakan sebagai alat propaganda Jepang.

Setelah kemerdekaan, film dikelola oleh Pemerintah

Republik Indonesia, dan mulai dibuat Berita Film

Indonesia. Pada waktu pemerintahan Indonesia hijrah

dari Yogyakarta ke Jakarta, B.F.I juga pindah ke Jakarta

dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, akhirnya

terbentuklah Pusat Film Nasional.

Film di Indonesia tidak semata-mata berfungsi

sebagai media hiburan karena pemerintah telah

Page 18: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

36

mencanangkan film sebagai alat pendidikan dan

pembinaan bagi generasi muda (Effendy, 2008 : 30).

Kelebihan film dibandingkan media lainnya, terutama

televisi (sejenis) adalah layarnya yang luas, teknik

pengambilan gambar, penonton dapat berkonsentrasi

penuh, serta identifikasi psikologis. Layar luas memberi

keleluasaan penonton melihat adegan demi adegan secara

jelas. Di samping itu, gambaran situasi dapat secara utuh

ditampilkan karena juru kamera dapat mengambil gambar

secara keseluruhan melalui panoramic shot atau extreme

long shot. Ruangan kedap suara tanpa penerangan dan

terbebas dari gangguan dari luar, telah membantu

penonton mencurahkan perhatiannya secara penuh pada

film yang ditontonnya. Keadaan demikian, dapat

memengaruhi penonton selama film berlangsung, yakni

apabila penonton turut merasakan apa yang diperbuat

oleh pemain film sehingga seolah-olah dirinya yang

sedang main film. Hal itu menurut para ahli ilmu jiwa

disebut sebagai identifikasi psikologis. Pengaruh film

yang lainnya adalah imitasi, yaitu apabila penonton

meniru gaya atau tingkah laku dari pemain dalam film

tersebut, misalnya cara berpakaian atau model

rambutnya.

Page 19: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

37

3. Jenis-jenis Film

Ada empat jenis film. Keempat jenis film tersebut adalah:

a. Film Cerita (Story Film)

Film yang mengandung suatu cerita, yaitu yang

lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan

bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai

barang dagangan. Banyak sekali unsur yang terkandung

dalam film cerita ini seperti humor, tegang, gembira,

sedih, marah, kejahatan dan lain-lain (Kurniati, 2000 :

211).

Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa

berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang

dimodifikasi sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan

ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik. Sejarah

dapat diangkat menjadi film cerita yang mengandung

informasi akurat, sekaligus contoh teladan perjuangan

para pahlawan atau untuk memotivasi penonton. Cerita

sejarah yang pernah diangkat menjadi film adalah G30S

PKI, Janur Kuning, Serangan Umum 1 Maret, dan lain-

lain. Sekalipun film cerita itu fiktif, dapat saja bersifat

mendidik karena mengandung ilmu pengetahuan dan

teknologi tinggi (Karlinah, 2014 : 34).

b. Film Berita (Newsreel)

Film mengenai fakta atau peristiwa yang benar-

benar terjadi. Oleh karena sifatnya berita maka film yang

Page 20: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

38

disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita

(news value). Film berita juga harus penting dan menarik.

Film berita juga bisa dilakukan dua cara, yaitu direkam

dengan suara pemerannya atau film beritanya bisu

dengan pembaca berita yang membacakan narasi

(Elvinaro, 2007 : 148).

Bagi peristiwa-peristiwa tertentu, seperti perang,

kerusuhan, pemberontakan dan sejenisnya, biasanya

merupakan film berita yang dihasilkan kurang baik.

Dalam hal ini yang terpenting adalah peristiwanya

terekam secara utuh.

c. Film Dokumenter (Documentary Film)

Didefinisikan oleh Robert Flatherty sebagai karya

ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment of

actuality). Film dokumenter adalah perkembangan dari

konsep film non fiksi. Dalam dokumenter, selain

mengandung fakta, film dokumenter mengandung

subyektivitas pembuatnya (Nugroho, 2007: 34).

Misalnya, seorang sutradara mau membuat film

dokumenter mengenai para pembatik di kota Pekalongan

maka ia akan membuat naskah yang ceritanya bersumber

pada kegiatan para pembatik sehari-hari dan sedikit

merekayasanya agar sebagai film dapat menghasilkan

kualitas cerita dan gambar yang baik. Banyak kebiasaan

masyarakat Indonesia yang dapat diangkat menjadi film

Page 21: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

39

dokumenter, diantaranya upacara kematian orang Toraja,

upacara ngaben di Bali. Biografi seseorang yang

memiliki karya pun dapat dijadikan sumber bagi film

dokumenter.

d. Film Kartun (Cartoon Film)

Film ini dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sebuah

film kartun tidak akan terlihat bagus jika cerita yang

disuguhkan dalam film tersebut juga tidak bagus

(Suyanto, 2006 : 15). Dapat dipastikan, kita semua

mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), putri Salju

(Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang

diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney.

Film kartun lainnya yang cukup digemari anak-anak

adalah Spongebob Squarepants, Dora the Explorer, dan

lain-lain.

Umumnya sepanjang film kartun itu diputar kita

akan tertawa karena kelucuan-kelucuan dari para tokoh

pemainnya. Namun, ada juga film kartun yang membuat

iba penontonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun

tujuan utamanya untuk menghibur, dapat pula film kartun

mengandung unsur pendidikan, minimal akan terekam

bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik maka pada

akhirnya tokoh baiklah yang selalu menang.

Page 22: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

40

4. Unsur-unsur Film

Film merupakan hasil karya bersama atau hasil

kerja kolektif. Dengan kata lain, proses pembuatan film

pasti melibatkan kerja sejumlah unsur atau profesi.

Unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan

film antara lain:

a. Produser atau producer

Produser mengepalai departemen produksi yang

menjadi penggerak awal sebuah produksi film.

Produser juga akan mengambil resiko keuangan

dengan mengeluarkan uang mereka sendiri khususnya

selama periode pra-produksi, sebelum sebuah film

dapat terdanai sepenuhnya (Effendi, 2009 : 40).

Sebagaimana kerap tercantum dalam opening credit

title, ada lebih dari satu orang yang menyandang

predikat setara produser dalam sebuah produksi film,

antara lain:

1. Executive producer

Executive producer bertanggungjawab atas pra

produksi proposal dan penggalangan dana

produksi.

2. Associate producer

Associate producer adalah orang yang punya

hak mengetahui jalannya produksi maupun

Page 23: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

41

mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar

produksi.

3. Producer

Producer adalah orang yang memproduksi film

bukan membiayai film atau menanam investasi

dalam sebuah produksi film. Tugasnya adalah

memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang

ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif

maupun manajemen produksi, sesuai dengan

anggaran yang telah disepakati oleh executive

producer (Dennis, 2008 : 8).

4. Line producer

Tugasnya memberi masukan dan alternatif atas

masalah-masalah yang dihadapi oleh seluruh

departemen dalam lingkup manajerial dan dalam

batasan anggaran yang sudah disepakati.

b. Sutradara atau director

Kerja sutradara dimulai dari membedah skenario ke

dalam konsep pengambilan gambar.

Tanggungjawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik

interpretatif maupun teknis, dari sebuah produksi film.

Selain mengatur laku di depan kamera dan

mengarahkan akting serta dialog, sutradara juga

mengontrol posisi kamera beserta gerak kamera,

suara, pencahayaan, di samping hal-hal lain yang

Page 24: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

42

menyumbang kepada hasil akhir sebuah film

(Sumarno, 1996 : 34).

c. Skenario

Skenario merupakan naskah cerita yang digunakan

sebagai landasan bagi penggarapan sebuah produksi

film. Isi dari skenario merupakan dialog dan istilah

teknis sebagai perintah kepada crew atau tim

produksi. Skenario juga memuat informasi tentang

suara dan gambar ruang, waktu, peran dan aksi serta

pintu gerbang terciptanya sebuah film (Handry, 2006 :

55).

d. Penata Artistik

Penata artistik bertugas menyusun segala sesuatu yang

melatarbelakangi cerita sebuah film, melakukan

setting tempat-tempat dan waktu berlangsungnya

cerita film. Penata artistik juga bertugas

menterjemahkan konsep visual dan segala hal yang

meliputi aksi di depan kamera (setting peristiwa).

e. Penata Fotografi

Penata fotografi seringkali disamakan dengan operator

kamera atau kameraman. Hal ini sebenarnya berbeda

operator kamera atau kameraman merupakan orang

yang mengoperasikan kamera, sedangkan penata

fotografi merupakan pemimpin departemen yang

mengkoordinir sejumlah operator kamera.

Page 25: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

43

f. Penata Musik

Penata musik bertugas menata panduan musik yang

tepat. Fungsinya menambah nilai dramatik seluruh

cerita film. Tugas penata musik ini sangat

memengaruhi efek pengambilan gambar. Musik dapat

memberikan efek yang ingin ditimbulkan oleh

sutradara.

g. Penata Suara

Penata suara dibantu tenaga perekam lapangan yang

bertugas merekam suara baik di lapangan maupun di

studio. Selain itu, penata suara bertugas memadukan

unsur-unsur suara yang nantinya akan menjadi jalur

suara yang letaknya bersebelahan dengan jalur gambar

dalam hasil akhir film yang diputar di bioskop.

h. Pemeran

Pemeran atau cast bertugas untuk memerankan tokoh

yang ada dalam naskah film. Pemeran harus bisa

mengubah karakternya sesuai dengan apa yang telah

digambar oleh sutradara. Proses pemilihan pemeran

disebut casting. Casting semula dilakukan oleh

casting director atau orang yang bertugas mencari

pemeran, setelah itu daftar nama calon pemeran ini

akan dipilih kembali oleh sutradara.

Page 26: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

44

i. Kameraman

Penyunting disebut kameraman yaitu orang yang

bertugas menyusun hasil shooting sehingga

membentuk rangkaian cerita sesuai konsep yang

diberikan oleh sutradara. Ada beberapa teknik yang

digunakan oleh kameraman dalam mengambil

gambar. Pengambilan gambar ini memengaruhi

penggambaran dari naskah.

j. Editor

Editor bekerja setelah film diproduksi. Editor bertugas

membenahi kembali film yang mentah menjadi film

yang matang untuk ditayangkan. Editor akan

berdiskusi dengan sutradara dalam mengedit film

mentah ini.

Gambar 1. Struktur organisasi

pelaksanaan produksi program TV

Sumber : (https://jogiesuaduon.com/2016/04/26/modul-

penyiaran-tv/)

Page 27: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

45

Unsur-unsur di atas mempengaruhi keberhasilan

pembuatan film. Membuat film membutuhkan kerjasama

banyak orang. Komunikasi antar tim sangat dibutuhkan.

Setiap kepala departemen harus paham apa yang

dibutuhkan dalam departemennya.

Selain itu, adapula unsur teknik yang juga

mempengaruhi pembuatan film, antara lain (Effendi,

2009 : 67)

1. Audio terdiri dari dialog, musik dan sound effect

a. Dialog digunakan untuk menjelaskan perihal tokoh

atau peran, menggerakkan plot maju dan membuka

fakta. Dialog yang digunakan dalam film “Rudy

Habibie” ini menggunakan bahasa Indonesia dan

bahasa Jerman.

b. Musik yang bertujuan untuk mempertegas adegan

agar lebih kuat maknanya. Apabila musik

dimaksudkan hanya untuk latar belakang, maka ini

termaksud dalam sound effect atau efek suara.

Contoh yang termasuk musik adalah musik

diskotik ketika adegan berada dalam ruangan

diskotik.

c. Sound effect atau efek suara adalah bunyi-bunyian

yang digunakan untuk melatarbelakangi adegan

yang berfungsi sebagai penunjang sebuah gambar

Page 28: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

46

untuk membentuk nilai dramatik dan estetika

sebuah adegan.

2. Visual terdiri dari angle, lighting, teknik pengambilan

gambar dan setting.

a. Angle

Angle kamera dibedakan menurut karakteristik dari

gambar yang dihasilkan ada 3 yaitu:

1. Straight angle, merupakan sudut pengambilan

gambar yang normal, biasanya ketinggian

kamera setinggi dada dan sering digunakan

pada acara yang gambarnya tetap. Pengambilan

angle ini mengesankan situasi yang normal, bila

pengambilan straight angle secara zoom in

menggambarkan ekspresi wajah obyek atau

pemain dalam memainkan karakternya,

sedangkan pengambilan straight angle secara

zoom out menggambarkan secara menyeluruh

ekspresi gerak tubuh dari obyek atau pemain.

2. Low Angle, yaitu suatu pengambilan gambar

dari tempat yang letaknya lebih rendah dari

obyek. Hal ini membuat seseorang nampak

kelihatan mempunyai kekuatan yang menonjol

dan akan kelihatan kekuasaannya.

3. High Angle, yaitu sudut pengambilan gambar

dari tempat yang lebih tinggi dari obyek. Hal ini

Page 29: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

47

akan memberikan kepada penonton sesuatu

kekuatan atau rasa superioritas.

b. Pencahayaan (Lighting)

Pencahayaan adalah tata lampu dalam film. Ada

dua pencahayaan yang dipakai dalam produksi

yaitu natural light (matahari) dan artifical light

(buatan), misalnya lampu. Jenis pencahayaan

antara lain:

1. Cahaya Depan (Front Lighting)

Cahaya yang diambil dari depan akan merata

dan tampak natural atau alami.

2. Cahaya Samping (Side Lighting)

Subyek lebih terlihat memiliki dimensi.

Biasanya banyak dipakai untuk menonjolkan

suatu benda karakter seseorang.

3. Cahaya Belakang (Back Lighting)

Cahaya yang berada di belakang membuat

bayangan dan dimensi.

4. Cahaya Campuran (Mix Lighting)

Merupakan gabungan dari tiga pencahayaan

sebelumnya. Efek yang dihasilkan lebih merata

dan meliputi setting yang mengelilingi obyek.

c. Teknik Pengambilan Gambar

Bagi seorang sutradara TV, pengambilan gambar

dari sebuah shot atau komposisi gambar sangat

Page 30: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

48

berpengaruh pada cara sang sutradara untuk

memberikan Komando Penyutradaan (Director’s

Command) kepada seluruh kru produksi,

khususnya kepada penata kamera (Naratama, 2004

: 69). Berikut 10 shot size pada teknik pengambilan

gambar:

1. Established, adalah ukuran yang lebih lebar dari

Full Shot. Established Shot dimaksudkan untuk

mendapatkan suasana ruangan yang lebih luas,

misalnya Established Shot kota Jakarta dengan

gedung-gedung pencakar langit dan jalan-jalan

yang macet di sana-sini.

Tabel 1. Ukuran Gambar ES

Istilah Ukuran Fungsi

ES

(Establis

hed Shot)

Gambar 2. ES

Untuk

mendapat

kan

suasana

ruangan

yang

lebih luas.

2. Full Shot (FS), teknik ini memperlihatkan

interaksi antara subyek utama dengan subyek

lain, interaksi tersebut menimbulkan aktivitas

sosial tertentu.

Page 31: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

49

Tabel 2. Ukuran Gambar FS

Istilah Ukuran Fungsi

FS

(Full

Shot)

Gambar 3. FS

Memperlihat

kan

objek dengan

lingkungan

sekitar.

3. Long Shot Setting (LSS), audience diajak oleh

sang kameraman untuk melihat keseluruhan

obyek dan sekitarnya. Mengenal subyek dan

aktivitasnya berdasarkan lingkup setting yang

mengelilinginya.

Tabel 3. Ukuran Gambar LSS

Istila

h

Ukuran Fungsi

LSS

(Long

Shot

Settin

g)

Gambar 4. LSS

Memperlihat

kan

secara

menyeluruh

terhadap

adegan

yang

diperankan

lebih dari

satu

orang.

Page 32: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

50

4. Medium Shot (MS), teknik ini memperlihatkan

bagian pinggang ke atas pemeran. Audience

diajak untuk sekedar mengenal obyek dengan

menggambarkan sedikit suasana dari arah

tujuan kameraman.

Tabel 4. Ukuran Gambar MS

Istilah Ukuran Fungsi

MS

(Mediu

m

Shot)

Gambar 5. MS

Memperlihat

kan

seseorang

dengan

sosoknya.

5. Over Sholdier Shot (OSS), teknik ini

mengambil objek dengan memperlihatkan

punggung lawan mainnya, sehingga terkesan

sedang berbicara dengan lawan mainnya.

Tabel 5. Ukuran Gambar OSS

Istilah Ukuran Fungsi

OSS

(Over

Sholdi

er

Shot)

Gambar 6. OSS

Memperlihat

kan

punggung

lawan

mainnya,

terkesan

sedang

berbicara.

Page 33: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

51

6. Close Up (CU), pengambilan gambar ini hanya

memperlihatkan wajah tokoh. Gambar dengan

teknik ini memiliki efek yang kuat sehingga

menimbulkan perasaan emosional karena

audience hanya melihat pada satu titik interest.

Pembaca dituntut untuk memahami kondisi

subyek.

Tabel 6. Ukuran Gambar CU

Istila

h

Ukuran Fungsi

CU

(Close

Up)

Gambar 7. CU

Memberi

gambara

n objek

secara

jelas.

7. Pan Up atau Frog Eye, teknik ini dilakukan

dengan mengarahkan kamera ke atas. Film

dengan teknik ini menunjukkan kesan bahwa

obyek lemah dan kecil.

Page 34: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

52

Tabel 7. Ukuran Gambar PU

Istilah Ukuran Fungsi

PU

(Pan

Up)

Gambar 8. PU

Mengarahkan

kamera ke

atas.

8. Pan Down atau Bird Eye, pengambilan gambar

dengan teknik ini mengarahkan kamera ke arah

bawah. Teknik ini menunjukkan kesan obyek

sangat agung, berkuasa, kokoh dan berwibawa.

Namun juga bisa menimbulkan kesan bahwa

subyek dieksploitasi karena hal tertentu.

Tabel 8. Ukuran Gambar PD

Istilah Ukuran Fungsi

PD

(Pan

Down)

Gambar 9. PD

Mengarahkan

kamera ke

arah

bawah.

9. Parralel Cutting, adalah teknik editing dimana

ada dua shot berbeda di buat paralel. Contohnya

seorang tokoh berlari ingin menyelamatkan si

Page 35: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

53

gadis, sementara si gadis yang hendak

ditolongnya sedang disiksa oleh penjahat.

Tabel 9. Ukuran Gambar PC

Istilah Ukuran Fungsi

PC

(Parrale

l

Cutting)

Gambar 10. PC

Memperlihatka

n

dua shot yang

berbeda.

10. Off Sound (OS), artinya hanya pendengar efek

suara saja, sedangkan dialog diam.

Tabel 10. Ukuran Gambar OS

Istilah Ukuran Fungsi

OS (Off

Sound)

Gambar 11. OS

Pendengar

efek

suara saja.

d. Setting

Setting yaitu tempat atau lokasi untuk pengambilan

sebuah visual dalam film. Setting atau lokasi

disesuaikan dengan cerita yang ada dalam naskah.

Page 36: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

54

Lokasi ini akan memengaruhi penggambaran yang

ada pada naskah.

5. Film sebagai Media Dakwah

Film dapat menjangkau banyak segmen sosial.

Selain itu, film juga dapat mempengaruhi khalayaknya.

Karakteristik film sebagai media massa juga mampu

membentuk khalayak secara visual. Film dapat dijadikan

sebagai media dakwah. Keunikan film sebagai media

dakwah ini antara lain, pertama, secara psikologis

penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat

berlanjut dengan animation memiliki keunggulan daya

efektifnya terhadap penonton. Banyak hal yang abstrak

dan samar-samar dan sulit diterangkan dengan kata-kata

dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efisien

dengan media ini. Kedua, media film menyuguhkan

pesan hidup dapat mengurangi keraguan yang

disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi

kelupaan (Aziz, 2004 : 426).

Kata media merupakan jamak dari bahasa Latin

yaitu medion, yang secara etimologi berarti alat

perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa

media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara lebih

Page 37: BAB II KAJIAN NILAI KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN FILM A. …eprints.walisongo.ac.id/7078/3/BAB II.pdfbermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari (Rahmat, 1994 : 36). Secara umum

55

spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat

fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti

buku, film, video, kaset, slide dan sebagainya.

Film selalu bertautan dengan nilai-nilai yang hidup

dalam masyarakat. Dengan kata lain, film dapat

merangkum pluralitas nilai yang ada dalam masyarakat

(Irawanto, 1999 : 14). Film dapat dijadikan sebagai

media dalam berdakwah. Film dapat dikatakan sebagai

media dakwah ketika film tersebut memasukkan pesan-

pesan edukatif, pesan keagamaan baik secara eksplisit

maupun tidak (Muhtadi, 2012 : 112). Melalui film suatu

pesan dakwah dapat dikemas untuk disampaikan, dengan

mengaplikasikan nilai-nilai agama di dalamnya.