BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS...

23
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari, menelaah, dan menganalisis gejala sosial dimasyarakat dengan mempelajari dari berbagai aspek kehidupan. Menurut Mulyono Tj, (1980 : 8) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu soial, seperti sosiologi antropologi budaya, psikologi, sosial, sejarah, geografi, ekonomi, politik, dan sebagainya. Tim IKIP Surabaya mengemukakan IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah sekolah. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai agen pembahasan memiliki peranan untuk menyampaikan hal-hal baru yang bersifat inovatif kepada siswa. Seperti yang dikemukakan Maman Abdurahman 1991. Orientasi kepada siswa harus lebih banyak mendapatkan perhatian yang serius dan utama sehingga akan tercipta suasana interaktif dalam pembelajaran. Guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif yaitu interaktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sebagai sumber belajar. Menurut Balen, 1993 : (dalam Udin S Winataputra 2005: 94) Pengembangan ketrampilan yang harus dimiliki siswa adalah ketrampilan berfikir, ketrampilan sosial, dan katrampilan praktis.” Setiap siswa menyukai tantangan (sence of chalanger) dalam belajar.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Hakekat Pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial

Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari,

menelaah, dan menganalisis gejala sosial dimasyarakat dengan

mempelajari dari berbagai aspek kehidupan. Menurut Mulyono Tj,

(1980 : 8) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu pendekatan

interdisipliner (interdisciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu

soial, seperti sosiologi antropologi budaya, psikologi, sosial, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Tim IKIP Surabaya mengemukakan IPS merupakan bidang studi

yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal

yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga

benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya.

Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu

sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan

kepentingan sekolah sekolah.

Dalam proses pembelajaran, guru sebagai agen pembahasan

memiliki peranan untuk menyampaikan hal-hal baru yang bersifat

inovatif kepada siswa. Seperti yang dikemukakan Maman Abdurahman

1991. Orientasi kepada siswa harus lebih banyak mendapatkan

perhatian yang serius dan utama sehingga akan tercipta suasana

interaktif dalam pembelajaran.

Guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi

interaktif yang edukatif yaitu interaktif antara guru dengan siswa, siswa

dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sebagai sumber belajar.

Menurut Balen, 1993 : (dalam Udin S Winataputra 2005: 94)

“Pengembangan ketrampilan yang harus dimiliki siswa adalah

ketrampilan berfikir, ketrampilan sosial, dan katrampilan praktis.”

Setiap siswa menyukai tantangan (sence of chalanger) dalam belajar.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

7

Belajar memiliki tantangan yang sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa, yang akan mendorong mereka untuk mengetahui

lebih jauh akan tantangan itu. Dalam proses pembelajaran tantangan

tersebut dapat diciptakan oleh guru dengan mengajukan pada situasi

bermasalah, agar siswa peka terhadap masalah yang timbul di

lingkungan sekitarnya.

Brookfield 1987: (dalam Udin S Winataputra, dkk 2005 : 96)

Berbagai prinsip proses belajar mengajar aktif yang menganut atas

keluwesan interaksi guru dengan siswa, sisawa dengan siswa, dan

suasana belajar didasarkan pada dialog transaksional yaitu proses

belajar mengajar yang dilaksanakan secara interaktif antara guru dengan

siswa. Untuk pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial diperlukan model

pembelajaran yang dapat mengembangkan cara berfikir kritis pada diri

siswa. Model pembelajaran inkuisisi dimulai dari mengajukan

pertanyaan yang sifatnya mengandung permasalahan.

Seperti yang dikemukakan oleh Jarrolimek 1997 : (dalam Udin

S Winataputra, dkk 2005 : 97) “Tujuan mengembangkan inkuisisi untuk

menanamkan sikap dan ketrampilan dalam memecahkan masalah.”

Menurut Nu’man Sumantri, (2001 : 259) mengemukakan

bahwa pada dasarnya tujuan pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar

antara lain :

1) Mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi.

2) Menumbuhkan warga negara yang baik

3) Dapat menampung para siswa untuk studi lanjutan ke universitas

maupun yang akan terjun langsung pada kehidupan masyarakat.

Dari beberapa kajian teori di atas, Pembelajaran Ilmu

pengetahuan sosial di Sekolah Dasar hendaknya mengembangkan

model pembelajaran interaktif antara guru dan siswa dengan

menggunakan sarana belajar yang ada, yang sesuai dengan materi

pelajaran dan tingkat kemampuan berfikir siswa. Pembelajaran

diharapkan lebih terasa menyenangkan dan bermakna untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

8

2.1.2 Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya (Trianto, 2010: 171). Senada dengan

pendapat Trianto dan Wahyudi (2002) mengungkapkan bahwa di

sekolah dasar ilmu pengetahuan sosial merupakan paduan dari sejumlah

pengetahuan sosial seperti lingkungan sosial, geografi, ekonomi,

pemerintah, dan sejarah.

Pembelajaran IPS di SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. (Depdiknas,

2006).

Mata pelajaran IPS disusun secara sistemats, komprehensif, dan

terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan

keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat, sehingga siswa diarahkan

untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan

bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai, (Depdiknas,

2006).

Berdasarkan penjabaran diatas maka standar kompetesi (SK)

dan kompetensi dasar (KD) yang tercantum dalam silabus yang akan

digunakan dalam mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut:

TABEL 2.1

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

2. Mengenal sumber daya alam,

kegiatan ekonomi dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten

/ kota dan provinsi

2.4 Mengenal permasalahan sosial di

daerahnya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

9

2.1.3 Model Pembelajaran Think, pair and share

Model pembelajaran Think, pair and share dikembangkan oleh

Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland tahun 1985.

Think, pair and share merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif sederhana yang memberi kesempatan kepada pada untuk

siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Keunggulan model pembelajaran ini, yaitu mampu mengoptimalkan

partisipasi siswa (Lie, 2004:57).

TPS memiliki langkah-langkah yang ditetapkan untuk memberi

siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling

membantu satu sama lain. Langkah-langkah pelaksanaan TPS yang

dikemukakan oleh Wardani (2010:32) dengan tahapan pelaksanaan

sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang

disampaikan guru

3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2

orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing - masing

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok

mengemukakan hasil diskusinya.

5. Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada

pokok permasalahan dan menambah materi yang belum

diungkapkan para siswa

6. Guru memberi kesimpulan

7. Penutup

Model pembelajaran think pair share ini merupakan model

pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif

dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi itu. Oleh karena

hal itu Silberman (2009: 161).

Ada beberapa langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe think,

pair and share, yaitu sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

10

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa dan

mempersiapkan siswa.

2. Menyajikan materi, materi yang disajikan berupa pertanyaan atau

isu kemudian meminta siswa untuk memikirkannya secara mandiri

(Think).

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar,

kelompok belajar ini beranggotakan dua orang siswa secara

berpasangan.

4. Membimbing kelompok bekerja atau belajar, artinya siswa diminta

secara berpasangan sesuai dengan pasangan yang telah ditentukan

untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan (Pair).

5. Setelah siswa mendiskusikan dengan teman kelompoknya maka

beberapa pasangan kelompok diminta untuk mempresentasikan

hasil diskusinya dan meminta pasangan kelompok lain untuk

memberi tanggapan (Share).

Think, pair and share memiliki prosedur yang ditetapkan secara

eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,

menjawab, dan saling membantu (Nurhadi dkk, 2003:66).

Setelah guru menyajikan suatu topik atau setelah siswa

membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa untuk

memikirkan permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut.

Dalam model ini, siswa memikirkan suatu topik, berpasangan

dengan siswa lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan

seluruh teman di kelas.

Tahap utama dalam pembelajaran Think, pair and share

menurut Ibrahim (2000:26-27) adalah sebagai berikut :

1. Thinking (berpikir)

Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan

materi pelajaran. Kemudian siswa diminta memikirkan pertanyaan

atau isu tersebut secara mandiri beberapa saat.

2. Pairing (berpasangan)

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

11

Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk

mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama.

Dalam tahap ini, setiap anggota kelompok membandingkan

jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan merumuskan jawaban

yang dianggap paling benar atau paling meyakinkan.

3. Sharing (berbagi)

Pada tahap akhir, guru meminta agar setiap pasangan

berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka

bicarakan, keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat

dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela

bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran

dengan pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah

mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa, karena siswa harus saling melaporkan hasil

pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan

pasangannya. Selanjutnya pasangan-pasangan tersebut harus berbagi

dengan seluruh kelas. Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong

setiap anggota untuk terlibat secara aktif.

Dari penjelasan beberapa ahli tersebut, langkah-langkah

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tahap Pendahuluan

- Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu untuk tiap

kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah

- Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

2. Tahap think

- Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan

demonstrasi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

12

- Guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang

disampaikan.

- Siswa merespon pertanyaan mengenai materi yang

disampaikan.

3. Tahap pair

- Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya

- Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai jawaban

pertanyaan mengenai materi yang disampaikan.

4. Tahap share

- Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi

pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu oleh

guru.

- Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.

5. Tahap Penghargaan

- Siswa dinilai secara individu dan kelompok

2.1.4 Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Pendekatan (STM) Sains Teknologi Masyarakat merupakan

terjemahan dari science technology and society approach (STS) yang

merupakan pendekatan pembelajaran, dikembangkan berdasarkan pada

filosofis konstruktivisme. Pendekatan pembelajaran tersebut telah

berkembang pesat di Amerika dan Inggris sejak awal tahun 1970.

Pendekatan STM ( Sains Teknologi Masyarakat) didasarkan pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) ini baru diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun

1990.

The National Science Teachers Association (NSTA),

mendefinisikan sains teknologi masyarakat sebagai belajar dan

mengajar sains dalam konteks pengalaman manusia.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

13

Secara umum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

STM memiliki beberapa karakteristik, seperti yang dikemukakan oleh

Yager dalam (Hidayati : 2010) adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan

dan dampak.

2. Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan)

untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan

masalah.

3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat

diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Penekanan pada keterampilan proses dimana siswa dapat

menggunakan dalam memecahkan masalah.

5. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara

dimana ia mencoba untuk memecahkan masalah-masalah yang

telah diidentifikasi.

6. Idenfikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak kepada

masyarakat di masa depan.

7. Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.

Menurut William H. Cartwright (dalam Hidayati dkk, 2010),

menyatakan bahwa ilmu alam dan ilmu sosial mempunyai kaitan erat

dan tidak dapat dipisahkan. Dampak ilmu alam kepada masyarakat

merupakan fenomena sosial. Pengaruh kemajuan ilmiah dan teknologi

pertanian, kesehatan, dan perang juga berpengaruh terhadap

masyarakat. Inipun juga merupakan fenomena sosial. Pemikiran ilmiah

akan berpengaruh terhadap alam dimana masyarakat bertempat tinggal.

Dengan kenyataan di atas maka kita harus menyadari bahwa memang

ada kaitan erat antara ilmu alan dengan ilmu pengetahuan sosial.

Pendekatan STM ini merupakan upaya untuk menyiapkan

peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual, emosinal,

spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi. Dengan demikian tanggung

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

14

jawab siswa sebagai warga masyarakat dituntut kesediaannya untuk

mengambil tindakan melalui instrumen-instrumen demokratis untuk

mengontrol kekuatan teknologi baik kepada manusia maupun kepada

alam, yang merupakan unsur penting bagi keberadaan manusia.

Agar pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan STM dapat

berhasil dengan baik, maka diperlukan langkah-langkah dalam

pembelajaran. Adapun tahap-tahap implementasi pendekatan STM

(dalam hidayati dkk, 2010) dalam pembelajaran sebagai berikut.

1. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang

mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di masyarakat.

2. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau

mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui observasi,

eksperimen, dan diskusi.

3. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu

menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal

pembelajaran berdasar yang telah dipahami siswa.

4. Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman

konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.

5. Tahap evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi

hasil.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan

pendekatan STM, Yager (dalam Sutarno, 2007 : 9.19) menyarankan

hendaknya dalam belajar menggunakan strategi konstruktivisme. Yager

mengorganisasikan strategi konstruktivisme dalam pengajaran sains

dalam STM ke dalam 4 tahap, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi,

tahap penjelasan dan solusi, dan tahap pengambilan tindakan.

1. Pada tahap pertama dalam pembelajaran (invitasi), siswa didorong

agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang

akan dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering

ditemui sehari-hari dengan mengkaitkan konsep-konsep yang akan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

15

dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan,

mengilustrasikan pemahamannya tentang konsep itu.

2. Pada tahap kedua (eksplorasi), siswa diberi kesempatan untuk

penyelidikan dan menemukan konsep melalui pengumpulan,

pengorganisasian, penginterpretasikan data dalam suatu kegiatan

yang telah dirancang oleh guru secara berkelompok/individu siswa

melakukan kegiatan dan diskusi. Secara keseluruhan, tahap ini akan

memenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena

disekelilingnya.

3. Tahap ketiga (penjelasan dan solusi), saat siswa memberikan

penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya

ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat

menyampaikan gagasan, membuat model, membuat penjelasan

baru, membuat solusi, memadukan solusinya dengan teori dari

buku, membuat rangkuman dan kesimpulan. Siswa membangun

pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Hal ini

menjadikan siswa tidak ragu-ragu tentang konsepsinya.

4. Pada tahap keempat (pengambilan tindakan), siswa dapat membuat

keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagi

informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan,

mengajukan saran baik bagi individu maupun masyarakat yang

berhubungan dengan pemecahan masalah.

Disisi lain, langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam

mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM

adalah sebagai berikut.

1. Siswa mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada di daerahnya

dan dampaknya.

2. Dalam memecahkan masalah tersebut siswa dapat menggunakan

sumber-sumber setempat (narasumber dan bahan-bahan) untuk

memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan

masalah.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

16

3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat

diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah nyata dalam

hidupnya.

4. Perluasan untuk terjadinya belajar melebihi periode, kelas dan

sekolah.

5. Memusatkan pada pengaruh sains dan teknologi pada individu

siswa.

6. Pemandangan mengenai sains sebagai bahan lebih dari sekedar

yang hanya berisi konsep dan untuk menyelesaikan ujian.

7. Penekanan pada keterampilan proses sains, agar dapat digunakan

oleh siswa dalam mencari solusi terhadap masalahnya.

8. Penekanan pada kesadaran mengenai karier, khususnya karier yang

berhubungan dengan sains dan teknologi.

9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan dalam

bermasyarakat sebagai usaha untuk memecahkan kembali masalah-

masalah yang diidentifikasinya.

10. Menentukan proses sains dan teknologi yang mempengaruhi masa

depan.

11. Sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.

Dari penjelasan beberapa ahli tersebut, langkah-langkah

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat (STM) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tahap imitasi

- Siswa menyimak materi tentang isu / masalah sosial yang ada

di lingkungan masyarakat.

2. Tahap invitasi

- Guru memberikan pertanyaan masalah fenomena sosial.

- Siswa merespon pertanyaan masalah fenomena sosial.

3. Tahap eksplorasi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

17

- Pengumpulan data melalui (menyimak, mendengar, diskusi,

eksperimen, wawancara dan observasi)

4. Penjelasan masalah

- Siswa menganalisis / mengorganisasikan data.

5. Tahap interpretasi

- Siswa menyampaikan gagasan dalam diskusi, membuat model,

membuat solusi dengan teori dan buku, hingga membuat

rangkuman dan kesimpulan.

6. Tahap pemantapan proses

- Guru memberikan pemahaman konsep

- Siswa melakukan diskusi dan presentasi, guru memberikan

pemahaman konsep (penilaian proses).

- Penilaian hasil.

7. Tahap evaluasi

- Siswa melakukan diskusi dan presentasi dan evaluasi

penilaian hasil belajar.

Kombinasi Model Pembelajaran Think, pair and share dengan Pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran think, pair and share

dengan pendekatan sains teknologi masyarakat. Merujuk dari langkah-langkah

model pembelajaran think, pair and share serta pendekatan sains teknologi

masyarakat maka pengembangan penelitian menggunakan prosedur sebagai

berikut :

1. Tahap inisiasi, siswa menyimak materi tentang isu / masalah sosial yang

ada dalam masyarakat.

2. memilih topik permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan masalah

fenomena sosial.

3. Siswa merespon pertanyaan masalah fenomena sosial.

4. Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

18

5. Pengumpulan data melalui (menyimak, mendengar, diskusi, eksperimen,

wawancara, serta observasi)

6. Siswa menganalisis data.

7. Siswa menyampaikan gagasan dalam diskusi, membuat model, membuat

solusi, memadukan solusi dengan teori dari buku.

8. Siswa membuat rangkuman dalam kesimpulan.

9. Siswa membuat laporan masing-masing kelompok.

10. Melakukan presentasi hasil identifikasi, guru memberikan pemahaman

konsep.

11. Melakukan refleksi dengan melakukan evaluasi penilaian hasil

pembelajaran.

2.1.5 Motivasi Belajar

Motivasi adalah usaha guru untuk membangkitkan atau

mendorong kemauan anak untuk belajar (Depdikbud : 1996 : 62).

Sedangkan menurut Noehi Nasution (1998 : 9) mengumukakan bahwa

motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk

belajar. Penemuan-penemuan menunjukkan bahwa hasil belajar pada

umumnya meningkat jika motivasi belajar bertambah.

Depdikbud (1996 : 61) menyebutkan ada beberapa contoh yang

dapat menumbuhkan motivasi siswa di sekolah adalah sebagai berikut :

1. Memberi Angka

Angka atau nilai dapat menumbuhkan motivasi yang kuat.Salah

satu sasaran pembinaan belajar siswa yaitu agar siswa mampu

memperoleh angka atau nilai tinggi.

2. Penghargaan

Penghargaan dalam berbagai bentuk seperti pujian, pemberian

hadiah, pemberian nomor urut rangking pada umumnya dapat

membangkitkan dorongan belajar lebih tinggi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

19

3. Persaingan

Persaingan dapat mempertinggi semangat, aktivitas dan hasil

belajar.Pada dasarnya pemberian angka dan bentuk-bentuk

penghargaan tertentu mengundang persaingan.

Menurut morgan bahwa istilah motivasi ada hubungannya

dengan psikologi pada umumnya. Menurut moragan motivasi bertalian

pada tiga hal yang sekaligus merupakan aspek aspek dari motivasi,

ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku

(motivating state), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut

(motivated behavior), tujuan dan tingkah laku tersebut (goals or ends of

such behavior) (Soemanto, 1998: 203-204).

James O. Whittaken memberikan pengertian secara umum

mengenai penggunaan istilah motivation, di bidang psikologi ia

mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi atau keadan yang

mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk

bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi

tersebut.

Dengan sederhana Mc Donald memberikan definisi tentang

motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi

seseorang yang ditandai dengan dorongan efketif dan reaksi reaksi

dalam usaha mencapai tujuan.

Dalam proses pendidikan beberapa orang guru mungkin merasa

tugasnya hanya mengajar, dan tidak untuk memotivasi siswa belajar.

Waktu yang digunakan di kelas hanya untuk menyampaikan bahan

pelajaran, padahal menyampaikan bahan pelajaran tanpa motivasi, tidak

akan menarik minat siswa untuk mempelajarinya.

Dalam istilah pendidik, lebih jauh motivasi dapat dipandang

sebagai suatu proses, yaitu proses yang dapat :

1. Mengarahkan para siswa ke dalam pengalaman belajar yang dapat

dipercaya.

2. Mendorong dan membangkitkan para siswa dalam belajar

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

20

3. Memusatkan perhatian siswa kepada suatu pengarahan dalam satu

waktu.

Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan

perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam

mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin

besar kesuksesan belajarnya.

Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak

gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk

meningkatkan prestasinya dalam memecahkan masalahnya. Sebaliknya

seorang yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus

asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu di

kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami

kesulitan belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, (1991 : 79 ).

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah

untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan

dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh

hasil atau mencapai tujuan tertentu.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian ini tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang

relevan dilaksanakan saat ini.

Penelitian oleh Amrih Wicaksono Adi (2012).Pengaruh Pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat(STM) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas

4 SD Negeri Mangunsari Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh positif

signifikan pendekatan STM terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD

Negeri Mangunsari Salatiga semester 2 tahun ajaran 2011/2012.Jenis

penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain Two Group

Posttest Only. Unit penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas 4 di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga sebanyak 32

siswa sebagai kelompok eksperimen dan seluruh siswa kelas 4 di SD Negeri

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

21

Mangunsari 07 sebanyak 37 siswa sebagai kelompok kontrol. Teknik

pengumpulan data menggunakan tes dan non tes.Bentuk tes berupa pilihan

ganda dan uraian, sedangkan bentuk non tes adalah menyimak, diskusi

presentasi dan lembar kerja siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah

analisis beda rerata (uji t) hasil belajar IPS dari kelompok eksperimen dan

kontrol pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan rata-rata dari hasil belajar kelompok eksperimen

dan kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata skor hasil belajar

kelompok eksperimen adalah 90,75 dan ratarata skor hasil belajar kelompok

kontrol adalah 80,05. Selisih rata-rata kelompok eksperimen dan kontrol

sebesar 10,7. Hasil perhitungan uji T diperoleh nilai t hitung > t tabel (8,299

> 1,996) dan taraf signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), itu hipotesis diterima.

Maka, hipotesis yang berbunyi ada pengaruh positif signifikan pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat(STM) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 4

SD Negeri Mangunsari Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 terbukti.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan supaya guru dalam pembelajaran IPS

menggunakan pembelajaran dengan pendekatan STM sebagai salah satu

solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Pembelajaran dengan

pendekatan STM perlu dikembangkan oleh guru di sekolah agar siswa dapat

belajar secara kontekstual dan memecahkan permasalahan berkaitan dengan

perkembangan teknologi yang sesuai dengan realita kehidupannya.

Penelitian oleh Sulistiyah Larasfitri (2010). Peningkatan Hasil Belajar

IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) Pada

SiswaKelas III SDN Lesanpuro 4 Kecamatan Kedungkandang Kota

Malang.Program SI PGSD, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra

Sekolah Universitas Negeri Malang.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

kenyataan bahwa pada umumnya guru IPA di Sekolah Dasar hanya terpaku

pada penggunaan metode ceramah, penggunaan pendekatan pembelajaran

berpengaruh pada hasil belajarsiswa.Hal ini terbukti dari hasil observasi yang

dilakukan, dengan hanya menggunakan metode ceramah hasil belajarsiswa

masih rendah, banyak yang belum mencapai ketuntasan belajar dan aktivitas

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

22

siswa cenderung pasif. Sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil

belajarsiswa diperlukan berbagai metode dan pendekatanlain yang bervariasi

yang dapat dijadikan alternatif pengganti metode ceramah. Penelitian ini

bertujuan untuk (1) mendeskripsikan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN

Lesanpuro 4 Kota Malang sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran

Sains Teknologi dan Masyarakat (STM); (2) mendeskripsikan aktivitas

belajar IPA setelah diterapkan pendekatan pembelajaran Sains Teknologi

dan Masyarakat (STM); (3) mendeskripsikan pendekatan pembelajaran

Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil

belajarsiswa pada mata pelajaran IPA. Rancangan penelitian ini

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart

melalui dua siklus (siklus I dan II). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas

III A SDN Lesanpuro 4 dengan jumlah siswa 39 orang. Teknik pengumpulan

data menggunakan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.Analisis data

yang dilakukan secara kualitatif.Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan STM mampu meningkatkan aktivitas dan

prestasibelajarsiswa. Pada siklus I aktivitas belajarsiswa bisa mencapai 75,2%

meningkat pada siklus II menjadi 85,5% dan prestasibelajarsiswa pada siklus

I dengan rata- rata sebesar 66,3 meningkat pada siklus II menjadi 81,7.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru IPA hendaknya

menerapkan pendekatan pembelajaran STM sebagai salah satu alternatif

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa di kelas dengan

menyesuaikan materi yang dipelajari.

Penelitian oleh Nurjanah (2012).Penerapan Pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Ipa Materi Sumber Daya Alam Dan Pelestariannya

Penelitian Tindakan Kelas di SDN 6 Cibogo Kelas III Semester II Tahun

Ajaran 2011/2012 Kec. Lembang Kab. Bandung Barat, S1 PGSD Universitas

Pendidikan Indonesia. Penelitian ini dilatar belakangi realitas di lapangan

pada pembelajaran IPA masih menunjukkan sejumlah kelemahan, terutama di

sekolah-sekolah yang belum berkembang. Diantaranya dalam pembelajaran

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

23

guru menjelaskan IPA hanya sebatas produk jarang pada keterampilan proses

dengan alasan banyaknya materi yang harus disampaikan. Sehingga

pembelajaran berpusat pada guru dan aktivitas siswa cenderung

pasif.Akibatnya pembelajaran IPA menjadi tidak bermakna dan terkesan sulit,

hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa masih banyak yang belum

memenuhi KKM, dari target nilai yang diharapkan hanya 60. Sains Teknologi

Masyarakat (STM) sebagai suatu pendekatan merupakan cara pandang untuk

memecahkan permasalahan dalam pendidikan sains. Berdasar permasalahan

di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah: (1) untuk mendapatkan

gambaran tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan penerapan pendekatan STM dan (2) untuk mendapatkan

gambaran bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan

penerapan pendekatan STM pada pembelajaran IPA materi Sumber Daya

Alam dan Pelestariannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc

Tagart dengan tiga siklus dan satu tindakan pada setiap siklusnya. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas IIIb semester 2 SDN.6 Cibogo Kec.Lembang

Kab. Bandung Barat yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian dengan

penerapan pendekatan STM pada pembelajaran IPA materi SDA dan

Pelestariannya menunjukkan adanya peningkatan proses dan hasil belajar

siswa, terlihat siswa antusias dan senang dalam belajarnya, begitupun

perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I mencapai 63,10 dan 66% sudah

KKM. Pada siklus II yaitu perolehan nilai rata-rata siswa mencapai 76,09 dan

87,5% sudah KKM. Dan pada siklus III perolehan nilai rata-rata siswa

mencapai 80 dengan 96,7% siswa sudah KKM dari target menjadi 65.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan

STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi

Sumber Daya Alam dan Pelestariannya. Untuk itu disarankan kepada guru

dapat mencoba mengkaji dan mengimplementasikan penerapan pendekatan

STM pada materi lainnya ataupun mata pelajaran lainnya dalam upaya

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

24

Penelitian Berikutnya adalah Lestari, 2010. Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dalam Tema

Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SDN Perak

Utara I No 58 Surabaya PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya. Tujuan

penelitian ini untuk mendeskripsikan kegiatan aktivitas guru, siswa dan hasil

belajar. Metode yang digunakan merupakan penelitian tindakan kelas.

Prosedur penelitian ini 4 tahap yang harus dilakukan yaitu : Perencanaan

tindakan, Pelaksanaan Tindakan dan Observasi, Pengamatan dan evaluasi,

analisis dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen

observasi aktivitas guru dan siswa, dan tes hasil belajar. Teknik Analisis data

yang dilakukan adalah untuk menganalisi hasil observasi terhadap aktivitas

guru dan aktivitas siswa sedangkan hasil belajar dilakukan dengan

memberikan latihan soal berupa soal isian. Penelitian ini menunjukkan bahwa

aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil tes siswa mengalami peningkatan

setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Selanjutnya adalah Riani, 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran PKn Kelas 4 SDN Wonorejo II/313 Surabaya PGSD

FIP Universitas Negeri Surabaya.Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) kelas 4 di SDN

Wonorejo II/313 Surabaya. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan

subjek kelas 4 SDN Wonorejo II/313 Surabaya. Pengumpulan data yang

digunakan adalah metode tes, observasi. Penelitian ini menunjukkan hasil

bahwa 1) aktivitas guru baik pada siklus I, siklus II maupun siklus III

menunjukkan peningkatan yang sangat baik dengan persentase 77,78% pada

siklus I , 86,11% pada siklus II dan 93,06% pada siklus III. 2) aktivitas siswa

mencapai 75% pada siklus I, 78,57% pada siklus II dan 89,29% pada siklus

III. 3) hasil tes belajar siswa pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS menunjukkan peningkatan pada

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

25

siklus I ke siklus II maupun pada siklus III yaitu mencapai 64% pada sklus I

dan 76% pada siklus II dan 88% pada siklus III.Dari hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe think pair share dalam

pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajarBerdasarkan penelitian ini

menunjukkan bahwa aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil tes siswa

menunjukkan peningkatan yang baik setelah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS pada mata pelajaran PKn kelas 4 di SDN

Wonorejo II/313 Surabaya.

Penelitian selanjutnya oleh Dicki Iqman Primadani (2012).Penerapan

Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Sumber

Daya Alam Di Kelas 4 SDN Pasir Ipis Kabupaten Bandung Barat Semester Ii

Tahun Ajaran 2011-2012. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil

belajar IPA tentang sumber daya alam, hal ini ditandai siswa yang mencapai

KKM baru mencapai 11,75%, dengan KKM 60. Demikian pula cara guru

melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu hanya

menggunakan metode ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran penerapan model STM dalam pembelajaran IPA tentang SDA.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) memperoleh gambaran

perencanaan model STM dalam pembelajaran IPA tentang SDA (2)

memperoleh gambaran pelaksanaan model STM dalam pembelajaran IPA

tentang SDA dan (3) memperoleh gambaran hasil belajar siswa setelah

menggunakan model STM dalam pembelajaran IPA tentang SDA. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus, yang

pada setiap siklusnya dilakukan satu tindakan. Subjek penelitian ini adalah

siswa kelas 4 semester II SDN Pasir Ipis yang berjumlah 34 orang. Hasil

penelitian dengan menggunakan model STM pada pembelajaran IPA

menunjukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran,

berdasarkan: (1) perencanaan pembelajaran disusun dengan menggunakan

model STM yang pembelajarannya dilakukan melalui tahap invitasi,

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

26

eksplorasi, penjelasan dan solusi dan tindakan (2) aktivitas belajar siswa

meningkat terlihat dari antusias siswa dalam melakukan Tanya jawab,

pengamatan dan diskusi. dan hasil belajara siswa meningkat terlihat dari

perolehan nilai siswa dalam pembelajaran IPA tentang SDA. Pada siklus

pertama nilai rata-rata siswa mencapai 38,99. Pada siklus kedua mengalami

peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 53,44. Pada silus ketiga

mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 77,19 atau sebanyak

93,75% siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian di atas

dapat disimpulkan bahwa penggunaan model STM dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang SDA. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut, ada beberapa saran yang hendak disampaikan, antara lain:

(1) guru diharapkan dapat mencoba mengkaji dan mengimplementasikan

model pembelajaran tersebut tentang pokok bahasan lainnya pada

pembelajaran IPA dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil

pembelajaran IPA, (2) dengan terjalinnya hubungan sosial diantara siswa,

guru diharapkan dapat membaurkan kembali kelompok siswa agar diantara

semua siswa dapat terjalin hubungan yang baik dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan analisis judul yang pernah digunakan pada penelitian di atas

bahwa dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

(STM)dapat meningkatkan unjuk kerja siswa. Dengan analisis tersebut maka

akan dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) sebagai usaha meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas

V SD Negeri 2 Kajengan semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

2.3 Kerangka Berpikir

Memotivasi belajar siswa sangat dibutuhkan oleh peserta didik

manapun, sehingga siswa lebih giat dan lebih semangat lagi untuk melakukan

segala sesuatu baik itu belajar maupun menjalankan kehidupan di dunia ini.

Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya

penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka

kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

27

mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema

itu adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2

Kerangka BerfikirPembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran TPS

dengan Pendekatan STM

Membuat rangkuman

dalam kesimpulan

Presentasi

Adanya keberanian, rasa

senang, adanya interaksi

dengan guru dan siswa lain

Adanya kelengkapan

(sebab, akibat,

penyelesaian) interaksi

dengan teman diskusi.

Interprestasi Aktifitas siswa selama

proses pembelajaran

RPMB

Aktivitas Belajar

RPMB

Kelengkapan Kesimpulan

RPMB

Presentasi

Antusias dalam belajar.

Terkumpulnya informasi,

adanya analisis informasi,

Pengumpulan data

Skor Motivasi

Belajar

Penyelesaian masalah

RPMB

Pengumpulan Informasi

RPMB

Antusias Belajar

Identifikasi permasalahan Memilih topik

permasalahan

Siswa menyimak materi tentang

masalah kemiskinan

Proses Belajar Mengajar IPS

KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial

daerahnya

Pembelajaran Konvensional

Metode : Ceramah dan bersifat teacher center Guru menjelaskan materi dengan hanya

berbantuan buku pegangan/LKS saja.

Model Pembelajaran

TPS dan Pendekatan

STM

Motivasi

Belajar Siswa

Rendah

Menyimak materi tentang masalah

sosial yang ada dalam masyarakat. RPMB

Menyimak

RPMB

Mengidentifikasi

Masalah

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3831/3/T1_292009276_BAB II.pdf · IPS merupakan bidang studi ... untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

28

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan

di atas, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : model

pembelajaran think, pair and share dengan pendekatan sains teknologi

masyarakat yang dilaksanakan di kelas 4 semester 2 SDN Rejosari 02 Bancak

Kabupaten Semarang diduga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.