BAB II Fikri Terbaru
-
Upload
nuciana-siti-andrianti -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of BAB II Fikri Terbaru
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Hasil Belajar
Soedijanto dalam Supartini (2008) mendefinisikan hasil
belajarsebagai tingkat penguasaan yang dicapai dalam mengikuti
program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, belajar merupakan perubahan dalam
disposisi atau kapabilitas manusia selama periode waktu tertentu yang
disebabkan oleh proses perubahan, dan perubahan itu dapat diamati
dalam bentuk perubahan tingkah laku yang dapat bertahan selama
beberapa periode waktu.
BF Skiner 2001 menyatakan hasil Belajar adalah segala sesuatu
yang dapat di lakukan atau di kuasai siswa sebagai hasil
pembelajaran.1
Thomas Carlyle 2001 menayatakan hasil Belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami
aktivitas belajar.2
Robert House 2001 menyatakan hasil Belajar merupakan
perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan,
kebiasan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan. 3.
1 Drs. Achmad Suyuti, Penelitian Hasil Belajar (Pekalongan: Rineka Cipta, 2001), p. 250.2 Ibid., p. 225.3 Ibid., p.260.
Dari tiga teori di atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar
dapat didapatkan oleh mahasiswa jika mahasiswa dapat menguasai
materi pembelajaran yang diajarkan di universitas sebagai bahan dasar
untuk mengukur hasil belajar mahasiswa tersebut. Hasil belajar dapat
didapatkan oleh mahasiswa apabila perubahan belajar yang dia dapat
akan berpengaruh kepada aktivitas belajar yang sangat baik. Jika
mahasiswa melakukan kegiatan proses pembelajaran dengan baik
maka perubahan yang baik akan terjadi pada hasil belajarnya. Setiap
mahasiswa yang melakukan perilaku belajar yang sangat baik atau
mengikuti proses pembelajaran dengan baik, maka akan terilihat dari
perubahan dalam setiap kegiatannya, kebiasaan memanajemen waktu
belajar akan lebih baik lagi, keterampilan, sikap, pengamatan, dan
kemampuan belajar nya yang akan membuat hasil belajar yang baik
pula.
Menurut Albert a da beberapa cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar siswa, yaitu:
1. Kesiapan Diri meliputi fisik dan mental (psikis) mereka. Bila siswa
tidak siap belajar, maka pembelajaran akan berlangsung sia-sia atau
tidak efektif.
2. Tingkatkan ketekunan meliputi konsentrasi, tanggung jawab
dan fasilitas belajar.
3. Strategi Belajar yang dilakukan oleh guru meliputi media
pembelajaran, materi ajar dan metode pengajaran.
` Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27)
menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai
berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal
yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,
pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan
makna tentang hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
Misalnya, menggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat
dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah
menjadi bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola
baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat
tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan
bahwa hasil belajar secara konseptual adalah kemampuan-
kemampuan dan perubahan tingkah laku, perilaku atau
kebiasaan yang dialami yang dimiliki mahasiswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Perubahan tersebut harus
mengarah kepada perubahan yang positif dan semakin baik
pada diri mahasiswa tersebut.
Sedangkan berdasarkan operasional hasil belajar adalah
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar siswa
menggunakan beberapa cara yaitu kesiapan diri.
2. Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald dalam Sutikno (2007), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapa terhadap adanya
tujuan. Pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar.
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu poses
internal (dari dalam diri seseorang) yang mengaktifkan, membimbing,
dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu
(Baron,1992; Schunk,1990 dalam Nur, 2001). Dalam bahasa
sederhana, motivasi adalah apa yang membuat anda berbuat dan
menentukan arah mana yang hendak anda perbuat. Motivasi dapat
berbeda dalam intensitas (kekuatan) dan arah.
Gage dan Berliner dalam Nur (2001), menganalogikan motivasi
dengan sebuah mobil, dimana mesin analog dengan intensitas dan
kemudi analog dengan arah. Tugas penting bagi dosen adalah
merencanakan bagaimana dosen akan mendukung motivasi
mahasiswa. Motivasi dapat timbul dari karakteristik–karakteristik
intrinsik.
Motivasi juga dapat timbul dari sumber–sumber motivasi di luar
tugas. Darliana mengemukakan fungsi utama dosen dalam
pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan pembimbing yang
menyediakan hal-hal yang harus diamati, diperhatikan, dibaca, dan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa.
Terdapat enam konsep penting motivasi belajar yaitu:
a. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan,
memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.
Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda,
dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang
mahasiswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes
ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi
ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika
karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi
intrinsik).
b. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya,
dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan
(reinforcement), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil
dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari
keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang
keberhasilan.
c. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-
tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi.
d. Motivasi belajar dapat meningkat apabila dosen
membangkitkan minat mahasiswa, memelihara rasa ingin tahu
mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran,
menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan
balik (feed back) dengan sering dan segera.
e. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila
dosen memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik,
dan dapat dipercaya.
f. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan
umum untuk mengupayakankeberhasilan dan memilih
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada
keberhasilan/kegagalan.
Menurut Gignac partisipasi dalam motivasi belajar dapat
dibedakan menjadi partisipasi motivasi internal dan partisipasi motivasi
eksternal yang diwujudkan dalam bentuk :
1. Motivasi internal yang meliputi kesehatan :
a. Mahasiswa selalu bisa mengatur waktunya agar kegiatan
yang menunjang hasil belajar dan tidak dapat dilakukan
dengan baik.
b. Mahasiswa dapat termotivasi untuk selalu bertanya kepada
orang lain disaat dia tidak mengerti, seperti bertanya
kepada dosen bersangkutan tentang materi tersebut.
c. Selalu mencari tahu ilmu-ilmu baru yang akan menunjang
hasil belajarnya seperti melakukan belajar secara tem
ataupun tutor sebaya.
2. Peranan yang dilakukan dari luar diri mahasiswa (motivasi
eksternal) dicerminkan dengan melihat keadaan lingkungan
sekitar seperti lingkungan keluarga contohnya motivasi dari
orang tua, teman, saudara.
Sebagai mahasiswa yang harus selalu memiliki motivasi yang baik
dalam diri untuk menunjang hasil belajar yang baik, kita juga harus
mendapatkan motovasi dorongan dari luar dan dalam diri kita agar kita
selalu merasa bahwa setiap hasil yang kita dapatkan mendapatkan
dukungan dari orang-orang disekitar kita.
Dikemukakakan bahwa metode pengajaran dosen akan
mempengaruhi cara berpikir mahasiswa. Dosen dapat mengendalikan apa
tingkatan berpikir mahasiswa. Bertanya pada diri sendiri dan
memperkirakan jawabannya menyebabkan berpikir kreatif, merupakan
sarana untuk memecahkan masalah yang pelik dan dapat membantu
seorang anak untuk belajar “menemukan situasi yang menyenangkan,
meskipun orang lain merasa jemu”. Dalam konteks pembelajaran maka
kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar.
Menurut Martin (1992: 59), untuk mengetahui kekuatan motivasi
belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator
sebagai berikut :
1) Kuatnya kemauan untuk berbuat
2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar
3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain
4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.
.
Mc. Donald 2009 menyatakan bahwa Motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan
energi dalam diri seseorang itu dapat berbentuk suatu aktivitas nyata
berupa kegiatan fisik. Oleh karena seseorang mempunyai tujuan dalam
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan.
Woodworth dan Marques 2009 menyatakan bahwa Motivasi
sebagai satu set motif atau kesiapan yang menjadikan individu cenderung
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Pendapat tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Chung
dan Meggison (Suhaimin), yang mendefinisikan motivasi sebagai prilaku
yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha
yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi
berkaitan erat dengan kepuasan pekerjaan.
McClelland 2009 menyatakan bahwa Motivasi adalah daya penggerak
atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. motivasi adalah dorongan
yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Dorongan itu pada
umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu tujuan. Sehingga motivasi dapat
memberikan semangat yang luar biasa terhadap seseorang untuk berprilaku
dan dapat memberikan arah dalam belajar. Motivasi ini pada dasarnya
merupakan keinginan yang ingin dipenuhi (dipuaskan), maka ia akan timbul
jika ada rangsangan, baik karena adanya kebutuhan maupun minat terhadap
sesuatu.
Dari tiga teori di atas dapat di simpulkan bahwa perubahan dari
mahasiswa akan terlihat apa bila mahasiswa tersebut mempunyai motivasi
yang kuat dan keaktifan dalam belajar. Motivasi belajar mahasiswa akan
terlihat apabila mahasiswa tersebut mengalami perubahan seperti tingkat
usaha yang dimiliki nya. Mahasiswa akan terlihat motivasi belajar nya di
karenakan dorongan dari teman dan keluarga untuk mencapai sebuah tujuan
yang di inginkan.
Berdasarkan pengertian Motivasi Belajar di atas, maka dapat di
simpulkan Motivasi Belajar secara konseptual adalah sesuatu yang
menggerakkan dan mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-
tindakannya secara negatif atau positif. Motivasi merupakan sejumlah proses-
proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan
terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke
tujuan tertentu, baik yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu
yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Sedangkan berdasarkan Operasional motivasi belajar adalah untuk
meningkatkan ketekunan dalam mengerjakan tugas dan jumlah waktu untuk
belajar agar motivasi belajar mahasiswa akan tercapai dengan baik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sukiniarti (2003) dalam penelitian nya yang berjudul Hubungan Motivasi
Belajar Dengan Hasil Belajar, dapat ditarik tiga kesimpulan berikut ini.
Pertama, terdapat hubungan yang positif antara pemahaman mahasiswa
tentang sistem PJJ dengan hasil belajar di UT pada kelompok belajar di UPBJJ
Jakarta. Eratnya hubungan ditunjukkan oleh koefisien korelasi rx1y sebesar
0,73. Ke dua, terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan
hasil belajar di UT, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi rx2y sebesar
0,82. Ke tiga, terdapat hubungan yang positif antara pemahaman mahasiswa
tentang sistem PJJ dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar di UT, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi Ry12 sebesar 0,86 dan
koefisien determinasi R2 sebesar 73,82%. Ini berarti bahwa hasil belajar
mahasiswa di UT ditentukan oleh pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan
motivasi belajar secara bersama-sama sebesar 73,82%.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sukiniarti terdapat kesamaan
berupa variable yang di teliti yaitu variabel X adalah Motivasi Belajar dan
variabel Y adalah Hasil Belajar yang mempunyai hubungan positif antara
Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar.
.
C. Kerangka Teoretik
Proses perkuliahan dikelas terkadang cenderung terhenti pada
teori-teori sebagaimana diuraikan buku teks. Upaya menjabarkan teori
untuk mencermati fenomena relevan seharihari hanya mengundang muka-
muka lesu di dalam kelas. Konsepsi ini dikenal dengan “text book
thinking”. Faktor lainnya adalah menyangkut faktor tingkat “kemapanan”
yang membuat mahasiswa malas berpikir rumit yang ditengarai oleh
adanya kecenderungan fokus pada substansi perkuliahan yang hanya
berorientasi pada sebuah hal, yaitu kelulusan kuliah
(www.trinanda.files.wordpress.com).
Urgensi dari pada motivasi adalah sebagai pendorong, pengerak,
dan sebagai suatu pengarah terhadap tujuan. Lembaga pendidikan, sebagai
wadah tempat berkumpulnya agen-agen perubahan sosial dan segala
perangkatnya, haruslah memiliki prinsip kebersamaan atau kerjasama
yang baik antar lembaga dan anggota serta orang-orang yang
berkepentingan di
dalamnya, tanpa kerjasama yang baik, semua cita-cita yang menjadi tujuan
berdirinya lembaga pendidikan ibarat asap yang terlihat tebal akan tetapi
mudah sirna dengan sendirinya.
Dari uraian diatas kerangka pemikiran dalam judul penelitian ini
dapat digambarkan dalam sebuah diagram sebagai berikut:
MOTIVASI BELAJAR HASIL BELAJAR
Penelitian ini mengidentifikasikan sejauh mana hubungan motivasi
belajar terhadap hasil belajar mahasiswa.
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah pendapat sementara dan pedoman serta arah
dalam penelitian yang disusun berdasarkan pada teori yang terkait, dimana
suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
menguhubungkan dua variabel atau lebih (J. Supranto, 1997).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan
yang positif antara motivasi belajar dengan meningkatnya hasil belajar
pada mahasiswa dengan pendidikan jarak jauh di Provinsi DKI Jakarta”.
Semakin tingginya motivasi belajar, semakin meningkat hasil belajar pada
mahasiswa dengan pendidikan jarak jauh di DKI Jakarta.