bab ii evaluasi hasil pelaksanaan rkpd tahun 2014 dan capaian ...
Transcript of bab ii evaluasi hasil pelaksanaan rkpd tahun 2014 dan capaian ...
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... I.1
1.1. Latar Belakang .................................................................. I.1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ................................................. I.4
1.3. Hubungan RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya............ I.6
1.4. Maksud dan Tujuan ........................................................... I.7
1.5. Sistematika RKPD............................................................... I.8
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN.............. II.1
2.1. Kondisi Umum Daerah ........................................................ II.1
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD
Tahun 2013 dan Realisasi RPJMD......................................... II.29
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah Kab. Lahat.................... II.57
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH ................................................................. III.1
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 ......... III.1
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ....................................... III.5
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH .................. IV.1
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan .................................... IV.1
4.2. Tahapan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat ........ IV.19
4.3. Sinkronisasi RKP 2016 dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan
Dengan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016........................ IV.49
4.4. Prioritas dan sasaran Pembangunan Tahun 2016................... IV.61
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
KABUPATEN LAHAT TAHUN 2015 ............................................... V.1
5.1 Program dan Kegiatan Pendanaan Tahun 2016...................... V.3
5.2 Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2017........................... V.40
5.3 Rencana Program dan Kegiatan Per SKPD.............................. V.54
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 iii
BAB VI RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN LAHAT DALAM DIMENSI
KEWILAYAHAN ........................................................................ VI.1
6.1. Gambaran Kekuatan dan Potensi Wilayah ........................... VI.3
6.2 Gambaran Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan
Wilayah............................................................................. VI.5
6.3 Gambaran Konektifitas Antar Kecamatan di Kabupaten Lahat
........................................................................................ VI.11
6.4 Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah
Kabupaten Lahat Tahun 2015 .............................................. VI.13
6.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten
Lahat.................................................................................. VI.54
BAB VII PENUTUP ................................................................................ VII.1
LAMPIRAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Rata-Rata Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di
Kabupaten Lahat .................................................................. II.3
Tabel 2.2. Ibukota Kecamatan, Tinggi Kota dari Permukaan Laut dan
Jarak Kabupaten ke Ibukota Kecamatan ................................ II.4
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun
2010-2014 ........................................................................... II.6
Tabel 2.4. Jumlah Desa Berlistrik di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan
Tahun 2014 ......................................................................... II.9
Tabel 2.5. Banyaknya Pelanggan PDAM Menurut Jenis Konsumen
Kabupaten Lahat Tahun 2010-2014 ...................................... II.10
Tabel 2.6. Banyaknya Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Lahat Tahun
2011-2014 .......................................................................... II.11
Tabel 2.7. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Menurut
Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Kabupaten Lahat ............ II.13
Tabel 2.8. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan
Utama Kabupaten Lahat Tahun 2010-2013 ............................ II.14
Tabel 2.9. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Umur Tahun 2010-2014 .... II.16
Tabel 2.10. Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Kabupaten Lahat Tahun
2010-2014 .......................................................................... II.17
Tabel 2.11. Indikator Kinerja Kesehatan di Kabupaten Lahat Tahun
2010-2014 .......................................................................... II.18
Tabel 2.12. Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Lahat
Tahun 2010-2014................................................................. II.18
Tabel 2.13. Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Lahat Tahun 2009-2013.. II.20
Tabel 2.14. Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Lahat Tahun 20014 ........ II.21
Tabel 2.15. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat ADHK Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 ....................................... II.22
Tabel 2.16. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat ADHB
Tahun 2010-2014................................................................. II.23
Tabel 2.17. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) ........ II.24
Tabel 2.18. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) ....... II.26
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 v
Tabel 2.19. Laju Inflasi PDRB di Kabupaten Lahat Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2010-2014 ....................................................... II.28
Tabel 2.20. Perbandingan Target dan Realisasi Infrastruktur Jalan
Tahun 2014............................................................................ II.31
Tabel 2.21 Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Dinas PU Bina Marga
Tahun 2014 dengan Realisasi dan Capaian Tahun 2013 ......... II.32
Tabel 2.22 Angka Partisipasi Murni Berumur 7 – 18 Tahun Menurut Jenjang
Pendidikan dan Jenis Kelamin Kab. Lahat Tahun 2014 .............. II.36
Tabel 3.1. Kerangka Ekonomi Makro Kabupaten Lahat.............................. III.2
Tabel 3.2. Perkembangan Ekonomi Makro Kabupaten Lahat 2013-2014..... III.3
Tabel 3.3. Prediksi Ekonomi Makro di Kabupaten Lahat 2013-2014............. III.5
Tabel 3.4. Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat 2011-2015....................... III.11
Tabel 3.5. Hasil Proyeksi APBD Kabupaten Lahat Tahun 2016.................. III.12
Tabel 3.6. Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015-2016 ................ III.21
Tabel 3.7. Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015-2016.......... III.23
Tabel 3.6. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2015-2016................................................................. III.24
Tabel 4.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Misi Pembangunan Kabupaten
Lahat Tahun 2014 – 2018...................................................... IV.8
Tabel 4.2. Sinkronisasi Agenda Nawa Cita, Prioritas Provinsi Sumatera
Selatan Dengan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat........ IV.25
Tabel 4.3. Keterkaitan Masalah daerah dan Isu Penting Dengan Arah
Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 ........... IV.27
Tabel 4.4. Prioritas RPJMD dan Prioritas RKPD 2016................................ IV.38
Tabel 4.5. Sinkronisasi RKP dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan dengan
RKPD Kabupaten Lahat tahun 2016........................................ IV.51
Tabel 4.6. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Meningkatnya Pelayanan Publik yang Cepat dan Tepat ............ IV.61
Tabel 4.6. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Meningkatnya Pelayanan Publik yang Cepat dan Tepat ............ IV.61
Tabel 4.7. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan
Penanggulangan Kemiskinan ................................................. IV.62
Tabel 4.8. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, dan
Pengarusutamaan Gender ..................................................... IV.63
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 vi
Tabel 4.9. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi ..... IV.65
Tabel 4.10. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan
Pariwisata.. .......................................................................... IV.67
Tabel 4.11. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Meningkatnya Produksi, Produktivitas, Nilai Tambah Sektor
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan
Pertambangan...................................................................... IV.69
Tabel 4.12. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis
Sistem Informasi .................................................................. IV.71
Tabel 4.13. Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2016 Prioritas
Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat ...... IV.72
Tabel 5.1.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu RPJMD
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 ..................................... V.3
Tabel 5.1.2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua RPJMD
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 ..................................... V.5
Tabel 5.1.3. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga RPJMD
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 ..................................... V.9
Tabel 5.1.4. Misi dan Prioritas RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018... V.15
Tabel 5.1.5. Prioritas, Arah Kebijakan, Urusan, dan Program Prioritas
Kabupaten Lahat Tahun 2016................................................ V.17
Tabel 5.1.6. Prioritas Pada Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung .. V.36
Tabel 5.2.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu RPJMD
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 ..................................... V.41
Tabel 5.2.2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua RPJMD
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 ..................................... V.43
Tabel 5.2.3. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga RPJMD
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 ..................................... V.47
Tabel 5.2.4. Pagu SKPD Tahun 2016 dan Perkiraan Maju 2017 ................... V.52
Tabel 5.3. Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2016 dan
Prakiraan Maju Tahun 2017................................................... V.55
Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018 ..................................... V.47
Tabel 6.1. Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan di Kabupaten Lahat. VI.5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 vii
Tabel 6.2. Prioritas Pembangunan dan Prioritas Lokasi Rencana
Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014 .......................... VI.53
Tabel 6.3. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2014 ......................................................................... VI.55
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Luas dan Jumlah Desa di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan
Tahun 2013 ........................................................................... II.1
Gambar 2.2. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Lahat ............................. II.2
Gambar 2.3. Penduduk di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun
2010-2014.............................................................................. II.7
Gambar 2.4. Persentase Kemiskinan Kabupaten Lahat di Tingkat Provinsi
Sumatera selatan Tahun 2013 ................................................. II.11
Gambar 4.1. Tahapan Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018 ...... IV.19
Gambar 4.2. Pola Pikir Perencanaan Pembangunan Tahun 2016 ................... IV.26
Gambar 6.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2011-2014 . VI.2
Gambar 6.2. Kerangka Logis Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan........ VI.3
Gambar 6.3. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat ADHB Menurut
Lapangan Usaha Dengan Migas Tahun 2014 ............................. VI.4
Gambar 6.4. Struktur Konektifitas antar kecamatan di Kabupaten Lahat ........ VI.11
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan
Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) serta mengacu pada RKPD Provinsi dan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Nasional. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan tahapan
sistem perencanaan pembangunan daerah yang dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ditujukan sebagai upaya
mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara
Perencanaan Pembangunan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah di ketentuan Bab IV pasal 29 sampai dengan pasal 33 dinyatakan bahwa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan
tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) yang terdiri dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan
Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja
Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Perencanaan dan penganggaran adalah dua hal penting dari proses penentuan
kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, karena output
dari perencanaan adalah penganggaran. Sehubungan dengan kebijakan pembangunan
daerah, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat pada tingkat pusat maupun daerah. Seluruh aspirasi
yang disampaikan dimuat dalam suatu kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang), yang akan menghasilkan dokumen kebijakan pembangunan, seperti
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.2
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 merupakan
tahun Kedua dari RPJMD Kabupaten Lahat 2014 - 2018. Dalam penyusunan RKPD Tahun
2016 memperhitungkan pelaksanaan kinerja pembangunan daerah tahun 2014 dan
pelaksanaan RKPD tahun 2015, serta memperhatikan tujuan dan sasaran yang harus
dicapai dalam RPJMD Kabupaten Lahat tahap ke 3 (tiga) dari RPJPD Kabupaten Lahat tahun
2005-2025.
Kegiatan RKPD Kabupaten Lahat tahun 2016 diawali dengan penjaringan aspirasi
masyarakat dari level yang terbawah sebagai bentuk perencanaan, yang dimulai dari forum
Musyarawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Desa/Kelurahan dan kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan yang lebih bersifat penjaringan usulan program kegiatan
pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Kecamatan. Hasil pembahasan yang
telah disusun pada Forum Musrenbang Kecamatan tersebut dibawa kepada Forum Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Forum SKPD) untuk disinkronisasikan dengan program kegiatan
yang berasal dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang hasilnya merupakan usulan
dari hasil perencanaan yang sudah bersifat terpadu, mencakup seluruh bidang kewenangan
dan fungsi program kegiatan pembangunan dari Pemerintah Daerah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
diprioritaskan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat.
Meningkatkan efektivitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Meningkatkan
mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, pengarusutamaan gender. Mengembangkan usaha
mikro kecil menengah dan koperasi ( UMKMK ). Pembangunan infrastruktur pendukung
pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.
Meningkatkan produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan,
perikanan, dan perkebunan. Membangun perencanaan dan penganggaran berbasis sistem
informasi. Serta terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat.
Prioritas – prioritas tersebut bertujuan untuk peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat. Tujuan tersebut akan tercapai jika telah
tersedia infrastrukur serta pelayan publik yang baik. Pelayanan publik yang cepat dan tepat
merupakan kunci keberhasilan dari reformasi administrasi negara dan tolak ukur
keberhasilan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga akan
menciptakan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dimana kepercayaan
merupakan modal bagi kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan dan pengarusutamaan gender akan
menghasilkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas serta berkeadilan dalam
pembangunan. Pengembangan usaha mikro kecil menengah dan koperasi ( UMKMK ) akan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.3
menciptakan lapangan usaha bagi masyarakat sebagai salah satu cara pemerintah dalam
menangulangai kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran. Pembangunan
infrastruktur pendukung dibidang pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan serta
pariwisata bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta nilai tambah bagi masyarakat
dan daerah pada sektor – sektor tersebut. Sedangkan perencanaan dan penganggaran
berbasis sistem informasi akan memperlancar pelayanan pada masyarakat sehingga akan
tercipta pelayanan publik yang cepat dan tepat. Penciptaan penataan ruang yang baik akan
berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan
penduduk, serta mencegah terjadinya pemanfaatan ruang yang berlebihan yang berdampak
pada kerusakan lingkungan. Prioritas – prioritas tersebut ditujukan untuk peningkatan
pembangunan infrastruktur serta pengembangan sektor perekonomian yang akhirnya akan
meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk meningkatkan sinergisitas antara RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 dengan
RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dan RKP Nasional Tahun 2016, maka pada
penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 wajib mengacu kepada RKPD Provinsi
Tahun 2016 dan RKP Nasional Tahun 2016. Oleh sebab itu, RKPD Kabupaten Lahat Tahun
2016 memuat kebijakan prioritas pembangunan dan program yang memiliki keterkaitan
dengan kebijakan prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Selatan dan Nasional.
Diharapkan dengan adanya sinergitas prioritas pembangunan dapat meningkatkan sumber
pendanaan program dan kegiatan prioritas pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 dari
APBD Provinsi Sumatera Selatan dan APBN.
Tema RKP Tahun 2016 yaitu "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk
Meletakan Pondasi Pembangunan yang Berkualitas", sedangkan Tema Rencana Kerja
Pemerintah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 adalah "Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Strategis", dengan memperhatikan realisasi pembangunan pada
tahun 2015 dan perkiraan capaian tahun 2016, serta permasalahan dan tantangan yang
akan dihadapi tahun 2016 maka tema pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 adalah :
" Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Sektor
Perekonomian ".
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016 ini akan menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan oleh seluruh satuan kerja perangkat daerah
Kabupaten Lahat yang tertuang dalam rencana kerja, program dan indikasi kegiatan yang
bersifat terukur dan berorientasi pada pendekatan tugas pokok dan fungsi SKPD, yang
akan dimasukan ke dalam Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun 2016, Prioritas
Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2016 dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2016.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.4
Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 juga memperhatikan
kebijakan Pemerintah yang dituangkan dalam Rancangan RKPD Tahun 2016, langkah yang
dilakukan adalah penajaman seluruh program dan kegiatan yang dilakukan pada tahun 2016
untuk mendukung keterkaitan (konektivitas) pembangunan antar kecamatan di wilayah
Kabupaten Lahat. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa perekonomian kabupaten
merupakan totalitas dari perekonomian kecamatan/desa/kelurahan. Oleh sebab itu, RKPD
Kabupaten Lahat Tahun 2016 memasukkan pembangunan prioritas kebijakan dan program
untuk setiap kecamatan secara lebih baik, terukur dan komprehensif. Dengan pemahaman
keterkaitan ekonomi antardaerah secara lebih baik, penentuan alokasi dan lokasi program
dan kegiatan investasi secara bertahap akan menjadi lebih akurat dalam mendukung
peningkatan produktivitas dan daya saing daerah.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum Penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016, sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan
Kota Praja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 73; Tambahan Lembaran Negara Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4287);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4844) tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.5
7. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679 )
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4815);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4817);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.6
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
RKPD Tahun 2015;
21. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 17 Seri E);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2013 – 2018;
1.3 Hubungan RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya
Hubungan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 dengan dokumen perencanaan
lainnya adalah sebagai berikut :
a. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Dokumen RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 adalah bahan masukan untuk penyusunan
RKP Tahun 2016 terutama menyangkut tujuan dan sasaran pembangunan, prioritas
program dan kegiatan, serta kerangka pendanaan melalui mekanisme Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas). Keterkaitan RKPD Tahun 2016
dan RKP Tahun 2016 juga menyangkut sinergi dan sinkronisasi kebijakan Pemerintah
Daerah Kabupaten Lahat dan kebijakan pemerintah dalam mendukung arah kebijakan
RKP Tahun 2016.
b. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen RPJMD Kabupaten Lahat
Dokumen RKPD Kabupaten Lahat merupakan penjabaran yang lebih nyata dari
pelaksanaan dokumen RPJMD Kabupaten Lahat. RKPD Tahun 2016 memperhatikan
pencapaian kinerja pembangunan tahun 2012, tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015
agar sejalan dengan perwujudan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang
tercantum dalam RPJMD Kabupaten Lahat.
c. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen RENJA SKPD
RKPD merupakan pedoman dalam Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) SKPD yang
memuat kebijakan program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi setiap
SKPD yang dikoordinasikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
(Musrenbangda).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.7
d. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen KUA PPAS
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2015 merupakan
dasar dalam penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan rancangan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud Penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 adalah memberikan
pedoman dan arah pembangunan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Kabupaten Lahat Tahun 2016 dalam mendukung terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan Kabupaten Lahat.
Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 sebagai berikut:
a. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Lahat dalam program dan
kegiatan pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan pada tahun
2016;
b. Memberikan acuan bagi DPRD Kabupaten Lahat, seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah, Pemerintah Kecamatan, dan Pemerintah Desa/Kelurahan di Kabupaten Lahat
dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahun 2016 yang akan didanai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN;
c. Menjadi pedoman dalam Penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA),
Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lahat Tahun 2016;
d. Memperkuat koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik antar
SKPD, antar Pemerintah Kecamatan dengan Pemerintah Kabupaten Lahat dan antara
Pemerintah Kabupaten Lahat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan
Pemerintah Pusat;
e. Merupakan tolak ukur untuk menilai dan mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lahat;
f. Menciptakan iklim pemerintahan yang partisipatif, responsif, dan kondusif dalam
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;
g. Merupakan acuan dalam pengembangan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah
Kabupaten Lahat, pihak swasta dan masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.8
1.5 Sistematika RKPD
Sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat tentang (1) Latar Belakang, (2) Dasar Hukum Penyusunan, (3) Hubungan
RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, (4) Maksud dan Tujuan, dan (5) Sistematika
RKPD.
Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan
Bab ini memuat tentang (1) Kondisi Umum Daerah Kabupaten Lahat, (2) Evaluasi
Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2015 dan Realisasi RPJMD, (3)
Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat.
Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah
Bab ini memuat tentang rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka keuangan
yang mencakup kondisi ekonomi daerah Kabupaten Lahat tahun 2015, perkiraan tahun
2016, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2016.
Bab IV Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016
Bab ini menguraikan (1) Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah, (2) Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Daerah.
Bab V Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah Kabupaten Lahat Tahun
2016
Bab ini memuat rincian program dan kegiatan pokok SKPD tahun rencana dengan indikator
kinerja yaitu capaian program, keluaran kegiatan, hasil kegiatan disertai pagu indikatifnya.
Bab VI Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Dalam Dimensi
Kewilayahan
Bab ini memuat arah kebijakan, strategi pembangunan wilayah dan prioritas pembangunan
kecamatan dalam Kabupaten Lahat.
Bab VII Penutup
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 I.9
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2.1 Kondisi Umum Daerah
2.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi
Kabupaten Lahat yang dikenal dengan sebutan Bumi Seganti Setungguan secara
geografis terletak antara 3,25º - 4,15º Lintang Selatan dan 102,37º - 103,45º Bujur Timur.
Secara administratif wilayah Kabupaten Lahat memiliki luas wilayah 436.183 Ha atau
4.361,83 Km2 yang terbagi kedalam 22 wilayah kecamatan, 360 desa berstatus Definitif dan
17 kelurahan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut :
∑ Sebelah Utara : dengan Kabupaten Muara Enim dan Musi Rawas
∑ Sebelah Selatan : dengan Kota Pagar Alam dan Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi
Bengkulu
∑ Sebelah Timur : dengan Kabupaten Muara Enim
∑ Sebelah Barat : dengan Kabupaten Empat Lawang.
Gambar 2.1
Luas Kecamatan dan Jumlah Desa di Kabupaten LahatTahun 2014
0
271.00229.59
165.59171.84
82.72
164.66
105.5187.01
167.52146.11
55.2337.50
272.00
564.45
124.80
265.60238.47249.61
269.29232.64
260.55
200.14
018 14 22 26 14 14 20 9 21 20 10 7 19 18
16 36 19 11 15 14 13 9
0
100
200
300
400
500
600
Luas (Km²) Jumlah Desa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 2
Peta administrasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 3
2.1.2 Klimatologi
Sebagai daerah yang beriklim tropis, Kabupaten Lahat mempunyai 2 musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara maksimum di Kabupaten Lahat rata-rata
30,47°C dan suhu minimum yaitu rata-rata 22,16 °C. Sedangkan untuk rata-rata jumlah hari
hujan dan curah hujan setiap bulan di Kabupaten Lahat adalah 11,91 hari dan 221,70 mm.
Kelembaban udara rata-rata sebesar 78,50% dengan rata-rata kecepatan angin 4,66
km/jam. Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai dengan September
setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan Oktober sampai April.
Penyimpangan musim biasanya berlangsung lima tahun sekali, berupa musim kemarau yang
lebih panjang dari musim penghujan dengan suhu udara bervariasi minimum 21,37 ºC
sampai dengan 32,29 ºC bermuara ke arah timur.
Tabel 2.1
Rata-Rata Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan Di Kabupaten Lahat Tahun 2014
No Bulan Jumlah Hujan (hari) Curah Hujan (mm)
1 Januari 22,43 425,142 Februari 13,95 273,863 Maret 17,19 335,104 April 13,95 320,815 Mei 14,05 229,146 Juni 9,29 162,577 Juli 8,67 126,438 Agustus 10,29 192,249 September 3,76 105,9510 Oktober 15,22 143,7811 November 20,05 378,5512 Desember 16,05 308,72
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
2.1.3 Topografi dan Kemiringan Lereng
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Lahat tergolong dataran tinggi, yang termasuk
pada alur Bukit Barisan dengan puncaknya yang tertinggi yaitu Bukit Serelo dengan
ketinggian lebih kurang 600 meter. Daerah dataran tinggi meliputi daerah-daerah
Kecamatan Kota Agung, Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu, Jarai dan sebagian
Kecamatan Merapi Barat dan Kecamatan Merapi Timur.
Daerah dataran rendah meliputi daerah Kecamatan Lahat, Merapi Barat, dan Merapi
Timur. Wilayah Kabupaten Lahat memiliki ketinggian tanah bervariasi mulai dari 25 meter
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 4
hingga 1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Untuk lebih jelasnya ketinggian wilayah
Kabupaten Lahat dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2Ibu Kota Kecamatan, Tinggi Kota Dari Permukaan Laut,
Dan Jarak Dari Kota Lahat Ke Ibu Kota Kecamatan Di Kabupaten Lahat
No Kecamatan Ibu Kota Ketinggian (m)
JarakMelalui Darat
(Km)1. Tanjung Sakti Pumi Pajar Bulan 500 – 1000 106,00
2. Tanjung Sakti Pumu Simpang III Pumu 500 – 1000 112,00
3. Kota Agung Kota Agung 500 – 1000 44,004. Mulak Ulu Muara Tiga 100 – 1000 57,005. Tanjung Tebat Tanjung Tebat 100 – 1000 30,006. Pulau Pinang Jati 100 - 500 7,007. Pagar Gunung Karang Agung 100 – 500 24.708. Gumay Ulu Tinggi Hari 100 – 500 22,009. Jarai Jarai 500 - 1000 76,00
10. Pajar Bulan Sumur 500 - 1000 69,00
11. Muara PayangLawang Agung
Lama 500 - 1000 85,00
12. Kikim Barat Saung Naga 100 – 500 40,0013. Kikim Timur Bungamas 100 – 500 29,0014. Kikim Selatan Pagar Jati 100 – 500 45,0015. Kikim Tengah Tanjung Aur 100 – 500 43,0016. Lahat Lahat 25 - 100 0,0017. Pseksu Lubuk Mabar 100 – 500 39,1018. Gumay Talang Sukarame 100 – 500 11,6019. Merapi Barat Merapi 25 - 100 24,4020. Merapi Timur Lebuay Bandung 25 - 100 42,9021. Merapi Selatan Sukamerindu 100 – 500 46,0022. SukaMerindu Sukamerindu 100 – 500 64,00
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
2.1.4 Hidrologi
Sumber daya air di wilayah Kabupaten Lahat berasal dari air permukaan tanah dan
air tanah. Air permukaan tanah adalah sumber air yang berada di atas permukaan tanah
yang memenuhi persyaratan layak untuk dikonsumsi. Adapun jenis air permukaan di
Kabupaten Lahat adalah sungai, danau, dan tadah hujan.
Kabupaten Lahat merupakan daerah yang dialiri banyak sungai, baik sungai besar
maupun sungai kecil yaitu (lima) sungai besar dengan anak sungainya berjumlah 343
sungai. Sungai – sungai besar tersebut antara lain Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 5
Kikim, Sungai Lintang dan Sungai Endikat, Sungai Selangis, Sungai Mana. Sumber air tanah
dipergunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari, irigasi ataupun industri, apabila
persyaratan kualitas dan debitnya memenuhi kebutuhan. Air tanah sangat jarang dijumpai
sebagai sumber mata air dan kalaupun ada debitnya tidak terlalu besar, sehingga sebagian
masyarakat masih banyak yang memanfaatkan sumber-sumber air permukaan seperti
sungai dan air hujan sedangkan yang memanfaatkan air bor dan sumur gali penggunaannya
masih relatif sedikit.
Ketergantungan masyarakat yang tinggal sepanjang pinggiran sungai sangat besar
terhadap keberadaan sungai tersebut dalam memenuhi kebutuhan air untuk aktivitas sehari-
hari. Sebagian masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih untuk
dijadikan air minum. Pada saat musim kemarau, jumlah masyarakat yang memanfaatkan air
sungai menjadi meningkat, untuk keperluan sehari-hari seperti untuk mandi, mencuci dan
keperluan rumah tangga lainnya.
2.1.5 Kependudukan
Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Lahat mencapai 389.034 jiwa, terdiri
dari 198.534 jiwa penduduk laki-laki dan 190.500 jiwa penduduk perempuan. Penduduk
yang besar merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian, terutama
menyangkut penyediaan pelayanan dasar, perumahan, permukiman, penyediaan prasarana,
dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Jika dibandingkan pada tahun 2010, jumlah penduduk tahun 2014 meningkat
sebesar 5,14 % yaitu dari 369.974 jiwa menjadi 389.034 jiwa. Pada tahun 2010, jumlah
penduduk Kabupaten Lahat sebesar 369.974 jiwa menjadi sebesar 376.656 jiwa pada tahun
2011. Kemudian di tahun 2012 sebesar 380.100 jiwa, dan ditahun 2013 meningkat menjadi
384.600 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk merupakan salah satu hal yang harus
diperhatikan, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar, perumahan dan
permukiman, penyediaan prasarana dan penyediaan lapangan pekerjaan dalam kaitannya
dengan usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 6
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2010 s.d Tahun 2014
No Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Tanjung Sakti Pumi 15.032 15.343 15.443 15.626 15.805
2 Tanjung Sakti Pumu 13.252 13.523 13.615 13.776 13.933
3 Kota Agung 12.001 12.218 12.330 12.476 12.618
4 Mulak Ulu 16.539 16.846 16.992 17.192 17.389
5 Tanjung Tebat 7.734 7.877 7.946 8.039 8.132
6 Pulau Pinang 10.994 11.214 11.295 11.429 11.560
7 Pagar Gunung 11.568 11.736 11.885 12.026 12.163
8 Gumay Ulu 4.993 5.086 5.129 5.191 5.250
9 Jarai 19.231 19.612 19.757 19.991 20.220
10 Pajar Bulan 18.938 19.285 12.956 13.110 13.259
11 Muara Payang 8.340 8.508 8.568 8.970 8.768
12 Kikim Barat 14.699 14.971 15.102 15.280 15.455
13 Kikim Timur 26.014 26.437 26.726 27.043 27.351
14 Kikim Selatan 14.813 15.135 15.218 15.398 15.575
15 Kikim Tengah 8.193 8.344 8.417 8.516 8.614
16 Lahat 102.356 104.101 105.158 106.403 107.654
17 Pseksu 9.804 9.966 10.072 10.192 10.308
18 Gumay Talang 7.949 8.087 8.166 8.263 8.358
19 Merapi Barat 19.783 20.137 20.325 20.565 20.801
20 Merapi Timur 20.413 20.772 20.971 21.220 21.463
21 Merapi Selatan 7.328 7.458 7.529 7.617 7.705
22 Sukamerindu - - 6.500 6.577 6.653
Jumlah / Total 369.974 376.656 380.100 384.600 389.034
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Pada tabel 2.3 terlihat jumlah penduduk terbesar saat ini berada pada Ibukota
Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat dan posisi kedua jumlah penduduk di Kecamatan
Kikim Timur, sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling sedikit berada pada Kecamatan
Gumay Ulu.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 7
Gambar 2.3
Penduduk di Kabupaten LahatMenurut Kecamatan Tahun 2010-2014
2.1.6 Perdagangan, Koperasi dan UKM
Sektor perdagangan mempunyai peran penting dalam perekonomian Kabupaten
Lahat. Sumbangan sektor perdagangan terus meningkat dengan komoditi ekspor utama
kopi, karet, kelapa sawit, dan pertambangan. Sarana perdagangan yang ada di Kabupaten
Lahat diantaranya adalah pasar yang terdiri dari pasar kalangan, pasar inpres dan pasar
swadaya. Sedangkan sarana perdagangan dan jasa yang ada di Kabupaten Lahat berupa
pertokoan, pasar lokal, pasar kecamatan, perbelanjaan kabupaten, kawasan perbengkelan,
dan penginapan/hotel. Jumlah sarana perdagangan di Kabupaten Lahat dilihat dari jenisnya
pada tahun 2014 adalah berjumlah 1.395 jenis. Jenis sarana rumah makan/ restoran
merupakan jenis sarana perdagangan dengan persentase tertinggi yaitu 37,71 persen atau
sebanyak 526 buah. Sedangkan fasilitas pasar terdiri dari 9 pasar umum dan 80 pasar desa.
Jumlah pedagang di Kabupaten Lahat didominasi oleh pedagang kecil dan menengah, yaitu
sebanyak 203 pedagang kecil dan 121 pedagang menengah serta 36 pedagang besar,
dengan 180 toko, 260 kios, dan 340 warung.
Perkembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah menjadi bagian penting
dari pengembangan ekonomi Kabupaten Lahat. Pertumbuhan perkoperasian tumbuh
berkembang namun relatif lambat. Jumlah koperasi di Kabupaten Lahat pada tahun 2014
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
2010
2011
2012
2013
2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 8
tercatat sebanyak 240 buah yang tersebar hampir di setiap kecamatan di seluruh Kabupaten
Lahat, dengan rincian 51 KUD, 47 KPN, 19 KOPKAR, 1 KOPPAS, 28 KOP-WAN, 212 Koperasi
lainnya. Sampai saat ini peran UKM masih belum optimal sebagai pilar perekonomian
daerah. Adapun faktor penghambat di dalam pengembangan UKM tersebut antara lain
adalah masih terbatasnya akses koperasi dan UKM terhadap sumber daya produktif
terutama permodalan, dan lemahnya kualitas SDM pelaku usaha, dan terbatasnya
penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar.
2.1.7 Transportasi
Kabupaten Lahat secara berkala membangun infrastruktur ataupun memperbaiki
infrastruktur yang telah ada untuk mencapai tujuan pemerataan pembangunan bagi seluruh
masyarakat. Transportasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang memberikan
kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan Kabupaten Lahat, terutama dari sub
sektor angkutan jalan raya. Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting
untuk memperlancar kegiatan perekonomian penduduk di Kabupaten Lahat. Dengan makin
meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan
untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dari satu
daerah ke daerah lain. Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Lahat pada tahun 2014
mencapai 1.616,73 km. Panjang jalan yang berada dibawah wewenang negara sepanjang
235,17 km, di bawah wewenaang pemerintah provinsi 83,91 km, dan selebihnya 1.297,65
km di bawah wewenang pemerintah kabupaten. Dari seluruh panjang jalan yang berada
dibawah wewenang pemerintah Kabupaten Lahat, sepanjang 677,42 km berupa jalan aspal,
sepanjang 367,93 km jalan kerikil, dan sisanya 202,30 km berupa jalan tanah.
2.1.8 Perumahan, Pemukiman, Listrik dan Air Bersih
Perkembangan sektor listrik, gas, dan air bersih erat kaitannya dengan kebijakan-
kebijakan pemerintah, oleh karena itu pemerintah selalu berusaha agar ketersediaannya
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 2013 jumlah pelanggan listrik
sebanyak 105.970 pelanggan, meningkat 63,62 persen dari tahun sebelumnya di tahun
2012 sebanyak 64.766 pelanggan. Jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan pada
tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2009 sebanyak 50.014 pelanggan, pada tahun
2010 sebanyak 53.633 pelanggan, tahun 2011 sebanyak 60.503 pelanggan. Peningkatan
pemenuhan kebutuhan listrik di Kabupaten Lahat dilakukan dengan perbaikan dan
pembenahan sarana dan prasarana listrik yang memadai, pembangunan jaringan listrik
sampai kepelosok pedesaan, serta membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 9
energi alternatif (seperti PLTS dan PLTMH) untuk daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau
dengan jaringan listrik PLN.
Tabel 2.4
Jumlah Desa Berlistrik di Kabupaten Lahat Menurut Kecamatan Tahun 2014
No KecamatanJumlah Desa
BerlistrikJumlah Desa
Belum BerlistrikRasio Desa Berlistrik
1 Tanjung Sakti Pumi 18 - 100 %2 Tanjung Sakti Pumu 14 - 100 %3 Kota Agung 22 - 100 %4 Mulak Ulu 26 - 100 %5 Tanjung Tebat 14 - 100 %6 Pulau Pinang 14 - 100 %7 Pagar Gunung 20 - 100 %8 Gumay Ulu 10 - 100 %9 Jarai 21 - 100 %10 Pajar Bulan 20 - 100 %11 Muara Payang 7 - 100 %12 Kikim Barat 17 2 89,47 %
13 Kikim Timur 32 - 100 %14 Kikim Selatan 18 - 100 %15 Kikim Tengah 9 - 100 %16 Lahat 19 - 100 %17 Pseksu 11 - 100 %18 Gumay Talang 15 - 100 %19 Merapi Barat 19 - 100 %20 Merapi Timur 13 - 100 %21 Merapi Selatan 9 - 100 %22 Sukamerindu 10 - 100 %
Jumlah / Total 358 2 99,44 %
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat Tahun 2014
Pada sektor pelayanan air bersih, Pemerintah Kabupaten Lahat melalui PDAM terus
berusaha untuk meningkatkan penyediaan air minum. Penyediaan air minum disalurkan ke
seluruh konsumen, diantaranya sosial (umum; khusus), non niaga (rumah tangga; instansi
pemerintah), niaga (kecil; besar) dan khusus (pelabuhan; lainnya). Pada tahun 2014,
banyaknya pelanggan PDAM menurut jenis konsumen di Kabupaten Lahat mencapai 3.974
pelanggan. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan pada tahun-tahun pada tahun
2010 sebesar 3.777 pelanggan, tahun 2011 sebesar 3.680 pelanggan dan tahun 2012
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 10
mencapai 3.802 pelanggan, dan menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar sebesar
4.027 pelanggan.
Tabel 2.5
Banyaknya Pelanggan PDAM Menurut Jenis KonsumenKabupaten Lahat Tahun 2010-2014
Sumber : PDAM Kabupaten Lahat Tahun 2014
2.1.9 Kemiskinan
Banyaknya Keluarga sangat miskin yang mendapat pelayanan/ bantuan program
keluarga harapan periode tahun 2011-2014 cenderung belum menunjukkan penurunan yang
berarti bahkan mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah rumah tangga sangat
miskin yang menerima bantuan program keluarga harapan tercatat sebesar 1.750 rumah
tangga, pada tahun 2012 meningkat menjadi 5237 rumah tangga, kemudian di tahun 2013
menurun menjadi 4.886 rumah tangga. Kemudian di tahun 2014 meningkat menjadi 5.724
rumah tangga.
Pemerintah Kabupaten Lahat terus berupaya mengatasi permasalah kemiskinan yang
ada sejalan dengan salah satu target utama MDGs yaitu menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan, dengan target MDGs nasional pada tahun 2015 sebesar 7,55%.
Jenis Konsumen Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun2013 Tahun
2014
Sosialß Umumß Khusus
46-
42-
44-
4040
78-
Non Niagaß Rumah Tanggaß Instansi
Pemerintah
3.287153
3.218142
3.328141
3.560108
3.493103
Niagaß Kecilß Besar
25826
24823
25626
25250
26233
Industriß Kecil 2 2 2 2 1Khususß Pelabuhanß Lainnya -
5-5
-5
-5
-4
Jumlah 3.777 3.680 3.8 4.027 3.974
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 11
Tabel 2.6
Banyaknya Rumah Tangga Miskin Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan Di Kabupaten Lahat
Tahun 2011 s.d Tahun 2014
Tahun Rumah Tangga Miskin Penduduk
2011 1.750 376.656
2012 5.237 380.100
2013 4.886 384.600
2014 5.724 389.000
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Tahun 2011-2014
Gambar 2.4
Persentase Kemiskinan Kabupaten LahatDi Tingkat Provinsi Sumsel Tahun 2013
Sedangkan angka tingkat kemiskinan Kabupaten Lahat periode 2009-2013
menunjukkan angka yang berfluktuatif, tercatat angka tingkat kemiskinan pada tahun 2009
sebesar 71.325 atau sebesar 20,98% menurun menjadi sebesar 70.518 atau 19,03% pada
tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011 angka tingkat kemiskinan sebesar 67.700 atau
17,92% , kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi 66.600 atau sebesar 17,46%. Pada
tahun 2013 angka tingkat kemiskinan di Kabupaten Lahat kembali meningkat sebesar
71.800 atau 18,61%.
02468
101214161820
persentasekemiskinanKab/Kota di PropinsiSumatera - SelatanTahun 2013
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 12
Dilihat dari grafik persentase kemiskinan Kabupaten Lahat ditingkat Provinsi
Sumatera – Selatan Pada tahun 2013 Kabupaten Lahat menduduki peringkat pertama
sebagai kabupaten dengan penduduk miskin terbesar disusul Kabupaten Musi Banyuasin
dan Kabupaten Musi Rawas. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten Lahat
agar sungguh–sungguh bekerja untuk kesejahteraan masyarakatnya sehingga angka
kemiskinan di kabupaten lahat dapat menurun sampai dibawah standar persentase angka
kemiskinan yang di tetapkan Provinsi Sumatera – Selatan sebesar 14,06% serta standar
Persentase nasional sebesar 11,47%.
2.1.10 Ketenagakerjaan
Persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan dalam kurun waktu
lima tahun terakhir menunjukkan masih mendominasi pada sektor primer. Gambaran ini
menunjukkan bahwa masih dominannyga sektor pertanian dalam menyediakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat di Kabupaten Lahat, namun telah terjadi pergeseran lapangan
pekerjaan penduduk secara perlahan ke sektor sekunder walaupun dalam jumlah yang
relatif kecil.
Pada tahun 2014 jumlah angkatan kerja di Kabupaten Lahat sebesar 195.769 orang
terdiri dari 118.313 laki-laki dan 77.456 perempuan. Dari sejumlah angkatan kerja tersebut,
diantaranya 184.770 orang jenis kegiatan utamanya adalah bekerja dan 10.999 orang
lainnya adalah menganggur. Sedangkan penduduk usia kerja yang tidak termasuk angkatan
kerja adalah sebesar 81.304 orang yang sebagian besar mempunyai kegiatan mengurus
rumah tangga dan di dominasi oleh kaum perempuan. Dilihat karakteristiknya, angkatan
kerja di Kabupaten Lahat sebagian besar berusia 15 tahun keatas yang menunjukkan
sebagai angkatan kerja muda. Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Lahat tahun
2014 relatif sama jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Sebagian besar penduduk usia angkatan kerja memilih bekerja pada sektor
perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yaitu sebanyak 19.587 orang, Sektor jasa
kemasyarakatan, sosial, dan perorangan sebanyak 21.748 orang, dan lainnya sebanyak
19.136 orang. Sektor yang paling dominan adalah pada sektor pertanian, perkebunan,
kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu sebanyak 117.709 orang. Sedangkan sektor yang
paling minim adalah sektor industri sebanyak 3.498 orang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 13
Tabel 2.7
Penduduk Berumur 15 tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Pekerjaan Utama di Kabupaten Lahat
Lapangan Usaha2013 2014
Pekerja( Orang )
Persentase( % )
Pekerja( Orang )
Persentase( % )
1 2 3 4 5
Pertanian 119.962 65.13 117.709 63,71
Pertambangan 4.160 2.26
Industri 3.860 2.10 3.498 1,89
Listrik 149 0.08
Bangunan 5.912 3.21
Perdagangan 21.906 11.89 22.679 12,27
Angkutan, Komunikasi
6.220 3.38
Keuangan 1.232 0.67
Jasa 20.777 11.28 21.748 11.77
Lainnya 19.136 10,36
Kabupaten Lahat 184.178 100 184.770 100
Sumber : Kabupaten Lahat Dalam Angka 2014 dan Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 14
Tabel 2.8Penduduk Berumur 15 tahun keatas menurut Jenis Kegiatan Utama
Kabupaten Lahat Tahun 2010 – 2013
Jenis Kegiatan Utama 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
Angkatan Kerja
1. Bekerja
2. Pengangguran
Bukan Angkatan Kerja
(sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya)
188.962
184.233
4.729
70.343
191.040
182.115
8.925
74.318
197.019
188.232
8.787
71.685
191.367
184.178
7.189
78.510
195.769
184.770
10.999
81.304
Jumlah 259.305 265.358 268.704 269.877 277.073
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 72,87 71,99 73.32 70.91 70,66
Tingkat Pengangguran 2,50 4,67 4.46 3.76 5,62
Tingkat Kesempatan Kerja 95.54 96.24 94,38
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015.
Pada tahun 2014 jumlah pencari kerja yang terdaftar, telah ditempatkan dan yang
belum ditempatkan di Kabupeten Lahat menurut jenjang pendidikan dan jenis kelamin yang
terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lahat berjumlah 253 orang
dengan rincian 80 orang berpendidikan sarjana, 31 orang sarjana muda, 138 orang lulusan
SMU, tiga orang SMP dan satu. Dari jumlah tersebut yang telah ditempatkan sebanyak 28
orang lulusan sarjana, 15 orang sarjana muda, 114 orang SMU. Sedangkan yang belum
ditempatkan 52 orang lulusan sarjana, 16 orang sarjana muda, 24 orang SMU, tiga orang
SMP, dan 1 orang SD. Dari data tersebut terlihat bahwa lowongan kerja yang tersedia
dengan tingkat pendidikan ˃ SLTA paling dominan dalam menyediakan lowongan pekerjaan
dibanding tingkat SD atau pun SLTP. Permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi saat ini
menyangkut kualitas sumber daya manusia yang secara umum masih relatif rendah dan
distribusi penduduk yang tidak merata serta kurangnya lapangan kerja yang tersedia. Selain
itu masih banyak jumlah angkatan kerja yang belum terserap ke sektor sektor ekonomi yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 15
ada di Kabupaten Lahat. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dalam upaya
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan menyediakan lapangan kerja.
Pemerintah Kabupaten Lahat terus berusaha menekan jumlah pengangguran melalui
kebijakan untuk meningkatkan sumberdaya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk
bekal wirausaha dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Beberapa program/kegiatan
yang dilaksanakan dimaksudkan untuk lebih memperluas kesempatan kerja dan pengisian
lapangan kerja yang tersedia antara lain meningkatkan kualitas ketrampilan dan
produktivitas tenaga kerja yang berorientasi pada pasar kerja, mengadakan kerjasama
dengan pengguna TKI, perluasan lapangan kerja produktif melalui penerapan teknologi
padat karya dan tepat guna.
2.1.11 Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan diarahkan pada perluasan dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri serta
relevansi dengan kebutuhan pasar kerja. Indikator yang dijadikan acuan dalam bidang
pendidikan adalah penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan
yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah pada
umur tertentu yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah (APS). Meningkatnya
angka partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan,
utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) mempunyai keunggulan dapat mencerminkan
partisipasi/akses pendidikan sesuai kelompok usia sekolah sehingga jelas menggambarkan
seberapa besar penduduk yang sedang menikmati pendidikan. Tetapi kelemahannya, Angka
Partisipasi Sekolah (APS) tidak dapat melihat di jenjang apa seseorang tersebut
bersekolah/menikmati pendidikan.
Dilihat dari golongan usia 7-12 tahun angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten
Lahat pada tahun 2013 sebesar 98,77 persen yang artinya terdapat sebanyak 98 penduduk
yang bersekolah pada usia 7-12 tahun dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12
tahun tersebut. Angka partisipasi sekolah (APS) untuk golongan usia 13-15 tahun sebesar
93,03 persen yang artinya terdapat 93 penduduk yang bersekolah pada usia 13-15 tahun
dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia 13-15 tahun. Selanjutnya, angka partisipasi
sekolah (APS) untuk golongan usia 16-18 tahun sebesar 64,04 persen yang artinya pada
tahun tersebut terdapat 64 penduduk yang bersekolah pada usia 16-18 tahun dari 100
penduduk yang bersekolah pada usia tersebut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 16
Jika dibandingkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tahun 2014 cenderung
mengalami peningkatan yang sangat baik. Dilihat dari golongan usia 7-12 tahun angka
partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Lahat pada tahun 2014 sebesar 99,67 persen yang
artinya terdapat sebanyak 99 atau 100 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12 tahun
dari 100 penduduk yang bersekolah pada usia 7-12 tahun. Selanjutnya, angka partisipasi
sekolah (APS) untuk golongan usia 13-15 tahun sebesar 100,00 persen atau terdapat 100
penduduk yang bersekolah pada usia 13-15 tahun dari 100 penduduk yang bersekolah pada
usaia 13-15 tahun. Sedangkan untuk golongan usia 16-18 tahun sebesar 82,65 persen,
artinya pada tahun tersebut terdapat 82 penduduk dari 100 penduduk yang bersekolah pada
usia tersebut.
Tabel 2.9
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Umur Di Kabupaten Lahat 2010-2014
Umur 2010 2011 2012 20 13 2014
1 2 3 4 5 6
7 – 12
13 – 15
16 – 18
95,67
88,33
56,30
96,97
91,99
67,86
98,28
92,57
64,36
98,77
93,03
64,04
99,67
100,00
82,65
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat dapat dijadikan ukuran
suatu keberhasilan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat merupakan
modal dasar dalam pembangunan di Kabupaten Lahat. Dalam uraian ini yang dimaksud
dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan ataupun ijazah yang dimiliki mengacu pada
batasan umur penduduk 12 tahun ke atas. Secara umum penduduk yang menamatkan
pendidikannya makin berkurang dengan makin tingginya jenjang pendidikan. Hal ini
menandakan bahwa pendidikan tinggi sulit dijangkau oleh masyarakat yang disebabkan
banyak faktor antara lain faktor sosial ekonomi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 17
Tabel 2.10
Banyaknya Sekolah, Guru dan MuridMenurut Jenjang Pendidikan tahun 2010 – 2014
Jenjang PendidikanTahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
1 2 3 4 5 6Jumlah Sekolah
SD
SLTP
SLTA
337
75
50
339
74
49
334
81
52
340
88
53
313
84
53
Jumlah Guru
SD
SLTP
SLTA
6.810
2.061
1.594
5.726
1.770
1.594
5.644
2.210
1.299
3.903
1.733
1.725
5.399
2.156
2.201
Jumlah Murid
SD
SLTP
SLTA
48.685
19.205
16.823
50.729
18.971
17.368
50.581
19.778
18.278
49.706
21.282
17.867
49.473
21.945
17.937
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat 2014 dan Statistik Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2015
*Data jumlah SD berkurang disebabkan karena adanya regrouping sekolah sesuai
dengan SK Bupati Lahat no: 323/Kep/Pendidikan/2013/. Tentang penggabungan,
penghapusan, penggantian nama dan NSS Sd dalam Kabupaten Lahat.
Adapun jumlah sekolah untuk jenjang pendidikan tinggi, Kabupaten Lahat
mempunyai perguruan tinggi swasta yaitu: STIE SERELO, STIT, STKIP SERA, AKPER, STIE
SERELO LAHAT PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN dan AKADEMI
KOMUNITAS NEGERI.
2.1.12 Kesehatan
Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu merupakan salah satu
upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengatasi kemiskinan dan meningkatkan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Perkembangan kondisi kesehatan di Kabupaten
Lahat cenderung semakin membaik yang ditunjukkan oleh beberapa indikator kesehatan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 18
Tabel 2.11
Indikator Kinerja KesehatanKabupaten Lahat tahun 2010-2014
Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
Angka Harapan Hidup (tahun) 68,23 68,57 69,30 68,90 68,90
Status Gizi Buruk 0,99% 0,99% 0,19% 0,07 0,04Angka Kematian Bayi per seribu Kelahiran 31,18 31,18 31,18 2,95 2,26
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
70,53% 71,30% 72,29% 72,68% -
Tingkat Keluhan Masyarakat 17,90% 17,90% 18,20% - -
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Lahat Tahun 2014
Dalam mewujudkan peningkatan derajat kesehatan dan status kesehatan penduduk,
ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu
faktor penentu utama. Keberadaan puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah pelosok.
Tabel 2.12
Fasilitas Kesehatan dan Tenaga KesehatanKabupaten Lahat Tahun 2010-2014
Jenis 2010 2011 2012 2013 2014
Fasilitas Kesehatan (unit)
Rumah Sakit 2 2 2 2 2
Praktek Dokter 37 47 47 - -
Puskesmas 30 31 31 31 32
Puskesmas Pembantu 68 70 70 63 64
Poskesdes 162 181 181 181 223
Tenaga Kesehatan
Dokter 54 56 43 131 43
Bidan 286 295 320 270 285Perawat 286 269 315 112 317
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat tahun 2015 dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Lahat Tahun 2014
Pada tahun 2014 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Lahat terdiri dari
2 unit rumah sakit, 1 unit rumah bersalin, 32 puskesmas, 64 puskesmas pembantu,
32 puskesmas keliling, 223 poskesdes. Selain ketersediaan sarana dan prasarana,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 19
peningkatan kesehatan masyarakat tersebut didukung oleh tenaga kesehatan yang
memadai dan berkualitas. Pada tahun 2014, jumlah tenaga kesehatan yaitu dokter sebanyak
43 orang, perawat sebanyak 317 orang dan bidan sebanyak 285 orang. Dengan adanya
sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga kesehatan yang memadai di Kabupaten Lahat,
diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.
Berdasarkan data pada tahun 2014 yang menduduki urutan pertama jumlah
penderita penyakit menurut jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat kabupaten Lahat
adalah kholera/diare dengan jumlah penderita sebesar 2.575 penderita, kemudian penyakit
malaria sebanyak 2.213 penderita, disusul penyakit pada pencernaan sebanyak 1.691
penderita. Sedangkan untuk kasus gizi buruk pada tahun 2014 tidak ditemukan. Untuk
kasus sepuluh penyakit terbanyak di Kabupaten Lahat tahun 2014 yang menduduki tiga
urutan teratas adalah penyakit saluran pernapasan bagian atas sebanyak 16.918 kasus
penyakit infeksi pada usus (diare, disentri, dll) sebanyak 4.436 kasus , kemudian penyakit
kulit dan jaringan subkutan sebanyak 3.332 kasus.
2.1.13 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang umum digunakan
untuk menilai kualitas hidup manusia. IPM Kabupaten Lahat meningkat selama beberapa
tahun terakhir. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara khusus mengukur capaian
pembangunan manusia menggunakan komponen dasar kualitas hidup. IPM mengukur
pencapaian keseluruhan dari suatu negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia,
yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, pengetahuan/tingkat
pendidikan, diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa
(dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga) dan suatu
standar hidup yang layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP
Rupiah). Dengan demikian IPM akan memberikan pengukuran yang menyeluruh terhadap
pembangunan karena mencakup aspek kesehatan yang dalam hal ini diwakili oleh Angka
Harapan Hidup, aspek pendidikan yang diwakili oleh Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama
Sekolah serta aspek ekonomi yang diwakili oleh komponen daya beli (PPP).
Perkembangan besaran IPM dari waktu ke waktu merupakan gambaran dari
perkembangan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Secara umum IPM di Kabupaten
Lahat mengalami peningkatan selama periode 2009-2013 yang tentu saja merupakan
gambaran adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lahat selama periode
tersebut. Peningkatan itu ternyata tercermin dari keempat komponen IPM tersebut di atas.
Angka Harapan Hidup meningkat dari 67,90 tahun pada tahun 2009 menjadi 69,30 tahun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 20
pada tahun 2012, tetapi mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 68,99 tahun yang
merupakan cerminan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lahat dalam periode
tersebut. Aspek pendidikan yang diwakili oleh dua komponen yaitu Angka Melek Huruf dan
Rata-rata Lama Sekolah juga menunjukkan trend yang meningkat pada periode tersebut
sebagai gambaran meningkatnya pendidikan masyarakat selama kurun waktu 2009-2013.
Dimana Angka Melek Huruf ( AMH ) Kabupaten Lahat pada tahun 2009 yaitu sebesar 97,20
persen meningkat menjadi 97,92 persen pada tahun 2013. Begitu juga dengan rata – rata
lama sekolah, dimana pada tahun 2009 rata – rata lama sekolah masyarakat Kabupaten
Lahat yaitu sebesar 7,72 tahun meningkat menjadi 8,37 tahun di tahun 2013. Aspek yang
terakhir merupakan aspek ekonomi yang memperlihatkan meningkatnya daya beli
masyarakat Kabupaten Lahat pada tahun 2009-2012 tersebut.
Tabel 2.13
Indikator Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat Tahun 2009-2013
Indikator 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5
Angka Harapan Hidup (tahun) 67,90 68,23 68,57 69,30 68,99
Angka Melek Huruf (persen) 97,20 97,78 97,83 97,83 97,92
Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 7,72 8,28 8,31 8,31 8,37
Pengeluaran Rata – rata Perkapita
Sebulan Menurut Kelompok Bahan
Makanan244.572 282.185 241.122 315.164 -
Pengeluaran Rata – rata Perkapita
Sebulan Menurut Kelompok Bahan Bukan
Makanan154.730 194.149 172.057 269.129 -
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,53 71,30 71,83 72,29 72,68
Peringkat IPM di Provinsi 7 7 7 6 6
Sumber : Lahat Dalam Angka 2013
Akan tetapi pada tahun 2014 komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) mengalami perubahan. Dimana komponen pembentuk IPM pada tahun 2014
didasarkan pada bidang kesehatan terdiri dari Angka Harapan Hidup, dibidang pendidikan
komponen pembantuk IPM terdiri dari rata – rata lama sekolah dan harapan usia sekolah
(tidak didasarkan pada Angka melek Huruf), sedangkan sektor PDRB hanya didasarkan pada
pengeluaran perkapita saja. Secara umum IPM Kabupaten Lahat dapat digambarkan pada
tabel berikut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 21
Tabel 2.14
Indikator Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lahat Tahun 2014
INDIKATOR TAHUN 2014
1 2
Angka Harapan Hidup ( Tahun ) 64,17
Rata – rata Lama Sekolah ( Tahun ) 7,86
Harapan Usia Sekolah ( Tahun ) 12,25
Pengeluaran Perkapita 8.627,99
Indeks Pembangunan Manusia 64,52Peringkat IPM di Provinsi 9
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
2.1.14 Kondisi Ekonomi Makro
2.1.14.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
wilayah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan yang positif menunjukan bahwa terjadi peningkatan kinerja atau peningkatan
kegiatan ekonomi pada suatu daerah, sebaliknya pertumbuhan yang negatif menunjukan
adanya penurunan kinerja atau penurunan kegiatan ekonomi pada daerah tersebut.
Perhitungan Pertumbuhan ekonomi (PDRB) serta laju pertumbuhan ekonomi
pada pada setiap daerah pada tahun 2014 berbeda dengan perhitungan pada tahun
sebelumnya. Dimana pada tahun – tahun sebelumnya perhitungan PDRB serta laju
pertumbuhan ekonomi didasarkan pada harga ditahun 2000 sedangakan untuk perhitungan
PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 didasarkan pada harga di tahun
2010. Selain itu PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya dibentuk oleh
sembilan sektor pembentuk PDRB, sedangkan pada tahun 2014 PDRB serta laju
pertumbuhan ekonomi dibentuk oleh 17 sektor pembentuk PDRB.
Berdasarkan perhitungan terbaru laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat
selama periode 2011 sampai dengan 2014, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang
melambat bahkan cenderung menurun. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lahat atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha adalah sebesar
5,75 persen, menurun menjadi 5,28 persen di tahun 2012, kemudian di tahun 2013 kembali
menurun menjadi 4,83 persen dan di tahun 2014 kembali menurun menjadi 3,93 persen.
Hal ini menunjukan bahwa kegiatan ekonomi atau kinerja perekonomian di Kabupaten Lahat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 22
dari tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami penurunan. Penurunan kegiatan ekonomi
ini terlihat dari beberapa sektor pembentuk PDRB tersebut, seperti pada sektor
pertambangan dan penggalian, industri dan pengolahan, konstruksi, jasa keuangan dan
asuransi. Sedangkan pada sektor lainnya cenderung berfluktuatif antara tahun 2011 sampai
dengan tahun 2014. Tetapi jika dibandingkan antara tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi
penurunan pada banyak sektor dari sektor – sektor pembentuk laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lahat tersebut.
Berikut laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat atas dasar harga konstan 2010
menurut lapangan usaha pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Tabel 2.15
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat Atas Dasar Harga KonstanMenurut Lapangan Usaha Tahun 2011 - 2014
LAPANGAN USAHA2011(%)
2012(%)
2013(%)
2014(%)
1 2 3 4 5Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5,12 6,01 5,84 4,02Pertambangan dan Penggalian 4,71 0,99 1,84 1,42Industri Pengolahan 7,23 8,26 9,49 5,6Listrik dan Gas 5,5 8,09 8,9 8,08Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
-0,97 10,13 5,09 6,03
Konstruksi 8,13 12 9,2 4,09Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
6,69 8,51 7,87 6,54
Transportasi dan Pergudangan 8,41 7,96 8,37 7,18Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,07 10,24 2,78 5,2Informasi dan Komunikasi 7,03 12,11 6,12 8Jasa Keuangan dan Asuransi 8,07 16,05 10,56 3,93Real Estate 8,74 15,39 9 7Jasa Perusahaan 8 13,7 9,4 6,1Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7,42 7,91 0,74 6,01
Jasa Pendidikan 7,01 6,5 9,9 15Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,07 8,2 5,59 9,01Jasa lainnya 3,58 10,1 2,39 3Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan 5,75 5,28 4,83 3,93
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
2.1.14.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam
suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 23
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB merupakan sebagai nilai
tambah seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku menggambarkan nilai
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, untuk PDRB atas
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan harga pada
satu tahun tertentu sebagai harga dasar, yang dalam perhitungan digunakan tahun 2010.
PDRB harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun
ketahun sedangkan PDRB atas harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran
dan struktur ekonomi.
Tabel 2.16
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2010 – 2014
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
1.975.898,70 2.203.510,10 2.410.535,00 2.640.537,20 2.775.758,60
Pertambangan dan Penggalian 3.512.617,20 4.319.023,60 5.024.397,30 5.416.040,10 5.196.745,20Industri Pengolahan 297.218,90 335.273,70 375.674,70 434.915,50 512.658,80Listrik dan Gas 20.502,00 20.363,60 22.017,30 22.902,90 27.006,50Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
2.260,10 2.131,20 2.425,70 2.511,20 3.058,10
Konstruksi 624.059,00 735.963,20 887.393,40 1.011.862,70 1.167.060,40Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
822.445,20 924.883,80 1.020.812,50 1.119.434,90 1.262.458,90
Transportasi dan Pergudangan 71.451,50 77.906,40 87.501,90 105.200,30 125.013,00Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
69.678,60 82.219,80 98.082,70 109.462,60 127.151,90
Informasi dan Komunikasi 69.985,40 73.931,90 82.972,90 87.636,20 96.652,20Jasa Keuangan dan Asuransi 119.201,60 135.063,00 167.695,50 193.522,60 210.048,80Real Estate 170.242,10 192.165,80 223.525,40 245.710,70 288.274,50Jasa Perusahaan 3.079,60 3.528,20 4.284,30 5.037,90 5.695,90Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
444.705,20 505.675,50 592.275,10 649.136,70 769.767,40
Jasa Pendidikan 204.391,60 225.649,40 252.636,00 298.218,90 346.862,40Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
59.353,20 63.993,30 71.720,60 77.722,90 89.161,50
Jasa lainnya 46.955,30 50.975,90 50.049,10 54.897,20 59.795,20Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan 8.514.045,20 9.952.258,80 11.373.999,20 12.474.750,50 13.063.169,30
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 24
Jika dilihat dari struktur perekonomian menunjukkan Kabupaten Lahat merupakan
daerah yang berpijak pada sektor primer, yaitu sektor pertanian dan pertambangan.
Kegiatan perekonomian yang bertumpu pada kedua sektor ini diharapkan dapat
menggerakkan sektor-sektor lainnya, baik sektor sekunder maupun jasa. PDRB atas dasar
harga berlaku menurut lapangan usaha di Kabupaten Lahat tahun 2010 – 2014, selalu
mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Lahat tercatat sebesar
8.514.045,20 juta rupiah, di tahun 2011 sebesar 9.952.258,80 juta rupiah, 2012 sebesar
11.373.999,20 juta rupiah, kemudian pada tahun 2013 sebesar 12.474.750,50 juta rupiah
dan meningkat kembali pada tahun 2014 sebesar 13.063.169,30 juta rupiah. Terhitung dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terjadi peningkatan PDRB sebesar 4.549.124,10
juta rupiah atau tumbuh sebesar 53,43 persen.sedangkan jika kita membandingkan PDRB
antara tahun 2013 dengan 2014, terjadi peningkatan PDRB sebesar 588.418,80 juta rupiah
atau tumbuh sebesar 4,72 persen. Angka tersebut menggambarkan besaran nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung dengan harga dasar di tahun 2010.
Tabel 2.17
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
LAPANGAN USAHA2010(%)
2011 (%)
2012(%)
2013(%)
2014 (%)
1 2 3 4 5 6Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 23,21 22,14 21,19 21,17 21,25Pertambangan dan Penggalian 41,26 43,4 44,17 43,42 39,78Industri Pengolahan 3,49 3,37 3,3 3,49 3,92Listrik dan Gas 0,24 0,2 0,19 0,18 0,21Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02
Konstruksi 7,33 7,39 7,8 8,11 8,93Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
9,66 9,29 8,97 8,97 9,66
Transportasi dan Pergudangan 0,84 0,78 0,77 0,84 0,96Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
0,82 0,83 0,86 0,88 0,97
Informasi dan Komunikasi 0,82 0,74 0,73 0,7 0,74Jasa Keuangan dan Asuransi 1,4 1,36 1,47 1,55 1,61Real Estate 2 1,93 1,97 1,97 2,21Jasa Perusahaan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,22 5,08 5,21 5,2 5,89
Jasa Pendidikan 2,4 2,27 2,22 2,39 2,66Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,7 0,64 0,63 0,62 0,68Jasa lainnya 0,55 0,51 0,44 0,44 0,46Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan 100 100 100 100 100
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 25
Distribusi persentase terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lahat atas dasar
harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2010 - 2014 seperti pada tabel 2.16 diatas
menunjukan bahwa besarnya harga atau nilai PDRB Kabupaten Lahat dibentuk dari
sumbangan sektor – sektor pada tabel tersebut.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sektor yang paling dominan yang
membentuk PDRB Kabupaten Lahat adalah sektor pertambangan dan pengalian serta sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2014 distribusi dari sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan terhadap pemebentukan PDRB Kabupaten Lahat adalah sebesar
21,25 persen, sedangkan pada sektor pertambangan dan penggalian adalah sebesar 39,78
persen. Selain kedua sektor tersebut, sektor lainnya yang cukup signifikan dalam
membentuk PDRB Kabupaten Lahat adalah sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor dengan persentase sebesar 9,66 persen, konstruksi sebesar 8,93
persen Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial dengan persentase
sebesar 5,89 persen, Industri pengolahan sebesar 3,92 persen, jasa pendidikan sebesar
2,66 persen, real estate sebesar 2,21 persen dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 1,61
persen. Sedangkan sumbangan dari sektor – sektor lainnya untuk pemebentukan PDRB
Kabupaten Lahat masih sangat minim yaitu kurang dari 1 persen. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa struktur pembentuk perekonomian dikabupaten atau kekuatan ekonomi di
Kabupaten Lahat sangat bergantung pada sektor Pertanian dan Pertambangan. Dilihat dari
tabel diatas terlihat penurunan pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Tetapi
turunnya distribusi pembantuk PDRB pada sektor tersebut bukan berarti terjadi penurunan
produktivitas pada sektor pertanian tersebut. Justru sektor – sektor lainnya menjadi
berkembang seiring dengan meningkatnya sumbangan dari sektor – sektor lainya terhadap
pembentukan PDRB di Kabupaten Lahat. Ini menunjukan bahwa struktur pembentuk
perekonomian di Kabupaten Lahat sudah mulai mengarah pada sistem perekonomian yang
maju seiring dengan berkurangnya ketergantungan pembentuk PDRB pada sektor
pertanian.Untuk mengetahui distribusi PDRB berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan dari
tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel 2.17.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 26
Tabel 2.18
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
LAPANGAN USAHA2010(%)
2011 (%)
2012(%)
2013(%)
2014 (%)
1 2 3 4 5 6Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 23,21 23,07 23,23 23,45 23,47Pertambangan dan Penggalian 41,26 40,85 39,19 38,07 37,15Industri Pengolahan 3,49 3,54 3,64 3,8 3,86Listrik dan Gas 0,24 0,24 0,25 0,26 0,27Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,03 0,02 0,03 0,03 0,03
Konstruksi 7,33 7,49 7,97 8,31 8,32Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
9,66 9,75 10,04 10,33 10,59
Transportasi dan Pergudangan 0,84 0,86 0,88 0,91 0,94Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
0,82 0,84 0,88 0,87 0,88
Informasi dan Komunikasi 0,82 0,83 0,89 0,9 0,93Jasa Keuangan dan Asuransi 1,4 1,43 1,58 1,66 1,66Real Estate 2 2,06 2,25 2,34 2,41Jasa Perusahaan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
5,22 5,31 5,44 5,23 5,33
Jasa Pendidikan 2,4 2,43 2,46 2,58 2,85Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,7 0,7 0,72 0,72 0,76Jasa lainnya 0,55 0,54 0,52 0,51 0,5Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan 100 100 100 100 100
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lahat Atas Dasar
Harga Konstan menurut Lapangan Usaha tahun 2010 – 2014 dilihat dari sektor utama
menunjukkan angka yang bervariasi, sektor primer seperti sektor pertanian,kehutanan, dan
perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian tumbuh berfluktuatif, sedangkan
sektor sekunder (industri pengolahan, listrik dan gas, pengadaan air ; pengelolaan sampah;
limbah dan daur ulang serta konstruksi) dan sektor tersier (perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi
dan makan minum, informasi dan komunikasi, serta sektor – sektor jasa) mengalami
pertumbuhan.
Sektor yang paling dominan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Lahat adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terutama pada subsektor tanaman
bahan makanan; serta sektor pertambangan dan penggalian terutama pada subsektor non
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 27
minyak dan gas serta subsektor penggalian. Selain itu sektor yang potensial untuk
dikembangkan yaitu sektor listrik dan gas, serta subsektor pengadaan air pada sektor
pengadaan air; pengelolaan sampah; limbah dan daur ulang. Selain itu sektor lainnya yang
potensial untuk dikembangkan adalah sektor perdagangan besar dan eceran, subsektor
transportasi pada sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan
makan minum, dan sektor real estate..
Sementara pada sektor tersier sedikit demi sedikit dari tahun ketahun terus
mengalami kenaikan. Perkembangan seperti ini merupakan indikasi yang cukup baik, karena
menggambarkan adanya pergeseran dari sektor primer yang berbasis pertanian menuju
sektor tersier (service). Perkembangnya sektor tersier akan mempercepat pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan dan hal ini merupakan salah satu aspek tujuan dalam
pembangunan yaitu menuju ekonomi industri dan jasa tetapi dengan catatan, sektor
pertanian sebagai basis ekonomi masyarakat sudah harus cukup stabil dan kuat untuk
menopang tahap perkembangan berikutnya. Salah Satu indikator diatas untuk melihat
tingkat kesejahteraan penduduk adalah kondisi perekonomiannya. Salah satu indikator yang
sering digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian suatu daerah adalah Produk
Domestik Regional Bruto.
2.1.14.3 Keuangan, Harga dan Inflasi
Realisasi penerimaan APBD Kabupaten Lahat tahun 2014 berasal dari penerimaan
pendapatan asli daerah (PAD), dana pendapatan transfer dan pendapatan lain yang sah.
Realisasi pendapatan asli daerah tahun 2014 sebesar Rp. 79.065.591.229,08,-, jumlah ini
mengalami peningkatan sebesar Rp. 16.909.333.384,08,- jika dibandingkan dengan jumlah
PAD tahun 2013 sebesar Rp. 62.156.257.845,00,- dari empat sumber PAD di Kabupaten
Lahat yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, kontribusi terbesar berasal dari pajak daerah sebesar Rp.
25.757.521.275,- milyar rupiah.
Penerimaan pendapatan transfer di Kabupaten Lahat tahun 2014, menunjukkan
perkembangan yang positif dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.
1.068.147.627.640,92,- . Dana Alokasi Umum (DAU) dalam hal ini merupakan penyumbang
terbesar untuk dana perimbangan yaitu sebesar Rp. 615.240.306.000,- , kemudian disusul
dari dana bagi hasil sebesar Rp. 370.075.201.640,92,- dan Dana alokasi khusus sebesar
Rp. 82.832.120.000,- Hal yang sama juga ditunjukkan untuk pendapatan daerah yang
berasal dari lain - lain pendapatan daerah yang sah yang mengalami peningkatan yang
cukup besar pada tahun 2014, yaitu sebesar Rp. 201.619.067.300,-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 28
Begitu pula dengan tingkat inflasi atau naik turunnya tingkat harga barang dan jasa
digunakan untuk melihat stabilitas perekonomian yang terjadi di daerah. Tingkat inflasi
sering digunakan sebagai tolok ukur penyesuaian gaji, upah dan kompensasi sosial. Inflasi
merupakan salah satu indikator penting dalam pengendalian makro yang berdampak luas
terhadap berbagai sektor ekonomi. Tidak jarang inflasi membuat banyak masyarakat resa
bila laju peningkatannya cukup tinggi.
Secara teori pada dasarnya berkaitan dengan fenomena interaksi antara penawaran
dan permintaan tetapi pada kenyataannya tidak terlepas dari faktor-faktor lainnya,
sepertinya tata niaga dan kelancaran dalam arus lalu lintas barang serta peranan
kebijaksanaan pemerintah antara lain tidak stabilnya harga BBM dan gas, tarif dasar listrik
dan adanya krisis ekonomi global yang secara langsung maupun tidak langsung akan
mempercepat laju inflasi semua sektor di Kabupaten Lahat.
Perkembangan inflasi di Kabupaten Lahat dari tahun 2010-2014 seiring dengan
kebijakan yang dibuat secara nasional maupun regional. Laju inflasi yang tinggi menunjukan
ketidakstabilan perekonomian. Meningkatnya nilai tambah sektor ekonomi Kabupaten Lahat
sudah tentu akan menaikkan pendapatan perkapita masyarakat. Dari hasil perhitungan
PDRB didapat besaran pendapatan perkapita, dengan asumsi pendapatan yang keluar
masuk Kabupaten Lahat adalah sama. Perkembangan pendapatan regional perkapita atas
dasar harga berlaku maupun konstan selama periode 2010 sampai dengan 2014 terlihat
menyakinkan. Arah kebijakan ekonomi makro diarahkan untuk meningkatkan income
perkapita Kabupaten Lahat melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (Quality of
Growth), agar mampu mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Lahat
.
Tabel 2.19
Laju Inflasi PDRB di Kabupaten Lahat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014
Lapangan Usaha 2010 2011 2012r ) 2013* ) 2014** )
1. Pertanian 5,81 7,14 3,15 5,51 5,68
2. Pertambangan & Penggalian 10,63 10,68 7,55 5,11 0,433. Industri Pengolahan 7,55 7,41 8,55 6,77 8,724. Listrik, Gas & Air Bersih 2,82 5,35 5,78 6,57 7,585. Bangunan 6,59 7,88 7,28 6,29 9,266. Perdagangan, Hotel & Restoran 7,12 6,83 7,08 5,95 6,847. Angkutan & Komunikasi 2,50 3,89 6,89 8,44 9,348. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
3,83 6,15 6,41 7,70 8,53
9. Jasa – Jasa 6,24 6,53 12,89 8,87 10,18
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 29
PDRB DENGAN MIGAS 7,66 8,25 6,59 5,77 5,38
PDRB TANPA MIGAS 7,38 7,91 7,09 5,89 6,02
Sumber: BPS Kabupaten Lahat : r) Angka Revisi; *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara
2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD TAHUN 2014
DAN REALISASI RPJMD
Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Kabupaten Lahat tahun 2014
dilakukan dengan melihat capaian dari prioritas pelaksanaan pembangunan Kabupaten
Lahat pada tahun 2014. Prioritas pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2014, adalah : (1)
Peningkatan infrastruktur dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat;
(2) Penanggulangan kemiskinan dan desa tertinggal serta mendukung tercapainya terget
MDGs; (3) Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik; (4) Penguatan,
perluasan dan produksi bidang pertanian; (5) Peningkatan dan optimalisasi pemanfaatan
sumber daya berwawasan lingkungan. Adapun capaian masing-masing prioritas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
2.2.1 Prioritas 1 : Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Terutama yang
Mendukung Kegiatan Perekonomian.
Peningkatan penyediaan infrastruktur terutama yang mendukung kegiatan
perekonomian berkaitan erat dengan pencapaian di bidang pekerjaan umum. Capaian
bidang pekerjaan umum pada tahun 2014 antara lain:
2.2.1.1 Pembangunan Jalan
Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawaban keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi
organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui
laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan realisasi kinerja
dengan sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam dokumen perjanjian kinerja dalam
rangka pelaksanaan APBN/ APBD tahun berjalan serta membandingkan realisasi kinerja
program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 tahunan yang di
rencanakan dalam Renstra SKPD.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 30
Dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri
Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan
kinerja instansi pemerintah.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga &
Pengairan Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasi masing-masing indikator kinerja yang mendukung pencapaian sasaran strategis.
Dalam mengukur capaian kinerja, metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja atas
capaian kinerja PU Bina Marga & Pengairan adalah metode pembandingan, yaitu
membandingkan antara realisasi dengan rencana.
Dari setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja
sebagai berikut:
Panjang Jalan nasional yang ditargetkan pada tahun 2014 adalah sebesar 164,316 km
terealisasi sebesar 164,316 km dengan presentase 100%. Panjang jalan provinsi
ditargetkan sebesar 83,910 km terealisasi sebesar 83,910 km dengan presentase yang
sama sebesar 100 %. Sedangkan panjang jalan kabupaten di targetkan sebesar 175 Km
terealisasi sebesar 163,440 km atau sebesar 93,394%. Untuk panjang jalan negara
beraspal ditargetkan sebesar 164,316 km terealisasi sebesar 164,316 km atau setara
dengan 100%. Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik (˃ 40 km/jam) ditargetkan
sebesar 140 km tetapi hanya terealisasi sebesar 135,960 km atau setara dengan
97,114%. Untuk panjang jalan kabupaten kondisi sedang pada tahun 2014 ditargetkan
sebesar 24 km tetapi terealisasi sebesar 23,5 km dengan presentase yang cukup baik
yaitu sebesar 97,916%. Sedangkan Panjang Jalan Kabupaten Kondisi Tanah ditargetkan
sebesar 6 km tetapi hanya terealisasi sebesar 4 km dengan presentase sebesar
66,666%. Rata – rata capaian keseluruhan dari infrastruktur – infrastuktur tersebut
adalah sebesar 93,584% atau memuaskan. Sedangkan cakupan layanan irigasi yang
dibangun, ditingkatkan dan dipelihara pada tahun 2014 di targetkan sebesar 48,53%
terealisasi sebesar 48,53% atau presentase sebesar 100%. Berikut Tabel perbandingan
target dan realisasi infrastruktur jalan tahun 2014.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 31
Tabel 2.20
Perbandingan Target dan Realisasi Infrastruktur Jalan Tahun 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target
2014
Realisasi
2014
Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/4x100)
Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana serta transportasi perdesaan
1 Panjang Jalan
Nasional
KM 164,316 164,316 100
2 Panjang jalan
provinsi
KM 83,910 83,910 100
3 Panjang jalan
kabupaten
KM 175,000 163,440 93,394
4 Panjang jalan
negara beraspal
KM 164,316 164,316 100
5 Panjang jalan
kabupaten dalam
kondisi baik ( > 40
KM/Jam )
KM 140,000 135,960 97,114
6 Panjang jalan
kabupaten kondisi
sedang
KM 24,000 23,500 97,916
7 Panjang jalan
kabupaten kondisi
tanah
KM 6,000 4,000 66,666
Rata –rata capaian 93,584
Sasaran Meningkatnya infrastruktur jaringan irigasi
1 Cakupan layanan
jaringan irigasi yang
dibangun,
ditingkatkan dan
dipelihara
Persen 48,53 48,53 100
Rata –rata capaian 100
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 32
Perbandingan realisasi kinerja serta capaian Dinas PU Bina Marga pada tahun 2014
dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.21
Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Dinas PU Bina Marga Tahun 2014 dengan realisasi dan Capaian tahun 2013
No Indikator
Kinerja
Satuan Realisasi Ket Capaian Ket
2013 2014 2013 2014
Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana serta transportasi perdesaan
1 Panjang jalan
nasionalKM 164,31 164,31 Tetap 100 100 Tetap
2 Panjang jalan
provinsiKM 83,91 83,91 Tetap 100 100 Tetap
3 Panjang jalan
kabupatenKM 297,96 163,44 Turun 100 93,39 Turun
4 Panjang jalan
negara
beraspal
KM 164,31 164,31 Tetap 100 100 Tetap
5 Panjang jalan
kabupaten
dalam kondisi
baik ( > 40
KM/Jam )
KM 238,44 135,96 Turun 100 97,11 Turun
6 Panjang jalan
kabupaten
kondisi
sedangKM 52,32 23,50 Turun 100 97,91 Turun
7 Panjang jalan
kabupaten
kondisi tanah KM 7,20 4,00 Turun 100 66,66 Turun
Sasaran Meningkatnya infrastruktur jaringan irigasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 33
No Indikator
Kinerja
Satuan Realisasi Ket Capaian Ket
2013 2014 2013 2014
1 Cakupan
layanan
jaringan
irigasi yang
dibangun,
ditingkatkan
dan dipelihara
Persen 49,08 48,53 Turun 100 48,53 Turun
Dari Tabel tersebut dapat dilihat adanya penurunan pada beberapa indikator kinerja
seperti panjang jalan kabupaten dimana persentase capaian pada tahun 2013 sebesar
100% menjadi 93,39%. Selain itu capaian panjang kabupaten dalam kondisi baik (˃ 40 km/
jam) juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 100% menjadi 97,11%.
Persentase panjang jalan kabupaten kondisi sedang dan kondisi tanah pun juga mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana capaian masing – masing indikator kinerja pada
tahun 2013 adalah 100% menurunan menjadi 97,91% untuk panjang jalan kabupaten
kondisi sedang dan 66,66% untuk kondisi tanah. Turunnya capaian beberapa kinerja
disebabkan karenanya adanya beberapa kegiatan pembangunan jalan yang mengalami
putus kontrak yang disebabkan oleh faktor alam yang tidak mendukung seperti curah hujan
yang berkepanjangan. Selain itu kurangnya sumber daya manusia yang ada, minimnya
peralatan yang ada, kurangnya alat berat dan laboratorium, kesadaran masyarakat yang
masih rendah dalam memelihara fasilitas jalan yang ada, tonase kendaraan yang berlebihan
dan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah Kabupaten Lahat, juga menjadi kendala
dalam pencapaian target di sektor jalan. Selain menunjang peningkatan kesejahteraan
masyarakat pembangunan infrastruktur jalan dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah,
mendukung ketahanan pangan serta untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di
Kabupaten Lahat.
2.2.2 Prioritas 2 : Penanggulangan kemiskinan dan desa tertinggal serta
mendukung tercapainya Target MDGs
Seperi diketahui Majelis Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) pada tanggal
18 September 2000 mengeluarkan Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
Nomor 55/2 tanggal 18 September 2000 Tentang Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 34
Bangsa (A/RES/55/2. United Nations Millennium Declaration). Resolusi ini menjelaskan
Tujuan Pembangunan Millenium (TPM), yang merupakan paradigma pembangunan global
yang disepakati secara internasional oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa - Bangsa
(PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB bulan September 2000. Tujuan
Pembangunan Millenium (TPM) tersebut lebih dikenal dengan Millennium Development Goals
(disingkat MDGs).
Adapun arah pembangunan yang telah disepakati secara global pada Tujuan
Pembangunan Millenium ( TPM ) adalah sebagai berikut :
1. Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan berat
2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang
3. Mempromosikan kesetaraan gender dan pemebrdayaan perempuan
4. Menurunkan kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan maternal
6. Melawan penybaran HIV/AIDS, dan penyakit kronis lainnya (malaria dan
tuberkulosis)
7. Menjamin keberlangsungan lingkungan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Sedangkan Isu – isu dari RKPD tahun 2014 prioritas ke dua yaitu penanggulangan
kemiskinan dan desa tertinggal serta pencapaian target MDGs yang harus di capai adalah
1. Peningkatan akses pendidikan dasar dan kesehatan serta relevansinya bagi
keluarga miskin
2. Penurunan dan pencegahan penyakit malaria
3. Pembagunan daerah tertinggal
Sedangkan sasaran – sasaran yang harus dicapai pada prioritas kedua dari RKPD
tahun 2014 adalah
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (pemerataan dan peningkatan kualitas dan
relevansi pendidikan)
2. Penanganan daerah tertinggal dan desa miskin (peningkatan layanan kesehatan yang
terjangkau dan bermutu serta peningkatan infrastruktur desa tertinggal).
3. Pencapaian target MDGs (perluasan dan peningkatan mutu serta relevansinya dengan
kebutuhan pasar kerja)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 35
Isu – isu dan sasaran – sasaran prioritas kedua dari RKPD tahun 2014 tersebut
berkaitan erat dengan capaian – capaian di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
sosial.
2.2.2.1 Pendidikan
Angka partisipasi sekolah merupakan proporsi penduduk usia tertentu yang masih
sekolah terhadap total jumlah penduduk pada usia tersebut. Semakin tinggi angka
partisipasi penduduk menunjukkan tingkat kesadaran penduduk terhadap pentingnya
pendidikan semakin baik. Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Lahat pada tahun 2012
berdasarkan kelompok usia sekolah cukup mencapai target yang ditetapkan.
Capaian angka partisipasi sekolah untuk umur 7-12 tahun atau usia SD sebesar
100,54 % melampaui target dari yang ditargetkan 99,98 % pada tahun 2014. Untuk angka
partisipasi sekolah umur 13-15 tahun atau usia SMP hanya mencapai 97,73 % dari target
sebesar 98,32 %, sedangkan angka partisipasi sekolah umur 16-18 atau usia SMA tahun
2014 sebesar 87,08 % dari yang ditargetkan sebesar 97,92 %. Hasil capaian angka
partisipasi sekolah di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 menunjukkan bahwa semakin tinggi
kelompok umur penduduk menurut jenjang sekolahnya, angka partisipasi sekolah penduduk
semakin menurun.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi angka partisipasi sekolah adalah
faktor biaya pendidikan yang cenderung semakin mahal pada jenjang pendidikan lebih tinggi
mengakibatkan sebagian siswa yang telah menamatkan suatu jenjang pendidikan terpaksa
tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kondisi ini akhirnya
mempengaruhi pola angka partisipasi sekolah secara umum yang cenderung semakin
menurun pada jenjang pendidikan yang semakin tinggi. Angka partisipasi sekolah pada
tahun 2014 meningkat jika dibandingkan angka partisipasi sekolah tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini didukung oleh program sekolah gratis dari pemerintah provinsi maupun kabupaten.
Angka partisipasi sekolah Kabupaten Lahat dari tahun 2011 sampai tahun 2014
telah mencapai rata-rata diatas 90%. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus berupaya
memenuhi target angka partisipasi sekolah tersebut sebesar 100% untuk usia 7-12 tahun,
usia 13-15 tahun sebesar 99% dan usia 16-18 tahun sebesar 97%.
Sedangkan untuk Angka Partisipsi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun) dan APM SMP/
MTS (13-15 tahun) dari tahun 2006 sampai tahun 2014 di lahat menunjukan kecendrungan
membaik. Pada tahun 2006, APM SD/MI tercatat 90,80% dan pada tahun 2014 telah
mencapai 97,03%. Sementara itu APM SMP/ MTS tahun 2006 adalah 70,52% mencapai
77,22% pada tahun 2014 setelah berfluktuatif. Sedangkan untuk APM SMA/ MAN tahun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 36
2014 mencapai 74,31%. Jika kecenderungan seperti ini mampu diperbaiki dan
dipertahankan maka Kabupaten Lahat akan berhasil mencapai target MDGs pada tahun
2015 untuk APM SD/MI. Sedangkan untuk APM SMP/MTS dan APM SMA/MAN diperkirakan
sulit untuk dicapai. Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan program sekolah gratis,
hambatan dalam pencapaian tersebut diduga karena lokasi sekolah yang masih jauh dari
tempat tinggal, pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan masih relatif rendah,
keadaan ekonomi dan sosial masyarakat.
APM perempuan pada jenjang pendidikan SLTP/MTS dan SLTA/MAN lebih tinggi
dari APM laki – laki. Kondisi ini paling tidak dapat menunjukan peran serta perempuan di
Kabupaten Lahat dalam pendidikan lebih tinggi dari laki – laki atau dengan kata lain
perempuan di Kabupaten Lahat sudah melek pendidikan. Rendahnya APM laki – laki pada
jenjang pendidikan SLTP/MTS dan SMA/MAN di Kabupaten Lahat pada tahun 2014
dibandingkan dengan APM perempuan bisa menunjukan dua hal, pertama penduduk laki –
laki usia SLTP/MTS dan SMA/MAN lebih memilih sekolah diluar wilayah Lahat. Kemudian
yang kedua adalah penduduk laki – laki usia SLTP/MTS dan SMA/MAN lebih cepat memasuki
pasar kerja dan meninggalkan bangku sekolah lebih awal. Kedua hal tersebut memerlukan
penelitian yang lebih mendalam.
Untuk kemampuan baca tulis penduduk Kabupaten Lahat terus meningkat, angka
melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas 97,25 tahun pada tahun 2008, kemudian
menjadi 97,92 tahun pada tahun 2014. Ini terjadi seiring dengan meningkatnya partisipasi
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan meningkatnya proporsi siswa SD/MI yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 37
dapat menyelesaikan pendidikannya. Melihat kecenderungan AMH usia 15 tahun keatas
yang terus meningkat dan hampir mencapai 100 % Kabupaten Lahat yakin akan dapat
mencapai target MDGs pada tahun 2015. Secara umum AMH penduduk usia 15 tahun
keatas laki – laki dan perempuan di Kabupaten Lahat terus meningkat, walaupun
berfluktuasi antar tahun. Bahkan untuk AMH laki – laki diperkirakan akan mencapai target
MDGs nasional. Sedangkan AMH perempuan diperkirakan masih memerlukan waktu lebih
lama untuk mencapai terget MDGs nasional. Sedangkan angka melek huruf (AMH) usia
15-24 tahun Kabupaten Lahat tahun 2014 mencapai yang di targetkan yaitu 98,80 tahun.
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui kebijakan
5K (ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian). Pemerintah
Kabupaten Lahat pada tahun 2014 menargetkan terbentuknya sekolah khusus daerah yaitu
sekolah unggul daerah sebanyak 2 (dua) sekolah, sekolah model sebanyak 1 (satu) sekolah,
sekolah standar nasional sebanyak 5 (lima) sekolah, sekolah khusus olah raga sebanyak 1
(satu) sekolah, sekolah berbasis pesantren sebanyak 3 (tiga) sekolah, sekolah percontohan
sebanyak 1 (satu) sekolah dan sekolah rujukan sebanyak 1 (satu) sekolah.
2.2.2.2 Kesehatan
Capaian pada bidang kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung
peningkatan sumber daya manusia dalam usaha penanggulangan kemiskinan dan
pengurangan pengangguran. Capaian bidang kesehatan pada tahun 2014, tidak terlepas
dari usaha pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja pelayanan kesehatan
pada tahun 2014 adalah kurangnya tenaga paramedis seperti perawat, analis laboratorium,
radiolog, dokter spesialis dan lain-lain. Selain itu juga masih kurangnya pendidikan dan
pelatihan formal baik yang dilaksanakan secara internal maupun eksternal, karena
keterbatasan informasi dan kebutuhan diklat tenaga kesehatan.
Strategi terhadap pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan mengutamakan
peningkatan kemampuan aparatur (sumber daya manusia) baik teknis maupun non teknis
secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga diharapkan terjadinya peningkatan
kualitas kinerja aparatur dan pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan mutu
pelayanan yang diberikan. Di samping itu dengan meningkatkan koordinasi dan konsultasi
baik secara intern maupun ekstern terhadap pihak-pihak terkait dalam memberikan
dukungan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 38
Pemerintah Kabupaten Lahat pada masa mendatang merencanakan program
perbaikan dan pembangunan sarana prasarana rumah sakit seperti lanjutan pembangunan
gedung ICU, ICCU dan NICU, pemeliharaan peralatan penunjang medis, pengadaan sarana
peralatan medis dan penunjang medis, pengiriman tenaga kesehatan untuk mengikuti
berbagai macam pendidikan dan diklat tentang kesehatan, pelatihan-pelatihan intern bagi
aparatur pelayanan kesehatan serta penambahan tenaga medis.
Angka harapan hidup Kabupaten Lahat pada tahun 2014 mencapai 68,90 tahun,
artinya seorang bayi yang lahir di Kabupaten Lahat berpeluang hidup sekitar 68-69 tahun.
Dengan semakin baiknya derajat kesehatan penduduk maka akan berdampak pada semakin
panjangnya angka harapan hidup penduduk. Angka harapan hidup tahun 2014 meningkat
jika dibandingkan angka harapan hidup tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 angka
harapan hidup di Kabupaten Lahat sebesar 68,23 tahun meningkat menjadi 68,57 tahun
pada tahun 2011. Pada tahun 2012, angka harapan hidup sebesar 68,90 tahun dan sama
pada tahun 2013. Peningkatan angka harapan hidup ini tidak terlepas dari usaha pemerintah
daerah dalam hal meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai program
pembangunan kesehatan, mulai dari fasilitas kesehatan, penyediaan tenaga kesehatan dan
perlengkapan sarana prasarana kesehatan, sehingga akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan menjadi terpenuhi dan lebih mudah.
Status gizi buruk pada tahun 2014 mencapai 0,04% telah melebihi target dari yang
telah ditetapkan. Kondisi gizi sangat menentukan status kesehatannya, karena status gizi
merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrien. Sebagai indikator gizi masyarakat dapat dilihat dari status gizi penduduk
usia di bawah lima tahun (balita) karena mereka tergolong umur rawan gizi. Konsumsi
makanan balita sangat tergantung kepada orang dewasa di sekitarnya dan mereka sangat
rentan terhadap penyakit. Status gizi buruk diharapkan akan terus mengalami penurunan
yang sangat signifikan. Pada tahun 2011 yang lalu, persentase jumlah balita gizi buruk
sebanyak 0,99%, sedangkan pada tahun 2012 menjadi 0,19%. Di tahun 2013, jumlah balita
penderita gizi buruk kembali menurun menjadi 0,07% dan di tahun 2014 menjadi 0,04%.
Diharapkan pada tahun 2015 jumlah balita penderita gizi buruk menjadi 0%. Pemerintah
Kabupaten Lahat akan terus berupaya menurunkan status gizi buruk melalui program
perilaku sehat dan pemberdayaan penduduk, program upaya kesehatan dan perbaikan gizi
penduduk.
Perkembangan Angka Kematian Bayi per seribu kelahiran Kabupaten Lahat dari
tahun 2010 sampai dengan 2014 menunjukkan perkembangan yang baik. Pada tahun 2010,
2011,2012 angka kematian bayi per seribu kelahiran Kabupaten Lahat sebesar 31,18
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 39
menurun menjadi 2,95 pada tahun 2013. Pada tahun 2014, angka kematian bayi per
seribu kelahiran Kabupaten Lahat turun menjadi 2,26. Angka kematian bayi atau IMR
(Infant Mortality Rate) merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya kematian bayi
dari setiap 1.000 kelahiran dalam satu tahun. Secara implisit indikator ini dapat
menunjukkan derajat kesehatan penduduk, tingkat pendidikan penduduk, dan tingkat
kesejahteraan terhadap angka kematian bayi, yaitu bila derajat kesehatan, tingkat
pendidikan dan kesejahteraan penduduk baik, maka angka kematian bayi cenderung
rendah. Angka kematian bayi per seribu kelahiran (IMR) pada tahun 2010 sama dengan
tahun 2011, yaitu angka IMR bayi laki-laki di Kabupaten Lahat lebih tinggi daripada angka
IMR bayi perempuan. Ini berarti kemampuan untuk bertahan hidup bayi perempuan lebih
baik daripada bayi laki-laki. Target angka kematian bayi per seribu kelahiran pada tahun
2015 adalah sebesar ˂24. Angka kematian bayi per seribu kelahiran akan terus ditekan
melalui peningkatan derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduk
yang baik.
Terdapat tiga penyebab utama kematian bayi yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA), komplikasi perinatal, dan diare, yang masih menjadi tantangan besar untuk diatasi.
Gabungan ketiga penyakit ini memberi andil bagi 75% kematian bayi. Pola penyebab utama
kematian balita juga hampir sama, yaitu penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit pada
syaraf (termasuk meningitis dan encephalitis) dan tifus. Keberhasilan penurunan angka
kematian bayi akan sangat berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan angka harapan
hidup. Selain itu, tingginya kematian anak pada usia di bawah satu tahun menunjukan
masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Rendahnya akses dan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan anak, perilaku ibu hamil, keluarga serta masyarakat yang
belum mendukung prilaku hidup bersih dan sehat juga berpengaruh terhadap kematian bayi
dan balita.
Solusi yang dapat diberikan untuk menununkan angka kematian bayi adalah
dengan memberikan perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi golongan miskin dan
kelompok rentan di pedesaan dan wilayah terpencil, serta kantong – kantong kemiskinan di
daerah perkotaan, merupakan salah satu strategi kunci untuk menurunkan angka kematian
anak. Sebab penyakit infeksi, yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi, sering
terjadi pada kelompok miskin.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat pada tahun 2012 mencapai
72,29% telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 71,50%. Pembangunan manusia
(Human Development Report) adalah merupakan upaya untuk memberikan gambaran
besarnya capaian pembangunan yang diraih oleh suatu wilayah dengan menggunakan alat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 40
ukur berupa Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Lahat pada tahun 2012 meningkat hampir 1% jika dibandingkan dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat pada tahun 2011 sebesar 71,30%.
Peningkatan IPM ini dipengaruhi oleh meningkatnya indeks angka harapan hidup, indeks
melek huruf dan indeks lama sekolah serta indeks standar hidup layak di Kabupaten Lahat.
Pada tahun 2013, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lahat
diharapkan mencapai 72%. Sedangkan Indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lahat
pada tahun 2014 belum di ketahui karena masih dalam kajian dinas terkait. Diharapkan IPM
Kabupaten Lahat pada tahun 2014 akan melampaui angka 72%. Pemerintah Kabupaten
Lahat akan terus berupaya meningkatkan IPM melalui peningkatan program kegiatan di
bidang kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat.
Salah satu tujuan dari MDGs adalah memerangi penyakit – penyakit kronis, salah
satunya adalah penyakit malaria. Kabupaten Lahat adalah salah satu dari tujuh kabupaten di
Sumatera Selatan yang termasuk dalam kategori daerah endemis malaria sedang. Pada
tahun 2010 jumlah penderita malaria di Kabupaten Lahat mencapai 11.021 kasus tertinggi di
Suamtera – Selatan, diikuti oleh kabupaten Muara Enim dengan 9.158 kasus dan Kabupaten
Musi Banyuasin dengan 7.242 kasus. Di tahun 2013 jumlah kasus penderita malaria di
Kabupaten Lahat menurun menjadi 7.567 kasus (sedangkan di tahun 2014 belum
mendapatkan data resmi dari dinas terkait) di harapkan pada tahun 2014 jumlah kasus
penderita malaria di Kabupaten Lahat akan terus menurun dibandingkan kasus penderita
malaria di tahun 2013.
Tantangan dan upaya yang diperlukan untuk menurunkan dan mengendalikan
penyakit malaria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tantangan:
a. Belum optimalnya upaya pencegahan penularan malaria
b. Terbatasnya kemampuan manajemen kasus malaria oleh SKPD terkait
c. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi
d. Terbatasnya dukungan sumber dana dalam gerakan berantas malaria (Gebrak
Malaria)
2. Upaya yang di perlukan untuk menurunkan dan mengendalikan penyakit malaria
a. Mobilisasi sosial yang berfokus pada meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
intervensi pencegahan dan pengendalian malaria
b. Memperkuat pelayanan kesehatan dalam pencegahan, pengendalian dan
pengobatan penyakit malaria
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 41
2.2.2.3 Kesejahteraan Masyarakat
Salah satu pencapaian dari sasaran prioritas kedua RKPD tahun 2014 adalah
meningkatnya kesejahteraan sosial di masyarakat. Sasaran tersebut di katakan berhasil jika
telah mencapai target yang diinginkan. Adapun sasaran - sasaran kesejahteraan sosial yang
merupakan salah satu dari prioritas kedua RKPD tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Kesejahteraan Sosial
Seperti diketahui jika berbicara masalah kesejahteraan sosial maka salah satu
indikator dari sasaran tersebut adalah angka kemiskinan.Angka kemiskinan dikabupaten
Lahat saat ini masih sangat tinggi, bahkan pada tahun 2013 angka kemiskinan di Kabupaten
Lahat menduduki peringkat pertama di provinsi Sumatera – Selatan, dengan persentase
kemiskinan sebesar 18,61%.Pada tahun 2014 pemerintah Kabupaten Lahat menargetkan
angka kemiskinan di kabupaten lahat menurun sebesar 16,29%. Tetapi realisasi yang
terjadi pada tahun 2014 meningkat menjadi 19,76% tingginya angka kemiskinan di
Kabupaten Lahat pada tahun 2014 disebabkan menurunnya harga komoditas perkebunan
yang menjadi komoditas andalan masyarakat Kabupaten lahat seperti kopi dan karet.
Seperti di ketahui sebagian besar masyarakat Kabupaten Lahat hidup dari sektor pertanian
dan perkebunan dengan jenis tanaman mayoritas yang di tanam adalah tanaman kopi dan
karet disamping tanaman padi. Turunnya harga karet serta kurangnya panen kopi yang
dihasilkan oleh petani berimbas pada berkurangnya pendapatan yang dihasilkan oleh petani
ditambah lagi semakin tingginya harga kebutuhan pokok dipasaran semakin berakibat
meningkatnya angka kemiskinan di masyarakat. Turunnya harga karet dipasaran disebabkan
karena kualitas karet yang dihasilkan dari petani di Kab. Lahat kalah bersaing dengan
daerah lain. Selain itu belum adanya industri pengolahan karet menyebabkan jatuhnya
harga karet di kabupaten lahat dibandingkan dengan daerah lainnya. Untuk itu pemerintah
Kab. Lahat harus berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan
bantuan bibit – bibit unggul serta kemudahan pupuk bagi para petani serta membuat pabrik
olahan karet dan kopi sehingga harga komoditas andalan perkebunan tersebut menjadi
meningkat yang berimbas pada kesejahteraan bagi petani.
Selain sektor pertanian, sektor pertambangan juga menjadi sektor andalan dalam
menyerap tenaga kerja di Kab. Lahat. Mulai banyak beroperasinya perusahaan – perusahaan
pertambangan khususnya tambang batu – bara sedikit banyak berdampak pada
berkurangya lahan pertanian karena telah beralih fungsi menjadi lahan tambang. Hal ini
menyebabkan berkurangnya produksi pertanian/ perkebunan yang dihasilkan para petani
serta beralihnya profesi sebagian masyarakat dari petani menjadi buruh perusahaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 42
tambang. Ketika harga batu - bara menurun di tahun 2014 berimbas pada banyaknya
pengurangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan yang berdampak pada
dirumahkanya para karyawan – karyawan yang sebagian besar karyawan lokal. Tentu saja
hal ini berdampak pada bertambahnya angka pengangguran serta meningkatnya angka
kemiskinan di masyarakat. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini pemerintah bersama
perusahaan – perusahaan yang beroperasi di kabupaten Lahat harus lebih giat dengan
mendorong industri – industri kreatif rumah tangga kepada masyarakat sehingga tercipta
lapangan pekerjaan di masyarakat. Selain itu peningkatan skill dengan memberikan
pelatihan – pelatihan serta beasiswa ke perguruan tinggi bagi masyarakat di sekitar daerah
tambang dapat menjadikan mereka menjadi tenaga kerja yang handal dan profesional serta
bernilai jual tinggi dan siap bersaing didunia luas.
b. Kesempatan Kerja
Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2012 mencapai 4,67% dan telah tercapai
melebihi dibawah target sebesar 6%. Pada tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka di
Kab. Lahat juga menurun menjadi 3,76 % kemudian meningkat kembali menjadi 3,87% di
tahun 2014. Besar kecilnya tingkat pengangguran sangat berpengaruh terhadap kehidupan
sosial politik dan ekonomi. Di bidang sosial pengangguran dapat menyebabkan
meningkatnya kriminalitas, di bidang politik lebih ditekankan pada kemampuan pemerintah
menyediakan lapangan pekerjaan, sedangkan di bidang ekonomi menitik beratkan pada
pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat. Tingkat pengangguran dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 2,17%. Peningkatan angka
tingkat pengangguran terbuka ini disebabkan oleh naiknya angka tingkat pengangguran
penduduk laki-laki dan perempuan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) memberikan
indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran.
Tingkat pengangguran terbuka merupakan persentase dari jumlah penganggur/pencari kerja
terhadap jumlah angkatan kerja. Dan menurun kembali di tahun 2013 dan tahun 2014
menjadi 3,76% dan 3,87% yang berarti banyaknya penduduk kerja di Kab. Lahat yang
bekerja di berbagai sektor yang ada di Kab. Lahat. Tentu saja hal ini sangat berdampak baik
pada kehidupan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Selain tingkat pengangguran terbuka, tingkat penempatan pencari kerja serta
partisipasi angkatan kerja juga berpengaruh terhadap tercapai tidaknya target dari
kesempatan kerja yang diinginkan oleh pemerintah Kab. Lahat. Pada tahun 2014 Kab. Lahat
menargetkan tingkat penempatan pencari kerja sebesar 45,23% terealisasi sesuai target
yaitu sebesar 45,23% hal ini mengindikasikan bahwa lapangan pekerjaan yang tersedia di
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 43
Kabupaten Lahat telah diisi sesuai dengan skill serta pendidikan yang dimiliki oleh
masyarakat. Sedangkan parisipasi angkatan kerja pada tahun 2014 juga sesuai dengan
target yaitu sebesar 70,14%. Ini menunjukan bahwa jumlah masyarakat yang bekerja di
Kabupaten Lahat sudah cukup baik.
Permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi saat ini menyangkut kualitas sumber
daya manusia yang secara umum masih relatif rendah dan distribusi penduduk yang tidak
merata serta kurangnya lapangan kerja yang tersedia. Selain itu masih banyak jumlah
angkatan kerja yang belum terserap ke sektor sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Lahat.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas tenaga kerja dan menyediakan lapangan kerja. Pemerintah Kabupaten Lahat terus
berusaha menekan jumlah pengangguran melalui kebijakan untuk meningkatkan
sumberdaya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk bekal wirausaha dan
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Beberapa program/kegiatan yang dilaksanakan
dimaksudkan untuk lebih memperluas kesempatan kerja dan pengisian lapangan kerja yang
tersedia antara lain meningkatkan kualitas ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja yang
berorientasi pada pasar kerja, mengadakan kerjasama dengan pengguna TKI, perluasan
lapangan kerja produktif melalui penerapan teknologi padat karya dan tepat guna.
2.2.3 Prioritas 3 : Reformasi Birokrasi dan Optimalisasi Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik
Prioritas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang
profesional, transparan dan akuntabel. Capaian bidang pada prioritas ini pada tahun 2014
antara lain:
2.2.3.1 Pendidikan Politik Masyarakat
Pada tahun 2014 dilaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden. Pelaksanaan
ajang pemilihan presiden dan wakil presiden diharapkan tidak terjadinya tindakan anarkis.
Tindakan anarkis biasanya pemicunya tidak jauh beda yaitu tidak puas akan kinerja KPU
ataupun ada dugaan kecurangan yang dilakukan salah satu calon. Selain kurangnya
integritas dari pihak penyelenggara ataupun diduga ada kecurangan – kecurangan tertentu,
faktor utama penyebabnya adalah masih rendahnya pendidikan politik masyarakat kita.
Kenapa dikatakan demikian, pasalnya sosialisasi yang selama ini banyak dilakukan hanya
sebatas ajakan untuk ikut berpatisipasi dalam pemilu dan cara mencoblos atau mencontreng
yang baik. Seharusnya tidak sebatas itu, ada juga hal yang lebih penting yaitu memberikan
pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilu serta tata cara penyelesaian
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 44
sengketa. Ketidaktahuan masyarakat tentang cara penyelesaian sengketa dalam pilpres
membuat masyarakat memilih jalur instan yaitu melakukan aksi langsung (demonstrasi),
seharusnya ini yang harus lebih digiatkan yaitu sosialisasi pemahaman tentang pemilu atau
pilpres tersebut, supaya masyarakat lebih faham jika ada dugaan kecurangan tidak perlu
lagi ada aksi anarkis tapi ditempuh dengan jalur yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Bertempat di Gedung Pertemuan Pemerintah Kabupaten Lahat, tanggal 24 Juni
2014 diselenggarakan Sosialisasi Pemilu Presiden dan wakil Presiden RI periode 2014-2019.
Yang diikuti seluruh Camat dan Lurah dan Kades Se-Kabupaten Lahat, sosialisasi yang
diselenggarakan oleh Badan Kersbangpol Kab. Lahat dan bekerja sama dengan KPU Kab.
Lahat. Dalam acara ini menghadirkan pembicara dari Humas Polres Lahat IPDA M. Maulana,
yang memberikan materi tentang Undang-undang pengamanan Pemilu, seperti Kantibmas
Pilpres, Persiapan Dini, Pencegahan dan pelanggaran Pemilu hingga Penindakan. dengan
adanya sosialisasi ini, persoalan dan permasalahan pada Pemilu dapat terminimalisir.
2.2.3.2 Pengawasan Internal dan Pelaksanaan Kebijakan
Pengawasan internal berkaitan dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Cikal bakal SPIP dimulai dengan
adanya Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun 1994 tentang petunjuk Pelaksanaan
Pengawasan Melekat yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri PAN No.
KEP/46/M.PAN/2004. Unsur-unsur Waskat adalah Pengorganisasian, Personil, Kebijakan,
Perencanaan, Prosedur, Pencatatan, Pelaporan, Reviu Intern. Penerapan SPIP di lingkungan
instansi pemerintah akan mendorong terciptanya reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintah yang baik sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2010 - 2014. Hal ini dikarenakan SPIP mempunyai 4 tujuan yang
ingin dicapai yaitu (1) Kegiatan yang efektif dan efisien, (2) Laporan keuangan yang dapat
diandalkan, (3) Pengamanan aset negara, dan (4) Ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Dalam rangka Meningkatkan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan menuju
Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih, Pemerintah Kabupaten Lahat melalui
Inspektorat Kabupaten Lahat menyelenggarakan Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) yang di buka langsung oleh Seketaris Daerah (SEKDA) Nasrun Aswari
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 45
SE.MM tanggal 30 September 2014. Acara tersebut dihadiri asisten ll, Kepala Dinas, Kepala
Kantor, Kepala Badan, unsur Muspida Kabupaten Lahat dan peserta Bimbingan Teknis
Implementasi Sistem pengendalian Intern Pemerintah dan juga menghadirkan Nara sumber
BPKP Provinsi.
Pemerintahan yang diselenggarakan secara amanah dengan tata kelola yang baik
(Good Govermance) bagaikan suatu atap bangunan negara yang kokoh dan melindungi
semua unsur yang ada didalamnya, dengan dilaksanakanya sosialisasi ini akan terwujud
tertib administrasi, efisiensi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selanjutnya SPIP merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yag
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluluh Pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien. Selain itu juga, penerapan SPIP di Lingkungan instansi pemerintah Kabupaten Lahat
akan mendorong terciptanya reformasi birokrasi dan tata kelola pmerintah yang baik, Hal ini
dikarenakan SIPP mempunyai 4 Tujuan yang ingin dicapai yaitu, kegiatan yang efektif dan
efisien, laporan keuangan yang dapat diandalkan, pengamanan aset negara serta ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Capaian prioritas pengawasan internal diantaranya:
∑ Opini BPK terhadap Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat tahun 2014
mendapatkan nilai WDP, selanjutnya tahun 2015 diharapkan bisa mendapatkan nilai
WTP.
∑ Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Lahat, penyusunannya
dilaksanakan oleh Bagian Organisasi dan Tata Laksana Pemda Kabupaten Lahat.
Capaian akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Lahat tahun 2014 mendapatkan
nilai CC, diharapkan untuk tahun 2015 bisa lebih baik lagi. Sedangkan Persentase SKPD
yang telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi hanya mencapai 72%.
∑ Persentase Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Pengawasan 81%.
∑ Persentase Tingkat Penanganan Pengaduan Masyarakat 25% lebih kecil dari target
yang ditetapkan yaitu 65%.
∑ Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang terealisasi 84% lebih tinggi
dari target yaitu sebesar 78%.
Sedangkan dalam pelaksanaan kebijakan, pada tahun 2014 capaian pada prioritas
ketiga ini berdasarkan pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Diantaranya:
∑ Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 46
∑ Peraturan Daerah Kabupaten Lahat Nomor 17 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Kabupaten Lahat Sebagai Daerah Otonom.
Sehingga capaian yang menyangkut pelaksanaan kebijakan yaitu persentase anggota DPRD
yang aktif dalam perumusan kebijakan publik pada tahun 2014, yang mana sudah dinilai
baik yaitu 100%.
2.2.3.3 Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya
di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan
adalah cara kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya
dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai
kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman
pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain bagaimana kita memahami
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM.
Beberapa capaian dalam bidang ini pada tahun 2014 diantaranya:
∑ Pada kantor Sat. Pol PP Kabupaten Lahat; kegiatannya berupa persentase pelanggaran
yang berhasil diselesaikan yaitu 60%, diharapkan meningkat menjadi 100% di tahun
2015 dan Kegiatan peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan yaitu sudah
senilai 100%.
∑ Pada Badan Kesbangpol Kabupaten Lahat; Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas
dan OKP, Kegiatan pembinaan politik daerah, dan Kegiatan Peningkatan Pertahanan
Ekonomi. Semua kegiatan tersebut telah mencapai 100 % di tahun 2014.
2.2.3.4 Pemberdayaan Masyarakat
Gagasan pembangunan yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat perlu
untuk dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi,
budaya, dan politik masyarakat. perubahan struktur yang sangat diharapkan adalah proses
yang berlangsung secara alamiah, yaitu yang menghasilkan dan harus dapat dinikmati
bersama. begitu pula sebaliknya, yang menikmati haruslah yang menghasilkan. proses ini
diarahkan agar setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kapasitas
masyarakat (capacity building) melalui penciptaan akumulasi modal yang bersumber dari
surplus yang dihasilkan, yang mana pada gilirannya nanti dapat pula menciptakan
pendapatan yang akhirnya dinikmati oleh seluruh rakyat. dan proses transformasi ini harus
dapat digerakan sendiri oleh masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 47
Capaian prioritas pemberdayaan masyarakat pada tahun 2014, diantaranya:
∑ Capaian tingkat kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran yang telah mencapai
100%, yang berarti masyarakat telah memahami betul terhadap bahaya kebakaran, dan
minimnya pengaduan masyarakat terhadap bencana kebakaran.
∑ Capaian tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang telah mencapai
100% melebihi target yang ditetapkan yaitu 80%, yang berarti berkurangnya
pengaduan masyarakat terrhadap pelayanan publik dan terselesaikannya permasalahan
dengan baik terhadap pelayanan publik.
∑ Cakupan lembaga adat organisasi desa yang mendapat binaan hanya terealisasi 46%
dari target yang direncanakan 100%.
∑ Jumlah kecamatan pemantauan, koordinasi dan pelayanan pengaduan masyarakat,
untuk pelaksanaannya terealisasi di 22 Kecamatan dalam Kabupaten Lahat.
∑ Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) yang mendapat binaan,
teralisasi sebanyak 150 orang sama dengan jumlah target yang ditetapkan.
2.2.3.5 Pengembangan Kominfo
Pengembangan komunikasi dan informasi difokuskan pada pembangunan
komunikasi dan informasi untuk penyediaan jasa akses internet dan penyediaan jasa akses
telekomunikasi, serta mengoptimalkan sistem informasi komunikasi, mengaktifkan internet
berbasis website www.lahatkab.go.id.
Capaian prioritas pengembangan kominfo yang diraih pada tahun 2014, diantaranya:
∑ jumlah jaringan komunikasi sebanyak 80 jaringan, jumlah surat kabar
nasional/lokal 78 Surat Kabar, jumlah penyiaran 64 radio/ TV lokal.
∑ Adanya penduplikasian Arsip Daerah dalam bentuk informatika.
∑ Persentase penyediaan informasi data mikro keluarga disetiap desa/kelurahan, yang
sudah mencapai 100%.
∑ Cakupan entry data keluarga online sebesar 7 % melebihi dari target semula sebesar
5%.
2.2.3 Prioritas 4 : Penguatan, Perluasan dan Produksi Bidang Pertanian
Prioritas penguatan, perluasan dan produksi bidang pertanian bertujuan untuk
pencapaian kemandirian ekonomi daerah ditandai dengan daya saing perekonomian yang
berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki daerah sehingga kesejahteraan
masyarakat semakin membaik. Sasaran dari prioritas ke empat RKPD tahun 2014 diarahkan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 48
pada optimalisasi dan perluasan areal bidang pertanian; pengamanan dan peningkatan
produksi pertanian, perikanan, dan perkebunan; penguatan kapasitas kelembagaan dan
pembiayaan (peningkatan kapasitas lembaga usaha pertanian, perikanan dan perkebunan);
peningkatan swasembada pangan yang berkelanjutan; optimalisasi penanganan pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian, perikanan, dan perkebunan. Prioritas ke 4, penguatan,
perluasan dan produksi bidang pertanian erat kaitannya dengan pencapaian dibidang
petanian, perkebunan dan perikanan.
2.2.4.1 Pertanian
Beberapa capaian di Bidang Pertanian dalam menunjang prioritas kedua adalah sebagai
berikut:
- Capaian produksi untuk jenis tanaman pangan padi sawah pada tahun 2014
sebesar 139.574,97 ton dengan luas panen 31.347 ha. Jumlah tersebut meningkat
jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 136.293 ton dengan luas lahan
28.097 ha. Sedangkan produksi padi sawah pada tahun 2012 dan 2011 sebesar
104.919 ton dan 125.665 ton serta 117.698 ton ditahun 2010. Peningkatan jumlah
produksi padi sawah pada tahun 2014 merupakan wujud kesungguhan Pemerintah
Daerah Kab. Lahat untuk mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Lahat,
serta merujuk pada Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan arahan Presiden,
mewajibkan kita untuk meningkatkan kemandirian pangan 2010-2014 pada lima
komoditas strategis yaitu padi, jagung, kedelai, gula dan daging sapi.
Keberhasilan maningkatnya produksi padi sawah antara lain disebabkan karena
cuaca dan iklim yang baik di tahun 2014, pendistribusian pupuk yang tepat dan
merata kepada petani serta penggunaan pupuk yang berimbang oleh petani, serta
berkurangnya serangan organisme pengganggu tanaman padi sawah. Untuk
produksi padi ladang menunjukan produksi yang berfluktuatif, yaitu dari 9.978 ton
pada tahun 2010 meningkat menjadi 10.083 ton pada tahun 2011 dan 13.988 ton
pada tahun 2012 dengan luas panen 5.057 hektar, meningkat kembali ditahun
2013 dengan produksi 17.262 ton dan luas panen 4.205 ha kemudian menurun di
tahun 2014 dengan produksi 11.272,07 ton dan luas panen 3.599 ha. Menurunnya
produksi padi ladang di tahun 2014 disebabkan karena menyusutnya areal
tanaman padi ladang dimana sebagian petani beralih menanam jenis tanaman
lainnya, serta bergesernya penggunaan lahan padi menjadi lahan pertambangan
dan gangguan hama penganggu tanaman menjadi penyebab menurunnya produksi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 49
padi ladang. Total target produksi padi sawah dan padi ladang pada tahun 2016
sebesar 197.432 ton. Diharapkan pada tahun 2016 jumlah produksi untuk jenis
tanaman pangan baik padi sawah maupun padi ladang dapat lebih meningkat
melalui usaha-usaha antara lain intensifikasi pertanian, peningkatan mutu
intensifikasi padi, pengembangan bibit unggul pertanian dan pembangunan fasilitas
sarana serta prasarana pertanian.
- Produksi palawija seperti produksi kedelai pada tahun 2014 mencapai 2.239 ton
dengan luas panen 1.239 hektar. Produksi jagung mencapai 1.508,65 ton dengan
luas daerah panen 232 ha dan untuk produksi kacang tanah sebesar 231,54 ton
dengan luas panen 166 ha. Sedangkan produksi kacang hijau sebesar 82,06 ton
dengan luas panen 59 ha. Produksi Ubi Kayu dan Ubi Jalar di tahun 2014 masing –
masing sebesar 3.381,2 ton dengan luas panen 196 ha dan 1.558,01 ton dengan
luas panen 117 ha. Jika dibandingkan dengan produksi palawija pada tahun 2013,
jumlah tersebut cenderung fluktuatif. Fluktuatifnya angka capaian produksi
palawija pada tahun 2014 sebagian besar disebabkan dengan turunnya luas panen
sebagai dampak fenomena iklim pada tahun 2014. Begitu juga dengan produksi
buah-buahan dan produksi sayuran. Pada tahun 2015, pemerintah berupaya
meningkatkan produksi palawija melalui pengembangan intensifikasi, dan
penggunaan bibit unggul. Diharapkan pada tahun 2016, peningkatan jumlah
produksi masing-masing jenis tanaman palawija dapat lebih meningkat.
2.2.4.2 Peternakan dan Perikanan
Beberapa capaian di Bidang Peternakan dan Perikanan dalam mendukung prioritas kedua
adalah sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Lahat melalui program dan kegiatan yang diarahkan pada
upaya pengembangan peternakan dan peningkatan konsumsi hasil produksi
peternakan. Produksi hasil ternak berupa daging ternak sapi pada tahun 2014
sebesar 422.802 kg dengan populasi ternak sebanyak 10.983 ekor menurun apabila
dibandingkan produksi hasil ternak pada tahun 2013 sebesar 456.083 kg dengan
populasi ternak sebanyak 11.312 ekor, sedangkan untuk produksi daging kambing
dari 219.024 kg pada tahun 2013 dengan populasi ternak sebanyak 30.302 ekor
mengalami peningkatan menjadi 212.644 kg pada tahun 2014 dengan populasi
ternak berjumlah 35.245 ekor. Produksi ayam pedaging pada tahun 2014 menurun
menjadi 1.304.647 ekor dari 1.343.787 ekor pada tahun 2013. Ayam buras dari
90.206 ekor pada tahun 2013 turun menjadi 87.579 ekor pada tahun 2014.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 50
Sedangkan populasi itik dari 52.598 ekor ditahun 2013 turun menjadi 51.067 ekor di
tahun 2014. Untuk produksi telur ayam buras pada tahun 2014 sebesar 1.050.931
butir meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1.017.459 butir. Ayam ras
ditahun 2013 sebesar 30.171.007 butir menurun jika dibandingkan dengan tahun
2014 sebesar 29.292.234 butir. Sedangkan produksi telur itik di tahun 2014 sebesar
1.929.810 butir menurun dibandingkan tahun 2013 menjadi 1.987.706 butir
Kendala yang dihadapi oleh peternak dalam meningkatkan hasil ternak mereka antara lain:
1. Teknik pemeliharaan masih tradisional dan usaha yang dilakukan masih bersifat
sambilan.
2. Tingkat kematian tinggi akibat penyakit ternak menular
3. Produktivitas ternak yang dicapai belumoptimal
4. Lahan dan Hijauan makanan ternak yang belum ada serta belum dimanfaatkan
secara optimal
5. Tingkat konsumsi daging yang baru mencapai 4,93 kg/kapita/tahun, telur
sebanyak 4,60 kg/kpapita/tahun, sedangkan standar nasional sebanyak 10,30
kg/kapita/tahun dan telur 6,5 kg/kapita/tahun
6. Ternak sapi potong ayam buras dan telur sebagian besar disuplai dari daerah luar.
Untuk mengatasi kendala – kendala tersebut maka pemerintah perlu menerapkan langkah –
langkah sebagai berikut:
1. Perlunya pembinaan secara intensif dengan penerapan IPTEK
2. Adanya Program pemberantasan & Pencegaran penyakit ternak
3. Perbaikan mutu ternak melalui IB dan Inka
4. Peningkatan mutu intensifikasi dan ekstensifikasi pemeliharaan ternak.
5. Penyebaran dan pengembangan ternak unggul d isentra – sentra produksi
6. Penguatan modal untuk pengembangan usaha peternakan
7. Pemanfaatan dan pengembangan Hijauan Makanan Ternak untuk mendukung
pengembangan usaha sapi dan kambing secara terpadu/ integrasi dengan
tanaman.
8. Meningkatkan pengembangan dan penggemukan ternak melalui pola usaha
berbasis agribisnis
9. Serta menjamin pola usaha kemitraan.
Capaian produksi daging ikan pada tahun 2014 sebesar 4.407,60 ton menurun
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5.494, 54 ton ditahun 2013. Sedangkan potensi
sumberdaya perikanan yang ada di tahun 2014 antara lain; potensi lahan budidaya ikan
tawar terdiri dari kolam air tenang seluas 1.624,7 ha, kolam ikan air deras seluas 47 ha dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 51
pemanfaatan sawah irigasi ½ teknis seluas 1.355 ha selain itu sawah irigasi pedesaan
seluas 14.000 ha. Untuk perairan Umum antara lain ; sungai 2.001 ha; tebat dusun, cekdam
seluas 45,30 ha; Embung, situ, rawa seluas 79,30 ha. Untuk benih ikan yang disebarkan
pada masyarakat antara lain; benih ikan mas sebanyak 11.160.000 ekor, benih ikan nila
sebanyak 14.880.000 ekor, benih ikan tambak sebanyak 160.000 ekor. Dan benih ikan
gurame sebanyak 40.000 ekor. Meskipun demikian masih banyak kendala – kendala yang
dihadapi oleh para peternak/petani ikan dalam meningkatkan produksi hasil perikanan.
Adapun kendala – kendala tersebut antara lain:
1. Potensi lahan belum secara optimal untuk pengembangan budidaya ikan di kolam
air tenang,kolam, air deras dan budidaya ikan di sawah (penyelang, minapadi,
palawija)
2. Pemanfaatan/ pengelolaan kolam yang ada masih bersifat sambilan dan hasilnya
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya perairan yang belum optimal
4. Belum menerapkan teknologi yang dianjurkan
5. Kualitas induk ikan cenderung menurun
6. Modal usaha yang terbatas
7. Belum menerapkan teknologi yang dianjurkan
8. Serta masih rendahnya tingkat konsumsi ikan yaitu sebesar 23,37 kg/kpt/tahun
dibawah target nasional sebesar 31,64 kg/kpt/tahun.
Sedangkan langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasi kendala – kendala
tersebut antara lain:
1. Pengembangan budidaya ikan didaerah yang memiliki potensi melalui kegiatan
ekstensifikasi, intensifikasi dan integrated farming
2. Peningkatan pengelolaan kolam sebagai usaha kearah komersil dengan
menerapkan IPTEK budidaya ikan yang dianjurkan
3. Pemberdayaan masyarakat dilingkungan perairan umum dan peningkatan
pelestarian ikan dan peningkatan restoking serta pengendaian dan pengawasan
sumber day perairan dengan pembentukan dan pembinaan POKMASWAS
4. Pengembangan budidaya ikan di perairan sistem keramba jaring apung, jaring
pancang dan keramba bambu
5. Pengembangan induk ikan unggul untuk menghasilkan benih ikan bersertifikat.
6. Penguatan modal usaha untuk penerapan cara budidaya ikan yang baik
7. Peningkatan pola usaha melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan
terpadu.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 52
2.2.4.3 Kehutanan dan Perkebunan
Beberapa capaian pada Bidang Kehutanan dan Perkebunan pada tahun 2014 adalah sebagai
berikut:
- Pada tahun 2014, produksi kelapa sawit mencapai 71.104 ton dengan luas panen
5,543 ha, melampaui target yang ditentukan sebesar 68.200 ton, menurun jika
dibandingkan produksi kelapa sawit pada tahun 2013 sebesar 71.736 ton. Dengan
luas lahan. Menurunnya produksi Kelapa Sawit jika dibandingkan dengan tahun 2013
dikarena berkuranya luas areal panen. Sedangkan untuk rencana target produksi
kelapa sawit pada tahun 2015 ini mencapai 68.200 ton dan dapat meningkat lagi
pada tahun 2016 menjadi 69.200 ton. Target – target tersebut akan tecapai jika
melihat produksi tanaman kelapa sawit ditahun 2013 dan 2014.
- Pada tahun 2014, produksi tanaman kopi mencapai 20.734,70 ton dengan luas
panen 41.388 ha, melampaui target yang ditentukan sebesar 20.000 ton. Jumlah
tersebut terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman kopi pada tahun
2013 sebesar 19.691,65 ton. Meningkatnya produksi tanaman Kopi tersebut
dikarenakan luas areal panen yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, Iklim dan cuaca yang dibaik ditahun 2014 serta kurangya organisme
penganggu tanaman kopi. Sedangkan untuk rencana target produksi tanaman kopi
pada tahun 2015 ini ditargetkan mencapai 20.200 ton dan ditahun 2016
diditargetkan menjadi 20.400 ton.
- Pada tahun 2014, produksi tanaman kakao mencapai 2.032,33 ton dengan luas
panen 1.943 ha, melampaui target di tentukan sebesar 1.907,70 ton. Jumlah
tersebut terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman kakao pada tahun
2013 sebesar 1.907,70 ton dengan luas areal panen sebesar 1.890 ha. Keberhasilan
meningkatnya produksi tanaman kakao ini dikarenakan luas areal panen tanaman
kakao ditahun 2014 yang lebih luas dibandingkan tahun 2013, iklim dan cuaca yang
baik ditahun 2014 serta keberhasilan para petani dalam mengaatasi serangan
oreganisme pengganggu. Sedangkan untuk rencana target produksi tanaman kakao
pada tahun 2015 ini diperkirakan dapat mencapai 1.950 ton dan dapat meningkat
lagi pada tahun 2016 menjadi 2.000 ton. Target tersebut akan tercapai jika melihat
keberhasilan petani ditahun 2013 dan 2014.
- Pada tahun 2014, produksi tanaman karet mencapai 48.926 ton dengan luas panen
22.428 ha, tidak melampaui target di tentukan sebesar 49.200 ton. Jumlah tersebut
terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman karet pada tahun 2013
sebesar 44.339 ton dengan luas areal panen sebesar 19.789 ha. Keberhasilan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 53
meningkatnya produksi tanaman karet ini dikarenakan luas areal panen tanaman
karet ditahun 2014 yang lebih luas dibandingkan tahun 2013, iklim dan cuaca yang
baik ditahun 2014 serta pendistribusian pupuk yang tepat dan penggunaan pupuk
yang merata oleh para petani. Sedangkan untuk rencana target produksi tanaman
karet pada tahun 2015 ini diperkirakan dapat mencapai 49.400 ton dan dapat
meningkat lagi pada tahun 2016 menjadi 49.600 ton.
- Pada tahun 2014, produksi tanaman kelapa mencapai 395,30 ton dengan luas panen
479 ha, melampaui target ditentukan sebesar 372. Jumlah tersebut terlihat
meningkat jika dibandingkan produksi tanaman kelapa pada tahun 2013 sebesar
372,10 ton dengan luas areal panen 477 ha. Jumlah tersebut meningkat dikerenakan
luas areal panen yang lebih luas jika dibandingkan dengan luas areal panen ditahun
sebelumnya.
- Pada tahun 2014, produksi tanaman lada mencapai 145,30 ton dengan luas panen
365.25 ha, jumlah tersebut tidak melampaui target yang ditentukan sebesar 152
ton. Terlihat meningkat jika dibandingkan produksi tanaman lada pada tahun 2013
sebesar 143,10 ton dengan luas areal panen sebesar 359,75 ha. Meningkatnya
produksi lada ditahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 disebabkan karena
luasnya areal panen serta keberhasilan para petani dalam mengatasi gangguan
organisme penganggu tanaman lada.
- Pada tahun 2014, produksi tanaman pinang mencapai 6,45 ton dengan luas panen
19 ha, jumlah tersebut melampaui target yang ditentukan sebesar 6 ton. Terlihat
menurun jika dibandingkan produksi tanaman pinang pada tahun 2013 sebesar 8 ton
dengan luas areal panen 16 ha. Menurunya produksi panen pinang disebabkan
karena serangan dari organisme penganggu serta banyak para petani yang kurang
serius dalam memelihara tanaman pinang. Petani lebih memilih atau fokus bercocok
tanam kepada tanaman perkebunan lain dibandingkan tanaman pinang mengingat
tanaman pinang bukan komoditas perkebunan yang utama bagi petani di Kabupaten
Lahat.
- Selain komuditas – komuditas perkebunan tersebut diatas, terdapat komuditas –
komuditas lainnya seperti kayu manis, kemiri, dan cengkeh yang menjadi komuditas
perkebunan di Kabupaten Lahat. Produksi tanaman kayu manis pada tahun 2014
adalah sebesar 370 ton dengan luas areal panen sebesar 560 ha hampir sama
dengan produksi tahun 2013 dengan produksi sebesar 372 ton dengan luas areal
panen sebesar 563 ha. Tanaman kemiri dengan produksi sebesar 15,67 ton dengan
luas areal panen 41 ton meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 14.65 ton
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 54
dan luas areal panen sebesar 26 ha. Untuk tanaman cengkeh produksi pada tahun
2014 adalah sebesar 6,45 ton dengan luas areal panen sebesar 19 ha dan jauh
meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,2 ton dengan luas tanaman 12
ha. Keberhasilan petani dalam meningkatkan produksi tanaman – tanaman
perkebunan ini tidak lain kerena keseriusan para petani dalam memelihara tanaman
tersebut meskipun tanaman tersebut bukanlah tanaman perkebunan utama di
kabupaten lahat. Selain itu, iklim dan cuaca yang baik di tahun 2014 juga turut andil
dalam meningkatnya produksi panen komuditas – komuditas tanaman perkebunan
tersebut.
2.2.5 Prioritas 5: Peningkatan dan Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya
Berwawasan Lingkungan
2.2.5.1 Tata Ruang
Capaian di bidang tata ruang pada tahun 2014, antara lain melalui Program Perencanaan
Tata Ruang, yaitu:
∑ Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis, dengan adanya Peraturan
Daerah Kabupaten Lahat nomor 11 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Lahat tahun 2012-2032 sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), seluruh peraturan daerah (perda)
provinsi/kabupaten/kota tentang RTRW provinsi/kabupaten/kota harus disusun atau
disesuaikan paling lambat 2 (dua) tahun bagi perda RTRW provinsi dan 3 (tiga) tahun
bagi RTRW kabupaten/kota terhitung sejak UUPR diberlakukan.
∑ Meningkatkan kualitas SDM Bidang tata ruang dengan mengikuti Pelatihan untuk SDM
tersebut sebanyak 15 orang sama dengan target yang ditetapkan pada tahun 2014.
2.2.5.2 Prasarana Wilayah dan SDA
Capaian prioritas yang menyangkut sumber daya alam diantaranya:
∑ Capaian indikator Kinerja Tingkat Kualitas Udara sebesar 100%. Tercapainya indikator
ini karena didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana pendukung seperti
peralatan laboratorium yang digunakan untuk pengambilan sampel khususnya dalam
rangka pemantauan kualitas udara dengan pelaksanaan Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pemantauan Kualitas
Lingkungan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 55
∑ Capaian indikator Kinerja Tingkat Pencemaran Limbah Padat dan B3 sebesar 100%.
Tercapainya indikator ini karena didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana
pendukung seperti peralatan laboratorium yang digunakan untuk pengambilan sampel
khususnya dalam rangka pemantauan kualitas udara dengan pelaksanaan Program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pemantauan
Kualitas Lingkungan.
∑ Cakupan penyelesaian kasus lingkungan, dari beberapa kasus lingkungan semuanya
terselesaikan dengan baik, sehingga telah mencapai 100% penyelesaian kasus
lingkungan. Tercapainya indikator ini karena didukung adanya Pos Pengaduan yang
berperan aktif dalam merespon setiap pengaduan permasalahan lingkungan yang ada
melalui Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kegiatan
Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA.
∑ Capaian dalam program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam
dan lingkungan hidup yaitu terpilihnya 1 (satu) sekolah di Kabupaten Lahat yang
menerima piala Adiwiyata.
∑ Cakupan Piala Adipura Yang Diraih pada Tahun 2014 adalah 1 buah piala Adipura dan
capaiannya 100%. Kegiatan ini telah dilaksanakan secara maksimal dengan yang
didapat sesuai dengan target yang ditetapkan.
2.2.5.3 Pertambangan dan Migas
∑ Capaian produksi batubara di Kabupaten Lahat pada kurun waktu beberapa tahun
terakhir ini cenderung menurun. Pada tahun 2013, produksi batubara mencapai
7.354.156,736 MT menurun menjadi 6.458.446,099 MT pada tahun 2014. Penurunan
jumlah produksi batubara disebabkan beberapa perusahaan tidak beroperasi secara
terus menerus pada setiap bulannya sehingga berpengaruh pada jumlah produksi,
selain itu juga karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang
menyebabkan terhambatnya proses pengiriman hasil produksi batubara di Kabupaten
Lahat.
∑ Capaian produksi minyak bumi di Kabupaten Lahat dari tahun 2009 sampai 2012
cenderung berfluktuasi, yaitu pada tahun 2009 produksi sebesar 494.577,13 barrel
menjadi meningkat pada tahun 2010mencapai 601.901,49 barrel. Pada tahun 2011,
produksi minyak bumi kembali menurun yaitu 469.889,59 barrel. Pada tahun 2012,
capaian produksi minyak bumi di Kabupaten Lahat menurun menjadi sebesar 365.000
barrel. Menurun kembali tahun 2013 sebesar 332.132,89 barrel. Ditahun 2014 juga
kembali turun menjadi 303.120 barel
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 56
∑ Capaian produksi gas bumi pada tahun 2012 sebesar 16.612,88 MMBTU, angka tersebut
menurun jika dibandingkan jumlah produksi gas bumi pada tahun 2011 sebesar
19.739.790,91 MMBTU. Produksi gas bumi pada tahun 2010 sebesar 20.068,59 MMBTU
meningkat apabila dibandingkan produksi gas bumi pada tahun 2009 sebesar 16.605,50
MMBTU. Dan produksi untuk tahun 2013 sebesar 14.110,71 MMBTU. Di tahun 2014
produksi gas bumi juga kembali turun menjadi 10.176,37 MMBTU. Turunnya jumlah
produksi minyak dan gas bumi di Kabupaten Lahat dikarenakan antara lain optimasi
sumur dari hasil pemboran masih dibawah target, sumur-sumur migas yang ada lebih
banyak sumur tua sehingga produksi migas yang dihasilkan menurun sementara sumur-
sumur migas yang baru belum produksi masih dalam proses seismic. Walaupun terjadi
penurunan pada jumlah produksi migas tahun 2012, tetapi pada pendapatan dana bagi
hasil bidang migas antara pusat dan daerah tetap mengalami kenaikan karena nilai
harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah yang meningkat.
2.2.5.4 Perlindungan dan Pemulihan Cadangan SDA
Capaian prioritas yang menyangkut perlindungan dan pemulihan SDA diantaranya:
∑ Cakupan Kegiatan pencegahan dan Mitigasi Bencana, Persentase Tingkat Penyelesaian
Tindak Lanjut Bencana, dan Cakupan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang mana
semuanya telah mencapai 100%.
∑ Capaian Luas lahan perkebunan yang dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi
dan rehabilitasi). Jumlah target lahan yang dioptimalisasi sebesar 200 hektar dan
terealisasi di tahun 2014 sebesar 230 hektar.
∑ Capaian rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Target Luas rehabilitasi hutan dan lahan
kritis 20 hektar yang terealisasi lebih besar dari target yaitu 34 hektar.
∑ Capaian pengurangan luas kerusakan/kebakaran hutan dan lahan terealisasi sebesar
6%, dari target sebesar 0%.
Kegiatan perlindungan dan pemulihan SDA dinyatakan berhasil karena didukung oleh
asistensi dan peran serta aktif pemerintah dan masyarakat, diantaranya berupa kegiatan
penanaman pohon kembali sebagai usaha rehabilitasi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 57
2.3 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LAHAT
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Lahat dan menjadi tantangan
dalam mewujudkan Pembangunan Kabupaten Lahat antara lain:
a. Dalam konteks pembangunan sarana dan prasarana pembangunan di Kabupaten Lahat
masih diperlukan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi (jalan dan
jembatan) secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Lahat, terutama daerah
pedesaan dan terisolir untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi masyarakat.
b. Dalam bidang kesehatan, ada 4 (empat) program dari 8 (delapan) target kesepakatan
MDGs yang harus segera diselesaikan yaitu : program pemberantasan kemiskinan dan
kelaparan (gizi masyarakat), program penurunan kematian anak, program kesehatan ibu
dan program pengendalian HIV, malaria, dan penyakit menular lainnya. Untuk
mendukung hal tersebut permasalahan yang dihadapi Kabupaten Lahat adalah:
- Sarana dan Prasarana pelayanan dasar bidang kesehatan di Kabupaten Lahat saat
ini masih kurang karena masih ada desa yang belum memiliki poskesdes/polindes.
Selain itu beberapa poskesdes yang sudah ada juga memerlukan perbaikan.
- Adanya kecamatan baru akibat terjadinya pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan
Suka Merindu memerlukan puskesmas baru, alat-alat kesehatan, pusling dan
meubelair termasuk tenaga kesehatannya.
- Kurangnya jumlah tenaga kesehatan jika mengacu pada SK Menteri Kesehatan
Nomor 81/SK/Menkes/I/2004 (terutama tenaga apoteker, asisten apoteker, analis,
dokter gigi dan lain-lain)
- Perlunya penanganan terhadap penyakit malaria di Kabupaten Lahat, karena
mengingat Kabupaten Lahat yang merupakan daerah endemik penyakit malaria dan
peringkat tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014.
c. Pada bidang pendidikan, angka partisipasi sekolah di Kabupaten Lahat pada tahun 2014
menunjukkan semakin tinggi kelompok umur menurut jenjang sekolahnya maka angka
partisipasi sekolah penduduk cenderung menurun. Jumlah penduduk yang
menyelesaikan jenjang sekolah yang tinggi lebih sedikit dibanding dengan jumlah
penduduk yang menyelesaikan jenjang sekolah dasar. Hal tersebut mempengaruhi SDM
penduduk yang ada di wilayah Kabupaten Lahat.
d. Dalam bidang sosial ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat rata-rata
masih belum menyelesaikan permasalahan utama dalam pembangunan yaitu
permasalahan kemiskinan dan pengangguran. Angka tingkat kemiskinan sampai pada
tahun 2013 sebesar 18,61% tertinggi di Provinsi Sumatera – Selatan dan angka tingkat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 II. 58
pengangguran terbuka sebesar 3,76%. Dengan demikian, kebijakan pembangunan yang
bersifat mendukung perluasan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan harus
mendapatkan perhatian yang lebih besar. Selain itu masalah yang dihadapi adalah masih
terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar pendidikan dan
kesehatan.
e. Dalam bidang ketenagakerjaan di Wilayah Kabupaten Lahat, angka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan angka Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan, sedangkan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini mengindikasikan
bahwa kesempatan kerja perempuan cenderung lebih terbatas dibandingkan laki-laki.
f. Dalam bidang Ketahanan Pangan, pembangunan Kabupaten Lahat dihadapkan pada
permasalahan mengenai dampak perubahan iklim yang menyebabkan adanya
ketidakpastian serta mengganggu musim tanam dan produksi maupun produktivitas
pertanian. Selain itu, adanya kompetisi antara sumber energi dan sumber pangan
sehingga mengganggu ketersediaan pangan di Kabupaten Lahat.
g. Dalam konteks pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, pembangunan
di Kabupaten Lahat dihadapkan pada terjadinya perubahan tata guna lahan yang
berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi karena adanya faktor manusia
dan aktifitasnya dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam yang ada di wilayah Kabupaten
Lahat. Selain itu juga kerusakan lingkungan dapat berpotensi mendatangkan bencana
alam.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 1
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAHDAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016
Perkiraan Perkembangan Ekonomi Daerah Tahun 2016
Salah satu indikator ekonomi makro daerah yang dapat digunakan untuk melihat
kemajuan perekonomian Kabupaten Lahat adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang dicerminkan pada Laju Pertumbuhan Ekonomi. Laju Pertumbuhan Ekonomi diukur dari
besaran PDRB atas harga konstan dan harga berlaku. Gambaran umum pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Lahat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dilihat dari
PDRB atas harga konstan maupun PDRB atas harga berlaku.
Sumber utama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat ditentukan oleh peningkatan
konsumsi rumah tangga, ekspor dan pembentukan modal domestik bruto atau investasi dan
konsumsi pemerintah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh peningkatan
produksi dan nilai tambah dari sektor pertanian, terutama subsektor tanaman pangan,
perkebunan dan peternakan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri
pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel
dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan; serta sektor jasa-jasa pemerintahan umum dan swasta.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat selama periode 2007 sampai dengan 2012
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat dengan migas pada periode yang
sama berfluktuasi antara 5,40 persen sampai 6,47 persen. Pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2012 tanpa migas sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
dengan migas, yaitu 6,04 persen tanpa migas dan dengan migas 6,82 persen. Laju
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pada Tahun 2015 diperkirakan sebesar 5,2 % sedangkan
untuk Provinsi Sumatera Selatan Sebesar 6,3 % jika dibandingkan dengan target Nasional
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan lebih besar 1,1%, sedangkan Laju
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat pada tahun 2013 dengan migas mencapai 5,95 %,
mengalami penurunan di bandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 6,01 %.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat tanpa memasukkan migas juga
mengalami penurunan dari 6,67 % menjadi 6,05 % pada tahun 2013. Nilai ini turun sebesar
0,62 % dari tahun 2012, sedangkan untuk tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lahat diperkirakan sebesar 5,58%, untuk target pertumbuhan Ekonomi pada
Tahun 2015 sebesar 5,61% meskipun masih mengalami pertumbuhan akan tetapi bila
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 2
dibandingkan dengan tahun sebelumnya kembali mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
pertumbuhan sektor pertambangan migas semakin melambat bahkan negatif.
Secara sektoral pada periode 2008 sampai dengan 2012, rata-rata laju pertumbuhan
tertinggi berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,60 persen yang jauh
diatas laju pertumbuhan total, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dari tahun
ke tahun laju pertumbuhannya relatif stabil dan mengalami kenaikan sehingga pada tahun
2010 menempati urutan kedua dengan rata-rata laju pertumbuhan 8,58 persen.
Dengan memperhitungkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 dan juga
fluktuasi harga berbagai komoditas, tingkat inflasi pada tahun 2015 diperkirakan akan lebih
tinggi. Kebijakan yang diarahkan untuk mengendalikan inflasi antara lain adalah stabilisasi
harga pangan, pengurangan biaya transportasi dan pengamanan pasokan bahan bakar
minyak. Pengendalian harga pangan akan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan
dan pengamanan jalur distribusi pangan dari daerah penghasil pangan ke pasar. Upaya
pengurangan biaya transportasi akan ditempuh melalui perbaikan prasaranan transportasi
dan penambahan sarana transportasi. Pengamanan pasokan bahan bakar minyak akan
dilakukan dengan menjaga keseimbangan pasokan dan menerbitkan alokasi bahan bakar
minyak.
Tabel 3.1Kerangka Ekonomi Makro Kabupaten Lahat
Indikator 2009 2010q 2011*) 2012**)
Pertumbuhan Ekonomi (%) Dengan Migas Tanpa Migas
5,40 %5,93 %
5,94 %6,58 %
5,94 %6,58 %
6,04 %6,82 %
Income Perkapita ADHB (Rupiah) Dengan Migas Tanpa Migas
11.612.6069.758.493
12.876.56511.266.922
11.612.6069.158.493
16.532.17514.798.291
Income Perkapita ADHK (Rupiah) Dengan Migas Tanpa Migas
6.508.7025.725.064
6.680.8925.946.598
6.508.7025.725.064
7.293.7326.585.990
PDRB ADHB (Rp. Juta) Dengan Migas Tanpa Migas
4.669.664 2.153.626
5.630.2674.926.452
5.630.2674.916.452
7.478.9856.694.594
PDRB ADHK (Rp. Juta) Dengan Migas Tanpa Migas
2.432.6442.153.626
2.715.2002.429.049
2.432.6442.153.626
3.066.9092.783.380
Tingkat Pengangguran (%) 47,3% - 17,5%Inflasi (% / tahun) Dengan Migas Tanpa Migas
10,46 %9,31 %
6,67 %5,83 %
11,09 %9,19 %
6,96 %7,53 %
Sumber : Lahat Dalam Angka 2013Catatan : *) angka proyeksi
Penetapan berbagai asumsi kerangka ekonomi makro Kabupaten Lahat ditujukan
untuk memberikan suatu dorongan (stimulus) dan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 3
untuk melakukan investasi baru dan mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya
investasi dan meningkatnya skala usaha, pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong
perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pengurangan
kemiskinan.
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global
dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global
yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA),
perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar
modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan
statistik nasional.
Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan
perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar
PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan
kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara
bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk
menjaga konsistensi hasil penghitungan. Berikut nilai PDRB yang telah disesuaikan dengan
SNA 2008, dimana tidak ada lagi penghitungan PDRB dengan migas dan non migas.
Tabel 3.2
Perkembangan Ekonomi Makro Kabupaten Lahat Tahun 2013-2014
No Indikator Kinerja Satuan
RPJMD Tahun 2013 RPJMD Tahun 2014 Target RPJMD Tahun 2015
Target RPJMD Tahun 2016
Target Realisasi Target Realisasi
1 Pertumbuhan Ekonomi
% 5,58 4,83 5,63 3,93 5,85 6,00
2 PDRB (ADHB) Juta Rupiah
8.320.763 12.474.750,5 9.288.206 13.063.169,3 9.837.827 10.434.738
3 PDRB (ADHK) Juta Rupiah
3.236.931 9.937.385,6 3.610.984 10.327.900,8 3.822.226 4.051.559
4 Pendapatan Perkapita (ADHB)
Juta Rupiah
18.304.541 27.442.745,6 20.203.400 28.412.093,2 21.170.344 22.217.537
5 Inflasi % 5,67 5,77 6,37 5,38 5,37 5,00
6 Persentase Penduduk Miskin
% 18,61 18,61 16,29 - 15,74 15,20
7 Tingkat Pengangguran
% 3,76 3,76 3,87 5,62 3,37 2,78
Sumber : Bappeda, BPS
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 4
Berdasarkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Lahat Tahun 2014-2018, kebijakan ekonomi yang akan ditempuh oleh
Pemerintah Kabupaten Lahat Tahun 2016 adalah tetap komitmen meningkatkan bidang
pertanian dan meningkatkan pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan. Selain itu juga
Pemerintah Daerah juga melakukan reformasi birokrasi dan sumber daya aparatur.
Peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat terutama generasi muda yang bertujuan
mengurangi pengangguran. Pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah (UMKM)
dalam usaha menggerakkan ekonomi masyarakat.
Kebijakan ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 juga didorong untuk memperkuat
pelaksanaan berbagai kebijakan Pemerintah tahun 2015 antara lain Percepatan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Milineum (MDGs); Percepatan Peningkatan Penanggulangan
Kemiskinan melalui empat klaster; perlindungan sosial berbasis keluarga, pemberdayaan
masyarakat melalui pelaksanaan PNPM Mandiri; peningkatan akses usaha mikro dan kecil
pada sumber daya produktif melaui kredit usaha rakyat, serta peningkatan dan perluasan
program pro-rakyat; pelaksanaan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI); serta Peningkatan Ketahanan Pangan, Penanganan
Transportasi Kota-Kota Besar, dan Perluasan Kesempatan Kerja.
Kebijakan ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 diarahkan untuk mendukung
penguatan keterkaitan (konektivitas) kebijakan pembangunan ekonomi Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2016. Oleh sebab itu, kebijakan ekonomi tahun 2016 akan didukung dengan
reorientasi seluruh prioritas kebijakan dan program secara lebih baik, terukur dan
komprehensif. Dengan penekanan pembangunan pada tahun 2016 menegaskan pentingnya
optimalisasi rapat koordinasi teknis untuk menjamin terwujudnya keseimbangan
pembangunan antar wilayah. Setiap wilayah akan terfokus pada pengembangan potensi
khas daerah sehingga memungkinkan terjadinya transaksi pasar antar daerah antar
komoditi. Upaya ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah, melalui peningkatan
konsumsi rumah tangga yang menggerakkan tumbuh dan kembangnya industri kecil, UMKM
dan koperasi, dan perdagangan hasil produksi antar daerah.
Kebijakan ekonomi Kabupaten Lahat Tahun 2016 ditujukan untuk mendorong
penguatan kerjasama dan keterkaitan antardaerah yang meliputi 17 Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Selatan dalam suatu kesatuan wilayah berlandaskan keterikatan etnis,
sosial dan kultural. Berbagai kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan pada tahun 2016
akan didukung dengan berbagai program dan kegiatan pembangunan yang berpihak kepada
rakyat miskin antara lain program berobat dan sekolah gratis, sertifikasi lahan gratis,
bantuan hukum gratis, bantuan pembangunan rumah bagi masyarakat yang berpenghasilan
tidak tetap, bantuan benih/bibit dan sarana produksi pertanian, pengembangan ternak, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 5
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM-K). Upaya percepatan
pengurangan kemiskinan juga didorong oleh berbagai program yang diarahkan untuk
memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, meningkatkan akses
masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, serta mengamankan berbagai kebutuhan
pokok masyarakat dengan akses dan harga yang terjangkau. Dengan perpaduan kebijakan
ekonomi dan kebijakan program pembangunan yang berpihak kepada rakyat miskin, maka
pada tahun 2016 penduduk miskin di Kabupaten Lahat diharapkan akan berkurang.
Berikut prediksi ekonomi makro Kabupaten Lahat tahun 2016 :
Tabel 3.3
Prediksi Ekonomi Makro di Kabupaten Lahat Tahun 2016
No. Indikator Kinerja Satuan2016
Target RPJMD Prediksi
1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,00 5,58 – 6,00
2 PDRB (ADHB) Juta Rupiah 10.434.738 -
3 PDRB (ADHK) Juta Rupiah 4.051.559 -
4 Inflasi % 5,00 5,00 – 6,00
5 Persentase Penduduk Miskin % 15,20 15,00 – 15,20
6 Tingkat Pengangguran Terbuka % 2,78 2,00 – 3,00
Sumber : Bappeda, BPS
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Lahat tahun 2016 mencakup arah dan
kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Rencana pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD merupakan perkiraan
yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya.
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dalam penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 6
a. Dalam merencanakan target PAD supaya memperhatikan kondisi krisis ekonomi
saat ini yang kemungkinan masih berlangsung dalam tahun anggaran 2015, yang
akan berdampak pada rendahnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli
masyarakat sehingga berpengaruh pada peningkatan PAD di masing-masing
daerah.
b. Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD, agar tidak menetapkan
kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Bahkan sebaliknya
bilamana perlu dapat diberikan intensif untuk menarik atau memberikan
rangsangan agar kegiatan ekonomi masyarakat cenderung stabil atau meningkat.
Upaya tersebut dapat ditempuh melalui penyederhanaan system dan prosedur
administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, pemberian insentif atau
rasionalisasi pajak/retribusi daerah, meningkatkan ketaatan wajib pajak dan
pembayar retribusi daerah, serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan
atas pemungutan PAD yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan,
ketepatan dan kecepatan pelayanan.
c. Pemerintah daerah agar secara konsisten untuk tidak melaksnakan pemungutan
terhadap peraturan daerah yang terkait dengan pajak dan retribusi daerah yang
telah dibatalkan oleh pemerintah.
d. Dalam menetapkan target pendapatan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan hendaknya dilakukan secara rasional dengan
mempertimbangkan hasil dari nilai kekayaan daerah yang disertakan sesuai
dengan tujuan dan fungsi penyertaan modal dimaksud. Selain itu untuk
meningkatkan pendapatan daerah, pemerintah daerah dapat mendayagunakan
kekayaan atau aset-aset daerah yang ada dengan cara melakukan kerja sama
dengan pihak ketiga.
e. Pemerintah daerah agar tidak menetapkan target pendapatan yang berasal dari
setoran laba bersih perusahaan daerah air minum ( PDAM) yang cakupan
pelayanannya belum mencapai 80% dari jumlah penduduk dalam wilayah
administratif daerah kabupaten/kota pemilik PDAM, sebagaimana diatur dalam
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor:690/477/SJ tanggal 18 Februari 2009
perihal percepatan terhadap program penambahan 10 juta sambungan rumah air
minum tahun 2009 s.d 2014. Untuk PDAM yang belum memenuhi ketentuan
diatas, agar bagian laba yang diupayakan untuk diinvestasikan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan.
f. Dalam hal daerah telah membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
seperti rumah sakit daerah, maka penerimaan rumah sakit tersebut dicantumkan
dalam APBD sebagai jenis pendapatan lain-lain PAD yang sah, sedangkan bagi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 7
rumah sakit yang belum menerapkan pengelolaan keuangan BLUD, maka
penerimaan rumah sakit tersebut termasuk pelayanan masyarakat miskin melalui
jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dicantumkan dalam APBD sebagai
jenis retribusi.
1. Dana Perimbangan
Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam
APBD Tahun Anggaran 2016, perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
a. Mengingat proses penyusunan APBD sudah di mulai sejak bulan Juni 2015
sedangkan penetapan alokasi dana perimbangan Tahun Anggaran 2016
direncanakan sekitar bulan Oktober 2015, maka pencantuman alokasi dana
perimbangan yang berasal dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum
(DAU), dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 di dasarkan pada alokasi
dana perimbangan Tahun Anggaran 2015 dengan tetap memperhatikan realisasi
penerimaan dua tahun terakhir (Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran
2014).
b. Terhadap perencanaan alokasi dana bagi hasil, pemerintah daerah dapat
memperkiraan besaran alokasi dana bagi hasil lebih rendah dari Peraturan
Menteri Keuangan TA. 2015, untuk mengantisipasi kemungkinan tidak stabilnya
harga minyak dan gas atau hasil pertambangan lainnya di tahun 2016.
Selanjutnya apabila alokasi dana bagi hasil tersebut tidak sesuai dari yang
diperkirakan, dapat dilakukan penyesuaian dalam perubahan APBD Tahun
Anggaran 2016.
c. Bagi daerah yang menerima alokasi DAU karena memiliki celah fiskal negatif dan
nilai negatif sama atau lebih besar dari alokasi dasar berdasarkan penerapan
formula murni DAU, maka untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan belanja
pegawai yang meliputi gaji pokok dan tunjangan PNSD, supaya mengalokasikan
dana untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD dalam APBD Tahun Anggaran 2015,
termasuk untuk kenaikan gaji pokok dan gaji bulan ke-13, yang bersumber dari
pendapatan daerah antara lain PAD, DBH pajak dan DBH SDA dan/atau
penerimaan pembiayaan SILPA tahun lalu.
d. Dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang dialokasikan ke kabupaten/kota dan
propinsi sesuai dengan Keputusan Gubernur, supaya di arahkan untuk
melaksanakan peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan
lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan/atau pemberantasan
barang kena cukai palsu (cukai illegal).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 8
2. Lain – Lain Pendapatan Daerah yang Sah
a. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menetapkan pendapatan bagi hasil yang di
terima dari propinsi pada Tahun Anggaran 2016 agar menggunakan pagu Tahun
Anggaran 2015. Sedangkan bagian Pemerintah Kabupaten/Kota yang belum di
realisasikan oleh Pemerintah Propinsi akibat pelampauan target tahun anggaran
2015 agar di tampung dalam perubahan APBD tahun anggaran 2016.
b. Dana darurat, dana bencana alam sambungan pihak ketiga yang diterima oleh
pemerintah daerah bilamana belum dapat diperkirakan dan dipastikan pada saat
penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 agar penganggarannya dicantumkan
pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2015.
Dalam kebijakan perencanaan pendapatan daerah harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah, yang menambahkan ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai
makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan
belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau
dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat
dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
Pendapatan Derah terdiri dari :
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dalam pengelolaan pendapatan daerah upaya yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Dalam merencanakan target pendapatan daerah dari kelompok Pendapatan Asli
Daerah ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi
penerimaan tahun yang lalu, potensi dan asumsi pertumbuhan ekonomi yang
dapat mempengaruhi terhadap masing-masing jenis penerimaan, obyek
penerimaan serta rincian obyek penerimaan.
b. Dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah, dengan tidak menetapkan
kebijakan pemerintahan daerah yang memberatkan dunia usaha dan
masyarakat. Upaya Pemerintah Daerah dalam mencapai target pendapatan asli
daerah dapat ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 9
administrasi pemungutan pajak dan restribusi daerah, peningkatan ketaatan
wajib pajak dan pembayar restribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan
pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya
efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan kulitas, kemudahan,
ketetapan dan kecepatan pelayanan.
c. Memperbaiki cara pemungutan pajak berdasarkan peraturan, tarif pajak,
memperbaiki manjemen pelaksanaan petugas, informasi petugas dan penerima
besar pajak sesuai dengan Perda Kabupaten Lahat, memperbaiki dan
menyesuaikan aturan Tarif pajak yang berlaku yang tidak sesuai lagi dengan
pertumbuhan ekonomi sekarang.
d. Meningkatkan kinerja pelayanan petugas wajib pajak. Petugas pajak yang ramah
dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan pada Perda pajak Kabupaten
Lahat akan sangat membantu kelancaran wajib pajak dalam membayar pajaknya
jangan sampai terjadi justru petugas pajak membohongi wajib pajak
dikarenakan ketidak mengertian mereka.
e. Dalam rangka pemungutan pajak daerah dapat diberikan biaya pemungutan
paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari realisasi penerimaan pajak daerah
yang ditetapkan dalam peraturan Daerah sebagaimana diamanatkan Pasal 76
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
f. Melakukan upaya peningkatan penerimaan bagian laba/deviden atas penyertaan
modal atau investasi lainnya yang dapat ditempuh melaui inventarisasi dan
menata serta mengevaluasi nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, baik dalam
bentuk uang maupun barang sebagia penyertaan modal (investasi daerah).
Jumlah rencana penerimaan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, hendaknya rasional dibandingkan dengan nilai kekayaan daerah
yang dipisahkan. Dalam upaya peningkatan PAD pemerintah daerah supaya
mendayagunakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan belum
dimanfaatkan, untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga sehingga
menghasilkan pendapatan. Penyertaan modal dan kerjasama pada pihak ketiga
ditetapkan dengan peraturan daerah.
g. Komisi, rabat, potongan atau penerimaan lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat dari penjualan, tukar
menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk lain
sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari
hasil penggunaan kekayaan daerah merupakan PAD.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 10
Dana Perimbangan
Sambil menunggu penetapan pagu Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2016,
pemerintahan daerah dapat menggunakan pagu definitif Dana Perimbangan Tahun
Anggaran 2015. Untuk penyesuaian pagu definitif Dana Perimbangan tahun
anggaran 2016 ditampung didalam Perubahan APBD tahun anggaran 2016.
Lain-Lain Pendapat Daerah yang Sah
a. Dana darurat yang diterima dari pemerintah dalam rangka penanggulangan
korban/kerusakan akibat bencana alam.
b. Hibah yang diterima dalam bentuk uang harus dianggarkan dalam APBD dan
didasarkan atas naskah perjanjian hibah antara pemerintah daerah dan
pemberi hibah.
c. Sumbangan yang diterima dari organisasi/lembaga tertentu/program atau
pihak ketiga, yang tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran maupun
pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi sumbangan diatur dalam
peraturan daerah.
d. Lain–lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana
penyesuaian dan otonomi khusus dianggarkan pada lain-lain pendapatan
daerah yang sah.
e. Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang diterima oleh kabupaten/kota
merupakan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
f. Penganggaran dana alokasi umum, dana bagi hasil, hibah, dana darurat, dan
sumbangan pihak ketiga, supaya dianggarkan pada Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah (SKPKD). Bagi daerah yang belum membentuk SKPKD
dianggarkan pada SKPD Sekretariat Daerah sesuai dengan kode rekening
berkenaan.
Pemerintah Kabupaten Lahat dalam meningkatkan pendapatan daerah selalu terus
berupaya menggali potensi sumber daya untuk meningkatkan pendapatan dengan tidak
meninggalkan aspek lingkungan hidup yang berkelanjutan. Untuk merencanakan
pendapatan daerah untuk tahun 2016, harus diketahui terlebih dahulu realisasi pendapatan
tahun-tahun sebelumnya.
Realisasi pendapatan Kabupaten Lahat pada tahun 2015 sebesar
Rp. 1.416.680.765.534,00 mengalami peningkatan sebesar 5,03% dibandingkan pendapatan
pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 1.348.832.286.170,00. Peningkatan pendapatan tersebut
didapatkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 79.065.591.229,08 pada tahun
2014 menjadi sebesar Rp. 99.074.118.656,00 pada tahun 2015. Dan pada dana
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 11
perimbangan Rp. 1.068.147.627.640,92 pada tahun 2014 menjadi Rp. 1.092.417.914.378,00
pada tahun 2015. Untuk lebih jelasnya realisasi pendapatan daerah per tahun dapat dilihat
pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Pendapatan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2011-2015
Pendapatan Daerah Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Pendapatan Asli Daerah
54.733.000.000,00 60.227.930.200,00 62.156.257.845,00 79.065.591.229.08 92.074.118.656.00
1. Pendapatan Pajak Daerah
12.000.000.000,00 17.000.000.000,00 18.200.500.000,00 25.757.521.275.00 31.037.521.275,00
2. Hasil Retribusi Daerah
15.733.000.000,00 23.955.330.200,00 23.955.757.845,00 25.308.138.645.00 9.180.197.381.00
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
12.000.000.000,00 6.800.000.000,00 6.000.000.000,00 8.000.000.000.00 4.500.000.000,00
4. Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
15.000.000.000,00 12.472.600.000,00 14.000.000.000,00 19.999.931.309.08 47.356.400.000.00
b. Dana Perimbangan 777.909.893.049,48 864.007.962.366,00 1.001.865.165.660,00 1.068.147.640.92 1.092.417.914.378,00
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
267.434.471.489,48 288.699.542.366,00 369.013.269.660,00 370.075.201.640.92 440.612.219.378.00
Dana Alokasi Umum
461.262.521.560,00 516.937.290.000,00 566.788.216.000,00 615.240.306.000,00 622.781.695.000,00
Dana Alokasi Khusus
49.212.900.000,00 58.371.130.000,00 66.063.680.000,00 82.832.120.000.00 29.024.000.000,00
c. Lain-Lain Pendapatan yang sah
135.063.203.717,00 139.726.738.312,90 139.029.814.543,90 201.619.067.300.00 232.188.732.500.00
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Perintah Daerah lainnya
19.694.015.000,00 24.081.650.995,90 29.081.650.995,9024.834.037.300.00
24.834.037.300,00
Dana penyesuaian dan Otonomi Khusus (AD-Hoc)
68.146.933.000,00 67.119.933.000,00 91.391.042.548,00 128.214.160.000.00 188.687.528.000,00
Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya.
47.222.255.717,00 48.525.154.317,00 18.557.121.000,00 48.570.870.000.00 18.667.167.200,00
J u m l a h 967.706.096.766,48 1.063.962.630.878,90 1.203.051.238.048,90 1.348.832.286.170.00 1.416.680.765.534,00
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 12
Berdasarkan realisasi pendapatan daerah tahun-tahun sebelumnya untuk
mengetahui secara rinci perkiraan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten
Lahat pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 3.5 :
Tabel 3.5Hasil Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Lahat Tahun 2016
No UraianJumlah APBD
Bertambah / Berkurang
Tahun 2015Proyeksi Tahun
20161 2 3 4 5
1 Pendapatan Daerah 1.416.680.765.534,00 1.823.164.800.719,00 406.484.035.185,00
1.1 Pendapatan Asli Daerah 92.074.118.656.00 97.733.313.403,00 5.659.194.747,00
1.1.1 - Pajak Daerah 31.037.521.275,00 34.141.273.403,00 3.103.752.128,00
1.1.2 - Hasil Retribusi Daerah 9.180.197.381,00 6.000.000.000,00 (3.180.197.381,00)
1.1.3 - Hasil Pengelolaan Kekayaan yg dipisahkan 4.500.000.000,00 5.500.000.000,00 1.000.000.000,00
1.1.4 - Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 47.356.400.000,00 52.092.040.000,00 4.735.640.000,00
1.2 Dana Perimbangan 1.092.417.914.378,00 1.295.446.594.316,00 203.028.679.938,00
1.2.1 - Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 440.612.219.378.00 484.673.441.316,00 44.061.221.938,00
1.2.2 - Dana Alokasi Umum (DAU)
622.781.695.000,00 703.887.513.000,00 81.105.818.000,00
1.2.3 - Dana Alokasi Khusus (DAK)
29.024.000.000,00 106.885.640.000,00 77.861.640.000,00
1.3 Lain-Lain Pendapatan yang Sah 232.188.732.500.00 429.984.893.000,00 197.796.160.500,00
1.3.3 - Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
24.834.037.300,00 16.000.624.000,00 (8.833.413.300,00)
1.3.4 - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
188.687.528.000,00 408.590.029.000,00 219.902.501.000,00
1.3.5 - Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
18.667.167.200,00 5.394.240.000,00 (13.272.927.200,00)
1.3.6 - Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Pendapatan Daerah pada APBD Kabupaten Lahat tahun 2016 diperkirakan sebesar
Rp. 1.823.164.800.719,00 meningkat bila dibanding APBD Tahun 2015 sebesar
Rp. 1.416.680.765.534,00 atau bertambah sebesar Rp. 406.484.035.185,00 yang
bersumber dari :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 13
a. Pendapatan Asli Daerah meningkat dari Rp. 92.074.118.656,00 pada tahun 2015 naik
menjadi Rp. 97.733.313.403,00 pada tahun 2016 atau meningkat sebesar
Rp. 5.659.194.747,00
b. Dana Perimbangan meningkat dari Rp. 1.092.417.914.378,00 pada tahun 2015 naik
menjadi Rp. 1.295.446.594.316,00 pada tahun 2016 atau meningkat sebesar
Rp. 203.028.679.938,00
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah meningkat dari Rp. Rp. 232.188.732.500,00
pada tahun 2015 menjadi Rp. 429.984.893.000,00 pada tahun 2016 atau meningkat
sebesar Rp. 197.796.160.500,00 yang berasal dari dana penyesuaian dan otonomi
khusus.
Di sektor fiskal, kebijakan keuangan daerah, sejalan dengan arah kebijakan yang
ditetapkan, diarahkan pada upaya melanjutkan konsolidasi fiskal yang ditujukan untuk
meningkatkan penerimaan daerah, serta memantapkan proses desentralisasi dengan tetap
mengupayakan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah sesuai azas keadilan, dan
sepadan dengan besarnya kewenangan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada
daerah.
Dalam upaya pemerintah daerah dalam mencapai target maka pemerintah daerah
melakukan strategi dalam prioritas pendapatan daerah sebagai berikut :
1. Upaya peningkatan kinerja pemungutan pajak daerah
2. Peningkatan sistem dan prosedur pengelolaan pajak daerah
3. Peningkatan mutu dan jenis pelayanan kepada masyarakat
4. Penetapan tarif retribusi berbasis prinsip dan sasaran objek retribusi daerah.
Upaya peningkatan PAD dapat dilakukan dengan melakukan kajian terhadap potensi
PAD Kabupaten Lahat dan mengembangkan berbagai sektor produktif untuk
mengintensifkan penerimaan pajak dan retribusi daerah.Upaya-upaya pengembangan
potensi SDA, khususnya pertambangan yang baik dikelola oleh pihak swasta maupun BUMD
serta pengembangan agribisnis yang diharapkan dapat menggerakkan aktivitas
perekonomian daerah sehingga akan meningkatkan penerimaan PAD yang mencerminkan
kemandirian keuangan Kabupaten Lahat. Meningkatnya kemandirian keuangan daerah
dalam membiayai pembangunan menjadi sangat penting karena daerah akan lebih dapat
mengatur penerimaan dan pengeluaran pembangunan, bila dibandingkan dengan kondisi
saat ini yang sebagian besar merupakan dana perimbangan yang berasal dari pemerintah
pusat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 14
Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja Daerah dibagi menjadi dua yaitu belanja langsung dan tidak langsung.
Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dan tidak langsung dalam rangka
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah tetap memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap kegiatan harus dilakukan analisis
kewajaran biaya yang dikaitkan dengan out put yang dihasilkan dari suatu kegiatan.
Oleh karena itu, untuk menghindari adanya pemborosan, program dan kegiatan yang
direncanakan didasarkan pada kebutuhan riil.
2. Terhadap kegiatan pembangunan yang bersipat fisik, proporsi belanja modal
diupayakan lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau belanja barang dan
jasa.
3. Kebijakan belanja lebih besar dialokasikan untuk program dan kegiatan untuk
mendukung sasaran prioritas pada Tahun 2016.
4. Untuk program yang ada pada setiap SKPD (program administrasi perkantoran,
program peningkatan disiplin aparatur, dll) disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing SKPD (kenaikannya tidak terlalu besar dibandingkan dengan tahun
sebelumnya).
5. Belanja pegawai
a. Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat,
tunjangan keluarga dan mutasi pegawai agar diperhitungkan acress yang
besarnya dibatasi maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok
dan tunjangan).
b. Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah
(PNSD) agar disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah peawai dan belanja
pegawai yang sudah dilakukan di masing-masing daerah dalam rangka
perhitungan DAU Tahun Anggaran 2015 dan memperhitungkan rencana
kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang ditetapkan Pemerintah.
c. Peningkatan belanja pegawai disumbang dari pemberian Tunjangan
kesejahteraan Daerah kepada pegawai negeri sipil.
6. Belanja barang dan jasa
a. Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk belanja barang pakai habis agar
disesuaikan dengan kebutuhan riil dengan memperhitungkan sisa persediaan
barang Tahun Anggaran 2015. Untuk menghitung kebutuhan riil disesuaikan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 15
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, dengan mempertimbangkan jumah
pegawai dan volume pekerjaan.
b. Penganggaran belanja barang modal yang akan diserahkan kepemilikannya
kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dialokasikan
pada belanja barang dan jasa.
c. Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, baik perjalanan dinas luar
negeri maupun perjalanan dinas dalam negeri agar dilakukan secara selektif,
frekwensi dan jumlah harinya dibatasi
d. Untuk perjalan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan study banding agar
dibatasi frekuensi, jumlah hari dan pesertanya serta dilakukan sesuai dengan
substansi kebijakan yang sedang dirumuskan, yang hasilnya dilaporkan secara
transparansi dan akuntabel.
e. Penganggaran untuk penyelenggaraan rapat agar dilaksanakan di kantor,
kecuali dengan alasan tertentu dapat dilaksanakan diluar kantor.
f. Dalam rangka antisipasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) perdesaan
dan perkotaan yang akan dikedaerahkan terhitung 1 januari 2016 menjadi
Pendapatan Asli Daerah maka Pemerintah Kabupaten/Kota agar mengambil
langkah-langkah dalam penyiapan dukungan program/kegiatan pengalihan
(data, system, standar pengelolaan, keterampilan, dsb) atas PBB perdesaan
dan perkotaan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang
berlaku efektif 1 januari 2011 menjadi pajak daerah, serta penyiapan sarana dan
prasarana.
g. Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu dilakukan dukungan program dan
kegiatan terkait dengan penyusunan Peraturan Daerah sebagai tindak lanjut
ketentuan dimaksud.
7. Belanja Modal
a. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi didaerah agar dalam
merencanakan belanja modal diarahkan untuk membangun Infrastruktur yang
menunjang Investasi daerah.
b. Dalam menetapkan anggaran untuk pengadaan barang-barang Inventaris agar
dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan masing-masing SKPD.
c. Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/bangun aset tetap,
tetapi harus ditambah seluruh belanja yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap tersebut sampai siap digunakan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 16
Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah daerah
yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Lahat menetapkan
target capaian kinerja setiap belanja, baik konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah,
maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
Guna mendukung arah kebijakan fiskal yang berkelanjutan (fiscal sustainability)
dalam tahun 2016, kebijakan belanja daerah diarahkan pada upaya mendukung prioritas
pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016. Mengalokasikan anggaran pada
program/kegiatan SKPD yang sesuai dengan tugas pokok, fungsi serta daya kemampuan
untuk melaksanakannya. Alokasi dana untuk Desa dan Kelurahan melalui dana spesific grant
atau dana daerah bawahan sesuai dengan program/kegiatan kebutuhan desa dan
kelurahan.Peningkatan efisiensi dan efektifitas penajaman prioritas belanja guna
mendukung stimulus fiskal, serta desentralisasi dengan mengacu pada program prioritas.
Efektivitas dari langkah-langkah pokok dan kebijakan-kebijakan di atas perlu
didukung oleh langkah-langkah penting antara lain melalui peningkatan kepastian hukum
yang mendorong tumbuhnya kepastian usaha dan praktek usaha yang sehat, serta
pelaksanaan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa
(good governance) dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efisien dan mampu
mengantisipasi dinamika ekonomi serta tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Untuk merencanakan belanja pada Tahun 2016 terlebih dahulu diketahui realisasi
tahun sebelumnya. Selain dari hasil musrenbang di tingkat Kecamatan sampai ke tingkat
kabupaten kegiatan yang diprioritaskan adalah kegiatan insidentil yang sifatnya mendesak
dan kegiatan yang belum bisa dilaksanakan pada APBD Tahun 2015 yang akan
diprioritaskan pada APBD induk tahun 2016.
Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung, meliputi :
1. Belanja Pegawai
a. Untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan
keluarga dan mutasi pegawai agar diperhitungkan acress yang besarnya dibatasi
maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan).
b. Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah
(PNSD) agar disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah peawai dan belanja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 17
pegawai yang sudah dilakukan di masing-masing daerah dalam rangka
perhitungan DAU Tahun Anggaran 2016 dan memperhitungkan rencana kenaikan
gaji pokok dan tunjangan PNSD yang ditetapkan Pemerintah.
c. Apabila daerah telah menganggarkan tambahan penghasilan dalam bentuk uang
makan, tidak di perkenankan menganggarkan penyediaan makanan dan
minuman harian pegawai dalam bentuk kegiatan.
d. Sambil menunggu penetapan rancangan undang – undang tentang pajak dan
retribusi daerah, biaya pemungutan di artikan sebagai bentuk pemberian insentif
sejalan dengan kinerja organisasi dalam pencapaian target yang di tetapkan.
Insentif di berikan atas dasar kebutuhan Riil bagi aparat yang terkait dengan
proses pemungutan pajak daerah,yang besaran insentifnya di dasarkan pada
pertimbangan asas kepatutan dan kewajaran yang di kaitkan dengan bobot
tanggung jawab, peran, beban kerja, prestasi dan lokasi kerja serta tidak
melebihi 5 % dari target penerimaan pajak daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.
e. Penyediaan anggaran untuk penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi PNSD
agar berpedoman pada peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2003 tentang
subsidi dan iuran pemerintah dalam menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi
Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun negeri Nomor :
138/Menkes/PB/II/2009 Nomor : 12 Tahun 2009 tentang pedoman tarif
pelayanan kesehatan bagi peserta PT. Askes (Persero) dan anggota keluarganya
di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat, dan rumah sakit daerah. Sedangkan
untuk asuransi jiwa bagi PNSD atau yang sejenis tidak di perkenankan di
anggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan
perundang – undangan.
f. Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain pimpinan dan anggota DPRD
serta belanja penunjang kegiatan harus di dasarkan kepada :
Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2004 tentang kedudukan
protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota dewan perwakilan daerah,
sebagaimana telah di ubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor : 21 Tahun 2007.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang
pengelompokan kemampuan keuangan daerah, penganggaran dan
penanggungjawaban penggunaan belanja penujang operasional pimpinan
DPRD serta tata cara pengembalian tunjangan komunikasi insentif dan dana
operasional.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 18
Belanja kepala daerah dan wakil kepala daerah mempedomani ketentuan
sebagai berikut :
Penganggaran belanja kepala daerah dan wakil kepala daerah didasarkan
pada Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang kedudukan
keuangan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Biaya penunjang operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor : 109 Tahun 2000 yang semula tertulis “biaya
penunjang operasional kepala daerah kabupaten/kota” termasuk di
dalamnya “biaya penunjang operasional wakil kepala daerah
kabupaten/kota”
Bagi Daerah Otonom baru penganggaran biaya operasional kepala
daerah/wakil kepala daerah di dasarkan pada pertimbangan rasionalitas
terhadap biaya operasional kepala daerah/wakil kepala daerah induk
sebelum pemekaran.
2. Belanja Bunga
Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang supaya segera di anggarkan
pembayarannya dalam APBD Tahun Anggaran 2016.
3. Belanja Subsidi
Belanja subsidi hanya diberikan kepada perusahaan atau lembaga tetentu agar
harga produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk
yang di beri subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang
banyak serta terlebih dahulu dilakukan pengkajian agar tepat sasaran dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang – undangan.
4. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
a. Dalam menentukan organisasi atau lembaga yang akan di berikan hibah agar di
lakukan secara selektif, akuntabel, transparan, dan berkeadilan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
b. Belanja hibah dari Pemerintah Daerah kepada Instansi Vertikal, mekanisme
penganggaran dan pemberinannya mengacu lepada ketentuan pengelolaan
keuangan daerah, dan bagi Instansi penerima dalam pelaksanaan dan
pertanggungjawabannya memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan terkait
hibah daerah.
c. Dalam menjalankan fungsi Pemerintah Daerah di bidang kemasyarakatan dan
guna memelihara kesejahteraan masyarakat dalam skala tertentu, Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 19
Daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota
masyarakat, yang di lakukan secara selektif, tidak mengikat dan di upayakan
dalam penetapan besaran bantuannya sejalan dengan jiwa Keputusan Presiden
Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah beserta perubahannya dalam arti jumlahnya di batasi tidak melebihi
batas toleransi untuk penunjukan langsung. Pemberian bantuan sosial harus di
dasarkan kriteria yang jelas dengan memperhatikan asas keadilan, transparan
dan memprioritaskan kepentingan masyarakat luas.
d. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan anggaran daerah di
upayakan agar jumlah alokasi anggaran belanja hibah dan bantuan sosial agar
di batasi dan di perjelas format pertanggungjawabannya yang tata cara dan
mekanisme pemberian hibah dan bantuan social diatur dalam Peraturan Kepala
Daerah.
5. Belanja Bagi Hasil
Untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi
kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa
atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya di
sesuiakan dengan rencana pendapatan pada Tahun Anggaran 2016, sedangkan
pelampauan target pada Tahun Anggaran 2016 yang belum di realisasikan kepada
pemerintah daerah yang menjadi hak Kabupaten/Kota atau pemerintah desa di
tampung dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2016.
6. Belanja Bantuan Keuangan
a. Pemerintah Propinsi dapat menganggarkan bantuan keuangan kepada
pemerintah kabupaten/kota di dasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi
kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintah kabupaten/kota
yang tidak tersedia alokasi dananya. Pemberian bantuan keuangan dapat
bersifat umum maupun bersifat khusus.
b. Dalam penetapan bantuan keuangan yang bersifat umum untuk mengatasi
kesenjangan fiskal dapat menggunakan formula dengan variable antara lain
dengan pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan
luas wilayah yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
c. Dalam penetapan bantuan keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk
membantu capaian program prioritas pemerintah provinsi yang dilaksanakan
sesuai urusan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota seperti
pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 20
d. Pemerintah Kabupaten/Kota menganggarkan dari dana perimbangan keuangan
Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit
10% (sepuluh persen), yang pembagiannya untuk stiap Desa secara
proporsional yang merupakan Alokasi Dana Desa (ADD) sesuai dengan maksud
Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Selain itu
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat memberikan bantuan keuangan
lainnya kepada pemerintah desa dalam rangka percepatan pembangunan desa
sesuai kemampuan keuangan daerah.
7. Belanja Tidak Terduga
Dalam penetapan anggaran belanja tidak terduga agar di lakukan secara rasional
dengan mempertimbangan realisasi Tahun Anggaran 2015 dan estimasi kegiatan –
kegiatan yang sifatnya tidak dapat di prediksi, di luar kendali dan pengaruh
pemerintah daerah, serta tidak biasa/tanggap darurat, yang mendesak, dan tidak
tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2016.
Dengan arah kebijakan belanja tahun 2016, perkiraan belanja Pemerintah Kabupaten
Lahat pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Belanja Daerah meningkat dari Rp. 1.481.457.063.513,00 pada tahun anggaran 2015
menjadi Rp. 1.978.841.570.835,00 pada tahun 2016 atau meningkat sebesar
Rp. 497.384.507.322,00. Belanja daerah tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung.
1. Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung Kabupaten Lahat tahun 2016 diproyeksikan sebesar
Rp. 1.072.108.391.855,00 meningkat dibandingkan belanja tidak langsung pada tahun
2015 sebesar Rp. 875.417.502.166,00.
Belanja Langsung Kabupaten Lahat tahun 2016 diproyeksikan sebesar
Rp. 906.733.178.980,00, meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar
Rp. 606.039.561.347,00
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 21
Tabel 3.6
Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015-2016
No. UraianJumlah Bertambah /
Berkurang(Rp)APBD 2015
(Rp)Proyeksi APBD 2016
(Rp)1 2 3 4 5
2 Belanja Daerah2.1 Belanja Tidak
Langsung875.417.502.166,00 1.072.108.391.855,00 196.690.889.689,00
2.1.1 Belanja Pegawai
772.007.501.578,00 795.471.267.756,00 23.463.766.178,00
2.1.2 Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00
2.1.4 Belanja Hibah 15.548.271.854,00 8.757.000.000,00 (6.791.271.854,00)
2.1.5 Belanja Bantuan sosial
1.848.200.000,00 1.000.000.000,00 (848.200.000,00)
2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
3.653.471.866,00 4.014.127.341,00 360.655.475,00
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi /Kabupaten /Kota dan Pemerintah Desa
80.260.056.868,00 261.615.996.758,00 181.355.939.890,00
2.1.8 Belanja Tidak Terduga
2.100.000.000,00 1.250.000.000,00 (850.000.000,00)
2.2Belanja Langsung
606.039.561.347,00 906.733.178.980,00 300.693.617.633,00
2.2.1 Belanja Pegawai
32.163.459.300,00 0,00 (32.163.459.300,00)
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
303.788.026.319,00 0,00 (303.788.026.319,00)
2.2.3 Belanja Modal 270.088.075.728,00 0,00 (270.088.075.728)
Jumlah Belanja 1.481.457.063.513,00 1.978.841.570.835,00 497.384.507.322,00
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Kebijakan Pembiayaan Daerah pada APBD Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2015
terkait dengan proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan
Daerah. Pokok–pokok kebijakan Pembiayaan Daerah untuk Tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 22
a. Penerimaan Pembiayaan
Dalam menetapkan anggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya (SILPA), agar disesuaikan dengan kapasitas potensi riil
yang ada untuk menghindari kendala pendanaan pada belanja yang telah di
rencanakan.
Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari
pencairan dana cadangan, sedangkan akumulasi penerimaan hasil
bunga/deviden dari dana cadangan di anggarkan pada lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah.
Pencantuman jumlah Pinjaman dalam APBD Tahun Anggaran 2015 yang di
tetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam hal defisit APBD Tahun Anggaran 2015
melebihi batas maksimal dimaksud, dapat di lakukan setelah mendapat
persetujuan dari Menteri Keuangan berdasarkan pertimbangan Menteri Dalam
Negeri.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Untuk menghindari terjadinya akumulasi pengembalian pokok pinjaman pada
tahun tertentu yang akan membebani keuangan daerah, agar pemerintah
daerah disiplin dalam mengembalikan pokok pinjaman dan biaya lain sesuai
jadwal yang di rencanakan.
Penyertaan modal yang di anggarkan dalam APBD didasarkan pada peraturan
daerah tentang penyertaan modal daerah, sehingga tidak perlu setiap
penganggaran dalam APBD di buatkan peraturan daerah tersendiri.
Untuk mengangarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus menetapkan
terlebih dahulu peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang
mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang
akan di biayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan
yang harus di anggarkan yang di transfer kerekening dana cadangan, sumber
dana cadangan, dan tahun pelaksanaan anggaran dana cadangan.
c. Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan (SILPA)
Untuk Menghindari terjadinya dana yang menganggur (idle money), maka untuk
menghindari adanya sisa lebih pembiayaan tahun berjalan dalam APBD, dan apabila
terdapat sisa lebih perhitungan tahun berjalan supaya dalam perubahan APBD
dimanfaatkan seluruhnya untuk mendanai kegiatan pada tahun anggaran berjalan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 23
Tabel 3.7
Pembiayaan Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015 - 2016
No Uraian
JumlahBertambah / BerkurangAPBD 2015 APBD 2016
(1) (2) (3) (4) (5)
3. PEMBIAYAAN DAERAH
3.1Penerimaan Pembiayaan Daerah
70.776.297.979,00 160.676.770.116,00 89.900.472.137,00
3.1.1Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA)
37.492.632.629,00 128.810.724.217,73 91.318.091.588,73
3.1.6Penerimaan Piutang Daerah
33.283.665.350,00 31.866.045.898,27 (1.417.619.451,73)
3.2Pengeluaran Pembiayaan Daerah
6.000.000.000,00 5.000.000.000,00 (1.000.000.000,00)
3.2.2Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
6.000.000.000,00 5.000.000.000,00 (1.000.000.000,00)
Pembiayaan Netto 64.776.297.979,00 155.676.770.116,00 90.900.472.137,00
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2016
dapat digambarkan sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 24
Tabel 3.8Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2016
No UraianJumlah
Bertambah / BerkurangAPBD 2015
Proyeksi APBD 2016
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pendapatan Daerah 1.416.680.765.534,00 1.823.164.800.719,00 406.484.035.185,00
1.1 Pendapatan Asli Daerah 92.074.118.656,00 97.733.313.403,00 5.659.194.747,00
1.1.1 - Pajak Daerah 31.037.521.275,00 34.141.273.403,00 3.103.752.128,00
1.1.2 - Hasil Retribusi Daerah 9.180.197.381,00 6.000.000.000,00 (3.180.197.381,00)
1.1.3- Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
4.500.000.000,00 5.500.000.000,00 1.000.000.000,00
1.1.4 - Lain-Lain PAD yang sah 47.356.400.000,00 52.092.040.000,00 4.735.640.000,00
1.2 Dana Perimbangan 1.092.417.914.378,00 1.295.446.594.316,00 203.028.679.938,00
1.2.1- Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 440.612.219.378,00 484.673.441.316,00 44.061.221.938,00
1.2.2 - Dana Alokasi Umum (DAU) 622.781.695.000,00 703.887.513.000,00 81.105.818.000,001.2.3 - Dana Alokasi Khusus (DAK) 29.024.000.000,00 106.885.640.000,00 77.861.640.000,001.3 Lain-Lain Pendapatan yang Sah 232.188.732.500,00 429.984.893.000,00 197.796.160.500,00
1.3.1 - Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
24.834.037.300,00 16.000.624.000,00 (8.833.413.300,00)
1.3.4 - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 188.687.528.000,00 408.590.029.000,00 219.902.501.000,00
1.3.5- Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya 18.667.167.200,00 5.394.240.000,00 (13.272.927.200,00)
2. Belanja Daerah 1.481.457.063.513,00 1.978.841.570.835,00 497.384.507.322,002.1 Belanja Tidak Langsung 875.417.502.166,00 1.072.108.391.855,00 196.690.889.689,002.1.1 - Belanja Pegawai 772.007.501.578,00 795.471.267.756,00 23.463.766.178,002.1.2 - Belanja Hibah 15.548.271.854,00 8.757.000.000,00 (6.791.271.854,00)2.1.3 - Belanja Bantuan Sosial 1.848.200.000,00 1.000.000.000,00 (848.200.000,00)
2.1.4- Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah
3.653.471.866,00 4.014.127.341,00 360.655.475,00
2.1.5- Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
80.260.056.868,00 261.615.996.758,00 181.355.939.890,00
2.1.6 - Belanja Tidak Terduga 2.100.000.000,00 1.250.000.000,00 (850.000.000,00)2.2 Belanja Langsung 606.039.561.347,00 906.733.178.980,00 300.693.617.633,002.2.1 - Belanja Pegawai 32.163.459.300,00 0,00 (32.163.459.300,00)2.2.2 - Belanja Barang dan Jasa 303.788.026.319,00 0,00 (303.788.026.319,00)2.2.3 - Belanja Modal 270.088.075.728,00 0,00 (270.088.075.728)
3. PEMBIAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 70.776.297.979,00 160.676.770.116,00 89.900.472.137,00
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA)
37.492.632.629,00 128.810.724.217,73 91.318.091.588,73
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 33.283.665.350,00 31.866.045.898,27 (1.417.619.451,73)
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 6.000.000.000,00 5.000.000.000,00 (1.000.000.000,00)
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
6.000.000.000,00 5.000.000.000,00 (1.000.000.000,00)
Pembiayaan Netto 64.776.297.979,00 155.676.770.116,00 90.900.472.137,00
Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Lahat 2016
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 III. 25
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 1
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Pembangunan Kabupaten Lahat berdasarkan RPJPD Kabupaten Lahat 2005-2025
menyebutkan bahwa tahap ketiga pembangunan Kabupaten Lahat (2014-2018)
mengutamakan optimalisasi sumber daya, yaitu:
∑ Pembangunan diarahkan pada penekanan optimalisasi baik pada sumber daya alam
dan sumber daya manusia serta pembangunan disegala bidang untuk mencapai
kemandirian ekonomi daerah.
∑ Kesejahteraan rakyat yang terus membaik sejalan dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumber daya manusia ditandai relevansi pendidikan
dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin baik, meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender,
meningkatnya tumbuh kembang optimal serta kesejahteraan dan perlindungan anak,
tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang dengan semakin mantapnya budaya
inovasi dan karakter bangsa.
∑ Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh
terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung
kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan menjunjung nilai-
nilai kelestarian.
∑ Pemanfaatan sumber daya alam semakin terarah untuk menunjang kemandirian
ekonomi dengan cara-cara kerja yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan
daya saing perekonomian yang semakin kompetitif dan semakin terpadunya industri
manufaktur dengan pertanian serta sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan.
∑ Terpenuhinya infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah
dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan,
teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk
mendorong peningkatan efisiensi, produktifitas, penguasaan dan penerapan teknologi
oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
∑ Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai dengan
berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, terpenuhinya pasokan tenaga
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 2
listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan elektrifikasi rumah tangga dan
elektrifikasi pedesaan dapat dicapai dengan muali dimanfaatkannya faktor
keselamatan secara ketat, terselenggaranya pelayanan jaringan komunikasi dan
teknologi informasi yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat yang
tanggap terhadap berbagai teknologi informasi.
∑ Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi
sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan
air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan
infrastruktur pedesaan akan terus dikembangkan terutama untuk mendukung
pembangunan pertanian dan pengurangan pemukiman kumuh.
∑ Penguatan supremasi hukum dengan berbagai konsekuensi eksternalitasnya untuk
tetap mempertahankan nilai-nilai keamanan, iklim politik yang demokratis serta
penegakan hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, sejalan dengan pelayanan umum yang lebih efisien serta
penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai memberikan
kontribusi pada peningkatan pelayanan masyarakat, peningkatan kapasitas
pemerintahan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, berwibawa sesuai
dengan konsep good governance.
Berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lahat 2012-2032
menjelaskan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Lahat adalah mewujudkan ruang
wilayah yang produktif sesuai dengan potensinya terutama di sektor pertambangan serta
pertanian dengan tetap memperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan dalam
rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan
penataan ruang wilayah tersebut, maka ditetapkan kebijakan dan strategi penataan
ruang. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
yang merata dan berhirarki;
b. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh
wilayah kabupaten;
c. Pemantapan kawasan lindung di wilayah kabupaten yang telah ditetapkan dalam
RTRWN dan RTRWP dan menambah kawasan lindung dalam kewenangan kabupaten;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 3
d. Pengelolaan kawasan budidaya mendukung pengembangan ekonomi melalui
pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan,
pariwisata, dan industri;
e. Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan bukan hutan untuk kawasan
budidaya yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan kabupaten sesuai
ketentuan dan peraturan yang berlaku;
f. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Pembangunan Kabupaten Lahat berdasarkan arah kebijakan Bupati dan Wakil
Bupati Lahat periode 2013-2018 adalah:
a. Meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan
kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dengan mengikut serta
masyarakat dengan banyak berada di tengah masyarakat pada saat-saat suka dan
duka;
b. Meningkatkan kualitas pendidikan berwawasan kebangsaan dan berkualitas global
yang terjangkau bagi masyarakat Kabupaten Lahat serta menyiapkan generasi muda
yang siap menghadapi tantangan zaman;
c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat
Kabupaten Lahat serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan
yang bersih, sehat, hijau, nyaman, dan asri;
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin melalui
fasilitas kebutuhan dasar, penataan dan pembinaan usaha sektor informal lainnya dan
lebih menggalakkan lagi fungsi sosial untuk kemasyarakatan;
e. Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal, serta mengembangkan kehidupan
kemasyarakatan yang harmonis dan bertoleransi tinggi;
f. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus perdagangan barang dan jasa dalam skala
regional dalam suatu sistem tata ruang yang terintegrasi dan didukung sarana
infrastruktur, sistem transportasi dan sistem IT yang baik;
g. Mengembangkan koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), investasi serta
menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil, menengah dengan pengusaha
besar yang didukung oleh iklim usaha yang kondusif dengan mempertajam fungsi
koperasi;
h. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
berkelanjutan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 4
VISI KABUPATEN LAHAT 2014 – 2018
Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai pada periode 2009-
2013; memperhatikan hasil analisis isu strategis; mengacu visi dan misi Bupati dan Wakil
Bupati Lahat yang terpilih untuk masa bakti 2013-2018; mengikuti arahan prioritas
pembangunan RPJPD Kabupaten Lahat 2005-2025; memperhatikan prioritas
pembangunan nasional; merujuk pada tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, maka visi pembangunan Kabupaten Lahat periode 2014-
2018 adalah:
ʺTerwujudnya Kabupaten Lahat BANGKIT 2018ʺ
Dengan visi tersebut, diharapkan seluruh stakeholder di Kabupaten Lahat secara bahu
membahu mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimiliknya untuk meningkatkan dan
mewujudkan seluruh masyarakat Kabupaten Lahat Berdikari, Aman, Nyaman, Gotong-
royong, Kreatif, Inovatif, dan Terdepan.
Visi tersebut mengandung beberapa kata kunci yaitu "Berdikari, Aman dan
Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Inovatif, Terdepan" yang perlu dijelaskan agar
memberikan pengertian dan persepsi yang sama bagi setiap anggota organisasi dan
stakeholders, serta berbagai pihak yang berkepentingan.
"Berdikari"
Mengandung pengertian bahwa Kabupaten Lahat harus mampu berdiri di atas kaki sendiri
dan tidak bergantung pada bantuan orang lain.
"Aman"
Bebas dari bahaya, gangguan, terlindung, pasti dan tenteram.
"Nyaman"
Lingkungan hidup masyarakat Kabupaten Lahat yang sejuk, bersih dan sehat.
"Gotong Royong"
Bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama
menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil, atau suatu usaha atau pekerjaan yang
dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas
kemampuannya masing-masing.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 5
"Kreatif"
Kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi
merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang
baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa
dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang
diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah
(value added) dan merupakan keunggulan yang berharga.
"Inovatif"
Suatu kemampuan manusia dalam mendayagunakan pikiran dan sumber daya yang ada
disekelilingnya untuk menghasilkan suatu karya yang benar-benar baru yang orisinil, serta
bermanfaat bagi banyak orang.
"Terdepan"
Kabupaten Lahat pada tahun 2018 merupakan salah satu kabupaten yang maju dan
sejahtera melebihi kabupaten lainnya”.
MISI KABUPATEN LAHAT 2014 – 2018
Dalam mewujudkan visi Kabupaten Lahat BANGKIT 2018, maka ditetapkanlah
Misi Pembangunan Kabupaten Lahat 2014-2018 sebagai berikut:
1. Mewujudkan sistem pemerintahan yang demokratis, berkeadilan dan akuntabel;
2. Mewujudkan masyarakat Madani (Produktif, Mandiri, Bermoral, Beretika dan
Berwawasan Lingkungan);
3. Mewujudkan tatanan ekonomi yang tangguh.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab permasalahan pembangunan daerah
dan isu strategis pembangunan daerah. Sedangkan yang dimaksud sasaran adalah hasil
yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah
dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lahat yang akan dicapai dalam lima
tahun mendatang dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Lahat
Tahun 2014-2018, sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 6
Misi 1 : Mewujudkan sistem pemerintahan yang demokratis,
berkeadilan, dan akuntabel.
Tujuan misi pertama adalah:
- Meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan
kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu:
1. Meningkatnya pelayanan prima bagi masyarakat;
2. Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja Pemerintah Daerah;
Misi 2 : Mewujudkan Masyarakat Madani (Produktif, Mandiri,
Bermoral, Beretika, dan Berwawasan Lingkungan).
Tujuan misi kedua antara lain:
- Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu:
1. Meningkatnya mutu dan pemerataan pendidikan masyarakat;
2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
- Meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu:
1. Meningkatnya kesejahteraan sosial;
2. Meningkatnya kesempatan kerja;
3. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak serta kesetaraan
gender.
Misi 3 : Mewujudkan Tatanan Ekonomi yang Tangguh.
Tujuan misi ketiga antara lain:
- Meningkatkan sektor pangan dan pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah.
Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu:
1. Meningkatnya produksi sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan
perkebunan;
2. Meningkatnya usaha perdagangan, koperasi dan UKM.
- Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
berkelanjutan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 7
Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu:
1. Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup.
- Meningkatkan jangkauan dan mutu infrastruktur.
Sasaran pembangunan dari tujuan tersebut, yaitu:
1. Meningkatnya sarana dan prasarana infrastruktur wilayah perdesaan;
2. Meningkatnya sektor kepariwisataan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 8
Secara rinci pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lahat periode 2014 –
matrik berikut :
Tabel 4.1
Visi : Mewujudkan Kabupaten Lahat BANGKIT 2018(Berdikari, Aman, Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Inovatif, Terdepan"
Misi : 1. Mewujudkan sistem pemerintahan yang demokratis, berkeadilan dan akuntabel2. Mewujudkan masyarakat madani (produktif, mandiri, bermoral, beretika, dan berwawasan lingkungan)3. Mewujudkan tatanan ekonomi yang tangguh
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi
1.1 Meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
1.1.1 Meningkatnya pelayanan prima bagi masyarakat;
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Penerapan Reformasi Birokrasi danPeningkatan Pelayanan Publik
1.1.2 Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah
2. Opini BPK atas LKPD Penerapan Reformasi Birokrasi danPeningkatan Pelayanan Publik
3. Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Penerapan Reformasi Birokrasi danPeningkatan Pelayanan Publik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 9
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi
2.1 Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
2.1.1 Meningkatnya mutu dan pemerataan pendidikan masyarakat
1. Angka Partisipasi Kasar (APK)
- APK SD/MI/Paket A
- APK SMP/MTs/Paket B- APK SMA/MA/SMK/ Paket
C
Peningkatan layanan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu untuk mencapai standar nasional dan internasional
2. Angka Partisipasi Murni (APM)- APM SD/MI/Paket A- APM SMP/MTs/Paket B- APM SMA/MA/SMK/ Paket
C
3. Angka Melek Huruf Latin
4. Angka Kelulusan:- Angka Kelulusan SD/MI- Angka Kelulusan
SMP/MTs- Angka Kelulusan
SMA/MA/SMK
5. Angka Melanjutkan (AM):- Angka Melanjutkan SD/MI
ke SMP/MTs- Angka Melanjutkan
SMP/MTs ke SMA/MA
6. Guru yang memenuhi Kualifikasi S.1/D.IV
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 10
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi
2.1.2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1. Umur Harapan Hidup (UHH)
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi Masyarakat
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
3. Angka Kematian Bayi
4. Persentase Balita Gizi Kurang
2.2 Meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat
2.2.1 Meningkatnya Kesejahteraan Sosial masyarakat
1. Persentase Penduduk Miskin
Meningkatkan PMKS ke dalam kehidupan yang layak (mandiri) dan pembinaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
2. Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
2.2.2 Meningkatnya Kesempatan Kerja
1. Tingkat Penempatan Pencari Kerja
Perluasan kesempatan memperoleh pekerjaan dan memfasilitasi, memotivasi terciptanya perluasan kerja2. Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT)
3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 11
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi
2.2.3 Meningkatnya Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender
1. Persentase Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan
Peningkatan Pelayanan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
2. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
3. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Legislatif
3.1 Meningkatkan Sektor Pangan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
3.1.1 Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan
1. Produksi Tanaman Pangan- Produksi Tanaman Padi- Produksi Tanaman
Jagung- Produksi Tanaman
Kedelai
Intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi bidang pertanian, peternakan perikanan, dan perkebunan
2. Produksi Peternakan- Produksi Daging- Produksi Telur
3. Produksi Perikanan- Produksi Perikanan
Budidaya- Produksi Perikanan
Tangkap
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 12
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi
4. Produksi Perkebunan Rakyat:
- Produksi Kopi
- Produksi Karet- Produksi Kelapa Sawit
- Produksi Kakao
5. Persentase Pengurangan Luas Kerusakan/Kebakaran Hutan dan Lahan
3.1.2 Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM
1. Persentase Koperasi yang Berprestasi
Pembinaan kelembagaan usaha koperasi dan UKM serta peningkatan kerja sama dengan Pihak BUMN, BUMD dan Swasta
2. Persentase Koperasi dan UKM dalam Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
3. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB
4. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
5. Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah
6. Persentase Peningkatan Jumlah Unit Usaha IKM
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 13
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi
3.2 Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan
3.2.1 Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Persentase Penyelesaian Kasus Lingkungan
Meningkatkan peran pelaku usaha terhadap pengelolaan lingkungan
3.3 Meningkatkan Jangkauan dan Mutu Infrastruktur
3.3.1 Meningkatkan Sarana dan Prasarana infrastruktur wilayahPerdesaan
1. Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (> 40 km/jam)
Meningkatkan sistem jaringan jalan dan irigasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah perdesaan2. Persentase Layanan
Jaringan Irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara
3.3.2 Meningkatnya Sektor Kepariwisataan
1. Jumlah Kunjungan Wisatawan
Pembangunan dan pengembangan Destinasi Pariwisata
2. Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 14
4.1.1 Tema dan Sub Tema Pembangunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lahat (RPJMD)
2014-2018 dengan visi "Terwujudnya Kabupaten Lahat BANGKIT 2018" merupakan
tahap ke-3 periode pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
tahun 2005-2025. Visi Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 memperhatikan kebutuhan
pemangku kepentingan daerah dan semua lapisan masyarakat yang diselaraskan dengan
visi Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014-2018, serta visi pembangunan jangka
menengah nasional tahun 2015-2019.
Pencapaian visi Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 dilaksanakan melalui komitmen
dan keinginan, antara lain:
- Pencapaian kemandirian ekonomi daerah ditandai dengan daya saing perekonomian
yang berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki;
- Peningkatan sumber daya manusia;
- Pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan;
- Peningkatan prasarana dan sarana pendukung masyarakat;
- Pembangunan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Berakhirnya periode RPJMD ke-2 tahun 2009-2013 Kabupaten Lahat yang
merupakan tahapan dari rencana prioritas RPJPD Kabupaten Lahat tahun 2005-2025
menunjukan berbagai perubahan yang lebih baik. Perubahan-perubahan tersebut antara
lain di bidang pendidikan dan kesehatan dengan mendukung program pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan melalui program sekolah gratis dan berobat gratis, Kabupaten
Lahat telah mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) setiap tahunnya.
Peningkatan juga pada Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama
Sekolah, dan Pengeluaran per Kapita.
Pada bidang pengelolaan keuangan daerah, pendapatan maupun belanja
anggaran pembangunan juga telah mengalami peningkatan yang signifikan. Dimana hal
tersebut didukung oleh peningkatan mutu pengelolaan perencanaan keuangan dan
perencanaan pembangunan yang disusun secara bersama antara Pemerintah Daerah
Kabupaten Lahat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan ditindaklanjuti
dengan peningkatan sistem penganggaran yang baik, transparan dan akuntabel.
Pembangunan di daerah Kabupaten Lahat semakin lebih baik seiring dengan
meningkatnya pembangunan di wilayah-wilayah pedesaan yang disertai meningkatnya
jaringan aksesibilitas antar daerah yang semakin luas. Membuka daerah-daerah yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 15
terisolir sehingga terjadi pemerataan pembangunan di Kabupaten Lahat. Perubahan yang
terjadi di Kabupaten Lahat tidak terlepas dari pengaruh internal dan eksternal. Masalah
internal yang sering menghambat antara lain pertambahan penduduk Kabupaten Lahat
yang juga terus meningkat, pelayanan pendidikan dan kesehatan, konflik lahan, batas
wilayah, tata kelola pemerintahan dan birokrasi, pemerintahan yang bersih, infrastruktur,
pemanfaatan sumber daya alam. Sedangkan masalah eksternal yang sering menjadi
kendala bahkan dapat menunda serta membatalkan rencana pembangunan yang telah
disusun adalah perluasan peluang kerja, investasi, produksi, produktivitas, nilai tambah,
kerjasama pembangunan, dan regulasi politik. Kemajuan pembangunan Kabupaten Lahat
dapat lebih dicapai melalui perencanaan pembangunan yang disusun dengan
memperhitungkan manfaat yang diperoleh bagi masyarakat daerah Kabupaten Lahat.
Bertitik tolak pada RPJPD Kabupaten Lahat tahun 2005-2025, Kabupaten Lahat
akan masuk pada tahapan RPJMD ke-3 tahun 2014-2018 yaitu ″Optimalisasi Sumber
Daya" dan berdasarkan kinerja pelaksanaan, pencapaian dan sebagai kelanjutan RPJM
ke-2, RPJM ke-3 pembangunan diarahkan pada penekanan optimalisasi baik pada sumber
daya alam dan sumber daya manusia serta pembangunan di segala bidang untuk
mencapai kemandirian ekonomi daerah. Beberapa pertimbangan yang mendukung
tahapan RPJMD ke-3 Kabupaten Lahat tahun 2014-2018 adalah:
a. Pembangunan diarahkan pada penekanan optimalisasi baik pada sumber daya alam
dan sumber daya manusia serta pembangunan di segala bidang untuk mencapai
kemandirian ekonomi daerah.
b. Kesejahteraan rakyat terus membaik, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi. Kualitas sumber daya manusia ditandai dengan relevansi pendidikan dengan
kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin baik, meningkatnya derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh
kembang optimal serta kesejahteraan dan perlindungan anak, tercapainya kondisi
penduduk tumbuh seimbang dan semakin mantapnya budaya inovasi dan karakter
bangsa.
c. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh
terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung
kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan menjunjung nilai-
nilai kelestarian.
d. Pemanfaatan sumber daya alam semakin terarah untuk menunjang kemandirian
ekonomi dengan cara-cara kerja yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 16
daya saing perekonomian yang semakin kompetitif dan semakin terpadunya industri
manufaktur dengan pertanian serta sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan.
e. Terpenuhinya infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah
dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan,
teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk
mendorong peningkatan efisiensi, produktifitas, penguasaan, dan penerapan
teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
f. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai dengan
berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, terpenuhinya pasokan tenaga
listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga
dan elektrifikasi pedesaan dapat dicapai dengan mulai dimanfaatkannya faktor
keselamatan secara ketat, terselenggaranya pelayanan jaringan komunikasi dan
teknologi informasi yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat yang
tanggap terhadap berbagai teknologi informasi.
g. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi
sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan
air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan
infrastruktur pedesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung
pembangunan pertanian dan pengurangan permukiman kumuh.
h. Penguatan supremasi hukum dengan berbagai konsekuensi eksternalitasnya untuk
tetap mempertahankan nilai-nilai keamanan, iklim politik yang demokratis serta
penegakan hak-hak asasi manusia yang bersumber Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, sejalan dengan pelayanan umum yang lebih efisien serta
penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai memberikan
kontribusi pada peningkatan pelayanan masyarakat, peningkatan kapasitas
pemerintahan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, berwibawa sesuai
dengan konsep good governance.
Berdasarkan visi RPJPD Kabupaten Lahat tahun 2005-2025 yaitu mewujudkan
"LAHAT EMAS (Ekonomi, Mandiri, Agribisnis, dan Sejahtera), tahapan RPJMD ke-3
Kabupaten Lahat yaitu "Optimalisasi Sumber Daya", arah kebijakan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2016 yaitu "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk
Meletakkan Pondasi Pembangunan yang Berkualitas", dan arah kebijakan Rencana Kerja
Pemerintah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016 adalah "Percepatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 17
Pembangunan Infrastruktur Strategis", maka tema pembangunan Kabupaten Lahat tahun
2016 adalah:
″Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor
Perekonomian″
Tema pembangunan ini dijabarkan lagi melalui sub tema pembangunan Kabupaten Lahat
Tahun 2016 yaitu :
“Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor
Perekonomian”
Tema maupun sub tema pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 diarahkan
untuk mendukung tercapainya prioritas pembangunan sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat;
2. Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan;
3. Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender;
4. Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK);
5. Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan,
perikanan, perkebunan, dan pariwisata;
6. Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan,
perikanan, dan perkebunan;
7. Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi;
8. Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat.
4.1.2 Isu Strategis Pembangunan di Kabupaten Lahat
Isu strategis pembangunan di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 disusun
berdasarkan prioritas daerah dari RPJMD dan RPJPD 2005-2025 yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
Prioritas 1 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat.
ÿ Peningkatan tata kelola pelayanan publik yang cepat dan tepat;
ÿ Peningkatan pembinaan dan pengawasan pelayanan publik yang prima.
Prioritas 2 : Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
ÿ Penurunan angka kemiskinan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 18
ÿ Pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia;
ÿ Peningkatan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat.
Prioritas 3 : Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan
gender.
ÿ Peningkatan jangkauan dan mutu layanan kesehatan dan pendidikan;
ÿ Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan;
ÿ Peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak;
ÿ Peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan.
Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK).
ÿ Pengembangan dan pembinaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah;
ÿ Peningkatan akses permodalan dan pemasaran produk usaha;
ÿ Pembinaan dan pemberdayaan lembaga koperasi desa dalam mendukung
pertanian.
Prioritas 5 : Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.
ÿ Peningkatan dan pengembangan pembangunan infrastruktur yang mendukung
sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata;
ÿ Membangun kemitraan dan kerjasama sektor pertanian dengan lembaga terkait.
Prioritas 6 : Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan.
ÿ Peningkatan bantuan sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dalam
upaya meningkatkan produksi pertanian;
ÿ Peningkatan kapasitas dan penerapan teknologi pengelolaan pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan;
ÿ Pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia sektor pertanian, peternakan,
perikanan, dan perkebunan;
ÿ Membangun kerjasama dengan lembaga terkait.
Prioritas 7 : Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi.
ÿ Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 19
ÿ Peningkatan publikasi pengelolaan sistem pemerintahan.
Prioritas 8 : Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat.
ÿ Peningkatan informasi penataan ruang;
ÿ Peningkatan pemantaauan, pengawasan, dan pemanfaatan ruang.
4.2 Tahapan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat
4.2.1 Tahapan Pembangunan Kabupaten Lahat
Sesuai dengan Visi Kabupaten Lahat yakni mewujudkan Kabupaten Lahat
BANGKIT 2018 (Berdikari, Aman, Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Inovatif, Terdepan),
maka diperlukan tahapan – tahapan pembangunan selama lima tahun dengan sasaran,
program dan kegiatan yang dapat mewujudkan Visi tersebut. Tahapan pembangunan
Kabupaten Lahat selama periode 2014-2018 meliputi 5 (lima) tahapan yaitu:
Gambar 4.1. Tahapan Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2014 - 2018
2014 ( Optimalisasi Sumber Daya Untuk Kesinambungan Pembangunan di Segala Bidang )
2015 ( Peningkatan Perekonomian dan Pelayanan Dasar Masyarakat )
2016 ( Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan Sektor Perekonomian )
2017 ( Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi dan Peningkatan Sarana Prasarana Pendukung )
Berdikari, Aman, Nyaman, Gotong Royong, Kreatif, Terdepan )
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 20
Tahap Pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 menitikberatkan pada
pembangunan Infrastruktur strategis terutama pembangunan jalan, sarana prasarana
lainnya. Tahapan pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016 ini diarahkan untuk
mendukung tercapainya hal – hal berikut.
a. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik yang Cepat dan Tepat;
b. Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan;
c. Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan
Gender;
d. Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK);
e. Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan,
Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata;
f. Meningkatnya Produksi, Produktivitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian,
Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan;
g. Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi;
h. Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat.
4.2.2 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat
Tahun 2016
Prioritas pembangunan Kabupaten Lahat tahun 2016 tersebut merupakan
sinkronisasi dari prioritas pembangunan Nasional tahun 2016 dan prioritas Pembangunan
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016.
Prioritas Pembangunan Nasional (NAWA CITA) berdasarkan RKP 2016 adalah:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 21
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan RKPD Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2016 adalah:
1. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat;
2. Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial Budaya;
3. Penanggulangan Kemiskinan;
4. Pembangunan Pertanian;
5. Infrastruktur dan Energi;
6. Investasi dan Pengembangan Usaha;
7. Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian Bencana;
8. Pengembangan Wilayah.
Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat berdasarkan RKPD Kabupaten Lahat tahun 2016
adalah:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat;
2. Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan;
3. Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan
gender;
4. Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK);
5. Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan,
perikanan, perkebunan, dan pariwisata;
6. Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan,
perikanan, dan perkebunan;
7. Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi;
8. Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat.
Sasaran pembangunan berdasarkan prioritas pembangunan Kabupaten Lahat pada
tahun 2016, sebagai berikut:
Prioritas 1 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang cepat dan tepat,
yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat di Instansi
pemerintah.
Sasaran Prioritas:
ÿ Penyusunan aturan, pedoman dan standar operasinal pelayanan untuk mendukung
pelayan prima;
ÿ Peningkatan sarana dan prasarana pendukung pelayanan publik;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 22
ÿ Peningkatan Pelayanan Prima bagi masyarakat.
Prioritas 2 : Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan
kemiskinan, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi angka
kemiskinan di masyarakat Kabupaten Lahat.
Sasaran Prioritas:
ÿ Peningkatan pelayanan terhadap penanggulangan bencana dan penyandang
kesejahteraan sosial;
ÿ Peningkatan perluasan dan kesempatan kerja serta perlindungan tenaga kerja;
ÿ Peningkatan pembangunan infrastruktur yang mendukung program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan.
Prioritas 3 : Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan
pengarusutamaan gender, yang bertujuan meningkatkan masyarakat Kabupaten
Lahat yang sehat dan berpendidkan serta meningkatkan masyarakat Lahat yang harmonis
dan bertoleransi tinggi.
Sasaran Prioritas:
ÿ Peningkatan pembangunan infrastruktur puskesmas dan sekolah;
ÿ Pemenuhan Penyediaan obat-obatan dan perbekalan lainnya yang cukup;
ÿ Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat;
ÿ Penyediaan peralatan yang menunjang proses belajar mengajar pada sekolah-
sekolah;
ÿ Pengintensifan pengawasan terhadap peredaran mutu obat dan makanan;
ÿ Pengembangan perpustakaan, pendidikan kejuruan, luar biasa dan kerja paket;
ÿ Pengembangan Pendidikan anak usia dini (PAUD);
ÿ Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak serta
kesetaraan gender.
Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi
(UMKMK), yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat kecil dan
meningkatkan wirausaha sektor formal dan informal.
Sasaran Prioritas:
ÿ Pembinaan kelembagaan koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai
mendukung ekonomi kreatif;
ÿ Bantuan akses permodalan dan pembiayaan koperasi dan UMKM;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 23
ÿ Menciptakan iklim kondusif bagi pertumbuhan UMKM kreatif;
ÿ Membangun dan memperkuat jejaring kerjasama ekonomi (industri dan
perdagangan) dan kelembagaan.
Prioritas 5 : Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata, yang bertujuan untuk
meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung bagi masyarakat Kabupaten
Lahat dalam mengembangkan sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata.
Sasaran Prioritas:
ÿ Meningkatkan pembangunan infrastruktur strategis terutama sarana prasarana
jalan pada kawasan terisolir;
ÿ Peningkatan dan pemeliharaan jaringan transportasi jalan maupun irigasi yang
telah ada;
ÿ Peningkatan infrastruktur akses mendukung pengembangan pariwisata;
ÿ Peningkatan dan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana pendukung
pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan masyarakat pedesaan;
ÿ Peningkatan infrastruktur dasar pemukiman, air bersih, sanitasi, jalan lingkungan
dan pembuangan limbah;
ÿ Peningkatan pengembangan sumber daya air dengan perluasan jaringan irigasi
serta sarana dan parasarana pengendali banjir.
Prioritas 6 : Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor
pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, yang bertujuan meningkatkan
pendapatan masyarakat Kabupaten Lahat khusunya di pedesaan.
Sasaran Prioritas:
ÿ Peningkatan pembangunan infrastruktur yang mendukung pertanian (irigasi, jalan
akses);
ÿ Peningkatan pengelolaan dan pemasaran hasil produksi pertanian, peternakan,
perikanan, dan perkebunan;
ÿ Peningkatan pelatihan pada sumber daya pertanian, peternakan, perikanan, dan
perkebunan.
Prioritas 7 : Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem
informasi, yang bertujuan membangun sistem informasi pemerintahan yang
terkoordinasi, responsive, transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 24
Sasaran Prioritas:
ÿ Peningkatan pengetahuan dan keahlian aparatur mengenai sistem informasi
perencanaan dan penganggaran melalui pelatihan;
ÿ Pengembangan kerjasama, dialog dan kemitraan antara pemerintah, partai politik,
dan masyarakat sipil;
ÿ Mengembangkan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah seluruh SKPD;
ÿ Peningkatan kemandirian keuangan daerah melalui pengembangan sistem
administrasi keuangan daerah.
Prioritas 8 : Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat, yang
bertujuan mempercepat penyusunan dan pengesahan rencana tata ruang wilayah.
Sasaran Prioritas:
ÿ Peningkatan informasi penataan ruang;
ÿ Peningkatan pemantaauan, pengawasan, dan pemanfaatan ruang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 25
Tabel 4.2 Sinkronisasi Agenda Nawa Cita , Prioritas Provinsi Sumatera Selatan dengan Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat
Nawa Cita Prioritas Provinsi Sumatera Selatan
Prioritas Kabupaten Lahat
- Melindungi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman
- Tata Kelola Pemerintahan- Reformasi Sistem dan
Penegakan Hukum
- Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Kamtibmas
- Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
- Terbangunnya Perencanaan dan Pengenggaran Berbasis Sistem Informasi
- Membangun Indonesia dari Pinggiran
- Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
- Pengembangan Wilayah- Pengelolaan Lingkungan dan
Penanggulangan Bencana- Pembangunan Pertanian- Infrastruktur dan Energi
- Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi
- Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan Pariwisata
- Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat
- Kualitas Hidup Manusia dan Masyarakat
- Revolusi Karakter Bangsa - Memperteguh Kebhinekaan
dan Memperkuat Restorasi Sosial
- Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial Budaya
- Penanggulangan Kemiskinan
- Meningkatnya Efektifitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
- Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Pengarusutamaan Gender
- Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing
- Investasi dan Pengembangan - Meningkatnya Produksi, Produktifitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan perkebunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 26
Keterkaitan antara dokumen perencanaan menjadi sangat penting untuk
menjaga keberlanjutan dan konsistensi pembangunan. Pola pikir keterkaitan perencanaan
pembangunan digambarkan pada diagram berikut:
Gambar 4.2. Pola Pikir Perencanaan Pembangunan Tahun 2016
EVALUASI 2014 – 2015
MASALAH PEMBANGUNAN KABUPATEN LAHAT
PRIORITAS :∑ Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat∑ Meningkatnya Efektifitas Program dan Kegiatan Penangulangan Kemiskinan∑ Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, dan
Pengarusutamaan Gender∑ Berkembangnya Usaha Mikri Kecil Menengah dan Koparasi (UMKMK)∑ Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian,
Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata∑ Meningkatnya Produksi, Produktifitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian,
Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan∑ Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi∑ Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat
PROGRAM DAN KEGIATAN
ARAH KEBIJAKAN TARGET RPJMD & RPJMD
PROYEKSI
FAKTOR EKSTERNAL:- PELUANG- ANCAMAN
FAKTOR INTERNAL :- KEKUATAN- KELEMAHAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 27
Tabel 4.3 Keterkaitan masalah daerah dan isu penting dengan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Lahat
NoIsu Penting dan Masalah Mendesak
Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten Lingkungan Eksternal(1) (2) (3) (4) (5)1 ∑ Ketimpangan antara
kondisi jalan nasional dengan daerah yang berkontribusi pada kondisi waktu dan biaya logistik.
∑ Ketimpangan kondisi jalan mantap dan infrastruktur lainnya yang menghubungkan antar wilayah, pusat pertanian, pusat pertambangan, pusat perdagangan dan objek wisata
∑Masih terbatasnya infrastruktur dasar antara lain prasarana dan sarana perhubungan darat dan udara; prasarana dan sarana pendidikan dan kesehatan; prasarana dan sarana ekonomi seperti pasar, air bersih, tenaga listrik, jariangan telekomunikasi dan informasi;
∑Persaingan antar daerah dalam penguasaan sumberdaya alam, aset daerah, penetapan daerah perbatasan dan pengelolaan infrastruktur yang cenderung meningkat dan mengabaikan kepentingan yang lebih luas dan jangka panjang
∑ Angka Kekurangan Rumah (Housing Backlog) masih tinggi
∑ Rendahnya akses air bersih dan sanitasi
∑ Belum terpenuhinya infrastruktur strategis di KEK
∑ Terbatasnya infrastruktur perekonomian (jaringan jalan, trasportasi, pembangkit dan jaringan listrik, telepon, dan air baku) yang menghambat pengembangan usaha;
∑ Lemahnya koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 28
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah
2 ∑ Meningkatnya Gini Rasio.
∑ Masih tingginya jumlah penduduk miskin di Pulau Jawa
∑ Penurunan tingkat kemiskinan melambat.
∑ Meningkatnya jenis dan dan bobot permasalahan sosial di Kabupaten lahat antara lain anak terlantar dan anak nakal, tuna-susila dan waria, pengemis dan gelandangan, korban penyalahgunaan narkoba, penyandang cacat, lanjut usia terlantar, wanita rawan sosial ekonomi, fakir miskin, dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan.
∑ Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat meskipun dari perkembangan yang ada kecenderungan jumlah penduduk miskin telah menunjukan penurunan yang cukup signifikan
∑ Krisis pangan, krisis ekonomi dan krisis energi yang berasal dari gejolak pasar internasional akan membawa dampak bagi menurunnya investasi, melemahnya kegiatan produksi, meningkatnya angka pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan, dan menurunnya pendapatan daerah Kabupaten Lahat
∑ Meningkatnya kesenjangan antara Kabupaten Lahat dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Sumatera Selatan sebagai akibat perbedaan kapasitas, sumber daya dan prasarana di daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 29
3 ∑ Pertumbuhan ekonomi tidak menyerap tenaga kerja sesuai yang dibutuhkan.
∑ Rendahnya kualitas pekerja menyebabkan produktivitas tenaga kerja rendah
∑ Pertumbuhan ekonomi melambat
∑ Belum tumbuhnya industri hilir berbasis hasil pertanian
∑ Belum berkembangnya pusat-pusat inovasi produk hilirisasi
∑ Belum berkembangnya kerjasama riset unggulan untuk hilirisasi
∑ Belum beroperasinya KEK Tanjung Api-Api
∑ Terbatasnya kegiatan ekonomi masyarakat yang masih berskala kecil dan tidak berorientasi pasar sehingga kurang mendorong pemupukan modal.
∑ Belum berkembangnya kelembagaan BUMD, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi dalam pengembangan ekonomi daerah
∑ Belum optimalnya investasi swasta
∑ Arus masuk barang dari luar baik dari kabupaten/kota lain maupun dari negara regional maupun pasar internasional akan mendominasi pasar lokal yang berdampak bagi menurunnya produksi dan pendapatan para pelaku usaha di Kabupaten Lahat
∑ Krisis pangan, krisis ekonomi dan krisis energi yang berasal dari gejolak pasar internasional akan membawa dampak bagi menurunnya investasi, melemahnya kegiatan produksi, meningkatnya angka pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan, dan menurunnya pendapatan daerah Kabupaten Lahat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 30
∑ Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya alam sebagai modal dasar dalam percepatan perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Lahat, disamping itu juga terjadinya penurunan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
∑ Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong eksploitasi sumberdaya alam seperti hutan dan tambang secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan pembangunan
∑ Persaingan antar daerah dalam penguasaan sumberdaya alam, aset daerah, penetapan daerah perbatasan dan pengelolaan infrastruktur yang cenderung meningkat dan mengabaikan kepentingan yang lebih luas dan jangka panjang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 31
∑ Rendahnya penguasaan teknologi komunikasi dan informasi yang dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah dan mutu sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; rendahnya budaya masyarakat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi lemahnya; dan belum optiamlnya sinergi Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam pengembangan teknologi komunikasi dan informasi
∑ Lemahnya koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah
4 ∑ Kesenjangan Partisipasi Pendidikan.
∑ Masih rendahnya APK SMP dan SMA
∑ Terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu termasuk perbaikan status gizi masyarakat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 32
∑ Kualitas Guru Rendah ∑ Belum meratanya distribusi guru di daerah
∑ Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, masih rendahnya kualitas dan kesejahteraan guru, serta masih terbatasnya mutu pendidikan
5 ∑ AKI dan AKB masih tinggi.
∑ AKI dan AKB masih tinggi
∑ Terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu termasuk perbaikan status gizi masyarakat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 33
∑ Balita stunting hampir terjadi diseluruh wilayah
∑ Balita stunting hampir terjadi di seluruh wilayah
∑ Ketersediaan dan Kualitas tenaga kesehatan masih terbatas
∑ Distribusi SDM Kesehatan belum merata
∑ Masih rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan terutama bagi daerah terpencil dan perairan
∑ Belum optimalnya pelayanan kesehatan masyarakat sebagai akibat terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan terutama di daerah perdesaan, dan sangat bervariasinya jenis penyakit di masyarakat
6 ∑ Penyusutan lahan sawah mengancam produksi pangan.
∑ Jaringan irigasi dan waduk masih banyak yang perlu direhabilitasi
∑ Belum optimalnya pengelolaan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
∑ Masih tingginya konversi lahan pertanian
∑ Jaringan irigasi masih banyak yang rusak
∑ Masih terbatasnya produksi dan produktivitas pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam terutama pertanian yang mengakibatkan ketergantungan dari luar daerah terhadap pasokan hampir semua kebutuhan bahan pokok dan barang-barang lainnya
∑ Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong eksploitasi sumberdaya alam seperti hutan dan tambang secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan pembangunan
∑ Lemahnya koordinasi antara Pemerintah,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 34
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah
7 ∑ Belum optimalnya pengelolaan lingkungan dan penanggulangan bencana
∑ Pengelolaan DAS belum optimal,
∑ Tingginya kasus kebakaran hutan dan lahan
∑ Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan telah menyebabkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan penurunan daya dukung lingkungan.
∑ Peningkatan investasi dan percepatan pembangunan akan mendorong eksploitasi sumberdaya alam seperti hutan dan tambang secara berlebihan yang berdampak negatif bagi kesinambungan pembangunan
∑ Lemahnya koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 35
menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan sumber daya dan lingkungan, serta lambatnya pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di daerah
8 ∑ Kualitas tata kelola pemerintahan belum memberikan kontribusi yang optimal dalam mendukung pembangunan dan peningkatan daya saing nasional
∑ Opini BPK masih WDP
∑ Masih rendahnya jumlah SKPD dengan status laporan kinerja baik
∑ Bertambahnya kewenangan provinsi sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
∑ Belum optimalnya pelayanan pemerintahan yang disebabkan oleh belum tertatanya kelembagaan secara memadai, terbatasnya prasarana dan sarana pemerintahan, serta terbatasnya jumlah dan mutu sumberdaya aparatur
∑ Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik
∑ Proses konsultasi antara Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat sipil seringkali memerlukan waktu yang panjang, berulang dan tidak pasti sehingga berdampak pada kelambanan pengambilan keputusan dan keterlambatan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan
∑ Berbagai peraturan perundang-undangan seringkali tidak konsisten dan kurang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 36
sosialisasi sehingga menghambat pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di daerah
9 ∑ Masih tingginya ketimpangan wilayah.Ketimpangan persebaran penduduk
∑ Konektivitas antar wilayah belum terintegrasi secara optimal
∑ Ketimpangan persebaran penduduk
∑ Perizinan usaha terkait daerah yang berbatasan kurang terkoordinasi
∑ Kerjasama pembangunan daerah di wilayah perbatasan belum optimal
∑ Pengendalian dan pemanfaatan ruang belum optimal
∑ Lemahnya koordinasi antar SKPD untuk mendukung percepatan pembangunan daerah
∑ Terbatasnya keterkaitan spasial dan fungsional antara pusat-pusat permukiman dan pusat-pusat pertumbuhan wilayah Kabupaten Lahat yang disebabkan oleh terbatasnya dukungan infrastruktur dalam menunjang pembangunan, diantaranya masih terbatasnya kapasitas sarana dan prasarana perhubungan, serta prasarana sosial ekonomi yang terkait dengan kelancaran mobilitas manusia, barang dan jasa
∑ Persaingan antar daerah dalam penguasaan sumberdaya alam, aset daerah, penetapan daerah perbatasan dan pengelolaan infrastruktur yang cenderung meningkat dan mengabaikan kepentingan yang lebih luas dan jangka panjang
∑ Meningkatnya kesenjangan antara Kabupaten Lahat dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Sumatera Selatan sebagai akibat perbedaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 37
kapasitas, sumber daya dan prasarana di daerah
10 Ketimpangan rasio elektrifikasi wilayah, Konsumsi dan Produksi listrik masih rendah
Implementasi Sumsel sebagi Lumbung Energi Nasional belum optimal
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 38
Sementara itu sinkronisasi prioritas RPJMD Kabupaten Lahat dengan arah
kebijakan pembangunan tahun 2016, seperti tertuang dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Tabel Prioritas RPJMD dan Prioritas RKPD 2016
No PRIORITAS RPJMD PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016
1 Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan TepatArah Kebijakan
∑ Peningkatan Kapasitas Aparatur danlayanan Pemerintah Daerah
∑ Peningkatan Transparasi dan Akuntabilitas Pengelolaan keuangan daerah
∑ Peningkatan Sistem Pengawasan Pemerintah Daerah
∑ Peningkatan Sistem Manajemen dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah Secara Terintegrasi, Kredibel dan Dapat Diakses
2 Pendidikan dan Kesehatan Meningkatnya Efektifitas Program dan Kegiatan Penanggulangan KemiskinanArah Kebijakan
∑ Peningkatan Fungsi Sosial/ Kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
∑ Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
∑ Peningkatan sarana BKOL Info Bursa Kerja, TTG, Kewirausahaan dan padat karya
∑ Pendayagunaan pusat pelatihan tenaga kerja
3 Penanggulangan Kemiskinan Meningkatnya Mutu Pelayananan, Pendidikan, Kesehatan, dan Pengarusutamaan genderArah Kebijakan
∑ Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun∑ Meningkatkan Standar Manajemen
Mutu Lembaga Pendidikan dan Kualitas Tenaga Pendidik Secara Merata
∑ Peningkatan Sarana dan Prasarana Layanan Kesehatan Berkualitas Serta Sarana Penunjang Kesehatan
∑ Peningkatan Kemitraan Bidan Desa dan Dukun Dalam Menolong
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 39
Persalinan∑ Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan
MTBS Bagi Bidan∑ Revitalisasi Posyandu∑ Peningkatan Kualitas Lembaga
Pengaduan/ Advokasi Pada Organisasi Perempuan dan Perlindungan Anak
∑ Meningkatkan Peran Perempuan Dalam Proses Pengambilan Keputusan dan/atau Politik di Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif
4 Perlindungan Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)Arah Kebijakan∑ Pengembangan Koperasi dan UKM∑ Peningkatan Kerjasama Antar Lembaga
Agar Semakin Bertambah dan Berkembangnya Usaha Koperasi dan UKM
∑ Menyelengarakan dan Memfasilitasi Bantuan Sarana dan Prasarana Teknologi Industri
∑ Penggalakan kegiatan informasi dan promosi perdagangan untuk meningkatkan peredaran barang dan jasa
∑ Meningkatkan kerjasama antar lembaga yang relevan dengan pengembangan ekonomi kerakyatan
5 Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan
Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan PariwisataArah Kebijakan∑ Peningkatan layanan infrastruktur jalan
(dibangun/ ditingkatkan/ dipelihara) bagi kelancaran mobilitas barang dan manusia serta aksesibiltas wilayah
∑ Peningkatan layanan infrastruktur jaringan irigasi di perdesaan (dibangun/ditingkatkan dan dioperasikan/dipelihara)
∑ Menggali, membangun, dan memelihara potensi objek wisata
∑ Menyelenggarakan promosi seni budaya dan pariwisata di dalam maupun di luar daerah
6 Perdagangan, Koperasi dan UKM Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 40
Perikanan, Perkebunan dan PertambanganArah Kebijakan∑ Pengembangan usaha agribisnis dengan
prioritas komoditas unggulan∑ Peningkatan kualitas dan kuantitas
komoditas ternak unggulan∑ Peningkatan kualitas dan kuantitas induk
dan benih ikan budidaya∑ Peningkatan Penyediaan Alat Tangkap
Ikan yang ramah lingkungan∑ Meningkatkan Bantuan Bibit dan pupuk
perkebunan rakyat∑ Peningkatan pembinaan dan pengelolaan
hutan rakyat
7 Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Terbangunnya Perencanaan dan Pengangaran Berbasis Sistem InformasiArah Kebijakan∑ Peningkatan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangandaerah
∑ Peningkatan sistem pengawasan pemerintah daerah
∑ Peningkatan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel, dan dapat diakses publik
8 Infrastruktur dan Pariwisata Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten LahatArah Kebijakan∑ Peningkatan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengelolaan lingkungan di tempat usaha
4.2.2.1 Prioritas 1 : Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
Prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat bertujuan
untuk meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan dalam penyusunan
kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Prioritas tersebut akan dapat
dicapai, dengan melaksanakan arah kebijakan yang telah ditentukan. Adapun arah
kebijakan yang akan dilaksanakan dalam mencapai prioritas pertama tersebut adalah:
a. Peningkatan Kapasitas Aparatur dan Pelayanan Pemerintah Daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 41
Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Pelayanan Prima Bagi
Masyarakat. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang baik. Diharapkan dengan peningkatan
pelayanan prima yang baik masyarakat merasakan kepuasan dari pelayanan
yang diberikan pemerintah serta merasakan adanya perhatian dari pemerintah.
b. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan
Kinerja Pemerintah Daerah. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Mendapatkan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
c. Peningkatan Sistem Pengawasan Pemerintah Daerah.
Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan
Kinerja Pemerintah Daerah. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Mendapatkan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
d. Peningkatan Sistem Manajemen dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah secara
Terintegrasi, Kredibel, dan Dapat Diakses Publik. Sasaran dari Arah Kebijakan ini
adalah Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah.
Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah pada tahun 2016 mendapatkan
nilai B.
4.2.2.2 Prioritas 2: Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan
Penanggulangan Kemiskinan
Tujuan prioritas meningkatnya efektivitas program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan adalah Meningkatkan Kesejahteraan Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat. Untuk mencapai prioritas tersebut maka arah kebijakan
yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Fungsi Sosial-Kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Kesejahteraan Sosial
Masyarakat. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Angka Kemiskinan di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 menjadi 15,20%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 42
b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS). Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya
Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten
Lahat pada tahun 2016 mencapai 27,49%.
c. Peningkatan sarana BKOL Info Bursa Kerja, TTG, Kewirausahaan dan padat karya.
Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah Meningkatnya Kesempatan Kerja. Adapun
indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Tingkat Penempatan Pencari Kerja pada tahun 2016 diperkirakan mencapai
52,74%;
∑ Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2016 diperkirakan sekitar
2,78%.
d. Pendayagunaan pusat pelatihan tenaga kerja Sasaran dari Arah Kebijakan ini adalah
Meningkatnya Kesempatan Kerja. Adapun indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun 2016 sebesar 78,81%.
4.2.2.3 Prioritas 3 : Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan
dan Pengarusutamaan Gender
Tujuan dari Prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan
dan Pengarusutamaan Gender adalah Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
dan Meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu arah
kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut
adalah:
a. Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Mutu dan Pemerataan
Pendidikan Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran
dari sasaran tersebut adalah:
∑ Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SD/MI/Paket A Kabupaten Lahat pada tahun
2016 adalah 100,59%;
∑ Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SMP/MTS/Paket B Kabupaten Lahat pada tahun
2016 adalah 98,26%;
∑ Angka Partisipasi Murni ( APM ) SD/MI/Paket A Kabupaten Lahat pada tahun
2016 adalah 92,24%;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 43
∑ Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Kabupaten Lahat Pada Tahun
2016 adalah 65,85%;
∑ Angka Kelulusan SD/MI/ Paket A Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah
100%;
∑ Angka Kelulusan SMP/MTs/Paket B Kabupeten Lahat pada tahun 2016 adalah
100%;
∑ Angka Melanjutkan SD/MI/Paket A ke SMP/MTS/ Paket B Kabupaten Lahat pada
tahun 2016 adalah 96,69 %;
∑ Angka Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke SMA/MA/Paket C Kabupaten Lahat pada
tahun 2016 adalah 100,20%;
∑ Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK/ Paket C Kabupaten Lahat pada
tahun 2016 adalah 99,47%;
∑ Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/ Paket C Kabupaten Lahat pada
tahun 2016 adalah 66,49%;
∑ Angka Melek Huruf Latin Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 99,01%.
b. Meningkatkan Standar Manajemen Mutu Lembaga Pendidikan dan Kualitas Tenaga
Pendidik Secara Merata. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran
dari kedua sasaran tersebut adalah:
∑ Guru yang memenuhi Kualifikasi S.1/D.IV pada tahun 2016 diharapkan mencapai
90,57 %.
c. Peningkatan Sarana dan Prasarana Layanan Kesehatan Berkualitas Serta Sarana
Penunjang Kesehatan.
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
ini adalah:
∑ Umur Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2016 selama 69 tahun.
d. Peningkatan Kemitraan Bidan Desa dan Dukun dalam Menolong Persalinan
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
ini adalah:
∑ Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah 61,60%.
e. Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan MTBS bagi Bidan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 44
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
ini adalah:
∑ Angka Kematian Bayi Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah < 24 jiwa.
f. Revitalisasi Posyandu
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
ini adalah:
∑ Persentase Balita Gizi Kurang pada tahun 2016 sebesar < = 15%.
g. Peningkatan Kualitas Lembaga Pengaduan/Advokasi pada Organisasi Perempuan
dan Perlindungan Anak
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Perlindungan terhadap
Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender. Untuk mencapai sasaran tersebut,
maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Persentase Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari
Tindakan Kekerasan di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah sebesar 6,8%.
h. Meningkatkan Peran Perempuan Dalam Proses Pengambilan Keputusan dan/ atau
Politik di Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Perlindungan terhadap
Perempuan dan Anak Serta Kesetaraan Gender. Untuk mencapai sasaran tersebut,
maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga pada tahun 2016 sebesar 26,2%;
∑ Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Legislatif pada tahun 2016 sebesar
7,5%.
4.2.2.4 Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Koperasi (UMKMK)
Tujuan dari Prioritas Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Koperasi (UMKMK) adalah Meningkatkan Sektor Pangan dan Pengembangan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada
tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah:
a. Pengembangan Koperasi dan UKM
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 45
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi
dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
tersebut adalah:
∑ Persentase Koperasi yang Berprestasi pada tahun 2016 sebesar 25%.
b. Peningkatan Kerjasama antar Lembaga agar Semakin Bertambah dan
Berkembangnya Usaha Koperasi dan UKM
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi
dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
tersebut adalah:
∑ Persentase Koperasi dan UKM dalam Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha
Koperasi pada tahun 2016 sebesar 30%.
c. Menyelenggarakan dan Memfasilitasi Bantuan Sarana dan Prasarana Teknologi
Industri
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi
dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
tersebut adalah:
∑ Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kabupaten Lahat pada tahun 2016
adalah sebesar 7,36%.
d. Penggalakan Kegiatan Informasi dan Promosi Perdagangan untuk Meningkatkan
Peredaran Barang dan Jasa
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi
dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
tersebut adalah:
∑ Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Lahat pada tahun
2016 adalah sebesar 10,75%.
e. Meningkatkan Kerjasama antar Lembaga yang Relevan dengan Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi
dan UKM. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran
tersebut adalah:
∑ Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah pada tahun 2016 sebesar
13%;
∑ Persentase Peningkatan Jumlah Unit Usaha IKM pad tahun 2016 sebesar 3,16%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 46
4.2.2.5 Prioritas 5 : Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan Pariwisata
Tujuan dari Prioritas Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dan Pariwisata adalah Meningkatkan
Jangkauan dan Mutu Infrastruktur. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan
pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas tersebut adalah:
a. Peningkatan Layanan Infrastruktur Jalan (Dibangun/ Ditingkatkan/ Dipelihara) bagi
Kelancaran Mobilitas Barang dan Manusia serta Aksesibiltas Wilayah
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatkan Sarana dan Prasarana
infrastruktur wilayah Perdesaan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator
sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (> 40 km/jam) Kabupaten Lahat
pada tahun 2016 adalah sepanjang 156,75 KM.
b. Peningkatan Layanan Infrastruktur Jaringan Irigasi di Perdesaan (Dibangun/
Ditingkatkan dan Dioperasikan/ Dipelihara)
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatkan Sarana dan Prasarana
infrastruktur wilayah Perdesaan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator
sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Persentase Layanan Jaringan Irigasi yang dibangun/ ditingkatkan dan
dioperasikan/ dipelihara pada tahun 2016 sebesar 23,95%.
c. Menggali, Membangun, dan Memelihara Potensi Objek Wisata
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Sektor Kepariwisataan. Untuk
mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Jumlah Kunjungan Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lahat pada tahun
2016 diperkirakan mencapai 50.100 wisatawan.
d. Menyelenggarakan Promosi Seni Budaya dan Pariwisata di Dalam maupun di Luar
Daerah
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya Sektor Kepariwisataan. Untuk
mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata pada tahun 2016 sebesar 100%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 47
4.2.2.6 Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan
Tujuan dari Prioritas Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah
Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan adalah
Meningkatkan Sektor Pangan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai
prioritas tersebut adalah:
a. Pengembangan Usaha Agribisnis dengan Prioritas Komoditas Unggulan
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka
indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Produksi Tanaman Pangan:
1. Produksi Tanaman Padi pada tahun 2016 mencapai 197.432 ton;
2. Produksi Tanaman Jagung pada tahun 2016 mencapai 4.113,45 ton;
3. Produksi Tanaman Kedelai pada tahun 2016 mencapai 2.492,30 ton.
b. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Komoditas Ternak Unggul
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka
indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Produksi Peternakan:
1. Produksi Daging pada tahun 2016 mencapai 2.795 ton;
2. Produksi Telur pada tahun 2016 mencapai 2.264 ton.
c. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Induk dan Benih Ikan Budidaya
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka
indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Produksi Perikanan:
Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 mencapai
5.562 ton.
d. Peningkatan Penyediaan Alat Tangkap Ikan yang ramah lingkungan
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka
indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Produksi Perikanan:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 48
Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Lahat pada tahun 2016 mencapai
2059 ton.
e. Meningkatkan Bantuan Bibit dan pupuk perkebunan rakyat
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka
indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Produksi Perkebunan rakyat:
1. Produksi Kopi pada tahun 2016 mencapai 20.400 ton;
2. Produksi Karet pada tahun 2016 mencapai 49.600 ton;
3. Produksi Kelapa Sawit pada tahun 2016 mencapai 69.200 ton;
4. Produksi Kakao pada tahun 2016 mencapai 2.000 ton.
f. Peningkatan pembinaan dan pengelolaan hutan rakyat
Sasaran dari Arah Kebijakan Ini adalah Meningkatnya produksi pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan. Untuk mencapai sasaran tersebut,
maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Persentase Pengurangan Luas Kerusakan/ Kebakaran Hutan dan Lahan pada
tahun 2016 mencapai 10 %.
4.2.2.7 Prioritas 7 : Terbangunnya Perencanaan dan Pengangaran Berbasis
Sistem Informasi
Tujuan dari Prioritas Terbangunnya Perencanaan dan Pengangaran Berbasis
Sistem Informasi adalah Meningkatkan pemerintahan yang demokratis, transparan
dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Untuk itu
arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk mencapai prioritas
tersebut adalah:
a. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
b. Peningkatan sistem pengawasan pemerintah daerah
Sasaran dari kedua Arah Kebijakan tersebut adalah Meningkatnya akuntabilitas
keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut,
maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Opini BPK atas LKPD Kabupaten Lahat pada tahun 2016 adalah Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
c. Peningkatan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah
secara terintegrasi, kredibel dan dapat diakses publik
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 49
Sasaran dari kedua Arah Kebijakan tersebut adalah Meningkatnya akuntabilitas
keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Untuk mencapai sasaran tersebut,
maka indikator sasaran dari sasaran ini adalah:
∑ Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat pada
tahun 2016 adalah B.
4.2.2.8 Prioritas 8 : Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten
Lahat
Tujuan dari Prioritas Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten
Lahat adalah Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang
Berkelanjutan. Untuk itu arah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 untuk
mencapai prioritas tersebut adalah:
a. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan di
tempat usaha
Sasaran dari kedua Arah Kebijakan tersebut adalah Meningkatnya Pelestarian
Lingkungan Hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka indikator sasaran
dari sasaran ini adalah
∑ Persentase Penyelesaian Kasus Lingkungan di Kabupaten Lahat pada tahun
2016 adalah 100%.
4.3 Sinkronisasi RKP 2016 Dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan Dengan
RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016
Sebagimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, pembangunan Kabupaten
Lahat merupakan bagian dari pembangunan nasional dan pembangunan Provinsi
Sumatera Selatan. Oleh karena itu tercapainya sasaran pembangun nasional dan
Provinsi Sumatera Selatan tersebut tidak terlepas dari pencapain sasaran pembangunan
kabupaten/ kota yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, salah satunya sasaran
pembangunan di Kabupaten Lahat. Untuk mencapai sasaran pembangunan baik
ditingkat nasional, provinsi maupaun kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Sumatera
Selatan khususnya Kabupaten Lahat tersebut maka sasaran pembangunan baik di
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah haruslah sinkron. Karena jika terjadi sinkronisasi
sasaran pembangunan dipusat dan daerah maka tujuan dari pembangunan bangsa akan
terwujud.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 50
Sinkronisasi capaian Nasional (RKP) dan capaian Provinsi Sumatera Selatan
(RKPD Provinsi) dengan capaian Kabupaten Lahat (RKPD Kabupaten Lahat), dapat
dilihat seperti tabel berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 51
Tabel 4.5 Sinkronisasi RKP dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan dengan RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016
No Substansi RKP RKPD Provinsi Sumatera Selatan RKPD Kabupaten Lahat
1
tema
"Mempercepat PembangunanInfrastruktur Untuk Meletakan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas"
"Percepatan Pembangunan Infrastruktur Strategis"
″Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor
Perekonomian″
2
Sasaran Ekonomi :- Pertumbuhan Ekonomi 6,6 6,25- Inflasi 4 4- Tingkat Kemiskinan 9,0 – 10,0 12,75- Tingkat Pengangguran 5,2 - 5,5 3,63
3
Target Pertumbuhan Ekspor : - Produk Non Migas 9,90% 3,63%
- Rasio Ekspor Jasa terhadap PDRB 2,80%
4Investasi RP. 594,8 Triliun (total) RP. 21,234 T- PMA RP. 12,050 T- Rasio PMDN (35%) 43 % ( RP.9,184 T )
5
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
PENDIDIKANPENDIDIKAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 52
- Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun
8,5 (tahun) 9 Tahun
- Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
95,10% 99,40%
- Prodi Perguruan Tinggi Minimal Terakreditasi B
58,80% 55,95%
- Persentase SD/MI berakreditasi minimal B
76,50% 54%
- Persentase SMP/MT berakreditasi minimal B
71,80% 54%
- Persentase SMA/MA berakreditasiminimal B
79,10% 54%
- Persentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasiminimal B
56,60% 49,66%
- Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
0,87 70%
- Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20%
0,58 0%
penduduk terkayaPendidikan Anak Usia Dini- Angka Partisipasi PAUD 70,85 72
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 53
Pendidikan Dasar
- Angka Partisipasi Murni SD/MI
91,79 99
- Angka Partisipasi Kasar SD/ MI/ SDLB/ Paket A
111,14 112
- Angka Partisipasi Murni SMP/MTs
80,87 76
- Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B
104,47 94
Pendidikan Menengah
- Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK
60,84 59
- Angka Partisipasi Kasar SMA/ MA/ SMK/ Paket C
85,51 72
Pendidikan Tinggi- Angka Partisipasi Kasar PT 31,31 23PEMBANGUNAN KESEHATANMeningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak
- Persentase Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Pf)
77 90
- Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)
74 98
- Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1)
70 100
Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 54
- Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
77 22,7
- Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) yang mendapatkan PMT
50 50
Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
- Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
271 168/100.000 penduduk
- Prevalensi HIV (persen) < 0,5 < 0,5/100.000 penduduk < 0,5/100.000 pendudukMeningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
- Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas terakreditasi
700 33 Puskesmas
- Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
80 91
- Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
2.000 224
PEMBANGUNAN PERUMAHAN, AIR MINUM DAN SANITASI
- Akses Air Minum Layak70% akses 4K; 7% askes
Dasar 73,60% 4.118 Rumah Tangga
- Akses Sanitasi Layak66,3% akses layak; 11%
akses dasar 2 kawasan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 55
- Kawasan Pemukiman Kumuh Perkotaan
38.431 Ha 3 kawasan
6
PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN :KEDAULATAN PANGAN Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan- Produksi Padi (juta ton) 75,3 4,57- Produksi Jagung (juta ton) 21 0,182- Produksi Kedelai (juta ton) 1,4 0,017- Produksi Gula (juta ton) 2,8 -
- Produksi Daging Sapi (ribu ton)
506,2 0,073
- Produksi Ikan (juta ton) 14,8 0,096Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi
- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan Irigasi Air Permukaan, Air Tanah Rawa
9,89 juta ha 12.500 ha
- Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan, Air Tanah dan Rawa
5,71 juta ha 6,92 ha
- Pembangunan dan Peningkatan Irigasi Tambak
304,75 ribu ha
- Pembangunan Waduk 8 waduk baru dan rehabilitasi 3 waduk 1 Waduk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 56
KEDAULATAN ENERGIRasio Elektrifikasi 91,09% 94,02% (desa berlistrik)Konsumsi Listrik Perkapita 1.058 KWh
Peningkatan Produksi SD Energi- Minyak Bumi (ribu BM/hari)
880 27.316 Ribu Barrel
- Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1150 617.602 Ribu MMBTU- Batubara (juta ton) 419 24,5
Penggunaan DN (DMO)- Gas Bumi DN 61% -- Batubara DN 26% -
FSRU/Regasifikasi/Receiving Terminal (unit)
2 -
Jaringan Pipa Gas (km) 15330 -Pembangunan SPBG (unit) 30 -
Jaringan Gas Kota (sambungan rumah )
121 ribu -
Pembangunan Kilang Baru (unit)
PMC/EPC -
MARITIM DAN KELAUTANMemperkuat jati diri sebagai negara Maritim
- Penyelesaian Pencatatan /deposit pulau-pulau kecil ke PBB
500 (tahap validasi pembakuan nama pulau
kecil)
- Penyelesaian batas maritim antar negara
35 kali perundingan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 57
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar
- Meningkatnya Ketaatan Pelaku Perikanan
71%
Membangun Konektivitas Nasional:
- Pengembangan Pelabuhan untuk Menunjang Tol Laut
-
- Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan
48 (pembangunan/ penyelesaian pelabuhan
baru)- Pembangunan Kapal Perintis
69 unit
PARIWISATA DAN INDUSTRIPariwista
- Wisatawan Mancanegara (orang)
13 juta 3,55 juta
- Wisatawan Nusantara (kunjungan)
263 juta 34 ribu
- Devisa (triliun rupiah) 169IndustriSasaran Pertumbuhan:- Industri (%) 6,9- Kontribusi dalam PDB 21,30%
- Penambahan Jumlah Industri skala menengah dan besar
-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 58
7
PEMERATAAN DAN KEWILAYAHANPerlindungan sosial bagi Penduduk Kurang Mampu (40% penduduk termiskin)
- Kepemilikan Jaminan kesehatan
96,20%
- Akses Pangan Bernutrisi 60%
- Akses terhadap pelayanan Keuangan
11,88%
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
- Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga yang ditandai dengan meningkatnya keterampilan kerja/usaha, tersedianya alternatif usaha/kerja sebagai sumber penghidupan tersedianya sarana prasarana pendukung ekonomi, meningkatnya akses pasar bagi pengembangan Peningkatan daya saing tenaga kerja
- Penyediaan lapangan kerja (2015-2019)
42,6 juta
- Persentase tenaga kerja formal
3,2 juta
Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja- Jumlah Pelatihan 807.257- Jumlah Sertifikat 122.388
- Jumlah tenaga kerja Keahlian menengah yang kompeten
35% 25% (peningkatan)
- Kinerja lembaga Pelatihan milik negara menjadi berbasis kompetensi
15%
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan- Penurunan desa tertinggal 1.000
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 59
- Peningkatan desa mandiri 400Pengembangan kawasan Perbatasan
- Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)
10 PKSN (100 lokal prioritas)
- Peningkatan Keamanan dan kesejahteraan Masyarakat Perbatasan
10 pulau kecil terluar/terdepan
Pengembangan Daerah Tertinggal- Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi di daerah tertinggal
7,02% 5,63%
- Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal
15,42% 16,24%
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal
68,49% 69,98%
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
7 1
- Kawasan Industri 12 5
- Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPS)
4
Pembangunan Kawasan Perkotaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 60
- Pembangunan metropolitan di luar Jawa sebagai PKN dan Pusat Investasi
2
- Optimalisasi 20 kota otonomi
5
berukuran sedang di luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa- Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
7 pusat pertumbuhan baru
- Pembangunan 10 kota Baru Publik
2 kota baru
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 61
4.4 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2016
4.4.1 Prioritas 1 : Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik
Yang Cepat dan Tepat, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target1 Peningkatan kapasitas
aparatur dan layanan pemerintah daerah
Meningkatnya pelayanan prima bagi masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Baik
Peningkatan Transparasi dan Akuntabilitas Pengelolaan keuangan daerah.
Meningkatnya akuntabilitas
keuangan dan kinerja pemerintah
daerah
Opini BPK atas LKPD
WTP
Peningkatan Sistem Pengawasan Pemerintah Daerah
Peningkatan Sistem Manajemen dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah Secara Terintegrasi,Kredibel dan Dapat Diakses
Kategori Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah Daerah
B
Gambaran program untuk mencapai prioritas Meningkatnya Pelayanan Publik
Yang Cepat dan Tepat adalah sebagai berikut:
a.Sasaran : Meningkatnya Pelayanan Prima Bagi Masyarakat
1. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur
b. Sasaran : Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah
1. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Dan Keuangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 62
4.4.2. Prioritas 2 : Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan
Penanggulangan Kemiskinan
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Efektivitas
Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan, serta program yang akan
dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 PrioritasMeningkatnya Efektivitas Program dan KegiatanPenanggulangan Kemiskinan
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target
1 Peningkatan Fungsi Sosial/ Kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Meningkatnya
Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Angka Penurunan Kemiskinan Persen 15,2
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Persentase Penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
Persen 27,49
Peningkatan sarana BKOL Info Bursa Kerja, TTG, Kewirausahaan dan padat karya
Meningkatnya Kesempatan Kerja
Tingkat Penempatan Pencari Kerja Persen 52,74
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Persen 2,78
Pendayagunaan pusat pelatihan tenaga kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 78,81
Gambaran program untuk mencapai prioritas Meningkatnya Efektivitas
Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan adalah sebagai berikut:
a.Sasaran : Meningkatnya Kesejahteraan Sosial
1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 63
b.Sasaran : Meningkatnya Kesempatan Kerja
1. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
2. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
4.4.3. Prioritas 3 : Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan
dan Pengarusutamaan Gender
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan
Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender, serta program yang akan
dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target1 Pelaksanaan Wajib
Belajar 12 Tahun
Meningkatnya Mutu dan
Pemerataan Pendidikan Masyarakat
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/
Paket APersen 100,59
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs/Paket BPersen 98,26
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/
Paket APersen 92,24
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket BPersen 65,85
Angka Kelulusan SD/MI/ Paket A Persen 100
Angka Kelulusan SMP/MTs/Paket B Persen 100
Angka Melanjutkan SD/MI/Paket A ke SMP/MTS/ Paket B
Persen 96,69
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 64
Angka Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke
SMA/MA/Paket CPersen 100,2
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/MA/SMK/Paket CPersen 99,47
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/MA/SMK/Paket CPersen 66,49
Angka Kelulusan SMA/MA/SMK/ Paket C
Persen 100
Angka Melek Huruf Latin Persen 99,01
Meningkatkan Standar Manajemen Mutu Lembaga Pendidikan dan Kualitas Tenaga Pendidik Secara Merata
Guru yang memenuhi Kualifikasi S.1/D.IV
Persen 90,57
Peningkatan Sarana dan Prasarana Layanan Kesehatan Berkualitas Serta Sarana Penunjang Kesehatan
Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
Umur Harapan Hidup (UHH) Persen 69
Peningkatan kemitraan bidan desa dan dukun dalam menolong persalinan
Angka Kematian Ibu (AKI) Persen 61,6
Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan MTBS bagi bidan
Angka Kematian Bayi Persen < 24
Revitalisasi Posyandu Persentase Balita Gizi Kurang
Persen < = 15
Peningkatan kualitas lembaga pengaduan/advokasi pada organisasi perempuan dan perlindungan anak
Meningkatnya Perlindungan
terhadap Perempuan dan
Anak Serta Kesetaraan
Gender
Persentase Penyelesaian Pengaduan
Perlindungan Perempuan dan Anak
dari Tindakan Kekerasan
Persen 6,8
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 65
Meningkatkan peran perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan/ atau politik di legislatif, eksekutif dan yudikatif
Persentase Partisipasi Perempuan di
Lembaga Persen 26,2
Persentase Partisipasi Perempuan di
Lembaga LegislatifPersen 7,5
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Meningkatnya Mutu Pelayanan
Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender adalah sebagai berikut:
a.Sasaran : Meningkatnya Mutu dan Pemerataan Pendidikan Masyarakat
1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
2. Program Pendidikan Menengah
3. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
b.Sasaran : Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
c.Sasaran : Meningkatnya Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak Serta
Kesetaraan Gender
1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
2. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
4.4.4. Prioritas 4 : Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Koperasi (UMKMK)
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Berkembangnya Usaha Mikro
Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK), serta program yang akan dilaksanakan tahun
2016 adalah sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 66
Tabel 4.9 Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target1 Pengembangan
Koperasi dan UKM
Meningkatnya Usaha
Perdagangan, Koperasi dan
UKM
Persentase Koperasi yang Berprestasi Persen 25
Peningkatan kerjasama antar lembaga agar semakin bertambah dan berkembangnya usaha koperasi dan UKM.
Persentase Koperasi dan UKM dalam Pengembangan
Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
Persen 30
Menyelenggarakan dan memfasilitasi bantuan sarana dan prasarana teknologi industry
Kontribusi Sektor Industri terhadap
PDRBPersen 7,36
Penggalakan kegiatan informasi dan promosi perdagangan untuk meningkatkan peredaran barang dan jasa
Kontribusi Sektor Perdagangan
terhadap PDRBPersen 10,75
Meningkatkan kerjasama antar lembaga yang relevan dengan pengembangan ekonomi kerakyatan
Persentase pertumbuhan
industri kecil dan menengah
Persen 13
Persentase Peningkatan Jumlah
Unit Usaha IKM Persen 3,16
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Berkembangnya Usaha Mikro
Kecil Menengah dan Koperasi ( UMKMK ) adalah sebagai berikut :
a.sasaran : Meningkatnya Usaha Perdagangan, Koperasi dan UKM
1. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
2. Program Pengembangan Sistem Pendudukung Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah
3.Program pengembangan industri kecil dan menengah
4. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 67
5. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri potensial6. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
4.4.5. Prioritas 5 : Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan
Pariwisata
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Terbangunnya Infrastruktur
Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan
Pariwisata, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.10
Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Terbangunnya
Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan,
Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target1 Peningkatan layanan
infrastruktur jalan (dibangun/ ditingkatkan/ dipelihara) bagi kelancaran mobilitas barang dan manusia serta aksesibiltas wilayah
Meningkatkan Sarana dan Prasarana
infrastruktur wilayah Perdesaan
Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik (>
40 km/jam)
Km 156,75
Peningkatan layanan infrastruktur jaringan irigasi di perdesaan (dibangun/ ditingkatkan dan dioperasikan/ dipelihara)
Persentase Layanan Jaringan
Irigasi yang dibangun/
ditingkatkan dan dioperasikan/
dipelihara
Persen 23,95
Menggali, membangun, dan memelihara potensi objek wisata
Meningkatnya Sektor
Kepariwisataan
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Orang 50.100
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 68
Menyelenggarakan promosi seni budaya dan pariwisata di dalam maupun di luar daerah
Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata
Persen 100
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terbangunnya Infrastruktur
Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan
Pariwisata adalah sebagai berikut :
a. Sasaran : Meningkatkan Sarana dan Prasarana infrastruktur wilayah Perdesaan
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya
b. sasaran : Meningkatnya Sektor Kepariwisataan
1. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
2. Program Pengembangan Apresiasi Duta Pariwisata
4.4.6. Prioritas 6 : Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai
Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan
Pertambangan
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Meningkatnya Produksi,
Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan,
Perkebunan dan Pertambangan, serta program yang akan dilaksanakan tahun 2016
adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 69
Tabel 4.11
Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Meningkatnya
Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan,
Perikanan, Perkebunan dan Pertambangan
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target1
Pengembangan usaha agribisnis dengan prioritas komoditas unggulan
Meningkatnya produksi
pertanian, peternakan,
perikanan, dan perkebunan
Produksi Tanaman Pangan
Produksi Tanaman Padi
ton 197.432
Produksi Tanaman Jagung ton 4.113,45
Produksi Tanaman Kedelai ton 2.494,80
Peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas ternak unggulan
Produksi Peternakan
Produksi Daging ton 2.795
Produksi Telur ton 2.264
Peningkatan kualitas dan kuantitas induk dan benih ikan budidaya
Produksi Perikanan
Produksi Perikanan Budidaya
ton 5.562
Peningkatan Penyediaan Alat Tangkap Ikan yang ramah lingkungan
Produksi Perikanan
Produksi Perikanan Tangkap ton 2.059
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 70
Meningkatkan Bantuan Bibit dan pupuk perkebunan rakyat
Produksi Perkebunan rakyat
Produksi Kopi ton 20.400
Produksi Karet ton 49.600
Produksi Kelapa Sawit
ton 69.200
Produksi Kakao ton 2.000
Meningkatkan Pembinaan dan pengelolaan hutan rakyat.
Persentase Pengurangan Luas
Kerusakan/ Kebakaran Hutan
dan Lahan
Persen 10
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terbangunnya Infrastruktur
Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan
Pariwisata adalah sebagai berikut :
a. Sasaran : Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan
Perkebunan
1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
2. Program Peningkatan Produksi Peternakan
3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
4. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
5. Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
4.4.7. Prioritas 7 : Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran
Berbasis Sistem Informasi
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Terbangunnya Perencanaan dan
Penganggaran Berbasis Sistem Informasi, serta program yang akan dilaksanakan
tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 71
Tabel 4.12
Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Terbangunnya
Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target1
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Meningkatnya akuntabilitas
keuangan dan kinerja
pemerintah daerah
Opini BPK atas LKPD WTP
Peningkatan sistem pengawasan pemerintah daerahPeningkatan sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel dan dapat diakses publik
Kategori Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah
Daerah
B
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terbangunnya Perencanaan dan
Penganggaran Berbasis Sistem Informasi adalah sebagai berikut :
a. Sasaran : Meningkatnya akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah
1. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 72
4.4.8. Prioritas 8 : Terciptanya Peruntukan Panataan Ruang Kabupaten
Lahat
Indikator dan terget capaian sasaran prioritas Terciptanya Peruntukan
Panataan Ruang Kabupaten Lahat, serta program yang akan dilaksanakan tahun
2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13
Sasaran, Indikator dan Target tahun 2016 Prioritas Terciptanya
Peruntukan Panataan Ruang Kabupaten Lahat
No Arah Kebijakan Sasaran Indikator Satuan Target1
Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan di tempat usaha
Meningkatnya Pelestarian Lingkungan
Hidup
Persentase Penyelesaian
Kasus Lingkungan
Persen 100
Gambaran Program untuk mencapai prioritas Terciptanya Peruntukan
Panataan Ruang Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut :
a. Sasaran : Meningkatnya Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD )Kabupaten Lahat Tahun 2016 IV. 73
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
Bagan 4.1.Bagan Alur Keterkaitan Tema, Sub Tema, Prioritas, dan Program Pembangunan
Kabupaten Lahat Tahun 2016
Tema RKPD 2016 : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian
Sub Tema RKPD 2016 : Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian
Prioritas 2Peningkatan efektifitas program dan kegiatan
penanggulangankemiskinan
Prioritas 3Peningkatan mutu
pelayanan pendidikan, kesehatan, dan
pengarusutamaan gender
Prioritas 4Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Prioritas 1Peningkatan kualitas
pelayanan publik yang cepat dan tepat
Penurunan angka kemiskinan
Pembinaan danpeningkatan sumber
daya manusia
Peningkatan pemenuhan pelayanan dasar
masyarakat
Pengembangan dan pembinaan koperasi,
usaha mikro, kecil dan menengah
Peningkatan pembinaan dan pengawasan
pelayanan publik yang prima
Peningkatan tata kelola pelayanan publik yang
cepat dan tepat
Peningkatan jangkauan dan mutu layanan
kesehatan dan pendidikan
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
kesehatan dan pendidikan
Peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan
anak
Peningkatan partisipasi angkatan kerja
perempuan
Peningkatan akses permodalan dan
pemasaran produk usaha
Pembinaan dan pemberdayaan lembaga
koperasi desa
Prioritas 5Pembangunan
infrastruktur pendukung pengembangan
pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan,
dan pariwisata
Peningkatan dan pengembangan pembangunan infrastruktur
Membangun kemitraan dan kerjasama
Prioritas 6Meningkatnya produksi,
produktifitas dan nilai tambah sektor
pertanian, peternakan, perikanan, dan
perkebunan
Peningkatan kapasitas dan penerapan teknologi
Pembinaan dan peningkatan sumber
daya manusia
Membangun kerjasama dengan lembaga terkait
Peningkatan bantuan sektor pertanian,
peternakan,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
Bagan 4.2.
Bagan Alur Keterkaitan Prioritas dan Sasaran PembangunanKabupaten Lahat Tahun 2016
Tema RKPD 2016 : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian
Sub Tema RKPD 2016 : Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan sektor Perekonomian
Pelayanan terhadap penanggulangan
bencana dan penyandang
kesejahteraan sosial
Penyusunan aturan, pedoman dan SOP
Pembinaan kelembagaan koperasi
Perluasan dan kesempatan kerja
serta perlindungan tenaga kerja
Peningkatan pembangunan infrastruktur
Peningkatan Pelayanan Prima
Peningkatan sarana dan prasarana
pendukung
pembangunan infrastruktur strategis
Peningkatan pembangunan
infrastruktur pertanian
pengelolaan dan pemasaran hasil produksi
pelatihan pada sumber daya pertanian,
peternakan, perikanan, dan perkebunan.
Pembangunan infrastruktur
puskesmas dan sekolah
Penyediaan obat-obatan dan perbekalan
lainnya
Peningkatan akses pelayanan kesehatan
Penyediaan peralatanbelajar mengajar
pengawasan terhadapperedaran mutu obat
dan makanan
Peningkatan kualitas hidup dan
perlindungan perempuan dan anak
Bantuan akses permodalan dan
pembiayaan koperasi dan UMKM
Menciptakan iklim kondusif bagi
pertumbuhan UMKMkreatif
Membangun dan memperkuat jejaringkerjasama ekonomi
Peningkatan infrastruktur akses
pariwisata
pengembangan infrastruktur sarana
dan prasaranapertanian,
peternakan, perikanan, dan
perkebunan
Peningkatan infrastruktur dasar
pemukiman
Peningkatan pengembangan sumber daya air
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016
Hasil perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016, nama program, pagu indikatif dan SKPD penanggungjawab program disajikan ke dalam tabel 4.2. sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.1
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
KABUPATEN LAHAT TAHUN 2016
Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Kabupaten Lahat tahun 2016 ini
merupakan rumusan serta rangkaian pembahasan dari substansi program dan kegiatan yang
telah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya. Adapun dalam penjabaran bab V ini dilakukan
dengan memperhatikan target indikator kinerja pada RPJMD Kabupaten Lahat tahun
2013 – 2018 dan kegiatan yang bersifat menyeluruh yaitu mencakup Program dan Kegiatan
Pandanaan APBD; Program dan Kegiatan Pendanaan APBN; Program dan Kegiatan Pendanaan
CSR.
Penyusunan program dan kegiatan prioritas Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 ini
juga memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/1854/SJ tanggal 14 April 2015 hal
Skala Prioritas Penyusunan RKPD Tahun 2016 yang mengatur mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam rangka konsistensi perencanaan dan penganggaran, penyusunan dan penetapan
RKPD Tahun 2016 agar berpedoman pada Peraturan Daerah tentang RPJMD atau pada
arah kebijakan dan sasaran pokok Tahun 2016 dalam RPJPD bagi daerah yang RPJMD-
nya yang telah berakhir.
2. Sambil menunggu ditetapkannya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 yang
juga menjadi pedoman penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat
(4) dalam Undang-Undang tersebut pada angka 1 (satu) diatas, dan untuk terciptanya
sinergi pembangunan pusat dan daerah yang pro rakyat, maka sasaran penyusunan
RKPD Tahun 2016 agar diselaraskan untuk mendukung pencapaian sasaran 9 (sembilan)
agenda Nawa Cita Jokowi-JK dalam Tahun 2016 berdasarkan 3 (tiga) dimensi
pembangunan nasional yang telah ditetapkan RPJMN 2015-2019, dengan skala prioritas
sebagai berikut :
a. Tercapainya peningkatan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,
tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan
jaminan sosial, serta pembentukan mental/karakter bangsa, budi pekerti, nilai-
nilai patriotisme dan cinta tanah air serta semangat bela negara.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.2
b. Mendukung terwujudnya stabilitas dan kedaulatan pangan melalui reformasi
agraria, untuk pengendalian pemanfaatan lahan pertanian, pendistribusian bibit
dan pupuk, peningkatan biaya operasi dan pemeliharaan irigasi dalam upaya
peningkatan produktifitas pertanian dan nilai tambah petani untuk hidup layak
dan lebih sejahtera.
c. Terciptanya pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, antarwilayah,
antardesa dan pinggiran serta antarwilayah yang seimbang, yang dapat
mengurangi kesenjangan pembangunan di masing-masing wilayah.
d. Terpelihara dan terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan baik di
bidang maritim, energi, pariwisata, maupun stabilitas dan kedaulatan
pangan. Hal tersebut bertujuan agar tersedia jaringan infrastruktur
perhubungan dengan berbagai moda transportasi yang mengedepankan
pelayanan cepat, tepat, murah dan aman, sehingga akan mendorong
efisiensi dan efektifitas kelancaran arus orang dan distribusi barang serta
jasa yang dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan menekan angka
inflasi.
e. Penguatan dan peningkatan kapasitas aparatur daerah antara lain melalui
pendidikan, pelatihan, pendampingan dan sosialisasi regulasi dalam upaya
peningkatan kinerja sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masing-
masing.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.3
5.1 Program dan Kegiatan Pendanaan Tahun 2016
Berdasarkan RPJMD tahun 2014 – 2018 maka target dan indikator kinerja serta program
kerja yang akan dilakukan dan dicapai oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Lahat tahun 2016 diuraikan berdasarkan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.1.1Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu
(Mewujudkan Sistem Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan dan Akuntabel) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator Satuan Target 2016
Urusan Wajib
A. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Baik
Opini BKP atas LKPD WTP
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
B
Penerimaan Pendapatan Daerah rupiah 1.632.087.066.266
Jumlah hari kerja untuk mengurus ijin usaha
hari 14
Persentase Anggota DPRD yang Aktif dalam Perumusan Kebijakan Publik
Persen 100
Persentase Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Pengawasan
Persen 82,69
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM IV
orang 80
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM III
orang 10
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM II
orang 3
B. Perencanaan PembangunanPersentase PNS yang mempunyai sertifikat perencana
persen 0
Persentase SKPD yang melaporkan hasil program kegiatan yang dievaluasi
persen 68,57
Dokumen RKPD yang telah ditetapkan dgn PERKADA
dokumen ada
Persentase Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
persen 96,69
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.4
C. Kependudukan dan Catatan SipilPersentase penduduk berKTP per satuan penduduk
persen 77
Persentase penduduk yang belum memiliki KK
persen 15
Ketersediaan database kependudukan database ada
Penerapan KTP Nasional berbasis NIKKTP
Nasionalsudah
D. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Persentase pelanggaran yang berhasil diselesaikan
Persen 80
E. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Cakupan lembaga adat organisasi desa yang mendapat binaan
persen 100
Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) yang mendapat binaan
orang 150
PKK aktif persen 100
F. StatistikBuku Kabupaten Lahat Dalam Angka Ada/Tidak ada
Buku PDRB Kabupaten Ada/Tidak ada
G. KearsipanDatabase Informasi Kearsipan Database ada
Persentase SKPD yang mengelola arsip secara baku
persen 100
H. Komunikasi dan InformatikaJumlah surat kabar nasional/local Surat kabar
Jumlah penyiaran radio Radio
Website milik pemerintah website ada
Jumlah Pameran/expo persen 2
I. PerpustakaanJumlah perpustakaan daerah perpusda 1
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
Orang 37.350
Persentase koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
persen 90
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.5
Persentase Tenaga Pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan, Perpustakaan Masyarakat dan Perpustakaan Sekolah yg bersertifikat
Persen 65
Persentase desa yang menerima bantuan sarana prasarana perpustakaan
Persen 28
Tingkat Minat Baca Masyarakat Persen 35
Tabel 5.1.2Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua
Mewujudkan Masyarakat Madani (Produktif, Mandiri, Bermoral, Beretika dan Berwawasan Lingkungan)
RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator Satuan Target 2016
Fokus Kesejahteraan Sosial
A. Pendidikan
Angka Melek Huruf Latin Tahun 99,01
Angka Rata-Rata Lama Sekolah Persen 8,49
Angka Partisipasi Kasar (APK)
- APK PAUD/TK persen 87,8
- APK SD/MI/Paket A persen 100,59
- APK SMP/MTS/Paket B persen 98,26
- APK SMA/SMK/MA/Paket C persen 99,47
Angka Partisipasi Murni (APM)
- APM PAUD/TK persen 60,49
- APM SD/MI/Paket A persen 92,24
- APM SMP/MTS/Paket B persen 65,85
- APM SMA/SMK/MA/Paket C persen 66,49
B. Kesehatan
Angka Kematian Bayi
per 1000 kelahiran
< 24
Angka Harapan Hidup tahun 69
Persentase balita gizi buruk Persen <=1
C. Kebudayaan
Persentase sanggar yang dibina persen 55,55
Jumlah benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
buah 210
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.6
D. Pemuda dan Olahraga
Jumlah klub olahraga Klub 5
Jumlah gedung olahraga unit 1
A. Pendidikan
Rasio guru/murid
SD/MI rasio 1:10
SMP/MTs rasio 1:11
SMU/SMK/MAN rasio 01:11,0
Angka Melanjutkan (AM):
- Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTSpersen 96,69
- Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MApersen 100,2
- Angka Melanjutkan (AM) SMA/MA/SMK ke Perguruan Tinggi
persen 25,62
Angka Kelulusan
- Angka Kelulusan SD/MI persen 100
- Angka Kelulusan SMP/MTs persen 100
- Angka Kelulusan SMU/MA/SMK persen 100
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
- APS SD/MI persen 100,11
- APS SMP/MTS persen 98,41
- APS SMA/SMK/MA persen 98
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV persen 90,57
B. Kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI) Persen 61,6
Persentase Balita Gizi Kurang Persen <=15
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Persen 96
Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Kompeten
Persen 95
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Persen 74
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.7
Cakupan Pelayanan Nifas Persen 95
Persentase Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe Persen 96
Jumlah Kematian Balita Rasio 2
Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan Persen 100
Persentase bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif Persen 75
Cakupan Balita yang ditimbang (D/S) Persen 90
Annual Parasit Incidence (API) - 2
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk (Incident Rate)
Rasio < 51
Case Fataliti Rate (CFR) Rasio < 1
Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) anak usia < 15 tahun per 100.000 anak
Rasio 3
Persentase Penduduk yang memanfaatkan puskesmas Persen 40
Persentase desa yang memiliki Poskesdes Persen 65
Persentase Puskesmas PONED Persen 80
Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih
Persen 70
Persentase Keluarga yang mengakses sanitasi dasar Persen 65
Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat
Persen 85
Persentase Posyandu Purnama Persen 80
Cakupan Desa Siaga Aktif Persen 83
Persentase Desa yang memiliki bidan desa Persen 60
Persentase Puskesmas yang memiliki dokter Persen 90
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Persen 100
Cakupan ketersediaan tenaga medik dan paramedic persen 90
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.8
C. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Persentase penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Persen 6,8
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persen 26,2
Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislative Persen 7,5
D. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif
persen 72,95
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmeet need)
persen 5
Persentase KB aktif MKIP persen 32,8
Persentase partisipasi pria ber-KB persen 6,75
Rasio Kelompok PIK KRR rasio 2,8
Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB persen 70
Rasio kelompok BKB rasio 7,5
Cakupan PUS peserta KB anggota UPPKS yang ber-KB persen 87
Rasio kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
rasio 4,6
Rasio petugas lapangan keluarga berencana/penyuluh keluarga berencana (PLKB/PKB)
rasio 01-Feb
Rasio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan
rasio 1
E. SosialPersentase PMKS yg memperoleh bantuan social persen 48,75
Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
persen 27,49
F. KetenagakerjaanTingkat partisipasi angkatan kerja persen 78,81
Tingkat penempatan pencari kerja persen 52,74
Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dengan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
persen 66,4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.9
Tingkat keselamatan dan perlindungan buruh persen 22,69
G. KebudayaanJumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
buah 210
Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya Festival 5
H. Kepemudaan dan OlahragaJumlah organisasi olahraga organisasi 1
Jumlah Lapangan olahraga lapangan 3
Jumlah Kelompok KUPP kelompok 15
Tabel 5.1.3Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga
(Mewujudkan Tatanan Ekonomi Yang Tangguh)RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator Satuan Target 2016
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
PDRB atas dasar harga berlaku
- Dengan migas Juta Rupiah 10.434.738
- Tanpa migas Juta Rupiah
PDRB atas dasar harga konstan
- Dengan migas Juta Rupiah 4.051.559
- Tanpa migas Juta Rupiah
Pendapatan Perkapita ADHB- Dengan migas Rupiah 22.217.537- Tanpa migas Rupiah
Pendapatan Perkapita ADHK
- Dengan migas Rupiah 9.281.071
- Tanpa migas Rupiah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.10
Pertumbuhan Ekonomi Persen 6
Inflasi Persen 5
Pendapatan Daerah
- Pendapatan Asli Daerah Juta Rupiah
92.074
- Dana Perimbangan Juta Rupiah
1.092.417
- Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Juta Rupiah
232.188
Pertumbuhan Penduduk Persen 1,06
Angka Penurunan Kemiskinan Persen 15,2
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Persen 2,78
Tingkat Pengurangan Pengangguran Persen 3,72
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) indeks 73,7
B. Pekerjaan UmumPanjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/jam)
km 156,75
Persentase layanan jaringan irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara
persen 23,95
C. PerumahanRumah tangga pengguna air bersih Rumah
tangga4.118
Cakupan rumah tinggal bersanitasi persen 75
D. Penataan Ruang
Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis ada ada
E. PerhubunganJumlah arus penumpang angkutan umum
kejadian 8.864
Jumlah rambu-rambu lalu lintas yang terpasang
unit 1.128
Jumlah terminal bus unit 2
F. Lingkungan Hidup
Persentase penyelesaian kasus lingkungan
persen 100Tingkat Kualitas Udara < Baku
mutu< Baku mutu
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.11
Cakupan pelaku usaha yang mempunyai dokumen lingkungan
persen 100
Cakupan pengawasan terhadap kegiatan pelaku usaha
persen 100
Armada pengangkutan sampah unit 18
Cakupan penanganan sampah Kg/KK 843
Cakupan Daya Tampung TPS m³/Jiwa 0,57
G. PertanahanJumlah luas tanah Kabupaten Lahat yang terdaftar
hektar 7.893.772,43
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang belum bersertifikat
hektar 14.086.352,27
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang sudah bersertifikat
hektar 1.754.647,00
H. Koperasi Usaha Kecil dan MenengahPersentase koperasi yang berprestasi persen 25
Persentase Koperasi dan UKM dalam pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi
persen 30
Jumlah Koperasi/KUD koperasi 400
Jumlah UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah
UKM 2.161
Jumlah UMKM UMKM 3.400
Persentase Koperasi/UKM pengguna dana pemerintah
persen 5
Persentase UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah yang dibina
persen 25
I. Penanaman ModalPersentase Kebijakan Penanaman Modal yang diperbaiki
persen 100
Persentase kegiatan promosi, pelayanan bimbingan pelaksanaan penanaman modal
persen 100
J. Ketahanan PanganJumlah desa yang diberikan bantuan diversifikasi tanaman
desa 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.12
Jumlah Kelompok Pelaku Usaha Pangan Olahan/Kelompok Wanita Tani yang dibina
Klmpk Tani
12
URUSAN PILIHAN
A. PertanianProduksi Tanaman Pangan:
- Produksi Tanaman Padi Ton 197.432
- Produksi Tanaman Jagung Ton 4.113,45
- Produksi Tanaman KedelaiProduksi Perkebunan Rakyat:
- Produksi Kopi Ton 20.400
- Produksi Karet Ton 49.600
- Produksi Kelapa Sawit Ton 69.200
- Produksi Kakao Ton 2.000
Cakupan bina kelompok tani penerima sarana dan prasarana perkebunan
persen 4
Luas lahan perkebunan yang dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi)
hektar 300
B. KehutananLuas rehabilitasi hutan dan lahan kritis
hektar 25
Persentase Pengurangan luas kerusakan / kebakaran hutan dan lahan
persen 10
C. Energi dan Sumber Daya MineralProduksi Batubara MT 7.354.750,52
Cakupan Kegiatan pengelolaan dan inventarisasi potensi sumber daya mineral, batubara dan migas
persen 89
Persentase desa yang terjangkaulistrik persen 99,44
D. PariwisataJumlah Kunjungan Wisatawan orang 50.100
Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata
persen 100
E. Kelautan dan PerikananProduksi peternakan
- Daging ton 2.795
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.13
- Telur ton 2.264
Cakupan binaan kelompok peternakan
Kelompok 35
Jumlah ternak pada kelompok peternakan:
- Sapi Ekor 220
- Kerbau Ekor 33
- Kambing Ekor 264
- Itik Ekor 6.000
- Ayam kampung (bukan ras) Ekor 5.000
Produksi perikanan:
- Perikanan budidaya Ton 5.562
- Perikanan tangkap Ton 2.059
Cakupan binaan kelompok perikanan:
- Kelompok perikanan budidaya
Kelompok 35
- Kelompok pengawas perairan (POKMASWAS)
Kelompok 30
F. PerdaganganKontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
Persen 10,75
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
orang 100
Jumlah Pedagang yang terdaftar dalam penerbitan SIUP dan TDUP
pedagang 340
Jumlah perusahaan industri dan perdagangan yang telah sesuai standar perusahaan yang berlaku
Unit usaha
1.521
G. PertanahanKontribusi sektor Industri terhadap PDRB
persen 7,36
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
persen 7,9
Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah
Persen 13
Cakupan bina kelompok pengrajin persen 50
Persentase peningkatan jumlah unit usaha IKM
Persen 3,16
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.14
H. Ketransmigrasian
Cakupan pengembangan wilayah transmigrasi persen 100
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Urusan Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur
A. PerhubunganRasio panjang jalan per jumlah kendaraan persen 26,6
B. Penataan Ruang
Cakupan ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang dan rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital Persen 80Cakupan penanganan kasus pengaduan pelanggaran bidang penataan ruang Persen 100
5.1.1 Pendanaan APBD
Dengan mengacu pada misi dan prioritas - prioritas yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018 adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.1.4
Misi dan Prioritas RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2014 – 2018
MISI PRIORITAS
1. Mewujudkan Sistem
Pemerintahan Yang Demokratis,
Berkeadilan, dan Akuntabel
∑ Prioritas 1. Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Publik Yang Cepat
dan Tepat
∑ Prioritas 7. Terbangunnya Perencanaan dan
Penganggaran Berbasis Sistem
Informasi
2. Mewujudkan Masyarakat Madani
( Produktif, Mandiri, Bermoral,
Beretika, dan Berwawasan
Lingkungan )
∑ Prioritas 2. Meningkatnya Efektivitas Program
dan Kegiatan Penanggulangan
Kemiskinan
∑ Prioritas 3. Meningkatnya Mutu Pelayanan
Pendidikan, Kesehatan dan
Pengarusutamaan Gender
3. Mewujudkan Tatanan Ekonomi
Yang Tangguh
∑ Prioritas 4. Berkembangnya Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Koperasi ( UMKMK )
∑ Prioritas 5. Terbangunnya Infrastruktur
Pendukung Pengembangan
Pertanian, Peternakan, Perikanan,
Perkebunan dan Pariwisata
∑ Prioritas 6. Meningkatnya Produksi, Produktivitas
Dan Nilai Tambah Sektor Pertanian,
Peternakan,Perikanan, Perkebunan
dan Pertambangan
∑ Prioritas 8. Terciptanya Peruntukan Panataan
Ruang Kabupaten Lahat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.16
Maka upaya pencapaiannya akan dijabarkan secara sistematis melalui program prioritas daerah.
Kedelapan prioritas tersebut dijelaskan secara rinci berdasarkan program masing – masing
SKPD seperti pada tabel 5.1.5 berikut :
TABEL 5.1.5PRIORITAS, ARAH KEBIJAKAN, URUSAN DAN PROGRAM PRIORITAS
KABUPATEN LAHAT TAHUN 2016
No PrioritasUrusan
ProgramIndikator Kinerja
Program SKPDJumlah
Kegiatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
764
1 Prioritas 1
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
KesehatanProgram Pengembangan Lingkungan Sehat
Jumlah pelaksanaan monitoring kualitas air bersih dan air limbah
RSUD Lahat
RSUD 1
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Buku Profil RSUD Kabupaten Lahat
RSUD 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.18
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Jumlah perjalanan ambulan rujukan dan ambulan mayat RSUD
Lahat
RSUD 1
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru - Paru/ Rumah Sakit Mata
Cakupan ketersediaan sarana dan prasarana (logistik) rumah sakit
RSUD 7
Program Pemeliharaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru - Paru/ Rumah Sakit Mata
Cakupan Persentase sarana dan prasarana
rumah sakit RSUD 11
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Cakupan kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan BLUD RSUD
RSUD 1
Kependudukan dan Catatan Sipil
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Cakupan penataan administrasi
kependudukan Dukcapil 11
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.19
Penanaman Modal
Program Peningkatan Promosi dan KerjaSama Investasi
Cakupan investor berskala nasional
(PMDN/PMA) BPPT dan PMD 10
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN
(milyar rupiah) BPPT dan PMD 3
Perpustakaan
Program Pengembangan Budidaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Cakupan pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan
Perpusda 7
2 Prioritas 2
Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil ( KAT ), dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) lainnya.
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan
sosial Dinas Sosial 3
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.20
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
Cakupan PMKS yang tertangani
Dinas Sosial 8
Program Pembinaan Anak Terlantar
Anak terlantar tertangani Dinas Sosial 1
Program Pembinaan Pra Penyandang Cacat dan Trauma.
Cakupan penyandang cacat dan trauma yang
dilatih Dinas Sosial 1
Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo.
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti
jompo dan panti rehabilitasi
Dinas Sosial 1
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial ( Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya )
Eks napi yang memilki keterampilan berusaha Dinas Sosial 2
Program Perdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Cakupan kelembagaan yang tertangani Dinas Sosial 2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.21
Ketenagakerjaan
Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Cakupan pengembangan wilayah
transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja
7
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja
Dinas Tenaga Kerja 3
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Tingkat penempatan pencari kerja
Dinas Tenaga Kerja 6
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja
Tingkat keselamatan dan perlindungan terhadap buruh
Dinas Tenaga Kerja 8
Perencanaan Pembangunan
Program Perencanaan Sosial Budaya
Persentase ketersediaan data dan informasi perencanaan pembangunan sosial
dan budaya
Bappeda 8
Perekonomian
Program Pendataan, Pemantauan, Pengawasan Pupuk Bersubsidi, HET, Raskin, Situ, dan Sembako
Cakupan pendataan, pemantauan,
pengawasan, pupuk bersubsidi, HET, raskin,
SITU dan sembako
Bag. Perekonomian 8
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.22
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan
Cakupan peningkatan pemberdayaan
masyarakat pedesaan BPMPD 4
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Persentase desa yang memilki akses terhadap pasar yang memadai
BPMPD 4
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
Cakupan peningkatan partisipasi masyarakat
dalam membangun desa BPMPD 3
Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan
Cakupan kegiatan peningkatan peran
perempuan di pedesaan BPMPD 7
Pertanian
Program Peningkatan Kesejateraan Petani
Cakupan lembaga petani yang
mendapatkan pembinaan
Dinas TPH 1
Peningkatan SDM dan Manajemen kelompok
Badan Ketahanan
Pangan1
Cakupan peningkatan luas areal perkebunan
Dinas Hutbun 2
Cakupan peningkatan kesejahteraan petani BP4k 2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.23
Pemuda dan Olahraga
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Jumlah peserta Sosialisasi Peningkatan
Keimanan dan Ketakwaan bagi Pemuda
Dispora 1
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Cakupan organisasi kepemudaan yang
dibina Dispora 3
3 Prioritas 3
Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pengarusutamaan Gender
PendidikanProgram Pendidikan Anak Usia Dini
Persentase pendidikan anak usia dini
Dinas Pendidikan
10
Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 tahun.APK SD
Dinas Pendidikan 22
APKSMP/MTs
APM SD/SDLB/MI
APM SMP
APS SD/MI
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.24
APS SMP/MTs
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTS
Program Pendidikan Menengah
APK SMA/SMK/MA Dinas
Pendidikan 18
APM SMA
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Guru yang memenuhi kualitas S1/DIV
Dinas Pendidikan
4
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Tingkat pelayanan manajemen pendidikan
Dinas Pendidikan 2
KesehatanProgram Obat dan Perbekalan Kesehatan
Persentase ketersediaan obat
sesuia dengan kebutuhan
Dinas Kesehatan 4
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Persentase balita gizi buruk
Dinas Kesehatan
6
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.25
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Persentase labolatorium kesehatan aktif yang
melaksanakan pelayanan sesuai
standar
Dinas Kesehatan 3
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Persentase rumah tangga yang ber PHBS
Dinas Kesehatan 3
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Cakupan perbaikan gizi masyarakat
Dinas Kesehatan
5
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Persentase keluaraga yang memilki akses terhadap air bersih
Dinas Kesehatan 3
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit menular dan tidak menular
Dinas Kesehatan 5
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Persentase layanan kesehatan yang
memenuhi standar
Dinas Kesehatan 5
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
Dinas Kesehatan
3
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Persentase Kabupaten/kota dengan sarana dan prasarana kesehatan pemerintah
Dinas Kesehatan
5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.26
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Persentase penduduk yang memanfaatkan
puskesmas
Dinas Kesehatan 4
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Angka kematian balita Dinas Kesehatan
2
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia
Dinas Kesehatan 2
Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
Persentase tempat pengolahan
makanan/minuman sehat
Dinas Kesehatan
1
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Cakupan peningkatan keselamatan ibu
melahirkan dan anak
Dinas Kesehatan 3
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Berencana
Prevelensi peserta KB aktif Badan KB & PK 4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.27
Cakupan PUS unmeet need
Cakupan peserta KB pria
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Rasio kelompok remaja yang terbentuk Badan KB & PK 2
Program Pelayanan Kontrasepsi
Cakupan peserta KB MKJP
Badan KB & PK 1
Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi
Program Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri
PUS peserta KB anggota usaha peningkatan
pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang
ber KB
Badan KB & PK 4
Rasio kelompok UPPKS
Rasio petugas lapangan KB/ penyuluh KB
(PLKB/PKB) Rasio petugas
pembantu pembina Kbdesa (PPKBD) setiap
desa/ kelurahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.28
Persentase informasi data mikro keluarga
disetiap desa/ kelurahan Persentase data mikro
keluarga disetiap desa/ kelurahan
Program Promosi Kesehatan
PUS yang istrinya dibawah 20 tahun
Badan KB & PK 1
Program Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR
Cakupan layanan PIK KRR Badan KB & PK 2
Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS
Peserta penyuluh Badan KB & PK 1
Program Penggunaan Bahan Informasi Tentang Pengasuh dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
Persentase anggota bina keluarga balita ber
- KB Badan KB & PK 1
Rasio kelompok KB
Program Penyiapan Tenaga Pendamping
Cakupan bina keluarga balita (BKB) ber KB Badan KB & PK 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.29
Kelompok Bina KeluargaProgram Pengembangan Model Operasional BKB Posyandu Padu
Cakupan pengembangan BKB
posyandu padu Badan KB & PK 1
Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah
Kantor Pemberdayaan
Perempuan3
Program Peguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Rasio KDRT Kantor
Pemberdayaan Perempuan
6
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak
dari tindakan kekerasan
Kantor Pemberdayaan
Perempuan3
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
Partisipasi angkatan kerja perempuan
Kantor Pemberdayaan
Perempuan6
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Persentase partisipasi perempuan di
perlindungan anak lembaga swasta
Kantor Pemberdayaan
Perempuan1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.30
Pemuda dan Olahraga
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Sarana dan prasarana olahraga
Dinas Pemuda & Olahraga 3
Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Dinas Pemuda & Olahraga 1
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
Cakupan pembinaan atlet cabang olahraga
Dinas Pemuda & Olahraga 5
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Dinas Pemuda & Olahraga 1
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Cakupan organisasi kepemudaan yang
dibina
Dinas Pemuda & Olahraga
3
Program Peningkatan Upaya Penumbuh Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda
Pemuda yang cakap dalam bidang pidato
Dinas Pemuda & Olahraga 2
Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
Jumlah aparatur perencanaan
pengembangan olahraga terpadu
Dinas Pemuda & Olahraga 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.31
Program Pengembangan Data, Penyusunan Rencana Monitoring, Evaluasi dan Bantuan Insidental
Data penyusunan rencana monitoring
evaluasi dan bantuan insidental
Dinas Pemuda & Olahraga 4
Lingkungan Hidup
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Jumlah peserta kegiatan pengembangan
pengelola sampah BLH 4
Cakupan pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan
Dinas Pasar 7
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Cakupan pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup
BLH 11
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Data tentang pelaksanaan dan DAK
bidang lingkungan hidup BLH 1
Prog. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Kec.amatan Lahat 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.32
4 Prioritas 4
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Perindustrian dan Perdagangan
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Cakupan peningkatan efisiensi perdagangan
dalam negeri Dinas Pasar 2
Data dan informasi yang akurat untuk
perencanaan perdagangan
Dinas Perindag 2
PasarProg. Pembinaan Pedagang Kaki Lima & Asongan
Pengelolaan dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
Dinas Pasar 2
Perindustrian dan Perdagangan
Sarana dan prasarana perdagangan serta
media promosi yang berkualitas
Dinas Perindag 1
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Jumlah produsen dan konsumen yang
mengerti tentang hak dan kewajibannya
Dinas Perindag 5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.33
PerdaganganCakupan bina kelompok pedagang/ usaha formal
Stabilitas harga barang yang beredar
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Jumlah distribusi barang yang beredar
Dinas Perindag 6
Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi
Persentase peningkatan jumlah tenaga kerja IKM
Dinas Perindag 4
Persentase peningkatan nilai investasi IKM
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Persentase peningkatan jumlah tenaga kerja IKM Dinas Perindag 6
Persentase peningkatan nilai investasi IKM
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Kontribusi industri rumah tangga terhadap
PDRB sektor industri Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Cakupan bina kelompok pengrajin Dinas Perindag 4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.34
Program Penataan Struktur Industri
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Dinas Perindag 3
Kontribusi industri rumah tangga terhadap
PDRB sektor industri
Koperas Usaha Kecil dan Menegah
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif
Persentase UKM industri rumah tangga
yang dibina
Dinas Koperasi & UKM 3
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM
Cakupan pengembangan
kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah
Dinas Koperasi & UKM 2
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UKM
Cakupan pengembangan sistem pendukung usaha bagi
usaha mikro kecil menengah
Dinas Koperasi & UKM
4
Program Peningkatan Kualitas kelembagaan koperasi
Persentase koperasi yang berprestasi
Dinas Koperasi & UKM 4
Perencanaan Pembangunan
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Persentase ketersediaan data dan informasi perencanaan pembangunan ekonomi
Bappeda 9
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.35
Penanaman Modal
Program PeningkatanPotensi Sumberdaya Sarana dan Prasarana
Jumlah kajian potensi sumber daya terkait
investasi BPPT & PMD 1
5 Prioritas 5
Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata
Pekerjaan Umum
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Cakupan pembangunan jalan dan jembatan
PU Bina Marga & Pengairan 3
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Jaringan Rawa dan Pengairan Lainnya
cakupan pembangunan dan pengelolaan
jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan
lainnya
PU Bina Marga & Pengairan 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.36
Program Pengembangan Saluran Drainase / Gorong-Gorong
Cakupan pembangunan saluran drainase/ gorong - gorong
PU Cipta Karya 1
Pembangunan Talud/ Turap dan Bronjong
Cakupan Pembangunan Turap/Talud/Bronjong PU Cipta Karya 1
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Cakupan Pengembangan Kinerja
Pengelolaan AirPU Cipta Karya 1
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Cakupan Pengembangan Wilayah
Strategis dan Cepat Tumbuh
PU Cipta Karya 1
Program Pembangunan/ Peningkatan Infrastruktur Pedesaan
Cakupan Pembangunan / Peningkatan
Infrastruktur PerdesaanPU Cipta Karya 1
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan
Cakupan Pembangunan Sarana dan Prasarana
AirPU Cipta Karya 1
Perhubungan
Program pembangunan prasarana dan Fasilitas perhubungan
Database pelayanan angkutan Dishubkominfo 5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.37
Program rehabilitasi dan pemeliharaan sarana prasarana LLAJ
jumlah fasilitas yg berfungsi dan kondisi
baikDishubkominfo 2
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Jumlah arus penumpang angkutan umum Dishubkominfo 7
Program Pengendalian Pengamanan Lalu Lintas
fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka
dan guardril) pada jalan Kabupaten
Dishubkominfo 3
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Jumlah alat pengujian kendaraan bermotor Dishubkominfo 1
Pertanian
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Dinas Tanaman Pangan &
Holtikultura
4
Perkebunan
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Jumlah Jalan menuju ke perkebunan
Dinas Kehutanan & Perkebunan
5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.38
Peternakan dan Perikanan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Tingkat Penerapan TTGDinas
Peternakan & Perikanan
1
PariwisataProgram Pengembangan Destinasi
Cakupan Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Dinas Pariwisata
3
6 Prioritas 6
Meningkatnya Produksi, Produktivitas, dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan
Pertanian, Kehutanandan Perkebunan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan
dan hortikultura
Dinas Tanaman Pangan &
Holtikultura
13
Ketersediaan pangan utama
Badan Ketahanan
Pangan13
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.39
Jumlah kelompok tani penerima sarana dan prasarana perkebunan
Dinas Kehutanan & Perkebunan
2
Pertanian
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Tingkat komoditi pertanian unggul yang
dikenal masyarakat
Dinas Tanaman Pangan &
Holtikultura
3
Peningkatan akses pemasaran dan promosi dari para pelaku usaha
Badan Ketahanan
Pangan1
Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Cakupan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
BP4K 3
Jumlah Jalan menuju ke perkebunan
Dinas Kehutanan & Perkebunan
2
Pertanian Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Persentase lembaga tani yang menerapkan teknologi pertanian
Dinas Tanaman Pangan &
Holtikultura
3
Kehutanan dan Perkebunan
Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
Cakupan Luas lahan perkebunan yang
dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi
dan rehabilitasi)
Dinas Kehutanan & Perkebunan
4
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.40
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Luas rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Dinas Kehutanan & Perkebunan
3
Program Pembinaan dan Penerbitan Industri Hasil Hutan
Cakupan pelaksanaan OBIT
Dinas Kehutanan & Perkebunan
2
Peternakan dan Perikanan
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Optimalisasi Pemanfaatan
Sumberdaya Perairan Umum
Dinas Peternakan &
Perikanan3
Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan
Tingkat Penerapan Teknologi Perikanan
Tepat Guna
Dinas Peternakan &
Perikanan2
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Tingkat Mutu Produk Perikanan
Dinas Peternakan &
Perikanan3
Program Pengembangan Kawasan Budidaya ikan air tawar
Tingkat pemanfaatan potensi pengembangan
budidaya perikanan
Dinas Peternakan &
Perikanan2
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Cakupan wilayah penyebaran penyakit
ternak
Dinas Peternakan &
Perikanan6
Tingkat penyerangan terhadap ternak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.41
Persentase ternak tidak terjangkit penyakit
Program Peningkatkan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Tingkat pengelolaan TBDinas
Peternakan & Perikanan
2
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Jumlah produksi daging dan telur
Dinas Peternakan &
Perikanan7
Tingkat konsumsi daging, telur dan susu
kapita per tahunProgram Peningkatan Produksi Peternakan
Jumlah sarana dan Prasarana peternakan
Dinas Peternakan &
Perikanan2
Pertanian
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Bertambahnya Buku perpustakaan penyuluh pertanian/perkebunan
lapangan
BP4K 5
Peternakan dan Perikanan
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Jumlah percontohan budidaya ikan lele di
kolam terpalBP4k 1
Tingkat Pengembangan Budidaya perikanan
Dinas Peternakan &
Perikanan5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.42
7 Prioritas 7
Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi
Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Pemerintah Daerah
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Kesehatan 4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganRSUD 5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Kantor Perpustakaan 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Pendidikan 4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
PU Bina Marga & Pengairan
5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganPU Cipta Karya 3
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.43
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganBappeda 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganDishubkominfo 5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Badan Lingkungan
Hidup2
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganDinas Dukcapil 5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Kantor Pemberdayaan
Perempuan3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganBadan KB & PK 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Kesejahteraan
Sosial3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Tenaga kerja 7
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganDinas Koperasi 1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.44
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganBPPT & PMD 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Pariwisata 5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Pemuda dan Olahraga
2
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Badan Kesbangpol 5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganPol PP 1
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Bag. Keuangan Setda
4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Bag. Ortala Setda 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Sekretariat DPRD 5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganDinas PPKAD 36
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.45
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganInspektorat 6
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Pemerintahan Umum 22
Kecamatan di kab. Lahat )
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganBKD & Diklat 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganPDE 4
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganBPMPD 5
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Tanaman Pangan &
holtukiltura
3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Kehutanan & Perkebunan
2
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Peternakan
dan Perikanan3
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.46
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganBP4K 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Pertambangan 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganDinas Pasar 3
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Dinas Perindustrian & Perdagangan
2
Tingkat ketepatan pelaporan capaian
kinerja dan keuanganBPBD 3
Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten / Kota
Jumlah SKPD Pemerintah Kab.
Lahat
Bag Keuangan Setda
1
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Cakupan Peningkatan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
Bag Keuangan Setda
10
Program Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Persentase pengelolaan keuangan daerah yang
taat asas, tepat waktu dan akuntabel
Dinas PPKAD 36
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.47
8 Prioritas 8
Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat
Perencanaan Pembangunan
Program Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata Ruang Kota yang
nyaman, produktif dan berkelanjutan yang
sesuai dengan undang-undang penataan ruang
Bappeda
5
Survey dan pemetaan yang semakin terukur
Bag Pemerintahan 1
Program Kerja Sama Pembangunan
Persentase kerjasama pembangunan dengan
stakeholder (pemerintah/dunia
usaha/masyarakat) yang mencapai sasaran
Bappeda
3
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Penguatan Kelembagaan
Pengelolaan Irigasi Partisipatif
Bappeda
2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.48
Program Perencanaan Pengembangan Kota – Kota Menengah dan Besar
Data dan Informasi Perencanaan
Pengembangan kota-kota menengah dan
besar yang ditindaklanjuti
Bappeda
3
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
Tingkat Kinerja Perencanaan Bidang Fisik dan Prasarana yang ditindaklanjuti
Bappeda
1
Pemerintahan Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Cakupan Penataan Daerah Otonomi Baru
Bag Pemerintahan 3
Pertanahan
Program Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Cakupan Penataan Penguasaan Pemilikan
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Bag Pertanahan
7
Penyelesaian konflik - konflik pertanahan
Cakupan Penyelesaian Konflik-Konflik
Pertanahan
Bag Pertanahan 3
Pengembangan sistem informasi pertanahan
Cakupan Pembangunan Sistem Informasi
Pertanahan
Bag Pertanahan 2
Pasar Program Pengelolaan ruang Terbuka Hijau
Cakupan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
Dinas Pasar3
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat V.49
Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi SDA
Cakupan konservasi sumber daya alam
BLH3
Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA
Data tentang usaha mewujudkan indonesia
hijau
BLH
1
Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH
Data tentang SPM bidang Lingkungan dan data status lingkungan
hidup daerah
BLH
2
Program Pengembangan Lingkungan Hidup
BLH1
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
BLH1
Berdasarkan uraian tersebut, maka total belanja langsung untuk semua program
prioritas sejumlah Rp 485.721.170.376. Disamping itu terdapat juga belanjana tidak langsung
sebesar Rp 1.076.108.391.855,00 yang merupakan belanja pegawai. Selain itu terdapat juga
Dana Alokasi Khusus untuk pembangunan infrastrukur di Kabupaten Lahat yang masuk dalam
anggaran PU Bina Marga dan Pengairan serta PU Cipta Karya dan Tata Ruang.
Karena banyak program – program yang saling berhubungan dan mempunyai urusan –
urusan pendanaan, maka rincian alokasi anggaran tiap prioritas tidak dapat dilakukan secara
baku. Untuk mengetahui rincian alokasi anggaran tiap – tiap prioritas, maka diuraikan menurut
tabel berikut.
Tabel 5.1.6Prioritas Pada Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
NO PRIORITASAPBD 2016
BL BTLSKPD DANA ( Rp ) KEGIATAN DANA
1
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Yang Cepat dan Tepat
RSUD Rp 59.238.700 Belanja PegawaiRp
1.076.108.391.855
Dukcapil Rp 1.663.700.000BPPT dan PMD Rp 2.875.000.000
Perpusda Rp 778.268.500
2
Meningkatnya Efektivitas Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
Dinas Sosial Rp 4.614.060.800
Dinas Tenaga Kerja
Rp 3.342.122.000
Bappeda Rp 1.396.949.000Bag.
PerekonomianRp 1.030.911.600
BPMPD Rp 5.827.783.000Dinas TPH Rp 200.000.000
Badan Ketahanan
PanganRp 150.000.000
Dinas Hutbun Rp 445.000.000BP4k Rp 772.553.000
Dispora Rp 2.400.000.000
3
Meningkatnya Mutu Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, dan Pengarusutan Gender
Dinas Pendidikan
Rp 67.844.464.500
Dinas Kesehatan Rp 33.869.996.000Badan KB & PK Rp 1.745.527.500
Kantor Pemberdayaan
PerempuanRp 3.185.156.000
Dinas Pemuda & Olahraga
Rp 9.179.371.000
BLH Rp 1.715.600.000Dinas Pasar Rp 2.769.000.000Kec.amatan
Lahat Rp 637.158.000
4
Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Dinas Pasar Rp 667.240.000
Dinas Perindag Rp 3.259.874.000Dinas Koperasi
& UKMRp 1.975.000.000
Bappeda Rp 1.452.029.000BPPT & PMD Rp 130.000.000
5
Terbangunnya Infrastruktur Pendukung Pengembangan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan dan Pariwisata
PU Bina Marga & Pengairan
Rp 108.760.000.000DAK
Infrastruktur Jalan
Rp 75.300.000.000
PU Cipta Karya Rp 68.614.500.000Dana Program PIP Pamsimas
Rp 700.000.000
Dana DAK IPDRp
5.298.165.500 Dana DAK
REGULER untuk Air Minum dan
Sanitasi
Rp 561.185.200
Dana HIBAH Rp 7.925.000.000
Dishubkominfo Rp 7.111.800.000Dinas Tanaman
Pangan & Holtikultura
Rp 6.454.095.000
Dinas Kehutanan & Perkebunan
Rp 6.201.260.000
Dinas Pariwisata Rp 800.000.000
6
Meningkatnya Produksi, Produktivitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan
Dinas Tanaman Pangan &
HoltikulturaRp 5.118.595.000
Badan Ketahanan
PanganRp 2.843.880.000
Dinas Kehutanan & Perkebunan
Rp 1.649.449.000
BP4K Rp 1.484.116.000Dinas
Peternakan & Perikanan
Rp 5.458.461.863
7
Terbangunnya Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Sistem Informasi
Dinas Kesehatan Rp 228.400.000
RSUD Rp 61.150.000Kantor
PerpustakaanRp 62.000.000
Dinas Pendidikan
Rp 570.000.000
PU Bina Marga & Pengairan
Rp 2.220.000.000
PU Cipta Karya Rp 120.000.000Bappeda Rp 270.000.000
Dishubkominfo Rp 50.000.000Badan
Lingkungan Hidup
Rp 49.937.500
Dinas Dukcapil Rp 50.000.000
Kantor Pemberdayaan
PerempuanRp 50.000.000
Badan KB & PK Rp 25.000.000
Dinas Kesejahteraan
SosialRp 69.622.000
Dinas Tenaga Kerja
Rp 370.000.000
Dinas Koperasi Rp 110.000.000BPPT & PMD Rp 265.000.000
Dinas Pariwisata Rp 393.050.000Dinas Pemuda dan Olahraga
Rp 20.000.000
Badan Kesbangpol
Rp 50.000.000
Pol PP Rp 26.000.000Bag. Keuangan
SetdaRp 1.078.871.000
Bag. Ortala Setda
Rp 525.000.000
Sekretariat DPRD
Rp 31.465.000
Dinas PPKAD Rp 17.675.236.000Inspektorat Rp 17.631.000
Pemerintahan Umum 22
Kecamatan di kab. Lahat )
Rp 677.957.250
BKD & Diklat Rp 55.914.000PDE Rp 45.750.000
BPMPD Rp 371.520.000Dinas Tanaman
Pangan & holtukiltura
Rp 121.200.000
Dinas Kehutanan & Perkebunan
Rp 22.000.000
Dinas Peternakan dan
PerikananRp 184.430.000
BP4K Rp 81.588.000
Dinas Pertambangan
Rp 92.000.000
Dinas Pasar Rp 305.000.000Dinas
Perindustrian & Perdagangan
Rp 60.500.000
BPBD Rp 27.750.000
8
Terciptanya Peruntukan Penataan Ruang Kabupaten Lahat
Bappeda
Rp 2.372.401.000
Bag Pemerintahan Rp 816.000.000
Bag Pertanahan Rp 5.931.770.000Dinas Pasar Rp 982.250.000
BLH Rp 845.526.000
5.1.2 Pendanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
Untuk mempercepat pembangunan di Kabupaten Lahat maka Pemerintah Daerah
Kabupaten Lahat mengajak para stakeholder agar bekerja sama ikut serta dalam menunjang
pembangunan di Kabupaten Lahat. Pembangunan di Kabupaten Lahat sulit akan dicapai jika
hanya bertumpu pada pemerintah dalam hal ini mengandalkan dana yang bersumber dari APBN
dan APBD saja. Oleh Karena itu peran para swasta sangat diperlukan agar pembangunan di
Kabupaten Lahat akan cepat tercapai sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Lahat dalam
RPJMD Kabupaten Lahat 2014 – 2018.
Berkenaan dengan hal tersebut maka pemerintah Kabupaten Lahat bersama para
stakeholders yang beroperasi di Kabupaten Lahat pada bulan Agustus 2015 membentuk forum
CSR. Forum ini dibentuk untuk mengakomodir usulan – usulan dari masyarakat melalui forum
musrenbang mulai dari musrenbang desa dan kecamatan yang tidak dapat dilaksanakan melalui
anggaran APBN dan APBD disebabkan karena keterbatasan dana untuk dapat dicover melalui
program CSR. Selain itu program – program yang bersifat sosial kemasyarakatan yang selama
ini dilakukan oleh para perusahaan yang berada di Kabupaten Lahat agar lebih terarah dan
benar – benar dapat dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Lahat. Banyak program CSR yang
telah di lakukan oleh perusahaan – perusahaan yang berada di Kabupaten Lahat saat ini. Tetapi
program – program CSR yang dilakukan tersebut belum bersifat global atau menyentuh seluruh
masyarakat di kabupaten lahat. Program yang dilakukan masih didasarkan atas range terhadap
daerah yang terkena dampak dari aktivitas perusahaan atau yang dekat dengan perusahaan.
Sehingga bagi daerah – daerah yang tidak ada perusahaan yang beroperasi didaerah tersebut
tidak ada yang merasakan program CSR dari perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Lahat.
Dengan kata lain program – program CSR yang dilaksanakan oleh para stakeholders di
Kabupaten Lahat masih belum terarah. Oleh karena itulah forum CSR ini dibentuk.
Tetapi dikarenakan Forum CSR di Kabupaten Lahat tersebut baru dibentuk pada bulan
Agustus 2015, maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan –
perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Lahat yang tergabung dalam forum CSR belum dapat
ditampilkan.
5.2 Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2017 (Perkiraan Maju)
Tahap pembangunan Kabupaten Lahat pada tahun 2017 menitikberatkan pada
percepatan peningkatan perekonomian masyarakat dengan didukung sarana prasarana
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur strategis terutama jalan pada kawasan terisolir dan
pariwisata. Tahap pembangunan Kabupaten Lahat pada tahun 2017 diprioritaskan untuk
mendukung tercapainya hal – hal berikut :
1. Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur dan sarana prasarana pendukung
pelayanan publik
2. Meningkatnya standar pelayanan pendidikan dan kesehatan
3. Meningkatnya efektivitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan
4. Terbangunnya jaringan infrastruktur strategis terutama sarana prasarana jalan pada
kawasan terisolir dan kawasan pariwisata
5. Terbentuknya kawasan/klaster industri sebagai simpul industri pengolahan berbasis
pertanian dan pertambangan
6. Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan,
perikanan dan perkebunan masyarakat pedesaan
7. Meningkatnya produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan,
perikanan dan perkebunan
8. Tertatanya proses inovasi teknologi berbasis Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
9. Terciptanya penataan ruang Kabupaten Lahat untuk kawasan industri, perumahan
pemukiman, perkantoran, pertambangan, dan sarana prasarana transportasi.
Berdasarkan RPJMD tahun 2014 – 2018 maka target dan indikator kinerja serta program
kerja yang akan dilakukan dan dicapai oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Lahat tahun 2017 diuraikan berdasarkan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.2.1Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kesatu
(Mewujudkan Sistem Pemerintahan Yang Demokratis, Berkeadilan dan Akuntabel) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator Satuan Target 2017
Urusan Wajib
A. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Baik
Opini BKP atas LKPD WTP
Kategori Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
B
Penerimaan Pendapatan Daerah rupiah 1.795.295.772.892
Jumlah hari kerja untuk mengurus ijin usaha
hari 14
Persentase Anggota DPRD yang Aktif dalam Perumusan Kebijakan Publik
Persen 100
Persentase Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Pengawasan
Persen 83,64
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM IV
orang 80
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM III
orang 10
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat PIM II
orang 3
B. Perencanaan PembangunanPersentase PNS yang mempunyai sertifikat perencana
persen 42,11
Persentase SKPD yang melaporkan hasil program kegiatan yang dievaluasi
persen 78,57
Dokumen RKPD yang telah ditetapkan dgn PERKADA
dokumen Ada
Persentase Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
persen 98,98
C. Kependudukan dan Catatan SipilPersentase penduduk berKTP per satuan penduduk
persen 89
Persentase penduduk yang belum memiliki KK
persen 10
Ketersediaan database kependudukan database Ada
Penerapan KTP Nasional berbasis NIKKTP
NasionalSudah
D. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Persentase pelanggaran yang berhasil diselesaikan
Persen 90
E. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Cakupan lembaga adat organisasi desa yang mendapat binaan
persen 100
Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat desa (LPMD) yang mendapat binaan
orang 150
PKK aktif persen 100
F. StatistikBuku Kabupaten Lahat Dalam Angka Ada/Tidak Ada
Buku PDRB Kabupaten Ada/Tidak Ada
G. KearsipanDatabase Informasi Kearsipan Database Ada
Persentase SKPD yang mengelola arsip secara baku
persen 100
H. Komunikasi dan InformatikaJumlah surat kabar nasional/local Surat kabar -
Jumlah penyiaran radio Radio -
Website milik pemerintah website Ada
Jumlah Pameran/expo persen 4
I. PerpustakaanJumlah perpustakaan daerah perpusda 1
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
Orang 37.350
Persentase koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
persen 92
Persentase Tenaga Pengelola Perpustakaan Desa/Kelurahan, Perpustakaan Masyarakat dan Perpustakaan Sekolah yg bersertifikat
Persen 75
Persentase desa yang menerima bantuan sarana prasarana perpustakaan
Persen 30
Tingkat Minat Baca Masyarakat Persen 40
Tabel 5.2.2Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Kedua
Mewujudkan Masyarakat Madani(Produktif, Mandiri, Bermoral, Beretika dan Berwawasan Lingkungan)
RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator Satuan Target 2017
Fokus Kesejahteraan Sosial
A. Pendidikan
Angka Melek Huruf Latin Tahun 99,07
Angka Rata-Rata Lama Sekolah Persen 8,53
Angka Partisipasi Kasar (APK)
- APK PAUD/TK persen 90,91
- APK SD/MI/Paket A persen 100,39
- APK SMP/MTS/Paket B persen 98,70
- APK SMA/SMK/MA/Paket C persen 99,47
Angka Partisipasi Murni (APM)
- APM PAUD/TK persen 63,64
- APM SD/MI/Paket A persen 96,77
- APM SMP/MTS/Paket B persen 67,63
- APM SMA/SMK/MA/Paket C persen 68,78
B. Kesehatan
Angka Kematian Bayi
per 1000 kelahiran
< 24
Angka Harapan Hidup tahun 69,5
Persentase balita gizi buruk Persen <=1
C. Kebudayaan
Persentase sanggar yang dibina persen 55,55
Jumlah benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
buah 215
D. Pemuda dan Olahraga
Jumlah klub olahraga Klub 5
Jumlah gedung olahraga unit 1
A. Pendidikan
Rasio guru/murid
SD/MI rasio 1:10
SMP/MTs rasio 1:12
SMU/SMK/MAN rasio 1:11,09
Angka Melanjutkan (AM):- Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTS
persen 102,09
- Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/MA
persen 95,51
- Angka Melanjutkan (AM) SMA/MA/SMK ke Perguruan Tinggi
persen 31,83
Angka Kelulusan
- Angka Kelulusan SD/MI persen 100
- Angka Kelulusan SMP/MTs persen 100
- Angka Kelulusan SMU/MA/SMK
persen 100
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
- APS SD/MI persen 100,23
- APS SMP/MTS persen 99,11
- APS SMA/SMK/MA persen 98,11
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
persen 99,63
B. Kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI) Persen 61,60
Persentase Balita Gizi Kurang Persen <=15
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Persen 96
Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Kompeten
Persen 95
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Persen 75
Cakupan Pelayanan Nifas Persen 95
Persentase Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe
Persen 96
Jumlah Kematian Balita Rasio 2
Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan
Persen 100
Persentase bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif
Persen 76
Cakupan Balita yang ditimbang (D/S) Persen 90
Annual Parasit Incidence (API) - 1
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk (Incident Rate)
Rasio < 51
Case Fataliti Rate (CFR) Rasio < 1
Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) anak usia < 15 tahun per 100.000 anak
Rasio 3
Persentase Penduduk yang memanfaatkan puskesmas
Persen 45
Persentase desa yang memiliki Poskesdes
Persen 75
Persentase Puskesmas PONED Persen 90
Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih
Persen 70
Persentase Keluarga yang mengakses sanitasi dasar
Persen 65
Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat
Persen 90
Persentase Posyandu Purnama Persen 85
Cakupan Desa Siaga Aktif Persen 85
Persentase Desa yang memiliki bidan desa
Persen 70
Persentase Puskesmas yang memiliki dokter
Persen 95
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Persen 100
Cakupan ketersediaan tenaga medik dan paramedic
persen 100
C. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakPersentase penyelesaian pengaduanperlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Persen 7,1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persen 26,6
Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislative
Persen 7,5
D. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif
persen 73,25
Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmeet need)
persen 5
Persentase KB aktif MKIP persen 34
Persentase partisipasi pria ber-KB persen 6,90
Rasio Kelompok PIK KRR rasio 2,90
Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
persen 70
Rasio kelompok BKB rasio 7,75
Cakupan PUS peserta KB anggota UPPKS yang ber-KB
persen 87
Rasio kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
rasio 4,8
Rasio petugas lapangan keluarga berencana/penyuluh keluarga berencana (PLKB/PKB)
rasio ½
Rasio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan
rasio 1
E. SosialPersentase PMKS yg memperoleh bantuan social
persen 59,59
Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
persen 37,33
F. KetenagakerjaanTingkat partisipasi angkatan kerja persen 83,54
Tingkat penempatan pencari kerja persen 58,01
Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dengan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
persen 69,68
Tingkat keselamatan dan perlindungan buruh
persen 24,96
G. KebudayaanJumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
buah 215
Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Festival 5
H. Kepemudaan dan OlahragaJumlah organisasi olahraga organisasi 1
Jumlah Lapangan olahraga lapangan 3
Jumlah Kelompok KUPP kelompok 15
Tabel 5.2.3Penetapan Indikator Kinerja Daerah Untuk Misi Ketiga
(Mewujudkan Tatanan Ekonomi Yang Tangguh) RPJMD Kabupaten Lahat tahun 2014 – 2018
Urusan dan Indikator Satuan Target 2017
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
PDRB atas dasar harga berlaku
- Dengan migas Juta Rupiah 11.086.662
- Tanpa migas Juta Rupiah
PDRB atas dasar harga konstan
- Dengan migas Juta Rupiah 4.301.945
- Tanpa migas Juta Rupiah
Pendapatan Perkapita ADHB- Dengan migas Rupiah 23.364.553- Tanpa migas Rupiah
Pendapatan Perkapita ADHK
- Dengan migas Rupiah 9.754.008
- Tanpa migas Rupiah
Pertumbuhan Ekonomi Persen 6,18
Inflasi Persen 5
Pendapatan Daerah
- Pendapatan Asli Daerah Juta Rupiah
92.074
- Dana Perimbangan Juta Rupiah
1.092.417
- Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Juta Rupiah
232.188
Pertumbuhan Penduduk Persen 1,03
Angka Penurunan Kemiskinan Persen 14,68
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Persen 2,10
Tingkat Pengurangan Pengangguran Persen 3,41
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) indeks 74,05
B. Pekerjaan UmumPanjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/jam)
Km 106,75
Persentase layanan jaringan irigasi yang dibangun, ditingkatkan dan dipelihara
persen 29,94
C. PerumahanRumah tangga pengguna air bersih Rumah
tangga4.304
Cakupan rumah tinggal bersanitasi persen 80
D. Penataan Ruang
Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis Ada Ada
E. PerhubunganJumlah arus penumpang angkutan umum kejadian 9.364
Jumlah rambu-rambu lalu lintas yang terpasang unit 1.221
Jumlah terminal bus unit 2
F. Lingkungan Hidup
Persentase penyelesaian kasus lingkunganpersen 100
Tingkat Kualitas Udara < Baku mutu < Baku mutu
Cakupan pelaku usaha yang mempunyai dokumen lingkungan
persen 100
Cakupan pengawasan terhadap kegiatan pelaku usaha persen 100
Armada pengangkutan sampah unit 20
Cakupan penanganan sampah Kg/KK 883
Cakupan Daya Tampung TPS m³/Jiwa 0,60
G. PertanahanJumlah luas tanah Kabupaten Lahat yang terdaftar Hektar 8.130.585,60
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang belum bersertifikat
Hektar 13.971.574,27
Jumlah luas aset tanah pemerintah yang sudah bersertifikat
Hektar 1.869.425,00
H. Koperasi Usaha Kecil dan MenengahPersentase koperasi yang berprestasi Persen 25
Persentase Koperasi dan UKM dalam pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi
Persen 30
Jumlah Koperasi/KUD Koperasi 404
Jumlah UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah
UKM 2.251
Jumlah UMKM UMKM 3.425
Persentase Koperasi/UKM pengguna dana pemerintah Persen 5
Persentase UKM Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah yang dibina
Persen 25
I. Penanaman ModalPersentase Kebijakan Penanaman Modal yang diperbaiki Persen 100
Persentase kegiatan promosi, pelayanan bimbingan pelaksanaan penanaman modal
Persen 100
J. Ketahanan PanganJumlah desa yang diberikan bantuan diversifikasi tanaman
Desa 1
Jumlah Kelompok Pelaku Usaha Pangan Olahan/Kelompok Wanita Tani yang dibina
Klmpk Tani 13
URUSAN PILIHAN
A. PertanianProduksi Tanaman Pangan:
- Produksi Tanaman Padi Ton 217.175
- Produksi Tanaman Jagung Ton 4.638,75
- Produksi Tanaman Kedelai 2.765,07
Produksi Perkebunan Rakyat:
- Produksi Kopi Ton 20.600
- Produksi Karet Ton 49.800
- Produksi Kelapa Sawit Ton 69.700
- Produksi Kakao Ton 2.050
Cakupan bina kelompok tani penerima sarana dan prasarana perkebunan
persen 6
Luas lahan perkebunan yang dioptimalisasi (melalui diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi)
hektar 300
B. KehutananLuas rehabilitasi hutan dan lahan kritis hektar 30
Persentase Pengurangan luas kerusakan / kebakaran hutan dan lahan
persen 10
C. Energi dan Sumber Daya MineralProduksi Batubara MT 7.354.750,52
Cakupan Kegiatan pengelolaan dan inventarisasi potensi sumber daya mineral, batubara dan migas
persen 91
Persentase desa yang terjangkau listrik persen 99,71
D. PariwisataJumlah Kunjungan Wisatawan orang 50.100
Persentase Promosi Budaya dan Pariwisata persen 100
E. Kelautan dan PerikananProduksi peternakan
- Daging ton 3.624
- Telur ton 2.388
Cakupan binaan kelompok peternakan Kelompok 40
Jumlah ternak pada kelompok peternakan:
- Sapi Ekor 242
- Kerbau Ekor 33
- Kambing Ekor 330
- Itik Ekor 9.000
- Ayam kampung (bukan ras) Ekor 6.000
Produksi perikanan:
- Perikanan budidaya Ton 6.674
- Perikanan tangkap Ton 2.471
Cakupan binaan kelompok perikanan:
- Kelompok perikanan budidaya Kelompok 40
- Kelompok pengawas perairan (POKMASWAS) Kelompok 30
F. PerdaganganKontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB Persen 10,95
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal orang 100
Jumlah Pedagang yang terdaftar dalam penerbitan SIUP dan TDUP
pedagang 350
Jumlah perusahaan industri dan perdagangan yang telah sesuai standar perusahaan yang berlaku
Unit usaha 1.525
G. PertanahanKontribusi sektor Industri terhadap PDRB Persen 7,36
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
Persen 7,9
Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah Persen 13
Cakupan bina kelompok pengrajin Persen 50
Persentase peningkatan jumlah unit usaha IKM Persen 3,16
H. Ketransmigrasian
Cakupan pengembangan wilayah transmigrasi Persen 100
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Urusan Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur
A. Perhubungan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Persen 25,6
B. Penataan Ruang
Cakupan ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang dan rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital Persen 90
Cakupan penanganan kasus pengaduan pelanggaran bidang penataan ruang Persen 100
Untuk total program dan kegiatan di tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp 1.978.826.117.335
sedangkan untuk program dan kegiatan di tahun 2017 (perkiraan maju) adalah sebesar
Rp 2.176.708.729.069. Berikut Rincian anggaran per SKPD pada tahun 2016 dan 2017
(perkiraan maju) :
Tabel 5.2.4Pagu SKPD Tahun 2016 dan Perkiraan Maju 2017
No Nama SKPD Rancangan 2016 Perkiraan Maju 20171 Dinas Pendidikan Rp 536.577.787.117 Rp 590.235.565.829 2 Dinas Kesehatan Rp 84.739.425.094 Rp 93.213.367.603 3 Rumah Sakit Umum Daerah Rp 116.749.449.611 Rp 128.424.394.572 4 Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Rp 202.781.852.196 Rp 223.060.037.416 5 Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Rp 91.417.951.113 Rp 100.559.746.224 6 Bappeda Rp 20.623.793.831 Rp 22.686.173.214
7Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Rp 17.494.989.812 Rp 19.244.488.793
8 Badan Lingkungan Hidup Rp 6.325.426.112 Rp 6.957.968.723 9 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Rp 6.855.849.554 Rp 7.541.434.509 10 Kantor Pemberdayaan Perempuan Rp 5.033.996.089 Rp 5.537.395.698 11 Badan KB dan PK Rp 9.882.883.715 Rp 10.871.172.087 12 Dinas Sosial Rp 8.699.618.377 Rp 9.569.580.215 13 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Rp 22.825.201.022 Rp 25.107.721.124 14 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rp 10.146.612.433 Rp 11.161.273.676 15 Dinas Koperasi dan UKM Rp 6.907.854.443 Rp 7.598.639.887 16 BPPT&PMD Rp 13.171.010.779 Rp 14.488.111.857 17 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rp 14.221.552.097 Rp 15.643.707.307 18 Dinas Pemuda dan Olahraga Rp 13.053.932.367 Rp 14.359.325.604 19 Badan Kesbangpol Rp 5.162.702.557 Rp 5.678.972.813 20 Pemerintahan Umum Rp 11.867.642.121 Rp 13.054.406.333 21 Sekretariat Daerah Rp 99.419.718.599 Rp 109.361.690.459 22 Sekretariat Dewan Rp 39.555.553.251 Rp 43.511.108.576 23 Dinas PPKAD Rp 414.767.252.342 Rp 456.243.977.576 24 Kantor Inspektorat Rp 18.555.139.700 Rp 20.410.653.670 25 Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Rp 13.647.943.736 Rp 15.012.738.110 26 Kecamatan Lahat Rp 12.738.306.453 Rp 14.012.137.098
27 Kecamatan Pseksu Rp 1.685.594.699 Rp 1.854.154.169 28 Kecamatan Gumay Talang Rp 2.001.573.009 Rp 2.201.730.310 29 Kecamatan Merapi Timur Rp 2.203.174.054 Rp 2.423.491.459 30 Kecamatan Merapi Barat Rp 2.172.605.646 Rp 2.389.866.211 31 Kecamatan Kikim Timur Rp 2.452.249.041 Rp 2.697.473.945 32 Kecamatan Kikim Barat Rp 2.208.306.769 Rp 2.429.137.446 33 Kecamatan Kikim Tengah Rp 1.647.373.074 Rp 1.812.110.381 34 Kecamatan Kikim Selatan Rp 1.899.624.797 Rp 2.089.587.277 35 Kecamatan Pulau Pinang Rp 2.213.621.060 Rp 2.434.983.166 36 Kecamatan Pagar Gunung Rp 1.886.779.606 Rp 2.075.457.567 37 Kecamatan Kota Agung Rp 2.150.342.098 Rp 2.365.376.308 38 Kecamatan Mulak Ulu Rp 2.462.338.401 Rp 2.708.572.241 39 Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Rp 2.110.321.628 Rp 2.321.353.791 40 Kecamatan Tanjung Sakti Pumu Rp 1.969.110.881 Rp 2.166.021.969 41 Kecamatan Jarai Rp 1.870.160.519 Rp 2.057.176.571 42 Kecamatan Pajar Bulan Rp 1.735.158.648 Rp 1.908.674.513 43 Kecamatan Gumay Ulu Rp 1.554.608.359 Rp 1.710.069.195 44 Kecamatan Merapi Selatan Rp 1.593.637.196 Rp 1.753.000.916 45 Kecamatan Tanjung Tebat Rp 1.648.237.644 Rp 1.813.061.408 46 Kecamatan Muara Payang Rp 1.555.573.698 Rp 1.711.131.068 47 Kecamatan Sukamerindu Rp 1.422.913.002 Rp 1.565.204.302 48 Badan Ketahanan Pangan Rp 6.290.709.686 Rp 6.919.780.655
49 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Rp 15.926.315.794 Rp 17.518.947.373
50 Kantor PDE, Arsip dan Sandi Daerah Rp 2.731.907.120 Rp 3.005.097.832 51 Kantor Perpustakaan Rp 3.467.602.996 Rp 3.814.363.296 52 Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Rp 18.760.126.097 Rp 20.636.138.707
53 Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Rp 14.440.603.481 Rp 15.884.663.829
54 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Rp 16.835.538.374 Rp 18.519.092.211 55 Dinas Pertambangan dan Energi Rp 20.226.388.726 Rp 22.249.027.599 56 Dinas Peternakan dan Perikanan Rp 12.324.501.689 Rp 13.556.951.858 57 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rp 6.650.891.939 Rp 7.315.981.133
58 Dinas Pengelolaan Pasar, Kebersihan Pertamanan dan Keindahan Kota Rp 17.504.783.083 Rp 19.255.261.391
Total Rp 1.978.826.117.335 Rp2.176.708.729.069
5.3 Rencana Program dan Kegiatan Per SKPD
Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, lokasi, target capaian kinerja,
kebutuhan dana/pagu indikatif, sumber dana, catatan penting serta perkiraan maju dari
tiap – tiap SKPD adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 1
BAB VI
RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN LAHAT
DALAM DIMENSI KEWILAYAHAN
Perkembangan kegiatan ekonomi mempunyai pengaruh timbal balik terhadap
persebaran penduduk dan kesejahteraan sosial. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat
selama periode 2011 sampai dengan 2014 menunjukkan laju pertumbuhan perekonomian
yang berfluktuatif. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat tanpa migas selama periode
2011 sampai dengan 2014 menunjukkan trend menurun, dimana antara tahun 2011 sampai
dengan 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat yaitu dari sebesar 6,96 pada tahun
2011, turun menjadi 6,52 pada tahun 2012, turun kembali menjadi 5,52 persen ditahun
2013 dan kembali turun menjadi 4,95 persen pada tahun 2014. Begitu juga dengan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lahat dengan migas pada periode 2011 sampai dengan
2014 juga menunjukan penurunan. Pertumbuhan ekonomi dengan migas pada tahun 2011
adalah sebesar 5,75 persen, di tahun 2012 menurun menjadi 5,28 persen, begitu juga di
tahun 2013 pertumbuhan ekonomi juga kembali menurun menjadi 4,83 persen begitu juga
pada tahun 2014 kembali turun menjadi 3,93 persen. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
pertumbuhan ekonomi tanpa migas sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi dengan migas dengan rata-rata pertumbuhan per tahun adalah sebesar 5,99
persen sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan migas rata – rata pertahunnya adalah
sebesar 4,95 persen. Salah satu sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di
Kabupaten Lahat adalah sektor pertambangan dan penggalian, baik migas maupun mineral.
Khususnya pada subsektor pertambangan yaitu pertambangan batubara. Meningkatnya
aktivitas pertambangan batubara di Kabupaten Lahat, juga menunjang sektor – sektor
lainnya yang juga membentuk PDRB Kabupaten Lahat. seperti sektor angkutan,
perdagangan,hotel dan restoran/rumah makan, persewaan dan sektor – sektor lain.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 2
Gambar 6.1Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lahat
Tahun 2011 – 2014 dengan Migas
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Namun demikian, pertumbuhan yang terjadi masih belum merata diantara
kecamatan – kecamatan di Kabupaten Lahat. Pemerataan pendapatan akan terjadi apabila
daerah-daerah dengan tingkat pendapatan rendah tumbuh lebih cepat dari daerah-daerah
berpendapatan tinggi. Namun secara keseluruhan pemerataan pendapatan antar daerah
cenderung membaik.
Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dimaksudkan untuk meningkatkan
pemerataan pembangunan dengan tetap mengoptimalkan pengembangan potensi daerah.
Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya sinergi pembangunan antar daerah dalam
memantapkan kabupaten Lahat sebagai sentra produksi pertanian dan pertambangan dalam
mendukung laju pertumbuhan daerah Kabupaten Lahat. Penyusunan arah kebijakan
pembangunan kewilayahan dilakukan melalui tahapan, yaitu: melakukan identifikasi
kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Lahat, mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi
spasial sektor-sektor unggulan, mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi spasial sektor-
sektor unggulan, mengidentifikasi konektivitas wilayah dan formulasi arah kebijakan dan
strategi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 3
Gambar 6.2
Kerangka Logis Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan
6.1. Gambaran Kekuatan dan Potensi Wilayah
Kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Lahat diarahkan pada sektor pertanian,
pertambangan dan pariwisata. Sektor pertanian dan pertambangan sangat berperan bagi
perekonomian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan daerah Kabupaten
Lahat. Berdasarkan data perekonomian Kabupaten Lahat menunjukkan bahwa sektor
pertanian dalam kurun waktu lima tahun terakhir selalu memberikan andil besar dalam
pembentukan PDRB Kabupaten lahat. Pada sektor pertambangan dan penggalian,
Kabupaten Lahat merupakan daerah penghasil batubara dan migas.
Pada sektor pariwisata, Kabupaten Lahat memiliki banyak potensi wisata alam dan
budaya. Kabupaten Lahat memiliki wisata alam seperti air terjun, bukit Serelo, sumber air
panas dan wisata budaya peninggalan sejarah seperti lukisan rumah batu dan megalith.
Banyaknya megalith yang ada di Kabupaten Lahat menyebabkan Kabupaten Lahat
mendapat rekor Muri sebagai daerah yang memiliki seribu megalith.
Analisis sektor basis-distribusi sektoral, LQ, sumber pertumbuhan sektoral
Benchmarking Analisis dinamika
lingkungan-peluang
Identifikasi Kekuatan & Potensi
Analisis sebaran konsentrasi sektor unggulan-coefficient of localization
Identifikasi klaster pengembangan industri unggulan daerah
Analisis struktur wilayah-sistem perkotaan, hirarki pusat kegiatan (PKN, PKW, PKL)
Identifikasi jaringan infrastruktur wilayah
Arah kebijakan pengembangan industri unggulan
Arah kebijakan pemantapan konektivitas wilayah
Arah kebijakan pendukung
Identifikasi Aspek spasial
Identifikasi KonektivitasWilayah
Formulasi Arah Kebijakan & strategi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 4
Gambar 6.3. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lahat Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Dengan Migas Tahun 2014
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2015
Kekuatan dan potensi diatas perlu dikembangkan lebih lanjut bila melihat peluang
yang tersedia baik di tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Pengembangan koridor
ekonomi (MP3EI) diperkirakan akan meningkatkan investasi baik secara langsung di sektor-
sektor unggulan yang mendukung percepatan pembangunan di Kabupaten Lahat dan
mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Peluang lain yang saat ini
masih mengalami peningkatan adalah pemenuhan pasar global atas komoditi pangan dan
energi.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 5
6.2. Gambaran Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan Wilayah
Dalam pengembangan komoditi unggulan kabupaten diperlukan analisis konsentrasi
dan sebaran spasial sektor-sektor unggulan wilayah. Sektor-sektor pertanian, pertambangan
dan penggalian, perikanan, perkebunan dan industri pengolahan cenderung berada di
beberapa daerah saja. Demikian juga dengan sektor pengangkutan dan telekomunikasi,
keuangan serta jasa-jasa lainnya, dimana sektor-sektor tersebut mempunyai peran yang
sangat besar dalam mendukung laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lahat.
Tabel 6.1
Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan Kabupaten Lahat Tahun 2016
No Sektor Unggulan Lokasi (Kecamatan)
1. Padi SawahMulak Ulu, Tanjung Tebat, Tanjung Sakti Pumi, Kikim Selatan, Pagar Gunung, Kota Agung
2. KopiPajar Bulan, Tanjung Sakti Pumu, Jarai, Mulak Ulu, Tanjung Sakti Pumi, Kota Agung
3. KaretPseksu, Kikim Selatan, Kikim Timur, Lahat,Merapi Timur,Kikim Barat, Kikim Tengah, Pagar Gunung
4. Kelapa SawitKikim Barat, Kikim Tengah, Kikim TimurKikim Selatan, gumay Talang, Merapi Timur
5. Kakao Pajar Bulan, Jarai, Merapi Timur, Muara Payang
6. Sapi Kikim Timur, Kikim Barat, Lahat, Kikim Selatan
7. Kambing Kota Agung, Lahat, Kikim Timur, Merapi Barat
8. Ikan Tanjung Sakti Pumi, Kota Agung, Tanjung Tebat
9. Ayam KampungLahat, Tanjung Sakti Pumi, Kikim Barat, Jarai, dan Pajar Bulan
10. Ayam PedagingLahat, Merapi Timur, Merapi Selatan dan Tanjung Sakti Pumu
11. Minyak dan Gas BumiLahat, Merapi Timur, Kikim Timur, Kikim Barat, Kikim Tengah, Merapi Barat
12. Batu BaraMerapi Barat, Merapi Timur, Merapi Selatan,Lahat
13. Pariwisata
Tanjung Sakti Pumu, Tanjung Sakti Pumi, Kota Agung, Mulak Ulu, Gumay Ulu, Jarai, Pulau Pinang, Pagar Gunung, Lahat, Merapi Selatan
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 6
6.2.1 Produksi Padi Sawah
Sentra produksi padi sawah di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah Kabupaten
Lahat sebelah selatan. Kecamatan-kecamatan penghasil padi sawah terbesar adalah
Kecamatan Mulak Ulu, Tanjung Tebat dan Kikim Selatan masing-masing dengan volume
produksi 15.861,37 ton, 10.817,71 ton dan 15.666,62 ton. Di samping ketiga sentra utama
tersebut, masih terdapat dua daerah dengan hasil produksi padi yang juga relatif besar yaitu
Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dengan produksi 7.225,41 ton, dan Kecamatan Kota Agung
dengan produksi 12.715,16 ton. Untuk produksi padi di daerah lainnya bervariasi tetapi
secara kesuluruhan kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Lahat merupakan daerah
penghasil produksi padi.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah penyuluhan
teknik budidaya, pembinaan pascapanen, akses pemasaran dan akses pendanaan untuk
mendukung pengembangan dan peningkatan produksi padi di Kabupaten Lahat dalam
mendukung Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan.
6.2.2 Produksi Kopi
Sentra produksi tanaman kopi di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah
Kabupaten Lahat sebelah selatan. Kecamatan-kecamatan penghasil padi terbesar pada
tahun 2014 adalah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu, Mulak Ulu dan
Pajar Bulan masing-masing dengan volume produksi 2072,5 ton, 2.447,5 ton, 2.383,2 ton
dan 3710,7 ton. Di samping empat sentra utama tersebut, masih terdapat beberapa daerah
dengan hasil produksi kopi yang juga relatif besar yaitu Kecamatan Jarai dengan produksi
2.314,8 ton, Kecamatan Pajar Bulan produksi 3.710,7 ton dan Kecamatan Kota agung
dengan produksi 1.520,4 ton. Untuk produksi kopi daerah-daerah lain bervariasi di kisaran
dibawah seribu ton.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah penyuluhan
teknik budidaya, pembinaan pascapanen, akses pemasaran dan akses pendanaan untuk
mendukung pengembangan dan peremajaan tanaman tua dengan varietas unggul.
Pengembangan industri pengolahan kopi sangat strategis untuk meningkatkan nilai tambah
industri kopi di tingkat lokal.
6.2.3 Produksi Karet
Sentra produksi tanaman karet di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah
Kabupaten Lahat sebelah barat. Kecamatan-kecamatan penghasil karet terbesar pada tahun
2014 adalah Kecamatan Pseksu dengan produksi 7.500 ton, Kecamatan Kikim Selatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 7
dengan produksi 7.012,8 ton dan Kecamatan Kikim Timur dengan produksi 10.831,2 ton. Di
samping ketiga daerah sentra utama tersebut, masih terdapat beberapa daerah dengan
hasil produksi karet yang juga relatif besar yaitu Kecamatan Merapi Timur,Lahat, Kikim
Barat, Kikim Tengah,Pagar Gunung dan Pulau Pinang dengan produksi masing-masing
sebesar 3.595,28 ton, 3.324,24 ton, 3.038,76 ton, 2.660,64 ton, 2.581,2ton, dan 2.440,8
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah
penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses pendanaan untuk
mendukung peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat
produktivitasnya dan pengembangan sumber penghasilan tambahan bagi petani karet skala
kecil di perdesaan.
6.2.4 Produksi Kelapa Sawit
Sentra produksi kelapa sawit di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah barat
Kabupaten Lahat. Kecamatan-kecamatan penghasil kelapa sawit terbesar pada tahun 2014
adalah Kecamatan Kikim Barat, Kikim Tengah dan Kikim Timur masing-masing dengan
volume produksi 25.560 ton, 18.240 ton dan 4.959 ton. Di samping ketiga sentra utama
tersebut, masih terdapat tiga daerah dengan hasil produksi kelapa sawit yang juga relatif
besar yaitu Kecamatan Merapi Timur dengan produksi 7.204 ton, Kecamatan Kikim Selatan
dengan produksi 5.949 ton dan Kecamatan Gumay Talang dengan produksi 639 ton. Untuk
produksi kelapa sawit daerah-daerah lain bervariasi tetapi berada di bawah seribu ton.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi kelapa sawit tersebut adalah
penyuluhan, pembinaan dan akses pendanaan untuk mendukung peremajaan tanaman tua
khususnya kepada petani perkebunan rakyat. Disamping itu mediasi dan penyelesaian
permasalahan sengketa tanah juga sangat penting untuk menjamin keberlangsungan
industri kelapa sawit dan pemberdayaan perkebunan masyarakat perdesaan.
6.2.5 Produksi Kakao
Sentra produksi tanaman kakao di Kabupaten Lahat terkonsentrasi di wilayah
Kabupaten Lahat sebelah selatan. Kecamatan-kecamatan penghasil kakao terbesar pada
tahun 2014 adalah Kecamatan Muara Payang dengan produksi 630 ton, Kecamatan Pajar
Bulan dengan produksi 550 ton dan Kecamatan Jarai sebesar 480 ton. Disamping itu ada
sebagian yang berada disebelah timur Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Merapi Timur
dengan produksi 84 ton. Jumlah dari keempat daerah sentra produksi kakao tersebut
menyumbang 94,76 persen dari produksi kakao di Kabupaten Lahat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 8
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi kakao tersebut adalah
adalah penyuluhan, pembinaan dan akses pendanaan untuk mendukung peremajaan
tanaman kako yang sudah tua.
6.2.6 Peternakan Sapi
Sentra peternakan sapi yang utama tersebar di wilayah barat Kabupaten Lahat yaitu
Kecamatan Kikim Timur, Kikim Barat, Kikim Selatan dan Lahat dengan masing-masing
populasi sapi pada tahun 2014 sebanyak 1.966 ekor, 1.515 ekor, 1.152 ekor dan 1.382 ekor.
Total populasi sapi dari keempat daerah sentra pertenakan sapi tersebut menyumbang
50,34 % populasi ternak sapi di Kabupaten Lahat.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra peternakan sapi adalah penyuluhan dan
pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi sapi, akses pemasaran,
pengawasan infrastruktur rumah potong hewan dan pengembangan koperasi desa.
6.2.7 Peternakan Kambing
Sentra peternakan kambing yang utama di Kabupaten Lahat pada tahun 2014 adalah
tersebar di wilayah Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat dengan jumlah populasi 6.097
ekor, Kota Agung dengan jumlah populasi 4.778 ekor, dan Kikim Timur dengan jumlah
populasi 3.390 ekor. Hampir diseluruh daerah kecamatan yang ada di Kabupaten Lahat
memiliki populasi kambing, salah satu kecamatan yang juga merupakan penyumbang
populasi kambing yang relatif besar adalah Kecamatan Merapi Barat dengan populasi
sebanyak 2.405 ekor.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra peternakan kambing adalah penyuluhan dan
pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi kambing, akses pembiayaan
untuk pengembangan usaha bagi peternak skala kecil serta pembinaan dan pengawasan
rumah potong hewan.
6.2.8 Peternakan Ayam Kampung
Pada tahun 2014 sentra peternakan ayam yang utama tersebar di wilayah
Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat dengan jumlah produksi ayam kampung sebesar
10.963 ekor. Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dengan produksi sebesar 6.199 ekor,
Kecamatan Kikim Barat sebesar 8.265 ekor, Kecamatan Jarai sebesar 7.025 ekor dan
Kecamatan Pajar Bulan sebesar 6.142 ekor. Dukungan yang diperlukan bagi sentra
peternakan ayam adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 9
dan reproduksi ayam, antisipasi pencegahan dan penyebaran penyakit ternak ayam dan
akses pembiayaan untuk pengembangan usaha peternakan ayam.
6.2.9 Peternakan Ayam Pedaging
Pada tahun 2014 sentra peternakan ayam pedaging yang utama tersebar di wilayah
Kabupaten Lahat yaitu Kecamatan Lahat, Merapi Timur, Merapi Selatan dan Tanjung Sakti
Pumu. Dengan jumlah produksi ayam pedaging masing - masing sebesar 679.294 ekor,
165.587 ekor, 66.653 ekor dan 41.865 ekor. Dukungan yang diperlukan bagi sentra
peternakan ayam adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan
dan reproduksi ayam, antisipasi pencegahan dan penyebaran penyakit ternak ayam dan
akses pembiayaan untuk pengembangan usaha peternakan ayam.
6.2.10Perikanan
Sentra perikanan darat yang utama tersebar di wilayah selatan Kabupaten Lahat
yaitu Kecamatan Tanjung Sakti Pumi dengan jumlah produksi 613.01 ton, Kecamatan
Tanjung Sakti Pumu dengan jumlah produksi 540,69 ton, Kecamatan Kota Agung dengan
jumlah produksi 533,34 ton, dan Kecamatan Pajar Bulan dengan jumlah produksi 517,26
ton. Seluruh kecamatan yang berada dalam Kabupaten Lahat merupakan penghasil produksi
ikan dan penyumbang produksi ikan yang ada di Kabupaten Lahat. Dukungan yang
diperlukan bagi sentra perikanan adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait
dengan pengembangan perikanan, pakan ternak, dan akses pemasaran serta, akses
pembiayaan untuk pengembangan usaha bagi peternak perikanan skala kecil.
6.2.11 Minyak dan Gas Bumi
Daerah penghasil minyak bumi di Kabupaten Lahat saat ini terletak di wilayah
Kecamatan Lahat, Merapi Timur, Kikim Timur, Kikim Barat, Kikim tengah, Pulau Pinang dan
Merapi Barat, dengan total cadangan Minyak Bumi sebesar 29,71 MSTB dan cadangan Gas
Bumi sebesar 206,1 BSCF, dengan luas areal eksploitasi dan eksplorasi sebesar 53.807, 78
ha. Produksi minyak dan gas bumi di Kabupaten Lahat saat ini dihasilkan oleh 4 (empat)
perusahaan yaitu Radiant Ramok Senabing dengan luas eksplorasi dan eksploitasi sebesar
456 ha blok senabing dan 1.145 ha di blok ramok yang terletak di Kec. Lahat dan Merapi
Timur, Pilona Petro Tanjung Lontar dengan luas eksplorasi dan eksploitasi sebesar 3.285 ha
yang terletak di Kec. Merapi Timur, PT. Medco E & P Indonesia luas eksplorasi dan
eksploitasi sebesar 46.688,7 ha yang terletak di Kec. Kikim Timur, Kikim Barat, Gumay
Talang, dan Merapi Timur. Serta PT. Bunga Mas Internasional Company (KPS) yang saat ini
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 10
masih tahap eksplorasi dengan luas areal eksplorasi sebesar 2.233,08 ha yang terletak
diKec. Lahat, Merapi Timur, Merapi Barat, Pulau Pinang, Merapi Selatan, Kikim Timur, dan
Kikim Tengah.
Adapun perkembangan lifting minyak dan gas bumi di Kabupaten Lahat antara tahun
2010 sampai dengan tahun 2014 adalah; produksi minyak bumi pada tahun 2010 adalah
sebesar 601.901.99 Barel, di tahun 2011 menurun menjadi 469.889,59 Barel, ditahun 2012
sebesar 365.000 Barel, kemudian menurun kembali di tahun 2013 dan 2014 menjadi
332.132,89 Barel dan 303.120 Barel. Sedangkan jumlah produksi gas bumi antara tahun
2010 sampai dengan 2014 juga mengalami penurunan. Di tahun 2010 produksi gas bumi
adalah sebesar 20.068,59 MMBTU, menurun di tahun 2011 menjadi 19.739,79 MMBTU,
begitu juga di tahun 2012 kembali menurun menjadi 16.812,88 MMBTU, sedangkan di tahun
2013 dan 2014 produksi gas bumi di Kabupaten Lahat kembali menurun menjadi 14.110,71
MMBTU dan 10.176,37 MMBTU. Dukungan yang diperlukan bagi sentra minyak dan gas
bumi antara lain pengawasan produksi dan prasarana produksi hulu migas, pemantauan
sumur-sumur produksi dan non produksi migas, pengelolaan sumur-sumur tua, dan
monitoring serta koordinasi bagi pengembangan daerah-daerah penghasil migas.
6.2.12 Pertambangan Batu Bara
Produksi batubara di Kabupaten Lahat tersebar di Kecamatan Merapi Barat, Merapi
Timur, Merapi Selatan, dan Lahat. Jumlah produksi batubara di Kabupaten Lahat pada tahun
2012 sebesar 4.650.702,562 MT. Perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan
operasi produksi berjumlah 33 (tiga puluh tiga) perusahaan, sedangkan yang masih tahap
izin usaha pertambangan eksplorasi berjumlah 15 (lima belas) perusahaan. Kabupaten
Lahat menyumbang 25%-30% terhadap produksi batu bara Sumsel yang mencapai 20 juta
ton pada tahun lalu.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra daerah penghasil batubara antara lain
pengawasan produksi batubara, pengadaan peralatan yang mendukung pengawasan
pertambangan batubara, analisa kualitas produksi batubara, monitoring dan koordinasi bagi
pengembangan daerah-daerah penghasil batubara serta pengendalian kegiatan
penambangan.
6.2.13Pariwisata
Potensi pariwisata, baik wisata sejarah atau pun wisata alam di Kabupaten Lahat
tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, Tanjung Sakti Pumi,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 11
Kota Agung, Mulak Ulu, Gumay Ulu, Jarai, Pulau Pinang, Pagar Gunung, Merapi Selatan,
Pajar Bulan, Lahat, Muara Payang dan Pseksu.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra pariwisata ini adalah penyediaan dan
pengembangan fasilitas infrastruktur di tempat-tempat wisata, promosi kepariwisataan baik
di tingkat provinsi maupun nasional, pemeliharaan peninggalan sejarah, dan akses
pembiayaan untuk pengembang usaha kepariwisataan.
6.3. Gambaran Konektifitas Antar Kecamatan di Kabupaten Lahat
Konektifitas intrawilayah Kabupaten Lahat dilayani oleh jaringan jalan, Kabupaten
Lahat termasuk daerah jaringan jalan nasional jalur lintas timur (Jalintim). Jaringan jalan
Kabupaten Lahat juga berfungsi sebagai penyangga konektifitas antar wilayah yang
menghubungkan Kabupaten Muara Enim dengan Kabupaten Empat Lawang dan Kota Pagar
Alam.
Gambar 6.4Struktur Konektifitas antar kecamatan di Kabupaten Lahat
Pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Lahat merupakan simpul pelayanan sosial
ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Lahat, yang dapat terdiri atas:
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan Lahat di Kecamatan Lahat.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKLp), terdiri atas:
PKW LAHAT
PKL Merapi
PKL Kota Agung
PKL Tanjung Sakti
PKL Jarai
PKL Tanjung Aur
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 12
a. Kawasan Perkotaan Bunga Mas di Kecamatan Kikim Timur.
b. Kawasan Perkotaan Jarai di Kecamatan Jarai.
c. Kawasan Perkotaan Merapi di Kecamatan Merapi Barat.
d. Kawasan Perkotaan Kota Agung di Kecamatan Kota Agung.
e. Kawasan Perkotaan Pajar Bulan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi.
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas:
a. Kawasan Perkotaan Pagar Jati Kecamatan Kikim Selatan.
b. Kawasan Perkotaan Simpang Tiga Pumu Kecamatan Tanjung Sakti Pumu.
c. Kawasan Perkotaan Perangai Kecamatan Merapi Selatan.
d. Kawasan Perkotaan Tanjung Tebat Kecamatan Tanjung Tebat.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), terdiri atas:
a. Kecamatan Gumay Talang.
b. Kecamatan Kikim Barat.
c. Kecamatan Kikim Tengah.
d. Kecamatan Pajar Bulan.
e. Kecamatan Pseksu.
f. Kecamatan Pagar Gunung.
g. Kecamatan Mulak Ulu.
h. Kecamatan Merapi Timur.
i. Kecamatan Pulau Pinang.
j. Kecamatan Gumay Ulu.
k. Kecamatan Muara Payang.
l. Kecamatan Sukamerindu
Pengembangan sistem jaringan transportasi dimaksudkan untuk meningkatkan
keterkaitan kebutuhan dan peningkatan konektivitas antar wilayah kecamatan dan antar
kawasan permukiman yang dikembangkan dalam ruang wilayah kabupaten, serta
keterkaitannya dengan sistem jaringan konektivitas Provinsi. Selain itu, pengembangannya
juga untuk mewujudkan keselarasan dan keterpaduan antar pusat permukiman dengan
sektor kegiatan ekonomi daerah Kabupaten Lahat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 13
6.4 Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Kabupaten Lahat
Tahun 2015
Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Lahat tahun 2014
mengacu pada RPJPD Kabupaten Lahat Tahun 2005-2025 dan prioritas dalam RPJMD
Kabupaten Lahat tahap ketiga yaitu:
a. Penekanan optimalisasi baik pada sumber daya alam dan sumber daya manusia serta
pembangunan di segala bidang untuk mencapai kemandirian ekonomi daerah.
Pencapaian kemandirian ekonomi daerah ditandai dengan daya saing perekonomian
yang berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki daerah.
b. Kesejahteraan rakyat terus membaik, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi. Kualitas sumber daya manusia ditandai dengan relevansi pendidikan dengan
kebutuhan lapangan pekerjaan yang semakin baik, meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh
kembang optimal serta kesejahteraan dan perlindungan anak, tercapainya kondisi
penduduk tumbuh seimbang dan semakin mantapnya budaya inovasi dan karakter
bangsa.
c. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh
terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung
kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan menjunjung nilai-
nilai kelestarian.
d. Pemanfaatan sumber daya alam semakin terarah untuk menunjang kemandirian
ekonomi dengan cara-cara kerja yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan daya
saing perekonomian yang semakin kompetitif dan semakin terpadunya industri
manufaktur dengan pertanian serta sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan.
e. Terpenuhinya infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama pemerintah
dengan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan,
teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk
mendorong peningkatan efisiensi, produktifitas, penguasaan dan penerapan teknologi
oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
f. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai dengan
berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, terpenuhinya pasokan tenaga listrik
yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan
elektrifikasi pedesaan dapat dicapai dengan mulai dimanfaatkannya faktor keselamatan
secara ketat, terselenggaranya pelayanan jaringan komunikasi dan teknologi informasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 14
yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat yang tanggap terhadap berbagai
teknologi informasi.
g. Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi
sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air
minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan
infrastruktur pedesaan akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung
pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu, pemenuhan kebutuhan hunian dilengkapi
dengan prasarana dan sarana pendukung bagi masyarakat terus meningkat karena
didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan,
efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa
permukiman kumuh.
h. Penguatan supremasi hukum dengan berbagai konsekuensi eksternalitasnya untuk tetap
mempertahankan nilai-nilai keamanan, iklim politik yang demokratis serta penegakan
hak-hak asasi manusia yang bersumber Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
sejalan dengan pelayanan umum yang lebih efisien serta penyelenggaraan desentralisasi
dan otonomi daerah yang mulai memberikan kontribusi pada peningkatan pelayanan
masyarakat, penningkatan kapasitas pemerintahan mewujudkan tata kepemrintahan
yang bersih, berwibawa sesuai dengan konsep good governance.
Dengan memperhatikan strategi tersebut, maka arah dan prioritas pengembangan
wilayah Kabupaten Lahat tahun 2016 adalah sebagai berikut:
6.4.1 Kecamatan Tanjung Sakti Pumu
Luas wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumu adalah 229,61 km² dengan kepadatan
pendudukan 58,90 penduduk per kilometer persegi dibagi dalam 14 (empat belas) wilayah
desa yang mencakup 38 (tiga puluh delapan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk
Kecamatan Tanjung Sakti Pumu sebesar 13.933 orang yang terdiri dari 7.174 orang laki-laki
dan 6.759 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Tanjung Sakti Pumu masih tergolong
penduduk muda, mereka umumnya berada pada usia sekolah, oleh karena itu dibutuhkan
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai terlebih-lebih dalam rangka menyukseskan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Pada Tahun 2014 jumlah sekolah diseluruh
tingkatan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu sebanyak 20 (dua puluh) unit sekolah. Yang
terdiri dari tingkat Taman Kanak – kanak (TK) sederajat berjumlah 2 unit, tingkat Sekolah
Dasar (SD) sederajat berjumlah 14 unit dengan 12 Unit Sekolah berstatus negeri dan 2 unit
diantaranya berstatus swasta. Untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
sederajat sebanyak 3 unit dengan 2 unit berstatus negeri dan 1 unit berstatus swasta.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 15
Sedangkan tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA) tersedia 1 unit yang terdiri dari 1 unit SMA
berstatus negeri yang terletak di Desa Batu Rancing.
Untuk pembangunan dibidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan
prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2014 jumlah fasilitas kesehatan yang ada di
Kecamatan Tanjung Sakti Pumu terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas
pembantu, 4 (empat) praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 8 (delapan) unit poskesdes
dan 14 (empat belas) unit posyandu. Sedangkan tenaga kesehatan yang tersedia terdiri dari
1 (satu) orang dokter, 10 (sepuluh) orang bidan, 9 (sembilan) orang tenaga kesehatan dan
14 orang dukun bayi.
Di bidang pertanian, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu memiliki luas lahan sawah
sebesar 913 ha, dengan sistem pengairan setengah teknis dan sederhana PU. Sementara
bunan /pada subsektor perkebunan, mayoritas komoditi perkebunan terbesar adalah
tanaman kopi dengan produksi di tahun 2014 sebesar 2.447,50 ton. Untuk sektor
peternakan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu memiliki berbagai macam populasi ternak
dengan populasi terbesar adalah populasi kambing sebanyak 692 ekor, kerbau sebanyak 82
ekor dan domba sebanyak 46 ekor. Sedangkan populasi unggas terbesar adalah ayam
pedaging dengan jumlah populasi sebanyak 40.645 ekor kemudian ayam kampung
sebanyak 3.567 ekor dan itik sebanyak 669 ekor. Di sektor perikanan, jenis budidaya ikan
yang dikembangkan dilakukan dengan berbagai cara antara lain perairan umum dengan
produksi 58,95 ton, kolam dengan produksi 184,34 ton dan sawah dengan produksi 22,44
ton.
Di wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi seluruh desa sudah teraliri listrik PLN
dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.926 pelanggan. Di bidang infrastruktur, jalan
merupakan sarana transportasi yang sangat vital bagi perkembangan ekonomi di Kecamatan
Tanjung Sakti Pumu, semakin panjang dan baik kualitas jalan maka semakin lancar dan
berkembang perekonomian di daerah tersebut. Kondisi jalan yang menuju desa – desa di
Kecamatan Tanjung Sakti Pumu memiliki kualitas yang cukup baik sehingga akses
transportasi menuju desa – desa di Kecamatan Tanjung Sakti Pumu tersebut menjadi
lancar.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumu pada
tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang
memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja,
dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian (padi sawah), perkebunan
(kopi), peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan
Tanjung Sakti Pumu diarahkan pada:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 16
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan akses produksi
menuju ke perkebunan serta pengembangan pariwisata
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Pengembangan dan peningkatan produksi perkebunan khususnya tanaman kopi
Peningkatan produktivitas pertanian tanaman padi dengan fokus pemantapan jaringan
irigasi perdesaan
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan (ternak sapi, kerbau, kambing dan
ikan)
Pengembangan produktivitas tanaman pangan termasuk tanaman sayur-sayuran
Pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan.
6.4.2 Kecamatan Tanjung Sakti Pumi
Kecamatan Tanjung Sakti Pumi memiliki luas wilayah seluas 271 kilometer persegi
(km²) dibagi dalam 18 (delapan belas) wilayah desa yang mencakup 48 (empat puluh
delapan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Sakti Pumi sebesar
15.805 jiwa yang terdiri dari 8.082 orang laki-laki dan 7.723 orang perempuan. Penduduk
Kecamatan Tanjung Sakti Pumi banyak tergolong penduduk muda, berarti mereka umumnya
berada pada usia sekolah, oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan
yang memadai terlebih-lebih dalam rangka mensukseskan program wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun. Saat ini, jumlah sekolah diseluruhtingkatan di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi
sebanyak 28 (dua puluh delapan) unit sekolah. Dengan 4 (empat) unit TK, 16 unit SD, 6
(enam) unit SMP, dan 2 (dua) unit SMA dengan 1 (satu) unit SMA berstatus negeri dan 1
(satu) unit SMK berstatus negeri.
Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Tanjung Sakti
Pumi antara lain 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh)
praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 12 (dua belas) unit puskesdes, 21 unit posyandu.
Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 21 orang bidan, 19
orang tenaga kesehatan, dan 19 dukun bayi.
Di bidang pertanian, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi memiliki luas lahan sawah
sebesar 1.746 ha. Sementara untuk lahan perkebunan memiliki areal panen seluas 4.325 ha.
Komoditi perkebunan yang paling banyak ditemui di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi adalah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 17
tanaman kopi dengan produksi sebesar 2.072,50 ton. Untuk sektor peternakan, Kecamatan
Tanjung Sakti Pumu memiliki banyak populasi ternak antara lain kambing, sapi potong,
domba dan kerbau. Sedangkan populasi unggas di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi adalah
ayam pedaging, ayam kampung dan itik.
Seluruh desa di wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi seluruh desa sudah teraliri
listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.926 pelanggan. Di bidang infrastruktur,
hampir semua kondisi jalan menuju desa di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi sudah baik
sehingga akses transportasi di kecamatan menjadi lancar.
Secara umum, kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Tanjung Sakti Pumi pada
tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang
memiliki peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja,
dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian (padi sawah), perkebunan
(kopi), peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan
Tanjung Sakti Pumi diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, akses produksi
pertanian dan perkebunan serta pariwisata
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Pengembangan dan peningkatan produksi perkebunan khususnya tanaman kopi
Peningkatan produktivitas pertanian tanaman padi dengan fokus pemantapan jaringan
irigasi
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan
Pemantapan akses pemasaran hasil produksi
Pengembangan koperasi petani
Pengembangan produktivitas tanaman pangan termasuk tanaman sayur-sayuran
Pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan
6.4.3 Kecamatan Kota Agung
Kecamatan Kota Agung memiliki wilayah seluas 151,98 kilometer persegi (km²).
Secara administratif, Kecamatan Kota Agung dibagi dalam 22 (dua puluh dua) wilayah desa
yang mencakup 61 (enam puluh satu) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk
Kecamatan Kota Agung sebanyak 12.618 orang yang terdiri dari 6.537 orang laki-laki dan
6.081 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Kota Agung masih tergolong penduduk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 18
muda, dimana mereka umumnya berada pada usia sekolah, sehingga dibutuhkan sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai terlebih-lebih dalam rangka mensukseskan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Jumlah sekolah diseluruhtingkatan di
Kecamatan Kota Agung sebanyak 23 unit, yang terdiri dari 5 (lima) unit TK, 12 unit SD, 5
(lima) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA.
Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kota Agung
terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 3 (dua) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) praktek
bidan, 1 (satu) praktek dokter, 12 (dua belas) unit puskesdes dan 23 unit posyandu. Dalam
melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 14 (empat belas) orang
bidan, 12 (dua belas) orang tenaga kesehatan serta 13 (tiga belas) orang dukun bayi.
Dengan sarana kesehatan yang memadai diharapkan dapat memberikan pelayanan
kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Pembangunan di bidang perekonomian yang dilakukan pemerintah dalam tahapan
pembangunan yang telah dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung
oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih
penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang bekerja disektor ini masih sangat besar.
Luas panen untuk areal persawahan di Kecamatan Kota Agung seluas 2.646 ha dengan
produksi 12.715,16 ton, jagung dengan luas panen 4 ha dan produksi 28.28 ton, kacang
tanah 38 ha dengan produksi 51,5 ton dan ubi kayu dengan luas panen 1 ha dan produksi
17,82 ton . Sedangkan luas lahan perkebunan di kecamatan Kota Agung sebesar 3.990 ha.
Komoditi terbesar pada sektor perkebunan adalah tanaman Kopi dengan produksi 1.520,40
ton dan luas tanaman 2.847 ha.
Di bidang ketenagalistrikan, sebanyak 21 desa di Kecamatan Kota Agung sudah
teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.157 pelanggan , sementara satu
desa yang belum teraliri listrik PLN yaitu Desa Tunggul Bute, tetapi di Desa Tunggul Bute
telah dibangun PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) berkapasitas 62,5 KVA atau
sebesar 50 KW yang cukup mengaliri listrik untuk seluruh masyarakat diseluruh desa
tersebut.
Di bidang infrastruktur, jalan merupakan sarana/prasarana yang sangat vital bagi
perkembangan ekonomi dan transportasi daerah, semakin baik dan banyak jalan maka
semakin lancar dan berkembang perekonomiannya. Sebagian besar kondisi jalan menuju
desa – desa di Kecamatan Kota Agung sudah cukup baik, dilihat dari 22 desa yang ada
sebanyak 20 jalan menuju desa sudah di aspal, 2 (dua) desa sudah dilakukan pengerasan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 19
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kota Agung pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan
pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi dan
pelaksanaan penyuluhan tentang pemanfaatan bibit/benih unggul, serta didukung
jaminan kelancaran distribusi pupuk.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan dan pelaksanaan penyuluhan
tentang peternakan, serta didukung jaminan kelancaran distribusi pakan ternak.
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman kopi.
6.4.4 Kecamatan Mulak Ulu
Kecamatan Mulak Ulu merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Agung memiliki
wilayah seluas 161,86 Kilometer persegi (Km²) dibagi dalam 26 (dua puluh enam) wilayah
desa yang mencakup 68 (enam puluh delapan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk
Kecamatan Mulak Ulu sebesar 17.389 orang yang terdiri dari 9.009 orang laki-laki dan 8.380
orang perempuan. Penduduk Kecamatan Kota Agung masih tergolong penduduk muda,
sehingga mereka umumnya berada pada usia sekolah. Saat ini jumlah sekolah seluruh
tingkatan di Kecamatan Mulak Ulu sebanyak 32 unit, yang terdiri dari 10 (sepuluh) unit TK,
17 unit SD, 4 (empat) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA.
Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Mulak Ulu saat
ini terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 5 (lima) praktek
bidan, 1 (satu) praktek dokter, 6 (enam) unit puskesdes dan 27 (dua puluh tujuh) unit
posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 7 (tujuh)
orang bidan, dan 6 (enam) orang tenaga kesehatan. Dengan sarana kesehatan yang ada
diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 20
Pembangunan di bidang perekonomian yang dilakukan pemerintah pada Kecamatan
Mulak Ulu yang telah dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung oleh
sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting
lagi disebabkan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih sangat besar. Luas
panen untuk areal persawahan di Kecamatan Kota Agung sebesar 3.591 ha dengan produksi
15.861,37 ton, kedelai dengan luas panen 34 ha dan produksi 45,28 ton, jagung 4 ha
dengan luas panen 12,38 ton, kacang tanah seluas 4 ha dengan produksi 5,56 ton, dan ubi
kayu dengan luas panen 2 ha dan produksi 37,43 ton. Adapun luas panen lahan perkebunan
di kecamatan Kota agung seluas 5897 ha. Perkebunan rakyat merupakan jenis perkebunan
yang diusahakan di Kecamatan Mulak Ulu, baik yang berumur pendek maupun yang
berumur panjang. Perkebunan kopi merupakan lahan yang paling luas yang banyak
diusahakan masyarakat Kecamatan Mulak Ulu dengan produksi sebesar 2.383,20 ton
dengan luas panen 4.646 ha. Selain tanaman kopi, tanaman karet juga merupakan komoditi
andalan di Kecamatan Mulak Ulu dengan luas panen 906 ha dan produksi 513,60 ton. Pada
sektor peternakan, kelompok ternak besar yang paling banyak di Kecamatan Mulak Ulu
adalah sapi potong sebanyak 238 ekor, sedangkan untuk ternak kecil adalah kambing
sebanyak 1.937 ekor.
Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah desa di Kecamatan Mulak Ulu sudah teraliri
listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.487 pelanggan. Pada bidang infrastruktur,
sebagian besar kondisi jalan menuju desa - desa di Kecamatan Mulak Ulu sudah cukup baik,
dilihat dari 26 (dua puluh enam) desa yang ada akses jalan menuju 23 (dua puluh tiga)
desa sudah di aspal, sedangkan akses jalan menuju 3 (tiga) desa sudah dilakukan
diperkeras.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Mulak Ulu pada tahun 2014
menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran
besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan
pada :
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Perluasan pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 21
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian (padi sawah), perkebunan (tanaman kopi) dan
peternakan melalui peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit benih unggul,
peningkatan distribusi pupuk.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan
Bantuan dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman perkebunan
Pengembangan koperasi petani
Pemantapan akses pemasaran produksi
6.4.5 Kecamatan Tanjung Tebat
Kecamatan Tanjung Tebat merupakan kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan
Kota Agung yang mempunyai wilayah seluas 82,72 kilometer persegi (km²), terdiri dari 14
(empat belas) desa yang mencakup 34 (tiga puluh empat) dusun. Pada tahun 2014, jumlah
penduduk Kecamatan Tanjung Tebat sebanyak 8.132 orang yang terdiri dari 4.195 orang
laki-laki dan 3.937 orang perempuan. Penduduk Kecamatan Tanjung Tebat mayoritas masih
tergolong penduduk muda, dimana mereka umumnya berada pada usia sekolah, oleh karen
itu dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang baik. Saat ini jumlah sekolah dengan
seluruh tingkatan di Kecamatan Tanjung Tebat sebanyak 16 unit, yang terdiri dari 3 (tiga)
unit TK, 11 (sebelas) unit SD, dan 2 (dua) unit SMP.
Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Tanjung Tebat
terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) buah
praktek dokter, 9 (sembilan) praktek bidan, 9 (sembilan) unit poskesdes dan 16 (enam
belas) buah posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang
dokter, 9 (sembilan) orang bidan, 6 (enam) orang tenaga kesehatan serta 15 (lima belas)
orang dukun bayi.
Pembangunan bidang perekonomian yang dilakukan pemerintah di Kecamatan
Tanjung Tebat, dalam tahapan pembangunan yang telah dilaksanakan diarahkan pada
sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting
lagi disebabkans mayorit penduduk di Kecamatan Tanjung Tebat bekerja di sektor
pertanian. Luas panen areal persawahan di Kecamatan Tanjung Tebat adalah seluas 2.320
ha, tanaman jagung seluas 4 ha dengan produksi 28,68 ton, kacang tanah 17 ha dengan
produksi 22,8 ton dan ubi kayu seluas 2 ha dengan produksi 34,68 ton . Sementara itu
tanaman perkebunan yang paling dominan di Kecamatan Tanjung Tebat adalah tanaman
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 22
kopi dengan produksi mencapai 709,20 ton dan tanaman karet dengan produksi 818,64 ton.
Selain itu terdapat juga tanaman kelapa sawit dengan produksi 49 ton, kelapa 10,40 ton,
lada 6,4 ton dan kakao sebesar 7 ton.
Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah Kecamatan Tanjung Tebat saat ini sudah
teraliri listrik PLN, dengan jumlah pelanggan PLN sebanyak 2.220 pelanggan. Begitu juga
dengan sarana/prasarana transportasi, secara keseluruhan sudah baik. dari 14 (empat
belas) desa yang ada seluruh akses jalan yang menuju desa –desa di Kecamatan Tanjung
Tebat telah diaspal, dengan tersediaanya sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
meningkatan perekonomian masyarakat di Kecamatan Tanjung Tebat tersebut.
Kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kota Agung pada tahun 2014 secara
umum menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan
pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman kopi
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan (seperti bibit ikan dan ternak
sapi/kambing)
Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak
Pengembangan produktivitas pertanian tanaman pangan
6.4.6 Kecamatan Pulau Pinang
Kecamatan Pulau Pinang dengan ibu kota Kecamatan Desa Jati memiliki wilayah
seluas 164,67 kilometer persegi (km²). Secara administratif, Kecamatan Pulau Pinang dibagi
dalam 14 (empat belas) desa yang semuanya berstatus definitif dan mencakup 32 (tiga
puluh dua) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Pulau - Pinang sebesar
11.560 orang yang terdiri dari 5.941 orang laki-laki dan 5.619 orang perempuan.
Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Pulau
Pinang saat ini untuk seluruh tingkatan adalah sebanyak 22 (dua puluh dua) unit sekolah.
Yang terdiri dari 6 (enam) unit TK, 13 unit SD, 2 (dua) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 23
Sedangkan pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Pulau Pinang
terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 13 (tiga belas)
praktek bidan, 9 (sembilan) unit poskesdes dan 14 (empat belas) unit posyandu. Sedangkan
jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Pulau – Pinang terdiri dari 11 (sebelas)
Bidan, 10 (sepuluh) tenaga kesehatan, serta 37 dukun bayi.
Kecamatan Pulau Pinang merupakan daerah pertanian, luas panen tanaman padi
sawah di Kecamatan Pulau – Pinang adalah seluas 1.500 ha dengan produksi 6.504,84 ton,
padi ladang dengan luas panen 150 ha dan produksi 469,80 ton, jagung 14 ha dengan
produksi 72,66 ton, kedelai 60 ha dengan produksi 80,40 ton, dan ubi kayu 32 ha dengan
produksi 394,79 ton. Sedangkan untuk areal tanam perkebunan adalah seluas 3.384,20 ha,
dengan komoditi terbesar adalah tanaman karet dengan areal tanam seluas 1.624 ha dan
produksi 2.440,8 ton, serta tanaman kopi dengan areal tanam seluas 1.626 ha dan produksi
437,6 ton, selain kedua jenis tanaman tersebut terdapat juga jenis tanaman lain yang
dikembangkan di Kecamatan Pulau – Pinang antara lain kelapa, Kelapa Sawit, lada, Kakao,
Kemiri, dan Pinang. Untuk sektor peternakan, populasi ternak yang paling banyak di
Kecamatan Pulau Pinang adalah ternak kambing dengan populasi 1.483 ekor, kemudian
disusul dengan ternak sapi potong sebanyak 656 ekor, domba dan kerbau sebanyak 266
ekor dan 134 ekor. Untuk populasi unggas, masih didominasi oleh ayam pedaging dan ayam
kampung dengan populasi masing – masing 33.181 ekor dan 4.041 ekor serta itik dengan
populasi sebanyak 1.344 ekor.
Di bidang ketenagalistrikan, seluruh desa di Kecamatan Pulau – Pinang sedah dialiri
oleh jaringan listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.302 pelanggan. Sedangkan
untuk infrastruktur jalan, sebanyak 11 desa di Kecamatan Pulau Pinang sudah diaspal dan 3
desa sudah dilakukan pengecoran . Selain lisrik dan jalan, sarana/prasarana pos dan
telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu
daerah. Di Kecamatan Pulau Pinang, jumlah sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi
masih sangat minim karena hanya tersedia 7 (tujuh) desa yang baru terjangkau posling dan
hanya sekitar 2 (dua) desa yang memiliki menara BTS/ menara telepon seluler.
Di bidang Pariwisata, Kecamatan Pulau Pinang memiliki banyak potensi wisata alam
dan wisata peninggalan sejarah seperti megalith yang tersebar di beberapa desa dalam
Kecamatan Pulau Pinang serta wisata alam seperti tanaman agro wisata jagung manis dan
air terjun yang terdapat di desa Karang Dalam dan beberapa desa – desa lainnya di wilayah
Kecamatan Pulau - Pinang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 24
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pulau Pinang pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Pulau Pinang diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman karet, kelapa, kopi dan lada.
Peningkatan produktivitas peternakan
Peningkatan jaringan telekomunikasi
Peningkatan infrastruktur penunjang dan pengembangan pariwisata.
6.4.7 Kecamatan Pagar Gunung
Kecamatan Pagar Gunung merupakan hasil dari pemekaran Kecamatan Pulau –
Pinang, yang terdiri dari 20 (dua puluh) desa dengan jumlah dusun sebanyak 72 (tujuh
puluh dua) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Pagar Gunung sebesar
12.163 jiwa yang terdiri dari 6.265 orang laki-laki dan 5.898 orang perempuan.
Di bidang pendidikan, Saat ini jumlah sarana dan prasarana pendidikan untuk
seluruh tingkatan di Kecamatan Pagar – Gunung adalah sebanyak 24 (dua puluh empat)
unit, yang terdiri dari 5 (lima) unit TK, 16 (enam belas) unit SD sederajat, 2 (dua) unit SLTP
sederajat dan 1 (satu) unit SMA. Sedangkan jumlah sarana dan prasarana kesehatan terdiri
dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) praktek dokter,
12 (dua belas) unit poskesdes, dan 21 (dua puluh satu) unit posyandu. Sarana kesehatan
tersebut didukung oleh tenaga kesehatan yang meliputi 22 ( dua puluh dua ) orang
perawat, 17 (tujuh belas) orang bidan, 1 (satu) orang tenaga kesehatan masyarakat.
Di bidang perekonomian, sebagaian besar penduduk di Kecamatan Pagar Gunung
bekerja di bidang pertanian. Luas areal persawahan di Kecamatan Pagar Gunung adalah
seluas 1.126 ha dengan sistem pengairan irigasi setengah teknis seluas 148 ha, irigasi
sederhana PU 335 ha dan sederhana non PU seluas 643 ha. Untuk areal perkebunan di
Kecamatan Pagar Gunung mencapai 5.223 ha, yang didominasi oleh tanaman kopi dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 25
karet. Sedangkan disektor peternakan sapi perah, sapi potong dan kerbau masih
mendominasi peternakan di Kecamatan tersebut. Untuk budidaya perikanan, sistem
pemeliharaan/ penangkapan ikan di Kecamatan Pagar Gunung dilakukan dengan sistem
perairan umum dengan produksi 43,18 ton, kolam dengan luas areal pemeliharaan 16,10 ha
dan produksi 110,88 ton, serta sawah dengan luas areal pemeliharaan 79,90 ha dan
produksi 66,19 ton.
Di bidang kelistrikan, seluruh desa di wilayah Kecamatan Pagar Gunung sudah teraliri
listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.974 pelanggan. Di bidang infrastruktur
jalan, seluruh akses jalan menuju desa – desa di Kecamatan Pagar Gunung sudah diaspal.
Begitu juga dengan sarana perhubungan serta komunikasi saat ini juga sudah cukup baik.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pagar Gunung pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Kota Agung diarahkan
pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan, serta pariwisata
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian (padi sawah, kedelai dan padi ladang) dengan fokus
pemantapan jaringan irigasi Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman
kopi dan karet.
Peningkatan produktivitas peternakan terutama ternak sapi dan kerbau
Pengembangan koperasi petani
Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani
6.4.8 Kecamatan Gumay Ulu
Kecamatan Gumay Ulu yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pulau
Pinan,memiliki wilayah dengan luas 87,01 kilometer persegi (km²). Secara administratif
dibagi dalam 10 (sepuluh) desa dengan satuan lingkungan setempat sebanyak 23 dusun
dan 20 RT. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Gumay Ulu sebesar 5.250 jiwa
yang terdiri dari 2.822 orang laki-laki dan 2.428 orang perempuan. Kecamatan Gumay Ulu
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 26
merupakan kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya. Penduduk Kecamatan
Gumay Ulu masih tergolong penduduk muda, mereka umumnya berada pada usia sekolah.
Jumlah sekolah diseluruhtingkatan di Kecamatan Gumay Ulu sebanyak 10 (sepuluh) unit,
yang terdiri dari 7 (tujuh) unit SD, 2 (dua) unit SLTP, dan 1 (satu) unit SMA.
Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Gumay Ulu
terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) praktek dokter, 7 (tujuh) unit poskesdes dan
10 (sepuluh) unit posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang
dokter, 7 (tujuh) orang bidan dan 17 (tujuh belas) orang dukun bayi. Dengan sarana
kesehatan yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada
masyarakat di Kecamatan Gumay Ulu.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Gumay Ulu masih sangat bergantung pada
sektor perkebunan dan pertanian. Luas panen tanaman perkebunan di Kecamatan Gumay
Ulu mencapai 3.866 ha. Jenis komoditi perkebunan yang paling banyak diusahakan
masyarakat adalah kopi dan karet. Dengan luas tanaman kopi mencapai 2.360 ha dan
produksi sebesar 300 ton, sedangakan tanaman karet memiliki luas areal panen sebesar
1.318 ha dan produksi 1.142,64 ton. Untuk tanaman pangan, luas panen padi sawah di
Kecamatan Gumay ulu mencapai 571 ha dengan produksi 2.286,49 ton, padi ladang 150 ha
dengan produksi 469,80 ton, jagung 12 ha dengan produksi 29,80 ton, ubi kayu 4 ha
dengan produksi 72,88 ton. Sementara untuk sektor peternakan, masih didominasi jenis
ternak kecil yaitu kambing dengan populasi 565 ekor dan domba dengan populasi 498 ekor.
Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah desa di Kecamatan Gumay Ulu sudah teraliri
listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 933 pelanggan. Pada bidang infrastruktur,
kondisi jalan di Kecamatan Gumay Ulu relatif baik namun masih ada beberapa desa sampai
saat ini masih perlu mendapat perhatian, yaitu Desa Padang muara , Rindu Hati, Lubuk Selo
dan Sumber Karya.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Gumay Ulu pada tahun 2014
menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran
besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Gumay Ulu diarahkan
pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 27
Peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Pengembangan sektor pertanian tanaman pangan
Perluasan pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Peningkatan produktivitas perkebunan (tanaman kopi dan karet)
Peningkatan produktivitas peternakan (kambing, dan domba)
Peningkatan pembangunan fasilitas pendukung bidang kepariwisataan
Pemantapan pemasaran hasil produksi
Pengembangan pembangunan jaringan listrik
6.4.9 Kecamatan Jarai
Kecamatan Jarai memilik luas wilayah sebesar 137,22 Kilometer persegi (Km²) yang
terdiri dari 21 (dua puluh satu) desa yang kesemuanya berstatus definitif dengan satuan
lingkungan tempat terkecil yaitu dusun berjumlah sebanyak 59 dusun. Jumlah penduduk
Kecamatan Jarai pada tahun 2014 berjumlah 20.220 jiwa yang terdiri dari 10.402 orang laki-
laki dan 9.818 orang perempuan.
Penduduk Kecamatan Jarai banyak yang berada pada usia sekolah. Saat ini, jumlah
sekolah untuk seluruh tingkatan di Kecamatan Jarai sebanyak 22 (dua puluh dua) unit, yang
terdiri dari 5 (lima) TK, 12 (dua belas) SD, 2 (dua) SMP, dan 2 (dua) SMA serta 1 (satu)
SMK. Untuk TK terdiri dari 1 (satu) TK negeri dan 4 (empat) TK swasta, SD terdiri dari 10
(sepuluh) SD negeri dan 2 (dua) SD swasta, SMP terdiri dari 1 (satu) SMP negeri dan 1
(satu) SMP swasta, SMA terdapat 1 (satu) SMA negeri dan 1 (satu) swasta, sedangkan SMK
berstatus sekolah negeri.
Pada bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Jarai
terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas pembantu, 1 (satu) praktek
dokter, 6 (enam) praktek bidan, 10 (sepuluh) unit poskesdes, 21 (dua puluh satu) unit
posyandu. Dalam melakukan pelayanan kesehatan tersedia 1 (satu) orang dokter, 19
(sembilan belas) orang bidan, 13 (tiga belas) orang tenaga kesehatan (perawat) serta 41
(empat puluh satu) dukun bayi. Dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada diharapkan
dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Di bidang pertanian, mayoritas penduduk Kecamatan Jarai adalah bekerja disektor
pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Untuk tanaman
pangan, luas panen padi sawah di Kecamatan Jarai saat ini adalah seluas 1.907 ha dengan
produksi 8.670,74 ton. Selain padi Kecamatan ini juga merupakan penghasil tanaman
pangan berupa jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Di bidang perkebunan
Kecamatan Jarai banyak menghasilkan kopi, kakao, lada dan kelapa, dimana kopi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 28
merupakan komoditas terbesar yang dihasilkan dibandingkan dengan yang lainnya. Luas
panen lahan perkebunan di Kecamatan Jarai saat ini adalah seluas 4.481 ha, dengan luas
tanaman kopi seluas 3.063 ha dan produksi 2.314,80 ton, serta tanaman kakao dengan luas
tanaman seluas 1.300 ha dan produksi 480 ton. Di sektor peternakan, ternak besar yang
terdapat di kecamatan ini antara lain berupa kambing dengan populasi sebanyak 1.454 ekor,
sapi potong 464 ekor dan domba 123 ekor. Sedangkan jenis unggas yang banyak terdapat
di Kecamatan ini adalah ayam pedaging dengan populasi 26.240 ekor, ayam kampung 7025
ekor, dan itik 1.854 ekor. Untuk sektor perikanan warga di Kecamatan Jarai juga
mengusahakan jenis perikanan tangkap dengan menggunakan media kolam dan sawah.
Luas areal pemeliharaan/ penagkapan ikan dengan media kolam adalah 18.40 ha dan
produksi 158,87 ton. Sedangkan dengan metode sawah seluas 59,80 ha dan produksi 52,04
ton.
Di bidang kelistrikan, seluruh desa di Kecamatan Jarai sudah teraliri listrik PLN
dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.578 pelanggan. Pada bidang infrastruktur jalan,
kondisi akses jalan yang menuju desa - desa di Kecamatan Jarai sudah cukup baik.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Jarai pada tahun 2014
menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran
besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Jarai diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Pengembangan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas pertanian (padi sawah), perkebunan (tanaman kopi, kakao)
dan peternakan melalui peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit benih unggul,
peningkatan distribusi pupuk.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan
Pemantapan akses pemasaran
Pemberdayaan koperasi petani
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 29
6.4.10Kecamatan Muara Payang
Kecamatan Muara Payang dengan Ibu Kota Kecamatan Desa Lawang Agung Lama
mempunyai wilayah seluas 73,64 Kilometer persegi (Km²). Secara administratif, Kecamatan
Muara Payang terdiri dari 7 (tujuh) desa yang semuanya berstatus definitif yang mencakup
25 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Muara Payang sebesar 8.768 jiwa
yang terdiri dari 4.583 orang laki-laki dan 4.185 orang perempuan.
Di didang pendidikan jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Muara Payang saat
ini untuk seluruh tingkatan adalah sebanyak 14 unit sekolah. Yang terdiri dari 3 (tiga) unit
TK, 8 (delapan) unit SD, 2 (dua) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA.
Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Muara Payang
terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 3 (tiga) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) praktek
bidan, 3 (tiga) unit poskesdes, 8 (delapan) unit posyandu. Untuk melakukan pelayanan
kesehatan tersebut tersedia tenaga kesehatan yang terdiri dari 8 (delapan) orang bidan, 6
(enam) orang tenaga kesehatan serta 10 (sepuluh) orang dukun bayi.
Kecamatan Muara Payang merupakan daerah pertanian dan perkebunan. Bila dirinci
luas panen lahan persawahan yang ada di Kecamatan ini adalah seluas 524 ha dengan
produksi 2.364,37 ton. Selain persawahan sub sektor tanaman pengan lainnya yang ada di
Kecamatan ini adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah.Sedangkan luas lahan
perkebunan di Kecamatan Muara Payang seluas 2.766 ha, dimana jenis komoditi
unggulannya adalah tanaman kopi dengan luas tanam sebesar 1.983 ha dan produksi 859
ton, tanaman kakao dengan luas tanam 683 ha dengan produksi 859 ton, selain itu
adapula tanaman lada dan kelapa tetapi tidak terlalu besar. Pada sektor peternakan,
populasi ternak yang paling banyak di Kecamatan Muara Payang adalah ternak kambing,
kemudian disusul dengan ternak sapi dan domba. Pada populasi unggas, masih didominasi
oleh ayam pedaging, ayam kampung dan itik. Di bidang perikanan, Kecamatan Muara
Payang memelihara ikan dengan media Kolam dan sawah.
Di bidang infrastruktur jalan, kondisi jalan menuju desa di Kecamatan Muara Payang
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari sudah diaspalnya seluruh jalan yang menuju ke desa –
desa di kecamatan tersebut. Sementara di bidang kelistrikan, seluruh wilayah Kecamatan
Muara Payang sudah teraliri oleh listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.206
pelanggan.
Di bidang Pariwisata, Kecamatan Muara Payang memiliki banyak potensi wisata
alam salah satunya adalah air terjun yang terletak di Desa Lawang Agung Lama. Saat ini
telah ada upaya dari pemerintah untuk mengembangkan dan mengenalkan Tempat wisata
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 30
alam ini, mulai dari pembangunan akses jalan menuju tempat wisata sampai penyediaan
fasilitas – fasilitas pendukung lainnya. Dibidang Komunikasi, sarana dan prasarana pos dan
telekomunikasi di Kecamatan Muara Payang sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah
tersedianya pos keliling di seluruh desa – desa serta telah dibangunnya 2 (dua) menara
BTS/ menara telepon seluler di Kecamatan tersebut. Diharapkan dengan adanya fasilitas pos
dan telekomunikasi juga akan membantu pergerakan ekonomi di Kecamatan Muara Payang
tersebut.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Muara Payang pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
pariwisata. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Muara Payang diarahkan
pada:
Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, Pendidikan, Kesehatan, Akses
Produksi menuju areal Pertanian dan Perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Perluasan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi Peningkatan
produktivitas perkebunan terutama tanaman kakao, kopi dan lada.
Peningkatan produktivitas peternakan dan perikanan (ikan, kambing dan sapi)
Peningkatan infrastruktur pendukung dan pengembangan pariwisata
Pengembangan koperasi petani
6.4.11Kecamatan Kikim Barat
Kecamatan Kikim Barat dengan ibukota kecamatan adalah Desa Saung Naga
memiliki luas wilayah sebesar 6.296,79 km² terdiri dari 19 desa yang semuanya berstatus
definitif yang mencakup 52 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Kikim
Barat sebesar 15.455 jiwa yang terdiri dari 7.947 orang laki-laki dan 7.508 orang
perempuan.
Di bidang pendidikan jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Kikim Barat
saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 34 (tiga puluh empat) unit sekolah, dengan
rincian 13 (tiga belas) unit TK, 16 ( enam belas ) unit SD, 4 (empat) unit SMP dan 1 (satu)
unit SMA. Sedangkan di bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana
kesehatan yang tersedia. Saat ini jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kikim
Barat terdiri dari 2 (dua) unit puskesmas, 8 (delapan) unit puskesmas pembantu, 2 (dua)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 31
praktek bidan, 1 (satu) praktek dokter, 6 (enam) unit poskesdes, 5 (lima) unit polindes dan
11 (sebelas) unit posyandu. Fasilitas kesehatan tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan
yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 16 orang bidan, 16 orang tenaga kesehatan, serta 49
orang dukun bayi. Dengan sarana kesehatan yang ada diharapkan dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat di kecamatan tersebut.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Kikim Barat bermata pencaharian di bidang
pertanian dan perkebunan. Di bidang pertanian Kecamatan Kikim Barat memiliki luas panen
padi sawah seluas 333 ha dengan produksi 1.386,96 ton, padi ladang 175 ha dengan
produksi 548,10 ton.Selain padi subsektor tanaman pangan lainnya yang ada di kecamatan
ini adalah tanaman jagung dengan luas panen 2 ha dan produksi 19,58 ton, kedelai 10 ha
dengan produksi 13,70 ton, kacang tanah 1 ha dengan produksi 1,36 ton, kacang hijau 2 ha
dengan produksi 2,64 ton, ubi kayu 3 ha dengan produksi 51,57 ton,dan ubi jalar 1 ha
dengan produksi 11,65 ton. Di bidang Perkebunan luas panen areal perkebunan di
kecamatan ini mencapai 4.439 ha, dimana komoditas terbesar adalah tanaman kelapa sawit
dengan luas lahan sebesar 1.803 ha dengan produksi 25.560 ton, kemudian tanaman karet
dengan luas lahan sebesar 1.944 ha dengan produksi 3.039 ton. Selain itu terdapat juga
komoditas lain sepert kopi, kelapa dan kakao. Di sektor peternakan populasi hewan ternak
terbanyak di kecamatan ini adalah kambing dengan populasi 2.405 ekor, sapi potong
dengan populasi sebanyak 469 ekor, kerbau 351 ekor dan domba 247 ekor. Untuk pupulasi
unggas jumlah populasi terbanyak adalah ayam pedaging dengan populasi sebanyak 19.046
ekor, ayam kampung 8.265 ekor dan itik 1.205 ekor. Sedangkan untuk sektor perikanan,
budidaya ikan yang dikembangkan di kecamatan ini adalah dengan sistem tangkap di kolam
dan di sawah.
Di bidang infrastruktur jalan, akses jalan yang ada di kecamatan ini masih belum
memadai jika dibandingkan dengan kondisi jalan di kecamatan-kecamatan lain yang berada
di Kabupaten Lahat. Dimana masih banyak akses jalan yang menuju desa – desa di
Kecamatan Kikim Barat yang belum diaspal bahkan masih jalan tanah yang menyebabkan
kurang lancarnya akses menuju ke beberapa desa tersebut. Di bidang kelistrikan, masih
ada beberapa desa di Kecamatan Kikim Barat yang belum teraliri listrik PLN. Yaitu di Desa
Darma Raharja dan Desa Purnamasari. Tetapi di tahun 2015 ini pemerintah Kabupaten
Lahat melalui dinas Pertambangan dan Energi telah menganggarkan pembangunan jaringan
listrik ke dua desa tersebut, sehingga diharapkan di akhir tahun 2015 ini seluruh desa di
Kecamatan Kikim Barat sudah teraliri listrik.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Barat pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 32
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas
pembangunan di Kecamatan Kikim Barat diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, dan akses
produksi menuju areal pertanian serta perkebunan
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan sarana air bersih perdesaan terutama penyediaan sumur bor
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman karet, dan kelapa sawit.
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Peningkatan produktivitas pertanian terutama tanaman padi melalui bantuan bibit padi
varietas unggul
Pengembangan produktivitas peternakan untuk ternak sapi dan kambing
Pembangunan dan pengembangan jaringan listrik pedesaan
Pemberdayaan koperasi petani.
6.4.12Kecamatan Kikim Timur
Kecamatan Kikim Timur dengan ibu kota Kecamatan adalah Desa Bunga Mas
mempunyai wilayah seluas 564,45 Kilometer persegi (Km²). Secara administratif, Kecamatan
Kikim Timur dibagi dalam 32 (tiga puluh dua) wilayah desa yang semuanya berstatus
definitif dan mencakup 89 (delapan puluh sembilan) dusun. Pada tahun 2014, jumlah
penduduk Kecamatan Kikim Timur sebesar 27.351 jiwa yang terdiri dari 13.859 orang laki-
laki dan 13.492 orang perempuan. Kecamatan Kikim Timur sangat rentan dengan tanah
longsor terutama pada desa-desa yang terletak di sepanjang daerah aliran sungai. Hal ini
sangat membahayakan penduduk setempat yang tinggal sangat dekat dengan ketinggian
permukaan air sungai.
Di bidang pendidikan, saat ini jumlah sarana dan prasarana pendidikan untuk semua
tingkatan di Kecamatan Kikim Timur sebanyak 64 unit, yang terdiri dari 19 (sembilan belas)
unit TK, 31 (tiga puluh satu) unit SD, 8 (delapan) unit SMP, 5 (lima) unit SMA dan 1 (satu)
unit SMK. Di bidang kesehatan, pembangunan dibidang ini tidak terlepas dari jumlah sarana
dan prasarana kesehatan yang ada. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kikim
Timur terdiri dari 3 (tiga) unit puskesmas, 12 (dua belas) unit puskesmas pembantu, 9
(sembilan) praktek bidan, 2 (dua) praktek dokter, 20 (dua puluh ) poskesdes, 32 (tiga puluh
dua) posyandu dan 2 (dua) Apotik. Untuk melakukan pelayanan kesehatan tersebut tersedia
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 33
tenaga kesehatan yang terdiri dari 3 (tiga) orang dokter, 32 orang bidan, 23 orang tenaga
kesehatan, serta 68 orang dukun bayi.
Penduduk Kecamatan Kikim Timur sebagian besar bermata pencaharian di bidang
pertanian dan perkebunan. Pada subsektor tanaman pangan, luas panen padi sawah adalah
seluas 676 ha dengan produksi 2.761,10 ton, padi ladang 445 ha dengan produksi 1.393,73
ton.Selain padi jenis tanaman pangan yang terdapat di Kecamatan Kikim timur adalah
jagung, kedelai, kacang hijau dan ubi kayu. Dari keempat komoditas tersebut produksi ubi
kayu di kecamatan ini yang paling tinggi yaitu sebesar 628,55 ton, disusul kedelai sebesar
179,52 ton, kemudian jagung sebesar 2,8 ton dan kacang hijau sebesar 2,68 ton. Selain
sebagai daerah pertanian, Kecamatan Kikim Timur merupakan daerah perkebunan. Luas
lahan perkebunan di kecamatan ini mencapai 10.283,75 ha, dengan jenis komoditi
unggulannya karet, kelapa sawit dan kopi. Luas tanaman karet di kecamatan ini seluas
6.393 ha dengan produksi 10.831,2 ton, tanaman kelapa sawit mencapai 1.738 ha dengan
jumlah produksi 495 ton dan kopi seluas 2.072 ha dengan produksi 247,80 ton. Dibidang
peternakan, di Kecamatan Kikim Timur memiliki populasi sapi potong yang paling banyak
dibandingkan dengan hewan ternak besar lainnya yaitu sebesar 1. 966 ekor. Sedangkan
untuk ternak kecil populasi kambing paling banyak dibanding ternak kecil lainnya sebesar
3.390 ekor. Untuk populasi unggas, ayam pedaging merupakan populasi unggas yang paling
banyak di kecamatan ini dengan populasi 33.707 ekor, kemudian ayam kampung dengan
populasi sebanyak 4.650 ekor dan itik 2.342 ekor. Di bidang perikanan, budidaya ikan yang
dikembangkan dengan cara perikanan tangkap dengan media kolam dan sawah.
Di bidang infrastruktur jalan, hampir seluruh jalan yang menuju desa – desa di
Kecamatan Kikim Timur sudah diaspal. sedangkan dibidang ketenagalistrikan sebanyak 32
desa di Kecamatan Kikim Timur sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak
4.513 pelanggan. Selain jalan dan listrik sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga
sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Terdapat 1 pos
pembantu dan 9 menara BTS/ menara telepon seluler Di Kecamatan Kikim Timur yang
membantu pelayanan pos dan telekomunikasi bagi masyarakat di Kecamatan ini.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Timur pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan dan pertambangan migas.
Prioritas pembangunan diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 34
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian, melalui penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul,
suplai pupuk dan alsintan
Pengembangan jaringan listrik perdesaan
Pengembangan produktivitas bidang peternakan seperti sapi dan kambing
Pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan sumber daya alam terutama
sektor migas
Pembangunan sarana air bersih terutama sumur bor
6.4.13Kecamatan Kikim Selatan
Kecamatan Kikim Selatan memiliki luas wilayah seluas 126.04 kilometer persegi
(km²) dibagi dalam 17 (tujuh belas) wilayah desa, 16 (enam belas) desa berstatus definitif
serta 1 (satu) desa yang masih berstatus persiapan yaitu Desa Keban Agung SP. I dengan
52 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Kikim Selatan sebesar 15.575
jiwa yang terdiri dari 7.929 orang laki-laki dan 7.646 orang perempuan.
Pada tahun 2014, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Kikim Selatan
untuk seluruh tingkatan sebanyak 18 (delapan belas) unit, yang terdiri dari 14 (empat belas)
unit SD, 3 (tiga) unit SLTP, dan 1 (satu) unit SMA. Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan
yang ada di Kecamatan Kikim Selatan terdiri dari 2 (dua) unit puskesmas, 2 (dua) unit
puskesmas pembantu, 15 (lima belas) unit poskesdes, 4 (empat) praktek bidan, dan 17
(tujuh belas) unit posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri
dari 11 (sebelas) orang bidan, 8 (delapan) orang tenaga kesehatan serta 25 orang dukun
bayi.
Mayoritas sumber penghidupan penduduk di Kecamatan Kikim Selatan adalah pada
sektor pertanian dan perkebunan. Luas panen lahan padi sawah di Kecamatan Kikim selatan
adalah seluas 3.467 ha dengan produksi 15.666,62 ton padi ladang dengan luas panen 520
ha dan produksi 1.628,64 ton. Selain tiu terdapat juga tanaman kedelai, jagung, kacang
hijau dan ubi jalar. Sementara tanaman holtikultura yang menjadi unggulan di Kecamatan
ini adalah tanaman buah durian. Di sektor perkebunan luas lahan perkebunan di kecamatan
ini adalah 6.418,5 ha, dengan jenis tanaman terbanyak adalah tanaman karet dengan luas
tanaman sebesar 3.238 ha dan produksi 7.012,8 ton, serta kopi dengan luas tanaman 2.401
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 35
ha dengan produksi 704,70 ton. Di sektor peternakan jumlah ternak besar terbanyak di
Kecamatan Kikim selatan adalah sapi potong dengan jumlah populasi 1.152 ekor dan ternak
kecil adalah kambing dengan populasi sebanyak 1.728 ekor. Untuk populasi unggas, jumlah
unggas terbanyak adalah ayam pedaging dengan populasi 11.422 ekor, ayam kampung
4.856 ekor dan itik 1.205 ekor. Sedangkan disektor perikanan, produksi ikan di kecamatan
ini dibudidayakan dengan media perairan umum dengan produksi mencapai 65,2 ton, serta
media kolam sebanyak 64,2 ton.
Di bidang infrastruktur, hampir seluruh jalan yang menuju ke desa - desa di
Kecamatan Kikim Selatan dalam kondisi baik dan sudah bersapal. Begitu juga dengan
fasilitas listrik, seluruh desa di kecamatan Kikim Selatan telah teraliri listrik PLN. Dengan
adanya infrastruktur jalan dan listrik yang baik tersebut diharapakan roda perekonomian di
Kecamatan Kikim Selatan akan semakin meningkat.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Selatan pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas
pembangunan di Kecamatan Kikim Selatan diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur pedesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan dan pengembangan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis
karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian, melalui penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul,
suplai pupuk dan alsintan
Pengembangan tanaman pertanian padi sawah dan kedelai
Pemberdayaan koperasi petani dan pemantapan pemasaran hasil produksi.
6.4.14Kecamatan Kikim Tengah
Kecamatan Kikim Tengah dengan Ibu Kota Kecamatan Desa Tanjung Aur
mempunyai wilayah seluas 265, 57 kilometer persegi (km²). Secara administratif,
Kecamatan Kikim Tengah dibagi dalam 9 (sembilan) wilayah desa yang semuanya berstatus
definitif dan mencakup 29 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 36
KikimTengah sebesar 8.614 orang yang terdiri dari 4.388 orang laki-laki dan 4.226 orang
perempuan
Di bidang pendidikan, jumlah sarana/prasarana pendidikan yang ada di Kecamatan
Kikim Tengah saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 18 (delapan belas) unit sekolah
yang terdiri dari 6 (enam) unit TK, 7 (tujuh) unit SD, 2 (dua) unit SLTP, 2 (dua) unit SMA
dan 1 (satu) unit SMK. Untuk bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di
Kecamatan Kikim Tengah terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas
pembantu, 7 (tujuh) praktek bidan, 2 (dua) praktek dokter, 7 (tujuh) unit poskesdes, dan 9
(sembilan) unit posyandu dan 2 (dua) unit toko obat/jamu. Fasilitas tersebut ditunjang oleh
tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 11 (sebelas) orang bidan, 2 (dua)
orang tenaga kesehatan serta 27 (dua puluh tujuh) orang dukun bayi.
Di bidang pertanian, Sebagian besar wilayah Kecamatan Kikim Tengah merupakan
daerah pertanian dan perkebunan. Luas lahan persawahan di kecamatan ini mencapai 395
ha dengan sistem pengairan 300 ha irigasi dan 95 ha tadah hujan. Selain padi sawah
terdapat juga padi ladang dengan luas panen 140 ha dan produksi 438,48 ton. Tanaman
pangan lainnya yang terdapat di kecamatan ini antara lain jagung, kedelai, kacang tanah,
ubi kayu, dan kacang hijau. Sedangkan luas lahan perkebunan mencapai 3.087,5 ha,
dengan jenis tanaman yang paling menonjol adalah kelapa sawait dengan luas tanam
sebesar 1.112 ha dengan produksi 18.240 ton, tanaman karet dengan luas tanam 1.620 ha
dengan produksi 2.660,64 ton. selain itu terdapat pula tanaman perkebunan lainnya seperti
kelapa, kopi, lada, kakao dan lainnya. Di sektor peternakan, di Kecamatan Kikim Tengah
populasi hewan ternak terbanyak adalah kambing sebesar 1.654 ekor, kemudian sapi,
domba dan kerbau. Sedangkan populasi unggas paling banyak adalah ayam pedaging
sebanyak 34.118 ekor, kemudian ayam kampung sebanyak 2.813 ekor dan itik sebanyak
1207 ekor. Sedangkan pada sektor perikanan luas areal pemeliharaan atau penangkapan di
kecamatan ini mencapai 3,5 ha pada areal kolam.
Di bidang infrastruktur, hampir seluruh jalan yang menuju desa – desa di Kecamatan
Kikim Tengah sudah diaspal, sebagian lagi masih berupa pengerasan, seperti di Desa Kepala
Siring, Banyumas, dan Purbamas. Selain jalan, sarana/ prasarana pos dan telekomunikasi
juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Fasilitas
Pos dan Telekomunikasi di Kecamatan Kikim Tengah masih sangat minim karena hanya
terdapat 1 warung internet ( warnet ) dan 5 (lima) menara BTS/ Telepon seluler di
kecamatan ini. Di bidang kelistrikan, seluruh wilayah di Kecamatan Kikim Tengah sudah
teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.503 pelanggan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 37
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Kikim Tengah pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas
pembangunan di Kecamatan Kikim Tengah diarahkan pada :
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani dan pemantapan harga pasar.
6.4.15Kecamatan Lahat
Kecamatan Lahat merupakan ibukota Kabupaten Lahat mempunyai wilayah seluas
238,47 km². Secara administratif, Kecamatan Lahat dibagi dalam 19 (sembilan belas)
wilayah desa dan 16 (enam belas) kelurahan yang semuanya berstatus definitif dengan
satuan lingkungan tempat terkecil yaitu 221 RT, 56 RW dan dusun sebanyak 51 dusun.
Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Lahat sebesar 107.620 jiwa yang terdiri dari
54.159 orang laki-laki dan 53.461 orang perempuan.
Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Lahat saat
ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 175 (seratus tujuh puluh lima) unit sekolah yang terdiri
dari 85 TK/RA, 48 SD/MI, 21 SLTP/MTS, 14 SMA/MA dan 7 SMK. Di bidang kesehatan
jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Lahat terdiri dari 2 (dua) rumah sakit,
6 (enam) unit puskesmas, 6 (enam) unit puskesmas pembantu, 11 (sebelas) apotik, 56
praktek bidan, 16 (enam belas ) praktek dokter, 11 (sebelas) unit poskesdes, 2 (dua) unit
polindes, 76 (tujuh puluh enam) unit posyandu dan 8 (delapan) toko obat/ jamu. Fasilitas -
fasilitas tersebut ditunjang oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 22 orang dokter, 146
orang bidan, 183 orang tenaga kesehatan serta 40 orang dukun bayi.
Di bidang pertanian dan perkebunan, untuk sektor tanaman pangan komoditas
terbesar di kecamatan lahat adalah tanaman padi dengan luas areal persawahan 727 ha
dengan sistem pengairan irigasi seluas 318 ha dan sawah tadah hujan 409 ha. Untuk sektor
perkebunan, tanaman perkebunan terbesar di Kecamatan Lahat adalah tanaman karet
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 38
dengan luas tanam 2634 ha dengan produksi 3324,24 ton dan kopi dengan luas tanam 322
ha dengan produksi 113,6 ton. Selain kedua komoditas tersebut tanaman perkebunan yang
terdapat di Kecamatan Lahat adalah kelapa sawit, kakao, kelapa, kemiri, lada dan pinang. Di
bidang peternakan, populasi hewan ternak terbesar di kecamatan ini adalah kambing
dengan populasi 5.920 ekor, sapi potong 1.261 ekor, domba 526 ekor, kerbau 260 ekor dan
kuda 12 ekor. Untuk populasi unggas, hewan unggas paling banyak di Kecamatan Lahat
adalah ayam pedaging dengan populasi 679.294 ekor, ayam kampung 10.963 ekor dan itik
3.368 ekor. Sedangkan pada sektor perikanan budidaya ikan yang dikembangkan di
kecamatan ini adalah melalui media kolam seluas 4,43 ha dengan produksi 140,8 ton dan
media sawah dengan luas 1,91 ha dan produksi 1,92 ton
Di bidang infrastruktur, hampir seluruh jalan yang berada di Kecamatan Lahat sudah
diaspal. Begitu juga dengan infrastruktur listrik, seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan
Lahat sudah dialiri jaringan listrik PLN. Selain jalan sarana/ prasarana pos dan
telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu
daerah. Di Kecamatan Lahat dibandingkan dengan kecamatan lainnya, sarana pos dan
telekomunikasinya sudah sangat baik dan lancar. Di sektor industri dan perdagangan
Kecamatan Lahat merupakan salah satu wilayah pemasaran yang memberikan kemudahan
bagi pengusaha karena disamping sebagai ibu kota kabupaten tetapi juga sebagaipusat
perdagangan oleh karena itu mulai banyak tumbuh di masyarakat kecamatan lahat industri
– industri rumahan seperti industri kayu sebanyak 34 buah, industri anyaman sebanyak 1
buah, industri makanan dan minuman sebanyak 70 buah dan industri rumahanlainnya.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Lahat pada tahun 2014
menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran
besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian, perkebunan, pertambangan
migas dan batu bara serta industri. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan
Lahat diarahkan pada :
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan
Pengembangan produktivitas pertanian
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 39
Pemberdayaan koperasi petani
Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam terutama galian c dan
pertambangan batu bara
Pengendalian pemanfaatan ruang terhadap RTRW Kabupaten Lahat
Peningkatan produktivitas sektor peternakan
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan.
6.4.16Kecamatan Gumay Talang
Kecamatan Gumay Talang dengan wilyah seluas 249,61 kilometer persegi (km²)
secara administratif dibagi dalam 15 (lima belas) wilayah desa yang mencakup 56 (lima
puluh enam) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Gumay Talang sebesar
10.308 jiwa yang terdiri dari 5.272 orang laki-laki dan 5.036 orang perempuan.
Jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Gumay Talang saat ini untuk
seluruh tingkatan sebanyak 18 (delapan belas) unit sekolah, yang terdiri dari 7 (tujuh)
TK/RA, 8 (delapan) SD/MI, 2 (dua) SMP/MTS, 1 (satu) SMA. Di bidang kesehatan, jumlah
fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Gumay Talang terdiri dari 1 (satu) unit
puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 15 (lima belas) unit poskesdes, 18 (delapan
belas) unit posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi dengan tenaga kesehatan yang terdiri
dari 8 (delapan) orang bidan, 21(dua puluh satu) orang tenaga kesehatan serta 24 orang
dukun bayi.
Sebagian besar penduduk wilayah Kecamatan Gumay Talang bermata pencaharian
sebagai petani. Di sektor tanaman pangan khususnya padi ladang produksi pada tahun 2014
sebesar 1.409,40 ton dengan luas panen sebesar 450 ha. Sedangkan untuk padi sawah luas
panen di kecamatan ini adalah seluas 146 ha dengan produksi sebesar 680,58 ton. Selain
padi tanaman pangan lainnya yang terdapat di Kecamatan Gumay Talang adalah jagung
seluas 7 ha dengan produksi 44,69 ton, ubi kayu 20 ha dengan produksi 339 ton dan ubi
jalar 4 ha dengan produksi 25,34 ton. Sedangkan disektor perkebunan, tanaman karet, kopi
dan kelapa sawit menjadi tiga komoditas terbesar di kecamatan ini. Luas tanam tanaman
karet sebesar 1.579 ha dengan produksi 1.605 ton. Kemudian tanaman kopi seluas 723 ha
dengan produksi 195,6 ton dan kelapa sawit dengan luas tanam 736 ha dengan produksi
5.012 ton. Sisanya mengusahakan kelapa, kakao, kemiri dan pinang. Pada sektor
peternakan, terdiri dari populasi sapi, kerbau, kambing dan domba serta unggas. Jumlah
sapi sebanyak 755 ekor, kerbau 372 ekor, kambing 591 ekor, domba 64 ekor. Sedangkan
untuk unggas terdiri dari ayam kampung 2.663 ekor, ayam pedaging 33.186 ekor, dan itik
1.566 ekor. Di sektor perikanan, potensi perikanan tangkap di kecamatan ini belum terlalu di
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 40
esksploitasi padahal potensi perikanan yang ada cukup memadai mengingat hampir semua
desa di kecamtan ini dilalui sungai. Produksi perikanan tangkap di kecamatan ini meliputi
perairan umum, kolam, dan sawah, dengan produksi 51,95 ton.
Di bidang pertambangan dan energi, seluruh wilayah di Kecamatan Gumay Talang
sudah teraliri listrik PLN, dengan jumlah pelanggan sebanyak 3.159 pelanggan. Sedangkan
dibidang perindustrian terdapat 8 (delapan) industri kayu, 1 (satu) industri anyaman dan 4
(empat) industri makanan dan minuman yang terdapat di Kecamatan Gumay Talang.
Pada bidang infrastruktur jalan, akses jalan yang menuju desa-desa di Kecamatan
Gumay Talang sudah cukup baik, akan tetapi masih banyak jalan-jalan produksi yang
menuju ke perkebunan atau yang menghubungkan antar daerah masih perlu penanganan
serius guna membuka daerah yang terisolir dan memperlancar pergerakan ekonomi di
Kecaffmatan Gumay Talang.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Gumay Talang pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gumay Talang, penyerapan tenaga kerja,
dan pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas
pembangunan di Kecamatan Gumay Talang diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kelapa sawit.
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan produktivitas peternakan
Bantuan bibit perkebunan untuk tanaman karet
Bantuan ternak sapi
Peningkatan dukungan permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan
Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan.
6.4.17Kecamatan Pseksu
Kecamatan Pseksu dengan luas wilayah 267,53 kilometer persegi (km²), secara
administratif dibagi dalam 11 (sebelas) wilayah desa yang semuanya berstatus definitif dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 41
mencakup 43 (empat puluh tiga) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan
Pseksu sebesar 8.358 jiwa yang terdiri dari 4.261 orang laki-laki dan 4.097 orang
perempuan.
Jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Pseksu saat ini untuk seluruh
tingkatan sebanyak 20 unit sekolah, yang terdiri dari 7 (tujuh) unit TK, 9 (sembilan) unit SD,
3 (tiga) unit SLTP, 1 (satu) unit SMA. Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang
ada di Kecamatan Pseksu terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas
pembantu, 1 (satu) praktek bidan, 9 (sembilan) unit poskesdes dan 11 (sebelas) unit
posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 9 (sembilan)
orang bidan, 13 (tiga belas) orang tenaga kesehatan serta 27 (dua puluh tujuh) orang
dukun bayi.
Mayoritas penduduk di wilayah Kecamatan Pseksu bekerja di sektor pertanian dan
perkebuanan. Di sektor tanaman pangan, jenis tanaman yang terdapat di kecamatan ini
antara lain padi sawah dengan luas panen 475 ha dan produksi 2.054,54 ton, padi ladang
seluas 625 ha dengan produksi 1.957,50 ton, jagung seluas 8 ha dengan produksi 32,07
ton, kedelai seluas 110 ha dengan produksi 185,90 ton, ubi kayu seluas 6 ha dengan
produksi 107,37 ton, dan ubi jalar seluas 8 ha dengan produksi 90,41 ton. Sedangkan
komoditas perkebunan yang terdapat di Kecamatan ini diantaranya tanaman karet dengan
luas tanam 4.076 ha dan produksi 7.500 ton, kelapa sawit seluas 99 ha dengan produksi
639 ton, kopi seluas 3.610 ha dengan produksi 626,70 ton, kelapa seluas 12 ha dengan
produksi 3,2 ton dan kakao seluas 22 ha dengan produksi 14,50 ton. Di sektor peternakan,
populasi hewan ternak yang banyak terdapat di kecamatan ini antara lain ternak sapi
dengan populasi 375 ekor, kerbau 186 ekor dan kambing 593 ekor serta domba 68 ekor.
Sedangkan ternak unggas terdiri dari ayam pedaging dengan populasi sebesar 33.163 ekor,
ayam kampung 3.501 ekor, dan itik 1.570 ekor. Di sektor perikanan luas areal perikanan
tangkap di Kecamatan Pseksu seluas 42,8 ha.
Di bidang ketenagalistrikan, seluruh desa di Kecamatan Pseksu sudah teraliri listrik
PLN. Begitu juga di bidang infrastruktur jalan, hampir seluruh jalan yang menuju desa -
desa di Kecamatan Pseksu sudah diaspal. Selain jalan sarana/prasarana pos dan
telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya pergerakan perekonomian suatu
daerah. Jumlah sarana/prasarana pos dan telekomunikasi yang berada di Kecamatan Pseksu
masih sangat minim seperti tidak terdapatnya pos pembantu dan kurangnya warnet bagi
warga yang ingin mengakses internet. Serta hanya terdapat 2 menara BTS/ menara telepon
seluler di kecamatan ini. Sedangkan di sektor industri, terdapat 3 industri anyaman dan 27
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 42
industri makanan dan minuman/ huller kopi yang kesemuanya tergolong industri rumah
tangga.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pseksu pada tahun 2014
menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki peran
besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas
pembangunan di Kecamatan Pseksu diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, dan akses
produksi menuju areal pertanian serta perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kopi.
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani
Pengembangan pembangunan jaringan listrik.
6.4.18Kecamatan Merapi Barat
Kecamatan Merapi Barat dengan luas 232,74 kilometer persegi (km²), secara
administratif dibagi dalam 19 (sembilan belas) wilayah desa dengan jumlah dusun sebanyak
58 dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Merapi Barat berjumlah 20.801
jiwa yang terdiri dari 10.706 orang laki-laki dan 10.095 orang perempuan.
Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merapi
Barat saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 37 unit sekolah, yang terdiri dari 11
(sebelas) unit PAUD, 8 (delapan) unit TK, 13 (tigabelas) unit SD/MI, 4 (empat) unit
SLTP/MTS, dan 1 (satu) unit SMA. Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada
di Kecamatan Merapi Barat terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 2 (dua) unit puskesmas
pembantu, 19 (sembilan belas) unit posyandu, 7 (tujuh) praktek bidan, 1 (satu) apotik,
1 (satu) toko obat/jamu, dan 1 (satu) praktek dokter. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh
tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 13 (tiga belas) orang bidan, 10
(sepuluh) orang tenaga kesehatan serta 41 (empat puluh satu) orang dukun bayi.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Merapi Barat bermata pencaharian disektor
pertanian dan perkebunan. Meskipun saat ini banyak juga masyarakat Merapi Barat yang
bekerja di sektor pertambangan terutama pertambangan batubara. Di sektor tanaman
pangan khususnya tanaman padi, luas panen padi sawah yang ada di kecamatan ini seluas
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 43
352 ha dengan produksi 1.369,57 ton, padi ladang seluas 335 ha dengan produksi 1.049,22
ton, kedelai seluas 246 ha dengan produksi 532,02 tonkacang hijau seluas 35 ha dengan
produksi 48,65 ton. Di sektor perkebunan luas lahan perkebunan yang terdapat di
kecamatan ini adalah 1983,5 ha, dengan komoditas terbesar adalah tanaman karet seluas
1.235 ha dengan produksi 960 ton, kemudian tanaman kopi dengan seluas 650 ha dengan
produksi 71,20 ton. Selain kedua komoditas tersebut, tanaman perkebunan lainnya yang
terdapat di kecamatan ini adalah kelapa, kakao, kelapa sawit, dan lada. Di sektor
peternakan populasi ternak yang ada di Kecamatan Merapi barat antara lain sapi potong,
kerbau, kambing dan domba dengan masing – masing populasi sebanyak 907 ekor sapi, 679
ekor kerbau, 3.504 ekor kambin 360 ekor domba. Sedangkan ternak unggas terdiri dari
ayam ras boiler kampung sebesar 2.813 ekor, ayam buras pedaging 16.838 ekor dan itik
sebanyak 6.030 ekor. Di sektor perikanan, tidak banyak yang dihasilkan di kecamatan ini.
Media budidaya perikanan yang dikembangkan terdiri atas media kolam seluas 5,14 ha
dengan produksi 59,22 ton dan media sawah seluas 2,02 ha dengan produksi 2,03 ton.
Dibidang pertambangan dan energi khususnya di sektor ketenagalistrikan, seluruh
desa di Kecamatan Merapi Barat telah dialiri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak
5.642 pelanggan. Selain itu di kecamatan ini dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Keban Agung berkapasitas 2 x 135 MW yang nantinya akan mensuplai kebutuhan
listrik di pulau Sumatera khususnya wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu ( WS2JB ).
Di sektor pertambangan, Kecamatan Merapi Barat memiliki banyak kandungan batu bara,
sehingga saat ini banyak perusahaan – perusahaan swasta yang bergerak dibidang
penelolaan pertambangan batu bara yang beroperasi di kecamatan ini, hal ini secara tidak
langsung berdampak bagi perekonomian masyarakat di Kecamatan Merapi Barat karena
pada sektor ini banyak menyerap tenaga kerja lokal yang secara tidak langsung
berpengaruh pada berkurangnya angka pengangguran, serta berkembangnya sektor –
sektor lain seperti sektor perdagangan, rumah makan, persewaan, jasa perusahaan, dan
angkutan. Selain batu bara bahan tambang lainnya yang terdapat di kecamatan ini adalah
bahan galian golongan C seperti pasir, batu kali, tanah liat/urug serta koral. Di sektor
industri terdapat 4 (empat) jenis industri di kecamatan ini antara lain 7 (tujuh) buah industri
kayu, 15 (lima belas) industri makanan dan minuman, 116 industri gerabah/batu bata serta
1 (satu) unit industri kain kayu.
Di bidang infrastruktur jalan, mayoritas jalan yang menuju desa-desa di Kecamatan
Merapi Barat sudah relatif baik, hanya 2 (dua) desa yaitu desa porwosari dan karang rejo
yang masih jalan kerikil, di sektor komunikasi, sarana/prasarana pos dan telekomunikasi di
kecamatan ini sudah cukup baik. Sarana komunikasi di kecamatan ini saat ini terdiri dari 2
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 44
(dua) wartel/telepon umum, 9 (sembilan) poskeliling, 2 (dua) warnet, 6 (enam) menara
BTS/ menara telepon seluler. Sedangkan disektor pariwisata, terdapat beberapa objek
wisata di Kecamatan Kikim Barat yang dapat dikembangkan menjadi tempat - tempat wisata
yang menarik yang dapat mendukung pembangunan di Kabupaten Lahat. Objek wisata
yang dimaksud diantaranya Makam Tapak Puyang Serunting Sakti, Batu Putri, Air Terjun
Milang di Desa Lebak Budi dan Bukit Serelo di Desa Ulak Pandan.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Merapi Barat pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor perkebunan. Oleh karena itu, prioritas
pembangunan di Kecamatan Merapi Barat diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan kesehatan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kopi.
Pembangunan jalan dan akses produksi
Pengembangan produktivitas pertanian
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan produktivitas peternakan terutama ternak sapi dan bibit ikan
Pembangunan dan pengembangan jaringan listrik perdesaan
Pengendalian dan konservasi pemanfaatan sumber daya alam terutama sektor
pertambangan batu bara.
6.4.19Kecamatan Merapi Timur
Kecamatan Merapi Timur dengan ibu kota Kecamatan Kelurahan Lebuay Bandung
mempunyai wilayah seluas 260,75 kilometer persegi (km²), terdiri dari 13 (tiga belas) desa
dan 1 (satu) kelurahan semuanya berstatus definitif dengan satuan lingkungan setempat
sebanyak 45 dusun, 1 RW dan 3 RT. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Merapi
Timur sebesar 21.463 jiwa yang terdiri dari 10.862 orang laki-laki dan 10.601 orang
perempuan.
Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merapi
Timur saat ini untuk seluruh tingkatan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) unit yang terdiri dari 6
(enam) unit TK, 16 (enam belas) unit SD, 3 (tiga) unit SMP/MTS, dan 2 (dua) unit SMA/MA.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 45
Di bidang kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Merapi Timur terdiri
dari 3 (tiga) unit puskesmas, 3 (tiga) unit puskesmas pembantu, 7 (tujuh) unit poskesdes,
15 (lima belas) unit posyandu, 11 (sebelas) praktek bidan dan 2 (dua) praktek dokter.
Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 2 (dua) orang dokter,
19 (sembilan belas) orang bidan, 12 (dua belas) orang tenaga kesehatan serta 31 (tiga
puluh satu) orang dukun bayi.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Merapi Timur bermata pencaharian di sektor
pertanian dan perkebunan. Disamping itu juga pembukaan lahan pertambangan yang cukup
besar membuat sebagian besar penduduk di Kecamatan Merapi Timur beralih mata
pencaharian ke sektor pertambangan, transportasi/ pengangkutan, perdagangan, dan
rumah makan.
Pada sub sektor pertanian tanaman pangan komoditas yang terdapat di kecamatan
ini mencakup tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai.
Dari komoditas – komoditas tersebut, padi merupakan produk terbanyak, khususnya padi
sawah. Luas panen padi sawah di Kecamatan Merapi Timur seluas 652 ha dengan produksi
2.533,18 ton, sedangkan padi ladang mempunyai lahan panen seluas 314 ha dengan
produksi 983,45 ton. Komoditas lainnya yang menghasilkan produksi cukup banyak adalah
kedelai dengan luas panen 240 ha dan produksi 516 ton. Sedangkan produksi komoditas
lainnya dibawah 100 ton. Di sektor perkebunan, terdapat banyak jenis tanaman yang
diusahakan oleh masyarakat di kecamatan ini, antara lain tanaman karet, kelapa, kelapa
sawit, kopi, kakao, dan pinang. Dari berbagai jenis komoditas perkebunan tersebut, jenis
tanaman perkebunan yang paling banyak di kecamatan ini adalah tanaman keret dengan
luas tanam 2.621 ha dengan produksi 3.595,28 ton dan kelapa sawit dengan luas tanam
935,50 ha dan produksi 7.204 ton. Di sektor peternakan populasi ternak yang terdapat di
Kecamatan Merapi Timur dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ternak besar dan ternak kecil.
Populasi ternak besar terdiri sapi dan kerbau. Populasi ternak kecil terdiri dari domba,
kambing dan babi. Dengan populasi ternak besar terbanyak adalah kerbau sebanyak 837
ekor, sedangkan populasi ternak kecil terbanyak adalah kambing sebanyak 1.130 ekor.
Untuk ternak unggas, ayam pedaging merupakan populasi unggas terbesar dengan jumlah
populasi sebanyak 165.587 ekor, kemudian ayam kampung sebanyak 3.616 ekor dan itik
2.962 ekor. Di sektor perikanan, media pemeliharaan ikan di kecamatan ini dikembangkan
melalui media kolam dan sawah. Luas areal kolam seluas 7,66 ha dengan produksi 61,26
ton dan areal sawah seluas 1,61 ha dengan produksi 1,63 ton.
Di bidang pertambangan dan energi, pada sektor pertambangan, seperti halnya
Kecamatan Merapi Barat, Kecamatan Merapi Timur juga merupakan daerah penghasil batu –
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 46
bara terbersar di Kabupaten Lahat. Banyak perusahaan – perusahaan pertambangan yang
bergerak di bidang pertambangan batu bara yang beroperasi di kecamatan ini. Hal ini
sangat berdampak pada perekonomian masyarakat di kecamatan Merapi Timur. Karena
selain banyak menyerap lapangan pekerjaan, juga mendorong berkembanganya sektor –
sektor lain yang terdapat di Kecamatan Merapi Timur seperti sektor angkutan, persewaan,
perdagangan, rumah makan, jasa perkantoran, dan lain sebagainya. Selain batu – bara
bahan tambang lainnya yang terdapat di Kecamatan Merapi Timur adalah bahan galian
golongan C, seperti batu kali, pasir, tanah liat dan koral. Di sektor energi atau ketenaga
listrikan, seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Merapi Timur telah teraliri listrik PLN,
dengan jumlah pelanggan sebanyak 5.536 pelanggan. Selain itu di Kecamatan Merapi Timur
juga dibangun 1 (satu) unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) bernama PLTU Banjar
Sari yang berkapasitas 2 x 110 MW, yang akan menyuplai kebutuhan listrik diseluruh pulau
sumatera khususnya Wilayah Sumatera – Selatan, Jambi, Bengkulu ( WS2JB ). Yang
ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2015. Di sektor industri, industri – industri yang
terdapat di kecamatan ini adalah industri kayu sebanyak 9 (sembilan) buah, industri
anyaman sebanyak 1 (satu) buah, makanan dan minuman 4 (empat) buah, dan 16 (enam
belas) buah industri gerabah.
Di bidang infrastruktur jalan, seluruh jalan yang menuju ke desa – desa di
Kecamatan Merapi Timur sudah baik, dengan kondisi jalan yang sudah di aspal. Kecuali
Desa Cempaka Wangi dan Desa Lematang Jaya yang belum diaspal. Di sektor komunikasi,
sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya
pergerakan ekonomi suatu daerah. Sarana/ prasarana pos dan telekomunikasi di Kecamatan
Merapi Timur saat ini masih minim karena hanya terdapat 1 (satu) pos pembantu di
kecamatan tersebut, tetapi saat ini sudah terdapat 7 menara BTS/ menara telepon yang
signalnya dapat menjangkau hampir seluruh desa yang terdapat di Kecamatan Merapi Timur
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Merapi Timur pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat , penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu,
prioritas pembangunan di Kecamatan Merapi Timur diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 47
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis tanaman karet, kakao
dan kelapa sawit
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi dan kedelai
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan produktivitas peternakan
Pengendalian dan pengawasan penambangan migas dan batubara.
6.4.20Kecamatan Merapi Selatan
Kecamatan Merapi Selatan merupakan hasil pemekaran dari kecamatan merapi barat
memiliki wilayah seluas 200,04 kilometer persegi (km²), terdiri dari 9 (sembilan) desa yang
mencakup 23 (dua puluh tiga) dusun. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan
Merapi Selatan sebesar 7.705 jiwa yang terdiri dari 3.932 orang laki-laki dan 3.773 orang
perempuan.
Di bidang pendidikan, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merapi
Selatan untuk seluruh tingkatan sebanyak 9 (sembilan) unit sekolah yang terdiri dari 2 (dua)
unit TK, 5 (lima) unit SD, 1 (satu) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Di bidang kesehatan,
jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Merapi Selatan terdiri dari 1 (satu) unit
puskesmas, 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 8 (delapan) unit poskesdes, 9 (sembilan)
unit posyandu dan 1 (satu) toko obat/jamu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga
kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) orang dokter, 8 (delapan) orang bidan, 8 (delapan)
orang tenaga kesehatan serta 7 (tujuh) orang dukun bayi.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Merapi Selatan bermata pencaharian di sektor
pertanian dan perkebunan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan, jenis tanaman
pangan yang ada di kecamatan ini adalah tanaman padi, baik berupa padi sawah maupun
padi ladang serta kacang hijau. Luas panen padi sawah di kecamatan ini seluas 871 ha
dengan produksi 43,8 ton. Sedangkan padi seluas 45 ha dengan produksi 31,3 ton. Pada
sektor perkebunan, terdapat beberapa jenis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat
Kecamatan Merapi Selatan, antara lain karet, kelapa sawit, kelapa dan kopi. Namun jenis
tanaman yang dominan adalah tanaman karet seluas 991,20 ha. Di sektor peternakan
populasi hewan ternak terbanyak adalah ternak kambing dengan populasi 1.093 ekor,
kerbau dengan populasi 780 ekor, sapi dengan populasi 364 ekor dan domba dengan
populasi 109 ekor. Sedangkan ternak unggas yang ada adalah ayam pedaging sebanyak
64.712 ekor, ayam kampung 1.449 ekor dan itik 2.873 ekor. Di sektor perikanan sistem
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 48
pemeliharaan ikan yang di kembangkan di kecamatan ini adalah dengan media perairan
umum dengan media kolam dan sawah dengan luas areal kolam 3,6 ha. dan sawah 1,9 ha.
Pada bidang pertambangan dan energi. Di sektor pertambangan, seperti halnya di
Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur, Kecamatan Merapi Selatan juga memiliki
banyak tedapat kandungan batu – bara. Saat ini terdapat beberapa perusaahan yang
bergerak di sektor pertambangan batu bara yang telah beroperasi di kecamatan ini. Di
sektor kelistrikan, sebanyak 9 (sembilan) desa yang ada di Kecamatan Merapi Selatan sudah
dialiri listrik PLN, dengan jumlah pelanggan sebannyak 2.028 pelanggan. Di sektor industri
terdapat 16 (enam belas) industri makanan dan minuman yang tersebar di seluruh desa di
Kecamatan Merapi Selatan.
Di bidang infrastruktur jalan, kondisi jalan di Kecamatan Merapi Selatan saat ini
sudah cukup baik hampir semua jalan yang menuju ke desa – desa di kecamatan ini sudah
diaspal. Di sektor komunikasi, seluruh desa di Kecamatan Merapi Selatan telah terjangkau
oleh sinyal telepon seluller kerena terdapat beberapa menara BTS/ Menara telepon sellur di
Kecamatan Merapi Selatan. Sedangkan sektor pariwisata, Kecamatan Merapi Selatan
memiliki banyak potensi wisata alam yang wajib untuk di kembangkan antara lain sekolah
Gajah, Bukit Jempol/ Bukit Serelo, Bukit Besak, dan tempat wisata –wisata lainnya yang
memiliki panorama yang indah, dimana jika tempat – tempat ini serius untuk di kembangkan
selain dapat menunjang pembangunan, juga akan dapat mengenalkan Kabupaten Lahat
kepada daerah – daerah lain yang ada di Indonesia bahkan manca negara.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Merapi Selatan pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu,
prioritas pembangunan di Kecamatan Merapi Selatan diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, akses
produksi menuju areal pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis karet dan kopi
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi
Pemberdayaan koperasi petani
Pengendalian dan pengawasan penambangan batubara.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 49
6.4.21Kecamatan Pajar Bulan
Kecamatan Pajar Bulan dengan Ibu Kota Kecamatan terletak di Desa Sumur memiliki
wilayah seluas 146,11 kilometer persegi (km²). Secara administratif Kecamatan Pajar Bulan
dibagi dalam 20 desa yang semuanya berstatus definitif dengan satuan lingkungan setempat
terkecil yaitu dusun berjumlah sebanyak 60 dusun. Jumlah penduduk Kecamatan Pajar
Bulan pada tahun 2014 sebesar 13.259 jiwa yang terdiri dari 6.790 orang laki-laki dan 6.469
orang perempuan.
Di bidang pendidikan, jumlah sekolah pada semua tingkatan yang terdapat di
kecamatan Pajar Bulan sebanyak 17 (tujuh belas) unit yang terdiri dari 2 (dua) unit TK, 13
(tiga belas) unit SD, 1 (satu) unit SMP, dan 1 (satu) unit SMA. Sedangkan fasilitas kesehatan
yang ada terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas, 4 (empat) unit puskesmas pembantu, 1 (satu)
praktek dokter, 4 (empat) praktek bidan, 6 (enam) poskesdes, dan 20 (dua puluh)
posyandu. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 (satu)
orang dokter, 21 (dua puluh satu) orang Bidan, 13 (tiga belas) orang tenaga kesehatan
(perawat), 1 (satu) orang apoteker dan 13 (tiga belas ) dukun bersalin.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Pajar Bulan bermata pencaharian di sektor
pertanian, perkebunan dan perikanan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan, jenis
tanaman pangan yang terdapat di kecamatan ini adalah padi sawah, jagung, kedelai, kacang
tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Sedangkan komoditas tanaman pangan terbesar adalah padi,
dengan luas panen lahan sawah seluas 2.147 ha dengan produksi 9.616 ton . Pada sektor
perkebunan, kecamatan ini juga menghasilkan kelapa, kopi, lada dan kakao, dimana kopi
merupakan komoditas terbesar yang dihasilkan dibandingkan yang lainnya. Di sektor
peternakan di Kecamatan Pajar Bulan, populasi ternak yang banyak ditemui adalah sapi,
kambing dan domba, sedangkan populasi ternak unggas masih didominasi oleh ayam
kampung, ayam pedaging dan itik. Di sektor perikanan, daerah Kecamatan Pajar Bulan
merupakan penghasil perikanan darat yaitu kolam dan sawah.
Di bidang pertambangan dan energi, khususnya di sektor energi ketenagalistrikan,
seluruh desa di Kecamatan Pajar Bulan sudah teraliri listrik PLN dengan jumlah pelanggan
sebanyak 2.823 pelanggan. Sedangkan di sektor pertambangan terdapat bahan tambang
galian C yang berada di 4 (empat) desa di kecamatan ini. Di sektor industri, di Kecamatan
Pajar Bulan terdapat 34 industri anyaman, industri – industri anyaman tersebut tepatnya
berada di Desa Pajar Tinggi dengan jumlah 30 industri dan Desa Ulak Bandung sebanyak 4
industri.
Di sektor Transportasi, seluruh infrastruktur jalan yang menuju desa – desa di
Kecamatan Pajar Bulan sudah diaspal. Sedangkan di sektor komunikasi, sarana dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 50
prasarana pos dan telekomunikasi di Kecamatan Pajar Bulan masih minim. Karena hanya
terdapat 13 (tiga belas) pos keliling di 13 (tiga belas) desa dan 1 (satu) menara BTS/
menara telepon selluler yaitu di Desa Talang Pagar Agung yang terdapat di kecamatan ini.
Tentunya perlu perhatian khusus dari pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah
maupun kualitas sarana dan prasarana komunikasi di kecamatan ini. Karena
sarana/prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu cepat lambatnya
pergerakan perekonomian suatu daerah. Di sektor pariwisata, di Kecamatan Pajar Bulan
terdapat 2 (dua) objek wisata budaya yang sangat menarik yaitu Rumah Batu yang terdapat
di Desa Kota Raya Lembak dan Batu Urag yang terdapat di Desa Pulau Panggung, yang
dapat di kembangkan untuk mengenalkan Kecamatan Pajar Bulan Khususnya dan
Kabupaten Lahat pada umumnya ke daerah – daerah lainnya di Indonesia.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Pajar Bulan pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu,
prioritas pembangunan di Kecamatan Pajar Bulan diarahkan pada:
Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, Pendidikan, Kesehatan, Akses
Produksi menuju areal Pertanian dan Perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Penanggulangan kemiskinan terutama pada desa tertinggal serta peningkatan akses
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis kopi dan kakao
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi
Pemberdayaan koperasi petani
Peningkatan pemberdayaan bidang peternakan dan perikanan
Bantuan bibit unggul tanaman pertanian.
6.4.22Kecamatan Sukamerindu
Kecamatan Sukamerindu merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pajar Bulan
memiliki wilayah seluas 55,23 kilometer persegi (km²) terdiri dari 10 (sepuluh) desa yang
kesemuanya berstatus definitif dengan satuan wilayah setempat terkecil yaitu dusun dengan
jumlah sebanyak 32 dususn. penduduk Kecamatan Sukamerindu pada tahun 2014 adalah
sebanyak 6.653 jiwa yang terdiri dari 3.385 orang laki-laki dan 3.265 orang perempuan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 51
Di bidang pendidikan jumlah sekolah di seluruh tingkatan di Kecamatan
Sukamerindu sebanyak 8 (delapan) unit sekolah, yang terdiri dari 1 (satu) unit TK,
8 (delapan) unit SD dan 1 (satu) unit SMP. Sedangkan di bidang kesehatan, fasilitas –
fasilitas yang ada di kecamatan ini antara lain 1 (satu) unit puskesmas pembantu, 6 (enam)
poskesdes dan 10 (sepuluh) posyandu. Fasilitas – fasilitas kesehatan tersebut ditunjang oleh
tenaga kesehatan yang terdiri dari 14 (empat belas) orang bidan, 14 (empat belas) orang
tenaga kesehatan serta 6 (enam) orang dukun bayi. Dengan sarana/ prasarana kesehatan
yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat
Kecamatan Sukamerindu dalam berobat.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Sukamerindu bermata pencaharian di sektor
pertanian, perkebunan dan perikanan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan, jenis
tanaman pangan yang ada di kecamatan ini antara lain padi, jagung, kacang tanah, ubi
kayu, dan ubi jalar. Komoditas tanaman pangan terbesar adalah tanaman padi dengan luas
panen lahan padi sawah sebesar 1.960 ha dengan produksi 8.621,26 ton. Di sektor
perkebunan komoditas – komoditas perkebunan yang terdapat di kecamatan ini meliputi
tanaman kopi, kakao , lada dan kelapa. Dengan komoditas terbesar adalah tanaman kopi
yang memiliki luas panen seluas 9.336 ha dan produksi 3.710,70 ton. Untuk tanaman kakao
luas panen tanaman ini adalah 1.007 ha dengan produksi 550 ton, lada 237,50 ha dengan
produksi 37,40 ton dan kelapa 25 ha dengan produksi 20 ton. Disektor peternakan populasi
ternak besar maupun ternak kecil yang terdapat di kecamatan ini meliputi ternak sapi,
kambing, domba, dan kerbau, sedangakan ternak unggas yang ada antara lain ayam
kampung dengan populasi berjumlah 6.142 ekor, ayam pedaging sebanyak 3.352 ekor dan
itik sebanyak 254 ekor. Pada sektor perikanan masyarakat di kecamatan ini mengusahakan
jenis perikanan tangkap dengan media kolam dan sawah, dengan luas areal pemeliharaan
sebesar 17,10 ha dan untuk jumlah rumah tangga perikanan sebanyak 13 (tiga belas)
rumah tangga.
Pada bidang pertambangan dan energi, khususnya energi kelistrikan, seluruh desa
yang ada di Kecamatan Sukamerindu sudah teraliri oleh jaringan listrik PLN dengan jumlah
pelanggan sebanyak 2.455 pelanggan. Sedangkan di sektor pertambangan, jenis bahan
galian tambang yang terdapat di kecamatan ini adalah bahan tambang galian C seperti batu
kali, pasir, tanah liat/ tanah urug dan koral. Sedangkan di sektor perindustrian jenis usaha
industri yang ada adalah jenis usaha industri makanan dan minuman sebanyak 1 industri
yang terletak di desa pagar kaya.
Pada bidang transportasi,jalan merupakan sarana/prasarana yang sangat vital bagi
perkembangan ekonomi di suatu daerah. Semakin baik dan banyak infrastruktur jalan yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 52
ada maka semakin lancar dan berkembang perekonomian di daerah tersebut. Sebagian
besar kondisi jalan yang menuju ke desa – desa di Kecamatan Sukamerindu sudah baik dan
beraspal. Sehingga lalu lintas transportasi darat antar desa di kecamatan ini sangat lancar.
Di sektor komunikasi, sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi juga sangat membantu
cepat lambatnya perekonomian suatu daerah. Di kecamatan ini jumlah sarana dan
prasarana pos dan telekomunikasi masih sangat minim karena hanya terdapat 2 (dua)
warnet dan 1 menara BTS/ menara telepon selluler di kecamatan ini. Untuk itu perlu adanya
perhatian serius dari pemerintah daerah untuk mengembangkan fasilitas – fasilitas
komunikasi di Kecamatan Sukamerindu.
Secara umum kinerja perekonomian wilayah Kecamatan Sukamerindu pada tahun
2014 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sektor utama yang memiliki
peran besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lahat, penyerapan tenaga kerja, dan
pendorong pertumbuhan wilayah adalah sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu,
prioritas pembangunan di Kecamatan Sukamerindu diarahkan pada:
Peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan, pendidikan, kesehatan, dan akses
produksi menuju areal pertanian serta perkebunan
Pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah ada baik jalan, jembatan,
irigasi dan infrastruktur perdesaan lainnya
Peningkatan produktivitas perkebunan terutama tanaman jenis kopi dan kakao
Pengembangan produktivitas pertanian terutama tanaman padi
Pemberdayaan koperasi petani
Bantuan bibit ternak di bidang peternakan dan perikanan
Bantuan benih unggul bidang pertanian
Pengembangan kelembagaan koperasi petani.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 53
Tabel 6.2Prioritas Pembangunan dan Prioritas Lokasi
Rencana Pembangunan Kabupaten Lahat Tahun 2016
No Prioritas Pembangunan Prioritas Lokasi
1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang
cepat dan tepat-
2. Meningkatnya efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan
-
3. Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengarusutamaan gender
Semua kecamatan
4. Berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Kecamatan Lahat, Kikim Timur, Tanjung Sakti Pumi.
5. Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata
Semua Kecamatan
6. Meningkatnya produksi, produktifitas dan nilai tambah sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan
Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Tebat
7. Terbangunnya perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi
Semua Kecamatan
8. Terciptanya peruntukan penataan ruang Kabupaten Lahat
-
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 54
6.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Lahat
Prioritas serta sasaran pembangunan daerah Kabupaten Lahat untuk
masing – masing kecamatan yang berada di Kabupaten lahat pada tahun 2016 dapat
dilihat pada masing – masing tabel di tiap kecamatan berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VI. 55
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VII. 1
BAB VIIP E N U T U P
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 merupakan dasar Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2016 yang akan dilaksanakan pada Tahun 2016. Seluruh kebijakan dan program yang tercantum dalam RKPD Tahun 2016 ini selanjutnya akan dilaksanakan oleh SKPD melalui penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD dengan menerapkan sistem perencanaan dan penganggaran yang terpadu, perencanaan berbasiskinerja dan penganggaran jangka menengah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ini disusun sebagai konsekuensi dari pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Oleh karena itu sebagai implementasinya diperlukan koordinasi antar instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lahat dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan (stakeholder) melalui Forum SKPD maupun Forum Gabungan SKPD serta musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan terutama sinkronisasi rencana kegiatan, penyelarasan program dan kegiatan yang telah ditentukan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 tidak hanya memuat daftar rencana program dan kegiatan, tetapi menjadi instrumen utama bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Lahat dalam meningkatkan kinerja pembangunan melalui pembenahan administrasi pemerintahan dan peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, RKPD Kabupaten Lahat berfungsi sebagai acuan dan pedoman bagi Badan / Dinas / Kantor, dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum, juga menjadi acuan bagi masyarakat untuk mewujudkan partisipasinya, dan sekaligus untuk mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan.
Adapun Kaidah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016, tidak hanya memuat kegiatan – kegiatan dalam kerangka investasi pemerintah dan pelayanan publik, tetapi juga memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakannya langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah dan seluruh stakeholder pembangunan termasuk masyarakat luas, dunia usaha, berkewajiban dan berperan serta untuk melaksanakan program – program RKPD Kabupaten Lahat Tahun 2016 dengan sebaik – baiknya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VII. 2
3. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016, RKPD ini juga disusun dengan mengikuti pendekatan baru dalam penganggaran, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang –Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
4. Dalam upaya sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan setiap program dan kegiatan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Lahat, APBD Provinsi Sumatera Selatan maupun dari APBN, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah perlu membuat Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( RENJA SKPD) Tahun 2016.
5. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, masyarakat dan dunia usaha dapat berperan serta dalam pembangunan yang direncanakan melalui program – program pembangunan. Program tersebut direncana berdasarkan peran serta masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang –undangan yang berlaku. Masyarakat diharapkan dapat bertindak sebagai pengawas dalam pelaksanaan kebijakan dan program/kegiatan pembangunan di Kabupaten Lahat.
6. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016, Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Lahat berkewajiban untuk melakukan pemantauan dan menganalisa terhadap penjabaran dan sinergitas RKPD Tahun 2016 ke dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 serta Prioritas dan Pagu Indikatif SKPD Tahun 2016.
Keberhasilan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lahat Tahun 2016 sangat ditentukan oleh koordinasi dan sinergi yang solid antar SKPD, kerjasama yang saling mengisi dan menguatkan antara SKPD Kabupaten Lahat dengan seluruh Pemerintah Kecamatan/Kelurahan/Desa di Kabupaten Lahat serta pengendalian dan evaluasi yang cermat dan akurat. Oleh sebab itu, seluruh jajaran Kabupaten Lahat harus terus melakukan langkah-langkah penyempurnaan dalam perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan sehingga setiap program dan kegiatan benar-benar bermanfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kemajuan daerah.
Berbagai tantangan yang akan kita hadapi pada tahun 2016 akan semakin berat,
untuk itu kita harus mengatasi tantangan tersebut dengan bersama – sama bekerja lebih
keras dan lebih cerdas, memperkuat koordinasi dan sinergi seluruh jajaran yang berada
dilingkup Pemerintah Kabupaten Lahat dengan, meningkatkan partisipasi seluruh
masyarakat di Kabupaten lahat serta membangun kerjasama yang saling memberikan
manfaat dengan para pelaku usaha.
Dengan langkah bersama, kita yakin bahwa semua tantangan akan dapat diatasi,
semua masalah dapat kita pecahkan dan semua peluang dapat kita manfaatkan secara
optimal sehingga Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat Tahun 2016 ini yang
akan mendukung terwujudnya tahapan dari RPJMD Kabupaten Lahat Tahap ke-3 (tiga)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kabupaten Lahat Tahun 2016 VII. 3
yaitu " PENINGKATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN
SEKTOR PEREKONOMIAN" akan dapat dicapai demi kesejahteraan dan kemakmuran
seluruh masyarakat Kabupaten Lahat.
BUPATI LAHAT
H. SAIFUDIN ASWARI RIVA’I, SE