BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU … II RKPD... · Rencana Kerja Pembangunan...

47
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan II-1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0° 52’ 32” - 01° 54’ 50” LS dan 101° 48’ 57” - 101° 49’ 17” BT. Beriklim tropis dengan ketinggian antara 50 1.000 m dari permukaan laut (dpl) dan berada di bagian barat laut Provinsi Jambi. Luas wilayah Kabupaten Tebo adalah 6.461 Km2 atau 11,86 % dari luas wilayah Provinsi Jambi. Menurut administrasi pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan, 5 Kelurahan dan 107 Desa. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan Sumay seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Tebo. Kabupaten Tebo mempunyai wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten dalam Provinsi Jambi dan Kabupaten Provinsi tetangga (Sumatra Barat dan Riau), batas wilayah tersebut adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Indragiri Hilir (Provinsi Riau) Sebelah Selatan : Kecamatan Tabir (Kabupaten Merangin) Sebelah Barat : Kecamatan Jujuhan ilir, Tanah Sepenggal Lintas (Kabupaten Bungo) dan Kabupaten Dharmasraya (Provinsi Sumatera Barat) Sebelah Timur : Kecamatan Tungkal Ulu Kab. Tanjabbar dan Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari Tabel II.1. Pembagian Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Tebo No. Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Jumlah kelurahan Jumlah desa (Km 2 ) (%) 1. Tebo Ilir Sungai Bengkal 708,70 10,97 1 10 2. Muara Tabir Pintas Tuo 509,30 7,88 - 8 3. Tebo Tengah Muara Tebo 983,56 15,22 2 10 4. Sumay Teluk Singkawang 1.268,00 19,63 - 12 5. Tengah Ilir Mengupeh 221,44 3,43 - 5 6. Rimbo Bujang Wirotho Agung 406,92 6,30 1 7

Transcript of BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU … II RKPD... · Rencana Kerja Pembangunan...

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-1

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi

Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat

0° 52’ 32” - 01° 54’ 50” LS dan 101° 48’ 57” - 101° 49’ 17” BT. Beriklim

tropis dengan ketinggian antara 50 – 1.000 m dari permukaan laut (dpl)

dan berada di bagian barat laut Provinsi Jambi. Luas wilayah Kabupaten

Tebo adalah 6.461 Km2 atau 11,86 % dari luas wilayah Provinsi Jambi.

Menurut administrasi pemerintahan terdiri dari 12 Kecamatan, 5

Kelurahan dan 107 Desa. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan

Sumay seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh

Kabupaten Tebo.

Kabupaten Tebo mempunyai wilayah yang berbatasan dengan

Kabupaten dalam Provinsi Jambi dan Kabupaten Provinsi tetangga

(Sumatra Barat dan Riau), batas wilayah tersebut adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Indragiri Hilir (Provinsi Riau)

Sebelah Selatan : Kecamatan Tabir (Kabupaten Merangin)

Sebelah Barat : Kecamatan Jujuhan ilir, Tanah Sepenggal Lintas

(Kabupaten Bungo) dan Kabupaten Dharmasraya

(Provinsi Sumatera Barat)

Sebelah Timur : Kecamatan Tungkal Ulu Kab. Tanjabbar dan Kecamatan

Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari

Tabel II.1.

Pembagian Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Tebo

No. Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Jumlah

kelurahan Jumlah

desa (Km2) (%)

1. Tebo Ilir Sungai Bengkal 708,70 10,97 1 10

2. Muara Tabir Pintas Tuo 509,30 7,88 - 8

3. Tebo Tengah Muara Tebo 983,56 15,22 2 10

4. Sumay Teluk Singkawang 1.268,00 19,63 - 12

5. Tengah Ilir Mengupeh 221,44 3,43 - 5

6. Rimbo Bujang Wirotho Agung 406,92 6,30 1 7

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-2

No. Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Jumlah

kelurahan Jumlah

desa (Km2) (%)

7. Rimbo Ulu Suka Damai 295,74 4,58 - 6

8. Rimbo Ilir Karang Dadi 214,34 3,32 - 9

9. Tebo Ulu Pulau Temiang 410,30 6,35 1 16

10. VII Koto Sungai Abang 658,79 10,20 - 10

11. Serai Serumpun Sekutur Jaya 315,70 4,89 - 8

12. VII Koto Ilir Balai Rajo 468,21 7,25 - 6

Wilayah Kabupaten Tebo mempunyai tanah yang berkualitas

cukup baik dalam jenis dan penyebarannya sehingga memungkinkan

untuk pengembangan usaha pertanian. Jenis tanah di Kabupaten Tebo

didominasi oleh tanah podsolik merah kuning yang mencapai 437.954 Ha

atau meliputi 67,8 % dari luas areal kabupaten Tebo dan tersebar di

seluruh kecamatan, selanjutnya jenis tanah latosol, alluvial dan organosol

masing-masing 21,9 %, 4,7 % dan 5,6 % dari luas Kabupaten Tebo. Jenis

tanah latosol terdapat hampir di semua kecamatan, kecuali Kecamatan

Muara Tabir. Sedangkan jenis tanah Organosol tidak terdapat di

kecamatan Tengah Ilir, VII Koto Ilir, Serai Serumpun dan Muara Tabir.

Jenis tanah Alluvial terdapat di kecamatan Tebo Tengah, Sumay, Tebo Ulu ,

VII Koto, Rimbo Bujang dan Rimbo Ilir.

Tabel II.2

Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Tebo

No Kecamatan Jenis Tanah (Ha)

Jumlah (Ha) PMK Latosol Alluvial Organosol

1 Tebo Tengah 80.789 3.537 13.747 283 98.356

2 Tebo Ilir 32.246 24.096 - 14.528 70.870

3 Sumay 56.566 49.991 6.722 13.521 126.800

4 Tebo Ulu 34.920 819 2.035 3.256 41.030

5 VII Koto 44.301 18.828 2.350 400 65.879

6 Rimbo Bujang 32.563 2.641 3.252 2.236 40.692

7 Rimbo Ilir 20.944 220 152 118 21.434

8 Rimbo Ulu 26.900 650 - 2.024 29.574

9 Tengah Ilir 12.456 9.688 - - 22.144

10 VII Koto Ilir 26.358 18.114 2.349 - 46.821

11 Serai Serumpun 18.981 12.589 - - 31.570

12 Muara Tabir 50.930 - - - 50.930

Jumlah 437.954 141.173 30.607 36.366 646.100

% Kabupaten 67,78 21,85 4,74 5,63 100

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tebo, 2009

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-3

Kenampakan bentangan alam wilayah Kabupaten Tebo memiliki

areal wilayah relatif datar dan agak sedikit berbukit, memiliki kemiringan

lereng mulai dari 0% hingga 45%), dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Daerah yang memiliki bentangan wilayah datar dengan kelerengan antara

0% hingga 2% terdapat disekitar daerah Kecamatan Tebo Ilir, Tebo Tengah,

Sumay, Rimbo Bujang dan daerah Kecamatan VII Koto;

2. Daerah yang memiliki bentangan wilayah landai dengan kelerengan antara

3% hingga 15% berada pada daerah Kecamatan Tebo Ilir, Tebo Tengah,

Sumay, Rimbo Bujang, Tebo Ulu dan VII Koto;

3. Daerah yang memiliki bentangan wilayah agak curam dengan kelerengan

antara 16% hingga 40% berada pada daerah Kecamatan Tebo Ilir, Tebo

Tengah, Sumay, Rimbo Bujang, Tebo Ulu dan VII Koto;

4. Daerah yang memiliki bentangan wilayah curam hingga sangat curam

dengan kelerengan lebih dari 40% terdapat pada daerah Kecamatan Tebo

Ilir, Tebo Tengah, Sumay dan Kecamatan Tebo Ulu.

Luas lahan di Kabupaten Tebo yang memiliki bentangan alam

datar hingga landai dengan kelerengan 0-15% sebesar 523.200 Ha atau

80,9% dari luas wilayah Kabupaten Tebo. Sedangkan untuk luas wilayah

dengan bentangan alam agak curam hingga curam (16-40% dan >40%)

sebesar 122.900 Ha. Untuk lebih jelas visualisasi topografi Kabupaten

Tebo dapat dilihat pada Tabel II.3

Tabel II.3

Topografi Kabupaten Tebo

NO KECAMATAN TINGKAT KEMIRINGAN LAHAN

0 - 2% 3 - 15% 16 - 40% > 40%

1 Tebo Ilir 35.600 64.000 30.000 133.300

2 Tebo Tengah 5.200 90.200 10.400 109.000

3 Tengah Ilir - - - -

4 Sumay 4.400 80.800 16.400 126.800

5 Rimbo Bujang 8.000 57.000 7.600 72.600

6 Rimbo Ulu - - - -

7 Rimbo Ilir - - - -

8 Tebo Ulu - 92.300 9.600 112.700

9 VII Koto 13.200 72.500 6.000 91.700

10 Muara Tabir - - - -

11 Serai Serumpun - - - -

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-4

NO KECAMATAN TINGKAT KEMIRINGAN LAHAN

0 - 2% 3 - 15% 16 - 40% > 40%

12 VII Koto Ilir - - - -

JUMLAH 66.400 456.800 80.000 42.900

(%) LUAS KABUPATEN 10,28 70,70 12,38 6,64

Sumber : BPN Kabupaten Tebo dan BPS, 2009.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Tahun 2013, penggunaan lahan

terbesar di Kabupaten Tebo, yakni peruntukan hutan produksi 38,19 %,

terbesar kedua adalah jenis penggunaan lahan perkebunan kurang lebih 33,92

%, kawasan pemukiman 5,80%, pertanian lahan basah 1,26%, pertanian lahan

kering 5,98%, kawasan industri 0.01%, sepadan dan sungai 2 %, hutan

konservasi/suaka 5,17%, dan kawasan hutan lindung 7,67% dari seluruh

wilayah Kabupaten Tebo,Untuk lebih jelasnya data peenggunaan lahan di

Kabupaten Tebo dapat dilihat pada Tabel II.4

Tabel II.4.

Jenis Penggunaan Lahan

Kabupaten Tebo

NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA) (%)

1 Hutan produksi 246.724,80 38,19

2 Kawasan pemukiman 37.504,40 5,8

3 Pertanian lahan basah 8.182,00 1,26%,

4 Pertanian lahan kering 38.621,66 5,98%,

5 Kawsan industri 50 0.01

6 Lahan perkebunan 219.134,16 33,92

7 Sepadan dan sungai 12.923,46 2

8 Hutan konservasi/suaka 33.402,50 5,17

9 Hutan lindung 49.557 7,67

JUMLAH 646.100 100

Sumber : RTRW Kabupaten Tebo 2013-2033

Iklim yang ada di kabupaten Tebo secara umum adalah iklim Tropis yang

ditandai dengan adanya dua musim yaitu musim penghujan yang berkisar

antara bulan September sampai bulan Mei dan musim Kemarau antara bulan

Juni sampai Agustus, sedangkan rata-rata curah hujan tahunan adalah 2.683

mm per tahun dengan rata-rata hari hujan 122 hari/tahun.

Perbedaan temperatur antara daerah terendah dan tertinggi berkisar

antara 0o C - 1,5o C dengan temperatur rata-rata 290 C - 300 C; Kelembaban

udara di Kabupaten Tebo rata-rata tahunan berkisar antara 85,2% – 96,1%

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-5

dengan kelembaban rata-rata 87,92%. Adapun lamanya penyinaran matahari,

umumnya dapat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, relief daerah dan waktu

penyinaran serta pengaruh tumbuh-tumbuhan pada suatu daerah. Sedangkan

rata-rata penyinaran matahari tiap hari di Kabupaten Tebo selama 9 tahun

bervariasi antara 4,20 jam sampai dengan 6,56 jam.

Struktur geologi wilayah Kabupaten Tebo relatif kompleks, meliputi

peristiwa tektonik dari karbon dan resen. Unsur struktur utama batuan adalah

lipatan termasuk belahan dan sesar. Batuan Pra Tersier memperlihatkan

pelipatan dan belahan berulang-ulang. Penempatan belahan dalam batuan pra

tersier menunjukan pola komplek dimana corak umum sejarah tektonik

Kabupaten Tebo yaitu belahan utama mempunyai arah timur – barat dengan

kemiringan ke utara dan selatan menunjukan belahan tersebut telah berlipat

sekitar lipatan tegak yang berarah timur –barat. Formasi batuan di Kabupaten

Tebo secara stratigrafi dari berumur tua ke muda adalah: Granit, Formasi

Gangsal, Formasi Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi Gumai, Formasi Air

Benakat, Formasi Muara Enim, Formasi Kasai, Undak Sungai dan Alluvial

Tabel II.5.

Luas Wilayah Menurut Formasi Geologi

di Kabupaten Tebo

Formasi Geologi Luas (Ha) Formasi Geologi Luas (Ha)

Alluvium 78346,26 Formasi Lakat 2382,40

Anggota Atas 66909,64 Formasi Muara Enim 110001,02

Anggota Batugamping 11963,27 Formasi Pengabuhan 2602,46

Anggota Bawah 5612,40 Formasi Talangakar 12073,50

Anggota Bawah Formasi Telisa 5319,00 Formasi Tualang 378,00

Diorit 212,68 Granit 7266,55

Formasi Air Benakat 44513,44 Granodiorit 12,46

Formasi Gangsal 27097,72 Kipas Aluvium 90,23

Formasi Gumai 16904,76 Lava 1,56

Formasi Kasai 162909,28 Oligo-Miocene Volcanic Rock 228,75

Formasi Kelesa 150,12 Sedimen Jura 87,49

Formasi Lahat 7888,65 Undifferentiated Volcanic Breccia 25.286,32

2.1.2 Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Tebo berdasarkan data dari Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil pada tahun 2013 sebanyak 375.320 jiwa

dengan kepadatan penduduk 58 jiwa/km2. Kecamatan Rimbo Bujang

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-6

memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah penduduk 73.202

jiwa dan Kecamatan Serai Serumpun merupakan kecamatan dengan

jumlah penduduk terkecil sebanyak 11.137 jiwa. Sedangkan dari

kepadatan penduduk, Kecamatan Rimbo Bujang merupakan kecamatan

dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Tebo yakni

180 jiwa/km2 dan Kecamatan Sumay dengan kepadatan penduduk

terendah 17 jiwa/km2 .

Tabel II.6

Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Laju Pertumbuhan

Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Tebo Tahun 2013

No. Kecamatan

2012 2013* LPP

(%) Laki-

laki perempuan Total

Kepadatan

(jiwa/km2)

Laki-

laki perempuan Total

Kepadatan

(jiwa/km2)

1 Tebo

Tengah 18.648 17.506 36.154 37 21.912 20.400 42.312 43 17

2 Tebo Ilir 13.448 12.879 26.327 37 16.826 15.984 32.810 46 25

3 Tebo Ulu 16.645 16.342 32.987 80 20.799 19.992 40.791 99 24

4 Rimbo

Bujang 32.749 30.222 62.971 155 37.969 35.233 73.202 180 16

5 Sumay 9.527 8.984 18.511 15 11.306 10.609 21.915 17 18

6 VII Koto 9.724 9.075 18.799 29 12.085 11.261 23.346 35 24

7 Rimbo Ulu 18.876 17.736 36.612 124 21.515 20.170 41.685 141 14

8 Rimbo Ilir 11.625 10.915 22.540 105 13.346 12.733 26.079 122 16

9 Tengah Ilir 10.613 9.619 20.232 91 13.870 12.675 26.545 120 31

10 Serai

Serumpun 4.196 3.781 7.977 25 5.813 5.324 11.137 35 40

11 VII Koto Ilir 7.217 6.678 13.895 30 8.098 7.532 15.630 33 12

12 Muara Tabir 8.456 7.959 16.415 32 10.275 9.593 19.868 39 21

J U M L A H 161.724 171.428 313.420

49 193.814 181.506 375.320 58 20

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 (*data sementara 2013

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-7

Grafik II.1

Jumlah Penduduk per kecamatan tahun 2013

Secara absolut penduduk Kabupaten Tebo terus bertambah, hal ini dapat

disebabkan antara lain karena faktor pertumbuhan penduduk alami yaitu

kelahiran dan kematian, serta faktor pertumbuhan tidak alami yaitu penduduk

yang belum terdata dan adanya migrasi penduduk masuk ke wilayah Kabupaten

Tebo. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tebo pada tahun 2013 sebesar

61.900 jiwa dengan prosentase sebesar 19,75%. Jumlah pertumbuhan

penduduk terbesar di Kecamatan Rimbo Bujang sebanyak 10.231 jiwa,

sedangkan persentase pertumbuhan penduduk terbesar di Kecamatan serai

serumpun sebesar Rp. 40%, sedangkan penduduk berdasarkan usia/kelompok

umur tahun 2013 terlihat pada tabel II.7

Tabel II.7

Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo

Berdasarkan usia/kelompok umur tahun 2012-2013

No Jenis

Kelamin

2012 2013*

Muda

(0-14)

Produktif

(15-64)

Tua

(65+) Jumlah

Muda

(0-14)

Produktif

(15-64)

Tua

(65+) Jumlah

1. Laki-laki 50.684 125.768 6.551 183.003 53.351 133.295 7.168 376.817

2. Perempuan 47.841 117.957 5.642 171.440 50.246 125.045 6.213 352.944

Jumlah total 98.525 243.725 12.193 354.443 103.597 258.340 13.381 729.761

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, (*data sementara 2013)

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

Tebo

Tengah

Tebo

Ilir

Tebo

Ulu

Rim

bo

B

ujan

g

Sum

ay

VII K

oto

Rim

bo

Ulu

Rim

bo

Ilir

Tengah

Ilir

Serai Seru

mp

un

VII K

oto

Ilir

Mu

ara Tabir

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-8

Berdasarkan usia penduduk, jumlah penduduk produktif menjadi bagian

terbesar dari penduduk Kabupaten Tebo. Rasio ketergantungan penduduk

Kabupaten Tebo tahun 2013 sebesar 52,78 yang artinya setiap 100 penduduk

produktif menanggung sebanyak 53 penduduk usia tidak produktif.

2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Berdasarkan data sementara dari BPS, PDRB Kabupaten Tebo

tahun 2013 atas dasar harga berlaku dengan migas Rp.3.962.939,20 juta, -

mengalami kenaikan sebesar Rp. 540.277,66 juta , - (15,79%) jika

dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai Rp.3.422.661,54 juta,-.

Sedangkan PDRB berdasarkan harga berlaku tanpa migas, pada tahun

2012 mencapai Rp.3.248.167,69 juta naik menjadi Rp. 3.777.428,97 juta

pada tahun 2013 atau mengalami kenaikan Rp. 529.261,28 , - (16,29%).

Perkembangan masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel II.8.

Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan dengan tahun

dasar pada tahun 2012, berdasarkan data sementara dari BPS migas

mencapai Rp. 1.034.715,520.000, pada tahun 2013 ini mencapai Rp. .

1.101.349.370.000,- atau mengalami kenaikan sebesar Rp.

66.633.850.000-.(6,44%). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan

tanpa migas pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.001.639.450.000, - naik

menjadi Rp. 1.069.018.240.000,- pada tahun 2013 atau mengalami

kenaikan Rp. 64.550.410.000,- (6,73 %). Perkembangan masing-masing

sektor dapat dilihat pada tabel II.9.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan II-9

Tabel II.8

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2013

Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) Kabupaten Tebo

NO Sektor 2010 2011 2012 2013*

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian, peternakan, kehutanan &

perikanan

1.239.597,32 51,15 1.450.667,75 51,72 1.735.748,20 46,13 2.036.218,47 51,38

2 Pertambangan & Penggalian 260.655,90 10,28 309972,46 10,27 344.570,88 9,86 369.862,26 9,33

3 Industri Pengolahan 55.529,63 2,12 62.535,71 2,02 67.847,78 1,85 76.903,05 1,94

4 Listrik,Gas & Air bersih 5.981,57 0,23 7.018,00 0,22 8.262,45 0,28 9.608,44 0,24

5 Bangunan 152.192,87 5,81 178.948,37 5,78 208.297,26 4,98 252.962,34 6,38

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 356.031,31 13,27 420.920,54 13,60 482.826,95 16,09 560.841,06 14,15

7 Pengangkutan & Komunikasi 126.938,87 4,85 144.813,25 4,68 171.938,74 6,72 196.644,17 4,96

8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 81.564,67 3,11 93.923,56 3,03 110.292,76 3,60 127.411,00 3,22

9 Jasa-jasa 240.710,31 9,19 268.062,97 8,66 292.876,51 10,49 332.488,30 8,39

PDRB

PDRB Tanpa Migas

2.185.811,36

2.069.071,45

100,00

94,62

2.936.862,62

2.787.053,61

100,00

94,90

3.422.661,54

3.248.167,69

100,00

95,35

3.962.939,20

3.777.428,97

100,00

95,32

Sumber : BPS Kab. Tebo, 2013 *angka sementara

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan II-10

Tabel II.9

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2013

Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Kabupaten Tebo

NO Sektor

2010 2011 2012 2013*

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan

450.163,19 49,48 480.116.89 49,32 513.214,29 49,60 545.326,97 49,51

2 Pertambangan & Penggalian 56,043,88 6,16 59.626,68 6,24 61.040,83 5,90 60.887,40 5,53

3 Industri Pengolahan 24.610,87 2,71 25.457,71 2,62 26.318,01 2,54 27.741,73 2,52

4 Listrik,Gas & Air bersih 2.013,92 0,22 2.212,24 0,23 2.406,11 0,23 2.657,27 0,24

5 Bangunan 44.572,23 4,90 48213,88 4,96 52.664,00 5,09 59.363,62 5,39

6 Perdagangan, Hotel &

Restoran

155.988,57 17,15 168.503,83 17,35 180.718,27 17,47 192.196,88 17,45

7 Pengangkutan & Komunikasi 63.194,53 6,95 67.269,33 6,92 71.864,64 6,95 77,225,04 7,01

8 Keuangan, sewa, & Jasa

Perusahaan 29.448,33 3,24 31.631,66 3,26 33.813,87 3,27 36.368,54 3,30

9 Jasa-jasa 83.719,44 9,20 88.393,46 9,10 92.676,84 8,96 99.581,92 9,04

PDRB

PDRB Tanpa Migas

909.754,95

878.622,85

100,00

96,58

971.425,67

940.014,04

100,00

96,66

1.034.715,52

1.001.639,45

100,00

96,81

1.101.349,37

1.069.018,24

100

97,06

Sumber : BPS Kab. Tebo, 2013 *angka sementara

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-11

Nilai PDRB berdasarkan harga berlaku untuk semua sektor pada

tahun 2013 berdasarkan data sementara dari BPS mengalami kenaikan.

Dengan nilai tertinggi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan sebesar Rp. 2.036.218,47,-. Sektor listrik, gas dan air bersih

memiliki nilai terendah yakni sebesar Rp. 9.608,44

Grafik II.2

Perkembangan nilai masing-masing sektor PDRB

Kabupaten Tebo 2010-2013*atas dasar harga berlaku

(*data sementara 2013)

Berdasarkan PDRB Kabupaten Tebo atas dasar harga konstan

tahun dasar 2013 sektor pertanian, perdagangan dan hotel,

pertambangan dan penggalian memberikan peranan terbesar yaitu

74,86% bila dibandingkan dengan sektor lain dari 9 sektor pembentuk

PDRB. Sektor Jasa-jasa, Bangunan dan Pengangkutan & Komunikasi hanya

memberikan kontribusi 19,73 % dari pembentukan PDRB Kabupaten

Tebo. Sedangkan sektor Industri Pengolahan, Listrik,Gas & Air bersih dan

Keuangan, sewa, & Jasa dan sektor Jasa-jasa juga memberikan sumbangan

sebesar 6,06%.

Distribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak terlalu

banyak berubah. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

walaupun tetap menjadi sektor utama tetapi mengalami penurunan

terhadap PDRB dari 49,60% pada tahun 2012 menjadi 49,51% pada tahun

2013.

0,00

500.000,00

1.000.000,00

1.500.000,00

2.000.000,00

2.500.000,00

2010 2011 2012 2013

Pertanian, peternakan, Pertambangan & Penggalian Industri Listrik,Gas & Air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, sewa, & Jasa Jasa-jasa

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-12

Selain sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan,

sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran sektor Industri Pengolahan dan juga mengalami penurunan.

Sedangkan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; sektor Bangunan; sektor

Jasa-Jasa; sektor Pengangkutan dan Komunikasi mengalami peningkatan

kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Tebo.

Grafik II.3

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tebo 2013*

atas dasar harga konstan

Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan

yang diperoleh setiap penduduk secara rata-rata. Besaran ini diperoleh

dari bagi hasil PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk

dapat dilihat peningkatan dalam pendistribusian PDRB per kapita maupun

pendapatan regional per kapita.

Angka pendapatan per kapita digunakan sebagai salah satu

indikator untuk melihat kesejahteraan penduduk. Namun, hal ini perlu

diinterpretasikan secara hati-hati karena angka ini belum

memperhitungkan net factor income yaitu selisih dari income outflow

dengan income in flow. Secara umum apabila pendapatan per kapita suatu

49,51

5,53

2,52 0,24

5,39

17,45

7,01

3,30 9,04

Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik,Gas & Air bersih

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-13

daerah naik maka dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan penduduk

meningkat. Demikian sebaliknya turunnya perekonomian suatu daerah

dapat dilihat dari menurunnya pendapatan per kapita daerah tersebut.

Tumbuhnya ekonomi suatu daerah selain memberikan gambaran

terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa, juga memberikan

gambaran tentang peningkatan pendapatan per kapita. Pendapatan per

kapita dengan migas atas dasar harga berlaku Kabupaten Tebo dalam

rentang waktu 3 tahun dari tahun 2010-2012 terus mengalami

peningkatan.

Grafik II.4

Perkembangan Pendapatan per Kapita Kabupaten Tebo tahun 2010-2013

Berdasarkan data sementara dari BPS, pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Tebo tahun 2013 dengan migas sebesar 6,44 % dan tanpa

migas sebesar 6,71 %. Pertumbuhan tertinggi pada sektor konstruksi

sebesar 12,72 %, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian

mengalami pertumbuhan terendah sebesar -0.25%.

Pertumbuhan ekonomi tanpa migas Kabupaten Tebo pada tahun

2013 menurun sebesar 0,16 %. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan

migas mengalami sedikit perlambatan dari tahun 2012 dari 6,78% pada

tahun 2011 menjadi 6,71% pada tahun 2013. Perlambatan pertumbuhan

disebabkan oleh penurunan pertumbuhan yang cukup tinggi dari sektor

pertambangan dan penggalian, sebagaimana terlihat pada tabel II.10

8.796.891,36 10.140.079,75

10.926.748,56 12.321.001,35

-

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

10.000.000,00

12.000.000,00

14.000.000,00

2010 2011 2012 2013

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-14

Tabel II.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor

Kabupaten Tebo Tahun 2010-2013

NO Sektor Pertumbuhan Ekonomi (%)

2010 2011 2012 2013*

1 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 6,24 6,43 6,66 6,26

2 Pertambangan & Penggalian 3,96 8,18 1,51 -0,25

3 Industri Pengolahan 1,52 3,44 3,38 5,41

4 Listrik,Gas& Air bersih 6,46 9,85 14,19 10,44

5 Konstruksi 0,00 8,17 9,23 12,72

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 8,30 8,02 8,90 6,35

7 Pengangkutan & Komunikasi 6,23 6,44 6,82 7,46

8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 7,41 7,41 6,90 7,56

9 Jasa-jasa 5,08 5,58 5,27 7,45

Laju pertumbuhan dengan migas Laju pertumbuhan tanpa migas

5,96 6,06

6,78 6,87

6,52 6,87

6,44 6,71

Sumber : BPS Kab. Tebo, 2013 ( *angka sementara)

Grafik II.5

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Tebo tahun 2010-2013 (%)

A. Pendidikan

Pendidikan menjadi sektor yang sangat penting dalam

peningkatan sumber daya manusia, dalam peningkatan tingkat pendidikan

pemerintah Kabupaten Tebo berupaya dengan meningkatkan kualitas dan

5,96

6,78 6,52 6,44 6,06

6,87 6,87 6,71

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2010 2011 2012 2013

Pertumbuhan ekonomi dengan migas Pertumbuhan ekonomi non migas

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-15

kuantitas sarana pendidikan serta kualitas tenaga pengajar. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan

mendekatkan masyarakat ke sarana pendidikan.

Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab bersama

pemerintah, masyarakat dan orang tua. Dalam penyediaan sarana

pendidikan di Kabupaten Tebo, selain sekolah negeri terdapat juga

sekolah-sekolah yang dikelola oleh masyarakat selain sekolah agama di

bawah Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pada tahun 2013 jumlah sekolah tidak banyak berubah dari tahun

sebelumnya hanya penambahan jumlah sekolah untuk TK. Sedangkan

untuk tingkatan lain tidak ada penambahan jumlah sekolah, tetapi

dilakukan pembangunan ruang kelas baru dan rehab ruang kelas. Selain

itu, juga dilakukan pengadaan sarana penunjang pendidikan seperti alat

peraga, buku sekolah, meubeler dan fasilitas penunjang lainnya.

Jumlah siswa setiap tingkatan pada tahun 2013 mengalami

peningkatan disemua tingkat pendidikan, selengkapnya dapat dilihat di

tabel II.11. selain melalui pendidikan formal, dalam peningkatan tingkat

pendidikan juga dilakukan program paket B dan C.

Peningkatan mutu pendidikan bukan saja terfokus pada sarana

dan prasarana, namun tenaga pendidik atau guru merupakan ujung

tombak dalam proses peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, untuk

itu kualitas guru sebagai tenaga pengajar sangat mempengaruhi kualitas

pendidikan. Dalam peningkatan mutu tenaga pengajar setiap tahun

dilaksanakan kegiatan sertifikasi tenaga pendidik. Pada tahun 2013, yang

lulus ujian sertifikasi untuk guru TK 10 orang, SDLB 1 orang, guru SD

sebanyak 165 orang, guru SLTP 19 orang dan guru SLTA sebanyak 9

orang, SMK sebanyak 7 orang. Penyediaan sarana prasarana pendidikan

dan peningkatan mutu pengajar pada akhirnya bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat terlihat antara lain Angka

Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Melek

Huruf (AMH), angka rata-rata lama sekolah.

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa,

berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu

terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-16

pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk

secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang

paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di

masing-masing jenjang pendidikan. APK SD sama dengan jumlah siswa

yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia

7 sampai 12 tahun. APK SLTP sama dengan jumlah siswa yang duduk di

bangku SLTP dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 13 sampai 15

tahun. Sedangkan APK SLTA sama dengan jumlah siswa yang duduk di

bangku SLTA dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 16 sampai 18

tahun. APK Kabupaten Tebo selalu mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun pada setiap jenjang pendidikan.

Selain Angka Partisipasi Kasar (APK), digunakan juga Angka

Partisipasi Murni (APM) sebagai standar pengukuran partispasi

pendidikan masyarakat. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase

siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari

jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi

sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti

APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di

setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan

indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi

penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai

dengan standar tersebut. Pada tahun 2013, untuk setiap jenjang

pendidikan APK dan APM mengalami peningkatan, selengkapnya dapat

dilihat pda tabel II.11

Tabel II.11 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan

Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013

No. Jenjang

Pendidikan

APK APM

2011 2012 2013 2011 2012 2013*

1. SD 114,45 115,93 115.97 96,86 99,25 98.52

2. SLTP 99,88 102,96 106.51 86,37 94,99 89.19

3. SLTA 77,71 84,64 92.18 66,61 72,55 79.01

Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tebo, ( *angka sementara)

Selain APK dan APM, angka kelulusan juga menjadi indikator

keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Angka kelulusan SD pada

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-17

tahun 2013 belum bisa diketahui karna kelulusan ditentukan oleh sekolah

itu sendiri. Tingkat SLTP mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi

99,92% dari 97,99% dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan SLTA

naik menjadi 99,27 % tahun 2013 dari 96,06 % pada tahun sebelumnya.

Peningkatan tingkat pendidikan masyarakat ditandai dengan

kenaikan angka rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Angka

lama sekolah mengalami peningkatan dari 7,41 tahun pada tahun 2012

menjadi 7,43 tahun pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa

penduduk Kabupaten Tebo rata-rata menempuh pendidikan formal selama

7,43 tahun atau setingkat SMP kelas dua.

Sedangkan Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase

penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta

mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka

melek huruf Kabupaten Tebo telah mencapai 95,22% pada tahun 2013

lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 94,93%.

B. Kesehatan

Derajat kesehatan yang optimal dapat meningkatkan

produktivitas masyarakat, sehingga dapat hidup layak dan bermartabat.

Upaya peningkatan drajat kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab

bersama pemerintah dan masyarakat. Tingkat kesehatan masyarakat

antara lain dapat dilihat dari rata-rata harapan hidup, angka kematian

bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per

100.000 kelahiran hidup dan status gizi masyarakat.

Peningkatan pelayanan kesehatan, dilaksanakan dengan

peningkatan sarana kesehatan baik dari segi jumlah maupun kualitas.

Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan akan mewujudkan

masyarakat yang lebih sehat melalui sosialisasi dan kegiatan penyuluhan

tentang pola hidup sehat serta memberikan pelayanan pengobatan

terhadap masyarakat. Sarana dan prasarana dengan jumlah yang cukup

dan menjangkau seluruh masyarakat akan dapat menghasilkan pelayanan

kesehatan berbiaya rendah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat

berpenghasilan rendah.

Sarana kesehatan pada tahun 2013 terdiri dari 1 rumah sakit, 16

puskesmas yang terdiri dari 9 buah puskesmas perawatan dan 7

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-18

puskesmas non perawatan. Selangkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel II.12

Perkembangan Sarana Kesehatan

Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013*

No SARANA KESEHATAN 2010 (Unit)

2011 (Unit)

2012 (Unit)

2013 (Unit)

1 Rumah Sakit 1 1 1 1

2 Puskesmas Perawatan Puskesmas

Non Perawatan

9

5

9

5

9

6

9

7

3 Pustu 43 42 40 40

4 Poskesdes 98 98 101 101

5 Poskestren 12 21 23 22

6 Desa Siaga 105 106 106 112

7 Posyandu 297 297 297 300

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, ( *angka sementara)

Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan harus ditunjang

oleh ketersedian tenaga medis dan paramedis yang mencukupi baik dari

segi jumlah maupun kualitas dengan penyebarannya yang merata

sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan yang

baik. Jumlah tenaga kesehatan Kabupaten Tebo dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel II.13

Perkembangan Jumlah Tenaga Kesehatan

Kabupaten Tebo Tahun 2010-2013

No Tenaga Kesehatan 2010

(Orang) 2011

(Orang) 2012

(Orang) 2013* (Orang)

1 Dokter Spesialis 5 4 4 7

2 Dokter umum 47 42 43 41

3 Dokter gigi 10 11 12 13

4 Bidan 174 223 231 242

5 Perawat 226 226 234 229

6 Farmasi 33 36 37 37

7 Gizi 17 20 17 17

8 Sanitasi 30 33 29 23

9 Kesmas 30 35 38 39

10 Tenaga Kesehatan Lain 33 39 39 54

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, ( *angka sementara 2013)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-19

Salah satu aspek penting dalam pembangunan kesehatan adalah

tersedianya sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan. Problem SDM

kesehatan terutama dokter, bidan dan perawat adalah jumlah yang tidak

memadai dan distribusi yang tidak merata. Hal ini berdampak terhadap

kualitas dan aksesbilitas layanan kesehatan yang diberikan kepada

masyarakat. Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui

pendidikan dan pengembangan tenaga melalui pelatihan tenaga kesehatan

oleh Pemerintah maupun masyarakat.

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan meningkatkan tingkat

kesehatan masyarakat. Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi

(AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi beberapa indikator dari

keberhasilan pembangunan kesehatan.

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah Perkiraan rata-rata tambahan

umur seseorang yang diharapkan dapat terus hidup. Sehingga pada

umumnya ketika membicarakan AHH, yang dimaksud adalah rata-rata

jumlah tahun yang akan dijalani oleh seseorang sejak orang tersebut lahir.

Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya,

dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan

Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program

pembangunan kesehatan.

Angka Harapan Hidup sementara Kabupaten Tebo berdasarkan

data dari BPS tahun 2012 mencapai 69,37 tahun mengalami peningkatan

dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 AHH kabupaten Tebo baru

mencapai 69,24 tahun. Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara

saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar,

dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan

eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan

kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama

setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang

dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat

konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau

kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-20

satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor -

faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi usia

dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2013 di Kabupaten Tebo sebesar 3,3

mengalami kenaikan 0,8 dari tahun 2012 yang yang hanya 2,5 per 1.000

kelahiran hidup. Meningkatnya angka kematian bayi ini disebabkan oleh

ibu yang kurang sehat, penyakit/infeksi, anak kurang gizi, bayi kurang

badan, pertolongan kelahiran yang kurang aman, ibu dan bayi tidak

diimunisasi, dan lain-lain.

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian

perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan

tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain,

per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai tingginya Maternal

Mortality Rate (MMR) akan bermanfaat untuk pengembangan program

peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan

membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy

safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga

kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi

kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong

kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian

Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

Angka Kematian Ibu Kabupaten Tebo tahun 2013 juga mengalami

kenaikan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dari 94,32 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Hal ini terlihat pada tabel II.14

Tabel II.14

Perkembangan Pembangunan Kesehatan

Kabupaten Tebo Tahun 2010-2013

No Uraian 2010 (org) 2011 (Org) 2012 (Org) 2013 (Org)

1 Jumlah kelahiran hidup 5.425 6.017 6.361 6.605*

2 Jumlah Kematian Ibu 7 9 6 7*

3 AKI (Angka Kematian Ibu)/100.000 KH

152,9 142,3 94,32 102*

4 Jumlah Kematian Bayi 37 34 43 22*

5 AKB (Angka Kematian Bayi)/1.000 KH

6,3 5,4 2,5 3.3*

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo,(data sementara 2013)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-21

Pemerintah Kabupaten Tebo dalam mengurangi laju

pertumbuhan penduduk berusaha meningkatkan tingkat partisipasi

Pasangan Usia Subur untuk dapat mengikuiti program KB. Pada tahun

2013, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 68.582 dengan peserta

KB aktif sebanyak 54.142 (78,94%). sedangkan pada tahun 2012,

pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 65.341 dengan peserta KB aktif

sebanyak 51.394 (78,66) atau terjadi peningkatan Pasangan Usia Subur

yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 2.748 pasangan

Tabel II.15

Perkembangan Jumlah peserta KB

Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013

No KECAMATAN

2011 2012 2013*

PUS PPM

Jumlah Peserta

KB Aktif

PUS PPM Jumlah Peserta KB Aktif

PUS PPM

Jumlah

Peserta KB Aktif

1 Tebo Ilir 5,833 4,155 4.662 6.107 3.685 4.868 8450 4038 6565

2 Tebo Tengah 6,508 4,470 5.113 6.688 4.094 5.199 6869 3038 5290

3 Tebo Ulu 6,545 4,743 5.097 6.703 4.094 5.243 6743 6743 5374

4 Rimbo Bujang 12,429 8,649 9.572 12.835 7.776 9.864 13227 13227 10562

5 Sumay 4,357 2,912 3.250 4.332 2.866 3.248 4800 4800 3647

6 Vii Koto 3,129 2,431 1.778 3.249 2.049 2.314 3410 3410 2361

7 Rimbo Ulu 7,594 5,140 5.955 8.002 4.912 6.220 8269 3296 7569

8 Rimbo Ilir 5,202 4,074 4.079 5.363 3.275 4.312 4028 4028 3041

9 Tengah Ilir 4,084 2,873 3.301 4.130 2.457 3.523 4445 4445 3607

10 Serei Serumpun 1,718 1,331 1.443 1.767 1.230 1.490 1925 1925 1460

11 Muara Tabir 3,204 2,253 2.396 3.285 2.456 2.435 3310 3310 2442

12 Vii Koto Ilir 2,711 2,390 2.220 2.880 2.045 2.678 3079 3079 2224

JUMLAH 63,314 45,422 48.866 65.341 40.939 51.394 68582 43754 54142

Sumber : Badan PP dan KB Kabupaten Tebo, (data sementara 2013)

C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Budaya sebagai identitas daerah, perlu untuk dilestarikan dan

dikembangkan. Hal ini disebabkan Perkembangan masyarakat yang sangat

cepat sebagai akibat dari globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan

perilaku. Dalam suasana dinamis tersebut, pengembangan kebudayaan

diharapkan dapat memberikan arah bagi perwujudan identitas daerah

yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya setempat. Di samping itu

pengembangan kebudayaan dimaksudkan untuk menciptakan iklim

kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal mampu

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-22

merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai -

nilai kebangsaan. Pengembangan olahraga di Kabupaten Tebo pada tahun

2015 diselenggarakan untuk pembinaan olah raga prestasi dan olah raga

tradisional.

2.1.4 Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yaNg

menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Tebo dalam upaya

pemenuhan kebutuhan masyarakat sesua dengan ketentuan perundang-

undangan.

Urusan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari

bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan,

penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan

hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga

sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah,

penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan

bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan

persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa,

statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap

indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan

daerah, yaitu bidang urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumberdaya

mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan

ketransmigrasian.

Pertanian, khususnya subbidang perkebunan menjadi sektor basis

bagi Kabupaten Tebo. Sektor perkebunan menjadi sektor penggerak utama

perekonomian rakyat di kabupaten Tebo.

2.1.5 Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah

dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-23

berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan daerah

lainnya yang berdekatan, domestik atau internasional. Aspek daya saing

daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau

infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia

Kemampuan ekonomi daerah dapat terlihat antara lain pada

pengeluaran konsumsi per kapita, produksi total daerah, pengeluaran

konsumsi non pangan per kapita dan nilai tukar petani.

Nilai tukar petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga

yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

yang dinyatakan dalam persentase. Secara konsep NTP menyatakan

tingkat kemampuan tukar atas barang-barang (produk) yang dihasilkan

petani di pedesaan terhadap barang/jasa yang dibutuhkan untuk

konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi pertanian.

Untuk nilai tukar petani, data yang tersedia dari BPS berupa data untuk

Provinsi Jambi. Dari data yang ada nilai tukar petani masih berada di

bawah 100. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteran petani Provinsi

Jambi masih rendah.

Pengembangan ekonomi Kabupaten Tebo, juga dilakukan dengan

pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan peningkatan

peran serta koperasi dalam mendukung pengembangan serta peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Dalam pengembangan UKM dan koperasi

dihadapkan dengan masih minimnya SDM pengurus koperasi, bantuan

permodalan koperasi masih kurang, database koperasi dan UKM yang

masih perlu penyempurnaan serta perlu peningkatan pemahaman tentang

koperasi bagi aparatur pemerintah. Walaupun dihadapkan dengan

berbagai permasalahan jumlah koperasi di Kabupaten Tebo mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya, namun dari jumlah keanggotaan

mengalami penurunan. Jumlah koperasi tahun 2013 sebanyak 323 unit

dengan jumlah anggota 26.299 orang mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Jumlah koperasi pada tahun 2012 sebanyak 316 unit dengan

jumlah anggota 27.080 orang.

Salah satu indikator yang sering dipakai dalam melihat tingkat

keberhasilan pembangunan daerah adalah tingkat perluasan kesempatan

kerja. Hal ini dilaksanakan dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

Ketenagakerjaan memiliki dimensi ekonomi dan sosial, dimensi ekonomi

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-24

menunjukkan hubungan manusia akan pekerjaan dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari, sedangkan dimensi sosial dari pekerjaan berkaitan

dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan individu. Salah satu

sasaran pembangunan adalah penciptaan lapangan kerja baik dari segi

jumlah maupun kualitas yang memadai agar dapat menyerap tambahan

angkatan kerja setiap tahunnya.

Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun

keatas terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, angkata n

kerja yaitu penduduk yang bekerja dan mencari kerja sedang yang

termasuk bukan angkatan kerja misalnya penduduk yang masih sekolah,

mengurus rumah tangga dan lainnya. Tingkat partisipasi angkatan kerja

menunjukkan jumlah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang aktif

secara ekonomi di suatu wilayah, hal ini menunjukkan pasokan tenaga

kerja yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam

perekonomian.

Tabel II.16

Kondisi Ketenagakerjaan

Kabupaten Tebo Tahun 2010-2012

No Keterangan Tahun

2010 2011 2012

1. Bekerja 149.421 139.423 143.852

2. Pengangguran 7.527 4.686 3.089

3. Tingkat partisipasi angkatan kerja 69,85 69,32 68.10

4. Tingkat Pengangguran Terbuka 4,80 3,25 2.10

Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tebo, BPS, 2012

Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan data tahun 2012

di Kabupaten Tebo 2,10% lebih rendah bila dibandingkatan dengan

tingkat pengangguran terbuka provinsi jambi dan nasional. Angka

pengangguran terbuka Provinsi Jambi tahun 2012 sebesar 2.5% dan

nasional sebesar 5.7%. Rendahnya angka pengangguran meningkatkan

kemampuan daya beli masyarakat yang dapat menggerakkan

perekonomian wilayah.

Sektor pertanian merupakan sektor basis di kabupaten Tebo,

dengan penyerapan tenaga kerja sebesar kurang lebih 72,36 % dan

memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten

Tebo. Sektor pertanian terdiri dari subsektor Tanaman bahan makanan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-25

(pangan), subsektor perkebunan, subsektor perternakan, subsektor

perikanan, dan subsektor kehutanan.

Subsektor Tanaman pangan, Peningkatan produksi bahan pangan

terutama beras menjadi sasaran utama dalam pengembangan subsektor

tanaman pangan. Berbagai upaya dilakukan dalam mencapai hal `tersebut

baik berupa ekstensifikasi berupa pencetakan sawah baru, maupun

dengan intensifikasi berupa peningkatan penyuluhan dan pendampingan

petani, perkuatan lembaga pertanian untuk peningkatan akses petani

terhadap sarana produksi, penguatan sistem pemasaran dan manajemen

usaha untuk mendukung pengembangan agroindustri, peningkatan daya

saing produk pertanian dengan peningkatan pasca panen dan pengolahan

hasil pertanian.

Peningkatan Ketahanan Pangan Daerah adalah upaya untuk

mengurangi ketergantungan daerah pada daerah lain, serta sebagai upaya

mengangkat kesejahteraan Petani dan keluarganya. Pembangunan

pertanian di Kabupaten Tebo lebih diarahkan pada pembangunan

pertanian berwawasan agribisnis yang berbasis pada pemanfaatan

Sumber Daya Lokal dengan penguatan sistem dan usaha agribisnis.

Produksi tanaman pangan tahun 2013 secara umum mengalami

penurunan, tanaman padi sawah dan padi ladang mengalami penurunan

produksi, luas lahan dan luas tanam disebabkan karena musin yang sulit

diprediksi dan kurangnya animo masyarakat menanam padi. Sedangkan

tanaman kedelai mengalami penurunan produksi karena kurangnya

ketersediaaan benih kedelai yang berkualitas. Perkembangan luas tanam,

luas panen dan produksi pertanian tanaman pangan disajikan dalam tebel

dibawah ini:

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-26

Tabel II.17

Luas Tanam, Luas Panen Dan Produksi Pertanian

Tanaman Pangan Kabupaten TeboTahun 2012 – 2013

No Uraian

Tahun 2012 Tahun 2013*

Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Rata2/ton

Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton) Rata2/t

on

1. Padi sawah 5387 4.519 21.754 4,81 5377 4478 19023 4.25

2. Padi ladang 5076 5.000 11.458 2.29 5765 2565 5385 2.10

3. Jagung 346 327 1.240 3.79 304 387 1428 3.69

4 Ubi kayu 205 200 2.631 13.16 163 168 1726 10.27

5. Ubi rambat 36 33 298 9.03 41 35 221 6.31

6 Kacang Tanah 78 65 108 1.66 83 82 155 1.89

7. Kedelai 1908 1.567 2.295 1.46 1192 774 1022 1.32

8 Kacang Hijau 39 35 39 1.11 32 35 43 1.23

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tebo , 2014

Subsektor perkebunan, merupakan sektor andalan Kabupaten

Tebo. Hal ini terlihat dari besarnya kotribusi subsektor perkebunan dalam

pembentukan PDRB Kabupaten Tebo 2013. Dari enam komoditas

perkebunan unggulan Kabupaten Tebo, tanaman karet mengalami

penambahan luas tanam sekaligus kenaikan produksi, sedangkan kelapa

sawit yang diusahakan oleh masyarakat, luas tanamnya, mengalami

penambahan tetapi produksinya mengalami penurunan disebabkan

karena banyaknya tanaman tua yang sudah tidak produktif lagi.

Perkembangan luas tanam dan produksi tanaman perkebunan

selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel II.18 Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan

Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013

No. Komoditas

2011 2012 2013*

Luas tanam (Ha)

Produksi (Ton)

Luas tanam (Ha)

Produksi (Ton)

Luas tanam (Ha)

Produksi (Ton)

1. Karet 112.348 49.122 112.382 49.205 112.447 49.452

2. Kelapa Sawit 48.975 14.120 50.112 14.409 59.966 15.258

3. Kelapa Dalam 1.020 557 1.017 543 1.007 541

4. Kopi 955 282 930 278 824 240

5. Coklat 38 21 38 21 50 16.73

6. Pinang 187 79 190 79 190 81

Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Tebo , (*data sementara 2013)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-27

Dari luas tanam, karet dan kelapa sawit merupakan komoditas

perkebunan yang paling banyak diusahakan oleh petani di Kabupaten

Tebo. Komoditas karet di kabupaten Tebo kebanyakan merupakan

perkebunan rakyat.

Kelapa sawit juga merupakan komoditas utama perkebunan

Kabupaten Tebo, terdapat 60.078 Ha perkebunan sawit yang di kelola oleh

masyarakat dengan produksi 198.820 ton. Pemerintah kabupaten Tebo

dalam mendukung pengembangan perkebunan kelapa sawit telah

menyalurkan bibit sawit bersubsidi kepada petani sebanyak 8.075 bibit

pada tahun 2013.

Selain yang diusahakan oleh masyarakat, di Kabupaten Tebo

terdapat 15 perusahaan perkebunan, 14 perusahaan bergerak di

perkebunan kelapa sawit dan 1 perusahaan perkebunan karet.

Perkebunan sawit yang diusahakan perusahaan seluas 40.536 ha dan

perkebunan karet seluas 1.688 ha.

Untuk pengolahan hasil perkebunan sawit, di Kabupaten Tebo

sampai tahun 2013 terdapat 4 unit pabrik pengolahan minyak kelapa

sawit (PMKS) sebanyak 4 perusahaan, yaitu: PT. Tebo Plasma Inti Lestari

dengan kapasitas produksi 45 ton/jam, PT Perkebunan Nusantara VI

dengan kapasitas produksi 30 ton/jam, PT Rigunas Agri Utama dengan

kapasitas produksi 30 ton/per jam dan PT Satya Kisma Usaha dengan

kapasitas produksi 30 ton/jam.

Subsektor peternakan, Pola pengembangan peternakan di

Kabupaten Tebo masih cukup beragam, dan yang sangat dominan adalah

pola peternakan tradisional walaupun secara perlahan masyarakat telah

memulai melakukan dengan pola semi intensif terutama pada ternak sapi

dan ternak kecil. Pengembangan subsektor peternakan di Kabupaten Tebo

ditopang oleh lahan yang cukup dan ketersediaan sumber makanan

sepanjang tahun. Sistem pengembangan ternak secara semi intensif dan

intensif bertujuan terutama untuk mengurangi ternak-ternak sapi yang

berkeliaran di pemukiman dan kebun-kebun masyarakat. Perkembangan

Angka populasi ternak di Kabupaten Tebo Tahun 2011 dan 2012 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-28

Tabel II.19 Populasi dan Produksi Ternak

Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013

No. Jenis Ternak 2011 2012

2013*

Populasi (ekor)

Produksi (Kg)

Populasi (ekor)

Produksi (Kg)

Populasi (ekor) Produksi (Kg)

1. Sapi 24.607 996.328 21.230 970.443 21.229 426.773,70

2. Kerbau 14.405 367.733 11.763 425.129 11.763 169.209

3. Kambing 42.758 92.417 48.679 98.728 45.143 125.993

4. Domba 8.776 27.660 9.004 28.156 9.004 19.835,78

5 Daging Itik 41.867 5.450 54.579 6.330 54.578 7.011,33

Telur itik 150.037 195.936 282.883

6

Ayam broiler 341.704 1.151.335 381.342 1.216.190 403.318 1.338.685

Ayam buras 290.251 200.767 306.194 211.882 448.568 338.807,60

Telur ayam buras - 115.510 - 121.905 121.905

Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tebo, (*data sementara 2013)

Subsektor perikanan; Pengembangan perikanan di Kabupaten

Tebo dengan memanfaatkan rawa-rawa maupun diperairan umum

berupa sungai-sungai besar dan kecil yang melintasi wilayah Kabupaten

Tebo seperti Sungai Batanghari, Batang Tebo, Batang Sumay dan anak-

anak sungai lainnya. Selain pemanfaatan sungai, juga diusahakan

pengembangan perikanan melalui keramba dan kolam terpal, dengan

hasil utama berupa ikan lele.

Secara umum produksi perikanan budidaya mengalami

penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini

dikarenakan berkurangnya luasan kolam ikan karena banyak yang tidak

dimanfaatkan hingga mengurangi produksi ikan secara keseluruhan

sedangkan untuk produksi ikan kerambah mengalami peningkatan

produksi dari 143,26 ton menjadi 164,89 ton pada tahun 2012.

Perkembangan usaha perikanan di Kabupaten Tebo dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel II.20 Populasi dan Produksi Perikanan

Kabupaten Tebo Tahun 2011-2012

No. Uraian 2011 2012

1. Produksi perikanan budidaya (Ton) 915,16 850,45

2. Luas Kolam Ikan (Ha) 589.630 407.864

3. Luas air (M2) 501,190 215,801

4. Produksi ikan kolam (ton) 716,32 685,55

5. Jumlah keramba ikan/KJA (petak) 383 441

6. Produksi ikan keramba (ton) 143,26 164,89

7. Jumlah Kolam (petak) 1860 1298

8. Produksi kolam 716,32 ton 685,55

Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tebo , 2013

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-29

Subsektor Kehutanan; Pemanfaatan sumber daya kehutananan di

Kabupaten Tebo diarahkan dalam pemanfaatan kawasan hutan sesuai

dengan peruntukan yang jelas dan terkendali. Kabupaten Tebo memiliki

kawasan hutan seluas 286.784,30 Ha atau sekitar 44,93 persen da ri luas

total kabupaten Tebo. Hutan di kabupaten tebo berdasarkan fungsinya

terdiri dari hutan pelestarian alam, hutan lindung, hutan produksi

terbatas dan hutan produksi tetap. Hutan pelestarian alam terdiri dari

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh seluas 20.902,00 Ha, Taman Nasional

Bukit Dua Belas seluas 12.390,00 Ha dan Hutan Suaka Alam Bukit Sari

seluas 110,50 Ha. Hutan lindung di kabupaten Tebo seluas 6.657,00 Ha

yakni Hutan Lindung Bukit Limau. Sedangkan untuk hutan produksi

terbatas terdiri dari: Hutan Produksi Terbatas Hulu Sekalo seluas

7.470,00 Ha; Hutan Produksi Terbatas Sungai Sirih-Sirih seluas 3.535,00

Ha dan Hutan Produksi Terbatas Seragam Hulu seluas 5.912,00 Ha. Hutan

produksi tetap terdiri dari: Hutan Produksi Tetap Sengkati/ Batanghari

seluas 194.241,00 Ha; Hutan Produksi Tetap Tabir Kejasung seluas

19.800,00 Ha dan Hutan Produksi Tetap Batang Tabir seluas 15.766,80

Ha.

Pemanfaatan hasil hutan yang dilakukan dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup agar dapat

mempertahankan dan memelihara flora dan fauna yang masih tersisa di

hutan kabupaten Tebo dengan melakukan pengawasan terhadap illegal

logging dan kebakaran hutan yang menjadi masalah utama dalam

pemanfaatan hutan. Hasil utama hutan di kabupaten Tebo berupa kayu

gergajian dan rotan.

Sektor Pertambangan; Selain sektor pertanian, di Kabupaten Tebo

terdapat berbagai bahan tambang dan minyak bumi sebagaimana yang

dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel II.21

Potensi Pertambangan Kabupaten Tebo

No Sektor/ Potensi Lokasi Perkiraan Potensi Keterangan

1 Batu Bara Kec. Tengah Ilir 245.000.000 Ton terukur

Kec. Tebo Ilir 185.000.000 Ton terukur

Kec. Serai serumpun 87.000.000 Ton terukur

Kec. Tebo Tengah 120.000.000 Ton terukur

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-30

No Sektor/ Potensi Lokasi Perkiraan Potensi Keterangan

Kec. Sumay 340.000.000 Ton terukur

Kec. VII Koto 35.000.000 terukur

Kec. VII Koto Ilir 102,000,000 Ton terukur

2 Minyak Bumi Kec. Sumay - belum diketahui

Kec. Tengah Ilir 31,000,000 Barell terukur

Kec. Tebo Ilir - belum diketahui

Kec. VII Koto - belum diketahui

Kec. VII Koto ilir - belum diketahui

3 Granit Kec. Sumay 2,330,557 M3 terukur

4 Kaolin kec. Sumay 1,220,330,045 M3 terukur

Kec. Tebo Ilir 980,002,350 M3 terukur

Kec. Serai serumpun 850,225,365 M3 terukur

5 Pasir Kuarsa kec. Sumay 300,564,028 M3 terukur

kec. Tengah Ilir 1,334,250,112 M3 terukur

6 Pasir Kerikil 12 Kec. Dalam Kabupaten Tebo

660,000,000 M3 terukur

Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kab. Tebo, 2013

Batu bara dan minyak bumi merupakan potensi pertambangan

utama di kabupaten Tebo. Minyak bumi telah dieksploitasi sejak tahun

2005 oleh PT. Pearl Oil Co.Ltd dan sekarang dikelola oleh PT. Montdo’or

yang berlokasi di Desa Lubuk Mandarsyah Kecamatan Tengah Ilir.

Terdapat 24 sumur minyak yang dikelola oleh PT. Montdo’or di Desa

Lubuk Mandarsyah yang berproduksi 17 sumur dengan rata-produksi 700

s/d 800 barrel per hari. Semua sumur menggunakan artificial lift pump

dengan 4 tangki produksi.

Kabupaten Tebo memiliki cadangan batubara yang cukup banyak

tersebar di beberapa kecamatan, jumlah izin pertambangan sampai tahun

2012 sebanyak 64 ijin berkurang dari tahun 2011 sebanyak 66 ijin

dikarenakan adanya penggabungan SK dan pencabutan ijin. Perusahaan

batubara yang sudah operasional 19 perusahaan dari 15 perusahaan pada

tahun 2011.

Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

A. Jaringan Infrastruktur transportasi

Pemenuhan kebutuhan infrastruktur, dilakukan dengan

pembukaan dan perkerasan jalan serta pembangunan jalan guna membuka

isolasi daerah dan mendekatkan penduduk untuk dapat mengakses

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-31

fasilitas pelayanan dasar dan memudahkan dalam distribusi barang dan

jasa. Status jalan terdiri dari jalan nasional, jalan propinsi dan jalan

kabupaten. Selain infrastruktur jalan pemenuhan kebutuhan akan energi

listrik menjadi prioritas utama, ketersediaan listrik akan dapat

menggerakkan ekonomi rakyat.

Kondisi jalan dan jembatan pada pada tahun 2013 mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II.22

Perkembangan kondisi jalan dan jembatan

Kabupaten Tebo Tahun 2011-2013

No. Uraian 2011 2012 2013*

1. Panjang jalan nasional di Kab. Tebo (Km)

- Kondisi baik

- Rusak ringan

87

87,00

87

77,00

10,00

87

82,00

5,00

2. Panjang Jalan provinsi di Kab. Tebo (Km)

- Kondisi baik

- Rusak ringan

- Rusak Berat

162

162,00

162

155,00

7,00

162

127,00

30,00

5,00

3. Panjang jalan Kabupaten (Km)

- Kondisi baik

- Kondisi sedang

- Rusak ringan

- Rusak berat

1251,87

265,43

246,59

288,33

451,52

1251,87

293,19

285,87

327,61

345,21

1251,87

345,25

539,76

221,55

145,31

4. Panjang Jalan kabupaten berdasarkan permukaan (Km)

- Permukaan aspal

- Permukaan kerikil

- Permukaan tanah

1251,87

293,19

746,41

212,27

1251,87

329,62

756,94

165,31

1251,87

345,25

761,31

145,31

5. Jumlah jembatan di kabupaten Tebo (Unit) 29 32 33

6. Panjang jembatan di kabupaten Tebo (Meter) 975,00 1.068,00

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tebo , 2013 (*data sementara 2013)

Peningkatan Pelayanan Perhubungan, selain ditunjang oleh

peningkatan dan penyediaan infrastruktur jalan yang baik juga harus

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-32

ditunjang oleh ketersediaan terminal sebagai titik simpul dari pergerakan

manusia dan barang.

B. Listrik

Kemampuan Pemerintah Tebo dalam menyediakan tenaga listrik

bagi kebutuhan masyarakat masih rendah. Padahal listrik tidak hanya

penting bagi kebutuhan rumah tangga tetapi sangat vital bagi industri dan

dunia usaha. Pengusaha dan penanam modal biasanya menjadikan

ketersediaan tenaga listrik sebagai salah satu pertimbangan utama dalam

menentukan usahanya pada suatu daerah.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2012

pelanggan dan pemakaian listrik di Kabupaten Tebo berjumlah sebesar

39,906, naik 4,76 % jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya

mencapai 38.093 pelanggan, sebagaimana terlihat pada grafik II.6

Grafik II.6

Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Listrik Menurut Ranting di Kab. Tebo tahun 2012

C. Air bersih

Peningkatan akses masyarakat terhadap air minum layak terus

ditingkatkan karena berpengaruh langsung terhadap tingkat kesehatan

masyarakat. Proporsi Perkembangan konsumen air minum yang terdaftar

sebagai pelanggan di PDAM Tirta Muaro pada tahun 2014 sebanyak 3522

Org menurut kecamatan sebagaimana terlihat pada grafik II.7

0

5000

10000

15000

20000

2011 2012

Tebo Ilir Tebo Tengah Rimbo Bujang Tebo Ulu Pelanggan Prabayar

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-33

Grafik II.7 Perkembangan konsumen Air Minum Menurut Kecamatan tahun 2010-2014

D. Infrastruktur Perekonomian dan Perdagangan

Infrastruktur ekonomi dan perdagangan di Kabupaten Tebo cukup

memadai dimana pasar bisa ditemukan pada setiap kecamatan baik itu pasar

tetap maupun pasar kalangan (mingguan). Demikian juga Gudang dan agen

penyalur. Keberadaan infrastruktur ekonomi ini akan sangat menunjang

kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan tersedianya infrastruktur ekonomi yang

mudah diakses oleh masyarakat akan meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi

dengan cara mengurangi biaya transportasi dengan memperpendek jarak dan

mengurangi waktu tempuh. Infrastruktur ekonomi di Kabupaten Tebo disajikan

pada Tabel dibawah ini

Tabel II.23

Inventarisasi Sarana/Prasarana Perdagangan

Menurut Jenis di Kabupaten Tebo 2012

No. Jenis Sarana Perdagangan Jumlah

1. Pasar Umum 3

2. Pasar Desa 37

3. Toko 669

4. Kios 1.019

5. Rumah makan/restoran 87

Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Tebo, 2013

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

Program dan kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mencapai

sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

0

500

1000

1500

2000

440 501

1639

183 0 245

52 0 362

0 0 100

2010 2011 2012 2013 2014

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-34

RKPD tahun 2013 meliputi seluruh program dan kegiatan. Evaluasi ini

menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi

target capaian kinerja program tahun 2013 terhadap RPJMD.

Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2013 ini

mencakup realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja

keluaran yang diharapkan, faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target

kinerja keluaran program/kegiatan, implikasi yang timbul terhadap target

capaian program RPJMD, dan kebijakan/tindakan perencanaan dan

penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab

tersebut.

A. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan ketersediaan

sarana prasarana layanan umum.

Infrastruktur merupakan faktor penentu dalam pengembangan

perekonomian masyarakat serta mempermudah masyarakat dalam

mendapatkan pelayan kesehatan dan pendidikan. Infrastruktur dasar berupa

infrastruktur jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi dan lainnya.

Tabel II.24

Indikator Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan

ketersediaan sarana prasarana layanan umum.

No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja

2012

Realisasi tahun

2013

Persen

Capaian 2013

1. Panjang jalan kabupaten Km 797,27 1.251,87 157,02

2. Rasio jalan kabupaten dalam

kondisi baik

% 1 : 3,63 55,10

3. Rasio rumah tangga dengan

akses listrik

% 25,60 60,00 234,37

Tingkat pencapaian indikator meningkatkan kuantitas dan kualitas

infrastruktur dan ketersediaan sarana prasarana layanan umum mencapai

157% sangat berhasil tingkat pencapaiannya. Hal ini tidak terlepas dari

penyediaan dana yang cukup bagi pengembangan infrastruktur daerah.

Ketidaktercapaian rasio jalan dalam kondisi baik dikarenakan tahun 2013 lebih

mengutamakan pembukaan akses jalan baru dan besarnya volume kendaraan

yang lewat menyebabkan cepat rusaknya jalan yang ada.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-35

B. Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan, tatanan

kehidupan beragama dan berbudaya

Pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan bertujuan untuk

pemerataan pelayanan serta peningkatan mutu pelayanan tersebut guna

peningkatan kualitas hidup serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Kabupaten Tebo.

Tabel II.25

Indikator Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan,

tatanan kehidupan beragama dan berbudaya C.

No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja

2013

Realisasi tahun

2013

Persen

Capaian 2013

INDIKATOR PENDIDIKAN

1. Angka Partispasi Kasar (APK)

SD/MI/SDLB

% 117.1 115.97* 99,04

2. Angka Partispasi Kasar (APK)

SLTP/MTS

% 99.9 106.51* 106,62

3. Angka Partispasi Kasar (APK)

SLTA/MA

% 74.6 92.18* 123,57

4. Angka Partispasi Murni (APM)

SD/MI/SDLB

% 98.00 98.52* 100,53

5. Angka Partispasi Murni (APM)

SLTP/MTS

% 67.20 89.19* 132,72

6. Angka Partispasi Murni (APM)

SLTA/MA

% 45.75 79.01* 172,70

7. Angka lama sekolah* tahun 7.47 7,41* 99,20

INDIKATOR KESEHATAN

8. Jumlah dokter orang 65 41* 65,08

9. Jumlah Perawat orang 235 229* 109,05

10. Jumlah bidan orang 235 242* 114,15

11. Jumlah dokter gigi orang 17 13* 86,67

12. Dokter spesialis orang 9 7* 77,78

13. Rasio dokter/100.000 penduduk 20.01 13,08* 65,37

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-36

No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja

2013

Realisasi tahun

2013

Persen

Capaian 2013

14. Rasio perawat/100.000

penduduk

72.34 73.06* 101

15. Rasio bidan/100.000 penduduk 72.34 77,21* 106,73

16. Rasio dokter gigi/100.000

penduduk

5.23 4,15* 79,34

17. Rasio dokter spesialis/100.000

penduduk

2.77 2,21* 79,78

18. Angka Kematian Ibu

(AKI)/100.000

129 106* 79,07

19. Angka Kematian Bayi

(AKB)/1.000

26.6 3,3* 173,75

20. Persentase BB bawah normal % 0,41

21. Persentase pemakaian

kontrasepsi bagi pasangan usia

subur

% 78.72 78.94*

97,83

INDIKATOR KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

22. Pelaksanaan MTQ tingkat

Kabupaten

Keg. 1 1 100

23. Persentase fasilitasi

pencapaian halaqoh dan

berbagai forum keagamaan

dalam upaya peningkatan

wawasan kebangsaan

% 100 100 100

24. Pelaksanaan kegiatan safari

ramadhan

keg 12 12 100

25. Pelaksanaan Festival Anak

saleh Kabupaten Tebo

keg 1 1 100

*data sementara 2013

Pembangunan bidang pendidikan pada tahun 2013, secara umum sangat

bagus ditandai dengan pencapaian target kinerja melebihi 100%. Hal ini

merupakan dari hasil peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang telah

dilaksanakan pada tahun 2013 dan tahun sebelumnya serta peningkatan mutu

tenaga pendidik. Pada tahun 2013 jumlah guru yang lulus ujian sertifikasi

untuk tingkat SD sebanyak 222 orang, SLTP sebanyak 14 orang dan SLTA

sebanyak 7 orang.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-37

Sedangkan untuk bidang kesehatan, indikator hasil dari pelayanan

kesehatan menunjukan hasil yang sangat baik. Tetapi pembangunan dibidang

kesehatan terkendala pada ketersediaan tenaga kesehatan, hal itu terlihat

masih rendahnya rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk. Hal ini

disebabkan karena tidak adanya penerimaan pegawai baru, sehingga target

rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk yang ditargetkan dalam RPJMD

Kabupaten Tebo belum tercapai.

Peningkatan kualitas kehidupan beragama pada tahun 2013, semua

kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai target tersebut dapat

dilaksanakan dengan baik.

D. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, bermutu,

dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan hukum

Dalam agenda peningkatan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat,

bermutu, dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan hukum

dilakukan dengan peningkatan kapaitas aparatur, pemberdayaan masyarakat

desa, peningkatan kapasitas kelembagaan perwakilan rakyat daerah,

peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan desa, peningkatan disiplin

pegawai; peningkatan kualtas proses dan hasil peraturan perundang-undangan

daerah dan peningkatan pelayanan administrasi kependudukan. Secara umum

tejadi peningkatan dalam pengelolaan pemerintahan walaupun masih terdapat

hal-hal yang masih perlu ditingkatkan seperti pengawasan terhadap disiplin

pegawai serta kualitas aparatur pemerintah yang menguasai tugas pokok dan

fungsinya dengan baik .

E. Mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan

masyarakat berbasis agrobisnis dan agroindustri

Tumbuhnya perekonomian masyarakat akan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat karena meningkatnya daya beli masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi daerah harus didukung oleh peningkatan daya saing

daerah. Sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan jadi sektor unggulan

sehingga pengembangan agrobisnis dan agroindustri harus menjadi sasaran

pengembangan ekonomi Kabupaten Tebo.

Pemantapan stabiltas ekonomi menjadi salah satu syarat penting dalam

peningkatan daya saing daerah. Hal itu dapat dapat dilaksanakan dengan

pemberdayaan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah serta peningkatan

kemampuan kewirausahaan dan peningkatan kesempatan kerja.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-38

Pengembangan agrobisnis dan agroindustri di Kabupaen Tebo dilakukan

dengan melaksanakan revitalisasi pertanian dengan melakukan replanting karet

dan kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi serta melakukan pembukaan

kebun baru dengan memanfatkan lahan tidur guna peningkatan produksi serta

peningkatan produksi sektor peternakan dan perikanan.

Tabel II.26

Indikator Tumbuhnya Perekonomian Daerah Dan

Pendapatan Masyarakat Berbasis Agrobisnis Dan Agroindustri.

No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja

2012

Realisasi tahun

2012

Persen

Capaian 2012

INDIKATOR FOKUS PEREKONOMIAN DAERAH

1. PDRB Atas Harga Berlaku Rp. juta 3.905.111,81 3.962.939,20* 101,48

2. PDRB Atas Harga konstan Rp. juta 1.109.924,18 1.101.349,37* 99,23

3. Pertumbuhan ekonomi % 7,05 6,71* 95,18

4 PDRB per kapita Rp. juta 9,74 10,14 104,11

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

5. Angka pengangguran terbuka orang 12.51 2.10

6. Tingkat Partispasi Angkatan Kerja

(TPAK)

% 69,70 68,10 99,94

INDIKATOR BIDANG PERTANIAN TANAMAN PANGAN

7. Produksi padi ton 35.000 24.408* 80,99

8. Produksi Jagung ton 1500 1.428* 95,20

9. Produksi Kedelai ton 2800 155* 5,54

10. Ubi kau ton 2.600 1.726* 66,38

11. Ubi jalar ton 310 221* 71,29

12 Kacang Tanah ton 200 155* 77,50

13 Kacang Hijau ton 60 43* 71,67

14. Sayur-sayuran ton 3500 - -

INDIKATOR BIDANG PETERNAKAN

13. Jumlah populasi sapi ekor 27.000 21.229* 78,63

14. Jumlah populasi Kerbau ekor 15.000 11.763* 78,42

15. Jumlah populasi Kambing ekor 42.000 45.143* 107,48

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-39

No. Indikator Kinerja Satuan Rencana Kerja

2012

Realisasi tahun

2012

Persen

Capaian 2012

16. Jumlah populasi domba ekor 10.000 9.004* 90,04

17. Jumlah populasi itik ekor 44.000 54.578* 124,04

18. Jumlah populasi ayam broiler ekor 410.000 403.318* 98,37

19. Jumlah populasi buras ekor 380.000 448.569* 118,04

INDIKATOR BIDANG PERKEBUNAN

20. Produksi karet ton 52.000 49.452* 96,39

21. Produksi kelapa sawit ton 300.000 15.258* 67,86

22. Produksi kelapa dalam ton 920 541* 66,22

23. Produksi kopi ton 370 240* 75,14

24. Produksi coklat ton 33 16.73* 63,64

25. Produksi pinang ton 100 81* 79,00

INDIKATOR BIDANG PERIKANAN

26. Produksi ikan budidaya ton 1.200 850,45* 70,87

27. Produksi ikan kolam ton 900 685,55* 76,17

28. keramba unit 300 441* 147,00

29. Produksi keramba ton 250 164,89* 65,96

*data sementara 2013

Perkembangan kondisi makro ekonomi kabupaten Tebo pada tahun

2012 menunjukkan perkembangan yang positif. Perumbuhan ekonomi yang

ditargetkan dalan RPJMD tahun 2011-2016 dapat terlampaui begitu juga

dengan pendpatan per kapita. Kondisi ketenaga kerjaan menunjukkan hasil

yang menggembirakan ditandai dengan berkurangnya penggangguran terbuka

di Kabupaten Tebo.

Sedangkan sektor pertanian tanaman pangan, masih diperlukan usaha

yang lebih keras untuk dapat mencapai target RPJMD Kabupaten Tebo tahun

2011-2016. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan luas lahan dan luas tanam

serta kurangnya animo masyarakat dalam mengusahakan tanaman pangan.

Subsektor peternakan secara umum berhasil melaksanakan program

kegiatan yang mendukung pengembangan subsektor ini walaupun untuk

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-40

beberapa jemis ternak masih belum mencapai yang ditargetkan seperti populasi

sapi, kerbau kambing dan domba.

Subsektor perkebunan sebagai sektor unggulan terutama komoditi karet

dan kelapa sawit mengalami peningkatan roduksi setiap tahunnya. Untuk

perkebunan karet pencapaian target RPJMD mencapai 96,39%, sedangkan

untuk kelapa sawit data yang tersedia hanya untuk perkebunan rakyat sehingga

target yang di RPJMD tidak dapat dibandingkan tingkat keberhasilannya.

Subsektor perikanan secara umum produksi perikanan budidaya

mengalami penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hal ini dikarenakan berkurangnya luasan kolam ikan karena banyak yang tidak

dimanfaatkan hingga mengurangi produksi ikan secara keseluruhan. Hal ini

menyebabkan tidak tercapainya target produksi yang ditetapkan.

F. Meningkatkan peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender

dalam pembangunan

Peran serta TOGA, TOMA, TODA dalam pembangunan diharapkan

pembangunan yang dilaksanakan dapat menyentuh langsung kebutuhan

masyarakat dan dapat memberikan masukan dalam penyelesaian permasalahan

sosial masyarakat melalui pendekatan secara kultural. Selama tahun 2013,

peran serta TOGA, TOMA, TODA dalam pembangunan telah dilaksanakan

dengan baik seperti keterlibatan mereka dalam pelaksanaan Musrenbang

G. Melestarikan lingkungan hidup dengan cara mempertahankan dan

memelihara folra dan fauna yang masih tersisa di hutan Tebo

Sasaran yang ingin dicapai antara lain menciptakan pengelolaan sumber

daya alam pertambangan secara berkelanjutan, menciptakan perlindungan dan

pengelolaan kehutanan secara ekonomis dan ekologis, pengelolaan limbah

domestik dan industri secara lestari dan melakukan rehabilitasi kawasan hutan.

2.3 Permasalahan Pembangunan

2.3.1. Keuangan Daerah

Beberapa fakta dan permasalahan yang berhubungan dengan aspek

Keuangan Daerah di Kabupaten Tebo:

1. Masih tingginya tingkat ketergantungan fiskal daerah Kabupaten

Tebo terhadap pemerintah pusat. Hal ini menunjukkan

kecenderungan tingginya ketergantungan keuangan Kabupaten Tebo

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-41

terhadap pemerintah pusat. Pada sisi lain, akan membatasi kemampuan

pemerintah daerah dalam mendanai program-program pembangunan

yang sangat urgen bagi masyarakat.

2. Adanya kecenderungan stagnan penerimaan PAD. Hal ini

mencerminkan masih belum optimalnya kinerja SKPD terkait. Oleh

sebab itu diperlukan kebijakan dan strategi yang tepat, dimana pada

satu sisi terjadi peningkatan PAD dan pada sisi lain menghindari

semakin meningkatnya beban pajak dan retribusi daerah yang

ditanggung masyarakat.

3. Masih rendahnya penerimaan pajak dan retribusi daerah secara

total terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini mencerminkan dua

hal yaitu belum optimalnya kinerja SKPD terkait dan masih rendahnya

partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah.

4. Masih terbatasnya jenis pajak dan retribusi yang dipungut dalam

rangka peningkatan PAD. Masih belum terlihat secara maksimal

upaya yang telah dilakukan berkenaan dengan kebijakan diversifikasi

pajak dan retribusi daerah. Demikian juga halnya dengan kebijakan

intensifikasi pajak dan retribusi daerah.

5. Belum maksimalnya pendapatan dari pengelolaan kekayaan

daerah. Inventarisir terhadap asset daerah harus dilakukan secara

optimal dalam rangka mengidentifikasi potensi PAD yang

memungkinkan diperoleh dari pengelolaan asset daerah tersebut

2.3.2 Sumberdaya Ekonomi

1. Belum berkembangnya secara optimal sektor agroindustri dalam

rangka peningkatan nilai tambah dari komoditas sektor pertanian.

2. kecenderungan terjadinya alih fungsi lahan yang potensi tanaman

pangan dan hortikultura ke subsektor perkebunan sawit, sehingga

terjadi penurunan luas baku lahan pertanian pangan & hortikultura

3. Masih rendahnya produktivitas lahan dan terjadinya kesenjangan

produktivitas karena belum optimalnya teknologi yang digunakan,

ketersediaan dan kualitas air masih belum sesuai kebutuhan

pertanaman

4. Infrastruktur transportasi antar kawasan sentra produksi maupun yang

menuju ke daerah pemasaran masih belum lancar sehingga

merendahkan bargaining position petani dalam menjual hasil

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-42

produksinya dan pada sisi lain meningkatkan biaya produksi dalam

mendapatkan faktor produksi di pasar

5. Kinerja ekspor yang belum optimal, antara lain disebabkan karena nilai

tambah produk ekspor yang masih rendah, masih lemahnya sistem

jaringan informasi pasar ekspor terutama dalam mendukung

peningkatan daya saing ekspor

6. Pertumbuhan investasi belum mampu meningkatkan keterkaitan

dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja

7. Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan koperasi

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih belum memadai

8. Tingginya kredit konsumsi dibandingkan dengan kredit investasi

sangat menghambat kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi

9. Belum optimalnya kegiatan ekonomi dan masih rendahnya serta

ketidaksesuaian latar belakang pendidikan pencari kerja,

menyebabkankan kemampuan daya serap tenaga kerja pada dunia

usaha yang ada masih rendah, akibatnya tingkat pengangguran masih

cukup tinggi

2.3.3. Sumberdaya Alam dan Lingkungan

1. Lemahnya pengelolaan dibidang sumberdaya alam yang tidak dapat

diperbaharui

2. Terancamnya lokasi-lokasi konservasi secara strategis ke okuvasi yang

tidak bertanggung jawab

3. Pertumbuhan penduduk terus berkembang, akan berimplikasi terhadap

manajemen pengelolaan limbah domestik yang harus dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Tebo

2.3.4. Pertanian

1. Sangat tingginya kekurangan ketersediaan beras dari kebutuhan

konsumsi penduduk di Kabupaten Tebo.

2. Sebagian besar sawah lebih masih berupa sawah tadah hujan.

3. Belum optimal pengembangan ternak sapi untuk menjadikan Tebo

sebagai sentra ternak sapi di Provinsi Jambi dan belum berperannya

komodidti peternakan untuk menurunkan tingkat kemiskinan.

4. Masih tingginya jumlah karet tua yang harus di replanting di

Kabupaten Tebo.

5. Belum optimalnya pengembangan produksi perikanan di Kab. Tebo.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-43

6. Masih belum berkembangnya sektor hilir (agroindustri) sehingga

masih rendahnya nilai tambah sektor pertanian komoditas unggulan.

7. Rendahnya pendapatan petani yang menunjukkan bahwa

kemampuan daya beli petani di Jambi masih rendah karena

rendahnya pendapatan.

8. Lahan–lahan potensi tanaman pangan di Kabupaten Tebo yang

beralih (konversi) ke subsektor lain seperti

perkebunan sawit, sehingga luas baku lahan pertanian

pangan kecenderungan terjadi penurunan.

9. Masih rendahnya jumlah populasi ternak dari potensi (kapasitas

tampung) yang ada.

10. Pola konsumsi masih banyak tergantung dengan padi-padian (beras)

dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) belum mencapai ideal.

11. Relatif masih rendahnya tingkat kesejahteraan petani dan cukup

tingginya angka kemiskinan.

12. Rendahnya kualitas SDM nelayan dan penguasaan

Pengelolaan sumberdaya perikanan belum optimal dilakukan

dibanding potensi lestarinya.

13. Aplikasi teknologi budidaya ikan belum merata, sehingga

produksi budidaya belum optimal.

14. Pengembangan usaha budidaya sebagian masih berpencar, belum

menerapkan konsep usaha kawasan sehingga sangat menyulitkan

dalam pembinaan dan pengawasan.

15. Terbatasnya tenaga penyuluh teknologi perikanan, khususnya

tenaga pendamping teknologi yang berada di lapangan.

16. Tingkat keterampilan dan pendidikan nelayan dan pembudidaya

ikan masih rendah.

17. Produksi dan kelestarian perikanan di perairan umum

menghadapi tantangan adanya penangkapan ikan yang tidak

ramah lingkungan terutama untuk jenis-jenis ikan langka yang

hampir punah.

18. Transportasi jalan belum lancar menyebabkan petani kesulitan dalam

mendapatkan saprodi dan memasarkan produk.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-44

2.3.5. Infrastruktur Daerah

a. Infrastruktur Transportasi

1. Keterbatasan dana dan keuangan daerah yang dapat dialokasikan untuk

pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur daerah terutama sarana

transportasi jalan.

2. Presentase jalan dengan kondisi rusak dan rusak berat pada jalan

kabupaten di kabupaten Tebo masih cukup tinggi dan jalan dengan

permukaan tanah juga masih mendominasi sehingga aksesibilitas

masyarakat menjadi terhambat.

3. Penyebaran jalan dengan kualitas baik dengan permukaan aspal masih

belum merata untuk semua kecamatan dan desa di Kabupaten Tebo,

sehingga masih banyak desa yang belum menikmati kelancaran

transportasi terutama jika musim penghujan.

4. Fluktuasi debit air sungai selama musim kemarau dan hujan tinggi

sehingga menjadi faktor penghambat transportasi sungai.

5. Masih terbatasnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pendukung

transportasi yang lain seperti terminal dan dermaga untuk transportasi

sungai.

6. Fasilitas dan kualitas sumberdaya manusia LLAJ yang masih sangat

terbatas

b. Infrastruktur Energi

1. Kemampuan layanan pemenuhan kebutuhan energi masih terbatas.

2. Ketimpangan kemampuan layanan pemenuhan energi antar wilayah

yang masih relatif tinggi.

3. Manajemen pengelolaan ketenagalistrikan perlu ditingkatkan sehingga

mampu melayani masyarkat secara adil, terjangkau dan transparan.

c. Infrastruktur Irigasi dan Air Bersih

1. Jaringan irigasi teknis masih terbatas yang ditunjukan oleh angka

persentase sawah tadah hujan masih cukup tinggi

2. Jaringan infrastruktur air bersih masih terbatas sehingga akses

masyarakat untuk mendapat air bersih juga rendah terutama di wilayah

perdesaan.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-45

2.3.6. Kesehatan

1. Kualitas sebagian sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit,

puskesmas dan puskemas pembantu belum standar.

2. Jumlah tenaga medis tertentu yang masih terbatas. kualitas tenaga para

medis seperti bidan desa dan perawat masih perlu ditingkatkan.

3. Kepercayaan dan animo masyarakat untuk berobat di puskemas masih

perlu ditingkatkan antara lain dengan cara memeratakan dan

meningkatkan kualitas layanan di setiap unit kesehatan.

4. Kualitas layanan kesehatan pada rumah sakit umum daerah dan

puskesmas masih perlu ditingkatkan.

2.3.7. Pendidikan

Permasalahan pokok pendidikan di Kabupaten Tebo antara lain:

1. Kesadaran masyarakat dalam melanjutkan sekolah terutama ke jenjang

pendidikan menengah dan tinggi masih rendah hal ini ditandai oleh

rendahnya Angka Partisipasi Sekolah dan lama bersekolah.

2. Pengetahuan masyarakat akan arti pentingnya pendidikan bagi

peningkatan kualitas hidup masih harus ditingkatkan.

3. Belum optimalnya proses belajar mengajar sebagai akibat sarana dan

prasarana seperti buku, alat-praktik, alat peraga dan alat-alat

laboratorium yang belum memadai.

4. Distribusi guru dan tenaga pendidik yang kurang merata antar satuan

pendidikan dan antar wilayah termasuk terpenuhinya kebutuhan guru di

daerah terpencil sesuai dengan standar pelayanan minimal.

5. Sistim Informasi Manajemen yang menyajikan data dan informasi belum

berjalan dengan baik.

6. Belum mantapnya koordinasi pembangunan bidang pendidikan

2.3.8 Kebudayaan dan Pariwisata

Beberapa permasalahan bidang kebudayaan antara lain:

1. Besarnya potensi kepariwisataan di Kab. Tebo belum didukung oleh

keterpaduan penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana, serta

kesiapan masyarakat setempat dalam menerima kunjungan wisatawan.

2. Masih kurangnya penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai

tradisional dan kearifan lokal yang luhur.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-46

3. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang tumbuh

berkembangnya kesenian dan kebudayaan.

4. Rendahnya penyerapan dan pengembangan nilai-nilai budaya daerah

maupun budaya nasional yang unggul dan dapat menunjang percepatan

peningkatan pembangunan daerah.

5. Lemahnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam upaya

menggali, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai budaya, serta

meningkatnya kegiatan masyarakat dalam upaya pengembangan dan

pelestarian kawasan budaya dan benda cagar budaya yang terkoordinasi

secara sinergis dengan pemerintah.

6. Kurangnya even-even kebudayaan yang dinamis, unik dan berkelas

yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kecerdasan

masyarakat, serta mendukung peningkatan pembangunan pariwisata

daerah.

2.3.9 Pemuda dan Olahraga

Permasalahan pembangunan bidang kepemudaan dan olahraga meliputi:

1. Kurangnya minat pemuda baik sebagai individu maupun organisasi

kepemudaan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan

dalam bidang kewirausahaan.

2. Terbatasnya media yang dapat memfasilitasi pemuda dalam

berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Keterbatasan ini muncul

sebagai akibat dari keterbatasan sarana dan prasarana kepemudaan dan

olahraga serta tingkat pendidikan pemuda yang masih relatif rendah

3. Kurangnya pengembangan budaya olah raga di kalangan masyarakat

luas.

4. Belum optimalnya peran swasta dalam menunjang prestasi olah raga

daerah.

5. Masih terbatasnya ruang publik yang layak guna meningkatkan akses

layanan kepada masyarakat agar bisa berolahraga dengan baik dan

terarah serta bisa beinteraksi dengan dinamis.

2.3.10. Agama

Sebagai wilayah yang sebagian besar berpenduduk muslim, Kabupaten

Tebo masih membutuhkan pegawai sara’ dan insetif bagi pegawai-pegawai

tersebut. Demikian juga dengan dengan sarana dan prasarana pendidikan Islam,

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Bab III - Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu & Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

II-47

misalnya Pesantren yang masih membutuhkan peningkatan kuantitas dan

kualitas sarana dan prasarana.

2.3.11 Pemerintahan Umum

1. Belum terpadunya sistem peraturan perundang-undangan daerah

2. Aparatur dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan

cenderung belum bersikap sebagai pelaksana pelayanan publik.

3. Belum optimalnya fungsi sistem pengawasan internal dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

4. Rekruitmen dan penempatan PNS, jabatan dalam pemerintahan belum

sepenuhnya didasarkan pada profesionalisme

5. Kurangnya kepastian hukum bagi masyarakat dalam investasi.

6. Perizinan merupakan instrumen bagi pemerintah daerah dalam rangka

melakukan pelayanan publik. Di Kabupaten Tebo telah dibentuk Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebagai instansi yang

melaksanakan tugas-tugas pelayanan perizinan daerah. Melalui PTSP,

diharapkan terjadi perubahan sistem pelayanan perizinan yang efektif

dan efisien. Walaupun telah terdapat PTSP, namun keberadaan instansi

ini belum dibekali dengan kewenangan penuh bidang perizinan dan

sumber daya serta sarana dan prasarana yang memadai untuk

melaksanakan tugas pelayanan satu pintu.

7. Sebagai wilayah yang lintasan bagian Barat Provinsi Jambi, Kabupaten

Tebo cenderung rawan terjadinya tindak kejahatan, kecelakaan lalu

lintas dan pelanggaran

2.3.12 Politik

Kemampuan dan pengetahuan politik masyarakat masih terbatas pada

simbol-simbol fisik, berimplikasi pada kualitas penyelenggaraan perpolitikan

dan demokrasi di Kabupaten Tebo. Akibatnya, walaupun partipasi masyarakat

dalam politik dan demokrasi seperti Pemilu sudah cukup tinggi, namun belum

dilandasi oleh pengetahuan dan pemahaman yang benar terhadap pilihannya

Partisipasi politik perempuan. Walaupun UU memberikan kuota 30%

bagi perempuan untuk duduk di lembaga legislatif. Kenyataan yang ditemui,

dominasi laki-laki masih tetap dominan. Hal ini tidak terlepas dari budaya,

pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang cenderung memosisikan

perempuan sebagai pelengkap dalam kehidupan politik dan demokrasi.