BAB II epidemiologi

15
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan merupakan salah satu sistem pendekatan menajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Untuk pendekatan epidemiologi dalam bidang menajemen dewasa ini semakin berkembang sesuai dengan pekembangan industri medis yang disertai perkembangan dalam sistem menajemen kesehatan dan ekonomi kesehatan termasuk sistem asuransi kesehatan. Dalam alam kemajuan industri medis cukup banyak menyerap modal dan tenaga kerja, maka peranan epidemiologi menajemen dalam menganalisis biaya pengobatan dan biaya pelayanan kesehatan lainnya merupakan hal yang cukup penting. Para ahli epidemiologi bersama dengan ahli perencanaan yang pada umumnya berorientasi pada hasil luaran suatu proses, dapat merupakan tim yang serasi dalam menyusun suatu rencana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Sistem pendekatan epidemiologi 3

description

epidemiologi

Transcript of BAB II epidemiologi

Page 1: BAB II epidemiologi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan

Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan merupakan salah satu

sistem pendekatan menajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor

penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan

masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Untuk pendekatan

epidemiologi dalam bidang menajemen dewasa ini semakin berkembang

sesuai dengan pekembangan industri medis yang disertai perkembangan

dalam sistem menajemen kesehatan dan ekonomi kesehatan termasuk sistem

asuransi kesehatan.

Dalam alam kemajuan industri medis cukup banyak menyerap modal

dan tenaga kerja, maka peranan epidemiologi menajemen dalam menganalisis

biaya pengobatan dan biaya pelayanan kesehatan lainnya merupakan hal yang

cukup penting. Para ahli epidemiologi bersama dengan ahli perencanaan yang

pada umumnya berorientasi pada hasil luaran suatu proses, dapat merupakan

tim yang serasi dalam menyusun suatu rencana pelayanan kesehatan yang

efektif dan efisien. Sistem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan

kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan,

baik dalam bentuk analisis situasi, penentuan prioritas, maupun dalam bentuk

penilaian hasilsuatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan

sasaran yang khusus.

2.2 Manfaat Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan

Epidemiologi dapat digunakan untuk tujuan manajemen pelayanan

kesehatan. Hal Ini memberikan kontribusi untuk pembuatan diagnosis dan

distribusi kesehatan dan penyakit. Menyediakan sarana pemantauan

kesehatan penduduk serta mencatat perubahan dari waktu ke waktu dan antar

tempat.

3

Page 2: BAB II epidemiologi

Melalui penggunaan prinsip-prinsip epidemiologi dan metode,

pimpinan pelayanan kesehatan dapat menentukan penyakit yang sangat

penting dalam populasi mereka. Selanjutnya, dengan menggunakan data

kausal yang tersedia dari data epidemiologi, mereka dapat mengidentifikasi

individu yang berisiko, target potensial atau sasaran populasi. Sehinga

Epidemiologi menyediakan banyak fakta-fakta yang dibutuhkan untuk

pengelolaan dan perencanaan pelayanan kesehatan dan untuk evaluasi

mereka.

2.3 Pendekatan Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan

Penyediaan layanan kesehatan untuk populasi memerlukan beberapa

bentuk kolektif, yaitu tindakan terorganisir. Hal ini melibatkan koordinasi

bagian-bagian yang saling terkait dari sebuah organisasi untuk mencapai

tujuan yang terkandung dalam memberikan perawatan. Manajemen adalah

proses yang mengawasi produksi jasa dalam hal ini kesehatan.

1. Pendekatan Fungsional

Dalam manajemen pelayan kesehatan, pendekatan fungsional digunakan

untuk mendefinisikan proses. Dalam hal ini ada 5 fungsi :

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

Koordinasi

Pengawasan

2. Proses Pendekatan

Dalam memandang manajemen secara realisitis, ada 3 komponen proses

yaitu, teknis, adminstrasi dan politik. Proses teknis menentukan tindakan

yang akan dilakukan. Proses administrasi memungkinkan tindakan yang

akan diambil dan yang bersangkutan dengan mencari jalan keluar. Proses

politik melibatkan apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuan

organisasi dengan memobilisasi dukungan untuk satu tindakan.

4

Page 3: BAB II epidemiologi

3. Epidemiologi dan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan inti dari manajemen. Keputusan akan

selalu dibuat atas dasar beberapa "informasi“. Dalam tiap kasus, para

manajer akan memproses beberapa jenis informasi yang berdasar pada

keputusan mereka dengan menentukan serangkaian tindakan yang

terorganisir. Epidemiologi yang digunakan dalam manajemen pelayanan

kesehatan menyediakan beberapa informasi sebagai dasar pengambilan

keputusan.

2.4 Proses Perencanaan

Perencanaan merupakan pedoman perubahan dalam sistem sosial,

dimana keputusan ini terkait dengan hasil masa depan yang diinginkan. Hal

ini bermaksud untuk memperkaya pengambilan keputusan. Tujuan dasar nya

adalah untuk memperdalam pemahaman dan memperluas visi bagi mereka

yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan di tingkat manapun.

Jadi dapat didefinisikan , perencanaan adalah proses yang berorientasi pada

tindakan suatu institusi yang disesuaikan dengan perubahan konstituensi

internal dan lingkungan eksternal.

Perencanaan, sebagaimana dipahami disini, adalah suatu proses

pengumpulan informasi dari lingkungan dan menyimpannya untuk digunakan

dalam pengembangan dan elaborasi(perluasan) tindakan serta kegiatan

organisasi. Bagi lembaga kesehatan, epidemiologi menyediakan sebuah

metode, termasuk dalam proses perencanaan, pengumpulan informasi dan

membimbing pelaksanaan kegiatan atau program. Tingkat perencanaan

terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis memberikan kerangka kerja umum untuk

pelaksanaan organisasi. Pada tingkat strategis, tujuan jangka panjang

ditetapkan dengan cara yang mungkin untuk mencapainya.

2. Perencanaan Operasional

5

Page 4: BAB II epidemiologi

Tingkat akhir ini terdiri dari pengembangan rencana rinci untuk

melaksanakan strategi yang dikembangkan pada tingkat perencanaan

sebelumnya. Perencanaan operasional menggambarkan proses berulang-

ulang dimana harapan tentang kapan, dimana, dan bagaimana kegiatan

akan terjadi diatur dan hasilnya dimonitor, diukur, dan diarahkan ketika

penyimpangan dari target dinyatakan terdeteksi.

2.5 Langkah-langkah dalam Proses Perencanaan

Langkah 1. Identifikasi Kebutuhan dan MasalahKonsep Kebutuhan

Konsep kebutuhan dan sasaran populasi adalah hal yang utama untuk setiap

tingkat perencanaan kesehatan. Proses ini dimulai dengan identifikasi

kebutuhan penduduk untuk pelayanan kesehatan. Yang dimaksud dengan

kebutuhan kesehatan adalah semua yang berkaitan dengan literatur tentang

perencanaan kesehatan, organisasi perawatan medis, dan perawatan kesehatan

sosiologi.

Pendekatan penilaian kebutuhan

Tiga fungsi ciri kebutuhan pendekatan: kompilasi (pengumpulan data dari

sumber-sumber yang sudah ada), pengembangan (menghasilkan informasi

baru), dan integrasi (sintesis informasi yang berasal dari dalam dan luar batas-

batas sistem). Dalam penilaian kebutuhan terdapat 3 unsur, yaitu indikator

pendekatan (kesehatan, sosial, perhitungan/perkiraan), survei pendekatan dan

pendekatan pencapaian kesepakatan.

Manajemen Pelayanan Kesehatan & Identifikasi Kebutuhan

Manajemen pelayanan kesehatan memerlukan dan bahkan mensyaratkan

pandangan pragmatis mengenai identifikasi kebutuhan dan masalah.

Pengelola pelayanan kesehatan harus menentukan layanan yang harus

ditawarkan, dan kepada siapa. Gambar berikut mengilustrasikan komponen

dari tahap perencanaan pertama.

6

Page 5: BAB II epidemiologi

Langkah 2. Penentuan Prioritas

Kontribusi epidemiologi terhadap penentuan prioritas didasarkan pada

gagasan yang cukup sederhana: masalah kesehatan yang paling penting

adalah mereka yang menyebabkan kerugian terbesar dan yang paling bisa

menerima pencegahan dan upaya perbaikan. Ada dua kelompok kriteria

epidemiologi yang dapat digunakan dalam tahap perencanaan kedua : (1)

besarnya kerugian, dan (2) tanggungan kerugian, pencegahan atau

pengurangan.

Langkah 3. Tujuan Pengaturan

Setelah prioritas ditentukan, perencanaan program dapat berlangsung untuk

setiap kelompok persoalan atau faktor risiko. Perencanaan setiap program

dimulai dengan tujuannya. Kontribusi Epidemiologi dalam langkah ini adalah

sebagian besar dalam mengemukakan tujuan dengan cara yang diukur

(menggunakan insiden atau prevalensi). Epidemiologi juga dapat memberikan

7

Deskripsi Populasi

Identifikasi Sumber Daya Masyarakat

Deskripsi Masalah Kesehatan (Epidemiologi Deskriptif)

Analisis Manfaat Pelayanan

Kebutuhan :LowonganPotensi PelayananPeluang PemasaranAnalisis

Etiologi

(Epidemiologi Analitik)

Page 6: BAB II epidemiologi

kontribusi informasi pada kisaran layak pengurangan insiden atau prevalensi,

sekali lagi melalui penggunaan berbagai rasio risiko.

Langkah 4. Kegiatan untuk Mencapai Tujuan

Untuk tujuan yang harus dipenuhi (dan itu untuk "kebutuhan" yang

sebelumnya diidentifikasi), mereka sekarang harus dilibatkan secara

operasional ke dalam kegiatan atau jasa. Ini juga melibatkan prediksi,

identifikasi, dan alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan untuk

menghasilkan layanan yang dibutuhkan.

Langkah 5. Mobilisasi, Koordinasi Sumber Daya

Kegiatan untuk mencapai tujuan yang dipilih, dan sumber daya yang tepat

ditentukan dan dialokasikan. Langkah kelima ini dari siklus perencanaan

adalah penyerahan secara aktual dari layanan. Di sinilah sebagian besar

fungsi manajemen tradisional beroperasi dan mendominasi (lihat Tabel 3-1,

supra). Kontribusi epidemiologi yang terbatas pada pengumpulan data yang

dapat digunakan untuk memonitor program dan dampaknya serta untuk

melakukan evaluasi yang lebih formal.

Langkah 6. Evaluasi

Komponen evaluasi berisi tiga bidang yang menjadi perhatian: biaya,

kegiatan dan hasil. Hal ini lebih sering disebut evaluasi fiskal, proses, dan

hasil:

Evaluasi Fiskal berfokus pada akuntabilitas dan penentuan biaya.

Evaluasi proses menentukan program kegiatan dalam hal (1) penduduk menerima manfaat berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, atau variable demografi lainnya; (2) organisasi Program, staf, dan pendanaan; (3) lokasi program dan waktu. Evaluasi proses adalah ukuran dari upaya program atau kegiatan yang diusulkan dibanding efek program atau hasil.

Hasil evaluasi dari tujuan program dalam hal efek untuk menentukan apakah perubahan status kesehatan telah terjadi sebagai hasil dari suatu upaya.

8

Page 7: BAB II epidemiologi

Pengamatan berikut ini relevan dengan evaluasi program:

Kebanyakan keputusan manajemen didasarkan pada intuisi daripada fakta.

Tujuan evaluasi adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis administrator.

Evaluasi lebih produktif ketika proses yang berkelanjutan dengan feedback yang terus menerus ke administrator, supervisor, dan manajer program yang membuat keputusan.

Epidemiologi memberikan kontribusi langsung untuk evaluasi program

kesehatan dalam dua cara. Pertama, desain yang ideal untuk evaluasi uji klinis

yang terkontrol. Kedua, langkah-langkah dari hasil pengukuran epidemiologi

tentang status kesehatan populasi. Dalam hal ini, kontribusi dan peranan

epidemiologi pada dasarnya sama seperti yang dijelaskan pada Langkah 1,

dimana siklus alami dari proses perencanaan kembali ke pengoperasiannya.

2.6 Peran Aplikasi Epidemiologi dalam Pengolahan Pelayanan Kebidanan

Berdasarkan pada definisi dari epidemiologi yaitu studi yang

mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada

populasi serta penerapannya untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan,

serta manfaat dari epidemiologi yaitu untuk mengidentifikasi etiologi

berbagai penyakit dan besasran masalah kesehatan di masyarakat,

menentukan tingkat kekerapan dan luas wilayah penemuan penyakit,

mempelajari riwayat alamiah penyakit, mengevaluasi upaya pencegahan dan

pengobatan dan model pelayanan baru, sereeta menyediakan data dasar hasil

pengembangan kebijakan kesehatan maka peranan epidemiologi dalam

pelayanan kebidanan adalah sebagai salah satu alat untuk emmbantu

mewuudkan tujuan dari pelayanan kebidanan yautu utnuk menurunkan atau

menekan mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu

kebidanan, kesehatan, medis, dan sosial untuk memelihara, meningkatakan,

dan melindungi kesehatan ibu dan janin/bayinya.

9

Page 8: BAB II epidemiologi

Dalam melakukan pelayanan kebidanan maka seorang bidan harus

memiliki keterampilan dasar, antara lain:

1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan (relevan dan lengkap)

2. Melakukan pemerikasaan fisik yang terfokus sesuai kondisi klien.

3. Menetapkan dan/atau melakukan dan menyimpulkan hasil laboraturium.

Merujuk pada konsep dan ruang lingkup, kegiatan, tugas, dan fungsi,

tanggung jawab bidan dalam pelayanan kebidanan, serta ketrampilan dasasr

seorang bidan, maka beberapa kemungkinan aplikasi epidemiologi dalam

lingkup kebidanan antara lain adalah:

1. Menentukan status kesehatan/penyakit

Dalam hal penentuan status kesehatan/penyakit yaitu bagaimana

menentukan batas serseorang dapat disebut sakit atau mempunyai masalah

kesehatan, seperti:

a. Pada kondisi serpeti apa seorang ibu hamail dapat dikatakan

menderita eklampsia atau anemia?

b. Bagaimana tanda-tanda seorang ibu hamil menderita eklampsia atau

anemia?

c. Pada kondisi seperti apa seorang ibu dikatakan mengalami

perdarahan?

Untuk menentukan batasan status kesehatan masyarakat tersebut maka

diperlukan suatu batasan tentang penyakit dan konsep dasar timbulnya

penyakit.

2. Menentukan besaran masalah kesehatan di masyarakat

a. Berapa besaran kejadian penyakit/masalah kesehatan tersebut di

masyarakat, misalnya besaran masalh kematian ibu, kematian bayi,

BBLR, eklampsia, anemia, perdarahan, dan sebagainya?

b. Penyakit/masalah kesehatan tersebut terjadi pada kelompok penduduk

yang mana?

10

Page 9: BAB II epidemiologi

c. Bagaimana penyebaran penyakit/masalah kesehatan tersebut baik

kecepatan maupun luasnya?

d. Untuk mengetahui besaran masalah, faktor risiko, dan besaran dampak

akibat kejadian penyakit/masalah kesehatan maka diperlukan suatu

ukuran frekuensi penyakit, ukuran asosiasi, dan ukuran dampak.

3. Menetapkan akurasi diagnosis

a. Apa indikator yang dapat digunakan dalam menentukan

penyakit/masalah kesehatan misalnya indikator untuk menjaring

penyakit anemia, kurang gizi pada ibu hamil, BBLR, pre ekalmpsia,

partus lama, dan perdarahan?

b. Apakah betul ibu hamil tersebut pasti menderita eklampsia atau

anemia?

c. Dalam upaya identifikasi suatu penyakt yang secara klinis belum jelas

maka dengan pemeriksaann atau prosedur tertentu yang secara cepat

dapat membedakan orang yang kelihatannya sehat tetapi keumgnkinan

sakit dan orang yang betul-betul sehat yang disebut dengan screening.

d. Jika hasil screening positif, maka utnutk memastikan hal tersebut

perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih pasti yaitu dengan

pemeriksaan laboraturium misalkan perlu pemeriksaan kadar protein

urine atau kadar Hb untuk memeastikan apakah seroang ibu hamil

menderita eklampsia atau anemia.

4. Mengetahui riwayat alamiah penyakit

a. Dengan diketahuinya perjalanan suatu penyakit maka dapat dilakukan

upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sehingga tidak

berkelanjtan.

b. Misalnya, perdarahan pada ibu hamil. Apabila sudah diketahui faktor

risiko apa saja yang menyebabkan terjadinya perdarahan maka

kejadian perdarahan tersebut dapat kita cegah.

5. Mencari efektifitas suatu tindakan dalam asuhan kebidanan

11

Page 10: BAB II epidemiologi

a. Bidan adalah tenaga kesehatan yang memiliki keahlian didalam asuhan

kebidanan. Sehingga diharapkan mempunyai kemampuan dalam

mencari efketifitas tindakan yang dilakukan.

b. Agar seorang bidan mempunyai kemampuan tersebut maka sesuai

dengan kompetensi dan tanggung jawabnya maka seorang bidan harus

mengikuti perkembangan kebidanan melalui penelitian, mengikuti

pelatihan, pendidikan berkelanjutan, seminar, dan pertemuan ilmiah

sehingga dengan dmeikian dapat mengetahui perkembangan

pengetahuan baru dan pengembangan sikap serta meningkatkan

ketrampilan dalam kegiatan praktek.

6. Mencari bentuk-bentuk upaya pencegahan dan pengobatan terhadap suatu

penyakit/masalah kesehtan khususnya yang berkaitan dengan kebidanan

Dalam upaya mencari bentuk upaya pencgahan dan pengobatan berkaitan

dengan salah satu tugas dan fungsi bidan yaitu melakukan evaluasi dan

pengkajian terhadap kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan untuk

perbaikan dan peningkatan, melakukan survei dan penelitian baik sendiri

maupun bersama sebagai angota timpeneliti dalam ruang lingkup

pelayanan kebidanan.

12