BAB II ASUHAN KEBIDANAN

32
BAB II TINJAUAN TEORI I. TEORI MEDIS A. Persalinan 1. Definisi a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2001:100). b. Persalinan adalah suatu proses yang fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Hacker, 2001:133). 2. Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan: a. Teori penurunan progesteron Penuaan plasenta telah mulai sejak usia kehamilan 30-36 minggu, sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen. Pada saat hamil terjadi perubahan keseimbangan. estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi braxton hiks yang selanjutnya akan bertindak sebagai kontraksi.

Transcript of BAB II ASUHAN KEBIDANAN

Page 1: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. TEORI MEDIS

A. Persalinan

1. Definisi

a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan

janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana

janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin,

2001:100).

b. Persalinan adalah suatu proses yang fisiologik yang

memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk

dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Hacker, 2001:133).

2. Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan:

a. Teori penurunan progesteron

Penuaan plasenta telah mulai sejak usia kehamilan 30-36

minggu, sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron dan

estrogen. Pada saat hamil terjadi perubahan keseimbangan.

estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi braxton

hiks yang selanjutnya akan bertindak sebagai kontraksi.

b. Teori oksitosin

Peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim, sehingga

mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan

kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat menimbulkan

pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung

terus.

c. Teori keregangan otot

Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan

ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek dan

kekuatan oleh kontraksi makin meningkat.

Page 2: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

d. Teori janin

Sinyal yang diarahkan maternal sehingga tanda bahwa janin

telah siap lahir belum diketahui pasti. Kenyataan menunjukkan bila

terdapat hubungan hipofisis dan kelenjar suprarenal, persalinan

akan berjalan lebih lambat.

e. Teori prostaglandin

Prostaglandin dapat melunakkan serviks dan merangsang

kontraksi, diberikan dalam bentuk infus, per os atau secara

intravaginal.

(Manuaba,2001 :193).

3. Tanda-tanda Persalinan

Menurut Mochtar (1998:93) tanda-tanda persalinan adalah

sebagai berikut:

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah karena robekan kecil-kecil pada

serviks.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan ada.

4. Kala-kala Persalinan

a. Kala I

Menurut Mochtar (1998:94) kala I persalinan dibagi

menjadi 2 fase yaitu:

1) Fase laten

a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap.

b) Pembukaan serviks kurang dan 4 cm.

c) Biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jam.

2) Fase aktif

a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan menjadi

lengkap.

Page 3: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

b) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.

c) Periode deselerasi : berlangsung lama, dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

b. Kata II

Dalam APN (2002:3-2) kala 11 persalinan dimulai ketika

pembukaan servik lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya

bayi.

Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan:

1) Ibu merasa ingin mengejan bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan

atau vaginaya.

3) Perineumnya terlihat menonjol.

4) Vulva, vagina dan spingter ani terlihat membuka.

5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

c. Kala III

Dalam APN (2002:5-2) dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya selaput ketuban. Setelah bayi lahir,

kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras, TFU

setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x

sebelumnya, kernudian timbul his pengeluaran dan pelepasan un.

Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas dan terdorong

ke vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dan

atas simfisis atau fundus uteri.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah

bayi lahir (Mochtar, 1998:97).

d. Kala IV

Menurut APN (2002:5-2) kala IV dimulai sejak lahirnya

plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu.

Page 4: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

5. Faktor-faktor yang Berperan dalam Persalinan menurut Manuaba

(1999:260) yaitu:

a. Kekuatan mendorong janin keluar (power)

1) His (kontraksi uterus)

2) Kontraksi otot-otot dinding rahim

3) Kontraksi diafragma

4) Ligmentus action terutama ligamentum rotundum.

b. Faktor janin (passanger)

c. Faktor jalan lahir (passage)

6. Perubahan Fisiologis dalam Persalinan

a. Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama persalinan ketika terjadi

kontraksi, sistolik rata-rata naik 10-50 mmHg, diastolik 5-10

mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah menjadi normal pada level

sebelum persalinan, rasa sakit dan cemas juga akan meningkatkan

tekanan darah.

b. Metabolisme

Metabolisme akan meningkat secara berangsur-angsur

disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal,

peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh,

denyut nadi, kardiak output, pernapasan dan cairan yang hilang.

c. Suhu tubuh

Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh

sedikit meningkat selama persalinan. Peningkatan ini hanya terjadi

sekitar 0,5-1 °C.

d. Detak jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak

jantung secara dramatis naik sebelum kontraksi, antar kontraksi

detak jantung sedikit meningkat dibanding sebelum persalinan.

Page 5: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

e. Pernapasan

Karena terjadi peningkatan metabolisme, terjadi sedikit

peningkatan laju pernapasan yang dianggap normal.

f. Ginjal

Poliuria sering terjadi selama persalinan, mungkin

disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi

glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal.

g. Gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorsi makanan padat secara

substansial berkurang banyak sekali selama persalinan.

Pengeluaran getah lambung berkurang menyebabkan aktivitas

pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi

sangat lamban.

h. Hematologi

Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram /100 ml selama

persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum

persalinan sehari setelah pasca bersalin kecuali ada perdarahan post

partum.

(Pusdiknas, 2003: 16)

7. Perubahan psikologi ibu bersalin

Persalinan adalah saat-saat yang menegangkan dan menggugah

emosi Ibu sehingga terjadi perubahan psikologis pada ibu yaitu:

a. Mudah marah

Timbulnya rasa nyeri dapat mengurangi koping sehingga

ibu menjadi cepat .marah serta mudah mencela segala sesuatu

disekitarnya.

b. Perasaan cemas dan takut

Hal ini normal dan sebagian besar ibu bersalin

mengalaminya terutama ibu yang melahirkan anak pertama, merasa

takut dan cemas apabila terjadi sesuatu pada diri dan bayi.

(Pilliteri,2004: 171)

Page 6: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

8. Kebutuhan Ibu bersalin

a. Asuhan fisik dan psikologis

b. Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus

c. Pengurangan rasa sakit antara lain dengan:

1) Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam

persalinannya.

2) Pengaturan posisi seperti duduk atau setengah duduk, posisi

merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.

3) Relaksasi dan latihan pernapasan, pengeluaran suara.

4) Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan

dilakukan.

5) Istirahat dan privacy.

6) Asuhan diri, berendam, kompres hangat dan kompres dingin.

7) Sentuhan, masase, pijatan ganda pada pinggul, penekanan pada

lutut.

d. Penerapan atas sikap dan perilakunya.

e. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

(Hyre,2003: 19)

9. Penatalaksanaan Persalinan Normal

Penatalaksanaan persalinan normal yaitu:

a. Kala I

1) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh pasien seperti

suami, keluarga pasien atau teman dekat.

2) Mengatur aktivitas dan posisi ibu.

3) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara

meminta ibu untuk menarik nafas panjang, tahan nafas

sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu

ada his.

4) Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi

dalam tubuh ibu serta prosedur yang akan dilakukan dan hasil

pemeriksaan yang dilakukan.

Page 7: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

5) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong dengan

menyarankan ibu untuk berkemih.

6) Memenuhi nutrisi ibu, untuk memenuhi kebutuhan energi dan

mencegah dehidrasi.

7) Menganjurkan pada ibu untuk tidak mengedan sebelum

pembukaan lengkap karena dapat menyebabkan oedema dan

robekan serviks.

8) Menyiapkan partus set dan obat yang diperlukan.

9) Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi.

b. Kala II

1) Menjelaskan pada ibu tindakan atau prosedur yang akan

dilakukan

2) Mengatur posisi ibu senyaman mungkin.

3) Memakai celemek.

4) Mencuci tangan dengan air sabun dan membilas dengan air

yang mengalir.

5) Mengamati perineum yang menonjol, vulva dan anus yang.

membuka.

6) Dengan menggunakan sarung tangan, bersihkan vulva dan

perineum dari arah depan ke belakang dengan menggunakan

kapas DTT.

7) Melakukan pemeriksaan vagina untuk memastikan bahwa

pembukaan sudah lengkap, selaput ketuban sudah pecah dan

memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang baru saja

dilakukan, melepaskan sarung tangan yang kotor dan

merendamnya di larutan kiorin 0,5%.

8) Memeriksa DJJ disela-sela kontraksi.

9) Menyuruh ibu untuk makan dan minum di antara selang waktu

kontraksi.

10) Memimpin ibu untuk mengedan secara benar saat ada

kontraksi.

Page 8: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

11) Membantu kelahiran bayi

a) Melahirkan kepala

(1) Saat kepala bayi terlihat di vulva dengan diameter 5-6

cm letakkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu

untuk mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir.

(2) Letakkan kain bersih dan kering yang dilipat sepertiga

bagian dibawah perut ibu.

(3) Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain

bersih dan kering) letakkan ibu jari dan keempat jari

tangan dilipat paha pada kedua sisi perineum.

(4) Letakkan tangan yang lain pada kepala bayi, berikan

tekanan yang lembut pada kepala bayi dan biarkan

kepala bayi keluar secara bertahap.

(5) Usap muka bayi dengan kain atau kassa yang bersih

untuk membersihkan mulut dan hidung bayi dari lendir

darah.

(6) Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti

meneran dan bernapas cepat, raba leher bayi apakah ada

lilitan tali pusat, lepaskan melalui kepala jika tali pusat

longgar, tetapi jika tali pusat pendek dan melilit tali

pusat dengan erat maka klem di dua tempat dan potong

tali pusat diantara dua klem.

b) Melahirkan bahu

(1) Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih

dan memeriksa adanya lilitan tali pusat hingga terjadi

kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala

bayi.

(2) Setelah terjadi putar paksi luar, letakkan tangan pada

masing-masing sisi kepala bayi dan beritahu ibu untuk

meneran pada kontraksi berikutnya.

Page 9: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

(3) Lakukan tarikan perlahan ke arah bawah dan luar secara

lembut untuk melahirkan bahu depan.

(4) Lalu tarik ke atas dan luar untuk melahirkan bahu

belakang bayi.

c) Melahirkan tubuh bayi

(1) Saat bahu posterior lahir selipkan tangan pada bagian

bawah kepala bayi ke arah perineum dan biarkan bahu

dan tangan lahir.

(2) Gunakan jari-jari tangan yang sama untuk

mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada sisi

posterior bayi pada saat melewati perineum.

(3) Gunakan tangan yang berada di belakang (bawah tubuh

bayi) untuk menahan tubuh bayi saat lahir.

(4) Gunakan tangan bagian atas untuk melahirkan bahu

anterior dan untuk mengendalikan kelahiran siku dan

tangan anterior bayi.

(5) Setelah kelahiran tubuh dan lengan, sisipkan tangan

bagian depan punggung bayi ke arah bokong dan kaki

bayi untuk menahan laju kelahiran bayi saat kaki bayi

lahir.

(6) Sisipkan jari telunjuk dan tangan kiri penolong diantara

kaki bayi pegang dengan mantap bagian mata kaki dan

lahirkan kakinya secara hati-hati.

(7) Letakkan bayi diatas kain bersih yang diletakkan diatas

perut ibu sehingga kepala bayi lebih rendah dari

tubuhnya. Kernudian keringkan tubuh bayi dari

rangsang agar segera menangis.

d) Memotong tali pusat

(1) Klem tali pusat 2-3 cm dari pusat bayi dengan

menggunakan klem DTT atau steril.

(2) Lakukan pengurutan tali pusat dan klem ke arab ibu.

Page 10: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

(3) Pasang klem kedua pada sisi ibu 3 cm dan klem ke I

(4) Dengan satu tangan balik bagian ujung klem ke arah

kita kemudian potong tali pusat diantara 2 klem.

(5) Segera susukan bayi pada ibunya.

c. Kala III

1) Pastikan bahwa janin tunggal dengan memeriksa uterus.

2) Beritahu ibu bahwa akan disuntik.

3) Suntikkan oksitosin 10 UI pada sepertiga paha kanan luar

selambat-lambatnya 2 menit setelah bayi lahir.

4) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.

5) Pindahkan klem kira-kira 5 cm dan vulva.

6) Letakkan tangan lain pada abdomen ibu tepat diatas tulang

pubis untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus saat

melakukan peregangan tali pusat terkendali.

7) Bila terjadi kontraksi kuat, tegangkan tali pusat kemudian

tangan kiri melakukan gerakan dorso kranial.

8) Lakukan secara hati-hati untuk menghindari inversio uteri.

9) Bila plasenta belum lepas tunggu hingga terjadi kontraksi yang

kuat.

10) Pada saat kontraksi mulai (uterus menjadi bulat atau tali pusat

memanjang) tegangkan kembali tali pusat di sertai dorso

kranial sampai plasenta lepas dari tempat implantasinya.

11) Setelah plasenta terlepas anjurkan ibu untuk berhenti meneran

sehingga plasenta akan terdorong ke introitus vagina, tetap

tegangkan tali pusat kearah bawah mengikuti jalan lahir.

12) Saat plasenta terlihat di introitus vagina, pegang atau tangkap

plasenta dengan kedua tangan dan putar searah jarum jam

hingga selaput ketuban terpilin.

13) Periksa kelengkapan plasenta (kotiledon dan selaput ketuban).

14) Letakkan plasenta pada tempat plasenta yang telah di sediakan.

15) Periksa ada tidaknya laserasi jalan lahir

Page 11: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

d. Kala IV

Menurut Saifuddin (2001:106-120) tindakan yang

dilakukan pada kala IV adalah:

1) Lakukan masase uterus untuk merangsang agar uterus

berkontraksi.

2) Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.

3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4) Lakukan hecting jika terdapat laserasi jalan lahir.

5) Observasi KU dan VS ibu selama 2 jam post partum.

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selania kala IV

persalinan dan halaman belakang partograf segera setelah

asuhan diberikan.

10. Menurut Saifuddin (2001:102-103), persiapan alat untuk persalinan:

a. Alat-alat persalinan / partus set (di dalam wadah stenlis tertutup)

1) 2 klem Kelly atau kocher

2) Gunting tali pusat

3) Pengikat tali pusat DTT

4) Kateter nelaton

5) Gunting episiotomi

6) Klem 1/2 kocher atau Kelly

7) 2 sarung DTT kanan

8) 1 sarung DTT kiri

9) Kain kasa DTT

10) Alat suntik sekali pakai 2 1/2 ml berisi oksitosin 10 IU

11) Kateter penghisap De Lee

b. Lain-lain

1) Partograf

2) Kertas kosong atau formulir rujukan yang digunakan di

kabupaten

3) Pena

4) Termometer

Page 12: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

5) Pita pengukur

6) Fetoskop

7) Jam yang mempunyai jarum detik

8) Stetoskop

9) Tensimeter

10) Larutan klorin 0,5 % (larutan Bayclin 5,25 %)

11) Sabun dan deterjen

12) Sikat kuku dan pengunting kuku

13) Celemek atau pelindung badan dari plastik

14) Kain plastik atau perlak untuk alas ibu saat persalinan

15) Kantong plastik.

c. Persediaan obat-obatan untuk komplikasi

1) 3 botol larutan ringer laktat 500 ml

2) Set infus

3) 2 kateter intra vena ukuran 16-18 G

4) 2 ampul metil ergometnin maleat 0,2 mg

5) 2 ampul oksitosin 10 UI

6) 10 tablet misoprostol (cytotec)

7) 2 vial larutan magnesium sulfat 40%

8) 2 buah alat suntik sekali pakai ukuran 2 1/2 ml (total disediakan

3 buah)

9) 2 buah alat suntik sekali pakai ukuran 5 ml

10) 10 kapsul/kaplet amoksisilin/ampisilin 500 mg penisilin

prokain injeksi 3 juta unit/vial.

d. Bahan-bahan untuk penjahitan episiotomi

1) 1 buah alat suntik sekali pakai 10 ml beserta jarumnya

2) 20 ml larutan lidokain 1%

3) Pemegang jarum

4) Pinset

5) Jarum jahit

6) Benang catgut 3.0

Page 13: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

7) 1 pasang sarung tangan OTT

e. Peralatan yang disediakan oleh ibu/ keluarga

1) Minum dan makanan untuk ibu

2) Baju bersih

3) Sarung bersih

4) Celana dalam bersih

5) Pembalut

6) Handuk

7) Sabun

8) Kain penyeka (waslap)

9) Baskom berisi air matang

10) Handuk bersih dan selimut untuk bayi

11) Topi bayi

12) Wadah plasenta

13) Keranjang sampah tertutup

14) 1 buah ember yang berisi larutan klorin 0,5 %

15) 1 buah ember untuk diisi larutan deterjen atau sabun.

II. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEY

A. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam merangkai dan

tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada

klien (Varney, 2007: 25).

Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, yang

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan terakhir dengan evaluasi.

Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa

diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut

dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi

sesuai dengan kondisi klien.

Page 14: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Langkah I : Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah untuk mengumpulkan semua

informasi yang akurat dan semua yang berkaitan dengan kondisi klien.

Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara yaitu anamnesa,

pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-

tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang

(Pusdiknakes, 2003:31).

a. Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh melalui tanya

jawab dengan klien atau anamnese. Data subjektif yang diperoleh

dan anamnese meliputi identitas, alasan dirawat, data kebidanan,

data kesehatan, data kebiasaan sehari-hari, data psikologi dan

spiritual.

1) Identitas

a) Nama perlu ditanyakan untuk mengenal pasien dan

membedakan dengan pasien lainnya.

b) Umur perlu ditanyakan untuk mengantisipasi diagnosa

masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.

c) Agama perlu ditanyakan untuk mempermudah pendekatan

dalam memberikan support mental. Agama sangat

berpengaruh di dalam kehidupan termasuk kesehatan.

d) Pendidikan perlu diketahui untuk mengetahui tingkat

pengetahuan pasien sehingga mempermudah dalam

memberikan pendidikan kesehatan.

e) Pekerjaan perlu ditanyakan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan serta

dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga.

f) Suku/bangsa perlu ditanyakan untuk mengetahui adat

budaya dan pasien.

Page 15: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

g) Alamat perlu ditanyakan untuk mempermudah hubungan

bila keadaan mendesak dan dapat memberi petunjuk

keadaan lingkungan tempat tinggal pasien (Varney,

2007:31-32).

2) Alasan Dirawat

Alasan dirawat merupakan alasan ibu dirawat di tempat

pelayanan kesehatan. Dalam hal ini alasan dirawat yaitu ibu

G2P1A0 inpartu kala I dengan ketuban rembes sejak tanggal 6

Maret 2009 jam 08.30. WIB, kenceng-kenceng belum dirasa

dan usia kehamilan melebihi tanggal taksiran persalinan.

3) Data Kebidanan

a) Riwayat menstruasi meliputi umur menarche, lama

menstruasi, banyaknya darah yang keluar, keluhan sewaktu

menstruasi (Varney, 2007:33).

b) Riwayat perkawinan perlu ditanyakan untuk mengetahui

sudah berapa lama ibu menikah, dengan suami sekarang

merupakan istri yang ke berapa, karena status perkawinan

dapat mengetahui keadaan persalinannya (Varney,

2007:32).

c) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu hal yang

perlu ditanyakan adalah berapa kali melahirkan, berapa

umur dan setiap kehamilannya, bagaimana cara

persalinannya, dimana dan ditolong oleh siapa, apakah ada

penyulit dalam persalinan, adakah infeksi, jenis kelainan

anak yang dilahirkan dan bagaimana keadaannya sekarang.

d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang yang

perlu ditanyakan adalah berapa kali ibu ANC, gerakan

janin, keluhan dan nasehat yang diterima dan terapi yang

diterima tiap-tiap semester. Untuk persalinan yang perlu

ditanyakan bagaimana persalinannya, lama persalinan, dan

banyaknya perdarahan.

Page 16: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

e) Riwayat kontrasepsi yang perlu ditanyakan jenis

kontrasepsi apa yang pernah dipakai ibu, alasan

pemberhentian, lama dan keluhan. Untuk mengetahui

seberapa jauh pengetahuan ibu tentang kontrasepsi

(Varney, 2007:34),

4) Data Kesehatan

Dari data kesehatan dapat diperoleh data mengenai riwayat

kesehatan pasien baik sekarang maupun yang lalu serta riwayat

kesehatan keluarga (Varney, 2007:32).

a) Riwayat kesehatan yang lalu dapat mengetahui penyakit

yang pernah diderita pasien sebelumnya, misalnya DM

dengan gejala luka sukar sembuh, hipertensi dengan gejala

sakit kepala, kelelahan, sesak nafas, gelisah, pandangan

kabur. Jantung dengan gejala dada berdebar-debar, asma

dengan gejala sesak nafas, suara nafas wheezing, TBC

dengan gejala batuk tidak sembuh-sembuh se1ama 3

minggu, dan lain-lain.

b) Riwayat kesehatan sekarang ditanyakan untuk mengetahui

apakah ibu menderita suatu penyakit kronis selama hamil

dan keluhan yang dialami pasien saat ini.

c) Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengetahui

penyakit yang ada di keluarga pasien khususnya penyakit

menular dan keturunan yang mempengaruhi persalinan.

5) Data Kebiasaan Sehari-hari

a) Nutrisi dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum

dan selama persalinan apakah mengalami perubahan,

frekuensi makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas

makanan, apakah punya makanan pantangan, berapa

banyak ibu minum dalam satu hari.

b) Istirahat dan tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur dalam

sehari apakah ada keluhan. (Saifuddin, 2001:127-128).

Page 17: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

c) Personal hygiene perlu ditanyakan untuk mengetahui

kebersihan tubuh pada waktu persajinan meliputi kebutuhan

mandi yang terdiri atas frekuensi mandi, gosok gigi, dan

ganti baju (Saifuddin, 2001:127).

d) Eliminasi yang meliputi kebiasaan BAB, BAK, jenis,

frekuensi dan keluhan, misalnya obstipasi (Varney,

2007:32).

6) Data Psikososial

Riwayat psikososial untuk mengetahui respon ibu, suami, dan

keluarga pasien terhadap bayi dan selama ibu nifas.

b. Data Objektif

Data objektif adalah data yang diperoleh melalui

pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

1) Pemeriksaan Umum

Pada pemeriksaan umum dilakukan untuk mengetahui keadaan

umum dan kesadaran, pengukuran tanda-tanda vital yang

meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (Varney,

2007:459).

2) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala dan muka perlu dikaji untuk mengetahui keadaan

rambut berketombe dan mudah rontok apa tidak, muka

untuk mengetahui apakah terlihat pucat, oedem dan anemis,

mata untuk mengetahui kesimetrisan, warna sklera, warna

konjungtiva, hidung untuk mengetahui cairan yang keluar,

polip dan perdarahan, mulut adakah suatu kelainan dan

penyakit, telinga adakah kelainan, simetris atau tidak.

b) Leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tyroid dan

parotis (Morton, 2003:455).

c) Dada untuk mengetahui retraksi dinding dada, bagaimana

keadaan mammae, kesimetrisannya, untuk mengetahui

adanya benjolan, luka bekas operasi, nyeri tekan.

Page 18: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

d) Abdomen untuk mengetahui ada luka bekas operasi apa

tidak. Pada palpasi dapat diketahui umur kehamilan

(Vamey, 2007:969).

e) Alat genetalia luar untuk mengetahui kelainan penyakit,

pengeluaran per vaginam (Depkes RI,2002:5-14).

f) Pemeriksaan dalam (vagina toucher) dapat digunakan

untuk mengetahui kemajuan persalinan, pembukaan, kulit

ketuban, presentasi, penurunan bagian terbawah janin.

g) Anus untuk mengetahui suatu kelainan atau penyakit

seperti haemoroid.

h) Ekstremias untuk mengetahui suatu kelainan seperti

oedema, varises dan bagaimana reflek patellanya (Varney,

2007:969).

3) Data Penunjang

Data penunjang adalah data atau fakta yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan rontgen, USO dan

lain-lain.

2. Langkah II: Interpretasi Data

Interpretasi data adalah proses identifikasi sehingga dapat

merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik (Varney, 2007:31).

Pada langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah diidentifikasi.

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkup praktek kebidanan dan harus memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan yaitu:

a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.

b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.

c. Memiliki ciri khas kebidanan.

d. Didukung oleh clinical judgment dalam lingkup praktek kebidanan.

e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen.

(Pusdiknakes,2003:32).

Page 19: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

Dan pengkajian yang telah dilakukan baik subjektif maupun

objektif diperoleh data berupa ibu mengatakan ketuban rembes sejak

tanggal 6 Maret 2009 jam 08.30. WIB, kenceng-kenceng belum dirasa

dan usia kehamilan melebihi tanggal taksiran persalinan. Dari hasil

pemeriksaan dalam vagina tenang, dinding vagina dalam batas normal,

portio lunak pembukaan 1 cm, kulit ketuban (+), air ketuban (+), warna

jernih, presentasi kepala, bagian terbawah janin turun di Hodge I-II.

Berdasarkan data diatas serta teori yang ada maka diagnosa

pada kasus ini adalah Ibu umur 24 tahun, G2P1A0 hamil 42+2 minggu,

janin hidup, tunggal, intra uteri, puka, inpartu kala I fase laten dengan

kehamilan serotinus dan KPD 10 jam.

3. Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah langkah untuk mengidentifikasikan

diagnosa atau masalah potensial berdasarkan pada rangkaian masalah

dan diagnosa tertentu. Langkah ini membutuhkan antisipasi

pencegahan bila memungkinkan, menunggu, sambil mengamati dan

bersiap-siap bila hal tersebut benar-benar terjadi (Pusdiknakes,

2003:32). Jika perawatan tidak dilakukan dengan baik, maka akan

timbul diagnosa potensial pada kasus ini adalah partus lama,

makrosomnia dan infeksi.

4. Langkah IV : Antisipasi

Antisipasi adalah langkah yang menunjukkan satu situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara yang lainnya bisa saja tidak

merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi dokter atau

kolaborasi dengan dokter. Bidan harus mampu mengevaluasi kondisi

pasien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang

paling tepat dalam manajemen asuhan pasien (Pusdiknakes, 2003 :33).

5. Langkah V: Rencana Tindakan

Page 20: BAB II ASUHAN KEBIDANAN

Rencana tindakan merupakan langkah untuk merencanakan

asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya, langkah ini merupakan langkah dari masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Setiap rencana

asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak yaitu oleh bidan dan

pasien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif (Pusdiknakes,

2003:34). Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana

asuhan sesuai dengan basil pembahasan bersama pasien menurut

Saifuddin (2002:2 19) antara lain:

a. Observasi KU, vital sign, kemajuan persalinan, kontraksi uterus,

DJJ.

b. Berikan antibiotik

c. Akhiri kehamilan dengan induksi persalinan

6. Langkah VI: Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan rencana asuhan

menyeluruh seperti yang diuraikan dalam langkah kelima. Perencanaan

ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh pasien atau

tim kesehatan lainnya (Pusdiknakes, 2003:34).

7. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan tindakan tersebut. Pada langkah ini dilakukan evaluasi

keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan

kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa kebidanan, masalah

dan kebutuhan (Pusdiknakes, 2003 :35).