BAB II

5
BAB II STUDI PUSTAKA 1. Critical Thinking a. Defenisi Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995: 6), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001: 1).

Transcript of BAB II

Page 1: BAB II

BAB IISTUDI PUSTAKA

1. Critical Thinking

a.Defenisi

• Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.

• Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995: 6), berpikir kritis adalah

mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

• Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001: 1).

• Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

b.Latar belakang

Sebagai calon dokter yang baik dalam menghadapi segala permasalahan harus memikirkan segala kemungkinan yang ada. Manfaat dan suatukeburukan dari suatu permasalahan harus dipikirkan secara matang – matang, sehingga segala sesuatu yang baik bisa kita maksimalkan dan sesuatu yang buruk dapat kita minimalisasikan.

Page 2: BAB II

Berpikir kritis adalah metode atau cara yang baik yang harus kita tanamkan dalam menghadapi suatu masalah. Belajar untuk berpikir kritis bukan menyangkut “apa” yang dipelajari, tetapi tentang “bagaimana” kita menerima, menilai, menimbang, dan memutuskan segala sesuatu berdasarkan aspek yang ada.

Berpikir kritis merupakan salah satu ketrampilan yang sangat diperlukan untuk seorang dokter. Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien. Setiap keputusan klinis harus didasarkan pada alasan – alasan yang dapat diterima akal dengan didasarkan pada pola pikir yang rasional. Perkembangan teknologi selain memberikan nilai tambah, kadang-kadang juga memberikan dampak yang merugikan. Disini seorang dokter harus mampu berpikir secara kritis dan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk memberikan keputusan terbaik untuk pasien.

c.Tujuan

Tujuan berpikir kritis itu sederhana: untuk menjamin, sejauh mungkin, kalau keyakinan dan tindakan seseorang itu sah dan dapat bertahan lewat analisis rasional.

2. Critical Appraisal

a. Definisi

penilaian kritis(critical appraisal) adalah penggunaan eksplisit, metode transparan untuk menilai data dalam penelitian yang dipublikasikan, menerapkan aturan bukti untuk faktor seperti validitas internal , kepatuhan terhadap pelaporan standar, kesimpulan dan generalisasi . [1] [2] metode penilaian Kritis membentuk pusat bagian dari tinjauan sistematis proses. [3] Mereka digunakan dalam perawatan kesehatan berbasis bukti pelatihan untuk membantu pengambilan keputusan klinis, dan semakin digunakan dalam perawatan sosial berbasis-bukti dan penyediaan pendidikan.

b. Latar belakng

• pendekatanpengambilan keputusan klinik, dimanaklinisi menggunakan bukti ilmiah terbaik(best evidence) yang ada, dengankonsultasi ke pasien, memutuskanpilihan terbaik bagi pasien.

• Untuk menentukan bukti ³terbaik´ • diperlukan kemampuan critical appraisal. • Membantu memahami metode dan hasil

Page 3: BAB II

• sebuah penelitian. • Menganalisis kualitas sebuah penelitian

c. Tujuan

• untuk mengevaluasi dan menganalisis suatu penelitian agar mendapatkan bukti yang valid

• Untuk membantu orang mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memahami bukti ilmiah

• Membantu kita:• Mengintegrasikan pengetahuan barus• Menerapkan nya dalam praktek klinik• untuk membuat kedokteran berbasis bukti atau EBM

3. Persamaan dan perbedaan Critical Thinking dan critical appraisalPersamaannya: Mencakup keterampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi meliputi pemikir-an dan penggunaan alasan yang logis membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubung-kan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyam-paian kritik. Sedangkan perbedaannya Critical Thinking adalah pemikiran kita yang cepat tanggap dan kritis dalam menanganin suatu hal apapun sedangkan Critical Appraisal adalah penilaian kita yang cepat dan kritis dalam melihat dan menghadapi sesuatu hal dalam menaganin kasus

4. Penerapan critical thinking dan critical appraisal dalam bidang kedokteran

Berpikir kritis dapat diterapkan ketika seorang melakukan kegiatan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, berdiskusi, dan sebagainya.

Berpikir kritis tidak hanya persoalan berpikir seca-ra analitis, tetapi juga berpikir secara berbeda (thinking differently). Berpikir kritis mencakup analisis secara kritis untuk memecahkan masalah. Analisis kritis berguna tidak hanya untuk mengi-ris/ menganalisis masalah, tetapi juga membantu menemukan cara untuk menemukan akar masalah. Memahami masalah dengan baik penting untuk dapat memecahkannya.

Dengan menggunakan kerangka skeptisisme ilmiah, berpikir kritis diperlukan di semua bidang profesi dan disiplin akademik, termasuk bidang profesi kedokteran. Sebagai contoh, dalam memilih terapi untuk pasien, seorang dokter perlu berpikir kritis apakah keputusan untuk memilih terapi sudah tepat, apakah didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang kuat yang membenarkan bahwa terapi itu memang efektif untuk memecahkan masalah yang dihadapi pasien. Proses menelaah bukti-bukti ilmiah yang berkaitan dengan masalah diatas disebut telaah kritis (critical appraisal).

Page 4: BAB II

Penilaian kritis diperlukan untuk mengimplementasikan salah satu langkah dalam praktik kedokteran berbasis bukti (evidence-based practice), yaitu memilah, mengkritisi, dan memilih artikel hasil-hasil penelitian yang memberikan nilai informasi yang tinggi.

.