BAB I.doc
-
Upload
ivan-boscho-naibaho -
Category
Documents
-
view
5 -
download
4
Transcript of BAB I.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan penambangan khususnya penambangan batubara tidak akan
terlepas dengan terbentuknya air asam tambang. Terbentuknya air asam tambang
di dalam lokasi penambangan akan mempengaruhi kegiatan penambangan itu
sendiri. Dan apabila dibiarkan maka akan menimbulkan dampak negative
terhadap lingkungan sekitar penambangan. Keberadaan air asam tambang tidak
terlepas dari sifat tanah (batuan) yang menyusun lingkungan tambang tersebut.
Tereksposnya mineral tertentu seperti pirit (FeS2) dapat mengakibatkan
kemasaman tanah tinggi (Caruccio et al, 1981; Qomariah, 2003 dalam Mindasari,
2007). Kondisi tanah yang masam menyebabkan beberapa unsur logam terlarut
ke hilir areal tambang sehingga mencemari perairan dan lahan di sekitar (Greene,
1988 ; Anonim, 1995 ; Anonim, 1999, Qomariah, 2003 dalam Mindasari, 2007).
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Adimitra Baratama
Nusantara adalah sistem tambang terbuka, dimana terjadi pembukaan lahan dan
penggalian tanah dan batuan penutup. Tanah dan batuan tersebut kemudian
ditimbun pada suatu disposal area atau ditimbun kembali ke lubang bekas galian
sebelumnya (backfilling). Mineral-mineral sulfida yang terkandung di batuan
penutup dan batubara akan terekspos sehingga terjadi peningkatan kecepatan
I - 1
I -
reaksi antara mineral-mineral tersebut dengan udara dan air yang kemudian
menghasilkan air asam tambang.
Sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, PT. Adimitra
Baratama Nusantara telah melakukan langkah-langkah penanganan terhadap air
asam tambang ini. Pada daerah galian, penanganan dilakukan dengan
memompakan air asam yang terakumulasi di dasar tambang kemudian
menampungnya ke dalam kolam-kolam pengendap lumpur. Selanjutnya air
tersebut dilewatkan pada saluran kapur (CaO) dengan maksud untuk
meningkatkan pH. Sedangkan pada daerah timbunan backfilling maupun outside
dump, penanganan dilakukan dengan pola pengaliran pada permukaan timbunan
sehingga air limpasan mengalir ke dalam kolam pengendap lumpur. Kemudian
dilakukan cara yang sama dengan penanganan pada daerah galian.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain adalah
1. Merencanakan kapasitas kolam serta waktu tunggu yang ideal berlandaskan
perhitungan debit air asam harian yang akan terbentuk.
2. Menghitung volume bahan organik dan batu kapur yang diperlukan selama
jangka waktu tertentu sesuai dimensi kolam.
3. Memberi batasan luas areal yang dibutuhkan sehingga dapat menampung
seluruh volume air dengan waktu tunggu yang ideal.
2
I -
4. Membandingkan metode pengapuran aktif dengan metode successive
alkalinity producing systems untuk mendapatkan keluaran pengolahan air
asam tambang yang sesuai dengan baku mutu lingkungan.
1.3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang timbul berkaitan dengan pengelolaan air asam
tambang dengan metode Succesive Alkalinity Producing System adalah sejauh
mana pengaruh penggunaan metode tersebut terhadap peningkatan kualitas air
asam tambang dan bagaimana prosedur penerapan metode tersebut pada skala
lapangan?
1.4. Batasan Masalah
1.5
3