BAB I ppok
-
Upload
fadila-r-lubis-lubis -
Category
Documents
-
view
27 -
download
5
description
Transcript of BAB I ppok
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) diperkirakan mempengaruhi 32
juta orang di Amerika Serikat dan merupakan penyebab utama keempat kematian
di negara ini. Pasien biasanya memiliki gejala bronkitis kronis dan emfisema.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok
penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
diIndonesia.1 Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan
semakin tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga
berhubungan dengan kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok
khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan
maupun di luar ruangan dan di tempat kerja.2PPOK sering kali timbul pada usia
pertengahan akibat merokok dalam waktu yang lama. Dampak PPOK pada setiap
individu tergantung derajat keluhannya (khususnya sesak dan penurunan kapasitas
latihan), efek sistemik dan gejala komorbid lainnya. Bronkitis kronik dan
emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK karena emfisema merupakan diagnosis
patologi, bronchitis kronik merupakan diagnosis klinis. Selain itu keduanya tidak
selalu mencerminkan hmbatan aliran udara dalam saluran napas.1
Hasil survey penyakit tidak menular oleh Direktorat Jenderal PPM dan PL
rumah sakit provinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Lampung, dan Sumatra Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan PPOK
menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma
bronchial (33%), kanker paru (30%), dan lainnya.4
Data prevalens PPOK pada populasi dewasa saat ini bervariasi pada setiap
negara di seluruh dunia. Tahun 2000, prevalens PPOK di Amerika dan Eropa
berkisar 5-9% pada individu usia > 45 tahun. Untuk Indonesia, penelitian COPD
working group tahun 2002 di 12 negara Asia Pasifik menunjukkan estimasi
prevalens PPOK Indonesia sebesar 5,6%.. Prevalens PPOK diperkirakan akan
meningkat sehubungan dengan peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia,
pergeseran pola penyakit infeksi yang menurun sedangkan penyakit degeneratif
meningkat serta meningkatnya kebiasaan merokok dan polusi udara. Merokok
1
merupakan salah satu faktor risiko terbesar PPOK.3 Berdasarkan hasil penelitian
prevalens PPOK meningkat dari tahun ke tahun, dari sekitar 6% di periode tahun
1960-1979 mendekati 10% di periode tahun 2000-2007. Penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di
seluruh dunia. Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Disease (GOLD) 2007, dibagi atas 4 derajat, yaitu : derajat 1 (PPOK ringan),
derajat 2 (PPOK sedang), derajat 3 (PPOK berat), derajat 4 (PPOK sangat berat).2
Penderita PPOK akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas,
batuk-batuk kronis, sputum yang produktif, faktor resiko (+). Sedangkan PPOK
ringan dapat tanpa keluhan atau gejala. Penatalaksanaan secara umum PPOK
meliputi : Edukasi, berhenti merokok, obat – obatan , rehabilitasi, terapi oksigen,
ventilasi mekanis, Nutrisi. Komplikasi PPOK gagal nafas, infeksi berulang, dan
cor polmunale.4
2