BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi...

68
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat dipersamakan dengan itu. Dalam perekonomian suatu negara tabungan merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, maka diperlukan dana yang besar untuk mencapainya. Sumber dana dalam negeri yang digunakan untuk pengerahan modal dalam negeri terdiri dari tabungan nasional (tabungan domestik) yang terdiri dari tabungan masyarakat dan pemerintah. Perlunya tabungan nasional ini dibuktikan dengan adanya saving- invesment gap yang semakin melebar dari tahun ke tahun yang menandakan bahwa pertumbuhan investasi domestik melebihi kemampuan dalam mengakumulasi tabungan nasional. Secara umum, usaha pengerahan modal dari masyarakat dapat berupa pengerahan modal dalam negeri maupun luar negeri. Pengklasifikasian ini didasarkan pada sumber modal yang dapat digunakan dalam pembangunan. Pengerahan modal yang bersumber dari dalam negeri berasal dari 3 sumber utama (Sadono Sukirno 2006), yaitu; pertama, tabungan sukarela masyarakat. Kedua, tabungan pemerintah. Dan ketiga, tabungan paksa (forced saving or involuntary saving) . Sedangkan modal yang berasal dari

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek atau alat dipersamakan dengan itu. Dalam

perekonomian suatu negara tabungan merupakan salah satu indikator

yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, maka diperlukan

dana yang besar untuk mencapainya. Sumber dana dalam negeri yang

digunakan untuk pengerahan modal dalam negeri terdiri dari tabungan

nasional (tabungan domestik) yang terdiri dari tabungan masyarakat dan

pemerintah.

Perlunya tabungan nasional ini dibuktikan dengan adanya saving-

invesment gap yang semakin melebar dari tahun ke tahun yang

menandakan bahwa pertumbuhan investasi domestik melebihi

kemampuan dalam mengakumulasi tabungan nasional. Secara umum,

usaha pengerahan modal dari masyarakat dapat berupa pengerahan

modal dalam negeri maupun luar negeri. Pengklasifikasian ini didasarkan

pada sumber modal yang dapat digunakan dalam pembangunan.

Pengerahan modal yang bersumber dari dalam negeri berasal dari 3

sumber utama (Sadono Sukirno 2006), yaitu; pertama, tabungan sukarela

masyarakat. Kedua, tabungan pemerintah. Dan ketiga, tabungan paksa

(forced saving or involuntary saving). Sedangkan modal yang berasal dari

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

2

luar negeri yaitu melalui pinjaman resmi pemerintah kepada lembaga-

lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund

(IMF), Asian Development Bank (ADB), Word Bank, maupun pinjaman

resmi bilateral dan multilateral, juga melalui foreign direct investment

(FDI). Diantara sumber-sumber pembiayaan dari dalam negeri tabungan

masyarakat merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk

membiayai pembangunan, dan diharapkan peranannya akan semakin

meningkat dimasa-masa mendatang. Hal ini karena tabungan masyarakat

merupakan sumber dana pembangunan strategis, dan selain itu

peningkatan tabungan masyarakat secara tidak langsung mencerminkan

peningkatan taraf perekonomian serta peningkatan partisipasi masyarakat

terhadap pembangunan nasional.

Tabungan masyarakat, pada dasarnya adalah bagian dari

pendapatan yang diterima masyarakat yang tidak digunakan untuk

konsumsi atau dengan kata lain tabungan masyarakat merupakan selisih

antara pendapatan masyarakat dikurangi dengan konsumsi masyarakat.

Mengingat pentingnya peranan tabungan masyarakat dalam menopang

pembiayaan pembangunan maka ahli-ahli ekonomi pembangunan telah

berupaya menemukan dan merumuskan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi serta mendorong tingkat tabungan masyarakat.

Beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi tingkat

tabungan masyarakat adalah tingkat perkembangan lembaga keuangan,

serta pandangan masyarakat terhadap tabungan itu sendiri. Kemampuan

masyarakat menabung ditentukan oleh tingkat pendapatan masyarakat

setelah dikurangi pajak serta tingkat pengeluaran konsumsinya. Kemauan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

3

untuk menabung juga ditentukan oleh faktor-faktor budaya, sosial,

ekonomi, dan politik. Faktor ekonomi, yaitu tingkat balas jasa tabungan

atau tingkat suku bunga tabungan juga menjadi faktor penting. Faktor-

faktor inilah yang harus diperhatikan dalam mengkaji permasalahan

tabungan masyarakat disuatu negara ataupun disuatu daerah.

Menurut Keynes, tingkat konsumsi di tentukan oleh besarnya

tingkat pendapatan. Ini berarti belanja konsumsi itu merupakan bagian

dari pendapatan (Nopirin, 1993). Dimana besarnya keinginan menabung

ditunjukkan dengan selisih antara pendapatan dan konsumsi. Menurut

Samuelson dan Nordhaus (1996), tabungan merupakan sebagian dari

pendapatan yang tidak dikonsumsi atau tabungan sama dengan

pendapatan dikurangi dengan konsumsi.

Dalam pembahasan disini, masyarakat di bagi menjadi dua yakni

masyarakat elit dan nonelit, untuk lebih jauh akan dibahas mengenai apa

yang mempengaruhi masyarakat elit dan nonelit dalam menabung.

Menurut Samuelson (1996) bahwa orang kaya lebih banyak menabung

dari pada orang miskin tidak hanya dalam jumlah absolutnya saja, tetapi

juga dalam presentase dari seluruh pendapatannya. Mereka bahkan

membelanjakan uangnya lebih banyak dari pada yang mereka peroleh

dari pendapatannya.

Perkembangan jumlah tabungan masyarakat di kota Makassar

terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk di kota Makassar. Peningkatan jumlah tabungan masyarakat

kota Makassar yang terus terjadi setiap tahun merupakan titik cerah untuk

pengerahan tabungan sebagai modal pembiayaan guna meningkatkan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

4

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan khususnya maupun

pembangunan nasional pada umumnya.

Mengingat pentingnya sumbangan masyarakat kota Makassar

dalam penghimpunan tabungan di kota Makassar, maka menjadi sangat

penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang

mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat elit maupun nonelit di kota

Makassar. Hal-hal tersebut diatas menjadi alasan kuat dan dasar dalam

penulisan skripsi dengan judul : Faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat tabungan masyarakat elit dan nonelit di kota makassar.

1.2. Rumusan masalah

“Apakah faktor konsumsi, pendapatan, jenis pekerjaan,

jumlah anggota keluarga, dan lokasi tempat tinggal, tingkat

pendidikan, pendapatan bunga berpengaruh signifikan terhadap

tingkat tabungan masyarakat, baik yang elit maupun nonelit di kota

Makassar”.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tabungan

masyarakat elit maupun nonelit di kota Makassar.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

5

1.3.2. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang hal-hal

yang berhubungan dengan tingkat tabungan masyarakat

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Sebagai bahan pertimbangan, pembanding, serta bahan

pustaka bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1.4. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka penelitian ini

dibagi menjadi sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Merupakan bab yang berisi uraian latar belakang masalah,

rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian,

serta sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Merupakan yang berisi uraian secara ringkas teori-teori yang

menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti. Dalam

hal ini permasalahan yang diuraikan yaitu tinjauan umum

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

6

Bab III : Metode Penelitian

Merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai

semua unsur metode dalam penelitian ini, yaitu penjelasan

mengenai lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, model analisis data serta batasan

variabel.

Bab IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian

Merupakan bab yang berisi pembahasan dari hasil penelitian,

berupa kondisi wilayah dan penduduk, perkembangan

tabungan di kota Makassar, hasil empiris, serta pengujian

hipotesis dan pembahasan.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan,dan saran

yang dapat disampaikan dalam penulisan skripsi ini.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tabungan

Menurut Undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

pokok-pokok perbankan dijelaskan sebagai berikut :

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak

dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan / atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak

dikonsumsi atau sama dengan jumlah pendapatan yang dikurangi dengan

jumlah konsumsi, menurut Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus

(1997).

Tabungan diartikan sebagai kemampuan dan kesediaan

menahan nafsu konsumsi selama beberapa waktu agar di masa depan

terbuka kemungkinan konsumsi yang lebih memuaskan, menurut Prof.

Sumitro Djojohadikusumo (Kasmir, 2002).

Tabungan adalah bagian pendapatan dari seseorang (tabungan

pribadi), sebuah perusahaan atau lembaga (laba ditahan) yang tidak

dibelanjakan atau dikeluarkan untuk dikonsumsi sekarang, menurut

Christopher Pass & Bryan Lowes (1994).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

8

Tabungan adalah bagian pendapatan yang diterima

masyarakat yang secara sukarela tidak digunakan untuk konsumsi.

Masyarakat menggunakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi

tersebut untuk beberapa tujuan : disimpan saja tanpa digunakan,

disimpan atau ditabung pada lembaga-lembaga keuangan, dipinjamkan

kepada anggota masyarakat lainnya, serta digunakan untuk penanaman

modal yang produktif ; menurut Sadono Sukirno (2000).

Dalam mempersoalkan masalah tabungan masyarakat, perlulah

dibedakan pada dua pengertian berikut :

Kesanggupan menabung (ability to save) adalah kemampuan

suatu masyarakat untuk mengerahkan tabungan dalam negeri. Hal ini

terutama tergantung kepada seperti yang dijelaskan diatas, tingkat

pendapatan perkapita dan lain-lain. Dengan demikian kesanggupan

menabung disebut juga sebagai tingkat tabungan potensil.

Kemauan menabung (willingness to save) adalah besarnya

tabungan yang sebenarnya diciptakan oleh suatu masyarakat, dengan

demikian kemauan untuk menabung merupakan tingkat tabungan rill dari

suatu masyarakat. Kemauan untuk menabung ditentukan oleh tingkat

perkembangan lembaga keuangan yang ada atau tingkat bungan yang

dibayar oleh lembaga keuangan atas tabungan yang dilakukan oleh

masyarakat. (Sadono Sukirno, 1985).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

9

Berdasarkan kepada sumber dana yang dapat digunakan untuk

pembangunan, maka jenis atau jumlah tabungan yang tersedia di suatu

negara secara sederhana adalah Tabungan Domestik dan Tabungan

Asing/Luar Negeri.

Tabungan pemerintah terutama sekali terdiri dari tabungan

anggaran yang diperoleh dari kelebihan penerimaan pemerintah atas

konsumsinya, dimana konsumsi pemerintah didefenisikan sebagai semua

pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang ditambah semua aliran

modal keluar misalnya untuk pembelian peralatan-peralatan militer,

pengeluaran-pengeluaran untuk subsidi, gaji pegawai negeri dan

angkatan bersenjata, dan perbaikan jalan-jalan dan pembuatan jembatan

serta cicilan hutang plus bunga. Selain itu, di beberapa negara, tabungan

perusahaan-perusahaan milik pemerintah juga mempunyai kontribusi

terhadap tabungan pemerintah.

Tabungan swasta juga diperoleh dari dua sumber yakni

tabungan perusahaan dan tabungan rumah tangga. Tabungan

perusahaan didefenisikan sebagai laba yang ditahan oleh perusahaan-

perusahaan (pendapatan perusahaan setelah pajak dikurangi dividen

yang dibayarkan kepada para pemegang saham). Tabungan rumah

tangga adalah bagian dari pendapatan rumah tangga yang tidak

dibelanjakan.

Tabungan swasta terdiri atas dua tabungan, yaitu tabungan

perusahaan (corporate saving) dan tabungan rumah tangga (household

saving). Di negara-negara berkembang, tabungan swasta domestik

mempunyai peranan yang besar dalam mendukung pembentukan modal,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

10

dimana komponen utamanya berasal dari tabungan rumah tangga, selain

dari tabungan perusahaan. Tabungan perusahaan pada umumnya

mempunyai peranan lebih kecil di negara berkembang dibandingkan

tabungan rumah tangga. Hal ini karena di negara berkembang tersebut

mempunyai hambatan seperti pasar modal yang belum berkembang

ditambah hukum yang lemah sehingga tidak kondusif untuk dunia usaha

(Gillin,1987)

Jenis tabungan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah

tabungan domestik dan lebih khusus lagi tentang tabungan masyarakat

elit dan nonelit.

2.2. Pengaruh Konsumsi Terhadap Tabungan

Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga

konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)

adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan

dan pakaian. Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods) adalah

barang yang memiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat-alat

elektronik, ponsel hdan lainnya. Ketiga, jasa (services) meliputi pekerjaan

yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti

potong rambut dan berobat ke dokter (Mankiw, 2000).

Konsumsi adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk

pembelian barang-barang dan jasa-jasa guna mendapatkan kepuasan

dan memenuhi kebutuhan. (Deliarnov,1995)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

11

Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang

dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi

kebutuhannya. (Samuelson & Nordhaus, 1997).

Konsumsi terbagi 2, yakni konsumsi rutin dan konsumsi

sementara. Konsumsi rutin adalah pengeluaran untuk pembelian barang-

barang dan jasa yang secara terus menerus dikeluarkan selama

beberapa tahun. Konsumsi sementara adalah setiap tambahan yang tidak

terduga terhadap konsumsi rutin. (Diulio, 1993).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang

dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya

dalam satu tahun tertentu. Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga

akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian, biaya jasa

pengangkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan

membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk

memenuhi kebutuhannya (Sukirno, 1996).

Keputusan konsumsi rumah tangga dipengaruhi keseluruhan

perilaku baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keputusan

konsumsi rumah tangga untuk jangka panjang adalah penting karena

peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk analisa

jangka pendek peranannya penting dalam menentukan permintaan

aggregate. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula

konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga, namun pertambahan

konsumsi yang terjadi, lebih rendah dari pada pertambahan pendapatan

yang berlaku. Akan tetapi, pada tingkat pendapatan yang sangat rendah,

bisa saja seluruh pendapatan digunakan untuk konsumsi sehingga

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

12

tabungan adalah nol. Bahkan terpaksa konsumsi dibiayai dari kekayaan

atau pendapatan masa lalu. Kondisi ini disebut dissaving atau mengorek

tabungan.

2.3. Pengaruh Pendapatan Terhadap Tabungan

Menurut Samuelson (1996) bahwa orang kaya lebih banyak

menabung daripada orang miskin tidak hanya dalam jumlah absolutnya

saja, tetapi juga dalam presentase dari seluruh pendapatannya. Orang

yang terlalu miskin jelas tidak akan mampu menabung sama sekali.

Mereka bahkan membelanjakan uangnya lebih banyak daripada yang

mereka peroleh dari pendapatannya. Kekurangannya akan tertutupi dari

hutang atau mengambil tabungan yang telah ada sebelumnya.

Dari pendapat Samuelson ini dapat dikatakan bahwa tingkat tabungan

juga dipengaruhi oleh distribusi pendapatan, karena makin kurang orang

miskin maka jumlah orang yang akan menabung akan semakin banyak.

Konsep tabungan selanjutnya menurut Duesemberry, yaitu

pendapatan relatiflah yang menentukan konsumsi suatu negara (Ackley

Gardner, 1991). Dengan turunnya pendapatan maka mereka berusaha

melakukan pengeluaran konsumsi yang sedikit mungkin apabila selama

periode kepulihan (recovery) berikutnya, pendapatan akan naik ke arah

yang sama dengan tingkat yang tertinggi yang pernah dicapainya dalam

periode terdahulu, maka gerak naiknya konsumsi pun berlangsung

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

13

perlahan-lahan dan kenaikan itu sebagian besar digunakan untuk

kepulihan tingkat tabungan.

Konsep tabungan selanjutnya menurut Keynes yaitu bahwa

tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga tergantung besar

kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Makin besar jumlah

pendapatan rumah tangga, maka tingkat tabungan rumah tangga akan

makin besar.

Dari hubungan pendapatan dan tingkat konsumsi maka Keynes

mengemukakan suatu hukum yang dikenal dengan “Psycohological law of

Consumption”, yang hukum ini dikenal dengan membahas tingkah laku

masyarakat mengenai konsumsi bila mana dihubungkan dengan

pendapatan. Hukum ini menyatakan bahwa : 1) Bilamana pendapatan

naik, konsumsi pun naik tetapi tidak sebanyak atau sebanding dengan

kenaikan pendapatan. 2) Setiap kenaikan pendapatan digunakan untuk

konsumsi dan tabungan.3) Setiap kenaikan pendapatan jarang

menurunkan konsumsi dan tabungan.

Menurut Keynes, tingkat konsumsi ditentukan oleh besarnya

tingkat pendapatan. Ini berarti belanja konsumsi itu merupakan bagian

dari pendapatan (Nopirin, 1993). Bagian pendapatan yang tidak

dikonsumsikan itu akan turun bila pendapatan turun. Konsep ini disebut

“fungsi konsumsi” yang berarti bahwa setiap tingkat pendapatan

masyarakat akan cenderung untuk membelanjakan bagian tetap tertentu

dari pendapatan atas konsumsi tersebut. Dimana besarnya keinginan

menabung ditunjukkan dengan selisih antara pendapatan dan konsumsi

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

14

(S = Y – C). Ini berarti bahwa tabungan merupakan fungsi dari

pendapatan, besarnya tabungan masyarakat secara grafis ditentukan

oleh kurva “Marginal Propensity to Save (MPS)”.

2.4. Pengaruh Jenis Pekerjaan Terhadap Tabungan

Dalam melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas sangat

membutuhkan energi atau tenaga, energi tersebut berasal dari makanan

yang dikonsumsi. Energi dalam jumlah besar terutama diperlukan untuk

kerja otot. Misalnya orang yang bekerja dengan mengandalkan kekuatan

otot. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin sedikit kepala

keluarga yang bekerja pada kelompok pekerjaan yang tidak terampil atau

dengan kata lain pendidikan berbanding terbalik dengan kelompok jenis

pekerjaan yang tidak terlalu memerlukan keterampilan. Sedangkan untuk

kelompok jenis pekerjaan terampil terlihat bahwa, semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin banyak kepala keluarga yang bekerja pada

kelompok jenis pekerjaan ini atau dengan kata lain pendidikan berbanding

lurus dengan kelompok jenis pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.

(Akmal,2003)

Rahmatia (2004) menjelaskan bahwa jenis pekerjaan

mempengaruhi tingkat konsumsi individu. Jenis pekerjaan yang jauh dari

rumah akan berpengaruh positif terhadap konsumsi diluar seseorang.

Sebaliknya makin dekat tempat kerja dengan rumah maka akan

berpengaruh negatif terhadap konsumsi rumah tangga. Artinya, semakin

jauh seseorang dari rumah untuk bekerja maka jumlah pengeluarannya

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

15

untuk konsumsi diluar rumah akan semakin besar. Demikian sebaliknya,

semakin dekat orang dari rumah untuk bekerja maka pengeluaran untuk

konsumsi akan semakin kecil. Apabila pengeluaran konsumsi semakin

besar maka bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi akan semakin

berkurang, atau jumlah tabungan semakin berkurang.

2.5. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Terhadap

Tabungan

Variabel rumah tangga selanjutnya yang berpengaruh terhadap

tingkat tabungan rumah tangga adalah Jumlah Anggota Keluarga.

Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat

tinggal di suatu rumah tangga, baik berada di rumah pada saat

pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang

telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang

bepergian kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan pindah atau akan

meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap anggota rumah

tangga. Orang yang telah tinggal di suatu rumah tangga 6 bulan atau

lebih, atau yang telah tinggal di suatu rumah tangga kurang dari 6 bulan

tetapi berniatmenetap di rumah tangga tersebut, dianggap sebagai

anggota rumah tangga (BPS, 2004).

Hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 1990 membuktikan bahwa

semakin besar jumlah anggota keluarga semakin besar proporsi

pengeluaran untuk makanan daripada non pangan. Ini berarti semakin

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

16

kecil jumlah anggota keluarga semakin kecil pula bagian pendapatan

untuk kebutuhan makanan (Sumarwan,1993). Sebaliknya keluarga akan

mengalokasikan sisa pendapatanya untuk konsumsi bukan makanan.

Tingkat pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga terhadap

barang dan jasa dipengaruhi langsung oleh banyaknya anggota keluarga

atau orang yang ditanggung oleh kepala rumah tangga. Semakin tinggi

Jumlah Anggota Keluarga maka tingkat konsumsi akan semakin besar,

dan jumlah tabungan atau selisih pendapatan dan konsumsi akan

berkurang.

2.6. Pengaruh Lokasi Elit dan Non Elit Terhadap Tabungan

Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang

Perumahan dan Permukiman di Indonesia :

Rumah Adalah merupakan tempat awal pengembangan

kehidupan dan penghidupan keluarga dalam lingkungan yang sehat,

aman, serasi, teratur dan indah serta mempunyai fungsi penting terhadap

kesejahteraan dan pertumbuhan serta perkembangan anggota keluarga.

Perumahan adalah sekelompok/ sekumpulan rumah yang

berfungsi sebagai lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana umum tertentu.

Tempat Tinggal adalah suatu bangunan, tempat seseorang/

beberapa orang tinggal secara menetap dalam jangka waktu tertentu, di

suatu tempat tertentu.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

17

Domisili adalah lokasi/ alamat tempat tinggal/ rumah seseorang/

sekelompok orang yang berada di dalam suatu lokasi/ daerah tertentu.

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar

kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun

pedesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan bagi masyarakat tertentu.

Menurut Bintarto (1983), kota adalah suatu sistem jaringan

kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang

tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen dan kehidupan materealistis.

Kota juga dapat diartikan sebagai sebuah bentang budaya yang

ditimbulkan oleh unsur-unsuralami dan non alami dengan gejala-gejala

pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang

bersifat heterogen dan materealistis dibandingkan dengan daerah

belakangnya.

Menurut Ernes W. Burgess dalam Hadi Sabari Yunus (2004)

mengemukakan teori memusat atau konsentris yang menyatakan bahwa

daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam zona, yaitu ;

Zona pusat daerah kegiatan (Central Business District), yang

merupakan pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat,

bank, museum, hotel restoran dan sebagainya.

Zona peralihan, merupakan daerah kegiatan. Penduduk zona

ini tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial ekonomi.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

18

Daerah ini sering ditemui kawasan permukiman kumuh yang disebut slum

karena zona ini dihuni penduduk miskin. Namun demikian sebenarnya

zona ini merupakan zona pengembangan industri sekaligus

menghubungkan antara pusat kota dengan daerah di luarnya.

Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih

baik karena dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau

buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah

kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang

dihuni oleh keluarga besar.

Zona permukiman kelas menengah (residential zone),

merupakan kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang

memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan

kelas proletar.

Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi.

Ditandai dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang

luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar,

dan pejabat tinggi.

Zona penglaju (commuters), merupakan daerah yang yang

memasuki daerah belakang (hinterland) atau merupakan batas desa-kota.

Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran.

Masalah perumahan tidak sekedar tempat tinggal atau tempat

tidur tetapi sudah saling kait mengkait dengan sarana dan prasarana

seperti tempat kerja, pasar, sekolah, transportasi dan lain-lain. Padahal

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

19

dalam sejarah kota dikenal adanya perkampungan atau permukiman

kaum elit. Perkampungan kaum berpenghasilan rendah dari penduduk

asli kota yang bersangkutan (Marbun, 1994).

Perkembangan kemajuan pembangunan perumahan di kota-

kota Indonesia, bagi penduduk kelompok bawah seperti penduduk asli

dan pendatang, tumbuh agak liar dan tanpa rencana, bahkan sekitar 80%

dari kelompok perumahan ini tidak mempunyai IMB (Izin Mendirikan

Bangunan) serta tidak mengikutu pola tata kota secara konsekuen sampai

saat ini pun ruang kota dan perumahan yang teratur berikut sarana dan

prasarana yang mencukupi, baru dinikmati oleh segelintir kecil warga kota

yang terdiri warga elit (pegawai negeri pejabat pemerintahan) orang kaya

dan orang asing (yang menyewa rumah-rumah mewah). Ini berarti hampir

60% tanah atau tapak permanen kota didiami hanya sekitar 20% warga

diatas ini, sementara 80% warga kota mendiami sekitar 20% tapak

perumahan atau yang disebut perkampungan kumuh/slum atau tinggal di

gang-gang kecil yang sempit dan sumpek (Marbun,1994).

Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang

senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non

Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-

orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang

berbeda-beda.

Pengertian Kawasan Elit dan Non Elit (Rahmatia, 2004).

Kawasan Elit Kota Lama(kategori Sampel 1) adalah pengelompokan

(kategori) daerah/kawasan domisili rumah tangga (responden) dengan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

20

indikator adalah terletak di kawasan pusat kota (lama) yang termasuk

dalam radius jangkauan pusat kegiatan pertokoan (bisnis), perkantoran

dan jalan utama (poros) serta memiliki pendapatan rumah tangga

(tetap/utama) rata-rata di atas Rp 3 juta per bulan.

Kawasan Non-elit Kota Lama (kategori Sampel 2) adalah

pengelompokan (kategori) daerah/kawasan domisili rumah tangga

(responden) dengan indikator adalah terletak di kawasan pusat kota

(lama) yang termasuk dalam lingkungan pemukiman bagian dalam

(Lorong), relatif tidak beraturan dengan kepadatan tinggi dan

sarana/prasarana publik terbatas serta memiliki pendapatan rumah

tangga (tetap/utama) rata-rata di bawah Rp 3 juta per bulan.

Kawasan Elit Kota Baru/Pengembangan (kategori Sampel

3) adalah pengelompokan (kategori) daerah/kawasan domisili rumah

tangga (responden) dengan indikator adalah terletak di kawasan kota

baru (pengembangan kota) termasuk pada kawasan perumahan dalam

radius jangkauan pusat kegiatan pertokoan (bisnis), perkantoran dan jalan

utama (poros) serta memiliki pendapatan rumah tangga (tetap/utama)

rata-rata di atas Rp 3 juta per bulan dengan memiliki kondisi rumah Tipe

70 atau dengan nilai (taksiran responden) rumah (bangunan dan tanah) di

atas rata-rata harga Rp. 50 juta.

Kawasan Non-elit Kota Baru/Pengembangan (Kategori

Sampel 4) adalah pengelompokan (kategori) daerah/kawasan domisili

rumah tangga (responden) dengan indikator adalah terletak di kawasan

kota baru (pengembangan kota) yang termasuk pada kawasan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

21

perumahan (penduduk) padat dengan sarana/prasarana publik terbatas

(fasilitas jalan kurang/lorong) serta memiliki pendapatan rumah tangga

(tetap/utama) rata-rata di bawah Rp 3 juta per bulan.

2.7. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tabungan

Variabel pendidikan sebagai Human capital merupakan salah satu

variabel lingkungan yang diharapkan akan memberikan efek terhadap

jumlah tabungan. Variabel pendidikan ini akan mempengaruhi

produktifitas dari faktor produksi dengan mempengaruhi efisiensi relatif

dari faktor produksi dan kemudian akan merubah real income suatu

induvidu. Rumah tangga yang pada akhirnya memberi suatu efek

pendapatan dan efek subtitusi. (Rahmatia, 2004).

Michael (1972,1973) dan Becker (1993) secara teoritis telah

memperlihatkan efek pendidikan (scholling) terhadap produktifitas suatu

rumah tangga. Meningkatnya produktifitas dalam suatu rumah tangga

menurunkan shadow price dari semua aktifitas sehingga berarti

meningkatkan pula pendapatan riil rumah tangga. Meskipun tidak

diinginkan terjadi pengaruh yang sama untuk semua aktifitas agar dapat

memberi suatu efek terhadap harga relatif. Kemudian hal ini tentu dapat

memberikan suatu efek perbedaan produktifitas atas penggunaan input

barang dan waktu.

Becker (1993) mendefenisikan bahwa human capital sebagai hasil

dari keterampilan, pengetahuan, dan pelatihan yang dimiliki seseorang,

termasuk akumulasi investasi meliputi aktivitas pendidikan, job training,

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

22

dan migrasi. Lebih jauh, Echrenberg dan Smith (1994), melihat bahwa

pekerja dengan sepatuh waktu akan memperoleh lebih sedikit human

capital. Hal ini disebabkan karena sedikit jam kerja dan pengalaman kerja.

Kemudian ditambahkan oleh Jacobsen (1998) bahwa dengan

meningkatnya pengalaman kerja akan meningkatkan penerimaan dimasa

akan datang (Rahmatia, 2004).

2.8. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Tabungan

Ketertarikan masyarakat untuk menabung didorong pula oleh

besarnya tingkat suku bunga bank. Tingkat suku bunga merupakan salah

satu sasaran kebijaksanaan moneter yang berpengaruh besar, dimana

jika penentu tingkat suku bunga yang tidak cermat maka akan

menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dipihak lain juga dapat

mempengaruhi mobilisasi dana perbankan sehingga dapat menimbulkan

kesenjangan antara tabungan dan investasi.

Menurut kaum klasik, suku bunga menentukan besarnya tabungan

maupun investasi yang akan dilakukan oleh perekonomian, yang

menyebabkan tabungan tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh

akan selalu sama dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha.

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari suku bunga,

dengan hubungan positif. Salah satu tokoh kaum klasik yang

mengembangkan teori ini adalah Wicksell, yang menyatakan bahwa

tingginya minat masyarakat untuk menabung dipengaruhi oleh tinggi

rendahnya tingkat bunga. Makin tinggi suku bunga, makin tinggi pula

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

23

keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada suku bunga lebih

tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau

mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan.

(Anwar Nasution, 1991).

Menurut klasik adanya tabungan masyarakat tidaklah berarti dana

hilang dari peredaran tetapi dipinjamkan atau dipakai oleh para

pengusaha untuk membiayai investasi. Penabung mendapatkan bunga

atas tabungannya, sedang pengusaha bersedia membayar bunga

tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih

besar dari bunga tersebut. Adanya kesamaan antara tabungan dengan

investasi adalah sebagai akibat bekerjanya mekanisme suku bunga. Suku

bunga akan berfluktuasi sehingga keinginan masyarakat menabung akan

sama dengan keinginan investasi oleh pengusaha.

Maka dapat disimpulkan dalam teori Klasik bahwa suku bunga

merupakan penentu utama untuk mempengaruhi perkembangan investasi

maupun tabungan. Apabila tabungan akan ditingkatkan maka suku bunga

harus dinaikkan atau investasi ingin dinaikkan maka suku bunga harus

diturunkan.

Dalam teori Leonable Funds, tingkat suku bunga ditentukan oleh

besarnya permintaan dan penawaran akan Leonable Funds (Anwar

Nasution, 1991). Teori ini merupakan cabang dari teori ekonomi klasik.

Komponen penawaran Lonable Funds terdiri atas tabungan nasional,

surplus pembayaran luar negeri, serta tambahan kredit dalam negeri

otoritas moneter. Permintaan akan Lonable Funds terdiri atas permintaan

masyarakat untuk keperluan investasi maupun untuk menahan uang

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

24

tunai. Dengan demikian semakin besar tambahan kredit dalam negeri

otoritas moneter serta surplus neraca pembayaran luar negeri, semakin

besar tambahan Lonable Funds sehingga dapat menurunkan tingkat suku

bunga.

Pendapat klasik tentang hubungan yang positif dan signifikan

antara tabungan dan tingkat bunga ini diragukan oleh ahli ekonomi

setelah klasik. Menurut kaum klasik, apabila seseorang menabung untuk

mendapatkan sejumlah pendapatan pada waktu yang akan datang,

dengan tingkat bunga yang tinggi maka tabungan saat ini dapat dikurangi

dan tetap memperoleh pendapatan yang tinggi pada waktu yang akan

datang. Tingkat bunga yang tinggi akan menghasilkan penerimaan yang

tinggi sehingga jumlah konsumsi menjadi lebih tinggi. Apabila masyarakat

mengutamakan pendapatan yang akan diterima dari tabungan, dengan

naiknya tingkat bunga maka akan mengurangi tabungan dan

meningkatkan konsumsi.

Teori Keynes tentang suku bunga bahwa suku bunga ditentukan

interaksi antara sektor rill dan sektor moneter. Teori Keynes membedakan

permintaan akan uang menurut motivasi masyarakat untuk menahannya.

Keynes membagi tiga motivasi masyarakat menahan uang yaitu untuk

keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan untuk keperluan spekulasi.

Selanjutnya Keynes mengemukakan bahwa perekonomian belum

mencapai full employment. Oleh karena itu produksi masih dapat

ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga-harga.

Dengan demikian setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan

moneter dalam teori Keynes berperan dalam meningkatkan produksi

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

25

nasional. Setelah perekonomian berada dalam keadaan full employment

barulah kebijaksanaan moneter tidak dapat berperan untuk meningkatkan

Produksi Nasional (Anwar Nasution, 1991).

Keynes menganjurkan untuk meningkatkan tingkat suku bunga

serendah mungkin agar dapat merangsang peningkatan investasi. Pada

gilirannya, peningkatan investasi dapat meningkatkan produksi nasional

dan menciptakan lapangan kerja. Kelemahan pokok dari semua teori ini

adalah bahwa tidak satupun diantaranya yang dapat memberikan

petunjuk seberapa besar tingkat suku bunga yang paling optimal (Anwar

Nasution, 1991).

Jadi secara umum tabungan itu selain dipengaruhi oleh tingkat

pendapatan, juga ditentukan oleh tingkat bunga. Sama seperi yang

dikemukakan oleh J. Hicks bahwa tabungan ditentukan oleh pendapatan

dan tingkat suku bunga. Sementara tingkat suku bunga itu sendiri terbagi

atas dua yaitu : (1) tingkat bunga nominal, yang merupakan tingkat bunga

yang berlaku menurut kekuatan penawaran dan permintaan uang atau

yang ditentukan oleh pemerintah suatu negara atau daerah untuk

diberlakukan secara umum dalam masyarakat, dan (2) tingkat suku bunga

rill, yang merupakan selisih antara tingkat bunga nominal dan tingkat

inflasi dalam suatu negara atau daerah.

Konsep tabungan menurut John R. Hicks merupakan gabungan

antara Keynes dan Klasik yaitu besar kecilnya tabungan ditentukan oleh

tinggi rendahnya tingkat suku bunga dan besar kecilnya pendapatan atau

S = f (Y,I). Jadi semakin tinggi tingkat suku bunga masyarakat cenderung

menabung sehingga jumlah tabungan lebih besar. Sebaliknya bila tingkat

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

26

suku bunga rendah, masyarakat mengurangi tabungan di bank, dan

bahkan mereka maninjau kredit dari bank untuk menanam investasi atau

usaha produktif lainnya.

2.9. Kerangka Konsepsional

Menabung adalah salah satu kegiatan yang penting untuk

dilakukan setiap orang, karena hasil tabungan tersebut dapat

dimanfaatkan untuk menanggulangi berbagai kebutuhan mendesak.

Tabungan yang dilakukan oleh perseorangan tidak hanya bermanfaaat

bagi penabung, tetapi juga bermanfaat bagi negara dan masyarakat,

karena tabungan tersebut dapat dijadikan modal usaha dan investasi

pinjaman oleh orang lain.

Dalam penulisan ini variabel-variabel yang mempengaruhi

tabungan masyarakat elit dan nonelit yang digunakan adalah pendapatan,

jenis pekerjaan, tingkat suku bunga, jumlah anggota keluarga, dan lokasi

tempat tinggal karena faktor-faktor ini merupakan faktor yang diyakini

penulis selalu berpengaruh terhadap peningkatan tabungan masyarakat.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

27

Gambar 1

Kerangka Konsepsional

Lokasi Tempat Tinggal Elit dan Non Elit

Konsumsi

Pendapatan

Jenis Pekerjaan

Jumlah Anggota Keluarga

Tingkat Pendidikan

Pendapatan Bunga

TABUNGAN

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

28

2.10. Studi Empiris

Saleh (2003) membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat tabungan masyarakat di Kabupaten Bone. Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap tabungan masyarakat.

Rahmatia (2004) mengamati pola konsumsi wanita pekerja Sulsel

pada umumnya dan Kota Makassar pada khususnya memperoleh hasil

bahwa pola konsumsi wanita pekerja SULSEL pada umumnya adalah

barang kebutuhan pokok baik barang kebutuhan sehari-hari maupun

barang tahan lama yang seharusnya barang Lux.

Djamil (2005) membahas tentang pengaruh pendapatan dan

tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat di kota makassar.

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ternyata variabel pendapatan dan

tingkat suku bunga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

perubahan jumlah tabungan.

Mitha (2008) membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah tabungan makassar di Makassar periode 1988-2007. Hasil

penelitiannya menyatakan bahwa tingkat suku bunga, PDRB, dan inflasi

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan

jumlah tabungan masyarakat di kota Makassar.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

29

2.11. Hipotesa

Sehubungan dengan permasalahan diatas maka hipotesa atau

jawaban sementara terhadap objek yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini adalah :

Diduga bahwa pendapatan, tingkat suku bunga, tingkat

pendidikan, dan lokasi tempat tinggal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tabungan masyarakat elit dan nonelit di kota Makassar.

Diduga bahwa jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan

tingkat konsumsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tabungan

masyarakat elit dan nonelit di kota Makassar.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di kota Makassar

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data Primer

Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan

kuisioner pada masyarakat yang bertempat tinggal di kota Makassar.

Penarikan sampel dengan model penentuan sampel Sloving dan

diperoleh sebanyak 100 responden.

Dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber

data yang akan menjadi sampel penelitian (Sugiono,2001). Penentuan

jumlah sampel Berdasarkan pada rumus sloving sebagai berikut:

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

31

n= N/1+Ne2

Dimana:

1= konstanta

n = ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

e2= kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengubah sampel

yang dapat ditolerir yakni 1% dengan tingkat kepercayaan 99% .

=1.272.349

1 + 1.272.349 (0,01)

=99,9921

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

Studi kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan

data dari berbagai literature guna memperoleh peralatan dasar teori-teori

seperti buku-buku, jurnal-jurnal, serta bacaan lain yang relevan dengan

masalah yang diteliti.

Studi Lapangan Objek (Field Research), yaitu pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti dengan penelitian lapangan

maksudnya adalah melakukan penelitian dan pencatatan melalui

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

32

wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner tentang

hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.4. Model Analisis

Tabungan masyarakat merupakan fungsi dari pendapatan dan

tingkat bunga yang dinyatakan sebagai berikut :

S = f (K, PD, JP, JAK,LOK, TP, i)...................................................... (1)

Atau dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi Cobb-Douglas sebagai berikut :

S = α0 Kβ1 Pdβ2 JAKβ4 TPβ6 iβ7 e(β3JP+β5LOK+µ) ........................... (1a)

Dimana :

S = Tabungan

K = Konsumsi

PD = Pendapatan

JP = Jenis Pekerjaan

JAK = Jumlah Anggota Keluarga

LOK = Lokasi Tempat Tinggal

TP = Tingkat Pendidikan

i = Pendapatan Bunga

α0 = Konstanta

β1-β7 = Parameter yang akan diestimasi

e = Bilangan eksponensial

µ = Error term

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

33

Berdasarkan fungsi persamaan (1a) diatas maka akan

dikembangkan kedalam bentuk regresi berganda dan linear (Ordinary

Least Squere) dengan mentransferkan persamaan (1a) dalam bentuk ln

(logaritma natural) guna menghitung nilai elastisitas dari masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat, maka diperoleh persamaan

estimasi sebagai berikut :

In S = β0 - β1In K + β2In PD - β3JP - β4 In JAK + β5LOK + β6ln TP +

β7ln i + µ ....(2)

Persamaan (2) diatas inilah yang akan diregresi dengan OLS

(Ordinary Least Square). Dimana β0 = In α0 dan β1 sampai dengan β6

adalah elastis, sedangkan β7 dapat dijadikan elastisitas yaitu β7 (rata-rata

tingkat bunga sampel/rata-rata tabungan sampel).

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing

koefisien regresi variabel bebas terhadap variabel terikat maka akan

digunakan uji statistik sebagai berikut :

1. Uji statistik t

Untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel bebas secara

mandiri terhadap variabel terikat dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5%.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

34

2. Uji statistik F

Untuk mengetahui tingkat signifikansi antara variabel-variabel

terikat secara menyeluruh terhadap variabel bebas dengan

menggunakan tingkat signifikansi 5%.

3. Uji statistik R dan R2

Nilai pangkat dua dari R disebut koefisien yang akan menunjukkan

presentase dari variabel terikat dapat dijelaskan oleh semua variabel

bebas yang digunakan dalam model.

3.5. Batasan Variabel

Agar supaya tidak menimbulkan pemahaman yang saling berbeda

terhadap variabel-variabel yang dipergunakan dalam pnelitian ini, maka

penulis memberikan batasan pengertian variabel sebagai berikut :

1. Tabungan (S) adalah bagian dari pendapatan yang diterima

masyarakat secara sukarela tidak digunakan untuk konsumsi tetapi

disimpan atau ditabung pada lembaga-lembaga keuangan.

(Rp/bulan)

2. Tingkat Konsumsi (K) adalah jumlah pengeluaran konsumsi rumah

tangga responden, terdiri dari kebutuhan makanan dan pakaian

(Rp/bulan).

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

35

3. Pendapatan (PD) adalah pendapatan keluarga yang diperoleh dari

pekerjaan utama (Rp/bulan).

4. Jenis Pekerjaan (JP) adalah terdiri dari berpendapatan tetap dan

tidak tetap.

5. Jumlah Anggota Keluarga (JAK) adalah besarnya jumlah orang

yang menjadi tanggungan kepala keluarga/responden (jiwa).

6. Lokasi Tempat Tinggal (LOK), dibagi menjadi dua yaitu;

Lokasi Tempat Tinggal Elit adalah suatu kawasan di mana

terdapat beberapa/sekelompok orang yang tinggal menetap dalam

jangka waktu tertentu, pada radius jalan utama (poros), ditandai

dengan perumahan dengan sarana dan prasarana publik yang

memadai, pendapatan rumah tangga (tetap/utama) rata-rata

diatas 5 juta/bulan, dengan kondisi rumah minimal tipe 70,

pendidikan kepala keluarga rata-rata sarjana.

Lokasi Tempat Tinggal Non elit adalah suatu kawasan di

mana terdapat beberapa/sekelompok orang yang tinggal menetap

dalam jangka waktu tertentu, pada radius jalan lorong (fasilitas

jalan kurang) dengan sarana dan prasarana publik yang terbatas,

memiliki pendapatan rumah tangga (tetap/utama) rata-rata

dibawah 5 juta/bulan.

7. Tingkat Pendidikan (TP) adalah jenjang pendidikan yang dicapai.

8. Pendapatan Bunga (i) adalah diukur dengan rata-rata pendapatan

responden yang ditabung dalam satu tahun terakhir (Rp/bulan).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

36

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1. Kondisi Wilayah dan Penduduk

Kota Makassar berada di pulau Sulawesi, lebih tepatnya berada di

bagiab barat provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar berbatasan

Sebelah utara dengan Kabupaten Pangkep, Sebelah Timur Kabupaten

Maros, Sebelah Selatan Kabupaten Gowa, dan Sebelah Barat adalah Selat

makassar. Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 Km2 yang meliputi

14 Kecamatan, 143 Kelurahan.

Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere,

secara rata-rata kelembaban udara sekitar 77 persen, temperatur udara

sekitar 26,20 - 29,30 celcius, dan rata-rata kecepatan angin 5,2 knot. Dapat

dilihat keadaan penduduk Kota Makassar yang dirinci menurut kecamatan

sebagai berikut :

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

37

Tabel 1 : Penduduk Makassar yang Dirinci Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

Penduduk 2008 (Jiwa)

Penduduk 2009 (Jiwa)

Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

1 Mariso 1,82 54.616 55.431 0,93

2 Mamajang 2,25 60.394 61.294 0,45

3 Tamalate 20,21 152.197 154.464 2,08

4 Rappocini 9,23 142.958 145.090 1,62

5 Makassar 2,25 82.907 84.143 0,54

6 Ujung Pandang

2,63 28.637 29.064 0,51

7 Wajo 1,99 35.011 35.533 0,45

8 Bontoala 2,10 61.809 62.731 1,09

9 Ujung Tanah 5,94 48.382 49.103 1,21

10 Tallo 5,83 135.315 137.333 1,94

11 Panakukang 17,05 134.548 136.555 1,09

12 Manggala 24,14 99.008 100.484 2,98

13 Biringkanaya 48,22 128.731 130.651 3,57

14 Tamalanrea 31,84 89.143 90.473 1,15

Makassar 175,77 1.253.656 1.272.349 1,63

Sumber; Badan Pusat Statistik Kota Makassar, 2010

Penduduk Kota Makassar Tahun 2009 tercatat sebanyak

1.272.349 jiwa yang terdiri dari 610.270 laki-laki dan 662.079 perempuan.

Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat

sebanyak 1.253.656 jiwa.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

38

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan

dengan rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 92,17

persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk

laki-laki.

Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut Kecamatan,

menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi diwilayah Kecamatan

Tamalate, yaitu sebanyak 154.464 atau sekitar 12,14 persen dari total

penduduk, disusul Kecamatan Rappocini sebanyak 145.090 jiwa (11,40

persen). Kecamatan Panakukang sebanyak 136.555 jiwa (10,73 persen),

dan yang terendah adalah Kecamatan Ujung Pandang sebanyak 29.064

jiwa (2,28 persen).

Ditinjau dari kepadatan penduduk kecamatan Makassar adalah

terpadat yaitu 33.390 jiwa per Km2, disusul Kecamatan Mariso (30.457 jiwa

per Km2), Kecamatan Bontoala (29.872 jiwa per Km2). Sedang kecamatan

Biringkanaya merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk

terendah yaitu sekitar 2.709 jiwa per Km2, kemudian Kecamatan

Tamalanrea (2.841 jiwa per Km2), Manggala (4.163 jiwa per Km2),

Kecamatan Ujung Tanah (8.266 jiwa per Km2), Kecamatan Panakukang

8.009 jiwa per Km2.

Wilayah-wilayah yang kepadatan penduduknya masih rendah

tersebut masih memungkinkan untuk pengembangan daerah pemukiman

terutama di 3 (tiga) kecamatan yaitu Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala.

Jumlah penduduk Kota Makassar tentu saja terus akan tumbuh

seiring dengan perkembangan Kota Makassar itu sendiri, sebagai pusat

perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

39

Dan pesatnya pertumbuhan penduduk tersebut dipengaruhi oleh kelahiran

dan urbanisasi yang cukup besar. Implikasi pertumbuhan penduduk yang

cukup pesat tersebut tentu saja menimbulkan masalah-masalah sosial

ekonomi di perkotaan dan memberikan pekerjaan yang besar bagi

pemerintah daerah kota Makassar untuk pengelolaannya, seperti masalah

pengelolaan sarana dan prasarana ekonomi perdagangan masyarakat

kota.

Dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut, maka kota

Makassar juga telah ditetapkan sebagai kota metropolitan, sejajar dengan

kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hal ini sangat memungkinkan karena

kota Makassar telah dilengkapi berbagai prasarana dan sarana

infrastruktur yang berstandar internasional, seperti pelabuhan dan bandar

udara. Demikian pula pengembangan pemukiman-pemukiman dengan

berbagai pilihan telah tersedia, sebagaimana layaknya dengan kota-kota

besar lainnya.

Kota Makassar sebagai salah satu kota dengan kepadatan

penduduk terbesar di Indonesia dan merupakan kota metropolitan

mempunyai prospek yang potensial untuk pengerahan tabungan sebagai

modal pembiayaan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sulawesi

Selatan khususnya maupun pembangunan nasional pada umumnya.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

40

4.2. Perkembangan Tabungan Masyarakat di Kota

Makassar

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai jumlah dana yang

dihimpun dari masyarakat oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta, dapat

dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun.

Tabel 2 : Tabungan dari masyarakat oleh Bank Pemerintah dan

Swasta di Kota Makassar tahun 2005-2009

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Tabungan (Juta Rupiah)

Pertumbuhan Tabungan (Persen)

2005 1.202.161 4.163.505 -

2006 1.223.540 5.111.711 18,54

2007 1.235.239 7.416.873 31,07

2008 1.253.656 7.588.840 2,26

2009 1.272.349 9.970.632 23,88

Sumber: Badan Pusat Statistik, data diolah. 2010.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Makassar, jumlah

tabungan masyarakat di Bank Pemerintah Dan Bank Swasta terus

meningkat dari tahun ke tahun. Pada persentase perkembangan

tabungan terjadi penurunan di tahun 2008, kemudian meningkat kembali

di tahun 2009.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

41

Tabel 3 : Penghimpunan Dana dari Masyarakat oleh Bank

Pemerintah/Swasta di Kota Makassar Tahun 2009 (Juta Rupiah)

Jenis Dana Bank Pemerintah Bank Swasta Jumlah

Giro 2.441.666 1.378.558 3.820.224

Deposito 2.865.706 5.669.819 8.535.525

Tabungan 5.116.435 4.854.197 9.970.632

Sumber; Badan Pusat Statistik, Makassar 2010

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah dana yang

disimpan masyarakat di Bank Pemerintah dan Bank Swasta 22.326.381

juta rupiah dengan rincian giro sebesar 3.820.224 juta rupiah, deposito

sebesar 8.535.525 juta rupiah, dan tabungan sebesar 9.970.632 juta

rupiah. Dapat dilihat bahwa jumlah dana yang dihimpun melalui giro dan

deposito lebih kecil dibandingkan jumlah dana yang dihimpun melalui

tabungan.

4.3. Hasil Empiris

Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah

dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan

analisis verifikatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh

kejelasan mengenai ciri-ciri variabel yang diteliti atau untuk

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

42

menggambarkan perilaku variabel-variabel yang diamati berdasarkan

data-data statistik yang diperoleh. Sedangkan verifikatif dilakukan untuk

menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu model

regresi linier berganda dengan bantuan komputer melalui program

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.

4.3.1 Deskripsi dan Tanggapan Responden

1. Konsumsi

Tingkat konsumsi (K) adalah jumlah pengeluaran konsumsi rumah

tangga responden, terdiri dari kebutuhan primer dan sekunder, khususnya

makanan dan pakaian (Rp/bulan). Berdasarkan hasil tabulasi data

responden dalam penelitian ini, maka persentase Konsumsi akan

digambarkan pada tabel 4.

Tabel 4

Deskripsi Tingkat Konsumsi Responden terhadap Tabungan Masyarakat

Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Tingkat Konsumsi

Tabungan (Rp) Total Jiwa/ (%)

Rata-Rata Tabungan

(Rp) < 1 jt <2 jt <4 jt 4jt-8 jt >8jt

Rendah 5 1 1 0 0 7

714.285,71 71,42% 14,28% 14,28%

Menengah 26 17 17 14 3 77

2.230.000,00 33,76% 22,07% 22,07% 18,18% 3,89%

Tinggi 0 0 8 6 2 16

4.843.750,00 50% 37,5% 12,5%

Jumlah 31 18 26 20 5 100 2.542.700,00

Sumber; Hasil Olahan Data Primer , Juni 2011

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

43

Sumber ; data diolah, 2011

Dari tabel 4 dapat dsimak tingkat tabungan rata-rata dan distribusi

tabungan berdasarkan tingkat konsumsi masyarakat elit dan non elit.

Tingkat tabungan responden untuk semua tingkat konsumsi adalah Rp

2.542.100,00 perbulan, di mana tingkat tabungan rata-rata tertinggi ada

pada tingkat konsumsi tinggi yaitu Rp 4.843.750,00 perbulan. Dan yang

terendah ada pada tingkat konsumsi rendah yaitu sebesar Rp 714.285,71.

Proporsi jumlah penabung terbesar untuk semua tingkat konsumsi

adalah ( < Rp 1000.000) perbulan sebanyak 31%/responden. Dan proporsi

terendah untuk jumlah penabung atas total penabung ( > Rp 8000.000)

perbulan adalah 5%/responden. Persentase konsumsi dari masyarakat elit

dan non elit di kota Makassar yang paling besar berada pada Tingkat

Konsumsi Menengah yaitu 77%.

7%

77%

16%

Persentase Konsumsi

Rendah (Rp.< 1 Juta)

Menengah ( Rp. 1 Juta - 4 Juta)

Tinggi ( Rp. > 4 Juta)

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

44

2. Pendapatan

Pendapatan (PD) adalah pendapatan keluarga yang diperoleh

dari pekerjaan utama (Rp/bulan). Berdasarkan hasil tabulasi data

responden dalam penelitian ini, maka persentase pendapatan akan

digambarkan pada tabel 5.

Tabel 5.

Deskripsi Tingkat Pendapatan Responden terhadap Tabungan Masyarakat

Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Tingkat Pendapatan

Tabungan (Rp) Total Jiwa/ (%)

Rata-Rata Tabungan

(Rp) < 1 jt <2 jt <4 jt 4jt-8 jt >8jt

Rendah 0 2

100%

0 0 0 2 250.000,00

Menengah 0 0 18

45%

22

55%

0 40 630.000,00

Tinggi 0 0 0 18

31,03%

40

68,96%

58 3.939.872,58

Jumlah 0 2 18 40 40 100 2.542.100,00

Sumber; Hasil Olahan Data Primer , Juni 2011

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

45

Sumber; Data diolah, 2011

Dari tabel 5 disajikan deskripsi tabungan masyarakat elit dan non

elit di kota Makassar menurut Tingkat Pendapatan. Rata-rata tingkat

tabungan responden adalah sebesar Rp 2.542.100,00 perbulan, dimana

tingkat tabungan rata-rata tertinggi ada pada tingkat pendapatan tinggi

yaitu Rp 3.939.872,58 perbulan dan yang terendah ada pada tingkat

pendapatan rendah yaitu Rp 250.000,00 perbulan.

Persentase pendapatan dari masyarakat elit dan non elit di kota

Makassar yang paling besar berada pada Tingkat Pendapatan Tinggi (> Rp

5000.000) perbulan, yaitu 58%/responden.

3. Jenis Pekerjaan

Berdasarkan hasil tabulasi data responden dalam penelitian ini,

dilihat dari jenis pekerjaan responden, maka di golongkan dalam jenis

pekerjaan tetap dan jenis pekerjaan tidak tetap.

3%

39%

58%

Persentase Pendapatan

Rendah (Rp. < 2 juta)

Menengah (Rp. 2 juta - 5 Juta)

Tinggi ( Rp. 5 Juta)

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

46

Tabel 6

Deskripsi Jenis Pekerjaan Responden terhadap Tabungan Masyarakat

Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Jenis Pekerjaan

Tabungan (Rp) Total Jiwa/ (%)

Rata-Rata Tabungan

(Rp) < 1 jt <2 jt <4 jt 4jt-8 jt >8jt

Buruh &

Angkutan

0 1

100%

0 0 0 1 -

Pedagang &

Pengusaha

15

27,77

%

8

14,81

%

17

31,48%

11

20,37%

3

5,55%

54 2.738.888,88

PNS, TNI,

POLRI

6

26%

2

8,69%

7

30,43%

6

26,08%

2

8,69%

23 3.152.608,69

Pensiunan 2 1 1 0 0 4

900.000,00 50% 25% 25%

Peg. Swasta

8 6 1 3 0 18 1.622.222,22 44,44

%

33,33

%

5,55% 16,66%

Jumlah 31 18 26 20 5 100 2.542.100,00

Sumber; Hasil Olahan Data Primer , Juni 2011

Sumber; Data diolah, 2011

44%

56%

Persentase Jenis Pekerjaan

Tetap

Tidak Tetap

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

47

Pada tabel 6 dapat dilihat deskripsi tabungan masyarakat elit dan

non elit menurut jenis pekerjaannya. Rata-rata tingkat tabungan tertinggi

ada pada jenis pekerjaan PNS,TNI, dan POLRI yaitu sebesar Rp

3.152.608,69 perbulan, dan yang terendah ada pada jenis pekerjaan

kategori Pensiunan yaitu sebesar Rp 900.000,00 perbulan. Dapat pula

dilihat bahwa jumlah responden terbanyak berada pada jenis pekerjaan

Pedagang dan Pengusaha yaitu sebanyak 54 jiwa dan yang terkecil yaitu

berada pada jenis pekerjaan Buruh dan Angkutan yaitu sebanyak 1 jiwa.

Pada diagram, jenis pekerjaan dibagi menjadi 2 yaitu Jenis

Pekerjaan Tetap dan Tidak Tetap. Jenis pekerjaan Tetap adalah sebesar

56% dari total responden, dan yang berada pada jenis pekerjaan Tidak

Tetap sebesar 44% dari total responden.

4. Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan hasil tabulasi data responden dalam penelitian ini,

diperoleh persentase jumlah anggota keluarga.menjadi tanggungan

kepala keluarga. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah orang yang

dapat digambarkan dalam tabel 7.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

48

Tabel 7

Deskripsi Jumlah Anggota Keluarga Responden terhadap Tabungan

Masyarakat Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Jumlah Anggota Keluarga

(jiwa)

Tabungan (Rp) Total Jiwa/ (%)

Rata-Rata Tabungan

(Rp) < 1 jt <2 jt <4 jt 4jt-8 jt >8jt

Dua 6 3 3 0 0 12

6.400.000,00 50% 25% 25%

Tiga 10 2 6 11 1 30

2.997.000,00 33,33% 0,66% 20% 36,66% 3,33%

Empat

8 6 7 4 2 27 2.501.851,85 29,62% 22,22

%

25,92

%

14,81% 7,41%

Lima 2 6 6 5 1 20

3.022.500,00 10% 30% 30% 25% 5%

Enam

4 1 2 1 1 9 2.266.666,66 44,44% 11,11

%

22,22

%

11,11% 11,11

%

Tujuh 0 0 1

100%

0 0 1 -

Delapan 1

100%

0 0 0 0 1 -

Jumlah 31 18 25 21 5 100 2.542.100,00

Sumber; Hasil Olahan Data Primer , Juni 2011

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

49

Sumber; Data diolah, 2011

Tabel 7 menyajikan distribusi tabungan rata-rata responden

menurut jumlah anggota keluarga pada masyarakat elit dan non elit di kota

Makassar. Tabungan rata-rata tertinggi ada pada responden yang memiliki

jumlah anggota keluarga sebanyak 2 orang yaitu Rp 6.400.000,00 perbulan

dan tabungan rata-rata terendah ada pada responden yang memiliki jumlah

anggota keluarga sebanyak 6 orang yaitu Rp 2.266.666,66 perbulan.

Pada diagram ditunjukkan persentase responden terbanyak

berada pada responden dengan jumlah anggota keluarga 3 orang yaitu

sebesar 30 % dari total responden.

12%

30%

27%

20%

9%

1% 1%

Persentase Jumlah Anggota Keluarga

Dua orang

Tiga orang

Empat orang

Lima orang

Enam orang

Tujuh orang

Delapan orang

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

50

5. Lokasi Tempat Tinggal

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, lokasi tempat

tinggal di golongkan ke dalam lokasi elit dan non elit.

Tabel 8

Deskripsi Lokasi Tempat Tinggal Responden terhadap Tabungan

Masyarakat Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Lokasi Tempat Tinggal

Tabungan (Rp) Total Jiwa/ (%)

Rata-Rata Tabungan

(Rp) < 1 jt <2 jt <4 jt 4jt-8 jt >8jt

Elit 30 14 5 1 0 50

4.290.200,00 60% 28% 10% 2%

Non Elit 1 4 21 19 5 50

794.000,00 2% 8% 42% 38% 10%

Jumlah 31 18 26 20 5 100 2.542.100,00

Sumber; Hasil Olahan Data Primer , Juni 2011

Sumber; Data diolah, 2011

50%50%

Lokasi Tempat Tinggal

Elit

Non Elit

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

51

Dari tabel 8 dideskripsikan tabungan masyarakat elit dan non elit

di kota Makassar menurut lokasi tempat tinggalnya. Tabel tersebut

menyajikan tingkat tabungan rata-rata masyarakat yang berada pada lokasi

tempat tinggal elit yaitu Rp 4.290.200,00 perbulan dan tingkat tabungan

rata-rata masyarakat yang berada pada lokasi tempat tinggal non elit yaitu

Rp 794.000,00 perbulan.

Total sampel yang berada pada lokasi elit sebanyak 50 responden

dan yang berada pada lokasi non elit sebanyak 50 responden, yang dapat

dilihat pada diagram diatas.

6. Tingkat Pendidikan

Merupakan jenjang pendidikan yang dicapai oleh kepala keluarga

masyarakat elit dan non elit yang menjadi sampel penelitian.

Berdasarkan hasil tabulasi data responden dalam penelitian ini, diperoleh

persentase tingkat pendidikan yang digambarkan pada tabel 9.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

52

Tabel 9.

Deskripsi Tingkat Pendidikan Responden terhadap Tabungan

Masyarakat Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Tingkat Pendidik

an

Tabungan (Rp) Total Jiwa/ (%)

Rata-Rata Tabungan

(Rp) < 1 jt <2 jt <4 jt 4jt-8 jt >8jt

SMP 1 1 1 0 0 3

1500.000,00 33,33% 33,33% 33,33%

SMA 18 7 3 1 0 29

770.689,65 62,07% 24,13% 10,34% 3,45%

Diploma/

Akademi

3 0 0 0 0 3 566.666,66

100%

S1 8 8 21 12 5 54

3.378.703,70 14,81% 14,81% 38,89 22,22% 9,26%

S2 0 2 1 5 1 9 4.333.333,33

22,22% 11,11% 55,55% 11,11%

S3 1 0 0 1 0 2

2.105.000,00 50% 50%

Jumlah 31 18 26 19 6 100 2.542.100,00

Sumber; Hasil Olahan Data Primer , Juni 2011

Sumber; Data diolah, 2011

0% 3%

29%3%

54%

9% 2%

Persentase Tingkat Pendidikan

SD

SMP

SMA

Diploma/ Akademi

S1

S2

S3

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

53

Berikutnya adalah gambaran tabungan masyarakat elit dan non

elit di kota Makassar menurut tingkat pendidikan. Dapat dilihat pada tabel 9

bahwa tingkat tabungan rata-rata tertinggi ada pada tingkat pendidikan S2

yaitu sebesar Rp 4.333.333,33 perbulan dan yang terendah ada pada

tingkat pendidikan Diploma/Akademi yaitu sebesar Rp 566.666,66

perbulan. Pada diagram ditunjukkan persentase responden terbanyak

berada pada tingkat pendidikan S1 sebesar 54% dari total responden.

7. Pendapatan Bunga

Berdasarkan hasil tabulasi data responden dalam penelitian ini,

diperoleh persentase pendapatan bunga sebagai berikut.

Tabel 10

Deskripsi Tingkat Bunga Responden terhadap Tabungan Masyarakat

Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Tingkat Bunga

Tabungan (Rp) Total Jiwa/ (%)

Rata-Rata Tabungan

(Rp) < 1 jt <2 jt <4 jt 4jt-8 jt >8jt

1,5% 18 0 0 0 0 18

206.111,11 100%

2% 13 18 26 6 0 63

1.912.698,41 20,63% 28,57% 41,26% 9,52%

2,25% 0 0 0 14 0 14

5.857.142,85 100%

2,5% 0 0 0 0 5 5

9.600.000,00 100%

Jumlah 31 18 26 20 5 100 2.542.100,00

Sumber; Hasil Olahan Data Primer , Juni 2011

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

54

Sumber; Data diolah, 2011

Yang terakhir adalah deskripsi tabungan masyarakat elit dan non

elit di kota Makassar menurut pendapatan bunga berdasarkan tingkat

bunga yang diperoleh responden sesuai dengan jumlah tabungannya

perbulan. Dapat disimak pada tabel 10 dan pada diagram bahwa jumlah

responden terbanyak berada pada tingkat bunga 2% yaitu sebanyak 63%

dari total responden. Pada tabel ditunjukkan tingkat tabungan rata-rata

tertinggi ada pada tingkat bunga 2,5% yaitu Rp 9.600.000,00 perbulan.

18%

63%

14%

5%

Persentase Pendapatan Bunga

Tingkat Bunga 1,5%

Tingkat Bunga 2%

Tingkat Bunga 2,25%

Tingkat Bunga 2,5 %

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

55

4.3.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai minimum,

maksimum, rata – rata (mean), dan standar deviasi (standard deviation)

dari masing-masing variabel penelitian.

Tabel 11. Statistik Deskriptif

(Tabungan sebagai Variabel Dependen)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tabungan (S) 100 100000.00 10000000.00 2542100.0000 2512789.22452

K 100 600000.00 7550000.00 2692200.0000 1412086.41393

PD 100 1500000.00 30000000.00 8465000.0000 5729110.05482

JP 100 .00 1.00 .8900 .31447

JAK

LOK

TP

I

100

100

100

100

2.00

.00

2.00

1500.00

8.00

1.00

7.00

250000.00

3.9100

.5000

4.4300

55106.5000

1.26407

.50252

1.14816

60401.95021

Valid N

(listwise) 100

Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa dengan N = 100

responden, variabel dependen Tabungan (S) mempunyai nilai minimum

100.000 Rupiah dan nilai maksimum 10.000.000 Rupiah. Sementara nilai

standar deviasi (standard deviation) sebesar 2.512.789 Rupiah dan nilai

rata - rata (mean) sebesar 2.542.100 Rupiah. Nilai rata - rata (mean) yang

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

56

lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation)

menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Dari hasil analisis diatas, Konsumsi (K) mempunyai nilai minimum

600.000 Rupiah dan nilai maximum 7.550.000 Rupiah. Sementara nilai

standar deviasi (standard deviation) sebesar 1.412.086 Rupiah dan nilai

rata - rata (mean) sebesar 2.692.200 Rupiah. Nilai rata - rata (mean) yang

lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation)

menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Pendapatan (PD) mempunyai nilai minimum 1.500.000 Rupiah

dan Nilai Maximum 30.000.000 Rupiah. Sementara nilai standar deviasi

(standard deviation) sebesar 5.729.110 Rupiah dan nilai rata rata (mean)

sebesar 8.465.000 Rupiah. Nilai rata - rata (mean) yang lebih besar

dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan

bahwa data terdistribusi dengan baik.

Jenis Pekerjaan (JP) adalah dummy variabel, mempunyai nilai

minimum 0 dan nilai maximum adalah 1. Sementara nilai standar deviasi

(standard deviation) sebesar 0,31447 dan nilai rata-rata (Mean) sebesar

0,8900. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar

deviasi (standard deviation) menunjukkan data terdistribusi dengan baik.

Jumlah Anggota Keluarga (JAK) memiliki nilai minimum 2 orang

dan nilai maximum adalah 8 orang. Sementara nilai standar deviasi

(standard deviation) sebesar 1,26407 dan nilai rata-rata (Mean) sebesar

3,9100. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar

deviasi (standard deviation) menunjukkan data terdistribusi dengan baik.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

57

Lokasi Tempat Tinggal (LOK) adalah dummy variabel, memiliki

nilai minimum 0 dan maximum 1. Sementara nilai standar deviasi

(standard deviation) sebesar 0,50252 dan nilai rata-rata (Mean) sebesar

0,5000.

Tingkat Pendidikan (TP) memiliki nilai minimum 2 dan nilai

maximum 7. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar

1,14816 dan nilai rata-rata (Mean) sebesar 4,4300. Nilai rata-rata (mean)

yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation)

menunjukkan data terdistribusi dengan baik.

Pendapatan Bunga (i) mempunyai nilai minimum 1.500 Rupiah

dan Nilai maximum 250.000 Rupiah. Sementara nilai standar deviasi

(standard deviation) sebesar 60.401 Rupiah dan nilai rata rata (mean)

sebesar 55.106 Rupiah.

Dari hasil analisis deskriptif statistik diatas, dapat kita lihat bahwa

antara variabel tabungan, konsumsi, pendapatan, jumlah anggota

keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan bunga, jenis pekerjaan, dan

lokasi tempat tinggal memiliki gap yang besar dan menimbulkan

permasalahan dalam pengolahan data. Oleh karena itu, dalam

pengolahan data ini dibentuk model regresi semi log dengan

mentransformasikan nilai tabungan, konsumsi, pendapatan, jumlah

anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan pendapatan bunga ke

Logaritma Natural (LN), dan dari penggunaan Logaritma Natural maka

diperoleh hasil seperti tabel 12. berikut:

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

58

Tabel 12. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

LnS 100 11.51 16.12 14.1415 1.25269 1.569

LnK 100 13.30 15.84 14.6521 .58533 .343

LnPD 100 14.22 17.22 15.7327 .67594 .457

JP 100 .00 1.00 .8900 .31447 .099

LnJAK 100 .69 2.08 1.3105 .33246 .111

LOK 100 .00 1.00 .5000 .50252 .253

LnTP 100 .69 1.95 1.4503 .28827 .083

Ln i 100 7.31 12.43 10.2052 1.37416 1.888

Valid N (listwise)

100

Setelah mentransformasikan nilai tabungan, konsumsi,

pendapatan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan

pendapatan bunga ke dalam Logaritma Natural (LN) maka dapat dilihat

tidak terdapat gap yang besar dari tiap distribusi data sehingga dapat

mempermudah dalam pengolahan data.

4.4. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Uji - F

Berdasarkan Uji - F diperoleh pengaruh secara bersama - sama

Tujuh variabel independen yaitu, konsumsi, pendapatan, jenis pekerjaan,

jumlah anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

59

pendapatan bunga terhadap variable dependen Tabungan sebagai

berikut.

Tabel 13. Hasil Uji – F

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 155.067 7 22.152 7133.329 .000a

Residual .286 92 .003

Total 155.353 99

a. Predictors: (Constant), Ln i, LnJAK, JP, LnTP, LnK, LOK, LnPD

b. Dependent Variable: LnS

Berdasarkan Uji - F diperoleh hasil bahwa nilai F hitung sebesar

7.133,329 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan

untuk memprediksi variabel dependen Tabungan atau secara bersama -

sama variabel independen konsumsi, pendapatan, jenis pekerjaan, jumlah

anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan

pendapatan bunga berpengaruh terhadap variable dependen Tabungan.

2. Adjusted R2

Berdasarkan tampilan SPSS model summary diperoleh hasil

bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,990, hal ini berarti 99% variasi

Tabungan dapat dijelaskan oleh variasi dari keTujuh variabel independen.

Sedangkan sisanya sebesar 1% dijelaskan oleh sebab - sebab lain diluar

model.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

60

Tabel 14. Adjusted R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .999a .998 .998 .05573

a. Predictors: (Constant), Ln i, LnJAK, JP, LnTP, LnK, LOK, LnPD

b. Dependent Variable: LnS

3. Uji - t

Sementara itu secara parsial pengaruh dari tujuh variabel

independen tersebut terhadap Tabungan dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 15.

Hasil Regresi Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Masyarakat Elit dan Non Elit di Kota Makassar

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.892 .271 18.050 .000

LnK -.010 .018 -.001 -.538 .592

LnPD .026 .022 .014 11.199 .234

JP -.003 .021 -.001 -.148 .882

LnJAK LOK LnTP Ln i

-.030 .083

-.013 .882

.019

.025

.029

.008

-.008 .033

-.003 .967

-.1.621 3.395 -.451

105.463

.108

.001

.653

.000 a. Dependent Variable: LnS

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

61

Dari tabel 15 dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut :

S = a + b1 K + b2 PD + b3 JP+ b4 JAK + b5 LOK + b6 TP + b7 i + e

lnS = a + b1lnK + b2lnPD + b3 JP + b4lnJAK + b5 LOK + b6lnTP + b7ln i + µ

LnY = 4.892 - 0.010LnK + 0.026LnPD – 0.003JP – 0.030LnJAK +

0.083LnLOK – 0.013LnTP + 0.882Ln i

(-0.538) (11.199) (-0.148) (-1.621) (3.395) (-0.451) (105.762)

Angka yang terdapat dalam kurung adalah nilai t hitung.

Adj. R2 = 0,998

R-Square = 0,998

F- Test = 7133,329

N = 100

Nilai koefisien untuk konsumsi (K) adalah -0,010 artinya apabila

konsumsi meningkat sebesar 1% maka jumlah tabungan mengalami

penurunan sebesar 0,010%, dengan asumsi pendapatan, jenis pekerjaan,

jumlah anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan

pendapatan bunga tetap (konstan). Hubungan variabel tersebut adalah

tidak signifikan dengan nilai t = - 0,538 dimana nilai t tabel dengan tingkat

signifikansi 5% pada derajat kebebasan (df=92) adalah 1,662. Jadi t

hitung mempunyai nilai yang lebih kecil dari t tabel, sehingga dapat

dikatakan bahwa konsumsi mempunyai hubungan yang negatif dan tidak

signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat elit dan non elit di kota

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

62

Makassar. Artinya variabel konsumsi mempunyai pengaruh tidak nyata

terhadap tabungan jika dilakukan penambahan terhadap konsumsi.

Konsumsi berkorelasi negatif terhadap tingkat tabungan

masyarakat elit dan non elit di kota Makassar, menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat konsumsi maka akan menurunkan tingkat tabungan.

Namun ketika dikatakan konsumsi tidak signifikan dengan tabungan, ini

menunjukkan bahwa tingginya konsumsi masyarakat elit dan non elit di

kota Makassar tidak nyata pengaruhnya dalam menurunkan tabungan.

Disebabkan karena rata-rata responden sudah menyisihkan bagian

pendapatannya untuk ditabung.

Nilai koefisien untuk Pendapatan (PD) adalah 0,026 artinya

apabila pendapatan meningkat sebesar 1% maka jumlah tabungan

meningkat sebesar 0,026%, dengan asumsi konsumsi, jenis pekerjaan,

jumlah anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan

pendapatan bunga tetap. Hubungan variabel tersebut adalah tidak

signifikan dengan nilai t = 11,199 dimana nilai t tabel dengan tingkat

signifikansi 5% pada derajat kebebasan (df=92) adalah 1,662. Jadi t

hitung mempunyai nilai yang lebih besar dari t tabel, sehingga dapat

dikatakan bahwa konsumsi mempunyai hubungan yang positif dan tidak

signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat elit dan non elit di kota

Makassar. Artinya variabel pendapatan mempunyai pengaruh tidak nyata

terhadap tabungan jika terjadi penambahan terhadap pendapatan.

Pendapatan berkorelasi positif dengan tingkat tabungan

menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan masyarakat elit dan non

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

63

elit di kota Makassar maka semakin besar bagian pendapatan yang dapat

ditabung. Namun ketika dikatakan pendapatan tidak signifikan dengan

tingkat tabungan, ini menunjukkan bahwa walaupun terjadi peningkatan

pendapatan, tidak serta merta dapat meningkatkan tabungan sebab ada

pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan

tersier/mewah.

Nilai koefisien untuk jenis pekerjaan adalah -0,003 artinya apabila

jenis pekerjaan meningkat sebesar 1% maka jumlah tabungan menurun

sebesar 0,003%, dengan asumsi konsumsi, pendapatan, jumlah anggota

keluarga, lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan pendapatan bunga

tetap. Hubungan variabel tersebut adalah tidak signifikan dengan nilai t = -

0,148 dimana nilai t tabel dengan tingkat signifikansi 5% pada derajat

kebebasan (df=92) adalah 1,662. Jadi t hitung mempunyai nilai yang lebih

kecil dari t tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa jenis pekerjaan

mempunyai hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah

tabungan masyarakat elit dan non elit di kota Makassar. Artinya variabel

jenis pekerjaan mempunyai pengaruh tidak nyata terhadap tabungan jika

terjadi peningkatan terhadap jenis pekerjaan.

Jenis pekerjaan berkorelasi negatif terhadap tingkat tabungan

masyarakat elit dan non elit di kota Makassar, yang mana berarti semakin

tinggi status pekerjaan responden maka penggunaan penghasilan untuk

konsumsi di luar rumah akan semakin besar dan kemudian akan

menurunkan tabungan. Jenis pekerjaan dalam penelitian ini dibagi menjadi

dua yaitu jenis pekerjaan tetap (1) dan jenis pekerjaan tidak tetap (0). Jadi,

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

64

semakin responden berada pada jenis pekerjaan tidak tetap maka ia akan

lebih meningkatkan jumlah tabungannya karena mengantisipasi keadaan

yang akan datang, apabila tidak memperoleh pendapatan atau apabila

pendapatannya menurun. Namun ketika dikatakan jenis pekerjaan tidak

signifikan dengan tingkat tabungan, ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan

berpengaruh tidak nyata terhadap tingkat tabungan, ini menunjukkan

bahwa masyarakat didorong kemauan menabung akibat dari faktor-faktor

lain seperti fasilitas perbankan dan espektasi ekonominya.

Nilai koefisien untuk jumlah anggota keluarga adalah -0,030

artinya apabila jumlah anggota keluarga meningkat sebesar 1% maka

jumlah tabungan menurun sebesar 0,030%, dengan asumsi konsumsi,

pendapatan, jenis pekerjaan, lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan

pendapatan bunga tetap. Hubungan variabel tersebut adalah tidak

signifikan dengan nilai t = -1,621 dimana nilai t tabel dengan tingkat

signifikansi 5% pada derajat kebebasan (df=92) adalah 1,662. Jadi t

hitung mempunyai nilai yang lebih kecil dari t tabel, sehingga dapat

dikatakan bahwa jumlah anggota keluarga mempunyai hubungan yang

negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat elit dan

non elit di kota Makassar. Artinya variabel jumlah anggota keluarga

mempunyai pengaruh tidak nyata terhadap tabungan jika terjadi

penambahan terhadap jumlah anggota keluarga.

Jumlah anggota keluarga berkorelasi negatif terhadap tingkat

tabungan masyarakat elit dan non elit di kota Makassar, menunjukkan

bahwa semakin besar jumlah anggota keluarga responden maka akan

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

65

menurunkan tingkat tabungannya. Namun ketika dikatakan jumlah anggota

keluarga tidak signifikan dengan tingkat tabungan, ini menunjukkan bahwa

walaupun terjadi peningkatan jumlah anggota keluarga pengaruhnya tidak

nyata terhadap penurunan jumlah tabungan sebab masyarakat sudah

memperhitungkan jumlah/bagian pendapatan yang akan dikonsumsi dalam

memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.

Nilai koefisien untuk lokasi tempat tinggal adalah 0,083 artinya

apabila lokasi tempat tinggal meningkat sebesar 1% maka jumlah tabungan

meningkat sebesar 0,083%, dengan asumsi konsumsi, pendapatan, jenis

pekerjaan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan pendapatan

bunga tetap. Hubungan variabel tersebut adalah signifikan dengan nilai t =

3,395 dimana nilai t tabel dengan tingkat signifikansi 5% pada derajat

kebebasan (df=92) adalah 1,662. Jadi t hitung mempunyai nilai yang lebih

besar dari t tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi tempat tinggal

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap jumlah

tabungan masyarakat elit dan non elit di kota Makassar.

Lokasi tempat tinggal dibagi menjadi 2 kategori yaitu lokasi elit (1)

dan non elit (0). Lokasi tempat tinggal berkorelasi positif dan signifikan

dengan tingkat tabungan, menunjukkan bahwa semakin masyarakat

berada pada lokasi elit maka peningkatan tabungannya akan lebih besar

dibanding masyarakat yang berada pada lokasi non elit. Hal ini disebabkan

karena fasilitas, sarana dan prasarana publik yang memadai, khususnya

kemudahan akses dan keamanan perbankan.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

66

Nilai koefisien untuk tingkat pendidikan adalah -0,013 artinya

apabila tingkat pendidikan meningkat sebesar 1% maka jumlah tabungan

menurun sebesar 0,013%, dengan asumsi konsumsi, pendapatan, jenis

pekerjaan, jumlah anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, dan pendapatan

bunga tetap. Hubungan variabel tersebut adalah tidak signifikan dengan

nilai t = -0,451 dimana nilai t tabel dengan tingkat signifikansi 5% pada

derajat kebebasan (df=92) adalah 1,662. Jadi t hitung mempunyai nilai

yang lebih kecil dari t tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat

pendidikan mempunyai hubungan yang negatif dan tidak signifikan

terhadap jumlah tabungan masyarakat elit dan non elit di kota Makassar.

Artinya variabel tingkat pendidikan mempunyai pengaruh tidak nyata

terhadap tabungan jika dilakukan penambahan terhadap tingkat

pendidikan.

Tingkat pendidikan berkorelasi negatif terhadap tingkat tabungan,

hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Irawan Saleh (2003)

yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi positif terhadap

tabungan masyarakat di Kabupaten Bone. Maka hipotesis ditolak. Tingkat

pendidikan berkorelasi negatif terhadap tingkat tabungan masyarakat elit

dan non elit di kota makassar, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan responden maka akan menurunkan tabungannya. Semakin

tinggi pendidikan responden maka ia akan lebih banyak mengeluarkan

biaya untuk pendidikan keluarganya sehingga dapat mengurangi

tabungannya.

Namun dikatakan tingkat pendidikan dikatakan tidak signifikan, ini

menunjukkan bahwa walaupun tingkat pendidikan tinggi, belum tentu

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

67

menurunkan tabungan masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat telah

menyisihkan bagian pendapatan yang ditabungnya.

Nilai koefisien untuk pendapatan bunga adalah 0,882 artinya

apabila pendapatan bunga meningkat sebesar 1% maka jumlah tabungan

meningkat sebesar 0,882%, dengan asumsi konsumsi, pendapatan, jenis

pekerjaan, jumlah anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, dan tingkat

pendidikan tetap (konstan). Hubungan variabel tersebut adalah signifikan

dengan nilai t = 105,762 dimana nilai t tabel dengan tingkat signifikansi

5% pada derajat kebebasan (df=92) adalah 1,662. Jadi t hitung

mempunyai nilai yang lebih besar dari t tabel, sehingga dapat dikatakan

bahwa pendapatan bunga mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat elit dan non elit di kota

Makassar. Artinya variabel pendapatan bunga mempunyai pengaruh nyata

terhadap tabungan masyarakat elit dan non elit di kota Makassar.

Pendapatan bunga berkorelasi positif dan signifikan terhadap

tingkat tabungan masyarakat elit dan non elit di kota Makassar,

menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan bunga yang diperoleh

responden maka akan meningkatkan jumlah tabungannya. Hal ini

disebabkan karena masyarakat lebih tertarik untuk menabung jika tingkat

bunga yang diperolehnya lebih tinggi.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - Repository Homerepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/908/Skripsi Perbaikan.pdf · penting dan menarik untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

68

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Konsumsi, pendapatan, jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga

lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan pendapatan bunga

mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat elit dan non elit di Kota

Makassar. Namun, yang berpengaruh signifikan adalah lokasi tempat

tinggal dan pendapatan bunga.

5.2 Saran

Karena tabungan masyarakat merupakan salah satu sumber

pembiayaan negara atau untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

suatu negara, maka untuk mengoptimalkan peningkatan tabungan

masyarakat, hendaknya dilakukan penyebaran informasi melalui media-

media cetak dan elektronik tentang manfaat menabung untuk seluruh

lapisan masyarakat.

Dan juga sangat diharapkan pelayanan yang optimal dari pihak

perbankan baik fasilitas, keamanan dan kemudahan aksesnya guna

menghimpun dana dari masyarakat.