FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf ·...

32
i FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta Disusun oleh : RINNA YULIANTY NPM: 3209013 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

Transcript of FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf ·...

Page 1: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

i

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

RINNA YULIANTY NPM: 3209013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI

YOGYAKARTA 2013

Page 2: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

ii

Page 3: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

iii

FACTORS RELATED TO INCIDENCE OF DEPRESSION IN THE ELDERLY IN PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA

ABSTRACT

Background : Statistics Indonesia predicts the percentage of elderly population in Indonesia is 9,77% of total Indonesian population in 2010 and will be 11,34% in 2020. The highest life expectance in Indonesia is in Special Region of Yogyakarta, which is 74 years, above national life expectancy of 72 years. One of the regencies with the highest number of elderly is Bantul Regency with a total of 113094 elderly. High number of elderly means high number of problems faced, especially regarding physical as well as mental health, which will influence quality of life. Mental health problems in the elderly often occur and make them experience various emotions such as sadness, anxiety, loneliness and irritability. Mental health problem which often occur in the elderly is depression. Depression in the elderly is often undetected because the elderly are focused on physical complaints and depression symptoms are not distinctive. Research Purpose : To discover the characteristics of respondents and describe factors related to incidence of depression in the elderly. Research Method : Research type was non-experimental with descriptive analytic research design using cross sectional study approach. Total respondent was 49 elderly, 22 male elderly and 27 female elderly. Research sample was collected using simple random sampling. Data analysis used was univariate analysis using proportion test, bivariate analysis using correlation test, and multivariate using logistic regression. Results : Age and sex variables each show weak relation with negative but very weak correlation value (-0,243) of sex variable and positive but very correlation value (0,217) of age variable. So, it could be said that both variables were related to incidence of depression but the relationships were weak. Social interaction and caregiver support variables each have very strong relationships with incidence of depression, with correlation value of social interaction of 0,952 and correlation value of caregiver support of 0,788. So, it could be said that both variables were related to incidence of depression in the elderly. The result of multivariate statistics test shows that social interaction is the factor with the highest influence on incidence of depression in the elderly with standardized coefficients value of 0,898. Conclusion : Sex and age were related to incidence of depression but very weakly, while social interaction and caregiver support were related to incidence of depression in the elderly with strong relationships. Social interaction was the factor with the highest relationship with incidence of depression in the elderly. Keywords : Depression, elderly, social interaction, caregiver support

Page 4: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

iv

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA

INTISARI

Latar Belakang : Menurut Badan pusat statistika memprediksikan persentase penduduk lanjut usia di Indonesia mencapai 9,77% dari total penduduk indonesia pada tahun 2010 dan menjadi 11,34% pada tahun 2020. Usia harapan hidup tertinggi di Indonesia berada di daerah Istimewa Yogyakarta, yakni 74 tahun melebihi angka nasional yaitu 72 tahun. Salah satu kabupaten yang memiliki jumlah lansia terbanyak adalah Kabupaten Bantul dengan jumlah lansia yang mencapai 113094 jiwa. Tingginya angka lansia maka tinggi juga permasalahan yang dihadapi terutama masalah kesehatan pada fisik maupun mental, yang akan mempengaruhi kualitas hidup. Masalah kesehatan mental pada lansia sering terjadi, dan menjadikan mereka mengalami berbagai macam perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi. Depresi pada lansia seringkali tidak terdeteksi karena lansia terfokus pada keluhan fisik yang dialami dan gejala depresi pada lansia yang tidak khas. Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran karakteristik responden dan menjelaskan faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Metode Penelitian : Jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional study. Jumlah responden adalah 49 orang lansia, 22 orang lansia laki – laki dan 27 orang lansia perempuan. Pengambilan sampel penelitian menggunakan simple random sampling (tehnik acak sederhana). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan uji proporsi, analisis bivariat dengan uji korelasi, dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil : Variabel usia dan jenis kelamin masing - masing menunjukan keeratan hubungan yang sangat lemah dengan nilai korelasi negatif tapi sangat lemah (-0,243) pada variabel jenis kelamin dan nilai korelasi positif tapi sangat lemah (0,217) pada variabel usia. Sehingga bisa dikatakan bahwa kedua variabel ada hubungan dengan kejadian depresi tapi keeratan sangat lemah. Variabel interaksi sosial dan dukungan pengasuh masing – masing memiliki keeratan yang sangat kuat terhadap kejadian depresi, dengan nilai korelasi 0,952 pada interaksi sosial dan 0,788 pada dukungan pengasuh. Sehingga bisa dikatakan kedua variabel tersebut ada hubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Hasil uji statistik multivariat didapatkan hasil bahwa interaksi sosial merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian depresi pada lansia dengan nilai standardized coefficients 0,898. Kesimpulan : Jenis kelamin dan usia berhubungan dengan kejadian depresi tapi sangat lemah, sedangkan interaksi sosial dan dukungan pengasuh berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia dengan keeratan sangat kuat. Interaksi sosial merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Kata Kunci : Depresi, lansia, interaksi sosial, dukungan pengasuh

Page 5: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

v

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat kesamaan dalam penulisan baik dalam pembahasan maupun dalam hasil penelitian dengan karya tulis orang lain di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Agustus 2013

Rinna Yulianty

Page 6: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

vii

Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan

berkat dan rahmat–Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta” dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas mata ajar semester akhir dan guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di STIKES Ahmad Yani Yogyakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, serta bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Dr. Hj.Sri Werdati, SKM., Mkes, selaku pembimbing satu yang banyak membantu dan memberi masukan serta dukungan untuk saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., Ns, selaku pembimbing dua yang juga banyak membantu dan memberi saran kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.

4. Tri Prabowo, S.Kep., MSc, selaku dewan penguji yang banyak memberikan masukan agar penulisan dan isi dari skripsi saya lebih baik lagi.

5. Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku pembimbing akademik yang memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.

6. Ketua PSTW Budi Luhur beserta staf yang telah membantu dan memfasilitasi saya untuk mendapatkan informasi yang mendukung penelitian saya.

7. Lansia di PSTW Budi Luhur yang bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian saya.

Sebagai penutup, semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun skripsi ini. Semoga tulisan ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan dan masyarakat.

Yogyakarta, Agustus 2013

Penulis

Page 7: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii ABSTRAK....................................................................................................... iii INTISARI......................................................................................................... iv PERNYATAAN............................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi KATA PENGANTAR...................................................................................... vii DAFTAR ISI........................................................................................... .......... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................... 1 B. Rumusan masalah.................................................................................. 5 C. Tujuan penelitian................................................................................... 5 D. Manfaat penelitian................................................................................. 6 E. Keaslian penelitian................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut usia............................................................................................. 10 B. Depresi pada lanjut usia......................................................................... 16 C. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) ................................................... 25 D. Landasan teori........................................................................................ 28 E. Kerangka teori........................................................................................ 29 F. Kerangka konsep penelitian................................................................... 30 G. Hipotesis................................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian............................................................................. 32 B. Lokasi dan waktu................................................................................... 32 C. Populasi dan sampel............................................................................... 32 D. Variabel penelitian................................................................................. 34 E. Definisi operasional............................................................................... 35 F. Alat dan metode penelitian.................................................................... 36 G. Validitas dan realibilitas......................................................................... 38 H. Analisa dan model statistik.................................................................... 39 I. Etika penelitian...................................................................................... 41 J. Pelaksanaan penelitian........................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian....................................................................................... 45 B. Pembahasan............................................................................................ 49 C. Keterbatasan penelitian........................................................................... 52

Page 8: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................................ 53 B. Saran...................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55 LAMPIRAN

Page 9: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi operasional...................................................................... 35 Tabel 3.2 Spesifikasi kuesioner GDS........................................................... 37 Tabel 3.3 Spesifikasi kuesioner interaksi sosial............................................ 37 Tabel 3.4 Spesifikasi kuesioner dukungan pengasuh.................................... 38 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, usia,

interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi di PSTW Budi Luhur Yogyakarta.................................................... 46 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden lansia berdasarkan usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi

dengan jenis kelamin.................................................................... 46 Tabel 4.3 Hasil analisis korelasi antara variabel bebas (jenis kelamin, usia,

interaksi sosial, dukungan pengasuh) dengan variabel terikat (kejadian depresi).......................................................................... 47

Tabel 4.4 Hasil analisis regresi logistik antara variabel terikat (kejadian depresi) dengan variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi

sosial, dukungan pengasuh)........................................................... 48

Page 10: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka teori .......................................................................... 29 Gambar 2 Kerangka konsep penelitian ..................................................... 30

Page 11: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin studi pendahuluan Lampiran 2 Surat ijin penelitian Lampiran 3 Jadwal penyusunan skripsi Lampiran 4 Kegiatan bimbingan Lampiran 5 Rincian tugas dan fungsi dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas

Sosial Provinsi DIY PSTW Yogyakarta memiliki tugas dan fungsi Lampiran 6 Struktur kepegawaian di PSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta Lampiran 7 Informed consent Lampiran 8 Kuesioner penelitian Lampiran 9 Rekapan jawaban butir pertanyaan kuesioner Lampiran 10 Olah data penelitian

Page 12: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk lanjut usia menurut WHO pada tahun 2000 mencapai

angka lebih dari 629 juta jiwa dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai

1,2 milyar jiwa (Nugroho, 2008). Indonesia sendiri sebagai negara berkembang,

menurut Badan pusat statistika memprediksikan persentase penduduk lanjut usia

akan mencapai 9,77% dari total penduduk indonesia pada tahun 2010 dan menjadi

11,34% pada tahun 2020 (Wulandari, 2011). Usia harapan hidup tertinggi di

Indonesia berada di daerah Istimewa Yogyakarta, yakni 74 tahun melebihi angka

nasional yaitu 72 tahun (Rahardjo, 2012). Kota Yogyakarta seperti yang telah

diketahui memiliki jumlah lansia terbanyak di Indonesia, dengan lansia yang

tersebar dimasing – masing kabupaten. Salah satu kabupaten yang memiliki

jumlah lansia terbanyak adalah Kabupaten Bantul dengan jumlah lansia yang

mencapai 113094 jiwa (BKKBN, 2011).

Tingginya angka lansia membawa suatu permasalahan jika tidak

ditangani, terutama masalah kesehatan pada fisik maupun mental. Karena pada

umumnya kelompok lanjut usia lebih rentan terhadap gangguan penyakit daripada

kelompok usia lainnya. Jika hal ini diabaikan, maka kehidupan lansia akan buruk

dan nilai kehidupan lansia akan menurun didalam semua aspek kehidupannya.

Pada masalah kesehatan fisik, tiga puluh juta individu lansia yang hidup dalam

komunitas di tahun 1990, 4.4 juta diantaranya (14,5%) mengalami kesulitan

dengan paling tidak salah satu dari lima aktivitas kehidupan sehari – hari (makan,

mandi, berpakaian, mobilitas, toileting) (Brunner &Suddarth, 2002). Proses

penuaan dapat pula menjadikan para lanjut usia mengalami berbagai macam

perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Perasaan

tersebut merupakan masalah kesehatan mental yang sering terjadi pada lanjut usia.

Kegiatan sehari – hari para lanjut usia dapat terganggu jika mereka mengalami

masalah dari kesehatan mental. Dibutuhkan pemeliharaan secara kontinu seperti

Page 13: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

2

kondisi mental yang sehat dan aktif dimasa tua, agar mencapai masa tua yang

sehat dan bahagia (Maryam, et al., 2008).

Pada lanjut usia, masalah kesehatan jiwa terutama depresi sering tidak

terdeteksi. Hal ini disebabkan karena keluhan depresi pada lansia muncul dalam

bentuk keluhan fisik seperti insomnia, tidak nafsu makan, masalah pencernaan,

dan sakit kepala. Usia lanjut yang depresi biasanya lebih menunjukkan keluhan

fisiknya. Sangat sulit dibedakan antara keluhan fisik atau psikis yang diutarakan,

sehingga depresi sering terlambat dideteksi (Suardiman, 2010). Menurut

Mangoenprasodjo (2004) cit Azizah (2011), terjadinya depresi pada lanjut usia

karena adanya kompleksitas perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia,

seperti berkurangnya interaksi sosial, kesepian, masalah sosial ekonomi, perasaan

rendah diri karena penurunan kemampuan diri, kemandirian, dan penurunan

fungsi tubuh, serta kesedihan di tinggal orang yang dicintai, faktor kepribadian,

genetik, dan faktor biologis penurunan neuron – neuron dan neurotransmiter

diotak.

Wanita lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Hal

tersebut terjadi karena perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang

berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dan juga menopause. Pada lansia

penyakit fisik merupakan penyebab yang paling umum terjadinya depresi, karena

mengarah pada hilangnya kepercayaan diri dan penghargaan diri. Depresi juga

dapat terjadi akibat kurangnya dukungan keluarga. Karena keluarga masih

merupakan tempat berlindung yang disukai oleh lansia. Tetapi banyak penelitian

yang menemukan bahwa keluarga segan melakukan hal ini, dan lebih memilih

panti werda sebagai alternatif untuk merawat para lansia. Dukungan keluarga

merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan

masalah(Tamher, 2009). Sekitar 50-75% depresi terjadi pada lansia yang tinggal

di institusi/panti wreda dan 10-15% depresi terjadi pada lansia yang tinggal

bersama keluarga (Stanley&Beare, 2007 cit Azizah, 2011).

Teori – teori yang disebutkan diatas, dibuktikan dengan adanya

penelitian yang menguatkan teori tersebut. Penelitian tersebut diantaranya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Agus (2011) didapatkan hubungan yang bermakna

Page 14: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

3

antara jenis kelamin, umur, dan dukungan keluarga terhadap kejadian depresi

pada lansia dengan nilai p<0,1. Faktor dukungan keluarga merupakan faktor yang

paling dominan berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Selain itu

dalam penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2011) partisipasi sosial atau

interaksi sosial yang kurang dan cukup berhubungan dengan kejadian depresi

pada lanjut usia di panti wredha. Pada penelitian yang dilakukan oleh Octavianti

(2012), lansia yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 42,86% mengalami

depresi dan 36,84% terdapat pada lansia yang berjenis kelamin laki-laki. Selain

faktor jenis kelamin, faktor usia juga berpengaruh terhadap terjadinya depresi dan

pada penelitian yang dilakuakan oleh Octavianti terdapat 40,91% lansia yang

berusia 60-74 tahun mengalami depresi dan sebanyak 25% terjadi pada lansia

yang berusia 75-90 tahun.

Menurut Brunner & Suddarth (2001), depresi dapat merusak kualitas

hidup, meningkatkan risiko bunuh diri, dan menjadi menutup diri. Orang yang

menderita depresi tidak bisa mengontrol penyakitnya dan hanya bisa ditolong oleh

intervensi profesional kesehatan. Oleh karena itu, perlunya dukungan keluarga,

karena seperti yang telah diketahui sebelumnya salah satu penyebab terjadinya

depresi pada lansia diakibatkan oleh minimnya dukungan keluarga. Akan tetapi,

bagi lansia yang tinggal di institusi atau PSTW, tentunya peran keluarga

digantikan oleh pengasuh. Seorang pengasuh di PSTW dituntut harus seorang

yang profesional dibidangnya. Diharapkan seorang pengasuh dapat memahami

segala sesuatu tentang lansia, dari mulai mengetahui tugas perkembangan lansia

sampai dengan kebutuhan lansia lainnya. Hal ini dilakukan karena peran keluarga

digantikan oleh pengasuh, dan mengacu pada fungsi afektif (saling asuh, asih,

asah, cinta kasih, menerima dan menghargai). Dengan terlaksananya peran

pengasuh sebagai pengganti peran keluarga, tentunya akan meminimalkan

terganggunya kesehatan jiwa lansia (Kemsos, 2006).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2013,

didapatkan dari data sekunder sebanyak 88 lansia yang tinggal di PSTW Budi

Luhur Bantul dengan jumlah lansia laki-laki sebanyak 34% (30 lansia) dan 66%

(58 lansia) lansia wanita. Sebagian besar lansia, hanya mengenyam pendidikan

Page 15: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

4

sebatas sekolah dasar. Karena pendidikan yang rendah, ini menyebabkan mereka

hanya bekerja sebagai petani ataupun sebagai buruh. Sebanyak 92% lansia yang

berada di PSTW hidup sendiri tanpa pasangan, dikarenakan perceraian, kematian

pasangan, bahkan lansia yang tidak menikah, hanya ada 2% lansia yang tinggal di

PSTW hidup berpasangan. Selain itu terdapat hampir sebagian besar lansia yang

tinggal di PSTW Budi Luhur merupakan lansia terlantar/tanpa keluarga, hanya

sekitar 15% (13 lansia) yang masih mempunyai keluarga dan sering dikunjungi.

Lansia yang kondisi fisiknya menurun bahkan untuk melakukan ADLs dibantu

oleh petugas ada sekitar 15% dan mereka tinggal di wisma isolasi. Selain itu,

didapatkan juga dari data sekunder dan hasil observasi pada saat peneliti

melakukan Praktik Klinik Keperawatan Gerontik di PSTW Budi Luhur

Yogyakarta, dimana ditemukan lansia yang kurang mendapatkan perawatan dan

perhatian dari pengasuh. Salah satu contohnya, peneliti pada saat itu mendapatkan

fenomena yang sangat memprihatinkan dari salah satu lansia yang tinggal di panti

tersebut. Lansia tersebut terlihat tidur dan makan di halaman belakang wisma.

Dari salah seorang sumber mengatakan bahwa lansia tersebut telah 3 bulan tinggal

di halaman belakang wisma karena merasa dikucilkan oleh orang – orang

disekitarnya. Pada akhirnya lansia tersebut meninggal, karena penyakit

komplikasi yang dialaminya. Terlihat disini bahwa dukungan dan peran dari

pengasuh tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Dari berbagai masalah yang

dihadapi lansia yang dapat mengganggu masalah kesehatan jiwanya, maka

peneliti tertarik untuk meneliti beberapa faktor menyebabkan terjadinya depresi

pada lansia. Penelitian akan dilakukan pada daerah Kabupaten Bantul karena

jumlah lansia terbanyak ke dua setelah Kabupaten Gunung Kidul, dan untuk

mempermudah mencari responden maka dipilihlah PSTW Budi Luhur yang

terletak di Kasongan Kabupaten Bantul.

Page 16: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Faktor – faktor Apa Saja yang Berhubungan dengan

Kejadian Depresi pada Lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran karakteristik responden dan menjelaskan faktor

– faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden lansia:

1) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan usia dengan jenis

kelamin

2) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan interaksi sosial

dengan jenis kelamin

3) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan dukungan

pengasuh dengan jenis kelamin

4) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan kejadian depresi

dengan jenis kelamin

b. Mengetahui hubungan antara variabel bebas (usia, jenis kelamin, interaksi

sosial, dukungan pengasuh) dengan kejadian depresi pada lansia:

1) Mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian depresi pada lansia

di PSTW Budi Luhur Yogyakarta

2) Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi

pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta

3) Mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan kejadian depresi

pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta

4) Mengetahui hubungan antara dukungan pengasuh dengan kejadian

depresi pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta

Page 17: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

6

c. Mengetahui faktor yang paling kuat berhubungan dengan kejadian depresi

pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Pengembangan Ilmu keperawatan gerontik

Bagi pengembangan ilmu keperawatan gerontik diharapkan dapat

mengembangkan tehnik yang lebih sederhana yang dapat dengan mudah

digunakan oleh keluarga untuk mendeteksi secara dini depresi pada lansia,

agar tidak ada lagi lansia yang telat penanganan. Dan lebih banyak

mensosialisasikan tentang faktor – faktor terjadinya depresi pada lansia di

masyarakat.

2. Pengurus panti wredha

Bagi pengurus panti wredha terutama perawat diharapkan

penelitian ini menjadi masukan dan sumber informasi agar dapat lebih

peka terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia, dan dapat

mendeteksi secara dini terjadinya depresi pada lansia untuk memperkecil

terjadinya depresi pada lansia.

3. Pengembangan penelitian selanjutnya

Bagi pengembang penelitian selanjutnya diharapkan dapat

memfokuskan penelitian terhadap faktor-faktor penyebab depresi lainnya,

baik di komunitas maupun di panti wreda.

E. Keaslian Penelitian 1. Wulandari (2011), Kejadian dan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia: Studi

Perbandingan di Panti Wreda dan Komunitas. Tujuan penelitian ini untuk

menganalisis perbedaan kejadian dan tingkat depresi pada lanjut usia yang

tinggal di panti wreda dan komunitas. Selain itu untuk menganalisis faktor

Page 18: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

7

risiko yang berperan terhadap kejadian depresi pada lanjut usia di panti wreda

dan komunitas. Metode penelitian ini menggunakan studi cross sectional

dengan melibatkan 52 lanjut usia dari panti wreda dan 50 lanjut usia dari

komunitas sebagai subyek penelitian. Hasilnya terdapat perbedaan kejadian

dan tingkat depresi pada lanjut usia yang tinggal di panti wreda dan

komunitas. Partisipasi sosial kurang, partisipasi sosial cukup, gangguan

fungsional sedang berhubungan dengan kejadian depresi pada lanjut usia di

panti wreda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

terletak pada tujuannya sama – sama menganalisis faktor risiko yang berperan

terhadap terjadinya depresi pada lanjut usia di panti wredha. Dan metode

penelitian juga sama menggunakan studi cross sectional. Perbedaan

penelitian penulis dengan penelitian ini adalah pada tehnik analisa data,

dimana peneliti menggunakan analisis univariat dengan uji Chi Square dan

Mann Whitney U dan bivariat dengan uji Chi Square dan Fisher. Sedangkan

penulis sendiri menggunakan analisis univariat dengan uji proporsi, analisis

bivariat dengan korelasi dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik.

2. Marta (2012), Determinan Tingkat Depresi pada Lansia Di PSTW Budi

Mulia 4 Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkat depresi pada lansia di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta Selatan serta faktor

– faktor yang mempengaruhinya. Desain penelitian ini adalah deskriptif

korelatif. Sampel berjumlah 63 lansia yang tinggal di PSTW Budi Mulia 4

Jakarta Selatan yang diambil secara purposive sampling. Analisa univariat

menggunakan uji proporsi dan analisa bivariat menggunakan uji Chi Square

untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan

tingkat depresi. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mengalami depresi

sebesar 41,3% dan yang tidak mengalami depresi sebesar 58,7%. Analisa

bivariat ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan anatara tingkat

depresi dengan usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, status perkawinan,

pekerjaan sebelum dipanti, dan dukungan keluarga (p vallue ≥ 0,05).

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

terletak pada variabel independen yaitu faktor internal yang meliputi usia,

Page 19: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

8

jenis kelamin, dan faktor eksternal adalah interaksi sosial. Selain itu juga

terletak pada salah satu analisis yang digunakan, yaitu menggunakan analisis

univariat dengan uji proporsi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh penulis adalah terletak pada metode pengumpulan

sampel, pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling

sedangkan penulis menggunakan teknik acak sederhana (simple random

sampling) dan purposive sampling. Selain itu juga perbedaan terletak pada

beberapa variabel yang diteliti dan juga pada analisis data, dimana penulis

menggunakan analisis bivariat dengan uji korelasi dan multivariat dengan uji

regresi logistik.

3. Agus (2011), Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi

pada Lansia di Posyandu Lansia Rimbo Kaduduk Wilayah Kerja Puskesmas

Sintuk Padang Pariaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Jenis

penelitiannya adalah korelasi dengan cross sectional study. Analisa data

menggunakan bivariat dengan uji spearmen dan analisa multivariat dengan

menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak

48,1% responden mengalami depresi, 67,1% lansia termasuk dalam kategori

lanjut usia (eldery), 51,9% lansia berjenis kelamin perempuan, 51,9% lansia

masih bekerja, 60,8% lansia masih berstatus kawin dan 60,8% memiliki

dukungan keluarga. Didapatkan hubungan yang bermakna antar jenis

kelamin, umur dan dukungan keluarga dengan kejadian depresi dengan nilai p

< 0,1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan status

perkawinan dengan kejadian depresi dengan nilai p > 0,1. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian penulis adalah terletak pada tujuan penelitian

yang sama meneliti faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada

lansia, tetapi dengan tempat yang berbeda. Desain penelitian yang

menggunakan desain cross sectional, juga sama digunakan oleh peneliti dan

penulis. Selain itu juga persamaan terletak pada salah satu analisis data yang

digunakan yaitu multivariat dengan uji regresi logistik. Perbedaan terletak

pada analisa data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa bivariat

Page 20: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

9

dengan uji spearmen, sedangkan penulis menggunakan univariat dengan uji

proporsi dan analisis bivariat dengan uji korelasi.

4. Darussalam (2011), Analisis Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan

Depresi dan Hopelessness pada Pasien Stroke Di Blitar. Tujuan penelitian ini

adalah menjelaskan faktor – faktro yang berhubungan dengan depresi dan

hopelessness pada pasien stroke. Desain penelitian yang digunakan adalah

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 73 responden

dengan stroke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor – faktor yang

berhubungan dengan depresi adalah penyakit penyerta (p:0,038), kemampuan

fungsional (p:0,014), dan fungsi kognitif (p:0,012) sedangkan pada variabel

usia (p:0,506), pendidikan (p:0,118), lama menderita stroke (p:0,157),

dukungan keluarga (p:0,386), dan fungsi kognitif (p:0,449) tidak ada

hubungan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik diperoleh bahwa

faktor yang dominan berhubungan dengan depresi adalah fungsi kognitif

(OR:3,882) dan pada hopelessness adalah kemampuan fungsional

(OR:7,898). Perbedaan penelitian ini pada penelitian yang akan dilakukan

oleh penulis terletak pada tujuan penelitian dimana penulis ingin mengetahui

faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di

PSTW. Selain itu juga terletak pada analisis data dimana penulis

menggunakan analisis univariat dengan uji proporsi dan analisis bivariat

dengan uji korelasi. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh penulis terletak pada desain penelitian yang sama –

sama menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional, selain itu juga analisis data yang sama menggunakan analisis

multivariat dengan uji regresi logistik.

Page 21: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum PSTW Budi Luhur Yogyakarta

PSTW Budi Luhur Yogyakarta merupakan salah satu PSTW yang

berada di kota Yogyakarta, tepatnya berada di Kasongan Kabupaten Bantul.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor: 6 Tahun 2008 tentang Org, PSTW

Yogyakarta adalah merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah yang

berada di bawah Dinas Sosial Provinsi DIY. Selanjutnya berdasarkan

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2008

tentang rincian tugas dan fungsi dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas

Sosial Provinsi DIY PSTW Yogyakarta memiliki tugas dan fungsi

(terlampir). Struktur kepegawaian di PSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta

(terlampir).

PSTW Budi Luhur dihubi oleh lansia baik laki – laki maupun

perempuan. PSTW tersebut memiliki sembilan wisma, terdiri dari 5 wisma

non subsidi, 3 wisma subsidi, dan 1 wisma isolasi. Lansia laki – laki dan

perempuan ditempatkan pada wisma yang berbeda, dan hanya ada satu

pasangan lansia yang tinggal dalam satu wisma.

PSTW ini juga memiliki berbagai macam kegiatan rutin yang hampir

setiap hari dilaksanakan, antara lain adalah pelayanan makan 3 kali sehari

dengan menu yang sesuai dengan gizi, pelayanan fisik seperti senam yang

dilakukan setiap pagi hari, pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dua kali

dalam seminggu, pelayanan psikis yang dilaksanakan satu kali dalam

seminggu, pelayanan rohani yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu,

pelayanan sosial yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu, pendapingan

keterampilan dan kesenian yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu.

Selain itu juga, PSTW Budi Luhur memiliki pelayanan kesehatan dan

pelayanan makan untuk lansia yang berada di masyarakat (di luar PSTW).

Page 22: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

46

2. Analisis Hasil Penelitian

a. Gambaran karakteristik responden lansia

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi di PSTW Budi Luhur Yogyakarta dengan N = 49

n % Jenis kelamin

Laki – laki 22 45 Perempuan 27 55

Usia Elderly 28 57 Old 21 43 Very old 0 0

Interaksi sosial

Interaksi baik 14 29 Interaksi buruk 35 71

Dukungan pengasuh

Dukungan baik 13 27 Dukungan sedang 29 59 Dukungan kurang 7 14

Tingkat depresi

Tidak ada depresi/ringan 14 29

Depresi sedang 28 57 Depresi berat 7 14

Sumber: data primer diolah (2013)

Menurut tabel 4.1 dari hasil analisis univariat dengan uji proporsi,

bahwa distribusi frekuensi responden dengan jenis kelamin laki – laki

adalah 22 (45%) dan perempuan adalah 27 (55%). Berdasarkan usia paling

banyak adalah kelompok usia elderly dengan 28 responden (57%).

Berdasarkan interaksi sosial lebih banyak adalah interaksi sosial buruk

(71%). Berdasarkan dukungna pengasuh, paling banyak adalah dukungan

sedang (59%). Berdasarkan tingkat depresi lebih banyak adalah depresi

sedang (57%).

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden lansia berdasarkan usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi dengan jenis kelamin

Jenis kelamin Total %

Laki-laki

% Perempuan %

Usia Elderly 14 29 14 29 28 57 Old 8 16 13 27 21 43 Very old 0 0 0 0 0 0

Page 23: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

47

Jenis kelamin Total %

Laki-

laki % Perempuan %

Interaksi sosail

Baik 3 6 11 22 14 29

Buruk 19 39 16 33 35 71

Dukungan pengasuh

Baik 3 6 10 20 13 27 Sedang 12 24 17 35 29 59 Kurang 7 14 0 0 7 14

Tingkat depresi

Tidak ada/ringan 3 6 11 22 14 29

Sedang 12 24 16 33 28 57 Berat 7 14 0 0 7 14

Sumber: data primer diolah (2013)

Menurut tabel 4.2, responden laki – laki dan perempuan masing -

masing paling banyak berada pada kelompok usia elderly (29%).

Berdasarkan interkasi sosial, responden laki – laki paling banyak

mengalami interaksi sosial buruk (39%) dan perempuan (33%). Responden

laki – laki paling banyak mendapat dukungan sedang (24%), perempuan

(35%). Kejadian depresi paling banyak adalah depresi sedang dengan laki

– laki (24%) dan perempuan (33%).

a. Hubungan variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan

pengasuh) dengan kejadian depresi

Tabel 4.3 Hasil analisis korelasi antara variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh) dengan variabel terikat (kejadian depresi) dengan N = 49

Variabel bebas Variabel terikat Kejadian depresi

Jenis kelamin Pearson corelate -0,243 Sig. 0,092

Usia Pearson corelate 0,217 Sig. 0,134

Interaksi sosial Pearson corelate 0,952** Sig. 0,000

Dukungan pengasuh Pearson corelate 0,788** Sig. 0,000

Sumber: data primer diolah (2013)

Menurut tabel 4.3, penjelasan hasil analisis korelasi antara

variabel bebas terhadap varibael terikat adalah sebagai berikut:

Page 24: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

48

1) Hubungan jenis kelamin dengan kejadian depresi

Hubungan jenis kelamin dengan kejadian depresi memiliki

korelasi negatif tapi sangat lemah (-0,243), sehingga bisa dikatakan

jenis kelamin berhubungan dengan kejadian depresi tapi sangat lemah.

2) Hubungan usia dengan kejadian depresi

Hubungan usia dengan kejadian depresi memiliki korelasi

positif tapi sangat lemah (0,217), sehingga bisa dikatakan usia ada

hubungan dengan kejadian depresi tapi sangat lemah.

3) Hubungan interaksi sosial dengan kejadian depresi

Hubungan interaksi sosial dengan kejadian depresi memiliki

korelasi positif dan sangat kuat (0,952), sehingga bisa dikatakan

interaksi sosial memiliki hubungan yang erat dengan kejadian depresi.

4) Hubungan dukungan pengasuh dengan kejadian depresi

Hubungan dukungan pengasuh dengan kejadian depresi

memiliki korelasi positif dan sangat kuat (0,788), sehingga bisa

dikatakan dukungan pengasuh memiliki hubungan yang sangat erat

dengan kejadian depresi.

b. Faktor yang paling kuat berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia

Tabel 4.4 Hasil analisis regresi logistik antara variabel terikat (kejadian depresi) dengan variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh)

Kategori Standardized

Coefficients t Sig.

Jenis kelamin 0,054 1,062 0,294 Usia 0,039 0,840 0,406 Interaksi sosial 0,898* 11,455 0,000** Dukungan pengasuh 0,078 0,949 0,348

Sumber: data primer diolah (2013)

Uji t untuk mengetahui signifikansi konstanta dan setiap variabel

bebas. Terlihat pada tabel 4.4 bahwa pada kolom sig./significance, terdapat

satu variabel bebas yang mempunyai tingkat signifikan kurang dari 0,05

yaitu interaksi sosial. Dari kolom standardized coefficients, terlihat angka

tertinggi adalah variabel interaksi sosial yaitu sebesar 0,898. Hal ni

Page 25: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

49

menunjukkan bahwa interaksi sosial adalah variabel yang paling

berhubungan dengan kejadian depresi.

B. Pembahasan

a. Hubungan jenis kelamin dengan kejadian depresi

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan yang lemah antara jenis kelamin dengan kejadian

depresi. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan faktor

jenis kelamin berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Akan

tetapi, dari hasil observasi selama penelitian, ditemukan bahwa setengah

dari responden laki – laki mengalami depresi sedang dan berat. Terlihat

juga pada responden perempuan, lebih dari setengah mengalami depresi

sedang. Setelah melakukan observasi, dari pengamatan peneliti bahwa

adanya interaksi yang kurang dari pengasuh sehingga kurang terciptanya

dukungan pengasuh terhadap para lansia. Di dukung dengan Syamsuddin

(2006) yang mengatakan bahwa dimana sebagai pengasuh di PSTW,

mereka menggantikan peran keluarga bagi para lansia. Selain itu juga

sebagai pengasuh, dalam menggantikan peran keluarga haruslah mengacu

pada fungsi keluarga yaitu fungsi afektif (saling asah, asih, asuh, cinta

kasih, menerima, dan menghargai). Hal tersebut dilakukan untuk

menghindari para lanjut usia dari perasaan sedih, kesepian dan lain

sebagainya yang mengacu kepada gangguan kesehatan jiwanya (Kemsos,

2006). Penelitian yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh

Agus (2011), dimana terdapat hubungan yang bermakna antara jenis

kelamin dengan kejadian depresi pada lansia. Kesamaan hasil diyakini

peneliti karena adanya dukungan keluarga yang kurang pada penelitian

yang dilakukan oleh Agus (2006) dan peneliti sendiri mendapatkan faktor

dukungan pengasuh yang kurang karena responden yang berada di PSTW.

Page 26: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

50

b. Hubungan usia dengan kejadian depresi

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa

terdapat keeratan yang sangat lemah, sehingga bisa dikatakan ada

keeratan antara usia dengan kejadian depresi atau usia ada hubungan

dengan kejadian depresi tapi sangat lemah. Hasil tersebut

mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan faktor usia berhubungan

dengan kejadian depresi pada lansia. Sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Marta (2011) dan Darussalam (2012) yang menyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan

kejadian depresi. Kesamaan hasil diyakini oleh peneliti karena didukung

dengan teori menurut Bandiyah (2009) bahwa para lanjut usia bukannya

menghentikan aktifitas, tetapi mengurangi aktifitas dan menggantikan

aktifitas yang berat menjadi aktifitas yang ringan. Dengan cara tersebut,

lansia akan merasa lebih berguna. Menurut Tamher (2009) bahwa lansia

yang menganggap tugas – tugasnya telah selesai dan menghentikan

aktifitasnya, tentu hal ini akan mengganggu psikologis para lansia, karena

akan merasa kehilangan, tidak berguna dan lain sebagainya.

c. Hubungan interaksi sosial dengan kejadian depresi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa

interaksi sosial memiliki hubungan yang erat dengan kejadian depresi.

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh

Wulandari (2011), yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara

partisipasi sosial kurang, partisipasi sosial cukup dengan kejadian depresi

pada lansia. Kesamaan hasil diyakini oleh peneliti karena didukung oleh

teori Mangoenprasodjo (2004) cit Azizah (2011) yang mengatakan bahwa

salah satu penyebab depresi adalah berkurangnya interaksi sosial. Tidak

adanya interaksi sosial bisa disebabkan karena berbagai faktor, di dalam

NANDA (2010) menyebutkan faktor – faktor tersebut antara lain adalah:

ketiadaan orang terdekat, kendala komunikasi, defisit tentang cara

meningkatkan kebersamaan, gangguan proses pikir, kendala lingkungan,

hambatan mobilitas fisik, gangguan konsep diri, ketidaksesuaian

Page 27: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

51

sosiokultural, dan isolasi terapeutik. Berdasarkan observasi peneliti pada

saat penelitian, didapatkan bahwa dari faktor – faktor diatas banyak yang

menjadi penyebab gangguan interkasi sosial responden. Berdasarkan

kuesioner interaksi sosial, butir pertanyaan yang memiliki total paling

banyak adalah responden yang merasa tidak mampu melakukan aktifitas

sehari – hari dan responden yang merasa kesepian karena tidak dapat

berhubungan dengan orang lain.

d. Hubungan dukungan pengasuh dengan kejadian depresi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa

terdapatnya hubungan yang erat antara dukungan pengasuh dengan

kejadian depresi. Didukung oleh penelitian lain yaitu dari Agus (2011)

dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara

dukungan keluarga terhadap kejadian depresi pada lansia. Hasil penelitian

tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian peneliti sendiri,

perbedaan terletak antara dukungan pengasuh dan dukungan keluarga

yang disebabkan perbedaan lingkungan penelitian. Dari hasil penelitian

tersebut, didukung oleh teori Sarafino (2006) yang mengatakan bahwa

dukungan sosial yang paling dibutuhkan oleh individu adalah dukungan

keluarga, karena kondisi di panti sosial tidak ada keluarga maka

pengasuhlah yang dituntut sebagai penggantinya. Dari kuesioner

didapatkan bahwa butir pertanyaan yang memiliki total paling tinggi

adalah pada dukungan emosional yang mengindikasikan bahwa dukungan

tersebut yang paling banyak tidak diterima oleh lansia di PSTW Budi

Luhur Yogyakarta. Friedman (2010) mengatakan bahwa setiap individu

harus memenuhi empat komponen dukungan yang berupa dukungan

informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumen, dan dukungan

emosional. Komponen dukungan tersebut haruslah terpenuhi agar setiap

individu mendapatkan dukungan baik yang didapatkan dari keluarga

maupun pengasuh.

Page 28: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

52

e. Hubungan variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap kejadian

depresi

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa dilihat

dengan nilai keeratannya yang paling berhubungan adalah interaksi sosial

lalu diikuti oleh dukungan pengasuh. Akan tetapi dari hasil analisis

multivariat dengan menghubungkan variabel terikat (kejadian depresi)

dengan semua variabel bebas, didapatkan hasil bahwa yang paling

berhubungan adalah interaksi sosial dengan nilai standardized coefficients

paling tinggi. Hal tersebut terjadi karena, dukungan pengasuh dan

interaksi sosial menjadi satu kesatuan faktor yang paling berhubungan

dengan kejadian depresi pada lansia. Terciptanya interaksi sosial karena

adanya individu dengan individu atau individu dengan kelompok yang

dapat saling mempengaruhi (Walgito, 2003). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa terjadinya interaksi sosial pada lansia dipengaruh

dengan adanya dukungan dari pengasuh.

C. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa hambatan yang menjadikan

keterbatasan pada saat peneliti melakukan penelitian, diantaranya sebagai berikut:

1. Peneliti tidak dapat memaksimalkan waktu untuk mengajak responden

berbicara lebih lama karena responden memiliki kegiatan yang diikuti di

PSTW.

2. Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner

interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan Geriatric Depression Scale (GDS),

karena kuesioner tersebut telah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Akan

tetapi, tingkat signifikan mungkin dapat berbeda - beda disetiap daerah tempat

penelitian.

Pada penelitian ini peneliti tidak melaksanakan uji analisis untuk membedakan

kejadian depresi terhadap variabel jenis kelamin.

Page 29: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap faktor – faktor

yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di PSTW Budi Luhur

Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi pada lansia, akan

tetapi hubungan tersebut lemah, ditunjukkan dengan hasil uji statistik yang

menunjukkan keeratan hubungan negatif tapi sangat lemah (-0,243).

2. Ada hubungan antara usia dengan kejadian depresi pada lansia tapi sangat

lemah, ditunjukkan dengan hasil uji statistik yang menunjukkan adanya

keeratan hubungan dengan nilai korelasi positif tapi sangat lemah (0,217).

3. Ada hubungan antara interaksi sosial dan dukungan pengasuh dengan

kejadian depresi. Terlihat dari hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa

kedua variabel bebas mempunyai keeratan sangat kuat dengan kejadian

depresi yang masing – masing dengan nilai korelasi 0,952 (interaksi sosial)

dan 0,788 (dukungan pengasuh).

4. Interaksi sosial merupakan variabel yang paling berhubungan dengan

kejadian depresi dengan hasil uji statistik multivariat yang menunjukan nilai

standaridized coefficients 0,898.

B. Saran

1. Saran untuk pengembangan ilmu keperawatan gerontik

Disarankan penelitian ini dapat menjadi acuan agar lebih

mengembangkan tehnik sederhana yang dapat membantu untuk mendeteksi

depresi pada lansia. Disarankan juga agar lebih meningkatkan sosialisasi yang

berkaitan dengan pengenalan secara dini depresi pada lansia.

Page 30: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

54

2. Saran untuk pengurus atau pengasuh panti wredha

Dari penelitian ini, peneliti menyarankan agar pengasuh maupun

perawat dapat meningkatkan interaksi dan dukungan terhadap para lansia.

Para pengasuh juga disarankan agar dapat membuat lembar evaluasi untuk

para lansia yang terkait dengan kinerja pelayanan maupun perhatian yang

diterima oleh para lansia selama berada di PSTW Budi Luhur dari para

pengasuhnya.

3. Saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi penelitian

selanjutnya untuk mengembangkan penelitian, antara lain sebagai berikut:

a. Fokus penelitian bisa pada faktor – faktor yang telah diteliti sebelumnya

seperti interaksi sosial dan dukungan pengasuh dengan tehnik penelitian

kualitatif, agar mendapat informasi lebih detail mengapa kedua faktor

tersebut paling berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia.

b. Peneliti selanjutnya bisa membandingkan jenis kelamin antara laki – laki

dan perempuan yang mempunyai tingkat depresi lebih tinggi.

c. Peneliti selanjutnya disarankan dapat menggunakan uji validitas dan

reliabilitas pada semua instrumen, untuk melihat tingkat signifikan dari

instrumen tersebut, karena tingkat signifikan dapat saja berubah karena

berbeda lokasi atau terdapat perbedaan tingkat jenjang sosial lanjut usia

pada suatu daerah.

d. Fokus penelitian bisa terhadap faktor – faktor penyebab depresi lainnya

baik pada lansia yang berada di lingkungan keluarga maupun di

lingkungan panti wredha.

Page 31: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

55

DAFTAR PUSTAKA Agus, S. 2011. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi pada

Lansia Di Posyandu Lansia Rimbo Kaduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sintuk Padang Pariaman. [skripsi]. [home page on the internet]. C2011. Available from http://respiratory.unand.ac.id/17406/1/SKRIPSI.pdf. Access on 2013 May 02.

Azizah, L Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu: Yogyakarta. Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika:

Yogyakarta. BKKBN. 2011. [homepage on internet]. C2011. Available from

http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDKReports/ks/table102.aspx. Access on 2013 April 14.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 1. EGC: Jakarta.

Darmojo & Boedhi. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Darussalam, M. 2011. Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Dan Hopelessness Pada Pasien Stroke Di Blitar. [tesis]. [home page on the internet]. C2011. Available from http://lontar.ui.ac.id/file?file= digital/20281857. Access on 2013 May 18.

Friedman, et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik Edisi 5. EGC: Jakarta.

Hawari, D. 2006. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. EGC: Jakarta. Kemsos. 2006. [homepage on internet]. Available from http://

www.kemsos.go.id/modules. Access on 2013 May 03. Kushariyadi. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba

Medika: Jakarta. Marta, Ollyvia FD. 2012. Determinan Tingkar Depresi Pada Lansia Di PSTW

Budi Mulia 4 Jakarta Selatan. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2012. Available from http:// lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20312784. Access on 2013 April 08.

Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika: Jakarta.

Maslim, R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III. PT. Nuh Jaya: Jakarta.

Muslidatun, TK. 2009. Pemerintah Kota Yogyakarta, Sembilan Persen Kota Jogja Adalah Lansia. [homepage on the internet]. C2009 [cited 2009 Des 21]. Available from http://www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/2782. Access on 2012 May 12.

NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC: Jakarta. Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta. Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik ed. 2. EGC: Jakarta.

Page 32: FAKTOR - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/Rinna Yulianty_3209013_nonfull.pdf · Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi.

56

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi II. Salemba Medika: Jakarta.

Octavianti, Mui Mui. 2012. Gambaran Depresi pada Lanjut Usia Di Panti Sosail Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2012. Available from http://jurnal.untan.ac.id/index.php/ jfk/article/view/1783. Access on 2013 April 14.

Rahardjo, Tri Budi W. 2012. Lansia Indonesia Ternyata dapat Dibanggakan. [homepage on the internet]. C2012 [cited 2012 june 04]. Available from http://krjogja.com/read/131008/lansia-indonesia-ternyata-dapat-dibang gakan.kr. Access on 2013 April 23.

Sarafino, E.P. 2006. Health Psychology, Biopsychosocial Interaction. Fifth Edition. USA: John Wiley & Sons.

Suardiman, Siti Partini. 2010. Psikologi Usia Lanjut. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Sumirta, I Nengah. 2008. Hubungan Antar Aktivitas Fisik Dengan Depresi Pada Lansia Di Panti Pelayanan Lanjut Usia “Wana Seraya” Denpasar. Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Denpasar: Bali.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta. Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Nuha Medika:

Yogyakarta. Tamher S, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Wahyu, A. 2011. Perubahan Interaksi Sosial Pada Lansia Dengan Penyakit Kronis

Di Panti Werdha Abadi/Dharma Asih Binjai. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2011. Available from http://repository.usu.ac. Id /handle/ 12345 6789/24196. Access on 2013 May 23.

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Andi Offset: Yogyakarta. Wulandari, Ayu Fitri Sekar. 2011. Kejadian dan Tingkat Depresi Pada Lanjut

Usia: Studi perbandingan di panti wreda dan komunitas. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2011 [cited 2011 Des 21]. Available from http://eprints.undip.ac.id/32887/1/Ayu_Fitri.pdf. Access on 2012 May 12.

Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama: Bandung.