BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Dengan pendidikan manusia dapat lebih dihargai, dihormati dan disegani di dalam lingkungannya, karena manusia yang berpendidikan akan lebih mempunyai sikap tolong- menolong, tanggung jawab, toleransi, dan cinta kasih terhadap sesamanya. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan watak pada diri seseorang karena orang yang cerdas saja tidak akan berkembang kecerdasannya jika tidak diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan karakter pendidikan. Maka dari itu, setiap individu dituntut untuk melaksanakan pendidikan agar menjadi manusia yang berkarakter sesuai harapan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3, menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena pendidik secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan berfikir kritis serta hasil belajar peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran pendidik sangat penting dan diharapkan pendidik memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri

seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Dengan pendidikan manusia

dapat lebih dihargai, dihormati dan disegani di dalam lingkungannya,

karena manusia yang berpendidikan akan lebih mempunyai sikap tolong-

menolong, tanggung jawab, toleransi, dan cinta kasih terhadap sesamanya.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan watak pada

diri seseorang karena orang yang cerdas saja tidak akan berkembang

kecerdasannya jika tidak diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan

karakter pendidikan. Maka dari itu, setiap individu dituntut untuk

melaksanakan pendidikan agar menjadi manusia yang berkarakter sesuai

harapan.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun

2003 pasal 3, menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, berahlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor

diantaranya adalah faktor pendidik dalam melaksanakan proses belajar

mengajar, karena pendidik secara langsung dapat mempengaruhi,

membina dan meningkatkan berfikir kritis serta hasil belajar peserta didik.

Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan

pendidikan secara maksimal, peran pendidik sangat penting dan

diharapkan pendidik memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

2

memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep

mata pelajaran yang akan disampaikan.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi

atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh

peningkatan hasil belajar peserta didik. Misalnya dengan membimbing

peserta didik untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran

dan mampu membantu peserta didik berkembang sesuai dengan taraf

intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-

konsep yang diajarkan. Dibutuhkan kemampuan pendidik dalam

menguasai model pembelajaran yang diterapkan, karena berperan

membantu pembelajaran lebih efektif.

Keberhasilan pembelajaran peserta didik dapat dilihat dari hasil

belajar peserta didik. Nilai hasil belajar dapat dipakai sebagai parameter

untuk menilai keberhasilan proses kegiatan pembelajaran di sekolah dan

juga mengukur kinerja pendidik dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 53 tahun

2015 Pasal 1 Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses

pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran

peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek

keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis

yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan

perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil

belajar.

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,

emosi, dan nilai. Beberapa pakarmengatakan bahwa sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya bila seseorang telahmemiliki kekuasaan kognitif

tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik

dalam berbagai tingkah laku.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

3

Menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012 hlm.

5) “

sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseroang

terhadap sutatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,

mengetahui dan memecahkan masalah.Ranah kognitif mencakup kegiatan

mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas

otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan

dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan

menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan

kemampuan mengevaluasi.

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu.Ranah psikomotor adalah ranah

yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,

melukis, menari, memukul, dan sebagainya.Hasil belajar ranah psikomotor

dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar

psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan

bertindak individu.

Keterampilan diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap

suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap,

nilai dan kemengertian yang semuanya dipertimbangkan sebagai

sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilanya dalam

penyelesaian tugas (Rusyadi dalam yanto : 2005)

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat

disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar membutuhkan

pengukuran ranah afektif, kognitif dan psikomorik. Sehingga dapat

melihat skor yang didapat oleh anak didik tersebut. Untuk itulah

kemampuan (skill) dapat terkontrol sejak awal masuk sekolah hingga akan

mendapatkan peningkatan yang diinginkan sesuai dengan kemampuan

anak didik itu sendiri. Ketiga ranah tersebut sangat penting untuk

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

4

diketahui dalam proses belajar mengajar, fungsinya adalah untuk

mengetahui sejauh mana siswa atau anak didik mampu mengaplikasikan

apa yang telah didapat.

Selain meningkatkan hasil belajar peserta didik, pendidik juga harus

meningkatkan sikap peserta didik agar menghargai pendapat orang lain,

karena pada subtema Keragaman Suku Bangsa dan Agama Di Negeriku

ini peserta didik lebih banyak diminta untuk mengeluarkan pendapat yang

diperolehnya, tetapi disini masih banyak permasalahan yang seringkali

muncul ketika peserta didik menyampaikan sebuat pendapat diantara lain:

1) Memotong pembicaraan orang lain, contohnya ketika sedang

menyampaikan sebuah pendapat masih saja ada peserta didik yang

memotong pembicaraan peserta didik yang sedang menyampaikan sebuah

pendapatnya. 2) Tidak mendengarkan dengan baik pendapat orang lain

contohnya masih saja ada peserta didik yang mengobrol dan membicarakn

hal yang seharusnya tidak di bicarakan ketika pembelajaran sedang

berlangsung. 3) Mencela pendapat orang lain dengan cara meng olok-

oloknya. Dengan indikator pada subtema subtema Keragaman Suku

Bangsa dan Agama Di Negeriku seharusnya peserta didik dapat

menghargai perbedaan pendapat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan kegiatan observasi yang telah dilakukan terlihat hasil

belajar peserta didik masih ada yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Nilai peserta didik kelas IV cenderung rendah, belum memenuhi

kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan di SDN Bhinangkit yaitu

70. Dengan jumlah peserta didik dikelas IV berjumlah 35 dengan 20 orang

perempuan dan 15 orang laki – laki dapat dikatakan hasil belajar yang

didapat peserta didik 40% dikatakan tuntas karena nilai yang diperoleh

diatas KKM dan 60% dikatakan belum tuntas karena nilai yang diperoleh

dibawah KKM yang ditentukan yaitu 70.

Adapun permasalahan keterampilan dalam menyampaikan pendapat

keapada orang lain adalah dalam penggunaan bahasa, biasanya peserta

didik ketika menyampaikan sebuah pendapat menggunakan bahasa yang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

5

hanya dimengerti oleh dirinya sendiri saja sehingga membuat orang yang

mendengarkan pendapatnya menjadi bingung, dan kebanyakan masih

melenceng jauh. Dari pokok bahasan Dengan indikator pada subtema

Keragaman Suku Bangsa dan Agama Di Negeriku seharusnya peserta

didik dapat menyampaikan pendapat kepada orang lain dengan baik dan

benar.

Banyak faktor yang menyebabkan masalah pembelajaran tersebut

terjadi misalnya saja tidak ada keseriusan belajar peserta didik untuk

mengikuti proses pembelajaran tersebut dan penyampaian materi yang

disampaikan pendidik tidak menarik perhatian peserta didik untuk belajar

dimana pendidik hanya berpusat pada buku dan tidak memakai media

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Berhasilnya

tujuan suatu proses pembelajaran tergantung bagaimana proses belajar

mengajar yang dialami oleh peserta didik dan dimana seorang pendidik

haruslah sadar dan teliti dalam menyampaikan materi yang akan

disampaikan dengan memilih dan menerapkan metode pembelajaran dan

juga menggunakan media pembelajaran agar menarik perhatian peserta

didik untuk aktif dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Untuk lebih meningkatkan keberhasilan hasil belajar peserta didik

diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses

pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik dimana ini peranan

pendidik yang sangat penting selaku pengelola proses pembelajaran

peserta didik pendidik juga diharapkan membimbing dan membantu

peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran disekolah, sebuah proses pembelajaran

disekolah memerlukan penggunaaan atau penerapan model pembelajaran

untuk mendukung tercapainya tujuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

yang telah direncanakan. Agar proses pembelajaran membuat siswa lebih

aktif pendidik bisa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

6

Seorang pendidik dalam menyampaikan materi perlu memilih

metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau peserta didik

sehingga peserta didik merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang

diajarkan. Namun sampai saat ini masih banyak pendidik yang

menggunakan metode konvensional.

Proses pembelajaran masih berpusat pada pendidik, sehingga di sini

peserta didik hanya berfungsi sebagai obyek atau penerima perlakuan saja.

Oleh dari itu perlu digunakan sebuah metode yang dapat menempatkan

peserta didik sebagai subjek (pelaku) pembelajaran dan pendidik hanya

bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut. Salah

satunya dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning .

Untuk mencapai kondisi tersebut, penggunaan model pembelajaran

yang dapat membuat siswa dapat aktif mengeluarkan pendapat dan

menemukan konsepnya sendiri yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery

Learning merupakan salah satu model pembelajaran dimana pendidik

tidak langsung memberikan hasil akhir atau kesimpulan dari materi yang

disampaikannya. Melainkan peserta didik diberi kesempatan mencari dan

menemukan hasil data tersebut. Sehingga proses pembelajaran ini yang

akan diingat oleh peserta didik sepanjang masa, sehingga hasil yang ia

dapat tidak mudah dilupakan.

Sedangkan faktor dari luar diri peserta didik yang dapat

mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain peserta

didik, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah

pendidik. Pendidik sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan

sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun

sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang pendidik dituntut

untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan

diajarkan kepada peserta didik.

Hasil belajar yang dicapai peserta didik dapat dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor internal dan eksternal (Slameto, 2003 hlm: 54).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

7

Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor

internal yaitu diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi,

sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah

faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru,

pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar

anak, maupun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada prestasi

belajar yang dicapai oleh peserta didik.

Model pembelajaran discovery learning memiliki beberapa

keunggulan seperti yang di ungkapkan oleh Hosnan (2014

hlm:287), diantaranya: (1) Mendorong peserta didik berfikir dan

bekerja atas inisiatif sendiri; (2) Mendorong peserta didik berfikir

intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; (3) Memberikan

keputusan yang bersifat intrinsik; (4) situasi proses belajar

menjadi lebih terangsang.

Adapun pelaksanaan strategi discovery learning di kelas, menurut

Syah (2004 hlm:244), ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan

dalam kegiatan belajar mengajar secara umum diantaranya: (1) Pernyataan

/ identifikasi masalah; (2) Stimulasi / pemberian rangsangan; (3)

pengumpulan data; (4) pengolahan data.

Jurnal I, (Peningkatkan hasil belajar siswa melalui model Discovery

Learning Ina Azariya Yupita Tgl 2013: hlm 5-6).

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian

pgsd/article/view/3017 26/04/2017 20.30

Kegiatan belajar mengajar pendidik memahmi indikator

keberhasilan penilaian dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

karena penilaian yang dibutuhkan bukan hanya menilai ranah pengetahuan

saja melainkan menilai dari segi proses pembelajaran juga. Dalam hal ini

dirasa penilaian outentik tepat untuk dapat menilai ketiga aspek di atas.

Sejalan dengan hal tersebut Kemendikbud (2013: hlm 246),

mengungkapkan penilaian outentik adalah pengukuran yang bermakna

secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

8

keterampilan, dan pengetahuan. Lebih lanjut Mueller (dalam

Nurgiyantoro, 2011: hlm 23), penilaian outentik merupakan suatu bentuk

tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia

nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan

atau keterampilan adapun hasil penelitian Pada pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, pengamat mengamati aktivitas guru selama menerapkan

model pembelajaran discovery. Pada tahap ini akan terkumpul data tentang

guru (peneliti) selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan

sejak awal hingga akhir pembelajaran pada siklus I. Dalam pengamatan

peneliti dibantu oleh observer antara lain guru kelas IV SDN Surabaya

yaitu Intrianingsih, S.Pd dan satu teman sejawat yaitu Era Budi Waluyo.

Observasi dilakukan oleh pengamat dengan mengisi lembar observasi

aktivitas guru yang sudah disiapkan oleh peneliti. Dalam kegiatan

observasi ini memperoleh hasil data aktivitas guru, aktivitas siswa, dan

hasil belajar siswa dalam menerapkan model pembelajaran discovery

selama tiga siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Data Keseluruhan Hasil Aktivitas Guru

Dan Aktivitas Siswa Dengan Penerapan Discovery (%)

No Data Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

1 Aktivitas

Guru 78.57 83.9 91.07

2 Aktivitas

Siswa

66.07 78.6 87.5

3 Hasil

Belajar

63.89 77.7 94.44

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

9

Jurnal II, (PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA

PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN

LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN

TANGGUL KABUPATEN JEMBER 2014: hlm 166-168)

file:///C:/Users/USER/Downloads/753-1-1436-1-10-20140904.pdf 24-O4-

2017; 20:30.

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua siklus. Penerapan

pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pokok bahasan keliling dan luas lingkaran kelas VI berjalan dengan baik,

siswa termotivasi dan tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga aktifitas

siswa cukup kondusif di dalam kelas. Peneliti dibantu oleh observer

(teman sejawat) dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam pembelajaran

siswa belajar dalam kelompok. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

Masing-masing kelompok berjumlah 6 atau 7 siswa. Setelah siswa

menempati posisinya, guru meminta salah satu perwakilan dari masing-

masing kelompok untuk mengambil LKS serta alat dan bahan yang telah

disiapkan oleh guru. Guru menjelaskan pada siswa cara pengerjaan LKS

dan meminta siswa utuk berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota

kelompoknya guna memecahkan persoalan yang ada dalam LKS. LKS ini

diberikan untuk mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran

dengan menerapkan Discovery Learning. Dalam kelompok siswa

diharapkan bisa menemukan rumus keliling dan luas lingkaran

berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan .Siswa melakukan diskusi

dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya yaitu presentasi yang dapat

melatih siswa untuk berani tampil di depan teman-temannya dalam

mempresentasikan hasil diskusinya. Pada akhir pembelajaran siswa diberi

tes akhir. Pada pembelajaran yang pertama masih ada beberapa kendala.

Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan metode

pembelajaran discovery learning. Pada siklus pertama hasil belajar siswa

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

10

belum memenuhi kriteria yang diharapkan. Sehingga peneliti melanjutkan

pada siklus berikutnya

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklius I, yaitu: aktivitas

menggunakan alat peraga 60,60%, aktivitas melakukan kerjasama dalam

kelompok 85,85%, aktivitas presentasi 48,48% dan aktivitas bertanya

48,48%, sehingga diperoleh persentase aktivitas belajar secara klasikal

sebesar 61,86% dan tergolong dalam kategori aktif. Sedangkan pada siklus

yang ke II, aktivitas menggunakan alat peraga 73,73%, aktivitas

melakukan kerjasama dalam kelompok 98,98%, aktivitas presentasi

56,56% dan aktivitas bertanya 70,70%, sehingga diperoleh persentase

aktivitas secara klasikal mencapai 74,99%. Sehingga aktivitas siswa secara

klasikal meningkat sebesar 13,13%.

Siklus ke 2 dilaksanakan dengan baik, proses pembelajaran dilakukan

sama dengan siklus yang pertama. Pada siklus ke 2 siswa sudah mulai

memahami materi. Siswa sudah terbiasa belajar dalam kelompok. Hal

tersebut terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Pada siklus ke

2 hasil belajar siswa kelas VI B mengalami peningkatan dan sudah

memenuhi KKM SDN Tanggul Wetan 02, sehingga tidak perlu

melaksanakan siklus berikutnya. Dalam discovery learning siswa didorong

untuk belajar sendiri secara mandiri.

Adapun hasil dari siklus II yaitu diketahui bahwa hasil belajar siswa

yang tergolong dalam kategori tuntas pada tes pendahuluan hanya 54,54%

(17 Siswa), siklus I sebesar 60,60% (20 Siswa) sedangkan pada siklus II

mencapai 90,90% (30 Siswa), dengan demikian kategori hasil belajar

siswa yang tergolong tuntas mengalami peningkatan sebesar 30,30%.

Hasil belajar siswa yang tergolong dalam kategori tidak tuntas pada siklus

I sebesar 39,40% (13 Siswa) sedangkan pada siklus II sebesar 9,10% (3

Siswa) dengan demikian kategori hasil belajar siswa yang tergolong tidak

tuntas mengalami penurunanan sebesar 30,30%. Berikut ini grafik

peningkatan hasil belajar siswa.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

11

Sebagai pendidik ataupun calon pendidik semestinya harus tahu

perkembangan dari model pembelajaran yang ada. Bahkan harus

mengetahui dan menguasai setiap desain pembelajaran, sehingga dapat

menerapkanya dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Agar dapat

menjadikan suasana kegiatan belajar yang menyenangkan dan

menghasilkan proses belajar mengajar yang efektif dan produktif. Salah

satunya desain pembelajaran yaitu berpikir kritis dan kreatif, dimana

desain berpikir kritis dan kreatif ini bertujuan agar peserta didik mampu

berpikir kritis dan mampu mempertimbangkan segala sesuatu dan mampu

bertindak atas keputusan yang telah dipertimbangkan serta berpikir kreatif

yang bertujuan agar peserta didik diharapkan mampu menciptakan ide –

ide , atau gagasan dan mampu mengekspresikan gagasan tersebut untuk

menyelesaikan suatu permasalahan.

Menurut pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran discovery learning menitik beratkan pada hasil belajar

peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dimana peserta didik

dituntut untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip secara mandiri

sehingga peserta didik mempunyai pengalaman langsung dalam

pembelajaran dan akan mempermudah peserta didik mengingat

pembelajaran melalui penemuan yang dilakukannya.

Dengan mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning

secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan dari diri

peserta didik. Penggunaan model ajaran discovery learning, ingin merubah

pembelajaran yang pasif menjadi aktif dan kreatif, serta mengubah peserta

didik yang tadinya menerima informasi secara keseluruhan dari pendidik

kini peserta didik menemukan informasi sendiri.

Sehubungan dengan hal-hal di atas bahwa belum adanya penerapan

model pembelajaran discovery learning berdasarkan masalah dalam

kurikulum 2013, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

12

Hasil Belajar Peserta Didik pada Subtema Keragaman Suku Bangsa dan

Agama Di Negeriku Kelas IV SDN Bhinangkit

Dengan diterapkan model pembelajaran discovery learning di

harapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, sehingga

berpengaruh pula dengan tercapainya tujuan pendidikan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis

mengindentifikasi beberapa permasalahan diantaranya:

1. Pendidik masih menggunakan metode ceramah dalam proses

penyampaian materi pembelajaran, sehingga hanya beberapa peserta

didik yang mengerti dengan materi yang disampaikan pendidik.

2. Kurangnya pendidik dalam mengelola kelas selama pembelajaran

sehingga peserta didik tidak aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

3. Peserta didik kurang memiliki sikap menghargai terhadap pendapat

dari orang lain dilihat dari cara peserta didik memotong pembicaraan

orang lain, tidak mendengarkan dengan baik pendapat orang lain, dan

mencela pendapat orang lain.

4. Rendahnya hasil belajar peserta didik, sehingga nilai peserta didik

masih ada yang dibawah KKM.

5. Aktivitas peserta didik dalam keterampilan menyampaikan pendapat

kepada orang lain dilihat dari cara peserta didik kurang bisa

menyampaikan kembali informasi dengan baik kepada orang lain.

C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dipaparkan diatas terdapat masalah umum yaitu rendahnya hasil belajar

peserta didik dalam proses pembelajaran. Penulis merumuskan masalah

secara umum yang menjadi dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

13

“Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning

Dapat Meningkatkan Hasil Belajar peserta didik Pada Sub Tema

keragaman suku bangsa dan agama di negeriku”

Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana telah diutarakan di

atas masih terlalu luas sehingga belum secara spefikasi menunjukan

batas – batas yang harus diteliti, maka rumusan masalah utama tersebut

kemudian di rinci dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

a. Bagaimanakah cara menyusun rencana pembelajaran dengan

menggunakan model discovery learning pada subtema keragaman

suku bangsa dan agama di negeriku kelas IV SDN Bhinangkit agar

hasil belajar peserta didik meningkat?

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran

discovery learning pada subtema keragaman suku bangsa dan

agama di negeriku kelas IV SDN Bhinangkit agar hasil belajar

peserta didik meningkat?

c. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning pada subtema keragaman suku bangsa dan agama di

negeriku dapat meningkatkan sikap menghargai peserta didik kelas

IV SDN Bhinangkit?

d. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning pada subtema keragaman suku bangsa dan agama di

negeriku dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV

SDN Bhinangkit?

e. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning pada subtema keragaman suku bangsa dan agama di

negeriku dapat meningkatkan keterampilan peserta didik kelas IV

SDN Bhinangkit?

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

14

D. Tujuan Penlitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

sejauh mana peningkatan kualitas pembelajaran pada subtema

keragaman suku bangsa dan agama di negeriku melalui penerapan

model pembelajaran Discovery Learnig sebagai upaya peningkatan

hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Bhinangkit.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang akan dicapai pada penelitian ini adalah:

a. Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model discovery learning pada subtema keragaman

suku bangsa dan agama di negeriku kelas IV SDN Bhinangkit agar

hasil belajar peserta didik meningkat.

b. Untuk menggunakan model discovery learning pada subtema

keragaman suku bangsa dan agama di negeriku kelas IV SDN

Bhinangkit agar peserta didik hasil belajar peserta didik meningkat.

c. Untuk meningkatkan sikap menghargai peserta didik kelas I IV

SDN Bhinangkit pada subtema keragaman suku bangsa dan agama

di negeriku dengan menggunakan model discovery learning.

d. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN

Bhinangkit pada subtema keragaman suku bangsa dan agama di

negeriku dengan menggunakan model discovery learning.

e. Untuk meningkatkan keterampilan peserta didik kelas IV SDN

Bhinangkit pada subtema keragaman suku bangsa dan agama di

negeriku dengan menggunakan model discovery learning.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermamfaat guna meningkatkan kualitas

belajar pada subtema keberagaman budaya bangsaku khususnya di SDN

Bhinangkit. Penulis berharap hasil penelitian bermamfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

15

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

pengembangan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan

menerapkan model pembelajaran Discovery Learning

2. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi strategi yang tepat dan

memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam suatu

pembelajaran terutama pada subtema keragaman suku bangsa dan

agama di negeriku di kelas IV. Penelitian ini juga diharpakan dapat

bermamfaat untuk banyak pihak antara lain sebagai berikut :

a. Bagi Pendidik

- Sebagai bahan masukan dalam mengelola kegiatan belajar

mengajar yang lebih kooperatif, inovatif dan menyenangkan.

- Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas pendidik dapat

memperbaiki pembelajaran.

- Dapat menemukan strategi pembelajaran yang tepat.

- Dapat lebih termotivasi untuk mengelola pembelajaran secara

kondusif.

- Membantu dalam pencapaian ketuntasan belajar peserta didik.

- Membantu pendidik untuk menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran discovery learning.

b. Bagi Peserta Didik

- Dapat melatih peserta didik untuk percaya diri, berani tampil

dan mampu berekspresi dapat meningkatkan kemamupuan

komunikasi, besosialisasi dan bekerjasama antara peserta didik

dengan peserta didik maupun peserta didik dengan pendidik.

- Dapat mengembangkan pola pikir peserta didik dalam proses

pembelajaran.

- Dapat menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dan

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

16

c. Bagi Sekolah

- Memberikan suatu referensi yang bermamfaat bagi

perkembangan proses pembelajaran terutama pendidikan

disekolah dasar

- Membantu mencapai visi dan misi sekolah.

- Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning.

d. Bagi Peneliti

- Untuk menambah pengetahuan yang terjadi di dunia

pendidikan serta bekal dalam dunia pendidikan terutama

sekolah dasar

- Untuk membantu peneliti dalam mengatasi sikap pasif peserta

ddik didalam kelas.

F. Definisi Operasioanl

Untuk memudahkan dalam memamhami penelitian yang dilakukan,

maka berikut ini dijelaskan beberapa penjelasan istilah yang berhubungan

dengan judul penelitian ini.

1. Model Pembelajaran Menurut Trianto (2010 hlm. 51)

mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran

dalam tutorial. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai

pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam

melaksanakan pembelajaran. Keberadaan model pembelajaran

menjadi sangat penting dan vital dalam mendukung keberhasilan

pembelajaran yang dapat dilihat dari tercapainya tujuan

pembelajaran dikelas.

2. Model Pembelajaran Discovery Learning Menurut Suherman, dkk.

(2001 hlm. 78)

mengemukakan Discovery ialah proses mental dimana peserta

didik mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses

mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

17

mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.

Dengan teknik ini peserta didik dibiarkan menemukan sendiri

atau mengalami proses mental sendiri, pendidik hanya

membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian

pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang

melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui

tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan

mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

3. Pendapat lain tentang model pembelajaran discovery learning juga

diungkap oleh Bell (1978 hlm. 151)

belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagai hasil dari

peserta didik memanipulasi, membuat struktur dan

mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ia

menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan, peserta

didik dapat membuat perkiraan, merumuskan suatu hipotesis dan

menemukan kebenaran dengan menggunakan proses induktif

atau proses deduktif, melakukan observasi dan membuat

eksplorasi.

4. Menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012 hlm. 5) “

sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseroang

terhadap sutatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

5. Hasil belajar menurut Purwanto (2011 hlm.46)

hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat

belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai

penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

belajar mengajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik.

6. (Rusyadi dalam yanto : 2005)

Keterampilan diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap

suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap,

nilai dan kemengertian yang semuanya dipertimbangkan sebagai

sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilanya dalam

penyelesaian tugas.

Menurut beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa metode pembelajaran discovery learning lebih menitik beratkan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

18

pada aktifitas belajar, disini peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik harus terbiasa menemukan

konsep-konsep, dan prinsip-prinsip melalui pengamatan dan informasi

yang di cari sendiri tanpa bantuan guru, karena di sini guru hanya berperan

sebagai pembimbing dan fasilitator dan hasil belajar merupakan perubahan

tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar mencakup bidang

kognitif, afektif dan psikomotorik, kemudian sikap merupakan keadaan

bertingkah laku, atau respon yang diberikan atas apa yang terjadi, serta

bereaksi dengan cara tertentu yang dipengaruhi oleh keadaan emosional

terhadap objek, baik berupa orang, lembaga atau persoalan tertentu yang

didalamnya terdapat tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen

afektif, serta komponen tingkah laku dan hasil belajar dapat diketahui

dengan melakukan penilaian-penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh

mana kriteria-kriteria penilaian telah tercapai. Penilaian ini dilakukan

dengan memberikan tes, kemudian keterampilan (skill) adalah kegiatan

yang memerlukan praktek untuk melaksanakan beberapa tugas yang

merupakan pengembangan dari hasil pengalaman yang didapat.

G. Sistematika Skripsi

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memaparkan dalam V Bab yaitu

BAB I pendahuluan merupakan bagian awal skripsi yang menguraikan

tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan dan

batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilaksanakan,

definisi operasional dan sistematika skripsi.

BAB II kajian teori merupakan bagian yang berisi tentang kaijan

teori kaitannya dengan model pembelajaran yang akan diteliti yaitu

Discovery Learning, materi pada subtemak keberagaman budaya

bangsaku, hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel penelitian

yang diteliti, kerangka pemikiraan dan diagram/skema paradigma

penelitian, serta asumsi dan hipotestis penelitian.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

19

BAB III metode penelitian didalamnya menjelaskan tentang

metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian,

pengumpulan data dan instrumen penelitian, teknik analisis data dan

prosedur penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran Discovery

Learning.

BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, bab ini menyampaikan

dua hal utama yakni (1) temuan penelitian, berdasarkan hasil pengolahan

dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan

urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan

penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

BAB V simpulan dan saran, bab ini menyajikan simpulan terhadap

hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk

pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

20

DAFTAR PUSTAKA

FKIP UNIVERSITAS PASUNDAN. 2016/2017. Panduan Praktik Pengalaman

Lapangan. Bandung. Tidakditerbitkan.

Masnur, Musslich dkk 2012, Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta, PT Bumi

Aksara.

Iswardhani, Nunik. 2008. Efektifitas Pendekatan Dscovery Learning dengan

Metode Praktkum Terhadap Motivasi dan Peningkatan Prestasi Biologi

Siswa kelas IX SMAN Tayu.Tidak diterbitkan

Supriyadi agus. (2012). Peningkatan hasil belajar metode discovery learning

pembelajaran IPA kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu Raya.

Pontianak. Universitas Tanjung Pura: Tidak diterbitkan

Trianto.(2019) . Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta:

PT.Prestasi Pustakarya

Tukiran Taniredja, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Kunandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kurniasih (2010). Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung:Percikan Ilmu

Majid Abdul (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:Inters Media

Rusma. (2010). Model-model Pembelajaran.Jakarta:RajaGrafindo Persada

Abdul Majid. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: inetes Media.

Setiawati, T. (2012). Penggunaa Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya.

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Website

http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf (Diakses pada

tanggal 24 April 2017)

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2015/12/permendikbud-no-53-th-

2015.pdf (Diakses pada tanggal 24 April 2017)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/30109/3/BAB I.pdf · nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan atau keterampilan adapun hasil

21

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian

pgsd/article/view/3017 26/04/2017 20.30

file:///C:/Users/USER/Downloads/753-1-1436-1-10-20140904.pdf 24-O4-2017;

20:30.

http://cwan2.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-kognitifafektif-dan.html (Diakses

pada tanggal 24 April 2017)

(riensutiati99.Blogspot.com / 2013 / 04 / modd.Pembelajaran discovery-

penemuan.html).

http://ladysamath-edu.blogspot.co.id/2011/09/model-pembelajaran-discovery-

hasil.html(Diakses pada tanggal 24 April 2017)

https://www.academia.edu/24061803/METODE_PEMBELAJARAN_DENGAN_

PENDEKATAN_DISCOVERY_LEARNING(Diakses pada tanggal 24

April 2017)

http://rumahkemuning.com/2013/04/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-

mempengaruhi/(Diakses pada tanggal 24 April 2017)

http://www.nyantoyosapat. com/ search. 2004. (Diakses pada tanggal 24 April

2017)

http://guruketerampilan.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-keterampilan.html (24

April 2017; 23:57)

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian

pgsd/article/view/3017

file:///C:/Users/USER/Downloads/753-1-1436-1-10-20140904.pdf (24-O4-2017;

20:30.