Esensi Uu 32 Dan 33

32
BIMBINGAN TEKNIS BAGI KEPALA DESA 26 FEBRUARI 2007 E S E N S I Undang Undang Nomor 32 dan 33 Tahun 2004 Drs. H. Arifin H. Kertasaputra

description

aaa

Transcript of Esensi Uu 32 Dan 33

Page 1: Esensi Uu 32 Dan 33

BIMBINGAN TEKNIS BAGI KEPALA DESA 26 FEBRUARI 2007

E S E N S IUndang Undang Nomor 32 dan 33 Tahun

2004

Drs. H. Arifin H. Kertasaputra

Page 2: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

UU RI Nomor 32 Tahun 2004,

Tentang

PEMERINTAHAN DAERAH

Terdiri dari XVI Bab dan 240 Pasal Ditetapkan pada tanggal 15 Oktober 2004 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri

Page 3: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

DASAR PERUBAHAN

Adanya perubahan (Amandemen) terhadap UUD RI Tahun 1945

Memperhatikan juga beberapa Ketetapan MPR dan Keputusan MPR

1. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah

2. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2002 tentang Rekomendasi Atas Laporan Pelaksanaan Putusan MPR RI oleh Presiden, DPA, DPR, BPK, dan MA pada sidang tahunan MPR RI Tahun 2002

3. Keputusan MPR RI Nomor 5/MPR/2003 tentang Penugasan Kepada MPR-RI Untuk Menyampaikan Saran Atas Laporan Pelaksanaan Keputusan MPRI-RI oleh Presiden, DPR, BPK, dan MA pada Sidang Tahunan MPR-RI Tahun 2003.

Page 4: Esensi Uu 32 Dan 33

DASAR PEMIKIRAN UU No. 32 Tahun 2004

Agar mampu menjalankan perannya tersebut, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah.

Aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras.

Disamping itu, perlu diperhatikan pula peluang dan tantangan dalam persaingan global dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Page 5: Esensi Uu 32 Dan 33

dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini.

PRINSIP OTONOMI DAERAH

Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Prinsip otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

PRINSIP OTONOMI YANG NYATA DAN BERTANGGUNGJAWAB

PRINSIP OTONOMI SELUAS-LUASNYA

Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya.

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Page 6: Esensi Uu 32 Dan 33

AZAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten / kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Desentralisasi

Dekonsentrasi

adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

Tugas pembantuan

Page 7: Esensi Uu 32 Dan 33

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan daerah otonom.

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Urusan pemerintahan tersebut menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan.

Di samping itu terdapat bagian urusan pemerintah yang bersifat concurrent artinya urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah.

Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang sepenuhnya/tetap menjadi kewenangan Pemerintah, yaitu : politik luar negeri, pertahanan; keamanan, moneter; yustisi dan agama

Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurrent secara proporsional antara Pemerintah, Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota maka disusunlah kriteria yang meliputi: eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan mempertimbangkan keserasian hubungan pengelolaan urusan pemerintahan antar tingkat pemerintahan.

Page 8: Esensi Uu 32 Dan 33

4Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

KRITERIA EKSTERNALITAS adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan kabupaten/kota, apabila regional menjadi kewenangan provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah.

KRITERIA AKUNTABILITAS adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut. Dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin.

KRITERIA EFISIENSI adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan

KESERASIAN HUBUNGAN yakni bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintah yang dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan (inter-koneksi), saling tergantung (inter-dependensi), dan saling mendukung sebagai satu kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan.

Page 9: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Urusan wajib merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi: 1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;5. Penanganan bidang kesehatan;6. Penyelenggaraan pendidikan;7. Penanggulangan masalah sosial;8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;

10. Pengendalian lingkungan hidup;11. Pelayanan pertanahan;12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;14. Pelayanan administrasi penanaman modal;15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan 16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundangundangan.

Page 10: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi :

urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan “urusan pemerintahan yang secara nyata ada” dalam ketentuan ini sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi yang dimiliki antara lain : 1. Pertambangan, 2. Perikanan, 3. Pertanian, 4. Perkebunan, 5. Kehutanan, dan 6. Pariwisata.

Page 11: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

PEMERINTAHAN DAERAH

Pemerintahan Daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat yang persyaratan dan tata caranya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. pasangan calon kepaladaerah dan wakil kepala daerah dapat dicalonkan baik oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilu yang memperoleh sejumlah kursi tertentu dalam DPRD dan atau memperoleh dukungan suara dalam Pemilu Legislatif dalam jumlah tertentu.

Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan

• Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi.

• Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung.

Page 12: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

PERANGKAT DAERAH

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah.

Secara umum perangkat daerah terdiri dari : 1. unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam

lembaga sekretariat; 2. unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah; 3. unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.

Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor :1. kemampuan keuangan;2. kebutuhan daerah; 3. cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, 4. Jenis dan banyaknya tugas; 5. luas wilayah kerja dan kondisi geografis; 6. jumlah dan kepadatan penduduk; 7. potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani; 8. sarana dan prasarana penunjang tugas.

Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

Page 13: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

KEUANGAN DAERAH

• Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup.

• Kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari Presiden sebagian diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

• besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah.

Page 14: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah.

• Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan, Pemerintah dapat menerapkan sanksi kepada penyelenggara pemerintahan daerah apabila diketemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran oleh penyelenggara pemerintahan daerah tersebut.

Sanksi dimaksud antara lain dapat berupa penataan kembali suatu daerah otonom, pembatalan pengangkatan pejabat, penangguhan dan pembatalan berlakunya suatu kebijakan daerah baik peraturan daerah, keputusan kepala daerah, dan ketentuan lain yang ditetapkan daerah serta dapat memberikan sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 15: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

KETENTUAN TENTANG DESABAB XIPasal 200 s/d 216

• Dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa.

• Desa di kabupaten/kota secara bertahap dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan sesuai usul dan prakarsa pemerintah desa bersama badan permusyawaratan desa yang ditetapkan dengan Perda;

• Undang-undang ini mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa

• Kepada desa melalui pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari Pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu.

• Sedang terhadap desa di luar desa geneologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi desa akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri.

Page 16: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

• Sebagai perwujudan demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lain yang sesuai dengan budaya yang berkembang di Desa bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa, seperti :

1. Pembuatan dan pelaksanaan Peraturan Desa2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan 3. Keputusan Kepala Desa.

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA dan LEMBAGA KEMASYARAKATAN

• Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa.

Pengaturan lebih lanjut mengenai desa di atur dalam PP Nomor 72 tahun 2005 tentang DESA

Page 17: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

UU RI Nomor 33 Tahun 2004,

Tentang

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA

PEMERINTAH PUSAT

DAN PEMERINTAHAN DAERAH

Page 18: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Pasal 18A ayst (2) UUD RI Tahun 1945 mengamanatkan agar hubungan keuangan, pelayanan umum, serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang. Dengan demikian, pasal ini merupakan landasan filosofis dan landasan konstitusional pembentukan Undang-Undang tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah.

DASAR PEMIKIRAN UU No. 33 Tahun 2004

Adanya perkembangan peraturan perundang-undangan di bidang Keuangan Negara yaitu UU Nomor 17 Tahun 2002, tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,

menyebabkan terjadinya perubahan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam sistem Keuangan Negara. Dengan demikian, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 perlu diperbaharui serta diselaraskan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 19: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

URAIANNYA :Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan Pusat yang didekonsentrasikan kepada Gubernur atau ditugaskan kepada Pemerintah Daerah dan/atau Desa atau sebutan lainnya dalam rangka tugas pembantuan.

BERTUJUAN agar :

Pendanaan penyelenggaraan pemerintahan terlaksana secara efisien dan efektif serta untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan,

TUJUAN PENGATURAN PENDANAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Page 20: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

DIMAKSUDKAN :untuk mendukung pendanaan atas penyerahan urusan kepada pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.

MAKSUD PENGATURAN PENDANAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

PRINSIPPendanaan tersebut menganut prinsip money follows function, yang mengandung makna bahwa pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan.

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah.

Page 21: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Pemerintah pada hakikatnya mengemban (3) tiga fungsi utama yakni :

1. fungsi DISTRIBUSI, 2. fungsi STABILISASI, dan 3. fungsi ALOKASI.

Fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi pada umumnya lebih efektif dan tepat dilaksanakan oleh Pemerintah,

Sedangkan FUNGSI ALOKASI dilaksanakan oleh PEMERINTAHAN DAERAH yang lebih mengetahui kebutuhan, kondisi, dan situasi masyarakat seternpat. Pembagian ketiga fungsi dimaksud sangat penting sebagai landasan dalam penentuan dasar-dasar perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah.

Page 22: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

SUMBER-SUMBER PENDANAAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DAERAH terdiri atas :

• PENDAPATAN ASLI DAERAH, merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.

• DANA PERIMBANGAN, Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN, yang terdiri atas - Dana Bagi Hasil (DBH), - Dana Alokasi Umum (DAU), dan - Dana Alokasi Khusus (DAK).

Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antardaerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

Page 23: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Dana Bagi Hasil ( DBH )

adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu.

DBH bersumber dari:1. Pajak, terdiri dari : a. PBB;

b. BPHTB; c. PPh WPOPDN dan d. PPh Pasal 21.

2. Sumber Daya Alam, terdiri dari :a. Kehutanan;b. Pertambangan Umum;c. Perikanan;d. Pertambangan Minyak Bumi;e. Pertambangan Gas Bumi; danf. Pertambangan Panas Bumi.

Page 24: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Dana Alokasi Umum ( DAU )

bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antardaerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antardaerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah.

DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah, yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi daerah (fiscal capacity).

Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto.

Proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kota dihitung dari perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota.

Kebutuhan fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diukur dengan menggunakan variabel jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, Produk Domestik Regional Bruto per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia.

Page 25: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Dana Alokasi Khusus ( DAK )

dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan khusus di daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.

DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah. sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN.

Daerah penerima DAK wajib menyediakan Dana Pendamping sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari alokasi DAK.

Page 26: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

Lain-lain Pendapatan Daerah

Terdiri atas pendapatan : 1. Hibah kepada daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui

Pemerintah yang dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemerintah daerah dan pemberi hibah.

2. Pendapatan Dana Darurat. Pemerintah mengalokasikan Dana Darurat yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber APBD.

Pinjaman Daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pembiayaan yang bersumber dari pinjaman harus dikelola secara benar agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah sendiri serta stabilitas ekonomi dan moneter secara nasional.

Pinjaman Daerah bersumber dari : Pemerintah, Pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank,lembaga keuangan bukan bank; dan masyarakat.

PINJAMAN DAERAH

Page 27: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

a. Penegasan prinsip-prinsip dasar perimbangan keuangan Pemerintah dan pemerintahan daerah sesuai asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan;

b. Penambahan jenis Dana Bagi Hasil dari sektor Pertambangan Panas Bumi, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21;

c. Pengelompokan Dana Reboisasi yang semula termasuk dalam komponen Dana Alokasi Khusus menjadi Dana Bagi Hasil;

d. Penyempurnaan prinsip pengalokasian Dana Alokasi Umum;

e. Penyernpurnaan prinsip pengalokasian Dana Alokasi Khusus;

f. Penambahan pengaturan Hibah dan Dana Darurat;

g. Penyempurnaan persyaratan dan mekanisme Pinjaman Daerah, termasuk Obligasi Daerah;

h. Pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan;

i. Penegasan pengaturan Sistem Informasi Keuangan Daerah; dan

j. Prinsip akuntabilitas dan responsibilitas dalam undang-undang ini dipertegas dengan pemberian sanksi

Berdasarkan pemikiran sebagaimana diuraikan di atas, maka pokok-pokok muatan undang-undang ini adalah sebagai berikut :

Page 28: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

PENGELOLAAN KEUANGAN DALAM RANGKA DESENTRALISASI (Pasal 66)

artinya :Penyelenggara keuangan daerah wajib mengelola keuangan daerah dengan mengacu pada asas-asas yang mencakup keseluruhan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pertanggungjawaban, dan pengawasan.

Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Pengelolaan keuangan Daerah diatur dalam APBD yang mempunyai fungsi :

1. Otorisasi, 2. Perencanaan,3. Pengawasan, 4. Alokasi, dan 5. Distribusi.

Page 29: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

FUNGSI OTORISASI mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

FUNGSI PERENCANAAN mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

FUNGSI PENGAWASAN mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

FUNGSI ALOKASI mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

FUNGSI DISTRIBUSI mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Page 30: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

ISU KEUANGAN DAERAH

Kondisi yang diharapkan

Kapasitas (Keuangan)

daerah saat ini dan yad

StrategiPembangunan

Daerah

Arah kebijakanKeuangan daerah

Program Pembangunan

Page 31: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

PERENCANAAN & PENGANGGARAN

RPJPD- Visi- Misi- Arah

RPJMD- Visi, Misi- Agenda- Prioritas- Program- Kegiatan

Pokok

RENJA-SKPD Kebijakan Program dgn

pagu indikatif Kegiatan dgn

Anggaran Jenis Belanja Lokasi-

Kecamatan Indikator Keluaran Unit Pelaksana

RAPBD

RKA-SKPD Program dgn Anggaran Kegiatan dgn Anggaran Sub Kegiatan dgn

Anggaran Jenis Belanja Mata Anggaran Keluaran

(MAK) Lokasi

- Kecamatan- Indikator Keluaran

Perhitungan Belanja Masing-Masing Kegiatan

- Volume- Harga Satuan

Anggaran Pendapatan- Kegiatan- Mata Anggaran

Pendapatan (MAP)- Kelompok

Pendapatan Unit Pelaksana : sampai

dengan Satuan Kerja

DIPA

APBD

RKPD Agenda Prioritas

Pembangunan Program dgn pagu

indikatif Kegiatan Pokok Unit Pelaksana

RANCANGAN RENJA-SKPD

Kebijakan Program dgn pagu

indikatif Kegiatan dgn

anggaran Jenis Belanja Lokasi-Propinsi Indikator Keluaran Unit Pelaksana

RANCANGAN AWAL RKPD

• Prioritas Pembangunan

• Pagu Indikatif SKPD

• Program

Page 32: Esensi Uu 32 Dan 33

Bimbingan Teknis Bagi Kepala Desa

ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN

PAD

PaguAnggaran

Ekonomi Lokal

Bertumbuh

iklim usaha yang konduktif

Layanan Publik Yg Berkualitas

Sistem Anggaran Yang Sehat

Pendapatan MasyarakatMeningkat

PendapatanPemerintah

Daerah Meningkat

Kualitas Hidup

Meningkat

Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)