BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Judul · PDF filebekas Pelabuhan Sunda ... merupakan...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Judul · PDF filebekas Pelabuhan Sunda ... merupakan...
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Judul
Pada awalnya kota Jakarta adalah sebuah kota kecil yang berdiri di atas lahan
bekas Pelabuhan Sunda Kalapa, dibangun oleh Pangeran Fatahillah pada tahun 1527
dan diberi nama kota Jayakarta. Kawasan tersebut luasnya tidak lebih dari 15 hektar
dengan pola tata kota tradisional Indonesia. Kota Jayakarta hancur diserang VOC
Belanda pada tahun 1619 yang dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen.
Pada tahun 1620, diatas reruntuhan kota Jayakarta, Belanda membangun kota
baru yang diberi nama Batavia sebagai penghormatan terhadap kaum Batavieren (suku
bangsa Eropa yang menjadi nenek moyang orang-orang Belanda). Kota baru tersebut
kini terletak di sebelah timur Sungai Ciliwung yang pusat kotanya kini masih terlihat
di sekitar Taman Fatahillah sekarang. Orang-orang pribumi Batavia dijuluki
Batavienen (orang Batavia) yang kemudian diucapkan menjadi orang Betawi.
Kota Batavia diperluas lagi ke sebelah barat Sungai Ciliwung pada tahun 1635,
di atas kota Jayakarta yang hancur. Kota ini dirancang lengkap dengan system
pertahanannya berupa dinding dan parit sekeliling kota. Tata ruang kota dibagi ke
dalam blok-blok yang dipisahkan oleh kanal. Pembangunan kota Batavia selesai pada
tahun 1650 dan setelah zaman kependudukan Jepang pada tahun 1942, nama Batavia
diganti menjadi Jakarta.
Sekarang ini kawasan diatas dikenal sebagai Kawasan Kota Tua, yang memiliki
berbagai peninggalan sejarah dan budaya. Semua peninggalan tersebut masih memiliki
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
2
nilai ekonomis dan yang paling penting menunjukan identitas kota tersebut dari
sejarah dan kebudayaannya.
Berdasarkan SK. Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 34 / 2006, kawasan Kota
Tua memiliki luas ± 846 Ha terletak di Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya
Jakarta Barat dengan status Kota Tua sebagai kawasan strategi propinsi (dedicated
project). Wilayah tersebut diliputi oleh batas utara yaitu kawasan Luar Batang dan
Pelabuhan Sunda Kelapa, batas selatan adalah Jalan Gajah Mada pada titik lokasi
bangunan Candranaya. Untuk batas barat dan timur dibatasi oleh sungai.
Peta 1.1 Peta Kawasan Kota Tua Tahun 2007
(Sumber: Master Plan UPT Kota Tua)
Zona Inti
Batas Kota Tua
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
3
Setahun kemudian, berdasarkan Rencana Induk Kota Tua Jakarta (DTK, 2007),
kawasan cagar budaya Kota Tua dibagi menjadi 5 zona, yang ditengah-tengahnya
terdapat zona inti seluas 87 Ha, yaitu area yang memiliki nilai sejarah yang lebih
bernilai, yang dahulunya sebagian besar adalah kota di dalam dinding. Kelima zona
tersebut adalah (lihat Peta 1.1):
Kawasan Sunda Kelapa (zona 1)
Kawasan Fatahillah atau kawasan inti (zona 2)
Kawasan Pecinan (zona 3)
Kawasan Pekojan (zona 4)
Kawasan Peremajaan (zona 5)
Letaknya yang berada diantara dua kotamadya, menjadikan kawasan ini sangat
strategis, membuatnya berkembang cukup pesat terutama dibidang ekonomi dan
tujuan wisata karena menjadi pusat perdagangan grosir dan eceran serta banyak
kuliner lezat, seperti pada area Glodok, Pinangsia, Asemka, Pasar Pagi, Pasar Ikan,
Pelabuhan Sunda Kelapa, Gajah Mada, dan Hayam Wuruk. Selain itu, kawasan ini
juga dekat dengan pusat bisnis dan hiburan seperti area Mangga Dua, Mangga Besar
dan Ancol.
Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan di kawasan ini yang didominasi
dengan kegiatan perdagangannya membuat Kota Tua ramai dikunjungi orang, bahkan
muncul banyak perumahan dan pemukiman untuk menunjang kegiatan usaha mereka,
sehingga kawasan ini menjadi macet dan padat. Selain itu, banyak bangunan-bangunan
kuno yang tidak terawat sehingga memberikan kesan kumuh dan berantakan. Keadaan
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
4
diatas ditambah lagi dengan sepinya area sekitar Taman Fathillah dan Kali Besar Barat
pada malam hari sehingga terkesan tidak aman. Akibatnya masyarakat akan enggan
untuk datang ke kawasan ini kecuali untuk memenuhi kebutuhannya.
Untuk mencegah kondisi diatas semakin buruk maka pemerintah DKI Jakarta
membentuk Unit Penataan dan Pengembangan Kota Tua (UPT Kota Tua) yang
bekerja sama dengan Dinas Tata Kota, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Pertamanan
untuk menata, memperbaiki, dan melesetarikan kawasan ini, dimana salah satu
upayanya adalah program revitalisasi Kota Tua.
Salah satu tujuan dari program penataan dan revitalisasi ini adalah
meningkatkan potensi ekonomi yang salah satu cara mewujudkannya adalah Hal ini
disebabkan karena kawasan Kota Tua memiliki nilai ekonomi, sejarah, dan budaya
yang tinggi sehingga dikunjungi wisatawan dan usahawan baik domestic dan asing.
Disisi lain perkembangan hotel bertaraf international di Jakarta baik dengan tujuan
bisnis maupun wisata kebanyakan berpusat pada daerah pusat perkantoran, pusat
pemerintahan atau kawasan elit seperti di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Hanya
sebagian kecil yang berada di kawasan Jakarta Barat.
Tabel 1.1 Jumlah hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta
Jumlah Hotel Bintang 4 Bintang 5
Area
Jakarta Pusat 14 16
Jakarta Utara 4 -
Jakarta Barat 7 2
Jakarta Timur - -
Jakarta Selatan 5 8
Sumber: Jakarta Tourism Board,2008
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
5
Dapat dilihat pada tabel 1.1, bahwa hanya ada 7 hotel berbintang 4 di Jakarta
Barat, dan yang berlokasi di kawasan Kota Tua hanya ada 2 hotel yaitu, The Batavia
Hotel dan K7 Hotel and Executive Club, yang lainnya adalah hotel bintang 3 kebawah
dengan bangunan yang kecil, kurang terawat dan fasilitas terbatas.
Menurut nara sumber yang juga adalah penduduk sekitar, pada zona inti Kota
Tua (Taman Fatahillah dan sekitarnya) sering digunakan sebagai tempat shooting dan
pemotretan untuk iklan, film, ataupun documenter. Lalu banyak juga turis yang datang
dan kebanyakan dari mereka memilih menginap pada hotel bintang 3 keatas. Pada
Hotel K7 dan Jayakarta sebagai salah satu pendahulu hotel bintang 4 memiliki
occupancy yang mencapai ± 70% dan terkadang lebih pada hari libur.
Bertitik tolak pada pemikiran diatas, dapat dikatakan bahwa pelayanan industri
pariwisata dalam hal akomodasi belum maksimal pada kawasan ini, dan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut maka City Hotel berbintang 4 dengan kelas dan fasilitas
yang disesuaikan dengan kondisi sekitar adalah yang paling potensial untuk
melengkapi pelayanan pariwisata di Kawasan Kota Tua
I.2. Latar Belakang Topik dan Tema
Usaha pemanfaatan bangunan bersejarah (rehabilitation) memang dianjurkan
pada kawasan bersejarah seperti Kota Tua Jakarta, namum demikian pembangunan
baru (new infill urban development) juga tidak dapat dihindari karena tuntutan dan
kondisi zaman yang terus berkembang. Bentuk arsitektur dan ruang terbuka
(architectural and urban space) pada kawasan bersejarah bukan berarti sebagai sebuah
lembar kertas putih yang siap ditulis sebab di dalamnya terdapat jaringan sosial
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
6
budaya yang kompleks dan unik yang telah terbentuk dalam konteks ruang dan waktu
yang tidak singkat.
Oleh sebab itu, pembangunan baru tersebut perlu menghormati dan menghargai
estetika kawasan dari bentuk fisik sampai suasana yang ada. Agar karakteristik dan
identitas kota Jakarta tidak hilang begitu saja. Menurut Dina Poerwoningsih, salah satu
strategi dalam memproyeksikan sebuah masa depan adalah dengan menggunakan
masa lalu dalam hal ini sejarah, seperti pada kasus arsitektur Kolonial Belanda di
Indonesia dengan langkah pertama adalah memahaminya sebagai bagian dari
perjalanan panjang arsitektur Indonesia dan dunia.
Maka dari itu dipilihlah topik arsitektur kontekstual yang merupakan sebuah
pendekatan dalam proses perancangan arsitektur dengan memperhatikan dan
menghormati kondisi lingkungan disekitarnya baik dari aspek fisik maupun aspek
non-fisik. Menurut Brent C. Brolin dalam bukunya Architecture in Context (1980),
kontekstualisme adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan
bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, kontekstualisme
merupakan sebuah ide tentang perlunya tanggapan terhadap lingkungannya serta
bagaimana menjaga dan menghormati jiwa dan karakter suatu tempat.
Dalam arsitektur kontekstual ada 3 hal utama yang diperhatikan dan saling
berkaitan satu sama lain, yaitu: kegiatan (fungsi, tata ruang), lingkungan (gubahan
masa, sirkulasi, ruang publik), dan visual (tampak, elemen bangunan, langgam).
Ketiga hal diatas menjadi dasar pemikiran untuk tema perancangan city hotel ini.
Pada kawasan Kota Tua, kegiatan yang ada begitu beragam membentuk fungsi
bangunan yang beragam pula , mulai dari ekonomi, wisata sampai pemerintahan. Dari
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
7
segi lingkungan, memiliki gubahan masa yang dengan ketinggian yang hampir sama
dan banyak jalur pedestrian. Kemudian dari segi visual, kawasan ini juga memiliki
nilai visual yang beragam, didapat dari bentuk fisik atau fasade bangunan, gaya dan
langgam arsitektural yang digunakan hingga jalan dan ruang terbuka.
Disamping hal diatas, juga terdapat program pemerintah seperti penataan dan
revitalisasi kawasan serta program yang baru diluncurkan, bernama “Jakarta Kota
Kreatif” dimana industri kreatif sedang digalakkan oleh Kementerian Perdagangan
Indonesia dengan Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Upaya ini
direncanakan untuk mendapatkan kontribusi perekonomian yang signifikan.
Terminologi industri kreatif di dalamnya juga termasuk semua produksi artistik dan
budaya, dimana arsitektur dan periklanan juga ditambahkan sebagai aktivitas kreatif.
(Kompas, Maret 2010)
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut maka, sebagai bangunan baru yang
belum mempunyai sejarah apa pun, City Hotel ini menggunakan tema perancangan
berupa City Hotel di Kawasan Kota Tua Jakarta dengan Pendekataan Nilai Visual
dan Fungsi Bagunan. Dengan demikian diharapkan City Hotel ini dapat
mempertahankan citra kawasan dan juga mewadahi aktivitas baik dibidang ekonomi
maupun pariwisata agar dapat berkembang lebih baik lagi.
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan karya ilmiah ini adalah membuat analisa dari
permasalahan yang ada, agar mendapat solusi yang tepat untuk menghasilkan konsep
desain kontekstual dalam proses perancangan sehingga City Hotel ini dapat:
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
8
Membantu wisatawan dalam hal akomodasi dan mengakses bangunan-
bangunan bersejarah yang ada di kawasan Kota Tua agar lebih mudah.
Meningkatkan pelayanan dan kegiatan di bidang ekonomi maupun pariwisata.
Menambah kakayaan arsitektur di kawasan Kota Tua sehingga dapat menjadi
daya tarik dan menghidupkan suasana di belakang Taman Fatahillah dan
sekitarnya.
Turut mendukung upaya pemerintah untuk merevitalisasi kawasan Kota Tua
agar citranya lebih diminati oleh masyarakat lokal dan asing.
I.4. Metode Pembahasan
Metode pembahasan menggunakan metode yang dikemukakan oleh
Geoffrey Broadbent dalam buku “Design in Architecture” (1973). Metode
pembahasan dalam perwujudan arsitektur, terdapat 3 aspek, yaitu: aspek
lingkungan, aspek bangunan dan aspek manusia.
Aspek Lingkungan
Lingkungan non-fisik dapat berupa perekonomian di sekitar daerah tersebut,
karena merupakan lingkungan pariwisata, banyaknya wisatawan yang datang untuk
berekreasi. Keramaian daerah tergantung dari waktu, dapat diperkirakan kapan
daerah Kota Tua ramai oleh pengunjung, dan kapan daerah tersebut sepi. Sirkulasi
juga salah satu aspek non-fisik yang penting untuk diperhatikan karena pola
sirkulasi Kota Tua yang satu arah dan mengutamakan jalur pejalan kaki.
Lingkungan fisik berupa bangunan tua disekitarnya yang mayoritasnya merupakan
bangunan cagar budaya.
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
9
Aspek Bangunan
Bangunan ini terletak di Kota Tua yang merupakan kawasan besejarah
sehingga mempunyai berbagai peraturan bangunan yang lebih ketat daripada daerah
lainnya. Maka dari itu, pemilihan bentuk bangunan, gaya, material dan sistem
struktur yang digunakan harus memperhatikan bangunan disekitarnya. Selain hal
diatas, kenyamanan dan keamanan pada bangunan juga harus diperhatikan sehingga
memenuhi persayaratan yang ada.
Aspek Manusia
Mengingat jumlah hotel berbintang 4 yang ada di Kota Tua terbatas, maka
diperlukan daya tarik bagi wisatawan asing maupun local untuk datang ke hotel ini.
Salah satu upayanya adalah dengan memperhatikan aspek manusia yaitu kebutuhan
ruang sebagai wadah dari aktifitas para tamu maupun staff, kemudian fasilitas-
fasilitas yang diperlukan untuk sebuah city hotel yang teletak di Kota Tua.
Sehingga hotel ini dapat menjawab kebutuhan akan akomodasi untuk kawasan ini.
I.5. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dalam perancangan city hotel ini meliputi :
a. Pengertian dan klasifikasi hotel serta karakteristik city hotel dengan standard
pelayanan hotel berbintang 4.
b. Kondisi lingkungan kawasan secara makro maupun mikro.
c. Contoh hotel yang kontekstual dengan lingkungan sekitarnya
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
10
d. Fungsi-fungsi baru yang potensial untuk menjadi fasilitas penunjang bagi city
hotel ini.
e. Analisa tentang perancangan city hotel yang difokuskan pada aspek arsitektural.
f. Perencanaan program ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas
pengguna sehingga dapat digunakan secara optimal.
g. Perancangan lansekap yang memberikan transisi antara suasana dan “tua”
modern.
h. Pengolahan tapak, orientasi massa bangunan, gubahan massa dan fasade yang
kontekstual dengan sekitarnya.
I.6. Sistematika Pembahasan
Penulisan Karya Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bab, antara lain
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang gambaran umum mengenai latar belakang pemilihan judul, latar
belakang topik dan tema, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, sistematika
pembahasan dan kerangka berpikir dari Tugas Akhir ini.
Bab II : Tinjauan dan Landasan Teori
Berisi tentang tinjauan umum dan tinjauan khusus serta kelengkapan data dan
relevansi pustaka pendukung. Tinjauan umum mengenai definisi, fungsi, dan jenis dari
sebuah City Hotel. Tinjauan khusus mengenai topik dan tema, serta latar belakang
pemilihan tapak, kondisi tapak dan lingkungannya. Kelengkapan data dan relevansi
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
11
pustaka pendukung yang berisi tentang landasan teori serta hasil studi banding (studi
literature dan studi lapangan).
Bab III : Permasalahan
Mengidentifikasi permasalahan arsitektural yang timbul dalam proses
perancangan dari segi fisik dan non fisik dari tiga aspek yaitu manusia, bangunan, dan
lingkungan yang digali dan dikaji dari hasil tinjauan referensi dan landasan teori.
Bab IV : Analisa
Menganalisa permasalahan dan data-data yang ada, yang mana terbagi dalam
tiga aspek utama yaitu aspek manusia (penghuni), aspek bangunan , dan aspek lingkungan.
Dari hasil analisa ini, akan ditemukan solusi-solusi yang menjadi konsep dalam
perencanaan dan perancangan bangunan, lansekap dan sekitarnya.
Bab V : Konsep Perencanaan dan Perancangan
Konsep perencanaa dan perancangan berisi tentang tahapan perancangan yaitu
dasar perencanaan dan perancangan, konsep perancangan kegiatan, konsep kebutuhan
luasan ruang, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan dan
penekanan khusus.
Agustina Yohana / 1000868270
BINUS University Jakarta City Hotel di Jalan Kemukus Kota Tua Jakarta
12
I.7. Kerangka Berpikir
Analisa Menganalisa permasalahan yang timbul
dan mencari solusi yang tepat dalam
perancangan.
Latar Belakang
Kawasan Kota Tua mempunyai nilai ekonomis dan strategis, sejarah
perkotaannya masih memiliki nilai
ekonomis, sekitar kawasan inti Kota Tua
sepi di malam hari, perlunya fasilitas penunjang pariwisata di kawasan ini,
Maksud dan Tujuan
- Dari segi bentuk maupun fungsi,
dapat memenuhi kebutuhan industri pariwisata
- Menjadi daya tarik dan dapat
menghidupkan suasana di sekitarnya
- Meningkatkan pelayanan dan
kegiatan di bidang ekonomi
maupun pariwisata
Permasalahan
- Manusia Kebutuhan dan aktivitas tamu
- Lingkungan
Kawasan bernilai sejarah dan budaya tinggi.
- Bangunan
Penyesuaian bentuk, elemen, fungsi,
dan lansekap
Konsep Perancangan Kesimpulan dari analisa yang akan
diterapkan pada perancangan.
Skematik Desain
Perancangan
Landasan
Teori
Tinjauan Khusus - Teori ataupun data
penunjang hotel
secara khusus (yang
berlaku di
Indonesia/Jakarta)
- Teori ataupun data
penunjang tentang
topik tema secara
khusus (dalam
lingkup Jakarta dan
Kawasan Kota Tua)
Tinjauan Umum
- Teori ataupun data
penunjang hotel
secara umum (yang
berlaku secara
internasional atau se-
Indonesia)
- Teori ataupun data
penunjang tentang
topik tema secara
umum (dalam
lingkup internasional
ataupun se-
Indonesia)