BAB I PENDAHULUAN - barrukab.go.idbarrukab.go.id/site/assets/files/4098/narasi_renstra_satpol.pdfBAB...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - barrukab.go.idbarrukab.go.id/site/assets/files/4098/narasi_renstra_satpol.pdfBAB...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar
yang dilakukan olehmasyarakat kepada pemerintah untuk penyelenggaraan
pemerintahan yang baik adalahsejalan dengan meningkatnya tingkat
pengetahuan masyarakat, disamping adanya globalisasi. Pola-pola lama dalam
penyelenggaraaan pemerintahan telah tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat
yang saat ini berubah. Oleh karenanya, tuntutan itu merupakan hal yang wajar
dan telah seharusnya direspon oleh Pemerintah dengan melakukan perubahan
yang terarah demi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Dengan ditetapkannya UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus
menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan
yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, maupun
perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah harus menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menegah (RPJM) Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Perencanaan pembangunan adalah suatu proses pengambilan keputusan
yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan
memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya informasi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi, serta memperhatikan perkembangan global. Untuk
maksud perencanaan tersebut sudah tentu diperlukan upaya yang tepat dalam
mencapai hasil melalui pemahaman persoalan yang benar-benar nyata dan pada
akhirnya mampu untuk diatasi dengan baik dan tepat sasaran setelah
memandang melalui pendekatan menyeluruh.
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru sebagai salah satu instansi
pemerintah daerah berkewajiban juga menyusun rencana strategis. Dengan
demikian diharapkan agar dapat menentukan arah perkembangan dalam
meningkatkan kinerjanya, yang mampu menjawab tuntutan perkembangan
2
lingkungan strategis baik local, regional, nasional maupun global.
Dengan demikian proses perencanaan dituntut untuk mampu
menserasikan program-program pembangunan dan keseimbangan baru antara
proses Top Down dan Bottom-Up dalam rencana pembangunan sebagai upaya
meningkatkan koordinasi pelaksanaan pembangunan dengan pemerintah provinsi
maupun pusat.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN);
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
8. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 06 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Barru
9. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Barru Tahun 2005-2025
10. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 03 Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2010-2015
11. Peraturan Bupati Barru Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru
3
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra adalah untuk mewujudkan visi dan misi dengan
melakukan intervensi pada bidang-bidang strategis pada arah kebijakan lima
tahun yang akan datang. Tujuannya adalah:
1. Mendukung peningkatan kinerja instansi pemerintah khususnya dalam sistem
perencanaan yang strategis
2. Memberi arah dan pedoman yang jelas bagi aparat perencana dalam
memanfaatkan sumber daya potensial yang ada secara terpadu
3. Merencanakan perubahan secara efektif dan proaktif dalam lingkungan yang
selalu berubah dan berkembang
4. Menjadikan Renstra sebagai suatu perangkat manajerial dalam manajemen
perencanaan yang efektif, efisien dan akuntabel
5. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi kepada
masa depan serta meningkatkan mutu berbagai produk perencanaan secara
optimal
6. Memudahkan para stakeholders dan SKPD terkait melakukan langkah-
langkah adaptasi terhadap lingkungan strategis yang selalu berubah
7. Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi diantara berbagai
stakeholders dalam proses perencanaan pembangunan.
4
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan Renstra Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Barru adalah:
BAB I PENDAHULUAN, berisi:
1.1.Latar Belakang
1.2.Landasan Hukum
1.3.Maksud dan Tujuan
1.4.Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD, berisi:
2.1.Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
2.2.Sumberdaya SKPD
2.3.Kinerja Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI,
3.6. Identifikasi Permasalahan Pembangunan
3.7. Isu-Isu strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN,
berisi:
4.1. Visi dan Misi SKPD
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
BAB VII PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
7.1 Pedoman Transisi
7.2 Kaidah Pelaksanaan
LAMPIRAN
5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja adalah unsur penunjang Pemerintah
Kabupaten di Bidang Penegakan Perda yang dipimpin oleh seorang Kepala yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat, menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan
Bupati.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut di atas, Kantor Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja mempunyai fungsi : .
1. Menyusun Program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum,
perlindungan masyarakat, penegakan Peraturan Daerah (perda), Peraturan
Bupati dan keputusan Bupati.
2. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum, perlindungan masyarakat di Daerah.
3. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturnan Daerah dan Peraturan Bupati.
4. Pelaksanaan pengembangan personil Satuan Polisi Pamong Praja dan
perlindungan masyarakat.
5. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum, perlindungan masyarakat, penegakan Perda, peraturan
Bupati dengan Aparat Kepolisian Negara, PPNS dan aparatur lainnya.
6. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Perda dan
Peraturan Bupati.
7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
6
Struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru sesuai
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 06 Tahun 2008 adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Satuan
2. Subbagian Tata Usaha
3. Seksi Operasional dan Pengawasan
4. Seksi PPNS dan Pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja
5. Seksi Pemadam Kebakaran
6. Jabatan Fungsional
Secara struktural, Kepala Satuan merupakan jabatan struktural eselon III,
Kepala Subbagian merupakan jabatan struktural eselon IV/a dan Kepala Seksi
merupakan jabatan struktural eselon IV/a.
Untuk lebih jelas dari struktur organisasi dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
K E P A L A
KELOMPOK JABATAN
FUNSIONAL
SEKSI PEMADAM
KEBAKARAN
SUBBAGIAN TATA USAHA
SEKSI ppns DAN PENGEMBANGAN
KAPASITAS SATPOL PP
SEKSI OPERASIONAL
DAN PENGAWASAN
7
Uraian tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berkut:
1. Subbagian Tata Usaha
Subbagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan umum, keuangan,
penatausahaan surat menyurat, umum, keuangan, dan urusan rumah tangga.
Uraian tugas Subbagian tata usaha, meliputi:
a. Menghimpun dan membuat rencana strategis, program kerja serta kegiatan di
lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja.
b. Merencanakan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha berdasarkan kegiatan tahun
sebelumnya, sebagai bahan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perturan yang telah ditetapkan
c. Memberi petunjuk kepada bawahan di lingkungan sub Bagian Tata usaha agar
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang
berlaku sehingga tercapai efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas.
d. Membagi tuga satau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Subbagian
Tata Usaha dengan memberikan arahan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai dengan permasalahan dan bidang tugasnya masing- masing.
e. Membimbing para bawahan di lingkungan Subbagian tata Usaha dan
melaksanakan tugas agar sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku.
f. Memeriksa, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja para bawahan di
lingkungan Subbagian Tata Usaha guna penyempurnaan lebih lanjut.
g. Menilai kinerja para bawahan di lingkungan Subbagian tata Usaha
berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk dipergunakan sebagai bahan
dalam peningkatan karier.
h. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan
teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan- bahan lainnya yang
berhubungan dengan penyusunan program- program Subbagian Tata Usaha
sebagai pedoman dan landasan kerja.
i. Menghimpun, membuat dan mengefaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja
Triwulan, Semester dan Tahunan di lingkungan Subbagian Tata Usaha.
j. Mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data dan informasi
yang berhubungan dengan penyusunan program- program di lingkungan
Subbagian Tata Usaha.
8
k. Menyiapkan bahan- bahan dalam rangka penyusunan kebijakan, pedoman,
dan petunjuk teknis, mengenai penyusunan program- program kerja di
lingkungan Subbagian Tata Usaha serta program kerja tahunan.
l. Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan penyusunan
program- program di lingkungan Subbagian Tata Usaha serta menyiapkan
bahan- bahan dalam rangka pemecahan masalah.
m. Menghimpun dan menginventarisasi dalam rangka perumusan kebijakan
bidang Tata Usaha.
n. Melakukan koordinasi terhadap satuan kerja perangkat Daerah dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan Bidang Tata
Usaha.
o. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah terkait melalui
Kepala Satuan, dalam pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha. Dan
p. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan baik secara tertulis
maupun lisan sesuai dengan tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan
tugas Kepala Satuan.
2. Seksi Operasional dan Pengawasan
Seksi Operasional dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan tugas
operasinal di bidang penegakan, penertiban, pengamanan, dan penyuluhan dalam
penyelenggaraan di bidang operasional dan pengawasan.
Uraian tugas Seksi Operasional dan Pengawasan meliputi :
Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau Badan Hukum yang
mengganggu ketentraman dan ketertiban Umum dalam pelaksanaan tugas
Seksi Operasional dan Pengawasan
Melakukan pemerikasaan terhadap warga masyarakan atau Badan Hukum
yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Keputusan
Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugas Seksi Operasinal dan
Pengawasan
Melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau
Badan Hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah dan
keputusan kepala daerah dalam pelaksanaan tugas seksi operasional dan
pengawasan.
Menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak hasasi manusia dan
9
norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat.
Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.
Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut di
duga adanya tindak pidana. Dan
Menyerahkan kepada PPNS atas di temukannya atau patut diduga adanya
pelanggaran terhadap peraturan daerah dan keputusan bupati.
3. Seksi PPNS Dan Pengembangan Kapasitas Satpol PP
Seksi PPNS dan Pengembangan Kapasitas Satpol PP Melaksanakan tugas
oprasional di bidang penegakan, penertiban, pengamanan, dan penyuluhan dalam
penyelenggaraan dibidang PPNS dan pengembangan Kapasitas Satpol PP.
Uraian tugas Seksi PPNS dan pengembangan Kapasitas Satpol PP,
meliputi :
a. Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau Badan Hukum yang
menggangu ketentraman dan ketertiban Umum dalam pelaksanaan tugas Seksi
PPNS dan pengembangan Kapasitas Satpol PP.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau Badan Hukum yang
melakukan pelanggaran atas peraturan Daerah dan keputusan Kepala Daerah
dalam pelaksanaan tugas Seksi PPNS dan pengembangan Kapasitas Satpol PP.
c. Melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau Badan
Hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan dan keputusan kepala
Daerah dalam pelaksanaan tugas Seksi PPNS dan pengembangan Kapasitas
Satpol PP.
d. Menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan norma-
norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang dimasyarakat.
e. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.
f. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga
adanya tindak pidana. Dan
g. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya
pelanggaran terhadap peraturan daerah dan keputusan bupati.
10
4. Seksi Pemadam Kebakaran
Seksi Pemadam Kebakaran melaksanakan tugas operasionaldi bidang
penegakan, penertiban, pengamanan, dan penyuluhan dalam penyelenggaraan di
bidang Pemeriksaan dan Penyidikan.
Uraian tugas Seksi Pemadam Kebakaran, meliputi :
a. Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau Badan Hukum yang
mengganggu kententraman dan ketertiban Umum dalam pelaksanaan tugas
Seksi Pemadam Kebakaran.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau Badan Hukum yang
melakukan pelanggaran atas peraturan Daerah dan keputusan Kepala Derah
dalam pelaksanaan tugas Seksi Pemadam Kebakaran.
c. Memeriksa, mengoreksi dan mengontrol hasil kerja para bawahan di lingkungan
Seksi Pemadam Kebakaran guna penyempurnaan lebih lanjut.
d. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengestimasikan, mengolah data dan
informasi yang berhubungan dengan tugas Seksi Pemadam Kebakaran.
e. Melakukan koordinasi antar Seksi di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja.
f. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.
g. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas di temukannya atau patut diduga
adanya tindak pidana.
h. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya
pelanggaran terhadap peraturan daerah dan keputusan bupati.
11
2.2 Sumberdaya SKPD Sumberdaya Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru dapat dilihat dari
jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sarana dan prasarana yang ada.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Barru sampai Desember 2010 berjumlah 60 orang dengan perincian sebagai berikut:
1. PNS berdasarkan Golongan :
No.
Golongan
Jumlah
Ket
1. IV/a -
2. III/d 2 0rang
3. III/a I Orang
4. II/b 29 Orang
5. II/a 21 Orang
6. I/c 6 Orang
7. I/a I Orang
2. PNS berdasarkan tingkat Pendidikan formal/ Ijazah :
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Ket
1. Sekolah Dasar 1 Orang
2. Sekolah Menengah Pertama 7 Orang
3. Sekolah Menengah Atas 50 Orang
4. D3 1 Orang
5. S1 1 Orang
6. S2 -
7. S3 -
3. PNS berdasarkan Pendidikan perjenjangan
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Ket
1. Diklatpim Tk. I - 2. Diklatpim Tk. II - 3. Diklatpim Tk. III 1 Orang 4. Diklatpim Tk. IV 1 Orang
12
4. Sarana dan Prasarana Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru yang ada dapat
dirinci sebagai berikut :
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah Kondisi
<Rusak/Baik>
1 Mobil Patroli 1 Unit Baik
2 Mobil Pemadam Kebakaran 3 Unit 2 Baik
1 Rusak
3 Motor 4 Unit Baik
4 Komputer 1 Unit Baik
5 Laptop 1 Unit Baik
6 Meja
Kursi
3 Buah
3 Buah
Baik
Baik
7 Lemari 1 Buah Baik
8 Filling cabinet 1 Buah Baik
9 Pesawat HT (Handy Talky) 10 Buah 5 Baik
5 Rusak
10 Rick 3 Buah Baik
11 Pakaian anti Huru Hara 1 set Baik
12 Perahu Karet 1 unit Baik
Berdasarkan struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Barru dan jumlah aparat yang terrsedia telah mencukupi untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya, namun belum efektif mengingat struktur jabatan yang
ada belum semua terisi, disamping itu belum memiliki perencana yang mengisi
jabatan sebagai fungsional perencana. Selain itu untuk mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi sangat ditentukan oleh kualitas sumberdaya aparat. Salah satu
kendala yang dihadapi adalah sebagian besar aparat belum mengikuti diklat
fungsional dan diklat teknis substantif.
Dari sisi ketersediaan sarana dan prasarana, jumlah dan kualitas yang
tersedia terutama untuk kegiatan operasional di lapangan belum cukup memadai,
dengan demikian perlu diperhatikan penambahan dan optimalisasi pemanfaatan
sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
13
3.1 Kinerja Pelayanan SKPD
Kinerja pelayanan unit kerja, berkaitan erat dengan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi yang dimanifestasikan dalam capaian kinerja setiap tahun. Gambaran
capaian kinerja dapat dilihat pada table 2.1 dan table 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
NO
Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi SKPD
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Capaian pada Tahun ke-
2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
1 2 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
Menurunnya pelanggaran PERDA masyarakat
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100 100 100 100 100
2 Tertanganinya kegiatan aksi masyarakat
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100 100 100 100 100
3 Tertibnya fasilitas umum/ fasilitas sosial
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100 100 100 100 100
4
Tertibnya disiplin aparatur/ PNS dan anakk sekolah
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100 100 100 100 100
5 Tertibnya administrasi 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100 100 100 100 100
6
Prosentase pencapaian sasaran kinerja <lancarnya kegiatan operasional>
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100 100 100 100 100
7 Meningkatnya kualitas SDM
3 3 3 3 3 3 0 2 3 0 100 0 66,6 100 0
Penilaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru dilakukan
terhadap indicator sasaran dengan mengukur target yang telah ditetapkan dan realisasi
yang dicapai mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Berdasarkan pencapaian
kinerja pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru dari tahun 2006 sampai
dengan 2010 secara umum telah mencapai target. Sebanyak tujuh indicator ada enam
indicator yang capaian kinerjanya memenuhi target setiap tahun, yaitu (1) Menurunnya
pelanggaran PERDA masyarakat, (2) Tertanganinya kegiatan aksi masyarakat, (3)
Tertibnya fasilitas umum/ fasilitas sosial, (4) Tertibnya disiplin aparatur/ PNS dan anak
sekolah, (4) Tertibnya administrasi, (5) Prosentase pencapaian sasaran kinerja
(lancarnya kegiatan operasional), sedangkan Meningkatnya kualitas SDM tdk mencapai
target pada tahun 2007 dan 2010 karena kegiatannya di batalkan di provinsi.
14
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Permasalahan
Gambaran permasalahan yang dihadapi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dalam
menjalankan tugas, antara lain :
1. Masih banyaknya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah
2. Belum optimalnya pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum
3. Belum optimalnya pelayanan public
4. Masih rendahnya kemampuan manajerial dan teknis aparatur
5. Masih terbatasnya dukungan sarana dan prasarana
6. Masih rendahnya efektifitas dan efisiensi pengolahan program dan
kegiatan
3.2. Isu Strategi
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal
yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan
karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam
hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan
kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Suatu isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis internal
berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa
kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPD di masa lima tahun
mendatang.
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan
tugas dan fungsi ini adalah pendekatan analisis SWOT, yaitu untuk melihat
komplektisitas permasalahan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru sebagai
suatu lembaga dan kemudian diambil langkah-langkah untuk mengatasi dan
menghilangkan atau mengurangi kelemahan dan ancaman serta memperkuat atau
meningkatkan kekuatan atau peluang. Analisis SWOT untuk Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Barru adalah sebagai berikut :
15
A. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL Kekuatan ( Strenghts )
1. Dukungan Sumber Daya Manusia sebanyak 60 orang
2. Anggaran Belanja sebesar Rp. 1.207.446.150,- yang terdiri dari belanja
langsung dan tidak langsung
3. Adanya perangkat Peraturan Perundangan yang mendukung Satuan Polisi
Pamong Praja :
4. Dukungan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja yang cukup
memadai, yaitu gedung kantor, peralatan dan perlengkapan gedung kantor
5. Adanya kemitraan antara Pemerintah, TNI, POLRI, LSM, Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat dan Komponen Masyarakat.
Kelemahan ( Weaknesses ) :
1. Penataan Management Kelembagaan/Struktur Organisasi sampai ketingkat
kecamatan.
2. Kurang selarasnya antara kewenangan, tanggung jawab program
pembiayaan serta lokasi dan sasaran.
3. Kurang akuratnya data dan informasi tentang keamanan dan ketertiban
umum dan keterbatasan sarana pendukungnya.
B. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Peluang ( Opportunities )
1. Terjalinnya kerjasama dibidang Keamanan dan ketertiban semua pihak
2. Semakin meningkatnya proses pemberdayaan seluruh perangkat aparatur
dalam memanfaatkan potensi Sumber Daya yang tersedia yang mengarah
pada ketertiban dan keamanan
3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam fungsi perlindugan masyarakat
4. Berkembangnya situasi yang aman dan tertib di lingkungan masyarakat
Ancaman ( Threats )
1. Adanya perubahan politik dan kebijaksanaan Nasional yang mengakibatkan
Satuan Polisi Pamong praja dimasa depan tidak hanya dalam bela negara
namun peranan itu mesti lebih ditingkatkan pada bidang lain dan
menyentuh kepentingan masyarakat banyak.
2. Semakin lemahnya koordinasi maka menimbulkan kesenjangan didalam
pelaksanaannya sebagai akibat dari perbedaan pemahaman terhadap
16
otonomi yang memberi kewenangan luas kepada Pemerintah Kabupaten
dan Kota.
3. Mahalnya biaya koordinasi keamanan dan ketertiban sebagai akibat
tuntutan beragamnya karakteristik wilayah dan beragamnya karakteristik
penduduk dalam menerima kualitas perubahan pembangunan.
Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan yang dihadapi Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru lima tahun ke depan sangat besar. Hal ini
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi. Belakangan ini, gerak langkah Satuan
Polisi Pamong Praja tidak pernah luput dari perhatian publik, mengingat segala
aktivitasnya dengan mudah diketahui melalui pemberitaan di media massa, baik
cetak maupun elektronik. Sayangnya, image yang terbentuk di benak masyarakat
atas sepak terjang aparat Satuan Polisi Pamong Praja sangat jauh dari sosok ideal,
yang sejatinya menggambarkan aparatur pemerintah daerah yang dalam
melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, Hak Asasi
Manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di
masyarakat.
Munculnya gambaran miring terhadap sosok aparat Satuan Polisi Pamong
Praja tidak lain dan tidak bukan, karena seringnya masyarakat disuguhi aksi-aksi
represif, namun terkesan arogan dari aparat daerah tersebut saat menjalankan
perannya dalam memelihara dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
umum. Pembongkaran bangunan liar, penertiban pedagang kaki lima, PSK dan
gelandangan, yang sering berujung bentrokan fisik, merupakan gambaran
keseharian yang sering disuguhkan oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja,
sekalipun tindakan-tindakan represif tersebut hanyalah sebagian dari fungsi dan
peran Polisi Pamong Praja, sebagai pengemban penegakan hukum non yustisial di
daerah. Karena itu, tidak berlebihan apabila kemudian masyarakat mencap aparat
Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparat yang kasar, arogan, penindas
masyarakat kecil, serta sebutan-sebutan lain yang tidak enak didengar. Ditambah
dengan peran media massa yang sering membumbuinya dengan berita-berita
sensasional, makin miringlah penggambaran tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
Terlepas dari benar tidaknya gambaran masyarakat tentang Satuan Polisi
Pamong Praja, dalam tulisan ini saya mencoba untuk menyegarkan ingatan kita
tentang bagaimana sejatinya fungsi dan peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam
17
rangka pembinaan keamaman dan penegakan hukum. Gambaran ini penting untuk
dikemukakan guna diperolehnya kesamaan pandangan, baik dari masyarakat,
Satuan Polisi Pamong Praja, maupun pemangku kepentingan lainnya mengenai
sosok Satuan Polisi Pamong Praja yang sesungguhnya.
Dengan melihat pada kewenangan yang diberikan kepada Satuan Polisi
Pamong Praja, tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan Satuan Polisi Pamong
Praja sangat penting dan strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai dengan lingkup tugasnya, termasuk didalamnya penyelenggaraan
perlindungan masyarakat (Linmas)
Peluang terhadap tugas pokok dan fungsi adalah:
1. Adanya koordinasi, komunikasi dan partisipasi antara Masyarakat, Pemerintah
daerah Propinsi, Kabupaten dan Pemerintah Pusat.
2. Adanya peningkatan profesionalisme anggota Satuan Polisi Pamong Praja
untuk menjawab tantangan tugas dan dinamika sosial yang semakin
berkembang di dalam era masyarakat yang global.
3. Adanya komitmen kerjasama yang sinergis dengan Instansi terkait khususnya
instansi dibidang Keamanan dan Ketertiban dan tokoh masyarakat untuk
menjaga dan memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
4. Adanya peraturan, hukum dan hak asasi manusia dengan dilandasi nilai-nilai
budaya sebagai warisan leluhur bangsa dalam pelaksanaan operasi
dilapangan
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka isu strategis yang dihadapi meliputi :
1. Belum optimalnya penanganan penanganan terhadap pelanggaran PERDA
dan pelaksanaan ketertiban umum
2. Belum optimalnya dukungan pelayanan terhadap masyarakat
3. Peningkatan kualitas SDM aparatur
4. Dukungan masyarakat mendukung pelaksanaan ketentraman dan ketertiban
18
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD
V I S I :
“ Terwujudnya Ketertiban dan Ketentraman yang Bernuansa Keagamaan”
Visi ini merupakan arah perjalanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Barru selama tahun 2010-2015 dengan penjelasan makna visi sebagai berikut : 1. Ketertiban mengandung arti bahwa suatu situasi dan kondisi masyarakat yang
serba teratur sesuai dengan norma, aturan, dan hukum yang berlaku.
2. Ketentraman mengandung arti bahwa suatu kondisi kemanusiaan yang
terlepas dari segala bentuk ancaman dan gangguan baik lahir maupun bathin
3. Keagamaan mengandung arti bahwa setiap warga Negara wajib mematuhi
peraturan- peraturan yang berlaku berdasarkan aturan hukum, norma- norma
dan nilai keagamaan.
M I S I :
Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan tindakan nyata dalam bentuk misi
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Barru yaitu:
1. Menegakkan Peraturan Daerah dan Kebijakan Pemerintah Daerah 2. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat sesuai dengan perkembangan
zaman
19
a. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan
menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Sedangkan sasaran adalah hasil
yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik,
mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun ke depan.
Tujuan Jangka Menengah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru
Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:
1. Terjaminnya kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumberdaya alam
2. Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien dan memuaskan
masyarakat
Sasaran Jangka Menengah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru
Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya sistem penanganan bencana yang tanggap, efektif dan efisien.
2. Semakin harmonisnya kehidupan sosial dan tingginya kepatuhan kepada
hukum.
3. Tercapainya efektifitas dan efisiensi pengelolaan program/kegiatan yang
transparan, akuntabel dan partisipatif.
4. Terciptanya pelayanan publik yang prima.
5. Meningkatnya kemampuan manajerial dan teknis aparatur.
b. Strategi dan Kebijakan SKPD
Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD adalah strategi dan kebijakan
SKPD untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras
dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam
rancangan awal RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD
menunjukkan bagaimana cara SKPD mencapai tujuan, sasaran jangka menengah
SKPD, dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi
tugas dan fungsi SKPD. Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD selanjutnya
menjadi dasar perumusan kegiatan SKPD bagi setiap program prioritas RPJMD
yang menjadi tugas dan fungsi SKPD.
20
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam
rencana strategis, maka strategi dan kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Barru adalah:
1. Meningkatnya kelestarian lingkungan hidup dan antisipasi penanggulangan
bencana
2. Mempertahankan situasi keamanan yang kondusif melalui penegakan hukum
3. Keterlibatan stockholder secara partisifatif dalam menyusun program dan
kegiatan
4. Meningkatkan kualitas pelayanan umum melalui penerapan tata kelola
Pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif
5. Pelaksanaan Diklat dan Bintek
Adapun kebijakan yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja untuk
menjaga kelancaran dalam menjalankan tugas, adalah :
1. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung dalam mengantisipasi bencana
2. Menanamkan nilai- nilai kesadaran dan menjaga keharmonisan antara
kelompok/ golongan dan kepentingan pemangku kepentingan
3. Meningkatkan pencapaian efektifitas dan efisiensi pengelolaan program/
kegiatan yang transparan, akuntabel, dan partisifatif
4. Meningkatkan kualitas pelayanan, kemasyarakatan, kepemerintahan dan
pembangunan.
5. Pengembangan kualitas SDM aparatur.
21
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program SKPD merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan
tugas dan fungsi SKPD. Rencana program prioritas beserta indikator keluaran program
dan pagu per SKPD sebagaimana tercantum dalam rancangan awal RPJMD,
selanjutnya dijabarkan SKPD kedalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas
tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program prioritas ini didasarkan atas
strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD.
Indikator keluaran program prioritas yang telah ditetapkan tersebut,
merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program. Outcome merupakan
manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries tertentu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Kegiatan yang dipilih untuk setiap program prioritas, harus dapat menunjukkan
akuntabilitas kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
Rencana program dan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru
adalah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaraan, dengan
kegiatan Pengadaan sarana dan Prasarana Pencegahan bahaya kebakaraan
2. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksaaan
Kegiatan KDH, dengan kegiatan Penanganan kasus pengaduan di lingkungan
pemerintah daerah
3. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH, dengan kegiatan Penegakan Perda
4. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan tindak Kriminal, dengan
kegiatan Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam tekhnis
pencegahan kejahatan
5. Program Pelayanan administrasi Perkantoran, dengan kegiatan sebagai berikut:
5.1. Penyediaan jasa Surat Menyurat
5.2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
22
5.3. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
5.4. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
5.5. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
5.6. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
5.7. Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah
5.8. Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke dalam daerah
6. Program Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan, dengan kegiatan sebagai berikut:
6.1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
6.2. Penyusunan laporan semesteran
6.3. Penyusunan laporan akhir tahun
6.4. Penyusunan RKA dan DPA
6.5. Monitoring dan Evaluasi
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan sebagai
berikut:
7.1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor
7.2. Pengadaan peralatan gedung kantor
7.3. Pengadaan meubeleur
7.4. Pemeliharaan rutin/berkala mobiljabatan
7.5. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
7.6. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
7.7. Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
7.8. Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas/operasional
8. Program Peningkatan pelayanan public, dengan kegiatan Penyusunan standar
pelayanan
23
9. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan kegiatan sebagai
berikut:
9.1. Pendidikan dan pelatihan formal
9.2. Sosialisasi peraturan perundang-undangan
9.3. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
Indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel lampiran
24
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam Lima tahun mendatang sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Barru Tahun
2010-2015, ditampilkan dalam table 6.1 di bawah ini
Tabel 6.1
Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
No Indikator
Kondisi Kinerja
pada Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada Akhir
Periode RPJMD 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 10
1 Persentase korban dan
lokasi bencana yang
ditangani
32,5 %
7,5 %
7,5 %
7,5 %
7,5 %
7,5 %
70 %
2 Meningkatnya penegakan
PERDA dari masyarakat
10 PERDA
2 PERDA
2 PERDA
2 PERDA
2 PERDA
2 PERDA
20 PERDA
3 Tertanganinya kegiatan
aksi di masyarakat
20 Kali
6 kali
6 kali
6 kali
6 kali
6 kali
50 kali
4 Tertibnya administrasi dan
keuangan
91,65%
1,67%
1,67%
1,67%
1,67%
1,67%
100%
5 Persentase pencapaian
sasaran kinerja
91,65%
1,67%
1,67%
1,67%
1,67%
1,67%
100%
6 Tersusun dan
terimplementasikannya
SOPP
0
0
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
7 Persentase aparat yang
mengikuti diklat Teknis
dan fungsional
65,64%
2,00%
3,09%
3,09%
3,09%
3,09%
80%
25
BAB VII
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
7.1 Pedoman Transisi 1. Dalam rangka menjaga kesinambungan penyelenggaraan kegiatan Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja dan mengisi kekosongan Rencana
Pembangunan Daerah tahun 2016 yang diperlukan sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2016 dalam rangka
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun
2016 maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Barru tahun 2010-2015 juga mencakup rencana program dan kegiatan
indikatif satu tahun berikutnya. 2. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru juga berkewajiban
untuk menjabarkan rencana program dan kegiatan indikatif satu tahun
berikutnya sebagai program dan kegiatan transisi tahun 2016 kedalam
rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru tahun
2010-2015
7.2 Kaidah Pelaksanaan
1. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja berkewajiban untuk melaksanakan
program- program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Barru tahun 2010-2015 dengan sebaik- baiknya 2. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja berkewajiban untuk menyusun rencana
strategis yang memuat tentang Pendahuluan, Gambaran Pelayanan, Isu –
isu Strategis berdasarkan tugas dan fungsi, Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan
Kebijakan, Rencana program dan kegiatan, Indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif serta indikator kinerja yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD 2010-2015. 3. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja berkewajiban menjamin konsistensi
antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Barru tahun 2010-2015 dengan Rencana strategis Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja.
26
4. Evaluasi umum pelaksanaan Renstra Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Barru tahun 2011-2015 dilaksanakan pada akhir periode, dan
dibuat sebagai evaluasi resmi kinerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Barru dalam melaksanakan Renstra Pemerintah Kabupaten
Barru, sekaligus sebagai pertimbangan dalam menyiapkan Renstra periode
selanjutnya. 5. Renstra Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru tahun 2011-
2015 tidak terlepas kaitannya dengan pengukuran kinerja unit organisasi
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Barru yang menunjukkan
sampai berapa jauh pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan. 6. Upaya pencapaian sasaran strategis Renstra Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Barru tahun 2010-2015 melalui kegiatan dengan
pembiayaan berasal dari pendapatan Daerah dan sumber- sumber lain
yang sah.
Barru, 11 Juli 2011
Plt. Kasat Polisi Pamong Praja Kab. Barru
ANDI AKHRAM, S.Sos Pangkat : Penata TK. I
NIP : 19590915 198502 1 002
27