BAB I. PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S2-2017-0013...
Transcript of BAB I. PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S2-2017-0013...
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dinas Pertamanan Kota Tangerang Selatan memiliki assets seperti tanaman
hias atau pohon, lampu taman, pot bunga, perosotan, ayunan dan lainnya, yang
ditempatkan di taman ataupun median jalan kota Tangerang Selatan. Setiap asset
dan lokasi seperti taman atau median jalan tersebut dirawat oleh surveyor yang
ditugaskan oleh kepala seksi atau kepala dinas. Dalam melakukan perawatan
seperti penambahan asset dilokasi tertentu atau kerusakan asset sehingga
membutuhkan perbaikan atau penggantian unit atau bahkan pembangunan ulang
taman seringkali belum dapat dipantau dengan baik. Karena penyimpanan data
atau dokumen masih bersifat tertulis dan distribusi tugas masih secara
kovensional.
Permasalahan yang timbul adalah kerusakan dokumen atau distribusi tugas
yang tidak berjalan dengan baik kerap terjadi. Sehingga dibutuhkannya sistem
yang dapat menyimpan data assets, data pembagian pekerjaan, dan history dinas
pertamanan, serta menjadi sistem yang dapat men-support dalam mengambil
sebuah keputusan atau disebut juga Decision Support System, sehingga
membantu dinas pertamanan kota Tangerang Selatan dalam menjalankan
fungsinya.
Spatial Decision Support System atau SDSS adalah solusi yang tepat untuk
menangani permasalahan pada dinas pertamanan kota Tangerang Selatan.
Dikarenakan Spatial Decision Support System adalah merupakan gabungan
antara Decision Support Sytems dan Geographical Information Systems atau GIS
2
yang tentunya dibantu dengan Database Management Systems untuk menyimpan
data. (Densham,1991).
SDSS ini selanjutnya akan disebut Sisdal. Sisdal ini akan menghubungkan
surveyor dilapangan dan staff dinas dengan push email notification. Sehingga
pendistribusian tugas, instruksi tugas, dan informasi assets dapat dilihat melalui
browser pada smartphone. Sisdal juga terintegrasi dengan GoogleMaps untuk
membantu melihat dimana posisi assets dan lokasi taman yang dimiliki oleh
Dinas Pertamanan kota Tangerang Selatan.
Untuk membangun aplikasi SDSS tersebut dibutuhkan pengumpulan
informasi dan knowledge mengenai kriteria-kriteria dan parameter yang
digunakan dalam pengambilan keputusan. SDDS dapat bekerja dengan maksimal
apabila didukung dengan informasi dan knowledge. Mendapatkan keputusan
yang tepat dapat dilakukan dengan adanya knowledge dan information (Leung,
2012). Gambar 1.1 menjelaskan hubungan antara knowledge dan information
pada SDSS.
Gambar 1.1 Hubungan antara Knowledge dan Information pada
SDSS. (Leung, 2012).
3
Dengan informasi dan knowledge yang dibuat dengan baik, maka
keputusan yang dihasilkan oleh SDSS akan tepat dan akurat. Oleh karena itu
dibutuhkannya pendekatan-pendekatan dan metode dalam membangun SDSS ini.
1.2. Rumusan Permasalahan
Bagaimana membangun aplikasi SDSS yang sesuai dengan kebutuhan Dinas
Pertamanan Kota Tangerang Selatan?
Metode Decision-Making process apakah yang sesuai dengan permasalahan
yang ada pada Dinas Pertamanan Kota Tangerang Selatan?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari case study ini yaitu :
Menghasilkan Aplikasi Spatial Decision Support Systems berbasis
web dengan Fuzzy Logic.
Merancang Spatial Decision Support System dengan Fuzzy Logic.
Manfaat dari case study ini, yaitu :
Dinas Pertamanan Kota Tangerang Selatan dapat menyimpan data
asset dan distribusi tugas dilapangan yang dapat di record oleh
system.
Proses distribusi pekerjaan yang diberikan kepada staff / surveyor
dapat dipantau melalui aplikasi tersebut, sehingga dapat menilai
bagaimana sebuah pekerjaan dapat diselesaikan.
Laporan kejadian dan hasil survey dilapangan dapat langsung di
submit secara online ke dalam system.
4
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup case study, yaitu:
1. Aplikasi SDDS ini akan dibangun menggunakan MVC pattern dan
Fuzzy Logic untuk Decision-making process
2. Membuat ERD dan Storyboard untuk perancangan aplikasi yang
sesuai dengan kebutuhan dinas pertamanan kota Tangerang Selatan,
dengan melakukan wawancara dengan kepala dinas dan kepala seksi
dari dinas pertamanan kota Tangerang Selatan.
3. Arsitektur yang digunakan untuk merancang dan membuat web based
application ini adalah :
a. Apache
Menggunakan Apache sebagai web server dimana aplikasi ini
akan di deploy.
b. Mysql
Menggunakan MySQL sebagai database, yang di design
sesuai dengan ERD yang telah ditentukan.
c. PHP – MVC pattern
Menggunakan PHP sebagai core language dengan
menggunakan architecture Model-View-Controller pattern.
d. AJAX
AJAX digunakan untuk menjembatani komunikasi client-
server menggunakan web services.
e. JSON data
5
Komunikasi antara client – server menggunakan format JSON
data.
4. Membuat dokumentasi untuk end-user sebagai panduan penggunaan
aplikasi. Dokumentasi yang dibuat dengan format .pdf akan
menjelaskan bagaimana cara menggunakan aplikasi ini secara rinci
dan jelas.