BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komunitas virtual saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan internet yang sangat pesat. Hal tersebut berdampak sangat banyak komunitas virtual yang bermunculan. Banyaknya komunitas virtual yang muncul merupakan suatu trend yang memungkinkan manusia berkegiatan di ruang virtual bersama orang-orang dari segala penjuru dunia membentuk sebuah komunitas, tanpa harus berkumpul di suatu tempat secara fisik. Komunitas Marinyanyi merupakan komunitas yang peduli terhadap lagu-lagu anak. Marinyanyi merupakan sebuah komunitas yang pada awalnya hanyalah sebuah perkumpulan mahasiswa yang beranggotakan 10 orang. Mulai tahun 2000 sampai tahun-tahun sekarang ini lagu-lagu anak sudah jarang didengarkan dan semakin kehilangan tempat akibat pesatnya perkembangan lagu dewasa. Sekalipun melihat penyanyi cilik tetapi lagu yang dinyanyikan bertemakan lagu orang dewasa. Kemanakah sebenarnya hilangnya keberadaan penyanyi cilik yang menyanyikan lagu anak? sehingga anak-anak di bawah umur sudah bisa menirukan lirik lagu orang dewasa dan mengulang penggunaannya dalam komunikasi sehari-hari meskipun tidak mengerti maknanya. Hal tersebut mengkuatirkan, karena dalam fase usia tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitar. Komunitas Marinyanyi mengkritisi hal ini sebagai potensi lahirnya perilaku menyimpang di saat anak dewasa sebelum waktunya. Ketua Komunitas Marinyanyi adalah Pungkas Riandika. Didirikannya komunitas ini adalah untuk merespon krisis lagu anak yang terjadi di Indonesia. Terjadinya krisis lagu anak di Indonesia dikarenakan adanya ketidakberesan ketika melihat banyak anak-anak Indonesia menyanyikan lagu- lagu orang dewasa, termasuk yang berlirik vulgar. Bersama praktisi iklan Djito Kasilo, Pungkas lalu memilih melakukan tindakan nyata dengan Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam Menggunakan Internet Sebagai Media Pelestari Lagu Anak) FITRI WINDAWATI Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan komunitas virtual saat ini sangat dipengaruhi oleh

perkembangan internet yang sangat pesat. Hal tersebut berdampak sangat

banyak komunitas virtual yang bermunculan. Banyaknya komunitas virtual

yang muncul merupakan suatu trend yang memungkinkan manusia

berkegiatan di ruang virtual bersama orang-orang dari segala penjuru dunia

membentuk sebuah komunitas, tanpa harus berkumpul di suatu tempat secara

fisik.

Komunitas Marinyanyi merupakan komunitas yang peduli terhadap

lagu-lagu anak. Marinyanyi merupakan sebuah komunitas yang pada awalnya

hanyalah sebuah perkumpulan mahasiswa yang beranggotakan 10 orang.

Mulai tahun 2000 sampai tahun-tahun sekarang ini lagu-lagu anak sudah

jarang didengarkan dan semakin kehilangan tempat akibat pesatnya

perkembangan lagu dewasa. Sekalipun melihat penyanyi cilik tetapi lagu yang

dinyanyikan bertemakan lagu orang dewasa. Kemanakah sebenarnya

hilangnya keberadaan penyanyi cilik yang menyanyikan lagu anak? sehingga

anak-anak di bawah umur sudah bisa menirukan lirik lagu orang dewasa dan

mengulang penggunaannya dalam komunikasi sehari-hari meskipun tidak

mengerti maknanya. Hal tersebut mengkuatirkan, karena dalam fase usia

tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitar.

Komunitas Marinyanyi mengkritisi hal ini sebagai potensi lahirnya perilaku

menyimpang di saat anak dewasa sebelum waktunya.

Ketua Komunitas Marinyanyi adalah Pungkas Riandika. Didirikannya

komunitas ini adalah untuk merespon krisis lagu anak yang terjadi di

Indonesia. Terjadinya krisis lagu anak di Indonesia dikarenakan adanya

ketidakberesan ketika melihat banyak anak-anak Indonesia menyanyikan lagu-

lagu orang dewasa, termasuk yang berlirik vulgar. Bersama praktisi iklan

Djito Kasilo, Pungkas lalu memilih melakukan tindakan nyata dengan

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

2

membentuk komunitas Marinyanyi dan website marinyanyi.com. Pungkas

bermisi untuk membela hak-hak asasi anak untuk memiliki lagu-lagunya

sendiri. Tim marinyanyi.com dimotori oleh Djito sebagai pencipta lagu yang

kesemua lagu-lagunya bisa diunduh secara gratis, sementara Pungkas yang

berperan sebagai penyampai pesan ke masyarakat.

Menurut Pungkas Riandika dari komunitas ini menjelaskan,

“Terbentuknya Marinyanyi merupakan usulan dari Ayah Djito Kasilo, ia

adalah seorang komposer lagu dan yang membuat Operet Drama Bobo pada

tahun 90-an. Suatu hari ia bercerita bahwasanya ingin membuat lagu anak.

Namun setahun belakangan di akhir tahun 2011 barulah muncul ide untuk

mendirikan komunitas Marinyanyi. Pada tanggal 21 Desember portal

www.marinyanyi.com resmi di-launching”. Komunitas Marinyanyi merupakan

penggagas awal dari sekumpulan kaum muda dari bermacam–macam latar

belakang yang ingin menciptakan social movement bagi dunia anak.1

Sebagai komunitas yang peduli dengan lagu anak Marinyanyi

berupaya aktif melakukan kegiatan baik online maupun offline. Upaya online

dilakukan dengan menyediakan portal lagu-lagu yang dapat diunduh secara

gratis dan berperan aktif dibeberapa social media seperti, Facebook:

LaguAnak Indonesia, Twitter: @Lagu_Anak, Youtube: Laguanak Indonesia,

dan Google Plus. Berbeda dengan komunitas musik pada umumnya yang

Misi dari

komunitas Marinyanyi adalah sebagai pendukung dan fasilitator sarana

penyedia lagu-lagu anak bagi orang tua.

Sadar bahwa kegiatan ini membutuhkan usaha yang besar, komunitas

Marinyanyi menyiapkan sebuah cara dan upaya pelestarian (preservasi dan

konservasi) lagu anak yang melibatkan dan membangun kepedulian

masyarakat untuk ikut bersama-sama mengemban tugas tersebut. Diharapkan

dengan kebersamaan dari komunitas Marinyanyi dan didukung oleh segenap

masyarakat akan mempercepat kesuksesan dalam mewujudkan tujuan yaitu

melestarikan lagu anak.

1 Diakses tanggal 18 Juni 2012, terarsip dalam http://marinyanyi.com/blog/11-mari-kenalan-

dengan-kami-.html

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

3

melakukan penyebaranluasan informasi dengan menggunakan media offline,

komunitas Marinyanyi justru menggunakan media baru (Internet) untuk

menyebarluaskan informasi tentang lagu-lagu anak. Internet yang merupakan

bagian dari media baru dirasa efektif dan cepat menyebarkan informasi.

Apalagi di jaman yang serba teknologi pada saat ini, mengakses internet

bukan lagi hal yang mewah. Setiap orang dapat mengakses internet dengan

mudah dan murah.

Apa yang dialami industri musik rekaman belakangan ini dengan

adanya internet berbeda dengan upaya yang dilakukan komunitas Marinyanyi.

Bagi komunitas Marinyanyi adanya internet justru membantu tujuan dari

komunitas tersebut dengan pesan-pesanya yang ingin menyediakan dan

menyebarkan lagu yang berbeda, khususnya lagu untuk anak-anak yang

sekarang sangat minim sekali tampil dan tayang di berbagai media.

Hadirnya teknologi media baru juga membawa kabar baik pada

aktivitas komunikasi massa yang berarti meyebarkan informasi ke masyarakat

luas bisa dilakukan lebih mudah dan praktis.2

Hingga kini komunitas Marinyanyi kini telah menelurkan sebanyak

254 lagu yang bertemakan kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya intenet akan

mempermudah seseorang dalam mengakses informasi, salah satunya internet

dijadikan media yang cepat dalam menyebarkan musik atau lagu, baik itu

dalam negeri hingga luar negeri.

3 Lagu-lagu yang disebarkan

Marinyanyi memiliki pesan moral tersendiri. Misalnya, lagu Terima Kasih Ibu

Sapi. Lagu ini mengajarkan sayang pada Tuhan dan sesama makhluk hidup.4

2 D.McQuail. 2011.Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Hlm 148

Lagu-lagu yang tersedia dalam portal Marinyanyi merupakan karya yang

dinyanyikan oleh figur kartun yaitu Bubu, Sisi dan Koko, yang merupakan

maskot dari Marinyanyi yang berbentuk bulat, segitiga dan kotak. Dalam

pengisian suara di lagu Mariiyanyi, semua suara dimanipulasi menjadi suara

dari Busiko (singkatan Bubu, Sisi dan Koko). Lagu yang ada di

3 www.marinyanyi.com. Diakses pada tanggal 2 maret 2013 4 Diakses tanggal 18 Juni 2012, terarsip dalam http://www.solopos.com/2012/harian-jogja/sleman-

2/komunitas-mari-nyanyi-mengobati-krisis-lagu-anak-185359 diakses

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

4

marinyanyi.com bisa di unduh orang tua secara gratis untuk diperdengarkan

kepada anak-anak.

Peneliti tertarik meneliti mengenai peran komunitas Marinyanyi dalam

melestarikan lagu-lagu anak dengan menggunakan media internet sebagai

media utama penyedia dan penyebaran lagu anak. Untuk menjalankan

komunitas Marinyanyi memerlukan upaya keras dalam bersaing melawan

perusahaan rekaman yang lebih mementingkan bisnis dibandingkan

kepedulian terhadap masa depan lagu anak Indonesia. Melalui komunitas ini

diharapkan dapat menjadi wadah yang tepat bagi majunya lagu anak di

Indonesia. Mengingat terbatasnya pesan-pesan yang dapat disampaikan oleh

perusahaan-perusahaan rekaman, maka dengan menggunakan media baru,

yaitu internet, diharapkan komunitas Marinyanyi dapat menyampaikan pesan

secara jelas dan tepat mengena pada sasaran.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan

yaitu: “Bagaimana komunitas Marinyanyi dalam menggunakan internet

sebagai media pelestari lagu-lagu anak”.

C. Tujuan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui komunitas Marinyanyi

dalam menggunakan internet sebagai media pelestari lagu anak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

komunikasi dengan bidang Media dan Jurnalisme.

2. Memberikan gambaran mengenai komunitas Marinyanyi dalam

menggunakan internet sebagai media pelestari lagu-lagu anak ditengah

maraknya lagu-lagu dewasa.

3. Memberikan sumbangsih terhadap lagu-lagu anak di Indonesia

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

5

E. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Komunitas Marinyanyi dalam hal

menggunakan media baru internet untuk melestarikan lagu anak.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan kesatuan landasan berpikir yang utuh

dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah

yang akan diteliti.5

1. Komunitas dan Komunitas Virtual

Untuk kepentingan mencari jawaban ilmiah terhadap

permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian rumusan masalah dan aspek-

aspek yang dijadikan sebagai fokus penelitian terhadapnya, penelitian yang

akan dilakukan ini memiliki kerangka pemikiran yang secara pokok didasari

oleh beberapa kerangka pemikiran berikut ini.

1.1.Komunitas

Komunitas merupakan hasil pembentukan dari sekelompok orang

yang saling berinteraksi dan melakukan kegiatan bersama-sama secara

sosial antar anggota kelompok, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan

atau tujuan.

Lebih lanjut, dijelaskan juga oleh Smith dan Mackie yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara interaksi, rasa suka dan kesamaan

dalam membentuk dan mewujudkan suatu komunitas. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat Gambar 1.1.6

5 Husein Umar. 2004. Metoda Riset Ilmu Administrasi dan Komunikasi. Gramedia Pustaka Utama

Jakarta. 2004. 6 Smith, Eliot R dan Mackie, Diane M.. 2000. Social Psychology. 2nd Edition. Philadelpia:

Psychology Press.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

6

Gambar 1.1

Efek Pendorong Mutual Dari Interaksi, Kemiripan, dan Rasa Suka.

Individu menyukai seseorang yang sama atau mirip dengan

individu tersebut; individu berpikir dan berpendapat bahwa seseorang yang

disukainya memiliki kemiripan dengan individu dan menyimpulkan bahwa

orang-orang yang mirip dengan individu akan menyukai individu tersebut.

Kemudian dalam buku Community Development akan dijelaskan

komunitas sebagai suatu bentuk organisasi sosial yang memiliki lima ciri-

ciri sebagai berikut:7

1) Skala Manusia

Sebuah komunitas yang melibatkan interaksi-interaksi pada suatu

norma-norma atau aturan dasar yang mudah dikendalikan dan

digunakan oleh setiap individu. Jadi, norma tersebut terbatas pada

orang yang akan saling mengenal atau akan saling berinteraksi dalam

komunitas itu sendiri.

2) Identitas dan Kepemilikan.

Bagi kebanyakan orang, kata komunitas akan mempersepsikan adanya

rasa saling memiliki dan saling merasakan atau perasaan diterima dan

dihargai dalam lingkup kelompok tersebut. Hal ini disebabkan adanya

7 Jim Ife dan Frank Frank Tesoriero. 2008. Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

7

penamaan anggota komunitas. Pengertian keanggotaan berarti adanya

rasa memiliki, penerimaan oleh yang lain dan kesetiaan kepada

tujuan-tujuan kelompok. Karena itu, komunitas adalah lebih dari

sekedar suatu kelompok yang dibentuk untuk kemudahan

administratif, tetapi memiliki beberapa ciri dari sebuah perkumpulan

atau perhimpunan terhadap orang yang termasuk sebagai anggota dan

dimana perasaan memiliki ini penting dan dengan jelas diakui. Jadi,

termasuk ke dalam suatu komunitas memberikan rasa identitas kepada

seseorang. Komunitas tersebut dapat menjadi bagian dari konsep diri

seseorang, dan merupakan sebuah aspek penting dari bagaimana

seseorang memandang tempatnya di dunia. Tidak adanya identitas

pribadi seperti itu biasanya dianggap sebagai salah satu masalah dari

masyakarat modern.

3) Kewajiban-kewajiban

Keanggotaan dari sebuah organisasi mengemban tanggung jawab dan

memiliki hak. Sebab sebuah komunitas juga menuntut kewajiban

tertentu dari para anggotanya. Terdapat harapan bahwa orang akan

berkontribusi dengan “kehidupan komunitas” dengan berpartisipasi

dalam paling sedikit beberapa dari kegiatan-kegiatannya, dan bahwa

anggota akan berkontribusi kepada pemeliharaan struktur komunitas.

Semua kelompok membutuhkan pemeliharaan jika ingin tetap hidup

dan tanggung jawab fungsi-fungsi pemeliharaan dari suatu komunitas

tersebut sebagian besar terletak pada pundak para anggotanya. Oleh

karena itu, menjadi seorang anggota dari sebuah komunitas

seharusnya tidak menjadi pengalaman yang murni pasif, tetapi

seharusnya juga melibatkan sesuatu partisipasi aktif.

4) Gemeinschaft

Sebuah komunitas akan memungkinkan orang berinteraksi dengan

sesamanya dalam keragaman peran yang lebih besar, yang peran-

peran tersebut kurang dibeda-bedakan dan bukan berdasarkan suatu

perjanjian, dan yang akan mendorong interaksi-interaksi dengan yang

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

8

lain sebagai “seluruh warga” ketimbang sebagai peran atau kategori

tertentu. Hal ini tidak hanya penting dalam proses pengembangan diri,

kontak antar manusia dan pertumbuhan pribadi. Hal tersebut juga

memungkinkan individu-individu untuk menyumbang berbagai bakat

dan kemampuan untuk keuntungan bersama dalam komunitas tersebut

sebagai suatu keseluruhan.

5) Kebudayaan

Kebudayaan masyarakat modern diproduksi dan dikonsumsi pada

tingkat massal, yang sering mengakibatkan keseragaman dan

pemindahan kultur dari pengalaman lokal dari orang biasa.

1.2.Komunitas Virtual

Seiring kemajuan jaman, saat ini telah banyak bermunculan

berbagai jenis komunitas. Salah satu jenis komunitas yang ada saat ini

adalah komunitas virtual. Komunitas virtual adalah kelompok orang yang

terbiasa menggunakan multimedia untuk berkomunikasi. Karena terbiasa

menggunakan multimedia, maka terbiasa pula dengan virtual reality.

Virtual reality sendiri merujuk pada keadaan dan kondisi lingkungan yang

“menyelubungi” atau “menghidupkan secara sensual”, yang diperoleh

seseorang individu dengan cara menghubungkan dirinya ke komputer dan

internet. Bisa saja muncul penilaian bahwa komunitas virtual bukan

komunitas yang nyata sesuai dengan konsep sosiologi, melainkan

komunitas semu. Tetapi, interaksi antara individu dalam komunitas virtual

adalah nyata. Bagi para anggota komunitas virtual tidak pernah

mempersoalkan semu atau tidak. Bagi anggota komunitas, yang penting

bisa beraktualisasi dan bisa memuaskan kerinduan dan kebutuhan

informasi.8

Selanjutnya, komunitas virtual adalah sebuah grup dimana anggota-

anggotanya terkoneksi dengan teknologi informasi, khususnya Internet.

Mengindikasikan variasi kelompok sosial yang sudah mulai terkoneksi ke

8 Nadhya Abrar. 2002. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hal:47- 48

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

9

Internet. Dapat diartikan juga bahwa virtual community adalah kelompok

yang interaktif, dibangun atas dasar konsep many-to-many

communications didesain untuk menarik anggota, sehingga terlibat lebih

dalam di dalam komunitas, mempunyai satu fokus yang membuat anggota

komunitas tersebut datang kembali. Komunitas ini juga dapat berkembang

menjadi sebuah elemen yang dapat dikomersilkan.

Sedangkan menurut Laudon dan Traver mengemukakan bahwa

aspek penting dalam membangun komunitas virtual yang efektif bukan

hanya sekedar berisi percakapan, chat dan pesan. Tetapi juga memerlukan

manajemen, koordinator, kepemipinan, keahlian, pengetahuan dan

koordinasi. Manajer dibutuhkan untuk mengatur perkembangan teknologi

dan konten. Staf dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas

virtual. Desainer user interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki

fitur yang masih memiliki kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari

anggota. Admin juga dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol apa

saja topik yang boleh didiskusikan agar tidak melanggar perturan yang ada

dan tidak melenceng dari topik utama.9

1) Kesamaan hobi atau interest.

Adapun ciri-ciri komunitas virtual yang ditawarkan oleh Reingold

sama halnya seperti komunitas di dunia nyata, virtual community adalah

sebuah komunitas yang terbentuk atas dasar adanya:

Orang atau sekelompok orang membentuk sebuah komunitas

diperlukan adanya kesamaan hobi/interest. Begitupun dalam Virtual

Community. Kesamaan menjadi penting untuk membentuk sebuah

komunitas yang solid.

2) Adanya interaksi yang teratur.

Interaksi yang teratur menjadi penting untuk menjaga kontak dan

kekompakan antar anggota komunitas.

9 Laudon, Traver .2003. Essentials of Management Information System. Fifth edition. Prentice-

Hall .,Upper Saddle River, New Jersey. P. 836.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

10

3) Adanya identifikasi atau identitas.

Identitas, sebagai pengenal masing-masing anggota komunitas, mutlak

harus terpenuhi. Dimana setiap orang memiliki identitas yang unik.

Identitas bisa berupa nick name (dalam IRC), atau pun alamat email

(dalam milis).

4) Fokus yang khusus terhadap satu hal.

Dalam setiap komunitas, harus ada hal yang khusus terhadap satu hal.

hal tersebut biasanya berupa topik, kesamaan hobi/interest.

5) Integrasi atau kesamaan antara isi diskusi dengan komunikasi yang

berlangsung.

6) Isi diskusi harus sama dengan topik dalam komunitas tersebut. Hal ini

penting untuk menjaga supaya diskusi tetap berada pada jalurnya

(sesuai topik dalam komunitas).

7) Keterbukaan suatu akses untuk informasi

Dalam virtual community, harus ada keterbukaan akses untuk

informasi dan orientasi komersial. Karena tiap anggota komunitas

memiliki hak yang sama dalam mendapatkan informasi. Sehingga

setiap informasi yang dipunyai di-share kepada seluruh anggota

komunitas.

Selain mempunyai ciri-ciri, komunitas online mempunyai kelebihan atau

keuntungan yang diperoleh sebagai berikut:

1)

2)

Sebagian besar anggota sebuah komunitas nyata memanfaatkan

komunitas online sebagai media berbagi yang nyaman dan leluasa

3)

Tidak semua komunitas nyata mempunyai komunitas online, tetapi

akan lebih baik jika keduanya saling melengkapi dan dimanfaatkan

4)

Dengan adanya sebuah komunitas online, maka anggotanya akan

memperoleh manfaat yang lebih besar jika dibanding suatu komunitas

nyata tanpa komunitas online

Keunggulan dengan adanya keberadaan komunitas online melahirkan

cara komunikasi yang tidak terikat oleh jarak dan waktu, sehingga

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

11

dimungkinkan untuk mempererat solidaritas antar anggota (karena

sering berkomunikasi)

5)

Kemudian di dalam buku Sosial Computing and Virtual

Communities, Zaphiris dan Ang menerangkan dengan jelas komunitas

virtual dalam beberapa karakteristik, yaitu:

Masalah yang sering dihadapi dalam pemanfaatan komunikasi online

justru bukan karena kurangnya interaksi tatap muka antar anggota,

tetapi lebih kepada cara penggunaan dan kebiasaan dalam

memanfaatkan komunitas online.

10

1) Interaksi (Interaction)

Zaphiris dan Ang menyebutkan bahwa interaksi adalah suatu dasar dari

komunikasi dengan media komputer. Komunikasi yang begitu cepat

menimbulkan perasaan atau bayangan menghubungkan sebagaimana

layaknya berbicara tanpa media atau bertatap muka sehingga,

percakapan dan diskusi menjadi lebih efektif walau terpisah oleh jarak

dan waktu. Perkembangan komunikasi berbasis komputer pun

berkembang begitu cepatnya hingga seperti sekarang, di mana tidak

hanya text dan gambar, namun, suara dan video pun dipindahkan dari

satu tempat ke tempat lainnya ke seluruh dunia.

2) Pembentukan pribadi dan masyarakat dan penambahan Ilmu

pengetahuan (knowledge) di komunitas virtual terbangun dari dua hal

yang saling melengkapi, secara perseorangan dan dalam masyarakat.

Sementara ilmu pengetahuan berada didalam otak dan pikiran masing-

masing anggota komunitas virtual dan diorganisir melalui pengalaman

maka, ilmu pengetahuan yang terbentuk di dalam komunitas virtual

terjadi karena interakasi masing-masing anggotanya. Selanjutnya

Merali dan Davis menambahkan bahwa angota sebuah komunitas

virtual yang melakukan kegiatan-kegiatan melihat, mengambil,

10 Zaphiris dan Ang (2010). Social Computing and Virtual Communities. Florida: Chapman & Hall/CRC

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

12

menggunakan, membuat data adalah sebuah komunitas virtual berbasis

ilmu pengetahuan

3) Kognisi situasional dan terdistribusi

Zaphiris menbicarakan bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki dan yang

dibutuhkan sebagian besar tidak berada di kepala seseorang, tapi

tersebar di pikiran begitu banyak orang di dunia ini. Oleh sebab itu,

menurut Zaphiris, interaksi yang terjadi di sebuah komunitas virtual

merupakan proses di mana setiap individu mengorganisasi pikirannya

dan pemikirannya yang kemudian menjadi ilmu pengetahuan ketika

setiap individu tersebut saling berinteraksi dan mengutarakan

kognisinya. Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada sebuah

lingkup kerja bersama-sama, bukan di pikiran masing-masing individu

4) Komunitas lokal dan nonlokal

Zaphiris mengklasfikasikan komunitas konvensional di masyarakat

sebagai komunitas lokal, dan komunitas non lokal sebagai komunitas

yang terbentuk akibat kemajuan teknologi, salah satunya komunitas

virtual. Kemajuan teknologi telah memungkinkan terbentuknya

komunitas virtual di tengah-tengah komunitas fisik di masyarakat, dan

bersamaan keberadaan keduanya saling membutuhkan satu sama

lainnya.

5) Teori Aktifitas

Teori aktifitas yang digunakan Zephiris melihat aktifitas sosial, dalam

hal ini aktifitas dalam sebuah komunitas virtual, sebagai pusat dari

proses belajar. Hal ini berkaitan erat dengan interakasi antara masing-

masing anggota komunitas virtual yang dapat berkembang menjadi

sebuah ilmu pengetahuan baru.

1. Affordances

Menurut Zaphiris, affordance dikembangkan menjadi selain

memiliki aksi atau fungsi utama, sebuah benda memiliki aksi atau

fungsi tambahan yang tidak melekat erat dengan benda itu secara

spesifik. Sebagai contoh, sebuah kursi memiliki affordance sebagai

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

13

tempat duduk, namun, sekaligus juga bias digunakan sebagai alat

penyeimbang atau alat untuk berdiri. Hal ini berkaitan dengan aksi

yang dapat dilakukan di dalam sebuah komunitas virtual.

Sederhananya, sebuah komunitas virtual adalah sebuah tempat di

dunia virtual di mana berkumpul orang-orang yang memiliki

kesamaan minat, profesi dan lain sebagainya. Namun, dengan

karakteristik yang diterangkan di atas semua, sebuah komunitas

virtual juga memiliki kemungkinan menjadi ruang belajar dan

mengembangkan ilmu pengatahuan baru.

2. Teori tingkat kehadiran sosial (Social presence theory)

Zaphiris merujuk apa yang dikatakan Short yaitu semakin baik

kualitas sebuah media komunikasi, semakin tinggi tingkat hubungan

sosialnya. Hal ini dapat dilihat dari media-media sosial saat ini

seperti Facebook dan Youtube. Kualitas media yang digunakan

membantu proses interaksi dengan baik sehingga keberadaan media

dan sekaligus pengguna yang memanfaatkan facebook dengan baik

menjadi lebih tinggi tingkat kehadirannya,

Menurut Laudon dan Traver, komunitas virtual dapat

dikelompokkan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah dengan

mengelompokkan anggota komunitas berdasarkan berbagai minat ataupun

profesi yang sama, misalnya sebagai pedagang, pemain, penggemar, atau

sekumpulan orang yang mempunyai ketertarikan terhadap suatu hal yang

sama. Pengelompokan ini mengelompokkan lima tipe komunitas.

Selanjutnya Laudon dan Traver membagi komunitas virtual menjadi

beberapa tipe yaitu:

1. General (umum) yaitu Tempat berkumpul secara online untuk

mendiskusikan topik yang umum dan saling berkomunikasi.

2. Practice (penemu/pengamat/peneliti) yaitu Komunitas dari para

praktisi, penemu dari benda-benda seni sejarah, pencipta musik, kode

komputer.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

14

3. Interest (minat/ketertarikan) yaitu Komunitas yang dibangun

berdasarkan kesamaan minat/ketertarikan yang sama pada suatu hal,

misalnya game, olahraga, musik, politik, kesehatan, keuangan, gaya

hidup.

4. Affinity (kesamaan kategori) yaitu Komunitas dimana para anggotanya

memiliki kesamaan kategori demografi atau geografi. Contohnya

wanita, pria, keturunan arab amerika, keturunan tionghoa.

5. Sponsored (Sponsor) yaitu Komunitas yang dibuat oleh badan usaha

komersial, pemerintah, dan organisasi non profit untuk maksud dan

tujuan yang beragam; digunakan untuk menarik perhatian pengunjung,

pelanggan, dan untuk meningkatkan pendapatan.11

Berdasarkan uraian diatas Laudon dan Traver telah menyimpulkan

komunitas online adalah area dimana orang-orang dapat berbagi pendapat

dan dapat berinteraksi secara online. Selanjutnya Laudon dan Traver

mengemukakan bahwa aspek penting dalam membangun komunitas

virtual yang efektif bukan hanya sekedar berisi percakapan, chat dan

pesan. Tetapi juga memerlukan manajemen, koordinator, kepemipinan,

keahlian, pengetahuan dan koordinasi. Manajer dibutuhkan untuk

mengatur perkembangan teknologi dan konten. Staf dibutuhkan untuk

menjalankan operasional komunitas virtual. Desainer user interface sangat

dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang masih memiliki kekurangan

berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin juga dibutuhkan untuk

mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang boleh didiskusikan agar

tidak melanggar perturan yang ada dan tidak melenceng dari topik utama.

Komunitas virtual dapat dikelompokkan melalui beberapa cara.

Salah satunya adalah dengan mengelompokkan anggota komunitas

berdasarkan berbagai minat ataupun profesi yang sama, misalnya sebagai

pedagang, pemain, penggemar, atau sekumpulan orang yang mempunyai

ketertarikan terhadap suatu hal yang sama.

11.Laudon, Traver .2003. Essentials of Management Information System. Fifth edition. Prentice-

Hall.,Upper Saddle River, New Jersey. Hal: 833.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

15

Selanjutnya untuk menunjang komunikasi virtual di Internet

Laudon dan Traver menjelaskan beberapa fitur E-Community, antara

lain:12

1. Content (isi): artikel khusus mengenai suatu topik yang menarik.

2. E-mail: alamat e-mail dan komunikasi surat menyurat ditujukan

langsung ke orang yang berhubungan langsung dengan topik yang

diminati.

3. Instant messaging (pesan instan): kontak langsung secara pribadi (satu

orang dengan satu orang) kepada teman melalui fasilitas komunitas.

4. Message boards (papan bulletin): kegiatan dan aktifitas mengirimkan

pesan kepada seluruh anggota komunitas dan expert online

(administrator).

5. Chat (obrolan): melakukan komunikasi atau diskusi secara langsung.

6. Expert online: administrator yang ditunjuk untuk menindak lanjuti

adanya suatu pertanyaan, kritik, maupun saran.

7. Web page creation: web yang sifatnya personal maupun kelompok.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka peneliti menyimpulkan

komunitas virtual sebagai kelompok orang yang terbiasa menggunakan

multimedia (terkoneksi dengan jaringan Internet) untuk berkomunikasi.

Didalam komunitas virtual diperlukan manajemen, koordinator,

kepemimpinan, keahlian, pengetahuan dan koordinasi. Manajer

dibutuhkan untuk mengatur perkembangan teknologi dan konten. Staf

dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas virtual. Desainer

user interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang masih

memiliki kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin

juga dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang

boleh didiskusikan agar tidak melanggar perturan yang ada dan tidak

melenceng dari topik utama. Komunitas Marinyanyi sebagai salah satu

komunitas virtual secara teknis dibagi dalam beberapa kelompok kerja.

12 Laudon dan Traver .2009. E-Commerce (Business, Technology, Society)” 5th Edition, Pearson

Education, Upper Sadle River, New Jersey. Hal: 836

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

16

Ada Tim Digital yang tugasnya mengelola social media, web, lagu, komik,

animasi dan lainnya, kemudian Tim Kreatif yang bertugas mengemas

acara-acara pentas, publikasi, mendesain, dan konten acara, ada pula

Community Comunication, Tim Volunteer, dan Tim Kesekretariatan

Umum. Djito kasilo dan Komunitas Marinyanyi melakukan kegiatan

secara terpisah. Djito kasilo melakukan pembuatan lagu bedasarkan

masukan dari para orang tua dan guru TK dan kemudian diproduksi di

Jakarta, sedangkan anggota dari komunitas tersebut yang berada di Yogya

ini melakukan aktivitas-aktivitas pendukung lain seperti melaksanakan

road show, seminar dan workshop, bagi-bagi CD ke TK dan PAUD, serta

menyelenggarakan liburan musikal. Disamping kegiatan offline, kegiatan

secara online berupa penayangan video clip anak, aktivitas komunikasi

antar anggota dengan aplikasi email, chatting, sosial media seperti

Facebook, twitter juga berjalan secara seimbang. Media sosial ini

dipandang sangat efektif dalam memberikan informasi kepada anggota dan

masyarakat.

2. New Media: Internet Sebagai Media komunikasi penyebaran lagu anak

Saat ini teknologi semakin maju, komunikasipun telah berkembang dan

berubah bentuknya. Media-media komunikasi sudah makin maju, dan

mampu memberikan pelayanan dan fungsi-fungsi yang lebih efektif dan

efisien dalam berkomunikasi. Salah satu media yang mampu melakukan hal

ini adalah komputer. Melalui komputer, kini individu dapat mengakses

Internet. Internet adalah suatu jaringan yang memungkinkan individu-

individu untuk saling berhubungan dan mengadakan kontak melalui

komputer. Internet mampu mengatasi hambatan jarak dan waktu yang

dahulu dirasakan untuk berkomunikasi. Dengan segala kelebihan yang

dimiliki, Internet dapat dimanfaatkan sebagai media preservasi dan

konservasi segala bentuk dokumen. Selanjutnya akan dibahas karakteristik

internet dalam preservasi dan konservasi dokumen (dalam penelitian ini

berbentuk audio/lagu) menurut Vandjik.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

17

Menurut Van Dijk, dalam bukunya The Network Society, New Media dapat

didefinisikan menjadi tiga karakteristik yaitu: integrasi, interaktivitas, dan

kode digital. Hal tersebut kemudian dikembangkan dalam penggunaan dan

penyebarluasan media baru ini terjadi melalui sejumlah perubahan struktural

(mengenai penyimpanan dan transfer media dalam ruang dan waktu) serta

perubahan teknik, yang paling penting adalah perkembangan dari cara

analog atau manual ke digital. Ini dikembangkan dan akhirnya meningkat

pada berbagai media seperti saat ini. Van Dijk mendefinisikan tiga

karakteristik utama dari new media yaitu:

a. Integrasi

Karakteristik utama dari new media yang pertama adalah

karakteristik integrasi. Integrasi dalam hal ini adalah integrasi antara

telekomunikasi, data komunikasi dan komunikasi masa dalam satu

media tunggal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Van Dijk mengatakan

bahwa, Perubahan struktural paling penting adalah integrasi

telekomunikasi, komunikasi data dan komunikasi massa di media

tunggal. Ini adalah penggabungan dari sejumlah bentuk komunikasi

yang dapat dilihat mengapa media baru juga dapat di tafsirkan sebagai

multimedia. Integrasi ini dapat berlangsung pada tingkat seperti

infrastruktur, transportasi, manajemen, jasa dan jenis data yang berbeda.

Proses integrasi ini dimungkinkan dengan menggunakan dua teknik.

Salah satunya adalah digitalisasi informasi menggunakan kode digital

dan juga transmisi broadband.

Dalam hal ini komputer internet akan dihubungkan dengan

peralatan instrumen musik yang menghasilkan data berupa data audio.

Data audio tersebut kemudian direkam dalam bentuk digital dan

dimasukkan dan disimpan dalam hardisk komputer, yang kemudian data

audio tersebut siap untuk di upload dan disimpan di server pusat Internet

dengan alamat web tertentu. Data audio tersebut akan tersimpan lebih

aman dan lebih tahan lama dibandinkan dengan disimpan di kaset, cd,

hardisk, yang rawan rusak dan hilang. Selain hal tersebut diatas data

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

18

audio yang tersimpan di internet akan dengan mudah dan cepat dicari

bahkan di download tidak terbatas ruang dan waktu selama daerah

tersebut terjangkau jaringan Internet. Orang tidak perlu lagi susah payah

penyimpan data kemana-mana karena Internet bisa di akses dimana saja.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan internet dapat dijadikan media

preservasi data yang efisien, aman dan tahan lama.

b. Interaktivitas

Karakteristik dari new media yang kedua adalah kemunculan

interaktivitas. Media baru memunculkan bentuk baru yang lebih canggih

yaitu komunikasi dua sisi atau dua arah bahkan mungkin multilateral

yang kaya konten karena integrasi gambar, suara dan teks. Media baru

memberikan ruangan bagi komunikator untuk melakukan komunikasi

secara interaktif dan tidak ada gap diantara pengguna serta membangun

hubungan yang setara antara pengirim dan penerima pesan. Hal ini jauh

berbeda dengan media lama yang tidak memungkinkan interaktivitas

terjalin dan adanya gap antara komunikator dengan komunikan.

Dalam kaitan dengan karakter interaktivitas media internet yang

menyimpan data audio akan lebih interaktif dilihat oleh banyak orang.

Apabila ada seseorang yang mengunduh data tersebut kemudian dengan

mudah orang tersebut menyabarkan data tersebut ke orang yang lainnya,

sehingga akan bertambah banyak orang yang memiliki, dan menyimpan

data tersebut. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa Internet

merupakan media preservasi yang sangat efektif.

c. Kode digital

Selain dua karakteristik integrasi dan interaktivitas, karakteristik

utama dari new media adalah kode digital. Karakteristik kode digital

merepresentasikan karakteristik kemajuan teknologi. Kode digital

merupakan karakteristik media secara teknis yang hanya digunakan

untuk mendefinisikan bentuk baru operasi media. Namun, kode digital

memiliki konsekuensi yang besar untuk komunikasi.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

19

Ketika sepotong informasi secara digital dikirimkan (seperti

gambar atau sepotong teks misalnya) itu dikodekan dengan urutan 1s

dan 0s yang ketika diterima oleh perangkat lain digital seperti komputer,

kemudian diterjemahkan dan dimungkinkan untuk dibaca. Kode digital

memungkinkan informasi yang akan dikirim bolak-balik di seluruh

dunia setiap saat dari satu digital ke yang lain. Hal ini dengan

pengembangan dari ketiga unsur new media yang memungkinkan

hubungan di seluruh dunia dan membantu dalam pertumbuhan dan

keberhasilan jaringan melalui berbagi pengetahuan dan informasi

sederhana, cepat dan efektif.

Dalam karakteristik kode digital ini rekaman suara yang

berbentuk audio analog akan dirubah ke dalam bentuk data digital. Data

audio tersebut akan dirubah menjadi kode-kode digital, sehingga

nantinya bermanfaat pada proses memodifikasi data yang bisa dirubah

ke dalam berbagai macam jenis format, sehingga bisa diaplikasikan ke

berbagai macam media pemutar data. Selain hal tersebut dengan dirubah

dalam bentuk kode seseorang lebih mudah melakukan proses editing

pada data digital tersebut dan lebih mudah memodifikasikan dengan

berbagai bentuk data lain, misalnya: data audio digabung dengan data

berbentuk visual sehingga menjadi data yang berbentuk audio visual.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Internet sebagai media

preservasi yang praktis dan multi fungsi.

Selanjutnya Pavlik memandang media baru dihubungkan dengan

fungsi teknisnya yang meliputi beberapa hal yaitu:

1. Produksi yaitu merujuk pada pengumpulan dan pemrosesan

informasi.misal: pembuatan data digital (text, audio, gambar, video)

sebagai sumber informasi.

2. Distribusi yaitu merujuk pada pengiriman atau pemindahan

informasi elektronik. Misal: email, chatting, upload, download, dll

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

20

3. Display yaitu merujuk beragam teknologi untuk menampilkan

informasi kepada pengguna terakhir yang menjadi konsumen

terakhir.misal: blog, youtube, google+.

4. Strorage yaitu merujuk pada media penyimpanan informasi dalam

format digital atau elektronik. Misal: website, dropbox, soundcloud.

Berdasarkan hal tersebut diatas salah satu fungsi internet yaitu

sebagai media distribusi. Distribusi yang dimaksudkan dalam penelitian

ini sebagai media relasi (hubungan komunikasi) antar anggota

komunitas virtual yang berhubungan dengan aktivitas pengiriman dan

pemindahan informasi digital/elektronik dalam mewujudkan misi

melestarikan lagu anak. Internet memiliki beberapa macam aplikasi

yang mendukung kegiatan komunikasi. Sebagai contoh, Bungin

menyebutkan beberapa contoh aplikasi tersebut antara lain, (1) Surat

elektronis; (2) Surat bersuara (voice mail), (3) Forum diskusi, (4) Sistem

percakapan tertulis (chat), (5) Konferensi suara, (6) Konferensi video,

dan (7) Sistem pertemuan elektronis (GSS). (8) Teknologi web, (9) E-

commerce, (10) Blog, dan (11) Facebook.13 Menurut Sosiawan hasil

temuan dan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa Internet

memiliki tiga fasilitas utama yang digunakan dalam berkomunikasi,

yaitu electronic mail (e-mail), websites serta internet relay chat (chat).14

3. New Media Internet Sebagai Media Pelestari (Preservasi dan

Konservasi) Lagu Anak

Pada penelitian ini, Internet relay chat diwakili oleh aplikasi chat berupa

messenger (Yahoo! Messenger, Blacberry Messenger, Line) dan aplikasi

chat pada Facebook; adapun websites diwakili oleh situs jejaring sosial.

Sebelum menjelaskan peran new media Internet sebagai media

presrvasi lagu anak peneliti ingin terlebih dulu membahas tentang lagu

anak yang akan diuraikan dibawah ini. 13Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Hal: 138. 14 Ibid. Hal: 138-139.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

21

3.1. Lagu Anak

Menurut Mahmud dan Fut dari sebuah lagu anak akan

mendapatkan pengalaman bahasa yang berupa perbendaharaan kosakata

tentang berbagai hal seperti: (1) arti hormat kepada orang tua; (2) sayang

sesamanya; (3) kebesaran Tuhan; (4) cinta tanah air dan (5) nilai-nilai

selain itu melalui nyanyian pula membantu anak menuju kedewasaan

dalam hal menumbuh kembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi dan

rasa sosial anak.15

Lagu anak yang hadir dikalangan masyarakat tentunya mempunyai

kriteria yaitu sebuah lagu anak-anak yang baik adalah sebuah lagu yang

mampu mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir anak, dapat

menyalurkan emosinya serta kemampuan aspek sosial dan kebudayaan

(bahasa yang baik dan benar). Berbeda dengan lagu anak anak sekarang

yang lebih cenderung menyalurkan cara berpikir dan cara berbahasa

orang dewasa dan orangtua. Sebab lagu anak-anak harus berbicara

tentang pengalaman anak bukan pengalaman orangtua. Salah satu judul

sebuah lagu anak-anak ”Aku cinta rupiah”; siapa yang sebenarnya

mengenal rupiah tentu bukan anak-anak, tetapi orang dewasa. Jadi lagu

ini tidak bisa dikategorikan sebagai lagu anak-anak. Sebagai ujian dari

lagu anak-anak yang ada sekarang adalah apakah lagu-lagu tersebut

membantu anak dalam pertumbuhan kepribadiaannya, moral dan budi

pekertinya.

16

Musik merupakan bagian dari lagu. Musik dapat digunakan untuk

berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada banyak orang. Dalam

memenuhi fungsi musik sebagai penyampaian pesan, saat ini musik

sering dipadukan dengan film atau video klip. Hal ini tentu

mempermudah penyampaian pesan, karena pesan tidak hanya melalui

15 Halimah.2008.Penggunaan Media Lagu Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa

Indonesia . Jurnal : MAKARA, SOSIAL HUMANIORA .Vol.2,No.1, februari 2009:73-78 16Mahmud dan Fut.1994 ’lagu anak’. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013, terarsip dalam

http://www.pasarkreasi.com

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

22

audio namun juga secara visual sehingga penerima pesan dapat

menangkap makna dari musik dengan lebih jelas.

Musik dan lagu pada mulanya disampaikan secara langsung dari

pelaku kepada pendengarnya. Seiring perkembangan manusia,

penemuan-penemuan baru tercipta untuk membantu manusia memenuhi

kebutuhan dan keinginannya.17

Individu dapat menikmati musik melalui beberapa cara yaitu

mendengarkan secara langsung, melalui rekaman. Internet merupakan

salah satu alat yang dapat dimanfaatkan untuk mengunduh berbagai jenis

musik. Internet merupakan salah satu hasil perkembangan teknologi

informasi, dimana melalui internet berbagai jenis musik dapat diunduh

dan kemudian direkam serta hasilnya dapat didengarkan. Musik yang

didengar melalui rekaman dapat diambil melalui pemanfaatan informasi

melalui internet.

Saat ini telah banyak media yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan mengakses musik. Mulai dari

mendengarkan saja dengan radio, dan mendengarkan sekaligus melihat

dengan media televisi.

Teknologi media untuk mengakses musik terus berkembang, tidak

hanya terbatas pada radio dan televisi, saat ini musik juga dapat diakses

dengan media baru, yaitu internet. Seseorang dapat memperoleh lagu dan

musik yang disukai dengan mengunduh dari Internet. Selain itu, Internet

juga dapat memberikan informasi lengkap dan terperinci tentang musik,

hal ini dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi

selengkap-lengkapnya dimana saja dan kapan saja.

18

Pendistribusian musik melalui Internet telah sangat mudah diakses.

Internet semakin memungkinkan untuk berinteraksi ke berbagai lapisan

masyarakat, bahkan ke dunia internasional. Apalagi bahasa musik adalah

bahasa universal yang dapat diterima siapa saja diseluruh dunia. Saat ini

17 Dommy Waas. 2010. Musik Tradisional dan Modernisasi. Edisi VI. Media Online: Fokal. 18 Mahargyantari Purwani Dewi, Ursa Majorsy & Astri Nur Kusumastuti. 2011. Mengunduh

Musik Favorit Melalui Internet: Suatu Tinjauan Psikologis. Proceeding PESAT Universitas Gunadarma. Vol. 4 Oktober 2011. ISSN: 1858-2559.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

23

telah bermunculan berbagai situs yang berlomba-lomba menyediakan

layanan musik sebagai alat untuk menarik perhatian dari para pengguna

Internet, menyadari bahwa sebagian dari pengguna Internet sangat

menyukai dunia musik. Beberapa situs dunia yang mendedikasikan

keberadaannya khusus untuk musik adalah situs Last.fm dan

Musicovery.com.

Munculnya media baru Internet berperan penting dalam

pendistribusian musik dan lagu. Mengingat semakin majunya teknologi

dan budaya masyarakat yang semakin berkembang, Internet menjadi

sebuah alternatif media pendistribusian musik yang cepat, mudah dan

murah.

3.2. Internet Sebagai Media Pelestari Lagu Anak Dalam Bentuk

Digital

Dalam hal ini komunitas Marinyanyi berusaha mendokumentasikan

lagu anak dalam bentuk digital dan disimpan dalam media Internet.

Pelestarian informasi dengan format digital tersebut dapat diistilahkan

dengan preservasi digital.

Preservasi digital merupakan kegiatan yang terencana dan terkelola

untuk memastikan agar sebuah obyek informasi dalam keadaan baik dan

tahan lama (longevity) ada 2 hal yang harus diperhatikan: (1). Media

penampungnya harus tahan lama (CD-Rom, tape, Disk, Server internet),

(2). Format isi atau informasi juga harus tahan lama, dalam arti terus

dapat dibaca (PDF, TIFF, JPEG).

Preservasi digital adalah memastikan agar materi digital tidak

bergantung pada kerusakan atau perubahan teknologi. Secara umum,

preservasi digital mencakup berbagai bentuk kegiatan, mulai dari

kegiatan sederhana menciptakan tiruan (replika atau copy) dari sebuah

materi digital untuk disimpan, sampai kegiatan transformasi digital.

Selanjutnya Wilczek & Glick menjelaskan bahwa preservasi itu

sendiri pada dasarnya adalah upaya mempertahankan sumberdaya

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

24

kultural dan intelektual agar dapat digunakan sampai batas waktu yang

selama mungkin19. Seharusnya semua sumberdaya yang mengandung

nilai kultur dan intelektual dari masa lampau harus selalu tersimpan

dengan baik, sehingga di masa kini dan mendatang orang lain selalu

dapat melacak kembali apa saja yang sudah dikerjakan, dipikirkan,

didiskusikan oleh sebuah masyarakat khususnya, atau sesama umat

manusia pada umumnya. Khususnya lagi di dalam bidang akademik dan

ilmiah, preservasi memainkan peranan yang penting dalam pertumbuhan

kekayaan intelektual dan pengembangan di segala bidang pekerjaan.

Hal tersebut diatas didukung oleh teori dari John Pavlik perihal

penyimpanan data ke dalam bentuk digital. John Pavlik berpendapat

bahwa data analog (misal: data audio analog) yang dihasilkan dari

instrumen musik akan di scan/direkam/disimpan yang kemudian dirubah

menjadi kode digital oleh seperangkat komputer untuk dimungkinkan

adanya proses editing. Setelah proses editing selesai kemudian data hasil

akhir akan disimpan di hardisk dalam komputer atau bisa juga disimpan

di flashdisk, compact disc, dll.

Dengan kata lain, dalam konteks digital preservasi adalah tindakan

melindungi secara fisik dan intelektual, sekaligus menjamin atau

mempertahankan penggunaan komputer dan internet untuk

memanfaatkan isi dari sebuah materi elektronik atau digital, dalam ruang

dan waktu yang sepanjang mungkin.

20

19 Wilczek, Eliot and Kevin Glick (2006) Fedora and the Preservation of University Records

Project: Reports and Findings, Tufts University and Yale University, Final Narrative Report to National Historical Publications and Records Commission, September 27, 2006. Hal: 249

20 Pavlik. J, 1996. New Media Technology ”Cultural and Commercial Perspectives”. Sandiego State University. Boston, London, Toronto, Sidney, Tokyo, Singapore. Hal: 4

Seiring perkembangan zaman data

digital tersebut dengan perangkat komputer yang dikoneksikan (di

integrasikan) dengan Internet maka data tersebut bisa diupload atau

disimpan dalam server pusat Internet. Didalam server pusat Internet data

akan tersimpan di dalam web dengan alamat tertentu. Data tersebut akan

tersimpan dengan aman dan tahan dalam jangka waktu yang lama.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

25

Kemudian data tersebut juga bisa diunduh/didownload ke perangkat

komputer pengguna internet, sehingga data akan tersebar luas ke

berbagai pengguna layanan Internet. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa dengan adanya Internet bermanfaat melestarikan lagu anak

dengan cara sebagai tempat preservasi data digital agar tersimpan dengan

aman dan dalam jangka waktu yang tahan lama.

Selain sebagai media preservasi internet juga bermanfaat sebagai

media konservasi dikarenakan internet dapat terkoneksikan ke berbagai

banyak komputer di seluruh dunia, hal tersebut berperan apabila salah

seorang melakukan aktivitas download lagu anak maka orang tersebut

bisa membagikan atau menyebarkan ke teman lain penggunna Internet.

Dengan tersebarnya data (lagu anak) tersebut maka otomatis data tersebut

akan tersimpan ke berbagai komputer pengguna, sehingga copy data

tersebut akan banyak tersimpan di penyimpan data pengunduh lagu anak,

sehingga data lagu anak akan terkelola dengan baik dan dapat tersimpan

dalam jangka waktu yang lama.

G. Kerangka Konsep

Dalam sub bab ini peneliti melakukan konseptualisasi kerangka

pemikiran yang telah dijabarkan diatas. Dari tema diatas terdapat tiga kata

kunci yaitu : komunitas virtual, Internet, dan pelestarian lagu anak. Keterkaitan

ketiganya menciptakan sejumlah konsep penting sebagai pisau analisis dalam

penelitian ini. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kerangka konsep merupakan

turunan dari kerangka pemikiran. Pisau analisis tersebut diantaranya yaitu:

komunitas Marinyanyi merupakaan komunitas virtual dikarenakan sebagian

besar aktivitas komunikasinya menggunakan media virtual yaitu Internet hal

tersebut berarti komunitas Marinyanyi memilih jalur online dalam

menginformasikan dan menyebarluaskan perihal lagu anak kepada khalayak

luas sehingga lagu anak dapat terus terlestarikan. Komunitas Marinyanyi

memilih cara online ketimbang cara offline dikarenakan lewat media online

informasi akan lebih efisien dan efektif. Selain menginformasikan dan

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

26

menyebar luaskan lagu anak dengan media internet, komunitas Marinyanyi

juga melakukan aktivitas penyimpanan (preservasi) lagu anak dalam bentuk

digital ke dalam Internet. Penyimpanan di internet dirasa efisien dan efektif

oleh komunitas Marinyanyi dikarenakan data dapat tersimpan dalam jangka

waktu yang lama dan dapat dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat,

sehingga diharapkan mendapat respon yang positif dari masyarakat sehingga

lagu anak dapat berjaya kembali dan terus lestari. Berdasarkan uraian diatas

selanjutnya peneliti menyusun pisau analisis sebagai berikut:

1. Bagaimana komunitas virtual Marinyanyi dalam memanfaatkan Internet

untuk berkomunikasi antar anggota dalam hal menginformasikan lagu anak

kepada anggota dan masyarakat.

Bagaimana dalam hal ini yaitu bagaimana cara komunitas Marinyanyi

menggunakan atau memanfaatkan media baru internet dalam berhubungan

atau berkomunikasi (aktivitas komunikasi) antar anggota dalam memberikan

informasi dan penyebarluasan lagu anak lewat aplikasi internet seperti:

website, blog, media jejaring sosial (seperti Facebook, Twitter), chatting dan

e-mail.

2. Bagaimana cara komunitas virtual Marinyanyi dalam melakukan preservasi

dan konservasi digital lagu anak sehingga data digital lagu anak dapat terus

lestari dan terjaga.

Hal tersebut berkaitan dengan segala aktivitas komunitas virtual Marinyanyi

dalam proses preservasi (penyimpanan) dan konservasi (perawatan) data

digital lagu anak.

3. Mengapa komunitas virtual Marinyanyi memilih menggunakan media

Internet sebagai media pelestari lagu anak.

Dalam hal ini keuntungan atau manfaat apa saja yang diperoleh komunitas

Marinyanyi dengan menggunakan media internet dalam melestarikan lagu

anak dibandingkan dengan media lain.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

27

H. Metodologi

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berusaha

menekankan konstruksi realitas dan memahami maknanya. Penelitian

kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas.21

Penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi

kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif.

Penelitian ini menekankan pada kualitas data dengan menjelaskan dan

menganalisis hubungan antara data dari berbagai literarur, fakta, dan teori

yang ada untuk kemudian ditarik kesimpulan dalam penelitian ini.

Salah satu jenis penelitian kualitatif adalah penelitian studi kasus.

Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu

orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa

tertentu. Batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat

berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut

ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau

konteks masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan

yang ada di antara variabel-variabelnya.

Studi kasus dalam penelitian ini adalah studi kasus pada komunitas

Marinyanyi. Pemilihan metode studi kasus dilakukan dengan tujuan agar

analisis dapat lebih spesifik sehingga menghasilkan sebuah kajian yang

lebih fokus dan mendalam.

22

21 Gumilar Rusliwa Somantri. 2005. Memahami Metode Kualitatif. MAKARA, SOSIAL

HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 57-65. 22 Prof. Dr. Robert K. Yin. 2012. Studi Kasus – Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini analisis deskriptif. Analisis Deskriptif yaitu prosedur

pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,

menganalisis dan mengklasifikasikan, serta mendeskripsikan data dalam

fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya untuk kemudian dianalisis.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

28

2. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan beberapa

teknik, seperti: wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Data

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa web

milik komunitas Marinyanyi, yaitu http://www.marinyanyi.com. Sedangkan

data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur-literatur yang

berhubungan dengan judul penelitian yang akan diteliti oleh penulis.

Salah satu prinsip yang diperhatikan dalam mengumpulkan bukti studi kasus

adalah penggunaan berbagai sumber data.23 Bukti ini dapat diperoleh dari

penggunaan berbagai instrumen pengumpulan data. Setidaknya ada enam

sumber bukti yang dapat digunakan dalam menyelenggarakan studi kasus,

yaitu dokumentasi, rekap arsip, wawancara, observasi langsung, observasi

partisipan, dan perangkat fisik.24

a.

Dalam penelitian ini sumber bukti yang

digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh

peneliti dari sumbernya. Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan

melalui observasi dan wawancara.

1). Observasi

Teknik observasi merupakan metode pengumpulan data

dengan mengamati langsung dilapangan. Observasi akan dilakukan

untuk mendapatkan data empiris dari komunitas Marinyanyi dan

ditujukan pada kegiatan komunitas Marinyanyi. Observasi ini meliputi

pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek

yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung

penelitian yang sedang dilakukan.

Wawancara merupakan sebuah proses dan komunikasi dari

seorang peneliti kepada informan dengan tujuan untuk mendapatkan

2). Wawancara

23 Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2007. Jakarta: Kencana. Hal 66 24 Ibid. Hal: 67-68

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

29

informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan.25

Wawancara secara mendalam dilakukan untuk memperkuat penelitian

sebagai data pendukung serta memperoleh penjelasan mengenai

beberapa hal atau kegiatan apa saja yang dilakukan oleh komunitas

Marinyanyi. Peneliti melakukan proses wawancara kepada pimpinan

komunitas Marinyanyi dan anggota komunitas Marinyanyi

b. Data Sekunder

.

Data sekunder adalah data yang tidak dikumpulkan secara langsung

oleh peneliti, namun telah terlebih dahulu dikumpulkan oleh pihak lain.

Data sekunder berupa dokumen-dokumen perusahaan dan artikel-artikel

yang relevan dengan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini

data sekunder dikumpulkan melalui dokumentasi dan studi pustaka.

a. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh melalui penggunaan dokumen atau

artikel yang pernah ada maupun pernah diterbitkan perihal Komunitas

Marinyanyi. Dokumentasi tersebut dapat meliputi artikel, agenda

rapat, kliping, foto, serta laporan tertulis lainnya. Dokumentasi

digunakan sebagai bukti tambahan yang mendukung data-data yang

berkaitan dengan komunitas Marinyanyi.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka meliputi sumber-sumber refrensi yang dapat

digunakan sebagai tinjauan bagi penelitian untuk menganalisis hasil

penelitian. Selain itu dapat juga membandingkan dengan kajian

teoritis yang pernah ada sehingga peneliti dapat memberikan penilaian

terhadap obyek. Studi pustaka dapat dilakukan dengan mempelajari

dan membaca buku-buku yang sesuai dengan penelitian yang diteliti.

25 Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. Metode Penelitian Survai. 1989. Jakarta: LP3ES. Hal.

192.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64309/potongan/S1-2013-265033-chapter1.pdf · tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan

30

3. Analisis Data

Analisis data dengan metode studi kasus yaitu merupakan pendekatan

deskriptif terhadap jawaban-jawaban ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ Komunitas

Marinyanyi dalam menggunakan internet sebagai media pelestari lagu anak.

Data yang di analisis dengan metode kualitatif setelah dilakukan pengumpulan

data kemudian dikategorikan, dialasis kemudian diinterpretasikan dan dicari

keterkaitan data satu dengan yang lain untuk menjawab permasalahan dan

tujuan penelitian.

Menurut Yin26

26 Robert K. Yin. 2012. Studi Kasus – Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

terdapat tiga teknik analisis data yang dapat digunakan

dalam metode studi kasus. Ketiga teknik tersebut yaitu: penjodohan pola,

pembuatan penjelasan dan analisis deret waktu. Untuk penelitian dalam kasus

Marinyanyi, teknik analisis data yang digunakan adalah Teknik atau metode

pembuatan penjelasan diamana data yang telah dikategorikan akan dicari data

yang terkumpul kemudian dijabarkan penjelasan-penjelasan mengenai

permasalahan yang diteliti. Data yang diperoleh dan hasil analisis akan

disajikan dalam bentuk uraian yang disusun secara sistematis agar

memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian.

Pelestarian Lagu Anak Melalui Internet (Studi Kasus Komunitas Marinyanyi dalam MenggunakanInternetSebagai Media Pelestari Lagu Anak)FITRI WINDAWATIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/