BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak di Indonesia dari masa ke masa terlihat berkembang dengan cukup pesat. Di tengah gempuran kehadiran media baru (internet), media cetak masih bisa menancapkan eksitensinya. Hal ini terbukti dari masih banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih memilih mendapatkan berita lewat media cetak. Menurut penelitian SPS di 9 kota besar di Indonesia, pembaca Koran (media cetak) pada tahun 2005 mencapai 25%, tetapi mengalami penurunan menjadi sekitar 15% pada tahun 2013. 1 Ini dikarenakan masyarakat Indonesia belum banyak yang bisa mengakses internet secara personal. Selain itu, yang membuat media cetak masih bisa bertahan adalah tidak semua masyarakat Indonesia memiliki keahlian dan pengetahuan yang cukup untuk mengakses media online. Tentu mereka harus memiliki kemampuan dalam pengoprasian komputer dan kemampuan dalam mengakses internet. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa hingga saat ini media cetak masih memiliki pelanggan setia dan bisa menancapkan eksitensinya di tengah gempuran kehadiran media baru. Media cetak sendiri ada beragam jenisnya, salah satunya adalah Tabloid. Jika dilihat secara umum, Tabloid dan Majalah memang hampir sama. Namun, jika dilihat lebih mendalam lagi, terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Tabloid merupakan istilah sebuah format surat kabar yang lebih kecil, yaitu 597mm x 375mm dari ukuran standar koran harian. Tabloid biasanya dihubungkan dengan penerbitan surat kabar reguler, non harian, mingguan, atau dwi mingguan. Konten dari Tabloid sendiri berfokus pada hiburan yang tersegmentasi (Rohman, 2007). Diantara banyaknya Tabloid-tabloid yang kini ada dan beredar dalam masyarakat, terdapat satu Tabloid yang cukup populer, yaitu Tabloid Bola. 1 http://www.eastspring.co.id/dms/files/spring-of-life---april-2013_20130423184912.pdf.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media cetak di Indonesia dari masa ke masa terlihat berkembang

dengan cukup pesat. Di tengah gempuran kehadiran media baru (internet),

media cetak masih bisa menancapkan eksitensinya. Hal ini terbukti dari

masih banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih memilih mendapatkan

berita lewat media cetak. Menurut penelitian SPS di 9 kota besar di

Indonesia, pembaca Koran (media cetak) pada tahun 2005 mencapai 25%,

tetapi mengalami penurunan menjadi sekitar 15% pada tahun 2013.1 Ini

dikarenakan masyarakat Indonesia belum banyak yang bisa mengakses

internet secara personal. Selain itu, yang membuat media cetak masih bisa

bertahan adalah tidak semua masyarakat Indonesia memiliki keahlian dan

pengetahuan yang cukup untuk mengakses media online. Tentu mereka harus

memiliki kemampuan dalam pengoprasian komputer dan kemampuan dalam

mengakses internet. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa hingga saat

ini media cetak masih memiliki pelanggan setia dan bisa menancapkan

eksitensinya di tengah gempuran kehadiran media baru.

Media cetak sendiri ada beragam jenisnya, salah satunya adalah

Tabloid. Jika dilihat secara umum, Tabloid dan Majalah memang hampir

sama. Namun, jika dilihat lebih mendalam lagi, terdapat perbedaan yang

cukup signifikan. Tabloid merupakan istilah sebuah format surat kabar yang

lebih kecil, yaitu 597mm x 375mm dari ukuran standar koran harian. Tabloid

biasanya dihubungkan dengan penerbitan surat kabar reguler, non harian,

mingguan, atau dwi mingguan. Konten dari Tabloid sendiri berfokus pada

hiburan yang tersegmentasi (Rohman, 2007).

Diantara banyaknya Tabloid-tabloid yang kini ada dan beredar dalam

masyarakat, terdapat satu Tabloid yang cukup populer, yaitu Tabloid Bola.

1 http://www.eastspring.co.id/dms/files/spring-of-life---april-2013_20130423184912.pdf.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

2

Tabloid Bola merupakan pelopor utama dalam penerbitan media massa

bertema olahraga di Indonesia pada tahun 1984. Semua berawal dari

tingginya minat masyarakat untuk membaca rubrik olahraga pada harian

Kompas kala itu (1970-1980). Sayangnya, rubrik olahraga dalam harian

Kompas hanya diberikan porsi satu halaman saja. Karena dirasa tidak cukup

untuk menampung berbagai kejadian olahraga di dunia, maka tercetuslah

gagasan untuk membentuk media baru yang khusus membahas olahraga.

Ignatius Sunito dan Sumohardi Marsis yang pada saat itu merupakan

wartawan olahraga Kompas akhimya ditunjuk sebagai pelaksana pembuatan

tabloid Bola dengan gagasan pemimpin umum Kompas kala itu, Jakob

Oetama.2

Akhimya, setelah melalui berbagai macam proses pertimbangan dari

redaksi, Bola diterbitkan sebagai sisipan dalam harian Kompas. Bola pada

kala itu berbentuk tabloid yang lebih kecil dengan tujuan selain supaya

mudah disisipkan, juga sebagai pembeda dengan sang induk (Kompas). Hari

yang dinanti pun tiba. Untuk pertama kalinya pada Sabtu, 3 Maret 1984,

terbitlah edisi perdana Bola. Berbentuk Tabloid setebal 16 halaman dan

memulai cetakan sebanyak 412.000 eksemplar (mengikuti jumlaah tiras

Kompas pada saat itu), Bola memulai langkahnya menjadi media cetak

olahraga terbesar di Indonesia.3

Perubahan terus dilakukan oleh pengasuh Bola kala itu. Hingga

akhimya tepat pada edisi 2 April 1988, Bola secara resmi terbit mandiri.

Perubahan yang cukup signifikan ini dilakukan atas dasar untuk menjawab

tantangan Pemimpin Umum Kompas, Jakob Oetama supaya Bola dapat

berdiri sendiri dan terbit secara mandiri tanpa bayang-bayang Kompas.

Bertepatan dengan HUT ke-4 Bola di Hotel Hilton, Jakarta, Jakob Oetama

secara simbolik mengestafetkan sebuah bola kepada Pemimpin Umum Bola

yang baru, Yussack Sutanto, sebagai tanda telah lahirnya Tabloid Bola secara

mandiri.

2 http://galeryspot-kompas.blogspot.com/ 3 http://www.kompasgramedia.com/aboutkg/history

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

3

Perubahan masih terus terjadi dalam badan Bola. Jumlah halaman

Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16

menjadi 24 ketika pertama kali terbit mandiri, lalu berubah lagi menjadi 32,

dan bahkan Bola juga pernah berjumlah 64 halaman. Hingga akhimya kini

jumlah halaman Bola ditetapkan pada 32 halaman. Kondisi ini dipicu oleh

semakin banyaknya stasiun televisi yang menayangkan siaran-siaran olahraga

intemasional dan nasional seperti sepakbola, tinju, bulutangkis, dan lain

sebagainya. Kecintaan masyarakat terhadap olahraga pun semakin tinggi.

Demi memenuhi kepuasan masyarakat akan informasi-informasi olahraga,

pada Maret 1997 akhirnya Bola menetapkan untuk terbit dua kali dalam

seminggu, yakni Selasa dan Jumat. Perubahan mengenai terbitnya Bola masih

terus berubah hingga akhirnya pada 2010 hingga saat ini Bola terbit 3 kali

dalam seminggu, yakni pada hari Senin, Kamis, dan Sabtu. Perubahan jadwal

terbit ini dilakukan guna menjaga keaktualitasan berita dan informasi yang

diberikan. Dalam memberikan informasi yang berkualitas kepada pembaca,

Tabloid Bola sejak terbit mandiri hingga saat ini telah memiliki agen-agen

khusus Bola yang berdomisili di Eropa seperti Inggris, Italia, Spanyol, dan

negara-negara lainnya yang olahraganya (terutama sepakbola) cukup maju

guna memberikan informasi dan berita kepada redaksi Bola. Melalui agen-

agen tersebut juga, pembaca dapat membeli Tabloid Bola. Selain itu ketika

sedang berlangsung event olahraga tertentu (Piala Dunia, Piala Eropa, tinju

dunia, dan lain sebagainya) Bola mengirimkan para jurnalisnya ke negara-

negara dimana event tersebut berlangsung.

Walaupun sebagian besar isi tabloid Bola adalah mengenai berita

sepakbola, namun Bola juga menghadirkan berita-berita olahraga lainnya,

seperti otomotif, bulutangkis, tinju, dan lain sebagainya. Hanya sedikit

tabloid olahraga yang memiliki kelengkapan konten seperti Bola. Selain itu

tabloid Bola juga menjadi satu-satunya tabloid yang terbit tiap 3 kali dalam

seminggu (Senin, Kamis, dan Sabtu). Dalam tiap penerbitannya pun Bola

juga memiliki variasi konten berita. Misal, pada edisi hari Senin Bola fokus

membahas mengenai review olahraga-olaharga yang telah berlangsung 1-2

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

4

hari sebelumnya (terutama sepakbola). Sedangkan pada edisi Kamis, Bola

fokus membahas pada preview awal pertandingan-pertandingan sepakbola

dan hasil-hasil pertandingan Liga Champion. Untuk prediksi dan analisis-

analisis sebelum pertandingan, Bola menghadirkannya pada edisi Sabtu.

Namun, pada saat ini Bola terbit hanya seminggu sekali. Ini dikarenakan

kemunculan dari Harian Bola yang terbit setiap hari. Tentu menarik untuk

diteliti bagaimana manajemen redaksional Bola yang terjadi saat ini, dari 3

kali terbit menjadi sekali dalam seminggu.

Tabloid Bola akhirnya menjelma menjadi salah satu tabloid olahraga

terpopuler di masyarakat. Tabloid yang memiliki slogan "Membawa Anda ke

Arena" ini merapakan pelopor media cetak olahraga pertama di Indonesia.

Tak hanya berfokus pada tabloidnya saja, kini Bola juga memiliki lini lain.

Bola memiliki majalah sendiri yang lebih berfokus pada feature news, Bola

Vaganza. Bola juga berhasil menjalin kerjasama dengan 3 media cetak di

Inggris guna menerbitkan kedua majalah tersebut dalam bahasa Indonesia,

yaitu FourFourTwo, Inside United, dan Fl Racing. Kini, Bola juga memiliki

Harian Bola yang hadir setiap hari. Selain itu, guna mengantisipasi

perkembangan dunia internet yang pesat dalam bidang informasi dan berita,

Bola juga menerbitkan situs berita olahraga yaitu Bolanews.com. Situs berita

olahraga yang memiliki tagline "Sports News Portal" ini memiliki perbedaan

konten dengan tabloid Bola. Bolanews.com memang dikhususkan kepada

pembaca yang ingin memperoleh informasi olahraga secara cepat. Langkah

manajemen tidak berhenti disitu saja, mereka juga menciptakan Bolanews TV

dan Bola-Radio. Bolanews TV sendiri berfokus pada tayangan tidak langsung

mengenai kejadian-kejadian dalam bidang olahraga. Sedangkan Bola-Radio

menghadirkan konten musik seperti radio kebanyakan dengan tambahan porsi

konten olahraga yang lebih banyak dari biasanya.

Dengan adanya media-media cetak dan sports portal tersebut,

manajemen redaksional yang dilakukan oleh Bola seperti dalam proses

peliputan dan penulisan konten berita juga berbeda dengan media cetak

lainnya yang sejenis. Menurut Arief Kurniawan selaku Pemimpin Redaksi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

5

dari Bola, staf yang ada dalam susunan redaksi Bola dapat melakukan

pekerjaan multitasking dan multi platform. Misal, ketika ada salah satu staf

yang memiliki tugas untuk meliput berita olahraga di suatu tempat. Hasil

liputan tersebut nantinya bukan hanya untuk tabloid saja, tapi bisa juga masuk

baik ke harian maupun majalah. Padahal seperti yang diketahui, praktik

tersebut tidak diperbolehkan oleh perusahaan dimana satu pekerja yang sudah

memiliki jabatan dan job desk tetap dan diberi upah berdasarkan tugas mereka

tapi masih dapat melakukan pekerjaan lainnya di luar lingkup kewajiban

mereka.

Berawal dari gagasan dari jurnalis-jurnalis Kompas untuk membentuk

media baru yang khusus membahas mengenai olahraga, hingga kemudian

hanya menjadi sisipan Kompas, Bola berhasil muncul sebagai pelopor media

cetak olahraga pertama di Indonesia. Media cetak olahraga tertua di Indonesia

ini, dengan inovasi-inovasi dan langkah-langkah jitunya, juga masih mampu

menancapkan eksistensinya dalam masyarakat ketika serangan-serangan

media cetak olahraga lain muncul. Terbukti dengan munculnya media cetak

olahraga lainnya (Bola Vaganza, FourFourTwo, Inside United, Harian Bola,

dan F1 Racing), sebuah portal berita olahraga online (Bolanews.com), serta

Bola-Radio dan Bolanews TV. Jika dilihat lebih dalam, menarik untuk

diketahui apakah pengelolaan media-media tersebut masih bernaung dalam

satu payung redaksi atau tidak. Bola juga mengalami perubahan jadwal terbit

seiring berjalannya waktu, mulai dari seminggu sekali sampai 3 kali dalam

seminggu dan hingga kini kembali lagi menjadi seminggu sekali. Selain itu,

Bola merupakan pelopor dari tabloid yang menyajikan khusus ulasan/berita

tentang dunia olahraga yang tidak hanya berita bola tetapi sudah mencakup

olahraga lainnya seperti basket, bulutangkis sehingga berita yang disajikan

lebih variatif. Dalam tiap edisi terbit tersebut, Bola menyajikan konten yang

berbeda-beda. Tentu terdapat perbedaan manajemen yang dilakukan dalam

tiap edisi terbitnya. Maka dari itulah, menarik untuk diteliti lebih dalam

manajemen redaksional yang diterapkan oleh redaksi tabloid Bola pada tahun

2014.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan paparan yang telah diuraikan di atas,

maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: "Bagaimana

manajemen redaksional yang diterapkan dalam Tabloid Bola pada tahun

2014?"

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi mengenai media-media cetak yang diterbitkan oleh

Bola, apakah masih dikelola dalam satu redaksi yang sama atau tidak.

2. Mendeskripsikan langkah-langkah manajemen redaksional yang dilakukan

oleh tabloid Bola dalam membuat kontennya, mulai dari proses

perencanaan hingga ke tahap evaluasi.

3. Menambah pemahaman dan memberikan sumbangsih bagi ilmu

pengetahuan, khususnya manajemen redaksional mengenai peran dan

fungsi manajemen redaksional dalam redaksi serta mengidentifikasi

elemen-elemen yang berpengaruh pada manajemen tabloid Bola.

D. Manfaaat Penelitian

1. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang kajian manajemen redaksional

2. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi manajemen Tabloid Bola

untuk meningkatkan manajemen redaksionalnya

3. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi tim redaksi dari Tabloid Bola

seperti wartawan, editor untuk melaksanakan tahapan manajemen

redaksional yang sesuai dengan kepentingan redaksi.

E. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana manajemen media yang

diterapkan Tabloid Bola dalam mengelola konten-kontennya. Untuk

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

7

memperjelas kerangka pemikiran yang diletakkan sebagai dasar dalam

penelitian ini, maka penulis akan menggunakan beberapa subtopik sebagai

berikut.

1. Media Cetak dan Olahraga

Perkembangan media elektronik dan media interaktif semakin pesat

pada saat ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka arus

informasi yang tersebar tidak lagi terhalang oleh jarak dan waktu. Internet

adalah salah satu contohnya. Dengan teknologi world wide webnya, internet

dapat memudahkan arus penyebaran informasi hingga ke seluruh pelosok

dunia tanpa terkendala oleh jarak dan waktu. New media juga muncul berkat

kehadiran internet tersebut.

Tentu kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi ini

meresahkan bagi media massa lainnya, yaitu media cetak. Kehadiran dan

kemajuan teknologi komunikasi membuat segalanya jauh lebih praktis dan

mudah. Meskipun demikian, media cetak masih memiliki keunggulan

dibandingkan dengan media elektronik maupun media interaktif. Sejarah dari

media cetak itu sendiri merupakan salah satu keunggulan karena hal ini sudah

sangat mengakar di masyarakat. Media cetak juga dapat dibawa dan dibaca

dimana saja. Walaupun kini sudah banyak Tablet PC dan perangkat lainnya

yang mendukung informasi dan komunikasi, tetap saja membaca di media

cetak memiliki kenyamanan tersendiri. Biaya media cetak juga relatif murah

dan tidak memerlukan perangkat khusus saat konsumen ingin menikmatinya.

Media cetak memiliki peran penting dalam masyarakat. Sebelum media

massa seperti media elektronik dan media interaktif berkembang pesat seperti

saat ini, media cetak merupakan tonggak utama di masyarakat dalam

memperoleh informasi. Konten berita dan informasi dalam media interaktif

pun, sebagian besar bersumber dari media cetak. Media cetak hingga kini

juga masih menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi dan

pendapatnya, bagi untuk pelayanan umum maupun pemerintah.

Selain melayani kebutuhan informasi, konten yang dimiliki oleh surat

kabar tidak melulu mengenai berita dan informasi penting yang beredar di

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

8

masyarakat, namun juga terdapat informasi-informasi yang bersifat

menghibur. Sedangkan jika dilihat dari karakteristiknya, media cetak

memiliki beberapa sifat yaitu: publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik,

khalayak, atau orang banyak; universal, yaitu pesannya bersifat umum,

mengenai segala aspek kehidupan, dan menyangkut kepentingan umum

karena sasaran dan pendengarnya merupakan orang banyak; periodesitas,

yaitu mengenai jadwal terbit,misalnya harian atau mingguan, kontinuitas,

berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan periode mengudara atau

jadwal terbit; dan aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan

peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya (Baschwitzz, 1946: 154).

Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Di tengah derasnya arus media baru, media cetak berbasis olahraga

masih mampu menancapkan eksistensinya. Media olahraga memang

dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Globalisasi di berbagai bidang

terutama ekonomi membawa perubahan yang besar dalam dunia olahraga.

Setiap orang dari berbagai elemen dalam masyarakat bisa saja memaknai

olahraga secara berbeda. Seperti pendapat yang dikemukakan Webster yang

menganalogikan olahraga dengan hiburan atau sarana relaksasi.

Sport as 'a source of diversion or aphysical activity engaged in for

pleasure'. Sports take us away from our daily routine and gives us

pleasure. Entertainment is also defined as something diverting or

engaging. (Shank, 2003: 3)

Pendapat lain yang serupa dengan tambahan nilai ekonomi dipaparkan

oleh Kaser dan Oelkers (2003: 15) sebagai berikut:

Entertainment is whatever people are willing to spend their money and

spare time viewing, rather than participating in. Entertainment can

include sports or the arts, and can be viewed in person or in broadcast or

recorded form. A distinction is often made between sports and

entertainment.

Definisi olahraga sendiri dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai

aktivitas menggerakan anggota tubuh untuk menyehatkan badan. Tetapi,

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

9

realitas yang ada di masyarakat menimbulkan berbagai pengertian mengenai

olahraga secara luas. Olahraga terus mengalami perkembangan seiring

berjalannya waktu, mengingat bahwa olahraga juga bersifat universal, baik

laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang dewasa dapat melakukannya.

Dengan melihat apa yang ada di masyarakat umum, olahraga mempunyai

beberapa makna atau nilai-nilai. Seperti yang diungkapkan oleh Shank (2002:

204), yaitu:

a. Community solidarity

Kegiatan olahraga dapat meningkatkan solidaritas kelompok dan menjalin

kebersamaan serta menciptakan rasa memiliki dan bangga atas

kelompoknya. Disamping itu, Nasionalisme dan patriotisme seringkali

muncul melalui kegiatan olahraga.

b. Public behavior

Olahraga menjunjung tinggi sikap sportifitas, dimana kita harus

menghormati keputusan atau hasil yang dicapai dalam permainan. Dengan

sportifitas berarti masyarakat belajar mentaati peraturan serta memelihara

dan mengembangkan sifat positif.

c. Pastime ecstasy

Tontonan olahraga maupun kegiatan olahraga yang diikuti mampu menjadi

hiburan dan bisa menciptakan suasana yang heboh (excitement).

d. Excellence pursuit

Melalui kegiatan olahraga seseorang dapat meraih prestasi dan kesuksesan.

Selain itu, olahraga menjadi tantangan karena adanya beberapa olahraga

yang memang mengandung resiko tinggi.

e. Social Equity

Olahraga bisa mendorong persamaan ras, kelas dan persamaan gender

karena olahraga bersifat universal.

f. Health Awareness

Nilai utama dari olahraga adalah menyehatkan tubuh dan meningkatkan

kebugaran. Berolahraga agar tubuh sehat juga telah menjadi gaya hidup.

g. Individual Quality

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

10

Bagi banyak individu bentuk tubuh menjadi sangat penting. Oleh karena

itu untuk membentuk atau menjaga bentuk ideal tubuh, orang secara rutin

melakukan kegiatan berolahraga. Selain itu, olahraga juga

mengembangkan jiwa kompetisi.

h. Business Opportunity

Di zaman modern ini kegiatan olahraga telah dikelola dengan manajemen

yang baik dan banyak memunculkan beragam profesi mulai dari atlit,

pemain, manajer atlit, dan lain sebagainya. Event olahraga juga telah

dibuat seprofesional mungkin sehingga menghasilkan keuntungan melalui

tiket penonton dan penjualan alat-alat olahraga, merchandise, dan barang

atau jasa lainnya.

Antara nilai satu dengan yang lainnya tidak mungkin berdiri sendiri. Suatu

nilai akan membawa implikasi terhadap nilai yang lainnya. Misalnya, nilai

hiburan suatu olahraga bisa melibatkan nilai solidaritas kelompok dan

sekaligus nilai bisnis atau ekonomi. Di tengah padatnya aktivitas kehidupan

manusia, hiburan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Bagi orang yang

sempat meluangkan waktunya, dapat terhibur dengan adanya tontonan

olahraga, baik menonton langsung di stadion ataupun di televisi. Jika tidak

sempat meluangkan waktu, masyarakat masih bisa mendapatkan hiburan

melalui media lain. Media cetak salah satunya. Tentunya dibutuhkan

pengeluaran untuk mendapatkan hiburan tersebut.

Tanpa disadari olahraga telah menjadi aktivitas yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Selain aktivitas fisik, olahraga juga merupakan sesuatu

yang memiliki kemampuan untuk menghimpun massa dalam jumlah besar,

menciptakan antusiasme, dan membentuk histeria massa dalam sebuah

fanatisme. Faktor-faktor inilah yang mendukung olahraga sebagai lahan

bisnis yang sangat menjanjikan serta menguntungkan secara finansial bagi

dunia industri global, tidak terkecuali dengan industri media cetak.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

11

2. Manajemen Redaksional Tabloid

a. Pengertian Manajemen Redaksional

Manajemen dilihat dari bahasanya berasal dari Bahasa Inggris

management, yang semula dari bahasa Italia manaj (iare), bersumber dari

Bahasa Latin mamis, yang artinya tangan. Management atau manaj (iare)

berarti memimpin, membimbing, dan mengatur (Totok Djuroto, 2000:95).

George R. Terry (dalam Malayu Hasibuan, 1996: 3) mendefinisikan

manajemen sebagai berikut:

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Berdasarkan definisi di atas, manajemen diartikan sebagai proses.

Dengan dmeikian manajemen merupakan cara sistematis untuk melakukan

suatu pekerjaan di sebuah organisasi atau perusahaan yang pada umumnya

berkaitan dengan kerja tim (team work) untuk mencapai tujuan tertentu

yang telah ditetapkan (Hani Handoko, 2003: 8). Pengertian redaksional

dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sifat atau cara menyususn

kata-kata dalam suatu kalimat yang dibuat sedemikian rupa sehingga

menarik para pembaca (Badudu dan Muhammmad Zain, 1994: 1145).

Dalam teori manajemen pers, bidang redaksional merupakan jantung

sebuah media massa (Asep Syamsul, 2005: 105). Adapun definisi

manajemen redaksional adalah proses pengelolaan materi pemberitaan

melalui tahap-tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan, yang mencakup proses peliputan, penulisan, sampai pada

penyuntingan (editing) (Achmad Munif, 2005: 4). Menurut Sam Abede

Pareno (2003: 46), definisi manajemen redaksional adalah penerapan

fungsi-fungsi manajemen melalui tindakan-tindakan planning, organizing,

actuating, dan controlling dalam pengelolaan materi pemberitaan.

Bidang redaksional memiliki keunikan pola kerja, namun bukan berarti

tanpa kepastian. Berbagai waktu kerja redaksional disesuaikan dengan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

12

karakteristik dan potensi media massa yang menjadi saluran

pemberitaannya. Pola kerja bidang redaksional memuat penataan pekerja

berita yang merencanakan, melaksanakan, dan menghasilkan "peristiwa"

yang diberitakan, sehingga jajaran ini disibukkan oleh proses rapat redaksi

yang memutuskan peristiwa apa yang diangkat atau peristiwa mana yang

ditangguhkan (Septiawan Santana, 2005: 188).

Dengan demikian, dalam manajemen redaksional yang paling penting

menurut penulis adalah meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan yang mencakup proses peliputan, penulisan,

dan penyuntingan (editing), yang kemudian disebut dengan tahapan

manajemen redaksional.

b. Tahapan Manajemen Redaksional

Dalam memproduksi materi pemberitaan yang berkualitas, menurut

Conrand C. Fink (1998: 136), kekuatan dan daya tarik sebuah media cetak

dimata pembaca adalah terletak pada berita dan informasi yang

disajikan.Sebelum disajikan, terlebih dahulu melalui proses yang terdiri dari

tahapan yang telah dipersiapkan, dan menjadi tanggungjawab bidang

redaksional beserta unsur-unsur yang terkait di dalamnya dalam mengelola

penerbitan tersebut. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Tahap perencanaan dalam manajemen redaksional untuk surat kabar

harian adalah penentuan kebijaksanaan isian pemberitaan untuk esok pagi,

dan membahas berita-berita yang perlu ditindaklanjuti.

Berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik. Prinsip ini

berlaku bagi berita yang sifatnya diduga. Proses pencarian dan penciptaan

berita dimulai di ruang redaksi melalui forum rapat proyeksi atau rapat

perencanaan berita. Rapat biasanya diselenggarakan sore atau malam hari,

yang dihadiri beberapa redaktur dan pemimpin redaksi. Rapat proyeksi

diusahakan singkat, tidak lebih dari 60 menit dan diselenggarakan secara

rutin. Dalam rapat proyeksi, setiap reporter atau wartawan mengajukan

usulan liputan (Haris Sumadiria, 2006: 94).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

13

Pada tahapan perencanaan ini yang menjadi poin penting adalah

rapat dan diskusi. Untuk mengadakan rapat, biasanya dilakukan aktifitas

diskusi terlebih dahulu. Hal-hal yang dibahas pada rapat redaksi

diantaranya:

a) Menentukan rencana tema

Untuk bias merencanakan tema majalah dengan baik perlu adanya

informasi awal. Misalnya untu rencana tema perlu ada informasi awal

sebagai referensi. Pengumpulan informasi awal bias dilakukan melalui

riset (internet, kliping media, pustaka), wawancara awal, maupun

observasi (Anton Muhajir, 2009)

b) Rencana desain

Persiapan lain yang harus didiskusikan selama persiapan adalah

tentnag desain majalah. Misalnya konsep besar desain majalah,

proporsi teks dan ilustrasi, standar foto, grafis, dan lain-lain. Salah

satunya dengan mengacu pada referensi desain-desain yang sudah

pernah diterbitkan sendiri ataupun media lain sebagai referensi.

c) Pembagian kerja

Pembagian kerja atau pembagian tanggung jawab yang ebrkaitan

dengan penentuan tema. Misalnya tema apa untuk laporan utama,

siapa narasumbernya, siapa penulisnya, kapan pengerjaannya, dan

seterusnya, begitu juga untuk rubrik-rubrik yang lain.

2) Pengorganisasian

Tahap pengorganisasian dalam manajemen redaksional adalah

penyusunan struktur organisasi dan pembagian tugas pekerjaan serta

penempatan orang berikut jabatannyadi dalam struktur organisasi

(Manullah Effendy, 1996: 39). Pada proses redaksional terdapat staffing

yang berfungsi untuk melaksanakan aktifitas redaksional. Fungsi staffing

adalah menempatkan orang-orang yang terliba tlangsung ke dalam unit

kerja bidang redaksional, yang merupakan fungsi vital karena menyangkut

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

14

‘sang pelaksana’ (Sam Abede Pareno, 2005: 96). Berikut staffing dari surat

kabar.

Sumber: Djuroto (2000: 25)

Penjelasan:

a) Pemimpin redaksi adalah orang pertama yang bertanggung jawab

terhadap bidang redaksional (semua isi penerbitan pers). Intinya, baik

dan buruk isi pemberitaan pada penerbitannya tergantung pada

ketajaman pemimpin redaksi dalam mencari dan memilih materi

pemberitaannya.

b) Sekretaris redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal

administrasi keredaksian.

c) Redaktur pelaksana (managing editor) adalah jabatan yang dibentuk

untuk membantu pemimpin redaksi dalam tugas keredaksian sehari-

hari.

d) Redaktur (editor) adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi

halaman surat kabar. Ada redaktur bidang (hukum, politik, ekonomi,

budaya, olahraga, dan lain-lain). Ada redaktur halaman, misalnya

halaman 1 (umum), 2 (kabupaten), 3 (daerah), 4 (nasional), 5 (opini),

dan sebagainya.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

15

e) Wartawan (reporter) adalah seseorang yang bertugas mencari,

mengumpulkan, dan mengolah informasi menjadi berita, untuk

dipublikasikan melalui media massa.

f) Koresponden (stringer) adalah seseorang yang berdomisili di suatu

daerah yang diangkat atau ditunjuk oleh suatu penerbitan pers di luar

daerah atau di luar negeri, untuk menjalankan tugas

kewartawanannya. Biasanya lebih dikenal dengan sebutan wartawan

pembantu.

3) Penggerakan

Tahap penggerakan dalam manajemen redaksional adalah aktivitas

yang menggerakkan orang-orang beserta fasilitas penunjangnya untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Kustadi Suhanding, 2004: 45),

yaitu menghasilkan produk jurnalistik. Aktifitas tersebut meliputi

peliputan, penulisan, dan penyunting berita.

a) Peliputan

Proses peliputan dalam manajemen redaksional adalah mencari

berita (news hunting), atau meliput bahan berita. Aktivitas meliput

berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat

proyeksi redaksi. Dalam meliput berita terdapat tiga teknik, yaitu

reportase, wawancara, dan riset kepustakaan (studi literatur).

(1) Reportase, adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke

lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian

peristiwa, mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut

(Asep Samsul, 2005: 7).

(2) Wawancara (interview), adalah kegiatan tanya-jawab yang

dilakukan wartawan (reporter) dengan narasumber untuk

memperoleh informasi menarik dan penting, serta menggali

informasi sebanyak dan sedalam mungkin (Haris Sumadiria, 2006:

103).

(3) Riset kepustakaan (studi literature), adalah tehnik peliputan atau

pengumpulan data dengan mencari kliping Koran, membaca buku

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

16

atau menggunakan fasilitas search engine di internet (Asep

Samsul, 2005: 10).

b) Penulisan

Penulisan berita biasanya menggunakan tehnik melaporkan (to

report), yang merujuk pada pola piramida terbalik (inverted pyramid),

dan mengacu pada rumusan 5W+1H. Dengan piramida terbalik berarti

pesan disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlbeih dahulu

pada paragraph pertama, kemudian disusul dengan penjelasan dan

uraian yang lebih rinci pada paragraph-paragraf berikutnya.

Rumusannya semakin ke bawah semakin tidak penting. Berikut

gambaran penulisan berita dengan menggunakan pola piramida

terbalik.

Sumber: Haris Sumadiria (2006: 118).

Gambar 1. Piramida Terbalik

Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H, agar berita

menjadi lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis

jurnalistik. Setiap peristiwa yang dilaporkan, harus terdapat enam

unsure dasar, yaitu what (perisitiwa apa yang akan dilaporkan kepada

khalayak), who (siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

17

itu), when (kapan peristiwa itu terjadi), where (dimana peristiwa itu

terjadi), why (mengapa peristiwa itu sampai terjadi), dan how

(bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi

peristiwa itu).

c) Penyuntingan

Penyuntingan naskah atau editing adalah sebuah proses

memperbaiki atau menyempurnakan tulisan secara redaksional dan

substansial. Pelakunya disebut editor atau redaktur. Secara

redaksional, editor memperbaiki kata dan kalimat supaya lebih logis,

mudah dipahami, dan tidak rancu. Selain kata dan kalimat harus benar

ejaan atau cara penulisannya, juga harus benar-benar mempunyai arti

dan enak dibaca.

Sedangkan secara substansial, editor harus memperhatikan fakta

dan data agar tetap terjaga keakuratan dan kebenarannya. Selain itu

harus memperhatikan sistematika penulisan dan memperhatikan

apakah isi tulisan dapat dipahami pembaca atau malah

membingungkan. Wajah atau gaya pemberitaan sebuah penerbitan

pers umumnya bergantung pada keahlian dan kreativitas para

redakturnya dalam proses menyunting.

Dengan demikian, menyunting tidak semata-mata memotong

(cutting) naskah agar cukup "pas" masuk dalam kolom (space) yang

tersedia, tetapi juga membuat tulisan yang enak dibaca, menarik, dan

tidak mengandung kesalahan faktual. Dalam manajemen redaksional,

proses penyuntingan (editing) dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

18

Sumber: Septiawan Santana (2005: 133)

Gambar 2. Proses Editing

4) Pengawasan

Tahap pengawasan dalam manajemen redaksional adalah kegiatan

untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja bidang redaksional telah

sesuai dengan rencana semula atau tidak (Kustadi Suhanding, 2004: 39).

Tahap pengawasan dalam bidang redaksional merupakan kegiatan penting

karena adanya evaluasi dan penyuntingan hasil aktivitas sebuah berita

yang akan diterbitkan.

Pada tahap pengawasan hasil kerja bidang redaksional akan

disesuaikan dengan konsep berita dan kriteria umum nilai berita yang

berlaku universal. Artinya tidak hanya berlaku untuk surat kabar, tabloid

dan majalah saja tetapi juga berlaku untuk radio, televisi, film, dan bahkan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

19

media on line internet. Pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk

menjaga isi rubrik agar tidak keluar dari koridor atau kaidah jurnalistik.

F. Kerangka Konsep

Dalam perusahaan baik besar maupun kecil tentu memerlukan sebuah

manajemen yang baik untuk mencapai target dan tujuan dari perusahaan

tersebut. Manajemen berfokus pada proses mengkoordinasikan dan

mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara

efektif dan efisien, dengan dan melalui orang lain (Robbins & Coulter, 1999).

Dalam perusahaan, lingkungan organisasi sangat menentukan bagaimana

jenis, bentuk, dan sistem kerja yang ada. Pengorganisasian kerja media

massa, dalam hal ini institusi surat kabar/tabloid, tidak hanya memproduksi

konten media, melainkan juga mencakup pekerjaan administrasi perusahaan,

teknis pencetakan, serta penjualan atau pemasaran dan pencarian pemasukan

uang dari iklan. Oleh karena itu manajemen media sedikit berbeda dengan

manajemen pada perusahaan pada umumnya.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi maka diperlukan

tahapan-tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan,

dan pengawasan. Menurut McQuail (1996:278), institusi/organisasi media

memiliki beberapa tujuan utama, yaitu: profit; social influence and prestige;

maximizing an audience; sectional goals (political, religious, cultural, etc);

and serving the public interest.

Manajemen merupakan proses memperoleh, memanfaatkan, dan

menggunakan sumber daya yang ada untuk memproduksi barang atau jasa

guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Sumber daya dalam institusi media

sendiri terbagi empat, yaitu, sumber daya manusia, teknologi/alat,

konten/informasi, dan dana/finansial. Fokus dalam penelitian ini adalah

manajemen redaksional. Oleh karena itu, penelitian ini meliputi segala aspek

dan ruang lingkup manajemen redaksional yang diterapkan dalam seluruh

tahapan pekerjaan oleh bidang redaksi. Manajemen redaksional adalah

penerapan fungsi-fungsi manajemen melalui tindakan-tindakan planning,

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

20

organizing, actuating, dan controlling dalam pengelolaan materi pemberitaan

(Pareno, 2003: 46). Mengenai pentingnya manajemen redaksi dapat dikaitkan

dengan fungsi dari pada manajemen itu sendiri, yaitu : Planning, Organizing,

Actuating, Controlling, dimana dalam kerja-kerja redaksi yang demikian

rumit ini tentunya sangat memerlukan sebuah pengaturan atau manajemen

yang baik dalam proses kerja redaksi tersebut (Djuroto, 2000: 20).

Bidang redaksional memiliki keunikan pola kerja, namun bukan

berarti tanpa kepastian. Berbagai waktu kerja redaksional disesuaikan dengan

karakteristik dan potensi media massa yang menjadi saluran pemberitaannya.

Pola kerja bidang redaksional memuat penataan pekerja berita yang

merencanakan, melaksanakan dan menghasilkan peristiwa yang diberitakan,

sehingga jajaran ini disibukkan oleh proses rapat redaksi yang memutuskan

peristiwa apa yang diangkat atau peristiwa mana yang ditangguhkan

(Santana, 2005: 18). Dalam penelitian ini konsep kunci manajemen adalah

sebagai proses pengelolaan sumber daya (manusia, teknologi, informasi, dan

dana) yang dimiliki sebuah institusi media untuk mencapai tujuan melalui

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/ pelaksanaan,

dan pengawasan, merupakan indikator yang akan dilihat dalam proses

manajemen redaksional yang diterapkan dalam redaksi Tabloid Bola.

G. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah mananajemen redaksional dari pada Tabloid

Bola yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

21

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok

pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti

hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang

akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya tertelak pada fenomena

kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2012:1).

Menurut definisi Robert K. Yin (2005:18), studi kasus merupakan suatu

inkuiri empiris yang menyelidiki fenomenda di dalam konteks kehidupan

nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak

dengan tegas dan dimana multi sumber dimanfaatkan. Dalam penelitian

ini, kasus yang terkait adalah manajemen redaksional Tabloid Bola dalam

mengelola konten-konten medianya.

Penelitian ini akan melihat bagaimana proses manajemen yang

dilakukan dalam mengelola sumber-sumber intern, serta bagaimana

penerapannya terhadap produksi yang dihasilkan. Selain itu juga melihat

bagaimana interaksi yang terjadi antara individu yang terlibat, pembagian

job desk yang ada dan struktur organisasi dalam manajemennya. Penelitian

ini memusatkan perhatian pada satu kasus dan satu institusi.

Penelitian berbasis "bagaimana" ini membutuhkan jawaban

eksplanasi yang dianalisis secara deskriptif sehingga dapat memberikan

gambaran. Dengan metode studi kasus, maka penelitian dapat dilakukan

dengan lebih rinci dan mendalam dengan menganalisis data-data yang

diperoleh di lapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang

penelaahannya pada satu kasus yang ditentukan, dilakukan seara

mendalam, dan mendetail.

Penulis dalam penelitian ini melakukan analisis terhadap satu kasus

yang terjadi pada proses manajemen redaksional di Tabloid Bola. Dalam

penelitian ini penulis menganalisis secara mendalam dari proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang

dilakukan dalam produksi berita di Tabloid Bola hingga terbit dan siap

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

22

untuk diedarkan kepada pembaca. Seperti diketahui bahwa Tabloid Bola

merupakan tabloid olahraga terbesar di Indonesia sehingga sangat menarik

untuk diteliti bagaimana proses manajemen redaksionalnya.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, penelitian ini akan

menggunakan teknik:

a. Observasi

Observasi adalah “studi yang disengaja dan dilakukan secara

sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan

mencatat fenomena atau perilaku satu atau sekelompok orang dalam

konsteks sehari-hari dengan memperhatikan syarat penelitian ilmiah,

dengan demikian hasil pengamatan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya” (Basuki, 2006: 35). Dalam penelitian ini observasi

dilakukan di kantor redaksi Tabloid Bola untuk memperoleh data

tentang kegiatan manajemen redaksional, serta proses interaksi yang

terjadi antara setiap individu dalam proses manajemennya.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau informan (Salim,

2006: 89). Wawancara dilakukan terhadap pihak manajemen Tabloid

Bola meliputi pimpinan perusahaan, pimpinan redaksi, dan para

wartawan untuk memberikan informasi yang menunjang data

penelitian. Sebelum melakukan wawancara penulis menyiapkan

pedoman wawancara yang telah dipersiapkan.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Arikunto, 2006: 231). Dokumen yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah berita yang dimuat dalam Tabloid Bola.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82112/potongan/S1-2015...Bola yang dulu ketika masih menjadi sisipan Kompas berubah dari 16 menjadi

23

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan

deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan kata-kata tertulis atau kalimat dari subjek yang diamati

(Kasiran, 2010: 15). Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan hasil

penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat dari hasil studi observasi,

wawancara, dan dokumen sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti.

4. Teknik Keabsahan Data

Supaya data atau informasi yang diperoleh dapat menjadi valid, maka

data atau informasi dari satu pihak dicek kebenarannya dengan cara

memperoleh data dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan

seterusnya. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang

sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat

kepercayaan data untuk mencegah adanya subjektivitas. Metode ini

disebut triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Selain untuk

mengecek kebenaran data triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya

data. Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik

dan teori (Moleong, 2007: 178). Triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi sumber yakni membandingkan data hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan.