makalah mikro sisipan jefri orienta

32
TUGAS MATA KULIAH SISIPAN MIKROBIOLOGI VIRUS PMK/FMDV oleh : Jefri Orienta Timoteus NIM : E2A009181 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO`

Transcript of makalah mikro sisipan jefri orienta

Page 1: makalah mikro sisipan jefri orienta

TUGAS MATA KULIAH SISIPAN MIKROBIOLOGI

VIRUS PMK/FMDV

oleh :

Jefri Orienta Timoteus

NIM : E2A009181

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO`

2011

Page 2: makalah mikro sisipan jefri orienta

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Ynang Maha Esa karena

berkat rahmat dan izin-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah sisipan

Mikrobiologi. Adapun judul dari tugas yang diberikan adalah ”VIRUS

PMK/FMDV”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca agar tercipta perbaikan makalah-makalah kami

selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa

Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya dan bagi seluruh pembaca

pada umumnya.

Semarang, 9 Februari 2011

Penulis

Page 3: makalah mikro sisipan jefri orienta

BAB I

PENDAHULUAN

Pada umumnya virus bersifat rnerugikan.Virus sangat dikenal sebagai

penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh

ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara

khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi

tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit.

Virus yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah salah satu virus

yang menginfeksi pada hewan yaitu Virus PMK (Penyakit Kuku dan

Mulut).Virus ini menyebabkan suatu penyakit yang dinamakan Penyakit

Kuku dan Mulut. Variasi penyebutannya adalah Penyakit Kuku dan Mulut

atau singkatan dalam nama bahasa Inggrisnya, FMD (dari foot and mouth

disease, juga disebut hoof and mouth disease). Penyakit kuku dan mulut,

yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. penyakit

kuku dan mulut merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus

yang mudah menyerang hewan ternak berkuku belah diantaranya sapi,

kerbau, domba, kambing, dan babi.

Penyebaran penyakit itu dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya

virus yang terbawa oleh angin, persinggungan badan dengan hewan

ternak yang sudah terinveksi, bercampurnya hewan ternak dalam

angkutan truk, serta pakan ternak yang mengandung virus. Penyakit kuku

dan mulut mengakibatkan sariawan yang mengganggu kuku dan mulut

sehingga ternak tidak nafsu makan selama hampir dua minggu, hingga

berangsur kurus dan akhirnya mati.

Penyakit Mulut dan Kuku merupakan penyakit epizootika yang

menyerang ternak besar, terutama sapi dan babi. Penyakit ini disebabkan

oleh virus dari familia Picornaviridae. Daya tular penyakit ini sangat tinggi,

Page 4: makalah mikro sisipan jefri orienta

dan dapat menulari rusa, kambing, domba, serta hewan berkuku genap

lainnya. Gajah, mencit, tikus, dan babi hutan juga dapat terserang. Namun

dapat menginfeksi manusia walaupun jarang ditemukan.

Ledakan wabah PMK pertama kali diketahui di Indonesia tahun 1887 di

daerah Malang, Jawa Timur, kemudian penyakit menyebar ke berbagai

daerah seperti Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Kampanye vaksinasi

massal memberantas PMK dimulai tahun 1974 sehingga pada periode

1980-1982 tidak tercatat lagi kasus PMK. Pada tahun 1983 tiba-tiba

muncul lagi kasus di Jawa Tengah dan menular kemana-mana. Melalui

program vaksinasi secara teratur setiap tahun, wabah dapat dikendalikan

dan kasus PMK tidak muncul lagi. Pada tahun 1986 Indonesia

menyatakan bebas PMK. Hal ini diakui di lingkungan ASEAN sejak 1987

dan diakui secara internasional oleh organisasi Kesehatan Hewan Dunia

(Office International des Epizooties-OIE) sejak 1990.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan penyakit yang sangat ditakuti

oleh banyak negara, terutama negara yang penghasilannya dari bidang

peternakan cukup besar.  Menurut organisasi kesehatan hewan dunia

Office International des Epizooties (OIE) yang berkedudukan di Paris, di

mana Indonesia termasuk sebagai anggota, penyakit ini termasuk dalam

daftar A, karena kerugian yang ditimbulkan sangat besar.  Penyakit ini

menyerang hewan berkuku genap (sapi, kerbau, babi, kambing, dan

domba).  Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada hewan berupa

penurunan produksi susu dan daging, pelarangan ekspor, dan biaya

pengendalian penyakit yang sangat besar.  Hewan liar berkuku genap,

misalnya rusa, antelop, gajah, dan jerapah, dapat terserang PMK, tetapi

onta tidak peka.

Angka kematian (case fatality rate) PMK pada hewan sangat kecil (kurang

dari 3%), namun angka kesakitan (morbidity rate) sangat besar (dapat

mencapai 90% atau lebih).  Kasus PMK pada manusia sangat jarang,

Page 5: makalah mikro sisipan jefri orienta

hanya dilaporkan di luar negeri, dan tidak digambarkan secara jelas. 

Pada kejadian wabah PMK di Pulau Jawa tahun 1983 dengan jumlah

kasus yang sangat besar pada sapi, kerbau, kambing, dan babi, tidak

ditemukan seorang pun yang tertular penyakit ini.

Saat ini Indonesia termasuk negara bebas PMK.  Selain Indonesia,

negara yang bebas PMK adalah Australia, New Zealand, Amerika Serikat,

dan Kanada.  Namun mengingat lalu lintas hewan dan produk hewan

sangat pesat, dan beberapa negara tetangga di sebelah Utara Indonesia

(Filipina, Thailand) belum bebas PMK, maka kewaspadaan terhadap

masuknya kembali virus PMK ke Indonesia harus diwaspadai secara

ketat.

Pada tahun 2002, terjadi wabah PMK di Jepang, Korea, dan Inggris. 

Wabah PMK di Korea dan Jepang diduga disebabkan oleh pemasukan

rumput asal China.  Pada kejadian wabah PMK di Inggris, sejumlah besar

ternak terserang dan hewan yang berdekatan dimusnahkan.

BAB II

Page 6: makalah mikro sisipan jefri orienta

ISI

Virus PMK dapat di klasifikasikan sebagai berikut : Kelas : Kelas IV

((+)ssRNA) Famili: Picornaviridae Genus: Aphthovirus Spesies: Virus

Penyakit Mulut dan Kuku (FMD virus).

Gambar 1.1 Protein pembungkus virus PMK

Virus ini menyebabkan penyakit yang dikenal dengan Penyakit kuku dan

mulut. Penyakit kuku dan mulut (Aphtae epizooticae) adalah penyakit virus

menular dan kadang-kadang fatal yang mempengaruhi binatang terbelah-

berkuku, termasuk bovids domestik dan liar. Virus ini menyebabkan

demam tinggi selama dua atau tiga hari, diikuti oleh lepuh dalam mulut

dan pada kaki yang dapat pecah dan menyebabkan ketimpangan.

Penyakit kuku dan mulut adalah wabah untuk peternakan, karena sangat

menular dan dapat disebarkan oleh hewan yang terinfeksi melalui aerosol,

melalui kontak dengan peralatan pertanian yang terkontaminasi,

kendaraan, pakaian atau pakan, dan dengan predator domestik dan

liar.Tuntutan upaya yang cukup besar di vaksinasi, pengawasan ketat,

pembatasan perdagangan dan karantina, dan kadang-kadang

penghapusan jutaan hewan.

Page 7: makalah mikro sisipan jefri orienta

Hewan rentan meliputi sapi, kerbau, domba, kambing, babi, kijang, rusa,

dan banteng. Ini juga telah diketahui menginfeksi landak dan gajah,dan

llama dan alpaka dapat mengembangkan gejala-gejala ringan, tetapi

tahan terhadap penyakit dan tidak lulus kepada orang lain dari spesies

yang sama. Di laboratorium percobaan, tikus dan tikus dan ayam telah

berhasil terinfeksi dengan cara artifisial, tetapi tidak percaya bahwa

mereka akan terjangkit penyakit di bawah kondisi alam.Manusia sangat

jarang terkena.

Virus yang bertanggung jawab untuk penyakit ini adalah picornavirus,

anggota prototypic dari Aphthovirus genus. Infeksi terjadi ketika partikel

virus diambil ke dalam sel tuan rumah. sel tersebut kemudian dipaksa

untuk memproduksi ribuan salinan virus, dan akhirnya meledak,

melepaskan partikel baru dalam darah. Virus ini sangat bervariasi,yang

membatasi efektivitas vaksinasi.

Sejarah

Penyebab PMK pertama kali terbukti virus pada tahun 1897 oleh Friedrich

Loeffler. Dia melewati darah hewan yang terinfeksi melalui Chamberland

filter dan menemukan bahwa cairan yang dikumpulkan masih bisa

menyebabkan penyakit pada hewan yang sehat.

PMK banyak terjadi di seluruh dunia, dan sementara beberapa negara

telah bebas dari PMK untuk beberapa waktu, luas jangkauan inangnya

dan menyebar cepat merupakan penyebab untuk perhatian internasional.

Setelah Perang Dunia II, penyakit ini secara luas di seluruh dunia. Pada

tahun 1996, daerah endemis termasuk Asia, Afrika, dan bagian dari

Amerika Selatan, pada Agustus 2007, Chile adalah penyakit gratis, [4] dan

Page 8: makalah mikro sisipan jefri orienta

Uruguay dan Argentina tidak memiliki wabah sejak tahun 2001. Amerika

Utara dan Australia telah bebas dari PMK selama bertahun-tahun.

Selandia Baru tidak pernah memiliki kasus penyakit kaki dan mulut

Sebagian besar negara-negara Eropa. Telah diakui sebagai negara bebas

penyakit, dan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa telah

berhenti vaksinasi PMK

Namun, pada tahun 2001, wabah serius PMK di Inggris mengakibatkan

pembantaian banyak hewan, yang menunda pemilihan umum selama

sebulan, dan pembatalan banyak acara olahraga dan kegiatan rekreasi

seperti Isle of Man TT. Karena kebijakan pemerintah yang ketat penjualan

ternak, desinfeksi semua orang meninggalkan dan memasuki peternakan

dan pembatalan acara besar kemungkinan akan dihadiri oleh petani, yang

berpotensi bencana ekonomi epidemi dihindari di Republik Irlandia

[rujukan?], Hanya dengan satu kasus yang tercatat di Proleek, Co Pangkal

Pinang. Pada bulan Agustus 2007, PMK ditemukan di dua peternakan di

Surrey, Inggris. Semua ternak dimusnahkan dan karantina yang didirikan

atas wilayah tersebut. Ada sejak dua wabah dicurigai lainnya, meskipun

sekarang tampaknya tidak berkaitan dengan PMK. Kasus-kasus hanya

dilaporkan pada tahun 2010 adalah alarm palsu dari GIS Alex Baker,

sebagaimana dibuktikan palsu oleh Farm Florida dan Departemen

Pertanian, dan dikonfirmasi karantina / pembantaian sapi dan babi telah

dilaporkan dari Prefektur Miyazaki di Jepang pada bulan Juni setelah tiga

sapi diuji positif. Sebanyak 270.000 sapi beberapa telah diperintahkan

disembelih berikut wabah penyakit itu.

Penyebab

Page 9: makalah mikro sisipan jefri orienta

Penyebab PMK adalah virus dalam Famili Picornaviridae, Genus

Aphtovirus.  Ada tujuh tipe virus PMK, yakni A, O, C, Asia, South African

Teritorry (SAT) 1, 2, dan 3.  Setiap tipe virus PMK masih terbagi lagi

menjadi sub tipe dan galur (strain).  Sejauh ini di Indonesia hanya ada

satu tipe virus PMK, yakni virus tipe O.

Virus PMK tahan dalam suhu beku, namun tidak tahan pada pH 6 atau

lebih rendah.

Laboratorium referensi PMK internasional yang ditunjuk oleh Office

International des Epizooties (OIE)/FAO adalah Animal Virus Research

Institute yang terletak di Pirbright, sebuah kota kecil di sebelah Barat

London, Inggris.  Di samping itu, ada pula laboratorium yang ditunjuk

sebagai referensi regional, misalnya di Non Saray, Thailand, untuk

wilayah Asia Tenggara.  Negara-negara yang tertular PMK mengirimkan

spesimen untuk identifikasi virus ke laboratorium- laboratorium tersebut.

Virus PMK dapat terbawa oleh hewan yang sembuh selama 1-2 tahun

(sapi) dan untuk waktu yang sangat lama (beberapa tahun) pada kerbau

Afrika.

 

Sumber Penular

Sumber penular virus PMK adalah semua hewan yang peka terhadap

virus PMK, yakni hewan berkuku genap.

 

Penularan

Pada hewan, penularan virus PMK umumnya terjadi secara kontak dalam

kelompok hewan atau per os lewat makanan, minuman, atau alat-alat

yang tercemar virus.  Meskipun virus PMK relatif peka terhadap

lingkungan di luar tubuh hewan, namun angka kesakitan dapat sangat

Page 10: makalah mikro sisipan jefri orienta

tinggi karena hewan tertular mengeluarkan virus dalam jumlah sangat

banyak lewat ekskreta (tinja, urine), terutama air liur.

Penularan virus PMK dapat pula terjadi lewat bahan makanan beku yang

mengandung tulang atau kelenjar limfe.  Sebenarnya, virus PMK dalam

daging menjadi inaktif (mati) saat terjadi pelayuan daging, ketika pH

daging menjadi asam, namun virus PMK yang berada di dalam sumsum

tulang dan kelenjar limfe masih tetap hidup.  Oleh karena itu, beberapa

negara mensyaratkan pengiriman daging dari negara tertular PMK tidak

boleh mengandung tulang dan kelenjar limfe, di samping persyaratan lain.

Orang yang bertugas di kandang dokter hewan, dan petugas kesehatan

hewan dapat menularkan penyakit dari suatu peternakan tertular ke

peternakan lainnya lewat sepatu atau alat lain yang tercemar virus PMK. 

Penularan secara aerosol (lewat udara) pernah terjadi di Inggris.

 

Gejala Klinik

a.       Hewan

Masa inkubasi PMK bervariasi anatara 2-14 hari, tergantung pada

masuknya virus.  Mula-mula gejala yang muncul adalah demam, tetapi

sering tidak dikenali karena berlangsung sepat.  Lepuh atau vesikula pada

lidah dan daerah interdigit (celah kuku) merupakan gejala yang mencolok,

sehingga penyakit tersebut dinamakan penyakit mulut dan kuku.  Lepuh di

lidah yang kemudian pecah, maka akan ditemukan hipersalivasi (air liur

berlebihan) berwarna bening menggantung pada bibir.  Lepuh akan pecah

meninggalkan ulkus dangkal.  Pada saat demikian, hewan terserang tidak

mau makan, sehingga berat badan menurun drastis, sedangkan pada

ternak perah, prodksi susu menurun.  Pada sapi, lepuh dapat pula

ditemukan di puting dan kelenjar susu (mammae).

Page 11: makalah mikro sisipan jefri orienta

Lesi pada daerah inter-digit menyebabkan hewan pincang.  Apabila

merupakan hewan penarik bajak atau pedati, maka hewan tersebut tidak

dapat digunakan sebagai hewan kerja (penarik bajak, pedati).  Pada babi,

di samping lesi pada lidah dan kuku, lepuh dapat ditemukan pada pinggir

cungur (snout).

Kematian akibat serangan penyakit PMK sangat jarang terjadi.  Bila

terjadi, kematian anak sapi, biasanya pada anak sapi tersebut tidak mau

menyusu atau makan karena ada lepuh di mulut.

b.       Manusia

Kasus PMK pada manusia sangat jarang terjadi dan tidak menimbulkan

penyakit serius sehingga sering diabaikan.

 

Diagnosa

Pada sapi dan babi, gejala klinik PMK sulit dibedakan dengan vesicular

stomatitis yang disebabkan oleh virus dalam Famili Rhabdoviridae, Genus

Vesiculovirus.  Bila penyakit hanya terjadi pada babi, maka perlu

dibandingkan dengan vesicular exanthema yang disebabkan oleh virus

dalam Famili Caliciviridae.

Untuk isolasi virus, spesimen yang diambil dapat berupa jaringan lepuh

pada lidah atau daerah inter-digit, yang dimasukkan ke dalam Phosphate

Buffered Saline (PBS) pH 7,4 dan dikirimkan ke laboratorium referensi

dengan pesawat udara dengan ketentuan yang memenuhi persyaratan

pengiriman bahan biologik.

 

Pencegahan, Pengendalian, dan Pengobatan

Page 12: makalah mikro sisipan jefri orienta

Penyakit PMK pada hewan umumnya sembuh spontan tanpa

pengobatan.  Di daerah endemik, pengobatan hanya ditujukan untuk

infeksi sekunder oleh bakteria.

Ada beberapa tindakan pencegahan, pengendalian, dan pengobatan

terhadap wabah PMK, tergantung pada perkiraan besarnya kerugian yang

akan dialami dan kemamouan suatu negara.

Inggris melakukan tindakan stamping out, yaitu membunuh hewan tertular

dan hewan lain yang berdekatan, kemudian mengubur bangkainya di

daerah peternakan tersebut.  Sementara itu, lalu lintas hewan ditutup dan

kandang tempat ternak sebelumnya didesinfeksi dengan larutan asam

atau basa tertentu.

Di Indonesia, tindakan drastis seperti ini sulit dilakukan karena mendapat

tentangan dari masyarakat pemilik hewan, seperti pernah terjadi di Bali

sekitar tahun 1972.  Pemerintah memilih cara immunisasi massal

terhadap semua hewan peka PMK selama tiga tahun berturut-turut di

pulau tertular.

Vaksin yang digunakan untuk mencegah wabah PMK adalah vaksin inaktif

dari galur virus yang sesuai.  Pada masa lalu, vaksin PMK di Indonesia

diprodukdi oleh Pusat Veterinaria Farma yang terletak di Wonocolo,

Surabaya.  Pada manusia, tidak dilakukan tindakan pencegahan secara

khusus.

Tanda-tanda klinis

Masa inkubasi virus penyakit kaki dan mulut memiliki range antara 2 dan

12 hari .Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi yang menurun dengan

cepat setelah dua atau tiga hari;. Lepuh dalam mulut yang mengakibatkan

sekresi berlebihan berserabut atau berbusa air liur dan air liur, dan lecet

Page 13: makalah mikro sisipan jefri orienta

pada kaki yang dapat pecah dan menyebabkan ketimpangan. hewan

dewasa mungkin menderita penurunan berat badan dari yang mereka

tidak pulih selama beberapa bulan serta pembengkakan di testis laki-laki

dewasa, dan pada sapi, produksi susu bisa turun secara signifikan.

Meskipun kebanyakan hewan akhirnya sembuh dari PMK, penyakit ini

dapat menyebabkan myocarditis (radang otot jantung) dan kematian,

terutama pada hewan baru lahir. Beberapa hewan yang terinfeksi tetap

tanpa gejala, tetapi mereka tetap membawa PMK dan dapat menularkan

kepada orang lain.

Kerugian Akibat PMK

PMK akan mendatangkan kerugian yang cukup besar karena hal-hal

berikut ini:

1. Penurunan produktivitas kerja ternak. Pada sapi potong,

produktivitas kerja ternak penderitan PMK akan menurun.

2. Penurunan bobot hidup. Ternak yang menderita PMK sulit

mengonsumsi, mengunyah dan menelan pakan, bahkan pada

kasus yang sangat parah, ternak tidak dapat makan sama sekali.

Akibatnya, cadangan energi tubuh akan terpakai terus hingga

akhirnya bobot hidup menurun dan ternak menjadi lemas.

3. Gangguan fertilitas. Ternak produktif yang terserang PMK akan

kehilangan kemampuan untuk melahirkan setahun setelah terserang

penyakit tersebut.Ternak baru dapat beranak kembali setelah dua

tahun kemudian. Jika pada awalnya seekor ternak mampu beranak

lima ekor, karena penyakit ini kemampuan melahirkan menurun

menjadi tiga ekor atau kemampuan menghasilkan anak menurun 40%.

4. Kerugian ekonomi akibat penutupan pasar hewan dan daerah

tertular. Dalam keadaan terjadi serangan PMK, seluruh kegiatan di

Page 14: makalah mikro sisipan jefri orienta

pasar hewan dan rumah pemotongan hewan (RPH) ditutup. Akibatnya

pekerja di pasar hewan dan RPH,pedagang ternak, serta pengumpul

rumput akan kehilangan mata pencaharian selama jangka waktu yang

tidak menentu.

5. Hilangnya peluang ekspor ternak,hasil ikutan ternak, hasil bahan

hewan, dan pakan.

Tindakan Kewaspadaan PMK Pemantauan dan Antisipasi oleh Petugas

Dinas Peternakan/Kehewanan dan Karantina Petugas Dinas

Peternakan/Kehewanan dan Karantina dapat mengantisipasi masuknya

PMK melalui impor ternak dan hasil ternak serta timbulnya kembali

kejadian PMK dengan melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Pengamatan aktif di lapang, ditingkat kecamatan atau desa,terutama

pada lokasi yang pernah timbul wabah PMK serta tempat-tempat rawan

seperti pasar hewan, RPH, dan daerah penggembalaan.

2. Sosialisasi kepada peternak mengenai tanda-tanda khas PMK. Bila ada

kasus yang dicurigai,segera melapor ke Dinas Peternakan/Kehewanan

setempat.

3. Dalam waktu 24 jam petugas wajib lapor ke Dinas

Peternakan/Kehewanan setempat bila ada kasus yang dicurigai,

kemudian diteruskan ke Dinas Peternakan/Kehewanan Kabupaten,

Propinsi dan ke Pusat.

Pemantauan dan Antisipasi oleh Petugas Laboratorium Laboratorium

Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma) di Surabaya dan Balai Penyidik

Penyakit Hewan (BPPH) Wilayah I, bekerja sama dengan Dinas

Peternakan/Kehewanan setempat, setiap tahun sekali mengadakan

pemantauan ke lapang, terutama di daerah-daerahyang berbatasan

dengan negara tetangga atau lokasi yang pernah timbul wabah.

Page 15: makalah mikro sisipan jefri orienta

Pemantauan secara laboratoris oleh Pusvetma dan ditujukan terutama

untuk uji serologis. Pengamatan laboratorium lebih lanjut dengan

pemeriksaan biologis dan isolasi virus perlu dilakukan bila ada kasus yang

dicurigai.

Pemantauan oleh Masyarakat Masyarakat wajib melapor dalam waktu 24

jam ke Dinas Peternakan/Kehewanan setempat bila ada kasus yang

dicurigai. Pelaporan bisa langsung ke petugas Dinas Peternakan/

Kehewanan, atau melalui pamong desa atau petugas penyuluh pertanian

setempat

Artikel mengenai penelitian Virus PMK :

Kapasitas penyebaran virus dan kemampuannya untuk mengubah

identitas antigen yang membuatnya menjadi ancaman serius bagi industri

daging sapi dan susu di banyak negara. FMDV memiliki 7 serotipe dan

lebih dari 70 subtipe. Karena tidak adanya perlindungan timbal balik

antara semua serotipe, sulit untuk mengendalikan PMK melalui vaksinasi

dan tidak mungkin untuk menghilangkan PMK dengan pemuliaan alam

konservatif. Sebuah kejadian baru-baru ini sebuah epidemiogenesis besar

telah membuat pengembangan strategi darurat antivirus penting untuk

mencegah wabah PMK.

interferensi RNA (RNAi) adalah suatu proses urutan-spesifik,

membungkam gen posttranscriptional (PTGS) pada hewan dan tanaman,

yang dapat disebabkan oleh 21 - to 23-nukleotida (nt) siRNA yang

menunjukkan homologi urutan ke gen target [2, 3]. Hal ini juga diketahui

bahwa satu fungsi potensi yang jelas untuk mesin RNAi akan

mempertahankan sel-sel terhadap virus yang mengekspresikan dsRNA

Page 16: makalah mikro sisipan jefri orienta

sebagai bagian dari siklus hidup mereka Memang, ada bukti kuat yang

menunjukkan bahwa RNAi sangat penting incurtailing infeksi virus di

kedua tanaman dan invertebrata. Selain itu dapat dengan mudah

menunjukkan bahwa induksi buatan respon RNAi antivirus dalam sel

mamalia dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap berbagai

virus patogen [5]. Namun demikian, masih belum jelas apakah RNAi

terlibat dalam pertahanan antivirus dalam sel mamalia dalam kondisi

fisiologis. sel mamalia pada awalnya dianggap tidak mungkin untuk

memiliki sebuah mesin RNA-silencing aktif , selain sebuah respon,

interferon nonspesifik dimediasi antivirus dimediasi oleh dsRNA , terutama

oleh virus lama (35-nt) dsRNA . Gambaran baru-baru ini RNAi dalam sel

mamalia membuktikan bahwa mesin pembungkaman RNA disimpan

dalam mamalia. Dalam beberapa kasus, efek antivirus yang kuat RNAi

diamati dalam kasus-kasus human immunodeficiency virus, virus hepatitis

B dan virus polio dan human papillomavirus. Bahkan, beberapa virus kini

telah terbukti baik untuk mengekspresikan miRNAs mereka sendiri di sel

yang terinfeksi atau mengambil keuntungan dari miRNAs sel inang untuk

meningkatkan replikasi mereka. Karena itu tampak masuk akal untuk

mengusulkan bahwa sistem interferon yang sangat potensial telah

mengungsi RNAi sebagai pertahanan utama terhadap infeksi virus pada

sel mamalia. SiRNA mungkin beroperasi pada beberapa tingkat pada

mamalia, tindakan utama diperkirakan akan dimediasi di tingkat

posttranscriptional oleh kerusakan yang cepat dari homolog mRNA.

Penggunaan siRNA sebagai agen antivirus dapat menyebabkan tekanan

selektif pada rangkaian target siRNA yang mungkin mengakibatkan

munculnya varian melarikan diri karena perubahan urutan target. Dengan

demikian, urutan virus yang dipilih sasaran terletak di daerah lestari virus

genom. Dalam studi ini, kami menjelaskan penggunaan RNAi dalam

menghambat replikasi virus dalam sel BHK-21 dan tikus menyusu. Target

siRNA yang dipilih memiliki identitas 100% bila dibandingkan dengan

semua urutan FMDV disimpan dalam GenBank, terlepas dari serotipe

Page 17: makalah mikro sisipan jefri orienta

mereka. Tingkat identitas merupakan indikasi adanya tekanan selektif

yang kuat terhadap mutasi karena urutan ini menolak perubahan selama

evolusi virus. Tekanan ini selektif dapat mempertahankan urutan target

siRNA tanpa perubahan, memastikan kegiatan efektif Sirnas dijelaskan

dalam penelitian ini. Karya ini menawarkan wawasan ke dalam

penggunaan RNAi dalam pemuliaan hewan untuk ketahanan penyakit.

Komersial plasmid pSilencer5. 1-H1 digunakan untuk mengekspresikan

mengulang-terbalik RNA sesuai dengan 3D homogen dan 2B1 coding

daerah dari 7 serotipe dari FMDV. 2 primer template Sirnas adalah

FMDV-2

(P1): 5'-

GATCCGCTACAGATCACCATACCTTTCAAGAGAAGGTATGGTGATCT

GTAGCTTTTTTGGAAA-3 '(p2): 5'-

AGCTTTTCCAAAAAAGCTACAGATCACCATACCTTCTCTTGAA

AGGTATGGTGATCTGTAGCG-3'

FMDV-3

(P1): 5'-

GATCCGCCAGATGCAGAGGGACATGTTCAAGAGACATGTCCCTCTGC

ATCTGGTTTTTTGGAAA-3 '

(P2): 5'-

AGCTTTTCCAAAAAACCAGATGCAGAGGGACATGTCTCTTGAACATGT

CCCTCTGCATCTGGCG-3 '

Pertama, 2 pasang primer dikeraskan dan diligasi dengan vektor

retrovirus linier pSilencer5. 1-H1 untuk menghasilkan 2 vektor ekspresi

siRNA - psi-FMD2 dan psi-FMD3. Sequencing menegaskan ligasi yang

benar dari dua plasmid. Primer yang digunakan untuk sequencing adalah:

Page 18: makalah mikro sisipan jefri orienta

5'-TTGTACACCCTAAG-CCTCCG 3 '.

Ditentukan terlebih dahulu apakah ekspresi transien Sirnas bisa memicu

respons antivirus pada BHK-21 sel yang terinfeksi dengan FMDV.

Transient transfeksi seluler dan identifikasi FMDV dilakukan di sel BHK-

21. Dua puluh empat jam pasca-transfeksi, sel-sel transfected terinfeksi

dengan 5 × 103 TCID50/cell dari FMDV serotipe A, O, dan Asia1. Para

CPE dari sel BHK-21 diamati pada 10, 12, 18, 24, 36 dan 48 postinfection

h. Sampel dari supernatan diperoleh pada titik-titik waktu yang ditentukan,

dan TCID50 itu ditentukan dengan rumus Reed-Muench. BHK-21 sel

fibroblastik, tumbuh di monolayer, dan memiliki kecenderungan yang jelas

untuk orientasi paralel. Infeksi virus menyebabkan CPE ditandai

mengakibatkan detasemen total selular, pembulatan, dan kehancuran,

yang dapat diamati di bawah mikroskop. Seperti ditunjukkan dalam

Gambar. 1, CPE muncul di sel BHK-21 yang terinfeksi dengan serotipe

FMDV A pada 12 postinfection jam, dan terutama berat diantara 4

kelompok antara 24 jam sampai 36 jam detasemen Cellular, pembulatan,

dan pemusnahan kelompok kontrol lebih parah dibandingkan dengan

kelompok eksperimental. Pada 48 postinfection h, sel-sel kelompok

kontrol sudah mati dan hampir terlepas. CPE muncul di sel BHK-21 yang

terinfeksi dengan serotipe FMDV O dan Asia saya di postinfection 6-8 jam,

dan terutama parah di 10-12 postinfection h. Untuk lebih memperkuat

aktivitas antivirus, kami menentukan hasil sel yang terinfeksi virus dengan

3 virus pada titik-titik waktu yang ditentukan. Para TCID50 dari FMDV

serotipe A, O, dan Asia saya terdeteksi pada supernatan dikumpulkan dari

sel transfected dengan plasmid siRNA-mengekspresikan FMDV-spesifik

lebih rendah daripada dalam sel kontrol (Gbr. 2) Namun., Tidak ada

hambatan yang signifikan terjadi setelah 48 jam (FMDV serotipe A) dan 18

jam (FMDV serotipe O dan Asia I). Hasil ini menunjukkan bahwa ekspresi

transien jepit rambut FMDV RNA layak untuk memicu respons antivirus

pada sel BHK-21.

Page 19: makalah mikro sisipan jefri orienta

CPE dari BHK-21 sel yang terinfeksi dengan FMDV pada waktu yang

berbeda. A. CPE dari sel BHK-21 transfected dengan FMDV-spesifik

siRNA-menyatakan plasmid;. B. CPE dari sel BHK-21 transfected dengan

plasmid kontrol;. C. Pengendalian CPE-21 sel BHK. Sebagaimana yang

terdapat dalam Gambar. 1, CPE muncul di sel BHK-21 yang terinfeksi

dengan serotipe FMDV A pada 12 postinfection jam, dan terutama berat

diantara 4 kelompok antara 24 jam sampai 36 jam detasemen Cellular,

pembulatan, dan pemusnahan kelompok kontrol lebih parah dibandingkan

dengan kelompok eksperimental. Pada 48 postinfection h, sel-sel

kelompok kontrol sudah mati dan hampir terlepas.

TCID50 dari FMDV serotipe A, O, dan Asia saya pada waktu yang

berbeda. (A): TCID50 dari FMDV A pada waktu yang berbeda. (B):

TCID50 dari FMDV O pada waktu yang berbeda. (C): TCID50 dari FMDV

AsiaI pada waktu yang berbeda. Para TCID50 dari FMDV serotipe A, O,

dan Asia saya terdeteksi pada supernatan dikumpulkan dari sel

transfected dengan plasmid siRNA-mengekspresikan FMDV-spesifik lebih

rendah daripada dalam sel kontrol.

Untuk lebih menguji aktivitas anti-FMDV dari Sirnas, kami menantang

Kunming White menyusui tikus (2-3 hari lama dan berat 3-4 g). Tikus

menyusui yang disuntikkan secara subkutan pada leher dengan 50-100 ug

dari plasmid dilarutkan dalam 100 ul dari garam. Mencit dari kelompok

kontrol secara subkutan disuntik dengan garam. Setelah 6 jam, tikus

menyusui ditantang dengan 5 dan 20 LD50 dari FMDV serotipe O, dan

Asia saya per 0,1 mililiter oleh injeksi subkutan di leher dekat situs yang

menerima DNA disuntik dan kemudian diamati selama 5-6 hari

postchallenge . Semua tikus salin-disuntikkan (_ n 10 tikus per kelompok)

meninggal dalam waktu 69 jam, dengan tikus paling mati dalam waktu 48

jam, setelah tantangan virus. Hanya 3 dari 9-10 tikus pretreated dengan

Page 20: makalah mikro sisipan jefri orienta

psi-FMD2 dan 4 dari 10 tikus pretreated dengan psi-FMD3, selamat

tantangan virus 5 LD50 selama 5 hari pengamatan. Selanjutnya, hanya 1

dari 9 tikus pretreated dengan psi-FMD2 dan 1 dari 9-10 tikus pretreated

dengan psi-FMD3 selamat tantangan virus 20 LD50 selama 5 hari

pengamatan. menunjukkan bahwa tikus yang diobati dengan siRNA-

mengekspresikan plasmid telah mengurangi kerentanan terhadap infeksi

virus.

Dalam karya ini, ditunjukkan bahwa transfeksi dari sel BHK-21 dengan 2

plasmid siRNA-menyatakan bisa membujuk CPE lebih rendah

dibandingkan dengan kontrol. Lebih lanjut, TCID50 dari FMDV serotipe A,

O, dan Asia saya terdeteksi pada supernatan dikumpulkan dari sel

transfected dengan plasmid siRNA-mengekspresikan FMDV-spesifik lebih

rendah dibandingkan sel kontrol. Di sisi lain, ekspresi siRNA 21-nt

heterolog ke genom FMDV tidak signifikan mengurangi replikasi virus.

Selain itu, ketika ditantang oleh 5 LD50 atau 20 LD50 dari FMDV serotipe

O, atau Asia saya setelah menyuntik FMDV-spesifik siRNA-

mengungkapkan plasmid, 10-40% menyusui tikus bisa menahan infeksi

virus. Laporan ini, serta hasil orang lain menunjukkan bahwa double-

stranded RNA (dsRNA) adalah alat yang sangat kuat untuk menghambat

replikasi virus dan memiliki potensi terapeutik yang tinggi. Dalam kasus

kami, efek inhibisi tidak begitu baik didefinisikan sebagai dalam hasil yang

dilaporkan oleh Chen et al dan Kahana Ronen et al. Namun, dalam studi

ini, Sirnas penargetan 2 urutan sangat lestari yang mampu menghambat 3

serotipe virus dirancang. penelitian lebih lanjut diperlukan untuk

menentukan apakah ini adalah kasus serotipe yang lain juga.

Page 21: makalah mikro sisipan jefri orienta

Berikut adalah gambar – gambar mengenai Penyakit PMK yg disebabkan

Virus FMDV

Gambar 1.2 Lesi terbuka antara teracak ternak (kiri) dan lesi terbuka pada

bantalan gigi kerbau penderita PMK (kanan).

Gambar 1.3 Sapi penderita PMK yang tidak mampu menelan air liurnya

Page 22: makalah mikro sisipan jefri orienta

BAB III

PENUTUP

Salah satu virus yang menginfeksi pada hewan yaitu Virus PMK (Penyakit

Kuku dan Mulut).Virus ini menyebabkan suatu penyakit yang dinamakan

Penyakit Kuku dan Mulut. Penyakit Mulut dan Kuku merupakan penyakit

epizootika yang menyerang ternak besar, terutama sapi dan babi.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dari familia Picornaviridae. Daya tular

penyakit ini sangat tinggi, dan dapat menulari rusa, kambing, domba, serta

hewan berkuku genap lainnya. Hewan rentan meliputi sapi, kerbau,

domba, kambing, babi, kijang, rusa, dan banteng. Namun dapat

menginfeksi manusia walaupun jarang ditemukan. Penyakit kuku dan

mulut adalah wabah untuk peternakan, karena sangat menular dan dapat

disebarkan oleh hewan yang terinfeksi melalui aerosol, melalui kontak

dengan peralatan pertanian yang terkontaminasi, kendaraan, pakaian atau

pakan, dan dengan predator domestik dan liar.Tuntutan upaya yang cukup

besar di vaksinasi, pengawasan ketat, pembatasan perdagangan dan

karantina, dan kadang-kadang penghapusan jutaan hewan. Pada hewan,

penularan virus PMK umumnya terjadi secara kontak dalam kelompok

hewan atau per os lewat makanan, minuman, atau alat-alat yang tercemar

virus.  Meskipun virus PMK relatif peka terhadap lingkungan di luar tubuh

hewan, namun angka kesakitan dapat sangat tinggi karena hewan tertular

mengeluarkan virus dalam jumlah sangat banyak lewat ekskreta (tinja,

urine), terutama air liur. PMK merupakan salah satu penyakit hewan

menular yang paling ditakuti oleh dunia internasional. Indonesia telah

berhasil bebas dari penyakit tersebut, dan status bebas ini harus

dipertahankan dengan menerapkan sistem kewaspadaan dini secara

konsisten dan disiplin.

Page 23: makalah mikro sisipan jefri orienta

DAFTAR PUSTAKA

Pereira HG Foot-and-mouth disease. In Virus diseases of food animals.

Edited by: Gibbs EPJ. Academic Press, San Diego, Calif; 1981

Stram Y, Molad T A ribozyme targeted to cleave the polymerase gene

sequences of different foot-and-mouth disease virus (FMDV) serotypes.

Virus Genes 1997

http://arccjournals.com/forums/index.php?/topic/136-animal-health/

diakses pada tanggal 5 februari pukul 17.34

http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr266046.pdf

diakses pada tanggal 5 februari pukul 17.48

http://www.virologyj.com/content/5/1/86 diakses pada tanggal 5

februari pukul 20.01