Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN...

30
60 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 YUDISIUM Yudisium merupakan penetapan status kelulusan mahasiswa, yang telah menempuh semua matakuliah dan dinyatakan lulus (kompetensi tercapai), dengan jumlah satuan kredit sesuai dengan yang ditentukan dalam kurikulum yang diacu dan telah memenuhi persyaratan lain yang telah ditetapkan. Yudisium program sarjana adalah sebagai berikut: a. IPK 3,51 – 4 dan tepat waktu lulus dengan predikat Dengan Pujian; b. IPK 2,76 – 3,50 Lulus dengan predikat Sangat Memuaskan; c. IPK 2,00 – 2,75 Lulus dengan predikat Memuaskan. Predikat kelulusan Dengan Pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi mahasiswa, yaitu maksimal n (masa studi normal) + 1 tahun. Mahasiwa dinyatakan lulus Program Sarjana, apabila: 1. telah mencapai minimal jumlah kredit 144 SKS 2. mencapai IPK sekurang-kurangnya 2,75 3. proporsi nilai D tidak melebihi 15% dari jumlah satuan kredit Program Studi Farmasi 4. tidak terdapat nilai E 5. mencapai nilai sekurang-kurangnya C untuk matakuliah wajib Universitas 6. telah menyerahkan naskah skripsi ke Perpustakaan 7. telah menempuh Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dengan skor sekurang-kurangnya 450 8. telah memenuhi kewajiban jumlah poin dari Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan dari Universitas Tata cara Pelaksanaan yudisium di Fakultas Farmasi adalah sebagai berikut: 1. Yudisium diselenggarakan setiap hari Jum’at pada minggu terakhir setiap bulannya. 2. Pendaftaran yudisium maksimal hari Kamis minggu terakhir setiap bulan 3. Syarat pendaftaran yudisium menyerahkan : Formulir pendaftaran dengan disertai draft transkrip nilai (tanpa tanda tangan Kaprodi dan Dekan), foto copy slip UKT terakhir, formulir persetujuan penjilidan, formulir penyerahan skripsi dan formulir Bebas Tanggungan Prodi Farmasi yang telah disahkan Kepala Laboratorium (untuk mendapatkan tanda tangan Kepala Laboratorium, mahasiswa harus menunjukkan surat keterangan bebas tanggungan dari pihak laboran), Pengelola Gudang, Sekretariat dan Wakil Dekan, serta sertifikat TOEFL yang asli yang dikeluarkan secara resmi oleh Lembaga Bahasa, atau salinan yang sudah dilegalisir oleh Lembaga Bahasa. 4. Mahasiswa dapat memberikan catatan perihal matakuliah pilihan yang akan dihapus. 5. Hasil kelulusan dalam rapat yudisium akan disahkan dalam surat Keputusan yudisium pada bulan bersangkutan (tanggal terakhir setiap bulannya). 1 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Transcript of Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN...

Page 1: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

60 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

YUDISIUM

Yudisium merupakan penetapan status kelulusan mahasiswa, yang telah menempuh semua matakuliah dan dinyatakan lulus (kompetensi tercapai), dengan jumlah satuan kredit sesuai dengan yang ditentukan dalam kurikulum yang diacu dan telah memenuhi persyaratan lain yang telah ditetapkan. Yudisium program sarjana adalah sebagai berikut:

a. IPK 3,51 – 4 dan tepat waktu lulus dengan predikat Dengan Pujian; b. IPK 2,76 – 3,50 Lulus dengan predikat Sangat Memuaskan; c. IPK 2,00 – 2,75 Lulus dengan predikat Memuaskan.

Predikat kelulusan Dengan Pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi mahasiswa, yaitu maksimal n (masa studi normal) + 1 tahun. Mahasiwa dinyatakan lulus Program Sarjana, apabila:

1. telah mencapai minimal jumlah kredit 144 SKS 2. mencapai IPK sekurang-kurangnya 2,75 3. proporsi nilai D tidak melebihi 15% dari jumlah satuan kredit Program Studi

Farmasi 4. tidak terdapat nilai E 5. mencapai nilai sekurang-kurangnya C untuk matakuliah wajib Universitas 6. telah menyerahkan naskah skripsi ke Perpustakaan 7. telah menempuh Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dengan skor

sekurang-kurangnya 450 8. telah memenuhi kewajiban jumlah poin dari Sistem Poin Kegiatan

Kemahasiswaan dari Universitas

Tata cara Pelaksanaan yudisium di Fakultas Farmasi adalah sebagai berikut: 1. Yudisium diselenggarakan setiap hari Jum’at pada minggu terakhir setiap

bulannya. 2. Pendaftaran yudisium maksimal hari Kamis minggu terakhir setiap bulan 3. Syarat pendaftaran yudisium menyerahkan : Formulir pendaftaran dengan disertai draft transkrip nilai (tanpa tanda tangan

Kaprodi dan Dekan), foto copy slip UKT terakhir, formulir persetujuan penjilidan, formulir penyerahan skripsi dan formulir Bebas Tanggungan Prodi Farmasi yang telah disahkan Kepala Laboratorium (untuk mendapatkan tanda tangan Kepala Laboratorium, mahasiswa harus menunjukkan surat keterangan bebas tanggungan dari pihak laboran), Pengelola Gudang, Sekretariat dan Wakil Dekan, serta sertifikat TOEFL yang asli yang dikeluarkan secara resmi oleh Lembaga Bahasa, atau salinan yang sudah dilegalisir oleh Lembaga Bahasa.

4. Mahasiswa dapat memberikan catatan perihal matakuliah pilihan yang akan dihapus.

5. Hasil kelulusan dalam rapat yudisium akan disahkan dalam surat Keputusan yudisium pada bulan bersangkutan (tanggal terakhir setiap bulannya).

1 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Page 2: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

2 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN AKADEMIK

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2015

59 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

IPS Satuan Kredit Maksimal ≥ 3,00 24 satuan kredit 2,50 - 2,99 22 satuan kredit < 2,50 20 satuan kredit VI. Pedoman Penilaian Sisip Program Penilaian sisip program dilakukan untuk menentukan kelayakan mahasiswa melanjutkan studi pada semester berukutnya. Apabila dinyatakan tidak layak maka mahasiswa tersebut harus mengundurkan diri/DO dari proses perkuliahan pada program studi Farmasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Penilaian sisip program dilakukan sebanyak satu kali, yaitu sesudah mahasiswa menempuh empat semester, terhitung mulai saat seseorang terdaftar sebagai mahasiswa untuk pertama kalinya. Ketentuan yang digunakan untuk menentukan bahwa seorang mahasiswa boleh melanjutkan studinya adalah: pada akhir semester IV, mahasiswa tersebut telah mencapai sekurang-kurangnya 50 sks dengan IPK sekurang-kurangnya 2,00 dan jumlah nilai D maksimal 15% dari 50 sks. Apabila jumlah sks yang telah dicapai mahasiswa lebih besar dari batas yang telah ditentukan di atas, maka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dihitung dari jumlah sks dengan nilai terbaik.

Page 3: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

58 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Hasil akhir ditentukan sebagai berikut:

Huruf mutu A untuk 750 poin (>80%) Huruf mutu B untuk 650-749 poin (70,1 – 79,9%) Huruf mutu C untuk 560 - 649 poin (56 - 70%) Huruf mutu D untuk 400 - 559 poin (40 – 56%) Huruf mutu E untuk poin kurang dari 400 dianggap tidak lulus

Untuk lancarnya kegiatan akademik dan keperluan pengisian Kartu Rencana Studi mahasiswa, maka perlu diatur mengenai tatacara penilaian akhir semester untuk mahasiswa Program Studi Farmasi sebagai berikut:

1. Setiap dosen wajib mengunggah nilai pada SIA DPA dan menyerahkan nilai final kepada Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Farmasi selambat-lambatnya 14 hari setelah masa pelaksanaan ujian akhir.

2. Apabila sampai dengan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa, nilai final belum diserahkan, maka Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Farmasi sementara memberikan nilai C kepada seluruh mahasiswa yang menempuh mata kuliah tersebut untuk menghitung IP sementara dan jumlah SKS maksimal yang dapat diambil pada semester yang akan berjalan. Berdasarkan nilai final yang diserahkan, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Farmasi akan mengubah nilai final sebagai berikut : a. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai A dari pengampu mata

kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi A b. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai B dari pengampu mata

kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi B c. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai final C, D, atau E dari

pengampu mata kuliah yang bersangkutan, maka nilai final tetap C 3. Dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan tetap diwajibkan

menyerahkan nilai final ke Ketua Jurusan/Ketua Program Studi meskipun sudah melewati batas akhir penyerahan nilai tanpa diberikan vakasi koreksi.

V. Pedoman Penilaian Semesteran Setiap akhir semester, pencapaian hasil belajar mahasiswa untuk setiap matakuliah yang ditempuh dinyatakan dalam bilangan yang disebut Indeks Prestasi Semester (IPS). IPS dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan Angka Mutu atau Bobot Nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang ditempuh. Indeks Prestasi Semester digunakan sebagai pedoman untuk menentukan berapa banyak jumlah kredit yang dapat diambil mahasiswa pada semester berikutnya. Hubungan antara IPS dan beban studi mahasiswa diatur dalam amandemen Peraturan Akademik 2010 USD No. 218/Rektor/V/2013 tertanggal 26 Mei 2013, sebagai berikut:

Σ KN Σ K

IPS =

3 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

VISI MISI

2.1. Visi

Menjadi program studi farmasi yang unggul, berwawasan global, dan mampu mewarnai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

2.2. Misi

2.2.1 Menyelenggarakan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkualitas.

2.2.2 Mempersiapkan sarjana Farmasi yang berkarakter care-giver,teacher/educator, drug informer, scientific comprehension & research abilities, life-long learner, leader, decision maker, manager, communicator, teamwork abilities, personnal/ professional responsibilities yang cerdas humanis dan siap menjadi apoteker atau magister farmasi

2.2.3 Mempromosikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada penderita. 2.2.4 Menumbuhkan sikap saling terbuka dan menghargai dalam relasi jejaring

profesional dibidang kesehatan masyarakat 2.2.5 Mengembangkan pendidikan partisipatif yang melibatkan potensi alumni,

orang tua mahasiswa dan masyarakat. 2.3. Tujuan Program Studi

2.3.1 Terwujudnya pengajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Pedagogi Ignasian ( konteks-pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi).

2.3.2 Terwujudnya alternatif solusi untuk permasalahan kesehatan pada masyarakat melalui penelitian aplikatif di bidang kefarmasian.

2.3.3. Terlayaninya pendidikan kesehatan di masyarakat tentang penggunaan obat yang benar melalui kegiatan pengabdian masyarakat.

2.3.4 Terbangunnya pembelajaran kontekstual yang berorientasi pada penderita. 2.3.5 Tercapainya tingkat soft skills yang tinggi dari sarjana farmasi yang mampu

mengembangkan ilmu serta mengaplikasikannya di dunia kerja. 2.3.6 Terwujudnya jejaring mitra dan atau profesional di bidang kesehatan dalam

mendukung proses pengembangan kapasitas institusi. 2.3.7 Terwujudnya pendidikan partisipatif yang didukung penuh oleh potensi

alumni dan orangtua mahasiswa.

Page 4: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

4 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KURIKULUM PROGRAM STUDI FARMASI 2015

A. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran

Profil Lulusan Capaian Pembelajaran Umum Khusus

Sarjana farmasi berkarakter care-giver,teacher/educator, drug informer, scientific comprehension & research abilities, life-long learner, leader, decision maker, manager, communicator, teamwork abilities, personnal/ professional responsibilities yang cerdas humanis dan siap menjadi apoteker atau magister farmasi

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious

Mampu bertindak secara bertanggungjawab sesuai ketentuan perundang-undangan dan etik kefarmasian

berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa

Mampu menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan dan manajemen kefarmasian

mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya

Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif solusinya

mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau

Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur

57 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

4. Penugasan khusus dari Universitas/Fakultas (diterangkan dengan surat penugasan)

Batas waktu Hasil pelaksanaan Ujian Susulan (berkas jawaban ujian yang sudah dinilai dan nilai ujian susulan) harus sudah masuk ke Fakultas paling lambat 14 hari sejak tanggal matakuliah yang diujikan. SISTEM REMEDI Remedi dilaksanakan dalam rangka pemenuhan dan pencapaian kompetensi mahasiswa dalam matakuliah. Remedi dapat diberikan kepada mahasiswa/i berdasarkan pertimbangan dosen terhadap pencapaian standar minimal salah satu komponen penilaian matakuliah (misal: tugas matakuliah, ujian matakuliah). Jadwal pelaksanaan remedi diatur sepenuhnya oleh dosen pangampu. Ketentuan administrasi remedy diatur oleh Universitas. IV. Pedoman Penilaian Matakuliah

Penilaian hasil belajar mahasiswa untuk setiap matakuliah dilakukan melalui ujian dan pemberian tugas yang relevan. Nilai akhir matakuliah merupakan rerata tertimbang dari komponen-komponen: Ujian Sisipan, Ujian Akhir Semester dan penyelesaian tugas-tugas. Bobot dari masing-masing komponen diserahkan kepada dosen dan perlu diberitahukan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan. Nilai keberhasilan belajar mahasiswa dalam suatu matakuliah dinyatakan dalam huruf mutu (HM): A, B, C, D ,E yang masing-masing memiliki bobot kualitas/angka mutu (AM) berturut-turut: 4, 3, 2, 1, 0. Contoh penilaian:

Aspek Penilaian Unsur Penilaian Skor Maks Persentase

Pemahaman ketrampilan

Tugas 400

90% Ujian Mid Semester 200

Ujian Akhir 300

Soft skills Inovasi

100

10%

Kreativitas

Daya juang

Bela rasa

Kepemimpinan

Etika

Jumlah 1000 100 %

Page 5: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

56 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

penilaian untuk setiap soal harus sesuai dengan cakupan bahan yang diujikan. Durasi ujian juga perlu disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut:

Jumlah sks dalam kuliah Lama waktu per ujian

1 50-60 menit 2 75-90 menit

≥ 3 100-120 menit UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER)

Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan oleh program studi secara terjadwal minimal sekali dalam satu semester. Ujian sisipan yang tidak terjadwal, penyelenggaraannya diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengampu mata kuliah.

Ujian akhir semester (UAS) diselenggarakan oleh program studi secara terjadwal. Mahasiswa dapat mengikuti UAS untuk suatu matakuliah harus memenuhi syarat:

1. terdaftar dalam Kartu Rencana Studi (KRS) 2. menempuh minimal 75% kehadiran dalam perkuliahan 3. melaksanakan proses pembimbingan dengan DPA minimal 4 kali 4. dapat menunjukkan Kartu Ujian dan Kartu Tanda Mahasiswa 5. berpakaian sopan seperti tertulis dalam Pedoman Perilaku Mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Apabila seorang mahasiswa tidak memenuhi syarat tersebut maka pihak penyelenggara melalui petugas jaga ujian berhak mengeluarkan mahasiswa yang bersangkutan dari ruang ujian. UJIAN SUSULAN Ketentuan Umum Yang dimaksud dengan ujian susulan adalah pengganti Ujian Sisipan dan atau Ujian Akhir Semester. Prosedur Mahasiswa yang akan melaksanakan ujian susulan harus menempuh prosedur:

1. Mengajukan permohonan ujian susulan kepada Ketua Program Studi dengan dilampiri/disertai alasan/bukti dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah berhalangan.

2. Ketua Program Studi akan membuatkan surat pengantar ujian susulan kepada dosen pengampu apabila menyetujui permohonan ujian susulan dari mahasiswa.

3. Pelaksanaan ujian susulan diselenggarakan dengan dosen pengampu sesuai waktu yang telah disepakati dengan mahasiswa yang bersangkutan.

Alasan-alasan Ujian susulan dapat disetujui dengan alasan:

1. Mahasiswa sakit (diterangkan dengan Surat Keterangan Sakit/Istirahat dari dokter)

2. Mahasiswa melangsungkan pernikahan (diterangkan dengan surat keterangan dari orangtua)

3. Bapak (bapak mertua), ibu (ibu mertua), kakak kandung, adik kandung, suami/istri, dan atau anak meninggal (diterangkan dengan copy surat kematian dan atau surat keterangan dari pihak keluarga)

5 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya

Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai prosedur

Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam melakukan perancangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan Farmasi

Mampu mencari, menyiapkan, dan memberikan informasi tentang sediaan farmasi

Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset dan pengembangan di bidang kefarmasian

B. Struktur Kurikulum

SEMESTER 1 Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori Agama - 2 Wajib Pancasila - 2 Wajib SCP 101 Pengantar Profesi

Apoteker - 2 Wajib

BNS 102P Kimia Dasar - 2/1 Wajib PST 103P Farmasetika Dasar - 3/1 Wajib BBS 104P Botani Farmasi - 2/1 Wajib BBS 105P Biologi Sel Molekuler - 2/1 Wajib JUMLAH 15/4

SEMESTER 2 Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori Teologi/Filsafat Moral Agama 2 Wajib PKn - 2 Wajib Statistika Farmasi - 2 Wajib BNS 201P Kimia Organik - 3/1 Wajib

Page 6: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

6 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

BBS 202P Anatomi Fisiologi Manusia

- 2/1 Wajib

BBS 203P Mikrobiologi Farmasi - 2/1 Wajib PST 204P Farmasi Fisika - 3/1 Wajib JUMLAH 16/4

SEMESTER 3 Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori BBS 301 Patofisiologi Anatomi Fisiologi

Manusia 2 Wajib

BBS 302 Imunologi Biologi Sel Molekuler

2 Wajib

BNS 303P Kimia Analisis Kimia Dasar 2/1 Wajib BNS 304P Farmakologi-

Toksikologi Anatomi Fisiologi Manusia

4/1 Wajib

BBS 305P Biokimia Kimia Organik 2/1 Wajib PST 306P Farmakognosi-

Fitokimia Botani farmasi 3/1 Wajib

JUMLAH 15/4 SEMESTER 4

Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori PST 401 Kimia Medisinal Biokimia 5 Wajib PST 402P Farmakokinetika-

Biofarmasetika Farmakologi-Toksikologi

3/1 Wajib

PST 403P Peracikan Obat Famasetika Dasar 3/1 Wajib SCP 404 Swamedikasi Farmakologi-

Toksikologi 2 Wajib

SCP 405 Farmakoterapi 1 Farmakologi-Toksikologi

4 Wajib

JUMLAH 17/2 SEMESTER 5

Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori Bahasa Indonesia 3 Wajib Managemen Farmasi 2 Wajib PST 501P Formulasi & Teknologi

Sediaan Farmasi Farmasi Fisika 3/1 Wajib

SCP 502 Farmakoterapi 2 Farmakologi-Toksikologi

4 Wajib

SCP 503 Farmako-epidemiologi Statistika 3 Wajib SCP 504P Komunikasi 2/1 Wajib JUMLAH 17/2

SEMESTER 6 Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori Bahasa Inggris 3 Wajib PST 601P Analisis Farmasi Kimia Analisis 3/1 Wajib SCP 602 Farmakoterapi 3 Farmakologi-

Toksikologi 4 Wajib

SCP 603 Pharmaceutical Care 1 Farmakoterapi 1 2 Wajib SCP 604 Farmakologi-

Toksikologi Klinik Farmakologi-Toksikologi

3 Wajib

55 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN EVALUASI

PENILAIAN HASIL STUDI MAHASISWA I. Pendahuluan Hasil studi mahasiswa memerlukan suatu penilaian yang mengindikasikan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap suatu pengetahuan dan atau keahlian tertentu. Tugas dan ujian merupakan beberapa cara untuk dapat menilai pencapaian mahasiswa tersebut. II. Penilaian a. Tujuan

1. Tujuan konseptual penilaian hasil belajar adalah pemberian status atau indeks yang menunjukkan sejauh mana mahasiswa mencapai kompetensi pada bidang perkuliahan tertentu.

2. Tujuan praktis penilaian hasil belajar adalah memberikan indikator telah diikutinya suatu matakuliah tertentu oleh mahasiswa.

3. Secara tidak langsung, penilaian hasil belajar mahasiswa sekaligus merupakan penilaian dari keseluruhan program perkuliahan. Nilai mahasiswa juga merupakan indikator tentang tingkat keberhasilan dosen dalam mengelola proses pembelajaran.

c. Jenis Kemampuan dan Alat Ukur

Pada prinsipnya kemampuan yang harus dukuasai oleh lulusan suatu perguruan tinggi, profesi ataupun akademik, adalah kemampuan yang integratif. Namun demikian, karena banyaknya bidang yang harus dikuasai dalam jangka waktu yang relatif lama, kemampuan integratif tersebut perlu secara operasional dipilah-pilah dalam sejumlah matakuliah. Pembobotan aspek-aspek yang berbeda diserahkan pada masing-masing dosen dengan memperhatikan karakteristik matakuliah dan kompetensi lulusan yang diharapkan pada tiap-tiap matakuliah.

Untuk pemahaman secara kognitif, tes tertulis merupakan alat ukur yang memadai. Untuk kemampuan analisis-sintesis, bentuk makalah bisa jadi lebih tepat; dan untuk ketrampilan psikomotorik, pengamatan keahlian lebih tepat. III. Ujian

a. Tujuan Tujuan utama ujian adalah untuk mengukur hasil belajar mahasiswa

dalam penguasaan bahan perkuliahan. b. Jenis

Ada banyak jenis ujian yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar seseorang. Berdasarkan kemampuan yang hendak diukur, ujian dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tes tertulis (esai dan obyektif) 2. Tes lisan (perseorangan atau kelompok), dan 3. Tes perbuatan.

c. Kriteria Ujian Sebagaimana alat ukur lainnya, ada dua kriteria suatu ujian yang baik,

yaitu representatif dan proporsional. Yang dimaksud dengan representatif adalah bahwa soal-soal ujian harus dapat mengukur penguasaan pengetahuan yang akan diukur, sedangkan yang dimaksud dengan proporsional adalah bahwa waktu pengerjaan, jumlah soal dan bobot

Page 7: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

54 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

c. Hasil kegiatan pendidikan mandiri tidak perlu dipantau oleh dosen dan tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.

V. Cuti studi Cuti studi merupakan pengunduran diri mahasiswa sementara dari kegiatan

akademik oleh mahasiswa. Permohonan cuti studi diajukan secara tertulis kepada Dekan dengan sepersetujuan Ketua Program Studi, paling lambat 1 bulan dari hari pertama perkuliahan semester tersebut. Masa cuti maksimal 2 semester dalam satu periode perkuliahan. Masa cuti studi tidak dihitung dalam masa studi. Mahasiswa yang akan mengambil cuti wajib menyelesaikan administrasi di BAA untuk memperoleh status cuti.

7 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Pilihan 2 Pilihan Pilihan 2 Pilihan JUMLAH 19/1

SEMESTER 7 Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori SCP 701 Legalitas Praktek

Kefarmasian 2 Wajib

BNS 702 Metodologi Penelitian 2 Wajib PST 703 Cara Pembuatan

Sediaan Farmasi yang Baik

FTSF 2 Wajib

SCP 704 Pharmaceutical Care 2 Farmakoterapi 1 3 Wajib SCP 705P Pelayanan Informasi

Obat 2/1 Wajib

Pilihan 2 Pilihan Pilihan 2 Pilihan Pilihan 2 Pilihan JUMLAH 17/1

SEMESTER 8 Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori KKN 3 Wajib Skripsi 4 Wajib SCP 801 Pharmaceutical Care 3 Pharmaceutical

Care 1 3 Wajib

JUMLAH 10

PILIHAN Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori SCP 341 Health Behaviour - 2 Pilihan PST 342 Preformulasi Farmasi Fisika 2 Pilihan SCP 441 Perinatologi Patofisiologi 2 Pilihan SCP 442 Hemato-onkologi Patofisiologi 2 Pilihan PST 443 Penapisan in Vitro

berbasis kultur sel Biokimia 2 Pilihan

PST 444 Metabolit sekunder Farmakognosi Fitokimia

2 Pilihan

SCP 445 MESO Bersamaan Swamedikasi dan Farmakoterapi 1

Pilihan

BNS 446 Validasi Metode Analisis Kimia Analisis 2 Pilihan PST 447 Analisis Sediaan Bahan

Alam Kimia Analisis 2 Pilihan

SCP 541 Evidence Based Medicine

Farmakologi-Toksikologi, bersamaan Farmakoterapi 1

2 Pilihan

SCP 542 Off-labelled medicine Farmakoterapi 1 2 Pilihan

Page 8: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

8 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PST 543 Produk Alam Terstandar

Penapisan in Vitro berbasis kultur sel

2 Pilihan

SCP 545 Farmako-ekonomi Farmakoterapi 1 2 Pilihan PST 641 Formulasi Sediaan

Bahan Alam Preformulasi 2 Pilihan

PST 642 Sediaan Perawatan Kulit

Preformulasi 2 Pilihan

PST 643 Analisa Keamanan Kosmetik

Farmakologi-Toksikologi, FTSF

2 Pilihan

PST 644 Kemasan Farmasi FTSF 2 Pilihan PST 741 Rancangan Obat Penapisan in Vitro

berbasis kultur sel 2 Pilihan

PST 742 Optimasi senyawa penuntun

Penapisan in Vitro berbasis kultur sel

2 Pilihan

PST 743 Elusidasi struktur Analisis Farmasi 2 Pilihan SCP 744 Konseling Pasien Komunikasi -/2 Pilihan

C. Deskripsi Matakuliah Pengantar Profesi Farmasi (SCP 101) – 2 SKS Mata kuliah Pengantar Profesi Apoteker memberikan gambaran tentang peran dan tanggung jawab profesi apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan. Pustaka: 1. DirJen BinFar dan IAI, Good Pharmacy Practice. 2. Russel, A., Teijlingen, E., Lambert, H., Stacy, R., 2004, Social and Behaviour

Science Education in UK Medical Schools: current practice and future directions, Medical Education 38: 409-417, Blackwell Publishing.

3. Wertheimer, A.I., 2007, The Contributions of Social Pharmacy to Pharmacy Practice, Revista Mexicata de Ciencias Farmaceuticas vol 38.

4. BPOM, 2012, Peraturan KaBPOM, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Kimia Dasar (BNS 102P) - 2/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Memberikan pengetahuan tentang pengenalan dan pemahaman prinsip-prinsip

dasar dari perubahan kimia yang terjadi dalam suatu bahan farmasi maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memberikan pengetahuan dasar tentang kuantifikasi jumlah atau kadar suatu zat kimia.

Pustaka: 1. Petrucci, R.H., Harwood, W.S., Herring, F.G., Madura, J.D., 2011, Kimia Dasar:

Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern, edisi 9, Erlangga, Jakarta 2. Zumdahl, S.S., 2009, Chemical Principles, 6th edition, University of Illionis 3. Patrick, G.L., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd edition, Oxford

University Press

53 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

seminar dan kapita selekta mensyaratkan 50 menit pertemuan terstruktur dan terjadwal, 60 menit kegiatan terstruktur dan 60 menit kegiatan mandiri untuk setiap 1 sks, Sedangkan matakuliah praktik laboratorium setara dengan 2 sampai 3 x 60 menit kegiatan psikomotorik ditambah 1 x 60 menit kegiatan pendidikan terstruktur untuk 1 sks. Satu sks praktik lapangan setara dengan 64 s.d. 80 jam per semester. II. Pertemuan Terstruktur dan Terjadwal

a. Kegiatan ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa. Dalam kegiatan ini dosen memandu dan mendampingi mahasiswa untuk mencapai tujuan perkuliahan. Pada pertemuan pertama dosen memberikan penjelasan mengenai silabus, kegiatan perkuliahan selama satu semester, dan cara penilaian keberhasilan mahasiswa.

b. Tugas dan rincian bahan yang harus dipelajari mahasiswa pada tiap-tiap pertemuan terstruktur dan terjadwal berikutnya diberitahukan oleh dosen sebelumnya agar dapat dilaksanakan dengan baik.

c. Peran dosen dalam kegiatan tatap muka adalah selaku fasilitator pembelajaran. Dengan demikian, perlu dihindari dominasi kegiatan dalam kelas oleh dosen. Partisipasi mahasiswa dalam pertemuan terstruktur dan terjadwal merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar.

d. Dosen juga perlu mempersiapkan rencana dan sarana/media pembelajaran yang dibutuhkan dalam tiap-tiap pertemuan. Waktu dan tempat pertemuan diatur dengan jadwal yang disusun oleh tiap-tiap program studi.

e. Bila berhalangan hadir pada suatu pertemuan, dosen harus memberitahukan kepada Ketua Program Studi dan mengganti pelaksanaannya pada kesempatan lain, atau menggantinya dengan kegiatan pendidikan terstruktur.

f. Mahasiswa yang hadirnya dalam pertemuan terstruktur dan terjadwal kurang dari 75% dapat tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir semester.

III. Kegiatan Pendidikan Terstruktur a. Kegiatan pendidikan terstruktur adalah kegiatan belajar dan terjadwal

mahasiswa di luar waktu pertemuan terstruktur yang direncanakan oleh dosen. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan perkuliahan.

b. Bentuk kegiatan pendidikan terstruktur dapat merupakan kegiatan perseorangan maupun kelompok, seperti tugas rumah/pekerjaan rumah.

c. Hasil kegiatan ini perlu dipantau oleh dosen untuk memperoleh umpan balik untuk hal-hal yang memerlukan. Hasil kegiatan ini dapat dinilai dan nilainya ikut dipertimbangkan dalam penentuan nilai akhir.

IV. Kegiatan Pendidikan Mandiri a. Kegiatan pendidian mandiri adalah kegiatan belajar mahasiswa di luar

waktu pertemuan terstruktur dan terjadwal yang ditentukan oleh mahasiswa sendiri. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan perkuliahan.

b. Bentuk kegiatan ini juga dapat bersifat perseorangan maupun kelompok. Dosen dapat memberikan panduan dan saran kegiatan mandiri apa saja (secara lebih rinci) yang dapat membantu tercapainya tujuan perkuliahan.

Page 9: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

52 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PROSES PEMBELAJARAN

I. Pendahuluan Proses pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum S1

Farmasi Sanata Dharma 2013) ini dilakukan dengan pendekatan Student Centered Learning (SCL), penerapan konsep contextual and experiential learning dan berbasis Pedagogi Ignasian.

Kemandirian dan proaktivitas mahasiswa dalam mengkonstruksi suatu pengetahuan menjadi titik tolak penerapan pendekatan SCL dalam kurikulum ini. Mahasiswa dibiasakan untuk mengasah keingintahuan, kreativitas dan berinovasi dalam memperoleh suatu pengetahuan.

Selain itu, dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan secara utuh, kontekstualitas tiap matakuliah memegang peranan yang penting. Untuk itulah konsep contextual and experiential learning juga diterapkan dalam pelaksanaan kurikulum ini. Mahasiswa tidak hanya cukup mendapatkan telaah secara teori, namun perlu untuk mengalami proses yang nyata, terkait dengan kehidupan sehari-hari, berada di antara masyarakat. Pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan perkuliahan, pengkajian jurnal-jurnal penelitian, dan kegiatan magang merupakan beberapa cara dalam menerapkan konsep ini.

Dalam Pedagogi Ignasian, siklus yang dijalankan (konteks-pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi) memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan dosen untuk dapat bersama-sama mengalami suatu proses pembelajaran yang manusiawi dan mendewasakan, tidak hanya berfokus pada pencapaian kompetensi secara keilmuan (competence) saja, namun juga penguasaan kesadaran hati nurani (conscience) dan penajaman hasrat bela rasa (compassion). Dengan demikian, lulusan akan memiliki keunggulan akademis dan kepedulian sosial yang tinggi sehingga dapat berperan aktif untuk memberikan solusi-solusi bagi permasalahan yang ada dalam masyarakat, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang semakin bermartabat. Sebagai tambahan, ciri khas yang utama yang perlu ditekankan dalam penerapan Pedagogi Ignasian adalah adanya kedekatan hubungan antara dosen dan mahasiswa, dimana dosen mendampingi mahasiswa secara cura personalis. Hal ini sangat diyakini sebagai suatu kekuatan dalam meneguhkan mahasiswa untuk menyadari potensi diri dan menjalani kebiasaan-kebiasaan pengelolaan diri dalam mencapai keunggulan-keunggulan dan meningkatkan kepedulian sosial.

Secara teknis, proses pembelajaran dipandu dengan menggunakan suatu rancangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berisi:

a. Perencanaan pembelajaran, meliputi: i. Deskripsi singkat matakuliah ii. Tujuan pembelajaran (rumusan kompetensi) iii. Tujuan pembelajaran khusus (rumusan kompetensi)

b. Pelaksanaan pembelajaran, meliputi: i. Jadwal kegiatan (topic/pokok bahasan-substansi-metode-

fasilitas) ii. Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan

c. Perencanaan evaluasi pembelajaran i. Evaluasi proses pembelajaran ii. Penilaian pencapaian kompetensi

Proses belajar-mengajar yang menggunakan sistem kredit semester terbagi dalam 3 kegiatan, yaitu pertemuan terstruktur dan terjadwal, kegiatan pendidikan terstruktur dan kegiatan pendidikan mandiri. Waktu pelaksanaan ketiga macam kegiatan tadi tergantung pada jenis matakuliah yang bersangkutan. Matakuliah teori,

9 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Farmasetika Dasar (PST 103P)- 3/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang konsep farmasetika,

prinsip dan kontrol kualitas sediaan farmasi serta ketentuan-ketentuan dalam Farmakope Indonesia edisi IV.

2. Membentuk penalaran yang logis, kritis, dan sistematik serta kepribadian yang bertanggung jawab dalam pengambilan setiap keputusan.

3. Membentuk kepedulian terhadap masyarakat melalui pemilihan sediaan farmasi yang berkualitas bagi pasien dan masyarakat

Pustaka: 1. Allen Jr.,, Popovich, N .G., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and

Drug Delivery Systems, 8th edition, William and Wilkins, Pensylvania, 2. Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical

Compounding, 2nd edition, American Pharmaceutical Association, Washington D.C.

3. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, Depkes RI, Jakarta, Indonesia 4. Aulton, 2002, Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, 2nd edition,

Churchill Livingstone, London 5. Jenkins, L.G., 1957, The Art of Compounding, 9th edition, McGraw-Hill Book

Company Inc, New York 6. Lestari, C.S. et al., 2001, Seni Menulis Resep Teori dan Praktek,, P.T. Pertja,

Jakarta, Indonesia 7. Stoklosa., Mj., Ansel., H.C., 1996, Pharmaceutical Calculations, William and

Wilkins, Baltimore 8. Sumber-sumber internet

Botani Farmasi (BBS 104P ) – 2/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan: 1. Memberikan pengetahuan tentang karakter tanaman dan simplisia sumber obat,

melalui proses pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif. 2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam penyediaan tanaman

dan simplisia sumber obat yang benar. 3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui identifikasi tanaman dan

simplisia yang benar sehingga obat yang dihasilkan sesuai dengan efek terapi yang diharapkan.

Pustaka: 1. Bilgrami K.S., Srivastava L.M. and Shreemali J.L., 1979, Fundamentals of

Botany, Vikas Pub. House PVT Ltd. New Delhi 2. Tjitrosupomo, G, 2007, Morfologi Tumbuhan, Cetakan ke-16, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta 3. Tjitrosupomo, G, 1998, Taksonomi Umum, Cetakan ke-2, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta 4. Van Steenis, CGGJ, 1963, Flora Untuk Sekolah Di Indonesia, PT Pradnya

Paramita, Jakarta

Page 10: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

10 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

5. Cutler, D.F., Botha, C.E.J. and Stevenson D.W., 2007, Plant Anatomy: An Applied Approach, Black Well Publ., USA

6. Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

7. Salisbury, FB and Ross, CW, 1991, Plant Physiology, 4th ed., Wadsworth Publ. Co., Belmont, California

Biologi Sel Molekuler (Molecular cell biology) (BBS 105P) – 2/1 SKS Mata kuliah ini menjelaskan proses biologis secara molekuler yang terjadi di dalam sel mencakup pemahaman mengenai sel, perbedaan sel eukarotik dan prokariotik berikut organel yang terdapat di dalamny serta asam nukleat (DNA, RNA, mutasi dan repair). Mata kuliah ini meliputi pemahaman dogma central antara lain replikasi DNA, transkripsi, translasi, modifikasi protein pasca translasi serta pengaturan ekspresi protein yang terjadi di level sel dan molekuler. Mata kuliah ini menjelaskan siklus sel dan pengaturannya dalam level molekuler berikut cara komunikasi antar sel baik secara langsung maupun melalui transduksi sinyal. Pustaka: 1. Albert, B., Bray, D., Lewis, J., Rarr, M., Roberts, K. and Watson, J. O., 1994,

Molecular Biology of The Cell, 3rd Ed., Garland Publishing, Inc., New York. 2. Lodish, H., Arnold, B., Zipursky, S. L., Matsudara, P., David, B. and Darnell, J.

E., 2000, Molecular Cell Biology, W. H. Freeman and Company, London.

Statistika Farmasi – 2 SKS Mata kuliah statistik ini dirancang khusus untuk mahasiswa Farmasi. Melalui mata kuliah ini mahasiswa diperkenalkan pada konsep dasar statistik deskriptif (descriptive statistics) dan statistik inferential (inferential statistics). Dalam statistik deskriptif, mahasiswa diperkenalkan cara-cara mengumpulkan data dan mempresentasikannya secara jelas, sedangkan dalam bagian statistik inferential, mahasiswa diperkenalkan statistik untuk mengambil keputusan atau kesimpulan atas suatu hasil penelitian. Dalam mata kuliah ini akan dipelajari konsep-konsep dasar mengenai populasi, sampel, berbagai macam variabel, cara mengukur variabel, hipotesis serta uji-uji statistik yang relevan dengan ilmu kefarmasian: Uji T dan analisis varians (ANAVA) dengan contoh-contoh kongkret di dunia kefarmasian. Terkait syarat distribusi normal dan homogenitas varians untuk uji T dan ANAVA (Statistika Parametrik), dalam perkuliahan ini akan diperkenalkan pula padanan uji T dan ANAVA di Statistika Non-parametrik. Pustaka: 1. Bolton, S. and Bon, C., 2001, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical

Application, 5th ed., Informa Healhcare USA Inc., New York. 2. Mursyidi, A., 1985, Statistika Farmasi dan Biologi, Ghalia Indonesia, Jakarta. Kimia Organik(BNS 201P) -3/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Memberikan pengetahuan tentang konsep dan prinsip struktur atom; ikatan

kimia, pengenalan stereokimia; sifat; struktur dan reaksi senyawa-senyawa alkana; alkena; alkil halida; eter; alkohol; amina; senyawa-senyawa aromatis,

51 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN PEMBELAJARAN

PELAKSANAAN TUGAS DAN TATAKRAMA DOSEN I. Pendahuluan Untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan yang telah disepakati, perlu ada disiplin. Disiplin adalah suatu pola tingkah laku mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan. Aturan diperlukan untuk mencegah tindakan-tindakan yang dapat merugikan pihak lain dalam memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Selain aturan-aturan perlu juga suatu tatakrama dalam berinteraksi satu sama lain dalam suatu kelompok. Aturan dan tatakrama dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam suatu sistem agar semua proses dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Aturan dan tatakrama itu mencerminkan juga nilai-nilai yang dihayati dan diyakini oleh sekelompok manusia dalam suatu sistem menjadi ciri khas sistem tersebut. Dalam dua sistem atau kelompok yang berbeda banyak hal dapat berjalan baik, walaupun aturan dan tatakrama dapat berbeda. Aturan dan tatakrama ini dapat menjadi ciri khas suatu sistem. II. Pedoman Pelaksanaan Tugas-tugas Dosen dalam Proses Pembelajaran Sesuai dengan Pedagogi Ignasian, keyakinan dan nilai-nilai yang dihayati oleh pendidik dan pengelola Universitas Sanata Dharma, beberapa pedoman yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam proses pembelajaran mencakup: 1. Interaksi dengan mahasiswa bersifat dialogis. 2. Dalam menyelesaikan masalah hendaknya dosen bersifat terbuka. 3. Dosen berpegang teguh pada asas kebenaran dan keadilan. 4. Dosen membantu mahasiswa untuk menjadi mandiri. 5. Kebenaran yang dijunjung tinggi itu merupakan kebenaran ilmiah. 6. Setiap dosen perlu meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus

dengan sikap dan proses ilmiah. III. Tatakrama Dosen dalam Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran dosen berpegang pada tatakrama yang merupakan ciri khas pendidikan di Universitas Sanata Dharma yang antara lain sebagai berikut: 1. Dosen mempersiapkan proses pembelajaran yang akan dilakukan secara

sungguh-sungguh. 2. Dosen berusaha memperbaharui pengetahuannya dan pembelajarannya

sesuai dengan perkembangan ilmu. 3. Dosen selalu siap mendampingi dan membantu mahasiswa untuk

menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi mahasiswa bila diperlukan atau diminta mahasiswa.

4. Dosen selalu menepati waktu yang diatur dalam peraturan akademik secara disiplin.

5. Dosen selalu mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah.

6. Dosen menilai pekerjaan mahasiswa secara riil dan terbuka. 7. Dosen mengembalikan pekerjaan mahasiswa yang dinilai dan terbuka

terhadap koreksi jika dia melakukan kesalahan dalam menilai. 8. Dosen tidak boleh mengkonsepkan imbalan material dari mahasiswa atas

pelayanannya dalam proses pembelajaran. 9. Dosen bertingkah laku yang wajar sesuai dengan lingkungan akademis dan

budaya.

Page 11: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

50 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2. Setiap alumni mewujudkan visi dan misi almamater dalam masyarakat. 3. Setiap alumni menjalin komunikasi dengan almamater dan turut

mengambil peran dalam mengembangkan almamater. 4. Setiap alumni menjalin komunikasi dengan sesama alumni. 5. Setiap alumni ikut bertanggung jawab dalam kemajuan masyarakat dan

negara sesuai dengan peran yang diembannya.

11 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

sifat-sifat, tata nama, pembuatan dan reaksi-reaksi senyawa karbonil; yang meliputi aldehida dan keton, asam karboksilat, turunan asam karboksilat dan substitusi asil nukleofilik; reaksi substitusi alfa karbonil; reaksi kondensasi karbonil; polisiklik; dan heteroatom.

2. Memberikan pengetahuan tentang aplikasi prosedur reaksi kimia untuk membuat senyawa organik yang sederhana.

Pustaka: 1. McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8th edition, Brooks/Cole Cengage

Learning. 2. Solomons, T.W.G., Fryhle, C.B., Snyder, S.A., 2014, Organic Chemistry, 11th

edition, John Wiley and Sons. 3. Fessenden, R.J, Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik, Jilid 2, Erlangga Anatomi Fisiologi Manusia (BBS 202P) 2/1 SKS Matakuliah anatomi Fisiologi manusia berisi pokok-pokok bahasan mengenai anatomi dan fisiologi tubuh manusia dalam sistem organ yaitu sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem traktus garstrointestinalis, sistem traktus urinarius,sistem syaraf dan reproduksi, sistem endokrin, dan sistem integumentum, mata dan telinga. Pustaka: 1. Barret K.E., Barman S.M., Boitano, S., Brooks H., 2012, Ganong’s Review of

Medical Physiology, 24 th edition, Mc.Graw.Hill.Lange 2. Guyton, A.C., & Hall J.E., 2005, Textbook of Medical Physiology, 11 th edition,

Saunders Elsevier. 3. Van de Graaff, K.M., 1995, Concepts of Human anatomy & physiology, 4th

edition, Wm.C.Brown Publisher, Toronto. Mikrobiologi Farmasi(BBS 203P) – 2/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Memberikan pengetahuan tentang aspek biologis mikrobia, mekanisme

terjadinya penyakit infeksi, peran mikrobia dalam rekayasa genetika 2. Memberikan pengalaman dalam melakukan uji aktivitas antimikrobia dan

kontrol kualitas sediaan farmasi dilihat dari aspek mikrobiologis Pustaka : 1. Madigan, M.T., et al., 2006, Brock Biology of Microorganisms, 8th ed., Prentice

Hall Int.Inc. 2. Denyer S.P., Hodges N.A., Gorman S.P., Hugo and Russell’s, 2004,

Pharmaceutical Microbiology, 7th ed., Blackwell Science, Massachusetts. 3. Denyer SP, Baird RM, 2007, Guide to Microbiological Control in

Pharmaceuticals and Medical Devices, CRC Press, New York 4. Tortora, G.J., Funke, B.R., and Case, C.L., 2007, Microbiology: an introduction,

Pearson Education Inc., San Fransisco 5. Willey, J.M., Sherwood, L.M., and Woolverton C.J., 2009, Prescott’s Principles

of Microbiology, McGraw-Hill Higher Education, New York

Page 12: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

12 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

6. Strelkauskas, A., Strelkauskas, J., and Strelkauskas D.M., 2010, Microbiology: a clinical approach, Garland Science, New York

7. Brooks, G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S., Morse, S.A., and Mietzner, T.A., 2010, Medical Microbiology, McGraw-Hill Higher Education, New York

8. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, DepKes RI, Jakarta, 1995.

Farmasi Fisika (PST 204P) – 3/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan pengetahuan tentang konsep hukum-hukum dan sifat fisika kimia bahan aktif dan eksipien meliputi konsep dasar wujud zat dan aturan fase, termodinamika, sifat fisik molekul obat, larutan dan kelarutan, larutan dapar dan larutan isotonis, kinetika dan orde reaksi, difusi dan disolusi, fenomena antarmuka, sistem dispersi kasar dan koloid, mikromeritik, rheologi, sifat fisika senyawa obat berbentuk serbuk, kompaktibilitas dan kompatibilitas, yang didukung dengan praktikum. Pustaka: 1. Alderborn, G., Nystrom, C., 1996, Pharmaceutical Powder Compaction

Technology, Marcel Dekker, Inc, New York 2. Aulton, M.E. (Ed), 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design,

2nd Ed., Churchill Livingstone, London 3. Cartensen, J.T., 1998, Pharmaceutical Preformulation, Technomic Publishing

Company Inc., Pennsylvania 4. Carstensen, J.T, Rhodes C.T., (Eds), 2000, Drug Stability, Principles and

Practices, 3th Ed. (revised and expanded), Marcel Dekker, Inc., New York 5. Sinko, J.P., 2006, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science:

Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical Sciences, 5th Ed., Lippincott Williams&Wilkins, Philadelphia.

Patofisiologi (BBS 301) - 2 SKS Mata kuliah Patofisiologi mempelajari aspek dinamis proses penyakit. Ilmu ini merupakan studi mengenai patofisiologi terjadinya suatu penyakit yang terjadi dalam organisme hidup, khususnya pada manusia. Penyakit pada manusia secara sistematis dapat dipelajari dalam sistem organ yaitu sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem traktus garstrointestinalis, sistem traktus urinarius,sistem syaraf dan reproduksi, sistem endokrin, dan sistem integumentum, mata dan telinga. Pustaka: 1. Di piro J., Talbert R.L., Yee G., Matzke G., Wells B., Posey L.M., 2011.

Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, 8th edition, Mc Graw Hill Medical, USA

2. Fauci A.S., Braunwald E., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo L., Jameson J.L., Loscalzo J.2008 , Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th Ed., Mc Graw Hill Medical,USA.

3. Greene, R.J., Harris, N.D., and Goodyer, L.I., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacists: A Basic for Clinical Pharmacy, 2nd Ed., Pharm. Press. , London

4. Price, S., Wilson, L., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, 2006, Edisi 6, EGC, Penerbit Buku Kedokteran.

49 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Pasal 4

Tenaga Non-Akademik 1. Setiap tenaga non-akademik menjalankan tugasnya dengan teliti, jujur,

rapi, kreatif, inovatif, tepat waktu, penuh pengabdian, dan semangat pelayanan.

2. Setiap tenaga non-akademik berusaha mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya demi peningkatan pelayanannya.

3. Setiap tenaga non-akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela. 4. Setiap tenaga non-akademik mampu menyimpan rahasia yang berkaitan

dengan tugasnya. 5. Setiap tenaga non-akademik menghargai dan menghormati kekhususan

tugas/ pekerjaan sesama tenaga non-akademik. 6. Setiap tenaga non-akademik bekerja sama dan mengembangkan semangat

bela rasa antar-teman sejawat. 7. Setiap tenaga non-akademik mampu bekerja sama dengan pimpinan dan

tenaga akademik dalam semangat saling menghormati dan saling mempercayai.

8. Setiap tenaga non-akademik melayani mahasiswa secara tulus dan tanpa pamrih.

9. Setiap tenaga non-akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan peran yang diembannya.

Pasal 5 Mahasiswa

1. Setiap mahasiswa menjalankan perannya dalam bidang akademik maupun non- akademik dengan penuh semangat, kreatif, tekun, kritis, teliti, disiplin, jujur, terbuka, dan penuh tanggung jawab.

2. Setiap mahasiswa memiliki komitmen untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang penuh, utuh, serta memiliki perhatian kepada sesama dan lingkungan.

3. Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana akademik dan suasana lingkungan kampus yang kondusif untuk proses pembelajaran.

4. Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan iklim yang mendukung pengembangan kepribadian diri sendiri maupun sesamanya.

5. Setiap mahasiswa membangun kebersamaan antar-sesama mahasiswa dalam pengembangan ilmu dan kepribadiannya.

6. Setiap mahasiswa menjauhkan diri dari perbuatan tercela. 7. Setiap mahasiswa membawakan diri dengan menghormati nilai kesusilaan

dan kesopanan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. 8. Setiap mahasiswa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan Universitas

Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan peran dan potensi yang dimilikinya.

Pasal 6 Alumni

1. Setiap alumni menjalankan perannya dalam masyarakat dengan penuh tanggung jawab dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela.

Page 13: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

48 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KODE ETIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Pasal 1

Pengertian Yang dimaksud dengan kode etik di sini adalah seperangkat nilai dan/atau norma sebagai satu kesatuan, yang menjadi pedoman sikap dan tingkah laku, yang berlaku baik secara umum bagi seluruh anggota keluarga Universitas Sanata Dharma maupun secara khusus bagi setiap tenaga akademik, tenaga non-akademik, mahasiswa, dan alumni.

Pasal 2 Umum

1. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kesusilaan, hukum, kebangsaan, dan kristiani.

2. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi martabat dan nama baik Universitas Sanata Dharma.

3. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menghargai objektivitas, bersemangat dialogis, dan bekerja dengan jujur, tekun, teliti, tertib, disiplin, kreatif, dan penuh tanggung jawab.

4. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma mengupayakan persaudaraan sejati dalam lingkungan Universitas Sanata Dharma maupun dalam masyarakat yang lebih luas.

5. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma selalu berupaya meningkatkan diri demi peningkatan pengabdian bagi sesama.

Pasal 3

Tenaga Akademik 1. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan jujur, rendah hati,

dan berbudi luhur, baik dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.

2. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan setia dan menurut ukuran yang tertinggi, baik dalam kinerja pendidikan dan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.

3. Setiap tenaga akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela. 4. Setiap tenaga akademik menjalankan bimbingan dan pengajaran dengan

semangat cinta kasih, dengan menjadikan mahasiswa sebagai pusat perhatian.

5. Setiap tenaga akademik menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran mahasiswa, dan membagikan keahlian, pengetahuan, serta pengalaman keilmuannya.

6. Setiap tenaga akademik menjadi inspirasi bagi mahasiswa. 7. Setiap tenaga akademik mengikuti perkembangan ilmu dalam rangka

pengembangan kepakarannya. 8. Setiap tenaga akademik membangun kebersamaan antar-teman sejawat

dalam pengembangan ilmu dan kepakarannya. 9. Setiap tenaga akademik mempercayai, menghargai dan menghormati

kepakaran sesama teman sejawat. 10. Setiap tenaga akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan

Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan bidang keilmuannya.

13 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Imunologi (BBS 302) – 2 SKS Pemahaman mengenai sistem imun manusia, mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan mekanisme untuk mempengaruhi respon imun yang tidak normal sebagai dasar pemahaman dalam upaya pencegahan dan pengobatan. Pustaka: 1. Abbas A.K., Lichtman A.H., 2005, Cellular and Molecular Immunology, 5th Ed.,

WB Saunders Co., Philadelphia. 2. Asuten K.F., Burakoff S.J., Rosen F.S., Strom T.B.,2001, Therapeutic

Immnulogy, 2nd Ed., Blackwell Science. USA. 3. Brown F., Dougan, Hocy E.M., Martin S.J., Rima, B.K., and Trudgett A., 1993,

Vaccine Design, John Wiley & Son,West Sussex. 4. Roitt I., 1997, Essential Immunology, 9th Ed., Blackwell Co., London. 5. Roitt I., Brostoff J., and Male D., 1998, Immunology 5th Ed., Mosby, London.

Kimia Analisis (BNS 303P) – 2/1 SKS Berkontribusi pada capaian: 1. Mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari

matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut.

2. Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset dan pengembangan di bidang kefarmasian.

Pustaka: 1. Kealey, D. and Haines, P.J., 2002, Instant Notes Analytical Chemistry, BIOS

Scientific Publishers Ltd, Oxford 2. Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., and Denney, R.C., 1989, Vogel’s

Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientific and Technical 3. Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students

and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh. 4. Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,

Publishers, New Delhi. 5. Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, The McGraw-Hill Companies,

Inc. 6. Hollas, JM., 2004, Modern Spectroscopy 4th Edition, John Wiley & Sons Ltd. Farmakologi-Toksikologi (BNS 304P) – 4/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang memberikan pengetahuan tentang nasib obat di dalam tubuh, serta mekanisme aksi farmakologi dan toksikologi obat yang bekerja pada sistem saluran cerna, saraf, kardiovaskuler, obat yang bekerja sebagai antibakteri, analgesik, antiinflamasi, diuretik. Pustaka: 1. Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Dep. Kesehatan

RI, Jakarta.

Page 14: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

14 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2. Brody, T.M., Larner, J.L., Minneman, K.P., and Neu, H.C. (Ed.), 1994, Human Pharmacology, 2nd Ed., Mosby, Sydney.

3. Derelanko, M.J. & Hollinger, M.A. 2001, Handbook of Toxicology, CRC Press, Boca Raton, Florida.

4. Donatus, I.A. 2005, Toksikologi Dasar, Edisi II. Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta

5. Gilman, A.G., Rall, T.W., Nies, A.S., Taylor, P., (Eds.), 1996, The Pharmacological Basic of Therapeutics, 9th Ed., McGraw-Hill Inc., Singapore.

6. Glaister, JR. 1986. Principles of Toxicological Pathology, Taylor & Francis, London

7. Goldfrank, L.R., Flomenbaum, N.E., Lewin, N.A., Weisman, R.S., Howland, M.A. (Eds). Goldfranks’s, Toxicologic Emergencies. 4th Ed. Prantice-Hall International Inc. : London

8. Klaasen, C.D. (Ed) 2001. Casarett and Doull’s Toxicology: The Basic Science of Poisons. 6rd Ed. Mc graw-Hill: New York

9. Klaasen, C.D. & Watkins, J.B., 2003. Casarett and Doull’s: Essentials Toxicology Mc Graw-Hill: New York

10. Loomis, T.A. 1978. Essentials of Toxicology. 3rd Ed. Lea & Febiger: Philadelphia 11. Pratt, W.B. and Taylor, P., 1990, Principles of Drug Action, Churchill Livingstone,

New York. 12. Rang, H.P., Dale, M.M., and Ritter, J.M., 1999, Pharmacology, 4th Ed., Churchill

Livingstone, Melbourne. 13. Ritschel, 1992, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Hamilton, Illinois. Smith,

C.M., and Reynard, A.M., 1995, Essential of Pharmacology, W.B. Saunders & Co., Philadelphia.

14. Stringer, J.L., 2001, Basic Concepts in Pharmacology, 2nd Ed., McGraw-Hill International, Singapore.

15. Turner, R.A., 1965. Screening Methods in Phamacology. Academic Press. New York.

Biokimia (BBS 305P) – 2/1 SKS Pemahaman tentang sifat makromolekul dan turunannya, konsep dasar bionergetika, metabolisme dan biosintesis makromolekul sebagai dasar pemahaman aksi obat dalam tubuh. Pustaka: - Farmakognosi-Fitokimia(PST 306P)- 3/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan: 1. Memberikan pengetahuan tentang cara analisis kualitas produk herbal dan

identifikasi kandungan kimiawinya. 2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam pembnuatan sediaan

produk herbal yang baik dan benar. 3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui penyediaan bahan produk

herbal yang memenuhi standar kualitas. 47

Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KETENTUAN PENANGANAN ”MENGENAKAN PAKAIAN TIDAK SOPAN (KAOS OBLONG, CELANA “BUTUT”, SANDAL DAN LAIN SEBAGAINYA) DALAM MENGIKUTI KULIAH DAN ACARA-ACARA RESMI LAINNYA”. PENGERTIAN DAN CAKUPAN

Berpenampilan tidak sopan dapat diartikan sebagai penampilan yang menurut ukuran umum dianggap diluar batas kewajaran

Mengenakan pakaian tidak sopan dapat diartikan sebagai mengenakan pakaian yang menimbulkan interpretasi negatif bagi orang lain.

Mengenakan pakaian yang tidak sopan berupa kaos oblong (tidak berkrah) dan celana “butut” saat mengikuti perkuliahan dan atau acara-acara resmi.

Memakai sandal yaitu sandal atau sandal jepit dengan atau tanpa kaitnya di bagian belakang saat mengikuti kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik lainnya. KLARIFIKASI Pada dasarnya tidak perlu dilakukan adanya klarifikasi. Teguran dan atau peringatan dapat diberikan secara langsung berupa lisan maupun tertulis oleh dosen, karyawan dan atau pejabat prodi/fakultas/universitas. PEMBERIAN SANKSI

Mahasiswa yang bersangkutan ditegur secara lisan oleh dosen atau karyawan terkait atau oleh penyelenggara dan tidak diperkenankan mengikuti kegiatan yang bersangkutan dan atau menerima pelayanan sebagaimana mestinya. Misalnya: dalam rangka mendapatkan pelayanan di Universitas Sanata Dharma, maka yang bersangkutan tidak akan mendapatkan pelayanan oleh petugas/pegawai administrasi.

Teguran secara tertulis dapat diberikan apabila seorang mahasiswa mengulangi perbuatannya walaupun telah mendapatkan teguran.

Page 15: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

46 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri.

Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa diminta mengundurkan diri. Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO). Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. Catatan:

1. Yang terjadi selama proses pendampingan (sejak tahap KLARIFIKASI KASUS) menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi.

2. Selama menjalani sanksi, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan dari Tim Konsultasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

3. Pendamping dan pihak Dekanat yang memberikan sanksi perlu mengadakan koordinasi dan kerja sama dalam memantau perkembangan mahasiswa ybs.

4. Yang dimaksud dengan “persoalan selesai” adalah keadaan di mana seorang mahasiswa wanita telah dapat mengupayakan pemeliharaan bagi anak yang akan/telah dilahirkannya.

5. Bagi pihak pria, “sikap bertanggung jawab” misalnya berupa kesediaan ybs menikahi (jika dimungkinkan) atau memelihara anak ybs (baik sebelum maupun sesudah lahir, jika tidak dimungkinkan menikah).

6. Bagi pihak wanita, “sikap bertanggung jawab” misalnya berupa kesediaan memelihara anak semasa dalam kandungan.

7. Kesediaan bertanggung jawab dituangkan dalam pernyataan tertulis di atas meterai.

Jika terjadi aborsi, diperlukan klarifikasi khusus tentang aborsi tersebut dengan mekanisme sebagai berikut: MEKANISME PEMBERIAN SANKSI Untuk Mahasiswa Putra:

Mahasiswa putra yang terlibat kasus melanggar 2 diberi sanksi skorsing selama 1 (satu) semester. Skorsing berlaku pada semester saat kasus diklarifikasi.

Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs menunjukkan sikap bertanggung jawab, kepadanya tidak perlu diberikan sanksi tahap kedua.

Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab, kepadanya diberikan sanksi skorsing tahap kedua pada semester berikutnya.

Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri.

Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa diminta mengundurkan diri.

Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan, ybs dikeluarkan (DO). Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. Untuk Mahasiswa Putri: Mahasiswa putri yang terlibat kasus 2 dianjurkan untuk cuti studi hingga

persoalannya selesai. Jika mahasiswa melakukan tindakan aborsi, ybs diminta untuk mengundurkan

diri. Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO).

Sanksi DO diberikan oleh Rektor. 15

Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Pustaka: 1. Burnetton, J., 1999, Pharmacognosy Phythochemistry Medicinal Plants, 2nd

Edition, Lavoisier Publishing Inc., New York. 2. Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin: A Textbook of Pharmacognosy,

4rd revised Edition, Swedish Pharmaceutical Society, Swedish Pharmaceutical Press. Stockholm, Sweden

3. Dewick, PM., 2002, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, 2nd ed., John Wiley & Sons Ltd, England

4. WHO, 2003, WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practices (GACP) for Medicinal Plants, WHO, Geneva

5. Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

6. BPOM RI, 2012, Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Vol. I, Depkes RI, Jakarta

7. WHO, 2008, Quality Control Methods for Medicinal Plants Material, WHO, Geneva

Kimia Medisinal (Medicinal Chemistry) (PST 401) – 5 SKS Sifat fisikokimia senyawa aktif dan perannya dalam interaksi senyawa aktif dengan targetnya. (Catatan: Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Inggris). Pustaka: 1. Patrick, G.L., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd edition, Oxford University Press. Farmakokinetika-Biofarmasetika (PST 402P) – 3/1 SKS Matakuliah ini memberikan kontribusi dalam pencapaian kompetensi melalui: 1. Memberikan pemahaman tentang konsep farmakokinetika obat yaitu parameter-

parameter kinetika obat pada proses absorpsi, distribusi dan eliminasi obat sesuai dengan rute/cara pemberian dan model kompartemen yang cocok.

2. Memberikan pemahaman tentang absorpsi obat yang dipandang secara integrasi pada 3 aspek yaiitu aspek anatomi fisiologi tempat absorpsi, sifat fisika kimia obat, dan aspek formulasi obat. Selain itu dalam matakuliah ini juga disampaikan tentang bioavailabilitas – bioekivalensi dan metode pengujiannya

3. Membangun sikap perduli terhadap adanya perubahan nasib obat dalam tubuh untuk kepentingan pasien dan masyarakat.

Pustaka: 1. Banker, G.S., Rhodes, C.T., 2002, Modern Pharmaceutics, 4th edition, Marcel

Dekker Inc, New York, USA 2. Attwood, D., Florence, A.T., 1994, Physicochemical Principles of Pharmacy, 2nd

edition, Mac Milan, Hongkong 3. Shargel, L., Yu Andrew, B.C., 1993, Applied Biopharmaceutics and

Pharmacokinetics, 3rd edition, Appleton&Lange, Connecticut, USA 4. Ansel, H.C., Popovich, N.G., Allen, L.V., 1995, Pharmaceutical Dosage Forms

and Drug Delivery System, 6th edition, Lea & Febiger, Malven, USA.

Page 16: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

16 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

5. Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Forms Design, 2nd edition, Churchill Livingstone, London, UK

6. Shargel, L., and Yu, Andrew, 2005, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics. 5th Appleton and Lange, New York.

7. Ritschel, W.A. 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence Publications, Inc.: Hamilton, Illinois.

8. Gibaldi, M. and Perrier, D., 2007, Pharmacokinetics, Informa Healthcare USA Inc., New York.

Peracikan Obat (403P) – 3/1 SKS Matakuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Memberikan pengetahuan mengenai tatalaksana penyiapan sediaan Farmasi non steril

dan steril 2. Mampu memilih prosedur yang sesuai dengan acuan yang berlaku 3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan

sediaan Farmasi yang aman, efektif dan bermutu. Pustaka: 1. Anonim, 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 2. Florence, A.T., and Siepmann, J. (Eds.), 2009, Modern Pharmaceutics Basic

Principles and Systems, 5th Ed., Vol 1., Informa Healthcare, New York 3. Donelly, R.F., and Barry, J., 2009, MCQs in Pharmaceutucal Calculations,

Pharmaceutical Press, London. 4. Langley, C., and Belcher, D., 2008, Pharmaceutical Compounding and

Dispensing, Pharmaceutical Press, London. Swamedikasi (SCP 404) – 2 SKS Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan terapi kepada masyarakat untuk beberapa kasus ringan pengobatan mandiri yang mereka pelajari, baik untuk diagnosis, penatalaksanaan terapi farmakologi dan non-farmakologi, pemilihan obat, dan edukasi pasien. Pustaka: 1. APhA Non-prescription handbook 2. MIMS/ISO 3. WHO, Self-medication 4. Berardi RR, Ferrrari SP, Hume AL, et al. 2009. Handbook of Nonprescription

Drugs 16th, An Interactive Approach to Self-Care, American Pharmacists Association, Washington, DC.

5. The Professional Role of the Pharmacist, http://www.fip.org/www/uploads/database_file.php?id=204&table_id=

6. Statement of Principle Self-care Including Self-medication 7. The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication; avail at.

http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/whozip32e/whozip32e.pdf 8. Ethic Promotion WHO

45 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .

Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.

Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.

Jika mahasiswa mengakui telah tertangkap basah melakukan hubungan seksual di luar nikah, maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang sah. Jika ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi segera diberlakukan, dan ybs diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah men-dapat persetujuan Senat Fakultas. 3. HIDUP BERSAMA TANPA IKATAN PERKAWINAN YANG SAH (KUMPUL

KEBO) NORMA Mahasiswa/mahasiswi yang hidup bersama dengan lawan jenis tanpa ikatan perkawinan yang sah dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi. SANKSI

Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma seperti tersebut di atas diberi sanksi skorsing selama 1 semester. Skorsing berlaku pada semester sewaktu kejadian. MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI

Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah (kumpul kebo) dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .

Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.

Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.

Jika mahasiswa mengaku hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah (kumpul kebo), maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang sah. Jika ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi segera diberlakukan, dan ybs diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya:

a. Mahasiswa putra yang terlibat diskors selama 1 (satu) semester. b. Mahasiswa putri yang terlibat dianjurkan untuk cuti studi hingga

persoalannya selesai, atau diskors selama 1 (satu) semester. Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah mendapat persetujuan Senat Fakultas. Skorsing atau cuti berlaku pada semester saat kasus diklarifikasi.

Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab, kepadanya diberikan sanksi skorsing tahap kedua pada semester berikutnya.

Page 17: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

44 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Pada tahap ini ybs juga diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan dari Tim Konsultasi yang dibentuk UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Jika pada skorsing tahap pertama mahasiswa ybs dapat menunjukkan akte perkawinan yang sah, maka pada semester berikutnya kepadanya tidak perlu diberikan sanksi tahap kedua.

Jika sampai akhir skorsing tahap pertama mahasiswa ybs tidak dapat menunjukkan akte perkawinan yang sah, maka kepadanya diberlakukan skorsing tahap kedua, dan ybs masih diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan dari Tim Konsultasi.

Jika setelah skorsing tahap kedua mahasiswa ybs tidak dapat menunjukkan akte perkawinan yang sah, maka ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Jika selama skorsing yang bersangkutan melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari UNIVERSITAS SANATA DHARMA. MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI

Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar nikah yang mengakibatkan kehamilan dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.

Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.

Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.

Jika mahasiswa mengaku melakukan hubungan seksual di luar nikah dan mengakibatkan kehamilan, maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang sah. Jika ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi segera diberlakukan.

Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah mendapat persetujuan Senat Fakultas.

Sanksi pengeluaran diberikan oleh Rektor jika ybs tidak memenuhi ketentuan serta ybs tidak bersedia mengundurkan diri. 2. HUBUNGAN SEKSUAL DI LUAR NIKAH YANG TERTANGKAP BASAH

NORMA Mahasiswa/mahasiswi yang tertangkap basah melakukan hubungan seksual di luar nikah dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi. SANKSI

Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma diberi sanksi skorsing selama 1 semester. Skorsing berlaku pada semester sewaktu kejadian. MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI

Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar nikah yang tertangkap basah dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

17 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Farmakoterapi 1 (SCP 405) – 4 SKS Matakuliah Farmakoterapi 1 terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus penyakit berdasarkan sistem organ sesuai dengan guidelines. Farmakoterapi 1 mempelajari pengantar farmakoterapi, patologi klinik dan aplikasinya di klinis kefarmasian, penyakit pernafasan, penyakit pencernaan, penyakit hati, penyakit kulit, dan berbagai macam infeksi. Pustaka: 1. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.

(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton & Lange, Stamford

2. Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, Appleton & Lange, Stamford

3. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia

4. McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill Companies Inc, New York

5. Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York

Managemen Farmasi – 2 SKS Mata kuliah Managemen Farmasi berisi materi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dalam pengelolaan perbekalan farmasi. Pustaka: - Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi(PST 501P) – 3/1 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang konsep dan prinsip

formulasi sediaan farmasi yang didukung dengan teknologi modern, untuk dikembangkan dalam skala manufaktur

2. Membentuk penalaran yang logis, kritis, sistematik dan inovatif, serta kepribadian yang bertanggung jawab dalam pengambilan setiap keputusan.

3. Membentuk kepedulian terhadap masyarakat melalui rancangan sediaan farmasi yang aman, efektif dan bermutu bagi pasien dan masyarakat.

Pustaka: 1. Troy, DB, 2005, Remington The Sciences and Practice of Pharmacy, 21st ed,

Lippincott-Williams&Wilkins, Philadelphia 2. Allen L.V, Popovich N.G, Ansel, H (eds), 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage

forms and Drug Delivery Systems, 8th edition, Lipincott Williams and Wilkins, Philadelphia

3. Aulton, M.E., 2000, Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, 2nd , Churchill Livingstone, Eidenburg London

4. Dean, D.A., Evans E.R., Hall, I.H., (eds), 2000, Pharmaceutical Packaging Technology, Taylor and Francis, London

Page 18: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

18 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

5. Banker GS, Rhodes CT, 2002, Modern Pharmaceutics 4th ed, Marcell Dekker, New York

6. Parikh, D.M., 1997, Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, vol 81, Marcel Dekker, Inc, New York, Basel

7. Cartensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles of Solid Dosage Form, Technomic, Pennsylvania

8. Cole, G., 2001, Pharmaceutical Coating Technology, Taylor & Francis Ltd 9. Ridgway, K., 1987., Hard Capsules Development and Tecnology, The

Pharmaceutical Press, London 10. Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage

Forms: Disperse Systems, vol 1, Marcel Dekker, Inc 11. Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage

Forms: Disperse Systems, vol 2, Marcel Dekker, Inc 12. Walters, K.A., 2002, Dermatological and Transdermal Formulations, Marcel

Dekker, New York, Basel 13. Akkers, MJ, Larrimore, DS, 2003, Parenteral Quality Control, Marcell Dekker,

New York 14. Dixon, AM, 2007, Environmental Monitoring for Cleanrooms and Controlled

environments,Informa Healthcare, New York 15. BPOM, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia 16. United States Pharmacopeia 17. European Pharmacopeia Farmakoterapi 2(SCP 502) – 4 SKS Matakuliah Farmakoterapi 2 terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus penyakit sistem organ. Farmakoterapi 2 mempelajari penatalaksanaan penyakit dalam jantung, saraf, endokrin, dan ginjal; patologi klinik, dan aplikasinya di klinis kefarmasian. Pustaka: 1. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.

(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton & Lange, Stamford

2. Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, Appleton & Lange, Stamford

3. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia

4. McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill Companies Inc, New York

5. Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York.

43 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEMBERIAN SANKSI Penangan pertama yang dilakukan adalah teguran lisan sekaligus

permintaan untuk mengembalikan keutuhan fasilitas tersebut seperti sebelumnya. Untuk pelanggaran kebersihan, misalnya corat-coret, pelaku diminta langsung membersihkan; seandainya tindakan perusakan, pelaku diminta memperbaiki atau mengganti kerusakan tersebut. Untuk pencurian barang inventaris kampus mahasiswa yang bersangkutan diminta mengganti atau mengembalikan barang inventaris kampus.

Peringatan secara tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat dipertimbangan seandainya pelaku pelanggaran menolak memperbaiki fasilitas yang dirusak atau mengembalikan barang inventaris yang dicuri. KETENTUAN PENANGANAN “PELANGGARAN KESUSILAAN” PRINSIP

UNIVERSITAS SANATA DHARMA merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berusaha menegakkan norma-norma kesusilaan di kalangan sivitas akademikanya. Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA, integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya yang menyangkut hubungan (seksual) antara pria dan wanita. Jika harus diberikan sanksi, sanksi tersebut (i) bersifat mendidik, (ii) berorientasi pada anak hasil hubungan di luar nikah, baik tentang status maupun keselamatan jiwanya, (iii) cukup keras, dalam arti sebagai shock therapy dan peringatan bagi para mahasiswa yang lain. PERMASALAHAN Permasalahan hubungan (seksual) antara pria dan wanita di kalangan mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu:

1. Hubungan seksual di luar nikah yang mengakibatkan kehamilan 2. Hubungan seksual di luar nikah yang tertangkap basah 3. Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah (kumpul kebo)

1. HUBUNGAN SEKSUAL YANG MENGAKIBATKAN KEHAMILAN

NORMA Mahasiswa/mahasiswi yang melakukan hubungan seksual di luar nikah yang mengakibatkan kehamilan dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi. SANKSI

Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma seperti tertulis tersebut di atas diberi sanksi skorsing maksimum 2 semester. Skorsing berlaku mulai semester berikutnya setelah kejadian.

Pemberian skors dilakukan secara bertahap per semester agar ada waktu untuk mengamati perkembangan mahasiswa ybs.

Selama skorsing tahap pertama, mahasiswa diberi kesempatan menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan status perkawinan resmi.

Page 19: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

42 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

MEKANISME PEMBERIAN SANKSI

Mahasiswa yang melanggar norma pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya, diberi sanksi skorsing tahap pertama selama 1 (satu) semester.

Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.

Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan dikeluarkan (DO).

Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, mahasiswa yang bersangkutan diberi sanksi skorsing sampai ada vonis pengadilan yang ber-kekuatan hukum tetap.

Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan tidak bersalah, sanksi skorsing dicabut, dan segala hak serta kewajibannya sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma dikembalikan.

Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan bersalah, kepadanya diberikan sanksi DO. Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. Catatan: Selama masa skorsing, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan. KETENTUAN PENANGANAN “MENGOTORI, MERUSAK DAN MENCURI FASILITAS SERTA INVENTARIS MILIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA” PENGERTIAN DAN CAKUPAN

Perusakan mengandung arti adanya unsur kesengajaan untuk merusak keutuhan fasilitas, misalnya kran air kamar mandi yang dengan sengaja dilepas/dirusak, merusak kunci ruangan, memecah kaca jendela dan atau pintu ruangan, dan sebagainya.

Perusakan fasilitas juga mengandung arti mengotori (mencorat-coret) meja, kursi dan tembok, dan fasilitas kampus, misalnya dengan kata-kata yang tidak sopan, contekan dan atau dengan gambar.

Mengambil yang ukan menjadi hak miliknya secara sengaja dapat dikategorikan sebagai tindakan pencurian, misalnya mengambil lampu penerangan, mikrofon, kabel, kertas-kertas dokumen, peralatan laboratorium dan sebagainya. PENANGANAN KLARIFIKASI

Informasi tentang perusakan, pengotoran dan pencurian dapat berasal dari mahasiswa, dosen dan atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Informasi kasus dapat disampaikan kepada pejabat struktural tingkat prodi/jurusan/fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh Dekan atau pejabat bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas.

Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh Dekan atau pejabat bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasinya. Baik mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat pernyataan tertulis diatas kertas bermeterai.

19 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Farmako-Epidemiologi (SCP 503) – 3 SKS Matakuliah Farmako-epidemiologi ini berisi pokok-pokok bahasan tentang pengertian umum uji klinik dalam proses pengembangan obat, pengertian umum konsep penyebaran penyakit dan metode – metode penilaian penggunaan obat di populasi. Pustaka: 1. Dwiprahasto,I.,2000, Farmakoepidemiologi, Bagian Farmakologi & Toksikologi/

Clinical epidemiology & Biostatistic Unit, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. 2. Storm, B.L.(ed), 1994, Pharmacoepidemiology, 2nd Ed. John Willey & Son, New

York. Komunikasi (SCP 504P) – 2/1 SKS Mata kuliah Komunikasi terdiri dari 2 SKS kuliah teori dan 1 SKS praktikum. Pokok bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi dasar-dasar komunikasi efektif, komunikasi dalam komunitas kesehatan, informasi dan edukasi, serta konseling. Pustaka: - Analisis Farmasi (PST 601P) – 3/1 SKS Berkontribusi pada capaian: 1. Mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari

matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut.

2. Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam melakukan perancangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi.

3. Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset dan pengembangan di bidang kefarmasian.

Pustaka:

1. Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, The McGraw-Hill Companies, Inc.

2. Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., and Denney, R.C., 1989, Vogel’s Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientific and Technical

3. Snyder, L., Kirkland, J., and Dolan, J., 2010, Introduction to Modern Liquid Chromatography, A John Wiley & Sons, Inc., Publication.

4. Kealey, D. and Haines, P.J., 2002, Instant Notes Analytical Chemistry, BIOS Scientific Publishers Ltd, Oxford

5. Meyer, V., 2004, Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Edition, John Wiley & Sons, Ltd, Chichester

6. Ahuja, S. and Dong, M.W., 2005, Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC, volume 6, Elsevier Academic Press, Amsterdam.

7. Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.

8. Spangenberg, B., Poole, C., and Weins, C., 2011, Quantitative Thin-Layer Chromatography A Practical Survey, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.

Page 20: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

20 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

9. Srivastava, M., 2011, High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC), Springer, Berlin Heidelberg.

10. Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd., Publishers, New Delhi

Farmakoterapi 3(SCP 602) – 4 SKS

Matakuliah Farmakoterapi III terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus penyakit sistem organ sesuai dengan guidelines. Farmakoterapi III mempelajari penatalaksanaan penyakit dengan topik cancer, sistem saraf, nyeri, musculoskeletal, dan reproduksi; dan aplikasinya di klinis kefarmasian. Pustaka:

1. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M. (Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton & Lange, Stamford

2. Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, Appleton & Lange, Stamford

3. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia

4. McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill Companies Inc, New York

5. Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York.

Pharmaceutical Care 1 (SCP 603) – 2 SKS Secara keseluruhan mata kuliah Pharmaceutical care 1 berisi materi mengenai peran dan praktek Apoteker dengan paradigma baru, definisi dan ruang lingkup, kompetensi Apoteker di praktek pelayanan kefarmasian komunitas, dan aspek-aspek sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Permenkes RI No.35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek). Setting kuliah ini adalah pelayanan di apotek dan di komunitas. Pustaka: 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 mengenai tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek 2. Rovers, J.P., Currie, J.D., Hagel, H.P., McDonough, R.P., Sobotka, J.L., 2003, A

Practical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd Edition, AphA, Washington, D.C. 3. Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice,

McGraw Hill, New york. 4. Tindall, W.N., and Millonig, M.K., 2003, Pharmaceutical Care: Insight from

Community Pharmacists, CRC Press, Boca Raton. 5. Tietze, K.J., 2004, Clinical Skill for Pharmacists A patient-Focused Approach, 2nd

Edition, Mosby, St. Louis. 6. Ritschel W.A. and Kearns, G.L., 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetic

Including Clinical Applications, 6th Edition, American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.

41 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PENANGANAN DAN PEMBERIAN SANKSI

Mahasiswa yang melanggar norma penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya diberi peringatan tertulis oleh Dekan, dan yang bersangkutan wajib membuat surat pernyataan di atas kertas bermeterai bahwa tidak akan terlibat kembali dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya.

Mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti pendampingan, dan dianjurkan untuk cuti sampai permasalahannya teratasi maksimum 2 (dua) semester berturut-turut.

Jika karena kondisi mahasiswa sudah sedemikian parah hingga pendampingan tidak mungkin lagi dilakukan, permasalahan diserahkan sepenuhnya kepada orang tua mahasiswa, dan mahasiswa dianjurkan untuk mengundurkan diri.

Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan dikeluarkan (DO).

Jika kasus sudah ditangani kepolisian dan pengadilan, mahasiswa yang bersangkutan diberi sanksi skorsing sampai ada vonis pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan tidak bersalah, sanksi skorsing dicabut, dan segala hak serta kewajibannya sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma dikembalikan.

Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan bersalah, kepadanya diberikan sanksi DO. Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. KETENTUAN DAN PENANGANAN “PENGEDARAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA” NORMA

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mendistribusikan atau memperdagang-kan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus. SANKSI

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mendistribusikan atau memperdagangkan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO). MEKANISME KLARIFIKASI KASUS

Informasi (indikasi) kasus pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian. Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .

Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai. Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, Pembantu Rektor III meminta informasi resmi dari kepolisian dan pengadilan.

Page 21: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

40 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KETENTUAN PENANGANAN ”PENYALAHGUNAAN DAN PENGEDARAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA” PRINSIP

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya. Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA (alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya larangan yang berbunyi, “Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya”.

Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA secara keseluruhan. PENGERTIAN DAN CAKUPAN

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya yang dimaksud di sini adalah pemilikan serta penggunaan narkotika dan obat yang dapat menciptakan keadaan yang tak terkuasai dan dilakukan di luar pengawasan medis atau dapat membahayakan/mengancam masyarakat, di dalam atau di luar kampus.

Pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya adalah mendistribusikan atau memper-dagangkan narkotika dan obat-obat berbahaya secara ilegal di dalam atau di luar kampus. PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA NORMA

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang menyalahgunakan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus. SANKSI

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang menyalahgunakan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus, diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO). MEKANISME KLARIFIKASI KASUS

Informasi (indikasi) kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian. Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.

Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.

Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, Pembantu Rektor III meminta informasi resmi dari kepolisian dan pengadilan.

21 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

7. Williams, R.L., Brater, D.C., and Mordenti, J., 1990, Rational Therapeutics A Clinical Pharmacologic Guide for Health Professional, Marcel Dekker Inc, New York.

8. DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th Edition, McGraw Hill, New York.

Farmakologi Toksikologi Klinik (SCP 604) – 3 SKS Mata kuliah Farmakologi toksikologi klinik berisi pokok pokok bahasan tentang konsep pengobatan rasional ditinjau dari aspek farmakologi toksikologi dan farmakokinetika secara klinik. Tinjauan farmakologi toksikologi meliputi konsep pengobatan rasional serta pengobatan pada berbagai kondisi khusus seperti pasien pediatri, geriatri, kehamilan, gangguan ginjal, gangguan hepar, konsep diagnosa dan tata laksana keracunan, terapi suportif, terapi antidote, tatalaksana kasus keracunan obat, logam berat, dan pestisida. Tinjauan dari farmakokinetika meliputi tentang konsep dasar farmakokinetika klinik, merancang perhitungan laju infus dalam penggunaan infus intravena dan dosis muatan yang diperlukan dalam terapi, menguraikan hubungan respon obat dengan variabilitas individu serta memahami monitoring terapi obat, mengevaluasi kasus perhitungan dosis individu karena perubahan umur dan berat badan, penyakit seperti: kardiovaskular, hepar dan respiratori, gangguan ginjal dan interaksi obat, serta aplikasi parameter farmakokinetika–farmakodinamika (FK-FD) pada penggunaan antibiotika untuk meramalkan efektivitas dan resistensi antibiotika. Pustaka: 1. BNF, 45th ed., 2003 2. Ritschel, W.A., 1992, Handbook of Basic Pharmacokinetics including Clinical

Application, 4th ed., Drug Inteleligence Publication 3. Rowland, M., A and Tozer, T.N., 1995, Clinical Pharmacokinetics Concepts and

Application, 3rd ed., A Lea and febiger Book 4. Shargel and Yu 5. Williams, R.L., Brater, D.C., and Mordenti, J., 1990, Rational Therapeutics, A

Clinical Pharmacologic Guide for the Health professional, Marcel Dekker, Inc., New York

6. Winter, M.E, 1994, Basic Clinical Pharmacokinetics, 3rd ed., Applied Therapeuticss, Inc., Vancouver

7. Olson, K.R., et al., 1994, Poisoning and Drug overdose, 2nd, Appleton & Lange, Norwalk

8. Olson, K.R., et al., 2006, Poisoning and Drug overdose, 5th , Appleton & Lange, Norwalk

9. Klaasen, C.D., 1996, Casarett and Doull’s Toxicology The Basic Science of poisons, 6th ed, The mc Graw-Hill Companies Inc., USA

10. Goldfrank, L.R., et al., 1990, Toxicologic emergencies, 4th ed., Appleton & Lange, Norwalk

Legalitas Praktik Kefarmasian (SCP 701) – 2 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Memberikan pengetahuan tentang konsep dan hirarki peraturan terkait praktik

kefarmasian, jenis peraturan pada berbagai bidang praktik profesional tenaga kefarmasian, serta kelembagaan pemerintahan terkait bidang kesehatan.

Page 22: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

22 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2. Membentuk kesadaran untuk updating pengetahuan tentang peraturan terkait praktik kefarmasian.

3. Membentuk sikap bertanggung jawab secara legal dan etis dalam melaksanakan praktik sebagai tenaga teknis kefarmasian.

Pustaka: 1. Mertokusumo, S., 2007, Mengenal Hukum 2. Undang-undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan peraturan

perundang- undangan 3. Undang-undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 4. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian 5. Peraturan Presiden No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional 6. Peraturan Menteri Kesehatan No.889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin

Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian 7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.7 tahun 2014 tentang

Pedoman Uji Toksisitas Non Klinik secara In Vivo 8. UU No.40 thn 2004 ttg Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 9. UU No. 24 thn 2011 ttg Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 10. Peraturan Presiden No.72 thn 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional 11. Kepmenkes No.381 thn 2007 ttg Kebijakan Obat Tradisional Nasional 12. Kepmenkes No.189 thn 2006 ttg Kebijakan Obat Nasional 13. www.depkes.go.id (web resmi Kementrian Kesehatan RI) 14. www.pom.go.id (web resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI) 15. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 16. Peraturan Presiden No.3 tahun 2013 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Wewenang, susunan organisasi dan tata kerja lembaga Pemerintah Non Departemen

17. Permenkes No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan 18. Surat Keputusan PP IAI No.058 thn 2011 ttg Standar Kompetensi Apoteker

Indonesia 19. Buku tentang Etika profesi tenaga kesehatan 20. Keputusan Kongres Nas ISFI No tahun tentang Kode Etik APoteker Indonesia 21. Permenkes No 1799 tahun 2010 ttg Industri Farmasi 22. Permenkes Nol 16 tahun 2013 ttg Perubahan atas Permenkes No. 1799 thn

2010 23. Permenkes No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Industri obat

Tradisional 24. Permenkes No.63 tahun 2013 tentang Izin Produksi Kosmetik 25. PerKBPOM No. HK 03.1.33.12.13.8195 tahun 2012 tentang Penerapan CPOB 26. PerKBPOM NO 35 tahun 2013 tentang CPOTB 27. Permenkes Np.965 thn 1992 ttg CPKB 28. PerKBPOM No.03.1.23.10.11.08481 tentang Kriteria dan Tata Laksana

Registrasi Obat 29. PerKBPOM No. Hk.00.05.41.1384 tahun 2005 ttg Kriteria dan Tata Laksana

Pendaftaran Obat Tradisional 30. Permenkes No. 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional 31. Permenkes No. 1010 tahun 2008 tentang Registrasi Obat 32. Permenkes No. 168 tahun 2005 tentang Prekursor farmasi 33. PerKBPOM No 0.05.42..1018 tahun 2008 tentang Bahan Kosmetik 34. Permenkes No. 34 tahun 2013 dan no. 1148 tahun 2011 ttg PBF 35. Permenkes No. 1332 tahun 2002 dan No. 167 tahun 1972 ttg Pedagang Eceran

Obat 39

Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma pengguna-salahan minuman keras, kepadanya diberikan skorsing tahap kedua selama 1 (satu) semester.

Jika selama masa skorsing tahap kedua tetap melanggar norma pengguna-salahan minuman keras, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.

Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan dikeluarkan (DO). Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. Catatan: Sejak diberi peringatan dan selama skorsing, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan. PENGEDARAN MINUMAN KERAS NORMA

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mendistribusikan atau memperdagang-kan minuman beralkohol di dalam atau di luar kampus. SANKSI

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mendistribusikan atau memperdagangkan minuman beralkohol di dalam atau di luar kampus diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO). MEKANISME KLARIFIKASI KASUS

Informasi (indikasi) kasus pengedaran minuman keras dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian.

Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.

Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai. MEKANISME PEMBERIAN SANKSI

Mahasiswa yang melanggar norma pengedaran minuman keras, diberi sanksi skorsing tahap pertama selama 1 (satu) semester.

Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma pengedaran minuman keras, kepadanya diberikan skorsing tahap kedua selama 1 (satu) semester.

Jika selama masa skorsing tahap kedua tetap melanggar norma pengedaran minuman keras, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.

Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan dikeluarkan (DO).

Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. Catatan: Selama masa skorsing, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan.

Page 23: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

38 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

KETENTUAN PENANGANAN ”PENGGUNASALAHAN DAN PENGEDARAN MINUMAN KERAS” PRINSIP

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya. Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA (alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya larangan yang berbunyi, “Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya)”.

Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun mahasiswa Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan. PENGERTIAN DAN CAKUPAN

Penggunasalahan minuman keras yang dimaksud di sini adalah minum minuman beralkohol sampai mabuk, di dalam atau di luar kampus.

Pengedaran minuman keras yang dimaksud di sini adalah mendistribusikan atau memperdagangkan minuman beralkohol secara ilegal, di dalam atau di luar kampus. PENANGANAN NORMA

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mabuk di dalam atau di luar kampus. SANKSI

Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mabuk, di dalam atau di luar kampus, diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO). MEKANISME KLARIFIKASI KASUS

Informasi (indikasi) kasus penggunasalahan minuman keras dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian. Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan. Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai. MEKANISME PEMBERIAN SANKSI

Mahasiswa yang melanggar norma penggunasalahan minuman keras, diberi sanksi peringatan tertulis oleh Dekan, dan yang bersangkutan wajib membuat surat pernyataan di atas kertas bermeterai bahwa tidak akan terlibat kembali dalam penggunasalahan minuman keras.

Jika mahasiswa yang sudah diberi peringatan kembali melanggar norma penggunasalahan minuman keras, yang bersangkutan diberi sanksi skorsing tahap pertama selama 1 (satu) semester.

23 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

36. PerKBPOM No. HK.03.1.34.11.12.7542 tahun 2012 tentang Pedoman Teknis CDOB

37. Permenkes No. 4 tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik 38. Kepmenkes No. 312 taun 2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 39. Kepmenkes No. 328 tahun 20103 tentang Formularium Nasional 40. Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek 41. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit 42. Permenkes Np. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas 43. Permenkes No. 1332 tahun 2002 dan No 922, tahun 1992 tentang Ketentuan

dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek 44. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas 45. Permenkes No. 9 tahun 2011 tentang Klinik

Metodologi Penelitian (BNS 702) – 2 SKS Mata kuliah Metodologi Penelitian berisi prinsip dan cara penelitian. Pustaka: - Cara Pembuatan Sediaan Farmasi yang Baik(PST 703) – 2 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan pemahaman secara komprehensif tentang aspek-aspek teknis cara pembuatan sediaan farmasi yang baik, berdasarkan pedoman CPOB, CPOTB, dan CPKB. Pustaka: 1. Anonim, 2003, Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), Badan

PengawasObat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. 2. Anonim, 2010, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Kosmetik yang

Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. 3. Anonim, 2011, Persyaratan Teknis Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOTB), Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. 4. Anonim, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. 5. Anonim, 2013, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang

Baik 2012, Jilid 1, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

6. Nally J.D. (Ed.), Good Manufacturing Practices for Pharmaceuticals, 6th Ed., Informa Healthcare, New York.

Pharmaceutical Care 2 (SCP 704) – 3 SKS Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melakukan simulasi pelayanan kefarmasian sederhana terutama untuk sarana pelayanan kesehatan rumah sakit dan mampu berkomunikasi efektif dengan profesional kesehatan lainnya dalam menyelesaikan kasus klinis untuk kualitas hidup pasien yang lebih baik. Pustaka: 1. Cipolle and Strand, Pharmaceutical Care 2. DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th

Edition, McGraw Hill, New York.

Page 24: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

24 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

3. MIMS/ISO 4. Materi-materi Farmakologi, Farmakoterapi, standar terapi yang sesuai.

Pelayanan Informasi Obat (SCP 705P) – 2/1 SKS Mata kuliah Pelayanan Informasi Obat memberikan gambaran pelaksanaan informasi obat dalam unit pelayanan dengan melatih mahasiswa untuk mencari dan mengkritikan isi sumber informasi yang reliable untuk dapat melakukan praktik penggunaan obat berbasis bukti dan menangani pertanyaan klinik sederhana, serta menyiapkan informasi obat secara lisan maupun tertulis. Pustaka:

-

Pharmaceutical Care 3 (SCP 801) – 3 SKS Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melakukan pelayanan kefarmasian sederhana di beberapa jenis sarana pelayanan kesehatan dan berkomunikasi dengan profesional kesehatan lainnya dalam menyelesaikan kasus klinis untuk kualitas hidup pasien yang lebih baik. Pustaka: 1. Cipolle and Strand, Pharmaceutical Care 2. DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th

Edition, McGraw Hill, New York. 3. MIMS/ISO 4. Materi-materi Farmakologi, Farmakoterapi, standar terapi yang sesuai.

Health Behaviour (SCP 341) – 2 SKS Matakuliah Health Behaviour (Pilihan) terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi pengertian health behaviour, faktor – faktor yang berkaitan dengan health behaviour, konsep teori – teori perilaku, penerapan teori perilaku untuk penyelesain permasalahan terkait perilaku kesehatan di masyarakat. Pustaka: 1. Buku Panduan Akademik Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi USD,

Yogyakarta 2. http://www.sphsu.mrc.ac.uk/glossary/ 3. Gochman 1997, Handbook of Health Behavior Research, Vol. 1, p. 3 4. Rimer, et al, 2004, Theory at A Glance 5. Conner, M and Norman, P (Eds.)., 1996, Predicting Health Behaviour, Open

University Press, Buckingham, UK Preformulasi (PST 342) – 2 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan pemahaman secara komprehensif tentang aspek-aspek studi preformulasi meliputi evaluasi sifat fisika-mekanik, sifat fisika-kimia, dan stabilitas bahan aktif, serta kompatibilitas bahan aktif dengan eksipien. Pustaka: 1. Adeyeye, M.J., and Brittain, H.G. (Eds.), 2008, Preformulation in Solid Dosage

Form Development, Informa Healthcare, New York 37

Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

otomatis segala berkas tidak diakui keabsahannya serta pengelolaan proses terkait berkas tersebut dibatalkan..

2. Apabila sesudah mendapatkan teguran tertulis yang bersangkutan masih mengulangi pelanggaran, maka yang bersangkutan dapat dikenakan skorsing

3. Sanksi paling berat dapat berupa pengunduran diri atau dikeluarkan oleh Rektor.

KETENTUAN PENANGANAN “KEGADUHAN YANG MENGGANGGU PERKULIAHAN” PENGERTIAN DAN CAKUPAN

Kegaduhan yang dimaksud adalah suasana yang dapat mengganggu jalannya perkuliahan akibat suara yang ditimbulkan oleh aktivitas seseorang, sekelompok individu dan atau suatu kelompok yang terorganisir.

Terganggunya perkuliahan dapat berupa interferensi suara yang tidak terkait dalam perkuliahan ( misalkan: suara handphone atau percakapan diluar pembicaraan perkuliahan) yang dirasa mengganggu oleh dosen atau mahasiswa. Suasana paling berat dapat berupa terhentinya aktivitas perkuliahan sama sekali (misalkan aktivitas chek sound, demonstrasi dan lainnya).

Interferensi suara yang mengganggu perkuliahan yang diakibatkan oleh aktivitas yang tidak terhindarkan, misalkan aktivitas pembangunan, aktivitas kendaraan di area parkir atau suara dari perkuliahan di kelas yang lain, tidak termasuk dalam pengertian diatas. PENANGANAN Klarifikasi

Informasi timbulnya kegaduhan dapat berasal dari mahasiswa, dosen, karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA dan atau masyarakat sekitar yang terganggu oleh aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

Pemanggilan terhadap mahasiswa dan atau penitia yang bertanggung jawab atas kegiatan yang menimbulkan kegaduhan dilakukan oleh pejabat bidang kemahasiswaan tingkat prodi/fakultas/universitas.

Penaganan secara persuasif selalu diusahakan paling utama untuk dapat menghentikan atau memindahkan atau menunda aktivitas yang menimbulkan kegaduhan dan mengganggu perkuliahan. Pemberian Sanksi

Dosen yang terganggu aktivitas perkuliahannya berhak menegur, menghimbau atau mengeluarkan peringatan untuk membubarkan aktivitas yang mengganggu sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas secara lisan. Jika diperlukan dosen dapat meminta bantuan petugas keamanan yang ada jika dirasa gangguan terus berlangsung dan tidak dapat ditangani secara persuasif. Bentuk kegaduhan akibat dari aktivitas kegiatan yang terkoordinasi oleh suatu kelompok, maka pemberian sanksi dapat dilakukan secara terkoordinasi oleh pejabat bidang kemahasiswaan terkait. Apabila kegaduhan mengarah pada tindak kriminal, maka kasus tersebut dapat diadukan ke pihak kepolisian setempat. Peringatan secara tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat dipertimbangkan sebagai alternatif terakhir dan yang terberat.

Page 25: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

36 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

MEKANISME PENANGANAN 1. Informasi dan Klarifikasi

Informasi tentang kecurangan dalam bidang akademik dapat berasal dari dosen penjaga ujian, dosen pangampu mata kuliah, dosen penguji skripsi, pustakawan, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang akademik, dan biro administrasi akademik.

Informasi tentang kecurangan dalam bidang administrasi akademik dapat berasal dari dosen pangampu mata kuliah, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/ fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang akademik, dan biro administrasi akademik.

Informasi tentang kecurangan bidang administrasi keuangan dapat berasal dari pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang administrasi keuangan, dan administrasi uang kuliah, pihak bank, dan pejabat bidang kemahasiswaan.

Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat prodi/jurusan/ fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh dekan dan pejabat bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas.

Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh dekan dan pejabat bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasi. Baik mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai. Mahasiswa yang terlibat dalam kasus tersebut mempunyai kewajiban untuk menjalankan sanksi yang diberikan kepadanya. 2. Sanksi dan Pemberian Sanksi Sanksi atas kecurangan dalam bidang akademik dapat berupa:

1. Teguran lisan oleh dosen dan hasil ujian/tugas tidak akan dinilai, dalam kasus mencontek saat ujian dan mengklaim hasil kerja orang lain untuk diajukan sebagai hasil tugasnya.

2. Teguran lisan oleh dosen dan pengurangan nilai, dalam kasus memberikan contekan kepada sesama peserta saat ujian.

3. Teguran tertulis oleh Dekan apabila mahasiswa yang bersangkutan kembali melakukan pelanggaran 1 dan atau 2.

4. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara otomatis segala informasi, tanda penghargaan, hasil kerja, dan pernyataan tidak diakui keabsahannya, dalam kasus memalsukan informasi atau tanda penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat, dan surat keterangan lain), melakukan tindakan plagiat.

5. Skorsing selama 1 (satu) semester oleh Dekan apabila setelah mendapat teguran tertulis yang bersangkutan masih mengulangi pelanggaran.

Sanksi terhadap kecurangan administrasi akademik dapat berupa:

1. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara otomatis segala berkas tidak diakui keabsahannya serta pengelolaan proses terkait berkas tersebut dibatalkan.

2. Skorsing selama 1 (satu) semester apabila setelah mendapatkan teguran tertulis masih mengulangi pelanggaran.

Sanksi terhadap kecurangan administrasi keuangan dapat berupa:

1. Teguran tertulis oleh pimpinan prodi/jurusan/fakultas/universitas yang terkait langsung dalam menangani administrasi keuangan dan secara

25 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

2. Aulton, M.E. (Ed), 2002, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, 2nd Ed., Churchill Livingstone, London

3. Cartensen, J.T., 1998, Pharmaceutical Preformulation, Technomic Publishing Company Inc., Pennsylvania

4. Florence, A.T., and Siepmann, J. (Eds.), 2009, Modern Pharmaceutics Basic Principles and Systems, 5th Ed., Vol 1., Informa Healthcare, New York

5. Gokhale, R.D., 2011, Preformulation Techniques and Formulation Selection, in Pharmaceutical Technology Seminar, GEA-NUS Pharmaceutical Processing Research Laboratory, Singapore

6. Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schawtrz, J.B. (Eds.), 1989, Pharmaceutical Dosege Forms Tablets, 2nd Ed., Marcel Dekker, New York.

7. Mills, S., 2007, Pre-formulation Analytical Studies and Impact on API and Formulation Development, in Training Workshop on Pharmaceutical Development, WHO, Estonia.

Perinatologi (SCP 441) – 2 SKS Matakuliah Perinatologi terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi anatomi fisiologi pada kelompok perinatal pada berbagai kondisi, vaksin dan suplementasi perinatal, patofisiologi dan penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus penyakit di perinatal sesuai dengan guidelines, dan aplikasinya di bidang kefarmasian klinik. Pustaka: 1. Valman, B., and Thomas, R., 2002, ABC of The First Year, 5th ed., BMJ

Publishing, India 2. Tucker, J., Parry, G., Fowlie, P.W., and McGuire, W., 2004, Organisation and

Delivery of Perinatal Services, British Medicine Journal, vol. 329, pp. 730-732. 3. McGuire, W., McEwan, P., and Fowlie, P.W., 2004, care in the early newborn

period, British Medicine Journal, vol. 329, pp. 1087-1089 4. Moya, F.R., and Laughon, M., 2007, Common Problems of the Newborn,

Blackwell Publishing, United Kingdom

Hemato-onkologi (SCP 442) – 2 SKS Matakuliah Hemato-onkologi mempelajari aspek proses penyakit yang berkaitan dengan proses keganasan hematologi dalam tubuh manusia. Ilmu ini merupakan studi mengenai patofisiologi terjadinya proses keganasan hematologi yang meliputi keganasan hematopoetik dalam tubuh manusia serta penatalaksanaannya secara komprehensif. Pustaka:

1. Di piro J., Talbert R.L., Yee G., Matzke G., Wells B., Posey L.M., 2011. Pharmacotherapy : A Patophysiologic Approach, 8th edition, Mc Graw Hill Medical,USA

2. Fauci A.S., Braunwald E., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo L., Jameson J.L., Loscalzo J.2008 , Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th edition. Mc Graw Hill Medical, USA.

3. Kjeldsberg, C.R., 2006, Practical Diagnosis of Hematologic Disorders, 4th edition, American Society for Clinical Pathology Press, Chicago.

Page 26: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

26 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Penapisan In Vitro Berbasis Kultur Sel (PST 443) – 2 SKS Mata kuliah menjelaskan tentang prinsip dasar penggunaan kultur sel untuk mengetahui aktivitas biologis suatu senyawa dan berbagai macam aplikasinya untuk penelitian antikanker dan resistensinya serta penelitian antivirus dan imunomodulator Pustaka: 1. Freshney, R.I. 2010. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique and

Spesialized Applications, Sixth Edition, John Willey and Sons 2. Hanahan, D. and Weinberg, R.A., 2000, The Hallmarks of Cancer. Cell 100, 57-

70. 3. King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd ed, Pearson Eduation Limited, London. 4. Doyle, A., and Bryan, G., 2000, Cell and Tissue Culture: Laboratory Procedure

in Biotechnology, John Wiley and Sons, Singapore, pp. 62-64. 5. Prabin, S., Shrestha, I., dan Kurisu, K., 2009, Immunohistochemistry: A Review

of Practical Procedure. Nepal Journal of Neuroscience. 6: 38-41. 6. Rabinovitch, 1994. Introduction to Cell Cycle Analysis. Phoenix Flow Systems 7. Nunez. R. 2001. DNA Measurement and Cell cycle Analysis by Flowcytometry.

Curr.Issues. Mol. Biol. 3(3): 67- 70. 8. Mocellin, A., Rossi, C.R. Marincola, F.M. 2003. Quantitative Real-Time PCR in

Cancer Research. Achivum Immunogiae et Therapiae Experimentalis. 51: 301-313.

9. Kovalchuk, O., Filkowski,J.,Meservy,J.2008. Involvement of microRNA-451 in resistance of the MCF-7 breast cancer cells to chemotherapeutic drug doxorubicin. Mol Cancer Ther (7): 2152-2159.

10. Mechnetner, E., Kyshtoobayeva,A., Zonis, S.,Kim,H.,Stroup,R. Garcia, R., Parker, R.J.,Fruehauf, J.P. 1998. Levels of multidrug resistance (MDR1) P-glycoprotein expression bu human breast cancer correlate with in vitro resistance ti taxol and doxorubicin. Clin Cancer Res (4):389-398.

11. Rousselot, N.V., Alberti, L., Blay, J.Y.2006. CD40L induces multidrug resistance to apoptosis in breast carcinoma and lymphoma cells through caspase independent and dependent pathway. BMC Cancer (6): 75.

12. Skeel, R.T. 2007. Handbook of Cancer Chemoterapy 7th ed.Philadelpia: Lippincot Williams & Wilkins.

13. Buchy, P., Yoksan, S., Peeling, R.W., Hunsparger, E. 2006. Laboratory Test for The Diagnosis of Dengue Virus Infection. Scientific Working Group, Report on Dengue, 1-5 October 2006, Geneva, Switzerland

14. Chakravarti, A., Kumaria, R., Kar, P., Batra, V.V., Verma, V. 2006. Improved detection of dengue virus serotypes from serum samples-evaluation of single-tube multiplex RP-PCR with cell culture. Dengue Buletin vol 30: 133-140.

15. Paula, S.O., Lima, D.M., Clotteau, M., Pires Neto, R.J., Fonsca, B.A. 2003. Improved Detection of Dengue-1 Virus from IgM-positive Serum Samples Using C6/36 cell cultures In Association with RT-PCR. Intervirology: 46: 227-23

35 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

6. Melakukan tindak kriminal (membunuh, menganiaya, mencuri, menipu, dll.)

7. Mengotori, merusak, dan mencuri fasilitas serta inventaris milik Universitas Sanata Dharma

8. Mabuk baik di dalam maupun di luar kampus 9. Melakukan pelanggaran norma moral seksual (kumpul kebo, hubungan

seks di luar nikah, dll) 10. Mengenakan pakaian tidak sopan (kaos oblong, celana "butut", dll.) dan

sandal dalam mengikuti perkuliahan dan acara-acara resmi lainnya.

SANKSI

1. Teguran secara lisan oleh dosen, 2. Teguran secara tertulis oleh ketua program studi/jurusan dan atau Dekan, 3. Skorsing oleh Dekan, 4. Denda administratif dan atau keuangan oleh pimpinan universitas, 5. Dikeluarkan (di-DO) oleh Rektor.

KETENTUAN PENANGANAN “MELAKUKAN KECURANGAN DALAM BIDANG AKADEMIK, ADMINISTRASI AKADEMIK, DAN ADMINISTRASI KEUANGAN” CAKUPAN 1. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik mencakup: mencontek saat

ujian, memberikan contekan kepada sesama peserta saat ujian; mengklaim hasil kerja orang lain untuk diajukan sebagai hasil tugasnya; memalsukan informasi atau tanda penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat, dan surat keterangan lain); mengklaim hasil kerja atau pemikiran orang lain yang dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau secara keseluruhan sebagai hasil kerjanya; mengutip secara tertulis pernyataan orang lain yang dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau keseluruhan, tanpa mencantumkan dalam catatan kaki atau daftar pustaka (melakukan tindakan plagiat).

2. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi akademik mencakup: menitipkan tanda tangan pada daftar hadir saat kuliah; menandatangani daftar hadir untuk teman mahasiswa saat kuliah; dan memalsukan tanda tangan dosen untuk keperluan-keperluan administratif (pada lembar KRS, KHS, daftar nilai, berkas yudisium, dan lain-lain).

3. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi keuangan mencakup: memalsu tanda tangan dalam pembayaran dan atau pengajuan beasiswa; memberikan pernyataan palsu untuk memperoleh beasiswa ganda; memberikan laporan keuangan kegiatan mahasiswa secara fiktif (tidak sesuai kenyataan yang sebenarnya).

4. Kecurangan yang mengarah ke tindak pidana dikategorikan sebagai tindakan kriminal

Page 27: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

34 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

PEDOMAN PERILAKU MAHASlSWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Demi terwujudnya visi dan misi UNIVERSITAS SANATA DHARMA dalam

mengembangkan mahasiswa sebagai insan penggali kebenaran yang terus bertumbuh menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan berguna bagi masyarakat dengan landasan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignasian yang kokoh, maka Universitas Sanata Dharma memandang perlu untuk menegaskan prinsip-prinsip berperilaku bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma sebagai berikut: PRINSIP-PRINSIP 1. UNIVERSITAS SANATA DHARMA menghargai nilai-nilai kemanusiaan, 2. UNIVERSITAS SANATA DHARMA berkomitmen untuk mengembangkan pribadi

mahasiswa secara utuh, 3. UNIVERSITAS SANATA DHARMA mengembangkan nilai-nilai kebebasan

akademik, 4. UNIVERSITAS SANATA DHARMA menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral, 5. UNIVERSITAS SANATA DHARMA mendasarkan semua usaha pengembangan

pribadi mahasiswa pada nilai-nilai Kristiani, spiritualitas Ignasian, nilai-nilai kebangsaan serta kebudayaan.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut ditetaplah kewajiban, larangan dan sanksi sebagai berikut: KEWAJIBAN

1. Menjunjung tinggi nama UNIVERSITAS SANATA DHARMA sebagai suatu lembaga ilmiah,

2. Menghormati dosen, karyawan, teman, dan orang lain, 3. Menghormati dan menaati peraturan yang berlaku, 4. Menciptakan suasana akademik yang kondusif, 5. Menciptakan suasana aman, tenteram, dan nyaman di lingkungan

kampus, 6. Menghormati milik UNIVERSITAS SANATA DHARMA dan milik orang lain, 7. Menciptakan iklim yang kondusif untuk pengembangan kepribadian, 8. Menjalin pergaulan dengan menghormati nilai kesusilaan dan kesopanan, 9. Membawakan diri secara sopan dalam perkuliahan maupun di luar

perkuliahan, 10. Mengenakan pakaian pantas dan rapi sesuai dengan sifat kegiatan.

LARANGAN

1. Merokok, minum, dan makan pada waktu kuliah sedang berlangsung 2. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik, administrasi akademik,

dan administrasi keuangan 3. Membuat kegaduhan yang mengganggu perkuliahan yang sedang

berlangsung, 4. Membawa senjata dan berkelahi 5. Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta

menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya).

27 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

16. Weir, D.M., 1986, Cellular Immunology: Handbook of Experimental Immunology, Vol 4, Blcakwell Scientifig Publications, Oxford.

17. Wagner, W, 1999, Immunomodulatory Agents from Plants, Birkhauser Verlag, Basel.

18. Freshney, R.I. 2010. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique and Spesialized Applications, Sixth Edition, John Willey and Sons

Metabolit Sekunder (PST 444) – 2 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Memberikan pengetahuan tentang cara–cara isolasi dan identifikasi

kandungan metabolit sekunder serta pemanfaatan rekayasa genetika sesuai dengan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan produk metabolit sekunder dalam tanaman, hewan, mineral, flora bahari, dan fauna bahari

2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam menggunakan penguasaan IPTEK dan kemampuan riset untuk meningkatkan produk metabolit sekunder, mengisolasi dan mengidentifikasinya sebagai bahan baku obat herbal

3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui penemuan produk metabolit sekunder sebagai bahan baku obat herbal yang bermanfaat bagi umat manusia.

Pustaka: 1. Stanbury PF and Whitaker A., 2001, Principles of Fermentation Technology, Pergamon press,

Oxford 2. Denyer S.P., Hodges N.A., Gorman S.P., 2004, Hugo and Russell’s

Pharmaceutical Microbiology, 7th ed., Blackwell Science, Massachusetts. 3. Prince I., Tribe D., 1990, Fermentation Technology, Australia Biotechnology

Project report in Thailand. 4. Shriner R.L., et.al., 2004, The Systematic Identification of Organic ompounds,

8th ed., John Wiley & Sons, Singapore. 5. Dewick, P, 2009, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, John

Wiley and Sons. 6. Thompson, M.F., Saroyini, R., Nagabhushanam, R., 1991, Bioactive Compounds

from Marine Organism, Oxford IBH Publ. Co. Pvt. Ltd., New Delhi. 7. Burneton, J., 1999, Pharmacognosy Phythochemistry Medicinal Plants, 2nd

Edition, Lavoisier Publishing Inc., New York. 8. Chawla, H.S., 2002, Introduction to Plant Biotechnology, Science Publisher,

Inc., Plymouth Manajemen Efek Samping Obat (SCP 445) Matakuliah Manajemen Efek Samping Obat (MESO) ini merupakan matakuliah pilihan. Matakuliah ini berisi pokok-pokok bahasan tentang pengertian Efek Samping Obat (ESO), epidemiologi ESO, patogenesis ESO, penyidikan dan penyelidikan ESO, dan managemen ESO. Pustaka: 1. Anonim. 1994. Efek Samping Obat. Pusat Studi Farmakologi Klinik Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta. 2. Davies, D.M. 1977. Textbook of Adverse Drug Reaction. Oxford University

Page 28: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

28 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Press New York. 3. Davies, D.M. 1991. Textbook of Adverse Drug Reaction. Oxford University

Press New York 4. Donatus, I.A. 1991. Efek Samping Obat Wajib Apotek. Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta. Validasi Metode Analisis(BNS 446) – 2 SKS Berkontribusi pada capaian mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut. Pustaka: 1. Chan, C.C., Lam, H., Lee, Y.C., Zhang, X. M., 2004, Analytical Method

Validation and Instrument Performance Verification, John Wiley & Sons, Inc 2. Ermer, J, & Miller, J.H.M.B, 2005, Method Validation in Pharmaceutical

Analysis, John Wiley & Sons, Inc 3. Kealy, D & Haines, P.J., 2002, Analitycal Chemistry, Bios 4. Miller, J.N. & Miller, J. C., 2005, Statistic and Chemometrics for Analytical

Chemistry, 5th ed, Pearson Prentice Hall 5. ICH (Q2) R1 http://www.ich.org 6. USP, 2014, USP 37 NF 32, USA Analisis Sediaan Bahan Alam (PST 447) – 2 SKS Berkontribusi pada capaian mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut. Pustaka: 1. Sarker, SD., and Nahar, L., 2007, Chemistry for Pharmacy Students: General,

Organic, and Natural Product Chemistry, John Wiley & Sons Ltd. 2. Houghton, P., and Mukherjee, P.K., 2009, Evaluation of Herbal Medicinal

Products, Pharmaceutical Press, UK. 3. Spangenberg, B., Poole, C., and Weins, C., 2011, Quantitative Thin-Layer

Chromatography A Practical Survey, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg. 4. Srivastava, M., 2011, High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC),

Springer, Berlin Heidelberg. 5. Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students

and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh. 6. Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,

Publishers, New Delhi 7. Kalra, Y.P., 1998, Handbook of Reference Methods for Plant Analysis, CRC

Press, Taylor and Francis Group.

33 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Konseling Pasien (SCP 744) - -/2 SKS Mata kuliah konseling pasien berisi praktek konseling untuk golongan obat infeksi, obat hormonal, obat cardiovascular, dan obat antikanker. Pustaka:

-

Page 29: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

32 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

7. Theobald N, Winder B, 2006. Packaging Closure and Sealing System, CRC Press, Florida

8. Singh A, Kumar P S and Malviya R, 2011, Eco Friendly Pharmaceutical Packaging Material, World Applied Sciences Journal 14 (11): 1703-1716

9. Other sources from internet Rancangan Obat (PST 741) – 2 SKS Melalui mata kuliah ini mahasiswa diperkenalkan strategi-strategi mendesain senyawa aktif baru berdasar target obat yang sudah ditentukan berdasar informasi tentang interaksi antara struktur, fungsi dan sifat fisikokimia senyawa aktif yang diketehui maupun targetnya. Pustaka: 1. Patrick, G.I., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd Ed., Oxford

University Press, New York, USA. 2. Rang, H.P., 2005, Drug Discovery and Development: Technology in Transition,

Churchill Livingstone/Elsevier, Amsterdam, the Netherlands.

Optimasi Senyawa Penuntun (PST 742 ) – 2 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan memberikan pengetahuan tentang analisa diskoneksi untuk mengembangkan suatu senyawa penuntun sehingga menjadi senyawa aktif yang baru. Pustaka: 1. Silverman, R.B., 2004, Chemistry of Drug Design and Drug Action, 2nd edition,

Elsevier Academic Press 2. Warren, S., 1982, Organic Synthesis: The Disconnection Approach, John Wiley

& Sons 3. Aggarwal, B.B., et al., 2008, Biological activities of curcumin and its analogues

(Congeners) made by man and Mother Nature, Biochemical Pharmacology 76. Elusidasi Struktur (PST 743) – 2 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang memberikan pengetahuan tentang senyawa organik dari informasi spekstra UV, Vis, IR, MS dan NMR dalam mendukung penjaminan kepastian strukturnya. Pustaka: 1. Silverstein RM, dkk, 2005, Spectrometric Identification of Organic Compounds,

7th Ed., John Wiley & Sons. Inc. 2. Pretsch, E., Buhlmann P., Badertscher, M., 2009, Structure Determination of

Organic Compounds,Table of Spectral Data, 4th., Springer 3. Harwood, L.M., and Claridge, T.D.W., 2000, Introduction to Orgamic

Spectroscopy, Oxford University Press. 4. Vollhardt, K.P.C. dan Schore, N.E., 2003, Organic Chemistry Strucutre and

Function, 4th., Freeman and Company.

29 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Evidence Based Medicine (SCP 541) – 2 SKS Pada akhir semester mahasiswa mampu mencari, menseleksi, dan memanfaatkan sumber-sumber informasi untuk pelayanan kefarmasian berbasis bukti untuk kualitas hidup pasien yang lebih baik. Pustaka: 1. CEBMH, http://cebmh.warne.ox.ac.uk/cebmh/education_critical_appraisal.htm. 2. Website Cochrance dan Bandolier. 3. Materi latihan: Jurnal-jurnal dari Pubmed Off Labeled Medicine (SCP 542) – 2 SKS Matakuliah Off labeled Medicine terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi definisi, penatalaksanaan terapi off labeled medicine secara rasional pada berbagai kasus penyakit yang banyak ditemukan dalam praktek klinik dan jurnal. Matakuliah off labeled medicine mempelajari definisi, penatalaksanaan terapi off labeled medicine, kerasionalan terapi off labeled medicine. Pustaka: 1. Lacy, C.F., 2011, Drug Information Handbook A Comprehensive Resource For

All Clinicians And Healthcare Proffesionals, Lexicomp USA 2. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.

(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton & Lange, Stamford

3. Koda-Kimble, M.A., dkk. 2009, Aplied Theraupetics The Clinical Use Of Drugs, 9th edition, Lippincott William & Wilkins

4. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia.

Produk Alam Terstandar (PST 543) – 2 SKS Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 1. Memberikan pengetahuan tentang sejarah, perkembangan, regulasi,

penggolongan, rasionalisasi dan standarisasi produk herbal sebagai dasar untuk merancang desain pembuatan produk herbal terstandar.

2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam menyiapkan produk herbal terstandar

3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui terbentuknya rancangan produk herbal terstandar yang memenuhi persyaratan

Pustaka: 1. Depkes RI, 1992, Pedoman Rasionalisasi Komposisi obat Tradisional, Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta 2. Ahmad, I., Aqil, F., and Owais, M., 2006, Modern Phytomedicine, Wiley-VCH

Verlag GmbH & co. KgaA, Weinheim, Germany. 3. Susanna W, Rojanasakul Y (Eds.),1999, Biopharmaceutical Drug Design and

Development, Humana press, New Jersey. 4. Liang YZ, Xie P, Chan K, 2004, Quality Control of Herbal Medicines, J. Chromat

B Anal Tecnol Biomed Life Sci., Des 5 (812):53-70 5. Songlin Li, Quanbin Han, Chunfeng Xiao, 2008, Chemical Marker for The Quality

of Herbal Medicines : an overview, CM Journal-Biomed central, 28 Juni 2008

Page 30: Test of English as a Foreign Language (TOEFL) - usd.ac.id akademik 2016... · UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR SEMESTER) Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan

30 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

6. WHO, National policy on traditional medicine and regulation of herbal medicines, http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s7916e/s7916e.pdf

7. Website dari lembaga-lembaga terkait OT yakni : www.who.int ;www.pom.go.id ;www.depkes.go.id

Farmako-ekonomi (SCP 545) – 2 SKS Mata kuliah Farmako-ekonomi (FE) ini berisi istilah umum FE, jenis aplikasi analisis FE, simulasi perhitungan cost effectiveness analysis (CEA), simulasi pencarian sumber belajar FE dan melakukan critical appraisal terhadap jurnal-jurnal FE, penerapan FE dalam pelaksanaan dan pengambilan keputusan klinis. Pustaka: 1. Wiedenmayer, K., Summers, R., Mackie, C.A., Gous, A.G.S., Everard, M., 2006,

Developing Pharmacy Practice, a Focus on Patient Care, WHO in collaboration with FIP

2. Walley T, Davey P. 2008, Pharmacoeconomics and Economic Evaluation of Drug Therapies, McGraw-Hill Companies, Inc.

3. INCLEN-SEA, 2007, Module Pharmacoeconomy Formulasi Sediaan Bahan Alam (PST 641) – 2 SKS Matakuliah ini memberikan kontribusi pada kompetensi lulusan meliputi: 1. Memberikan pemahaman tentang proses formulasi sediaan bahan alam mulai awal

proses sampai menjadi sediaan, meliputi aktivitas simplisia, standardisasi simplisia, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terkait pemilihan bentuk sediaan, pemilihan bahan baku, kontrol kualitas sediaan dan stabilitas sediaan.

2. Mengembangkan ilmu formulasi dengan inovasi sediaan bahan alam 3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan

sediaan Farmasi yang aman, efektif dan bermutu Pustaka: 1. Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 2. Permenkes RI No.006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional Sediaan Perawatan Kulit (PST 642) – 2 SKS Matakuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi prodi melalui 1. Memberikan pemahaman mengenai formulasi sediaan perawatan kulit meliputi

cleansing product, toner, astringents, sunscreen, whitening, antiaging, antiacne, pelembab dan antioksidan dengan mempertimbangkan umur, jenis kelamin dan kondisi kulit

2. Memberikan pemahaman mengenai bahan aktif yang terkandung dalam sediaan perawatan kulit.

3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan sediaan farmasi yang aman, efektif dan bermutu

Pustaka: 1. Draelos ZE., and Thaman LA., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care

Products. Taylor & Francis Group, New York 2. Rosen MR., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care & Cosmetic

Products, William Andrew Publishing, Norwich New York USA 3. Barel AO., Paye M., and Maibach HI., 2009, Handbook of Cosmetic Science &

Technology, Informa Healthcare, USA

31 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Analisis Keamanan Kosmetik (PST 643) – 2 SKS Berkontribusi pada capaian mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya. Pustaka: 1. ASEAN Cosmetic Directive, http://aseancosmetics.org/default/asean-

cosmetics-directive 2. Draelos, Z.D., Thaman, L.A., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care

Product, Taylor and Francis Group, New York 3. Guidelines for the safety assessment of a cosmetic product,

http://www.hsa.gov.sg/content/hsa/en/Health_Products_Regulation/Cosmetic_Products/Overview/ASEAN_Cosmetic_Directive.html

4. HACCP, http://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/HACCP/ 5. Rosen, M.R., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care and Cosmetic

Products, William Andrew Publishing, New York 6. Scientific Committee Consumer Safety,

http://ec.europa.eu/health/scientific_committees/consumer_safety/index_en.htm

Pharmaceutical Packaging (PST 644) – 2 SKS This subject contributes to the graduate competence, in: a) providing knowledge to the students about the role and scope of qualified

pharmaceutical packaging b) developing logical, critical, systematic and innovatif thinking as well as

proactive personalities on decision making process c) generating compassion through providing qualified packaging design to the

best of patients and society. Pustaka: 1. Dean, D.A., Evans E.R., Hall, I.H., (Eds.), 2000, Pharmaceutical Packaging

Technology, Taylor and Francis, London 2. Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, 2nd

edition, Churchill-Livingstone, Edinburgh 3. Aulton ,M.E., Taylor, K.M.G., 2007, The Design and Manufacture of Medicines,

3rd ed, Churchill-Livingstone, Edinburgh 4. Allen L.V, Popovich N.G, Ansel, H (Eds.), 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage

Forms and Drug Delivery Systems, 8th edition, Lipincott Williams and Wilkins, Philadelphia

5. Cartensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles on Solid Dosage Form, Technomic, Pennsylvania

6. Piringer OG, Banner AL, 2008. Plastic Packaging, Interaction with food and Pharmaceuticals, Wiley-VCH, Weinheim