BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF filePengaruh Pengajian Bulanan terhadap...

70
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia 1 Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad saw, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan dunia akherat. Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini. 2 Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah yang merupakan tugas sebagai manusia Muslim sudah tercantum dalam kitab suci al-Qur’an, surat al- Imron ayat 104 : 1 Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, Hal. 1 2 H. Halimi AR, Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya, naskah makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Hal. 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · PDF filePengaruh Pengajian Bulanan terhadap...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan

memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran

Islam kepada seluruh umat manusia 1

Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah

masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap

manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad saw, untuk

menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan dunia

akherat. Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.2

Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah yang merupakan

tugas sebagai manusia Muslim sudah tercantum dalam kitab suci al-Qur’an,

surat al- Imron ayat 104 :

1Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, Hal. 1 2 H. Halimi AR, Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya, naskah makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Hal. 1

2

Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.3

Dalam melaksanakan tugas untuk mengajak manusia ke jalan Allah,

tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, seringkali jalan yang

ditempuh tidak mulus, dan selalu menemui hambatan dan rintangan.

Untuk itu dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, diperlukan adanya

siasat cermat dan strategi dakwah yang jitu, diantaranya dengan memahami

kondisi mad’u yang dihadapi, dengan begitu dakwah yang kita sampaikan

akan mudah diterima oleh mad’u.

Untuk menunjang keberhasilan dakwah, perlu diusahakan usaha-usaha

yang cepat dan konkrit, baik dalam bentuk metode atau alat yang akan dipakai

untuk berdakwah. Salah satu usaha untuk dapat memenuhi harapan itu, yang

perlu diperhatikan adalah semakin lajunya ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Demikian pula dakwah dalam menyebarluaskan agama Islam, juga perlu

memperhatikan hal tersebut. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut maka

harus mempertimbangkan media dan tidak lupa juga situasi dan kondisi

masyarakat.4

Dalam beberapa tahun terakhir ini, era informasi dan globalisasi

merupakan dua istilah yang sangat popular, dimana berbagai informasi dapat

diperoleh secara mudah tanpa harus datang ke tempat peristiwa atau kejadian

3 Al-Qur’an dan terjemah, CV. Al-Waah, Semarang, 1993, Hal. 93 4 Bambang Sugito, Dakwah Melalui Media Wayang Kulit, Aneka, Solo, 1992, Hal. 11

3

dimana peristiwa atau kejadian itu terjadi, hanya dengan menonton televisi di

rumah kita dapat menyaksikan peristiwa atau kejadian tersebut. Banyak pakar

berpendapat, kedua istilah tersebut mempunyai pengaruh dan peran besar

dalam membawa perilaku budaya, perilaku ekonomi, perilaku politik suatu

bangsa kearah perkembangan dan kemajuan masa depan. Dalam pengertian

bila suatu bangsa serta umat tidak mengantisipasi kehadiran era informasi dan

globalisasi dengan langkah-langkah cermat, kreatif dan positif, maka bangsa

serta umat itu akan menjadi kelompok yang tertingal.5

Pada zaman modern ini, bermacam tehnologi telah bermunculan

seperti televisi, radio dan internet, berbagai macam media tersebut dapat

dipandang sebagai media yang dapat berperan penting dalam mensukseskan,

atau bahkan sebagai penghambat bagi dakwah itu sendiri.

Dari sisi perannya, maka sebenarnya tehnologi semacam televisi,

radio, internet dan lain sebagainya dapat menjangkau masyarakat yang sangat

luas di Indonesia ini bahkan dunia. Dari luasnya jangkauan televisi, radio,

internet maupun media massa lainnya inilah, peluang kita terbuka untuk dapat

menyebarluaskan Islam kepada seluruh masyarakat baik dalam maupun luar

negeri.

Dari sisi penghambat lajunya dakwah, tehnologi membuat dunia yang

kelihatannya sangat jauh terasa bagai tak berjarak. Bagaimana tidak, kita

dapat menyaksikan secara cepat berbagai kejadian maupun peristiwa penting

yang ada diluar negeri.

5 Sufirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet I, 1995, hal v

4

Dengan media yang serba canggih itulah kebudayaan-kebudayaan

yang berasal dari luar negeri dapat masuk dengan bebasnya serta dengan

mudahnya kita dapat terpengaruhi, sehingga kita tidak menghirauan apakah

budaya-budaya itu sesuai dengan kebudayaan bangsa apa tidak. Dengan

begitu kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari dalam negeri terancam

ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.

Begitu juga kesenian, sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa,

kesenian juga terancam punah atau hilang, apabila generasi muda sekarang

sudah tidak mau tahu lagi tentang kebudayaannya, maka kita tinggal

menunggu waktu saja nasib kesenian tersebut, seperti halnya nasib

Dinausaurus yang telah punah dibumi ini.

Kesenian sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, juga dapat

digunakan sebagai media dakwah, sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan

Kalijaga, Ki Manteb Sudarsono, Ki Anom suroto dan dalang lainnya yang

memanfaatkan wayang kulit sebagai media dakwah, H. Roma Irama dengan

lagu dangdutnya, begitu juga Kesenian Kubrosiswo, salah satu kesenian yang

berasal dari Magelang ini juga dapat digunakan sebagai media dakwah.

Penulis mencontohkan kesenian kubrosiswo karena penulis tertarik

dengan kesenian tersebut, ketertarikan penulis berawal pada saat penulis

melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Dusun Pakel Desa Ketawang

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Ketika tim KKN kami mau

melakukan perpisahan dengan warga setempat, warga meminta agar

5

perpisahan itu diramaikan dengan kesenian Kubrosiswo, singkat cerita usul

dari warga tersebut disetujui.

Setelah disetujui maka para warga yang tergabung dalam kesenian

Kubrosiswo melakukan latihan, setelah mendengarkan beberapa syair yang

dinyanyikan sebagai iringan untuk tari-tarian, penulis mulai penasaran dengan

pesan yang disampaikan dalam syair itu. Karena beberapa syair yang

terkandung dalam lagu itu terdapat nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam

atau pesan dakwah Islamiyah. Setelah itu penulis berusaha untuk menemui

pak Sutrisno sebagai tokoh kesenian tersebut, dengan tujuan untuk

mengetahui lebih jelas lagi tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung

dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo itu.

Beliau menjelaskan, bahwasanya beberapa syair dalam kesenian

tersebut disisipkan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam, dengan tujuan

agar orang-orang yang menonton pertunjukan kesenian Kubrosiswo tidak

hanya mendapat tontonan saja, tetapi juga mendapat tuntunan, dalam artian

mengingatkan kewajiban sebagai umat Islam. Dengan kata lain bahwa

kesenian Kubrosiswo dipergunakan sebagai media untuk menyebarkan agama

Islam.6

Saat hari pementasan kesenian tersebut tiba, kami satu tim KKN

berbaur dengan masyarakat menyaksikan pementasan kesenian itu. Ditengah

tengah pementasan, timbul pertanyaan dalam diri penulis, mengapa pada saat 6 Wawancara dengan Pak Sutisno, pada tanggal 17 Februari 2004

6

pementasan kesenian tersebut, seolah-olah para penontonnya lebih tertarik

untuk menyaksikan tari-tariannya, atraksi dan kesurupannya saja, daripada

mendengarkan syair lagu yang dibawakan. Padahal misi dakwah Islamiyah

yang terdapat pada kesenian tersebut terletak pada beberapa syair lagunya.

Itulah yang mendorong penulis untuk mengangkat kesenian Kubrosiswo

sebagai bahan pembuatan skripsi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, ada sebuah

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Permasalahan itu adalah

sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo

terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam

kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat

Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

7

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Secara toritis penelitian ini merupakan sumbangsih bagi keilmuan

dakwah dikemudian hari, yakni sebagai tolok ukur, apakah pesan-

pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo

berpengaruh terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa

Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang apa tidak.

2. Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi penelitian-penelitian

selanjutnya, baik akademis maupun non akademis.

D. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan telaah pustaka pada skripsi ini, penulis mengambil

judul-judul skripsi yang penulis kaji dari beberapa skripsi yang ada di

Fakultas Dakwah, judul-judul skripsi itu adalah :

1. Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio bagi Perubahan

Kehidupan Beragama Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur

oleh Yani Mutriani (1194100). Dalam skripsinya, Yani

menyimpulkan tiga hal. Pertama, Atas dasar perhitungan dengan

menggunakan korelasi time off series, menyatakan bahwa nilai

tertinggi untuk siaran agama Islam lewat radio pada responden

adalah disiarkan pada sore hari, yaitu 47 orang dan terbanyak antara

usia 20-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Kedua, Atas dasar

perhitungan dengan menggunakan korelasi assosiasional adalah

8

25,30 dan itu lebih besar dari 9,49. Berarti tidak ada assosiasi antara

bentuk penyampaian siaran agama Islam dengan tingkat pendidikan.

Ketiga, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan rumus product

moment yaitu sebagai berikut, pada n yang berjumlah 100

responden, diperoleh nilai 3,20412803291. Berarti ada efektifitas

atau radio masih efektif bagi masyarakat Kecamatan Tegal Timur

dalam hal perubahan kehidupan beragama Islam, baik dalam bidang

aqidah, syari’ah maupun ahlakul karimah. Sebagaimana ciri

keunggulan media radio sebagi media dakwah yaitu mempunyai

efektifitas tinggi, dapat menembus batas-batas geografis suatu

wilayah serta memperpendek waktu berkomunikasi.7

2. Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat

Karyawan Robinson Semarang, oleh Endah Listiyaningsih

(1197081). Dalam penelitiannya, Endah menyimpulkan empat hal.

Pertama, pengajian yang ada di Departemen Store Semarang

dilaksanakan setiap bulan sekali, yang bertujuan untuk membentuk

perilaku-perilaku keagamaan yang baik bagi jamaahnya. Kedua,

dengan dibimbing oleh beberapa penceramah, pelaksanaan pengajian

bulanan tersebut ditekankan pada materi syariah terutama bahasan-

bahasan mengenai sholat, disamping pengetahuan-pengetahuan

7 Yani Mutriani, Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio Bagi Perubahan Kehidupan Beragama Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 1999, Hal. 65

9

umum agama Islam lainnya. Ketiga, peningkatan perilaku-perilaku

keagamaan, khususnya peningkatan sholat, tidak bisa diaplikasikan

tanpa adanya bimbingan dari ustadz-ustadznya. Keempat,

Berdasarkan hasil penelitian dari sejumlah responden, diperoleh

hasil bahwa rxy (korelasinya) adalah 0,665 dengan taraf signifikansi

95%. Sedangkan hasil dari r tabel product moment diperoleh 0,195.

Jadi rxy > rt maka signifikan, artinya pengajian yang dilaksanakan

setiap bulannya tersebut, berpengaruh pada peningkatan ibadah

sholat karyawan Robinson.8

3. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat

Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso

Kabupaten Pati, yang ditulis oleh Fitrotin Zumala (1196008). Dalam

penelitiannya, Fitrotin menyimpulakan tiga hal. Pertama,

pelaksanaan kegiatan dakwah muslimat diwilayah Margoyoso

Kabupaten Pati selama ini berjalan secara rutin dan terjadwal.

Pengajiannya dilakukan dengan menggunakan metode dakwah bil-

lisan (ceramah), metode tersebut dirasa sangat sesuai dan relevan,

mengingat taraf pendidikan masyarakat terutama anggota pengajian

itu sendiri yang masih relatif rendah. Kedua, berdasarkan analisis

data kuantitatif baik dengan taraf signifikansi 95% dengan ro: 0,711

8 Endah Listiyaningsih, Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Karyawan Robinson Semarang, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2002, Hal. 57-58

10

dengan jumlah sampel 100 (N= 100) dan rt 0,05= 0,195 serta taraf

signifikan 95%, menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif

dan signifikan. Ketiga, dengan adanya dukungan dari masyarakat

dan tokoh agama, pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso

dapat berjalan dengan lancar dan rutin.9

4. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan

Ajaran Islam (Studi Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng

Semarang), oleh Nasruddin (1197049). Dalam skripsinya, Nasruddin

menyimpulkan beberapa hal penting. Pertama, kegiatan dakwah di

komplek TNI AL Kalibanteng Semarang dilakukan secara rutin

maupun temporer, pengajiannya dilakukan dengan metode dakwah

bil lisan atau ceramah. Kedua, materi yang disampaikan oleh

beberapa penceramah pada umumnya ditekankan dalam berbagai

pengetahuan agama Islam, dengan tujuan untuk meningkatkan

pemahaman yang diharapkan mampu mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ketentuan Islam. Ketiga,

Bardasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus

product moment, dihasilkan rxy = 0,25599 dan rt = 0,195. Jadi rxy >

rt maka signifikan, artinya pengajian yang diselenggarakan di

9 Fitrotin Zumala, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2002, Hal.101-102

11

kompleks TNI AL berpengaruh pada pemahaman dan pengamalan

ajaran Islam oleh para jamaahnya.10

Sedangkan judul yang penulis angkat adalah Pengaruh Pesan-Pesan

Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo terhadap Pengetahuan Keagamaan

Masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Dari beberapa telaah judul skripsi diatas, maka penulis beranggapan

bahwa penelitian diatas berbeda sekali dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, baik judul maupun obyek penelitiannya.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan gambaran umum tentang

skripsi ini, maka penulis membuat uraian singkat tentang isi setiap bab dari

skripsi ini, sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

Dalam Bab ini berisi tentang kerangka teori yang terdiri dari deskripsi

teoritik variabel independen, deskripsi teoritik variabel dependen, dan analisis

10 Nasruddin, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Islam (Studi Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng Semarang, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2003, Hal. 56

12

teoritik hubungan variabel independen dan dependen. Dalam bab ini juga

memuat tentang hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan metode penelitian, definisi konseptual

dan operasional, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, tehnik

pengumpulan data dan tehnik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN

GRABAG KABUPATEN MAGELANG

Bab ini berisi tentang sekilas letak geografis, perekonomian,

pendidikan, social kemasyarakatan, sosial keagamaan desa Ketawang

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Selain itu juga memuat penjelasan

sekilas tentang kesenian Kubrosiswo, yang meliputi sejarah masuknya

kesenian tersebut di desa Ketawang tepatnya berada di dusun Pakel,

perlengkapan, pementasan kesenian tersebut serta pesan-pesan dakwah dalam

kesenian Kubrosiswo.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perhitungan statistik tentang pengaruh pesan-pesan

dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan

masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, yang

terdiri dari analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.

13

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.

14

BAB II

KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

2. 1. Landasan Kerangka Teori

2. 1. 1. Pesan-pesan dakwah

Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia

sebagai mahluk sosial. Dalam proses komunikasi tersebut mencakup sejumlah

komponen atau unsur, salah satu komponen atau unsur tersebut adalah pesan.

Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator.

Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan

pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi keluhan, keyakinan,

imbauan, anjuran dan sebagainya. 11

Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa.

Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan

pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain

kial, yakni gerakan anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya.

Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau

menganggukkan kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk

menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto,

lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya, adalah lambang 11 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Rosda Karya, Bandung, 2002, Hal. 6

15

yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang. Demikian

pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berarti berhenti, kuning

berarti siap, dan hijau berarti berjalan; kesemuanya itu lambang yang

dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan intruksi kepada para

pemakai jalan. Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam

komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan

seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik

yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan

datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya.12

Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah

didalam usaha mecoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan

ini dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif :13

1. Informatif :

Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat

mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif

lebih berhasil daripada pesan persuasive misalnya pada kalangan

cendikiawan.

2. Persuasif :

Bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang

bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau

12 Ibid 13 A. W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, Hal. 14-15

16

sikap sehingga ada perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi itu

adalah atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu diadakan lobby,

atau pada waktu istirahat makan bersama.

3. Coersif :

Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal

dari penyampaian pesan secara ini adalah agitasi dengan penekanan-

penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara

sesamanya dan pada kalangan publik. Coersif dapat berbentuk

perintah, instruksi dan sebagainya.

Untuk merumuskan pesan agar mengena, pesan yang disampaikan

harus tepat, ibarat kita membidik dan menembak, maka peluru yang keluar

haruslah tepat kena sasarannya. Pesan yang mengena harus memenuhi syarat-

syarat :14

a. Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, serta sesuai

dengan kebutuhan kita.

b. Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang tepat dimengerti kedua

belah pihak.

c. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan kepuasan.

14 Ibid, Hal. 15

17

Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi :15

1. Umum

Berisikan hal-hal yang umum dan mudah dipahami oleh komunikan/

audience, bukan soal-soal yang Cuma berarti atau hanya dipahami

oleh seseorang atau kelompok tertentu.

2. Jelas dan gamblang

Pesan yang disampaikan tidak samar-samar. Jika mengambil

perumpamaan hendaklah diusahakan contoh yang senyata mungkin,

agar tidak ditafsirkan menyimpang dari yang kita kehendaki.

3. Bahasa yang jelas

Sejauh mungkin hindarkanlah menggunakan istilah-istilah yang tidak

dipahami oleh si penerima atau pendengar. Gunakanlah bahasa yang

jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah dan

kondisi dimana kita berkomunikasi, hati-hati pula dengan istilah atau

kata-kata dari bahasa daerah yang dapat ditafsirkan lain oleh

komunikan.

4. Positif

Secara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat hal-

hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu setiap pesan

agar diusahakan dalam bentuk positif.

15 Ibid, Hal. 15-16

18

5. Seimbang

Pesan yang disampaikan oleh karena kita membutuhkan selalu yang

baik-baik saja atau jelek-jelek saja. Hal ini kadang-kadang berakibat

senjata makan tuan, cenderung ditolak atau tidak diterima oleh

komunikan.

6. Penyesuaian dengan keinginan komunikan

Orang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang kita

lancarkan selalu mempunyai keinginan-keinginan tertentu, oleh sebab

itu pesan-pesan yang disampaikan harus dapat disesuaikan dengan

keinginan-keinginan komunikan tersebut.

Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi Islam

mempunyai ciri khusus, yakni pesan-pesan yang ada dalam komunikasi

tersebut bersumber dari Alqur’an dan hadis. Dengan sendirinya komunikasi

Islam (Islami) terikat pada pesan khusus, Yakni dakwah, karena Alqur’an

adalah petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan (memuat) peringatan,

warning dan reward bagi manusia yang beriman dan berbuat baik (Surat Al

Ashr).16Artinya bahwa dalam komunikasi Islam itu terdapat pesan-pesan

dakwah. Pesan-pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari

Al Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan

(risalah) tentang hablum minallah atau mua’amallah ma’al Khaliq, hablum

16 A. Muis, Komunikasi Islami, Rosda Karya, Bandung, 2001, Hal. 66

19

minan-nas atau mua’mallah ma’alkhalqi, Mengadakan keseimbangan

(tawazun) antara kedua itu.17

Model komunikasi Islam yang pesannya bersumber pada Alqur’an dan

Hadis Nabi, tentulah pesan itu bersifat imperatif atau wajib hukumnya untuk

dilaksanakan, karena merupakan pesan kebenaran berdasarkan firman Allah

Swt. dan Hadis Nabi. Pesan tidak boleh merupakan sensasi, kebohongan,

kefasikan, pelintiran kata-kata dan kebohongan publik (public lies).

Meskipun demikian komunikasi Islam disamping sangat

mengutamakan etika (ahlakul karimah) juga mementingkan metode persuasi.

Hal itu dapat dilihat antara lain didalam Surat An-Nahl ayat 125 dan surat Al-

Ashr ayat 3. Didalam surat Al-Ashr Tuhan mengingatkan kepada manusia,

bahwa orang-orang yang tidak berada dalam kerugian setiap waktu, hanyalah

yang beriman, berbuat baik dan saling menasihati tentang kebenaran dan

perlunya kesabaran. Didalam Surat An-Nahl manusia diperintahkan untuk

saling mengajak kejalan Tuhan dengan kebijaksanaan, saling memberi

penerangan yang baik, bertukar pikiran, berdiskusi dengan cara yang lebih

baik.18

Berkaitan dengan pesan-pesan yang bersumber pada Alqur’an dan

Hadis, dalam dakwah, pesan-pesan itu masuk dalam unsur materi dakwah.

Materi dakwah adalah semua ajaran yang datangnya dari Allah SWT yang

17 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, Hal. 43 18 A. Muis, Komunikasi Islami, opcit, Hal. 89

20

dibawa oleh Rosulullah saw untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia

yang berada di muka bumi.19

Materi dakwah sebagai pesan dakwah merupakan isi ajakan, anjuran

dan idea gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Sebagai isi ajakan

dan idea gerakan dimaksudkan agar manusia mau menerima dan memahami

serta mengikuti ajaran tersebut, sehingga ajaran Islam ini benar-benar

diketahui, difahami, dihayati dan selanjutnya diamalkan sebagai pedoman

hidup dan kehidupannya.

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah

yang ingin dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi

dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu : Masalah aqidah,

Masalah syari’ah dan Masalah budi pekerti (ahlakul karimah) :

1. Bidang Aqidah

Aqidah Islam sabagai sistem kepercayaan yang berpokok pangkal atas

kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan ke-Esaan

Allah Swt adalah merupakan materi terpenting dalam kegiatan da’wah.

Sebagaimana diketahui bahwa rukun iman itu ada 6 (enam) dimana

rukun yang pertama adalah iman kepada Allah swt. Yang merupakan

pokok dari rukun iman yang lain; sedangkan rukun iman secara

keseluruhan menjadi asas dari ajaran islam secara keseluruhan pula.

Dalam hubungan ini Al-Maududi mengatakan : 19 Anwar Masy’ari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, Banjarmasin, 1979, Hal. 19

21

“Bahwa dalam ajaran Muhammad saw. Percaya kepada Allah itu sangat penting dan prinsipil. Itulah yang menjadi pusat urat nadi Islam dan sumber kekuatan. Semua kepercayaan, perintah dan undang-undang Islam berdiri diatas dasar ini, dan semua mempunyai kekuatan dari sumber ini”.

Dalam hubungannya dengan iman ini An-Nawawi mengatakan bahwa

“Iman itu adalah keyakinan ucapan dan perbuatan yang bisa

bertambah dan berkurang”

Oleh karena itu penanaman dan pembinaan keimanan bagi penerima

da’wah secara terus menerus perlu dilakukan, baik yang masih lemah

imannya maupun yang sudah kuat imannya. Selain penanaman dan

pendidikan aqidah, maka penolakan dan bantahan terhadap faham lain

diluar Islam perlu dilakukan, seperti terhadap faham meterialisme,

atheisme dan ajaran lain yang tidak sesuai dengan aqidah Islam.

Lain daripada itu pesan da’wah dalam bidang aqidah ini juga berisi

anjuran dan cara menjaga aqidah dari segi penyelewengan atau

rusaknya aqidah serta jalan yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah

Islam.

Materi da’wah yang berkaitan dengan aqidah ini meliputi aspek aqidah

kepercayaan, antara lain kepercayaan kepada Allah, kepercayaan

kepada Rasul Allah, kepercayaan kepada kitab-kitab Allah,

22

kepercayaan kepada hari akhir, kepercayaan kepada yang ghaib

termasuk percaya kepada Malaikat, Surga, Neraka dan lain-lain. 20

2. Bidang Syari’ah

Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir

(nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah

guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, dan

mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.hal ini dijelaskan

dalam sabda Rosulullah saw. yang artinya :

“Islam adalah bahwasanya engkau menyembah Allah SWT. Dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib, berpuasa dalam bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji di Mekah (Baitullah)”. (H. R. Bukhori Muslim) Hadis diatas mecerminkan hubungan antara manusia dengan Allah

Swt. artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah

syar’iyah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi

masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara

sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah

tangga, warisan kepemimpinan dan amal shaleh lainnya. Demikian

juga larangan-larangan dari Allah seperti minum, berzina, mencuri dan

sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi

dakwah Islam (nahi anil munkar).21

20 Aminuddin Sanwar, Ilmu Dakwah, Fakulas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, ….Hal.75 21 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1983, Hal. 62

23

3. Budi pekerti atau ahlakul karimah.

Masalah ahlak dalam pelaksanaan dakwah (sebagai materi dakwah)

merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan

keislaman seseorang. Meskipun ahlak ini berfungsi sebagai pelengkap,

bukan berarti masalah ahlak kurang penting dibanding dengan masalah

keimanan dan keislaman. Sebab Rosulullah sendiri pernah bersabda

yang artinya : Aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanya

untuk menyempurnakan ahlak”.(H.R. Muslim).22

Keseluruhan materi dakwah yang tersebut diatas pada dasarnya

bersumber dari dua sumber, yaitu :23

1. Alqur’an dan Hadits

Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah yakni

Al-qur’an dan hadits Rosulullah saw. Yang mana kedua sumber ini

merupakan sumber utama ajaran-ajaran Islam.

2. Ra’yu Ulama (opini ulama)

Islam menganjurkan umatnya untuk berfikir, berijtihad menemukan

hukum-hukum yang sangat operasional sebagai tafsiran dan takwil Al-

Qur’an dan hadits. Maka dari itu pemikiran dan penelitian para ulama

22 Ibid, Hal. 62-63 23 Ibid, Hal. 63-64

24

ini dapat pula dijadikan sebagi sumber kedua setelah Al-qur’an dan

hadits. Dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan

dengan Al-qur’an dan hadits dapat pula dijadikan sebagai sumber

materi dakwah.

2. 1. 2. Pengetahuan Keagamaan

Pengetahuan yang merupakan alih bahasa dari knowledge, dikalangan

para ahli telah dirumuskan pengertiannya, walaupun masing-masing ahli ada

perbedaan rumusan redaksionalnya.

Pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut “Pengetahuan

pengalaman” atau ringkasnya “Pengetahuan”. Pengetahuan yang didapat

dengan jalan keterangan disebut “Ilmu”. Bahwasannya pengetahuan saja

bukan ilmu. Tetapi pengetahuan jangan dianggap sepele. Tiap-tiap ilmu mesti

bersendi akan pengetahuan. Pengetahuan adalah tangga yang pertama bagi

ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut.24

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui,

yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan

terhadapnya.”Ketidakraguan” merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat

dikatakan “mengetahui”.25

24 Heru Wibowo, Pengaruh Bulletin Al-Islam terhadap Pengetahuan Keagamaan Masyarakat Kecamatan Ngaliyan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2005, Hal. 53-54 25 Mundiri, Logika, Rajawali Pers, Jakarta, 2000, Hal. 4

25

Sebelum kita membicarakan tentang pengetahuan keagamaan,

sebaiknya kita membahas keberagamaan dahulu, karena pengetahuan

keagamaan merupakan salah satu dari lima dimensi keberagamaan.

Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi

kehidupan manusia. Aktifitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang

melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktifitas

lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan

dengan aktifitas yang nampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktifitas yang

tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu keberagamaan

seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Menurut Glock

dan Stark, ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu :26

Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan

dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan

mengakui kebenaran doktrin-doktrinnya.

Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,

ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen

terhadap agama yang dianutnya.

Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta

bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski

tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada

suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai 26 Jamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, Hal. 76-78

26

kenyatassan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu

kontak dengan kekuatan spranatural).

Dimensi pengamalan atau konsekuensi. Konsekuensi komitmen

agama berlainan dari keempat dimensi yang ada. Dimensi ini mengacu pada

identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan

pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

Dimensi pengetahuan keagamaan. Dimensi ini mengacu kepada

harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah

minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci

dan tradisi-tradisi.

Kaitannya dengan pengetahuan agama Islam, Dimensi pengetahuan

atau ilmu menunjukkkan pada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman

Muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran pokok

dari agamanya, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Dalam

keberislaman, dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Qur’an,

pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun Islam dan

rukun iman), hukum-hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya.

Agak berbeda dengan tauhid yang telah ada sejak zaman azali, maka

syariah (dimensi peribadatan) dan ahlak (dimensi pengamalan) harus

dipelajari dengan sadar dan sengaja oleh manusia. Manusia harus berusaha

untuk mengumpulkan ilmu tentang bagaimana sesungguhnya syariah Islam

dan akidah Islam. Karena itu sebelum seseorang mewujudkan dimensi praktik

27

agama (syariah dan dimensi pengamalan (ahlak), maka ia harus

mendahulukan dimensi pengetahuan (ilmu). Dimensi ilmu adalah pra syarat

terlaksananya dimensi peribadatan dan dimensi pengamalan. Ilmu adalah pra

syarat syariah dan ahlak.27

2. 1. 3. Pengaruh pesan-pesan dakwah terhadap Pengetahuan Keagamaan

Pesan-pesan dakwah agar dapat sampai kepada pendengar, penonton

atau audience diperlukan alat bantu yang dinamakan dengan media. Dengan

media tersebut maka pesan akan sampai dan dapat mempengaruhi penonton,

pendengar atau audiencenya.

Salah satu contoh media tersebut adalah kesenian Kubrosiswo,

kesenian ini terbentuk dari beberapa unsur pembentuk, salah satu unsur

pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau nyanyian itu

diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesan-pesan dakwah itu

meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti. Dari pesan-pesan

dakwah itulah akan dapat mempengaruhi pengetahuan keagamaan

audiencenya.

Dampak atau pengaruh dari media terhadap penonton, pendengar atau

audience itu terjadi pada tiga aspek yaitu:

1. Efek Kognitif

Pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio, dan

penonton televisi merasa mendapatkan pengetahuan setelah membaca, 27 Ibid, Hal. 81-82

28

mendengar dan menonton. Dengan bertambahnya wawasan atau

pengetahuan komunikan, maka itulah efek yang ditimbulkan secara

kognitif.28

2. Efek Afektif

Proses afektif seseorang berhubungan dengan emosi dan

perasaan. Beberapa hal yang terkait dengan afektif, umpamanya,

perasaan suka atau tidak suka, takut, kebencian, cinta dan

sebagainya.29

3. Efek Perilaku

Sedangkan pada efek perilaku berhubungan dengan hasil

perluasan dari efek kognitif dan afektif. Dua hal yang penting dalam

efek perilaku adalah bagaimana efek media menggairahkan perilaku

individu karena efek media dapat menggairahkan perilaku seseorang.

Sebaliknya, efek media juga mampu menghentikan perilaku seseorang

untuk mengerjakan sesuatu.30

Efek kognitif, afektif maupun perilaku ini kemudian mempengaruhi

perubahan fungsi-fungsi informasi di masyarakat, sekaligus juga dapat

mempengaruhi kadar perubahan stabillitas struktur masyarakat. Semua

perubahan itu akhirnya juga dirasakan oleh individu sebagai audiensi

28 Ibid, Hal. 31 29 Burhan Bungin, Erotika Media, Muhammadiyah University Press, Surakarrta, 2001, Hal. 22 30 Ibid, Hal. 22-23

29

pengguna media itu sendiri, serta dapat mempengaruhi derajat perubahan

kebebasan informasi.31

Begitu juga kesenian Kubrosiswo yang merupakan suatu bentuk

media, yang didalamnya mengandung beberapa pesan, diantaranya adalah

pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai Islam, maka kesenian itu akan dapat

memberikan efek baik dari segi afektif, perilaku terutama efek pengetahuan,

yakni pengetahuan keagamaan bagi orang yang menontonnya.

Berangkat dari hal diatas, penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam

model jarum Hipodermik. Model ini muncul selama dan setelah perang dunia

I, dalam bentuk eksperimen. Penelitian dengan model ini dilakukan Hovland

dan kawan-kawan untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam

mengubah sikap. Boleh dikatakan inilah model penelitian komunikasi yang

paling tua.

Komunikasi menurut model jarum suntik (Hypodermic Needle)

diibaratkan seperti hubungan S-R yang serba mekanistis. Media massa

diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memiliki kapasitas

sebagai perangsang (S) yang amat kuat dan menghasilkan tanggapan (R) yang

kuat pula, bahkan secara spontan, otomatis serta reflektif.32

Model Hypodermic Needle, selain diparalelkan dengan konsep S-R

yang mekanistis, juga diibaratkan dengan teori peluru (Bullet Theory) yang

31 Ibid, Hal. 23 32 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta, 2000, Hal. 21

30

memandang pesan-pesan media bagaikan melesatnya peluru-peluru senapan

yang mampu merobohkan tanpa ampun siapa saja yang terkena peluru.

Sebagaimana teori jarum suntik yang dikatakan diatas, kesenian

Kubrosiswo diibaratkan jarum suntik yang besar yang menyuntikkan berbagai

pesan-pesan, diantaranya adalah pesan-pesan yang terdapat nilai-nilai Islam

kedalam jiwa komunikannya, sehingga komunikannya mendapat pengetahuan

dari yang disampaikan, diantaranya adalah pengetahuan keagamaan.

2. 2 Hipotesis

Hipotesis merupakan gabungan dari kata “Hipo” artinya “dibawah”

dan “tesis” yang berarti “kebenaran. Secara keseluruhan ”hipotesis” berarti

“dibawah kebenaran”, kebenaran yang masih berada dibawah (belum tentu

benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang disertai

bukti-bukti.33

Berdasarkan kerangka teoritik diatas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah Ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo

terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan

Grabag Kabupaten Magelang.

33 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, Hal. 57

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh penulis dalam penulisan skripsi ini

adalah jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif yang berarti

menghimpun data, mengolah, menganalisis dan menafsirkan angka-angka

hasil perhitungan statistik.34 Karena penulis ingin meneliti tentang pengaruh

pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan

keagamaan, maka untuk mengetahui pengaruh itu harus mempergunakan

statistik atau dalam pengertian sempitnya adalah kenyataan yang berwujud

angka-angka tentang suatu kejadian khusus.35 Dan statistik itulah yang

menjadi ciri penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode penelitian

Survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagi alat pengumpulan data yang pokok.36

34 Wardi Bahtiar, Metodologi Penenlitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarata, 1999, Hal. 35 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1980, Hal. 22 36 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (editor), Metode Penelitian Survai, LP3S, Jakarta, 1989, Hal. 3

32

3. 2. Definisi Konseptual dan Operasional

Dalam judul penelitian ini terdapat dua variabel, pertama variabel

independen yaitu Faktor yang diduga muncul sebagai penyebab bagi faktor

lainnya. Kedua Variabel dependen adalah faktor yang diduga sebagai akibat

atau yang dipengaruhi oleh faktor yang mendahuluinya.37 Dalam Judul

penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah pesan-pesan dakwah

dalam kesenian Kubrosiswo, sedangkan yang menjadi variabel dependen

adalah pengetahuan keagamaan.

Untuk menghidari terjadinya kesalah-pahaman dan penafsiran yang

keliru terhadap judul diatas, maka penulis memberikan batasan atau

penegasan judul agar terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan apa

yang dimaksud dengan judul tersebut.

1 Pesan-pesan dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo merupakan semua

pernyataan yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah baik tertulis

maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tentang hablum minallah

atau mua’amallah ma’al Khaliq, hablum minan-nas atau mua’mallah

ma’alkhalqi, Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu,

yang terdapat dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo. Sedangkan

definisi operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator:

a. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang aqidah.

37 Asep Saiful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, Metode Penelitian Dakwah, Pustaka Setia, Bandung, 2003, Hal, 88

33

b. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang syariah.

c. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang budi pekerti atau

ahlakul karimah.

2. Pengetahuan Keagamaan merupakan dimensi yang mengacu kepada

harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki

sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-

ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.38 Sedangkan definisi

operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator :

a. Mengenal

b. Memahami

c. Penerapan atau aplikasi

d. Evaluasi

Dari batasan-batasan tersebut diatas, maka maksud judul pada skripsi

ini adalah ingin mengetahui tentang pengaruh pesan-pesan dakwah yang

terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan

keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang.

38 Jamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islam, opcit, Hal. 78

34

3. 3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subyek dimana data diperoleh.39 Sumber data

yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berasal dari dua sumber. Pertama

yakni sumber data primer yang merupakan sumber data yang digunakan

sebagai panduan pokok atau sumber utama dalam penulisan skripsi ini. Kedua,

sumber data skunder yang merupakan sumber data yang digunakan sebagai

panduan dalam penulisan skripsi ini, namun sifatnya hanya sebagai tambahan

saja.

Sumber data primer dalam penulisan skripsi ini adalah berasal dari

sejumlah responden atau orang-orang yang bertempat tinggal di tiga dusun

yang berada di Desa Ketawang, yaitu di dusun Pakel, Dusun Ketawang dan

Dusun Gubugan yang diminta kesediaannya untuk menjawab beberapa

pertanyaan yang diberikan oleh penulis (penyebaran angket). Sedang sumber

data skunder, penulis menggunakan tehnik wawancara untuk menggali data

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesenian Kubrosiswo dengan

beberapa tokoh kesenian di dusun tersebut, selain itu juga digunakan untuk

mengetahui tentang seluk beluk Desa Ketawang. Selain wawancara, juga

melakukan observasi atau pengamatan lapangan penelitian.

39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), Rineka Cipta, Jakarata, 1998, Hal. 114

35

3. 4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi

obyek penyelidikan.40 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Sampel adalah kumpulan elemen yang merupakan bagian kecil dari

populasi.41 Karena Luasnya wilayah dan juga terdiri dari tujuh dusun, untuk

itu penulis mengambil sampel di tiga dusun yaitu dusun Gubugan, dusun

Pakel dan dusun Ketawang. Pengambilan tiga dusun sebagai sampel tersebut,

didasari dari perwakilan dusun atas yang masyarakatnya dapat dikatakan

santri, dusun tengah yang masyarakatnya dapat dikatakan abangan dan dusun

bawah yang masyarakatnya dapat dikatakan priyayi. Selain itu di dusun

Gubugan tidak ada kesenian Kubrosiswo, dusun Pakel sudah lama ada

kesenian Kubrosiswo dan dusun Ketawang baru ada sekitar dua tahun yang

lalu. Adapun jumlah penduduknya adalah 996.

Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, pengambilan sampel terhadap

subyek penelitian yang kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua,

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subyeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10-15%

40 J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1978, Hal. 32 41 Ibid, Hal. 34

36

atau 20-25 %.42 Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 10%

dari keseluruhan sampel. Dengan demikian jumlah responden sebanyak 99,6,

namun dibulatkan menjadi 100 responden.

Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

sampel random atau simple random sampling yaitu sampel yang terdiri dari n

elemen, yang dipilih dari suatu populasi dengan cara sedemikian rupa,

sehingga setiap kombinasi n mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

seperti kombinasi lainnya.43

3. 5. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid, maka penulis menggunakan

metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Angket adalah daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirimkan

kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung

(melalui pos atau perantara).44Tehnik pengumpulan data yang berupa

Angket ini, digunakan untuk megetahui pengaruh pesan-pesan dakwah

dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan

masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

42 Suharsimi Arikunto, , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), opcit, Hal. 107 43 J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, opcit, Hal. 34 44 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, Hal. 60

37

2. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab dengan menggunakan

alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara).45Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi

tentang kesenian Kubrosiswo dari para tokoh kesenian yang ada di

Dusun Pakel, serta digunakan untuk menggali pesan-pesan dakwah

yang terkandung dalam kesenian tersebut. Selain itu juga digunakan

untuk mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk Desa Ketawang.

3. Metode observasi yaitu untuk mengamati dan meneliti obyek

penelitian. Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang akan

diselidiki.46 Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai situasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan

kesenian Kubrosiswo, serta untuk memperoleh gambaran dan

pemahaman yang jelas mengenai situasi dan kondisi secara fisik

mengenai obyek penelitian.

45 Moh Natsir, Metode Penelitian, Ghalis Indonesia, Jakarta, 1999, Hal. 234 46 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Yogyakarta, 1984, Hal. 136

38

3. 6. Tehnik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka perlu dianalisis untuk mendapatkan

kesimpulan dari data yang telah diperoleh dari penelitian. Tehnik analisa data

pada penelitian ini adalah analisa data kuantitatif, dimana analisa data yang

dilakukan untuk menguji hipotesa dari hasil penelitian dalam bentuk angka-

angka yang diperoleh dari responden. Dalam menganalisa data ini digunakan

tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Analisis pendahuluan

Analisis ini merupakan tahapan pemberian score atau nilai atas angket

yang dijawab oleh responden, dimana setiap pertanyaan mempunyai

alternatif nilai sebagai berikut:

1. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3

2. Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2

3. Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1

2. Analisis uji hipotesis

Merupakan tahapan yang digunakan untuk menguji kebenaran

hipotesis yang diajukan.

Untuk menganalisa masalah dapat digunakan alat bantu yang

berhubungan dengan statistik. Analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan tehnik regresi linear, yang menarik hubungan

39

linear antara dua variabel. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:47

1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor, melalui teknik

korelasi moment tangkar dari pearson dengan rumus:

))(( 22 yxxyrxyΣΣ

Σ=

diketahui bahwa :

ΣXY = N

yxxy ))(( ΣΣ−Σ

ΣX2 = Nxx

22 )(Σ−Σ

ΣY2 = Nyy

22 )(Σ−Σ

2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus:

Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X)

Dimana ;

a = 2X

XYΣΣ

X = NXΣ

Y = NYΣ

Keterangan :

Y : Kriterium

X : Prediktor

a : Bilangan Koefisien

K : Bilangan Konstan

47 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, Andi offset, Yogyakarta, 2004, Hal. 4-13

40

3. Mengadakan interpretasi terhadap pengaruh dalam hal ini menguji F

regresi.

Tabel 3.1

Ringkasan Rumus Analisis Regresi

Sumber

Variasi db Jk Rk Freg

Regresi (reg)

Residu (res)

Total (T)

1

N-2

N-1

2

2)(

XXyΣΣ

Σy 2 – 2

2)(

XXyΣΣ

Σy 2

reg

reg

dbjk

res

res

dbjk

res

reg

RkRk

Keterangan :

db : daya beda

Jk : Jumlah Kuadrat

Rk : Rerata Kuadrat

Freg : harga bilangan –F untuk garis regresi

3. Analisis lanjut

Analisis ini merupakan analisis lanjutan dari analisis uji hipotesa,

yakni menginterpretasikan hasil tersebut. Jika Freg hitung > Ft, pada taraf

Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh signifikan atau hipotesis

diterima. Begitu juga sebaliknya, jika Freg hitung < Ft, pada taraf

Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh non signifikan atau hipotesis

ditolak.

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN GRABAG

4. 1. Desa Ketawang Kecamatan Grabag

Desa Ketawang adalah salah satu desa dari 28 desa yang ada di Kecamatan

Grabag. Desa ini dipimpin oleh bapak Sutrisno, yang bertindak sebagai kepala desa.

Desa Ketawang sendiri terdiri dari tujuh dusun atau wilayah kekuasaan, yang masing-

masing dusun dikepalai oleh Kepala Dusun (Kadus) atau bayan yang bertanggung

jawab terhadap dusun yang dipimpinnya. Dusun–dusun tersebut adalah:

1. Dusun Pakel yang dipimpin oleh Bapak Suryanto yang

baru saja terpilih dalam pemilihan Kadus tanggal 30 April

2005 yang lalu.

2. Dusun Bawang yang dipimpin oleh Bapak Sudarman

3. Dusun Ketawang yang dipimpin oleh Bapak Suprapto

4. Dusun Sorobayan yang dipimpin oleh Bapak Pringadi

5. Dusun Ngepoh yang dipimpin oleh Bapak Hadiyanto

6. Dusun Gubugan yang dipimpin oleh Bapak Dahroni

7. Dusun Maron yang dipimpin oleh Bapak Paryono

Dalam menjalankan tugas, Kepala Desa selain dibantu sekretaris desa, juga

dibantu oleh beberapa Kaur (Kepala Urusan), adapun Kaur dalam Desa Ketawang

adalah sebagai berikut:

1. Kaur Pemerintahan dibawah pimpinan Bapak Susanto

2. Kaur pembangunan dibawah pimpinan Bapak Pawit Waluyo.

3. Kaur Kesra dibawah pimpinan Bapak Saryono.

4. Kaur Keuangan dibawah pimpinan Bapak Eko Pribadi.

5. Kaur Umum dibawah pimpinan Bapak Winarsih.

6. Kaur Kesehatan dibawah pimpinan Bapak budi Hartono.

42

Letak geografis, Desa Ketawang terletak dalam wilayah Kecamatan Grabag,

sebelah utara berbatasan dengan Desa Banaran, sebelah selatan berbatasan dengan

Desa Sugih Mas, sebelah barat berbatasan dengan Desa Salam, dan sebelah timur

berbatasan dengan Desa Magersari. Berdasarkan peta Desa Ketawang sebagaimana

terlampir.

Desa Ketawang mempunyai luas wilayah 114 Ha, dengan jumlah penduduk

2735 jiwa (hasil sensus bulan januari 2004) yang terbagi dalam 19 RT dan 9 RW,

dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.379 orang dan

jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.356 orang, dan

terdapat 688 kepala keluarga.

Desa Ketawang boleh dikatakan tidak terlalu terpencil, dikarenakan desa ini

tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan. Jarak dengan pemerintahan kecamatan

sekitar 5 km, sedang jarak dengan pemerintahan kabupaten sekitar 40 km. Jalan ke

desa Ketawang dapat ditempuh dengan angkutan yang tersedia, baik dengan angkutan

pedesaan maupun dengan ojek yang berada di terminal Grabag.

Perekonomian, masyarakat Desa Ketawang sebagian besar bermata

pencaharian sebagai petani ladang, hasil ladangnya diantaranya adalah jagung,

lombok, ketela pohon, ketela rambat, kacang panjang dan kubis. Selain petani ada

juga yang berdagang, namun sebagian besar pendapatan sehari-harinya ditopang oleh

pembuatan kerajinan keranjang yang terbuat dari bambu, baik keranjang buah

maupun kerajang tembakau.

Hampir setiap masyarakat di desa ini membuat kerajinan keranjang, karena

itulah pekerjaan yang dapat menopang perekonomian mereka sehari-hari. Setiap

harinya masyarakat dapat membuat sekitar 15-20 buah keranjang buah, yang setiap

keranjang dihargai Rp.1000 rupiah. Namun berbeda pada saat musim panen

tembakau tiba, yakni berkisar bulan juli sampai agustus, masyarakat lebih memilih

membuat keranjang tembakau daripada keranjang buah, mereka beralasan dengan

membuat keranjang tembakau maka akan mendapatkan keuntungan yang berlipat,

43

karena setiap keranjang tembakau perbijinya dihargai sekitar Rp. 40.000 sampai Rp.

80.000 rupiah, tergantung besar kecilnya ukuran.

Dalam mencari nafkah, masyarakat Desa Ketawang tidak terbatas pada

daerahnya saja, melainkan juga banyak yang merantau ke luar daerah, seperti

Semarang, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lainnya. Di kota-kota tersebut ada yang

bekerja menjadi karyawan pabrik, buruh bangunan, serabutan dan lain sebagainya.

Tidak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ada yang merantau ke luar negeri untuk

menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Kesederhanaan masyarakat Desa Ketawang dapat dilihat dari masih

aslinya bangunan rumah mereka yang merupakan ciri khas rumah orang Magelang.

Ciri khas rumah tersebut yakni terdiri dari 2 bangunan dengan penampilan atapnya

yang berbeda. Bangunan bagian depan atapnya berbentuk limasan yang

menggambarkan bentuk-bentuk rumah yang banyak dijumpai di kawasan pedesaan.

Bangunan bagian belakang berbentuk segi enam mirip dengan bangunan

stupa candi dan beratapkan jenis joglo. Bangunan ini menggambarkan bahwa Candi

Borobudur terletak di Kabupaten Dati II Magelang, Bangunan berbentuk stupa ini

juga dilengkapi dengan sebagian relief cerita seperti pada bangunan Candi

Borobudur. Bangunan-bangunan rumah tersebut kebanyakan masih terbuat dari kayu.

Sosial kemasyarakatan, Sistem kekerabatan masyarakat setempat masih

sangat erat, semisal ada tetangga yang mempunyai hajat, maka warga yang lain saling

bergotong royong untuk membantu orang yang mempunyai hajat tersebut, mereka

lakukan hal itu, karena mereka menyadari bahwa suatu saat mereka juga akan

memerlukan bantuan orang lain. Apalagi dalam beberapa kesempatan yang

menyangkut kepentingan bersama, maka gotong royong hukumnya adalah wajib.

Hal yang paling berkesan bagi penulis dalam melakukan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Ketawang terutama di Dusun Pakel, adalah masyarakatnya yang

ramah, sopan dan tidak mempersulit, sehingga membuat penulis dan teman-teman

satu posko merasa kerasan tinggal disana. Setelah kami menyelesaikan KKN,

hubungan kami pun tidak putus begitu saja, kami juga masih berhubungan dengan

44

masyarakat setempat, terkadang kami satu posko mengunjungi desa tersebut untuk

bersilaturrahmi.

Pendidikan, Desa Ketawang mempunyai lembaga pendidikan diantaranya:

satu Taman Kanak-Kanak, dua Sekolah Dasar (SD) yaitu SD Ketawang I yang berada

di Dusun Ketawang, dan SD Ketawang II yang berada di Dusun Maron. Selain

mempunyai tiga lembaga pendidikan umum, didesa ini juga mempunyai empat

lembaga pendidikan yang berbasis agama yakni Taman Pendidikan Qur’an (TPQ)

yang berada di Dusun Bawang, Dusun Ketawang, Dusun Sorobayan dan Dusun

Maron.

Dalam hal pendidikan, masyarakat Desa Ketawang kebanyakan lulusan dari

SD dan SMP, kalau toh ada lulusan SMA dan Perguruan Tinggi itu jumlahnya tak

sebanyak lulusan dari SD dan SMP. Kendala utama pendidikan adalah latar belakang

ekonomi masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka tidak mampu untuk

membayar sekolah.

Sebenarnya masyarakat sadar bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan

mereka, tapi bagaimana lagi, keadaan mereka yang memaksa untuk lebih

mementingkan membantu orang tua dalam mencari nafkah daripada sekolah.

Sosial keagamaan, berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan agama

masyarakat desa ini dapat dibilang lebih baik, ini dibuktikan dengan banyaknya anak-

anak yang ikut mengaji, baik yang diselenggarakan dirumah ustadz dimasing-masing

dusun ataupun sekolah Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang ada di desa tersebut.

Majunya pendidikan agama dibanding dengan pendidikan umum terletak pada faktor

biaya pendidikan yang jauh lebih murah.

Di dusun Ketawang kegiatan belajar-mengajar agama (TPQ) dipusatkan

dirumah ustadz Solihin. Walaupun tidak mempunyai gedung semewah dusun Bawang

tetapi kurikulumnya sama, sebagaimana yang diajarkan di TPA dusun Bawang.

45

Namun TPQ ini hanya sampai pada kelas dua, setelah itu para siswanya sebagian

melanjutkan TPQ di dusun Bawang.

Kegiatan belajar mengajar didusun ini perlu adanya perhatian pemerintah

setempat, karena tempat belajarnya kurang mendukung, semisal para siswanya duduk

dilantai yang masih berupa tanah serta beralaskan dengan tikar, serta hanya ada tiga

bangku untuk menulis, sehingga sebagian lagi menulis diatas lantai, dan kegiatan

belajarnya bergantian antara kelas satu dan kelas dua, papan tulisnya pun hanya satu

setengah meter persegi. Apalagi kalau aliran listriknya mati, maka penerangannya

berasal dari lentera kecil ataupun dengan lilin, itupun tidak bisa menerangi

seluruhnya, sehingga tulisan yang ada di papan tulis sulit dapat terbaca.

Menurut data kependudukan desa Ketawang tahun 2005, seluruh masyarakat

Desa Ketawang beragama Islam, di desa ini terdapat tujuh buah Masjid dan sepuluh

buah mushola, untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Sarana Ibadah Desa Ketawang Kecamatan Grabag

No Desa Masjid Musholla

1

2

3

4

5

6

7

Gubugan

Ketawang

Pakel

Maron

Sorobayan

Ngepoh

Bawang

1

1

1

1

1

1

1

-

2

2

1

2

-

3

Data demografi Desa Ketawang tahun 2003

46

Kegiatan keagamaan yang ada di desa ini meliputi selapanan, yakni pengajian

yang rutin diadakan setiap 35 hari sekali, yasin dan tahlil yang diadakan setiap kamis

malam di setiap dusun, pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap malam minggu dan

pengajian rutin dalam menyambut hari besar Islam.

Tidak seperti pada dusun-dusun lainnya, kegiatan keagamaan di dusun Pakel

jarang diadakan, di dusun ini hanya ada pengajian umum pada waktu-waktu tertentu,

seperti pada acara hajatan dan syukuran. Meskipun jarang diadakan pengajian, namun

antusisme masyarakat untuk mengikuti pengajian sangat tinggi, ini dibuktikan apabila

ada pengajian di dusun atau desa lain, maka mereka tidak segan-segan berjalan kaki

untuk menghadiri pengajian tersebut. Seperti halnya di dusun-dusun lainnya,

pengajian yang rutin diadakan di dusun Pakel ini adalah pengajian setiap kamis

malam yaitu membaca surat Yaasiin dan tahlil, yang bertempat di masjid untuk

bapak-bapak dan di mushola untuk para pemuda.

Namun demikian, di dusun Pakel terdapat seorang tokoh yang berpengaruh

selain tokoh dari pemerintahan desa, tokoh tersebut bernama Eko Demas, beliau tidak

hanya dikenal di desanya, tetapi juga sudah di kenal sampai keluar kota. Beliau

merangkul pemuda-pemuda yang ada di dusun tersebut, agar supaya tidak terbawa

arus perubahan zaman. Beliau selalu mengadakan sholat serta dzikir bersama setiap

malam jum’at kliwon, sholat dan dzikir tersebut diikuti oleh pemuda dan masyarakat

setempat, bahkan juga ada yang berasal dari luar kota.

Berbeda dengan dusun Pakel, dusun Ketawang dan dusun Gubugan

mempunyai tingkat rutinitas mengaji lebih tinggi, setidaknya dalam 35 hari sekali

dikedua dusun tersebut terdapat pengajian selapanan. Namun aktifitas pengajian di

dusun Gubugan lebih banyak, semisal kegiatan pengajian yang diadakan setiap kamis

malam, selain membaca surat yaasiin mereka juga diberikan ceramah keagamaan oleh

ulama setempat, terkadang juga dari luar dusun tersebut.

47

Masyarakat dusun Gubugan juga mempunyai tingkat ketaatan terhadap agama

yang cukup tinggi, ini bisa dilihat ketika sholat wajib dilaksanakan, masjid terlihat

penuh oleh para jamaah yang melaksanakan sholat lima waktu. Ada sebuah kejadian

yang cukup mengagetkan penulis di dusun ini, yakni pelaksanaan sholat ashar

dilaksanakan pada jam 16.30 yang biasanya dilaksanakan kurang lebih jam 15.00,

menurut pak Dahroni yang juga sebagai kepala dusun, pelaksanaan sholat yang

mundur dari waktu yang semestinya itu, dikarenakan menunggu masyarakat yang

pada saat itu masih di ladang, sehingga tidak bisa melaksanakan sholat pada

waktunya.48 Walaupun begitu pada saat dilaksanakannya sholat, masjid dipenuhi oleh

para jamaahnya.

Seni budaya. Kesenian rakyat yang ada di desa Ketawang ini tak jauh

berbeda dengan desa-desa lain yang ada di kecamatan Grabag maupun kecamatan-

kecamatan lain yang berada dalam wilayah kabupaten Magelang, kesenian itu

diantaranya adalah kesenian Kubrosiswo, warok, wayang orang dan rebana.

4. 2. Sekilas tentang Kesenian Kubrosiswo

Menurut pak Sutrisno kesenian Kubrosiswo berasal dari daerah Borobudur,

kesenian ini selain berisi pesan-pesan dakwah juga bercerita tentang masa penjajahan

dahulu hingga kemerdekaan. Dalam ceritanya disebutkan bagaimana para pejuang

megorbankan harta, keluarga bahkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan yang

merupakan cita-cita bangsa sejak dahulu.49

Menurut beliau kesenian Kubrosiswo dikenal oleh masyarakat desa Ketawang

khususnya di dusun Pakel semenjak tahun 1982, awal perkembangan kesenian ini di

48 Wawancara dengan pak Dahroni pada tanggal 8 februari 2005 49 wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005

48

dusun Pakel disambut antusiasme masyarakat yang sangat besar, karena senangnya

dengan kesenian itu maka pada tahun itu juga dibentuk kelompok kesenian

Kubrosiswo.50

Pak Sutrisno juga menuturkan dengan adanya dukungan yang diberikan oleh

pemerintahan kecamatan dan kabupaten, dengan mengagendakan festival kesenian

Kubrosiswo yang diadakan setiap tahun, memberikan motivasi tersendiri kepada para

pemain dan pendukung kesenian ini, ditambah kelompok ini sering mendapatkan

order untuk tampil ke desa lain dalam beberapa kesempatan, sehingga semangat

untuk melestarikan kebudayaan nenek moyangnya juga cukup tinggi.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kesenian

Kubrosiswo pada masa sekarang dapat dibilang menghawatirkan, hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor:51

1. Berasal dari para pemain dan pendukung kesenian Kubrosiswo.

Pemain atau pendukung dari kesenian ini banyak yang bekerja

diluar daerah, dengan banyaknya masyarakat yang merantau

keluar daerah itulah mengakibatkan kekurangan pemain,

walaupun kekurangan itu dapat ditutup oleh anggota dari anak-

anak, namun menurut mereka kurang enak ditonton, disamping

mengurangi keserasian fisik pemain, juga mengurangi keserasian

dalam permainannya.

2. Berkembangnya atau majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Dengan adanya televisi membuat mereka enggan dan malas untuk

latihan, sehingga mengurangi kekompakan mereka pada saat

tampil. Sedangkan dari segi antusiasme penontonnya, kalau

dibandingkan dengan zaman dahulu masih kalah jauh, kalau

zaman dahulu penontonnya sesak bahkan menurut cerita saling

desak-desakan sehingga yang berada dibelakang tidak kelihatan,

50 wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005 51 wawancara dengan pak Iwan Suyoto dan pak Sutrisno tanggal 16 Februari 2005

49

bahkan ada yang dibela-belain naik pohon agar supaya dapat

melihat dengan jelas. Masyarakat sekarang merasa tontonan

seperti itu dianggapnya sudah kuno dan tidak menarik lagi untuk

ditonton, apalagi para pemudanya lebih tertarik nonton televisi

yang banyak menyuguhkan acara yang lebih bagus dari kesenian

itu.

3. Sepinya orderan untuk pentas dan kurangnya perhatian dari

pemerintah kecamatan maupun pemerintahan kabupaten.

Kelompok kesenian Kubrosiswo di Dusun Pakel ini pernah

mengalami kejayaan, sekitar tahun 82 sampai 90-an. Pada saat itu

kelompok kesenian ini sering dipanggil ke desa lain untuk tampil

dalam rangka hajatan, baik nikahan, sunatan, maupun dalam

rangka memperingati hari-hari besar baik nasional maupun

keagamaan. Tidak itu juga, Kelompok kesenian ini sering

mendapat juara dalam festival kesenian Kubrosiswo yang

diselenggarakan baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten.

Sehingga para anggotanya mempunyai semangat untuk terus

menerus dalam melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh

nenek moyangnya tersebut. Tetapi masa-masa indah itu tinggal

kenangan, sekarang orderan untuk pentas sepi dan kurangnya

dukungan dari pemerintah kecamatan, membuat pemain dan

pendukung kesenian ini kurang bersemangat.

Dalam upaya melestarikan seni dan budaya bangsa, masyarakat di dusun ini

menurunkan ketrampilannya bermain kesenian Kubrosiswo kepada anak-anak

mereka, yang merupakan generasi penerus dari dusun tersebut, mereka lakukan hal

ini sejak dini sebagai tindakan preventif agar kesenian Kubrosiswo tidak musnah

diterjang masa.

4. 2. 1. Pementasan

50

Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo, maka akan melibatkan hal-hal yang

mendukung terselenggaranya acara tersebut. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk

memberi kesan yang baik dalam setiap pementasan kesenian Kubrosiswo. Hal-hal itu

meliputi:52

1. Pemain.

Dalam setiap pementasan Kesenian Kubrosiswo memerlukan pemain

sekitar 40 orang, yang terdiri dari 25 orang penari, 24 orang sebagai

anggota, dan satu orang sebagai master atau komandannya yang

bertugas memberi aba-aba, semua pemainnya laki-laki. Sedangkan

yang memegang peralatan musiknya sebanyak 5 orang, yang

kesemuanya juga laki-laki dan 2 orang yang melagukan syairnya,

kadang dimainkan laki-laki kadang perempuan, Selebihnya sebagai

pemain pengganti.

2. Peralatan musik.

Peralatan musik yang dipakai masih alat musik tradisional, yang

terdiri atas satu tanjidor (bedug tanggung), tiga Bende, dan satu

gendang. Agar syair-syair yang dibawakan dapat terdengar dengan

jelas, dan untuk memeriahkan acara tersebut biasanya menggunakan

sound system atau pengeras suara.

3. Perlengkapan pemain.

Sebelum tampil dalam pementasan, para pemain

kesenian Kubrosiswo di rias terlebih dahulu. Agar terlihat serasi dalam

penampilannya, para pemain memakai kostum tertentu yang seragam,

serta memakai ikat kepala. Sedangkan master atau komandannya yang

bertugas memberi aba-aba, memakai kostum dengan warna yang

berbeda dengan pemain lainnya. Dalam pertunjukan para pemain

dibagi menjadi dua bersap, satu baris memakai baju dan celana warna

52 wawancara dengan pak Iwan Suyoto dan mas Ipul, tanggal 18 Februari

51

merah, ikat pinggang biru dan ikat kepala berwarna hitam. Baris yang

kedua memakai baju dan celana warna biru dan ikat pinggang warna

merah dan ikat kepala berwarna hitam. Sedangkan Master atau

pemimpinnya memakai baju dan celana berwarna ungu, ikat pinggang

putih dan ikat kepala berwarna hitam.

4. Tempat pementasan.

Tempat pementasan dibuat sekitar 25 m² dan dikelilingi

bambu, dengan tujuan agar pada saat pemain ada yang kesurupan

tidak lari kepenonton. Selain dikelilingi bambu biasanya diberi tenda

(tratak), agar dapat terlindung dari panas dan hujan saat tampil.

5. Waktu pementasan.

Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo dapat

berlangsung selama 30 sampai 45 menit setiap kali tampil, namun

pementasan ini bisa tampil dua kali dalam setiap pementasan,

tergantung dari orang yang menanggap kesenian ini. Kalau

permintaannya dua kali tampil, biasanya dimainkan siang dan malam

harinya.

6. Sesajen.

Berhubung kesenian ini berbau mistik, maka sesaji tidak bisa

dilepaskan. Sesaji ini terdiri dari telur ayam kampung, kembang

setaman, bubur merah putih dan jatah pasar (bermacam makanan yang

dibeli dari pasar).

4. 2. 2. Pesan-Pesan Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo

Kesenian Kubrosiswo mempunyai beberapa unsur pembentuk, salah

satu unsur pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau

52

nyanyian itu diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesan-

pesan dakwah itu meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti,

dan kesemuanya itu sesuai dengan ajaran Islam yang bersumberkan Alqur’an

dan Hadis. Pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian

Kubrosiswo itu ialah:53

1. Pesan dakwah yang meliputi bidang aqidah

Bahagia kito muda Islam Muda yang tunduk peraturan Bersembahyang pada siang malam Untuk ingat pada nikmat Tuhan Sholat yang 2x wajib lima waktu Dikerjakan dengan sungguh-sungguh Taatkanlah lelupa selalu Karena takut Allah Tuhanku

2. Pesan dakwah yang meliputi bidang syariah

Para Muslimin podo bungah Puji syukur ing Gusti Allah Sasi rejeb tanggal pitulikur Allah animbali kanjeng rosul Nabi Muhammad kedawuhan Anindaake marang kewajiban Nindaake sholat 50 waktu Kanggo sangune nyuwun pangestu 50 waktu mung kari limo Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso Sholat iku wajibe kang mulyo Ora abot lan ora rekoso Terjemah Para Muslimin sama senang Puji syukur kehadirat Allah

53 Wawancara dengan pak Iwan Suyoto tanggal 8 Januari 2006

53

Bulan rajab tanggal 27 Allah memanggil Rosulullah Nabi Muhammad menerima perintah Menjalankan kepada kewajiban Menjalankan sholat 50 waktu Buat bekal meminta restu (saat kita mati) 50 waktu tinggal lima untuk memudahkan semua manusia Sholat itu kewajiban yang mulya Tidak berat dan tidak membebani Dengarkanlah saudara-saudaraku Aku akan bercerita padamu Menerangkanlah rukun agamamu Agar saudara siapa tahu Lima perkara Banyak rukun Islam Agama suci di seluruh alam Ashaduala iilaha illallah Serta Muhammad utusan Allah Rukun pertama selesailah sudah Kedua kali mendirikan sholat Lima kali sehari beribadah dengan pernah membaca kalimah Membayar zakat rukun yang ke tiga Sesudah cukup seni sehartanya Puasa Romadhon yang keempatnya Dari awal sampai hari raya Sekarang satu lagi penghabisan Pergi ke Mekah mencari kesempurnaan Sudah cukuplah agaknya sekian Salam dan maaf kami ucapkan

Agomo kito agomo Islam Mewatoni rung awerni sekawan Siji Qur’an loro hadis telu Isma’ (ijma’) papat liyas (Qiyas) Temurune kitab Qur’an iku Marang gusti kanjeng Nabi Muhammad Gunane kanggo angganti rukun kitab kang wis lami Terjemah Agama kita agama Islam Berpegang pada empat pedoman Satu Qur’an dua hadits tiga Ijma’ empat Qiyas Turunnya kitab Qur’an itu

54

Kepada baginda Nabi Muhammad Berguna untuk mengganti rukun kitab yang sudah lama Ayo simbah-simbah Podho dong ibadah Umure rak tambah ojo kakean polah Lamun rak ngibadah Bakal nompo susah Besok ning akherat mlaku-mlaku kecemplung kolah Terjemah Ayo kakek-kakek Sama-sama menjalankan ibadah Umurnya tidak tambah jangan kebanyakan tingkah Tapi kalau tidak ibadah Akan menerima susah Besok di akherat jalan-jalan masuk ke kolam Ayo kakang-kakang Podo dong sembahyang Bumine wis goyang mundak rakaruang Lamun ora sembahyang Awakmu sak carang Besok nong akherat Mlaku-mlaku kecemplung blumbang.

Terjemah

Ayo mas-mas Sama melakukan sholat Buminya sudah goyang tidak beraturan Kalau tidak sholat Badanmu semuanya Besok di akherat Jalan-jalan masuk ke kolam. Anake wong tani Omahe ning pinggir kali Podo wira-wiri goleki senenge ati Anake wong tani 2x Omahe ning pingir kali Terjemah Anaknya orang tani

55

Rumahnya dipinggir sungai Sama kesana kesini mencari senangnya hati Anaknya orang tani 2x Rumahnya dipinggir sungai

Anake wong jowo Lungo nonton bintang mudo Ojo main moto mundak ora prayogo Anake wong jowo2x Lungo nonton bintang mudo Terjemah Anaknya orang jawa Pergi melihat bintang muda Jangan main mata nanti tidak baik Anaknya orang jawa2x Pergi melihat bintang muda Ingatlah kepada Tuhan Yang telah memberi kenikmatan Semua perhiasan dari Tuhan bagi manusia jadi hiburan Dunia-dunia yang indah ini Wajib kita atur yang rapi Menurut tuntunan dari Ilahi Yang tercantum dalam kitab suci Rosulu-rosulu (Rosulullah-rosulullah) ya Muhammad Nabi pembawa amanat Ilahi Sejarah harus diikuti Larangan harus dihindari Putrane wong santri kudu tansah lungo ngaji Tansah lungo ngaji angudi ilmune Gusti Putro santri, putro santri putro utomo Monggo poro sepuh meniko jaman wis tuwo Milo poro sepuh angudi ilmu agamo

Poro sepuh-poro sepuh pepunden kawulo

Terjemah Anaknya orang santri harus selalu mengaji Pergi mengaji untuk mencari ilmu Allah (ilmu agama) Putra santri, putra santri, putra utama Mari para orang tua ini jamannya sudah tua

56

Maka para orang tua sama-sama mencari ilmu agama Para orang tua- para orang tua teladan bagi kami

Ayo poro konco podo golek ilmu Agomo Sebab waktu iki jamane Jaman wis tuwo Namun ora gelem ning akerat bakal ciloko 2x Terjemah Ayo teman-teman sama-sama mencari ilmu agama Sebab waktu ini jamannya Jaman sudah tua Kalau tidak mau di akherat akan celaka 2x Ayo simbah, bapak, kakang, mbakyu podo lungo Lungo angibadah supoyo umure tambah Ayo simbah, bapak kakang mbakyu Wis mangsane wong ngluru ilmu suci iku panjenengane Gusti Bondo biso entek jalaran dienggo terus Ilmu biso tambah jalaran di udi terus Terjemah Ayo kakek, bapak mas, mbak sama pergi Pergi beribadah supaya umurnya tambah Ayo kakek, bapak, kakak, mbak sudah waktunya Orang mencari ilmu suci itu ilmu Allah Harta bisa habis masalahnya dipakai terus Ilmu bisa tambah masalahnya di cari terus Ayo mbakyu-mbakyu Podo ngudi ilmu Besuk ning akherat bakale ketemu Lamun rak mituhu bakale nompo blenggu Besok ning akherat mlaku-mlaku kejegur banyu Terjemah Ayo mbak-mbak Sama mencari ilmu Besok di akherat akan bertemu Tetapi kalau tidak mencari akan menerima siksa Besok di akherat jalan-jalan masuk ke air Sedulurku kabeh ayo ngibadah

57

Men ojo keweleh marang Gusti Allah Ilingono siro urip ning donyo Padane wong lungo mampir sedelok Iku temenono anggonmu ngaji Kanggo sangu kito wis tekan janji Hai pemuda junjung tanah airmu Republik Indonesia negoro mulyo Pancasila hidup dengan bahagia Hidup tentram damai tetap merdeka Terjemah Saudaraku semua mari beribadah Agar tidak malu pada Allah Ingatlah kamu hidup di dunia Seperti orang pergi hanya singgah sebentar Maka bersungguh-sungguhlah dalam mengaji Buat bekal saat kita mati Hai pemuda junjung tanah airmu Republik Indonesia negara besar Pancasila hidup dengan bahagia Hidup tentram damai tetap merdeka

3. Pesan dakwah yang meliputi bidang budi pekerti atau ahlakul karimah

Bulan mulud bulan kelahiran Nabi Nabi besar ahir pesuruh Ilahi Muhammad Bangsa kesejahteraan sebagai umat Islam di seluruh alam Hai umat Islam Bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu

Kerja bersama bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu

58

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. 1. Analisa Pendahuluan

Untuk mengetahui tentang adakah Pengaruh pesan-pesan dakwah dalam

Kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, penulis menggunakan angket yang

berjumlah 40 pertanyaan, yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk variabel independen

dan 20 pertanyaan lagi untuk variabel dependen, dimana masing-masing mempunyai

alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:

4. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3

59

5. Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2

6. Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1

Langkah pertama adalah memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh

kedalam tabel, kemudian diteruskan penghitungan dengan menggunakan rumus

regresi linear. Adapun hasil angket untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Tabel Kerja Analisis Korelasi dan Regresi

NO X Y X² Y² XY

1 54 46 2916 2116 2484 2 54 53 2916 2809 2862 3 53 58 2809 3364 3074 4 52 56 2704 3136 2912 5 57 56 3249 3136 3192 6 52 52 2704 2704 2704 7 48 44 2304 1936 2112 8 57 47 3249 2209 2679 9 56 57 3136 3249 3192 10 57 55 3249 3025 3135 11 56 56 3136 3136 3136 12 57 59 3249 3481 3363 13 55 60 3025 3600 3300 14 55 57 3025 3249 3135 15 58 60 3364 3600 3480 16 56 53 3136 2809 2968 17 55 55 3025 3025 3025 18 53 57 2809 3249 3021 19 55 53 3025 2809 2915 20 57 60 3249 3600 3420 21 57 57 3249 3249 3249 22 56 56 3136 3136 3136 23 58 56 3364 3136 3248 24 36 54 1296 2916 1944

60

25 55 57 3025 3249 3135 26 52 57 2704 3249 2964 27 44 45 1936 2025 1980 28 50 58 2500 3364 2900 29 50 56 2500 3136 2800 30 58 57 3364 3249 3306 31 50 56 2500 3136 2800 32 55 45 3025 2025 2475 33 45 57 2025 3249 2565 34 46 55 2116 3025 2530 35 47 58 2209 3364 2726 36 59 55 3481 3025 3245 37 59 60 3481 3600 3540 38 58 60 3364 3600 3480 39 58 60 3364 3600 3480 40 57 60 3249 3600 3420 41 54 57 2916 3249 3078 42 50 45 2500 2025 2250 43 57 47 3249 2209 2679 44 55 49 3025 2401 2695 45 48 55 2304 3025 2640 46 41 53 1681 2809 2173 47 55 60 3025 3600 3300 48 53 55 2809 3025 2915 49 57 60 3249 3600 3420 50 51 56 2601 3136 2856 51 58 57 3364 3249 3306 52 53 58 2809 3364 3074 53 57 57 3249 3249 3249 54 55 58 3025 3364 3190 55 58 57 3364 3249 3306 56 57 59 3249 3481 3363 57 58 57 3364 3249 3306 58 58 58 3364 3364 3364 59 58 57 3364 3249 3306

61

60 58 58 3364 3364 3364 61 53 57 2809 3249 3021 62 57 60 3249 3600 3420 63 57 60 3249 3600 3420 64 57 60 3249 3600 3420 65 52 53 2704 2809 2756 66 56 53 3136 2809 2968 67 56 57 3136 3249 3192 68 57 55 3249 3025 3135 69 58 56 3364 3136 3248 70 56 58 3136 3364 3248 71 57 57 3249 3249 3249 72 57 57 3249 3249 3249 73 57 45 3249 2025 2565 74 56 45 3136 2025 2520 75 57 49 3249 2401 2793 76 54 56 2916 3136 3024 77 39 48 1521 2304 1872 78 52 46 2704 2116 2392 79 54 57 2916 3249 3078 80 50 46 2500 2116 2300 81 59 56 3481 3136 3304 82 57 54 3249 2916 3078 83 56 56 3136 3136 3136 84 56 60 3136 3600 3360 85 60 57 3600 3249 3420 86 59 47 3481 2209 2773 87 47 50 2209 2500 2350 88 55 56 3025 3136 3080 89 55 56 3025 3136 3080 90 42 54 1764 2916 2268 91 57 55 3249 3025 3135 92 50 43 2500 1849 2150 93 56 53 3136 2809 2968 94 58 44 3364 1936 2552

62

95 55 58 3025 3364 3190 96 57 60 3249 3600 3420 97 56 54 3136 2916 3024 98 59 53 3481 2809 3127 99 58 57 3364 3249 3306

100 59 55 3481 3025 3245 TOTAL 5441 5479 298103 302263 298702

5. 2. Analisis Uji Hipotesis

Dari tabel distribusi frekwensi analisis pendahuluan diatas dapat diperoleh

data sebagai berikut:

N = 100

ΣX = 5441

ΣY = 5479

ΣX Y = 298702

ΣX ² = 298103

ΣY ² = 302263

Selanjutnya data-data tabel yang telah ada dimasukkan dalam rumus Analisis

regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut

1. Mencari korelasi antara kriterium dan predictor, melalui teknik korelasi

moment tangkar dari pearson dengan rumus:

))(( 22 yxxyrxyΣΣ

Σ=

diketahui bahwa :

ΣXY = N

yxxy ))(( ΣΣ−Σ

ΣXY = 298702– 5441 . 5479 = 298702 – 298112,39

100

ΣXY = 589,61

63

ΣX2 = Nxx

22 )(Σ−Σ

ΣX2 = 298103 – (5441) 2

100

= 298103 – 296044,81

= 2058,19

ΣY2 = Nyy

22 )(Σ−Σ

= 302263 – (5479) 2

100

= 302263 – 300194,41

= 2068,59

))(( 22 yxxyrxyΣΣ

Σ=

rxy = 589,61

√ 2058,19 . 2068,59

= 589,61 = 0,285749595 dibulatkan menjadi 0,286

2063,38

Berdasarkan hasil diatas, dapat diketahui bahwa rxy = 0,286.

sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195. Jadi rhit > rt, maka

terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor.

2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus:

Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X)

Dimana ;

64

a = 2X

XYΣΣ

X = NXΣ

Y = NYΣ

Diketahui :

N = 100

ΣX = 5441

ΣY = 5479

ΣXY = 589,61

ΣX2 = 2058,19

ΣY2 = 2068,59

a = 2X

XYΣΣ

a = 589,61 = 0,28647015096 dibulatkan menjadi 0,286

2058,19

X = NXΣ

X = 5441 = 54,41

100

Y = NYΣ

Y = 5479 = 54,79

100

Kemudian adalah mencari harga k, dengan rumus :

K = Y – aX

K = 54,79 – 0,286 . 54,41

65

K = 54,79 – 15,56126 = 39,22874 dibulatkan menjadi 39,23

Maka Y –Y = a (X – X)

Y – 54,79 = 0,286 (X – 54,41)

Y = 0,286 X – 15,56126 + 54,79

Y = 0,286 X + 39,23

Jadi persamaan garis regresinya :

Y = aX + k

Y = 0,286 X + 39,23

3. Mencari Nilai Freg

Untuk mendapatkan nilai Freg terlebih dahulu mencari Jkreg, Jkres dan

Rkreg, Rkres. Adapun ringkasan-ringkasannya adalah analisis regresi

dengan skor deviasi sebagai berikut :

Tabel 5.2

Ringkasan Rumus Analisis Regresi

Sumber

Variasi Db Jk Rk Freg

Regresi (reg)

Residu (res)

Total (T)

1

N-2

N-1

2

2)(

XXyΣΣ

Σy 2 – 2

2)(

XXyΣΣ

Σy 2

reg

reg

dbjk

res

res

dbjk

res

reg

RkRk

Sebelum kita menghitung, sesuai dengan rumus tersebut telah

diketahui :

N = 100

66

ΣXY = 589,61

ΣX2 = 2058,19

ΣY2 = 2068,59

Kemudian kita masukkan kedalam rumus :

dbt = N –1

= 100-1 = 99

dbreg = 1

dbres = N – 2

= 100 – 2 = 98

Jkreg = 2

2)(

XXyΣΣ

= (589,61)2

2058,19

= 347639,9521

2058,19

= 168,9056657 dibulatkan menjadi 168,91

Jkres = Σy2 – 2

2)(

XXyΣΣ

= 2063,38 - (589,61)2

2058,19

= 2063,38 – 168,91

= 1894,47

Rkreg = Jkreg

dbreg

= 168,91 = 168,91

1

Rkres = Jkres

dbres

= 1894,47 = 19,331326530 dibulatkan menjadi 19,33

67

98

Freg = Rkreg

Rkres

= 168,91

19,33

= 8,7382307294 dibulatkan menjadi 8,74

Kemudian dimasukkan kedalam tabel rekapitulasi sebagai berikut :

Tabel 5.3

Rekapitulasi hasil penghitungan Freg

Sumber Variasi db Jk Rk Freg F tabel

B 0,05

Regresi (reg) 1 168,91 168,91 8,74 3,94

Residu (res) 98 1894,47 19.33

Total (T) 99 2063,38

5. 3. Analisis Lanjut

Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan sebagaimana diatas,

diketahui bahwa Freg adalah 8,74 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi

5% adalah 3,94. Dengan demikian Freg > Ftabel, maka terdapat pengaruh

pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan

keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang.

68

BAB VI

PENUTUP

6. 1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1 Dalam Kesenian Kubrosiswo terdapat beberapa pesan dakwah

yang terkandung dalam syair yang dinyanyikannya. Pesan-pesan

dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo terdiri dari

pesan-pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang aqidah, pesan

dakwah yang berkaitan dengan bidang syariah dan pesan dakwah yang

berkaitan dengan bidang budi pekerti atau ahlakul karimah. Adapun

pesan dakwah tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Para Muslimin podo bungah Puji syukur ing Gusti Allah Sasi rejeb tanggal pitulikur Allah animbali kanjeng rosul Nabi Muhammad kedawuhan Anindaake marang kewajiban Nindaake sholat 50 waktu

69

Kanggo sangune nyuwun pangestu 50 waktu mung kari limo Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso Sholat iku wajibe kang mulyo Ora abot lan ora rekoso

1 Berdasarkan penghitungan statistik untuk mencari korelasi antara

kriterium dan prediktor, didapatkan kesimpulan, bahwa rxy = 0,286,

sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195, jadi rxy > rt, maka

terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor.

1 Setelah ditemukan korelasi yang signifikan, maka dilanjutkan dengan

mencari pengaruh Variabel X terhadap variabel Y dengan

menggunakan rumus regresi linear. Setelah diadakan penghitungan,

diperoleh hasil Freg hitung = 8,74, dan Ftabel pada taraf signifikansi

5% = 3,94. Jadi Freg hitung > Ftabel, maka terdapat pengaruh yang

signifikan, pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap

pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang.

6. 2. Saran

Untuk dapat dijadikan perhatian oleh semua pihak bahwa kesenian

Kubrosiswo merupakan salah satu dari sekian banyak budaya bangsa yang harus

dilestarikan keberadaannya agar anak cucu kita dapat menikmati kesenian tersebut.

Sebagai anak bangsa tentunya tidak mau melihat kesenian yang sudah diwariskan

turun temurun itu hilang begitu saja, karena keengganan kita untuk dapat merawat

serta menunjukkan jatidiri bangsa, kalau bukan kita lalu siapa lagi yang mau

melestarikannya. Untuk menghindari kepunahan kesenian tersebut hendaknya sejak

dini perlu

dilakukan tindakan pencegahan, misalnya kita tidak bosan-bosannya selalu

mengajarkan kesenian itu kepada anak cucu kita dan begitu terus selanjutnya.

70

Untuk mengoptimalkan pesan-pesan dakwah agar dapat diterima dengan

lebih baik lagi, maka pesan-pesan dakwah dikemas tersendiri, dengan melagukan

syair-syair itu sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya lagu dari kesenian itu

tidak monoton satu lagu saja melainkan dapat dimainkan dengan lagu-lagu yang

digandrungi oleh kawula muda, anak kecil, orang tua, agar supaya dapat manarik

perhatian setiap pendengarnya.

Selain itu, sebelum pementasan dimulai atau pada saat istirahat, dibuat

acara khusus yang menyajikan dakwah, misalkan ceramah dengan menjelaskan

tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian tersebut ataupun

ceramah lain, itu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat, sehingga perhatiannya

dapat tercurahkan untuk mendengarkan ceramah, diharapkan dengan cara tersebut

masyarakat akan lebih mudah menerimanya.

6. 3. Penutup

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengkaji

masalah tersebut. Meskipun skripsi ini tersusun dalam kesederhanaan, penulis

berharap semoga skripsi ini memberikan suatu manfaat baik bagi penulis, maupun

pembaca.