Gbpp Robinson Full

141

Transcript of Gbpp Robinson Full

Page 1: Gbpp Robinson Full
Page 2: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 1

Pendahuluan

Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) adalahcetak biru (blue print) suatu mata pelajaran. Samahalnya dengan cetak biru suatu bangunan yang

dibuat oleh seorang arsitek, maka GBPP adalah cetak birusuatu mata pelajaran yang dibuat oleh seorang pengajaruntuk kebutuhan pembelajaran. Sebagai cetak biru darisuatu mata pelajaran GBPP memberi gambaran yangmenyeluruh tentang struktur suatu mata pelajaran. Mulaidari des-kripsi mata pelajaran, tujuan umum yang akan dicapai,tujuan khusus dari setiap pokok bahasan, pokok bahasan, sub pokokbahasan, metode, media, perkiraan waktu yang dibutuhkan untukmencapai tujuan dan sumber kepustakaan yang digunakan. Olehkarena itu GBPP sering pula disebut sebagai kurikulummikro dari suatu mata pelajaran.

Selintas tampaknya penyusunsn GBPP ini tidak adahubungannya dengan kegiatan seorang pengajar, karenapengajar tugasnya hanya menyampaikan ma-teri dan tidakbertanggung jawab terhadap penyusun-an GBPP-nya. Disatu sisi anggapan ini dapat dibenar-kan. Sama seperti

123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456123456789012345678901234567890121234567890123456

Page 3: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789012

pekerja bangunan ia tidak berurusan dengan prosespenciptaan rancangan suatu bangunan, tetapi ia dituntutharus dapat menterjemahkan apa yang terdapat dalamrancangan tersebut agar dapat melakukan pekerjaannyadengan baik.

Demikian juga halnya dengan seorang pengajar, bila iatidak terlibat langsung dalam penyusunan GBPP matapelajaran yang dikelolanya; maka setidaknya ia harusmengetahui, bagaimana suatu GBPP disusun atau di-kembangkan, agar ia dapat menerapkannya dengan baikdalam kegiatan pembelajaran.

Dengan mengetahui proses pengembangan GBPP,pengajar akan lebih mudah menemukan alur berpikir suatuproses pebelajaran dilaksanakan. Ia dapat me-mahami,mengapa harus mengajar dengan sistematika tertentu.Misalnya, mengapa harus mengajarkan ini dulu, barukemudian mengajarkan itu dan seterusnya. Ada dasar ataupijakan yang ia miliki. Ada teori-teori belajar maupunteori-teori instruksional yang dijadi-kan pedoman,sehingga ia tidak sekedar menyampai-kan materi tetapibertanggung jawab dalam hal, bagaimana membelajarkanorang lain (peserta didik). Inilah yang disebut tanggungjawab moral bagi seorang pengajar, yang sekaligusmenjadikan dirinya sebagai profesional.

Page 4: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 3

Page 5: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789014

Pada sisi lain pemahaman tentang proses penyusunanGBPP akan memberikan kemudahan kepada pengajaruntuk melakukan penyesuaian bila terjadi perubahankurikulum. Sebab memahami proses penyusunan GBPPsama halnya dengan memahami, bagaimana kurikulumsuatu mata pelajaran dikembangkan.

Pengetahuan tentang pengembangan kurikulum inilahyang tidak pernah disampaikan kepada sebagian besarguru/pengajar, sehingga apabila terjadi perubahankurikulum, maka hanya kebingungan yang akan me-nyelimuti pikiran mereka.

Perubahan kurikulum biasanya selalu diikuti denganperubahan buku (sumber pustaka). Ironisnya buku yangdigunakan pada kurikulum sebelumnya tidak dapatdigunakan pada kurikulum yang baru, meskipun hal yangdibicarakan tetap sama. Biasanya dalam hal seperti inipengajar tidak dapat berbuat banyak.

Bahkan sering pula pengajar turut mengatakan bahwa bukuyang dulu sudah tidak dapat digunakan, karenakurikulum yang digunakan sudah berubah. Hal ini terjadikarena pengajar kurang memahami esensi dari sebuahkurikulum. Sebab, apabila pengajar memahami esensisebuah kurikulum, maka mereka akan bersikapakomudatif terhadap perubahan kurikulum yang ada.Sebab perubahan kurikulum bukan berarti perubahanmateri secara total atau menyeluruh. Perubahan kurikulumpada dasarnya lebih banyak difokuskan kepada perubahancakupan materi dan sistematika penyampaian; bukankepada kebenaran materi. Dengan demikian perubahan

Page 6: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 5

Page 7: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789016

kurikulum bukan berarti mengganti buku, melainkanmenata kembali apa yang harus diberikan kepada pesertadidik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari setiapjenjang pendidikan yang ada.

Satu contoh, dalam kurikulum lama terdapat satu pokokbahasan tentang Unggas. Kemudian pada kurikulum barujuga terdapat pokok bahasan tentang Unggas. Hanya sajaterjadi perubahan, bila pada kurikulum lama pokokbahasan tersebut diberikan di Catur Wulan II, sedangkanpada kurikulum baru diberikan pada Catur Wulan I.

Pertanyaannya, apakah ada perbedaan Unggas yangdibahas pada kurikulum lama dengan Unggas yangdibahas pada kurikulum baru? Tentu tidak, sebab Unggastetap Unggas. Nah, bila tidak ada perubahan, apakah bukuyang memuat materi tentang Unggas pada kurikulum lamabisa dipakai untuk kurikulum baru? Jawabannya BISA !!!.Asal saja pengajar yang mengajarkan materi tersebutmemahami, bagaimana suatu kurikulum disusun ataudikembangkan. Bahkan ia seharusnya menganjurkan agarsemua buku yang membahas tentang Unggas dapatdipakai. Nah, bila demikian; perubahan kurikulum tidaklagi menjadi sesuatu yang membingungkan bagi pengajar;dan tidak menjadi sesuatu yang menakutkan bagi orangtua, karena harus mengeluarkan biaya yang cukup besaruntuk membeli buku lagi sesuai dengan perubahankurikulum. Apabila hal ini yang terjadi selama ini, makadiharapkan tidak akan terjadi lagi pada masa yang akandatang.

Page 8: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 7

Page 9: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789018

Selain itu, satu hal yang sangat menguntungkan darikeaneka ragaman sumber pustaka yang digunakan adalahterciptanya pembelajaran yang kreatif dan ber-makna.Tidak seperti yang kita rasakan selama ini (penggunaansumber pustaka yang homogen), yang cenderungmenggiring perhatian siswa pada sudut pandang yangsama, sehingga kegiatan pembelajaran cenderung pasif dankurang bermakna.

Bagi dosen maupun instruktur yang mengelola mata kuliahatau pelatihannya secara otonom, kemampuan dalammenyusun GBPP adalah sesuatu yang mutlak harusdimiliki. Hal ini menjaga agar kegiatan perku-liahan ataupelatihan yang dikelolanya bukan semata-matapengulangan pengalaman yang pernah diterima semasakuliah dulu; atau terjebak dengan sistematika sumberbelajar tertentu. Dengan menyusun GBPP sendiri, setiapdosen atau instruktur akan mampu mengaktualisasikanmateri yang disampaikannya sesuai dengan dinamikaperubahan dan kebutuhan.

Bagaimana suatu GBPP disusun atau dikembangkan?Inilah yang akan dibahas dalam buku ini. Dengan tujuanagar para pengajar dapat menyusun suatu GBPP untuk matapelajaran yang dikelolanya. Namun untuk itu, terlebih dahuludiharapkan dapat: merumuskan tujuan instruksionalumum (TIU), melakukan analisis instruk-sional danmerumuskan tujuan instruksional khusus (TIK),menentukan pokok bahasan, melakukan analisis isi (con-tent analysis) dan mengidentifikasi sub pokok bahasan,menentukan metode, memilih media, mem-perkirakanwaktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, dan yang

Page 10: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 9

terakhir menentukan sumber pustaka yang akan digunakanatau yang dapat memperkaya wawasan siswa (pesertadidik) terhadap topik-topik yang dibicarakan.

Untuk lebih jelasnya kedelapan pokok bahasan di atasakan dibahas satu persatu. Selain itu untuk lebih me-mudahkan dalam memahami setiap pembahasan Andadapat pula mengerjakan latihan-latihan yang dianjurkan,atau mebuat catatan untuk hal-hal yang Anda anggappenting.

Page 11: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890110

Page 12: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 11

Merumuskan TIU

Tujuan Instruksional Umum (TIU) terjemahan darigeneral instructional objective adalah tujuan akhir (goal)yang akan dicapai oleh peserta didik (siswa) setelah

menyelesaikan satu mata pelajaran tertentu dalam jangka waktutertentu. Atau dengan kata lain TIU adalah target yangharus dicapai dari setiap mata pelajaran. Misalnya, targetyang harus dicapai dari mata pelajaran Pelayanan Prima;target yang harus dicapai dari mata kuliah Evaluasi Me-dia; target yang harus dicapai dari mata pelajaran KimiaIndustri; target yang harus dicapai dari mata pelajaranBahasa Indonesia, dan sebagainya.

Sebagai target (tujuan akhir) dari suatu mata pelajaran, TIUharus merupakan suatu kemampuan dari ranah ataudomain tertentu. Bloom (1956), menyebutkan ada tigaranah atau domain yang harus dicapai dalam pembelajaranyaitu ranah kognitif (yang berhubungan denganpengetahuan), psikomotor (yang berhungan denganketerampilan) dan ranah afektif (yang berhu-bungandengan perubahan sikap atau nilai-nilai moral tertentu).

123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121123456789012345678901234567890121

1

Page 13: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112

PENGETAHUANPENGETAHUAN

PEMAHAMANPEMAHAMAN

PENERAPANPENERAPAN

ANALISISANALISIS

SINTESISSINTESIS

EVALUASIEVALUASI

BLOOM, 1956

PENGETAHUANPENGETAHUAN

PEMAHAMANPEMAHAMAN

PENERAPANPENERAPAN

ANALISISANALISIS

SINTESISSINTESIS

EVALUASIEVALUASI

BLOOM, 1956

Gambar 1: Ilustrasi Domain Pembelajaran

Ranah kognitif adalah kemampuan yang merupakan hasilkerja otak. Bloom (1956) membagi ranah kognitif inimenjadi enam tingkatan kemampuan yang tersusun secarahierarkis mulai dari: pengetahuan, pemahaman, penerapan,analisis, sintesis, dan evaluasi. Artinya, ke enam tingkatan inimulai dari, C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 merupakan jenjangkemampuan mulai dari yang rendah sampai yang palingtinggi.

Gambar 2: Ilustrasi Domain Kognitif

• KOGNITIF

• PSIKOMOTOR

• AFEKTIF

BLOOM, 1956

Page 14: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 13

PENIRUAN

PENGGUNAAN

KETEPATAN

PERANGKAIAN

NATURALISASI

DOMAIN KETERAMPILANDAVE, 1967

PENIRUANPENIRUAN

PENGGUNAANPENGGUNAAN

KETEPATANKETEPATAN

PERANGKAIANPERANGKAIAN

NATURALISASINATURALISASI

DOMAIN KETERAMPILANDAVE, 1967

Ranah psikomotor adalah kemampuan yang dihasil-kanoleh fungsi motorik manusia yaitu berupa keterampilanuntuk melakukan sesuatu.

Keterampilan melakukan sesuatu tersebut, meliputi:keterampilan motorik, keterampilan intlektual, danketerampilan sosial. Khusus keterampilan motorik Dave(1967), membaginya dalam lima jenjang, yaitu: peniruan,penggunaan, ketepatan, perangkaian, dan naturalisasi.Secara visual jenjang keterampilan motorik tersebut dapatdigambarkan sebagai berikut.

Gambar 3 : IlustrasiDomain Keterampilan

Ranah Afektif adalah kemampuan yang dimunculkanseseorang dalam bentuk prilaku sebagai bagian daridirinya. Kemampuan tersebut erat kaitannya dengankemampuan seseorang untuk mengambil keputusanterhadap nilai-nilai moral yang harus dimilikinya,kemampuan dalam memberikan penilaian, dan ber-tingkah laku (bersikap).

Page 15: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890114

PENGENALAN

PEMBERIAN RESPON

PENGHARGAAN NILAI-NILAI

PENGORGANISASIAN

PENGALAMAN

DOMAIN AFEKZTIFKRATHWOHL, BLOOM, dan ZMASIA, 1964

PENGENALAN

PEMBERIAN RESPON

PENGHARGAAN NILAI-NILAI

PENGORGANISASIAN

PENGALAMAN

DOMAIN AFEKZTIFKRATHWOHL, BLOOM, dan ZMASIA, 1964

Krathwohl, Bloom dan Masia (1964), membagi ranah afektifini dalam lima tingkatan mulai dari pengenalan, pemberianrespon, penghargaan terhadap nilai-nilai, peng-organisasian, danpengalaman. Kelima tingkatan ini me-rupakan suatu prosesyang berkesinambungan untuk menghasilkan suatu nilai-nilai atau sikap tertentu agar menjadi bagian dari diriseseorang.

Kelima tingkatan tersebut bila digambarkan, sebagaiberikut.

Gambar 4 : Ilustrasi Domain Afektif

Tujuan dari suatu mata pelajaran pada umumnyamerupakan integrasi (satu kesatuan) dari ketiga ranah yangada (kognitif, psikomotor, dan afektif). Ini artinya tidaksatupun mata pelajaran yang benar-benar utuh beradapada satu ranah (domain) tertentu. Setiap mata pelajaranselalu terdiri dari tiga ranah, namun ada satu ranah yangprosentasenya lebih besar dibandingkan kedua ranah(domain) lainnya.

Page 16: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 15

Misalnya mata pelajaran Agama. Meskipun tujuan darimata pelajaran ini dominan dengan ranah afektif (sikap dannilai-nilai moral), namun pada kenyataan-nya selalumengandung ranah lainnya, yaitu ranah kognitif danpsikomotor.

Untuk bersikap baik misalnya, seseorang harus me-milikipengetahuan mengapa ia harus berbuat baik ataumenghormati orang yang lebih tua, dan sebagai-nya. Sebabtanpa memiliki pengetahuan tersebut, sese-orang akanmelakukannya bukan karena ia tahu arti-nya, akan tetapilebih disebabkan peraturan atau kebiasaan yang terjadi disekitarnya. Demikian juga halnya dengan ranahpsikomotor. Untuk dapat meng-hormati seseorang iaharus tahu, bagaimana posisi (sikap) tubuh yang benar,untuk itu ia harus terampil dalam mengorganisasikangerakan tubuhnya.

Bagaimana dengan mata pelajaran Matematika?Meskipun Tujuan Instruksional Umum (TIU) dari matapelajaran ini bersifat kognitif, bukan berarti tidakmengandung ranah psikomotor dan afektif. Kedua ranahtersebut tetap ada, meskipun prosentasenya relatif kecildibandingkan ranah kognitifnya. Oleh karena itu, bila suatumata pelajaran dikatakan bersifat kognitif, psikomotor atauafektif, itu hanya menggam-barkan bahwa mata pelajarantersebut dominan dengan salah satu dari ketiga ranah yangada.

TIU sebagaimana telah diuraikan di atas adalah tujuanakhir dari suatu mata pelajaran, bukan tujuan akhir darisuatu jenjang sekolah tertentu atau tujuan akhir dari suatu

Page 17: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890116

perguruan tinggi maupun dari suatu pelatihan tertentu.Sekali lagi, TIU adalah tujuan akhir dari suatu mata pelajaran.Oleh karena itu TIU harus merupakan sintesis daribeberapa kemampuan khusus

Page 18: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 17

Selain itu TIU harus merupakan kemampuan yang hasilnyadapat diukur (measurable) dan dapat diamati (observable).Dapat diukur, berarti kemampuan yang dihasilkan harusdapat dinilai baik secara kuantitatif maupun secarakualitatif. Secara kuantitatif, hasil yang diper-oleh siswadiukur berdasarkan tingkat (prosentase) penguasaannyaterhadap TIU mata pelajaran. Sedang secara kualitatifmencerminkan kualitas penguasaan terhadap materi.

Sebagai contoh. Adi yang duduk di kelas dua SMUmendapat nilai 90 untuk mata pelajaran PendidikanAgama. Secara kuantitaif hasil yang diperoleh Adi baiksekali, karena ia menguasai 90% dari target yang di-harapkan. Sedangkan secara kualitatif angka 90 yangdiperoleh Adi harus mencerminkan sikap dan per-buatanyang terpuji sesuai dengan tuntutan dari TIU matapelajaran Pendidikan Agama.

Dapat diamati, berarti hasil yang dicapai harus berupaperubahan tigkah laku yang dapat dilihat secara lang-sung,baik itu perubahan sikap, pertambahan pengeta-huanmaupun keterampilan yang dimiliki. Misalnya dari tidakdisiplin menjadi disiplin, dari tidak bisa menjadi bisa, darikurang terampil menjadi terampil, dari tidak mengertimenjadi mengerti dan sebagainya.

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah, bagai-manacara menentuan TIU (target) yang akan dicapai dari setiapmatapelajaran?. Apakah TIU tersebut kita tentukan sendiri,atau memang ada acuan yang dapat digunakan?

Page 19: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890118

Ada dua pendekatan yang dapat kita jadikan acuan dalammenetukan TIU.Pendekatan pertama, TIU ditentukan berdasarkan kuri-kulumbaku dari suatu lembaga pendidikan tertentu. Misalnya,untuk pendidikan dasar dan menengah TIU matapelajarannya mengacu pada kurikulum yangdikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.Untuk perguruan tinggi TIU mata kuliahnya mengacukepada kurikulum yang dikembangkan oleh konser-siumpendidikan tinggi; sedangkan untuk pendidikan danlatihan (diklat) TIU mata ajarannya mengacu kepadakurikulum yang dikembangkan oleh lembaga yangbersangkutan, dan sebagainya.

Pendekatan kedua, TIU mata pelajaran dirancang sesuaidengan kebutuhan tertentu. Misalnya TIU untuk matapelajaran yang sifatnya khusus (spesifik), seperti matapelajaran Cara berternak Jangkrik, Cara berternak cacing,Teknik budi daya bekicot, dan sebagainya. Dikatakankhusus, karena mata pelajaran ini berdiri sendiri (tidakintegreted dengan mata pelajaran lain) untuk mencapaitujuan akhirnya.

Idealnya untuk menentukan TIU yang akan dicapai harusmelibatkan tiga unsur yang secara langsung terlibat dalamkegiatan pembelajaran, yaitu siswa, pendidik, danmasyarakat yang akan dilayani (Atwi Suparman, 1997).Ketiga unsur ini akan menjadi sumber informasi dalammenentukan TIU yang akan dicapai dari setiap matapelajaran yang akan dikembangkan. Hanya dengan carademikian, agar TIU yang dirumus-kan dapat memenuhikebutuhan semua pihak.

Page 20: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 19

Gambar 5. Tiga Unsur Dalam Perumusan TIU

Page 21: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890120

Kebutuhan siswa terpenuhi, karena TIU yang dirumus-kandapat memberi makna dalam kehidupan siswa, karenadisesuaikan dengan kebutuhan si belajar. Selain itu untukmencapainya sangat mungkin, karena telah disesuaikandengan tingkat kemampuan siswa (peserta didik).

Kebutuhan pendidik dalam hal ini pengajar dan penge-lolaprogram terpenuhi, karena TIU yang dirumuskan telahmempertimbangkan SDM yang akan megelola, baik darisegi kualifikasi pengajarnya maupun dari segi kemampuanpengelolanya. Selain itu telah pula diper-timbangkandengan sarana dan prasarana yang akan digunakan.

Kebutuhan masyarakat yang akan dilayani terpenuhi, karenakemampuan siswa setelah mengambil mata pelajarantertentu benar-benar dapat memenuhi kebu-tuhanangkatan kerja. Khususnya untuk kulaifikasi yangdibutuhkan.

Bila demikian, bagaimana rumusan TIU yang dapatmemenuhi semua kebutuhan tersebut?, yaitu TIU yangsecara pasti dapat dicapai oleh siswa, dapat diajarkan olehguru, dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.Satu rumusan TIU yang baik harus memenuhi kriteriasebagai berikut:

Page 22: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 21

Page 23: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890122

• Rumusan TIU harus mengandung dua unsur, yaitusiapa audiencenya (subjek yang belajar) dan apa behaviour(perubahan tingkah laku yang diharap-kan).

• Rumusan TIU harus merupakan kompetensi umumdari suatu kemampauan tertentu atau dengan kata lainTIU merupakan gabungan (sintesis) dari be-berapakompentensi khusus.

• Rumusan TIU harus terdiri dari kata kerja (verb) dandiikuti kata benda (object).Kata kerja yang digunakan harus kata operasional,sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkanhasilnya dapat diukur (measureble) dan diamati(observeble). Contoh kata kerja oprasional yangdimaksud antara lain: menyebutkan, menunjukkan,menjelaskan, membedakan, menerapkan, menganalisis,mengidentifikasi, menyimpulkan, mengevaluasi, dsb.

• Penulisan kata benda (object) harus dapat memberiketerangan dari prilaku yang akan dicapai, sehinggarumusan TIU menjadi jelas dan rasional.Berikut ini adalah beberapa conton penulisan kata kerja(verb) yang diikuti oleh kata benda (object).Menyusun (v) rencana proyek (o); menjelaskan (v) tujuanpenelitian(o); menerapkan (v) prinsip-prinsipmanejemen perbankan (o); menyelesaikan (v) berbagaikasus dalam pemberian kredit (o); mengeva-luasi (v)kinerja perusahaan (o), dan sebagainya.

Page 24: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 23

Page 25: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890124

Mengapa TIU harus dirumuskan dengan kata kerjayang operasional?

Sejak para ahli pembelajaran mulai membicarakan teknikperumusan Tujuan Instruksional Umum (TIU) tahun 1950-1970an, kata kerja yang digunakan dalam perumusan TIUmasih bersifat non-operasional seperti kata mengetahui,menguasai, memahami, menghayati, menghargai, dansebagainya.

Kata kerja seperti di atas selain tidak bersifat prilaku (nonbehavioral); juga hasilnya tidak dapat diukur dan tidakdapat diamati.

Pada akhir tahun 1970-an atau mendekati tahun 1980, paraperancang pembelajaran (instructional designer) mulaimelihat adanya beberapa kesulitan yang ditemui daripenggunaan kata kerja yang tidak operasional tersebut.Kesulitan tersebut terjadi pada saat:• menjabarkan kompetensi umum menjadi kompe-tensi

yang lebih khusus, dan• melakukan pengukuran terhadap keberhasilan siswa

(peserta didik).

Page 26: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 25

Page 27: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890126

Kesulitan dalam menjabarkan kompetensi umum menjadikompetensi khusus lebih bersumber pada ketidak pastianterhadap apa yang akan dicapai. Sebab kata-kata non-operasional seperti, memahami, meng-hayati, mengetahui,menguasai dan sebagainya tidak mem-berikan derajat kepastiandalam pencapaiannya. Dengan kata lain kata kerja non-operasional tersebut bersifat abstrak, dan dapat ditafsirkansecara berbeda oleh mereka yang menggunakannya.

Kesulitan dalam melakukan pengukuran terhadap hasilyang akan dicapai muncul pada penentuan alat ukur yangakan digunakan. Lagi-lagi hal ini disebabkan karena tidakjelasnya apa yang harus diukur.

Misalnya untuk TIU “siswa dapat menghayati sila-sila dalamPancasila” .

Kriteria apa yang dapat kita gunakan untuk menyata-kan,bahwa seseorang telah menghayati Pancasila. Bentuk atauwujud prilaku seperti apa yang harus kita lihat?

Bila ada prilaku yang dapat kita tetapkan untuk diamati,akan muncul pertanyaan; apakah prilaku tersebut sudahmerupakan bagian dari sikap orang tersebut? Atau hanyaprilaku buatan (in action) yang muncul sebagai tuntutandari proses penilaian. Hal-hal seperti inilah yang seringmenimbulkan kesulitan dalam penilaian terhadap katakerja non-operasional tersebut.

Sebaliknya bila TIU kita rumuskan dengan mengguna-kankata kerja operasional, maka ada beberapa keun-tunganyang dapat kita peroleh.

Page 28: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 27

1. Kemampuan yang akan diperoleh siswa setelah prosespembelajaran (mempelajari mata pelajaran tertentu)menjadi sangat jelas. Hal ini disebabkan kata kerjaoperasional yang digunakan dapat mem-berikanderajat kepastian terhadap kemampuan yang akandicapai. Misalnya untuk kata kerja menjelaskan.Kemampuan yang diharapkan setelah prosespembelajaran berlangsung adalah sebatas kemampuanmenjelaskan. Bukan menyebutkan, bukan pulamenerapkan atau kemampuan lainnya.

2. Pengukuran terhadap keberhasilan siswa menjadi lebihjelas. Misalnya untuk kemampuan menjelas-kan, makayang harus diukur adalah kemampuan siswa sebatasmenjelaskan saja. Tidak boleh lebih dan tidak bolehkurang, Bila sudah demikian, maka alat ukur yangdigunakan menjadi jelas pula.

3. TIU yang dirumuskan secara jelas (menggunakan katakerja operasional) akan memberi kemudahan bagi parapengajar untuk menentukan strategi pembelajaran yangakan digunakannya. Selain itu tidak adalagi tempat bagipara pengajar untuk bersembunyi atau berkilah bilatujuan pembe-lajaran tidak tercapai.

Oleh karena itulah Tujuan Instruksional Umum (TIU) harusdirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional,sehingga hasil yang akan dicapai dapat diukur (measur-able) dan dapat diamati (observable).

Berikut ini contoh perumusan TIU untuk mata ajaran TeknikPenyusunan GBPP.

Page 29: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890128

Setelah mengikuti mata ajaran TenikPenyusunan GBPP peserta pelatihan diharapkanakan dapat menyusun GBPP untuk mata ajaranyang dikelolanya.

Dari rumusan TIU di atas akan kita lihat, apakah TIUtersebut sudah memenuhi kriteria dari suatu TIU yangbaik atau belum.• TIU di atas merupakan tujuan akhir dari mata ajaran

tertentu (Teknik Penyusunan GBPP). Hal itu dapat kitalihat pada kalimat setelah mengikuti mata ajaran TenikPenyusunan GBPP.

• TIU di atas mempunyai dua unsur pokok yang harusada pada setiap TIU yaitu audience (peserta pelatihan)dan behaviour (dapat menyusun GBPP untuk mata ajaranyang dikelolanya).

• Rumusan TIU di atas telah menggunakan kata kerjaoperasional (menyusun) dan diikuti kata beda (GBPPuntuk mata ajaran yang dikelolanya).

Bagaimana menurut pendapat Anda,apakah TIU di atas sudah merupakan rumusanTIU yang baik? Ya Tidak

Bila Anda perhatikan pada rumusan TIU di atas ter-dapatpula kata akan dapat. Hal itu mencerminkan bahwa TujuanInstruksional Umum (TIU) dirumuskan sebelum kegiatanpembelajaran dilaksanakan. Atau menggambarkan suatutarget (tujuan) yang akan dicapai setelah pembelajarandilaksanakan.

Page 30: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 29

Setelah membaca uraian di atas, coba Anda tuliskan TIUmata pelajaran yang akan Anda kelola atau kembangkanpada kolom berikut. Untuk itu Anda dapat menggunakancontoh-contoh kata kerja opera-sional yang ada.

Berikut ini adalah daftar kata kerja untuk setiap ranah yangada, kognitif, psikomotor, dan afektif.

Ranah Kognitif

Page 31: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890130

Page 32: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 31

Page 33: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890132

Page 34: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 33

Page 35: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890134

Page 36: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 35

Catatan:Kata kerja operasinal di atas baru sebagian dari jumlah kata kerjaoperasinaol yang ada.Penggunaan kata kerja yang sama pada jenjang yang berbeda harusdibedakan pada tingkat kesulitannya.

Page 37: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890136

Page 38: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 37

MelakukanAnalisis Instruksional dan

Merumuskan TIK

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau specific instructional objective adalah tujuan-tujuan khusu yangakan dicapai siswa (peserta didik) setelah mengikuti

tahapan-tahapan pembelajaran tertentu. Tujuan-tujuankhusus tersebut sama halnya dengan tujuan-tujuansementara yang harus dilalui sebelum mencapai tujuanakhir. Atau dengan kata lain TIK adalah tujuan-tujuan yangharus dikuasai terlebih dahulu sebelum mencapai TIU.

Bila Tujuan Instruksional Khusus (TIK) disebut sebagaikompetensi khusus dan Tujuan Instruksional Umum (TIU)disebut kompetensi umum; maka TIK (kompe-tensikhusus) adalah penjabaran dari TIU (kompetensi umum).Proses penjabaran dari kompetensi umum menjadikompetensi khusus tersebutlah yang dimaksud denganmelakukan analisis instruksional (instructional analysis).

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234123456789012345678901234567890121234567890123456789012341234567890123456789012345678901212345678901234567890123412345678901234567890123456789012123456789012345678901234123456789012345678901234567890121234567890123456789012341234567890123456789012345678901212345678901234567890123412345678901234567890123456789012123456789012345678901234123456789012345678901234567890121234567890123456789012341234567890123456789012345678901212345678901234567890123412345678901234567890123456789012123456789012345678901234

2

Page 39: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890138

Satu hal yang harus diingat, agar analisis instruksionaldapat dilakukan dengan benar, TIU yang akan diana-lisisterlebih dahulu harus dirumuskan dengan kata kerjaoperasional. Apabila tidak, di sinilah kita akan menemukanberbagai kesulitan.

Sebagai contoh, perhatiakan rumusan TIU berikut ini.

Setelah mengikuti mata pelajaran ManajemenKelas peserta pelatihan calon instruktur,dapat memahami tugas dan tanggung jawabseorang instruktur.

Kata memahami di sini, bisa ditapsirkan berbeda-beda.Mulai dari dapat menyebutkan tugas dan tanggung jawabseorang instruktur; dapat menjelaskan tugas dan tanggungjawab seorang instruktur; dapat melaku-kan tugas dantanggung jawab seorang instruktur; dan sebagainya.

Page 40: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 39

Page 41: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890140

Bila demikian, biasanya kita menentukannya sesuaidengan keinginan atau kemampuan yang kita miliki. Jadiuntuk menghindari hal seperti inilah, mengapa TujuanInstruksional Umum (TIU) harus dirumuskan denganmenggunakan kata kerja yang operasional, yaitu dapatdiukur dan dapat diamati.

Melakukan Analisis InstruksionalAnalisis instruksional seperti diuraikan di atas adalahkegiatan menjabarkan TIU yang berisi kompetensi umummenjadi TIK-TIK yang berisi kompetensi khusus. Kegiatanini sesungguhnya sama dengan me-ngurai sebuah mobilmenjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bila mobil kitaibaratkan TIU; maka mesin, stir, lampu, roda, pintu,knalpot, dan sebagainya adalah TIK-TIK nya. Namunapabila bagian-bagian tersebut ditumpuk begitu saja,maka tumpukan tersebut tidak dapat disebut mobil. Satuhal yang harus diperhatikan agar dapat disebut mobil,apabila masing-masing bagian ditempatkan pada susunanyang sebenarnya dan dapat menjalankan fungsinyamasing-masing. Jadi melakukan analisis instruksionalbukan sekedar menja-barkan TIU menjadi TIK-TIK,melainkan juga mencari keterkaitan (hubungan) antara TIKyang satu dengan TIK lainnya.

Page 42: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 41

Page 43: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890142

Dick and Carey (1995) mengatakan bahwa keterkaitan(hubungan) antara TIK dengan TIK meliputi empatkatagori, yaitu keterkaitan yang secara hierarkikal,prosedural, pengelompokan dan kombinasi.

Selanjutnya setiap hubungan atau keterkaitan antara TIKsatu dengan TIK lainnya akan menggambarkan satu petakompetensi yang juga mengiformasikan strategi untukmencapainya atau mengajarkannya.

Berikut ini adalah contoh analisis instruksional ter-hadapTIU mata ajaran Teknik Penyusunan GBPP.

Bila kita akan melakukan analisis instruksional ter-hadapTIU di atas, maka terlebih dahulu kita harus menjawabpertanyaan berikut ini.

Kompetensi (kemampuan) apa saja yangharus diberikan kepada peserta agar dapatmenyusun GBPP mata ajaran yangdikelolanya?

Page 44: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 43

Jawabnya!!!Agar peserta pelatihan dapat menyusun GBPP untuk mataajaran yang dikelolanya, terlebih dahulu harus dapat:

• merumuskan TIU, ............................................... (1)• melakukan analisis instruksional, .................... (2)• merumuskan TIK, ............................................... (3)• menentukan pokok bahasan,.............................. (4)• mengidentifikasi subpokok bahasan,................ (5)• memilih media .................................................... (8)• menentukan metode yang tepat, ....................... (7)• mengalokasikan waktu penyajian, dan ............ (9)• memilih bahan pustaka........................................ (6)

Daftar kemampuan di atas yang dimulai dari kemam-puanmerumuskan TIU, melakukan analisis, merumuskan TIK,menentukan pokok bahasan, mengidentifikasi sub-pokok bahasan,memilih media, menentukan metode, dan meng-alokasikan waktuadalah kompetensi khusus yang harus diberikan kepadapeserta pelatihan agar dapat me-nyusun GBPP denganbaik.

Mengenai banyaknya kompetensi khusus ini sangattergantung pada TIU yang akan dicapai. Oleh karena itupada saat menjawab pertanyaan di atas perlu dilakukansecara cermat agar tidak ada kompetensi yang terlewatkan.Baiklah! Apabila Anda sudah dapat memahami uraian diatas, maka ada baiknya Anda menuliskan seluruhkompentensi khusus yang dibutuhkan untuk mencapaiTujuan Instruksional Umum (TIU) yang telah Andarumuskan sebelumnya, pada kolom berikut ini.

Page 45: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890144

Pada saat menuliskan seluruh kompetensi, mungkin sajaurut-urutannya belum sesuai dengan urutan yangsebenarnya. Nah, untuk itu ada baiknya Anda mem-berinomor urut baru pada sebelah kanan setiap kompetensi. (lihat halaman 45).

Page 46: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 45

Untuk menentukan nomor urut baru tersebut harus di-lakukan berdasarkan keterkaitan antara kompetensi satudengan kompetensi lainnya. Satu hal yang harus diingat,bahwa keterkaitan kompetensi satu dengan lainnyaditentukan berdasarkan kemudahan cara mem-pelajarinya, bukan cara kerja dilapangan.

Bagaimana menyusun keterkaitan tersebut?

Seperti diuraikan sebelumnya, ada empat pola keter-kaitandalam belajar, yaitu secara hierarki, prosedural, kelompok,dan kombinasi.

Keterkaitan secara hierarki adalah keterkaitan yangberjenjang atau bertingkat. Tingkatan tersebut biasanyamenggambarkan tingkat kesulitan dalam mempelajari-nyaatau mencapainya. Atau dengan kata lain ada syarat yangharus dilalui untuk dapat mempelajari sesuatu. Misalnyauntuk mempelajari kompetensi ke dua terlebih dahuluharus menguasai kompetensi pertama, atau untuk dapatmempelajari pembagian terlebih dahulu siswa harusmenguasai perkalian, dan sebagainya.

Keterkaitan secara hierarki tersebut bila digambarkan akanterlihat sebagai berikut.

Gambar 6: Keterkaitan Secara Hierarki

Page 47: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890146

Keterkaitan secara prosedural adalah keterkaitan yangtersusun secara prosedur atau menggambarkan suatu urut-urutan yang sudah baku atau proses suatu kegiatantertentu. Misalnya prosedur penggunaan pesawat teleponyang dimulai dari: (1) mengankat gagang telepon, (2)mendengar nada pilih, (3) memilih nomor yang dituju, (4)mendengar nada sambung, (5) berbicara seperlunya, dan(6) meletakkan gagang telepon dengan benar.

Langkah-langkah tersebut tidak bisa dibolak balik, sebabbila dibolak balik, maka hasilnya tidak tercapai.Keterkaitan ini bila digambarkan sebagai berikut.

Gambar 7: Keterkaitan Secara Prosedural

Bagaimana cara mempelajarinya, apakahharus berurutan seperti cara melakukannya?

Untuk mempelajari cara menggunakan telepon umumtidaklah harus berurutan seperti cara mengguna-kannya(prosedural). Untuk mempelajarinya dapat dimulai darimana saja. Misalnya dari mendengar nada pilih (2),kemudian mendengar nada sambung (4), memilih nomoryang dituju (3), mengankat gagang telepon (1), meletakkangagang telepon dengan benar (6) dan, ter-akhir berbicaraseperlunya (5).

Namun untuk dapat menggunakan pesawat telepon keenam langkah tersebut harus dikuasai terlebih dahulu.

Page 48: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 47

Keterkaitan secara kelompok adalah keterkaitan yangbercirikan himpunan. Misalnya himpunam unggas ter-diridari ayam, burung. itik, angsa, bebek dan sebagai-nya.Keterkaitan ini bila digambarkan akan terlihat se-bagaiberikut.

Gambar 8: Keterkaitan Secara Kelompok

Untuk memudahkan melihat keterkaitan yang bersifatkelompok maka penomorannya harus mengacu kehimpunannya. Misalnya untuk unggas diberi nomor (3),maka ayam (3.1), burung (3.2), itik (3.3), angsa (3.4), bebek(3.5), dan seterusnya. Sedangkan untuk mem-pelajarinyadapat dimulai dari (3) kemudian (3.1), (3.2) atau secara acaksesuai dengan selera pengajar.

Contoh lain, misalnya produk suatu bank terdiri daritabungan, deposito, giro dan sebagainya. Atau tentangpropinsi di Indonesia yang terdiri dari Propinsi Jawa Barat,Banten, Bali, Sumatera Utara dan sebagainya.

Keterkaitan secara kombinasi adalah gabungan ataukombinasi dari dua atau tiga dari keterkaitan sebelum-nya(hierarki, prosedural, dan kelompok). Untuk satu matapelajaran biasanya merupakan keterkaitan secarakombinasi, seperti gambar berikut ini.

Page 49: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890148

Gambar 9: Keterkaitan secara Kombinasi

Page 50: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 49

Page 51: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890150

Kombinasi tersebut bisa antara hierarki, prosedural, dankelompok; bisa hierarki dan prosedural; bisa hierarki dankelompok; atau prosedur dan kelompok.

Gambar di atas adalah bentuk keterkaitan secara kom-binasi antara hierarki dan prosedural.

Kompetensi 1 dan 2 bersifat hierarki; 3, 4, 5, dan 6 bersifatprosedural; 7 s/d 9 hierarki; sedangkan 1 s/d 9 adalahkombinasi antara hierarki dan prosedural.

Untuk lebih jelasnya, bagaimana keterkaitan tersebuttersusun menjadi peta kompetensi, berikut ini adalahcontoh keterkaitan antara satu kompetensi dengankompetensi lainnya dari TIU mata ajaran TeknikPenyusunan GBPP.

Page 52: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 51

Gambar 10: Peta Kompetensi Mata Pelajaran TeknikPenyusunan GBPP

Dari peta kompetensi di atas kita dapat melihat keter-kaitansetiap kompetensi yang ada. Kompetensi 1 s/d 4mempunyai keterkaitan secara hierarkikal; 5 dan 6prosedural; 7, 8, dan 9 pengelompokan; dan 1 s/d 9 adalahkombinasi.

Untuk yang keterkaitannya secara hierakikal (1, 2, 3, dan4) berarti pola pembelajarannya harus dilakukan secaraberjenjang mulai dari satu, kemudian kedua, kemudian

Page 53: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890152

ke tiga dan ke empat. Bila tidak dilakukan demikian, makapeserta akan mengalami kesulitan dalam pencapaiannya.Untuk kompetensi 5 dan 6, bisa saja dipelajari 6 dulukemudian baru ke 5. Namun untuk mempelajari 7, 8 dan 9peserta harus menguasai 5 dan 6 terlebih dahulu.Dengan demikian peta kompetensi dari suatu matapelajaran akan memberikan infomasi tentang:• jumlah kompetensi khusus yang harus dikuasai oleh

siswa untuk mencapai TIU,• urut-urutan cara mengajarkan atau strategi untuk

mencapainya, dan• acuan untuk merumuskan TIK yang dibutuhkan.

Merumuskan TIKMerumuskan TIK pada dasarnya sama dengan caramerumuskan TIU. Jelas sasarannya, jelas perubahantingkah laku yang akan dicapainya, dan menggunakankata kerja operasional yang diikuti dengan kata benda.Bedanya, bila rumusan TIU mengandung lebih dari satukompetensi, maka rumusan TIK mengandung hanya satukompetensi saja.

Page 54: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 53

Page 55: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890154

Misalnya untuk kompetensi nomor satu dari mata ajaranTeknik Penyusunan GBPP, rumusan TIK-nya akanberbunyi sebagai berikut.

Peserta pelatihan dapat merumuskan TujuanInstruksional Umum (TIU) dengan benar.

Selanjutnya coba Anda bandingkan dengan rumusan TIUnya.

Setelah mengikutimata ajaran Teknik Penyusunan GBPP

peserta pelatihan diharapkan akan dapat menyusun GBPP mata ajaran

yang dikelolanya.

Jadi sekali lagi, bentuk perumusan TIK sesungguhnyasama dengan bentuk perumusan TIU, sedangkan yangmembedakannya adalah ruang lingkup kompetensi yangdimiliki. Bila rumusan TIU mengandung be-berapakompetensi khusus (menyusun GBPP), maka rumusan TIKmengandung hanya satu kompentensi (merumuskan TIU)yang merupakan bagian kecil dari kegiatan penyusunanGBPP. (Coba perhatikan sekali lagi peta kompetensi padahalaman 53).

Page 56: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 55

Page 57: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890156

Nah, sekarang coba Anda tuliskan salah satu TIK darimata ajaran yang Anda kelola, pada kolom berikut ini.

Bentuk perumusan TIK seperti yang dibicarakan di atasadalah bentuk perumusan yang umum digunakan danhanya mengandung dua unsur yaitu audience danbehaviour. Sedangkan untuk rumusan TIK yang leng-kapselain terdiri dari audience dan behaviour, juga dilengkapidengan condition dan degree. Dengan de-mikianperumusan TIK secara keseluruhan terdiri dari:A = Audience (sasaran),B = Behaviour (perubahan tingkah laku yang diharapkan),C = Condition (kondisi untuk melakukan tes) dan,D = Degree (tingkat penguasaan yang diharapkan).

Selanjutnya rumusan ini dikenal dengan format ABCD.Berikut ini adalah contoh perumusan TIK denganmenggunakan format ABCD.A. Peserta pelatihan penyusunan GBPP,B. dapat merumuskan TIU mata ajaran yang dikelolanya,C. bila diberi acuan mengenai target yang akan dicapai,D. dengan bentuk perumusan yang benar.

Page 58: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 57

Bentuk penulisan rumusan di atas dapat pula dibuat dalambentu kalimat sebagai berikut.

Bila diberi acuan mengenai target yang akan dicapai untuksetiap mata pelajaran (C) peserta pelatihan penyusunanGBPP (A) dapat merumuskan TIU mata pelajaran yangdikelolanya (B) dengan perumusan yang benar (D).

Latihan!! Coba Anda tuliskan salah satu TIK denganmenggunakan format ABCD, pada kolom berikut ini.

.... atau dengan menggunakan bentuk berikut.

Page 59: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890158

Page 60: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 59

MenentukanPokok Bahasan

Pokok bahasan atau topik merupakan judul yangmencerminkan isi materi pelajaran atau pelatihanyang akan disampaikan kepada siswa (peserta

didik). Pokok bahasan ini selalu konsisten dengan setiapTIK yang ada. Sehingga adakalanya jumlah pokok bahasandijadikan alat ukur untuk mengetahui cakupan materi darisuatu mata pelajaran tertentu.

Menentukan pokok bahasan tidaklah sulit, karena padahakekatnya hanya membuang kata kerja dan menuliskembali judul kompetensi yang ada. Misalnya untuk TIKdapat merumuskan TIU, maka pokok bahasannya adalahPerumusan Tujuan Instruksional Umum (TIU); dapatmelakukan analisis isntruksional, maka pokok bahasannyaadalah analisis istruksional, dan seterusnya.

Pokok bahasan harus dapat diurai menjadi lebih dari satusub pokok bahasan. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan,

1234567890123456789012123456789012345678901212345678901234567890121234567890123456789012123456789012345678901212345678901234567890121234567890123456789012123456789012345678901212345678901234567890121234567890123456789012

3

Page 61: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890160

ada kemungkinan pokok bahasan yang Anda tulis terlalusempit ruang lingkupnya.

Misalnya untuk TIK “dapat menjelaskan pengertianEkonomi Makro”. Pokok bahasannya yaitu PengertianEkonomi Makro. Namun setelah diurai Pengertian EkonomiMakro hanya meliputi satu sub-pokok bahasan saja. Iniberarti Pengertian Ekonomi Makro terlalu sempit untukdijadikan satu pokok bahasan.

Untuk itu ada baiknya pokok bahasan tersebut di-gabungkan dengan pokok bahasan lain, sehinggakedudukannya menjadi sub pokok bahasan dari pokokbahasan yang ditumpanginya. Untuk itu TIK dari pokokbahasan yang tidak dapat di urai tadi dicoret ataudigugurkan. Misalnya pokok bahasan pertama PengertianEkonomi Makro; sedangkan pokok bahasan yang keduaTujuan Ekonomi Makro.

Agar pokok bahasan pertama tidak terlalu sempit di-gabungkan dengan pokok bahasan kedua. Untuk hasilpenggabungan kedua pokok bahasan tersebut diberi judulpokok bahasan baru yaitu Pengertian dan Tujuan EkonomiMakro atau Ruang Lingkup Ekonomi Makro, atau HakikatEkonomi Makro dan sebagainya.

Dengan judul pokok bahasan yang baru tersebut misal-nya Ruang Lingkup Ekonomi Makro, maka selanjutnyaPengertian Ekonomi Makro dan Tujuan Ekonomi Makro menjadisub-pokok bahasan dari pokok bahasan Ruang LingkupEkonomi Makro.

Page 62: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 61

Apabila kedua pokok bahasan sudah digabungkan, tentuAnda perlu merevisi kembali TIK dari kedua pokokbahasan tersebut.

Untuk merevisi TIK kedua pokok bahasan tersebut perludiperhatikan bahwa dalam satu TIK hanya ter-dapat satuperubahan tingkah laku saja. Dengan me-lihat persyaratantersebut, maka TIK yang berbunyi dapat menjelaskanpengertian dan tujuan ekonomi makro sebaiknya dihindarkan,karena di dalam TIK tersebut terdapat dua perubahantingkah laku, yaitu pengetian dan tujuan.

Agar terdapathanya satuperubahan tingkahlaku saja,rumusan yangtepat yaitu dapatmenjelaskan ruanglingkup ekonomimakro.

Page 63: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890162

Demikan juga sebaliknya, sebuah pokok bahasan dianjurkan tidak terlalu luas cakupan materinya. Apabila halini terjadi ada baiknya pokok bahasan tersebut dipecahmenjadi beberapa pokok bahasan baru. Dengan kata lainsetiap pokok bahasan diusahakan memiliki cakupanmateri yang seimbang.

Latihan:Coba Anda tuliskan setiap pokok bahasan dari TIK matapelajaran yang Anda kembangkan, pada kolom berikutini.

Page 64: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 63

MengidentifikasiSubpokok Bahasan

Sub-pokok bahasan atau sub-topik adalah sub-judulyang mencerminkan rincian atau uraian dari pokokbahasan. Sebagai uraian, keberadaan sub-pokok

bahasan biasanya lebih dari satu. Namun demikiandisarankan pula agar tidak terlalu banyak. Batasan yangideal sesungguhnya tidak ada, akan tetapi sebagai bahanpertimbangan jumlah sub-pokok bahasan dapatdisesuaikan dengan ruang lingkup materi. Misalnya bilaruang lingkup materi dari setiap sub-pokok bahasan tidakterlalu luas, maka jumlah sub-pokok bahasan bisa 8 s/d10 sub-pokok bahasan saja. Lebih dari itu ada baiknyadibuat pokok bahasan baru.

Menentukan sub-pokok bahasan pada dasarnya samadengan cara menjabarkan kompetensi umum menjadikompetensi khusus. Bedanya, bila untuk menjabarkankompetensi umum menjadi kompetensi khusus digu-nakan analisis instruksional, maka untuk menentukan sub-

1234567890123456789012345678901212345678123456789012345678901234567890121234567812345678901234567890123456789012123456781234567890123456789012345678901212345678123456789012345678901234567890121234567812345678901234567890123456789012123456781234567890123456789012345678901212345678123456789012345678901234567890121234567812345678901234567890123456789012123456781234567890123456789012345678901212345678

4

Page 65: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890164

pokok bahasan digunakan analisis isi pelajaran (content analy-sis). Oleh karena itu analisis isi pelajaran ini hanya dapatdilakukan oleh ahli materi (subject matter expert) saja. Berikut iniadalah cara melakukan analisis isi pelajaran untuk suatu TIK.

Misalnya TIK “peserta pelatihan dapatmerumuskan TIU mata pelajaran yang di kelolanya.

Pertanyaan pertama, untuk melakukan analisis isi ter-hadapTIK di atas, materi apa saja yang harus diberikan agarpeserta dapat merumuskan TIU.

Jawabnya !!Agar peserta dapat merumuskan TIU mata pelajaran yangdikelonya, materi yang harus diberikan meliputi:1. Analisis Kebutuhan Mata Pelajaran2. Pengetian TIU Mata Pelajaran3. Tujuan Merumuskan TIU Mata Pelajaran4. Kriteria sebuah TIU5. Komponen yang terlibat dalam merumuskan TIU6. Cara Menuliskan TIU

Pertanyaan kedua, Bila seluruh materi di atas disam-paikandengan baik, apakah sudah mencapai TIK tersebut?Bila jawabannya belum, maka materi yang disampai-kanperlu ditambah; sampai jawaban yang diperolehmengatakan Ya. Yang berarti kebutuhan materi atau sub,pokok bahasan sudah terpenuhi.

Bila jawabannya Ya, maka pertanyaan yang ketiga, apakahurut-urutan penyajiannya sudah sesuai dengan nomor urutyang ada?

Page 66: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 65

Bila nomor urut di atas belum merupakan nomor urut yangsesuai dengan harapan model pengembanganinstruksional (MPI), maka perlu dianalisis kembali untukmenemukan urut-urutan yang sebenarnya. Urut-urutanyang dimaksud tentunya berhubungan dengankemudahan siswa mempelajarinya dan sistematika materiyang akan disampaikan.

Langkah-langkah di atas adalah langkah yang palingsederhana untuk melakukan analisis isi atau materipelajaran dari TIK yang akan dicapai.

Selanjutnya kita dapat menuliskan hasil analisis isi ataumateri, menjadi sub-pokok bahasan. Berikut ini adalah carapenulisan sub. pokok bahasan.

Analisis isi atau materi ini diperlukan untuk memper-olehlingkup materi yang dibutuhkan untuk mencapai setiapTIK yang ada. Khususnya untuk mata pelajaran yang barudikembangkan.

Page 67: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890166

Untuk mata pelajaran yang sudah baku, analisis isi ataumateri pelajaran dapat dilakukan dengan cara yang lebihsederhana lagi.

Misalnya untuk TIK “dapat menjelaskan contoh-contoh penerapan Pancasila”.

Page 68: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 67

Secara mudah kita dapat menentukan lingkup materi yangdibutuhkan untuk mencapai TIK tersebut, yaitu: Contohpenerapan sila pertama, kedua, ketiga, ke- empat, dankelima. Dan mengenai urutannya tidaklah penting, karenaTIK nya tidak menuntut hal itu.

Dalam menjabarkan pokok bahasan, bertambah ba-nyaksub pokok bahasan yang bisa dimunculkan; makabertambah rinci materi yang akan disampaikan.

Latihan:Untuk lebih memantapkan pengetahuan Anda dalammenentukan sub-pokok bahasan, coba Anda tuliskan sub-sub pokok bahasan dari setiap pokok bahasan yang telahAnda buat, pada kolom berikut ini.

No TIK P. Bahasan Sub. Pokok Bahasan

1

2

3

4

5

6

Page 69: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890168

Page 70: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 69

MenentukanMetode Penyajian

Menentukan metode berarti menentukan carapenyampaian pesan kepada siswa (peserta didik).Hal ini sangat penting agar siswa dapat

mencapai tujuan instruk-sional yang telah ditentukandengan efisien dan efektif. Oleh karena itu menentukanmetode haruslah dilakukan dengan tepat, agar prosespenyampaian materi dapat berlangsung dengan baik.Untuk itu metode yang digunakan harus disesuaikandengan:• Tujuan instruksional khusus (TIK) yang akan dicapai,• Jenis materi yang akan disampaikan, dan• Kelompok sasaran (peserta didik).

Kesesuaian Metode dengan TIKPada dasarnya TIK (Tujuan Instruksional Khusus) me-merlukan cara tersendiri untuk mencapainya. Hal initercermin dalam setiap kata kerja yang digunakan.Misalnya, untuk TIK dengan kata keja menjelaskan, metode

1234567890123456789012123456789012345678901212345678901234567890121234567890123456789012123456789012345678901212345678901234567890121234567890123456789012123456789012345678901212345678901234567890121234567890123456789012

5

Page 71: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890170

yang digunakan akan berbeda dengan TIK yangmenggunakan kata kerja menerapkan.

Untuk TIK dengan kata kerja menjelaskan metode yangdigunakan bisa metode ceramah atau metode diskusi ataumenggunakan keduanya (karena dalam kenyataannyamemang jarang sekali digunakan hanya satu metode; padaumumnya pengajar mengkombinasikan antara metodeyang satu dengan metode lainnya). Sedangkan untuk TIKdengan kata kerja menerapkan, metode yang digunakantidak cukup hanya metode ceramah dan diskusi; tetapi jugaharus disertai dengan metode yang memungkinkan pesertadidik dapat meperlihatkan kemampuannya. Misalnya,metode demonstrasi, peragaan, praktikum, simulasi, bermain peran,kelompok aplikasi, atau metode lainnya. Demikian juga halnyauntuk kata kerja lainnya.

Berikut ini adalah tabel acuan yang dapat Anda guna-kanuntuk menentukan metode berdasarkan TIK yang akandicapai.

Page 72: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 71

Diadaptasi dari Disain Intruksional dan Model-ModelPembelajaran Interaktif oleh Atwi Suparman.

Tabel 1: Acuan Pemilihan Metode Berdasarkan Tujuan

Page 73: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890172

Page 74: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 73

Selain metode di atas tentu masih banyak lagi metode yangdapat kita gunakan untuk menyampaikan suatu materipelajaran.

Kesesuain Metode dengan Jenis MateriJenis materi yang akan disampaikan juga turut me-nentukan metode yang akan digunakan. Sebab tidaksatupun metode yang efektif untuk semua jenis materi.

Misalnya materi tentang “Sejarah Perjuangan Bangsa” yangbersifat faktual cukup efektif bila disampaikan denganmetode ceramah dan diskusi; akan tetapi untuk materitentang “Teknik Melakukan Investigasi” yang berupaproses, tidak cukup bila disampaikan hanya denganceramah dan diskusi. Agar lebih efektif perlu dibantudengan metode demonstrasi, simulasi, atau metode lainyang memiliki karakteristik sejenis.

Berikut ini adalah contoh tabel acuan yang dapat Andagunakan untuk menentukan metode berdasarkan jenismateri yang akan disampaikan.

Tabel 2. Acuan Pemilihan Metode Berdasarkan Jenis Materi

Page 75: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890174

Kesesuain Metode dengan Kelompok SasaranKelompok sasaran (peserta didik) adalah bagian yang tidakkalah pentingnya dibanding TIK dan materi. Hal ini sangatberalasan, karena kematangan psikologis sangatberpengaruh terhadap cara belajar seseorang.

Orang dewasa misalnya, ia belajar karena di dorong olehkebutuhan yang mendesak. Dengan demikian kegiatanbelajar dilakukannya dengan kesadaran yang tinggi danmotivasi yang tinggi pula. Untuk itu metode yangdibutuhkan kelompok ini tidak terlalu variatif.

Berbeda halnya dengan kelompok usia sekolah, merekacenderung bosan apabilah diajar dengan metode yangkurang bervariasi. Hal ini pun dapat kita terima karenamotivasi belajar mereka sebagian besar berada padamotivasi eksternal (dari luar dirinya). Mungkin merekamasuk sekolah bukan karena keinginannya, melainkankeinginan orang tuanya. Untuk itulah pemilihan metodeuntuk kelompok ini selain kesesuaian metode dengantujuan, juga lebih di tekankan kepada metode yang dapatmenarik minat mereka. Misalnya, metode bermain (game),peragaan, simulasi, rekreasi, lapangan dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan, bahwa peng-gunaan metode yang tepat (sesuai dengan kebutuhan TIK,materi, dan sasaran) akan mempermudah prosespencapaian tujuan yang telah ditentukan. Namun olehkarena begitu banyaknya metode pembelajaran yang dapatdigunakan, sehingga perlu waktu khusus untukmempelajarinya, terutama untuk metode-metode yangmembutuhkan model dalam penerapannya.

Page 76: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 75

Selanjutnya, bila kita membicarakan metode biasanyatidak terlepas untuk membicarakan media yang akandigunakan, karena keduanya mempunyai kedekatan satusama lain. Oleh karena itu untuk metode dan media seringdisatukan dalam pokok bahasan strategi instruksional ataustrategi pembelajaran.

Tiga halyang perlu diperhatikan

dalam menetukan metodeyaitu: TIK, materi,

dan sasaran

Waduh, kepalaku Pusing

gara-garametode

Page 77: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890176

Page 78: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 77

MemilihMedia Penyajian

Media yang dimaksud di sini adalah yangdigunakan untuk menyampaikan ataumemperjelas pesan atau informasi yang akan

disampaikan kepada sasaran (peserta didik).Sedikitnya ada empat hal yang harus diperhatikan dalampemilihan media, yaitu:• Kesesuaian media dengan tujuan,• Kesesuaian media dengan jenis pengetahuan,• Kesesuaian media dengan sasaran, dan• Kemudahan memeperolehnya.

Namun sebelum kita membicarakan keempat hal di atasada baiknya bila kita bicarakan terlebih dahulu apa yangdimaksud dengan media untuk menyamakan persepsikita.

12345678901123456789011234567890112345678901123456789011234567890112345678901123456789011234567890112345678901

6

Page 79: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890178

Apa itu Media?Kata media sendiri berasal dari bahasa latin dan merupakanbentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berartiperantara atau pengantar. Dari pengertian ini tidaklahberlebihan, bila kata media juga digunakan dalamberbagai bidang keilmuan. Misalnya di bidang pertaniankata media digunakan untuk menjelaskan media tanamatau media tumbuh, yaitu dapat berupa tanah, humus, air,dan sebagainya. Sedangkan di bidang pendidikan kitamengenal media pengajaran atau media pembelajaran.

Khusus dalam bidang pendidikan, Association for Edu-cational Communications and Technology (AECT, 1977),yaitu suatu asosiasi yang bergerak dalam bidang teknologikomunikasi dan pendidikan, mendefinisikan media adalahsegala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi.Pengertian media yang diberikan AECT ini adalahpengertian yang sangat umum. Kata segala bentuk yangterdapat dalam pengertian tersebut memberi makna bahwayang disebut media tidak terbatas pada jenis media tertentu.Jadi apapun bentuknya bila dapat digunakan untukmemperjelas suatu pesan dapat disebut sebagai media.Sangat menarik, bila kita menyimak lebih dalam maknayang terkandung dalam pengertian media di atas. Sebabpengertian tersebut juga memberikan gambaran betapabanyaknya media yang dapat kita gunakan dalam kegiatanpembelajaran. Kata segala bentuk meng-isyaratkan pada kitabahwa yang dimaksud dengan media tidak terbatas padamedia yang dirancang secara khusus untuk mencapaitujuan tertentu, akan tetapi juga yang keberadaannya hanyadimanfaatkan untuk memperjelas atau mempermudahpemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

Page 80: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 79

Lingkungan sekolah yang ditanami berbagai jenis tanamanhias misalnya, sebenarnya dirancang untuk keindahansekolah, atau utuk memberi keteduhan pada saat anakbermain, dan sebagainya. Akan tetapi bila digunakanuntuk memperjelas pembahasan topik-topik yangberhubungan dengan keanekaragaman jenis tanaman atauyang berhubungan dengan keberadaan tanaman tertentu,maka keberadaannya dapat disebut sebagai media.Demikian juga halnya dengan batu-batuan atau kekayaanalam lain bila digunakan untuk mempermudahpencapaian tujuan tertentu, dapat disebut sebagai media.Anderson (1987) dalam bukunya yang berjudul Pemili-handan Pengembangan Media untuk Pembelajaran membagimedia menjadi dua katagori, yaitu alat bantu pembelajaran(instructional aids) dan media pembelajaran (instructionalmedia).

Untuk alat bantu pembelajaran didefinisikan sebagaiperlengkapan atau alat untuk membantu guru (peng-ajar)memperjelas materi (informasi) yang akan disam-paikan.Oleh karena itu, alat bantu pembelajaran di-sebut jugaalat bantu mengajar (teaching aids).

Dari pengertian di atas, maka yang termasuk alat bantuantara lain: OHT, film bingkai (slide), foto, peta, poster,grafik, flip-chart, model, benda sebenarnya, sampai kepadalingkungan belajar. Sedangkan untuk media pembelajaranAnderson menyebutnya media yang memungkinkanterjadinya interaksi antara karya seorang pengembang matapelajaran dengan siswa atau sasaran. Adapun yangdimaksud dengan interaksi pada pengertian di atas adalahterjadinya suatu proses belajar dalam diri siswa pada saat

Page 81: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890180

menggunakan media tertentu. Misalnya, pada saat siswamenyaksikan suatu program televisi pembelajaran, saatmenonton film pendidikan, saat mendengarkan programaudio, menggunakan program CAI atau pada saat siswamembaca modul, dan sebagainya.

Page 82: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 81

Berikut ini adalah ilustrasi penggolangan media me-nurutAnderson

Heinich dan Molenda (1995) yang sering disebut sebagaitokoh atau pakar dalam bidang media pada dekadeterakhir ini, mengemukakan bahwa secara umum mediadi artikan sebagai alat komunikasi yang membawa pesan darisumber ke penerima. Pengertian yang diberikan olehMolenda ini lebih mengarah pada pengertian media yanglebih khusus. Pengertian ini juga membatasi bahwa yangdimaksud dengan media adalah alat komunikasi yangbermuatan pesan, yang memungkinkan orang dapatberinteraksi dengan pesan secara langsung. Atau lebihtepatnya media yang dimaksud adalah media yangdirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.Media tersebut meliputi: program televisi, film, kasetaudio, modul, Computer Assisted Instruction (CAI), slideseri, film- strips, dan sebagainya.

Pengertian yang diberikan Molenda, tidak jauh ber-bedadengan pengertian yang diberikan oleh Bertz (1986), yang

Page 83: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890182

mengatakan media adalah suatu perantara yang terletakdi antara pengirim dan penerima pesan. Sebagai perantara,berarti media yang dimaksud adalah media yangdirancang untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian media di atas hanya sebagian kecil dari banyakpengertian yang diberikan untuk kata media. Namun satuhal yang mengkaitkan pengertian media yang satu denganpengertian lainnya adalah adanya kesamaan tujuandimilikiya.

Selanjutnya untuk memudahkan membedakan antara alatbantu pembelajaran (instructional aids) dengan mediapembelajaran (instructional media) dapat juga kita lihatmelalui keberadaan pesan atau informasi yang akandisampaikan.

Untuk alat bantu, keberadaan pesan yang akan disam-paikan tidak sepenuhnya terdapat dalam media yangdigunakan. Misalnya, media OHT. Meskipun setiaplembar transparansi telah berisi pesan yang akandisampaikan, dalam penggunaanya masih harus dijelaskanoleh penyaji untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Demikian juga dengan slide, meskipun gambar (visual)yang terdapat dalam setiap frame (bingkai) telah mewakiliobjek aslinya dan mampu memberikan informasi tertentu,namun masih tetap memerlukan penjelasan dari sumber(pada batas-batas tertentu). Oleh karena itu keefektifan alatbantu selain ada pada medianya, juga ditentukan olehkemampuan penyaji menjelaskan informasi yang terdapatdi dalam media tersebut.

Page 84: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 83

Berbeda halnya dengan alat bantu, pesan pada mediapembelajaran dirancang secara khusus ke dalam mediatertentu. Oleh karena itu keefektifan suatu mediapembelajaran ditentukan sedikitnya oleh tiga faktor, yaitu:ketepatan dalam memilih media yang sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, kesesuaian media dengan sasaran, sertaketerampilan dalam mengguna-kannnya.

Dengan memperhatikan ketiga faktor tesebut, diharap-kansuatu media pembelajaran akan mampu mem-belajarkansiswa secara efektif, meskipun tanpa ada penjelasantambahan dari pengajar. Contohnya media televisi.Meskipun tanpa ada penjelasan tambahan dari guru padasaat penggunaannya, siswa dapat mema-hami pesan yangdilihatnya. Demikian juga halnya dengan modul yangdirancang untuk kegiatan belajar mandiri. Meskipun tanpabantuan dosen, mahasiswa dapat mencapai tujuanpembelajaran dari mata kuliah

yang dipelajarinya dengan cara belajar sendiri. Namundemikian bukan berarti, guru atau dosen menjadi pasifdengan kehadiran media ini, melainkan ia mempunyaiperan yang lain, yaitu merencanakan tindak lanjut daripenggunaan media, berperan sebagai fasilitator, danmembantu peserta didik untuk berada dalam kondisi yangkondusif untuk belajar.

Page 85: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890184

Bagaimana memilih media ?Sedikitnya ada empat hal yang harus kitta perhatikan,yaitu:• Kesesuaian media dengan tujuan,• Kesesuaian media dengan jenis pengetahuan,• Kesesuaian media dengan sasaran, dan• Kemudahan memperolehnya.

Kesesuaian Media dengan TujuanSatu hal yang utama dalam pemilihan media adalahkesesuaian media dengan tujuan pembelajaran.

Dalam Taksonomi Bloom (1956), disebutkan ada tigaaspek tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, yaituaspek kognitif, afektif, dan aspek keterampilan. Setiapaspek memerlukan strategi yang berbeda dalampencapaiannya, demikian juga halnya dengan media yangdigunakan.

Aspek kognitif, atau disebut juga aspek pengetahuan,secara hirarkis memiliki enam jenjang yaitu: ingatan,pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.Setiap jenjang meskipun memiliki tingkat kesulitan yangbebeda, pada hakekatnya media yang digunakan untukmencapai kemampuan tersebut relatif sama. Hampir semuajenis media dapat digunakan, mulai dari lingkungan, OHT,slide, poster, model, chart, komputer, televisi dansebagainya. Namun khusus untuk jenjang ketiga yaitupenerapan, lebih diutama-kan media yang mampumeperlihatkan suatu proses atau prosedur, seperti film,televisi, komputer animasi, atau kondisi yang sebenarnya.

Page 86: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 85

Aspek afektif, adalah aspek yang menitik beratkan padaperubahan nilai-nilai, atau sikap seseorang dalambertingkah laku. Aspek ini dalam pencapaiannyamemerlukan penghayatan dan membutuhkan waktu yangrelatif lama. Oleh karena itu media yang tepat untukmencapai tujuannya adalah menggunakan film, pro-gramtelevisi, program audio (khususnya untuk mem-bangkitkan emosi), lingkungan dengan situasi nyata, danmedia lain yang dapat menimbulkan penghayatan dalamdiri siswa.

Aspek Keterampilan, meliputi keterampilan motorik,intelektual, dan keterampilan sosial.

Page 87: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890186

Keterampilan motorik, atau sering disebut psikomotor,adalah keterampilan yang berhubungan dengan gerak fisik.Untuk melatih keterampilan ini sangat diperlukan latihanyang benar dengan frekuensi yang relatif tinggi. Untuk itumedia yang dibutuhkan pada umumnya berupa medianyata atau yang mewakili benda sebe-narnya. Contohnya,mesin bubut untuk melatih kete-rampilan membubut;mesin ketik untuk keterampilan mengetik dan sebagainya.Untuk media yang mewakili benda-benda dan situasisebenarnya, contohnya alat-alat simulator.

Keterampilan intelektual, adalah keterampilan berpikir,menitik beratkan pada kerja otak. Keterampilan ini seringdisalah artikan, seperti menyamakannya dengan aspekkognitif. Selintas kelihatannya tampak sama, namunsesungguhnya tetap berbeda. Contoh yang sederhanauntuk keterampilan intelektual adalah cerdas cermat,latihan menyelesaikan kasus; berbagai permainan ketang-kasan bepikir seperti, catur, bridge, dan sebagainya. Olehkarena itu media yang efektif untuk mencapai tujuanketerampilan ini adalah media-media yang banyakmerangsang daya kerja otak, seperti: contoh-contoh kasus,CAI, kuis matematika, teka teki silang (TTS), adalahsebagian media yang cocok untuk keterampilan intlektual.

Page 88: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 87

Page 89: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890188

Keterampilan Sosial, merupakan keterampilan yangterbentuk sebagai dampak pengiring dari tujuaninstruksional yang akan dicapai. Dikatakan demikian,karena sesungguhnya keterampilan ini tidak diajarkansecara khusus. Misalnya, sekelompok siswa ditugas-kanuntuk mengumpulkan data-data tentang sebab-sebabterjadinya banjir. Kemudian mendiskusikannya untukmendapatkan suatu kesimpulan akhir.

Bila kita perhatikan Tujuan instruksional yang akandicapai adalah mendapatkan data-data yang akurat tentangpenyebab terjadinya banjir. Namun karena setiap adaperkembangan baru, kelompok tersebut mendis-kusikannya secara bersama-sama, maka terbentuklahdampak pengiring. Seperti kemampuan berpikir kritis,mampu bekerja sama, mampu bersosialisasi denganmasyarakat, mampu menghargai pendapat orang lain, dansebagainya.

Jadi, bila kita ingin mengajarkan keterampilan sosial secarabermakna, sebaiknya kita menggunakan media yangmelibatkan banyak peserta di dalamnya, seperti lembarankasus, film, program video, alat permainan simulasi dansebagainya.

Cara lain yang dapat digunakan untuk memilih mediayang tepat, bisa mengacu pada kata kerja yang terdapatdalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

Misalnya, untuk kata kerja menunjukkan; media yangdisarankan menggunakan antara lain: model, peta buta,poster, atau benda sebenarnya.

Page 90: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 89

Selanjutnya bila kata kerja yang digunakan adalahmendemonstrasikan, maka media yang sesuai berupaperalatan yang digunakan untuk kegiatan peragaan.Demikian juga untuk kata kerja melakukan, maka sedikitnyadibutuhkan media berupa panduan atau tuntunan untukmelakukan (misalnya program televisi, film, lembar kerja,dan sejenisnya).

Kalau kita kembali sejenak ke Tujuan Instruksional Khususberikut ini “peserta pelatihan diharapkan dapat menggunakanperangkat komputer untuk operasional per-bankan”. Maka tujuantersebut akan tercapai dengan baik, bila tersedia perangkatkomputer yang dapat digunakan sebagai medianya. Tidakcukup bila hanya menggunakan OHP, atau programVideo sekalipun. Akan tetapi apabila tujuannya kita ubahmenjadi “dapat menjelaskan tujuan penggunaan perangkatkomputer untuk operasional perbankan”, maka kita cukupmenggunakan OHP atau media lain yang berkarak-teristiksama.

Adapun yang perlu dihindari adalah jangan sampai kitamengganti tujuan yang akan dicapai karena keter-batasandalam pengadaan media. Namun untuk meng-antisipasikemungkinan tersebut, dianjurkan membuatalternatif pemilihan media. Dengan demikian apabila me-dia yang diperioritaskan sulit memperolehnya ataumenyediakannya, maka dianjurakn untuk mengguna-kanalternatif berikutnya.

Pemilihan media yang mengacu pada TIK juga me-mungkinkan digunakannya beberapa media dalam setiapkegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam setiap

Page 91: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890190

kegiatan pembelajaran ada beberapa TIK yang akandicapai, dan setiap TIK menuntut media yang berbeda.

Kesesuaian Media dengan Jenis PengetahuanPemilihan media dapat pula dilakukan berdasarkankesesuaian media dengan jenis pengetahuan. Misalnyauntuk pengetahuan yang bersifat verbal akan efektif bilamenggunakan program kaset audio. Untuk pengetahuanyang bersifat faktual akan lebih efektif bila menggunakanfilm, video atau media visual lainnya. Demikian jugahalnya dengan pengetahuan yang berupa proses atauprosedural, media film atau televisi (visual gerak) akanlebih baik bila dibandingkan dengan media visual diam;seperti slide seri, OHT, foto, dan sebagainya.

Untuk melihat kesesuaian antara jenis pengetahuan denganmedia yang dibutuhkan, Anda dapat menggu-nakan tabelacuan berikut.

Page 92: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 91

Page 93: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890192

Tabel. Kesesuaian Media denganJenis Pengetahuan

Meskipun demikian tabel acuan ini tidak memberikanjaminan atau garansi, bahwa kesesuaian media denganjenis pengetahuan menjadi mutlak sebagai syaratkeberhasilan pencapaian tujuan. Sebab masih ada faktorlain yang mempegaruhinya.

Kesesuaian Media dengan SasaranEfektifitas suatu media akan tercapai bila pengguna-annyadisesuaikan dengan karakteristik sasaran. Oleh karena itupada saat memilih media, selain mem-perhatikan tujuanyang akan dicapai, juga harus me-ngetahui secara tepat,siapa yang menjadi sasaran. Misalnya media televisi yangdirancang untuk tujuan tertentu, bisa tidak efektif biladigunakan untuk sasaran yang belum terbiasa denganmedia tersebut.

Page 94: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 93

Page 95: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890194

Sehingga kehadiran media bukan sebagai penyampaiinformasi, melainkan sebagai hiburan. Demikian jugahalnya bila kita ingin memilih media untuk kelompokanak-anak. Kita terlebih dahulu harus mengetahui duniamereka, kebiasaan atau kegemarannya. Namun secaraumum, bila kita ingin mengajar pada kelompok anak-anaksebaiknya gunakan benda-benda yang ada disekitarmereka (dikenal) sebagai medianya.

Kemudahan Memperoleh MediaAda satu hal yang harus diingat dalam memilih media,yaitu betapapun bagusnya suatu media jika tidak mungkinuntuk diadakan, maka tidak ada artinya. Untuk itusebaiknya pilihlah media yang mudah men-dapatkannya,namun tetap efektif untuk mencapai tujuan pembelajaranyang akan dicapai.

Beberapa pertimbangan yang biasa digunakan untukmemilih suatu media adalah: memanfaatkan media yangtelah ada (termasuk lingkungan), melakukan modifikasidan pengadaan suatu media baru.

Sebagai rangkuman, pemilihan media adalah bagianpenting dalam proses pembelajaran dengan media. Sebabhanya media yang sesuai dengan tujuan, materi, dankarakteristik siswa yang akan memberikan hasil yangefektif.

Page 96: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 95

MemperkirakanWaktu yang Dibutuhkan

Memperkirakan waktu yang dibutuhkanmerupakan perkiraan waktu yang diperlukanseorang pengajar untuk membelajarkan peserta

didik. Oleh karenanya perkiraan waktu di sini akanmeliputi waktu untuk tatap muka dan waktu untuk mengerjakantugas-tugas yang diberikan pengajar dalam rangkamencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun cara memperkirakannya adalah berdasarkanpengalaman atau melalui simulasi yang dilakukanpengajar. Sedikitnya dengan perkiraan waktu ini akanmembuat kegiatan mengajar akan lebih terencana danterfokus pada tujuan yang akan dicapai.

Perkiraan waktu dapat juga dilakukan dengan caramenanyakan pengalaman pada pengajar yang pernahmengajarkan materi yang sama. Selain itu menayakankepada sasaran (mereka) yang pernah mendapat materi

123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890

7

Page 97: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890196

yang sama, dan menayakan kepada pihak pengelola.Kemudian dari data-data ketiga kelompok tadi, yaitupengajar, sasaran, dan pengelola ditentukan perkiraanwaktu yang dibutuhkan. Cara ini biasanya akan lebihmendekati pada perkiraan waktu yang sebenarnya.

Kesalahan yang sering terjadi dalam perkiraan waktu iniadalah perkiraan yang didasarkan kepada kegiatansepihak, yaitu kegiatan pengajar untuk menuturkan materidi depan kelas. Sementara waktu yang diperlu-kan sasaranuntuk menyerap dan memahami materi tidakdiperhitungkan. Kita sering lupa bahwa mengajar bukanhanya sekedar menyampaikan materi melainkan suatuproses membelajarkan orang lain. Oleh karena itumemperkirakan waktu harus dilakukan secara cermat danhati-hati.

Page 98: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 97

Page 99: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890198

Seperti yang telah dikemukan sebelumnya, kesalahan yangsering terjadi dalam memperkirakan waktu yangdiperlukan dilakukan secara sepihak, yaitu waktu yangdibutuhkan oleh pengajar untuk menyampaikan materiyang telah dipersiapkannya. Atau yang disebut denganwaktu terjadwal. Sementara proses pembe-lajaran tidakhanya berlangsung dalam situasi kelas semata, tetapiberlangsung sepanjang jaga. Artinya kegiatanpembelajaran masih tetap dilakukan siswa ketika merekasudah meninggalkan sekolahnya. Oleh karena itu waktuyang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuanpembelajaran terdiri dari waktu terjadwal dan waktuterstruktur. Waktu terjadwal adalah waktu yangdibutuhkan pengajar untuk menyampaikan materipelajaran yang telah disiapkannya; sedangkan waktuterstruktur adalah waktu yang dibutuhkan siswa untukmengimplementasikan pengetahuannya dalam berbagaiaspek kehidupan. Termasuk di dalamnya mengerjakanlatihan atau pendalaman terhadap materi yang telahditerimanya selama waktu terjadwal.

Alokasi waktu untuk waktu terstruktur, biasanya lebihbesar dari waktu terjadwal, yautu antara 1 sampai 2 kaliwaktu terjadwal. Misalnya bila waktu terjadwal 60 menit,maka waktu terstruktur berkisar antara 60 sampai 120menit.

Oleh karena itu, bagi para pengajar harus sudahterpikirkan kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan siswauntuk memperdalam atau mengimplementasi-kan materi-materi yang telah diperolehnya. Kegiatan kegiatan tersebuthendaknya adalah berupa kegiatan yang dapat

Page 100: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901 99

mengaktualisasikan diri siswa sebagai seorang pembelajar.Perlu pula dipikirkan kegiatan yang dapat melibatkansemua anggota keluarga, sebagai bentuk perwujudansekolah berbasis komunitas. Dengan cara demikian orangtua dan masyarakat mempunyai tanggung jawab bersamadalam mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk itu dalam sebuah GBPP perlu dipertegas denganmenambahkan komponen alokasi teori dan praktek selainalokasi waktu terjadwal dan terstruktur. Alokasi teori danpraktek juga akan mengifomasikan, apakah materi yangdipelajari siswa masih berorietasi pada upayamenghabiskan materi semata atau sudah berorientasi padapencapaian kompetensi tertentu. Indikator tersebut dapatdilihat dari besarnya prosentase antara teori dan praktek.Bila kita berharap untuk mencapai kompetensi tertentu,maka komposisi antara teori dan praktek tidak akan terjadi100% teori 0% praktek. Melainkan pada komposisi yangpro-porsional sesuai kebutuhan tujuan pembelajaran.

Page 101: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901100

Page 102: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901101

MenulisSumber Kepustakaan

Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber-sumber yang akan diguna-kan untuk mencapaitujuan pembelajaran. Hal ini penting mengingat

sangat terbatasnya waktu yang diberikan untuk membahassetiap mata ajaran. Dengan menulis daftar kepustakaanyang digunakan berarti memberikan kesempatan seluasmungkin bagi

peserta didik untuk mengkaji lebih dalam lagi materi yangtelah diperolehnya. Selain itu, bila pengajar banyakmenggunakan metode diskusi dalam kegiatanmengajarnya, maka dengan menunjukkan sumberkepustakaan yang digunakan akan sangat membantudalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber-sumber kepustakaan juga akan memperkayahasana pengetahuan siswa, karena mereka diberi ke-sempatan seluas-luasnya untuk melihat kebenaran suatu

1234567890123456789012345678901212345678123456789012345678901234567890121234567812345678901234567890123456789012123456781234567890123456789012345678901212345678123456789012345678901234567890121234567812345678901234567890123456789012123456781234567890123456789012345678901212345678123456789012345678901234567890121234567812345678901234567890123456789012123456781234567890123456789012345678901212345678

8

Page 103: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901102

Page 104: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901103

pengetahuan dari berbagai sumber yang berbeda. Hal initetntu akan lebih menghidupkan suasana diskusi ataupembelajaran yang Anda kelola.

Adapun cara menuliskan sumber kepustakaan disarankanmenggunakan sistem yang sudah dibaku-kan, sehinggamemudahkan peserta didik bila ingin mencarinya keperpustakaan yang ada.

Berikut ini adalah salah satu contoh penulisan daftarkepustakaan.

Heinich, Robert, Michael Molenda, James D.Russell, Sharon E. Smaldino, Instruc-tional Media, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. A Simon & Schuster Com-pany,1996

Selain itu daftar kepustakaan disusun berdasarkan abjad,sehingga memudahkan untuk mencarinya.

Baiklah!! Setelah semua komponen yang ada dalam GBPPdiuraikan satu persatu, berikut ini dilampirkan contohGBPP.

Selanjutnya GBPP inilah yang akan menjadi pedoman bagiseorang pengajar dalam melaksanakan kegiatanmengajarnya. Idealnya GBPP tidak hanya dimiliki olehpengajar, tetapi juga harus dimiliki oleh siswa (pesertadidik) dan pihak pengelola. Dengan demikian pem-belajaran yang kita kelola akan berlangsung secara efektif,

Page 105: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901104

Maaf.. Bu, tapibagian ...belum dibahas

Baiklah, kita akanlanjutkan dengan... , Anda sudah siap!

Maaf.. Bu, tapibagian ...belum dibahas

Baiklah, kita akanlanjutkan dengan... , Anda sudah siap!

sebab semua pihak yang terlibat (pengajar, siswa, danpengelola) akan saling mengingatkan me-ngenai target-target yang akan dicapai.Berikut ini adalah contoh GBPP dari mata kuliah Televisi/Video Instruksional.

Page 106: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901105

Page 107: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901106

Page 108: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901107

Page 109: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901108

Page 110: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901109

Page 111: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901110

Page 112: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901111

1234567890123456789012345123456789012345678901234512345678901234567890123451234567890123456789012345123456789012345678901234512345678901234567890123451234567890123456789012345123456789012345678901234512345678901234567890123451234567890123456789012345

9Pemanfaatan

GBPP Dalam Pembelajaran

Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)sebagaimana telah diuraikan pada bagianpendahuluan buku ini adalah “blue print” atau

cetak biru suatu mata pelajaran. Ini berarti sebuah GBPPmemuat semua data dari suatu mata pelajaran. Datatersebut mulai dari TIU mata pelajaran, deskripsi singkat,TIK-TIK yang akan dicapai, pokok bahasan, sub-pokokbahasan, strategi pembelajaran, sampai kepada daftarpustaka yang dianjurkan untuk digunakan siswamemperkaya hasana pengetahuan-nya tentang substansimateri yang dibahas dalam suatu mata pelajaran. Olehkarena itu sebuah GBPP disebut juga sebagai kurikulummikro suatu mata pelajaran.

Bila demikian, apakah artinya sebuah GBPP ataukurikulum mikro bagi seorang pengajar? Apakah iaseorang guru, dosen, atau instruktur? Apa pula gunanyabagi para pengembang bahan ajar, bagi seorang

Page 113: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901112

pengembang media, bagi evaluator, dan bagi mereka yangmengelola sebuah lembaga pendidikan?

Bagi para pengajar, apakah ia seorang guru, dosen, atauinstruktur; GBPP adalah seperangkat rambu-rambu yangmengatur atau memberi petunjuk, bagaimana mencapaitarget (TIU) dari suatu mata pelajaran dalam rentang waktutertentu.

Selain itu, GBPP yang pengembangannya dilakukan secarasistematis oleh seorang pengajar, bukan saja berfungsisebagai rambu-rambu mengenai, apa yang harus dikuasaisiswa dari suatu mata pelajaran tertentu; juga memberiinformasi tentang cara-cara mencapai setiap TIK yang ada.Dengan kata lain sebuah GBPP juga memuat strategipembelajaran yang akan digunakan dalam suatu matapelajaran.

Strategi pembelajaran yang dicantumkan dalam sebuahGBPP merupakan integrasi dari tiga komponenpembelajaran, yaitu: metode, media, dan perkiraan waktuyang di butuhkan untuk membelajarkan siswa.

Strategi pembelajaran juga meliputi cara-cara meng-organisasikan setiap kompetensi yang ada dalam sebuahmata pelajaran. Hal ini tergambar dalam peta kompetensimata pelajaran yang selalu menyertai sebuah GBPP.Melalui peta kompetensi tersebut, para pengajar akanmemperoleh informasi awal mengenai jumlah kompetensikhusus yang harus dikuasai siswa terlebih dahulu sebelummencapai kompetensi umum dari suatu mata pelajaran.Sementara itu susunan atau bentuk keterkaitan antara

Page 114: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901113

kompetensi satu dengan kompetensi lainnya memberiinformasi mengenai urutan cara mencapainya.

Satu hal yang harus di ingat, susunan atau bentukketerkaitan antar kompetensi yang ada, dirancangberdasarkan pendekatan “bagaimana siswa belajar” bukan“bagaimana guru harus mengajar”. Dengan demikianproses pembelajaran selalu berpusat kepada siswa (stu-dent centre), bukan pada guru (teacher centre). Melaluipemahaman yang baik terhadap sebuah peta kompetensimata pelajarannya, seorang pengajar akan dapatmengelola pembelajarannya secara profesional, karena iapunya dasar teoritis yang kuat untuk melakukan setiaptahapan pengajarannya. Selanjutnya dengan pemahamanterhadap bentuk-bentuk keter-kaitan yang ada, ia tahu apayang harus dan apa yang dapat dilakukan secara lentur(fleksibel).

Sebagai contoh, apabila ia menemukan bentuk keterkaitanyang hierarkis, maka urutan pengajaran-nya harusdilakukan secara berjenjang mulai dari kompetensi bagianbawah ke kompetensi bagian atas. Kompetensi bagianbawah selalu menjadi prasyarat untuk dapat mempelajarikompetensi yang di atasnya. Ini berlaku secara mutlak, bilatidak; maka siswa akan mengalami kesulitan dalambelajarnya.

Apabila menemukan bentuk keterkaitan yang bersifatprosedural dan kelompok, maka pola pengajarannya tidakseperti keterkaitan yang bersifat hierarkis. Pada keduabentuk keterkaitan ini, pengajar dapat memilih sesuaidengan kondisi yang paling tepat dengan kebutuhan

Page 115: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901114

siswa. Misalnya untuk bentuk keterkaitan secaraprosedural di bawah ini.

Gambar 11: Keterkaitan Secara prosedural

Dalam hal ini pengajar boleh memulainya darimana saja,namun untuk masuk ke kompetensi yang ke lima, semuakompetensi di bawahnya yaitu 1, 2, 3, dan 4, harus diajarkan terlebih dahulu.

Untuk bentuk keterkaitan yang bersifat pengelom-pokan,cara mengajarkannya lebih fleksibel dibanding-kan denganbentuk prosedural. Sebab pembelajaran- nya dapatdilakukan dari mana saja, karena tidak memilikiketerkaitan satu dengan lainnya. Misalnya, untukmengajarkan propinsi-propinsi di pulau Jawa, tidak adakeharusan dimulai dari propinsi Jawa Barat, atau daripropinsi Jawa Timur.

Propinsi di Pulau Jawa

Gambar 12: Keterkaitan Secara Pengelompokan

Page 116: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901115

Pengajar dapat saja memulainya dari mana ia mau, tetapiakan lebih bijak bila dimulai dari propinsi dimana siswaberada. Pendekatan ini lebih mudah diterima siswa,dibandingkan bila pembelajarannya dimulai dari propinsiyang jauh dari tempat siswa berada. Demikian juga halnyabila hendak mem-pelajari unggas. Tidak ada keharusansiswa belajar Burung dulu baru Ayam, dan seterusnya.Akan tetapi lebih mudah bila dimulai dari Ayam, karenabinatang tersebut sudah sering ditemui siswa dalamkehidupan sehari-hari.

Dari ilustrasi dan contoh-contoh di atas, tentu kita akanlebih mudah menentukan strategi pembelajaran yang akandigunakan. Tetapi, bagaimana dengan kenyataan dilapangan, dimana sebuah kurikulum tidak pernah disertaidengan peta komptensinya.

Oleh karena itulah sebuah GBPP harus merupakan produkdari seorang pengajar (guru, dosen, atau instruktur).Dengan demikian ia mengetahui secara pasti apa yangdibutuhkan untuk mencapai target (TIU) dari matapelajaran yang di kelolanya. Apabila sekarang ini matapelajaran yang Anda kelola belum memiliki GBPP, makamulailah melakukan analisis instruksional untukmendapatkan peta kompetensi mata pelajaran Anda.

Informasi lain yang dapat kita peroleh dengan cepat darisebuah GBPP adalah target atau tujuan yang pasti darisuatu mata pelajaran. Hal ini tercantum dalam TIU yangmenggunakan kata kerja operasional. Jadi, bukan hanyaTIK saja yang menggunakan kata kerja operasional, tetapi

Page 117: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901116

juga TIU yang merupakan tujuan akhir dari suatu matapelajaran dalam rentang waktu tertentu.

GBPP juga menjadi panduan bagi para pengajar untukmemilih metode yang akan digunakan untuk mencapai stiapTIK yang ada. Sebab dengan merujuk pada kata kerja yangterdapat pada setiap TIK, maka dengan mudah Andamenentukan metode yang sesuai untuk mencapai TIK tersebut.(Lihat daftar kesesuain metode dengan tujuan instruksional).

Satu hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan metodeini adalah kesesuaian metode dengan tujuan yang akandicapai. Sebab setiap metode mempunyai karakteristiktersendiri dalam peranannya mencapai tujuanpembelajaran.

Mengkombinasikan penggunaan metode satu denganlainnya, adalah dimensi kreatif yang harus selalu di-upayakan oleh setiap pengajar apabila ia inginmengoptimalkan potensi siswa dalam pembelajaran-nya.Sebab pembelajaran yang hanya menggunakan satu metodesaja, hampir dapat dipastikan tidak dapat mencapai tujuanyang diharapkan dengan efektif.

GBPP bukan hanya sebagai panduan dalam pemilihanmetode tetapi juga dalam pemilihan media yang sesuaiuntuk tujuan pembelajaran tertentu. Sebab pada dasar-nyasetiap tujuan membutuhkan media yang spesifik untukmencapainya.

Dalam GBPP media yang digunakan untuk mencapaisetiap TIK sudah dicantumkan secara lengkap. Ada yang

Page 118: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901117

menggunakan satu jenis media dan ada yangmengkombinasikan beberapa jenis media sesuai dengantuntutan masing-masing TIK.

Sama halnya dengan pemilihan metode, media juga dipilihberdasarkan kata kerja operasional yang terdapat dalamTIK atau jenis pengetahuan yang akan dicapai. Dengandemikian para pengajar (guru, dosen, maupun instruktur)dapat dengan mudah menentukan jenis media yang akandigunakannya.

Bagi para pengembang media pembelajaran, GBBP yangmemuat kebutuhan media dari suatu mata pelajaran adalahdasar untuk mengembangkan media yang dibutuhkan.Meskipun untuk merancang suatu media masihdiperlukan Garis Besar Program Media (GBPM), namuninformasi mengenai jenis media yang dibutuhkan untukmencapai setiap TIK haruslah mengacu kepada jenis me-dia yang terdapat dalam GBPP setiap mata pelajaran.Karena hanya pengajarlah yang mengetahui secara pastikebutuhan media yang dapat mengefektifkan pencapaiansetiap tujuan yang ada dalam mata pelajaran yangdikelolanya. Jadi ide dasar media apa yang dibutuhkanuntuk mencapai setiap TIK, ada pada para pengajar.

Selanjutnya para pengembang media akan membantumenterjemahkan setiap media yang dibutuhkan ke dalamrancangan media yang siap untuk diproduksi. Dengandemikian barulah sebuah media dapat diper-tanggungjawabkan keefetifannya dalam mencapai tujuanpembelajaran.

Page 119: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901118

Bagi para pengembang bahan ajar, GBPP adalah acuanuntuk menulis bahan ajar yang sesuai dengan kebutu-hansiswa. Sebab semua tahapan yang dilalui dalampengembangan sebuah GBPP didasarkan kepadakebutuhan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran,bukan kepada kebutuhan pengajar.

Secara konsisten apa yang terdapat dalam sebuah GBPP,akan menjadi komponen utama dalam sebuah bahan ajar.Coba perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 3 : Persamaan komponen GBPP dengan Komponen bahan ajar

Bila kita perhatikan secara saksama antara komponenGBPP dengan komponen Bahan Ajar, maka dapat di-katakan bahwa GBPP suatu mata pelajaran adalah embriodalam pengembangan bahan ajar.

Dengan mengacu pada sebuah GBPP para pengem-bangbahan ajar akan menghasilkan buku pelajaran yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa. Baik dari segitingkat kemampuan maupun dari pen-dekatan cara belajar

Page 120: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901119

siswa; seperti: dari yang mudah menuju ke sulit, darisederhana ke kompleks, dan dari konkrit ke abstrak.

Kedalaman suatu bahan ajar yang akan dikembangkansecara mudah dapat dideteksi dari penjabaran pokokbahasan ke dalam sub. pokok bahasan. Sub. pokokbahasan yang terurai secara runtut dan detail misalnya,dapat dipastikan akan menghasilkan bahan ajar yangruntut dan detail pula.

Bagaimana dengan latihan yang terdapat dalam bahan ajar?Apakah melalui GBPP hal tersebut dapat terditeksi ?Dalam sebuah GBPP, para pengembang GBPP dapatmenambahkan satu komponen yang dapat memberi arahterhadap keperluan pemberian latihan kepada siswa.

Komponen tesebut adalah prosentase alokasi teori danpraktek dari setiap pokok bahasan yang ada. Cobaperhatikan tabel berikut ini.

Tabel 4. Komponen alokasi Teori dan praktek

Dengan menambahkan komponen alokasi Teori danPraktek seperti tabel di atas, maka secara cepat kita dapatmenangkap informasi tentang upaya yang harus dilakukanuntuk mencapai setiap tujuan yang ada.

Sebagai contoh dalam alokasi 70% Teori dan 30% Praktek,berarti bahwa bahan ajar yang dikembangkan tidak cukup

Page 121: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901120

hanya berupa uraian dan contoh-contoh, tetapi harusdiserta dengan adanya latihan sebagai bagian daripengayaan terhadap materi atau uraian yang ada.

Alokasi 30% praktek, menuntut adanya latihan yang dapatmemberikan kesempatan kepada siswa untukmengimplementasikan pengerahuan yang diperoleh-nyadalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswadapat merasakan kebermaknaan dari setiap materi yangdipelajarinya.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) intinyaadalah, bagaimana menciptakan kebermaknaan suatupengetahuan bagi diri siswa. Dengan demikian ia dapatmerasakan adanya mafaat yang nyata dari suatu perbuatanbelajar. Oleh karena itu, apabila kita ingin mencapai suatukompetensi tertentu, maka dalam alokasi Teori danPraktek tidak akan terjadi lagi 100% Teori dan 0 % Praktek.Melainkan adanya alokasi yang proporsional sesuaidengan tujuan yang akan dicapai dalam setiap TIK.

Dengan demikian bagi para pengajar (guru, dosen, daninstruktur), serta para pengembang bahan ajar; alokasiTeori dan Praktek dapat dijadikan sebagai indikator,apakah mata pelajaran yang dikelolanya sudah ber-orintasipada pencapaian kompetensi atau belum?.

Bagaimana dengan para Evaluator? Apakah sebuah GBPPmempunyai makna bagi mereka? Apakah ada kaitanpengembangan Tes Hasil Belajar dengan GBPP suatu matapelajaran?.

Page 122: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901121

Sama halnya dengan para pengajar, pengembang media,dan pengembang bahan ajar; bagi seorang evaluator GBPPadalah sumber informasi dalam mengembangkaninstrumen tes yang valid dan reliabel dari suatu matapelajaran.

Bagi Evaluator informasi dalam GBPP, seperti kata kerjaoperasional yang terdapat dalam setiap TIK, dan rentangmateri dalam sub. pokok bahasan, adalah indikator yangsangat peting dalam pengembangan tes yang valid danreliabel.

Para Evaluator dapat secara cepat dan akurat untukmenentukan jenis tes, bentuk tes, dan indikator yangdiperlukan untuk sebuah tes. Para Evaluator dapat pulabekerja lebih awal untuk menyusun kisi-kisi tes yang akandikembangkannya, karena informasi yang dibutuhkannyaseperti TIK dan Sub. Pokok Bahasan sudah tersedia. Jadidapat disimpulkan, bahwa sebuah GBPP mata pelajaranadalah perangkat utama bagi seorang Evaluator untukmengembangkan instrumen tes yang dibutuhkan darisetiap mata pelajaran.

Sebagai kurikulum mikro dari suatu mata pelajaran, GBPPjuga merupakan informasi penting bagi para pengelolalembaga pendidikan. Baik itu ditingkat sekolah, perguruantinggi, maupun lembaga diklat (pendidikan dan latihan).Bagi para pengelola lembaga pendidikan, GBPP adalahkomponen utama untuk menentukan sarana dan prasaranayang dibutuhkan untuk mencapai target dari suatu matapelajaran.

Page 123: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901122

Melalui sebuah GBPP para pengelola lembaga pendi-dikan dapat menyusun suatu daftar kebutuhan yang perludipersiapkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalansesuai dengan yang diharapkan.

Sebagai contoh, dalam GBPP dicantumkan “metodesimulasi” akan digunakan untuk memperkenalkan kepadasiswa, bagaimana suatu kegiatan ekonomi berlangsung.Contoh simulasi yang akan diperkenal-kan guru adalahkegiatan yang terjadi disebuah “toko” dimana ada penjualdan pembeli.

Bagi pengelola lembaga pendidikan, karena simulasitersebut adalah kegiatan rutin yang dilakukan guru setiapmenjelaskan bentuk kegiatan ekonomi, maka sudahseharusnya lembaga pendidikan menyiapkan sarana yangdapat dijadikan tempat siswa melakukan simulasi. Iniadalah bentuk contoh yang sedehana, bagaimana pengelolalembaga pendidikan mengguna-kan GBPP sebagai sumberinformasi dalam penyediaan sarana dan prasarana dilembaga yang dikelolanya.

Di perguruan tinggi misalnya, GBPP dari setiap matakuliah adalah dokumen resmi yang digunakan untukmenilai kualitas suatu jurusan atau program studi. MelaluiGBPP setiap mata kuliah para pengelola program studidapat menetapkan, apakah suatu mata kuliah telahmemenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh suatujurusan/program stuidi atau belum. Melalui GBPP setiapmata kuliah, pengelola jurusan atau progran studi dapatpula menetapkan apakah satu mata kuliah dengan matakuliah lainnya tumpang tindih atau tidak. Melalui GBPP

Page 124: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901123

dapat diperoleh informasi mengenai apa saja yangdibutuhkan dari setiap mata kuliah untuk mencapai tar-get yang diharapkan. Demikian juga halnya dalam lembagapendidikan dan latihan (diklat), GBPP adalah suatudokumen yang diperlukan untuk mengelolah suatu diklatsecara profesional.

Hanya saja sampai saat ini kesadaran kita tentang maknasebuah GBPP belum merata. Tidak sedikit para pengajar(guru, dosen, instruktur), pengembang instruksional,pengelola lembaga pendidikan menjadi-kan GBPP sebagaidokumen pelengkap belaka. Tidak menjadikannya sebagaidokumen utama dalam praktek penyelenggaraanpendidikan yang bermutu.

Page 125: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901124

Page 126: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901125

Penutup

Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) adalah“blue print” atau cetak biru suatu mata pelajaran.Oleh karena itu sebuah GBPP disebut juga sebagai

kurikulum mikro suatu mata pelajaran, yang memuatsemua informasi tentang suatu mata pelajaran mulai darinama mata pelajaran, TIU, deskripsi singkat mata pelajaran,TIK, pokok bahasan, sub-pokok bahasan, strategipembelajaran, alokasi teori dan praktek, dan daftarkepustakaan.

Sebuah GBPP adalah dokumen utama yang harus dimilikioleh setiap lembaga pendidikan. Oleh karena itu sudahsaatnya apabila Anda seorang pengajar (guru, dosen,instruktur), mulai mempersiapkan GBPP dari setiap matapelajaran/mata kuliah yang Anda kelola. Tanpa memilikiGBPP dari setiap setiap mata pelajaran/mata kuliah yangAnda kelola, maka Anda akan mengalami kesulitan dalammengelola pem-belajaran yang dipercayakan kepada Anda.Bagi Anda sebagai pengembang instruksional (ahli media,pengembanga bahan ajar, evaluator), sudah saatnya Anda

123456789012123456789012123456789012123456789012123456789012123456789012123456789012123456789012123456789012123456789012

10

Page 127: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901126

bekerja berdasarkan dokumen dari suatu mata pelajaran/mata kuliah untuk menghasil-kan program-programinstruksional yang berkualitas.

Bagi Anda pengelola lembaga pendidikan, sudah saatnyamenjadikan GBPP setiap mata pelajaran sebagai dokumenutama dalam penyelenggaraan pendidikan yangdikelolanya. Tidak menjadikan GBPP sebagai dokumenpelengkap semata, yang diperlukan bila ada pemeriksaanatau keperluan administrasi.

GBPP atau Kurikulum Mikro Mata Pelajaran adalahproduk yang dihasilkan oleh seorang pengajar (guru,dosen, instruktur) sebagai acuan atau petunjuk yang akandigunakannya untuk mencapai setiap tujuan atau tagetmata pelajaran dalam rentang waktu tertentu. Selain itu,karena GBPP dikembangkan berdasarkan kebutuhanbelajar siswa dalam mencapai kompetensi yang terdapatdalam satu mata pelajaran, maka GBPP sangat tepat untukmenjawab kebutuhan Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK). Sebab sebuah GBPP mata pelajaran dikembangkandengan melakukan analisis kompetensi, bukan analisis isi(materi).

Page 128: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901127

Senarai

Analisis InstruksionalProses menjabarkan prilaku umum menjadi prilakukhusus yang disusun secara logis dan sistematik.Hasil akhir dari analisis intruk-sional adalahdiperolehnya peta kompetensi mata pelajaran.

AudiencePeserta didik yang menjadi subjek dalampembelajaran mulai dari siswa, mahasiswa, ataupeserta diklat.

BehaviorPerubahan perilaku sebagai hasil belajar

CRT (Criterion referenced Test)Lihat TAP (Tes Acuan Patokan)

Desain instruksionalSuatu proses yang sistematik dalam menyusunsistem isntruksional.

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678912345678901234567890123456789012123456789012345678901234567891234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678912345678901234567890123456789012123456789012345678901234567891234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789

Page 129: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901128

Estimasi WaktuPerkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mencapaisetiap Tujuan Instruksional Khusus (TIK), dengansatuan menit. Perkiraan waktu tersebut meliputiwaktu terjadwal dan waktu terstruktur.

GoalIstilah yang digunakan untuk menggambarkan tar-get akhir suatu mata pelajaran dalam rentang waktutertentu.

HierarkisBentuk keterkaitan antara satu kompetensi khususdengan kompetensi khusus lainnya, yang tersusunsecara berjenjang (bertingkat). Kompetensi yang dibawah merupakan syarat untuk mencapaikompetensi di atasnya.

Kata kerja operasionalKata yang digunakan dalam perumusan tujuaninstruksional, baik untuk Tujuan InstruksionalUmum, maupun untuk Tujuan InstruksionalKhusus.

KompetensiPerubahan perilaku sebagai hasil belajar. Selain itukompetensi merupakan bentuk (hasil) integrasi daritiga domain (kognitif, afektif, dan psikomotor) kedalamsatu bentuk kecakapan tertentu.

Page 130: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901129

Kluster (pengelompokan)Bentuk keterkaitan antara satu kompetensi khususdengan kompetensi khusus lainnya, yang tersusunsecara kelompok. Dalam hal ini semua kompetensimempunyai kedudukan yang sama.

KombinasiBentuk keterkaitan antara satu kompetensi khususdengan kompetensi khusus lainnya, yang tersusunsecara kombinasi (gabungan). Dalam hal ini,kombinasi bisa terjadi antara hierarki denganprosedural atau prosedural dengan kluster, ataukombinasi dari ketiganya hierarki, prosedural, dankluster. Pada umum-nya satu mata pelajaran ataumata kuliah memilki keterkaitan secara kombinasiini.

ProseduralBentuk keterkaitan antara satu kompetensi khususdengan kompetensi khusus lainnya, yang tersusunsecara prosedural. Dalam hal ini semua kompetensitersusun secara berderet, sesuai urutan langkah-langkah pelaksanaan di lapangan. Namun untukmempelajari setiap kompetensi yang ada tidakharus mengikuti langkah-langkah yang ada.Kegiatan pembe-jaran dapat dilakukan dari manasaja, namun semuanya harus dipelajari.

Page 131: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901130

Tujuan Instruksional Umum (TIU)Tujuan (target) akhir yang akan dicapai dari satumata pelajaran dalam rentang waktu tertentu(caturwulan, semester, atau satuan waktu lainnya).Tujuan Instruksional Umum adakalanya disebutTujuan Pembelajaran Umum (TPU). Dalam hal inikeduanya mempunyai arti yang sama.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Adalah tujuan-tujuan yang lebih spesifik, sebagaihasil penjabaran dari TIU (Tujuan InstruksionalUmum).

Tes Acuan Patokan (TAP)Tes yang mengukur penguasaan siswa dalam setiapprilaku yang terdapat dalam TIK. Istilah Tes AcuanPatokan (TAP) sendiri berasal dari Criterion refer-enced Test (CRT). Dalam TAP skor yang dicapai siswadalam tes ditapsirkan sebagai tingkatpenguasaannya terhadap pri-laku yang diukurnya.

Tes Acuan Norma (TAN)Tes yang membandingkan kemampuan se-seorangdengan kelompoknya. Tes ini biasanya digunakanuntuk seleksi, yang bertujuan mencari yang terbaikdi antara kelompoknya.

Page 132: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901131

Daftar Kepustakaan

Anderson, Ronald. H., Pemilihan dan PengembanganMedia Untuk Pembelajaran, terjemahan YusufhadiMiarso, dkk., Jakarta: PAU Univer-sitas Terbuka, 1987.

Bloom, Benyamin, S., Taxonomy of Educational ObjectiveCognitive Domain, New York and London: Longman,1960

Bell Gradler, Margaret E., Belajar dan Pembelajaran,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.

Banathy, Bella H., System Design of Education, New Jer-sey: Educational Technology Publication, Inc., 1991.

De Porter, Bobbi & Mike Hernacki, Quantum Learning,Bandung: Penerbit Kaifa, 2000.

Dryden, Gordon and Jeannette Vos, The Learning Revo-lution, New Zealand: The Learning Web. 1999.

Dick, Walter and Lou Carey, The Systematic Design of In-struction, Glenview, Illinois: Scott, Foresman and Com-pany, 1995.

Ellington Henry and Duncan Harris, Dictionary of Instruc-tional Technology, London: Kogan Page, 1986.

123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890

Page 133: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901132

Gerlach,Vernon S. and Donal P. Ely, Teaching and Media:A Systematic Approach, Englewood Cliffs, New Jersey:Prentice-Hall, 1978.

Gagne, Robert M., and Leslie J. Briggs, and Walter W Wa-ger, Prenciples of Instructional Design, (4th ed) FortWorth, Tx: Hobcourt Brace Ivanovich, 1992.

Gredler, Margaret, E. Bell, Learning and Instruction, NewYork: Macmillan Publshing Company, 1995.

Gafur, Abdul, Desain Istruksional, Solo: Tiga Serangkai,1996.

Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russell,Sharon E. Smaldino, Instructional Media, New Jersey:Prentice-Hall, Inc. A Simon & Schuster Company,1996

Krathwohl, David R., Benyamis S. Bloom, and Bertram B.Masia, Taxonomy of Education Objective, New York:David Mc Key Company, Inc., 1970.

Kemp, Jerrold E., Instrutional Design: A Plan for Unit andCuorce. Belmon: Fearon, 1995.

Reigeluth, Charles M., Instructional Design Theories andModel, New Jersey: Lawrence Elbaum Assosiates, Pub-lisher, 1983.

Rimm, Sylvia, Why Bright Kids Get Poor Grades, NewYork: Crown Publishing Group, 1995.

Rose Colin dan. Nicholl, Malclm J,., Accelerated Learning,(Bandung: Nuansa, 2002.

Suparman, Atwi, Desain Instruksional, Jakarta: PAU Uni-versitas Terbuka, 2001.

Situmorang, Robinson dan Atwi Suparman, Peng-ajarandengan Media, Jakarta: STIA-LAN Press, 1998.

Snelbecker, Glen E., Learning Theory, Instructional Theoryand Psycho-educational Design, New York: McGraw-Hill Book Company, 1974.

Page 134: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901133

Suparno Paul, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget,Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2001.

Welty, Don A. and Dorothy R. Welty, The Teacher Aide inthe Instructional Team, New York: McGraw -Hill BookCompany, 1986.

ooOoo

Page 135: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901134

Page 136: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901135

Page 137: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901136

Page 138: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901137

Page 139: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901138

Page 140: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901139

Page 141: Gbpp Robinson Full

Garis Besar Program Pembelajaran

123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901234567890112345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123456789011234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901140