“EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM...

65
1 ABSTRAK IRMAWATI “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN KEAGAMAAN JAMA’AH” Alasan saya mengambil judul ini, karena saya tertarik dengan segi dakwah yang ada di masjid Istiqlal yaitu, Dakwah melalui dialog dzuhur dan pengaruhnya dalam meningkatkan pengamalan agama terhadap jama’ah pengajian dialog dzuhur merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan cara membiasakan menyeru atau mengajak seseorang (masyarakat) agar mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan ajaran Islam secara teratur dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas dan memperoleh data mengenai efektifitas pengajian dialog dzuhur masjid Istiqlal dalam meningkatkan pengamalan keagamaan jama’ah serta untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengajian dialog dzuhur bagi peningkatan pengamalan jama’ah. Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian langsung pada obyek penelitian dengan cara kwantitatif, deskriptif, yaitu usaha penelitian yang berupa menghimpun data mengolah dan menganalisa secara deskriptif sesuai dengan fenomena yang ada di masjid Istiqlal tersebut. Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal dalam rangka memberikan pencerahan fikir, dzikir, fadhail kepada umat Islam menuju masyarakat madani, mempunyai pengaruh tehadap audiens (jama’ah) yang mengikutinya. Artinya bagaimana pengamalan keagamaan jama’ah yang berkaitan dengan agama dapat diterapkan pada kehidupan sehara-hari melalui ibadah, muamalah, dan akhlak audien (jama’ah) yang mengikuti kegiatan pengajian tersebut. Penelitian ini menjadi penting, sebab akan menjadi masukan bagi penyelenggaraan jama’ah sebagai ukuran keberhasilan masjid Istiqlal dan jama’ah nya untuk memperbaiki metode di masa yang akan datang.

Transcript of “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM...

Page 1: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

1

ABSTRAK

IRMAWATI “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN KEAGAMAAN JAMA’AH”

Alasan saya mengambil judul ini, karena saya tertarik dengan segi dakwah yang ada di masjid Istiqlal yaitu, Dakwah melalui dialog dzuhur dan pengaruhnya dalam meningkatkan pengamalan agama terhadap jama’ah pengajian dialog dzuhur merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan cara membiasakan menyeru atau mengajak seseorang (masyarakat) agar mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan ajaran Islam secara teratur dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas dan memperoleh data mengenai efektifitas pengajian dialog dzuhur masjid Istiqlal dalam meningkatkan pengamalan keagamaan jama’ah serta untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pengajian dialog dzuhur bagi peningkatan pengamalan jama’ah.

Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian langsung pada obyek penelitian dengan cara kwantitatif, deskriptif, yaitu usaha penelitian yang berupa menghimpun data mengolah dan menganalisa secara deskriptif sesuai dengan fenomena yang ada di masjid Istiqlal tersebut.

Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal dalam rangka memberikan pencerahan fikir, dzikir, fadhail kepada umat Islam menuju masyarakat madani, mempunyai pengaruh tehadap audiens (jama’ah) yang mengikutinya. Artinya bagaimana pengamalan keagamaan jama’ah yang berkaitan dengan agama dapat diterapkan pada kehidupan sehara-hari melalui ibadah, muamalah, dan akhlak audien (jama’ah) yang mengikuti kegiatan pengajian tersebut. Penelitian ini menjadi penting, sebab akan menjadi masukan bagi penyelenggaraan jama’ah sebagai ukuran keberhasilan masjid Istiqlal dan jama’ah nya untuk memperbaiki metode di masa yang akan datang.

Page 2: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis haturkan kehadirat zat yang segala

makhluk berada dalam genggaman-Nya, atas Taufiq dan Hidayah-Nya yang

senantiasa mewarnai setiap langkah dan niat tulis, sehingga meski dengan

melewati perjalanan yang teramat panjang dan rumit, serta rasa pengharapan yang

sangat mendalam, tetapi atas berkat pertolongan-Nya dan Hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL

DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN KEAGAMAAN JAMA’AH”

Lantunan shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi

besar Muhammad SAW, seorang manusia yang dengan ikhlas mengemban

amanah Tuhan pemilik kesempurnaan, dan pada akhirnya risalah itu sampai

kepada kita semua.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang telah dengan sabar membantu dan

membimbing terwujudnya skripsi ini. Dengan penuh hormat dan ketulusan,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Murodi, MA. Selaku dekan fakultas dakwah dan komunikasi

Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban MA, selaku ketua jurusan manajemen

dakwah dan Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku sekretaris jurusan

manajemen dakwah.

3. Dr. H.M. Idris Abdus Shomad MA, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk

Page 3: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

3

yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan

memberikan nasehat-nasehat yang amat berguna bagi penulis.

4. Para dosen yang ada di fakultas dakwah dan komunikasi yang telah

menyampaikan ilmunya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

perkuliahan.

5. Perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan perpustakaan fakultas dakwah dan komunikasi.

6. Ketua BPPMI Bapak Drs. H. Mubarok MSi dan Kasubid.Diklat masjid

Istiqlal,Bapak Drs. H.M. Napin Djamaluddin dan Minhajul Afkar SHi,

yang telah membantu dan melayani penulis dengan ramah-tamah dan

tangan terbuka dalam mencari dan informasi mengenai efektifitas

pengajian dialog dzuhur yang berada di Masjid Istiqlal sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta H. Hasan dan Hj. Awanih,

goresan tinta ini tidak dapat memiliki rasa terima kasih penulis untuk dua

insan yang sungguh tak kenal balas jasanya, membantu penulis baik moril

maupun material dalam hidup ini. Yang setiap hembusan nafasnya

mengalir semangat dan do’a untuk kesuksesan dan kebahagian setiap

langkah penulis, mereka jualah yang telah mengajarkan arti sebuah

kehidupan, senyummu adalah inspirasi dalam hidupku, suatu harapan

dalam hidupku ingin membuatmu tersenyum bahagia.

8. Seluruh keluarga penulis, kakak tercinta kak Iyus, kak Hayati dan saudara-

saudara penulis yaitu, Neneng, Alfi yang senantiasa mendo’akan penulis

Page 4: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

4

selama mencari ilmu. Mudah-mudahan penulis bisa menjadi contoh yang

baik bagi keluarga.

9. Seluruh teman-teman jurusan MD angkatan 2003, Susi, Tuti, Suci, Maya,

Hj. Laelah, Fuyani, Marhali, dan Sayyidina Ali. Kalian semua adalah

motivator bagi penulis.

10. Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah membantu penulis

dalam pembuatan skripsi, yang penulis khususkan kepada saudara Pepen

Riyadi, S.Pd.I.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan,

untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk

penyempurnaan selanjutnya.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan semua ini, semoga

bantuan dari semua pihak dapat dijadikan amal saleh disisi-Nya, dan harapan

penulis mudah-mudahan karya ilmiah yang sederhana ini bisa menjadi ilmu yang

bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Tangerang, Februari 2008

Penulis

Page 5: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

5

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayattullah di Jakarta.

Ciputat, 18 Februari 2008

Irmawati

Page 6: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

71

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 6

C. Tujuan dan Pemanfaatan Penelitian ..................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7

E. Metodologi Penelitian ............................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASJID DAN DAKWAH

A. Pengertian dan Fungsi-Fungsi Masjid ...................................... 12

1. Pengertian Masjid................................................................. 12

2. Fungsi-fungsi Masjid .............................................................. 15

B. Dialog Sebagai Metode Dakwah ........................................... 17

1. Pengertian Metode Dakwah ............................................. 17

2. Pengertian Dialog................................................................. 20

Page 7: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

72

C. Dakwah Efektif ............................................................................ 24

1. Dakwah (Pengertian dan Tujuan) .................................... 24

2. Pengertian Efektivitas .......................................................... 32

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG MASJID ISTIQLAL

A. Pendirian dan Pembangunan Masjid Istiqlal ........................ 35

B. Visi dan Misi ................................................................................. 36

C. Letak Geografis Masjid Istiqlal .................................................. 36

D. Kegiatan Masjid Istiqlal ............................................................. 37

E. Struktur Organisasi ...................................................................... 39

BAB IV PENGAJIAN DIALOG ZHUHUR DI MASJID ISTIQLAL DAN

PENGARUHNYA TERHADAP JAMA’AH

A. Pelaksanaan Pengajian Dialog Zhuhur Di Masjid Istiqlal ..... 40

1. Program Pengajian Dialog ................................................. 40

2. Pengasuh-pengasuh ........................................................... 41

3. Metode dan Sarana ........................................................... 42

B. Sejauhmana Efektifitas Pengajian Dialog Bagi Peningkatan

Pengamalan Agama Pada Jama’ah ................................... 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 60

B. Saran-saran ................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v

Page 8: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

6

DAFTAR TABEL

1. Jenis Kelamin Responden ......................................................................... 43

2. Umur Responden........................................................................................ 44

3. Pekerjaan Responden ................................................................................ 45

4. Peningkatan Pemahaman Materi Pengajian .............................................. 46

5. Bersedia melaksanakan tugas di rumah .................................................... 46

6. Perlunya materi diulang kembali ............................................................. 47

7. Kesulitan jama’ah dalam memahami materi ............................................. 48

8. Peningkatan pemahaman materi pengajian ............................................... 48

9. Materi yang disukai jama’ah dalam pengajian dialog dzuhur .................. 49

10. Perlunya kitab/buku sebagai bahan rujukan .............................................. 50

11. Sikap responden jika sedang melakukan kegiatan tiba waktu shalat ........ 51

12. Peningkatan pengamalan dalam interaksi membaca al-qur’an ................. 51

13. Kesadaran jama’ah dalam melaksanakan sunat berjama’ah ..................... 52

14. Alasan jama’ah dalam melaksanakan puasa wajib ................................... 53

15. Frekuensi jama’ah dalam menjalankan shalat sunnah .............................. 54

16. Kehadiran jama’ah dalam mengikuti pengajian dialog dzuhur ................. 54

17. Motivasi jama’ah mengikuti pengajian dialog dzuhur .............................. 55

18. Setelah ikut pengajian dialog dzuhur ini pengetahuan jamah tentang Islam 56

19. Mempererat ukhuwah Islamiyah diantara para jama’ah ........................... 56

20. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT ................... 57

21. Pengamalan jama’ah tentang keagamaan .................................................. 58

22. Pengamalan jama’ah tentang menjalankan ibadah ................................... 58

Page 9: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid bagi umat Islam merupakan tempat ibadah dan salah satu

instrumen perjuangan dalam menggerakan risalah yang dibawa

Rasulullah SAW untuk menegakkan kebenaran. Rasulullah SAW pada

pertama hijrah (12 Rabbiul Awal/28 Juli 622 M) adalah mendirikan masjid

dan menjadikannya sebagai lembaga utama dan memfungsikan masjid

sebagai pusat ibadah dan kebudayaan yang dalam perkembangannya

melahirkan dunia Islam1.

Pada masa Rasulullah masjid mempunyai potensi yang sangat

penting dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan lahir dan

batin, untuk membinda masyarkat Islam berlandaskan tauhid. Didalam

masjid Rasulullah SAW mengadakan benteng pertahanan bersifat moril

dan spiritual yaitu semangat jihad dijalan Allah, sehingga kaum muslimin

yang pada waktu itu jumlahnya masih sedikit, rela mengorbankan jiwa,

harta, benda dan segenap kesenangan materi mereka.

Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat untuk

mengajarkan pokok-pokok agama Islam, tempat ibadah berjamaah dan

1 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta : PT, Al-Husna Zikra, 2001) cet ke-7, h, 371

Page 10: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

8

senantiasa menjadikan masjid tempat untuk bertemu, bermusyawarah

dan merundingkan masalah-Masalah yang dihadapi. Sehingga masjid

menjadi pusat Ibadah dan kebudayaan Islam2.

Dalam perkembangan masjid merupakan simbol eksistensi sebuah

masyarakat muslim. Dalam sebuah komunitas muslim masjid disamping

dapat menggambarkan kualitas pemahaman dan pengalaman nilai-nilai

agama Islam, bila suatu daerah ditemukan sebuah masjid yang besar

dan megah itu sepi dari jama’ah, maka akan muncul kesimpulan bahwa

kaum muslimin didaerah itu hanya rajin membangun tetapi tidak dapat

memanfaatkannya. Bahkan dapat disimpulkan, bahwa kaum muslimin di

daerah itu pemahaman dan pengalaman agamanya masih kurang3.

Pertumbuhan masjid, khususnya di Indonesia sangat

menggembirakan, dari tahun ke tahun jumlah masjid kian bertambah,

tetapi secara jujur harus diakui bahwa fungsionalisasinya belum

optimalnya4.

Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi masjid tersebut di

berbagai tempat dewasa ini mengalami semacam degradasi makna5.

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha, 1971) h. 67

3 Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah, (Jakarta: Al Mawardi prima, 2002) cet, I h, xiii 4 Didin Hafidhuddin, Fungsionalisasi Masjid Dalam Rangka Membangun Kebersamaan

Umat: dalam buku dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998) h, 173 5 Roudhonah, et All, Masjid: Pusat kebudayaan Islam, (Jurnal Dakwah vol. 2 Oktober

2000) h, 89

Page 11: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

9

Masjid tidak lagi di fungsikan sebagaimana yang dituntut oleh

ajaran Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Namun masjid

digunakan hanya sekedar untuk ibadah shalat saja.

M. Natsir yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap menyatakan

bahwa “ Masjid yang kita inginkan adalah masjid yang hidup

memancarkan kehidupan rumah tangga, masjid yang menggerakan

potensi lahir dan batin6.

Untuk menjadikan masjid sebagaimana yang kita inginkan yaitu

menjadikan masjid seperti pada masa Rasulullah SAW, maka masjid harus

di makmurkan sebagaimana terdapat dalam surat At – Taubah ayat 18 :

وأتى الصالة وأقام األخر واليوم باهللا امن منء اهللا مساجد يعمر إنما المهتدين من يكونوا أن أولئك فعسى اهللا إال يخش ولم الزآاة

Artinya : “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (At-Taubah : 18)

Yang dimaksud memakmurkan masjid pada ayat di atas, menurut

para ulama terbagi menjadi dua bagian :

6 Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta, Prima Yasa, 2001), cet ke-3 h, 45

Page 12: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

10

1) Memakmurkan fisik, yaitu membangun sarana fisik masjid dan

fasilitasnya. Pahalanya sangat besar bagi siapa yang terlibat

didalamnya dengan niat mencari ridho Allah SWT.

2) Pemakmuran spiritual, yaitu meramaikan dengan melakukan

shalat, dzikir, doa membawa al-quran dan mengadakan majlis

ta’lim beserta kegiatan-kegiatannya7.

Kedua makna pemakmuran tersebut tersirat didalam ayat diatas.

Orang-orang yang meramaikan masjid itu adalah orang-orang yang

beriman kepada Allah dan hari kiamat, mereka bermaksud

memakmurkan dan menegakkan Dinul Islam agar terus berkembang dan

cahayanya memancar keseluruh pelosok dunia.

Meramaikan masjid adalah menjadikannya pusat kegiatan

jama’ah dalam tiap kehidupan, dengan memfungsikan masjid sebagai

tempat untuk mengarahkan dan mengaitkan bidang-bidang kehidupan

kepada taqwa, kehadiran masjid menjadi pengingat manusia yang

menjalankan beragama aktivitas supaya selalu berlaku, berbuat, sesuai

dengan seruan dan larangan Allah SWT. Suasana yang dipancarkan oleh

masjid mempengaruhi akhlak muslim yang melakukan aktifitasnya sehari-

hari8.

Melihat kenyataan itu, maka masjid memiliki peranan yang penting

sebagai pusat kegiatan dakwah. Karena dengan dakwah itulah maka

akan tercermin fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan kebudayaan

7 Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Memakmurkan Masjid Langkah Menuju Kebangkitan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2003), cet ke-9, h, 3

8 Ibid h. 5

Page 13: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

11

Islam. Dimana kegiatan kemasyarakatan dapat terlaksana dengan baik.

Kegiatan masjid adalah kegiatan dakwah karena seluruh kegiatan Islam

itu adalah dakwah artinya semua ajaran Islam itu harus menjadi

pegangan umat manusia, supaya selamat didunia dan akhirat, masjid

merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan ajaran agama Islam

yaitu Islam memerintahkan umatnya supaya membangun masjid sebagai

tempat untuk mengingat Allah SWT, maka jika dianalisa lebih jauh dari

fungsi masjid ini banyak aspek yang biasa dikembangkan antara lain :

Pertama aktifitas masjid dapat mengantisipasi perubahan zaman,

bila masjid tidak hanya sekedar rutinitas shalat lima waktu saja. Akan

tetapi difungsikan sebagai sarana pembina umat, pusat pengembangan

kajian Islam dan berbagai pelayanan ekonomi umat9. “Dalam masjid

kaum muslimin mendengarkan pengajian dan pengetahuan yang

berguna bagi kehidupan mereka sehari-hari, berkenaan dengan

kehidupan dan pencarian rezeki atau hubungan dalam masyarakat”10.

Sehingga masjid adalah tempat menuntut ilmu dan

mendedikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Masjid Istiqlal

berusaha dimaksimalkan peran dan fungsinya, dimana hal ini ditandai

dengan adanya aktifitas yang dikembangkan. Aktifitas masjid istiqlal

dalam pandangan penulis tidak hanya menyentuh sekelompok orang,

tapi aktifitasnya menyentuh dan melibatkan semua kelompok jama’ah,

mulai dari kelompok anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.

9 Roudhonah, et All, Masjid : Pusat Kebudayaan Islam. h, 92 10 H. Fachrudin HS, Ensiklopedia Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992) cet ke-I, h, 78

Page 14: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

12

Salah satu kegiatan masjid Istiqlal adalah dilaksanakannya

pengajian dialog zhuhur setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, dan sabtu.

Pengajian ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat, bahkan

jamaah yang mengikuti pengajian ini tidak hanya dari masyarakat yang

ada dilingkungan masjid istiqlal tetapi banyak masyarakat yang berasal

diluar lingkungan masjid istiqlal.

Pengajian ini membawa perubahan positif dilingkungan masjid

istiqlal, jika sebelumnya masih banyak masyarakat yang lalai mengikuti

shalat, namun setelah mengikuti pengajian ini mereka menjadi rajin

mengikuti shalat berjamaah. Dari lingkungan masyarakat yang

sebelumnya kurang antusias terhadap ajaran Islam dan

merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Didasari oleh latar belakang pemikiran diatas, penulis merasakan

hal ini sangat menarik untuk diteliti dan menjadi bahan penelitian dalam

penulisan mengadakan penelitian ilmiah untuk dijadikan sebagai skripsi

dengan judul “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZHUHUR MASJID ISTIQLAL

DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN KEAGAMAAN JAMA’AH“.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

agar pembahasan ini tidak terlalu meluas maka penulis

membatasi penelitian ini hanya pengajian dialog dzuhur masjid

istiqlal dalam meningkatkan pengamalan keagamaan di masjid

Istiqlal Jakarta Pusat.

Page 15: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

13

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam

penulisan skripsi ini adalah :

1. Apakah pengajian dialogis zhuhur dapat meningkatkan

pengamalan keagamaan jama’ah ?

C. Tujuan dan Pemanfaatan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada skirpsi ini adalah apakah pengajian

dialogis dzuhur dapat meningkatkan pengamalan keagamaan

jama’ah.

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

Dalam konteks akademis penelitian ini diharapkan

memberikan sumbangan pemikiran kepada pembaca, tokoh

masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, sosial dan dakwah,

terutama bagi peneliti sendiri dalam bidang Manajemen

Dakwah dan penelitian.

Page 16: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

14

b. Segi Praktis

Manfaat penelitian ini secara praktis diharapkan dapat

dijadikan acuan panduan dalam pengelolaan lembaga-

lembaga dakwah dan dapat memberikan masukan kepada

masjid istiqlal dalam pelaksanaan dakwah.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian lebih

lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah. Maka langkah

awal yang penulis teliti adalah menelaah telebih dahulu terhadap skripsi-

skripsi terdahulu yang mempunyai judul yang hampir sama dengan yang

akan penulis teliti.

Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan,

akhirnya penulis menemukan beberapa skripsi dan buku yang berkaitan

dengan judul skripsi yang akan penulis teliti, antara lain :

1. Karya milik Nurochman (1985100077) yang berjudul “Pengaruh

pengajian dialogis lembaga dakwah Al–Mujahidin Pamulang

terhadap sikap audiens” , dalam skripsi ini Nurochman memaparkan

pengaruhnya pengajian dialogis lembaga dakwah Al–Mujahidin

terhadap sikap audiens, sedangkan yang membedakan dengan

skripsi penulis yaitu penulis lebih mengarah kepada efektivitas

pengajian dialog zhuhur masjid istiqlal dalam meningkatkan

pengalaman keagamaan terhadap jama’ah.

Page 17: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

15

2. Karya Asmuni Syukir, Dengan judul buku Dasar-Dasar Strategi

Dakwah Islam,Surabaya: Al- Ikhlas, 1983. Buku ini menjelaskan

tentang strategi yang dipakai dalam berdakwah. Penjelasan dalam

buku ini amat berkaitan dengan judul skripsi yang penulis teliti,

dalam hal Efektifitas Pengajian Dialog Zhuhur Masjid Istiqlal Dalam

Meningkatkan Pengamalan Keagamaan Jamaah.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dapat diartikan suatu cara, yang akan

dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta yang didapat dengan sangat

hati-hati dan sistematis serta mewujudkan keserasian.

1. Metode Penelitian

Didalam suatu penelitian tidak lepas dari adanya

metode penelitian, adapun metode penelitian yang digunakan

oleh penulis adalah metode penelitian kuantitatif deskripitif

yaitu usaha penelitian yang berupa menghimpun data,

mengolah dan menganalisa secara deskripstif sesuai dengan

fenomena yang ada di masjid istiqlal tersebut.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek pada penelitian ini adalah Kasubid.Diklat,

Drs. H. M. Napin Djamaluddin. Di Jl. Taman Wijaya Kusuma

Jakarta-Pusat, sedangkan yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah jama’ah masjid istiqlal.

3. Teknik pengumpulan sampel dan jumlah populasi

Page 18: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

16

Sampel merupakan perwakilan dari populasi, populasi

adalah keseluruhan unit sampel yang akan diteliti. Dari 200-300

peserta yang hadir secara rutin setiap hari dipengajian dialog

zhuhur masjid istiqlal, tidak seluruhnya diteliti, pengambilan

sampel penulis menggunkan teknik random atau sampel acak,

untuk itu penulis hanya mengambil 25 % dari 200 % jama’ah

menjadi 50 jama’ah yang diteliti sebagai sampel.11

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian ini, peneliti

melakukannya selama tiga bulan adapun teknik pengumpulan

datanya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan

mengamati dan mencatat kondisi objek penelitian secara

langsung, dimana peneliti mengamati langsung kegiatan

pengajian yang ada di masjid istiqlal.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak

yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan), dan

terwawancara (orang yang diwawancarai)

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1998 ), Cet ke-12, hal.112

Page 19: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

17

Wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan

data secara langsung, dalam hal ini penulis melakukan

wawancara kepada ketua pengajian dialog zhuhur masjid

istiqlal dan mencari informasi tambahan kepada jama’ah

masjid istiqlal.

c. Angket

Bentuk angket yang penulis pergunakan adalah

angket tertutup dan angket terbuka. Kemudian angket

tersebut dibagi-bagikan kepada responden yang dijadikan

sampel, sementara responden hanya tinggal mengisi atau

menandai jawaban dengan mudah dan cepat. Teknik ini

penulis pergunakan untuk mendapatkan data yang

komprehensif mengenai pengamalan keagamaan jama’ah

di masjid istiqlal.

5. Teknik Pengolahan data

a. Editing, yaitu memeriksa jawaban responden untuk diteliti,

ditelaah dan dirumuskan pengelompokkannya, untuk

memperoleh data yang benar-benar sempurna.

b. Tabulating, yaitu menstabulasikan atau memindahkan

jawaban-jawaban responden kedalam tabel, kemudian

dicari presentasinya untuk dianalisa, sedangkan hasil

wawancara digunakan untuk memperkaya dan

memperkuat analisa data.

c. Analisa dan interpretasi data yaitu menganalisa data.

Page 20: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

18

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data menggunakan rumus frekuensi dengan

menghitung presentase ( % ), seperti pedoman berikut ini :

P = F x 100 %

N

Keterangan : P = Besarnya Presentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah Sample.12

Adapun pedoman yang penulis pergunakan dalam

penulisan skripsi ini adalah pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan

disertai Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

terbitan UIN Jakarta Press tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis membagi atas

lima BAB secara rinci sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian

dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan, Tinjauan Pustaka.

12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), h. 40

Page 21: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

19

BAB II : Tinjauan teoritis tentang masjid dan dakwah meliputi,

pengertian masjid, fungsi-fungsi masjid, dialog sebagai

sebuah metode dakwah, pengertian metode,

penegrtian dialog, pengertian dakwah dan tujuan

dakwah, dan dakwah efektif.

BAB III : Gambaran umum tentang masjid Istiqlal meliputi sejarah

berdirinya, letak geografisnya, struktur organisasi dan

kegiatan masjid Istiqlal.

BAB IV : Pengajian dialog zhuhur di masjid Istiqlal dan

pengaruhnya terhadap jamaah melalui pengajian

dialog zhuhur, program pengajian dialog zhuhur,

pengasuh-pengasuh, metode dan sarana, pengaruh

pengajian dialog terhadap jama’ah, pengaruh

terhadap pengetahuan, pengaruh terhadap

kepribadian, pengaruh terhadap sikap dan perilaku.

BAB V : Penutup, Kesimpulan, Saran-saran

Page 22: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

20

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MASJID DAN DAKWAH

A. Pengertian Efektifitas

Efektifitas berasal dari bahasa Inggris yaitu effective, yang

berarti berhasil, mujarab, berlaku, atau mengesankan.1

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, efektif berarti dapat

membawa hasil guna atau tepat guna.2

Sesuatu dapat dikatakan efektif jika dapat berhasil serta sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (telah direncanakan) sebelum

melakukan hal tersebut. Sedangkan dalam Ensiklopedi Indonesia,

terminology efektivitas berarti menunjukkan tercapainya suatu tujuan.

Suatu usaha dapat dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai

tujuannya.3

H. Emerson menjelaskan arti dari efektivitas (effectiveness)

sebagaimana dikutip oleh Suwarno Handayaningrat dalam buku

“Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen” sebagai berikut:

“Effectiveness is measuring in tern of attaining prescribed goals or

objectives” (efektivitas ialah pengukuran dalam tercapainya sasaran

1 John M. Echols dan Hasan Shadilly, An-English – Indonesia Dictionary, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), cet. Ke-23, h. 207

2 Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 250 3 Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve), jilid.2, h.

883

Page 23: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

21

atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya). Jelasnya bila sasaran

atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan

sebelumnya adalah efektif. Jadi kalau tujuan atau sasaran itu tidak

selesai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak

efektif.4

Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkan hasil yang makin mendekati

sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya. Peter. F. Drucker

mengatakan efektif ialah menjalankan pekerjaan yang benar (to do

the right things). Ia juga berpendapat, bahwa bagi seorang manager,

yang penting adalah efektif. Oleh sebab itu penetapan sasaran yang

sudah ditetapkan secara tepat, semua sumber harus dikerahkan untuk

mencapainya.5

Efektifitas juga menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan.

Suatu usaha dapat dikatakan efektif kalau itu mencapai tujuannya.

Secara ideal efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang

agak pasti. Misalnya: X = 60% dalam mencapai tujuan Y.6

Sedangkan menurut Gibson, James L., Ivancevich, John M.,

Donelly yang dikutip oleh FX. Suwarto, efektifitas ialah penilaian yang

yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan

4 Suwarno Handayanigrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Idayu Press dan Yayasan Masagung, 1990), cet. Ke-10, h. 16

5 Ensiklopedia Nasional Indonesia, Pengelolaan Masjid Dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah, (Jakarta: 1990), cet. Ke-1, h. 3

6 Ensiklopedia Indonesia, Jilid II (CES – HAM), (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve, 1980), h. 134

Page 24: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

22

organisasi, makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang

diharapkan (standar), maka makin lebih efektif menilai mereka.7

Jadi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut disimpulkan

bahwa secara umum efektifitas berarti adanya suatu usaha atau

upaya diadakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah

direncanakan agar tercapainya hasil yang memuaskan.

Dakwah efektif berarti mengajak orang lain kepada jalan

kebenaran, menyampaikan Islam kepada individu ataupun golongan

kejalan Allah (Sistem Allah), mengerjakan perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya, hidup sesuai denan ajaran Islam dalam semua segi

kehidupan yang berpokok pada Al-Qur’an dan hadits Nabi SAW.

Begitu juga dengan efektivitas dakwah yaitu tidak hanya dilihat

sekedar memberi pengaruh atau pesan, akan tetapi juga dengan

profesionalitas para penyampai pesan (da’i), dan keberadaan

program dakwah itu sendiri, yaitu berkaitan dengan materi dakwah,

metode dakwah, sarana dakwah yang dapat memberikan pengaruh

terhadap mad’u nya.

B. Pengertian Pengajian Dialogis

Pengajian menurut bahasa berasal dari kata “Kaji” yang berarti

membaca, menderas, atau mengaji berarti membaca Al-Qur’an.8

7 FX. Suwarto, Perilaku Keorganisasian, Buku Panduan Mahasiswa, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1999), h. 1

8 Purwo Darminto WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1999) h.22

Page 25: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

23

Mengkaji berasal dari kata aji yang berarti belajar, mempelajari,

memeriksa, memikirkan, mempertimbangkan.9

Pada umumnya pengajian terbentuk seperti kuliah terbuka

dimana nara sumber (ulama) memberikan ceramah kemudian

jama’ah mendengarkan, menyimak, mencatat pelajaran yang

diberikan nara sumber. Dilihat dari metode pengajian mempunyai

cara (metode) wetonan, bandungan, musyawarah, takror,

mudaqosah, jam’iayah, dan sebagainya.10

Melalui perkembangan, pengjian yang bertujuan untuk

mengajarkan agama Islam kepada masyarakat dimodifikasi kedalam

bentuk yang lain seperti dialog, diskusi dan sebagainya. Bentuk dialog

atau diskusi inilah yang kemudian berkembang menjadi pembahasan

masalah (bahts al-masa’il).

Pengertian dialog menurut bahasa artinya percakapan,

sandiwara. Dialogis artinya bersifat komunikatif dan terbuka, atau

dialog berarti tulisan yang dihasilkan dari hasil wawancara – tanya

jawab (tehnik percakapan sandiwara).11

Pengajian dialogis merupakan diskusi yang mengarah pada

forum (ceramah) dengan bentuk forum dialog “Forum dialog

merupakan penggunaan kombinasi antara dukungan dan

9 Daryanto, SS, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Surabaya : Apollo, 1997) h. 316 10 Lihat: dawan raharjo (ed),pesantren dan pembaharuan (jakarta : LP3S,1995),h.56 11 Daryanto. SS, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Surabaya : Apollo, 1997) h. 98

Page 26: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

24

pertanyaan sehingga menjadi struktur dua arah atau tiga arah yang

melahirkan dialog”.12

Jadi pengajian dialog dzuhur adalah “Bentuk atau cara

(metode) pengajian yang dikombinasi dengan tanya jawab dan

bersifat komunikatif – terbuka, dengan struktur dua atau tiga arah

dengan susunan tempat yang berhadap-hadapan antara nara

sumber dengan audiens (pendengar) dan diantara keduanya

dipandu oleh moderator, dan pengajian tersebut dilaksanakan pada

hari senin, selasa, rabu, kamis, dan sabtu 12.30-14.00 WIB. Di majid

isiqlal jakarta pusat.

Pengertian audiens adalah jama’ah yang hadir atau berada

dalam lokasi tempat kegiatan pengajian berlangsung baik yang

saling berhadapan (tatap muka) atau di luar tempat kegiatan

pengajian tetapi masih terkait untuk mendengarkan apa yang di

sampaikan oleh nara sumber (penceramah ) dan mempunyai

hubungan pada kegiatan itu.

Sedangkan moderator adalah orang bertugas memandu

jalannya acara pengajian, mengatur proses pengajian, membuka

dan meutup acara pengajian

C. Pengamalan Keagamaan

Yang dimaksud dengan pengamalan keagamaan adalah

melaksanakan seluruh ajaran Islam yang telah dijelaskan dalam Al-

12 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000), cet. 15 h.182

Page 27: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

25

Qur’an dan Al-Hadits demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan di

akhirat.

Kata pengamalan asal katanya adalah “amal”, yang berarti

perbuatan, (baik atau buruk) sesuatu yang dilakukan dengan tujuan

untuk kebaikan, tingkah laku. Karena mendapatkan awalan peng dan

akhiran an, maka kata amal berubah menjadi pengamalan yang

mengandung arti proses (perbuatan), pelaksanaan, penerapan, atau

menunaikan kewajiban.13

Sedangkan kata keagamaan asal katanya adalah “Agama”

yang berarti kepercayaan kepada Tuhan, ajaran tentang Ketuhanan.

Jadi keagamaan adalah ajaran yang berisikan kewajiban dan

larangan yang telah di tetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa”.14

Dalam bukunya Lentera Hati, M. Quraish Shihab mengatakan

bahwa kata “Agama” diartikan sebagai “ Peraturan-peraturan ilahi

yang mengantarkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan

akhirat”.15

Sedangkan Harun Nasution berpendapat bahwa agama

adalah :

a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan

kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.

13 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1997) h.25 14 Ibid, h.9 15 M. Quraish Shihab, Lentera Hati, (Bandung : Mizan, 1994) h.129

Page 28: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

26

b. Ajaran yang di wahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang

Rasul

c. Pengakuan terhadap adanya kewajiban yang berasal dari

kekuatan ghaib

d. Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan

cara hidup tertentu16

Jadi pengamalan keagamaan mengandung arti proses

pelaksanaan seluruh kewajiban dan peraturan yang telah ditetapkan

oleh Allah SWT, dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia

maupun di akhirat.

16 Harun Nasution, Islam di Tinjau dari berbagai aspek, (Jakarta : UI Press, Jilid I, 1997), h.9

Page 29: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

27

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID ISTIQLAL

A. Pendirian Dan Pembangunan Masjid Istiqlal.

Masjid Istiqlal adalah Masjid yang terbesar di Asia Tenggara.

Masjid ini merupakan kebanggaan Bangsa Indonesia, sebagai

manivestasi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas curahan

karunia-Nya, bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam dapat

berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan terbentuknya Negara RI.

Oleh karena itu Masjid ini dinamakan ISTIQLAL artinya MERDEKA. Setelah

penyerahan kedaulatan pemerintah kolonial Belanda kepada Republik

Indonesia tahun 1949, maka tercetuslah ide pembangunan Majid Istiqlal

di Jakarta oleh Bapak Wahid Hasyim (Menteri Agama tahun 1950) dan

Bapak Anwar Cokroaminoto, yang selanjutnya ditunjuk sebagai Ketua

Yayasan Masjid Istiqlal.

Masjid Istiqlal dibangun 1961 pada masa presiden Soekarno dan

diresmikan penggunaannya pada tahun 1978 oleh presiden Soeharto,

pembangunan masjid itu menghabiskan waktu 17 tahun. Selanjutnya

pada tanggal 31 Mei 1994 sesuai keputusan presiden No.38 tahun 1994.

Masjid terbesar di Asia Tenggara ini dinyatakan bahwa

pembangunannya sebagai rasa syukur kepada Allah yang telah

menganugrahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia melalui

perjuangan kaum muslimin dan seluruh bangsa Indonesia. Luas tanah

yang dimiliki oleh masjid Istiqlal sekitar 9,5 hektar, bangunan fisiknya

35

Page 30: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

28

meliputi ± 2,5 hektar, sisanya untuk halaman, pertamanan, dan tempat

parkir, serta sungai mengelilinginya.1

Bangunan fisik masjid terdiri dari gedung utama, gudung

pendahuluan, teras raksasa dan menara, gedung utama 5 lantai

sayapnya dapat menampung 77.000 jama’ah, sedangkan gedung

pendahuluan yang berfungsi sebagai penghubung ke lantai atas dapat

menampung 8.000 orang. Teras raksasa dipergunakan apabila lantai

utama sudah penuh, teras ini sudah berkapasitas 50.000 jama’ah. Menara

yang berada di sebelah timur memiliki ketinggian 6.666 cm. Ketinggian

tersebut merupakan simbol dari jumlah ayat-ayat yang terdapat di dalam

ayat al-qur’an.2

B. Visi dan Misi

Visi misi masjid istiqlal sebagai masjid terbesar di Asia tenggara.

Istiqlal memiliki visi misi. adapun visi misinya adalah:

1. Visi

Terwujudnya Masjid Istiqlal sebagai masjid pelopor pembinaan

persatuan umat dan Bangsa Indonesia pada umumnya.

2. Misi

Meningkatkan kualitas pelayanan ibadah bagi masyarakat

serta menjaga kesucian masjid sebagai rumah Allah sehingga dapat

1 Drs. H. Imam Sumadi, Sekretariat BPPMI Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2007

2 Tim Penyusun, Profil Masjid Istiqlal, 2004, h. 3

Page 31: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

29

terwujud suasana masjid yang sejuk, aman, tentram, dan terhormat

serta mulia karena Allah.3

C. Letak Geografis Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal terletak di Jl. Taman Wijaya Kusuma Kec. Sawah

Besar dan Gambir Utara Jakarta Pusat DKI, bersebelahan dengan

Gereja Katholik Katedral berbatasan sebelah selatan dengan Jl.

Perwira dari arah Gambir masuk Kec. Gambir sebelah timur

berbatasan dengan Lapangan Benteng.

D. Kegiatan Masjid Istiqlal

Dalam rangka pembangunan dakwah islam, Masjid Istiqlal

mengadakan berbagai kegiatan yang kesemuanya mengarah

kepada dakwah Islam.Ada berbagai kegiatan dakwah yang

dilaksanakan di Masjid Istiqlal yang diorganisir oleh pihak pengurus

Masjid.

Adapun kegiatan yang menjadi perhatian masjid Istiqlal

meliputi:

a. Bidang Peribadatan

Kegiatannya adalah shalat rawatib dan shalat jum’at bagi

karyawan, masyarakat atau jama’ah Istiqlal. Kegiatan peribadatan

dalam bentuk lain yaitu mengadakan shalat tarawih berjama’ah di

bulan suci Ramadhan, shalat Idul Fitri dan Idul Adha,Qiyamullail,

tadarus Al-Qur’an secara berjama’ah.

3 Ibid, h. 2

Page 32: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

30

b. Bidang Ta’lim

Dalam bidang taklim masjid istiqlal mengadakan pengajian

dialog zhuhur setiap Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu, jama’ah

yang hadir tediri dari Bapak-bapak, Ibu-ibu dan remaja.

Pengajian dialog zhuhur disampaikan oleh ustad secara

langsung membahas fiqih, nasohidiniyah, riyadussholihin, dan bulughul

marom, kemudian di lakukan cermin tanya untuk mengingat materi

yang di sampaikan oleh ustad.

c. Pengajian Kaum Ibu

Pengajian kaum Ibu-ibu ini dilaksanakan setiap hari Rabu dan

Ahad pukul 08.00-10.00 WIB. Pengajian ini lebih mengarah kepada

metode dialog dalam pendalaman materinya, yang sebelumnya

seorang ustadzah memberikan pengantar dari materi yang akan

dipelajari, hal ini di lakukan untuk menghindari kejenuhan jama’ah dari

materi yang disampaikan oleh seorang ustadzah.

d. Taman Pendidikan Kanak-kanak

Pendidikan taman kanak-kanak yang di tanamkan sejak usia 4

tahun yang di adakan setiap hari Senin sampai Kamis jam 14.00-17.00

WIB merupakan kegiatan unggulan, yang diselenggarakan oleh

masjid Istiqlal, hal ini dibuktikan dengan jumlah santri yang mengikuti

pengajian al-qur’an.

e. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

Page 33: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

31

Kegiatan hari besar Islam yang diadakan di masjid istiqlal,

kegiatannya antara lain, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad

SAW, Isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW Hari Raya Idul Fitri dan Idul

Adha.

Page 34: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

32

Gambar struktur

Page 35: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

33

BAB IV

PENGAJIAN DIALOG DI MASJID ISTIQLAL

DAN PENGARUHNYA TERHADAP JAMA’AH

A. Pengajian Dialog Zhuhur

Suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik jika suatu

kegiatan tidak tersusun dengan teratur sesuai jadwal jadi jadwal

Pengaturan jadwal ini sangat penting agar kegiatan berjalan dengan

baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para jama’ah

maka Masjid Istiqlal mengatur dan menyusun pelaksanaan, sebagai

berikut :

a. Waktu

Pengajian dialog zhuhur ini dalam peaksanaannnya setiap

hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu jam 12.30 sampai 14.00

WIB. Adapun kegiatannya setelah shalat zhuhur dan shalat qobliah

dan ba’diah.1 Materi yang diberikan fiqih, nasohidiniyah, buluqhal

Maram, dan riadussolihin sebulan sekali.

b. Tempat

Tempat pelaksanaan pengajian dialog zhuhur diadakan di

Masjid Istiqlal.

1 Drs. H.M. Napin Djamaluddin, Kasubid Diklat Masjid Istiqlal, Wawancara Pribadi, 25 September 2007

Page 36: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

34

c. Pengajar

Pengajar atau ustad di Masjid Istiqlal kurang lebih 20 orang

dan mempunyai Imam Besar yaitu Prof. DR. KH. Muhammad

Mustofa Ya’qub, MA

d. Jama’ah

Jama’ah adalah Mad’u jama’ah Masjid Istiqlal yang terdiri

dari Ibu-ibu, remaja, dan Bapak-bapak kantoran yang belajar dan

mengikuti pengajian secara rutin.

1. Program Pengajian Dialog

Adapun program yang terdapat dalam kegiatan pengajian

dialog zhuhur yaitu : ceramah dan tanya jawab2 dimana da’i atau

pengajar memberikan uraian kepada jama’ah dengan bahasa

lisan untuk memberikan pengertian atau penjelasan terhadap

suatu masalah. Setelah da’i atau pengajar memberikan uraian

kepada jama’ah maka da’i memberikan kesempatan bertanya

kepada para jama’ah tentang hal-hal yang belum jelas berkaitan

dengan materi yang diajarkan. Materi yang disampaikan oleh

ustad secara langsung membahas fiqih, nasohidiniyah, baluqhul

maram, kemudian dilakukan cermin tanya jawab untuk mengingat

materi yang telah disampaikan oleh ustad. Pengajian ini lebih

mengarah kepada metode dialog dalam pendalaman materinya,

yang sebelumnya seorang ustad memberikan pengantar dari

materi yang akan dipelajari, hal ini dilakukan untuk menghindari

2 Ibid.

40

Page 37: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

35

kejenuhan jama’ah dari materi yang disampaikan oleh seorang

ustad.

2. Pengasuh-Pengasuh

Di samping itu pengasuh atau pengurus Masjid Isitiqlal

mengusahakan penceramah yang profesional supaya jama’ah

tidak merasa jenuh terhadap materi-materi yang disajikan oleh

para penceramah di Masjid Istiqlal. Pengasuh yang ada di Masjid

Istiqlal (±) kurang lebih 20 orang dengan latar belakang atau

kualifikasi pendidikan lulusan sarjana ada yang dari PTIQ, IAIN dan

perguruan tinggi luar yang terpenting berasal dari jurusan agama

(Islam) dan yang sudah biasa dakwah, khutbah ceramah dan

mengisi pengajian-pengajian di luar.

3. Metode dan Sarana3

Dalam dakwah membutuhkan metode, fungsinya untuk

mencapai suatu tujuan, apabila metode ini efektif makin efektif

pula mencapai tujuan. Seorang da’i dituntut agar menguasai

metode dakwah sehingga materi yang disampaikan dapat

diterima dan dicerna.

Adapun metode-metode yang digunakan oleh pengajian

dialog zhuhur diantaranya ialah :

a. Metode Ceramah

3 Ibid.

Page 38: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

36

Yakni da’i atau pengajar memberikan uraian kepada

jama’ah dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian

atau penjelasan terhadap suatu masalah.

b. Metode Tanya Jawab/Dialog

Da’i atau pengajar memberi kesempatan bertanya

kepada para jama’ah tentang hal-hal yang belum jelas

berkaitan dengan materi yang di ajarkan.

Untuk sarana dalam pengajian dialog zhuhur ini, sarananya

diatas pengimaman disediakannya kursi untuk penceramah dan

moderator. Sedangkan moderator adalah yang bertugas

memandu jalannya acara pengajian, mengatur proses pengajian,

membuka dan menutup acara pengajian.

4. Tujuan Pengajian

Membentuk pribadi muslim Indonesia yang berbudi luhur,

berilmu amaliah beramal – ilmiah, berfikir – islamiah.

Mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

B. Pengaruh Pengajian Dialog terhadap jama’ah

Guna mengetahui berpengaruh atau tidaknya pengajian

dialogis

Identitas Responden

Tabel 1

Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 39: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

37

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki-laki 37 74

Perempuan 13 26

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa identitas berjama’ah

berdasarkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 37 orang (74%),

sedangkan jama’ah perempuan sebanyak 13 orang (26%).

Dengan data tersebut maka dapat diketahui bahwa jama’ah

laki-laki adalah jama’ah terbanyak mengikuti pengajian dialog zhuhur.

Selanjutnya berdasarkan perbedaan usia dapat dilihat pada tabel 2

berikut ini :

Tabel 2

Berdasarkan Perbedaan Usia

Usia Responden Frekuensi Prosentase (%)

17 – 27 tahun 5 10

28 – 38 tahun 6 12

39 – 49 tahun 17 34

> 50 tahun 22 44

Jumlah 50 100

Page 40: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

38

Dari tabel diatas terlihat bahwa responden yang berusia > 50

tahun sebanyak 22 orang responden (44%). Jumlah usia tampaknya

paling dominan dalam mengikuti kegiatan pengajian dialog zhuhur di

Masjid Istiqlal. Mengapa paling dominan usia 51> tahun, ini

mengindikasikan bahwa pada saat-saat itulah manusia biasanya lebih

bersemangat untuk mendekatkan diri kepada Allah,, mengingat usia

tersebut mendekati kepada ajal. Sementara responden yang berusia

17–27 tahun jumlahnya hanya terdapat lima responden (10%), sisanya

berusia 28–38 tahun sebanyak enam responden (12%), dan responden

yang berusia 39–49 tahun berjumlah 17 responden (4%).

Selanjutnya berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada

tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Berdasarkan Pekerjaan Responden

Pekerjaan Responden Frekuensi Prosentase (%)

Pensiun 5 10

Pegawai Swasta / PNS

18 36

Wiraswasta 5 30

Pelajar / Mahasiswa 4 8

Ibu rumah tangga 8 16

Jumlah 50 100

Page 41: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

39

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden yang sudah

pensiun berjumlah 5 orang (10%), responden yang bekerja pegawai

swasta dan PNS berjumlah 18 orang (36%), yang bekerja disektor

wiraswasta berjumlah 15 orang (30%), jumlah yang berstatus sebagai

pelajar / mahasiswa berjumlah 4 orang (8%), sedangkan yang

berstatus sebagai Ibu rumah tangga berjumlah 8 orang (16%), jumlah

yang bekerja sebagai pegawai lebih banyak yaitu 18 jama’ah (36%).

Hal ini menunjukkan bahwa jama’ah yang berstatus sebagai

pegawai swasta dan PNS selalu menyempatkan waktu luang untuk

mengikuti pengajian dialog zhuhur.

Page 42: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

40

1. Pengaruh Pengajian dialog zhuhur terhadap Pengetahuan.

Tabel 4

Peningkatan Pemahaman Materi Pengajian

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat Memahami 11 22

b Memahami 34 68

c Kurang Memahami 5 10

d Tidak Memahami 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jama’ah memahami

materi yang disampaikan oleh ustad. Jama’ah yang sangat

memahami 11 responden (22%) dan yang memahmi 34 responden

(68%), sedangkan responden yang kurang memahami 5 resonden

(10%). Darai data diatas menunjukkan bahwa hampir semua

responden (68%) memahami materi pengajian dialog zhuhur yang

disampaikan oleh ustad. Mengenai kegiatan responden dalam

melaksanakan tugas di rumah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5

Bersedia Melaksanakan Tugas di Rumah

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat Bersedia 31 62

Page 43: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

41

b Bersedia 15 30

c Kurang Bersedia 3 6

d Tidak Bersedia 1 2

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jama’ah yang sangat

bersedia menerima tugas dirumah berjumlah 31 jama’ah (62%) yang

menjawab bersedia menerima tugas dirumah berjumlah 15 jama’ah

(30%).

Berdasarkan data tersebut dari 31 jama’ah bersedia untuk

menerima tugas dari ustad seperti membaca buku-buku mengenai

perlunya materi diulang kembali dapat dilihat pada tabel di bawah ini

:

Tabel 6

Perlunya Materi di ulang kembali

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat Perlu 29 58

b Perlu 17 34

c Kurang Perlu 4 8

d Tidak Perlu 0 0

Jumlah 50 100

Page 44: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

42

Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa jama’ah yang

menyatakan perlunya materi pengajian yang di ulang berjumlah 29

responden (58 %) yang menyatakan tidak perlu berjumlah 4

responden (8 %).

Berdasarkan data tersebut menyatakan perlunya materi

pengajian di ulang terlebih dahulu sebelum melanjutkan kemateri

berikutnya, pernyataan ini di perkuat oleh jawaban responden yang

menjawab sangat perlu yaitu berjumlah 29 responden (58 %).

Mengenai kesulitan untuk memahami materi dapat di lihat pada tabel

di bawah ini.

Page 45: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

43

Tabel 7

Kesulitan jama’ah dalam memahami materi

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

A Materi yang di sampaikan

baru

6 12

B Cara penyampaian kurang

baik

3 6

C Kurang konsentrasi 18 36

D Kurang waktu pembahasan 23 46

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jama’ah yang

menyatakan materi yang di sampaikan baru berjumlah 6 responden

(12 %) yang menyatakan cara penyampaian kurang baik berjumlah 3

responden (6 %) yang menyatakan kurang konsentrasi 18 responden

(36 %) yang menyatakan kurang waktu pembahasan 23 responden

(46%)

Berdasarkan data tersebut para jama’ah lebih banyak

mengalami kesulitan dalam pembahasan materi yang di sampaikan

kurangnya waktu pembahasan.

Tabel 8

Peningkatan Pemahaman Materi Pengajian

Page 46: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

44

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat Merasakan 29 58

b Merasakan 18 36

c Kurang Merasakan 3 6

d Tidak Merasakan 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hampir semua

jama’ah menyatakan adanya adanya peningkatan pengetahuan

khususnya agama islam. Setelah mengikuti kegiatan pengajian dialog

zhuhur.

Jama’ah yang menyatakan adanya peningkatan

pengetahuan berjumlah 29 responden (58 %) dan 3 repoden (6 %)

menyatakan kurang peningkatan dalam memahami materi pengajian

dialog zhuhur. Mengenai materi yang disukai jama’ah dalam

pengajian dialog zhuhur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 9

Materi yang disukai jama’ah dalam pengajian dialog zhuhur

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Materi Fiqih 20 40

b Aqidah 7 14

c Akhlak 13 26

Page 47: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

45

d Lain-Lain 10 20

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa materi yang paling

disenangi oleh jama’ah adalah materi yang menjawab materi fiqih 20

responden 40%, yang menjawab materi aqidah 7 respoden 14%, dan

menjawab lain-lain 10 responden 20%. Dari hasil data tersebut maka

peneliti dapat menganalisa bahwa materi yang paling disenangi oleh

jama’ah adalah fiqih.

Page 48: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

46

Tabel 10

Perlunya kitab atau buku sebagai bahan rujukan

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat Perlu 25 50

b Perlu 18 36

c Kurang Perlu 5 10

d Tidak Perlu 2 4

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jema’ah yang

menyatakan sangat perlu untuk memiliki buku/kitab sebagai bahan

bacaan berjumlah 27 responden (54%), yang menyatakan perlu

berjumlah 18 responden (36%), dan yang menyatakan kurang perlu

berjumlah 5 responden (10%), sedangkan jema’ah yang menyatakan

tidak perlu ada 2 responden (4%).

Dari tabel diatas sangat jauh presentasenya antara jama’ah

yang tidak memerlukan buku/kitab sebagai bahan referensi dengan

jemaa’ah yang menyatakan kurang perlu dan tidak perlu hanya

berjumlah 2 responden (4%).

Page 49: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

47

Page 50: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

48

2. Pengaruh terhadap sikap dan prilaku

Tabel 11

Sikap responden jika sedang melakukan kegiatan tiba waktu sholat

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Segera Shalat 39 78

b Mengakhirkan Shalat 11 22

c Tidak Shalat 0 0

d Dan Lain-Lain 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap jama’ah bila

sedang melakukan kegiatan kemudian tiba waktu shalat dapat

dikategorikan tinggi hal ini terbukti dengan 64% diantara mereka

menjawab segera shalat, ini menunjukkan bahwa kualitas imam

mereka meningkat. Mereka yang mengakhirkan shalat tergolong

rendah karena belum memahami pentingnya shalat diawal waktu.

Mengenai kegiatan jama’ah dalam membaca Al-qur’an dapat dilihat

pada tabel :

Tabel 12

Peningkatan Pemahaman Materi Pengajian

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Membaca Al-Qur’an 29 58

Page 51: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

49

b Membaca tafsir Al-Qur’an

8 16

c Belajar Al-Quran dan Hadits

13 26

d Dan Lain-Lain 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 29 orang atau 58%

menjawab membaca Al-Qur’an dan 8 responden atau 16%

menjawab tafsir Al-qur’an serta 13 orang atau 26 % yang menjawab

belajar Al-Qur’an dan hadits.

Disini dapat kita lihat bahwa 58% menjawab membaca Al-

qur’an karena mereka paham bahwa Al-Qur’an perupakan pedoman

hidup umat islam. Sehingga merek yakin bahwa dengan membaca

al-Qur’an sangat banyak memberikan manfaat dalam berbagai

kehidupan. Dan bagi mereka yang menjawab membaca tafsir Al-

Qur’an yaitu sebanyak 16% karena mereka kurang pandai dalam

membaca Al-Qur’an sehingga mereka memahami Al-Qur’an dengan

cara membaca tafsirnya. Bagi yang belajar Al-Qur’an dengan Al-

Hadits yaitu 26% karena mereka ingin lebih memahami Al-Qur’an dan

Haditsnya dengan baik.

Tabel 13

Kesadaran jama’ah dalam melaksanakan shalat berjamaah

Page 52: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

50

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat Sering 36 72

b Sering 9 18

c Kadang-Kadang 5 10

d Tidak Pernah 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa keberhasilan

pengajian di masjid Istiqlal bagi para jama’ah dalam melaksanakan

shalat berjema’ah mengalami peningktan dari sebelum mengikuti

pengajian jama’ah yang selalu mengerjakan shalat berjama’ah

mengalami peningkatan menjadi 72%. Adapun mengeni alasan

jama’ah dalam melksanakan puasa wajib dapat kita lihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 14

Alasan jamaah dalam melaksanakan puasa wajib

No Alternarif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Kewajiban 38 76

b Di suruh orang tua 9 18

c Ikut-ikutan 3 6

d Dan lain-lain 0 0

Jumlah 50 100

Page 53: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

51

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 38 jama’ah atau 76%

menjawab kewajiban, dan 9 atau 18% responden menjawab disuruh

orang tua sert 3 jema’ah atau 6% menjawab ikut-ikutan.

Disini dapat kita lihat bahwa 76% menjawab kewajiban, karena

mereka menyadari bahwa ini merupakan kewajiban setiap muslim

untuk menjalankan puasa wajib, dan 18% menjawab disuruh orang

tua karena mereka belum menyadari bahwa puasa wajib merupakan

suatu kewajiban setiap muslim untuk itu masih diingatkan oleh orang

tuanya, serta 6% menjawab iku-ikutan karena mereka hanya

mengikuti keadaan lingkungannya dan tidak menyadari bahwa

puasa wajib adalah merupakan suatu kewajiban. Mengenai kegiatan

jema’ah dalam mengenai frekuensi shalat sunnat dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Page 54: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

52

Tabel 15

Frekuensi Jama’ah dalam Menjalankan Shalat Sunnat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat Sering 9 18

b Sering 10 20

c Kadang-Kadang 31 62

d Tidak Pernah 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jama’ah dalam

menjalankan shalat sunnat tersebut meskipun tergolong jarang namun

mereka masih meruangkan waktunya untuk melaksanakan shalat-shalat

sunnat. Hal ini terbukti dengan 62 % di antara mereka menjawab kadang-

kadang, karena mereka terbentur sama waktu terbatas. Sedangkan

mengenai kegiatan jama’ah dalam mengikuti pengajaran dialog zhuhur

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 16

Kehadiran Jama’ah dalam Mengikuti Pengajaran Dialog Zhuhur

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Selalu 19 38

b Sering 23 48

Page 55: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

53

c Jarang 7 14

d Tidak Pernah 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa jama’ah yang selalu

hadir dalam mengikuti pengajian mencapai 19 responden (38 %), yang

menjawab sering berjumlah 23 responden (48 %), yang menjawab jarang

berjumlah 7 responden (14 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah

hadir tidak ada (0 %).

Dari data tersebut menunjukkan bahwa keseriusan para jama’ah

untuk terus mengikuti kegiatan pengajian dialog zhuhur. mengenai

motivasi jama’ah dalam mengikuti pengajian dialog zhuhur dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 17

Motivasi Jama’ah Mengikuti Pengajian Dialog Zhuhur

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Menambah Ilmu 34 8

b Mengisi Waktu 11 22

c Mengikuti yang Lain 5 10

d Lain-lain 0 0

Jumlah 50 100

Page 56: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

54

Dari tabel diatas dapat kita lihat yang menjawab menambah ilmu

keislaman 34 orang atau 64 % karena, mereka sadar benar akan

minimnya ilmu pengetahuan, ilmu agama dilingkungan masyarakat maka

perlu adanya penambahan ilmu keislaman mereka dengan mengikuti

pengajian tersebut.

3. Pengaruh terhadap kepribadian

Mengenai kegiatan jama’ah setelah mengikuti pengajian dialog

zhuhur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 57: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

55

Tabel 18

Setelah ikut pengajian dialog zhuhur ini pengetahuan Jama’ah tentang

Islam

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat bertambah 5 10

b Sedikit bertambah 7 14

c Sama saja 30 60

d Tidak tahu 8 16

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada (10 %) responden

yang menjawab sangat bertambah pengetahuan keislamannya setelah

ikut pengajian dialog zhuhur, yang menjawab sedikit bertambah ada (14

%), sama saja (60 %) dan tidak tahu (16 %). Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden (60 %) menyatakan sama saja pengetahuan

keislamannya setelah ikut pengajian dialog zhuhur.

Tabel 19

Mempererat Ukhuwah Islamiyah Diantara Para Jama’ah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat bertambah 5 10

b Sedikit bertambah 25 50

c Sama saja 15 30

Page 58: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

56

d Tidak tahu 5 10

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada (10 %) responden

yang menjawab sangat bertambah hubungan ukhuwah Islamiyah

diantara para jama’ah setelah ikut pengajian dialog zhuhur, yang

menjawab sedikit bertambah ada (50 %), sama saja (30 %) dan tidak tahu

(10 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (50 %)

menyatakan sedikit bertambah hubungan ukhuwah Islamiyah diantara

para jama’ah setelah mengikuti pengajian dialog zhuhur.

Tabel 20

Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan Kepada Allah SWT

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat bertambah 7 14

b Sedikit bertambah 27 54

c Sama saja 5 10

d Tidak tahu 11 22

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada (14 %) responden

yang menjawab sangat bertambah keimanan dan ketakwaan kepada

Allah SWT setelah mengikuti pengajian dialog zhuhur, yang menjawab

sedikit bertambah ada (54 %), sama saja (10 %) dan tidak tahu (22 %). Hal

Page 59: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

57

ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (54 %) menyatakan sedikit

bertambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT setelah

mengikuti pengajian dialog zhuhur.

Page 60: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

58

Tabel 21

Pengamalan Jama’ah Tentang Keagamaan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

a Sangat bertambah 10 20

b Sedikit bertambah 30 60

c Sama saja 12 24

d Tidak tahu 8 16

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada (20 %) responden

yang menjawab sangat bertambah pengamalan tentang keagamaan

setelah mengikuti pengajian dialog zhuhur, yang menjawab sedikit

bertambah ada (60 %), sama saja (24 %) dan tidak tahu (16 %). Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden (60 %) menyatakan sedikit

bertambah pengamalan keagamaan setelah mengikuti pengajian dialog

zhuhur.

Tabel 22

Pengetahuan Jama’ah Tentang Menjalankan Ibadah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

A Sangat bertambah 8 16

B Sedikit bertambah 24 48

C Sama saja 12 24

Page 61: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

59

D Tidak tahu 6 12

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada (16 %) responden

yang menjawab sangat bertambah pengetahuan tentang menjalankan

ibadah setelah mengikuti pengajian dialog zhuhur, yang menjawab

sedikit bertambah ada (48 %), sama saja (24 %) dan tidak tahu (12 %). Hal

ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (48 %) menyatakan sedikit

bertambah pengetahuan tentang menjalankan ibadah setelah

mengikuti pengajian dialog zhuhur.

Page 62: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Program pengajian dialog zhuhur yang digunakan oleh Masjid

Istiqlal adalah metode ceramah dan tanya jawab. Penggunaan

metode ceramah pelaksanaan pengajian dialog dilakukan setelah

shalat zhuhur qabliyah dan ba’diah dalam pembinaan

pengamalan keagamaan jama’ah masjid Istiqlal sudah cukup

efektif. Hal ini bagaimana para jama’ah merasa ada peningkatan

dari segi ibadahnya, misalnya para jama’ah, semakin rajin dalam

menjalankan shalat lima waktu tidak ada lagi menunda-nunda

atau mengakhirkan waktu shalatnya apalagi meninggalkannya.

2. Efek pengamalan terhadap responden setelah mengikuti pengajian

dialog zhuhur seperti dalam shalat lima waktu, shalat sunat, puasa

wajib, tampak mengalami perubahan walaupun belum sampai

pada tingkatan yang diharapkan. Hal ini mengingat bahwa

hidayah Allah itu tidak datang secara spontanitas melainkan

dengan berangsur-angsur. Ternyata dari hasil angket penulis

menyimpulkan bahwa pengajian dialog memberikan peningkatan

terhdap pengetahuan keagamaan para jama’ah, hal ini dapat

dilihat pada tabel 4 yang menerangkan bahwa setelah jama’ah

mengikuti kajian di masjid Istiqlal pengetahuan keagamaan mereka

bertambah. Hal ini membuktikan bahwa adanya efektifitas

Page 63: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

61

pengajian dialog zhuhur dalam meningkatkan pengamalan

keagamaan jama’ah.hal ini dapat dilihat 11 sampai 17 yang

menerangkan bahwa ada peningkatan dalam segi ibadahnya

Adapun yang menjadi penghambat untuk peningkatan

kuantitas dan kualitas pengajian dialog zhuhur yaitu kurangnya waktu

untuk mengkaji materi pengajian lebih mendalam, adanya hubungan

dan penceramah/pemberi materi pengajian.

B. Saran-saran

Responden jama’ah yang sangat baik terhadap pengajian dialog

yang dilaksanakan oleh para pengurus masjid Istiqlal Jl. Taman Wijaya

Kusuma perlu ditingkatkan dan dipertahankan oleh para pengurus,

namun untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan respon tersebut,

penulis menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Pengurus masjid Istiqlal tidak menutup “diri” dari kritikan dan saran

dari para jama’ah dan sebagai bahan evaluasi dari setiap

kebijakan yang diambil, untuk pengembangan pengajian dialog

zhuhur kedepan.

2. Mensosialisasikan secara terbuka dan transparan kepada

jama’ah/responden setiap kebijakan untuk meningkatkan kualitas

penyajian dialog zhuhur yang akan dilaksanakan dan tidak tertutup

kemungkinan untuk dievaluasi kembali.

3. Perlu adanya dukungan dari semua pihak, terutama orang-orang

yang berperanan penting, baik langsung maupun tidak langsung,

Page 64: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Aidh bin Al-Qarni, Memakmurkan Masjid Langkah Menuju Kebangkitan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2003)

Arifin, Prof. H. M. M.Ed., Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

Amrullah Ahmad (ed), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1983)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998)

Buku Panduan Masjid Istiqlal Jakarta : 2004

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Departemen agama RI. Al-qur’an dan terjemahnya, (semarang: PT. karya Toha, 1971)

Drs. H. M. Napin Djamaluddin, Wawancara Pribadi, 25 September 2007

E. Ayyub, Muhammad et.Al, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997)

E. Ayub, Moh Muhsin MK, dan Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001)

Ensiklopedia Nasional Indonesia, Pengelolaan Masjid dalam pengembangan Dakwah Islamiyah, (Jakarta: 1990)

Ensiklopedia Indonesia, Jilid II (CES – HAM), (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1980)

FX. Suwarto, Perilaku Keorganisasian, Buku Panduan Mahasiswa, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1999),

Gazalba, Sidi, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 2001)

Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru - Van Hoeve)

Harahap, Sofyan Syafri, Drs, MSAC, Manajemen Masjid, Jakarta : Prima Yasa, 2001. cet. Ke-2

Hafidhuddin. Didin, Fungsionalisasi masjid dalam rangka membangun kebersamaan umat : (Jakarta Gema Insani Press, 1998)

HS, H. Fachrudin, Ensiklopedia Al-qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992)

62

Page 65: “EFEKTIFITAS PENGAJIAN DIALOG ZUHUR MASJID ISTIQLAL DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7518/1/IRMAWATI-FDK.pdf · Pengajian Dialogis Dzuhur masjid Istiqlal

70

Hadayanigrat Suwarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Idayu Press dan Yayasan Masagung, 1990)

Islami, Amin Ahsan, serba-serbi Dakwah, (Bandung: PT. Pustaka Jalan Ganesha)

Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Dakwah: Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, (Solo: Citra Islami Press, 1997)

John, M. Echols dan Hasan Shadilly, An-English – Indonesia Dictionary, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996)

Jamaludin Kafie, Pengantar Ilmu Dakwah, (Surabaya: Karunia, 1988)

Kramer, A.L.N. SR, Kamus Bahasa Belanda Indonesia, (Den Haag : Van Good Zonen, 1996)

Mustafa, H.A. 150 Hadits-Hadits Pilihan (Untuk Pembinaan akhlak dan iman), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1985)

Muslim, Imam, Koordinasi Dakwah Islam, Pengelolaan Masjid dalam Pengembangan Dakwah Islamiyah, (Jakarta:1990) cet ke-I

Rais, Amin, Demi Kepentingan Bangsa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997)

Roudhonah, Dra, Hj, M, Ag, ET, All, Masjid : Pusat Kebudayaan Islam, Jurnal Dakwah, No. I, Oktober 2000

Rukmana D.W, Nana, H, Ir, MA, Masjid dan Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002 cet ke-1

Syaikh DR. Rabi’, Cara Para Nabi Berdakwah, (Tegal, Maktabah Salafy Press, 2002)

Shihab, Quraish, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan 1997) Shahih Muslim, (Beirut, Lebanon: Daarul Fikri, 1958)

Suparta, Munzier H. Metode Dakwah, (Rahmat Semesta, LKPDFK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2003)

Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, t.th)

Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Idayu Press dan Yayasan Masagung, 1990)

SS. daryanto, kamus umum bahasa indonesia (Surabaya: Apollo, 1997)

Sudijono. Anas, Pengantar Statistik Dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999)

Qorni, Al, A’idh bin Abdullah. Memakmurkan Masjid Langkah Menuju Kebangkitan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, cet ke-1

Qodir, Abdul Munsy. Metode diskusi dalam Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1981)

Uwaidah Mahmud Abdul latif, Pengembangan Dakwah Kewajiban dan Sifat-Sifatnya, (Jakarta: Pustaka Thariqul Izzah 2003)

63