BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan revisi dari UU No. 22 Tahun 1999 mengenai otonomi daerah, dapat
dilihat bahwa otonomi daerah merupakan pemberian hak kepada daerah untuk
mengatur rumah tangganya sendiri. Pemerintah daerah memiliki kebebasan untuk
mempunyai ide dan kreativitas untuk dapat mengelola segala potensi daerah
secara maksimal, sehingga segala potensi yang ada dapat meningkatkan
pendapatan daerah. Namun demikian urusan daerah menjadi semakin besar. Oleh
karena itu, dalam menyelenggarakan otonomi daerah diperlukan kesiapan dari
pemerintah itu sendiri baik di bidang keuangan, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana.
Otonomi daerah memberikan prospek yang menjanjikan dalam hal
penanaman modal dan investasi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi
daerah. Hal ini sejalan dengan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah salah satu kewenangan yang diberikan kepada Pemda adalah mengenai
pengelolaan penanaman modal. Keadaan demikian telah mengarahkan
pemerintahan kepada reinventing government atau yang dikenal dengan
pemerintah wirausaha yang menuntut pemda untuk menawarkan potensi
daerahnya dengan lebih baik ke pasar. Otonomi daerah memberikan keleluasaan
pada pemerintahan daerah untuk merealisasikan visi dan misi serta rencana-
rencana pembangunan wilayah dengan memobilisir kehadiran industri-industri
andalan, kegiatan produksi dan perdagangan oleh perusahaan kecil dan menengah,
serta usaha-usaha rumah tangga oleh masyarakat. Hal ini akan mendorong
terbukanya lapangan pekerjaan yang berkorelasi dengan pendapatan penduduk.
Selain itu modal yang ditanamkan investor akan mendorong keanekaragaman
produksi dan bentuk kegiatan ekonomi di daerah. Kegiatan investasi ini kemudian
akan berdampak pada percepatan pengembangan pembangunan ekonomi daerah
yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2
Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Diawal
Pemerintahan Republik Indonesia, kabupaten ini menjadi salah satu kecamatan di
bawah kabupaten Bengkalis. Kemudian pada 12 Oktober 1999 memisahkan diri
dari Bengkalis dan membentuk kabupaten sendiri bernama Kabupaten Siak
dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No.53 Tahun 1999.
Sebagai kabupaten yang tergolong muda, Pemkab Siak sedang gencar-
gencarnya menarik investor, baik lokal, nasional, maupun internasional untuk
menanamkan investasinya di Kabupaten Siak terkait dengan potensi-potensi yang
dimiliki oleh kabupaten ini. Saat ini potensi keunggulan yang dimiliki meliputi
berbagai bidang seperti pariwisata, industri, perkebunan, pendidikan, pertanian,
pertambangan dan lain-lain. Badan yang mengurus masalah penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan
perizinan terpadu adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu (BPMP2T).
Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) merupakan salah satu potensi
yang saat ini menjadi andalan Kabupaten Siak. Kawasan ini direncanakan sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, dan
antisipasi terhadap kesinambungan bahan mentah di masa mendatang, sehingga
perlu kiranya untuk mengoptimalkan sector sekunder yaitu industri. Rencana
pembangunan kawasan Industri Tanjung Buton diharapkan akan mampu
mendorong perekonomian serta perbaikan struktur industri di Kabupaten Siak dan
Kabupaten/ Kota sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Siak menyediakan lahan
seluas 600 ha kepada investor untuk berinvestasi. Dalam hal ini yang ditawarkan
kepada kepada investor adalah pembelian lahan dan penyewaan lahan, serta
pembangunan pabrik di kawasan industri. Perjanjian dengan investor asing yang
telah dilakukan diantaranya kerjasama dengan investor Korea untuk refinery,
investor dari India untuk Biofuel, serta penjajakan kerjasama dengan pihak Jepang
dan Malaysia dalam bidang pengembangan industri kelapa sawit dan turunannya.
Dalam rangka menarik investor untuk menanamkan modal, Pemkab Siak
menyediakan sarana dan prasarana infrastruktur yang menunjang bagi
3
kenyamanan investasi, seperti akses jalan, pelayanan terpadu satu atap, perizinan,
dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar investor merasa mudah untuk berinvestasi.
Investasi merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi
daerah. Untuk menarik perhatian para investor pemerintah merancang berbagai
penawaran kepada investor untuk menanamkan modal di daerahnya. Komunikasi
merupakan unsur penting dalam menunjang pemasaran yang efektif, karena
keberhasilan pemerintah daerah dalam menjual potensi daerah ditentukan oleh
pesan yang disampaikan kepada investor dan bagaimana pemahaman investor
terhadap pesan.
Hubungan investor merupakan salah satu fungsi PR yang bertugas
menyediakan informasi kepada investor dan membangun hubungan yang saling
menguntungkan dengan para investor dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.
Dalam rangka mencapai kesuksesan usaha, sebuah perusahaan harus bisa
memenuhi kebutuhan stakeholder-nya, termasuk kebutuhan akan informasi baik
informasi mengenai keuangan maupun non keuangan yang dapat memberikan
keyakinan bagi stakeholder atas nilai jual perusahaan itu sendiri.
Hubungan investor pada umumnya dilakukan oleh perusahaan. Namun
demikian melihat posisi pemerintah yang tidak hanya sebagai regulator, tetapi
juga sebagai fund manager yang berfungsi sebagai koordinator, fasilitator, dan
stimulator dalam investasi, Dalam posisi demikian pemerintah dituntut untuk
senantiasa membuat terobosan-terobosan kebijakan yang dapat menarik minat
investor untuk menanamkan modalnya di daerah. Maka tidak menutup
kemungkinan bagi pemerintah untuk melakukan praktik hubungan investor di
pemerintah daerah.
Otonomi daerah memberikan prospek yang menjanjikan bagi aktivitas
investasi di daerah yang mana dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Untuk menarik para investor menanamkan modal di daerah dibutuhkan strategi
yang tepat, termasuk dengan transparansi dan kejelasan informasi kepada para
investor.
Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) merupakan salah satu potensi
andalan Kabupaten Siak saat ini. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk
4
menarik perhatian investor agar mau menanamkan modal di Kawasan Industri
seluas 600 ha ini, termasuk investor relations. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut mengenai praktik investor relations sebagai usaha
menarik investor untuk menanamkan modal di KITB.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana praktik investor relations Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor
untuk menanamkan modal di Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik investor relations
Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T)
Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di
Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB)
1.4 Manfaat Penelitian
a. Untuk menambah khasanah ilmu komunikasi, khususnya dalam hal investor
relations dan penanaman modal daerah.
b. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai informasi bagi peneliti lain
yang tertarik untuk mendalami penelitian mengenai investor relations dan
penanaman modal daerah.
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Public Relations dan Investor relations
Bagaimana pun sebuah perusahaan atau organisasi tidak dapat berdiri
sendiri tanpa dipengaruhi oleh publiknya. Perusahaan pun juga dituntut untuk
dapat menjalankan fungsinya sebagai organisasi yang berada di tengah-tengah
masyarakat, sehingga perusahaan membutuhkan pihak-pihak lain untuk mencapai
tujuan perusahaan. Disinilah public relations (PR) turut andil dalam sebagai
penjembatan hubungan perusahaan dengan publiknya.
5
Menurut Cutlip, et al (2006:6) Public Relations (PR) adalah fungsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut.
Tokoh professional dan akademik di bidang ini, Rex F.Harlow
mengumpulkan hampir 500 definisi yang ditulis antara tahun 1900-an dan 1976.
Dia kemudian mengidentifikasi elemen-elemen utamanya guna menunjukkan apa
itu PR, bukan sekadar apa yang dilakukan PR. Definisinya mencakup elemen
konseptual dan operasional:
Public Relations adalah fungsi manajemen tertentu yang
membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman
bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan
publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR
membantu manajemen agar tetap responsive dan mendapat informasi
terkini tentang opini public; PR mendefiniskan dan menekankan tanggung
jawab manajemen untuk melayani kepentingan public; PR membantu
manajemen agar tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan
secara efektif, dan PR dalam hal ini adalah sebagai system peringatan dini
untuk mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset
dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.1
Peran humas, bukan hanya menyebarkan informasi kepada khalayak agar
mendapatkan opini dan penangkapan kesan mereka terhadap perusahaan. Humas
juga harus bisa membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Itulah yang
menyebabkan humas memerlukan komunikasi dua arah (two ways communication).
Secara umum, public relations merupakan fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
organisasi. Perusahaan tidak dapat berdiri sendiri, diperlukan tim yang dapat
membantu perusahaan mencapai tujuan perusahaan, sehingga diperlukan
komunikasi yang baik dengan semua public perusahaan agar tercipta win-win
1 Rex. F. Harlow, “Building a Public Relations Definition,” Public Relations Review 2, No. 4
(Winter, 1976):36. Terarsip dalam Cutlip. Et al. 2006. Effective Public Relations. New York:
Pearson Education Inc. hal 5.
6
solution. PR merupakan panca indera organisasi yang bertugas sebagai early
warning system, jika ada sesuatu yang dapat mengganggu eksistensi organisasi,
organisasi berkomunikasi dengan publiknya agar diperoleh penerimaan dan
pengertian bersama.
Terdapat berbagai macam fungsi PR, hal ini dikategorikan berdasar publik
yang dihadapinya. Menurut Public Relations Society of America (PRSA) fungsi-
fungsi tersebut adalah conselling, research, media relations, publicity, employee
relations, public affairs, government affairs, issue management, development/fund
raising, financial relations, industrial relations, multi-cultural relations, special
event, dan marketing communications.
Fungsi PR yang menangani hubungan dengan para investor atau para
shareholders disebut dengan investor relations (hubungan investor) atau financial
relations, atau corporate relations (hubungan perusahaan). Peran dari investor
relations adalah mengumpulkan materi-materi yang dibutuhkan dan
menyampaikannya kepada kelompok-kelompok yang berkepentingan. Tugasnya
adalah menyiapkan laporan tahunan, laporan triwulan, news release keuangan,
dan publikasi lainnya kepada audiens bidang yang spesifik ini.
Menurut Cutlip (2006:25), hubungan investor merupakan bagian dari PR
dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang
bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di
dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.
The National Investor relations Institute (NIRI) mendefinisikan investor
relations adalah sebuah tanggung jawab manajemen strategis yang
mengintegrasikan keuangan, komunikasi, pemasaran, dan kepatuhan hukum
sekuritas untuk memungkinkan komunikasi dua arah yang paling efektif antara
perusahaan, komunitas keuangan, dan konstituen lain yang memberikan
kontribusi kepada perusahaan sekuritas untuk mencapai nilai wajar (NIRI, 2003).
Sebagaimana definisi yang disebutkan diatas investor relations adalah
gabungan antara fungsi komunikasi dan keuangan, yang menekankan bahwa
bukan hanya sebuah komunikasi melainkan komunikasi dua arah. Untuk
membangun hubungan yang kuat dengan investor, para praktisi IR harus
7
melakukan beberapa tugas-tugas yang kompleks, biasanya dimulai dengan riset
pasar untuk memahami persepsi investor dan merumuskan “investment story”,
kemudian mereka beralih ke mengidentifikasi investor yang paling cocok dengan
pesan yang telah dirancang tentang proposisi investasi di perusahaan. Setelah
diidentifikasi, strategi tersebut harus direvisi setiap tahunnya untuk memastikan
kevalidannya (Corbin:2004). Dalam Nasdaq (2001: 32) disebutkan bahwa terdapat
empat tahapan strategis program investor relations, yaitu:
1) Riset pasar, digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian
dalam pasar modal, proses investasi, termasuk memahami persepsi dan sikap
investor terhadap perusahaan, dan melacak kemajuan dalam proses
komunikasi.
Dalam riset pasar, terdapat tiga aktivitas yang dilakukan, yaitu:
a) Market Intelligence: Marketing intelligence merupakan mengumpulkan
dan memelihara kecerdasan pasar untuk memahami bagaimana pandangan
pasar terhadap perusahaan baik secara mutlak maupun relatif. Hal ini
penting dilakukan baik untuk strategi perusahaan maupun komunikasi
dalam rangka mengetahui bagaimana dan mengapa pasar berperilaku
terhadap perusahaan serta bagaimana pasar menetapkan harga saham.
b) Audience Analysis: yaitu siapa saja investor yang disasar, mengapa mereka
harus berinvestasi, apa yang harus dilakukan untuk membuat mereka
membeli lagi atau menjual, dan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan
bila investor menyukai atau tidak menyukai perusahaan. Dengan
pengetahuan tersebut IR akan dapat menemukan kesamaan tipe dan
penerimaan, dan fokus komunikasi yang harus dilakukan bila berhadapan
dengan para investor.
c) Benchmark Surveys: Survei Benchmark merupakan hal penting lainnya
dalam riset pasar. Penelitian ini dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan
melacak perubahan tingkat pengetahuan, persepsi, dan sikap investor
melalui wawancara. Penelitain ini biasanya dilakukan oleh pihak ketiga
(konsultan) agar investor lebih berterus terang dan mengarah ke hasil yang
lebih baik. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur kemajuan
8
perusahaan baik dari segi manajemen bisnis mauapun komunikasi. Hal ini
kemudian dikorelasikan terhadap penilaian dan harga saham untuk
menunjukkan nilai dari keputusan strategis maupun usaha komunikasi.
2) Pesan dan Pengembangan Informasi, bertujuan untuk mengkomunikasikan
kekuatan investasi, faktor utama dan poin-poin dari informasi penting kepada
pasar yang dapat membantu menciptakan nilai wajar (fair value). Pesan yang
terkandung didalamnya merupakan jawaban dari pertanyaan: Mengapa saya
harus berinvestasi di perusahaan tersebut?, atau mengapa saya harus
melanjutkan atau membeli saham lagi?, atau bagi para analis, mengapa saya
harus merekomendasikan saham kamu kepada pelanggan saya?
Yang diinginkan para investor adalah “higher returns”. Investor menanamkan
modalnya karena mereka percaya apabila mereka berinvestasi mereka akan
mendapatkan pendapatan dan laba yang lebih besar. Investor akan
menganalisis bagaimana perusahaan akan meningkatkan pendapatan mereka,
dengan analisis ini kemudian para investor akan mendefinikan nilai dari
perusahaan.
Terdapat tiga kategori informasi yang dibutuhkan oleh investor, yaitu: a)
keuangan dan informasi detail tentang operasi bisnis; b) Visi, misi, trategi,
arah, dan program perusahaan; c) konteks industri untuk perusahaan.
Informasi-informasi ini digunakan oleh para investor untuk memahami hasil
bisnis lebih lanjut, dan juga untuk membandingkan dengan perusahaan
lainnya. Melalui informasi tersebut mereka akan mengevaluasi kinerja dan
mendapatkan wawasan tentang perusahaan.
3) Alat komunikasi, yaitu media terbaik yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dan informasi kepada pasar, investor, analis, dan distributor dengan cari
yang paling efektif. Terdapat beberapa media yang dapat digunakan sebagai
media komunikasi, yaitu: bahan cetak, video, layanan informasi elektronik,
pertemuan langsung, dan telepon.
a) Printed Materials (Bahan Cetak)
Bahan cetak merupakan program komunikasi dasar pada investor relations.
Hal ini termasuk dokumen Securities and Exchange Commission (SEC),
9
laporan 10-K, 10-Q, dan laporan 8-K, kemudian laporan tahunan atau
triwulan, profil perusahaan, newsletter, dan buku fakta (fact books).
Tabel 1.1: Alat Komunikasi Utama Investor relations
b) Electronic Information Services
Internet merupakan media baru yang tidak dapat diragukan kelebihannya
dalam hal kecepatan, dan tidak terbatasnya ruang dan waktu dalam
berkomunikasi. Memasukkan informasi ke dalam database elektronik
menambah kemampuan perusahaan dalam mencapai investor, analis, broker,
dan calon pelanggan pada waktu yang cepat dan tepat. Hal ini dapat membuat
baik itu perusahaan maupun investor memiliki kesempatan dalam mengakses
dan mendapatkan informasi dalam waktu yang bersamaan.
Websites merupakan salah satu bagian dari informasi elektronik. Yang penting
dalam mengelola sebauh situs Web IR perusahaan adalah menjaga ketepatan
dan perbaharuan isi konten, dan mendorong investor untuk kembali melihat
situs, dan membuat situs yang mudah digunakan.
Selain situs Web, perusahaan juga berhubungan dengan investor melalui e-
mail. Sekarang ini laporan triwulan keuangan, surat pernyataan, dan
pengumuman untuk conference calls dikirim melalui e-mail dan penggunaan
faksimili yang digunakan sebelumnya semakin menurun.
c) In-Person Meetings (Pertemuan Pribadi)
Hingga saat ini pertemuan tatap muka dengan perusahaan tetap menjadi
pilihan favorit bagi para investor. Investor mengamati dan menilai dari
Printed Materials Electronic
Information Services
In-person
Meetings Telephone Contact
SEC disclosure
documents
Proxy statements
10-K reports
Annual reports
Quarterly reports
Press release
Newsletters
Letters from CEO
Database services
like Business
Wire or PR
Newswire
EDGAR system
Internet–company
Websites, Nasdaq
Website, video or
Webcast
conference calls
One-on-one
discussions
Group
presentations
One-on-one calls
Audio conference
calls
Video or Webcast
conference calls
Sumber: Nasdaq:38
10
presentasi yang diberikan oleh perusahaan, kemudian mereka jg menilai dari
cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan. Biasanya pertemuan
ini dilakukan pada kelompok besar oleh konferensi yang diadakan oleh
perantara dan analis untuk melakukan diskusi satu sama lain. Namun
demikian, beberapa investor lebih senang bertemu dalam kelompok kecil,
sehingga investor berkesempatan untuk bertanya lebih banyak, daripada hanya
mendengarkan presentasi.
d) Telephone Contacts (Kontak Telepon)
Dari semua metode komunikasi, telepon masih menjadi media favorit dalam
pertukaran informasi antara perusahaan dan investor. Kontak telepon sangat
efisien bagi kedua belah pihak dan memberikan kesempatan bagi investor
relations untuk mendapatkan nilai tambah, membantu analis, dan membantu
investor untuk lebih memahami perusahaan.
Sekarang telepon telah berkembang dan bisa melakukan panggilan konferensi
yang digunakan perusahaan untuk membahas hasil keuangan kuartal dengan
para analis, investor, dan perantara. Forum ini disukai karena sangat efisien
dan cermat dalam memberikan informasi. Telepon juga dapat melakukan
konferensi video, dan percakapan dalam e-mail melalui telepon seluler.
4) Administrasi perkantoran, yaitu melibatkan kegunaan staf, konsultan,
pemasok, teknologi, dan alat-alat lain yang digunakan untuk mengelola proses
hubungan investor pada tingka efisiensi tertinggi. Kebanyakan departemen
investor relations hanya memiliki sedikit staf, bahkan beberapa perusahaan
besar hanya memilik satu atau dua staf.
Pada perusahaan moderen, hubungan investor digerakkan oleh komputer.
Hampir semua informasi yang diperlukan diperoleh secara elektronik, dan
hampir semua informasi yang akan didistribusikan dibuat, diproduksi, dan
dikirimkan melalui komputer. Komputer memungkinkan investor relations
untuk meningkankan arus pesan dan informasi, dan lebih memahami
bagaimana perilaku pasar terhadap perusahaan, komputer juga digunakan
untuk mempersiapkan presentasi dan laporan, dan juga untuk bekerjasama
dengan manajemen lain dalam memajukan program investor relations.
11
Dalam rangka mencapai kesuksesan usaha, sebuah perusahaan harus bisa
memenuhi kebutuhan stakeholder-nya, termasuk kebutuhan akan informasi baik
informasi mengenai keuangan maupun non keuangan yang dapat memberikan
keyakinan bagi stakeholder atas nilai jual perusahaan itu sendiri. Informasi yang
diberikan pun harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menjawab
kebutuhan informasi para investor. Begitu pula dengan pemilihan media, agar
pesan yang dikembangkan bisa tepat sasaran.
Kelompok yang berperan penting dalam hal ini adalah investor potensial,
pemegang saham, analis keamanan, dan media keuangan. Keberhasilan sebuah
perusahaan bergantung pula pada keberhasilan pemegang saham dan keberhasilan
keuangan sebuah perusahaan yang didukung oleh peran investor relations (IR)
dalam mempertahankan dukungan para pemangku kepentingan dengan tujuan
memperoleh keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.
Tujuan utama dari aktivitas hubungan investor adalah untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam membuat
keputusan alokasi modal. Lebih jauh lagi, aktivitas hubungan investor
dapat dipandang sebagai alat untuk mengurangi atau menurunkan under
atau overprice atas saham-saham perusahaan (Deller et.al.: 1999).2
Investor merupakan hal yang sangat penting, karena investor merupakan
sumber dari modal perusahaan atas saham yang ditanamkan oleh investor. Pada
umumnya para investor akan mencari informasi tentang suatu perusahaan terlebih
dahulu sebelum menginvestasikan modalnya. Peran IR disini adalah untuk
menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh investor tentang
perusahaan. Komunikasi dua arah yang diciptakan akan menciptakan
kesepahaman antara perusahaan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
investor relations (IR) untuk melakukan tugasnya adalah sebagai berikut:
1) Accounting
2 Terarsip dalam Djoko Sigit. 2004. Penggunaan Internet Sebagai Media Pelaporan Informasi
Keuangan : Survey Terhadap Home Page Perusahaan-Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek
Jakarta. Research Report Universitas Muhammadyah Malang. Melalui http://research-
report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/97 diakses pada 12 Januari 2013 Pukul
10:48 WIB.
12
2) Communications
3) Finance
4) Investments
5) Management
6) Strategy
7) Writing
Pada umumnya hanya ada satu fungsi dari investor relations yaitu untuk
memaksimalkan nilai pasar perusahaan, sehingga perusahaan bisa memperoleh
jumlah yang maksimum dengan penukaran nilai saham yang paling kecil. Tugas
dari hubungan investor pada intinya berpusat pada komunikasi antara perusahaan
dengan investor mengenai nilai pasar saat ini dan potensi perusahaan kepada
investor. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan yang spesifik investor relations
akan menggunakan berbagai macam alat untuk mencapai tujuan tersebut. dengan
para investor.
Menurut Bragg (2010:4) elemen dasar dari investor relations adalah
sebagai berikut:
1) Annual Report (Laporan tahunan). Seorang investor relations harus dapat
mengelola laporan tahunan dan menunjukkan hasil perusahaan untuk setahun
yang lalu dan menjelaskan tujuan dan prospek di masa depan kepada para
investor.
2) Annual meeting (pertemuan tahunan). IR bertanggung jawab pula dalam
mengatur pertemuan tahunan para pemegang saham, dimana dalam pertemuan
itu akan dipilih seorang dewan direksi.
3) Proxy Solicitation. IR bertanggung jawab untuk mengeluarkan permohonan
proxy tahunan. Proxy merupakan dokumen yang berisi informasi penting
tentang masalah perusahaan yang akan dibahas dalam pertemuan tahunan.
Dalam hal ini termasuk pemilihan dewan direksi, pengesahan akuntan
independen, rencana perusahaan, dan proposal pemegang saham. Pemegang
saham yang tidak dapat hadir dapat memberikan suara mereka melalui surat
kuasa dengan menandatangani dan mengirimkan kartu voting proxy.
13
Informasi yang disajikan mengenai perusahaan merupakan titik tolak dari
keyakinan dan penilaian investor terhadap perusahaan yang akan berujung pada
keputusan investor. Investor seringkali memanfaatkan informasi yang
dipublikasikan, karena informasi tersebut mempunyai signal tentang prospek
suatu perusahaan di masa depan (Sulistyo:2005 dalam Puspitaningtyas: 2007).
Oleh karena itu informasi yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan investor
di pasar modal.
Pada era globalisasi ini, persaingan global sangat tangguh, sehingga
perusahaan tidak boleh hanya berpangku tangan dan hanya menunggu investor
datang kepada mereka. Investor relations bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan mengenai perusahaan dan berusaha
meyakinkan, menarik dan mempertahankan minat investor terhadap perusahaan.
Dalam rangka mendekatkan diri dan menjalin hubungan dengan investor perlu
disiapkan berbagai macam hal yang dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan
yang diharapkan, disinilah peran investor relations digunakan. Seorang investor
relations harus melaksanan tugasnya dengan baik dan benar karena investor
relations merupakan representasi dari perusahaan dimata investor dan komunitas
keuangan lainnya.
Dalam rangka mendekatkan diri dan menjalin hubungan dengan investor
perlu disiapkan berbagai macam hal yang dapat menjadi alat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, disinilah peran investor relations digunakan. Seorang
investor relations harus melaksanan tugasnya dengan baik dan benar karena
investor relations merupakan representasi dari perusahaan dimata investor dan
komunitas keuangan lainnya.
1.5.2 Investor relations dan Investasi Oleh Pemerintah Daerah
Pada dasarnya kegiatan investor relations dilakukan oleh perusahaan.
Namun mengingat keberadaan pemerintah dan perusahaan yang merupakan
sebuah sistem dan keduanya melakukan praktik menarik investasi. Terlebih
dengan adanya otonomi daerah yang memberikan kebebasan bagi pemerintah
daerah untuk mengelola segala potensi daerah, termasuk aktivitas investasi.
14
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana/sumber daya yang
dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan
(Tandelilin, 2001:3). Investasi dapat dilakukan oleh siapa saja, baik itu
perusahaan, perorangan, organisasi, termasuk pemerintah. Sejalan dengan UU No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana dalam era otonomi daerah
pemerintah daerah memiliki hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri,
termasuk dalam mengelola segala potensi daerah untuk meningkatkan pendapatan
daerah. Salah satu kewenangan yang diberikan undang-undang diatas adalah
mengenai pengelolaan penanaman modal. Hal ini tentu saja akan berdampak
dengan terbukanya lapangan pekerjan, dan modal yang ditanamkan oleh investor
akan mendorong keanekaragaman produksi dan bentuk kegiatan ekonomi di
daerah, yang tentu saja akan berdampak pula pada percepatan pembangunan
ekonomi daerah yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah pada Bab IV Pasal 9,
10, dan 11 disebutkan bahwa bentuk investasi pemerintah daerah meliputi
investasi surat berharga dan investasi langsung. Dimana investasi surat berharga
dilakukan dengan cara pembelian saham dan/atau pembelian surat utang,
sedangkan investasi langsung meliputi penyertaan modal pemerintah daerah
dan/atau pemberian pinjaman.
Menurut Chalid (2005:110), faktor-faktor yang menjadi parameter daya
tarik bagi para investor untuk menanamkan modal di daerah adalah tinggi-
rendahnya beban investasi yang terkait dengan masalah efektifitas dan efisiensi
prosedur perijinan, peraturan daerah terkait dengan pungutan daerah dalam pajak
dan retribusi, rendahnya tingkat korupsi, infrastruktur, perijinan dan kepastian
hukum atas hak guna tanah, dan kepastian atas peraturan ketenagakerjaan.
Dalam upaya menarik investor diperlukan suatu iklim investasi yang
ramah bagi investor (business friendly) agar tertarik untuk menanamkan modal
didaerah yang berujung pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Komponen utama yang membentuk iklim investasi di daerah terdiri dari;
Kelembagaan pelayanan penanaman modal (16,9%), Promosi investasi daerah
15
(15,6%), Komitmen Pemerintah Daerah (20%), Infrastruktur (9,8%), Akses lahan
usaha (2,4%), Tenaga kerja (6%), Keamanan usaha (10,7%), Kinerja ekonomi
daerah (3,1%), dan Peranan dunia usaha dalam perekonomian daerah (3,6%).3
Investasi turut memberikan peranan dalam pembangunan daerah. Menurut
Praktiknya (2007:70) terdapat beberapa peranan investasi bagi pembangunan di
daerah, yaitu:
a) Sumber modal: Kegiatan usaha apapun yang dilakukan oleh siapapun
termasuk pembangunan daerah memerlukan modal, karena modal adalah
sumber energi baik untuk kelangsungan, pengembangan, maupun
pertumbuhan usaha. Untuk itu diperlukan adanya kegiatan investasi untuk
menjadi sumber modal bagi kegiatan pembanguna daerah. Modal tersebut
digunakan untuk menutupi kekurangan modal yang berasal dari dalam negeri.
b) Menambah lapangan kerja: Kegiatan investasi baik nasional maupun asing
akan meningkatkan kegiatan atau menghidupkan kembali sektor riil, yang
berdampak pula dalam penyerapan tenaga kerja, dan berefek pula untuk
mengurangi angka pengangguran.
c) Alih teknologi: Investasi asing khususkan diharapkan dapat memberikan alih
teknologi. Negara maju yang menanamkan modal di Indonesia juga membawa
teknologi yang maju dalam perusahaannya, sehingga dalam proses
produksinya yang mempekerjakan tenaga kerja Indonesia, mereka akan
menggunakan teknologi tersebut dan dapat menguasai teknologi yang dibawa
perusahaan asing tersebut.
d) Sumber pendapatan asli daerah: Investasi adalah salah satu sektor yang dapat
menjadi sumber pendapatan asli daerah. Sumbangan sektor investasi terhadap
pendapatan asli daerahpaling tidak dapat diperoleh dari peningkatan
pendapatan restribusi – restribusi daerah, peningkatan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), peningkatan pendapatan dari devisa, penerimaan
pendapatan dari Pajak Penghasilan (PPh) Pribadi akan meningkat pula,
termasuk meningkatnya pendapatan masyarakatnya
3 http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/171-mei-2012/1414-srategi-pengembangan-
potensi-ekonomi-daerah.html diakses pada 25 April 2013 Pukul 21:43 WIB.
16
Kebebasan pemerintah daerah dalam mengelola kekayaannya sendiri tentu
akan berdampak pula pada perubahan paradigma pemerintahan daerah, dari
pemerintahan birokratis bergeser menjadi paradigma pemerintahan wirausaha.
Menurut Osbone dan Gabler (dalam Bhinadi, 2005:60) terdapat sepuluh ciri dari
reinventing government atau pemerintahan wirausaha yaitu:
1) Pemerintahan katalis; pemerintah lebih diharapkan berperan sebagai
katalisator dan bukan sebagai pemain di pasar. Pemerintah lebih banyak
mengarahkan dan bukan melayani secara langsung.
2) Pemerintahan milik masyarakat; pemerintah diharapkan memberikan sebagian
wewenangnya kepada lembaga-lembaga sosial ekonomi untuk menjalankan
kehidupan ekonomi dan sosial di daerahnya.
3) Pemerintahan yang kompetitif; pemerintah diharapkan menyuntikkan
persaingan ke dalam pemberian pelayanan. Keuntungan yang nyata dari
kompetisi adalah efisiensi dan menghasilkan pendapatan lebih banyak.
4) Pemerintahan yang digerakkan oleh misi; kegiatan pemerintahan tidak lagi
digerakkan oleh peraturan namun pada misi yang hendak dicapai.
5) Pemerintahan yang berorientasi hasil; pemerintah membiaya outcome dan
bukan output.
6) Pemerintahan yang berorientasi pelanggan; pemerintah lebih memenuhi
kebutuhan pelanggan dan bukan birokrasi. Pemerintah menempatkan
pelanggan pada kursi pengemudi, artinya satu-satunya cara terbaik untuk
membuat pemberi jasa publik merespon kebutuhan pelanggan mereka adalah
menempatkan sumber daya di tangan pelanggan dan membiarkan mereka
memilih.
7) Pemerintahan wirausaha; menghasilkan ketimbang membelanjakan.
Pemerintah memberikan dorongan kepada setiap aparaturnya untuk
menghasilkan dan tidak semata-mata menghabiskan anggaran.
8) Pemerintahan antisipatif; mencegah daripada mengobati. Pemerintah harus
mampu mengantisipati kondisi di masa depan bukan menunggu apa yang akan
terjadi.
17
9) Pemerintahan desentralisasi; pemerintah mendesentralisasikan organisasi
publik ke dalam manajemen partisipatif.
10) Pemerintahan berorientasi pasar; mendongkrak perubahan melalui pasar.
Pada paragdima ini pemerintah dituntut untuk menawarkan potensi daerah
yang mereka miliki secara lebih baik kepada pasar. Menurut Osborne dan Gabler
(1995) terdapat enam unsur pasar, yaitu: penawaran, permintaan, aksesabilitas,
informasi, peraturan, dan penjagaan.4 Pemerintah harus mampu menawarkan
potensi daerah yang diharapkan akan diminati oleh para investor. Kemudian
pemerintah harus jeli dalam mensegmentasi pasar, apakah investor yang disasar
berdaya beli atau apakah mereka mempunyai keinginan untuk menggunakan daya
beli yang mereka miliki. Hal penting lainnya adalah aksesabilitas, yaitu produk
atau potensi yang ditawarkan harus mudah dijangkau oleh investor. Poin
selanjutnya adalah informasi, termasuk didalamnnya informasi mengenai produk
yang ditawarkan, kemudian rencana investasi yang dilakukan mengenai
keuntungan yang didapatkan, jaminan kepastian usaha, SDA, SDM, dan
dukungan pemerintah setempat.
Salah satu bentuk pengembangan investasi daerah melalui pembentukan
kawasan industri yang tergolong dalam investasi langsung berupa penyertaan
modal atau peminjaman aset daerah. Kawasan industri merupakan sebuah
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang yang disediakan perusahaan industri. Salah satu keuntungan
pemerintah dalam pembentukan kawasan industri adalah dapat mempercepat
pertumbuhan industri di daerah. Bagi para investor, keberadaan kawasan industri
mempermudah mereka dalam masalah pencarian lahan dan perizinan, karena hal
tersebut sudah disediakan oleh kawasan industri. Hal inilah kemudian yang
menjadi daya tarik bagi sebuah kawasan industri, karean dapat mengurangi
masalah para investor untuk mendapatkan lahan untuk membangun pabrik, atau
4 Dalam Ardito Bhinadi,. 2005. Jurnal Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran”. Kampanye
Komunikasi Pemasaran Daerah Melalui Branding Communication. Volumer 3, Nomor 1, Januari-
April 2005.
18
dapat mengurangi biaya yang diperlukan karena lahan dapat dibeli atau disewa
dengan biaya yang tidak terlalu mahal, terlebih dengan perizinan yang biasanya
berbelit-belit dan perlu merogoh kocek cukup banyak untuk mempercepat
masalah perizinan.
Investasi oleh pemerintah daerah dengan pihak ketiga (swasta) dalam
bentuk penyertaan modal atau pemanfaatan asset dapat meningkatkan pendapatan
asli daerah yang juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Investasi juga merupakan kekuatan untuk meningkatkan pembangunan daerah,
untuk itu pemerintah harus merancang dan melakukan strategi yang efektif dan
efisien untuk dapat menarik perhatian investor.
Saat ini telah terjadi perubahan paradigma pemerintahan daerah, dari
pemerintahan birokratis bergeser menjadi paradigma pemerintahan wirausaha,
dimana dalam kegiatannya pemerintah beroperasi dalam lingkungan yang
kompetitif yang menuntuk pemerintah untuk menawarkan potensi daerahnya
secara lebih baik kepada pasar.
Pada posisi inilah kemudian praktik investor relations dapat dilakukan.
Pemerintah tidak dapat hanya berpangku tangan menunggu kedatangan investor
ke daerah, namun juga melakukan usaha-usaha pendekatan kepada investor agar
tertarik untuk menanamkan modalnya di daerah.
Pemerintah dituntut harus mampu menawarkan potensi daerah yang
diharapkan akan diminati oleh para investor. Kemudian pemerintah harus jeli
dalam mensegmentasi pasar, apakah investor yang disasar berdaya beli atau
apakah mereka mempunyai keinginan untuk menggunakan daya beli yang mereka
miliki. Hal penting lainnya adalah aksesabilitas, yaitu produk atau potensi yang
ditawarkan harus mudah dijangkau oleh investor, kemudian informasi mengenai
produk yang ditawarkan, rencana investasi yang dilakukan mengenai keuntungan
yang didapatkan, jaminan kepastian usaha, SDA, SDM, dan dukungan pemerintah
setempat.
Sebagaimana filosofi umum investasi bahwa investasi akan selalu
memperhitungkan aspek keuntungan yang maksimum dengan resiko yang rendah,
kemudian resiko yang minimum untuk keuntungan tertentu. Oleh karena itu
19
pemerintah daerah harus dapat merumuskan langkah-langkah yang strategis untuk
menarik investor dengan memperhitungkan aspek-aspek yang dapat
menguntungkan dan menghambat perkembangan investasi di daerah.
Peran investor relations dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam
menerjemahkan potensi-potensi dan peluang investasi di daerah kepada para
investor. Dalam programnya kemudian dimasukkan informasi-informasi yang
dibutuhkan oleh para investor seperti variabel-variabel ekonomi, politik dan
pemerintahan, sosial, pasar, dan persaingan serta kondisi geografi yang
merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh seorang investor relations.
1.6 Kerangka Konsep
Penerapan otonomi daerah memberikan wewenang kepada pemerintah
daerah untuk memanfaatkan segala potensi daerah demi meningkatkan
pendapatan daerah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
investasi. Investasi dapat menciptakan nilai tambah dalam ekonomi, selain itu
juga dapat mendorong terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan
masyarakat, dan menciptakan keanekaragaman produk dalam pasar.
Namun demikian mencari investor bukanlah hal yang mudah. Aspek
penting disini adalah perlunya suatu iklim investasi yang ramah bagi investor
(business friendly) untuk dapat menarik investor-investor dalam dan luar negeri
untuk menanamkan modal didaerah yang berujung pada peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) adalah salah satu potensi yang
saat ini menjadi andalan Kabupaten Siak, Riau. Kawasan ini direncanakan sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, dan
antisipasi terhadap kesinambungan bahan mentah di masa mendatang, sehingga
perlu kiranya untuk mengoptimalkan sektor sekunder yaitu industri. Dalam hal ini
jenis investasi yang ditawarkan kepada kepada investor adalah investasi langsung
berupa pembelian lahan dan penyewaan lahan, serta pembangunan pabrik di
kawasan industri.
Keberadaan sebuah kawasan industri tidak akan diketahui oleh para target
investor bila tidak ada upaya mengenalkannya kepada pasar. Untuk itu beberapa
20
usaha telah dilakukan oleh pemerintah setempat dalam upaya menarik investor
untuk menanamkan modal di kawasan industri tersebut.
Otonomi daerah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah dalam
hal pengelolaaan penanaman modal, sehingga tiap daerah berlomba-lomba untuk
melakukan percepatan investasi dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah.
Pada kondisi pasar yang kompetitif tersebut, pemerintah dituntut untuk
menciptakan komunikasi yang efektif sebagai upaya menarik investor untuk
berinvestasi di daerah. Dalam hal ini perlu dilakukan komunikasi dua arah dengan
investor, yang dalam salah satu fungsi PR disebut dengan investor relations.
Pada dasarnya kegiatan investor relations dilakukan oleh perusahaan.
Namun mengingat keberadaan pemerintah dan perusahaan yang merupakan
sebuah sistem dan keduanya melakukan praktik menarik investasi. Terlebih
dengan adanya otonomi daerah yang memberikan kebebasan bagi pemerintah
daerah untuk mengelola segala potensi daerah, termasuk aktivitas investasi, untuk
diperlukan strategi yang efektif dalam upaya menarik investor salah satunya yaitu
menjalin hubungan dengan para investor.
Hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana praktik
investor relations yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak untuk menarik investor agar
menanamkan modal di KITB tersebut. Konsep yang akan digunakan dalam
penelitian ini disebutkan bahwa terdapat empat tahapan strategis investor relations
oleh Nasdaq (2001), yaitu riset pasar, pesan dan pengembangan informasi, alat
komunikasi, dan administrasi perkantoran yang digunakan. Namun demikian
peneliti hanya mengambil tiga tahapan yang diperkirakan sudah cukup untuk
menjawab rumusan masalah penelitian ini,
Pada tahap riset pasar seharusnya terdapat tiga macam hal yang harus
dilakukan yaitu: Analisis Audiens; Market Intelligence; dan Benchmark Survey.
Namun demikian dalam penelitian ini yang digunakan hanyalah analisis audiens-
nya saja, karena dua aktivitas lainnya pada umumnya dilakukan oleh investor
relations pada investasi dalam bentuk saham, sedangkan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah bentuk investasi langsung. Pada analisis audiens akan dilihat
21
siapa saja investor yang disasar oleh BPMP2T Kabupaten Siak untuk KITB, dan
alasan-alasan mengapa investor harus berinvestasi di KITB, sehingga dengan
pengetahuan mengenai investor ini akan dapat ditemukan kesamaan fokus
komunikasi yang harus dilakukan untuk berhadapan dengan investor.
Tahap selanjutnya adalah pesan dan pengembangan informasi. Tujuan dari
tahap ini adalah untuk mengkomunikasikan kekuatan informasi, seperti
keunggulan-keunggulan dan informasi penting mengenai objek investasi,
sehingga investor dapat memperkirakan keuntungan yang mereka dapatkan bila
berinvestasi.
Tahap ketiga adalah alat komunikasi, yaitu media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada investor, seperti bahan cetak, internet, pertemuan
langsung, dan telepon.
Melalui teori tersebut peneliti akan memaparkan bagaimana praktik
investor relations yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak untuk menarik investor agar
menanamkan modal di KITB.
1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode studi kasus. Dengan menggunakan metode ini diharapkan peneliti dapat
menjawab pertanyaan bagaimanakah praktik investor relations yang dilakukan
oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T)
Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di
Kawasan Industri Tanjung Buton. Alasan lain karena metode studi kasus adalah
metode yang menyelidiki sebuah fenomena yang sedang berlangsung dalam
konteks yang sebenarnya.5 Ada tiga jenis studi kasus, yaitu eksploratori,
eksplanatori, dan deskriptif. Jenis studi kasus yang dipakai dalam penelitian ini
5 Robert. K. Yin. 2003. Case Study Research, Design and Method. 3
rd ed. California : Sage
Publications, Inc. Hal. 13
22
adalah studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptif dimulai dengan sebuah teori
deskriptif yang dapat mencapai kedalaman ruang lingkup fenomena.
1.7.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di lingkungan kerja Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dengan alamat Kompleks
Perkantoran Sei Betung Kel. Kampung Rempak, Kecamatan Siak pada Juli 2013.
1.7.3 Fokus Penelitian
Penelitian ini akan difokuskan pada praktik investor relations yang dilakukan oleh
Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T)
Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di
Kawasan Industri Tanjung Buton.
1.7.4 Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer
dan sekunder.
a) Data primer berasal dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dan
memahami objek penelitian.
b) Data sekunder merupakan dokumen-dokumen yang terkait dengan objek
penelitian yaitu Kawasan Industri Tanjung Buton.
1.7.5 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara, dan analisis dokumentasi.
a) Teknik wawancara
Wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan
tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal (Gulo, 2002:119).
Wawancara ini dilakukan kepada pihak-pihak yeng terkait dengan topik
penelitian, yaitu:
23
1. Ir. H. Muhammad Wan Yunus, MT, selaku Komisaris PT KITB
2. Harpizon, SE, MM, selaku Kepala Bidang Promosi Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak
Responden di atas merupakan responden yang memiliki data akurat dan
relevan dengan topik penelitian. Wawancara dilakukan secara mendalam dan
terbuka (indepth interview) dengan memanfaatkan interview guide sebagai dasar
permohonan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti terhadap objek
penelitian.
b) Dokumentasi
Pengumpulan dokumen bertujuan memperoleh data primer dan sekunder
yang berkaitan langsung dengan penelitian. Data primer yang dibutuhkan adalah
data-data tentang sejarah dan struktur organisasi, strategi komunikasi yang
dijalankan, aktivitas/program yang dilakukan, media komunikasi yang digunakan,
dan lain-lain. Data sekunder berkenaan dengan teori-teori, pemikiran para ahli
public relations, kajian ilmiah, artikel (media cetak, internet) tentang investor
relations yang sudah dipublikasikan maupun yang belum serta arsip dan dokumen
penting lainnya.
1.7.6 Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini adalah data mengenai praktik investor relations
yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPMP2T) Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan
modal di Kawasan Industri Tanjung Buton yang didapatkan melalui wawancara,
dan studi dokumentasi.
Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data berupa pattern-
matching yang mana analisis data dilakukan dengan membandingkan teori dengan
prakteknya. Peneliti akan mengumpulkan data yang didapatkan baik berupa hasil
wawancara dan dokumentasi yang terkait dengan praktik investor relations
BPMP2T Kabupaten Siak, seperti investor yang disasar, pengembangan pesan,
dan media atau alat komunikasi yang digunakan untuk menjalin hubungan dengan
investor.
24
Setelah itu, peneliti akan membaca dan mengkategorikan data-data
tersebut berdasarkan teori yang didasarkan pada kerangka konsep. Selanjutnya
peneliti akan menganalisis data dengan cara melihat kesesuaian antara bukti
empiris di lapangan dengan proposisi-proposisi teoritis tentang investor relations.