BAB I PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/824/2/skripsi 1-3.pdfmenciptakan...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/824/2/skripsi 1-3.pdfmenciptakan...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi kualitas dipandang sebagai salah satu alat untuk
mancapai keunggulan yang kompetitif karena kualitas merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan pemilihan produk dan jasa bagi konsumen.
Tujuan dari organisasi bisnis adalah untuk menghasilkan barang dan jasa yang
dapat memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila
kualitas produk dan jasa yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen.
Kualitas jasa yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam
menciptakan kepuasan pelanggan, namun untuk memahami bagaimana
mengevaluasi kualitas yang diterima oleh pelanggan tidaklah mudah. Krutz
dan Clow (dalam munjiati, 2000 : 177-190) menyatakan bahwa kualitas jasa
lebih sulit untuk dievaluasi dibandingkan dengan kualitas barang. Sebagian
besar kualitas jasa diberikan selama penyerahan jasa terjadi dalam proses
interaksi dan terdapat kontak personil antara konsumen dengan penyelenggara
jasa tersebut.
Meningkatnya kepentingan tentang kepuasan pelanggan menuntut
efektivitas strategi pemasaran untuk mempertahankan dan mengembangkan
keunggulan bersaing suatu perusahaan. Keberhasilan dalam persaingan pada
lingkungan usaha yang senantiasa bergejolak diperlukan strategi pemasaran
berorientasi pasar yang dapat mengantisipasi seluruh keinginan dan kebutuhan
pelanggan. untuk itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat dan
2
tangguh dalam menghadapi lingkungan semakin kompleks, bermusuhan dan
penuh persaingan dimana perusahaan beroperasi. Penyusunan strategi
pemasaran melibatkan penentuan kekuatan, arah tujuan dan interaksi dari
kekuatan strategik tersebut. Tujuan dari pengembangan strategi pemasaran
adalah membangun, menjaga dan mempertahankan keunggulan bersaing. Pada
umumnya, pengembangan strategi pemasaran memiliki karakteristik sebagai
berikut:
Secara khusus berkaitan dengan penentuan cara bagaimana perusahaan
mampu unggul dalam persaingan dengan memanfaatkan kekuatannya untuk
memberi nilai lebih kepada pelanggan dari waktu ke waktu.
Merupakan suatu proses yang komplek dimana biasanya melibatkan
pengambilan keputusan yang komplek pula oleh para manager dan memerlukan
analisis yang komprehensif tentang perubahan lingkungan maupun suatu
perpaduan dari informasi yang bermanfaat.
Memerlukan banyak informasi strategik yang relevan dan juga pengetahuan
yang luas.
Melibatkan ketidakpastian dan kerancauan yang tinggi.
Melibatkan pengalaman, intuisi dan dugaan dari para manager.
Manajemen perusahaan berfungsi menyediakan pelayanan dan
dukungan yang diperlukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
masalah kualitas. Adanya peningkatan kualitas tersebut pada akhirnya akan
mempengaruhi kinerja perusahaan.
3
Dalam industri jasa, kualitas yang diukur adalah kualitas layanan.
Manajemen harus memahami keseluruhan layanan yang ditawarkan dari sudut
pandang pelanggan. Kualitas layanan yang dibentuk dari sudut pandang
pelanggan dapat memberikan nilai lebih terhadap jasa yang ditawarkan.
Perusahaan harus mewujudkan kualitas layanan yang sesuai dengan syarat-
syarat yang dituntut pelanggan, dengan kata lain kualitas layanan adalah kiat
secara konsisten dan efisien untuk memberi pelanggan dan apa yang
diinginkan oleh pelanggan.
Kompleksitas persaingan industri menyebabkan setiap perusahaan
harus berusaha meningkatkan kualitas produknya agar menarik minat para
pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk
menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Untuk itu diperlukan kerangka
dalam manajemen perusahaan sehubungan dengan proses peningkatan kualitas
yang didasarkan pada dua orientasi yaitu orientasi pemasaran dimana
perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan
pelanggan dan orientasi internal dimana perusahaan berusaha menghindari
losses, spills, waste dan scrap (Tjiptono, 1995 : 65).
Perkembangan tingkat kebutuhan yang terjadi dewasa ini telah
berdampak pada perubahan mendasar yang membawa masyarakat menuju
paradiqma baru. Fitnes merupakan perubahan gaya hidup seiring dengan
terjadinya transformasi budaya yang sangat sulit untuk dihindari. Menangkap
perubahan ini, pelaku bisnis melihat ada celah yang dapat dimasuki dan
banyak dicari oleh para konsumen, yaitu bisnis Fitnes (tempat olah
4
raga/kebugaran). Era tekhnologi telah merubah pada banyak aspek kehidupan
manusia, sehingga membawa perubahan pada gaya hidupnya. Beberapa
keadaan kesehatan tubuh dapat terganggu oleh ‘penyakit gaya hidup’. Ajakan
untuk giat berolahraga sebagaimana dicanangkan pemerintah pada tahun 1983
merupakan jawaban dalam menghadapi penyakit – penyakit itu. Bahkan saat
ini sudah saatnya berolahraga merupakan bagian dari gaya hidup sehat dan
dianggap sebagai ‘kebutuhan bahan pokok ke-10’. Kesehatan dan olahraga
dapat diibaratkan dua sisi dari satu mata uang. Keduanya tidak mungkin
dipisahkan dan saling menunjang. Disadari atau tidak setiap orang pasti ingin
sehat dan mempunyai tubuh yang menarik, tidak peduli jenis kelamin
perempuan atau laki-laki. Siapa yang tidak mengenal Fitnes (tempat
kebugaran), bagi pria fitnes merupakan tempat yang sudah tidak asing lagi
untuk membangun tubuh menjadi berotot dan kekar. Bahkan sekarang ini
fitnes bukan merupakan tempat yang tabu lagi bagi kaum perempuan.
Ditempat fitneslah tempat orang akan membangun tubuh mulai dari
menurunkan berat badan sampai menaikan berat badan, mengencangkan otot-
otot dari mulai otot leher, otot dada, otot sayap, otot lengan, otot perut dan
otot-otot tubuh yang lain sehingga tubuh nampak kekar dan indah. Ada
bermacam alasan orang datang ke tempat fitnes, terutama adalah karena
mereka tidak dapat melakukannya sendiri dirumah karena keterbatasan alat.
Kendala terbesar dalam berbisnis tempat fitnes yaitu selain begitu banyaknya
persaingan adalah pelayanan yang diberikan dan ditawarkan perusahaan
dipandang oleh konsumen kurang maksimal. Terdapat banyak tempat fitnes di
5
Jepara, untuk lebih memudahkan dan memfokuskan penelitian ini akan
diarahkan ke tempat fitnes yang berdiri pertama kali di Jepara.
Persaingan yang ketat antar tempat fitnes membuat pelaku bisnis
tempat fitnes berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan
atau member agar jasa yang diberikan atau ditawarkan dan disediakan benar –
benar sesuai dengan yang diharapkan para pelanggan sehingga kepuasan
pelanggan dapat tercapai yang pada gilirannya kepuasan pelanggan akan
menciptakan kesetiaan atau loyalitas kepada perusahaan.
Berdasarkan hal diatas maka diambil judul penelitian “ANALISIS
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN
MEMBER (Studi Kasus pada Fitnes Center “MUSCLE MANIA Di Jepara)”.
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup permasalahan sangat penting agar penelitian dan
pembahasannya lebih terarah dan tidak terlalu melebar sehingga lebih mudah
menentukan isi dari permasalahan tersebut. Ruang lingkup data penelitian ini
mencakup :
1.2.1. Varibel Independen : Kualitas Layanan pada Fitnes Center ‘Muscle
Mania’
Meliputi:
a. Bukti Langsung
b. Kehandalan
c. Daya Tanggap
6
d. Jaminan
e. Empati
1.2.2. Variabel dependen : Kepuasan Member
1.3. Perumusan Masalah
Masalah umum yang sering dihadapi oleh sebagian besar perusahaan
yang bergerak dibidang jasa adalah ketidakpuasan pelanggan terhadap kualitas
layanan yang diberikan, oleh karena itu untuk memenuhi kepuasan pelanggan
maka perlu diketahui faktor – faktor yang secara signifikan mempengaruhinya.
Kualitas layanan diukur dari lima dimensi yaitu Bukti Langsung, Kehandalan,
Daya Tanggap, Jaminan dan Empati. Pada gilirannya kepuasan pelanggan
dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kapada perusahaan yang
memberikan kualitas layanan yang memuaskan.
Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang dapat dikemukakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apa pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi Bukti Langsung
terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’?
Apa pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi Kehandalan,
terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’?
Apa pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi daya Tanggap
terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’?
Apa pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi Jaminan terhadap
Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’?
7
Apa pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi Empati terhadap
Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’?
Apa pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi Bukti Langsung,
Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan Empati secara simultan
terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi
Bukti Langsung terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle
Mania’.
Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi
Kehandalan terhadap Kepuasn Member di Fitnes Center ‘Muscle
Mania’.
Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi
Daya Tanggap terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle
Mania’.
Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi
Jaminan terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’.
Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi
Empati terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’.
Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi
Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan Empati
8
secara simultan terhadap Kepuasan Member di Fitnes Center ‘Muscle
Mania’.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.5.1. Bagi penulis
Merupakan sarana untuk menerapkan teori yang diperoleh
dibangku kuliah dan untuk mengembangkan kemampuan dalam
berfikir serta menambah wawasan.
1.5.2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam
meningkatkan kualitas layanan yang diberikan untuk memenuhi
Kepuasan Pelanggan yang lebih baik di masa yang akan datang.
1.5.3. Bagi pembaca
Sebagai bahan masukan dan penambahan perbendaharaan dalam
penelitian dengan permasalahan yang sama pada waktu yang akan
datang.
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan sistematika
penulisan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
9
Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang
penelitian, ruang lingkup, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini berisi landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi : kualitas pelayanan, kepuasan member,
jasa, kerangka pemikiran dan hipotesis.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini berisi tentang variabel penelitian, definisi
operasional, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data dan metode analisis data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini berisi gambaran umum perusahaan,
penyajian data, analisis data dan pembahasannya.
Bab V : Penutup
Merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan dan
saran – saran positif yang diberikan berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan yang berguna bagi perusahaan jasa Fitnes Center
‘Muscle Mania’.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
10
2.1.1. Jasa
Yasid (2003) mengatakan bahwa dalam kehidupan manusia
memerlukan jasa untuk mengurus hal – hal tertentu sehingga jasa
menjadi bagian utama dari pemasaran. Jasa dalam suatu
perekonomian secara mutlak diperlukan untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Kotler (2000) mendefisinikan jasa sebagai setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke
pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud
fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksinya bisa
saja terkait dan juga bisa saja tidak terikat pada suatu produk fisik.
Walaupun demikian produk jasa bisa memiliki hubungan dengan
produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa murni
(misalnya: child care, konsultasi psikologis dan konsoltasi
manajemen) dan ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik
sebagai persyaratan utama (misalnya: kapal untuk angkatan laut,
pesawat dalam jasa penerbangan dan makanan di restoran). Dalam
prakteknya, tidak mudah membedakan antara barang dan jasa karena
sering pembelian barang dibarengi unsur jasa/pelayanan. Demikian
pula sebaliknya, suatu jasa sering diperluas dengan cara memasukkan
atau menambahkan produk fisik pada penawaran jasa tersebut.
Lovelock (dalam Tjiptono, 2005 : 26-28) membagi jasa menjadi
tujuh, yaitu:
2.1.1.1. Segmen Pasar
11
Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan
menjadi jasa yang ditujukan pada konsumen akhir
(misalnya taksi, asuransi jiwa dan pendidikan) dan jasa
bagi konsumen organisasional (misalnya biro periklanan,
jasa akuntansi dan perpajakan dan jasa konsultasi
manajemen)
2.1.1.2. Tingkat Keberwujudan
Kriteria ini berhubungan dengan tingkat
keterlibatan produk fisik dengan konsumen. Berdasarkan
tipe ini jasa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Rented-goods service, yaitu konsumen menyewa
dan menggunakan produk tertentu berdasarkan tarif
yang disepakati selama jangka waktu tertentu.
Konsumen hanya dapat menggunakan produk
tersebut karena kepemilikan tetap berada pada
pihak perusahaan yang menyewakan. Misalnya,
penyewaan mobil, video games, vcd/dvd, vila dan
lainnya.
b. Owned-goods service, yaitu produk yang dimiliki
konsumen direparasi, dikembangkan atau
ditingkatkan untuk kerjanya. Jenis jasa ini juga
mencakup perubahan bentuk pada produk yang
dimiliki konsumen. Misalnya, jasa reparasi (arloji,
12
mobil, komputer,dan lainnya), pencucian mobil,
perawatan taman dan lainnya.
c. Non-goods service, yaitu jasa personal bersifat
intangible ditawarkan kepada pelanggan. Penyedia
jasa tipe ini misalnya sopir, dosen, tutor, pemandu
wisata, penerjemah lisan dan lainnya.
2.1.1.3. Keterampilan Penyedia Jasa
Berdasarkan tipe ini jasa dibedakan menjadi dua
yaitu professional services (misalnya : konsultan
manajemen, konsultan hukum, konsultan perpajakan dan
lainya) dan non-professional services (misalnya : jasa sopir
taksi, tukang parkir, pengantar surat dan penjaga malam).
2.1.1.4. Tujuan Organisasi Jasa
Jasa diklasifikasikan menjadi commercial service
atau profit service (misalnya : penerbangan, bank, bioskop,
penyewaan mobil dan hotel) dan non-profit service
(misalnya : sekolah yayasan dana bantuan, panti asuhan,
panti wreda perpustakaan umum dan museum).
2.1.1.5. Regulasi
Jasa dibagi menjadi regulated services (misalnya:
jasa pialang, angkutan umum dan perbankan) dan non-
13
regulated services (misalnya: jasa makelar, katering, kos
dan asrama serta pengecatan rumah).
2.1.1.6. Tingkat Intervensi Karyawan
Jasa dibagi menjadi equipment-based (misalnya:
cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon jarak jauh,
mesin ATM dan internet banking) dan people based
service (misalnya: pelatih sepak bola, satpam, akuntan,
konsultan hukum dan konsultan manajemen).
2.1.1.7. Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan
Jasa dibagi menjadi high-contak service (misalnya:
Universitas, bank, dokter, penata rambut dan lainnya) dan
low-contak service (misalnya: bioskop dan jasa layanan
pos).
2.1.2. Konsep Kualitas
Tjiptono (1996 : 53) mengatakan bahwa cara terbaik bagi
setiap perusahaan untuk mengatasi konflik yang kadangkala timbul
diantara para manajer dalam departemen fungsional yang berbeda
adalah menggunakan perpaduan antara beberapa prespektiktif
14
kualitas dan secara aktif menyesuaikannya setiap saat dengan
kondisi yang dihadapi.
Dalam jaman globalisasi dimana pasar penjualan sudah
bergerak menuju pasar pembeli maka prespektif kualitas berdasarkan
pemakaian yang dapat dinilai sebagai sesuatu yang essensial dalam
menggambarkan produk. Pendekatan kualitas berdasarkan pemakai
dapat ditelaah kedalam apa yang disebut sebagai “proses kualitas”,
dimana karakteristik yang menekan kualitas haruslah terlebih dahulu
diidentifikasi melalui riset pasar. Karakteristik tersebut kemudian
harus dapat dijabarkan atas atribut – atribut produk yang
teridentifikasi dan proses manufaktur haruslah diorganisir untuk
memastikan bahwa produk yang bersangkutan dibuat sesuai dengan
spesifikasi- spesifikasi yang telah ditentukan.
2.1.3. Persepsi Kualitas Layanan
Parasuraman et. Al. (1994 : 111-124) menyatakan bahwa
persepsi secara tunggal didefisinikan sebagai suatu evaluasi/penilaian
keseluruhan kualitas barang/jasa itu sendiri. Kualitas merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan sehingga definisi kualitas layanan dapat diartikan sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
15
ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan pelanggan
(Tjiptpno, 1995 :54)
Kualitas layanan (service quality) dapat diketahui dengan
cara membandingkan persepsi para pelanggan atas pelayanan yang
nyata – nyata mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang
sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut – atribut
pelayanan suatu perusahaan.
Parasuraman et. Al. (dalam Tjiptono, 1996 : 69-70)
membagi kualitas layanan (service quality) dalam lima dimensi,
yaitu :
2.1.3.1. Tangibles (Bukti Langsung), yaitu bukti fisik dari jasa yang
menunjang penyampaian pelayanan, berupa : fasilitas fisik,
peralatan, yang dipergunakan atau dapat pula berupa
representasi fisik atau jasa.
2.1.3.2. Reliability ( Kehandalan), yaitu kemampuan memberikan
pelayanan dengan segera, akurat dan memuaskan sesuai
dengan yang dijanjikan. Hal ini berarti perusahaan
memberikan pelayanannya secara tepat sejak pertama kalinya.
2.1.3.3. Responsiveness (Daya Tanggap), yaitu keinginan dan
kesiagaan dari para karyawan untuk membantu pelanggan
dalam memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin.
16
2.1.3.4. Assurance (Jaminan), yaitu kemampuan para karyawan untuk
menumbuhkan rasa percaya pelanggan terhadap perusahaan,
berupa :
a. Competence (kompetensi), artinya setiap orang
dalam perusahaan memiliki ketrampilan dan
pengetahuan yang berhubungan dengan kebutuhan
pelanggan.
b. Courtesy (Kesopanan), dapat meliputi sikap sopan
santun, perhatian dan yang dimiliki para contact
personnel.
c. Credibility (Kredibilitas), yaitu sifat jujur dan dapat
dipercaya,yang mencakup : nama perusahaan,
reputasi perusahaan, karakteristik pribadi (Contact
Personnel) serta interaksi dengan pelanggan.
2.1.3.5.Empathy (Empati), yaitu perhatian yang tulus yang diberikan
perusahaan kepada para pelanggan, yang meliputi kemudahan
dalam melakukan hubungan dengan pelanggan, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para
pelanggan, berupa :
a. Access (akses), meliputi : kemudahan
untuk dihubungi dan ditemui, berarti
lokasi fasilitas jasa yang mudah
17
dijangkau, waktu menunggu yang tidak
terlalu lama, saluran komunikasi yang
mudah dihubungi dan lain-lain.
b. Communication (komunikasi), berarti
memberikan penjelasan kepada
pelanggan dalam bahasa yang mereka
paham, serta selalu mendengarkan saran
dan keluhan pelanggan.
c. Understanding/knowing the customer,
yaitu usaha untuk memahami kebutuhan
pelanggan.
Beberapa faktor yang diyakini merupakan faktor – faktor
yang mempengaruhi harapan pelanggan, yaitu (Parasuraman et. al.
dalam irmawati, 2001 : 80-94) :
1. Word of mouth. Pengaruh ini timbul dari apa yang didengar
oleh konsumen dari konsumen lain. Word of mouth
merupakan faktor yang cukup potensial karena konsumen
biasanya cenderung mempercayai konsumen lain yang
pernah mencoba suatu produk atau jasa yang diberikan
perusahaan.
2. Personal needs. Faktor ini sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan pribadi konsumen, yang biasanya tergantung dari
karakteristik dan keadaan pribadi.
18
3. Past experiences. Pengalaman dimasa lalu berpengaruh
pada pengharapan konsumen di masa mendatang.
4. External communication. Harapan konsumen dapat
dipengaruhi dan dibentuk dari komunikasi eksternal yang
dilakukan perusahaan.
Dalam penelitian lebih lanjut, Parasuraman et. al. (dalam
tjiptono, 1996 : 85) mengemukakan bahwa terdapat dua tingkat
harapan pelanggan pada jasa yaitu adequate service dan desired
service. Adequate service adalah tingkat kinerja jasa minimal yang
bisa diterima yang didasari oleh perkiraan tentang jasa apa yang
mungkin akan diterima dan tergantung pada alternatif yang tersedia
sedangkan desired service adalah adalah tingkat kinerja jasa yang
diharapkan dan diterima pelanggan yang merupakan gabungan dari
harapan apa yang bisa dan harus diterima oleh pelanggan.
2.1.4. Kepuasan Pelanggan
Pada dasarnya kepuasan pelanggan dapat didefinisikan
sebagai hasil proses evaluasi antara harapan sebelum melakukan
pembelian dengan pengalaman pada saat melakukan pembelian serta
sesudah melakukan pembelian dan merasakan suatu pengalaman
tertentu. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon dari
pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk
19
yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kotler (1994, dalam Tjiptono,
1996 :147) menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang
ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Jika performance yang ada jauh dari yang dipersepsikan
maka pelanggan akan merasakan suatu kekecewaan. Sedangkan jika
performance sesuai dengan harapan pelanggan maka pelanggan
tersebut akan puas, dan jika performance tersebut melebihi harapan
pelanggan maka pelanggan tersebut akan sangat puas dan sangat
senang. Namun ada juga kemungkinan kepuasan dan kekecewaan
terjadi pada saat yang bersamaan, misalnya pada saat kita datang
pada suatu restoran, pelanggan mungkin sangat puas dengan
makanan yang disajikan namun pada saat yang bersamaan sangat
tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh restoran tersebut.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan berdasarkan literatur dari penelitian-
penelitian terdahulu yang menunjukkan variabel-variabel yang ada. Adapun
hasil dari penelitian terdahulu yang dimaksud dapat disajikan sebagai mana
pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Tabel 1 No Referensi Variabel Alat
Analisis Hasil Penelitian
20
1. Analisis Pengaruh Kemudahan dan Kecepatan Pelayanan terhadap Loyalitas Kepuasan Konsumen. (Noor Afni, 2003)
-Tangibility -Reliability -Responsivenes -Assurance -Emphaty
Analisis Regresi Berganda
Kemudahan dan kecepatan pelayanan mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan konsumen mengikuti program asuransi.
2. pengaruh dimensi kualitas pelayanan terhadap peningkatan kepuasan konsumen pada Bank BNI Kantor Cabang Kelas I Semarang. (Novi Widiastuti, 2003)
-Bukti fisik -Keandalan -Jaminan -Daya tanggap
-Empati
Analisis Regresi Berganda
Dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, jaminan, daya tanggap dan empati berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan konsumen. Relevansi atau kontribusi dengan penulisan sekarang adalah adanya kesamaan variabel-variabel penelitian yaitu bukti fisik, keandalan, jaminan, daya tanggap dan empati terhadap peningkatan kepuasan konsumen.
3. Analisis Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Image pada Rumah Sakit Pemerintah Jakarta Selatan (Arafah, 2004)
-Bukti Langsung
-Kehandalan -Daya Tanggap
-Jaminan -Empati -Akses
Analisis Regresi Berganda
Dari ke enam variabel baik secara parsial maupun simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap image rumah sakit. Hanya terdapat satu variabel yang secara persial tidak memiliki pengaruh signifikan, yaitu variabe empati.
Sumber : Noor Afni (2003), Novi Widiastuti (2003), Arafah (2004).
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
21
Kualitas layanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan
untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka
panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan
seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian
perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan
meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang
menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan
kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan
kualitas layanan yang memuaskan.
Kualitas layanan dalam penelitian ini menggunakan model yang
dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zeitham dimana Kualitas
Layanan diukur dari lima dimensi yaitu dimensi Bukti Langsung, Kehandalan,
Daya Tanggap, Jaminan dan Empati.
22
Untuk memudahkan penelitian maka dibawah ini dapat digambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut
Gambar 2.3.
Kerangka Pemikiran
Sumber : Parasuraman dikembangkan dalam penelitian
H6
Kepuasan Member (Y)
Empati (x5)
Jaminan (x4)
Daya Tanggap (x3)
Keandalan (x2)
Bukti Langsung (x1) H1
H5
H4
H3
H2
23
2.4.Hipotesis
Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang dianggap
benar dan barang kali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi
yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian (testing) tentang
kebenarannya dengan mempergunakan fakta – fakta (data) yang ada. (J.
Supranto, M.A: 1990: 33).
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang
dikemukakan dalam perumusan masalah yang akan diuji kebenarannya dan
dipakai sebagai petunjuk dalam pengumpulan data yang diperlukan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari
dimensi Bukti Langsung terhadap Kepuasan Member di
Fitnes Center ‘Muscle Mania’.
H2 : Terdapat pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari
dimensi Kehandalan terhadap Kepuasan Member di
Fitnes Center ‘Muscle Mania’.
H3 : Terdapat pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari
dimensi Daya Tanggap terhadap Kepuasan Member di
Fitnes Center ‘Muscle Mania’.
24
H4 : Terdapat pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari
dimensi Jaminan terhadap Kepuasan Member di Fitnes
Center ‘Muscle Mania’.
H5 : Terdapat pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari
dimensi Empati terhadap Kepuasan Member di Fitnes
Center ‘Muscle Mania’.
H6 : Terdapat pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari
dimensi Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap,
Jaminan dan Empati secara simultan terhadap Kepuasan
Member di Fitnes Center ‘Muscle Mania’.
.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai
macam nilai. Adapun variabel penelitian ini adalah :
3.1.1. Variabel independen
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (1990 :
63) variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Bukti
Langsung (X1), Kehandalan (X2), Daya Tanggap (X3), Jaminan
(X4), Empati (X5).
3.1.2. Variabel dependen
Merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen dalam penelitian ini adalah
variabel Kepuasan Member (Y)
26
3.2. Definisi Operasional
Devinisi operasional merupakan penentuan construct (abstraksi
dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati) sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur.
Pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan memberikan
definisi operasional sebagai indikator penelitian dari masing-masing
variabel. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pada
responden dalam memilih kategori derajat tingkat penilaian yang cocok,
sesuai dengan yang dirasakan.
Variabel penelitian dan definisi operasional tersebut, mencakup :
3.2.1. Variabel Bebas / Variabel Independen
Menunjukkan variabel kualitas pelayanan yang
merupakan variabel bebas yaitu tipe variabel yang menjelaskan
atau yang mempengaruhi variabel yang lain.
3.2.1.1. Bukti Langsung (Tangibles), adalah aspek-aspek nyata yang
bisa dilihat dan diraba. Diukur dari :
a. Peralatan dan teknologi, yaitu mengenai baik tidaknya
kondisi peralatan dan teknologi yang dimiliki.
b. Gedung, yaitu mengenai fasilitas gedung dengan tata
letak yang bagus.
c. Sumber daya manusia, yaitu mengenai terampil atau
tidaknya kondisi sumber daya manusia (instruktur) yang
dimiliki.
27
d. Fasilitas fisik, yaitu mengenai selaras tidaknya fasilitas
fisik yang dimiliki dengan jenis yang ditawarkan.
3.2.1.2. Kehandalan (Reliability), yaitu menunjukkan kemampuan
untuk mewujudkan jasa sesuai yang telah dijanjikan dengan
tepat, diukur dari :
a. Pelaksanaan layanan, yaitu mengenai sesuai tidaknya
pelaksanaan pelayanan dengan jadual yang telah
disusun.
b. Perhatian Pegawai/Instruktur, yaitu mengenai serius
tidaknya perhatian terhadap member yang mendapat
masalah.
c. Penyampaian jasa, yaitu mengenai handal tidaknya
penyampaian jasa dari Pegawai/Instruktur.
d. Waktu pelayanan, yaitu mengenai buka tepat waktu dan
tidak sering tutup.
e. Pengadministrasian dokumen / catatan, yaitu mengenai
akurat tidaknya administrasi dokumen / catatan yang
dilakukan oleh perusahaan.
3.2.1.3. Daya Tanggap (Responsiveness), adalah kecepatan tanggapan
dari pemberi jasa dalam memberikan jasa. Diukur dari :
a. Informasi penyampaian jasa, yaitu mengenai jelas
tidaknya informasi jasa yang disampaikan kepada
member.
28
b. Pelayanan administrasi, yaitu mengenai cepat tidaknya
pelayanan administrasi yang diberikan.
c. Pegawai/Instruktur, yaitu mengenai bersedia tidaknya
Pegawai/Instruktur dalam membantu kesulitan yang
dihadapi oleh member.
d. Keluangan waktu Pegawai/Instruktur, yaitu cepat
tidaknya Pegawai/Instruktur dalam menanggapi
permintaan member.
3.2.1.4. Jaminan (Assurance), adalah jaminan jasa yang mampu
memberikan jaminan keamanan, kemampuan sumber daya
dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar dan
lain-lain. Diukur dari :
a. Kemampuan Pegawai/Instruktur, yaitu mengenai baik
tidaknya kemampuan Pegawai/Instruktur dalam
memberikan pelayanan.
b. Perasaan aman, yaitu mengenai ada tidaknya rasa aman
selama berurusan dengan Pegawai/Instruktur.
c. Kesabaran Pegawai/Instruktur, yaitu mengenai cukup
tidaknya kesabaran Pegawai/Instruktur dalam melayani
member.
d. Dukungan perusahaan, yaitu mengenai ada tidaknya
dukungan perusahaan kepada tugas Pegawai/Instruktur.
29
3.2.1.5. Empati (Empathy), yaitu berkaitan dengan kemudahan dalam
mendapatkan pelayanan, keramahan, komunikasi, dan
kemampuan memenuhi kebutuhan member. Diukur dari :
a. Perhatian perusahaan, yaitu mengenai cukup tidaknya
perhatian perusahaan secara individu kepada member.
b. Perhatian Pegawai/Instruktur, yaitu ada tidaknya
perhatian Pegawai/Instruktur terhadap member secara
personal.
c. Kesungguhan Pegawai/Instruktur yaitu ada tidaknya
kesungguhan Pegawai/Instruktur terhadap kebutuhan
member.
d. Pemahaman Pegawai/Instruktur, yaitu mengenai cukup
tidaknya Pegawai/Instruktur dalam memahami
kebutuhan member.
e. Kesesuaian jam kerja, yaitu mengenai sesuai tidaknya
jam kerja perusahaan dengan kesibukan member.
3.2.2. Variabel Terikat / Variabel Dependen
Y merupakan variabel kepuasan konsumen yang
merupakan variabel terikat yaitu tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas.
a. Kinerja pelayanan, yaitu mengenai tingkat kesesuaian
harapan member atau pelayanan diberikan.
30
b. Kesetiaan member, yaitu mengenai tingkat keinginan
member untuk datang kembali dan menggunakan fasilitas
alat yang tersedia dengan memperpanjang keanggotaan
ditiap bulannya.
c. Kelayakan harga, yaitu mengenai penetapan harga yang
kompetitif sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
Kelima variabel independen dan 1 variabel dependen tersebut
nantinya terdiri dari 96 item kuesioner, yang mana masing-masing dari item
tersebut akan diukur dengan menggunakan Skala Likert, menurut Kinner,
1988 (Husein, 2000) Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang
sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju – tidak setuju, senang –
tidak senang, dan baik – tidak baik.
Kategori ini digunakan oleh Skala Likert berupa analisa tingkat
kepentingan dan kinerja dengan lima kategori sebagai berikut (Lupiyoadi,
2001) :
- Sangat penting / sangat puas 5
- Penting / puas 4
- Netral / netral 3
- Tidak penting / tidak puas 2
- Sangat tidak penting / sangat tidak puas 1
31
Responden kemudian tinggal memilih derajat / ketidak setujuan dari
kategori satu (1) sampai dengan lima (5) atas pernyataan mengenai
penyampaian kualitas jasa.
3.3. Jenis Data dan Sumber Data
3.2.1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli atau obyek yang
diteliti dan tidak melalui perantara. Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individu
atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian. Data primer yang
dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu pendapat dari responden
mengenai Kualitas Layanan yang diukur dari Bukti Langsung,
Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan Empati, Kepuasan
Member dan Loyalitas Member pengguna jasa di Fitnes Center
‘Muscle Mania’
3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data dan informasi yang diperoleh
dari internal dan eksternal laporan member yang didata melalui
keluhan atau data.
32
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Member di Fitnes
Center ‘Muscle Mania’ yaitu yang berjumlah 1451 orang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode simple random sampling yaitu pemilihan sampel yang
dilakukan secara acak dimana setiap elemen dalam populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Dalam penentuan
jumlah sampel sebenarnya tidak ada aturan yang tegas berapa
jumlah sampel yang harus di ambil dari populasi yang tersedia.
Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa populasi adalah suatu
himpunan unit (biasanya orang, obyek, transaksi atau kejadian)
dimana kita tertarik untuk meneliti. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh member Fitnes Certer ‘Muscle Mania’ yang
semuanya sebanyak 1451 orang.
3.4.2. Sampel
sampel menurut Mudrajad Kuncoro (2004 : 22) adalah
suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Dengan
keterbatasan dana, waktu dan biaya maka penulis dalam penentuan
besanya sampel berdasarkan rumus slovin dalam bukunya Husain
Umar (1997 : 57), yaitu :
33
N n = __________
1+ Ne
Dimana n = Ukuran sampel.
N = Ukuran populasi
e = Nilai kritis yang diinginkan (persentase keonggaran
ketidakpastian karena pengambilan sampel
populasi) sebesar 10%.
Dan untuk mencari besarnya minimal sampel dalam
penelitian ini, maka data populasi yang tersedia disubstitusikan
dalam rumus slovin :
N 1451 n = _________ = ____________________ = 95,77 1 +Ne 1 + 1451 (10%)2
Berdasarkan hasil rumus solvin tersebut, supaya sampel
nantinya lebih mewakili dari populasi maka menggunakan sebanyak
96 orang.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode acidental
sampling. Acidental sampling adalah suatu cara pemilihan sejumlah
elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, dimana
pemilihannya dilakukan dengan memilih anggota sampel yang
ditemui pada saat latian.
34
3.5. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
3.5.1. Metode Interview
Interview merupakan metode pengumpulan data dengan
cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan
responden (Soeratno dan Lincolin Arsyad, 1999 :92).
3.5.2. Metode Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi
(Soeratno dan Lincolin Arsyad, 1999 : 96).
3.5.3. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti
dan sitematis atas gejala – gejala (fenomena) yang sedang diteliti
(Soeratno dan Lincolin Arsyad, 1999 : 91).
3.6. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses penyerderhanaan kedalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan (Masri Singaribun dan Sofian
Effendi, 1995 : 262).
Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
35
3.6.1. Analisis Kualitatif
Merupakan suatu cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif atau gambaran dan merupakan bukti - bukti yang
bersangkutan baik secara tertulis maupun secara lisan dari orang –
orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam Penelitian ini yang
termasuk dalam analisis kualitatif adalah gambaran umum
perusahaan.
3.6.2. Analisis Kuantitatif
Merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang
diperoleh dari hasil pertanyaan. Dari hasil tersebut kemudian
dianalisis dan diuji hubungannya secara matematis dan statistik,
antara lain dengan menggunakan alat analisis :
3.6.2.1. Analisis regresi berganda
Analisis regresi linier berganda untuk mencari
pengaruh Kualitas Layanan yang diukur dari dimensi
Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan
Empat terhadap Kepuasan Member dengan persamaan
matematis sebagai berikut:
36
Y = a + β1X1 + β2X 2 + β3X 3 + β4X4 + β5 X5 + U
Dimana:
Y : Kepuasan Pelanggan X1 : Bukti Langsung X2 : Kehandalan X3 : Daya tanggap X4 : jaminan X5 : Empati a : Konstanta β1,2,3,4,5: Koefisien parameter dari masing-masing variabel U : Variabel Pengganggu
3.6.2.2. Uji hipotesis parsial (uji t)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah
secara partial Bukti Langsung, Kehandalan, Daya
Tanggap, Jaminan dan Empati berpengaruh secara
siqnifikan terhadap Kepuasan Member dan apakah
Kepuasan Member berpengaruh secara siqnifikan terhadap
Loyalitas Member.
Cara pengujian adalah sebagai berikut :
1. Ho : βi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara
siqnifikan dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
2. Ho : βi = 0, artinya ada pengaruh secara siqnifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
37
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung < ttabel,
secara partial variabel bebas tidak berpengaruh
siqnifikan terhadap variabel terikat.
2. Ho ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel,
artinya secara partial variabel bebas berpengaruh
siqnifikan terhadap variabel terikat.
Hasil uji t bisa dijelaskan dengan melihat Gambar 3.
Gambar 3
Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ho
Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho
0 ttabel thitung
3.6.2.3. Uji hipotesis berganda (uji F)
Analisis ini digunakan untuk mengetauhi apakah
Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap, jaminan, dan
Empati secara simultan berpengaruh secara siqnifikan
ataukah tidak terhadap Kepuasan Member.
38
Pengujian dilakukan dengan hipotesis
1. Ho : B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = 0, artinya tidak terdapat
pengaruh secara siqnifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan.
2. Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0, artinya terdapat
pengaruh secara siqnifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel.
artinya variabel bebas secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat secara siqnifikan.
2. Ho ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung > F tabel,
artinya variabel bebas secara simultan berpengaruh
terhadap variabel terikat secara siqnifikan.
39
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2
Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ho
Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho
0 Ftabel Fhitung
Alternatif lain untuk melihat pengaruh secara simultan
adalah dengan melihat nilai siqnifikansinya, apabila nilai siqnifikasi
yang terbentuk dibawah 5% maka dapat disimpulkan secara simultan
terdapat pengaruh yang siqnifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat, sebaliknya bila siqnifikasi terbentuk diatas 5% maka secara
simultan tidak terdapat pengaruh siqnifikan. Dan untuk
mempermudah dalam menghitung atau mencari nilai-nilai dari semua
variabel diatas penulis menggunakan program SPSS dengan bantuan
komputer.