Bab i & II Kitadin

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari  bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas  permukaan bumi dari pa rameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam  bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di  bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll). Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua  perguruan tinggi negeri yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu  bumi. Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi  padat dan oseanografi(laut).

Transcript of Bab i & II Kitadin

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

    menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga

    meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk

    mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas

    permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam

    bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di

    bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.

    Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global

    yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral

    dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi

    geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).

    Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri

    yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat,

    atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi. Saat ini, baik

    geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu

    bumi.

    Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumipadat danoseanografi(laut).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi_negerihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fakultashttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fakultashttp://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi_negerihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumi
  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    2/16

    1.2 Tujuan

    1. Mengetahui penggunaan alat dalam metode well logging

    2. Mempelajari cara interpretasi hasil log

    3. Mempelajari proses alat well logging

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    3/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kesampaian Daerah

    Secara geografis wilayah Kuasa Pertambangan PT Kitadin terletak diantara

    001800.0Lintang Selatan02230.0Lintang Selatandan1170500.0Bujur Timur

    1170749.9Bujur Timur. PT Kitadin berjarak 30 km dari Samarinda dan 25 km dari

    Tenggarong. Untuk menuju lokasi dapat di tempuh melalui jalan darat dari

    BalikpapanSamarinda-Embalutatau Balikpapan Tenggarong Embalut dengan

    waktu tempuh lebih kurang lebih 5 jam.

    2.2 Geologi Regional

    PT Kitadin yang terletak di Desa Embalut,Kecamatan Tenggarong

    Seberang,Kabupaten Kutai Kartanegara,Kalimantan Timur merupakan perusahaan

    yang bergerak di bidang industry Tambang Batubara.PT Kitadin memegang Ijin

    Usaha Pertambangan Operasi Produksi No.540/006/IUP-OP/MB PBAT/III/2013

    dengan Kode Wilayah KTN 2013006OP dengan luas area 2.973,6Ha. PT Kitadin

    telah melakukan kegiatan penyelidikan batubara oleh tim eksplorasi sejak

    diterimanya ijin eksplorasi pada tahun 1980 hingga saat ini.Kegiatan eksplorasi

    dimaksudkan untuk mengetahui pola sebaran batubara,ketebalan batubara,kualitas

    batubara dan struktur geologi yang berkembang terutama di area-area prospek.

    Secara geografis wilayah Kuasa Pertambangan PT Kitadin terletak di antara

    0

    0

    18 00.0 Lintang Selatan 0

    0

    22 30.0 Lintang Selatan dan 117

    0

    5 00.0 BujurTimur 117

    07 49.9 Bujur Timur.PT Kitadin berjarak 30 km dari Samarinda dan

    25 km dari Tenggarong. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalan darat dari

    BalikpapanSamarinda - Embalut atau BalikpapanTenggarong - Embalut dengan

    waktu tempuh lebih kurang lebih 5 jam.

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    4/16

    Ditinjau dari kedudukan regionalnya, daerah IUP-OP PT Kitadin secara geologi

    termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Samarinda (S. Supriatna dkk. (1995),

    Puslitbang Geologi) yang juga merupakan bagian dari Cekungan Kutai berumur

    Tersier (Bemmelen, R.W. Van, 1949).

    Kala Miosen Tengah hingga Miosen Akhir di Cekungan Kutai ini

    diendapkan Fm. Pulau Balang (Tmpb) yang memiliki hubungan jari menjari (inter

    fingering) dengan Fm. Balikpapan (Tmbp) yang diyakini merupakan salah satu

    formasi pembawa batubara (coal bearing zone) potensial di kawasan PT Kitadin.

    Geophysics Well Logging merupakan suatu metode geofisika yang mengukur

    besaran-besaran fisik batuan reservoir yang memberikan informasi bawah permukaan

    yang meliputi karakteristik litologi, ketebalan lapisan, kandungan fluida, korelasi

    struktur, dan kontinuitas batuan dari lubang bor (Gordon H., 2004). Wireline Log

    merupakan perekaman data pengukuran secara kontinu di suatu lubang bor

    menggunakan geophysics probe yang mampu merespon variasi sifat sifat fisik

    batuan setelah dilakukan pengeboran (Reeves, 1986). Log adalah suatu grafik

    kedalaman dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara

    berkesinambungan di dalam sebuah sumur (Harsono, 1993). Log dapat berupa

    pengamatan visual sampel yang diambil dari lubang bor (geological log), atau dalam

    pengukuran fisika yang dieroleh dari respon piranti instrumen yang di pasang

    didalam sumur (geohysical log). Well loging dapat digunakan dalam bidang

    eksplorasi minyak dan gas, batubara, air bawah tanah dan geoteknik.

    Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakaninstrumen yang ditempatkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Sensor

    yang terletak diujung kabel wireline akan mendeteksi keadaan dalm sumur. Loging

    sumur dilakukan setelah drill string dikeluarkan dari sumur. Terdapat dua kabel yang

    terkoneksi dengan permukaan, kedalaman sumur direkam ketika sensor turun dan

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    5/16

    diangkat kembali untuk memulai pendeteksian. Subset kecil dari data pengukuran

    dapat ditransmisikan ke permukaan real time menggunakan pressure pulses dalam

    wells mud fluid colomn. Data telemetri dari dalam tanah mempunyai bandwidth yang

    kecil kurang dari 100bit per detik, sehingga informasi dapat didapat real time dengan

    bandwidth yang kecil.

    Konsep Dasar Logging

    Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka hadirlah

    survey geofisika tahanan jenis yang merupakan suatu metode yang dapat memberikan

    gambaran susunan dan kedalaman lapisan batuan dengan mengukur sifat kelistrikan

    batuan. Loke (1999) mengungkapkan bahwa survey geofisika tahanan jenis dapat

    menghasilkan informasi perubahan variasi harga resistivitas baik arah lateral maupun

    arah vertical. Metode ini memberikan injeksi listrik ke dalam bumi, dari injeksi

    tersebut maka akan mengakibatkan medan potensial sehingga yang terukur adalah

    besarnya kuat arus (I) dan potensial (V), dengan menggunakan survey ini maka

    dapat memudahkan para geologist dalam melakukan interpretasi keberadaan cebakan-cebakan batubara dengan biaya eksplorasi yang relatif murah.

    Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya untuk

    mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain, seperti

    kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara, dan sifat geomekanik batuan yang

    menyertai penambahan batubara. Dan juga mengkompensasi berbagai masalah yang

    tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman

    sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan batubara atau sequence rinci dari

    lapisan batubara termasuk parting dan lain-lain.

    A. Log Sinar Gamma

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    6/16

    Prinsip dari gamma ray log adalah perekaman radioaktivitas alami bumi, dimana

    sinar gamma mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang

    umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap Gamma Ray log yang terdeteksi akan

    menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang terekam adalah jumlah

    pulsa yang tercatat per satuan waktu (cacah GR). Log Sinar Gamma adalah log yang

    digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas suatu batuan. Radioaktivitas

    tersebut disebabkan karena adanya unsur Uraniun, Thorium, Kalium pada batuan.

    Ketiga elemen ini secara terus menerus memancarkan gamma ray yang

    memiliki energi radiasi yang tinggi. Kekuatan radiasi sinar gamma yang paling kuat

    dipancarkan oleh mudstone dan yang paling lemah dipancarkan batubara. Terutama

    yang dari mudstone laut menunjukan nilai yang ekstra tinggi, sedangkan radiasi dari

    lapisan sandstone lebih tinggi disbanding batubara. Log sinar gamma dikombinasikan

    dengan log utama, seperti log densitas, netron dan gelombang bunyi, digunakan untuk

    memastikan batas antara lapisan penting, seperti antara lapisan batubara dengan

    langit-langit atau lantai.

    Skala log gamma ray dalam satuan API unit (APIU). Log gamma ray

    biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama sama dengan kurva SP dan

    Kaliper. Skala log gamma ray dari kiri ke kanan biasanya 0 100 atau 0 150 API.

    Walaupun terdapat juga suatu kasus dengan nilai gamma ray sampai 200 API untuk

    jenis organic rich shale. Log gamma ray sangat efektif dalam menentukan zona

    permeable, dengan dasar bahwa elemen radioaktif banyak terkonsentrasi pada shale

    yang impermeable, dan hanya sedikit pada batuan yang permeable. Pada formasi

    yang impermeable kurva gamma ray akan menyimpang ke kanan, dan pada formasi

    yang permeable kurva gamma ray akan menyimpang ke kiri. Log gamma ray

    memiliki jangkauan pengukuran 612 in. Dengan ketebalan pengukuran sekitar 3 ft.

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    7/16

    Pengukuran dilakukan dengan jalan memasukkan alat detektor ke dalam

    lubang bor. Oleh karena sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka

    logging gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing

    ataupun telah dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena

    casing dan semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat

    radiasi gamma pada formasi batuan disampingnya. Formasi yang mengandung unsur-

    unsur radioaktif akan memancarkan radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan di

    terima oleh detektor dan di catat di permukaan.

    Untuk memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada

    bacaan gamma ray dilakukan gamma ray spectroscopy. Karena pada hakikatnya

    besarnya energy dan intensitas setiap material radioaktif tersebut berbeda-beda.

    Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan non-shale

    yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi uranium

    pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat pada coal

    dan dolomite.

    Beberapa jenis batuan dapat dikenal dari variasi kandungan fraksi lempungnya,

    misalnya batu lempung hamper seluruh terdiri dari mineral lempung, batu pasir

    kwarsa sangat sedikit mengandung mineral lempung, batu lanau cukup banyak

    mengandung mineral lempung dan sebagainya. Oleh karena itu respo gamma dapat

    digunakan untuk menafsirkan jenis litologinya. Beberapa contoh batuan sesuai sifat

    radioaktifnya adalah sebagai berikut:

    Radioaktifnya sangat rendah

    Anhidrid, garam, batubara dan nodule silica. Silica yang berlapis mengandung

    radioaktif lebih tinggi dari berbentuk nodule.

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    8/16

    Radioaktif rendah

    Batu gamping murni, dolomite dan batu pasir. Batu gamping dan dolomite yang

    berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.

    Radioaktif menengah

    Arkosa, pelapukan granit, batu lanau, batu gamping lempunagn dan napal. Batu yang

    berwarna gelap lebih tinggi radioaktifnya daripada yang berwarna terang.

    Radioaktif sangat tinggi

    Serpih, batu lempung dan abu gunung api.

    Tabel. Karakter istik Respon Sinar Gamma

    Radioaktif sangat

    rendah

    (032,5 API)

    Radioaktif rendah

    (32,560 API)

    Radioaktif

    menengah

    (60100 API)

    Radioaktif sangat

    tinggi

    (>100 API)

    Anhidrit

    Salt

    Batubara

    Batupasir

    Batugamping

    Dolomit

    Arkose

    Batuan granit

    Lempungan

    Pasiran

    Gamping

    Batuan serpih

    Abu vulkanik

    Bentonit

    Cara membaca repon gamma untuk mendapatkan batas litologi adalah dengan cara

    mengambil sepertiga antara respon maksimal dan respon minimal. Cara ini

    merupakan aturan yang ditara-ratakan untuk mendapat ketelitian batas litologi.

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    9/16

    Biasanya aturan demikian cukup teliti untuk lapisan batubara yang tidak banyak

    mengandung lapisan pemisah (parting) di dalamnya.

    Suatu hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mengkorelasi respon gamma

    dari beberapa lubang bor adalah panjang probe selama pengukuran harus tetap dan

    kecepatan penaikan probe ari dalam lubang harus tetap. Selain itu perlu pula ditinjau

    pengarh chasing walaupun kecil akan tetap ada.

    Sebelum bekerja dengan alat pngukur radiasi gamma harus diadakan kalibrasi

    alat tersebut terhadap sumber radiasi sinar gamma yang telah diketahui dan

    pembacaannya disesuaikan dengan selang waktu ynag sesuai. Apabila selang waktu

    tersebut terlalu cepat respon cenderung menjadi rata dan kurang peka terhadap

    perubahan litologi yang kecil. Sebaliknya apabila selang waktu tersebut terlalu lambat

    perbedaan yang kecil terekam pada respon sehingga perbedaan besar sukar terlihat.

    B. Log Densitas

    Awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industri explorasi minyak sebagai alatbantu interpretasi porositas. Kemudian dalam explorasi batubara malah

    dikembangkan menjadi unsur utama dalam identifikasi ketebalan bahkan qualitas

    seam batubara. Dimana rapat masa batubara sangat khas yang hampir hanya setengah

    kali rapat masa batuan lain pada umumnya. Lebih extrem lagi dalam aplikasinya pada

    idustri batubara karena sifat fisik ini (rapat masa) hampir linier dengan kandungan

    abu sehingga pemakaian log ini akan memberikan gambaran khas bagi tiap daerah

    dengan karakteristik lingkungan pengendapannya.

    Dalam operasinya logging rapat masa dilakukan dengan mengukur sinar g yang

    ditembakan dari sumber melewati dan dipantulkan formasi batuan kemudian direkam

    kembali oleh dua detector yang ditempatkan dalam satu probe dengan jarak satu

    sama lain diatur sedemikan rupa. Kedua detector short dan long space diamankan

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    10/16

    dari pengaruh sinar g yang datang langsung dari sumber radiasi. Sehingga yang

    terekam oleh kedua detector hanya sinar yang telah melewati formasi saja. Dalam hal

    ini efek pemendaran sinar radiasi seperti ditentukan dalam efek pemendaran

    Compton.

    Sinar gamma dari sumber radioaktif dipancar oleh tumbukan dengan elektron di

    dalam lapisan tanah dan energi sinar gamma akan hilang kepada elektron untuk setiap

    tumbukan (efek compton). Densitas elektron di dalam material sebanding dengan

    densitas curahan atau massa (bulk or mass density) material.

    Logging densitas dilakukan untuk mengukur densitas batuan disepanjang

    lubang bor. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matriks batuan dan

    fluida yang terdapat pada pori. Prinsip kerja alatnya adalah dengan emisi sumber

    radioaktif. Semakin padat batuan semakin sulit sinar radioaktif tersebut ter-emisi dan

    semakin sedikit emisi radioaktif yang terhitung oleh penerima (counter).

    Density Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang ditembus oleh

    lubang bor sehingga berhubungan dengan porositas batuan. Besar kecilnya densityjuga dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat kekompakan yang variatif,

    dimana semakin kompak batuan maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil.

    Pada batuan yang sangat kompak, harga porositasnya mendekati harga nol sehingga

    densitasnya mendekati densitas matrik. Log density adalah kurva yang menunjukkan

    besarnya densitas bulk density(rb) dari batuan yang ditembus oleh lubang bor.

    Log densitas digunakan untuk mengukur densitas semu formasi menggunakan

    sumber radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan sinargammayang tinggi dan

    mengukur jumlah sinargammarendah yang kembali ke detektor.

    Karakteristik masing-masing batuan pada log densitas adalah sebagai berikut:

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    11/16

    Batubara mempunyai densitas yang rendah (1,201,80 gr/cc)

    Konglomerat mempunyai densitas menegah (2,25 gr/cc)

    Mudstone, batupasir, batugamping mempunyai densitas menengah sampai

    tinggi (2,652,71 gr/cc)

    Batuan vulkanik basa dan batuan vulkanik non basa mempunyai densitas

    tinggi (2,72,85 gr/cc)

    Tabel.Ni lai Rapat Massa Batuan

    Jenis batuanRapat massa

    sebenarnya (gr/cc)

    Rapat massa saat

    logging (gr/cc)

    Sandstone 2,650 2,684

    Limestone 2,710 2,710

    Dolomites 2,870 2,876

    Anhidrid 2,960 2,977

    Antrasite coal 1,400-1,800 1,355-1,796

    Bituminous coal 1,200-1,500 1,173-1,514

    Perekaman Data Logging

    Perekaman data logging menggunakan software WellCad. Data logging yang

    telah diperoleh kemudian dicetak dalam lembaran data logging dimana terdapat nama

    perusahaan, nomor lubang bor, lokasi pengeboran, jenis log, kedalaman pengeboran,

    kedalaman alat logging, batas atas logging mulai dieksekusi, batas bawah logging

    selesai dieksekusi, nama perekam log, nama geologist penanggung jawab serta

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    12/16

    kedalaman penggunaan chasing. Selain itu lembar data logging juga memuat

    informasi mengenai grafik hasil pembacaan log gamma dan log densitas yag

    kemudian dilakukan interpretasi jenis lapisan batuan beserta kedalaman dan

    ketebalannya.

    Interpretasi Data Logging

    Interpretasi didefenisikan sebagai suatu kegiatan untuk menjelaskan arti dari

    sesuatu. Sedangkan interpretasi log merupakan suatu kegiatan untuk menjelaskan hasi

    perekaman mengenai berat jenis elektron. Interpretasi log dapat menyediakan

    jawaban mengenai ketebalan lapisan batubara, kedalamannya, korelasi lapisan

    batubara, jenis batuan roof (20 cm di atas lapisan batubara), jenis floor (20 cm di

    bawah lapisan batubara), mengetahui kondisilubang bor dan sebagainya. Log gamma

    digunakan bersamaan dengan log densitas yang merupakan log geofisika yang utama

    dalam eksplorasi batubara.

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    13/16

    BAB III

    METODOLOGI

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    14/16

    BAB IV

    PEMBAHASAN

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    15/16

    BAB V

    PENUTUP

  • 5/21/2018 Bab i & II Kitadin

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Sumber :http://cellyagain.blogspot.com/2014/01/geophysics-well-logging.html

    http://cellyagain.blogspot.com/2014/01/geophysics-well-logging.htmlhttp://cellyagain.blogspot.com/2014/01/geophysics-well-logging.htmlhttp://cellyagain.blogspot.com/2014/01/geophysics-well-logging.htmlhttp://cellyagain.blogspot.com/2014/01/geophysics-well-logging.html