BAB I - BAB II NHL

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limfoma malignum ialah suatu penyakit keganasan primer daripada jaringan limfoid yang bersifat padat. Penyakit ini dibagi dalam dua golongan besar, yaitu penyakit Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin (LNH). Sel ganas pada penyakit Hodgkin berasal dart sel retikulum. Limfosit-limfosit yang merupakan bagian integral proliferasi sel pada penyakit ini diduga merupakan manifestasi reaksi kekebalan seluler terhadap sel- sel ganas tadi. Limfoma non-Hodgkin pada dasarnya merupakan keganasan sel limfosit. Pada penyakit Hodgkin telah dicapai kesepakatan mengenai prosedur diagnostik yang harus dilakukan untuk menetapkan diagnosis, tingkat penyakit dan mengenai pengobatan penderita. Pada LNH keadaannya amat berbeda. Hal ini tercermin pada usaha terus menerus selama seperempat abad ini untuk mengajukan penggolongan-penggolongan dan nomenklatur-nomenklatur yang baru. B. Tujuan a. Tujuan Umum 1. Menjelaskan tentang Penyakit Limfoma Non-Hodgkin b. Tujuan khusus 1. Menjelaskan pengertian Limfoma Non-Hodgkin 2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi Limfoma Non-Hodgkin

description

Keperawatan

Transcript of BAB I - BAB II NHL

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangLimfoma malignum ialah suatu penyakit keganasan primer daripada jaringan limfoid yang bersifat padat. Penyakit ini dibagi dalam dua golongan besar, yaitu penyakit Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin (LNH). Sel ganas pada penyakit Hodgkin berasal dart sel retikulum. Limfosit-limfosit yang merupakan bagian integral proliferasi sel pada penyakit ini diduga merupakan manifestasi reaksi kekebalan seluler terhadap sel-sel ganas tadi. Limfoma non-Hodgkin pada dasarnya merupakan keganasan sel limfosit.Pada penyakit Hodgkin telah dicapai kesepakatan mengenai prosedur diagnostik yang harus dilakukan untuk menetapkan diagnosis, tingkat penyakit dan mengenai pengobatan penderita. Pada LNH keadaannya amat berbeda. Hal ini tercermin pada usaha terus menerus selama seperempat abad ini untuk mengajukan penggolongan-penggolongan dan nomenklatur-nomenklatur yang baru.

B. Tujuan a. Tujuan Umum1. Menjelaskan tentang Penyakit Limfoma Non-Hodgkin b. Tujuan khusus1. Menjelaskan pengertian Limfoma Non-Hodgkin 2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi Limfoma Non-Hodgkin 3. Menjelaskan etiologi Limfoma Non-Hodgkin 4. Menjelaskan epidemiologi Limfoma Non-Hodgkin 5. Menjelaskan klasifikasi Limfoma Non-Hodgkin6. Menjelaskan patofisiologi Limfoma Non-Hodgkin 7. Menjelaskan prognosis Limfoma Non-Hodgkin 8. Menjelaskan gejala klinis Limfoma Non-Hodgkin 9. Menjelaskan komplikasi Limfoma Non-Hodgkin10. Menjelaskan pencegahan Limfoma Non-Hodgkin11. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan Limfoma Non-Hodgkin 12. Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami Limfoma Non-HodgkinC. ManfaatMengetahui dan menjelaskan tentang Limfoma Non-Hodgkin , serta cara menangani penyakit Limfoma Non-Hodgkin

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. PengertianLimfoma malignant merupakan terminologi yang digunakan untuk tumor pada sistem limfoid, khususnya untuk limfosit dan sel-sel prekursor, baik sel-B, sel-T atau sel Null. Biasanya melibatkan kelenjar limfe tapi dapat juga mengenai jaringan limfoid ekstranodal seperti tonsil, traktus gastrointestinal dan limpa.3 Limfoma malignant secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu: (1). Limfoma Hodgkin; dan (2). Limfoma non-Hodgkin. Terdapat beberapa klasifikasi yang digunakan pada limfoma malignant. Untuk limfoma Hodgkin digunakan klasifikasi WHO, sedangkan untuk limfoma non-Hodgkin terdapat beberapa klasifikasi yaitu Rappaport, Lukes and Colins, Kiel, International Formulation dan WHO. Limfoma malignum non-Hodgkin atau Limfoma non-Hodgkin adalah suatu keganasan kelenjar limfoid yang bersifat padat. Limfoma nonhodgkin hanya dikenal sebagai suatu limfadenopati lokal atau generalisata yangtidak nyeri. Namun sekitar sepertiga dari kasus yang berasal dari tempat lain yang mengandung jaringan limfoid ( misalnya daerah orofaring, usus, sumsum tulang, dan kulit. Meskipun bervariasi semua bentuk limfoma mempunyai potensi untuk menyebar dari asalnyasebagai penyebaran dari satu kelenjar kekelenjar lainyang akhirnya menyebar kelimfa, hati, dan sumsum tulang.

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran kunci dalam pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan limfatik adalah cairan putih mirip susu yang engandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik,membentuk sistem limfatik dan cairan yang mengisis pembuluh ini disebut limfe.Komponen SistemLimfatik antara lain :1. Pembuluh limfePembuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus yang disebut lakteal yang dijumpai dala vili usus.Fisiologi kelenjar limfe hampir sama dengan komposisi kimia plasma darah dan mengandung sejmlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke dalam pembuluh darah. Pembuluh limfe yang mengaliri usus disebut lakteal karena bila lemak diabsorpsi dari usus sebagian besar lemak melewati pembuluh limfe. Sepanjang pergerakan limfe sebagian mengalami tarikan oleh tekanan negatif di dalam dada, sebagian lagi didorong oleh kontraksi otot.Fungsi pembuluh limfe mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah, mengankut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah, membawa lemak yang sudah dibuat emulasi dari usus ke sirkulasi darah. Susunan limfe yang melaksanakan ini ialah saluran lakteal, menyaring dan menghancurkan mikroorganisme, menghasilkan zat antiboi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.2. Kelenjar limfe (nodus limfe)Kelenjar ini berbentuk bulat lonjong dengan ukuran kira-kira 10 25 mm. Limfe disebut juga getah bening, merupakan cairan yang susunan isinya hampir sama dengan plasma darah dan cairan jaringan. Bedanya ialah dalam cairan limfe banyak mengandung sel darah limfosit, tidak terdapat karbon dioksida, dan mengandung sedikit oksigen. Cairan limfe yang berasal dari usus banyak mengandung zat lemak. Cairan limfe ini dibentuk atau berasal daricairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam kapiler kapler limfe dan seterusnya akan masuk ke dalam peredaran darah melalui vena.Fungsinya yaitu menyaring cairan limfe dari benda asing, pembentukan limfosit, membentuk antibodi, pembuangan bakteri, membantu reasoprbsi lemak.3. LimpaLimpa merupakan sebuah organ yang terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri bawah iga ke-9,-10,-11. Limpa berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Jalinan struktur jaringan ikat di antara jalinan itu membentuk isi limpa/ pulpa yang terdiri dari jaringan limpa dan sejumlah besar sel sel darah.Fungsi limpa sebagai gudang darah seperti hati, limpa banyak mengandung kapiler kapiler darah, dengan demikian banyak arah yang mengalir dalam limpa, sebagai pabrik sel darah, limfa dapat memproduksi leukosit dan eritrosit terutama limfosit, sebagai tempat pengahancur eritrosit, karena di dala limpa terdapat jaringan retikulum endotel maka limpa tersebut dapat mengancurkan eritrosit sehingga hemoglobin dapat dipisahkan dari zat besinya, mengasilkan zat antibodi.Limpa menerima darah dari arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis pada vena porta. Darah dari limpa tidak langsung menuju jantung tetapi terlebih dahulu ke hati. Pembuluh darah masuk ke dan keluar melalui hilus yang berbeda di permukaan dalam. Pembuluh darah itu memperdarhi pulpa sehingga dan bercampur dengan unsur limpa.4. ThymusKelejar timus terletak di dalam torax, kira kira pada ketinggian bifurkasi trakea. Warnanya kemerah merahan dan terdiri dari 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira kira 10 gram atau lebih sedikit; ukurannya bertambah pada masa remaja beratnya dari 30 40 gram dan kemudian mengkerut lagi. Fungsinya diperkirakan ada sangkutnya dengan produksi antibody dan sebagai tempat berkembangnya sel darah putih.5. Bone marrow / sumsum tulangSumsum tulang(Bahasa Inggris:bone marrowataumedulla ossea) adalahjaringanlunak yang ditemukan pada rongga interiortulangyang merupakan tempat produksi sebagian besarsel darahbaru.Adadua jenis sumsum tulang:sumsum merah(dikenal juga sebagaijaringan myeloid) dansumsum kuning.Sel darah merah,keping darah, dan sebagian besarsel darah putihdihasilkan dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sellemakyang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyakpembuluhdankapiler darah. Sewaktu lahir, semua sumsum tulang adalah sumsum merah. Seiring dengan pertumbuhan, semakin banyak yang berubah menjadi sumsum kuning. Orang dewasa memiliki rata-rata 2,6 kg sumsum tulang yang sekitar setengahnya adalah sumsum merah. Sumsum merah ditemukan terutama padatulang pipihsepertitulang pinggul,tulang dada,tengkorak,tulang rusuk,tulang punggung,tulang belikat, dan pada bagian lunak di ujungtulang panjangfemurdanhumerus. Sumsum kuning ditemukan pada rongga interior bagian tengah tulang panjang. Pada keadaan sewaktu tubuh kehilangan darah yang sangat banyak, sumsum kuning dapat diubah kembali menjadi sumsum merah untuk meningkatkan produksi sel darah.

C. EtiologiEtiologi limfoma non-Hodgkin berupa onkogen, infeksi virus Ebstein Barr, Human T-leukemia Virus-I (HTLV-I), penyakit autoimun dan defesiensi imun. Pengobatan dengan menggunakan kombinasi kemoterapi (multiagent) dapat mempengaruhi prognosis dari penyakit. Prognosis limfoma tergantung pada tipe histologi dan staging. Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan). Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin.Terdapat beberapa fakkor resiko terjadinya LNH, antara lain :1. Imunodefisiensi : 25% kelainan heredier langka yang berhubungan dengan terjadinya LNH antara lain adalah :severe combined immunodeficiency, hypogammaglobulinemia, common variable immunodeficiency, Wiskott Aldrich syndrome dan ataxia-telangiectasia. Limfoma yang berhubungan dengan kelainan-kelainan tersebut seringkali dihubugkan pula denganEpstein Barr Virus (EBV)dan jenisnya beragam.2. Agen infeksius : EBV DNA ditemukan pada limfoma Burkit sporadic. Karena tidak pada semua kasus limfoma Burkit ditemukan EBV, hubungan dan mekanisme EBV terhadap terjadinya limfoma Burkit belum diketahui.3. Paparan lingkungan dan pekerjaan : Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanyapaparan herbisida dan pelarut organic.4. Diet dan Paparan lsinya : Risiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV4,5.

D. Epidemiologi Limfoma non-Hodgkin (NHL) merupakan penyakit yang terutama dijumpai pada usia agak tinggi. Insidensi puncak terdapat di atas 40 tahun dan untuk berbagai subtipe bahkan di atas 60 tahun di seluruh dunia. Median umur penderita limfoma non-Hodgkin adalah 50 tahun. Tetapi ada beberapa tipe, yaitu NHL derajat tinggi, yang juga (dan terutama) terdapat pada umur anak dan remaja muda. Insidensinya adalah 6 per 100.000.

E. Klasifikasi a. Limfoma non Hodgkin agresifLimfoma non Hodgkin agresif kadangkala dikenal sebagai limfoma non Hodgkin tumbuh cepat atau level tinggi.karena sesuai dengan namanya, limfoma non Hodgkin agresif ini tumbuh dengan cepat. Meskipun nama agresif kedengarannya sangat menakutkan, limfoma ini sering memberikan respon sangat baik terhadap pengobatan. Meskipun pasien yang penyakitnya tidak berespon baik terhadap standar pengobatan lini pertama, sering berhasil baik dengankemoterapidantransplantasi sel induk. Pada kenyataannya, limfoma non Hodgkin agresif lebih mungkin mengalamikesembuhantotal daripada limfoma non Hodgkinindolen.b. Limfoma non Hodgkin indolenLimfoma non Hodgkin indolen kadang-kadang dikenal sebagai limfoma non Hodgkin tumbuh lambat atau level rendah. Sesuai dengan namanya, limfoma non Hodgkin indolen tumbuh hanya sangat lambat. Secara tipikal ia pada awalnya tidak menimbulkan gejala, dan mereka sering tetap tidak terditeksi untuk beberapa saat. Tentunya, mereka sering ditemukan secara kebetulan, seperti ketika pasien mengunjungi dokter untuk sebab lainnya. Dalam hal ini, dokter mungkin menemukan pembesaran kelenjar getah bening pada pemeriksaan fisik rutin. Kadangkala, suatu pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah, atau suatusinar-X, dada, mungkin menunjukkan sesuatu yang abnormal, kemudian diperiksa lebih lanjut dan ditemukan terjadi akibat limfoma non Hodgkin. Gejala yang paling sering adalah pembesarankelenjar getah bening, yang kelihatan sebagai benjolan, biasanya di leher, ketiak dan lipat paha. Pada saat diagnosis pasien juga mungkin mempunyai gejala lain dari limfoma non Hodgkin. Karena limfoma non Hodgkin indolen tumbuh lambat dan sering tanpa menyebabkanstadiumbanyak diantaranya sudah dalam stadium lanjut saat pertama terdiagnosis.b. PatofisiologiPerubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat terjadinya mutasi gen pada salah satu gen pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang tengah berada dalam proses transformasi menjadi imunoblas (terjadi akibat adanya rangsangan imunogen). Beberapa perubahan yang terjadi pada limfosit tua antara lain: 1).ukurannya semakin besar, 2).Kromatin inti menjadi lebihhalus, 3).nukleolinya terlihat, 4).protein permukaan sel mengalami perubahan.Beberapa faktor resiko yang diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin seperti infeksi virus-virus seperti virus Epstein-Berg, Sitomegalovirus, HIV, HHV-6, defisiensi imun,bahan kimia, mutasi spontan, radiasi awalnya menyerang sel limfosit yang ada di kelenjar getah bening sehingga sel-sellimfosit tersebut membelah secara abnormal atau terlalu cepat dan membentuk tumor/benjolan.Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal). Proliferasi abnormal tumor tersebut dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang diserang. Apabila sel tersebut menyerang Kelenjar limfe maka akan terjadi LimphadenophatyDampak dari proliferasi sel darah putih yang tidak terkendali,sel darah merah akan terdesak, jumlah sel eritrosit menurundibawah normal yang disebut anemia. Selain itu populasi limfoblast yang sangat tinggi juga akan menekan jumlah sel trombosit dibawah normal yang disebut trombositopenia. Bila kedua keadaan terjadi bersamaan, hal itu akan disebut bisitopenia yang menjadi salah satu tanda kanker darah.Gejala awal yang dapat dikenali adalahpembesarankelenjar getah bening di suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan)atau di seluruh tubuh. Kelenjar membesar secara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri. Kadang pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel) menyebabkan gangguan menelan.Pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam dada atau perut bisa menekan berbagai organ dan menyebabkan: gangguan pernafasan, berkurangnya nafsu makan, sembelit berat, nyeri perut, pembengkakan tungkai.Jika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukimia. Limfoma non hodgkin lebih mungkin menyebar ke sumsum tulang, saluran pencernaan dan kulit. Pada anak anak, gejala awalnya adalah masuknya sel sel limfoma ke dalam sumsum tulang, darah, kulit, usus, otak, dan tulang belekang; bukan pembesaran kelenjar getah bening. Masuknya sel limfoma ini menyebabkan anemia, ruam kulit dan gejala neurologis (misalnya delirium, penurunan kesadaran).Secara kasat mata penderitatampak pucat, badan seringkali hangat dan merasa lemah tidak berdaya, selera makan hilang, berat badan menurun disertai pembengkakan seluruh kelenjar getah bening : leher, ketiak, lipat paha, dll.

F. Prognosis LNH dapat dibagi kedalam 2 kelompok prognostik:Indolent LymphomadanAgresif Lymphoma. LNH memiliki prognosis yang relatif baik, dengan median survival 10 tahun, tetapi biasanya tidak dapat disembuhkan pada stadium lanjut. Sebagian besar tipe Indolen adalah noduler atau folikuler. Tipe limfoma agresif memiliki perjalanan alamiah yang lebih pendek, namun lebih dapat disembuhkan secara signifikan dengan kemoterapi kombinasi intensif. Resiko kambuh lebih tinggi pada pasien dengan gambaran histologik divergen baik pada kelompok Indolen maupun Agresif.Derajat keganasan rendah: tidak dapat sembuh namun dapat hidup lama. Derajat keganasan menengah: sebagian dapat disembuhkan. Derajat keganasan tinggi: dapat disembuhkan, cepat meninggal apabila tidak diobati.G. Gejala KlinisGejala umum penderitalimfoma non-Hodgkinyaitu :1. Pembesaran kelenjar getah bening tanpa adanya rasa sakit2. Demam3. Keringat malam4. Rasa lelah yang dirasakan terus menerus5. Gangguan pencernaan dan nyeri perut6. Hilangnya nafsu makan7. Nyeri tulang8. Bengkak pada wajah dan leher dan daerah-daerah nodus limfe yang terkena.9. Limphadenopaty

H. Komplikasi1. Akibat langsung penyakitnya Penekanan terhadap organ khususnya jalan nafas, usus dan saraf Mudah terjadi infeksi, bisa fatal2. Akibat efek samping pengobatan Aplasia sumsum tulang Gagal jantung oleh obat golongan antrasiklin Gagal ginjal oleh obat sisplatinum Neuritis oleh obat vinkristin6

I. Pemeriksaan Diagnostik 1. USG Banyak digunakan untuk melihat pembesaran kelenjar getah bening.2. Foto thorak Digunakan untuk menentukan keterlibatan kelenjar getah bening mediastina.3. CT- Scan Digunakan untuk diagnosa dan evaluasi pertumbuhan limpoma4. Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Hb, Dl, pemeriksaan uji fungsi hati / ginjal secara rutin).5. Laparatomi Laparatomi rongga abdomen sering dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar getah bening pada illiaka, para aortal dan mesentrium dengan tujuan menentukan stadiumnya.J. Penatalaksanaan Terapi yang digunakan biasanya melalui pendekatan multidisiplin. Terapi yang dapat dilakukan adalah : .1. Derajat Keganasan Rendah (DKR)/indolenPada prinsipnya simptomatik :a) Kemoterapi : obat tunggal atau ganda (per oral), jika dianggap perlu diberikan COP (Cyclophosphamide, Oncovin dan Prednison)b) Radioterapi : Limfoma Non-Hodgkin sangat radiosensitif. Radioterapi ini dapat dilakukan untuk lokal dan paliatif.2. Derajat Keganasan Menengah (DKM) / Agresif Limfomaa) Stadium I : kemoterapi pemberian CHOP (Cyclophosphamide, Hydroxydouhomycin, Oncovine, Prednisone).b) Stadium II-IV : kemoterapi parenteral kombinasi, radioterapi berperan untuk paliasi.3. Derajat Keganasan Tinggi (LNH Lympoblastic)a) Selalu diberika pengobatan seperti Leukimia Limfoblastik Akutb) Re-evaluasi hasil dilakukan pada : Setelah siklus kemoterapi ke-4 Setelah siklus pengobatan lengkap6. Therapy Medika) Konsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)b) Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF) Tanpa keluhan : tidak perlu therapy Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan dosis permulaan po tiap hari atau 1000 mg/m2iv selang 3 4 minggu.Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara pemberian seperti pada LH diatasLimfona non hodgkin derajat keganasan sedang (IWF) Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik adalah sebagai terapy utama Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy anjuranMinimal : seperti therapy LHIdeal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso epirubicin, oncovin, prednison (CHOP) dengan dosis : C : Cyclofosfamide 800 mg/m2iv hari I H : hydroxo epirubicin 50 mg/ m2iv hari I O : Oncovin 1,4 mg/ m2iv hari I P : Prednison 60 mg/m2po hari ke 1 5 Perkiraan selang waktu pemberian adalah 3 4 minggu Lymfoma non hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF) Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy utamaMinimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan sedang (CHOP)Ideal : diberi Pro MACE MOPP atau MACOP B7. Therapy radiasi dan bedahKonsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya melalui yim onkology ( di RS type A dan B).

K. Pencegahan Tidak ada pedoman untuk mencegah limfoma Non Hodgkin karena penyebabnya tidak diketahui. Super luteinmerupakan herbal antikanker no 1 yang direkomendasikan oleh 6600 dokter di dunia. Kemampuannya sebagai herbal antikanker tidak dapat dipungkiri lagi. Kandungan lycopene, beta caroten dan alpha carotene merupakan karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang sangat baik untuk regenerasi sel-selyang telah mati dan menghambat radikal bebas dalam tubuh. karotenoid tersebut juga mampu menghambat dan membunuh mutasi sel-sel kanker iniL. Asuhan Keperawatan1. Data subyektif Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.Pada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien Limfoma antara lain :a) Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38Ocb) Sering keringat malamc) Cepat merasa lelahd) Badan lemahe) Mengeluh nyeri pada benjolanf) Nafsu makan berkurangg) Intake makan dan minum menurun, mual, muntah2. Data Obyektifa) Timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan pada leher, ketiak atau pangkal pahab) Wajah pucat3. Diagnosa Keperawatana) Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi dan malnutrisib) Hipertermi berhubungan dengan tak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasic) Nyeri berhubungan dengan interupsi sel sarafd) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen terhadap perdaharane) Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan massa tumor mendesak ke jaringan luarf) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.g) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizih) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan intake yang kurangPerubahan kenyamanan berhubungan dengan mual, muntahi) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, pengobatan dan perawatanj) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber-sumber

BAB IVPENUTUPA. KESIMPULANLimfoma Non-Hodgkin adalah suatu keganasan primer pada jaringan limfoid yang bersifat padat. Penyebap LNH belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhinya seperti usia, gender, ras, pajanan zat kimia dan radiasi, infeksi virus serta kelainan dan kelemahan sistem imun.Gejala klinis pada sebagian besar orang adalah asimptompik yaitu tidak memunculkan gejala, namun pada beberapa orang yang terkena biasanya mengalami demam, berkeringat pada malam hari, dan mengalami penurunan berat badan. Penanganan LNH secara medis dilakukan sesuai dengan stadium penyakit, yang mana dapat berupa pengobatan secara farmakologik maupun dengan terapi.Asuhan keperawatan pasien dengan penyakit Limfoma Non-Hodgkin diberikan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul sehingga penanganan yang diberikan dapat dilakukan dengan tepat.B. SARANLimfoma Non-Hodgkin dapat dihindari/dikurangi kemungkinana terjadinya dengan mengurangi faktor risiko seperti pajanan zat kimia berbahaya dan radiasi yang dapat menimbulkan risiko terjadinya LNH. Selain itu dikatakan mengkonsumsi makanan yang bai dan sehat, istirahat yang cukup serta menjalankan prilaku hidup sehat juga dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini

DAFTAR PUSTAKA1. Tarwanto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.2. Nanda Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC3. dr. Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika4. Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC5. Soeparman, Waspadji S. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta:Balai Penerbit FKUI, 1990 6. Mansjoer A, Triyanti, Savitri R, et al. Kapita selekta kedokteran. Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta:Media Aesculapius FKUI, 1999 7. Abdulmuthalib. Pedoman diagnosa dan terapi di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 8. Coleman CN, Cohen JR, Rosenberg SA. Adult lymphoblastik lymphoma result of a pilot protocol. Blood 1981; 4:679-84 9. Gramatzki M, Dolan MF, Fouci AS, et al. Immunologic characterization of a helper T cell lymphoma. Blood 1982; 59:702-80 10. Staf Pengajar Bagian Patologik Anatomik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1996. dr. Sutrisno Himawan, Kumpulan Kuliah Patologi, Jakarta, 1996 7. Mill WB, Lee FA, Franssila KO. Radiation therapy of stage I and II extranodal non-hodgkins lymphoma of the head and neck. Cancer 1980; 45:653-61 8. Voakes JB, Jones SE, Mc Kelvey EM. The chemotherapy of lymphoblastic lymphoma. Blood 1981; 57:186-8