BAB I Fitra

26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berolahraga merupakan bagian dari pola hidup yang sehat. Banyak pilihan berolahraga, mulai yang murah meriah, seperti jalan cepat, hingga melatih tubuh di pusat kebugaran bergengsi. Namun, sebelum berolahraga tentu harus memperhatikan kondisi tubuh lebih dulu. Olahraga yang baik harus dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan. (Triangto, 2011). Manfaat olahraga rutin sudah jelas untuk menyehatkan dan membentuk otot, serta menjaga berat badan tetap ideal. Tapi ternyata keuntungan yang didapat dengan olahraga tidak melulu soal fisik. Hasil studi terbaru yang dimuat dalam Journal of Sport & Exercise Psychology menambahkan satu lagi manfaat olahraga, yaitu membuat bahagia. Riset yang dilakukan para peneliti di Penn State University, Amerika menemukan bahwa semakin sering seseorang terlibat dalam kegiatan olahraga, semakin besar juga rasa senang dan antusiasme yang mereka dapatkan --dibandingkan dengan

description

gtuhh

Transcript of BAB I Fitra

BAB I

9

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBerolahraga merupakan bagian dari pola hidup yang sehat. Banyak pilihan berolahraga, mulai yang murah meriah, seperti jalan cepat, hingga melatih tubuh di pusat kebugaran bergengsi. Namun, sebelum berolahraga tentu harus memperhatikan kondisi tubuh lebih dulu. Olahraga yang baik harus dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan. (Triangto, 2011).Manfaat olahraga rutin sudah jelas untuk menyehatkan dan membentuk otot, serta menjaga berat badan tetap ideal. Tapi ternyata keuntungan yang didapat dengan olahraga tidak melulu soal fisik. Hasil studi terbaru yang dimuat dalam Journal of Sport & Exercise Psychology menambahkan satu lagi manfaat olahraga, yaitu membuat bahagia. Riset yang dilakukan para peneliti di Penn State University, Amerika menemukan bahwa semakin sering seseorang terlibat dalam kegiatan olahraga, semakin besar juga rasa senang dan antusiasme yang mereka dapatkan --dibandingkan dengan orang yang jarang olahraga. Olahraga intensitas sedang bisa berupa jalan cepat atau jogging (Hestianingsih, 2012).

Salah satu olah raga yang murah meriah dan sangat mudah yaitu jogging. Jogging adalah olah raga yang sangat dikenal oleh banyak orang baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Olah raga ini sangat diminati semua kalangan baik tua, muda, lelaki, perempuan, maupun anak-anak. Saat jogging rasanya seluruh tubuh terasa semuanya bekerja sehingga keringat yang dikeluarkan pun menjadi banyak. Dengan demikian kotoran dalam tubuh ikut keluar dengan keringat yang keluarkan. Tubuh menjadi sehat dan bebas dari penyakit. Dengan berolah raga jogging juga atau berlari-lari kecil dapat menurunkan berat badan kita dengan efektif. Salah satu manfaat lainnya yaitu dapat membentuk tubuh yang ideal. Olah raga ini sangat mudah dan praktis dibandingkan dengan olah raga lainnya karena untuk melakukan olah raga ini kita tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Jogging sangat mudah melakukannya, tinggal berlari saja tidak perlu cepat yang penting kita berlari. Saat kita jogging pandangan kita harus lurus kedepan dan usahakan kita fokus kedepan kira-kira 1 meter. Saat berlari tumpuan kaki bagusnya di kaki bagian depan dengan dampal kaki agak ditarik keatas. Jika kita sering kecapean saat berjogging ada satu cara untuk mengatasinya yaitu berjogging sambil mengobrol dengan teman jogging kita. Jogging bisa dilakukan dimana saja bisa di lapangan, di halaman rumah, di komplek rumah, dan tempat yang agak luas untuk kita berlari (HeartGuard, 2011).

Waktu terbaik untuk ber-jogging adalah di pagi hari, begitu bangun. Bila serius ingin membakar lemak, jangan sarapan dulu sebelum jogging, tapi minum segelas besar air. Dengan tidak makan sarapan dulu, tubuh akan menggunakan cadangan lemaknya untuk membakar energi yang akan dibutuhkannya saat berjogging. Selain bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal, olahraga jogging sangat baik untuk kesehatan jantung (Prianthara, 2011).Berat badan yang ideal merupakan impian setiap orang baik laki laki maupun perempuan, tidak gemuk dan juga tidak kurus. Untuk memiliki berat badan yang ideal itu harus menerapi pola makan yang teratur dan kondisi kesehatan yang baik agar bisa memiliki berat badan sesuai yang diharapkan. Olahraga yang teratur dapat menyeimbangi makanan yang kita konsumsi, sehingga membentuk badan menjadi lebih bagus, lakukan lah olahraga seperti jogging (Okkypedia, 2011).Berat badan ideal pada masing-masing orang tidak sama, tergantung berapa tinggi badannya. Berat badan dikatakan ideal jika menghasilkan Indeks Massa Tubuh (IMT) 18,5-22,9 Kg/m2 jika dihitUng dengan rumus sebagai berikut: IMT = Berat badan (kg) : Tinggi badan dikuadratkan (m2) (Rocky, 2011).Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan berat badan ideal dapat dijaga dengan secara rutin melakukan olah raga jogging, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Hubungan Berat Badan dengan Jogging.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah apakah ada hubungan berat badan dengan jogging ?1.3 Tujuan PenelitianUntuk mengetahui hubungan berat badan dengan jogging.

1.4 Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukkan tentang berat badan yang berhubungan dengan jogging.

2. Sebagai bahan masukkan kepada pihak kesehatan sehingga dapat memberikan infomasi yang benar tentang berat badan ideal dan jogging.

3. Sebagai bahan masukkan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi mahasiswa kedokteran mengenai hubungan berat badan dengan jogging.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jogging

2.1.1 Pengertian Jogging

Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara berjalan atau lari-lari kecil. Jogging termasuk olahraga yang murah meriah dan bisa dilakukan oleh siapapun. Namun mempunyai manfaat begitu besar bagi kesehatan tubuh, khususnya organ otak (Irfan, 2009).2.1.2 Manfaat Jogging

Melakukan jogging secara teratur memberikan manfaat bagus buat kondisi fisik dan kesehatan lainnya. Jogging juga memberikan kesenangan secara fisik dan mental.Jogging memberikan keuntungan tetap bagi keseluruhan kesehatan setelah dilakukan.

Efek-efek dari jogging adalah:

a. Membuat jantung kuat, dimana semakin memperlancar peredaran darah dan pernafasan;

b. Mempercepat amper pencernaan dan membantu Anda menyingkirkan masalah pencernaan;c. Menetralkan depresi;d. Meningkatkan kapasitas untuk bekerja dan mengarahkan pada kehidupan yang aktif;e. Jogging membantu Anda membakar lemak dan membentuk berat tubuh ideal;f. Kalau Anda bermasalah dengan selera makan, jogging membantu Anda memperbaikinya;g. Jogging mengencangkan otot kaki, paha dan punggung;h. Membuat tidur lebih nyenyak.i. Memperpanjang usiaj. Awet mudahk. Meningkatkan fungsi otak(Irfan, 2009)2.1.3 Cara Melakukan Jogging

Sebelum melakukan jogging ada faktor-faktor penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan jogging, diantaranya:a. Jika Anda tak biasa melakukan latihan fisik, sebelum memulai jogging, alangkah baiknya berkonsultasi dengan dokter. Mungkin memiliki masalah kesehatan, yang tidak disarankan untuk melakukan jogging, atau yang mesti dipertimbangkan jika melakukan jogging. Untuk pertama-tama, sebaiknya berlari-lari di tempat selama 10 menit. Lalu dapat menambah waktu, jarak dan kecepatan setelah terbiasa.b. Pakaian Dan SepatuPakaian yang dikenakan harus sesuai dengan udara saat itu. Saat udara hangat, celana pendek dan t-shirt cukup nyaman untuk dikenakan. Namun, jika melakukan rute yang jauh tak ada salahnya membawa pakaian ekstra di tas kecil, untuk berjaga-jaga jika udara jadi buruk. Pilih pakaian yang dapat memberikan ventilasi bagus, hindari yang penuh jahitan, bertepi tajam atau yang membungkus dengan ketat. Sedang untuk sepatu, kenakan yang lembut dan nyaman, tapi dengan bentuk yang pas dan cocok di kaki. Pilih yang alasnya dapat ditekuk dengan lentur dalam pergerakan kaki tapi cukup mendukung saat terhentak dengan tanah, sehingga tidak membuat terpeleset.c. Rute Dan Sesi Jogging

Jogging dapat ditempuh dalam berbagai cara: Jarak yang panjang antara 2-20 km dalam kecepatan biasa; Jarak 3-6 km dalam kecepatan tinggi; Jogging dengan kecepatan sedang ditempuh dalam 4-8 kg.

d. Peregangan Tubuh Dan Setelah Beberapa Sesi Sangat disarankan untuk melakukan peregangan sebelum melakukan sesi jogging, dan bukan hanya pada otot kaki, tapi juga keseluruhan tubuh, lakukan selama 2 menit sebelumnya dan 3-4 menit setelahnya.e. Bagaimana Melakukan Sesi JoggingSebaiknya bergerak dengan lambat dengan usaha kecil yang pertama dalam beberapa ratus meter untuk pemanasan otot anda. Lalu perlahan-lahan tambahkan kecepatan. Kalau sudah melakukan setengah rute, bisa berlari lebih cepat sesuai kemampuan. Jika rute cukup panjang, bisa mengambil dua atau tiga dorongan dengan kapasitas yang amper penuh. Untuk jarak ratus meter terakhir lambatkan gerakan lari Anda.

f. Kapan Dan Seberapa Sering

Jika jogging hanya satu-satunya aktivitas olahraga yang dilakukan, melakukannya tiap dua hari sekali adalah ukuran idelnya. Itu sudah cukup untuk memberikan seluruh keuntungan bagi kesehatan dan meningkatkan kondisi, dan daya tahan tubuh. Tapi jika mengkombinasikan jogging dengan olah raga lain, lakukan seminggu dua kali cukup baik bagi kesehatan. Mungkin merasa lapar saat akan melakukan jogging, tapi sebaiknya jangan melakukannya setelah makan, bisa melakukannya kapanpun sepanjang hari, tapi lebih baiknya melakukan jogging sebagai kegiatan pertama di pagi hari.

g. Kesenangan Yang Didapat Dari Jogging

Jogging juga dapat memberi kesenangan secara fisik maupun mental. Apabila jogging dilakukan dengan benar, tak akan merasakan kelelahan saat telah menyelesaikan satu tur lebih dari yang lakukan sebelumnya. Juga mendapat manfaat dengan merasakan nyaman di otot selama jogging dan setelahnya. Akan merasakan angin lembut yang bertiup disekitar tubuh, juga dapat mendengarkan suara burung berkicau, suara air yang mengalir, atau suara ombak di laut (jika melakukannya di tepi laut). Selama jogging juga dapat merasakan perasaan senang.

(Irfan, 2009).2.1.4 Frekuensi Jogging Yang Baik

Frekuensi yang baik untuk jalan kaki atau jogging paling sedikit tiga kali seminggu (tidak pada hari-hari yang berurutan). Lebih baik lagi bila kita berlatih 4 5 kali per minggu.

Intensitas latihan juga harus cukup. Yang dimaksud intensitas di sini adalah kecepatan harus berlatih jalan kaki agar mencapai zona latihan, yakni ketika denyut nadi mencapai 60 80% denyut nadi maksimum (220 dikurangi umur dalam tahun). Rata-rata, kecepatan yang diperlukan sedikit lebih cepat dari 6 km per jam. Kebanyakan, kita cuma jalan kaki dengan kecepatan kurang dari 4 km per jam. Oleh karenanya, kita harus sedikit mempercepat agar lebih bermanfaat untuk mendapatkan cukup nilai aerobik.Latihan sebaiknya dilakukan sedikitnya selama 20 menit dalam zona latihan. Makin lama kita lakukan hasilnya akan lebih baik. Untuk dapat melakukan latihan dengan aman, sebaiknya memulai latihan dengan pemanasan, dilanjutkan dengan latihan inti, dan diakhiri dengan pendinginan (cooling down).Dalam pemanasan mulai dengan jalan pelan-pelan selama 3 5 menit. Tujuannya, untuk membantu badan melonggarkan kekakuan dengan meningkatkan aliran darah ke otot, meningkatkan denyut jantung secara bertahap hingga mencapai zona latihan, dan mengurangi hambatan-hambatan pada jantung. Menit-menit awal jalan kaki ini juga untuk memberi waktu melakukan persiapan mental.Selanjutnya, lakukan peregangan-peregangan ringan selama beberapa menit. Peregangan lebih efektif bila otot-otot telah panas. Peregangan ini dilakukan dengan perlahan-lahan tanpa memantul-mantul. Selama peregangan kita bernapas secara teratur. Peregangan dilakukan sampai otot terasa tertarik tapi tidak sampai sakit. Bila terasa kurang enak, peregangan segera kita hentikan.Usai peregangan, barulah melakukan latihan inti, yakni jalan kaki dengan kecepatan zona latihan. Setelah lama latihan dalam zona latihan kita anggap cukup, kita akhiri latihan dengan pendinginan. Caranya, jalan perlahan-lahan dan melakukan peregangan-peregangan seperti sebelum latihan inti sekitar 10 menit. Pendinginan ini membantu agar darah tidak mengumpul di kaki dan dapat menghindari pusing-pusing dan ritme jantung yang abnormal. Juga untuk menjaga agar otot-otot tidak menjadi kaku yang dapat menyebabkan rasa sakit (Arfan, 2008).

2.1.5 Ritme Jogging Yang Benar

Menurut Syifaa (2008), agar mendapatkan hasil optimal jogging perlu dilakukan dengan benar. Untuk yang tak biasa melakukan latihan fisik, sebelum mulai sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter. Selanjutnya, ikuti langkah ini: awali dengan berlari-lari di tempat selama 10 menit. Kemudian jogging dengan perlahan dalam beberapa ratus meter untuk pemanasan otot. Lalu, perlahan-lahan tambahkan kecepatan. Kalau sudah melakukan setengah rute, bisa berlari lebih cepat sesuai kemampuan. Pada seratus meter terakhir, lambatkan gerakan lari. Bila mengalami cedera saat berolahraga, ingat saja prinsip RICE (rest, ice, compress, elevate). Maksudnya istirahatkan bagian yang terkena cedera tempelkan es untuk menghindari pembengkakan dan peradangan. Kemudian, kompres bagian yang cedera. Jangan dipijat dan tinggikan bagian yang kena cedera (kalau berdarah) lebih tinggi dari letak jantung.

2.2 Berat Badan Ideal2.2.1 Pengertian Berat Badan IdealHealthy HYPERLINK "http://greenbydiamond.com/wordpress/2011/tinggi-dan-berat-badan-ideal.html" \o ""

Berat badan yang ideal adalah berat badan yang seimbang dengan tinggi badan. Berat badan akan ideal bila jumlah nutrisi yang kita konsumsi setara dengan energi yang kita keluarkan dalam beraktifitas sehari-hari (, 2011).2.2.2 Cara Menghitung Berat Badan IdealMenurut Almatsier (2009), cara mudah untuk menentukan berat badan ideal orang dewasa adalah mengukur tinggi badannya.

Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan komposisi tubuh dalam hal otot dan lemak. Seorang yang berkerangka besar dan atau mempunyai komposisi otot relatif lebih besar mempunyai berat badan ideal yang besar. Untuk hal ini diberikankelonggaran + 10-20%.

Cara lain adalah dengan menentukan Indeks Masa Tubuh/ IMT (Body Mass Index/ BMI):

IMT yang dihubungkan dengan risiko paling rendah terhadap kesehatan adalah antara 22 dan 25. Berat badan lebih adalah bila IMT antara 25 dan 30, sedangkan obesitas bila IMT lebih besar dari 30. Hubungan IMT dengan risiko terhadap penyakit dapat dilihat pada tabel 1Tabel 1 Hubungan IMT dengan risiko terhadap penyakit

IMTRisiko terhadap penyakit

20 25

25 30

30 35

35 40

> 40Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Sumber: Whitney, E.N dan S.R Rolfes, Undestanding Nutrition, 1993, hlm. 255

Antara batas IMT yang dianggap baik untuk berbagai kelompok umur adalah sebagaimana tertulis dalam Tabel 2. Nilai IMT meningkat dengan satu unit untuk tiap sepuluh tahun hingga umur enam puluh lima tahun. Hal ini menunjukkan bahwa IMT yang berkaitan dengan tingkat resiko paling rendah meningkat dengan umur.

Tabel 2 IMT Ideal menurut umur

Umur (tahun)IMT (kg/m)2

19 24

25 34

35 44

45 54

55 64

> 6519 24

20 25

21 26

22 27

23 28

24 - 29

Sumber: Whitney, E.N dan S.R Rolfes, Undestanding Nutrition, 1993, hlm. 256Klasifikasi Indeks Masa Tubuh di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3 Batas ambang IMT untuk Indonesia

KategoriIMT

Kurus

Normal

GemukKekurangan berat badan tingkat berat

Kekurangan berat badan tingkat ringan

Kelebihan berat badan tingkat ringan

Kelebihan berat badan tingkat berat< 17,017,0 18,5

18,5 25,0

> 25,0 27,0

> 27,0

Sumber: Depkes, 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, 1994, lampiran2.2.3 Cara Menjaga Berat Badan Agar Tetap IdealMenjaga kestabilan tubuh agar berat badan tetap ideal dan stabil itu tidaklah mudah, harus ada proses dari semua itu. Rumus untuk menentukan berat badan ideal atau tidak itu dihitung berdasarkan tinggi badan dikurangi 110 dan hasilnya itulah berat badan ideal. Ada 6 cara bagaimana menjaga berat badan agar tetap ideal dan stabil, sebagai berikut. a. Makanlah yang teratur sesuai dengan waktu yang tepat, makan pagi, makan siang dan makan malam.b. Pada saat malam hari usahakan kita makan jangan diatas jam 8 malam, karena jika makan diatas jam 8, tentunya akan membuat menjadi mengantuk, pada saat tidur tersebut proses lemak didalam tubuh akan cepat menumpuk dalam tubuh yang akan menambahkan berat badanc. Olahragalah yang teratur agar dapat menyeimbangi makanan yang dikonsumsi, sehingga membentuk badan menjadi lebih bagus, lakukan lah olahraga seperti jogging.d. Jangan dibiasakan ketika sehabis makan langsung tidure. Sit up minimal 30 kali agar dapat membentuk perut yang baik agar tidak menjadi buncit.f. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan berjenis mie, karena makanan seperti mie selain tidak bagus untuk pencernaan bisa juga membuat perut menjadi buncit.Demikian 6 cara alami untuk menjaga berat badan yang stabil dan ideal. Berat badan yang ideal tentunya akan membuat menjadi lebih percaya diri untuk melakukan kegiatan apapun, jadi terapkanlah pola makan yang teratur (Okkypedia, 2011).2.3 Hubungan Berat Badan dengan JoggingMenurut Irfanuddin (2010), agar program membakar lemak lebih efektif, salah satu cara terbaik dan hemat adalah melakukan jogging yang bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal juga sangat baik untuk kesehatan jantung.Selanjutnya menurut Susnadi (2012), waktu terbaik untuk ber-jogging adalah dipagi hari, begitu bangun pagi kemudian minum air putih, tetapi jangan sarapan dulu karena dengan tanpa sarapan dulu tubuh akan akan menggunakan cadangan lemaknya untuk membakar energi yang dibutuhkan untuk ber-jogging dan bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal.2.4 Kerangka Konsep

Skema 1

Kerangka Konsep

2.5 Definisi Operasional

a. Jogging salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara berjalan atau lari-lari kecil.b. Berat badan ideal adalah berat badan yang seimbang dengan tinggi badan.2.6 Aspek Pengukuran

Ukuran variabel penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk kategori dan mentransformasikan setiap variabel menjadi variabel satu nol (1 - )

Kategori variabel adalah sebagai berikut.

a. Variabel terikat

Jogging dibagi dalam 2 kategori yaitu Sesuai dengan Frekuensi dan tidak sesuai dengan frekuensi dinyatakan sebagai variabel JG

JG:1jika sesuai dengan Frekuensi (> 3 x seminggu dengan tidak pada hari-hari yang berurutan)

0jika tidak sesuai dengan Frekuensi (< 3 x seminggu)

b. Variabel Bebas

Berat badan ideal dibagi menjadi 2 kategori yaitu ideal dan tidak ideal dinyatakan sebagai variabel BBI

BBI:1jika ideal (sesuai dengan perhitungan BBI)

2jika tidak ideal (tidak sesuai dengan perhitungan BBI)

2.7 Hipotesis

Diduga ada hubungan berat badan ideal dengan jogging.BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan coss sectional.3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilakukan di kawasan olahraga dan rekreasi Kambang Iwak Palembang di Jl. Tasik Palembang, pada bulan . 2012.3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua laki-laki yang berusia 25-30 tahun yang melakukan kegiatan jogging di kawasan olahraga dan rekreasi Kambang Iwak Palembang di Jl. Tasik Palembang.3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah 50 orang laki-laki yang berusia 25-30 tahun yang melakukan kegiatan jogging di di kawasan olahraga dan rekreasi Kambang Iwak Palembang di Jl. Tasik Palembang.

Cara pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (Purposive Sampling), yakni dengan pertimbangan: dipilih jenis kelamin laki-laki, karena biasanya yang lebih banyak melakukan olahraga fisik, usia 25-30 tahun, karena pada usia tersebut biasanya sudah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi dan sudah berkerja sehingga cara berpikirnya sudah lebih realitis, mengerti akan pentingnya olahraga dan menjaga berat badan yang ideal sehingga tidak mudah terserang penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, dan sebagainya.3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan DataJenis data yang digunakan adalah data primer, dan cara pengumpulan data dengan wawancara dipandu oleh angket. Dengan demikian tidak terjadi bias disebabkan pertanyaan yang kurang jelas karena adanya angket sebagai daftar isian tertulis.3.5 Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisis data suatu penelitian, biasanya melalui prosedur bertahap antara lain:

a. Analisis Univariate (Analisis Deskriptif)

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel.Rumus Persentasi:

EMBED Equation.3 Keterangan :

P = Persentasi

f = frekuensi

n = Sampel

Bungin, 2001

b. Analisis Bevariate

Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis bevariate ini dilakukan beberapa tahap, antara lain:

1)Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi silang antara dua variabel yang bersangkutan,

2)Analisis dari hasil uji statistik (Chi-Square). Melihat dari hasil uji statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan 2 variabel tersebut bermakna atau tidak bermakna. Rumus Chi-Square

O : nilai Observasi (pengamatan)

E : nilai Expected (harapan)

Df = (b-1) (k-1)

b : jumlah baris

k : jumlah kolom(Sabri, 2006)

Berat Badan Ideal (kg) = [Tinggi Badan (cm) 100) 10%]

EMBED Equation.3

Berat Badan

Ideal

Jogging

_1393427129.unknown

_1393427254.unknown

_1393427109.unknown

_1393420314.unknown