Tugas Peper Instrumen Dan Kontrol,Fitra Jaya Burnama, 0705105010056
-
Upload
fitra-jaya-burnama -
Category
Documents
-
view
97 -
download
9
Transcript of Tugas Peper Instrumen Dan Kontrol,Fitra Jaya Burnama, 0705105010056
Peper Instrumen dan Kontrol
MENGENAL BERBAGAI MACAM KEGUNAAN SENSOR
DAN TRANSDUSER DALAM SISTEM KENDALI
DI BUATOleh :
Nama : Fitra Jaya Burnama
Nim : 0705105010056
FAKULTAS PERTANIANJURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAMBANDA ACEH
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmad dan karuniaNya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan.
Ringkasan peper ini bertujuan untuk melengkapi tugas mahasiswa dalam
pemahaman tentang berbagai macam penggunaan sensor dalam dunia industctur dan
teknolagi. Sayas sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam menyusun peper ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan peper ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak atas ide dan saranya serta
menilai dan memeriksa paper ini. Akhirnya saya mengharapkan semoga peper ini
mendapatkan keridhaan dari Allah SWT, dan dapat memberikan manfaat bagi saya
sendiri dan kepada semua pembaca. Amin
Darussalam, 27 Mei 2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang
cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri
pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia,
kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi
otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic) seperti
penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated
Manufacture (CIM) dan sebagainya.
Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pabrik sangat tergantung
kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan
secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepada sensor
maupun transduser yang digunakan.
Dewasa ini sensor dan transduser merupakan komponen penting yang umum
dijumpai dalam berbagai peralatan embedded modern yang tampaknya semakin
mengepung kehidupan manusia. Disadari atau tidak kita sebenarnya hampir setiap
hari pasti berhubungan dengan komponen ini. Banyak perkembangan yang telah
dicapai pada bidang ini, baik dari segi teknologi maupun dari segi fungsi. Tren
perkembangan teknologi sensor saat ini miniaturisasi sensor ke dalam bentuk IC
(Integrated Circuit) yang dikenal dengan istilah Micro electrome chanical Sensor,
serta digitalisasi pengolahan output sensor.
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai
peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian
dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan
secara otomatis.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran
listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan
besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem
pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu
menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transduser
Sebelum lebih jauh kita mempelajari sensor dan transduser ada sebuah alat
lagi yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor dan transduser dalam
sebuah sistem pengukuran, atau sistem manipulasi, maupun sistem pengontrolan yaitu
yang disebut alat ukur.
B. Tujuan
Peper ini bertujuan untuk melengkapi tugas mahasiswa dalam pemahaman
tentang berbagai kegunaan sensor, transduser dan fungsinya dalam sistem kendali.
II. PEMBAHASAN
A. Mengenal Sensor, Transduser
Sistem otomasi ataupun kontroler tidak akan lepas dengan apa yang disebut
'sensor'. Karena suatu sistem pengendali secara garis besar mempunyai prosedur dan
rangkaian proses yang saling berkaitan. Bermula dari proses perubahan yang
ditangkap dan diolah oleh pengolah sinyal/data yang kemudian diteruskan sebagai
keluaran dari olah data dalam bentuk kondisi pengendalian. Semua proses tersebut
juga akan di adopsi pada dunia robotika dan bahkan rangkaian proses tersebutlah
yang menjadi suatu proses rutin/inti dalam bagian-bagian robot yang dapat
digambarkan sebagai aliran darah suatu robot.
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang
berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya. Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan,
telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light
dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya.
1. Sensor
Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan
untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa
penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam
lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang
menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh
kontroller sebagai otaknya.
2. Transduser
Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke
bentuk lain, yang merupakan elemen penting dalam sistem pengendali. Secara umum
transduser dibedakan atas dua prinsip kerja yaitu: pertama, Transduser Input dapat
dikatakan bahwa transduser ini akan mengubah energi non-listrik menjadi energi
listrik. Kedua, Transduser Output adalah kebalikannya, mengubah energi listrik ke
bentuk energi non-listrik.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila
digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan
energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem
transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic
(radiasi) atau thermal (panas). Contoh; generator adalah transduser yang merubah
energi mekanik menjadi energi listrik, motor adalah transduser yang merubah energi
listrik menjadi energi mekanik, dan sebagainya.
B. Alat Ukur dan Actuator
1. Alat Ukur
William D.C, (1993), mengatakan alat ukur adalah sesuatu alat yang
berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau
sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi. Contoh: voltmeter, ampermeter
untuk sinyal listrik; tachometer, speedometer untuk kecepatan gerak mekanik,
lux-meter untuk intensitas cahaya, dan sebagainya.
2. Actuator (Penggerak)
Actuator (penggerak), dalam pengertian listrik adalah setiap alat yang
mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis. Biasa digunakan sebagai
proses lanjutan dari keluaran suatu proses olah data yang dihasilkan oleh suatu
sensor atau kontroler. Terdiri dari 3 jenis pokok diantaranya adalah :
Relai adalah alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk kontrol jarak
jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal
kontrol tegangan dan arus rendah. Bekerja berdasarkan pembentukan
elektromagnet yang menggerakkan elektromekanis penghubung dari dua atau
lebih titik penghubung (konektor) rangkaian sehingga dapat menghasilkan
kondisi kontak ON atau kontak OFF atau kombinasi dari keduanya.
Selenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik atau arus
listrik menjadi gerakan mekanis linear. Terbentuk dari kumparan dengan inti
besi yang dapat bergerak, besarnya gaya tarikan atau dorongan yang
dihasilkan adalah ditentukan dengan jumlah lilitan kumparan tembaga dan
besar arus yang mengalir melalui kumparan.
Stepper adalah alat yang mengubah pulsa listrik yang diberikan menjadi
gerakan rotor discret (berlainan) yang disebut step (langkah). Satu putaran
motor memerlukan 360 derajat dengan jumlah langkah yang tertentu
perderajatnya. Ukuran kerja dari stepper biasanya diberikan dalam jumlah
langkah per-putaran per-detik. Motor stepper mempunyai kecepatan dan torsi
yang rendah namun memiliki kontrol gerakan posisi yang cermat, hal ini
dikarenakan memiliki beberapa segment kutub kumparan.
Motor DC adalah alat yang mengubah pulsa listrik menjadi gerak, mempunyai
prinsip dasar yang sama dengan motor stepper namun gerakannya bersifat
kontinyu atau berkelanjutan. Motor DC dibagi menjadi 2 jenis yaitu ; Motor
DC dengan sikat (mekanis komutasi), yaitu motor yang memiliki sikat karbon
berfungsi sebagai pengubah arus pada kumparan sedemikian rupa sehingga
arah tenaga putaran motor akan selalu sama. Motor DC tanpa sikat ,
menggunakan semi konduktor untuk merubah maupun membalik arus
sehingga layaknya pulsa yang menggerakkan motor tersebut. Biasa digunakan
pada sistem servo, karena mempunyai efisiensi tinggi, umur pemakaian lama,
tingkat kebisingan suara listrik rendah, karena putarannya halus seperti
stepper namun putarannya terus menerus tanpa adanya step. + Rano (Sumber:
Buku Elektronik Industri, Frank D. Petruzella).
C. Jenis Sensor dan Transduser
Perkembangan sensor dan transduser sangat cepat sesuai kemajuan teknologi
otomasi, semakin komplek suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak
jenis sensor yang digunakan diantaranya sebagai berikut:
1. Sensor Kedekatan (Proximity), yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi
adanya target (jenis logam) dengan tanpa adanya kontak fisik. Sensor jenis ini
biasanya tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk
melindunginya dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang
berlebihan. Sensor ini dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek
yang dianggap terlalu kecil/lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
Prinsip kerjanya adalah dengan memperhatikan perubahan amplitudo suatu
lingkungan medan frekuensi tinggi.
2. Sensor Magnet, juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh
medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti
layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet
di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa
dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
3. Sensor Sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor
sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya
penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan
tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan
memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggin
intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.
Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan
karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun
target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.
4. Sensor Efek-Hall dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan
perubahan posisinya. Perubahan medan magnet yang terus menerus
menyebabkan timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan frekuensinya,
sensor jenis ini biasa digunakan sebagai pengukur kecepatan.
5. Sensor Ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana
sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan
waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali
gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek
yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah:
objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
6. Sensor Tekanan sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan
kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar
penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah
akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
7. Sensor Suhu ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan; thermocouple
(T/C), resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor.
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin
yang disambungkan/dilebur bersama, perbedaan yang timbul antara sambungan
tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.
Resistance Temperature Detector (RTD) didasari pada tahanan listrik dari logam
yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi
dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan.
Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu,
kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka
terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat
suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka
dengan o perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan
suhu yang kecil.
8. IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan
chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output
tegangan dan arus yang sangat linear.
9. Sensor Kecepatan/RPM proses penginderaan merupakan proses kebalikan dari
suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatu generator akan
menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object.
Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang
mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.
10. Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau
putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar
dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu;
Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari
pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang
kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi
kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja
sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang
kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan
tertentu.
D. Klasifikasi Sensor
Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:
1. Sensor Thermal (Panas)
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu. Contohnya: bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo
dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
2. Sensor Mekanis
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis,
seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan,
aliran, level dsb. Contoh: strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT),
proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.
3. Sensor Optik (Cahaya)
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya
dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau
ruangan. Contoh: photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo
multiplier, pyrometer optic, dsb.
E. Klasifikasi Transduser (William D.C, 1993)
1. Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri)
Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu
sumber energi. Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic, termistor,
dsb. Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari
transduser secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai sumber
tegangan.
2. External power transduser (transduser daya dari luar)
External power transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah
energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran. Contoh: RTD (resistance
thermal detector), Starin gauge, LVDT (linier variable differential
transformer), Potensiometer, NTC, dsb.
Tabel berikut menyajikan prinsip kerja serta pemakaian transduser
berdasarkan sifat kelistrikannya.
Tabel 1. Kelompok TransduserParameter listrik
dan kelas transduser
Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
Transduser Pasif Potensiometer Perubahan nilai tahanan karena posisi
kontak bergeserTekanan, pergeseran/posisi
Strain gage Perubahan nilai tahanan akibat perubahan panjang kawat oleh tekanan dari luar
Gaya, torsi, posisi
Transformator selisih (LVDT)
Tegangan selisih dua kumparan primer akibat pergeseran inti trafo
Tekanan, gaya, pergeseran
Gage arus pusar Perubahan induktansi kumparan akibat perubahan jarak plat
Pergeseran, ketebalan
Transduser AktifSel fotoemisif Emisi elektron akibat radiasi yang
masuk pada permukaan fotemisifCahaya dan radiasi
Photomultiplier Emisi elektron sekunder akibat radiasi yang masuk ke katoda sensitif cahaya
Cahaya, radiasi dan relay sensitif cahaya
Termokopel Pembangkitan ggl pada titik sambung dua logam yang berbeda akibat dipanasi
Temperatur, aliran panas, radiasi
Generator kumparan putar (tachogenerator)
Perputaran sebuah kumparan di dalam medan magnit yang membangkitkan tegangan
Kecepatan, getaran
Piezoelektrik Pembangkitan ggl bahan kristal piezo akibat gaya dari luar
Suara, getaran, percepatan, tekanan
Sel foto tegangan Terbangkitnya tegangan pada sel foto akibat rangsangan energi dari luar
Cahaya matahari
Termometer tahanan (RTD)
Perubahan nilai tahanan kawat akibat perubahan temperatur
Temperatur, panas
Hygrometer tahanan
Tahanan sebuah strip konduktif berubah terhadap kandungan uap air
Kelembaban relatif
Termistor (NTC) Penurunan nilai tahanan logam akibat kenaikan temperatur
Temperatur
Mikropon kapasitor Tekanan suara mengubah nilai kapasitansi dua buah plat
Suara, musik,derau
Pengukuran reluktansi
Reluktansi rangkaian magnetik diubah dengan mengubah posisi inti besi sebuah kumparan
Tekanan, pergeseran, getaran, posisi
Sumber: William D.C, (1993).
Robotik adalah sebagai contoh penerapan sistem otomasi yang kompleks,
disini sensor yang digunakan dapat dikatagorikan menjadi dua jenis sensor yaitu: (D
Sharon, dkk, 1982). Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal dan meng-
informasikan sinyal tersebut ke sistem berikutnya, maka peranan dan fungsi sensor
akan dilanjutkan oleh transduser. Karena keterkaitan antara sensor dan transduser
begitu erat maka pemilihan transduser yang tepat dan sesuai juga perlu diperhatikan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala
atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi
listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan
sebagainya.
2. Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke
bentuk lain, yang merupakan elemen penting dalam sistem pengendali.
Secara umum transduser dibedakan atas dua prinsip kerja yaitu: pertama,
Transduser Input dapat dikatakan bahwa transduser ini akan mengubah energi
non-listrik menjadi energi listrik.
3. Alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau
harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi.
4. Actuator (penggerak), dalam pengertian listrik adalah setiap alat yang
mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis. Biasa digunakan sebagai
proses lanjutan dari keluaran suatu proses olah data yang dihasilkan oleh
suatu sensor atau kontroler.
5. Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi
ruang tertentu.
6. Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis,
seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar,
tekanan, aliran, level dsb.
7. Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya
dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai
benda atau ruangan.
B. Saran
Penulis sangat menyadari , bahwa peper ini sangat banyak kekurangannya.
Untuk itu penulis sangat berharap kritik dan sarannya yang membanggun demi
kebaikan dan kesempurnaan dari penulisan peper ini.
DAFTAR PUSTAKA
Chattopadhyay,. 1989. Dasar Elektronika. PT. Gramedia.
Frank D Petruzzela. 2001. Elektronika Industr i. Yogyakarta: Andi.
Daryanto. 2004. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung : ITB