BAB I DAN IV

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat dari tahun ke tahun, sekalipun demikian tiap tahun jumlah penduduk yang tidak cukup makan makin besar jumlahnya, lebih-lebih di negara miskin. Dengan demikian masalah kurang gizi juga semakin bertambah (Agus, 2009). Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada umumnya zat gizi dibagi dalam lima kelompok utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Pemenuhan gizi tidak dimulai pada saat janin sudah lahir, tetapi dimulai dari saat dalam kandungan atau selama kehamilan. Oleh karena itu ibu hamil 1

Transcript of BAB I DAN IV

Page 1: BAB I DAN IV

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya produksi pangan di negara-negara sedang berkembang

meningkat dari tahun ke tahun, sekalipun demikian tiap tahun jumlah penduduk yang

tidak cukup makan makin besar jumlahnya, lebih-lebih di negara miskin. Dengan

demikian masalah kurang gizi juga semakin bertambah (Agus, 2009).

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya

manusia (SDM). Pada umumnya zat gizi dibagi dalam lima kelompok utama, yaitu

karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Gangguan gizi pada awal

kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Pemenuhan gizi tidak

dimulai pada saat janin sudah lahir, tetapi dimulai dari saat dalam kandungan atau

selama kehamilan. Oleh karena itu ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

gizi selama masa kehamilan (Karyadi, 2007).

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak

hamil, karena ada janin yang tumbuh di dalam rahimnya. Kebutuhan makanan dilihat

bukan hanya dalam memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta, namun

ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun untuk

janinnya. Maka bagi ibu hamil, jumlah makanan yang biasanya cukup untuk

kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin

berjalan dengan baik. Bila ibu hamil mengalami kekurangan gizi selama masa

1

Page 2: BAB I DAN IV

kehamilan akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang

dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal, dan lain sebagainya. Kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses

persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature,

perdarahan setelah persalinan. Kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat badan lahir

rendah (Zulhaida, 2005).

Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI)

dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan

untuk memberikan pelayanan obstetric yang bermutu dan menyeluruh. Menurut

WHO pada tahun 2005 jumlah ibu hamil yang mengalami gizi buruk di daerah Afrika

yaitu sebesar 57,1%, Asia Tenggara 48%, Amerika 24%, Eropa 25% dan di

Indonesia sebesar 44,33% (Riskesdas, 2010).

Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan

Negara ASEAN lainnya. Menurut Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2007, jumlah AKI 228/100.000 kelahiran hidup, dan jumlah AKB

34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment

Goals / MDGs 2000) pada tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228/100.000

kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB menurun dari

34/1000 kelahiran hidup menjadi 23/1000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2010).

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian

ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu

perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (8%),

2

Page 3: BAB I DAN IV

partus macet (5%), abortus (5%) dan lain-lain (11%). Sedangkan penurunan AKB

harus difokuskan pada penyebab langsung kematian bayi baru lahir, yaitu karena

BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan

hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006).

Salah satu upaya pencegahan AKI dan AKB adalah melakukan persalinan

yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, sesuai dengan Standar

Pelayanan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Di Provinsi NTT menunjukkan AKI dan AKB yang lebih tinggi dari angka

nasional yakni AKI sebesar 306/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 57/1000

kelahiran hidup. Beberapa faktor menjadi aspek penyebab dari masih tingginya angka

kematian ibu saat melahirkan. Mulai dari kelahiran berisiko, yakni kelahiran di usia

yang masih relatif muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, hingga akses layanan

kesehatan terhadap ibu-ibu hamil. Jumlah kematian Ibu menurut provinsi di Indonesia

diperkirakan mencapai 11.534 pada tahun 2010. 

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara melalui Kepala Bidang Pelayanan

Kesehatan Kustinah, Selasa mengatakan sejak empat tahun terakhir angka kematian

pada ibu di Sumut cukup tinggi. Angka kematian ibu secara nasional mencapai 228 /

100.000 jumlah kelahiran hidup. Pada tahun 2007 angka kematian ini mencapai

231/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008, AKI ini meningkat

menjadi 258 /100.000 kelahiran hidup. Selanjutnya pada tahun 2009 angka kematian

pada ibu menjadi 260 per seratus ribu kelahiran hidup. Sementara pada tahun 2010

per Agustus data tersebut mencapai 249 / 100.000 kelahiran hidup.

3

Page 4: BAB I DAN IV

Angka Kematian Bayi (AKB) secara nasional mencapai 34 per 1000 kelahiran

hidup. Untuk Sumut sendiri AKB pada tahun 2007 mencapai 14 per seribu kelahiran

hidup, selanjutnya tahun 2008 18/1000 kelahiran hidup, tahun 2009 sebanyak

19/1000 kelahiran hidup. Sedangkan di tahun 2010 mencapai 22 /1000 kelahiran

hidup. Nias Selatan dan Karo belum ada memberikan data angka kematian bayi untuk

tahun 2010.

Tingginya angka kematian ibu ini menurut Kustinah disebabkan banyak

faktor. Salah satunya karena pendarahan pada saat persalinan (blooding). Selain itu,

terlambatnya dalam pengenalan bahaya dan persoalan sarana dan prasarana menuju

tempat pelayanan juga menjadi factor tingginya angka kematian ibu. Sedangkan

faktor dari kematian bayi disebabkan berat badan bayi yang rendah sewaktu

dilahirkan yaitu dibawah 2500 gram. Jika berat badannya rendah, akan menyebabkan

bayi kedinginan dan tidak sanggup bertahan hidup. Untuk itu, sewaktu masa

kehamilan seorang ibu diajurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

Di Kota Medan tahun 2005 jumlah ibu hamil yang kekurangan gizi sebesar

59%, hal ini menunjukkan bahwa frevalensi gizi buruk pada ibu hamil masih tinggi.

Pada tahun 2007 kasus gizi buruk pada ibu hamil di Indonesia mencapai 17%, karena

itu diusahakan pada tahun 2012 turun menjadi 15%. Kasus gizi buruk mencakup tiga

hal yaitu terlihat dari tinggi badan, berat badan, dan asupan makanan yang buruk

sehingga anak mengalami gizi buruk. Untuk daerah yang masih tinggi angka gizi

buruk ini adalah di Indonesia Timur, seperti Papua, NTT dan Maluku Utara. Untuk

faktor gizi buruk ini bukan karena makanannya yang kurang tetapi juga dipengaruhi

faktor geologis dan cara memasaknya yang masih kurang higienis (Slamet, 2007).

4

Page 5: BAB I DAN IV

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum

Imelda Medan pada awal bulan Mei Tahun 2012, peneliti menemukan bahwa ada 3

dari 8 bayi baru lahir yang mengalami berat badan lahir rendah, dengan latar

belakang gizi pada ibu waktu hamil kurang. Hal ini disebabkan karena kedaan

ekonomi yang pas-pasan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

untuk mengetahui “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil Dengan Berat

Badan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

Periode Mei-Juni 2012’’.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

“Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan bayi

baru lahir di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

dengan berat badan bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Imelda

Pekerja Indonesia Medan Periode Mei-Juni 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil di Rumah Sakit Umum

Imelda Pekerja Indonesia Medan Periode Mei-Juni 2012.

5

Page 6: BAB I DAN IV

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Periode

Mei-Juni 2012.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Ibu Hamil

Agar ibu hamil dapat mengetahui tentang gizi selama kehamilan,

sebagai sumber informasi dan masukan bagi ibu hamil dan untuk

menambah pengetahuan.

1.4.2. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah sebagai pengaplikasian ilmu kesehatan

yang diperoleh selama perkuliahan di AKBID IMELDA MEDAN dan

berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan peneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan

bayi baru lahir.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak

pendidikan khususnya Akademi Kebidanan Imelda Medan sebagai

bahan perpustakaan untuk pembacaan. Dan sebagai perbandingan

untuk peneliti selanjutya dengan judul yang sejenis.

1.4.4. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi dan masukan kepada masyarakat khususnya

tentang gizi yang baik terutama pada ibu hamil.

6

Page 7: BAB I DAN IV

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ibu Hamil

2.1.1 Pengertian Hamil

Hamil adalah wanita yang sedang mengandung mulai dari trimester I s/d

trimester III. Lamanya kehamilan ini mulai dari konsepsi, kehamilan sampai partus

yaitu kurang lebih 280 hari atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari atau 43

minggu. Kehamilan 40 minggu disebut dengan kehamilan matur (cukup bulan), bila

kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur dan kehamilan antara

28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur (Putriazka, 2005).

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus,

agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun

janin ( Manuaba, 2006).

Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Ibu hamil memiliki

kebutuhan makanan yang berbeda karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Ibu

hamil membutuhkan asupan makanan yang perlu diperhatikan, karena makanan yang

dikonsumsi harus memenuhi kebutuhan gizi bagi ibu dan juga bagi bayi, tetapi bukan

berarti menambah porsi makan.

7

Page 8: BAB I DAN IV

2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan :

1. Tanda Pasti Kehamilan

a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ)

b. Terasa gerak janin (minggu ke-18 – minggu ke-20)

c. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, dan ada

gambaran embrio.

d. Pada pemeriksaan Rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu)

2. Tanda Dugaan Hamil

a. Amenorea / tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)

b. Mual dan muntah di pagi hari

c. Pusing

d. Sering buang air kecil

e. Obstipasi

f. Hiperpigmentasi, cloasma dan linea nigra

g. Varices

h. Payudara menegang dan perubahan temperature basal

i. Berat badan bertambah

2.1.3 Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Saat Kehamilan

Ketika hamil akan banyak perubahan fisik pada tubuh wanita, perubahan

tersebut terjadi karena respon tubuh terhadap kehamilan dimana organ-organ tubuh

menyesuaikan kapasitas dengan bertambahnya tugas dan fungsi serta sebagai

8

Page 9: BAB I DAN IV

pemberitahuan bahwa perubahan tersebut terjadi sebagai tanda adanya sebuah proses.

Perubahan tersebut meliputi :

1. Perubahan Sistem Reproduksi

a. Vulva dan Vagina

Pada vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan, tanda

ini biasa disebut tanda Chadwick (Manuaba, 2002).

b. Servik Uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena peningkatan

hormon estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya

hipervaskularisasi maka konsistensi serviks uteri menjadi lebih lunak.

(Winkjosastro, 2005)

c. Uterus

Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion

yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk uterus

menjadi bulat dan berangsur-angsur berbentuk lonjong seperti telur, ukuran

kira-kira sebesar ukuran kepala bayi atau tinju orang dewasa (Manuaba,

2002).

d. Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpuss

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbantuknya

plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2002).

9

Page 10: BAB I DAN IV

e. Payudara / Mammae

Payudara akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak

dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen,

progesteron dan somatomammotropin (Manuaba, 2002).

2. Sistem Pencernaan

Karena pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung

meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan, daerah

lambung terasa panas, terjadi mual muntah terutama di pagi hari, dan dapat

menyebabkan obstipasi (Winkjosastro, 2005).

3. Sistem Respirasi

Pada wanita hamil sering ditemukan keluhan rasa sesak dan nafas pendek

yang ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas, hal ini disebabkan karena

usus-usus yang tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga

diafragma tertekan dan kurang leluasa bergerak. Kebutuhan akan oksigen pada

wanita hamil meningkat ± 20 % sehingga wanita hamil bernafas lebih dalam

(Winkjosastro, 2005).

4. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke

plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang

membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi

dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan

10

Page 11: BAB I DAN IV

bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu

(Winkjosastro, 2005).

5. Sistem Traktus Urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada

hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan

tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh (Manuaba, 2002).

6. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan

yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan

janin dan persiapan pemberian ASI (Manuaba, 2005).

7. Kenaikan Berat Badan

Secara umum rata-rata kenaikan berat badan ibu saat hamil sebanyak 11-

13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin, jaringan plasenta, uterus,

payudara, volume darah, air ketuban, dan lain sebagainya. Menurut American

College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) kenaikan berat badan normal

pada ibu hamil adalah 12,5 – 17,5 kg. Apabila berat badan ibu kurang sebelum

kehamilan, diharapkan kenaikan lebih banyak mencapai 14-20 kg. Pada berat

badan berlebih atau obesitas tetap diharapkan adanya kenaikan namun tidak

terlalu banyak, yaitu sekitar 7,5-10 kg atau paling tidak 7,5 kg pada obesitas.

Pada ibu hamil dengan janin kembar bahkan diharapkan kenaikan 17,5-22,5 kg

( Dr. Prima, 2011).

11

Page 12: BAB I DAN IV

2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

a. Oksigen

b. Nutrisi dalam kehamilan

c. Personal hygiene

d. Pakaian selama kehamilan

e. Eliminasi (Bab/Bak)

f. Seksual

g. Mobilisasi dan body mekanik

h. Istirahat / tidur

i. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi

2. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan

emosional. Tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi

masalah dalam kehamilannya. Agar proses psikologis dalam kehamilan

berjalan normal dan baik maka ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dan

kenyamanan yaitu :

a. Support keluarga

b. Support dari tenaga kesehatan

c. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

d. Persiapan menjadi orang tua

12

Page 13: BAB I DAN IV

2.1.5 Perkembangan Janin

Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel

sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40

minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan

sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal

bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.

Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan

pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.

1. Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode

germinal sampai periode terbentuknya fetus.

a. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)

Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari

hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma

bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).

b. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )

Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi

mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan

hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis

menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar.

13

Page 14: BAB I DAN IV

c. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)

Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan

saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

2. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu

ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek

kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,

kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera

penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat

membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan

panjang 30 cm.

3. Trimester ketiga (24 -40)

Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin

menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok

serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama

dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada

bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan.

Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm. Untuk lebih jelasnya

lihat  Perkembangan bayi dalam kandungan (Sumber: Majalah Kesehatan).

14

Page 15: BAB I DAN IV

2.2 Gizi Ibu Hamil

2.2.1 Pengertian Gizi Ibu Hamil

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda-beda karena ada janin

yang tumbuh di rahimnya. Bukan berarti, ibu hamil harus melipatgandakan jumlah

konsumsi makanannya, tapi yang penting adalah kualitas makanan yang masuk.

Didalam kandungan terjadi proses tumbuh kembang dalam waktu 40 minggu, yang

dimulai dari 2 sel yang kemudian menjadi bayi sempurna dengan Berat Badan 2500-

4000 gr (Iman, 2008).

Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara

(mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan

yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar

40% dan 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya (Yudomustofo, 2007).

Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi dari pada

wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan

janin yang dikandungnya. Bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap

persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut

ronrok dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu

hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan

yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :

a. Pertumbuhan dan perkembangan janin

b. Sumber tenaga

c. Mengatur suhu tubuh

d. Cadangan makanan

15

Page 16: BAB I DAN IV

Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan

yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan

dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam hal ini jumlah

makanan yang dikonsumsi bukan sebanyak dua porsi melainkan hanya ditambah

sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi, untuk menghindari

bertambahnya berat badan yang berlebihan (Hulian, 2010).

2.2.2 Kebutuhan Gizi Selama Hamil

Saat usia kehamilan menginjak trimester II, perlu memperhatikan asupan zat

gizi pada ibu hamil. Berikut ini adalah zat-zat gizi yang diperlukan ibu hamil :

1. Karbohidrat

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Ibu hamil membutuhkan

tambahan energi sebesar 300 kalori per hari. Jumlah ini diperlukan untuk proses

pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru dan penghematan protein.

Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, sagu, jagung, ubi, tepung terigu,

kentang, dan gula murni.

2. Protein

Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Menurut WHO

tambahan protein ibu hamil adalah 0.75% gram per kg berat badan. Dari jumlah

tersebut sekitar 70% dipakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Protein

dibutuhkan untuk membentuk plasenta, menambah jaringan tubuh ibu (seperti

rahin dan payudara), menambah unsur-unsur cairan darah terutama hemoglobin

dan plasma darah. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan

16

Page 17: BAB I DAN IV

nabati. Sumber protein hewani yaitu : ikan, udang, kerang, kepiting, daging,

hati, telur, susu, dan keju. Sumber protein nabati yaitu : kacang-kacangan, tahu

dan tempe.

3. Vitamin

Vitamin diperlukan tubuh untuk mempertahankan kesehatan. Selama hamil,

vitamin penting untuk perkembangan janin termasuk kekebalan tubuh dan

produksi darah merah serta sistem sarafnya. Berbagai jenis vitamin yang

diperlukan ibu hamil yaitu :

a. Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang.

b. Vitamin B12 digunakan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan

jaringan saraf.

c. Vitamin C digunakan untuk mendukung pembentukan jaringan ikat dan

pembuluh darah.

d. Vitamin D digunakan untuk proses penyerapan kalsium dan fosfor, serat

proses mineralisasi tulang dan gigi.

e. Vitamin K digunakan untuk mencegah terjadinya perdarahan agar proses

pembekuan darah berlangsung normal.

f. Asam Folat untuk mencegah terjadinya cacat bawaan pada janin.

4. Lemak

Lemak digunakan tubuh untuk membentuk energi dan juga untuk membangun

sel-sel baru serta perkembangan sistem saraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan

makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang

dikonsumsi sehari. Lemak dihubungkan dengan kecerdasan adalah asam lemak

17

Page 18: BAB I DAN IV

esensial (lemak tak jenuh) diantaranya asam linoleat dan DHA yang dikenal

dengan omega-3. Omega-3 amat dibutuhkan karena asam lemak yang terdapat

dalam jaringan otak adalah DHA.

5. Mineral

Mineral sangat penting bagi tubuh ibu dan tumbuh kembang janin. Peningkatan

kebutuhan mineral bergantung pada fungsi mineral dalam membantu proses

metabolisme tubuh. Berbagai jenis mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil

yaitu : zat kapur, fosfor, zat besi, yodium dan kalsium.

6. Serat

Bahan makanan yang kaya serat adalah buah-buahan, sayuran, serelia atau padi-

padian, kacang-kacangan dan biji-bijian, gandum dan beras. Ibu hamil

membutuhkan asupan serat setiap hari sekitar 25-30 gram. Penambahan serat

selama hamil dilakukan secara brtahap agar pencernaan mempunyai waktu

untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Serat memberikan rasa kenyang

lebih lama, hal ini mencegah ibu hamil makan secara berlebihan. Serat juga

membantu memperlancar sistem pencernaan, sehingga mencegah terjadinya

sembelit.

7. Air

Asupan air sangat penting untuk menjaga kesehatan secara umum. Selain untuk

meningkatkan fungsi ginjal dan mencegah sembelit dan penyerapan makanan

didalam tubuh. Ibu hamil membutuhkan air sebanyak 2 liter sehari atau setara 8

gelas. Ibu hamil lebih mudah kencing atau berkeringat dan adanya peningkatan

18

Page 19: BAB I DAN IV

aliran darah. dari minuman dapat diperoleh dari sayuran berkuah dan buah-

buahan yang dijus (Kasdus, 2010).

2.3 BBL (Bayi Baru Lahir)

2.3.1. Pengertian BBL

Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama

satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah

bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42

minggu. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram

sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah

berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak

ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

2.3.2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal

1. Berat badan 2500 – 4000 gram

2. Panjang badan 48 – 52 cm

3. Lingkar dada 30 – 38 cm

4. Lingkar kepala 33 – 35 cm

5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit

6. Pernafasan ± – 60 40 kali/menit

7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas

19

Page 20: BAB I DAN IV

10. Genitalia;

a. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

b. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12. Reflek morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik

14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium

berwarna hitam kecoklatan.

2.3.3 Reflek – Reflek Fisiologis

Macam – macam refleks pada bayi baru lahir menurut Manuaba, 2010

diantaranya :

1. Refleks Morro yaitu bila bayi tiba – tiba kaget begitu mendengar suara.

2. Refleks Blinking yaitu bila bayi menutupkan kedua matanya begitu terkena

kilatan cahaya atau hembusan udara.

3. Refleks Babinski yaitu bila tapak kaki bayi disentuh, jari-jari kakinya akan

mengembang.

4. Refleks Grasping yaitu bila telapak tangannya disentuh, dia akan langsung

menggenggam.

5. Refleks Rooting yaitu bila pipi atau mulutnya disentuh, mulutnya akan

langsung membuka seperti orang yang menghisap.

6. Refleks Stepping yaitu bila tubuhnya diangkat dan diposisikan berdiri

diatas permukaan lantai, kakinya akan menjejak-jejak diatas permukaan

lantai.

20

Page 21: BAB I DAN IV

7. Refleks Sucking yaitu bila ada objek yang dimasukkan kemulutnya, ia akan

langsung menghisap.

8. Refleks Swimming yaitu bila ditelungkupkan dalam air secara otomatis

tubuhnya akan membuat gerakan-gerakan seolah-olah hendak berenang.

9. Refleks Tonik Neck yaitu bila bayi ditelentangkan, kedua tangan akan

menggenggam dan kepalanya menegok kekanan dalam posisi seperti

pemain sanggar.

2.3.4 Penanganan Segera Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih

untuk bayi baru lahir adalah :

1. Klem dan potong tali pusat.

2. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat. Usahakan adanya kontak antara

kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin. Anjurkan ibu untuk

memeluk dan menyusui bayinya

3. Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit, jika bayi tidak

segera bernafas maka keringkan bayi dengan handuk yang hangat dan

gosoklah punggung bayi dengan lembut. Apabila bayi sianosis maka

berikan oksigen kepada bayi dengan kateter nasal. Jika bayi tidak bernapas

atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan

resusitasi bayi baru lahir

4. Pemeriksaan fisik bayi

21

Page 22: BAB I DAN IV

5. Pencegahan infeksi yaitu :

a. Memberikan vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K

pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K

per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri

vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.

b. Memberikan obat tetes atau salep mata

Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular

seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu

pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan

salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.

2.3.5. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bayi Baru Lahir Dengan Berat

Badan Rendah

1. Faktor Ibu

Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan

status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan

kenaikkan berat badan selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat

memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,

bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra

partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Pada akhir

kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg.

22

Page 23: BAB I DAN IV

Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko

bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, atau anak besar. Ibu berisiko untuk

melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Hidayati, 2009).

2. Faktor Kehamilan

Pre-eklampsia/ Eklampsia, Ketuban pecah dini, hidramnion, dan gameli dapat

mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan dan kelahiran

mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia/Eklampsia pada ibu akan

menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan

dan oksigen dari plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai

makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.

3. Faktor Janin

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi

yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan

kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan

kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu

pertama kehidupannya.

23

Page 24: BAB I DAN IV

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil Dengan Berat Badan

Bayi Baru Lahir

2.4.1 Status Ekonomi

Di Indonesia, terdapat perbedaan status ekonomi antara penduduk yang

tinggal di pedesaan dengan yang tinggal diperkotaan. Pada umumnya,

penduduk yang tinggal di kota lebih makmur dibandingkan penduduk yang

tinggal di desa, karena di kota banyak lapangan pekerjaan tersedia, sedangkan

jenis lapangan pekerjaan di desa terbatas hanya pada pertanian dan

peternakan.

Peningkatan pendapatan rumah tangga terutama bagi kelompok rumah

tangga miskin dapat meningkatkan status gizi, karena peningkatan pendapatan

tersebut memungkinkan mereka mampu membeli pangan berkualitas dan

berkuantitas yang lebih baik. Pendapatan rumah tangga akan mempengaruhi

sikap keluarga dalam memilih barang – barang konsumsi. Pendapatan

menentukan daya terhadap pangan dan fasilitas lain. Semakin tinggi

pendapatan maka cenderung pengeluaran total dan pengeluaran pangan

semakin tinggi.

Rendahnya pendapatan (keadaan miskin) merupakan salah satu sebab

rendahnya konsumsi pangan dan gizi serta buruknya status gizi. Kurang gizi

akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit, menurunkan

produktivitas kerja dan pendapatan.

24

Page 25: BAB I DAN IV

2.4.2 Umur

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan

kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu.

Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi

kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa

pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.

Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35

tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.

2.4.3 Paritas

Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat

hidup (Manuaba, 2009). Paritas di klasifikasikan sebagai berikut :

a. Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak,

yang cukup besar untuk dapat hidup di dunia luar (Varney, 2006).

b. Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak

lebih dari dua kali yang dapat hidup di dunia luar (Manuaba, 2009).

c. Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan anak lebih

dari lima kali atau lebih dan dapat hidup di dunia luar (Manuaba, 2009).

2.4.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan seorang ibu hamil, maka perilaku ibu hamil akan

lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang

jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa

yang dia ketahui (Friedman, 2005).

25

Page 26: BAB I DAN IV

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan konsep penelitian yang berjudul “ Faktor-faktor yang

mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir ” Pada Periode Mei

- Juni 2012.

Variabel Independent Variabel Dependent

Faktor-faktor yang

mempengaruhi :

1. Sosial Ekonomi

2. Umur

3. Paritas

4. Pengetahuan

3.2 . Variabel Penelitian

3.2.1. Variabel Independent

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah sosial

ekonomi, usia, paritas dan pengetahuan.

3.2.2. Variabel Dependent

Dalam penelitian ini variabel dependent adalah Gizi Ibu Hamil.

26

Gizi Ibu Hamil

Page 27: BAB I DAN IV

3.3. Defenisi Operasional

3.3.1 Status Ekonomi

Status ekonomi adalah jumlah penghasilan yang dimiliki oleh keluarga

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup khususnya kebutuhan

asupan gizi pada ibu hamil. Status ekonomi dapat dikategorikan dengan :

a. < Rp 1.000.000,-

b. Rp 1.000.000,- 2.000.000,-

c. > Rp 2.000.000,-

3.3.2. Umur

Umur adalah umur responden pada saat dilakukan penelitian. Usia

dikategorikan menjadi :

a. 21 – 25 Tahun

b. 26 – 30 Tahun

c. 30 – 35 Tahun

d. > 35 Tahun

3.3.3. Paritas

Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat

hidup. Paritas dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Primipara ( Wanita yang memiliki 1 orang anak )

b. Multipara ( Wanita yang memiliki 3 orang anak )

c. Grandemultipara ( Wanita yang memiliki > 5 orang anak )

27

Page 28: BAB I DAN IV

3.3.4. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan ibu hamil untuk menjawab pertanyaan

mengenai gizi ibu hamil. Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner.

Pertanyaan yang diajukan adalah 20 soal. Setiap jawaban yang benar diberi

skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 20

dan total skor minimal adalah 0. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3

kelompok yaitu :

a. Baik

b. Cukup

c. Kurang

3.4. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan data primer yang bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat

badan bayi baru lahir dalam bentuk gambaran yang diteliti dari Rumah Sakit Imelda

Pekerja Indonesia Medan.

3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

berkunjung di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan.

28

Page 29: BAB I DAN IV

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari objek peneliti yang dianggap mewakili seluruh

populasi, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

aksidental sampling yaitu sebanyak 30 Responden.

3.6. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.6.1 Lokasi Penelitian

Dilakukan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan.

3.6.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam melaksanakan penelitian mulai Mei – Juni

2012.

3.7. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan

menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh

responden.

3.8. Pengumpulan Data

Agar dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan maka terlebih dahulu

penulis meminta surat permohonan izin penelitian dari Wadir II yang akan ditujukan

kepada Direktur RSU IPI Medan dengan surat yang berisikan permohonan izin untuk

penelitian, judul penelitian, dan waktu penelitian. Setelah izin diberikan oleh Direktur

29

Page 30: BAB I DAN IV

RSU IPI Medan, barulah peneliti terjun melakukan penelitian melalui pembagian

kuesioner terbuka kepada responden untuk dijawab, dan untuk selanjutnya dilakukan

pengolahan data.

3.9. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah dengan menempuh langkah-langkah yang

dimulai dari :

3.9.1 Editing

Memeriksa kelengkapan data dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah

secara benar sehingga pengolahan data dapat member hasil yang

menggambarkan masalah yang diteliti (Arikunto, 2010).

3.9.2 Coding

Data yang terkumpul dengan cara member kode dalam bentuk angka

(Arikunto, 2010).

3.9.3 Tabulating

Data yang dikumpulkan dengan lengkap dihitung sesuai variable yang

dibutuhkan, lalu dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2010).

30

Page 31: BAB I DAN IV

3.10. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dilakukan terhadap tingkat pengetahuan berdasarkan pada

jawaban responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang diberikan dengan

jumlah 20 soal, sebelum melakukan kategori baik, cukup, kurang terlebih dahulu

menentukan kriteria atau tolak ukur yang disajikan pemantauan pengukuran

(Arikunto, 2010).

1. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1.

2. Skor untuk jawaban yang salah adalah 0.

Maka aspek pengukurannya adalah :

a. Baik apabila mendapat skor 14-20 (75% - 100%)

b. Cukup apabila mendapat skor 7-13 (35% - 65% )

c. Kurang apabila mendapat skor 0-6 (0% - 30%)

Menjumlahkan skor yang didapat dan dibuat persentase dengan menggunakan rumus:

S = xr

x 100%

Keterangan :

S = Skor

x = Jumlah jawaban yang benar

r = Jumlah pertanyaan.

31

Page 32: BAB I DAN IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 responden di RSU. IPI MEDAN

Periode Mei-Juni Tahun 2012 mengenai “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gizi

Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir ” maka di dapat hasil sebagai

berikut:

4.1.1. Berdasarkan Pengetahuan

Table 4.1.1.

Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat

badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012

Berdasarkan Pengetahuan

No. Pengetahuan Jumlah (F) Persentase (%)

1. Baik 8 27

2. Cukup 10 33

3. Kurang 12 40

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor

yang mempengaruhi gizi ibu hamil secara umum berpengetahuan baik sebanyak 8

32

Page 33: BAB I DAN IV

responden (27%), berpengetahuan cukup sebanyak 10 responden (33%) dan

berpengetahuan kurang sebanyak 12 responden (40%).

4.1.2. Berdasarkan Umur

Table 4.1.2.

Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat

badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012

Berdasarkan Umur

No. Umur

PengetahuanTotal

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

1. 21 – 25 Tahun 3 10 3 10 1 3,33 7 23

2. 26 – 30 Tahun 2 6,67 3 10 6 20 11 37

3. 31 – 35 Tahun 2 6,67 3 10 4 13,33 9 30

4. > 35 Tahun 1 3,33 1 3 1 3,33 3 10

Jumlah 8 27 10 33 12 40 30 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang

mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan umur responden adalah mayoritas

responden yang mempunyai umur 26-30 tahun berpengetahuan kurang yaitu

sebanyak 6 orang (20%), dan minoritas adalah responden yang mempunyai umur

>35 tahun berpengetahuan baik yaitu sebanyak 1 orang (3,33%).

4.1.3. Berdasarkan Paritas

33

Page 34: BAB I DAN IV

Tabel 4.1.3.

Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat

badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012

Berdasarkan Paritas

No. Paritas

PengetahuanTotal

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

1. Primipara 6 20 5 17 6 20 17 57

2. Multipara 2 7 4 13 4 13 10 33

3. Grandemultipara - - 1 3 2 7 3 10

Jumlah 8 27 10 33 12 40 30 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang

mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan paritas responden adalah mayoritas

responden berpengetahuan baik pada paritas primipara sebanyak 17 orang (57%) dan

minoritas responden berpengetahuan kurang pada paritas grandemultipara sebanyak 3

orang (10%).

4.1.4. Berdasarkan Sosial Ekonomi

34

Page 35: BAB I DAN IV

Tabel 4.1.4.

Distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat

badan bayi baru lahir di RSU IMELDA MEDAN Tahun 2012

Berdasarkan Sosial Ekonomi

No. Sosial EkonomiPengetahuan

TotalBaik Cukup Kurang

F % F % F % F %1. < Rp 1.000.000,- 1 3,33 2 6,67 6 20 9 302. Rp 1.000.000 – 2.000.000 6 20 7 23 6 20 19 633. > Rp 2.000.000,- 1 3,33 1 3,33 - - 2 7

Jumlah 8 27 10 33 12 40 30 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang

mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan sosial ekonomi responden adalah

mayoritas responden yang mempunyai pendapatan Rp 1.000.000, - Rp 2.000.000,-

dengan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 7 orang (23%), dan minoritas adalah

responden yang mempunyai pendapatan > Rp 2.000.000,- dengan berpengetahuan

kurang yaitu tidak ada sama sekali.

4.2. Pembahasan

35

Page 36: BAB I DAN IV

Setelah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gizi

ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di RSU IPI MEDAN Periode

Mei-Juni 2012, maka pembahasannya adalah sebagai berikut.

4.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan

bayi baru lahir berdasarkan pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui dari 30 responden mayoritas

berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (40%), minoritas berpengetahuan baik

sebanyak 8 orang (27%). Hal ini dikarenakan ibu belum mengetahui faktor-faktor

yang mempengarui gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir.

Menurut Notoatmodjo 2007, bahwa pengetahuan adalah berbagai gejala yang

ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indera. Pengetahuan muncul

ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau

kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Menurut asumsi penulis bahwa pengetahuan ibu dipengaruhi oleh pengalaman

ibu, umur dan ekonomi keluarga.

4.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan

bayi baru lahir berdasarkan umur

Berdasarkan tabel 4.1.2. diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-

faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan umur responden adalah

mayoritas responden yang mempunyai umur 26-30 tahun berpengetahuan kurang

yaitu sebanyak 6 orang (20%), dan minoritas adalah responden yang mempunyai

umur >35 tahun berpengetahuan baik yaitu sebanyak 1 orang (3,33%).

36

Page 37: BAB I DAN IV

Menurut Notoatmodjo 2007, umur berpengaruhi terhadap daya tangkap dan

pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur seseorang akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik.

Menurut asumsi penulis bahwa umur yang semakin matang belum tentu

menjamin pengetauan mereka tentang sesuatu hal.

4.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan

bayi baru lahir berdasarkan paritas

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi faktor-faktor yang

mempengaruhi gizi ibu hamil berdasarkan paritas responden adalah mayoritas

responden berpengetahuan baik pada paritas primipara sebanyak 17 orang (57%) dan

minoritas responden berpengetahuan kurang pada paritas grandemultipara sebanyak 3

orang (10%).

Menurut

4.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dengan berat badan

bayi baru lahir berdasarkan sosial ekonomi

37