BAB I - BAB IV

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum program Pendidikan Diploma IV Manajemen Agroindustri Pertanian Kerjasama antara Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( PPPPTK) Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember. Dilkasanakan sesuai dengan strategi pelaksanaan kurikulum Diploma IV. Dalam rangka meningkatkan wawasan dan memperkaya kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah kejuruan pertanian maka perlu dilakukan studi lapang ke industri- industri yang relevan dengan bidang peminatan. Sehubung dengan hal itu maka seluruh mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Studi Lapang ( Field Trip ) di Industri atau instansi. Industri tempat studi lapang ditetapkan berdasarkan tuntutan kompetensi mata kuliah terkait dan kesesuaian kompetensi yang dimiliki. Melalui studi lapang ini diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan, wawasan dan pemahaman tentang proses produksi di industri yang relevan dengan masing- masing bidang peminatan. B. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman mahasiswa dalam bidang budidaya perairan, 1

Transcript of BAB I - BAB IV

Page 1: BAB I - BAB IV

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum program Pendidikan Diploma IV Manajemen Agroindustri Pertanian

Kerjasama antara Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan ( PPPPTK) Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember.

Dilkasanakan sesuai dengan strategi pelaksanaan kurikulum Diploma IV. Dalam

rangka meningkatkan wawasan dan memperkaya kompetensi mahasiswa dalam mata

kuliah kejuruan pertanian maka perlu dilakukan studi lapang ke industri- industri yang

relevan dengan bidang peminatan.

Sehubung dengan hal itu maka seluruh mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Studi

Lapang ( Field Trip ) di Industri atau instansi. Industri tempat studi lapang ditetapkan

berdasarkan tuntutan kompetensi mata kuliah terkait dan kesesuaian kompetensi yang

dimiliki.

Melalui studi lapang ini diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan, wawasan

dan pemahaman tentang proses produksi di industri yang relevan dengan masing-

masing bidang peminatan.

B. Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman mahasiswa dalam bidang

budidaya perairan,

2. Melengkapi kompetensi mahasiswa pada bidang budidaya perairan yang dirasa

masih kurang.

3. Memahami kegiatan proses produksi yang terjadi dilapangan atau industri.

C. Sasaran

Sasaran dari pelaksanaan studi lapang ini adalah Mahasiswa PPPPTK Pertanian

Cianjur Kerjasama Politeknik Negeri Jember 2009/2010 dari empat bidang

konsentrasi, yaitu:

Mahasiswa Budidaya Perairan : 24 orang

Mahasiswa Teknologi Produksi Benih : 19 orang

Mahasiswa Manajemen Bisnis Unggas : 13 orang

Mahasiswa Agribisnis Sutera Alam : 20 orang

1

Page 2: BAB I - BAB IV

BAB II

METODE PELAKSANAAN STUDI LAPANG

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi Lapang

Studi lapang dilaksanakan pada institusi atau instansi yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Industri yang dikunjungi oleh kelompok V Budidaya Perairan adalah Balai Benih Ikan Central Cangkringan yang terletak di, Desa Agromulyo, Kecamatan Cangkringan Kab. Sleman Yogyakarta. Adapun waktu pelaksanaan studi lapang dari tanggal 19 Juli 2010 s/d 25 juli 2010

B. Metode Studi Lapang

1. Observasi.

Dalam studi lapang ini mahasiswa diwajibkan terjun langsung ke lapangan untuk

mengetahui beberapa aspek teknis budidaya, yaitu : lokasi budidaya,bentuk wadah

budidaya, jenis komoditi yang di budidayakan, teknik pembudidayaan ikan serta

melakukan dokumentasi terhadap hal-hal penting yang dilakukan pada saat

pelaksanaan studi lapang. Diharapkan dengan observasi ini mahasiswa memiliki

gambaran dan wawasan tentang budidaya ikan dengan baik.

2. Wawancara

Interview atau wawancara secara langsung terhadap staf yang bekerja di Balai Benih

Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih

jelas terutama berkaitan dengan beberapa aspek penunjang kegiatan budidaya ikan.

Aspek tersebut yaitu :

1. Aspek organisasi dan manajemen

2. Aspek Produksi

Komponen yang ditanyakan dari aspek produksi sebagai berikut:

a. Kolam atau media budidaya

b. Pengelolaan kualitas air

c. Pemberian pakan

d. Pembenihan dan pembesaran

e. Pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit

3. Aspek marketing, dan

4. Aspek Enterprenuer

2

Page 3: BAB I - BAB IV

BAB III

HASIL STUDI LAPANG DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Balai Benih Ikan Central Cangkringan

Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan didirikan pada tahun 1953 dengan

luas lahan 0,9 H, Dahulu bernama Balai Benih Ikan Cangkringan ( BBI )kemudian

pada tahun 1976 menjadi Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan. Lalu pada

tahun 1998 luas lahan BBIC Cangkringan berubah menjadi 7,5 H. yang kemudian

tahun 2003 menjadi unit kerja budidaya ikan air tawar Cangkringan pada Balai

Perekayasa Teknologi Perikanan dan Kelautan Prov. DIY.

Adapun tugas Balai Budidaya Ikan Central Cangkringan adalah sebagai sarana

bimbingan langsung kepada UPR atau ( Usaha Pembenihan Rakyat ) dalam

pengadaan dan pengendalian mutu benih dan pelaksanaan produksi induk dengan

mutu yang baik. Dari beberapa tugas pokok yang ada, BBI juga sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah Yogyakarta ( PAD ). Luas areal Balai Benih Ikan Central

Cangkringan sebesar 7,5169 Ha yang terdiri dari kolam efektif 5,0388 Ha, gedung

dan rumah 0,1805 Ha, pematang saluran dan lingkungan 3,1975 Ha.

1. Lokasi:

Unit kerja Balai Benih Ikan Central Cangkringan terletak di kaki gunung Merapi,

dengan kemiringan tanah 5%, ketinggian dari permukaan laut 330 m dan berlokasi di:

a. Desa : Agromulyo

b. Kecamatan : Cangkringan

c. Kabupaten : Sleman

d. Provinsi : DIY

2. Sifat Tanah dan Air:

a. Jenis tanah : Vulkanis Muda

b. Tekstur tanah : Pasir Berbatu

c. Sifat tanah : Porous

d. Suhu air : 19-28°C

e. pH air : 7-7,5

3

Page 4: BAB I - BAB IV

3. Status

Unit kerja Balai Benih Ikan Central Cangkringan berstatus sebagai instalasi seksi

budidaya air tawar pada Balai Pengembangan Teknologi dan Perikanan, Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Visi dan misi

Adapun Visi dan Misi darai Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan yaitu s

ebagai berikut:

a. Visi

Indonesia menjadi produsen perikanan terbesar di dunia pada tahun 2014

b. Misi

1. Pengembangan SDM.

2. Mengembangkan sarana dan prasarana dibidang kelautan dan perikanan.

3. Mengarahkan masyarakat pada sumber daya alam khususnya di bidang kelautan

dan perikanan.

4. Peningkatan pelayanan dibidang perikanan pada masyarakat.

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas dan fungsi Unit Kerja Balai Benih Ikan Central Cangkringan sebagai salah satu

Unit Kerja dan Seksi budidaya Air Tawar Pada Balai Pengembangan Teknologi

Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta adalah sebagai sarana bimbingan langsung kepada UPR dalam

pengadaan dan pengendalian mutu benih dan mempunyai tugas pokok melaksanakan

peningkatan produksi induk dalam jumlah dan mutu. Tugas pokok sesuai dengan

fungsinya, meliputi :

1. Memproduksi induk ikan bermutu dalam rangka menunjang usaha perbenihan

rakyat dan pengendalian mutu benih.

2. Memproduksi benih ikan untuk keperluan mengisi kekurangan benih yang

dihasilkan oleh UPR.

4

Page 5: BAB I - BAB IV

3. Melaksanakan perekayasaan dan adaptasi teknologi budidaya air tawar yang lebih

baik dan sekaligus penyebarannya kepada UPR berupa pelayanan informasi

teknologi dan bimbingan teknis perbenihan budidaya air tawar.

4. Sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.

6. Struktur organisasi

Merupakan gambaran tanggung jawab personil inti serta hubungannya dalam

pengembangan, penerapan dan pemuktahiran teknologi perikanan.

Guna mendukung kelancaran tugas dan pelayanan kepada masyarakat, telah disusun

struktur organisasi yang terdiri dari :

1. Departemen perikanan dan kelautan ( UPT dan DKP )

2. Pemda DIY

3. Unit kerja pembenihan air tawar

7. Jumlah karyawan

Jumlah tenaga kerja yang ada di Unit kerja Balai Benih Ikan Central Cangkringan

sebanyak 18 orang dengan setatus kepegawaian sebagai berikut :

No PendidikanSetatus Kepegawaian

JumlahPNS PTT

1 S1 2 2

2 D3 2 2

3 SLTA 6 6

4 SLTP 3 3

5 SD 3 2 3

Jumlah 16 2 18

Tabel 1. Data Karyawan Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan

5

Page 6: BAB I - BAB IV

8. Rencana program tahun 2010 yaitu Peningkatan pemahaman dan keterampilan

masyarakat terkait dengan komoditi yang sedang dikembangkan yaitu ikan nila.

9. Program yang manjadi unggulan yaitu Uji penerapan teknologi dan perekayasaan

genetik ikan nila

10. Komoditi yang dikembangkan: Pengembangan ikan nila, pengembangan ikan lele,

pengembangan ikan mas, pengembangan ikan gurame.

11. Kegiatan yang dilaksanakan terkait komoditi yang dikembangkan

a. pengelolaan induk

1. Pengembangan mutu induk ikan murni/ras yang diunggulkan untuk memproduksi

induk unggul/bermutu dalam rangka pembinaan BBI lokal dan UPR.

2. Persilangan antar keturunan yang berbeda dalam satu ras dan persilangan antar ras

murni untuk menghasilkan benih unggul/bermutu dalam rangka memenuhi

kekurangan kebutuhan benih

b. Pembenihan

1. Alami untuk pembenihan ikan nila hitam GIFT G3, Nila Hitam Wanayasa, Nila

JICA.

2. Alami dengan perawatan telur terkontrol, untuk pembenihan ikan gurami, mas, lele

dan lobster air tawar.

3. Alami pemeliharaan larva untuk nila merah (Filipina 81, Singapura, Red NIFI 94,

Chitralada 2002, Nila sub senter)

4. Induce breeding, untuk ikan grass carp, patin,bawal air tawar.

c. Perekayasaan teknologi

Uji penerapan teknologi dan perekayasaan yang dilakukan pada tahun 2006 adalah

sebagai berikut :

1. Pembesaran nila dengan pakan ampas tahu.

6

Page 7: BAB I - BAB IV

2. Pematangan Gonad lobster Air Tawar.

3. Seleksi individu ikan nila merah (Oreochromis niloticus).

B. HASIL KEGIATAN

B.1. Aspek Produksi

a. Data Kolam Atau Media Budidaya

Kolam Jumlah kolam

Bentuk dan ukuran kolam

Pipa pemasukan dan pipa

pengeluaran air

Cara pemeliharaan kolam

Pemijhan 15 Persegi 15m3

Cor beton Pengeringan, pengolahan dasar kolam, pengapuran, dan pemupukan

Penetasan telur 15 Persegi 15m3

Cor beton Pengeringan, pengolahan dasar kolam, pengapuran, dan pemupukan

Pemeliharaan larva

15 Persegi 15m3

Cor beton Pengeringan, pengolahan dasar kolam, pengapuran, dan pemupukan

Pemeliharaan benih

23 Persegi 472m2

Cor beton Pengeringan, pengolahan dasar kolam, pengapuran, dan pemupukan

Pembesaran 20 Persegi 15m3

Cor beton Pengeringan, pengolahan dasar kolam, pengapuran, dan pemupukan

Tabel 2 : Data kolam di Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan

7

Page 8: BAB I - BAB IV

Gambar 1 : Kolam pemijahan, penetasavan telur dan pemeliharaan larva

Gambar 2 : Kolam pendederanGambar 3 : Kolam pembesaran

b. Data Kualits Air

Kolam Sumber yang digunakan Treatment air sebelum digunakanPemijahan Air sungai dengan sistem

pengendapanFilter biologi menggunakan enceng godok dan petak pengendapan dengan metode petak jigjak

Penetasan telur Air sungai dengan sistem pengendapan

Filter biologi menggunakan enceng godok dan petak pengendapan dengan metode petak jigjak

Pemeliharaan larva

Air sungai dengan sistem pengendapan

Filter biologi menggunakan enceng godok dan petak pengendapan dengan metode petak jigjak

Pemeliharaan benih

Air sungai dengan sistem pengendapan

Filter biologi menggunakan enceng godok dan petak pengendapan dengan metode petak jigjak

Pembesaran Air sungai dengan sistem pengendapan

Filter biologi menggunakan enceng godok dan petak pengendapan dengan metode petak jigjak

Tabel 3: Data sumber air dan treatment air sebelum digunakan

8

Page 9: BAB I - BAB IV

Kolam Parameter

DO Suhu pH Salinitas Kadar amoniak

Pemijahan 5-8 24-26 7-7,5 0 0,01

Penetasan telur 5-8 24-26 7-7,5 0 0,01

Pemeliharaan

larva

5-8 24-26 7,75 0 0,01

Pemeliharaan

benih

5-8 24-26 7,75 0 0,01

Pembesran 5-8 24-26 7,75 0 0,01

Tabel 4 : Data nilai parameter kimia kualitas air

Kolam Pengelolaan kualiata air ( penyiponan dan pergantian air )

Pembenihan Sistem air mengalir

Pembesaran Sitem air mengalir

Tabel 5 : Data pengelolaan kualitas air

c. Data Pemberian Pakan

Kegaiatn Pakan

Jenis pakan Feeding

frekwensi

Feeding Rate Metode

pmberian

Treatment

tambaan

Pemeliharaan

larva

Tepung dan

pakan alami

2 x sehari 3% dari

biomasa

Tebar Vit C + pakan

2 minggu 1 x

Pemeliharaan

benih

Pakan buatan

( pellet )

2 x sehari 3% dari

biomasa

Tebar Vit C + pakan

2 minggu 1 x

Pembesaran Pakan buatan

( pellet )

2 x sehari 5% dari

biomasa

perhari

Tebar Vit C + pakan

2 minggu 1 x

Tabel 6 : Jenis pakan, feeding frekwensi, feeding rate, metode pemberian pakan dan

treatment tanbahan pakan

d. Data Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila Merah ( Oreochromis sp )

1. Teknik pemeliharaan induk dan calon induk

9

Page 10: BAB I - BAB IV

Jenis pakan yang diberikan pada induk ikan nila merah (Oreochromis sp ) yaitu pakan

buatan atau yang biasa disebut dengan pellet dengan feeding frekwensi yaitu 2 x

sehari dan feeding rate sebsesar 5 % biomassa perhari, pemberian pakan dilakukan

pada pagi dan sore dengan perbandingan 40: 60.

Untuk Pengelolaan kualitas air untuk pemeliharaan induk dan calon induk yaitu dari

pengeringan kolam,pengolahan dasar kolam, pemupukan, dan pengapuran.

Hama dan penyakit yang biasa menyerang pada ikan nila merah yaitu: Tricodhina sp,

dan Costia sp.

2. Ciri-ciri induk ikan nila merah (Oreochromis sp ) matang gonad:

Jantan Betina

Lubang genital berwarna

kemeerahan

Lubang genital berwarna kemerahan

Jika perut di striping akan

mengeluarkan sperma

Perut agak membuncit

Badan lebih ramping, gerakan lincah

dan warna kulit mengkilat

Jika distriping akan mengeluarkan telur

yang berwarna orange/ telur matang

Tabel 7 : Ciri-ciri induk ikan nila merah matang gonad

Teknik pemijahan dengan sistem outdor dengan Rata – rata fekunditas telur berkisar

antara 60%-80%, teknik penetasan telur adalah sistem indukan,padat penebaran untuk

pemeliharaan benih didalam kolam adalah 100-200 ekor/m2

3. Teknik pemeliharaan larva

- Setelah larva berumur 21 hari larva dipindahkan ke kolam pendederan

- Pakan yang diberikan berupa pakan yang berbentuk tepung

- Pakan diberikan 2x sehari ( pagi dan sore ) dengan perbandingan pakan 40:60

4. Teknik pemeliharaann benih dengan cara benih yang siap untuk dipelihara dalam

kolam dengan padat tebar sebesar 100-200 ekor ekor m2 , pakan yang diberikan pada

benih yaitu pakan buatan dan pakan alami, pakan alami yang diberkian yaitu

daphnia, untuk menumbuhkan pakan alami dengan cara pemupukan menggunakan

10

Page 11: BAB I - BAB IV

pupuk kandang, dengan dosis yaitu 200-500 gram pupuk/ m2 luas kolam. Untuk

pakan butan dengan feeding frekwensi 3 x sehari dab feeding rate 3% dari biomasa.

5. Teknik pembesaran untuk ikan konsumsi tidak dilakukan secara rutin karena

lebih banyak menjual ikan ukuran benih

6. Cara panen dilakukan dengan mengambil benih setiap hari menggunakan seser.

Waktu pemanenan dilakukan pagi dan sore hari

7. Jumlah produksi benih rata – rata per tahun 8 juta ekor/tahun

e. Data Pencegahan dan Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Hama dan penyakit yang biasa menyerang ikan nila merah yakni Tricodhina sp,

dan Costia sp.

2. Tindakan pencegahan terhadap masuknya hama dan penyakit baik pada kegiatan

pemijahan sampai pembesaran dilakukan dengan cara Pemberian Vit C yang di

campur ke dalam pakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan.

3. Perlakuan pengobatan jika terjadi serangan penyakit pada kegiatan budidaya nila

untuk Tricodhina dengan cara prendaman ikan dalam larutan formalin 2 ml/ 10 liter

air selama 30 menit atau dengan larutan garam sebesar 30 ppm selama 10-15 menit.

Untuk Costia dengan cara perndaman dengan larutan Methline blue ( MB ) dengan

dosis 2 ml larutan MB/10 liter air

B.2 Aspek Marketing

1. Benih ikan di jual yang telah berukuran : 2-3 cm, 10 -12 cm, 35 cm dan 58 cm

2. Jumlah rata-rata penjualan benih ikan pertahun : 8 juta/ tahun

3. Cara packing benih yang akan di kirim menggunakan plastikyang diberi oksigen

untuk jarak dekat dan kotak fiber yang di beri es untuk jarak jauh

4. Sisitem pembayaran yang umunya terjadi untuk pemasaran benih ikan dan ikan

ukuran konsumsi adalah langsung atau tunai.

5. Kegiatatn promosi yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pemasaran hasil

produksi yaitu promosi dari pemerintah

11

Page 12: BAB I - BAB IV

6. Hubungan BBI dengan masyarakat sekitar terkait dengan komoditi yang

dikembangkan di BBI yaitu BBI memberi dampak positif serta konstribusi yang

positif berkaitan dengan komoditi yang di kembangkann kepada masyarakat.

B.3 Aspek Entreprenuer

1. Kiat-kiat yang diperlukan dalam membangun usaha pembenihan dan pembesaran

ikan air tawar adalah dengan melihat pangsa pasar

2. Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar usaha pembenihan dan pembesaran ikan

dapat bertahan dalam berbagai situasi ekonomi adalah mencari komoditi yang

memiliki pangsa pasar yang baik, melakukan budidaya secara produktif dan efisien,

dan pengelolaan kualitas air yang baiak.

3. Pengalaman rugi dalam pembenihan dan pembesaran ikan di BBI adalah BBIC

Cangkringan merupakan unit pelaksana teknis dari Departemen kelautan dan

perikanan sehingga BBIC Cangkringan tidak pernah mengalami kerugian.

C. PEMBAHASAN

C.1 Kolam Pemijahan

Kolam pemijahan adalah tempat atau media ikan memijah, di Balai Benih Ikan

Central (BBIC ) Cangkringan, kolam pemijahan dipergunakan langsung untuk kolam

penetasan telur dan pemeliharaan larva. Larva di panen dan di pindahkan ke kolam

pendederan setelah larva berumur 21 hari.

Jenis kolam pemijahan yakni kolam semen dengan dasar tanah dan kedalaman kolam

berkisar 60cm- 150cm, jumlah kolam pemijahan yaitu 15 dengan bentuk persegi,

teknnik pemijahan yaitu dengan cara outdor dengan perbandingan 1: 3 ( 1 jantan, 3

betina ).

C.2 Teknik Pemijahan Ikan Nila Merah ( Oreochreomis sp )

12

Page 13: BAB I - BAB IV

Pemijahan secara tradisional dilakukan di kolam tanah, caranya dengan menyiapkan

kolam ukuran 500 m2, mengeringkan selama 3-5 hari, kemudian mengisi isi air

setinggi 40-60 cm dan alirkan secara kontinyu. Seteah itu masukan 300 ekor induk

betina dan 100 ekor induk jantan, biarkan memijah secara alami. Panen larva

dilakukan pada hari ke 14-20 dengan seser di permukaan kolam.

C.3 Kolam Pemeliharaan Benih

Kolam pemeliharaan benih merupakan kolam untuk pemeliharaan benih dengan padat

tebar benih untuk ikan nila sebesar 100-200 ekor/m2 , kolam pemeliharaan benih yang

ada di Balai Benih Ikan Central Cangkringan menggunakan sistem kolam tanah dan

dicampurkan dengan pemeliharaan induk ikan mas.

Jumlah kolam pemeliharaan benih di Balai Benih Ikan Sentral Cangkringan yaitu

berjumlah 28 dengan ketinggian air 50cm, pemberian pakan pada benih yaitu 2 x

sehari ( pagi dan sore ) denga feeding rate sebesar 3% dari biomasa , perbandingan

pemberian pakan yaitu 40: 60. Persiapan kolam yang dilakukan untuk kolam

pemeliharaan larva yaitu pengeringan kolam, pengolahan dasar kolam, pengapuran

dan pemupukan.

C.4 Teknik Pengelolaan Kualitas Air

Kualitas air sangat penting dalam suatu usaha. Suhu selama pemeliharaan jangan

terlalu tinggi maksimal 28oC, tetapi juga tidak terlalu rendah minimal 25oC. Fluktuasi

suhu dipertahankan tidak melebihi 3oC. Dalam pemeliharaan baik induk maupun

benih air selalu mengalir dengan debit yang maksimal agar selalu memenuhi

kebutuhan oksigen induk maupun benih, air yang mengalir tidak hanya akan menjaga

kadar oksigen terlarut dalam air melainkan juga dapat menjaga agar air tidak

mengalami fluktuasi suhu yang tinggi, pengelolaan kualitas air merupakan hal yang

paling utama karena air merupakan media utama hewan akuatik untuk tumbuh hidup

dan berkembang, jadi pengelolaan kualitas air agar ikan dapat bertahan hidup, tumbuh

dan berkembang dengan baik. Pengolahan kualitas air diuraikan sebagai berikut:

1. Pengeringan Wadah

Pengeringan wadah bertujuan untuk menghilangkan filamen alga yang tidak di

inginkan, dekomposisi dan mineralisasi bahan organik oleh mikroorganisme

13

Page 14: BAB I - BAB IV

tanah,dan desinfeksi dasar kolam dan tambak dari mikroorganisme patogen dengan

penyinaran matahari secara langsung, dan membunuh telur, larva dan stadia dewasa

predator.

2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan : Memperbaiki struktur dan tekstur tanah agar menjadi

subur, gembur dan membuat koloid tanah menjadi stabil, meningkatkan PH

tanah dan air, memperbaiki lapisan tanah dasar yang porous menjadi kedap air, Pada

tanah asam (pH rendah), pengolahan tanah dilakukan dengan memasukkan air

setinggi 30 cm dan memasang kincir. Setelah 5 hari, air dibuang dan tanah dijemur

dilakukan berulang – ulang agar keasaman tanah berkurang .

3. Pengapuran

Pengapuran bertujuan : Meningkatkan pH tanah ,membakar jasad renik penyebab p

enyakit dan hewan liar, mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus,

memperbaiki kualitas tanah.

Kapur yang biasa digunakan adalah:

- Pada saat persiapan lahan – kapur gamping (CaO) dan kapur bangunan (Ca(OH)2)

karena memiliki daya netralisasi yang tinggi.

- Untuk meningkatkan pH dan alkalinitas air menggunakan kaptan/kalsit (CaCO3)

dan dolomit (CaCO3.MgCO3) Pengapuran selama pemeliharaan dilakukan secara

rutin pada malam hari setelah pemberian pakan. Dosis dan frekuensi kapur yang

diberikan disesuaikan dengan umur udang

4. Pemupukan

Pemupukan bertujuan: Pemupukan awal bertujuan untuk memasok unsur hara

seperti N,P dan K. Pupuk yang digunakan urea dengan dosis 50 – 100 kg

urea/ha.Pemupukan susulan bertujuan untuk mempertahankan kecerahan air dan

memasok unsur hara. Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan dosis

Urea : TSP = 25 : 15 kg Untuk tanah gambut dosis yang diberikan urea : TSP = 150

kg/ha : 100 kg/ha. Untuk pemupukan dipergunakan yaitu pupuk kandang, pupuk

kandang bisa dari kotoran babi, sapi perah, sapi daging,domba,kuda dan unggas.

14

Page 15: BAB I - BAB IV

Pupuk kandang yang sering dipergunakan yaitu pupuk kandang dari kotoran unggas,

karena keunggulan dari kotoran unggas yaitu unsur haranya yang tinggi dengan

kadar H20 (%) sebesar 62 Nitrogen 65,8 Pospor 13,7 dan Kalium sebesar 12,8.

Maka pupuk kandang dari kotoran unggas sering digunakan untuk pemupukan kolam.

Hewan H2O

(%)

Pupuk kandang (kg/ton)

N P K

Sapi perah 85 22,0 2,6 13,7

Sapi daging 85 26,2 4,5 13,0

Unggas 62 65,8 13,7 12,8

Babi 85 28,4 6,8 19,9

Domba 66 50,6 6,7 39,7

Kuda 66 32,8 4,3 24,2

Tabel 8 : Perbandingan unsur hara pada pupuk kandang

C.5 Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit

Di Balai Benih Ikan Central Cangkringan belum pernah menemukan penyakit yang

menyerang pada kegiatan pemijahan,penetasan telur, pemeliharaan larva,

pemeliharaan benih dan pembesaran. sehingga Balai Benih Ikan Central Cangkringan

hanya melakukan pencegahan dengan penambahan Vit C pada pakan yang diberikan

2 minggu 1 kali.

C.6 Pemberian Pakan

Dalam pemberian pakan pada kegiatan pemeliharaan larva harus melihat bukaan

mulut larva, dan feeding rate yaitu 2 x sehari, pakan yang diberikan berbentuk tepung.

Untuk kegiatan pemebesaran dapat diberikan pakan yang berukuran lebih besar tetapi

harus melihat bukaan mulut benih yang dipeliahara dan kebiasaan makan ikan. Dalam

15

Page 16: BAB I - BAB IV

pemberian pakan terdapat treatment tambahan yang dapat dilakukan seperti

penambahan Vit C yang di campurkan ke dalam pakan.

C.7 Aspek Parameter Kimia

a. Kecerahan

Ukuran kecerahan perairan yangg diamati secara visual dengan Secchi Disc,

dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi,

dan ketelitian pengamat.

Pengukuran : cuaca cerah (09.00-15.00 WIB).

b. Konsentrasi Oksigen Terlarut (DO) Dalam Air

Kadar oksigen terlarut ( mg/l) Pengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan< 0,3 Hanya sedikit jenis ikan yang dapat bertahan

pada masa pemaparan singkat (short exposure)

0,3 – 1,0 Pemaparan lama (prolonged exposure) dapat mengakibatkan kematian ikan

1,0 – 5,0 Ikan dapat bertahan hidup, tetapi pertumbuhannya terganggu

>5,0 Hampir semua organisme akuatik menyukai kondisi ini

Tabel 9 : Pengaruh DO pada ikan

Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan aktivitas ikan ,konversi pakan dan laju

pertumbuhan. Pada kondisi DO <4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup

namun pertumbuhan menurun (tidak optimal). Rentang tingkat DO optimal yaitu ≥5

ppm dan rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif yaitu 5-8 ppm

Variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik rentang toleransi serta

suhu optimum kultur berbeda untuk setiap jenis/ spesies ikan, hingga stadia

pertumbuhan yang berbeda, suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan apabila

suhu meningkat maka aktivitas metabolisme ikan juga meningkat.

16

Page 17: BAB I - BAB IV

c. Derajat Keasaman ( pH )

Nilai pH :

pH 7 : netral

7 < pH < 14 : alkalis (basa)

0 < pH < 7 : asam

Nilai optimal pH tergantung pada spesies ikan

Rentang toleransi pH : 6,5 – 9,0

pH optimal : 7.0 –8.5

Ikan air laut : 7,6 – 8,3

Berkaitan dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme akuaitik, semakin

banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi maka pelepasan ion H+ (pH air turun

(cenderung asam)), Penurunan / penggunaan CO2 dalam fotosintesis oleh fitoplankton

(pH air naik (cenderung basa)) pH rendah (keasaman tinggi) menyebabkan

penurunan oksigen terlarut ,konsumsi oksigen menurun ,peningkatan aktivitas

pernapasan ,penurunan selera makan .

pH air Kondisi kultur

< 4,5 Air bersifat toksik

5 – 6,5 Pertumbuhan ikan terhambat; pengaruh pada ketahanan tubuh

6,5 – 9,0 Pertumbuhan optimal

>9,0 Pertumbuhan ikan terhambat

Tabel 10 :Hubungan antara pH air dan kehidupan hewan (ikan) budidaya

Ikan yang hidup pada pH tidak sesuai akan menyebabkan ikan menjadi rentan

terhadap serangan penyakit

17

Page 18: BAB I - BAB IV

d. Amoniak

Hewan akuatik umumnya mengekskresikan amonia (NH3) sebagai hasil dari

proses metabolisme dan sebagai produk ekskretori (dari ginjal, jaringan insang).

Amonia juga sebagai hasil dekomposisi protein dari sisa pakan atau plankton yang

mati di perairan, amonia umumnya terlarut dalam bentuk NH4+. Toksisitas amonia

lebih besar pada suhu dan pH tinggi (lebih beracun dan berbahaya bagi ikan)

pergantian air dapat dilakukan untuk mengatasi konsentrasi amonia yang tinggi dalam

kultur Konsentrasi maksimal amonia dalam air ~ 0,1 ppm

C.8 Pemanenan

Pemanenan ikan nila merah dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu panen total dan

panen sebagian, panen total dilakukan dengan cara pengeringan kolam, hingga

ketinggian air 10 cm. Petak pemanenan/ petak penangkapan seluas 1 m2 didepan

pengeluaran (monnik). Pemanenan dilakukan pada pagi hari agar tidak panas dan hati-

hati. Kemudian panen sebagian atau panen selektif dilakukan tanpa pengeringan

kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan

dengan menggunakan waring yang diatas nya telah diberi umpan. Panen total

dilakukan bila ikan sudah tidak mijah lagi, sedangkan panen sebagian dialakukan

apabila ikan masih mijah, dan permintaan dari pembeli sesuai dengan ukuran yang

mereka inginkan.

C.9 Stratregi Pemasaran

Pemasaran ikan nila yang telah dipanen untuk pemasaran jarak dekat dengan

menggunakan plastik yang telah di beri oksigen dengan perbanddingan air dan

oksigen 40:60. Untuk jarak jauh biasa disebut dengan sisstem tertutup dengan cara

menggunakan kantong plastik volume media pengangkutan terdiri dari air bersih

sebanyak 5 liter yang diberi buffer Na2 (hpo)4. 1 H2O sebanyak 9 gram.

Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan memasarkan benih dan induk ikan ke

para petani-petani, yang ada di wilayah yogyakarta ataupun yang berada di luar

daerah.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

18

Page 19: BAB I - BAB IV

Hasil studi lapang yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai beikut :

1. Jenis ikan yang dibudidayakan di Balai Benih Ikan Sentral Cangkringan, yakni ikan

nila citra lada, nila nifi, nila merah filipin,dan nila singa, ikan gurame, ikan lele

sangkuriang, dan ikan mas. Dengan komoditas unggulan adalah ikan nila merah

2. Balai Benih Ikan Central Cangkringan memasarkan ikan ukuran benih unggulan

untuk disebarkan ke pembudidaya ikan di wilayah yogyakarta.

4. kegiatan yang dilakukan oleh Balai Benih Ikan Central Cangkringan terkait dengan

komoditi yang dikembangkan yaitu pengelolaan induk, pembenihan. dan

perekayasaan teknologi.

5. Studi lapang dilaksanakan di Balai Benih Ikan Central Cangkringan yang memiliki

kegiatan budidaya perikanan yang bergerak pada bagian pemeliharaan benih dan

pemeliharaan induk ikan nila, lele, mas, dan gurame.

6. Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan merupakan instansi pemerintah

sehingga Balai Benih Ikan central Cangkringan merupakan sumber pendapatan asli

daerah.

7. Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan tidak memroduksi ikan untuk

ukuran konsumsi, karena Balai Benih Ikan Sentral Cangkringan Bergerak pada bagian

pengadaan benih dan pengadaan induk.

8. Dengan pelaksanaan studi lapang ini mahasiswa telah memperoleh ilmu serta

mengetahui bagaimana mengolah air di daerah yang susah akan air.

9. Balai Benih Ikan Central ( BBIC ) Cangkringan memproduksi benih dan induk

dengan mutu yang bagus dari hasil asli maupun persilangan ( ikan nila citra lada, nila

nifi, nila merah filipin, dan nila singa ).

B. SARAN

19

Page 20: BAB I - BAB IV

Adapun saran yang diperoleh dari kuliah lapang yang telah dilaksanakan baik untuk

Balai Benih Ikan Central Cangkringan dan dalam bidang perikanan adalah sebagai

berikut:

1. Pengembangan teknologi rekayasa budidaya sangat perlu untuk menghasilkan

benih ikan unggulan dan produksi ikan yang optimal.

2. Membina kader – kader perikanan yang berjiwa kritis, kreatif dan inovatif serta

bertaqwa kepad tuhan YME akan mampu membawa dunia perikanan di Indoneia

bersaing dengan negara maju.

3. Pertukaran informasi diperlukan untuk mengembangkan profesionalitas sumber

daya manusia dalam bidang perikanan

4. Sebaiknya pihak tempat kuliah lapang lebih memperhatikan lagi masalah

penaggulan hama dan penyakit.

5. Sebaiknya pihak yang berkait dalam pengelolaan Balai Benih Ikan Central ( BBIC)

Cangkringan memperhatikan sistem penggunaan hatchery dan memperbaiki tata

ruang hatchery.

6. Sebaiknya pihak yang berkait dalam pengelolaan Balai Benih Ikan Central ( BBIC)

Cangkringan memaiperhatikan keadaan saluran pemasukan air.

7. Sebaiknya pihak yang berkait dalam pengelolaan Balai Benih Ikan Central ( BBIC)

Cangkringan dapat lebih bisa memanajemen air.

8. Sebaiknya pihak yang berkait dalam pengelolaan Balai Benih Ikan Central ( BBIC)

Cangkringan melakukan teratment air sebelum digunakan.

20