BAB I bekas SC

60
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN BEKAS SESAR 1 TAHUN YANG LALU DI IRNA BRAWIJAYA RSUD KANJURUHAN TANGGAL 19 NOVEMBER 2012 Disusun dalam rangka memenuhi tugas praktek kebidanan klinik DISUSUN OLEH NAFISATUL MUSYAROFAH NIM : 1202420011 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

Transcript of BAB I bekas SC

Page 1: BAB I bekas SC

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN

BEKAS SESAR 1 TAHUN YANG LALU

DI IRNA BRAWIJAYA RSUD KANJURUHAN

TANGGAL 19 NOVEMBER 2012

Disusun dalam rangka memenuhi tugas praktek kebidanan klinik

DISUSUN OLEH

NAFISATUL MUSYAROFAH

NIM : 1202420011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN KLINIK MALANG

TAHUN 2012

Page 2: BAB I bekas SC

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil praktek kebidanan klinik yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

dengan Bekas Sectio Caesarea 1 Tahun Yang Lalu Di IRNA Brawijaya RSUD Kanjuruhan 19

November 2012”. telah diperiksa dan disahkan oleh :

MAHASISWA

(NAFISATUL MUSYAROFAH)

NIM : 1202420011

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING LAHAN

(MARJATI, SST, M.Pd) (AWALIYAH, Amd.Keb)

NIP : NIP :

Mengetahui,

Ka. SMF OBSTETRI GINEKOLOGI

Dr. Syamsul Bahri, Sp.OG (K)

Page 3: BAB I bekas SC

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan berkat dan rahmatnya

penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Asuhan Kebidanan pada Ny “S” GIIIP2002 Ab000

UK 39 – 40 Minggu dengan Bekas Sectio Caesarea 1 tahun yang lalu di Ruang Brawijaya

RSUD Kanjuruhan, tanggal 19 November 2012.

Dalam penyusunan tugas ini tentunya melibatkan berbagai pihak yang secara langsung

turut membantu dalam terselesaikannya asuhan kebidanan ini. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kepala RSUD Kanjuruhan Kepanjen

2. Ibu Temu Budiarti, S.Kep., M.kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Malang

3. Dr. Syamsul Bachri, Sp OG (K) selaku Ka. SMF Obstetri Ginekologi RSUD Kanjuruhan

Kepanjen

4. Ibu Sri Rahayu, S.Kep.Ns., M.Kes. selaku Ketua Kaprodi D-IV Kebidanan Klinik Poltekkes

Kemenkes Malang

5. Ibu Marjati, S.ST, M.Pd selaku dosen pembimbing institusi Poltekkes Kemenkes Malang

6. Ibu Tarsikah, M.Keb selaku dosen pembimbing institusi Poltekkes Kemenkes Malang

7. Ibu Agustin Ernawati, Amd.Keb selaku Kepala Ruangan Irna Brawijaya RSUD Kanjuruhan

Kepanjen

8. Ibu Awaliyah, Amd.Keb selaku Wakil Kepala Ruangan serta pembimbing di Irna Brawijaya

RSUD Kanjuruhan Kepanjen

9. Kedua orang tua serta Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat dalam

penyelesaian asuhan kebidanan ini.

Penulis menyadari, dalam penulisan ini dan penyusunan asuhan kebidanan ini tentunya

masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi tercapainya kesempurnaan Laporan Asuhan Kebidanan yang selanjutnya.

Semoga asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 19 November 2012

Penulis

Page 4: BAB I bekas SC

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang dinantikan oleh ibu dan

keluarganya..

Persalinan yang normal menunjukkan bahwa ketiga faktor penting yaitu, Power,

Passage, dan Passanger sama dengan baik sehingga persalinan berlangsung spontan, aterm

dan hidup. Selain itu terdapat faktor lainnya seperti faktor kejiwaan pasien dan penolong

tetapi kedua faktor tambahan tersebut tidak banyak berfungsi dalam menentukkan jalannya

persalinan.

Pertolongan operasi persalinan merupakan tindakan dengan tujuan untuk

menyelamatkan ibu maupun bayi. Bahaya infeksi setelah operasi persalinan tetap

mengancam sehingga perawatan setelah operasi memerlukan perhatian untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian. Untuk menentukkan tindakan operasi persalinan yang

dilakukan ditetapkan oleh kondisi atau syarat sehingga dapat tercapai tujuan well born baby

dan well health mother. Salah satu indikasi persalinan operasi adalah persalinan dengan

bekas SC kurang dari 2 tahun karena jika persalinan ini berjalan secara spontan

dikhawatirkan akan terjadi komplikasi misalnya rupture uteri, perdarahan serta masih banyak

lagi.

Berdasarkan kenyataan diatas, penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan pada

Ny.”S” dengan harapan setelah pemantauan dan asuhan kepada ibu dan bayi maka persalinan

dapat berjalan normal dan jika ada kelainan dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada

inpartu dengan bekas SC

Page 5: BAB I bekas SC

b. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melaksanakan manajemen kebidanan sesuai langkah yang meliputi :

1) Melaksanakan pengkajian pada ibu dengan inpartu

2) Mengidentifikasi diagnose dan masalah pada ibu dengan inpartu

3) Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial

4) Mengidentifikasi kebutuhan segera

5) Menyusun rencana tindakan

6) Melaksanakan tindakan sesuai rencana

7) Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan

1.3 Metode Penulisan

1. Anamnese

Komunikasi langsung yang bertujuan untuk mencari informasi guna melengkapi data

pasien

2. Observasi

Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang

kesehatan pasien.

3. Praktek

Melakukan praktek langsung melalui manajemen kebidanan.

4. Studi pustaka

Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan kebidanan dan

dapat membandingkan antara teori dan praktek.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

- Latar Belakang

- Tujuan

- Metode Penulisan

- Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

- Konsep teori persalinan

Page 6: BAB I bekas SC

- Konsep teori seksio sesarea

- Konsep teori nifas

- Konsep Manajemen Kebidanan pada inpartu dengan bekas SC

BAB III : TINJAUAN KASUS

- Pengkajian data subyektif dan Obyektif

- Identifikasi diagnosa dan Masalah

- Identifikasi diagnosa dan Masalah Potensial

- Identifikasi Kebutuhan Segera

- Intervensi

- Implementasi

- Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

- Kesimpulan

- Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: BAB I bekas SC

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR SEKSIO CAESAREA

A. Pengertian

Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada perut dan

dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.

(Prawiroharjo , 2008, 133).

Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas

500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh. (Wiknjosastro, 2010.

133).

B. Indikasi SC

Indikasi seksio sesarea menurut Gary Cuningham (2005: 595-600) yakni :

1) Riwayat Seksio Sesarea

Selama bertahun – tahun, uterus yang memiliki jaringan parut dianggap merupakan

kontraindikasi untuk melahirkan karena kekhawatiran akan terjadinya rupture uteri.

Pasien dengan jaringan parut yang melintang yang terbatas pada segmen bawah

uterus kecil kemungkinan mengalami robekan jaringan parut simtomatik pada

kehamilan erikutnya.

2) Distosia Persalinan

Keadaan ini adalah indikasi tersering untuk seksio sesarea.

3) Gawat Janin

4) Presentasi Bokong

Janin presentasi bokong mengalami peningkatan resiko prolaps tali pusat dan

terperangkapnya kepala apabila dilahirkan pervaginam dibandingkan dengan janin

presentasi kepala.

Menurut Manuaba (2007), indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri

iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah

fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas

dapat diuraikan beberapa penyebab dilakukan sectio caesarea :

a. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )

Page 8: BAB I bekas SC

Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai

dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan

secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang

membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika

akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul

patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga

harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk

rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.

b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)

Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan

oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-

eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling

penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu

mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.

c. KPD (Ketuban Pecah Dini)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan

ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil

aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.

d. Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran

kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi.

Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga

sulit untuk dilahirkan secara normal.

e. Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan

adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat

pendek dan ibu sulit bernafas.

f. Kelainan Letak Janin

1) Kelainan pada letak kepala

Letak kepala tengadah

Page 9: BAB I bekas SC

Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang

paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya

kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.

Presentasi muka

Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling

rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.

Presentasi dahi

Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap

paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah

menjadi letak muka atau letak belakang kepala.

2) Letak Sungsang

Menurut Saifuddin (2008), letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum

uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi

bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki.

C. Jenis-jenis operasi seksio caesarea

1) Seksio sesarea klasik dengan pembedahan secara sanger, insisi memanjang pada corpus

uteri)- Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10

cm

2) Seksio sesarea transperitoneal profunda, Dilakukan dengan melakukan sayatan

melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm

3) Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi

4) Seksio sesarea ekstraperitoneal

5) Seksio sesarea vaginal

(Wiknjosastro, 2010.

133)

D.Prognosis

Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang,

oleh karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anastesi, penyediaan cairan dan

darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun. Angka kematian ibu pada rumah-

rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang cekatan adalah

Page 10: BAB I bekas SC

kurang dari 2 per 1000. Nasib janin yang ditolong secara sectio caesarea sangat tergantung

dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara-negara dengan

pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian

perinatal sekitar 4-7 %. (Sarwono, 2008, 136)

E.Komplikasi

Komplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah sebagai berikut :

a. Infeksi puerperal yang terdiri dari infeksi ringan dan infeksi berat. Infeksi ringan ditandai

dengan kenaikan suhu beberapa hari dalam masa nifas, infeksi yang berat ditandai

dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi bisa terjadi sepsis, infeksi ini bisa terjadi karena

karena partus lama dan ketuban yang telah pecah terlalu lama,

b. Perdarahan bisa terjadi pada waktu pembedahan cabang-cabang atonia uteria ikut terbuka

atau karena atonia uteria,

c. Terjadi komplikasi lain karena luka kandung kencing, embolisme paru dan deep vein

trombosis,

d. Terjadi ruptur uteri pada kehamilan berikutnya

(Sarwono,

2008)

F. Perawatan Setelah Operasi

Observasi komplikasi meliputi:

1. kesadaran penderita

2. pengukuran dan memeriksa TTV

Pengukuran :

a. Tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasam

b. Keseimbangan cairan meliputi produksi urine,dengan perhitungan

Produksi urine : 500-600 cc

Penguapan badan : 900-1000 cc

c. Pemberian cairan pengganti sekitar 2000-2500 cc dengan perhitungan 20

tetes/menit (1 cc/menit)

d. Infus setelah operasi

Pemeriksaan

Page 11: BAB I bekas SC

a. Paru

Kebersihan jalan nafas

Ronkhi basal untuk mengetahui adanyan oedema paru

b. Bising usus menandakan berfungsinya usus (dengan adanya flatus)

c. Perdarahan lokal pada luka operasi

d. Kontraksi rahim yang menutupi pembuluh darah

e. Perdarahan pervaginam adalah : evaluasi pengeluaran lochea, adanya atonia uteri

yang meningkatkan perdarahan berkepanjangan

3. Profilaksis antibiotika

Pertimbangan pemberian antibiotika yaitu profilaksis, bersifat terapi karena sudah terjadi

infeksi,berpedoman pada hasil tes sensitifitas,kualitas antibiotik yang akan diberikan

4. Mobilisasi penderita

a. Mobilisasi fisik

setelah sadar pasien boleh miring

berikutnya duduk,bahkan jalan dengan infus

infus dan kateter dibuka pada hari kedua ketiga

b. Mobilisasi usus

setelah hari pertama dan keadaan pasien baik, penderita boleh minum.diikuti makan

bubur saring dan pada hari kedua ketiga makan bubur, hari kempat kelima nasi biasa

dan boleh pulang.

(Manuaba,

2007. 507)

2.2 KONSEP MASA NIFAS

1. Pengertian

Masa puerperium atau masa nifas adalah mulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono. 2009: 356)

Post partum adalah masa selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang

digunakan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. (Manuaba. 2010: 200)

2. Periode Nifas

Page 12: BAB I bekas SC

a. Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8

minggu.

c. Remote puerperium yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk

sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan bahkan sampai tahunan.

(Manuaba, 2010:

200)

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desidua/endometrium dan

eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan

berat serat perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah

lochea. Uterus, segera setelah pelahiran bayi, plasenta dan selaput janin beratnya

sekitar 1000 gram. Berat uterus menurun sekitar 500 gram pada akhir minggu

pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada saat tidak hamil,

yaitu 70 gram pada minggu kedelapan pascapartum.

2) Dinding perut dan peritoneum

Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan peregangan yang lama,

tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu.

3) Bekas Implantasi Placenta

Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan

diameter 7.5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm

dan akhirnya pulih.

Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai

berikut :

a) Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15 cm,

permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara

b) Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombos, disamping pembuluh darah

tertutup karena kontraksi otot rahim

Page 13: BAB I bekas SC

c) Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu kedua sebesar 6-8

cm, dan akhir puerperium sebesar 2 cm

d) Lapisan endometrium plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium

yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium

e) Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium.

4) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa

nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta, terdiri atas darah

segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa,

lanugo dan mekonium

a) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel dari

desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium

b) Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-

7 pasca persalinan

c) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14

pasca persalinan.

d) Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu

e) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah berbau busuk

f) Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya

5) Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna merah

kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil

setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui

oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

6) Vagina

Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukurannya

yang normal. Pada minggu ke-3 post partum rugae mulai tampak kembali.

7) Ligamen-ligamen

Ligamen fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan setelah

bayi Lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga jarang

Page 14: BAB I bekas SC

uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi

kendor. Untuk memulihkan sebaiknya dengan latihan-latihan pasca persalinan.

b. Sistem Urinarius

Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hyperemia, kadang-kadang

oedema dari trigonum menimbulkan osbtruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urinae.

Kandung kencing dalam purperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga

kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual, sisa urine ini

dan trauma pada dinding kandung kencing waktu persalinan mudah terjadinya infeksi.

Dilatasi ureter dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu.

c. Sistem Endokrin

Terjadi penurunan kadar HPL (Human Plasental Lactogen), estrogen dan kortisol serta

plasenta enzyme insulinase sehingga kadar gula darah menurun pada masa puerperium.

Kadar estrogen dan progesteron menurun setelah plasenta keluar. Kadar terendahnya

dicapai kira-kira 1 minggu post partum. Penurunan ini berkaitan dengan pembengkakan

dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama hamil.

d. Sistem Pencernaan

Nafsu makan ibu meningkat setelah melahirkan. Setelah benar-benar pulih kembali dari

efek analgesia, anestesia dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Selain itu,

secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waku yang

singkat setelah bayi lahir. BAB secara spontan tertunda 2-3 hari, hal ini disebabkan

karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan, diare sebelum persalinan,

enema sebelum melahirkan, kurang makan/ dehidrasi.

(Varney.

2008:959 )

e. Sistem Kardiovaskuler

Hypervolumia akibat kehamilan menyebabkan ibu bisa menoleransi kehilangan darah

saat melahirkan. Banyak ibu yang kehilangan darah 300-400 ml darah sewaktu

melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar dua kali lipat jumlah ini pada saat sectio

cesarea. Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung wanita setelah melahirkan

akan lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi

uteroplasenter tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. (Bobak. 2004: 499)

f. Tanda- tanda vital

Page 15: BAB I bekas SC

Tekanan darah distabilkan dalam rentang normal. Temperatur kembali normal, dari

sedikit pengangkatan selama periode intrapartal dan menjadi stabil dalam 24 jam post

partum pertama. Denyut nadi harus dalam rentang normal selama nifas kecuali jika

dipengaruhi proses persalinan sulit dan diperlama atau oleh kehilangan darah yang

berlebihan. Beberapa wanita mungkin akan mengalami bradikardi puerperal. Hal ini

terjadi setelah kelahiran hingga 1 jam post partum. Wanita ini memiliki denyut nadi

serendah-rendahnya 40-50 denyut permenit. Sedangkan untuk pernafasan harus berada

dalam rentang normal. (Varney. 2007: 961)

g. Sistem hematologi

Leukositosis yang meningkatkan sel darah putih hingga 15.000, selama proses

persalinan, tetap meningkat untuk sepasang hari pertama post partum. Jumlah sel darah

putih akan mencapai 25.000 atau 30.000 tanpa mengalami proses persalinan diperlama.

Meskipun demikian, berbagai tipe nfeksi dapat dikesampingkan dalam temuan tersebut.

(Varney. 2007: 962)

4. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

a. Nutrisi dan cairan

1) Mengkonsumsi tambahan kalori 500 mg/hari

2) Makan dengan diet seimbang mudah dicerna

3) Minum 3 liter perhari

4) Fe selama 40 hari pasca salin

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)

b. Ambulasi

Karena telah sehabis melahirkan ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca

salin, kemudian boleh menggerakkan kaki miring kanan/miring kiri, duduk, turun dari

tempat tidur secepatnya dilakukan sesuai kondisi ibu. Hal ini dilakukan untuk mencegah

terjadinya trombosit dan tromboemboli.

c. Eliminasi dan BAK/BAB

Buang air kecil secepatnya dilakukan sendiri, kadang-kadang wanita mengalami sulit

kencing yang disebabkan sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya

oedema kandung kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi. Buang air besar harus ada

dalam 3-4 hari post partum. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi, apalagi

Page 16: BAB I bekas SC

berak keras dapat diberikan obat peroral atau per-rektal jika masih belum bisa dilakukan

klisma.

d. Kebersihan diri/perineum

1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

2) Ajarkan pada ibu cara membersihkan vulva

3) Ganti pembalut 2 kali sehari/ setiap basah (tidak nyaman)

4) Cuci tangan sesudah dan sebelum cebok

5) Ajarkan ibu cara perawatan luka perineum

e. Istirahat

1) Anjurkan untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelaham berlebihan

2) Kembali melakukan kegiatan rumah tangga, tidur siang atau beristirahat pada saat

bayi tidur

3) Bila kurang istirahat dapat menyebabkan :

(a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

(b) Memperlambat proses involusi

(c) Depresi

f. Seksual

1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti

dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vaginanya tanpa rasa nyeri

2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa

waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari 6 minggu setelah persalinan

g. Latihan/senam nifas

1) Membantu memperlancar peredaran darah ibu

2) Menguatkan otot-otot rahim dan otot dasar panggul

3) Menguatkan otot organ seksual

4) Menguatkan otot perut

5) Mengurangi bengkok pada kaki

6) Mencegah inkontinensia urine dan retensio urine (mudah ngompol dan sulit kencing)

7) Mencegah varises

8) Mencegah proplaps uteri (kandungan melorot atau turun)

(Saifuddin, 2006: 54)

5. Kunjungan Masa Nifas

Page 17: BAB I bekas SC

Kunjungan paling sedikit 4 x untuk menilai status ibu dan bayi :

a. Kunjungan I

6-8 jam setelah persalinan. Tujuannya :

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab dari perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut

3) Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena antonia uteri

4) Pemberian ASI awal

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan menjaga hipotermia

b. Kunjungan II

6 hari persalinan. Tujuannya :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah

umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit

c. Kunjungan III

2 minggu setelah persalinan. Tujuannya :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah

umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak bau

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

3) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tetap hangat dan

merawat bayi sehari-hari

d. Kunjungan IV

6 minggu setelah persalinan. Tujuannya :

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia alami dan yang dialami bayi

2) Memberi konseling untuk KB secara dini

(Saifuddin,

2006: 57)

Page 18: BAB I bekas SC

6. Peran dan Dukungan Bidan dalam Masa Nifas

a. Bidan mengadakan evaluasi terhadap segala perkembangan selama post partum secara

periodik

b. Bidan mengevaluasi respon orangtua terhadap bayi dan persiapan perawatannya

c. Mengevaluasi segala perubhan perilaku wanita dan respon psikologis terhadap

kemampuan melahirkan

d. Memberikan dukungan mental kepada ibu terhadap psikologis yang sedang dihadapinya

saat ini

(Manuaba, 2007:

369)

7. Perawatan Pasca Persalinan

a. Perawatan Payudara

Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak

keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi

harus dihentikan dengan cara :

1) Pembalutan mamma sampai tertekan

2) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel

b. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi sejak dalam kehamilan telah terjadi perubahan-

perubahan yaitu:

1) Proliferasi jaringan yang terdapat pada kedua payudara terutama pada kelenjar-

kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah

2) Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan,

berwarna kuning (kolostrum)

3) Hipervaskulariasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mamma

ASI mempunyai sifat melindungi bayi terhadap infeksi seperti gastroenteritis, radang

dan pernafasan dan paru, otitis media, sehubungan ASI mengandung lactoferini.

Keuntungan Rooming In :

a) Mudah menyusukan bayi

b) Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi

c) Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

Page 19: BAB I bekas SC

a) Faktor anatomis buah dada

b) Apabila jumlah lobus dalam payudara berkurang akan mempengaruhi jumlah

produksi ASI

c) Reflek Menyusui Pada Ibu

Tiga reflek maternal utama sewaktu menyusui ialah prolaktin, ereksi puting susu dan

refleks let down:

a) Prolaktin merupakan hormon laktogenik yang penting untuk memulai dan

mempertahankan sekresi susu. Stimulasi isapan bayi mengirim pesan ke

hipotalamus yang merangsang hipofise produksi susu oleh sel-sel alveolar

kelenjar mammae. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang

diproduksi berkaitan dengan besarnya stimulasi isapan, yaitu frekuensi, intensitas,

dan lama bayi mengisap

b) Stimulasi puting susu oleh mulut bayi menyebabkan ereksi. Refleks ereksi puting

susu ini membantu populasi susu melalui sinus-sinus laktiferus ke pori-pori

puting susu

c) Ejeksi susu dari alveoli dan duktus susu terjadi akibat refleks let-down. Akibat

stimulus isapan, hipotalamus melepas oksitosin dari hipofisis, posterior, stimulus

oksitosin membuat sel-sel miopitel disekitar alveoli di dalam kelenjar mammae

berkontraksi. Kontraksi sel-sel yang menyerupai otot ini menyebabkan susu

keluar melalui sistem duktus dan masuk ke dalam sinus-sinus laktaferus, dimana

susu tersedia untuk bayi.

Reflek let down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan juga ibu tidak

merasakan sensasi apapun. Tanda lain let-down adalah tetesan susu dari payudara

sebelum bayi mulai memperoleh susu dari payudara ibu dan susu menetes dari

payudara lain yang tidak sedang diisap oleh bayi.

Reflek let down dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor yang murni

kejiwaan, seperti mendengar tangisan bayi, berpikir tentang bayinya atau bahkan

dapat dihambat oleh kecemasan, ketakutan, perasaan tidak aman atau ketegangan.

Faktor-faktor ini diperkirakan dapat meningkatkan kadar epinefrin dan norepinefrin

yang selanjutnya akan menghambat transportasi oksitosin ke dalam payudara.

c. Nutrisi ibu

Makanan dan minuman mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI yang dihasilkan

apabila nutrisi ibu berkurang maka ASI dihasilkan akan turun kualitas dan kuantitasnya

Page 20: BAB I bekas SC

d. Faktor istirahat

Istirahat diperlukan untuk pelemasan sel-sel jaringan didalam tubuh, agar dapat giat

kembali setelah kelelahan hilang. Apabila jaringan payudara tidak beristirahat yang

cukup maka akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI

e. Faktor isapan bayi

Isapan bayi akan mempengaruhi kontraksi mioepitel payudara untuk menghasilkan atau

mengeluarkan ASI. Jika hisapan bayi berkurang maka produksi dan pengeluaran ASI

berkurang.

f. Obat-obatan

Obat-obatan yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI, adalah obat-obatan

yang mengandung hormon.

g. Psikologis

Gangguan psikologis dapat menyebabkan berkurangnya produksi ASI, laktasi

memerlukan ketenangan, dan perasaan aman

(Sarwono, 2009:356)

2.3 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

A. Data Subyektif

Biodata

- Nama ibu dan suami

- Agama ibu dan suami

- Umur ibu dan suami

- Pekerjaan ibu dan suami

- Pendidikan ibu dan suami

- Alamat

Riwayat Kehamilan Sekarang

- Gravida dan para berapa

- Hari pertama haid terakhir dan perkiraan persalinan

- Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)

- Adakah alergi obat-obat tertentu

- Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya, periksa kartu asuhan

antenatal (bila mungkin)\

- Kapan mulai kontraksi, kontraksinya teratur/ tidak, seberapa sering kontraksi terjadi

Page 21: BAB I bekas SC

- Gerakan janin: apakah ada perubahan sampai akhir kehamilan misalnya geraknya berkurang

atau tidak bergerak/ atau masih merasa gerakan bayinya.

- Apakah selaput ketuban sudah pecah, jika ya warna cairan ketuban bagaimana ? apakah

kental atau encer ?, kapan selaput ketuban pecah (periksa perineum ibu untuk melihat air

ketuban di pakaiannya.\

- Kapan ibu terakhir makan/ minum

- Apakah ibu ada kesulitan untuk berkemih

- Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilan dan masalah seperti air ketuban keluar

sebelum waktunya, perdarahan pervaginam, bengkak pada kaki, tangan, atau wajah disertai

sakit kepala yang hebat atau kejang, demam atau panas tinggi,. Masalah lain pada kehamilan

seperti batuk lama, jantung berdebar-debar, lemah

- Penggunaan obat-obat termasuk jamu-jamuan, merokok, minuman keras

- Gangguan psikologi seperti kekhawatiran/ ketakutan terhadap body image, menghadapi

persalinan, peran sebagai seorang ibu bila bayinya sudah lahir, finansial.

- Kapan buang air besar terakhir

Riwayat Kebidanan (Obstetri) yang lalu : G .....P: APIAH Ab o o o

- Hamil keberapa

- Persalinan tepat waktu, persalinan prematur, persalinan imatur, keguguran

- Jenis persalinan (normal, pakai alat, operasi), bayi lahir langsung menangis (A S), BBL

- Kelahiran plasenta (normal, plasenta manual)

- Terjadi perdarahan atau tidak (kala III dan kala IV)

- Masa nifas pernahkah demam panas tinggi, perdarahan, bendungan ASI/ bendungan

mammae, menyusui sampai berapa bulan, bila tidak menyusui mengapa.

Riwayat penyakit : sendiri, suami, keluarga yang diidap sekarang maupun yang terdahulu

- Adakah penyakit keturunan : hipertensi, DM, jantung, epilepsi, psikosis, cacat bawaan

- Penyakit yang lain seperti TBC, penyakit hati, ginjal, infeksi/ virus lain, alergi, ashma

- Adakah keturunan kembar (gemelli)

Riwayat sosial ekonomi

- Status perkawinan

- Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak dari paad sebelum hamil, empat sehat lima

sempurna, tidak pantangan makanan

- Rencana KB setelah melahirkan

- Respon ibu, keluarga terhadap kehamilan

Page 22: BAB I bekas SC

- Dukungan keluarga

- Pengambilan keputusan dalam keluarga

B. Data Obyektif

Pemeriksaan Umum :

- Tanda- tanda vital : suhu, nadi, pernafasan

- Tinggi badan

- Berat badan

Pemeriksaan Khusus

- Inspeksi

- Palpasi

- Auskultasi

- Perkusi

- Pemeriksaan dalam

- Pemeriksaan panggul dalam bila perlu

Pemeriksaan penunjang

- Laboratorium : Hb, albumin, reduksi

- USG

Catatan terbaru atau sebelumnya

C. Assesment

Diagnose :

- Kehamilan : G.... P.... Ab....

- Usia kehamilan

- Letak anak : bila VT teraba UUK maka presentasi belakang kepala, bila teraba sutura

sagitalis melintang maka presentasinya kepala, bila teraba UUB maka presentasinya puncak

kepala

- Keadaan anak : hidup/ tunggal, intrauterin

- Keadaan ibu : kala I fase laten/ aktif, kala II

Diagnose potensial :

Masalah : lihat masalah pada contoh konsep yang terkait

Kebutuhan segera: mandiri, kolaborasi, rujukan untuk keselamatan ibu dan bayi

Page 23: BAB I bekas SC

D. Planning

- Implementasi/ tindakan = sesuai yang dikerjakan/ kenyataan pada saat melakukan asuhan

- Intervensi/ rencana = belum dikerjakan masih dalam perencanaan tindakan

- Evaluasi

Catatan perkembangan

- Kala II, kala III, dan kala IV dengan pendekatan SOAP

2.4 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM

1. Data subyektif

Biodata

a. Nama ibu dan suami

b. Agama ibu dan suami

c. Umur ibu dan suami

d. Pekerjaa ibu dan sua

e. mi

f. Pendidikan ibu dan suami

g. Alamat

Riwayat nifas sekarang

a. Keluhan : laktasi (ASI sudah keluar/belum : sudah meneteki/belum : adakah

bendungan ASI)

b. Involusi : (mules/tidak : perdarahan/tidak : lochea: banyak/sedikit, berbau/tidak,

warna)

c. Mobilisasi (sudah jalan-jalan, 6 jam post partum persalinan normal sudah jalan)

d. BAB dan BAK sudah atau belum (3 hari belum BAB dan 6 jam post partum belum

kencing merupakan masalah)

e. Nafsu makan bagaimana

f. Adakah kekhawatiran untuk menyusui, perawatan bayi setelah pulang

g. Makanan bayinya (ASI eksklusif 6 bulan hanyaminum ASI)

h. Reaksi terhadap proses melahirkan dan kelahiran

Riwayat kebidanan yang lalu : P : APIAH Ab000

a. Persalinan tepat waktu, persalinan prematur, persalinan imatur, keguguran

Page 24: BAB I bekas SC

b. Jenis persalinan (normal, pakai alat, operasi) bayi lahir langsung menangis (A-S),

BBL

c. Kelahiran plasenta

d. Terjadi perdarahan atau tidak (kala III dan kala IV)

e. Masa nifas pernahkah demam, panas tinggi, perdarahan, bendungan ASI/bendungan

mamae, menyusui sampai berapa bulan, bila tidak menyusui mengapa.

Riwayat penyakit : sendiri, suami, keluarga yang diidap sekarang meupun terdahulu

a. Adakah penyakit keturunan : hipertensi, DM, jantung, epilepsi, psikosis, cacat

bawaan

b. Penyakit yang lain seperti TBC, penyakit hati, ginjal, infeksi/virus lain,alergi/asma

Riwayat sosial ekonomi

a. Status perkawinan

b. Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada sebelum hamil, empat sehat

lima sempurna, tidak pantangan makanan selama hamil

c. Rencana KB sekarang apa

d. Dukungan keluarga

e. Pengambilan keputusan dalam keluarga

2. Data Obyektif

Pemeriksaan umum

a. Tanda-tanda vital : suhu, nadi pernafasan

Pemeriksaan khusus

a. Muka pucat/tidak

b. Buah dada tegang/tidak : puting susu menonjol/tidak : ASI keluar atau belum

c. Auskultasi paru-paru bila diperlukan

d. Abdomen : tinggi fundus uteri berapa jari/cm, kontraksi baik atau tidak: nyeri tekan

atau tidak: kandung kemih penuh/tidak

e. Lochea : warna, jumlah, bau/tidak

f. Perineum : oedem/tidak : inflamasi/ tidak, hematoma/tidak, ada pus/tidak,adakah

hemoroid

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium (Hb)

Catatan terbaru atau sebelumnya

3. Analisa

Page 25: BAB I bekas SC

Diagnosa :

a. Paritas : APIAH Ab 000

b. Post partum hari ke....atau post SC hari ke...

c. Subinvolusi atau tidak

d. Anemia post partum atau tidak

e. Preeklampsia atau tidak

Diagnosa potensial

Masalah

Kebutuhan segera

4. Penatalaksanaan

a. Implementasi/tindakan = sesuai yang dikerjakan / kenyataan pada saat melakukan

asuhan

b. Intervensi/rencana = belum dikerjakan masih dalam perencanaan tindakan

c. Evaluasi

(Marjati.2012: 18)

Page 26: BAB I bekas SC

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Fakultas Kedokteran UI. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeculapius

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk

Pendidikan bidan. Jakarta : EGC

Marjati. 2012. Kesimpulan Manajemen Asuhan Kebidanan. Diktat Perkuliahan

Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP.SP

Saiffudin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : YBP.SP

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Page 27: BAB I bekas SC

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Data

Tanggal pengkajian : 19 November 2012

Tempat pengkajian : Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Waktu pengkajian : 13.00 WIB

Register : 304346

A. Data subyektif

1. Biodata

Nama ibu : Ny.”S” Nama suami : Tn.”P”

Umur : 36 tahun Umur : 40 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Desa Jogomulyo, RT 30 RW 05 Tirtoyudo

2. Keluhan utama

Ibu merasakan kenceng – kenceng serta mengeluarkan lendir dari alat kemaluannya.

3. Riwayat kehamilan sekarang

Kehamilan ini merupakan kehamilan yang ketiga.

HPHT : 15 – 2 – 2012 , TP : 22 – 11 – 2012

Menurut ibu sekarang ibu hamil 9 bulan

Ibu tidak memiliki alergi obat-obatan tertentu

Ibu periksa hamil di bidan sebanyak 8 kali, mendapatkan vitamin dan tablet

tambah darah

Ibu mulai merasakan kontraksi sejak pukul 08.00 WIB, kontraksinya tidak teratur.

Ibu merasakan gerakan janin dirasakan masih aktif

Tidak ada pengeluaran air ketuban, ada pengeluaran lendir tanpa bercampur darah

Terakhir makan Pkl 07.30 WIB (19 November 2012)

Ibu tidak mengalami kesulitan untuk buang air kecil, terakhir BAK jam 10.00

WIB,

Page 28: BAB I bekas SC

BAB 1x/ hari, ibu tidak mengalami gangguan BAB, Buang air besar terakhir Pkl

05.00 WIB (19 November 2012)

Ibu tidak pernah mengalami masalah selama kehamilan seperti air ketuban keluar

sebelum waktunya, perdarahan pervaginam, bengkak pada kaki, tangan atau

wajah disertai sakit kepala yang hebat atau kejang, demam atau panas tinggi,

batuk lama, jantung berdebar-debar dan lemah.

Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter, tidak pernah

minum jamu-jamuan, tidak pernah merokok, dan tidak minum-minuman keras

4. Riwayat Kebidanan (Obstetric yang lalu)

Ini adalah kehamilan yang ketiga

Persalinan tepat waktu 2 kali , tidak ada persalinan premature, tidak ada persalinan

imatur, jumlah anak hidup dua, ibu tidak pernah keguguran

Jenis persalinan yang pertama normal di rumah sakit ditolong oleh bidan pada tahun

1995, bayi langsung menangis segera setelah lahir, BBL 2400 gram jenis kelamin laki

- laki, Kelahiran plasenta normal, tidak terjadi perdarahan pada kala III dan kala IV,

saat masa nifas ibu tidak pernah demam atau panas tinggi, perdarahan, bendungan

ASI/bendungan mammae, menyusui sampai bayi berusia 1,5 tahun

Jenis persalinan yang kedua secara sesar di rumah sakit dikarenakan ada kista pada

ovarium ibu, operasi dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2012 dengan berat lahir 2900

jenis kelamin laki - laki, penyembuhan luka normal tidak terjadi infeksi, saat masa

nifas ibu tidak pernah demam atau panas tinggi, perdarahan, bendungan

ASI/bendungan mammae, menyusui sampai bayi berusia 6 bulan.

5. Riwayat Penyakit ibu, suami dan keluarga yang sedang atau pernah diderita

Tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi, Kencing manis, penyakit jantung,

epilepsy, psikosis, serta cacat bawaan

Tidak sedang atau tidak pernah menderita penyakit TBC, penyakit hati, ginjal,

infeksi/virus lain, alergi, dan asma

Tidak ada keturunan kembar (gemelli)

6. Riwayat sosial ekonomi

Menikah 1 kali sah, umur pertama menikah 19 tahun, lama menikah 17 tahun

Ibu makan 3x sehari dengan pola gizi seimbang, dengan porsi lebih banyak dari

sebelum hamil, empat sehat lima sempurna, tidak ada pantangan terhadap makanan

tertentu

Page 29: BAB I bekas SC

Setelah kelahiran anak pertama ibu memakai susuk selama 10 tahun, ibu tidak

mengalami gangguan. Setelah kelahiran anak kedua ibu menggunakan KB pil selama

1 bulan. Ibu ingin steril untuk menghentikan kehamilan.

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan, mereka senang dan mendukung

kehamilan ini dengan kehamilan ini

Pengambilan keputusan dalam keluarga diambil oleh suami

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda – tanda Vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36, 50C

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 22 x/menit

Berat badan : 59,5 kg

Tinggi badan : 155 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

- Muka : tidak pucat, tidak oedem, terdapat chloasma gravidarum

- Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

- Abdomen : pembesaran perut membujur, tampak bekas luka operasi, tampak

striae albikan dan linea nigra.

- Genetalia : tidak oedem, tidak varices, tidak ada kondiloma akuminata,

tampak pengeluaran lendir tanpa darah

b. Palpasi

- Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembendungan vena jugularis, dan tidak teraba pembengkakan kelenjar

limfe.

- Dada : Payudara simetris, putting susu menonjol dan bersih, tidak ada

benjolan abnormal pada kedua payudara, kolostrum +/+

- Abdomen :

Page 30: BAB I bekas SC

Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX (30 cm), pada fundus teraba 1 bagian

besar, bundar, lunak (Kesan bokong )

Leopold II : Bagian kanan ibu teraba ada tahanan, keras dan memanjang

(Punggung kanan)

Leopold III : teraba satu bagian besar, bulat, keras, dan melenting (Kesan

Kepala). Kepala tidak dapat digoyangkan

Leopold IV : teraba 3/5 bagian kepala diatas symphisis

TBJ : 2635 gram

His : 2x dalam 10’ selama 20 – 25”

- Ekstremitas : tidak oedem pada tangan dan kaki, tidak ada varises pada kaki

c. Auskultasi

DJJ : 145 x/menit, teratur, di punctum maximum kanan.

d. Pemeriksaan Dalam

Pada tanggal 19 November 2012 Pukul 13.15 WIB

V/V Terdapat pengeluaran lendir

Pembukaan 1 cm, efficement 25%

Ketuban ( + )

Bagian terdahulu Kepala

H1

e. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 19 November 2012 pukul 13.30 WIB, hasilnya sebagai berikut :

1) Pemeriksaan Darah Lengkap

Hemoglobin : 12,7 gr/dl Normal ~ 12 – 16 gr/dl

Hematokrit : 38,3 % Normal ~ 35 – 47 %

Hitung Eritrosit : 4,32 juta/cmm Normal ~ 3,0 – 6,0

juta/cmm

Hitung Leukosit : 8640 sel/cmm Normal ~ 4000–11000

sel/cmm

Hitung Trombosit :209.000 sel/cmm Normal ~ 150-450 ribu

Page 31: BAB I bekas SC

Masa perdarahan : 1’30’’ menit Normal ~ <= 5

Masa pembekuan : 10’ menit Normal ~ <=5

2) Glukosa Darah Sesaat : 60 mg/dl Normal ~ <140

C. ANALISA

Diagnosa :

GIIIP2002 Ab000 Usia kehamilan 39 – 40 Minggu Tunggal/Hidup/Intrauterine, Letak kepala Pro

SC dan MOW dengan indikasi bekas SC 1 tahun yang lalu

DS :

Ibu merasakan kenceng – kenceng serta mengeluarkan lendir dari alat kemaluannya

Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga, usia kehamilan 8 bulan, HPHT : 15 Februari

2012

Pada persalinan kedua ibu melahirkan secara sesar karena ada kista pada indung

telurnya pada tanggal 11 Mei 2011

Ibu ingin steril

DO :

Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,50C

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 22 x/menit

Pemeriksaan Fisik

Palpasi Abdomen :

Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX (30 cm), pada fundus teraba 1 bagian besar,

bundar, lunak (Kesan bokong )

Leopold II : Bagian kanan ibu teraba ada tahanan, keras dan memanjang (Punggung

kanan)

Leopold III : teraba satu bagian besar, bulat, keras, dan melenting (Kesan Kepala).

Kepala tidak dapat digoyangkan

Leopold IV : teraba 3/5 bagian kepala diatas symphisis

Pemeriksaan Dalam

Pada tanggal 19 November 2012 Pukul 13.15 WIB

Page 32: BAB I bekas SC

V/V Terdapat pengeluaran lendir, Pembukaan 1 cm, efficement 25%, Ketuban ( + ),

Bagian terdahulu Kepala, H1

D. PENATALAKSANAAN

Pada tanggal 19 November 2012 pukul 13.30 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik

karena dengan mengetahui kondisi dirinya dapat mengurangi kekhawatiran ibu.

2. Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG untuk tindakan selanjutnya

E : a/p dari dr.SpOG yakni direncanakan SC pada tanggal 20 November 2012 karena ibu

pernah operasi sesar 1 tahun yang lalu dan direncanakan MOW

3. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang pelaksanaan operasi sesar dan MOW

direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 20 November 2012

4. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu

E : ahli gizi memberikan diit Nasi Tinggi kalori dan Tinggi Protein

5. Mengobservasi Nadi, His dan DJJ ibu setiap 1 jam sekali

6. Menganjurkan ibu untuk puasa mulai pukul 00.00 WIB malam nanti

7. Mengevaluasi kemajuan persalinan apabila terdapat indikasi pecah ketuban atau ibu

merasakan sakit perut semakin sering dan lama.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 20 November 2012 pukul 05.00 WIB

S : Ibu mengatakan sudah berpuasa sejak malam hari nanti pukul 00.00 WIB

O :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,50C

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 22 x/menit

DJJ 145x/menit regular, his masih jarang

Page 33: BAB I bekas SC

A : GIIIP2002 Ab000 Usia kehamilan 39 – 40 Minggu Tunggal/Hidup/Intrauterine, Letak

kepala Pro SC dan MOW dengan indikasi bekas SC 1 tahun yang lalu

P :

- Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik

- Memasang infus RL dan dower Kateter pada ibu

- Melaksanakan terapi dokter untuk memberikan antibiotik yakni injeksi Ceftamidine secara

IV

- Mengantar ibu ke ruang IKO pada jam 08.00 WIB

Tanggal 20 November 2012 pukul 15.00 WIB

S :

- Ibu baru tiba di ruang Brawijaya

- Ibu tampak masih lemah dan bahagia karena bayinya sudah lahir dengan selamat

O :

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Komposmentis

Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36,70C

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, tampak luka bekas operasi tertutup

kassa steril, tidak terdapat perdarahan

Ekstremitas : Terpasang infuse RL pada tangan sebelah kiri, 20 tetes per menit, lancar, tersisa

250 ml dari IKO

Genetalia : Terpasang DC, jumlah produksi urine 600 ml/ 8 jam dibuang, warna kuning

kecoklatan agak keruh, PPV (+), lochea Rubra

Data Bayi

Bayi lahir pada pukul 12.25 WIB langsung menangis, jenis kelamin perempuan, A – S : 6 – 8

BBL/PBL : 2750 gram/47 cm

LIKA/LIDA/LILA : 33 cm/ 31 cm/ 11 cm

Caput : (-)

Cacat : (-)

Page 34: BAB I bekas SC

Anus : (+)

Ketuban jernih bercampur darah

A : P3003 Ab000 Post Partum SC dan MOW hari ke 0 dengan indikasi bekas SC 1 tahun yang

lalu

P :

- Memberitahu ibu tentang Hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik

- Melakukan Observasi Tanda – tanda vital dan pengeluaran per vaginam

- Melakukan Observasi Intake dan Output (balance cairan)

- Memotivasi ibu untuk melaksanakan mobilisasi dini secara bertahap yakni mulai dengan

menggerakkan kaki kearah tubuh dan menjahui tubuh, kemudian menekuk satu kaki secara

bergantian, miring ke kanan dan ke kiri perlahan - lahan

- Menganjurkan ibu untuk puasa sampai system pencernaan ibu normal pasca operasi

- Memberikan terapi pada ibu sesuai dengan advice dokter yakni

a) Ceftriaxone 2 x 1 secara IV

b) Teranol secara drip pada cairan RL 500 ml sebanyak 40 tetes per menit

c) Induksin secara drip pada cairan D5% 500 ml sebanyak 40 tetes per menit

- Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Tanggal 21 November 2012 pukul 19.00 WIB

S : ibu sudah mulai duduk dan berjalan perlahan di sekitar tempat tidur

O :

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Komposmentis

Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36,70C

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, tampak luka bekas operasi tertutup

kassa steril, tidak terdapat perdarahan

Ekstremitas : Infuse sudah dilepas

Page 35: BAB I bekas SC

Genetalia : DC sudah dilepas, BAK tidak ada gangguan, PPV (+), lochea Rubra, ibu belum

BAB

A : P3003 Ab000 Post Partum SC dan MOW hari ke I

P :

- Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat serta bayinya sehat

di ruang perinatologi

- Membantu ibu memenuhi nutrisi yang cukup dengan melakukan kolaborasi dengan ahli

gizi RSUD Kanjuruhan yakni dengan memberikan diit Ns. TKTP

- Menganjurkan ibu menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi pada bekas luka ibu,

misalnya dengan tetap menjaga kebersihan luka ibu.

- Mengobservasi TTV dan PPV

- Melakukan Kolaborasi pemberian therapy secara IV diganti dengan per oral yakni Amox

3 x 1, vitamin B Komplek 3 x 1

Tanggal 22 November 2012 pukul 05.00 WIB

S : Ibu merasakan keadaannya mulai membaik

O :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36,60C

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, tampak luka bekas operasi tertutup

kassa steril, tidak terdapat perdarahan, tidak tampak cairan merembes dari luka

Genetalia : BAK tidak ada gangguan, PPV (+), lochea Rubra sedikit, ibu belum BAB

A : P3003 Ab000 Post Partum SC dan MOW hari ke II

P :

- Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan bayi di ruang

perinatologi dalam keadaan baik.

- Mengobservasi TTV dan PPV

- Mengobservasi involusi uterus, lochea, dan ASI ibu

Page 36: BAB I bekas SC

- Membantu ibu tetap memenuhi nutrisinya dengan kolaborasi ahli gizi dengan memberikan

diit Ns. TKTP

- Menganjurkan ibu mengkonsumsi banyak makanan bergizi seimbang untuk untuk

mempercepat proses pemulihan ibu

- Memotivasi ibu untuk terus melakukan mobilisasi agar mempercepat penyembuhan ibu.

- Memberikan motivasi pada ibu untuk meminum obat secara teratur sesuai anjuran dari

dari dokter

Tanggal 23 November 2012 pukul 06.00 WIB

S :

- Ibu merasakan keadaannya mulai membaik

- Jika keadaan ibu baik, hari ini ibu diperbolehkan pulang

O :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36,80C

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik, tampak luka bekas operasi tertutup

kassa steril, tidak terdapat perdarahan, tidak tampak cairan merembes dari luka

Genetalia : BAK tidak ada gangguan, PPV (+), lochea Rubra sedikit, ibu sudah BAB

A : P3003 Ab000 Post Partum SC dan MOW hari ke III

P :

- Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan bayi baik

- Mengobservasi TTV dan PPV

- Mengobservasi involusi uterus, lochea, dan ASI ibu

- Membantu ibu tetap memenuhi nutrisinya dengan kolaborasi ahli gizi dengan memberikan

diit Ns. TKTP

- Menganjurkan ibu mengkonsumsi banyak makanan bergizi seimbang untuk untuk

mempercepat proses pemulihan ibu

Page 37: BAB I bekas SC

- Memotivasi ibu untuk terus melakukan mobilisasi agar mempercepat penyembuhan ibu.

- Memberikan motivasi pada ibu untuk meminum obat secara teratur sesuai anjuran dari

dari dokter

- Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah bisa pulang a/p dr SpOG.

- Menjelaskan kembali mengenai obat yang diminum antibiotik dan vitamin

- Mengingatkan ibu agar nanti saat bertemu bayinya untuk segera menyusui bayinya.

- Menginformasikan ibu untuk kontrol kembali seminggu lagi ke poli obgyn, atau jika

ibu ada keluhan mengenai keadaan ibu serta bayinya agar segera ke rumah sakit atau

tenaga kesehatan terdekat

- Menginformasikan mengenai perawatan tali pusat bayi

- Menginformasikan mengenai perawatan payudara di rumah.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 November 2012 pukul 13.00 WIB, berdasarkan data

subyektif keluhan utama ibu adalah ibu merasakan kenceng – kenceng yang sering disertai

pengeluaran lendir, persalinan yang kedua ibu melahirkan secara sesar 1 tahun yang lalu karena

ada kista pada indung telur ibu. Sedangkan data obyektif yang menjadi fokus untuk penegakkan

diagnosa adalah pemeriksaan abdomen yakni teraba bokong di fundus uteri, serta teraba kepala

di bagian bawah, . Selain itu dari hasil pemeriksaan dalam diketahui bahwa bagian terdahulu

adalah bokong serta sacrum sebagai denominator.

Menurut Sarwono P, 2009, presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi,

untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan

periksa dalam vagina dan atau pemeriksaan USG. Pengambilan keputusan dalam menentukkan

cara persalinan sungsang secara pervaginal atau abdominal, keputusan ini didasarkan oleh

beberapa pertimbangan antara lain menurut Sarwono,2009 taksiran berat janin, jenis presentasi

bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul, keadaan hiperekstensi

Page 38: BAB I bekas SC

kepala janin, kemajuan persalinan, pengalaman penolong, dan ketersediaan fasilitas pelayanan

intensif neonatal merupakan hal – hal yang penting untuk diketahui.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, dalam kasus Ny “I” dengan letak sungsang,

TBJ = 2480 gram, dengan presentasi bokong murni, ketuban sudah pecah, ukuran panggul ibu

sudah memenuhi tinggi badan ibu 144 cm, ibu pernah melahirkan normal dengan BBL 2900

gram. Sehingga persalinan dapat dilakukan pervaginam.

Pertolongan persalinan yang dilakukan adalah secara spontan bracht, bayi lahir langsung

menangis dengan nilai Apgar Score 6 – 8, berat badan 2600 gram.

BAB V

Page 39: BAB I bekas SC

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Selama melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “I” GIIPI00IAb000 UK 39 – 40

minggu,tunggal,hidup,letsu w, puki, dengan Persalinan sungsang. mengacu pada tujuan

yang ada, maka ditentukan adanya suatu masalah / diagnosa kebidanan Ny. “D” adalah :

dari diagosa tersebut dapat dilakukan impementasi atau tindakan sehingga tidak timbul

masalah seperti komplikasi dan kegiatan yang dilakukan akhirnya penulis mengadakan

evaluasi. Evaluasi disusun berdasarkan penatalaksanaan yang diberikan pada pasien,

apakah sudah efektif atau belum.

5.2. Saran

1. Bagi pasien

Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak

sungsang, maka di perlukan kerjasama yang baik dengan ibu untuk memecahkan

masalah yang timbul.

2. Bagi petugas

Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran

bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan letak sungsang.

3. Bagi pendidikan

Untuk mempertahankan penulis pada saat penulis agar tersusun sebuah tugas atau

makalah yang baik dan benar.

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu.

Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif

pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. (Helen varney. 2007: 672). Dalam proses

persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu kal I, II, III, dan IV. Dalam kasus ini penulis hanya

mengkaji kala I dan masa nifas Ny.”TH” ketika Ny.”TH” dirawat di Ruang Brawijaya RSUD

Kanjuruhan Kepanjen.

Page 40: BAB I bekas SC

Usia kehamilan ibu (43-44 minggu) termasuk dalam kehamilan lewat waktu atau yang

sering disebut dengan kehamilan serotinus. Dalam teori disebutkan bahwa jika fungsi plasenta

masih cukup baik dapat menyebabkan tumbuh kembang janin berlangsung terus dan mencapai

lebih dari 4000-4500 gram atau disebut juga makrosomia. Jika fungsi plasenta telah mengalami

disfungsi insufisiensi, sehingga tidak mampu memberikan nutrisi dan O2 yang cukup dan dapat

terjadi sindrom postmature. Oligohidramnion juga merupakan komplikasi dari kehamilan

serotinus. Akibat oligohidramnion adalah amnion menjadi kental karena mekonium (diaspirasi

oleh janin) dan gawat janin. Pada kasus Ny.”TH”, dr.SpOG sudah merencanakan akan

dilakukannya USG pada tanggal 6 november 2012 untuk mengetahui kesejahteraan janin.

Sebelum dilakukannya USG dan selama observasi sudah dilakukan pemeriksaan denyut jantung

janin menggunakan Doppler, dan diperoleh hasil denyut jantung janin dalam batas normal.

Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan teknik Mc.Donald diperoleh hasil 30 cm (TBJ:

2945 gram), setelah bayi lahir berat badan bayi adalah 3100 gram. Jika dilihat dari berat badan

bayi, bayi tidak makrosomia karena berat badan bayi < 4000 gram. Tonus oto bayi kuat (gerakan

aktif), kuku tidak panjang, kulit tidak keriput, dan tali pusat tidak lembek. Jumlah pengeluaran

air ketuban tidak dapat dihitung secara pasti tetapi warna air ketuban terlihat jernih, itu

menandakan bahwa tidak ada pengeluaran mekonium janin.

Apabila dikaitkan atara teori dengan keadaan ibu dan janin, tidak ditemukan adanya

komplikasi dari kehamilan serotinus. Keadaan janin menunjukkan bahwa kehamilan ibu bukan

merupakan kehamilan serotinus. Kemungkinan yang terjadi adalah ibu lupa dengan hari pertama

haid terakhirnya, sehingga penentuan usia kehamilan dan tapsiran persalinan pun menjadi salah,

akibatnya penegakkan diagnose khususnya dalam menentukan usia kehamilan menjadi kurang

tepat. Selain dari tanggal haid terakhir, usia kehamilan dapat ditentukan menggunakan USG

dengan mengukur crown-rump length, biparietal, dan panjang femur. Akan tetapi selama

kehamilan ibu tidak pernah melakukan USG dengan alasan “surprise”. Ketika di rawat di Irna

Brawijaya, dr.SpOG sudah merencanakan akan dilakukannya USG tanggal 6 november 2012

tetapi sebelum sempat dilakukan USG ibu sudah partus tanggal 6 november 2012 Pk.06.35 WIB.

Hamil diatas usia 35 tahun meningkatkan resiko terjadinya keguguran sebesar 20%. Pada

kehamilannya yang kedua ibu mengalami keguguran saat usia kehamilannya 3 bulan. Sebulan

setelah keguguran ibu mendapatkan kehamilannya yang ketiga. Hamil diatas usia 35 tahun juga

mempengaruhi kondisi fisik yang dapat menentukan proses kelahiran, salah satu yang berkaitan

dengan kondisi fisik ibu adalah tonus otot uterus. Tonus otot yang mulai menurun pada usia

diatas 35 tahun akan berpengaruh pada kala I, II, III, maupun IV. Dalam teori dikatakan fase

Page 41: BAB I bekas SC

laten berlangsung ± 8 jam sedangkan kala I fase laten ibu berlangsung ± 11 jam. Kala I fase aktif

berlangsung selama ± 12 jam, dalam teori disebutkan pada multigravida pada fase aktif

pembukaan 1 cm < 1 jam. Kala II berlangsung ± 25 menit dan kala III berlangsung ± 5 menit.

Kala IV ibu tidak mengalami masalah, kontraklsi uterus baik dan jumlah perdarahan ± 200 cc.

Masalah yang dialami oleh ibu adalah kecemasan berhubungan dengan tanggal perkiraan

persalinan yang sudah lewat. Hal ini umum terjadi pada ibu-ibu yang khawatir dengan

kehamilannya dan kondisi bayinya karena sudah lewat waktu. Intervensi yang dilakukan adalah

memantau kesejahteraan janin dan menjelaskan bahwa keadaan janinnya dalam keadaan normal

dan memberikan dukungan atau support kepada ibu.

Masa nifas setelah 2 jam post partum Ny.”TH” dipindahkan ke ruang Brawijaya, dalam

masa nifas Ny.”TH” tidak mengalami masalah hanya saja Ny.”TH” sudah lupa mengenai masa

nifas yang terdahulu sehingga perlu diingatkan kembali mengenai tanda bahaya masa nifas, cara

menyusui, cara merawat kebersihan diri terutama daerah kemaluan, cara merawat bayi, tanda

bahaya pada bayi baru lahir, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan istirahat selama masa nifas.

Bayi Ny.”TH” di rawat di ruang perinatologi selama 2 hari dan bayi baru diberikan pada ibu

setelah ibu dinyatakan boleh pulang.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Ny.”TH” dirujuk oleh bidan ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada tanggal 4 november

2012, pk.23.30 WIB karena terdapat pengeluaran cairan dari jalan lahir dan belum ada

pembukaan, setelah dilakukan pengakajian data subyektif dan data obyektif dapat ditegakkan

diagnose Ny.”TH” G3P1001 Ab100 UK 43-44 minggu letkep U Puki T/H/I

Terdapat perbedaan antara teori dengan keadaan ibu dan janin. Dalam teori kehamilan

serotinus dapat menimbulkan komplikasi seperti oligohidramnion, gawat janin, makrosomia,

pengeluaran mekonium, dan sidrom postmature. Setelah dilakukan observasi pada janin dan ibu,

Page 42: BAB I bekas SC

diperoleh hasil denyut jantung janin dalam batas normal, berat badan bayi 3100 gram, tonus otot

bayi aktif, kuku tidak panjang, kulit tidak keriput, tali pusat tidak lembek dan air ketuban

berwarna jernih. Dari keadaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kehamilan ibu bukan

merupakan kehamilan serotinus, kemungkinan ibu lupa dengan tanggal haid terakhirnya yang

dapat merancukan usia kehamilannya.

5.2. Saran

1. Rumah Sakit

Diharapkan dilakukan rawat gabung antara ibu dengan bayinya apabila bayi dalam

keadaan sehat agar dapat meningkatkan hubungan ibu dan anak secara dini.

2. Keluarga pasien

Diharapkan keluarga memberikan dukungan dan berada di dekat pasien sehingga dapat

membantu keadaan psikologis menjadi lebih baik dan sewaktu-waktu diperlukan

keluarga ada didekat pasien

3. Mahasiswa

a. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan

kebutuhan pasien.

b. Mahasiswa diharapkan selalu memperhatikan pencegahan infeksi di tempat praktek

c. Mahasiswa diharapkan lebih banyak membaca teori mengenai kasus-kasus kebidanan

d. Mahasiswa diharapkan dapat mengkaji kasus secara lebih cermat dan

membandingkan antara pelaksanaan dilapangan dan teori yang ada.

.