Makalas Sc
-
Upload
andrea-juantri -
Category
Documents
-
view
129 -
download
6
Transcript of Makalas Sc
MAKALAH BIOLOGI SEL
“RIBOSOM, PLASTIDA,SITOSKELETON”
OLEH :
NELSY SUCIDAYANA SUMOZA
1010421002
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG,2012
RIBOSOM
BAB I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Salah
satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma sentral,” adalah DNA yang
digunakan untuk membuat RNA, yang, pada gilirannya, digunakan untuk membuat
protein. Urutan DNA gen disalin ke RNA (mRNA). Ribosom kemudian membaca
informasi dalam RNA dan menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal
sebagai translasi; yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi genetik dari RNA menjadi
protein.
Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan
menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada protein
tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA transfer (tRNA) molekul, yang masuk
salah satu bagian dari ribosom dan mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino
terlampir yang kemudian bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom. Ribosom
bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan menghasilkan rantai asam amino.
Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA dan protein.
Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat
subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA
dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah.
Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya
paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino
bersama.
Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi),
memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan
dalam struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri oleh
ribosom menghambat mereka, sementara meninggalkan ribosom manusia tidak
terpengaruh. Ribosom dalam mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri, yang
mencerminkan asal-usul evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom
asamribonukleat.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah yaitu :
1. untuk bisa mengetahui asal – usul dari ribosom
2. mengetahui pengertian ribosom
3. mengetahui struktur dan fungsi dari ribosom sebagai tempat proses sintesis protein.
4. Mengetahui sifat dari struktur ribosom berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.
BAB II. PEMBAHASAN
Archaeal, eubacterial dan ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran, komposisi dan
rasio protein untuk RNA. Karena mereka terbentuk dari dua subunit ukuran non-sama,
mereka sedikit lebih panjang di sumbu daripada di diameter. ribosom prokariotik sekitar
20 nm (200 Angstrom) dengan diameter dan terdiri dari 65% RNA ribosom dan protein
ribosom 35% (dikenal sebagai ribonucleoprotein atau RNP). ribosom eukariotik adalah
antara 25 dan 30 nm (250-300 Angstrom) dengan diameter dan rasio rRNA terhadap
protein dekat dengan 1. Ribosom menerjemahkan messenger RNA (mRNA) dan
membangun rantai polipeptida (misalnya, protein) menggunakan asam amino yang
disampaikan oleh RNA transfer (tRNA). situs aktif mereka dibuat dari RNA, ribosom
sehingga sekarang diklasifikasikan sebagai “ribozim”.
Ribosom membangun protein dari instruksi genetik yang diadakan dalam
messenger RNA. Ribosom bebas ditangguhkan dalam sitosol (bagian semi-cairan
sitoplasma), dan yang lainnya terikat pada retikulum endoplasma kasar, sehingga
memberikan penampilan kekasaran, langkah-langkah lain dalam sintesis protein (seperti
translokasi) disebabkan oleh perubahan konformasi protein.
Ribosom kadang-kadang disebut sebagai organel, namun penggunaan istilah
organel sering dibatasi untuk menggambarkan komponen sub-seluler yang termasuk
membran fosfolipid, yang seluruhnya partikulat. Untuk alasan ini, ribosom kadang-
kadang dapat digambarkan sebagai “non-membran organel”.
Pada mulanya ribosom dipandang memiliki hubungan pasif pada proses sintesis
protein, melalui struktur yang terjadi pada proses translasi. Pandangan ini berubah pada
beberapa tahun kemudian, sehingga ribosom dianggap memiliki 2 peran aktif dalam
dalam proses sintesis protein :
1. Ribosom mengkoordinasi sintesis protein dengan menempatkan mRNA aminoacyl,
tRNA dan menghubungkan faktor protein dengan posisi yang relatif benar satu sama-
lainnya.
2. Komponen ribosom meliputi rRNAs, mengkatalisis sedikitnya reaksi kimia yang
terjadi selama translasi.
A. Struktur dan fungsi ribosom
a. Struktur Ribosom
Ribosom adalah partikel kecil kedap-elektron dengan ukuran sekitar 20×30 nm.
Ribosom tersusun oleh empat jenis RNA ribosom (rRNA) dan hampir 80 protein yang
berbeda. Ribosom merupakan partikel yang padat terdiri dari ribonukleoprotein.
Ribosom ada yang tersebar secara bebas di sitoplasma dan ada yang melekat pada
permukaan external dari membran Retikulum Endoplasma. Ribosom ini adalah organel
yang memungkinkan terjadinya sintesa protein.
Struktur dari ribosom memiliki sifat sebagai berikut :
1. Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
2. Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus
pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
3. Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit
Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk
keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk
eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk
yang kecil).
4. Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom
adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm.
5. Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2
ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar
menyerupai ribosom E. coli.
Ribosom umumnya terdapat di retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian
lainnya terdapat bebas di dalam sitoplasma. Ribosom bertindak sebagai mesin produksi
protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel yang sedang aktif dalam
sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke luar sel. Ribosom
eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
Protein ribosomal masuk ke nukleolus dan berkombinasi dengan empat strand rRNA
untuk membentuk dua sub unit ribosomal (sub unit kecil dan sub unit besar). Unit
ribosom ke luar meninggalkan inti melalui pori inti dan menyatu dalam sitoplasma untuk
tujuan sintesis protein. Bila produksi protein tidak berlangsung, kedua sub unit
ribosomal terpisah.
Pemahaman mengenai struktur ribosom telah dikembangkan secara berangsur-
angsur lebih dari 50 tahun, dan semakin banyak struktur yang telah diaplikasikan untuk
masalah ini. Awalnya disebut microsome, ribosom yang pertama diamati pada awal abad
20 sebagai partikel kecil hampir diluar kemampuan mikroskop cahaya.
Pada tahun 1940 dan 1950, mikroskop elektron pertama menunjukan bahwa
ribosom bakteri berbentuk oval dengan ukuran 29 nm x 21 nm, lebih kecil dari ribosom
eukariot, dan bermacam-macam ukuran kecil tersebut bergantung pada spesiesnya
dengan ciri-ciri sekitar 32 nm x 22nm. Dalam pertengahan 1950an penemuan ribosom
adalah pada daerah sintesis protein yang di stimulasi percobaan untuk menggambarkan
struktur patikel ini dengan lebih detail.
Awal proses kemajuan dalam memahami struktur ribosom secara terperinci,
tidak datang dari pengamatan dengan mikroskop elektron tetapi dari analisis
komponennya dengan ultrasentifugasi. Ribosom utuh memiliki koefisien sedimentasi
80s untuk eukariot dan 70s untuk bacteria, dan masing-masing dapat dipecah atau dibagi
dalam komponennya lebih kecil.
• Masing-masing ribosom meliputi 2 subunit, pada prokariot subunit ini 60s dan 40s.
Pada bakteria adalah 50s dan 30s, dengan catatan koefisien sedimentasi tidak additive
karena hal terebut tergantung pada bentuk seperti halnya masa.
• Subunit terbesar berisi 3 rRNAs pada eukariot ( 285, 5.85 dan 55 rRNAs ) tapi hanya
ada 2 pada bacteria ( 235 dan 53 rRNAs ). Pada bacteria eukariot sepadan dengan 5.8
rRNA termuat dalam 23 rRNA.
• Subunit ribosom mengandung rRNA tunggal pada kedua tipe organisme, masing-
masing sebuah 18s rRNA pada eukariot dan sebuah 16s rRNA pada bakteria.
• Kedua subunit berisi berbagai protein ribosomal. Dengan angka-angka yang lebih
detail pada protein ribosom yang kecil disebut S1, S2 dan seterusnya dan yang besar
disebut L1, L2 dan seterusnya. Hanya ada satu dari masing-masing protein tiap ribosom,
kecuali L7, L12 yang ada sebagai dimer.
Penyelidikan struktur halus ribosom
Sekali komposisi dasar ribosom eukariot dan ribosom bakteria diketahui, maka
pengamatan dan perhatian di fokuskan pada cara dengan variasi rRNA dan protein di
cocokan bersama-sama. Informasi penting telah disajikan oleh urutan RNA pertama,
perbandingan diantara daerah yang telah di identifikasi dapat berupa base-pair untuk
membentuk komponen struktur 2 dimensi.
Gambar : Struktur basa RNA 165 pada E.coli. Hal ini menunjukan pasangan basa
standar (G-C, A-U) dinyatakan sebagai bar/palang dan pasangan basa yang tidak standar
(misalnya G-U) dinyatakan sebagai titik.
Hal ini menunjukan bahwa RNA menyediakan sebuah scaffolding dalam
ribosom, untuk protein yang diikat, sebuah interpretasi bahwa dibawah penekanan
memainkan peranan aktif rRNA yang utama pada proses sintesis protein, tetapi
meskipun demikian adalah suatu fondasi yang digunakan untuk penelitian subsequen.
Banyak penelitian berikutnya yang dikonsentarikan pada ribosom bakteri yang lebih
kecil dari eukariot dan tersedia dalam jumlah besar dari sekitar ekstra sel, yang tumbuh
dalam kepadatan tinggi dalam kultur cairan.
Sejumlah pendekatan yang digunakan untuk mempelajari ribosom bakteri :
a. Mempelajari perlindungan nuklease yang memungkinkan kontak antara rRNAs
dan protein untuk di identifikasi.
b. Protein-protein crosslinking yang mengidentifikasi pasangan atau kelompok protein,
yang ditempatkan tertutup dari satu ribosom ke ribosom lain.
c. Mikroskopis elektron secara berangsur telah lebih canggih dan memungkinkan
untuk mengenal struktur ribosom lebih detail. Sebagai contoh, inovasi rapat mikroskopis
imunoelektron, dimana ribosom diberi label dengan anti bodi spesifik sebelum dilakukan
pengujian, dan telah digunakan untuk menempatkan posisi protein ini pada permukaan
atas ribosom.
d. Site directed hydroxyl, penyelidikan radikal dengan menggunakan kemampuan ion
Fe(11) untuk menghasilkan hydroxyl radical yang membelah ikatan RNA phosfodiester,
yang ditempatkan setelah 1 nm dari daerah produksi radicula. Teknik ini telah digunakan
untuk menentukan posisi yang tepat protein ribosom S5 pada ribosom E. coli. Asam
amino berbeda pada S5 telah dilabeli dengan Fe (11) dan hydroxyl radical diinduksi
untuk menyusun kembali ribosom. Posisi pada 16S rRNA telah di bagi kemudian
digunakan untuk menyimpulkan / menduga topologi rRNA sekitar protein 55.
Ditahun-tahun terakhir teknik ini terus meningkat, dilengkapi dengan X-ray
crystallography yang bertanggung jawab untuk mengarahkan pengertian yang mendalam
pada struktur ribosom. Analisis sejumlah data yang difraksi X-ray yang diproduksi
cyristal dari suatu objek yang sama besar, seperti ribosom adalah tugas yang sangat
besar terutama untuk memperoleh struktur yang detail yang cukup informative, tentang
bagaimana ribosom bekerja. Tantangan ini telah dijumpai dan strukturnya telah di
simpulkan bahwa ribosomal protein mengelilingi segmen rRNA mereka, untuk subunit
yang besar dan kecil dan untuk keseluruhan ribosom bakteri yang terlihat pada mRNA
dan tRNA. Seperti halnya menyatakan struktur ribosom ini merupakan informasi
terbaru, dan mempunyai dampak penting pada pemahaman proses translasi.
b. Fungsi Ribosom
1. Sintesis Protein
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang
tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat
bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.
anatomi-ribosom
Ada banyak tahapan antara ekspresi genotip ke fenotip.Gen-gen tidak dapat langsung
begitu saja menghasilkan fenotip-fenotip tertentu.Fenotip suatu individu ditentukan oleh
aktivitas enzim (protein fungsional).Enzim yang berbeda akan menimbulkan fenotip
yang berbeda pula.Perbedaan satu enzim dengan enzim yang lain ditentukan oleh jumlah
jenis dan susunan asam amino penyusun protein enzim.Pembentukan asam amino
ditentukan oleh gen atau DNA.
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.Dogma sentral
mengenai akspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetik yang ditrnaskripsi
oleh RNA, dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida.Ekspresi gen merupakan
sintesis protein yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama urutan rantai nukleotida
tempale (cetakan) dari suatu DNA untai ganda disalin untuk menghasilkan satu rantai
molekul RNA.Proses ini disebut transkripsi dan berlangsung di inti sel.Tahap kedua
merupakan sintesis pilopeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai RNA yang
dibuat pada tahap pertama.Proses ini disebut translasi.
2. Transkripsi
transkripsi-dan-translasi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan
atau sense, sedangkan rantai DNA komplemennya disebut rantai antisense.Rentangan
DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.
RNa dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polimerase.Transkripsi terdiri dari tiga tahap,
yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi (pengakhiran) rantai
RNA. Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut
promoter.Suatu promoter mencakup titik awal transkripsi dan biasanya membentang
beberapa pasangan nukleotida di depan titik awal tersebut.Selain itu, promoter juga
menentukan di mana transkripsi dimulai, promoter juga menentukan yang mana dari
kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
3. Elogasi
Setelah sintesis RNA berlangsung, DNA heliks ganda terbentuk kembali dan molekul
RNA baru akan dilepas dari cetakan DNA-nya.Transkripsi berlanjut pada laju kira-kira
60 nukleotida per detik pada sel eukariotik.
4. Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu kode genetik menjadi protein yang
sesuai.Kode geneti tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul RNAd,
interpreternya adalah RNAt.RNAt mentransfer asam amino-asam amino dari kolam
asam amino di sitoplasma ke ribosom.Molekul RNAt tidak semuanya identik.Pada tiap
asam amino digabungkan dengan RNAt yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang
disebut aminoasil-RNAt sintetase ( aminoacyl-tRNA synthetase ).Ribosom
memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd
selama sintesis protein.Sebuah ribosom tersusun dari dua subunit, yaitu subunit besar
dan subunit kecil.Subunit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul
RNAr.
Tahap translasi dapat dibagi menjadi tiga tahap seperti transkripsi, yaitu inisiasi
elongasi, dan terminasi.Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang
membantu RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses translasi.Inisiasi dan elongasi
rantai polipeptida jga membutuhkan sejumlah energi yang disediakan oleh GTP
(guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip ATP.
5. Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt yang memuat
asam amino pertma dari polipeptida, dan dua subunit ribosom.Pertama, subunit ribosom
kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator.Di dekat tempat pelekatan
ribosom subunit kecil pada RNAd terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan
sinyal dimulainya proses translasi.RNAt inisiator, yang membawa asam amino metionin,
melekat pada kodon inisiasi AUG.
Oleh karenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus mengandung
triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa
metionin.Jadi pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino awal
yang diingat.Triplet AUG dikatakan sebagai start codon karena berfungsi sebagai kodon
awal translasi.
6. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino berikutnya ditambahkan satu per satu
pada asam amino pertama (metionin).
Pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul RNAt yang
komplemen dengannya.Molekul RNAr dari subunit ribosom besar berfungsi sebagai
enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan
polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.Pada tahap ini polipeptida
memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung
karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh RNAt yang baru
masuk.Saat RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon
RNAt.RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon dan bergeser ke kodon
berikutnya yang akan ditranslasi.Sementara itu, RNAt yang tanpa asam amino telah
diikatkan pada polipeptida yang sedang memanjang dan selanjutnya RNAt keluar dari
ribosom.Langkah ini membutuhkan energi yang disediakan oleh hirolisis
GTP.Kemudian RNAd bergerak melalui ribosom ke satu arah saja, kodon satu ke kodon
lainnya hingga rantai polipeptidanya lengkap.
7. Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
disebut terminator.Terminator merupakan suatu urutan DNA yang berfungsi
menghentikan proses transkripsi.Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat
pada saat RNA polimerase mencapai titik terminasi.Sedangkan pada sel eukariotik,
RNA pilomerase terus melawati titik terminasi.RNA yang telah terbentuk akan terlepas
dari enzim tersebut. Tahap akhir translasi adalah terminasi.Elongasi berlanjut hingga
ribosom mencapai kodon stop.Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau UGA.
Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk
menghentikan translasi.
BAB III. KESIMPULAN
Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino.
Ribosom umumnya terdapat terikat ke retikulum endoplasma dan selaput inti, dan
sebagian lainnya terdapat bebas dalam sitoplasma.
2. Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat
melimpah pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang
dihasilkan, diangkut ke luar sel.
Ribosom eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
3. Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat
subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA
dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah.
Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya
paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino
bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi),
memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA.
4. Salah satu sifat Struktur dari ribosom adalah yaitu Setiap sub unit dicirikan oleh
koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien
sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit
yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan
ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
5. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel
yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan
terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.
6. Ribosom juga dapat melakukan Transkripsi, Terminasi, Inisiasi, Elogasi, Elongasi,
DAFTAR PUSTAKA
Comarck, David .H. 1994. Histologi Jilid 1 Edisi ke-9. Jakarta : Binarupa Aksara
Geneser, Finn. 2009. Buku Teks Histologi. Jakarta : Binarupa Aksara
Johnson. E, Kurt. 1994. Histologi dan Biologi Sel. Jakarta : Binarupa Aksara
PLASTIDA
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dapat kita ketahui bahwa sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional
makhluk hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel.
Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal
(uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut
makhluk hidup multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan
atau aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi, iritabilitas, digestivus,
ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung
di dalam tubuh yang dilakukan oleh sel. Sel di bagi menjadi dua yaitu sel prokariotik
dan eukariotik. Salah satu contoh sel eukariotik adalah plastida.
Plastida adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Fungsi plastida
bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh
dan berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida
biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida
berwarna hijau dan disebut kroroplas, serta pada buah masak kadang-kadang kuning
atau merah, disebut kromoplas.
Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan
terpen yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka penulis tertarik untuk menulis tentang “plastida”.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian plastida
2. Mengetahui fungsi-fungsi plastida
3. Mengetahui tipe-tipe utama plastida
4. Mengetahui kebakaan plastida
5. Mengetahui struktur dan perkembangan kloroplas
6. Mengetahui peranan plastida pada proses fotosintesis
BAB II. PEMBAHASAN
Pengertian Plastida
Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan
berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida
biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida
berwarna hijau dan disebut kroroplas, serta pada buah masak kadang-kadang kuning
atau merah, disebut kromoplas. Pada sel yang tidak menjadi hijau, seperti sel epidermis
atau sel rambut tangkai sari (misalnya pada Rhoeo discolor), plastida tetap tak berwarna,
disebut leukoplas (dalam arti sempit). Leukoplas juga terdapat pada jaringan yang tak
terdedah pada cahaya. Pada jaringan semacam ini seperti pada umbi, leukoplas
membentuk butir pati yang disebut amiloplas. Statolit adalah amiloplas khusus dalam
tudung akar dan pada buku beberapa batang muda, serta terlibat dalam gaya berat.
Leukoplas membentuk minyak atau lemak, dan disebut elaloplas, misalnya pada
epidermis daun Vanilla.
Fungsi Plastida
Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan terpen
yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan
morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termaduk
amiloplas dan elaioplas), atau kromoplas. Plastid merupakan derivat dari proplastid,
yang dibentuk pada bagian meristematik tumbuhan.
Pada tumbuhan, plastida dibedakan kedalam beberapa bentuk, tergantung fungsinya
dalam sel. Plastida yang belum teriferensiasi akan berkembang menjadi:
Amiloplas : untuk menyimpan cairan
Kloroplas : untuk fotosintesis
Etioplas : kloroplas yang belum terkena cahaya
Elaioplas : untuk menyimpan lemak
Kromoplas : untuk sintesis dan menyimpan pigmen
Leukoplas : untuk mensistesis monoterpen
Setiap plastid berisi berbagai kopi plastid gen pada lingkar 75-250 kb. Gen plastid berisi
kurang lebih 100 gen yang mengkode rRNAs dan tRNAs.
Tipe-tipe Utama Plastida
a. Kloroplas
Kloroplas, adalah plastida yang menghasilkan warna hijau daun, disebut klorofil.
Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil, karotenoid dan pigmen
fotosintesis lain
Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :
- klorofil a: menghasilkan warna hijau biru
- klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
- klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat
- klorofil d: menghasilkan warna hijau merah
Selubung kloroplas terdiri atas dua membran. Dalam kloroplas terdapat sistem membran
lain berupa kantong-kantong pipih yang disebut Tilakoid. Tilakoid tersusun bertumpuk
membentuk struktur yang disebut grana (jamak granum). Di dalam tilakoid inilah
terdapat pigmen fotosintesis yaitu klorofil dan karoten. Ruangan di antara grana disebut
stroma.
Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Di dalam tilakoid pigmen klorofil
berperan dalam penangkapan energi sinar yang akan diubah menjadi energi kimia
melalui suatu proses yang disebut reaksi terang. Reaksi selanjutnya adalah reaksi gelap
yaitu proses pembentukan glukosa. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dengan
menggunakan energi kimia hasil reaksi terang.
Kloroplas pada umumnya berbentuk seperti lensa, biasanya berukuran 4-6 µm. Di
dalam kloroplas terdapat zat hijau daun atau klorofil, dan sedikitnya dua zat warna
kuning atau merah, atau kelompok zat warna (karotenoid): satu macam karoten atau
lebih (C40H56) dan xantofil (C40H56O2). Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis dan
pada kebanyakan tumbuhan berfungsi pula dalam pembentukan pati dari karbohidrat
terlarut hasil fotosintesis, serta melarutkannya kembali.
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam
batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga
matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan
makanan bagi tetumbuhan.
Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari
pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid,
pigmen hijau dan kuning, DNA dan RNA.
Gambar kloroplas
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa pada bagian dalam stroma terdapat struktur
yang membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum. Bagian
dalam tilakoid disebut lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret.
Di dalam membran tilakoidterdapat enzim-enzim untuk kelengkapan reaksi terang
fotsintesis, dan di sinilah terdapatnya lorofil. Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai tempat
berlangsungnya reaksi terang fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-enzim
yang sangat penting untuk reduksi CO2 menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma adalah
tempat berlangsungya reaksi gelap fotosintesis.
b. Kromoplas
Warna kuning, merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh kandungan
karotenoidnya. Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal
dari proplastida. Yang penting dalam diferensiasi kromoplas adalah sintesis dan
penempatan pigmen karotenoid seperti karotenoid (pada wortel, Daucus) atau likopen
(pada tomat. Lycopersicon). Perkembangan pigmen berkaitan dengan modifikasi,
bahkan perombakan sama sekali, tilakoid. Dalam proses itu, globula (gelembung) lipid
bertambah banyak. Dalam beberapa kromoplas, pigmen disimpan dalam globula (cabe
kuning, jeruk). Pada kromoplas lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein yang
berjumlah banyak (cabe merah). Bentuk ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid.
Pada tomat merah, perkembangan likopen berbentuk kristal berkaitan dengan
membran tilakoid. Beberapa krislal menjadi amat panjang dan tilakoid memanjang,
sementara likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam akar wortel dibentuk sewaktu
struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan selubung lipoprotein.
Kromoplas tidak memiliki klorofil. Kromoplas sering berasal dari kloroplas, seperti pada
kulit buah jeruk yang berubah dari hijau menjadi merah kuning. Keadaan sebaliknya
dapat pula terjadi, seperti kromoplas pada akar wortel yang terbukti mampu
berdeferensiasi menjadi kloroplas. Pigmen karoten hilang dan tilakoid yang membentuk
klorofil dapat berkembang dalam plastida.
Kloromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak
seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab dalam
cairan vakuola juga dapat ditemukan sebagai zat warna.
Macam-macam pigmen pada kromoplas, misalnya :
• Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
• Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
• Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
• Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
• Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.
c. Leukoplas
Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:
• Amiloplas (untuk menyimpan amilum)
Di beberapa tempat tertentu, kloroplas membentuk butir pati besar sebagai cadangan
makanan, seperti pada umbi semu anggrek. Namun, jumlah cadangan makanan terbesar
dibentuk dalam leukoplas umbi akar, umbi batang, rizoma, dan biji.
Amilum atau pati dapatditunjukkan dengan mudah karena berwarna biru atau
hitam dengan iodium. Bila dipanaskan sampai 70˚C warna hilang dan menjadi biru lagi
setelah dingin kembali. Reaksi ini dianggap sebagai reaksi permukaan. Butir besar
menunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik di tengah, yakni hilum. Hilum bisa
berada di tengah butir pati atau agak ke tepi. Retakan yang sering terlihat berarah radial
dari hilum nampaknya terjadi akibat dehidrasi butir pati. Terjadinya lapisan dianggap
sebagai akibat letak molekul yang lebih padat di awal pembentukan lapisan, dan secara
bertahap menjadi lebih renggang di sebelah luar. Hal itu menyebabkan perbedaan kadar
air yang terkandung di dalamnya. Jadi, adanya lapisan dianggap akibat perbedaan kadar
air dalam lapisan yang berturut-turut, sedangkan taraf kepadatan menyebabkan
perbedaan indeks bias.
Dalam alkohol kuat, semua lapisan itu hilang, mungkin karena dehidrasi yang
meniadakan perbedaan taraf kepadatan. Pada pati serealia, terjadinya lapisan bergantung
pada irama harian. Pada kentang, perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisan
berasal dari dalam (endogen). Dalam butir pati, molekul tersusun radial sehingga
menunjukkan sifat kristal. Sebab itu, jika pati diamati dengan sepasang polariod dalam
posisi silang akan tampak terang, kecuali tanda silang yang pusatnya bertepatan dengan
hilum butir tersebut. Pada biji yang mulai berkecambah atau umbi yang mulai
menumbuhkan pucuk, butir pati mengalami pengikisan yang bermula dari luar dan lama-
kelamaan habis terurai. Pada butir pati kecil, hilum bertempat di pusat lapisan yang
mengelilinginya.
Pada butir yang lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat).
Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut akan segera
saling menyentuh dan membentuk butir majemuk. Dengan demikian, dikenal butir
majemuk seperti pada pati gandum (Avena) dan padi (Oryza sativa), pati setengah
majemuk pada kentang, dan butir pati tunggal seperti pada pati irut ( Maranta). Jika butir
pati mengisi sel hingga penuh, maka tepi-tepinya bersudut. Posisi hilum, bentu dan
ukuran butir, serta sifat butir tunggal atau majemuk memungkinkan identifikasi spesies
tumbuhan penghasil butir pati yang bersangkutan.
Kebakaan Plastida
Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm umumnya
mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae mewarisi
plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu induknya.
Plastida pada alga
Pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastid yang belum
terpigmentasi. Fungsinya berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas, amiloplas
dan kromoplas hanya ada pada tumbuhan dan bukan pada alga. Plastida pada alga
mungkin juga berbeda dengan plastida pada tumbuhan yang mana pada alga berisi
pirenoid.
Struktur dan perkembangan kloroplas
Semua jenis plastida berasal dari butiran proplastida yang terdapat dalam sel meristem
dan sel telur. Plastida atau proplastida memperbanyak diri dengan membelah. Dalam
berbagai plastida, termasuk kloroplas, bisa ditemukan lipid berbentuk globul
(plastoglobuli) dan fitoferitin (senyawa besi-protein). Selain itu, dilaporkan adanya
tubuh protein amorf yang dibatasi oleh membran. Sistem membran pada plastida disusun
oleh sejumlah kantung yang dinamakan tilakoid.
Pada proplastid, sistem tilakoid merupakan yang paling rendah taraf
perkembangannya dan terdiri hanya dari beberapa tilakoid atau tak ditemukan tilakoid
sama sekali. Di saat plastida berdeferensiasi, membran dalam menguncup membentuk
vesikula pipih, kemudian berproliferasi (tumbuh,meluas) dan membentuk tilakoid.
Dalam kloroplas, tilakoid menempatkan dirinya menurut susunan yang khas. Pada saat
kloroplas berdeferensiasi, jumlah ribosom meningkat, sedangkan pada leukoplas,
produksi ribosom lengkap terhenti dan jumlahnya berkurang sejak awal stadium
perkembangannya.
Dalam kloroplas, sistem tilakoid terdiri dari grana dan fret (tilakoid dalam stroma).
Setiap grana terdiri dari satu tumpukan tilakoid yang masing-masing berbentuk cakram.
Grana saling berhubungan dengan adanya jalinan fret dalam stroma. Kini dianggap
bahwa kedua jenis tilakoid saling berhubungan sehingga ruang di dalamnya
bersinambungan. Membran kloroplas terdiri dari lipid dan protein dalam jumlah yang
sama. Klorofil terdapat dalam membran tilakoid. Pada membran itu banyak terdapat
partikel persatuan luas. Jenis partikel tertentu dianggap sebagai bagian dari membran
yang dinamakan kuantosom, yakni satuan morfologi untuk berlangsungnya reaksi
fotosintesis yang memerlukan cahaya. Namun, tampaknya kuantosom tidak perlu selalu
berbentuk satu unit fungsi. Selain sistem untuk menangkap cahaya matahari, dalam
kloroplas jugan terdapat enzim yang membantu fiksasi CO2 manjadi gula.
Pada pertumbuhan tinggi yang tumbuh di tempat gelap, daun serta batang yang
berkembang tampak pucat, disebut teretiolasi. Dalam keadaan seperti itu, vesikula yang
berasal dari membran dalam berkembang menjadi kerangka parakristal yang disebut
tubuh prolamela. Plastid seperti itu dinamakan etioplas. Jika kemudian tumbuhan
disimpan ditempat bercahaya, maka tubuh prolamela berkembang menjadi sistem
tilakoid yang khas bagi kloroplas.
Sebagaimana diutarakan di atas, baik plastida maupun mitokondria mengandung
ADN dan ribosom. Sebab itu, kedua organel tersebut memiliki kemungkinan untuk
berotonomi. Indikasi seperti itu mengakibatkan adanya hipotesis yang menyatakan
bahwa dalam perkembangan evolusi, plasida dan mitokondria berasal dari prokariot
(misalnya, sejenis alga biru) yang terkandung dalam sel eukariot yang primitif dan di
sana memantapkan diri sebagai tubuh simbiotik.
Peranan plastida pada proses fotosintesis
Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak atau
mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap
karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan
persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi
seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang
terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi,
gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbondioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan di daun tetapi juga dapat
terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun terdapat lapisan sel
yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan,
menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun
biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya
penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
BAB III. KESIMPULAN
Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan
berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk.
2. Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan terpen
yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan.
3. Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi
kloroplas, leukoplas (termaduk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas.
4. Plastida maupun mitokondria mengandung ADN dan ribosom. Sebab itu, kedua
organel tersebut memiliki kemungkinan untuk berotonomi. Indikasi seperti itu
mengakibatkan adanya hipotesis yang menyatakan bahwa dalam perkembangan evolusi,
plasida dan mitokondria berasal dari prokariot (misalnya, sejenis alga biru) yang
terkandung dalam sel eukariot yang primitif dan di sana memantapkan diri sebagai tubuh
simbiotik.
5. Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm
umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae
mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu
induknya.
6. Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.
Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplast berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,
tepatnya pada bagian stroma.
DAFTAR PUSTAKA
A.FAHN.1992.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Campbell, N.A., dkk. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Hidayat,Estiti B.1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji.Bandung:ITB
Sumardi dan Marianti, A. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu:Yogyakarta
.
SITOSKELETON
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa-masa awal digunakannya mikroskopi elektron, para ahli biologi berfikir
bahwa organel sel eukaryotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi penyempurnaan
mikroskopi cahaya dan mikroskopi elektron telah mengungkapkan adanya sitoskeleton,
jaringan serabut yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton memainkan peran
utama dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel,yaitu dalam proses
pengangkutan dan pergerakan sel.
Sitoskeleton terdiri dari mikrofilamen,mikrotubulus,dan filamen intermedier.
Dari ketiga penyusun sitoskeleton tersebut terdiri dari berbagai struktur. Dalam hal
pengertian masing-masing struktur penyusun sitoskeleton tersebut mungkin sebagian
dari kita mengalami kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang sitoskeleton.
Oleh sebab itu,makalah saya ini akan mencoba menjelaskan tentang sruktur atau bagian-
bagian dari sitoskeleton. Insyaallah makalah ini bisa membantu mempermudah kita
dalam memehami sotoskeleton.
1.2 tujuan
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang sitoskeleton.
BAB II. PEMBAHASAN
Pengertian sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah arring berkas-berkas protein yang menyusun
sitoplasma eukariota. Masa awal digunakannya mikroskopi, para ahli biologi berfikir
bahwa organel sel eukariotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi dengan semakin
sempurnanya mikroskop cahaya dan electron telah berhasil mengungkapkan adanya
jalinan sitoskeleton. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen,
mikrotubulus dan intermediat arring.
1. Mikrotubula
Mikrotubula ditemukan dalam sitoplasma semua sel eukariotik. Mikrotubula itu berupa
batang lurus dan berongga. Mikrotubulus tersusun atas bola-bola molekul yang disebut
tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25 nm, panjangnya 200 nm. Dindingnya terdiri
dari 13 kolom molekul tubulin. Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton
terbesar.
Setiap molekul tubulin terdiri atas dua subunit polipeptida yang serupa, alpha
tubulin dan betha tubulin. Mikrotubula memanjang dengan menambah molekul tubulin
diujung-ujungnya. Mikrotubula dapat dibongkar dan tubulinnya digunakan untuk
membangun mikrotubula dimana saja di dalam sel.
2. Filamen intermediet (Serabut antara)
Filamen antara adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang saling
melilit. Filamen ini berdiameter 8-12 nm. Disebut serabut antara karena berukuran
diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang
disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit
tersusun oleh protein keratin, yang tergantung pada jenis sel.
3. Mikrofilamen atau filamen aktin
Mikrofilamen merupakan batang padat, disebut juga filament aktin, karena filament ini
tersusun dari molekul aktin, suatu protein globular.Mikrofilamen adalah rantai ganda
protein yang saling bertaut dan tipis. Mikrofilamen berdiameter antara 5-7 nm. Karena
kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop arring.
Mikrofilamen tersusun dari elemen fibrosa dengan diameter 60 angstrom terdiri
dari protein aktin,dan juga mikrofilamen myosin dan tropomiosin yang banyak terdapat
di sel otot. Aktin adalah protein globular dengan BM 42000 dalton. Merpakan protein
terbanyak yang terdapat dalam sel eukariota hamper 5 % dari seluruh protein sel. Dalam
bentuk monomer disebut aktin G, jika terakit dalam bentuk filament disebut aktin F.
aktin sifatnya labil artinya mudah terakit dan mudah terurai. Aktin diketahui merupakan
protein kontraktil yang terlibat dalam proses-proses yang terjadi dalam sel antara lain
sitokenesis, aliran
plasma, gerakan sel,
gerakan mikrovili
interfinal.
6
BAB III. KESIMPULAN
Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Sitoskeleton atau kerangka sel adalah arring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma eukariota.terdapat tiga jenis sitoskeleton yaitu
mikrotubula,mikrofilamen,filamen intermedia.ketiga jenis sitoskeleton tersebut berbeda
dalam hal ukuran maupun strukturnya.
2. Mikrotubula berupa batang lurus dan berongga. Mikpofilamen berupa rantai
ganda protein yang saling bertautan dan tipis.filamen intermedet merupakan filamen
antar,ukurannya adtara mikrotubula dengan mikrofilamen, Serabut ini tersusun atas
protein yang disebut fimetin.
DAFTAR PUSTA
Reece,Campbell dan Mitchell .2003. Biologi Edisi Kelima –Jilid 1. Erlangga:
Jakarta
Pramudianti, 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Biologi Sel. Bandar