BAB I
-
Upload
nona-lumpun -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trauma pada penduduk sipil masih tetap merupakan penyebab kematian
pada seluruh kelompok umur terutama pada usia produktif yaitu kelompok umur
di bawah umur 45 tahun. Lebih dari setengah pasien trauma disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas, selebihnya akibat terjatuh, luka tusuk, luka tembak,
keracunan, luka bakar, dan tenggelam.1
Pada cedera fisik yang memerlukan pembedahan akut didapatkan bahwa
10% diantaranya adalah akibat trauma tumpul di daerah abdomen. Trauma tumpul
abdomen dapat menyebabkan cedera organ intra abdomen berupa ruptur organ
padat seperti hepar dan lien atau perforasi organ berongga seperti lambung dan
usus.2
Cedera intra abdomen pada pemeriksaan awal sulit untuk dideteksi. Gejala
fisik yang tidak jelas, kadang ditutupi oleh nyeri (shadowed by pain) akibat
trauma ekstra abdomen dan dikaburkan oleh intoksikasi atau trauma kepala yang
semuanya merupakan alasan utama terlewatkannya diagnosa trauma abdomen.
Diagnosis dan penanganan yang tepat dari trauma abdomen merupakan unsur
terpenting dalam mengurangi kematian akibat trauma abdomen. Pada pasien
trauma bagaimana menilai abdomen merupakan salah satu bagian yang menarik.
Penilaian sirkulasi sewaktu primary survey harus mencakup deteksi dini dari
kemungkinan adanya perdarahan yang tersembunyi pada abdomen dan pelvis
pada pasien trauma tumpul.1
Berdasarkan data yang berasal dari rekam medis diketahui bahwa 20%
penderita dengan hemoperitonium menunjukkan tanda-tanda klinis yang benigna
pada saat pertama kali tiba di instalasi gawat darurat. Oleh karena itu, untuk
memberikan perawatan penderita secara optimal, haruslah dimulai dengan
evaluasi awal yang teliti dengan melakukan prosedur bedah yang efektif dan
efisien sehingga dapat secara maksimal diupayakan penyelamatan nyawa
penderita. Harus diusahakan dengan benar untuk mencegah kematian yang
memang seharusnya tidak terjadi (preventable death).2
Agar hasil pemeriksaan baik, selain pemeriksaan fisik diperlukan alat
bantu diagnostik. Alat bantu utama yang ada saat ini adalah Diagnostic Peritoneal
Lavage (DPL), Computed Tomography (CT), Ultrasonografi (USG), atau
Diagnostic Laparascopy (DL).1