BAB I

download BAB I

of 5

description

C

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGLuka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi.Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan (Chemical Burn Causes emedicine Health, 2008). Luka bakar adalah luka pada kulit atau jaringan lain yang disebabkan oleh panas atau terkena radiasi, radioaktivitas, listrik, sentuhan atau kontak dengan bahan kimia. Luka bakar terjadi ketika beberapa atau semua sel pada kulit rusak karena cairan panas (air mendidih), benda panas dan nyala api. Luka bakar adalah masalah kesehatan masyarakat secara global yang diperkirakan menyebabkan 195.000 kematian. Luka bakar paling banyak sekitar 84.000 kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah yaitu Regio WHO Asia Tenggara (WHO, 2012).Pada tahun 2002 Departemen Kebakaran Amerika menemukan sedikitnya 401.000 kasus kebakaran tiap 79 detik dimana 76% kasus kebakaran menyebabkan luka bakar (National Safe Kids Campaign, 2004). Data unit luka bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta mencapai 27,6% pada tahun 2012 (Martina & Wardhana, 2013). Penyebab luka bakar adalah 60% kecelakaan rumah tangga, 20% kecelakaan kerja dan 20% sebab lain. Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbanyak adalah luka bakar derajat II (Nurdiana dkk., 2008).Berdasarkan kedalamannya luka bakar dibagi menjadi 3 yaitu derajat I, derajat II, dan derajat III. Kerusakan luka bakar derajat II meliputi epidermis dan dermis (Betz, 2009). Luka bakar derajat II dibagi menjadi dua yaitu luka bakar derajat II dangkal / IIA dan II dalam / IIB. Luka bakar derajat IIA memerlukan balutan khusus yang merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel (Corwin, 2009). Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh. Semua sistem terganggu terutama sistem kardiovaskuler. Semua organ memerlukan aliran darah yang adekuat sehingga perubahan fungsi kardiovaskuler memiliki dampak luas pada daya tahan hidup dan pemulihan pasien (Corwin, 2009). Oleh karena itu luka bakar harus segera ditangani agar tidak terjadi komplikasi dan terjadi proses penyembuhan luka (Morison, 2003).Proses penyembuhan luka adalah proses biologis yang terjadi di dalam tubuh (Guo dan DiPietro, 2010). Proses ini dapat dibagi ke dalam 4 fase utama yaitu koagulasi, inflamasi, proliferasi dan remodeling. Pada fase proliferasi fibroblas adalah elemen sintetik utama dalam proses perbaikan dan berperan dalam produksi struktur protein yang digunakan selama rekonstruksi jaringan (Suriadi, 2004). Fase inflamasi terjadi dari hari 0-5. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melengket, dan bersama jala fibrin yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah. Sementara itu terjadi reaksi inflamasi (Cotran dan Mitchell, 2008).Salah satu perawatan untuk perawatan luka bakar adalah menggunakan cairan normal saline steril. Normal saline steril adalah larutan fisiologis yang ada diseluruh tubuh, karena alasan ini tidak ada reaksi hipersensivitas dari sodium klorida. Normal saline steril aman digunakan untuk kondisi apapun. Sodium klorida atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah, melindungi granulasi jaringan dan kondisi kering, menjaga kelembapan sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan luka. (InETNA, 2004).Menurut Taqwim et al. (2009), Penyembuhan luka merupakan proses alamiah dari tubuh, namun seringkali dilakukan pemberian obat-obatan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Obat-obatan untuk memulihkan dan mempertahankan kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan penyembuhan luka, saat ini dirasakan relatif mahal. Selain itu, dengan adanya resistensi antibiotika pada bakteri dan efek samping yang berat pada beberapa obat-obatan yang sintesis menjadi alasan tersendiri untuk mengalihkan perhatian pada terapi alternatif (Rohmawati, 2007). Pengobatan tradisional menggunakan tanaman telah berkembang di antara pengobatan modern saat ini karena besarnya potensi kesembuhan dan beban keuangan yang lebih ringan. Salah satu tanaman yang memiliki khasiat dalam mengobati luka bakar derajat II dangkal adalah buah pare (Momordica charantia). Pare (bitter melon) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis seperti kawasan Asia, Afrika Timur, dan Amerika Selatan. Selain dikonsumsi sebagai sayur, pare juga digunakan sebagai obat. Dari penelitian yang dilakukan Anila dan Vijayalakshmi (2000).Salah satu kandungan dari pare yang diduga mempunyai efek antiinflamasi adalah senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid yang mempunyai aktifitas inflamasi adalah apginin dan luteolin, selain itu terdapat pula senyawa flavonoid sintesis atau semi sintesis yang berpotensi sebagai obat antiinflamasi, yaitu O-B hidroksiethil rutin dan derivat quercetin (Kurniawati, 2005).Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak buah pare memberikan pengaruh dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2 dangkal pada tikus galur wistar. Pengaruh ekstrak terlihat dari penurunan rata-rata dari pengukuran yang dilakukan dengan pengamatan warna eritema dengan lebar diameter eritema yang dilakukan dari hari pertama sampai hari kesembilan dan fase inflamsi hanya terjadi samapi hari ke 2.Penelitian sebelumnya menggunakan ekstrak buah pare dengan teknik balutan skunder yaitu balutan yang menempel pada balutan primer, pada penelitian kali ini peneliti ingin menggunakan ekstrak buah pare dengan teknik balutan primer yaitu balutan yang langsung menempel pada dasar luka, terdapat berbagai macam jenis balutan primer yaitu hidrogel, hidrokoloid pasta, hidrofiber, Ca Alginat, Silver Cream namun, jenis balutan primer tersebut masi sulit ditemukan di rumah sakit kecil selain itu harganya juga relatif mahal. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti efektifitas ekstrak buah pare dengan metode balutan primer untuk luka bakar, tujuan peneliti menggunakan teknik balutan primer adalah menyediakan alternatif pengobatan yang mudah dan efektif terutama bagi daerah yang terpencil dan kalangan yang tingkat ekonominya rendah, Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jackie Stephen-Haynes june 2004 berjudul Evaluation Of a Honeyimpregnated tulle dressing in primary care pada penelitian ini menggunakan madu pada luka ulkus kronis dikaki, pada penelitiannya madu dijadikan balutan primer pada luka ulkus kronis serta luka borok hasilnya diperoleh luka dapat sembuh dan membaik. Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh ekstrak pare (Momordica charantia) dengan balutan primer dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2 dangkal pada tikus putih galur wistar1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana pengaruh penggunaan ekstrak buah pare (Momordica charantia) dengan metode balutan primer dalam memperpendek masa inflamasi pada tikus putih galur wistar dengan luka bakar derajat 2 dangkal?1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN UMUMUntuk mengetahui pengaruh ekstrak buah pare (Momordica charantia) dengan metode balutan primer dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2 dangkal

1.3.2 TUJUAN KHUSUS1. Mengidentifikasi masa inflamasi luka bakar derajat II dangkal dengan perawatan standart menggunakan NaCl2. Mengidentifikasi masa inflamasi luka derajat II dangkal dengan perawatan menggunakan ekstrak buah pare metode balutan primer3. Membandingkan pengaruh perawatan standart menggunakan Normal Saline sterile dengan ekstrak buah pare (Momordica charantia) dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat II dangkal

1.4 MANFAAT

1.4.1 BAGI MAHASISWA KEPERAWATANPenelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penyembuhan luka bakar derajat 2 dangkal dengan menggunakan buah pare dengan cara balutan primer1.4.2 BAGI PROFESI KEPERAWATANDengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan khususnya dalam pengobatan luka bakar dengan menggunakan bahan alami dari alam / herbal 1.4.3 BAGI MASYARAKATPenelitian ini diharapkan dapat memberi penjelasan ilmiah mengenai manfaat ekstrak buah pare dalam merawat luka bakar, khususnya luka bakar derajat 2 dangkal, sehingga dapat menghemat biaya perawatan1.4.4 BAGI LEMBAGA RSPenelitian ini diharapkan dapat memberikan metode baru dalam perawatan luka bakar khususnya metode balutan primer

6