BAB I

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi virus dengue atau biasa dikenal dengan demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) dan dengue syok sindrom (DSS) telah menjadi masalah kesehatan global. Dalam tiga dekade terakhirn terjadi peningkatan angka kejadian penyakit tersebut diberbagai Negara yang dapat menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1% (WHO, 2011). Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis dengan sekitar 2,5 milyar penduduk yang mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit ini. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (CDC, 2010). Penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, 1

description

bab 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi virus dengue atau biasa dikenal dengan demam dengue (DD), demam

berdarah dengue (DBD) dan dengue syok sindrom (DSS) telah menjadi masalah

kesehatan global. Dalam tiga dekade terakhirn terjadi peningkatan angka kejadian

penyakit tersebut diberbagai Negara yang dapat menimbulkan kematian sekitar kurang

dari 1% (WHO, 2011).

Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis dengan

sekitar 2,5 milyar penduduk yang mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit ini. Data

dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah

penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun

2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara

dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (CDC, 2010).

Penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin

bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di

Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968,

dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka

Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh

Indonesia (CDC, 2010).

Oleh karena itu, kasus infeksi virus dengue ini termasuk dalam kasus dengan area

kompetensi 4A, dimana dokter mampu membuat diagnosa klinik dan melakukan

penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas, dan kompetensi ini dicapai

pada saat lulus dokter.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penyusun mengangkat kasus ini sebagai

bahan pembelajaran dalam upaya menambah wawasan dalam penegakan diagnosis dan

penanganan penyakit infeksi virus dengue khususnya pada anak.

1.2. Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan infeksi virus dengue?

1

Page 2: BAB I

1.2.2. Bagaimana epidemiologi dari infeksi virus dengue?

1.2.3. Apa etiologi dari infeksi virus dengue?

1.2.4. Bagaimana cara mendiagnosis demam berdarah dengue?

1.2.5. Bagaimana terjadinya penularan infeksi virus dengue?

1.2.6. Bagaimana patofisiologi dari infeksi virus dengue?

1.2.7. Bagaimana penatalaksanaan infeksi virus dengue?

1.2.8. Bagaimana manifestasi klinis dari infeksi virus dengue?

1.2.9. Apa saja komplikasi dari infeksi virus dengue?

1.2.10. Bagaimana prognosa infeksi virus dengue?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui diagnosis demam berdarah dengue

1.3.2. Untuk mengetahui patofisiologi dari infeksi virus dengue

1.3.3. Untuk mengetahui penatalaksanaan demam berdarah dengue

1.3.4. Untuk mengetahui komplikasi dari infeksi virus dengue

1.3.5. Untuk mengetahui prognosa infeksi virus dengue

1.4. Manfaat

1.4.1. Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu

kesehatan anak pada khususnya.

1.4.2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

kepaniteraan klinik bagian ilmu kesehatan anak.

2